tinjauan pustaka leukemia

71
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Medis 1. Definisi Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi dan Yuliani R, 2010 : hal. 160) Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan menyingkirkan sel darah lain. ( Corwin, 2009 : hal. 430) Leukemia adalah peningkatan jumlah sel darah putih yang abnormal di dalam sirkulasi darah. Hal ini disebabkan karena produksi sel darah putih yang tidak terkontrol disebabkan oleh mutasi yang

Upload: ayu-putri

Post on 21-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

TINJAUN PUSTAKA KTI LEUKEMIA

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Pustaka Leukemia

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis

1. Definisi

Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur

dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi dan Yuliani R, 2010 : hal.

160)

Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di

sumsum tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel

darah putih dengan menyingkirkan sel darah lain. ( Corwin, 2009 : hal.

430)

Leukemia adalah peningkatan jumlah sel darah putih yang

abnormal di dalam sirkulasi darah. Hal ini disebabkan karena produksi

sel darah putih yang tidak terkontrol disebabkan oleh mutasi yang

bersifat kanker pada sel mielogen atau sel limfogen (Guyton dan Hall,

2007).

Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah

berupa proliferasi patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh

adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah

Page 2: Tinjauan Pustaka Leukemia

2

normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain. (Arief Mansjoer,

dkk, 2002 : hal. 495)

Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah

putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang

normal (Smeltzer S C and Bare B.G, 2002 )

Leukemia merupakan suatu bentuk kanker yang timbul pada organ

pembentuk darah pada tubuh (limpa, sistem limfatik, sumsum tulang).

(Carpenito, 2000 : hal. 596)

Leukemia adalah nama kelompok penyakit maligna yang di

karakteristikkan oleh perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit

sirkulasi. Leukemia dihubungkan dengan pertumbuhan abnormal

leukosit yang menyebar mendahului sumsum tulang. Kata leukemia

diturunkan dari bahasa yunani “leukos” dan “aima” yang berarti putih

dan darah yang mengacu pada peningkatan abnormal leukosit.

( Tambayang, 2000, hal : 80)

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas maka penulis

berpendapat bahwa leukemia adalah penyakit yang progresif pada

organ pembentuk darah, yang ditandai dengan perubahan proliferasi

dan perkembangan leukosit dalam darah dan sumsum tulang.

Page 3: Tinjauan Pustaka Leukemia

3

2. Jenis Leukemia

Secara umum, leukemia diklasifikasikan menjadi jenis akut

(berkembang cepat) dan kronis (berkembang lebih lambat), meskipun

pada anak-anak sekitar 98% adalah Leukemia Akut. (Harold, 2005 :

hal. 95)

Adapun pembagian leukemia secara umum yaitu :

a. Acut Mielogenus Leukemia (AML) atau Leukemia Mielositik

Akut (LMA)

AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak

berdiferensiasi ke semua sel mieloid yaitu monosit, granulosit

(basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua

kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai

bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang

paling sering terjadi.

b. Cronis Mielogenus Leukemia (CML) atau Leukemia Mielositik

kronis (LMK)

CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem

mieloid. Namun, lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut,

sehingga penyakit ini lebih ringan. CML jarang menyerang

individu di bawah 20 tahun, namun insidensinya meningkat

sesuai pertambahan usia. Manifestasinya, mirip dengan

Page 4: Tinjauan Pustaka Leukemia

4

gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien

menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun. Peningkatan

leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa dan terjadi

pembesaran limpa.

c. Acut Limfositik Leukemia (ALL) atau Leukemia Limfositik akut

(LLA)

ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Paling sering

terjadi pada anak-anak, dengan laki-laki lebih banyak dibanding

perempuan, dengan puncak insiden pada usia 4 tahun. Setelah

usia 15, ALL jarang terjadi. Manifestasinya, limfosit immature

berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer,

sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

d. Cronis Limfositik Leukemia (CLL) atau Leukemia Limfositik

Kronis (LLK)

CLL merupakan kelainan ringan yang terutama mengenai

individu antara usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinisnya,

kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan baru

terdiagnosa pada saat pemeriksaan fisik atau penanganan

untuk penyakit lain. (Smeltzer, 2002 : hal. 954-955)

Page 5: Tinjauan Pustaka Leukemia

5

Gambar 2.1 perbandingan morfologik antara limfoblas dan mieloblas

A. Leukemia limfositk. Limfositk memiliki nucleolus lebih sedikit dari pada

mieloblas dan kromatin inti tampak lebih padat, granula sitoplasma

tidak ada.

B. Leukemia mieloblastik akut. Mieloblas memiliki kromatin inti yang

halus, nucleolus menonjol dan granula azurofilik di sitoplasma.

