tinjauan pustaka pulpitis

13
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang dapat disebabkan oleh karies yang sudah masuk ke dalam pulpa gigi, menyebabkan infeksi, atau saat patogen masuk ke dalam pulpa karena adanya fraktur pada gigi. (Menurut DUC HUU NGUYEN, DO. from University of California at Irvine Family Health Center, Anaheim, California dan JAMES T. MARTIN, Dr.rer.nat., College of Osteopathic Medicine of the Pacific, Western University of Health Sciences, Pomona, California.) 3.2 Klasifikasi Pulpitis Pada umumnya klasifikasi pulpitis adalah sebagai berikut: I. Berdasarkan lamanya perjalanan penyakit (Menurut Prof. Knap) : a. Pulpitis akut b. Pulpitis kronis II. Berdasarkan luasnya kerusakan pulpa : a. Pulpitis parsialis b. Pulpitis totalis III. Berdasarkan sifat eksudat:

Upload: galih-punya

Post on 26-Nov-2015

92 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pulpitis

TRANSCRIPT

Page 1: tinjauan pustaka pulpitis

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1  Definisi

Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang dapat disebabkan oleh karies

yang sudah masuk ke dalam pulpa gigi, menyebabkan infeksi, atau saat patogen

masuk ke dalam pulpa karena adanya fraktur pada gigi. (Menurut DUC HUU

NGUYEN, DO. from University of California at Irvine Family Health Center,

Anaheim, California dan JAMES T. MARTIN, Dr.rer.nat., College of Osteopathic

Medicine of the Pacific, Western University of Health Sciences, Pomona, California.)

3.2  Klasifikasi Pulpitis

Pada umumnya klasifikasi pulpitis adalah sebagai berikut:

I. Berdasarkan lamanya perjalanan penyakit (Menurut Prof. Knap) :

a. Pulpitis akut

b. Pulpitis kronis

II. Berdasarkan luasnya kerusakan pulpa :

a. Pulpitis parsialis

b. Pulpitis totalis

III. Berdasarkan sifat eksudat:

a.  Serosa

b.  Purulenta

IV.  Menurut Kantorowics :

a.       Pulpitis Clausa (Pulpa tertutup)

Hyperemia pulpa

Pulpitis simplex

Pulpitis purulent

b.      Pulpitis Aperta (Pulpa terbuka)

Page 2: tinjauan pustaka pulpitis

Pulpitis ulserosa

Pulpitis granulomatosa

3.3  Etiologi

Faktor-faktor penyebab kelainan pulpa dapat dibagi atas 2 kelompok besar

berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan prosedur dentistry (Tarigan, 2009):

I.     Penyebab yang tidak berhubungan dengan prosedur dentistry

a.       Bakteri

Penyebab utama karies adalah mikroorganisme beserta produk-produknya.

Menurut Branstorm dan Lind (1995) juga Langcland (1968), reaksi pulpa dapat

terjadi pada lesi dini dentin dan dengan berlanjutnya proses karies walaupun pulpa

belum terkena sel-sel inflamasi akan mengadakan penetrasi melalui dentin yang

terbuka, sehingga apabila karies sudah meluas mengenai pulpa maka terjadilah suatu

inflamasi yang kronis. Juga pada penyakit periodontal baik adanya saku yang dalam

maupun pada saku yang kurang dalam tetapi disertai saluran akar lateral dapat

menyebabkan inflamasi pulpa. Ada dugaan lain bahwa mikroorganisme dapat

mencapai pulpa melalui aliran darah.

Ada dua tipe mekanisme dari bakteri yang menyebabkan infeksi pada pulpa,

yaitu:

1.      Berasal dari toksin yang berhubungan dengan proses karies

2.      Berasal dari invasi kuman yang langsung masuk ke pulpa

Bakteri golongan anaerob gram negatif potensial menimbulkan pulpitis.

Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak menggunakan oksigen untuk pertumbuhan

dan metabolismenya, namun mendapatkan energi dari reaksi fermentasi. Bakteri

tersebut mengurangi kadar O2 untuk pertumbuhannya dan gagal tumbuh pada

permukaan media padat yang mengandung 10% CO2 pada lingkungan udaranya.

Bakteri anaerob ditemui pada seluruh bagian tubuh manusia, yakni di kulit,

permukaan mucosal, dan dalam konsentrasi tinggi pada mulut dan saluran

gastrointestinal sebagai bagian dari flora normal. Infeksi yang ditimbulkan oleh

Page 3: tinjauan pustaka pulpitis

bakteri anaerob seringkali terjadi secara polimikrobial, dimana bakteri tersebut

ditemukan bergabung dengan bakteri lain di rongga mulut (mix infection). Ciri khas

dari infeksi bakteri anaerob adalah adanya pembentukan pus/nanah yang berbau

busuk yang disebabkan oleh asam lemak rantai pendek dari metabolisme anaerob,

abses, dan kerusakan pada jaringan.

Bakteri anaerob penyebab infeksi pada rongga mulut:

Bacteroides

Prevotella

Fusobacteria

Clostridium

Streptococcus mutans

b.      Mekanis

Cedera terhadap pulpa oleh karena atrisi, abrasi atau trauma. Trauma dapat

terjadi karena jatuh atau pukulan pada wajah dengan atau tanpa disertai fraktur.

Apabila pulpa terbuka, kuman akan mengadakan penetrasi ke dalam dan

menyebabkan inflamasi pulpa. Sealin itu dapat juga terjadi kerusakan-kerusakan

karena banyak digunakan (atrisi, abrasi) serta karena perubahan-perubahan tekanan

udara (aerodalgia).

c.       Kimiawi

Kerusakan pulpa dapat disebabkan oleh erosi bahan-bahan yang bersifat asam

ataupun uap.

II.       Penyebab yang berhubungan dengan dentistry

a.       Mekanis

Pengambilan jaringan dentin selama preparasi kavitas dapat menyebabkan

cedera pulpa terutama pada pemakaian bor dengan kecepatan tinggi. Salah satu faktor

yang memegang peranan penting dalam cedera pulpa adalah kekebalan dentin,

dimana main dalam kavitas, iritasi akan makin besar. Dengan pendinginan /

semprotan air, kerusakan pulpa dapat lebih dihindari. Pada saat pembuangan jaringan

Page 4: tinjauan pustaka pulpitis

karies apabila pemakaian instrumen yang kurang hati-hati, kadang-kadang juga dapat

menyebabkan terbukanya pulpa yang diikuti dengan kontaminasi kuman.

Mikroorganisme juga dapat terdorong ke pulpa oleh karena tekanan selama preparasi

kavitas. Penyebab yang lain misalnya karena adanya restorsi yang menyebabkan

traumatik oklusi.

b.      Thermis

Cedera pulpa selama preparasi kavitas selain disebabkan oleh faktor mekanis

juga oleh faktor thermis kecuali gigi memperoleh pendinginan yang cukup oleh

semprotan air. Pemakaian bor intan biasanya lebih panas dibandingkan bor karbid.

Transmisi panas yang tinggi juga dapat terjadi sewaktu memoles restorsi logam atau

pemakaian pelapik / semen yang mempunyai reaksi eksotermis, terutama pada kavitas

yang dalam, mengerasnya semen - ada pembentukan panas. Pelapik yang tidak akurat

di bawah restorsi logam memungkinkan transmisi panas atau dingin ke pulpa.

c.       Kimiawi

Reaksi pulpa biasanya terjadi pada restorsi yang berkontak langsung dengan

dasar kavitas. Reaksi pulpa ini juga tergantung pada kedalaman kavitas. Bila kavitas

dangkal biasanya akan terbentuk dentin reparative, tetapi bila kavitas dalam

cenderung menyebabkan inflamasi pulpa. Iritasi kimia disebabkan antara lain oleh:

