tinjauanpustakacerebrovascularaccidentcva_ah.docx

13
1 Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com Konsep Teori Cerebro Vascular Accident (CVA) (upload abrahamhealth.blogspot.com) 1. Definisi Sinonim Cerebro Vaskular Accident (CVA) : a) Gangguan Pembuluh Darah Otak (GPDO), b) Cerebro Vascular Disease (CVD) c) Stroke Cerebro Vaskular Accident (CVA) merupakan suatu kondisi kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke bagian otak (Brunner & Suddarth, 2000: 94) CVA merupakan suatu kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak (Doengoes, 2000: 290). Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma) (Lynda Juall Carpenito, 1995). Menurut WHO stroke adalah adanya defisit neurologis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. 2. Etiologi Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain:

Upload: alif-rusdi

Post on 12-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TinjauanPustakaCerebroVascularAccidentCVA_AH.docx

1

Konsep TeoriCerebro Vascular Accident (CVA)

(upload abrahamhealth.blogspot.com)

1. Definisi Sinonim Cerebro Vaskular Accident (CVA) :

a) Gangguan Pembuluh Darah Otak (GPDO),b) Cerebro Vascular Disease (CVD)c) Stroke

Cerebro Vaskular Accident (CVA) merupakan suatu kondisi kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke bagian otak (Brunner & Suddarth, 2000: 94)

CVA merupakan suatu kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak (Doengoes, 2000: 290).

Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma) (Lynda Juall Carpenito, 1995).

Menurut WHO stroke adalah adanya defisit neurologis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

2. Etiologi Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain:

a) Thrombosis Cerebral.Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis

Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com

Page 2: TinjauanPustakaCerebroVascularAccidentCVA_AH.docx

2

biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah thrombosis. Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :

1) AtherosklerosisAtherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.

2) Hiperkoagulasi pada polisitemiaDarah bertambah kental, peningkatan viskositas/hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.

3) Arteritis (radang pada arteri)b) Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan di bawah ini dapat menimbulkan emboli :

1) Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD).

2) Miokard infark.3) Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk

pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.

4) Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.

c) HaemorhagicPerdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hipertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.

3. Menurut Smeltzer, 2002 faktor resiko yang dapat menyebabkan stroke yaitu:

Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com

Page 3: TinjauanPustakaCerebroVascularAccidentCVA_AH.docx

3

Hipertensi.Merupakan factor resiko utama. Pengendalian hipertensi adalah kunci utama mencegah stroke. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang potensial. Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka timbullah perdarahan otak dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel – sel otak akan mengalami kematian.

Penyakit kardiovaskuler.Embolisme serebral yang berasal dari jantung, penyakit arteri koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas irama (khususnya fibrasi atrium), penyakit jantung kongestif. Berbagai penyakit jantung berpotensi untuk menimbulkan stroke. Faktor risiko ini akan menimbulkan hambatan/sumbatan aliran darah ke otak karena jantung melepas gumpalan darah atau sel – sel/jaringan yang telah mati ke dalam aliran darah. Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak. Disamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah.

Kolesterol tinggi.Meningginya angka kolesterol dalam darah, terutama low density lipoprotein (LDL), merupakan faktor risiko penting untuk terjadinya arteriosklerosis (menebalnya dinding pembuluh darah yang kemudian diikuti penurunan elastisitas pembuluh darah). Peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL (High Density Lipoprotein) merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner.

Infeksi.Peradangan juga dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah, terutama yang menuju otak. Yang mampu berperan sebagai faktor risiko stroke adalah tuberkulosis, malaria, lues, leptospirosis, dan infeksi cacing.

Obesitas.Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung. Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya pembuluh darah otak.

Peningkatan hemotokrit meningkatkan resiko infark serebral. Diabetes, Terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat

aliran darah.Diabetes Mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter pembuluh darah tadi dan penyempitan tersebut kemudian akan mengganggu kelancaran aliran ke otak, yang pada akhirnya akan menyebabkan infark sel – sel otak.

Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com

Page 4: TinjauanPustakaCerebroVascularAccidentCVA_AH.docx

4

Kontrasepsi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan estrogen tinggi).

Merokok.Merokok merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya infark jantung. Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis.

Usia.Merupakan faktor resiko independen terjadinya strok, dimana refleks sirkulasi sudah tidak baik lagi.

Penyalahgunaan obat (kokain). Konsumsi alkohol. Faktor keturunan/genetic.