(Robbins, 2007. Hal : 476)

3. Anatomi dan Fisiologi

Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

mengandung elektrokit. Darah manusia berwarna merah, antara

merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila

kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh

hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. (Price, 2006)

Sel darah dibagi menjadi eritrosit (sel darah merah, normalnya 5

ribu per mm3 darah) dan lekosit (sel darah putih, normalnya 5000

Page 6: Tinjauan Pustaka Leukemia

6

sampai 10.000 per mm3 darah). Lekosit dapat berada dalam beberapa

bentuk, yaitu eosinofil, basofil, monosit, netrofil, dan limfosit. Selain itu

dalam suspensi plasma, ada juga fragmen-fragmen sel tak berinti yang

disebut trombosit (normalnya 150.000 sampai 450.000 trombosit per

mm3 darah). Komponen seluler darah ini normalnya menyusun 40%

sampai 45% volume darah. Fraksi darah yang di tempati oleh ertrosit

disebut hematokrit. (Smeltzer, 2001)

Volume darah manusia sekitar 7% sampai 10% berat badan

normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Darah bersirkulasi di dalam

sistem vaskuler dan berperan sebagai penghubung antara organ

tubuh, membawa oksigen yang diabsorbsi oleh paru dan nutrisi yang

diabsorbsi oleh traktus gastrointestinal ke sel tubuh untuk metabolisme

sel. (Smeltzer, 2001)

Darah juga mengangkut produk sampah yang dihasilkan oleh

metabolisme sel ke paru, kulit, dan ginjal yang akan ditransformasi dan

dibuang keluar dari tubuh. Darah juga membawa hormon dan antibodi

ke tempat sasaran atau tujuan. (Smeltzer, 2001)

Adapun pembagian sel darah, yaitu :

a. Eritrosit

Page 7: Tinjauan Pustaka Leukemia

7

Sel darah merah normalnya berbentuk cakram bikonkaf,

konfigurasinya mirip dengan bola lunak yang dipijat di antara dua jari.

Membran sel darah merah sangat tipis sehingga gas seperti oksigen

dan karbondioksida dapat dengan mudah berdifusi melaluinya. Sel

darah merah dewasa tersusun terutama oleh hemoglobin, yang

menyusun sampai 95% masa sel. Sel ini tidak mempunyai inti. Adanya

sejumlah besar hemoglobin memungkinkan sel ini menjalankan fungsi

utamanya yaitu transport oksigen antara paru dan jaringan. (Smeltzer,

2001)

b. Lekosit

Lekosit dibagi dalam dua kategori, yaitu granulosit dan sel

mononuklear (agranulosit). Lekosit dengan mudah dapat dibedakan

dari eritrosit dengan adanya inti, ukurannya yang besar dan perbedaan

kemampuan mengikat warna.

Granulosit dibagi dalam tiga sub grup, yang ditandai dengan

perbedaan mengikat warna, yaitu eosinofil, basofil, dan netrofil.

Eosinofil memiliki granula berwarna merah terang dalam

sitoplasmanya, sementara granula pada basofil berwarna biru,

sedangkan netrofil memiliki granula berwarna ungu pucat.

Lekosit mononuklear (agranulosit) terdiri atas dua, yaitu limfosit

dan monosit merupakan sel darah putih dengan inti satu lobus dan

Page 8: Tinjauan Pustaka Leukemia

8

sitoplasmanya bebas granula. Fungsi limfosit terutama menghasilkan

substansi yang membantu pada benda asing. (Smeltzer, 2001)

c. Trombosit

Trombosit merupakan partikel kecil yang terdapat dalam sirkulasi

plasma darah. Berperan penting dalam mengontrol perdarahan.

(Smeltzer, 2001)

4. Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor

predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :

a. Faktor virus, ada beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan

Leukemia, antara lain : retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1

pada dewasa.

b. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker

sebelumnya. Hal ini berdasarkan riset pada pegawai radiologi

yang ternyata lebih sering menderita Leukemia. Leukemia ini juga

ditemukan pada korban radiasi bom atom di Heroshima dan

Nagasaki (Jepang).

c. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol,

fenilbutazon dan agen anti neoplastik.

Page 9: Tinjauan Pustaka Leukemia

9

d. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti

diethylstilbestrol.

e. Faktor herediter, Yang mana penderita Down Syndrom 20% lebih

besar akan terkena Leukemia daripada orang normal.

f. Kelainan kromosom : Sindrom Bloom’s, Trisomi 21 (Sindrom

Down’s), Trisomi G (Sindrom Klinefelter’s), Sindrom Fanconi’s,

Kromosom Philadelphia positif, Telangiektasis ataksia. (Suriadi &

Rita, 2010 : hal. 161)

Faktor resiko untuk leukemia antara lain adalah predisposisi

genetik yang digabungkan dengan inisiator (mutasi) yang diketahui

atau tidak diketahui. Saudara kandung dari anak yang menderita

leukemia memiliki kecenderungan 2 sampai 4 kali lipat untuk

mengalami penyakit ini dibandingkan anak-anak lain. Pajanan

terhadap radiasi, beberapa jenis obat yang menekan sumsum tulang

dan berbagai obat kemoterapi telah dianggap meningkatkan resiko

leukemia. Agen-agen berbahaya di lingkungan juga diduga dapat

menjadi faktor resiko.

Riwayat penyakit sebelumnya yang berkaitan dengan

hematopoiesis (pembentukan sel darah) telah terbukti meningkatkan

resiko leukemia. Penyakit-penyakit tersebut antara lain penyakit

Page 10: Tinjauan Pustaka Leukemia

10

limfoma hodgkin, mieloma multiple, polisitemia vera, anemia

sideroblastik, dan sindrom mielodisplastik.

5. Gambaran Klinis

Leukemia akut memperlihatkan gejala klinis yang mencolok.