Semen silikat karena keasamannya

Semen seng fosfat karena keasamannya

Komposit

Akrilik karena toksisitasnya

Bahan sterilisasi (fenol, argentum nitrat)

3.4    Patogenesis Pulpitis

Patogenesis pulpitis diawali dari terjadinya karies yang disebabkan oleh daya

kariogenik dari bakteri yang timbul karena adanya produksi asam laktat akibat pH

cairan di sekitar gigi tersebut menjadi rendah atau bersifat asam. Kondisi tersebut

cukup kuat melarutkan mineral-mineral pada permukaan gigi, sehingga gigi menjadi

Page 5: tinjauan pustaka pulpitis

erosi. Jika karies sudah mencapai email-dentin, karies akan menyebar ke segala arah

dentin yang lebih luas, dan akhirnya sampai ke pulpa.

Setelah karies sampai ke pulpa, maka terjadilah proses inflamasi pada pulpa.

Kemudian, terjadi pelepasan histamin dan bradikinin yang menyebabkan vasodilatasi,

sehingga permeabilitas kapiler meninggkat, terjadi akumulasi PMN dan peningkatan

cairan interstitial di sekitar area inflamasi (edem lokal). Edem lokal ini menyebabkan

peningkatan tekanan di dalam pulpa sehingga dapat menekan syaraf-syaraf yang ada

di dalam pulpa dan jaringan sekitarnya. Gejala proses penekanan ini dapat

menyebabkan rasa nyeri ringan sampai sangat kuat tergantung keparahan

inflamasinya yang dipengaruhi juga oleh virulensi kuman, daya tahan tubuh, serta

pengobatan yang diberikan.

Pulpitis merupakan patofisiologi dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri telah

menggerogoti jaringan pulpa. Menurut Ingle, atap pulpa mempunyai persyarafan

terbanyak dibandingkan bagian lain pada pulpa. Jadi, saat melewati saraf yang

banyak ini, bakteri akan menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut (Tarigan.

2009).

Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut parsialis yang hanya mengenai

jaringan pulpa bagian kamar saja dan pulpitis akut totalis jika telah mengenai saluran

akar (canal) (Tarigan, 2009).

3.5    Manifestasi Klinis

o Rasa sakit spontan, terutama pada waktu tidur.

o Nyeri terlokalisir dengan baik, sehingga pasien dapat menunjukkan

gigi yang menjadi penyebab sakit.

o Nyeri pada rangsangan dingin,asam, manis dimana rasa nyeri terus

setelah rangsangan dihilangkan kadang-kadang sampai 15 menit.

Page 6: tinjauan pustaka pulpitis

3.6    Diagnosa

A. Keluhan Subjektif :

1. Nyeri pada dingin, kadang-kadang pada panas, pada makanan yang

asam atau manis, atau kalau pasien menghisap cavitas dengan pipi

atau lidah.

2. Nyeri berlangsung terus setelah rangsangan hilang, kadang-kadang

sampai 15 menit.

3. Nyeri spontan, terutama pada waktu tidur.

4. Sikap membungkuk, berbaring. Perubahan sikap badan

menyebabkan eksaserbasi dari nyerinya, karena kongesti

pembuluh-pembuluh darah dalam pulpa.

5. Nyerinya terlokalisir dengan baik, pasien dapat menunjukkan gigi

yang menjadi penyebab sakit.

B.       Diagnosis Objektif :

Terdapat suatu karies profunda, lapisan dentin tipis sekali di atas

pulpa atau ada tambahan logam atau silikat yang besar dan dalam.

Tes sondasi :

o Dengan sonde, pada gigi yang sakit dilakukan pemeriksaan

dari tepi caries sampai ke bagian tengah secara perlahan-lahan.

o Hasil : (+)

Tes perkusi :

o Dengan pangkal sonde, pasien kita ketok gigi yang sakit secara

ringan, lalu kita bandingkan dengan gigi yang lainnya.

o Hasil : (-)

Tes thermis :

Page 7: tinjauan pustaka pulpitis

o Dengan menggunakan rangsang dingin, kita tempelkan di gigi

yang sakit, lalu kita bandingkan dengan gigi yang lainnya.

