tip consultansi

4
Divisi Pusat Konseling (Counseling Centre) Divisi ini memberikan layanan responsif terutama untuk mengatasi masalah yang harus segera diatasi. Layanan responsif merupakan respon terhadap berbagai kebutuhan dan tuntutan masalah individual yang datang tiba-tiba. Konselor telah menempuh latihan khusus dan memiliki beberapa keterampilan yang diperlukan dalam penanganan kebutuhan-kebutuhan urusan mahasiswa yang mendadak. Tanggungjawab konselor termasuk di dalamnya penyelenggaraan konseling individual dan kelompok, konsultasi, penyebaran informasi, intervensi terhadap krisis dan pengalih-tanganan. Komponen layanan tersebut menyokong komponen kurikulum bimbingan dan perencanaan individual. Kebutuhan masalah mahasiswa yang mendadak direspon oleh konselor melalui berbagai strategi, diantaranya melalui aktivitas konseling individual dan kelompok, konsultasi, pengalih-tanganan kepada profesional lain, intervensi terhadap krisis dan resolusi konflik. 1. Konseling Individual Konselor mengajak mahasiswa per orangan dalam perundingan untuk menilai dan mengklarifikasi berbagai kerisauan dan/atau situasi yang bersifat problematik. Mahasiswa, konselor, orang tua atau staff pengajar/karyawan mungkin juga memprakarsai terlaksananya konseling. Dalam hal ini, konselor sekolah menampilkan reaksi terhadap kerisauan yang muncul melalui pengambilan tindakan dengan cara-cara yang tepat melalui konseling berlanjut, pengalih-tanganan mahasiswa kepada staf pendukung lainnya atau agen masyarakat, serta melalui penyebaran informasi. Di antara isu yang paling penting diperhatikan adalah tentang kerahasiaan dan kewajiban untuk melaporkan berbagai temuan ataupun pikiran yang berkaitan dengan pembunuhan, kasus yang diduga sebagai kekejaman dan perlakuan kasar atau kekerasan. Untuk itu, konselor hedaknya bertindak sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ada serta hukum yang berlaku.

Upload: sugeng

Post on 20-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

e book consultasi

TRANSCRIPT

Page 1: tip consultansi

Divisi Pusat Konseling (Counseling Centre)Divisi ini memberikan layanan responsif terutama untuk mengatasi masalah yang harus segera diatasi. Layanan responsif merupakan respon terhadap berbagai kebutuhan dan tuntutan masalah individual yang datang tiba-tiba. Konselor telah menempuh latihan khusus dan memiliki beberapa keterampilan yang diperlukan dalam penanganan kebutuhan-kebutuhan urusan mahasiswa yang mendadak. Tanggungjawab konselor termasuk di dalamnya penyelenggaraan konseling individual dan kelompok, konsultasi, penyebaran informasi, intervensi terhadap krisis dan pengalih-tanganan. Komponen layanan tersebut menyokong komponen kurikulum bimbingan dan perencanaan individual.Kebutuhan masalah mahasiswa yang mendadak direspon oleh konselor melalui berbagai strategi, diantaranya melalui aktivitas konseling individual dan kelompok, konsultasi, pengalih-tanganan kepada profesional lain, intervensi terhadap krisis dan resolusi konflik.

1. Konseling IndividualKonselor mengajak mahasiswa per orangan dalam perundingan untuk menilai dan mengklarifikasi berbagai kerisauan dan/atau situasi yang bersifat problematik. Mahasiswa, konselor, orang tua atau staff pengajar/karyawan mungkin juga memprakarsai terlaksananya konseling. Dalam hal ini, konselor sekolah menampilkan reaksi terhadap kerisauan yang muncul melalui pengambilan tindakan dengan cara-cara yang tepat melalui konseling berlanjut, pengalih-tanganan mahasiswa kepada staf pendukung lainnya atau agen masyarakat, serta melalui penyebaran informasi. Di antara isu yang paling penting diperhatikan adalah tentang kerahasiaan dan kewajiban untuk melaporkan berbagai temuan ataupun pikiran yang berkaitan dengan pembunuhan, kasus yang diduga sebagai kekejaman dan perlakuan kasar atau kekerasan. Untuk itu, konselor hedaknya bertindak sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ada serta hukum yang berlaku.

2. Tim Penanggulangan KrisisPada beberapa kasus yang melibatkan seluruh mahasiswa, konselor dapat menghubungi tim penanggulangan krisis yang lebih ahli. Tim bentukan ini terdiri dari personil pendukung dari tim UPT LBK dan warga masyarakat menyusul tersusunnya rencana untuk menangani situasi sesegera mungkin. Krisis yang dimaksud meliputi kematian salah satu mahasiswa atau staf pengajar/karyawan, tindakan kekerasan atau bencana yang menghadang warga masyarakat. Tugas konselor PT sebagai salah seorang anggota tim juga salah satunya menyelenggarakan konseling individual dan/atau kelompok.