Leukemia kronis berkembang secara lambat dan mungkin hanya

memperlihatkan sedikit gejala sampai stadium lanjut, yaitu :

a. Kepucatan dan rasa lelah akibat anemia.

b. Infeksi berulang akibat penurunan sel darah putih.

c. Perdarahan dan memar akibat trombositopenia dan gangguan

koagulasi, dapat berupa ekimosis, petekia, epistaksis, perdarahan

gusi dan sebagainya.

d. Nyari tulang akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang

menyebabkan peningkatan tekanan dan kematian sel. Tidak

seperti nyeri yang semakin meningkat, nyeri tulang berhubungan

dengan leukemia biasanya bersifat progresif.

e. Penurunan berat karena berkurangnya nafsu makan dan

peningkatan konsumsi kalori oleh sel-sel neoplastik.

f. Limfadenopati, splenomegali, dan hepatomegali akibat infiltrasi sel

leukemik ke organ-organ limfoid dapat terjadi.

g. Gejala sistem saraf pusat dapat terjadi.

(Corwin, 2009 : hal. 430)

Page 11: Tinjauan Pustaka Leukemia

11

Adapun manifestasi klinik lainnya yang sering dijumpai pada

penyakit leukemia adalah sebagai berikut :

a. Pilek tidak sembuh-sembuh

b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi

c. Demam dan anoreksia

d. Berat badan menurun

e. Petechiae (bintik merah)

f. Nyeri pada tulang dan persendian

g. Nyeri abdomen

h. Lymphadenopathy

i. Hepatosplenomegaly

j. Abnormal WBC

(Suriadi & Rita Yuliani, 2010 : hal. 162)

6. Patofisiologi

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit yang menyerang

sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (Bone

Marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia

memproduksi tiga tipe sel darah yang diantaranya adalah sel darah

putih (yang berfungsi sebagai sistem imun / daya tahan tubuh

terhadap infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen

Page 12: Tinjauan Pustaka Leukemia

12

kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu

proses pembekuan darah).

Leukemia diduga mulai sebagai suatu proliferasi lokal dari sel

neoplastik, timbul dalam sumsum tulang dan limfe noduli (dimana

limfosit terutama dibentuk) atau dalam lien, hepar dan tymus. Sel

neoplastik ini kemudian disebarkan melalui aliran darah yang

kemudian tersangkut dalam jaringan pembentuk darah dimana terus

terjadi aktifitas proliferasi, menginfiltrasi banyak jaringan tubuh,

misalnya tulang dan ginjal. Gambaran darah menunjukan sel yang

imatur. Lebih sering terdapat pada limfosit dan kadang-kadang

mieloblast.

Page 13: Tinjauan Pustaka Leukemia

13

Gambar 2.2

a. Leukemia adalah kanker jaringan yang menghasilkan sel darah

putih (leukosit). Dihasilkan leukosit yang imatur atau abnormal

dalam jumlah berlebihan dan leukosit- leukosit tersebut melakukan

invasi ke berbagai organ tubuh. Sel-sel leukemik berinfiltrasi ke

dalam sumsum tulang, mengganti unsur-unsur sel yang normal.

Akibatnya, timbul anemia dan dihasilkan sel darah merah dalam

jumlah yang tidak mencukupi. Timbul perdarahan akibat

menurunnya jumlah trombosit yang bersirkulasi. Adanya infiltrasi

pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati,

limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian. Infeksi juga terjadi lebih

sering karena berkurangnya jumlah leukosit normal. (Cecily &

Linda, 2009 : hal. 377)

Page 14: Tinjauan Pustaka Leukemia

14

Gambar 2.3

7. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik

a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan

CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki prognosis

paling baik.

b. Jumlah leukosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis

kurang baik pada anak semua umur.

c. Fungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat.

d. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.

Page 15: Tinjauan Pustaka Leukemia

15

e. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat

diagnosis.

f. Pemantauan tulang atau survei kerangka untuk mengkaji

keterlibatan tulang.

g. Pemantauan ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.

h. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.

( Cecily Lynn Betz, 2009).

8. Penatalaksanaan Medis

Penanganan dan pengobatan Leukemia dapat dilakukan dengan

cara single atau gabungan dari beberapa metode dibawah ini :

a. Chemotherapy / intrathecal medications.

b. Therapy Radiasi (metode ini sangat jarang dilakuikan).

c. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang).

d. Pemberian obat – obatan tablet dan suntik.

e. Transfusi sel darah merah atau Platelet.

Sedangkan sistem terapi yang sering digunakan adalah kombinasi

antara kemoterapi dan pemberian obat – obatan yang berfokus pada

pemberhentian produksi sel darah putih yang tidak normal dalam bone

marrow (sumsum tulang). Selanjutnya adalah penanganan terhadap

Page 16: Tinjauan Pustaka Leukemia

16

beberapa gejala dan tanda – tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh

penderita dengan monitor yang komprehensive.

Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis

obat yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri

dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi

(kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens

kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Terapi intensif

diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk

mencegah keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi

untuk mencegah penyakit SSP sangat penting untuk dilakukan. Terapi

rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk

memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia

anak-anak adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik),

asparaginase (menurunkan kadar asparagin, asam amino yang

diperlukan untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit),

merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan

leukemia granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat),

dan daunorubisin (menghambat pembelahan sel selama pengobatan

leukemia akut). (Betz, Cecily L. 2010. Hal : 380).

9. Komplikasi

Page 17: Tinjauan Pustaka Leukemia

17

Komplikasi yang dapat terjadi pada ALL, yaitu :

a. Gagal sumsum tulang

b. Infeksi

c. Hepatomegali

d. Splenomegali

e. Limfadenopati

Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada ANLL, yaitu :

a. Gagal sumsum tulang

b. Infeksi

c. Koagulasi intravascular diseminata (DIC)

d. Splenomegali

e. Hepatomegali

B. Konsep Dasar Keperawatan

Menurut American Nursing Association (ANA) proses keperawatan

adalah suatu metode yang sistematis yang diberikan kepada individu,

keluarga dan masyarakat dengan berfokus pada respon unik dari individu,

keluarga, dan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang potensial

maupun aktual. ( Marilynn E. Doengoes, 2000).