Nyeri hilang jika rangsang dihentikan.

o Hasil : (+)

Tes Mobility:

o Dengan gagang sonde dan istrumen yang lain, gigi pasien yang

sakit kita gerakan dengan salah satu ujung instrument , lalu kita

lihat apakah ada pergeseran ke arah ujung instrument yang di

depannya.

o Hasil : (-)

C.    Diagnosis Banding

o Pulpitis kronis eksaserbasi akut

o Pulpitis acute totalis

3.7    Penatalaksanaan (Tarigan, 2009)

Penatalaksanaan seluruh kasus pulpitis adalah pemberian analgetik,

menghilangkan factor penyebab dengan pulpektomi, dan perawatan saluran akar.

A.    Medikamentosa

Pemberian antibiotik dan analgetik. Peradangan akan mereda jika

penyebabnya diobati. Analgesik adalah golongan obat yang dapat menghilangkan

rasa nyeri seperti nyeri kepala, gigi, dan sendi. Obat golongan analgesik umumnya

juga mempunyai efek antipiretik, yakni mampu menurunkan suhu tubuh, sehingga

biasa disebut obat golongan analgesik-antiperitik, seperti aspirin, parasetamol, dan

antalgin.

Page 8: tinjauan pustaka pulpitis

B.     Perawatan Pulpa

Perawatan saluran akar merupakan prosedur perawatan gigi yang bermaksud

mempertahankan gigi dan kenyamanannya agar gigi yang sakit dapat diterima secara

biologik oleh jaringan sekitarnya, tanpa simtom, dapat berfungsi kembali dan tidak

ada tanda-tanda patologik. Gigi yang sakit bila dirawat dan direstorasi dengan baik

akan bertahan seperti gigi vital selama akarnya terletak pada jaringan sekitarnya yang

sehat.

Pulpotomi

Pulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa pada bagian koronal gigi yang

telah mengalami infeksi, sedangkan jaringan pulpa yang terdapat dalam saluran akar

ditinggalkan. Atau dapat diartikan pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa, dengan

meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar (sulcus pulpa) dalam keadaan sehat

dan vital. Kemudian diikuti penempatan medikamen di atas orifice yang akan

menstimulasikan perbaikan atau memfiksasi sisa jaringan pulpa pada saluran akar.

3.8  Komplikasi

Komplikasi infeksi dari pulpitis meliputi periodontitis apical, periapikal abses,

selulitis dan osteomielitis tulang rahang. Penyebaran dari gigi maksila dapat

menyebabkan sinusitis purulen, meningitis, abses otak, selulitis orbital, dan trombosis

sinus cavernosus. Penyebaran dari gigi mandibula dapat menyebabkan Angina

Ludwig, abses parafaringeal, mediastinitis, pericarditis, empiema, dan

thrombophlebitis jugular.     

Page 9: tinjauan pustaka pulpitis

DAFTAR PUSTAKA

drg. Ny. M. Tjenol Poeger dkk, 1993. Prosedur Tetap Pelayanan Medis Penyakit

Gigi dan Mulut, Unit Pelayanan Fungsional/Laboratorium Ilmu Penyakit

Gigi dan Mulut RS DR. Kariadi/Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Semarang

Suryantoro, Rio, 2012. Pulpitis kronis. Dikutip dari [email protected]

Tarigan, Prof. DR. Drg. Rasinta. 2009. Perawatan Pulpa Gigi Endodonti

Edisi 2. Jakarta: EGC. 

Mansjoer, arif, dkk.2001.Kapita selekta kedokteran. FKUI. Edisi ketiga. Media

Aesculapius. Jakarta