4. Manifestasi klinis Menurut Hudak dan Gallo dalam bukunya Keperawatan Kritis: Pendekatan

Holistik (1996: 258-260), terdapat manifestasi akibat stroke, yaitu:a. Defisit Motorik

Hemiparese, hemiplegia Distria (kerusakan otot-otot bicara) Disfagia (kerusakan otot-otot menelan)

b. Defisit Sensori Defisit visual (umum karena jaras visual terpotong sebagian

besar pada hemisfer serebri) Hemianopsia homonimosa (kehilangan pandangan pada

setengah bidang pandang pada sisi yang sama) Diplopia (penglihatan ganda) Penurunan ketajaman penglihatan

Tidak memberikan atau hilangnya respon terhadap sensasi superfisial (sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin)

Tidak memberikan atau hilangnya respon terhadap proprioresepsi (pengetahuan tentang posisi bagian tubuh)

c. Defisit Perseptual (Gangguan dalam merasakan dengan tepat dan menginterpretasi diri dan/atau lingkungan) Gangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau menyangkal

terhadap ekstremitas yang mengalami paralise, kelainan unilateral).

Disorientasi (waktu, tempat, orang). Apraksia (kehilangan kemampuan untuk menggunakan obyek-

obyek dengan tepat). Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan

melalui indera). Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruang,

memperkirakan ukurannya dan menilai jauhnya.

Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com

Page 5: TinjauanPustakaCerebroVascularAccidentCVA_AH.docx

5

Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat.

Disorientasi kanan kiri.d. Defisit Bahasa/Komunikasi

Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-pola bicara yang dapat difahami), dapat berbicara dengan menggunakan respons satu kata.

Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan - mampu untuk berbicara, tetapi menggunakan kata-kata dengan tidak tepat dan tidak sadar tentang kesalahan ini).

Afasia global (kombinasi afasia ekspresif dan reseptif) – tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat.

Aleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan).

Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide dalam tulisan).

e. Defisit Intelektual Kehilangan memori Rentang perhatian singkat Peningkatan distraktibilitas (mudah buyar) Penilaian buruk Ketidakmampuan untuk mentransfer pembelajaran dari satu

situasi ke situasi yang lain Ketidakmampuan untuk menghitung, memberi alasan atau

berpikir secara abstrakf. Disfungsi Aktivitas Mental dan Psikologis

Labilitas emosional (menunjukkan reaksi dengan mudah atau tidak tepat)

Kehilangan kontrol diri dan hambatan sosial Penurunan toleransi terhadap stres Ketakutan, permusuhan, frustasi, marah Kekacauan mental dan keputusasaan Menarik diri, isolasi Depresi

g. Gangguan Eliminasi (Kandung kemih dan usus) Lesi unilateral karena stroke mengakibatkan sensasi dan

kontrol partial kandung kemih, sehingga klien sering mengalami berkemih, dorongan dan inkontinensia urine.

Jika lesi stroke ada pada batang otak, maka akan terjadi kerusakan lateral yang mengakibatkan neuron motorik bagian atas kandung kemih dengan kehilangan semua kontrol miksi.

Kemungkinan untuk memulihkan fungsi normal kandung kemih sangat baik.

Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com

Page 6: TinjauanPustakaCerebroVascularAccidentCVA_AH.docx

6

Kerusakan fungsi usus akibat dari penurunan tingkat kesadaran, dehidrasi dan imobilitas.

Konstipasi dan pengerasan feses.h. Gangguan Kesadaran

5. KlasifikasiMenurut WHO, CVA terbagi atas dua kelompok besar, yakni:A. CVA Infark (Stroke Non Haemorraghi)

1) Definisi CVA infark adalah penyumbatan pembuluh darah otak akibat

lepasnya embolus dan jantung ke sumber lain. Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral,

biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.

2) CVA Infark gejala klinis antara lain : Permulaan akut atau sub akut Saat kejadian tergantung dari asal emboli Kesadaran baik atau sedikit menurun Nyeri kepala bisa adanya oedema CT-Scan tampak adanya oedema Pungsi lumbal tekanan, warna, jernih, jumlah sel eritrosit sedang

3) Penatalaksanaan CVA Infark dan terapi. Penatalaksanaan medis (Arif Mansjoer, 2000)

a) Membatasi atau memulihkan infark akut yang sedang berlangsung dengan menggunakan trombolisis dengan rt-PA (recombinant tissue – Plasminogen Activator).

b) Mencegah perburukan neurologis :1. Edema yang progresif dan pembengkakan

akibat infark yaitu terapi dengan manitol.2. Ekstensi teritori infark yaitu dengan pemberian

heparin.3. Konversi hemorargik yaitu jangan memberikan

anti koagulan.c) Mencegah stroke berulang dini yaitu dengan heparin.