Page 18: Tinjauan Pustaka Leukemia

18

Di dalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari beberapa tahap

atau langkah-langkah proses keperawatan yaitu : pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan,

pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu

penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,

mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan

diagnosa keperawatan.

Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian asuhan keperawatan

anak adalah :

a. Biodata

1) Klien (nama, usia, jenis kelamin, agama, alamat, pendidikan,

tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnose medik)

2) Identitas orang tua (ayah dan ibu : nama, usia, pendidikan,

pekerajaan, agama, dan alamat)

3) Identitas saudara kandung (nama, usia, hubungan, status

kesehatan)

b. Keluhan Utama

Biasanya klien datang dengan keluhan pucat

c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Page 19: Tinjauan Pustaka Leukemia

19

Klien mengalami kepucatan dan rasa lelah akibat anemia. Hal

tersebut disebabkan karena leukosit yang dihasilkan, imatur

atau abnormal dalam jumlah berlebihan dan leukosit- leukosit

tersebut melakukan invasi ke berbagai organ tubuh. Sel-sel

leukemik berinfiltrasi ke dalam sumsum tulang, mengganti

unsur-unsur sel yang normal. Akibatnya, timbul anemia dan

dihasilkan sel darah merah dalam jumlah yang tidak mencukupi.

Sehingga menyebabkan kepucatan.

2) Riwayat kesehatan masa lalu , Untuk usia 0-5 tahun

a) Prenatal Care

NO. USIA KEHAMILAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN

1.

2.

3.

Trimester

Pertama

Triwulan pertama

Triwulan kedua

1 kali

1 kali

2 kali

Pemeriksaan umur kehamilan, meliputi berapa kali ibu

memeriksakan kehamilannya, tempat pemeriksaan selama

hamil, kenaikan berat badan selama hamil dan imunisasi TT.

b) Natal

Page 20: Tinjauan Pustaka Leukemia

20

Meliputi tempat melahirkan, proses persalinan dan penolong

persalinan.

c) Post Natal

Meliputi kondisi bayi saat lahir, berat badan lahir, panjang

badan lahir, dan warna kulit saat dilahirkan.

Untuk semua usia

Yang perlu dikaji adalah penyakit yang pernah dialami,

pengalaman perawatan atau pengobatan di Rumah Sakit,

kecelakaan yang pernah dialami, dan riwayat alergi.

3) Riwayat kesehatan anggota keluarga

Berkaitan erat dengan riwayat penyakit keturunan dan penyakit

menular dalam keluarga yang dapat digambarkan melalui

genogram.

d. Riwayat Imunisasi

Jenis vaksin Pemberian

imunisasi

Selang waktu

pemberian

Umur

pemberian

BCG

DPT

Polio

1 kali

3 kali

4 kali

-

4 minggu

4 minggu

0-11 bulan

2-11 bulan

0-11 bulan

Page 21: Tinjauan Pustaka Leukemia

21

Campak

Hepatitis B

1 kali

3 kali

-

4 minggu

9-11 bulan

0-11 bulan

(Sumber : petunjuk pelaksanaan program imusisasi di Indonesia,

Depkes 2000).

e. Riwayat Tumbuh Kembang

1) Pertumbuhan fisik

a) Berat badan lahir (BBL) : 2500 – 4000 gram.

- 1 tahun : 3 x berat badan lahir

- 2,5 tahun : 4 x berat badan lahir

- 3 tahun : 8 + 2n kg, n = jumlah umur dalam tahun

- 6 tahun : 2 x berat badan umur satu tahun

b) Tinggi badan

- 1 tahun : 1,5 x panjang lahir

- 3 tahun : 80 + 5n cm, n = jumlah umur dalam tahun

- 4 tahun : 2 x panjang lahir

- 6 tahun : 1,5 x panjang umur 1 tahun

- 13 tahun : 3 x panjang lahir

- Dewasa : 2 x panjang umur 2 tahun

c) Waktu tumbuh gigi

Jenis gigi Rahang atas Rahang bawah

Page 22: Tinjauan Pustaka Leukemia

22

Insisi sentral

Insisi lateral

Kaninus

Molar pertama

Molar kedua

8 – 12 bulan

9 – 13 bulan

16 - 22 bulan

13 – 19 bulan

29 bulan

6 – 10 bulan

10 – 16 bulan

17 – 23 bulan

14 – 18 bulan

27 bulan

(Sumber : Donna L. Wong, 2004)

d) Waktu tanggal gigi

Jenis Gigi Rahang Atas Rahang Bawah

Insisi sentral

Insisi lateral

Kaninus

Premolar pertama

Premolar kedua

Molar pertama

Molar kedua

Molar ketiga

7 – 8 tahun

8 - 9 tahun

11 - 12 tahun

10 – 12 tahun

10 – 12 tahun

6 – 7 tahun

12 – 13 tahun

17 – 21 tahun

6 – 7 tahun

7 – 8 tahun

9 – 10 tahun

10 – 12 tahun

11 – 12 tahun

6 – 7 tahun

11 – 13 tahun

17 – 21 tahun

(Sumber : Donna L. Wong, 2004)

f. Perkembangan Tiap Tahap

1) Berguling : 3 – 6 bulan

2) Duduk : 6 – 9 bulan

Page 23: Tinjauan Pustaka Leukemia

23

3) Merangkak : 9 – 10 bulan

4) Berdiri : 9 – 12 bulan

5) Senyum kepada orang lain pertama kali : 2 – 3 bulan

6) Bicara pertama kali : 2 – 3 bulan

7) Berpakaian tanpa bantuan : 3 – 4 tahun

g. Riwayat Nutrisi

NO. NUTRISI WAKTU

1.