3. Resolusi Konflik dan Konferensi KasusKonselor menyikapi ketidaksepakatan di antara dua/lebih orang melalui suatu proses mediasi. Proses tersebut mungkin berupa pengalihtanganan yang diprakarsai sendiri oleh konselor atau juga diupayakan oleh staff pengajar/karyawan, mahasiswa maupun orang tua. Berbagai teknik yang digunakan termasuk klarifikasi persoalan, eksplorasi perasaan dan kebutuhan mahasiswa, pemaparan bermacam alternatif dan konsekuensi perilaku serta pengembangan suatu rencana tindakan yang dapat di pertanggungjawabkan kepada dua belah pihak yang terlibat. Perlu juga dilangsungkan sebuah babak konseling tindak-lanjut yang ditujukan untuk menilai luaran (outcome) proses tersebut.

Page 2: tip consultansi

4. Mediasi Teman SebayaMediasi teman sebaya dalam konflik mahasiswa dapat menjadi penyerta tercapainya efektifitas program konseling, terutama apabila diimbangi dengan satuan layanan konseling tentang resolusi konflik yang diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa. Mediatorteman-sebaya yang terlatih dapat mempergunakan keterampilan komunikasi dan teknik-teknik penuntasan masalah yang sudah dipelajarinya kepada seluruh mahasiswa sebagai bantuan dalam penyelesaian bermacam isu yang semakin sering mencuat pada semua tingkatan pendidikan.

5. Konseling Jangka-PendekKonselor sekolah menyelenggarakan konseling jangka-pendek untuk para mahasiswa yang merisaukan isu-isu spesifik yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan perkembangan. Mahasiswa, orang tua atau staf pengajar/karyawan juga dapat memprakarsai terselenggaranya konseling. Di antara macam kebutuhan tersebut mungkin berkaitan dengan kemajuan akademik, harga-diri, keterampilan komunikasi, hubungan teman sebaya atau penyesuaian terhadap kampus. Setelah melalui beberapa babak konseling, konselor melakukan analisis terhadap kemajuan dan merujukkan mahasiswa kepada staf pengajar/karyawan dan/atau beberapa agen masyarakat.

6. Konseling KelompokKonselor memandu kelompok kecil mahasiswa dalam mendiskusikan suatu isu yang biasa/sama dialami semua anggota kelompok. Beberapa isu tersebut mungkin terkait dengan kematian, keterampilan komunikasi, hubungan pertemanan sebaya, performa akademik, resolusi konflik dan/atau penyalahgunaan hak/kepemilik-an/wewenang/kekayaan/amanat. Konseling kelompok biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang singkat. Konselor perlu akrab dengan atau menerapkan keterampilan pengolahan kelompok yang tepat termasuk urusan yang berkaitan dengan kerahasiaan.

7. Program Fasilitasi/Advokasi Teman SebayaKonselor menyelenggarakan pelatihan dan pengawasan bagi para mahasiswa yang lolos seleksi untuk melakukan bantuan dan pendampingan bagi rekan sesama mahasiswa yang membutuhkan. Fasilitasi teman sebaya terutama dapat bermanfaat di tingkatan perguruan tinggi. Isu tentang kerahasiaan dan kewajiban melaporkan beberapa persoalan yang perlu diperhatikan merupakan hal esensial yang harus dieksplorasi secara seksama dalam program fasilitasi teman sebaya. Oleh karena itu fasilitasi teman sebaya dapat menjadi sokongan efektifitas program konseling.

8. Model Asistensi MahasiswaKonselor memainkan peran integral sebagai salah satu dari anggota Student Assistant Team (SAT), yang terdiri dari beberapa perwakilan pimpinan , guru, konselor dan staff karyawan pendukung. Konselor juga dapat mengalih-tangankan mahasiswa pada tim pengamat/peneliti perilaku untuk persoalan seputar kemerosotan dalam performa akademik, perubahan perilaku atau cara bertindak secara mendadak, ataupun ledakan emosi yang sering muncul. Di samping itu, konselor juga dapat menghimpun data dan membantu mahasiswa untuk mengembangkan rencana-rencana tindakan. Sebagai akibat dari tersusunnya rencana tindakan, konselor dapat memandu kelompok dalam pertemuan-pertemuan jangka-pendek, menyelenggarakan konseling individual, menjalankan fungsi sebagai manajer kasus mahasiswa atau mengalih-tangankan mahasiswa pada sistem pendukung yang lain.

Page 3: tip consultansi

9. Pengalih-tanganan (Referal)Konselor memanfaatkan jasa dan sumber profesional lain di kampus maupun masyarakat untuk mengalih-tangankan mahasiswa dan orang tua apabila memang tepat. Jasa-jasa tersebut dapat ditujukan pada kebutuhan akademik, sosial, ekonomi, keluarga atau kesehatan mental. Konselor juga dapat memprakarsai rapat-rapat, pertemuan tim dan konferensi orang tua/guru. Selain itu, pengalih-tanganan dapat disampaikan pada agensi kesehatan mental untuk beberapa persoalan semacam penyalahgunaan hak/amanat/wewenang/kepemilikan/kekayaan, kecenderungan membunuh, depresi, persoalan keselamatan atau tindak kekerasan terhadap orang lain.

10. KonsultasiKonselor menghimpun informasi tentang latar belakang mahasiswa dan mengonsultasikannya pada orang tua/wali kelas dan staf karyawan/pimpinan demi pemeliharaan sukses akademik dan kesehatan emosional mahasiswa. Selama konsultasi berlangsung, beberapa strategi dieksplorasi dan diimplementasikan dengan memfokuskan pada perumusan intervensi yang sesuai.