Penatalaksanaan KeperawatanPenatalaksanaan keperawatan pada klien dengan stroke infark bertujuan untuk mencegah keadaan yang lebih buruk dan komplikasi yang dapat ditimbulkan. Untuk itu dalam merawat pasien stroke perlu diperhatikan faktor-faktor kritis seperti mengkaji status pernafasan, mengobservasi tanda-tanda vital,

Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com

Page 7: TinjauanPustakaCerebroVascularAccidentCVA_AH.docx

7

memantau fungsi usus dan kandung kemih, melakukan kateterisasi kandung kemih, dan mempertahankan tirah baring.

Penatalaksanaan DietPenatalaksanaan nutrisi yang dianjurkan pada klien dengan stroke infark yaitu dengan memberikan makanan cair agar tidak terjadi aspirasi dan cairan hendaknya dibatasi dari hari pertama setelah cedera serebrovaskuler (CVA) sebagai upaya untuk mencegah edema otak, serta memberikan diet rendah garam dan hindari makanan tinggi lemak dan kolesterol.

B. CVA Bleeding (Stroke Hemorraghic)1) Definisi

CVA Bleeding adalah perdarahan yang disebabkan oleh karena pecahnya arteri, pembuluh darah kapiler atau vena dalam parenkim otak oleh karena lemahnya pembuluh darah akibat hipertensi dan arterio sklerosis.

Merupakan suatu perdarahan serebral dan dapat mungkin perdarahan sub arachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.

Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. (Djoenaidi Widjaja et. al, 1994).

2) CVA Bleeding gejala klinis antara lain : Tidak ada TIA (Transient Ischemic Attak) Gejala awal biasanya pada waktu melakukan kegiatan. Sakit kepala kadang – kadang hebat

Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com

Page 8: TinjauanPustakaCerebroVascularAccidentCVA_AH.docx

8

Perubahan yang cepat dari defisit neurologis termasuk penurunan tingkat kesadaran sampai koma, biasanya terdapat hipertensi baik sedang maupun berat.

CT-Scan tampak jelas adanya perdarahan Lequor cerebri spinalis berdarah.

3) Penatalaksanaan CVA Bleeding Observasi tanda – tanda vital Observasi kesadaran dengan GCS dan tanda-tanda TIK

meningkat. Keseimbangan cairan dan elektrolit Lakukan rehabilitasi medik secepat mungkin Kandung kemih Kulit hati – hati terjadi dekubitas.

Tabel 2. Perbedaan antara CVA infark dan CVA Bleeding sebagai berikut:

Gejala (anamnesa) Infark PerdarahanPermulaan (awitan)Waktu (saat “serangan”)PeringatanNyeri KepalaKejangMuntahKesadaran menurun

Sub akut/kurang mendadakBangun pagi/istirahat+ 50% TIA+/---Kadang sedikit

Sangat akut/mendadakSedang aktifitas-++++++++

Koma/kesadaran menurunKaku kudukKernigpupil edemaPerdarahan RetinaBradikardiaPenyakit lain

+/-----hari ke-4Tanda adanya aterosklerosis di retina, koroner, perifer. Emboli pada ke-lainan katub, fibrilasi, bising karotis

++++++++sejak awalHampir selalu hypertensi, aterosklerosis, HHD

Pemeriksaan:Darah pada LPX foto Skedel

Angiografi

-+

Oklusi, stenosis

+Kemungkinan pergeseran glandula pinealAneurisma. AVM. massa intra hemisfer/ vaso-spasme.

Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com

Page 9: TinjauanPustakaCerebroVascularAccidentCVA_AH.docx

9

CT Scan

Opthalmoscope

Lumbal pungsiTekananWarnaEritrositArteriografiEEG

Densitas berkurang(lesi hypodensi)

Crossing phenomenaSilver wire art

NormalJernih< 250/mm3

oklusidi tengah

Massa intrakranial densitas bertambah.(lesi hyperdensi)Perdarahan retina atau corpus vitreum

MeningkatMerah>1000/mm3

ada shiftshift midline echo

6. Komplikasi

Hipoksia Kekakuan sendi Lumpuh

7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan radiologis

1) CT scan :untuk menentukan infark ataupun perdarahan2) MRI :untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik3) Angogravi serebral: untuk mencari gambar perdarahan seperti

aneurisma/malformasi vesikuler4) Pemeriksaan foto torak: dapat memperlihatkan keadaan jantung

apakah terjadi pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda klinis pada penderita stroke.

Pemeriksaan laboratorium1) Pungsi lumbal

Pemeriksaan liquor yang merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang kecil biasanya warna liquor masih normal sewaktu hari-hari pertama.

2) Pemeriksaan darah kimiaPada stroke akut biasanya terjadi hiperglikemi, gula darah mencapai >200 mg dalam serum dan kemudian berangsur-angsur kembali.

Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com

Page 10: TinjauanPustakaCerebroVascularAccidentCVA_AH.docx

10Cerebro Vascular Accident (CVA) upload abrahamhealth.blogspot.com