2.

3.

ASI

Susu formula

Makanan pendamping ASI

jenis bubur susu

Sejak lahir sampai umur 2

tahun

Diberikan apabila

kebutuhan ASI tidak

terpenuhi

Diberikan sejak usia 6 bulan

h. Riwayat Psikososial

Meliputi satatus tempat tinggal, hubungan antara anggota keluarga

dan pengasuh anak.

i. Riwayat Spiritual

Meliputi agama dan kepercayaan klien dan keluarga serta ritual

yang biasa dijalankan oleh klien dan keluarga.

j. Riwayat Hospitalisasi

Page 24: Tinjauan Pustaka Leukemia

24

1) Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap yaitu alasan

orang tua membawa anaknya ke rumah sakit serta bagaimana

perasaan dan harapan orang tua tentang penyakit anaknya.

2) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap yaitu

bagaimana perasaan anak setelah dirawat di rumah sakit.

a) Cemas karena perpisahan

Sebagian besar stress yang dapat terjadi pada bayi di usia

pertengahan sampai anak pada periode prasekolah,

khususnya anak yang berumur 6 – 30 bulan adalah cemas

karena perpisahan.

b) Kehilangan kendali

Balita akan sekuat tenaga untuk mempertahankan

otonominya. Hal ini terlihat jelas dalam perilaku mereka

dalam hal kemampuan motorik, bermain, melakukan

hubungan interpersonal, melakukan aktivitas sehari-hari dan

berkomunikasi. Akibat sakit dan dirawat di rumah sakit anak

akan kehilangan kebebasan, pandangan egois untuk

mengembangkan otonominya. Hal ini akan menimbulkan

regresi.

c) Takut terhadap prosedur yang dapat menimbulkan luka dan

rasa sakit pada tubuh.

Page 25: Tinjauan Pustaka Leukemia

25

Berdasarkan hasil pengamatan bila dilakukan pemeriksaan

telinga, mulut, atau suhu akan membuat anak menjadi

sangat cemas. Anak akan bereaksi terhadap rasa nyeri

dengan menangis, mengatup gigi, menggigit bibir, membuka

mata dengan lebar, atau melakukan tindakan agresif seperti

menggigit, menendang, memukul, atau berlari keluar.

k. Aktivitas Sehari-hari

1) Nutrisi

Mengidentifikasi bagaimana selera makan klien, porsi makan,

menu makan dalam 24 jam, frekuensi makan, makanan yang

disukai, makanan pantangan, pembatasan makan, cara makan,

dan ritual saat makan.

Jenis Nutrisi Kebutuhan

Karbohidrat

Protein

Lemak

Vitamin

1720 kkal/hari

32 gram/ hari

15 – 20% dari energy/hari

395/hari

2) Cairan

Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 1982 cc - 2368 cc

Page 26: Tinjauan Pustaka Leukemia

26

a) IWL (Insensible water loss) : pada anak 30 x Usia

(tahun)/kg BB/hari

BB usia 3 tahun : 14 kg

IWL : 30 x 3 x 14

: 1260 cc

b) SWL (Sensible water loss)

Urin anak : 2-3 cc/kg BB/jam

SWL urin minimum : 2 x 14 x 24 : 672 cc

SWL urin maksimum : 3 x 14 x 24 : 1008 cc

Feses : 50-100/1x BAB

Feses minimum : 50 x 1 : 50 cc

Feses maksimum : 100 x 1 : 100 cc

Total minimum : 1260 + 672 + 50 : 1982 cc

Total maksimum : 1260 + 1008 + 100 : 2368 cc

3) Eliminasi

Meliputi data tempat pembuangan eliminasi, frekuensi, warna,

konsistensi, kesulitan, dan cara menanganinya.

4) Istirahat tidur

Mengidentifikasi data klien mengenai jam tidur (siang dan

malam), biasanya usia 3 tahun memilki jam tidur siang 2 jam

dan tidur malam 9 jam.

5) Personal hygiene

Page 27: Tinjauan Pustaka Leukemia

27

Untuk klien dengan umur 3 tahun belum bisa mandi sendiri dan

kebutuhan yang lain masih dibantu oleh orang tuanya.

6) Rekreasi

Untuk klien dengan umur 3 tahun pola rekreasi yang diberikan

yaitu program bermain yang dapat menstimulus penglihatan

dan ingatannya.

j. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

Biasanya pada penderita leukemia keadaan umumnya lemah.

2) Tanda-tanda vital

Mengidentifikasi data klien meliputi tekanan darah, nadi, suhu,

serta pernapasan.

3) Antropometri

Mengidentifikasi tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas,

lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar perut.

4) Sistem pernapasan

Dapat terjadi kesulitan bernafas (dyspnea) pada klien dengan

leukemia. Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan

bernafas dan nyeri dada, apabila hal ini terjadi, maka harus

segera mendapatkan pertolongan medis.

5) Sistem kardiovaskuler

Page 28: Tinjauan Pustaka Leukemia

28

Pada leukemia dapat terjadi syock hipovolemik akibat

metabolisme tubuh yang menurun sehingga terjadi starvasi sel.

6) Sistem pencernaan

Selaput bibir dan mulut kering, klien biasanya anoreksia,

muntah, penurunan BB, disfagia, dapat terjadi pembesaran

abdomen, dan dapat terjadi pembesaran hepar dan limpa.

7) Sistem indra

Mengidentifikasi data klien meliputi pemeriksaan pada :

a) Mata (kelopak mata, mata, alis, visus, lapang pandang, dan

lain-lain)

b) Hidung (penciuman, trauma, sekret, sesuatu yang

menghalangi penciuman)

c) Telinga (keadaan daun telinga, kanal auditorius, membran

tympani, dan fungsi pendengaran), pada umumnya

pendengaran klien baik dan tidak ada gangguan.

7) Sistem syaraf

a) Fungsi cerebral

(1) Kesadaran : compos mentis dengan GCS : 15 (E4M6V5),

bila terjadi syock kesadaran bisa menurun.

(2) Status mental : orientasi, memori, berhitung, bahasa.

b) Fungsi cranial

(1) Nervus I (Olfactorius)

Page 29: Tinjauan Pustaka Leukemia

29

Sensorik : mampu membedakan bau parfum dan minyak

kayu putih dengan menutup salah satu lubang hidung.

(2) Nerus II (Opticus)

Sensorik : pergerakan pandang normal, visus baik.

(3) Nervus III (Oculomotorius)

Motorik : pergerakan bola mata dapat mengikuti cahaya

terang melalui 6 posisi pandang utama dengan pupil

isokor.

(4) Nervus IV (Troclearis)

Motorik : menggerakkan bola mata mengikuti arah obyek,

untuk menilai adanya deviasi bola mata, diplopia, dan

nistagmus.

(5) Nervus V (Trigeminus)

Sensorik : mampu merasakan pilinan kapas pada

kelopak mata atas dan bawah, dekati dari samping,

sentuh bagian mata yang berwarna dengan lembut

dengan sepotong kapas untuk menguji refleks berkedip

dan refleks kornea.

Motorik : lakukan palpasi pada pelipis dan rahang ketika

anak merapatkan giginya dengan kuat, kaji kesimetrisan

dan kekuatannya.

(6) Nervus VI (Abducens)

Page 30: Tinjauan Pustaka Leukemia

30

Motorik : mampu melihat ke arah kiri dan kanan tanpa

menengok.

(7) Nervus VII (Facialis)

Sensorik : mampu membedakan rasa manis dan pahit,

mampu mengeluarkan air mata.

Motorik : mampu tersenyum, mengembungkan pipi, atau

memperlihatkan gigi.

(8) Nervus VIII (Acusticus)

Sensorik : mampu mendengar suara.

(9) Nervus IX (Glosofaringeus)

Sensorik : dapat membedakan rasa manis dan pahit.

(10)Nervus X (Vagus)

Motorik : refleks menelan dan ovula baik, terangkat saat

mengucapkan kata “ah”.

(11)Nervus XI (Accessorius)

Motorik : minta anak untuk memutar kepala ke samping

dengan melawan tahanan. Minta anak untuk

mengangkat bahu ketika bahunya ditekan ke bawah

(12)Nervus XII (Hypoglosus)

Pergerakan lidah baik

c) Sensorik : klien mampu membedakan rasa sakit, panas,

dingin, getaran dan rabaan.

Page 31: Tinjauan Pustaka Leukemia

31

d) Motorik : massa otot normal, kekuatan otot menurun, tanus

otot baik.

Page 32: Tinjauan Pustaka Leukemia

32

2. Patofisiologi dan Penyimpangan KDM

Proliferasi sel kanker

Sel kanker bersaing dengan sel normalUntuk mendapatkan nutrisi

Sel normal digantikan dengan sel kanker

Infiltrasi ekstra Infiltrasi SSP Depresi sumsum Metabolisme Medular tulang

Meningitis SelPembesaran Leukemia Eritrosit Faktor kekurangan limfe, liver, nodus menurun pembekuan makanan limfe, tulang Leukosit menurun menurun Starvasi

Anemia Sel Perdarahan

Nyeri Tulang Sel-sel otaktulang dan mengecil Suplai O2 matipersendian dan lemah menurun

Resiko Peningkatan Infeksi tekanan

Gangguan Fraktur ATP jaringanRasa patologis TrombositopeniaNyaman Kelemahan otot

Syock Gangguan Citra Hipovolemik

Tubuh Intoleransi Aktivitas

Gambar patofisiologi :

Sumber : Ashwill and Droske. (1997). Nursing care of child and practice.

Page 33: Tinjauan Pustaka Leukemia

33

Philadelphia : W.B Saunders Company, sudah dimodifikasi (Suriadi & Rita Yuliani, 2010. Hal : 161)

3. Dignosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing

Diagnosis Association (NANDA) adalah “ suatu penilaian klinis tentang

respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah

kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa

keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi

keperawatan untuk mencapai tujuan dimana perawat bertanggung

gugat “. (Wong,D.L, 2004. Hal : 331)

Menurut Wong, D.L (2004 :596 – 610), diagnosa pada anak

dengan leukemia adalah :

a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem

pertahanan tubuh.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat

anemia.

c. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan

penurunan jumlah trombosit.

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

mual dan muntah.

e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan

dengan efek samping agen kemoterapi.

Page 34: Tinjauan Pustaka Leukemia

34

f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping

kemoterapi dan stomatitis.

g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia.

h. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens

kemoterapi, radioterapi, imobilitas.

i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau

perubahan cepat pada penampilan.

j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai

anak yang menderita leukemia.

k. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial

kehilangan anak.

4. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau

intervensi untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan.

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang

diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh

perawat.

Berdasarkan diagnosa yang ada, maka dapat disusun rencana

keperawatan sebagai berikut : (Wong,D.L, 2004 )

a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem

pertahanan tubuh.

Page 35: Tinjauan Pustaka Leukemia

35

1) Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi

2) Intervensi :

a) Pantau suhu dengan teliti

Rasional : Untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

b) Tempatkan anak dalam ruangan khusus

Rasional : Untuk meminimalkan terpaparnya anak dari

sumber infeksi

c) Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk

menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik

Rasional : Untuk meminimalkan pajanan pada organisme

infektif

d) Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur

invasif

Rasional : Untuk mencegah kontaminasi silang atau

menurunkan resiko infeksi

e) Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya

infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa,

dan masalah gigi

Rasional : Untuk intervensi dini penanganan infeksi

f) Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan

baik

Page 36: Tinjauan Pustaka Leukemia

36

Rasional : Rongga mulut adalah medium yang baik untuk

pertumbuhan organisme

g) Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Rasional : Menambah energi untuk penyembuhan dan

regenerasi seluler

h) Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia

Rasional : Untuk mendukung pertahanan alami tubuh

i) Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Rasional : Diberikan sebagai profilaktik atau mengobati

infeksi khusus

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat

anemia

1) Tujuan : Terjadi peningkatan toleransi aktifitas

2) Intervensi :

a) Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan

untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari

Rasional : Menentukan derajat dan efek ketidakmampuan

b) Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa

gangguan

Rasional : Menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi

seluler atau penyambungan jaringan

Page 37: Tinjauan Pustaka Leukemia

37

c) Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang

diinginkan atau dibutuhkan

Rasional : Mengidentifikasi kebutuhan individual dan

membantu pemilihan intervensi

d) Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Rasional : Memaksimalkan sediaan energi untuk tugas

perawatan diri

c. Resiko terhadap cedera atau perdarahan yang berhubungan

dengan penurunan jumlah trombosit

1) Tujuan : Klien tidak menunjukkan tanda-tanda perdarahan

2) Intervensi :

a) Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan

khususnya pada daerah ekimosis

Rasional : Karena perdarahan memperberat kondisi anak

dengan adanya anemia

b) Cegah ulserasi oral dan rektal

Rasional : Karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah

c) Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi

Rasional : Untuk mencegah perdarahan

d) Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut

Rasional : Untuk mencegah perdarahan

Page 38: Tinjauan Pustaka Leukemia

38

e) Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah

menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)

Rasional : Untuk memberikan intervensi dini dalam

mengatasi perdarahan

f) Hindari obat-obat yang mengandung aspirin

Rasional : Karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit

g) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar untuk

mengontrol perdarahan hidung

Rasional : Untuk mencegah perdarahan

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

mual dan muntah

1) Tujuan :

- Tidak terjadi kekurangan volume cairan

- Pasien tidak mengalami mual dan muntah

2) Intervensi :

a) Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi

Rasional : Untuk mencegah mual dan muntah

b) Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program

kemoterapi

Rasional : Untuk mencegah episode berulang

c) Kaji respon anak terhadap antiemetik

Page 39: Tinjauan Pustaka Leukemia

39

Rasional : Karena tidak ada obat antiemetik yang secara

umum berhasil

d) Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat

Rasional : Bau yang menyengat dapat menimbulkan mual

dan muntah

e) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : Karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan

baik

f) Berikan cairan intravena sesuai ketentuan

Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi

e. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan

dengan efek samping agen kemoterapi

1) Tujuan : Pasien tidak mengalami mukositis oral

2) Intervensi :

a) Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral

Rasional : Untuk mendapatkan tindakan yang segera

b) Hindari mengukur suhu oral

Rasional : Untuk mencegah trauma

c) Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas,

atau jari yang dibalut kasa

Rasional : Untuk menghindari trauma

Page 40: Tinjauan Pustaka Leukemia

40

d) Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin

normal atau tanpa larutan bikarbonat

Rasional : Untuk meningkatkan penyembuhan

e) Gunakan pelembab bibir

Rasional : Untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan

mencegah pecah-pecah (fisura)

f) Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil

Rasional : Karena bila digunakan pada faring, dapat

menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko

aspirasi dan dapat menyebabkan kejang

g) Berikan diet cair, lembut dan lunak

Rasional : Agar makanan yang masuk dapat ditoleransi

anak

h) Inspeksi mulut setiap hari

Rasional : Untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

i) Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan

Rasional : Untuk membantu melewati area nyeri

j) Hindari penggunaan swab gliserin, hidrogen peroksida dan

susu magnesia

Rasional : Dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat

membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan

memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa

Page 41: Tinjauan Pustaka Leukemia

41

k) Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan

Rasional : Untuk mencegah atau mengatasi mukositis

l) Berikan analgetik

Rasional : Untuk mengendalikan nyeri

f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping

kemoterapi dan atau stomatitis

1) Tujuan : Pasien mendapat nutrisi yang adekuat

2) Intervensi :

a) Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan

Rasional : Jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah

akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi

b) Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat

ditoleransi, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi

pada saat selera makan anak meningkat

Rasional : Untuk mempertahankan nutrisi yang optimal

c) Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti

susu bubuk atau suplemen yang dijual bebas

Rasional : Untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi

d) Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan

makanan

Rasional : Untuk mendorong agar anak mau makan

Page 42: Tinjauan Pustaka Leukemia

42

e) Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering

Rasional : Karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi

dengan baik

f) Dorong anak untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient

Rasional : Dapat memainkan peranan penting dalam

mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat

g) Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep

Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi

protein kalori, khususnya bila BB dan pengukuran

antropometri kurang dari normal

g. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia

1) Tujuan : Pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri

menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak

2) Intervensi :

a) Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 10

Rasional : informasi memberikan data dasar untuk

mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi

b) Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur, misalnya

pemantauan suhu non invasif, alat akses vena

Rasional : Untuk meminimalkan rasa tidak aman

c) Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat

kesadaran dan sedasi

Page 43: Tinjauan Pustaka Leukemia

43

Rasional : Untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis

dan waktu pemberian obat

d) Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang

tepat

Rasional : Sebagai analgetik tambahan

e) Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur

Rasional : Untuk mencegah kambuhnya nyeri

h. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens

kemoterapi, radioterapi, imobilitas

1) Tujuan : Pasien mempertahankan integritas kulit

2) Intervensi :

a) Berikan perawatan kulit, terutama di dalam mulut dan

daerah perianal

Rasional : Karena area ini cenderung mengalami ulserasi

b) Ubah posisi dengan sering

Rasional : Untuk merangsang sirkulasi dan mencegah

tekanan pada kulit

c) Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan

Rasional : Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi

kulit

d) Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker

Page 44: Tinjauan Pustaka Leukemia

44

Rasional : Efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus,

ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa

agen kemoterapi

e) Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit

yang kering

Rasional : Membantu mencegah friksi atau trauma kulit

f) Dorong masukan kalori protein yang adekuat

Rasional : Untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang

negatif

g) Pilih pakaian yang longgar dan lembut di atas area yang

teradiasi

Rasional : Untuk meminimalkan iritasi tambahan

i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau

perubahan cepat pada penampilan

1) Tujuan : Pasien atau keluarga menunjukkan perilaku

koping positif

2) Intervensi :

a) Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang

serupa gaya dan warna rambut anak sebelum rambut mulai

rontok

Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian

rambut terhadap kerontokan rambut

Page 45: Tinjauan Pustaka Leukemia

45

b) Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan

pada sinar matahari, angin atau dingin

Rasional : Karena hilangnya perlindungan rambut

c) Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap

bersih, pendek dan halus

Rasional : Untuk menyamarkan kebotakan parsial

d) Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6

bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbeda

Rasional : Untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap

perubahan penampilan rambut baru

e) Dorong hygiene dan gunakan alat-alat yang sesuai dengan

jenis kelamin , misalnya wig, skraf, topi, tata rias, dan

pakaian yang menarik

Rasional : Untuk meningkatkan penampilan

j. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai

anak yang menderita leukemia

1) Tujuan : Pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan

tentang prosedur diagnostik atau terapi

2) Intervensi :

a) Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada

keluarga anak

Page 46: Tinjauan Pustaka Leukemia

46

Rasional : Untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak

perlu

b) Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa

gangguan dari staff

Rasional : Untuk mendorong komunikasi dan ekspresi

perasaan

c) Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya

dalam membantu anak menjalani kehidupan yang normal

Rasional : Untuk meningkatkan perkembangan anak yang

optimal

d) Dorong keluarga untuk mengekspresikan perasaannya

mengenai kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek

anak untuk bertahan hidup

Rasional : Memberikan kesempatan pada keluarga untuk

menghadapi rasa takut secara realistis

e) Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka

memberitahu anak tentang hasil tindakan dan kebutuhan

terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan

Rasional : Untuk mempertahankan komunikasi yang

terbuka dan jujur

f) Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan

kenyataan yang ada

Page 47: Tinjauan Pustaka Leukemia

47

Rasional : Untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran

keluarga

k. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial

kehilangan anak

1) Tujuan : Pasien atau keluarga dapat menerima dan

mengatasi kemungkinan kematian anak

2) Intervensi :

a) Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluarga

Rasional : Pengetahuan tentang proses berduka

memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa

yang dialami dan dapat membantu pasien dan keluarga

lebih efektif menghadapi kondisinya

b) Berikan kontak yang konsisten pada keluarga

Rasional : Untuk menetapkan hubungan saling percaya

yang mendorong komunikasi

c) Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama

pada tahap terminal

Rasional : Untuk meyakinkan bahwa harapan mereka

diimplementasikan

d) Fasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaannya melalui

bermain

Page 48: Tinjauan Pustaka Leukemia

48

Rasional : Memperkuat normalitas perasaan atau reaksi

terhadap apa yang dialami

5. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan

keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif.

Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan

keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat

sehingga pelayanan yang diberikan, baik mutunya. Dengan demikian

tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai.

(Wong.D.L.2004:hal.331).

6. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut

Wong.D.L, (2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien

dengan leukemia adalah :

a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat

kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.

c. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan

d. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual

dan muntah

Page 49: Tinjauan Pustaka Leukemia

49

e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya

rasa tidak nyaman

f. Masukan nutrisi adekuat

g. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan

menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan

perasaan tidak nyaman.

h. Kulit tetap bersih dan utuh

i. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan

rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi

efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak

tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.

j. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur,

keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan

tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta

kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.

k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan,

keluarga dan anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran,

kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan

keluarga mendapat dukungan yang adekuat.

Page 50: Tinjauan Pustaka Leukemia

50