tinjauan kebijakan moneter - bank indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil...

32
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Desember 2019 Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Upload: others

Post on 07-Aug-2020

27 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

TINJAUANKEBIJAKAN MONETER

Desember 2019

Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Page 2: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk
Page 3: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 i

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Maret, April, Juni, Juli, September, Oktober, dan Desember. Laporan ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia serta respons

Tinjauan Kebijakan MoneterDesember 2019

Dewan GubernurPERRY WARJIYO Gubernur

DESTRY DAMAYANTI Deputi Gubernur Senior

ERWIN RIJANTODeputi Gubernur

kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas perkembangan terkini mengenai inflasi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

SUGENG Deputi Gubernur

ROSMAYA HADI Deputi Gubernur

DODY BUDI WALUYO Deputi Gubernur

Page 4: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019ii

Daftar Isi

1. Ringkasan Eksekutif

Daftar Isi

Dewan Gubernur

Kata Pengantar 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Perkembangan Ekonomi Dunia

Pasar Komoditas Global

Pasar Keuangan Global

Pertumbuhan Ekonomi

Neraca Pembayaran Indonesia

Nilai Tukar Rupiah

Inflasi

Perkembangan Moneter, Perbankan, dan Pasar Keuangan

Perkembangan Suku Bunga

Intermediasi Perbankan

Pasar Keuangan Nonbank

Likuiditas Perekonomian

Stabilitas Sistem Keuangan

04

07

08

09

13

15

17

20

20

22

24

25

26

01

ii

i

i 04

Page 5: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 1

11111111111 Ringkasan Eksekutif

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Desember 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,75%. Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat. Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan likuiditas, khususnya di pergantian tahun, dan mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif. Sementara itu, kebijakan makroprudensial yang akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian. Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Respons bauran kebijakan tersebut dapat menjaga stabilitas perekonomian dan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam memitigasi risiko global. Ke depan, Bank Indonesia akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal, serta turut mendukung momentum pertumbuhan ekonomi. Koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat guna mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA).

Pertumbuhan ekonomi dunia melambat, namun ketidakpastian pasar keuangan global menurun. Terdapat sejumlah perkembangan positif terkait dengan perundingan perang dagang antara AS-Tiongkok serta proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit), meskipun sejumlah risiko geopolitik masih berlanjut. Pertumbuhan ekonomi dunia diprakirakan

3,0% pada 2019, menurun dari 3,6% pada 2018, dan kemudian pulih terbatas menjadi 3,1% pada 2020, ditopang pertumbuhan negara berkembang. PDB AS dan Tiongkok melambat dipengaruhi terbatasnya stimulus dan dampak pengenaan tarif yang sudah terjadi. Ekonomi India juga menurun dipengaruhi konsolidasi di sektor riil dan sektor keuangan, baik bank maupun nonbank. Perbaikan terlihat pada Eropa dan Jepang, meskipun masih relatif terbatas, ditopang permintaan domestik yang membaik. Kemajuan dalam perundingan perdagangan antara AS-Tiongkok juga berdampak pada menurunnya risiko di pasar keuangan global serta mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing ke negara berkembang. Ke depan, prospek ekonomi global dipengaruhi kemajuan trade deal AS-Tiongkok, pemanfaatan trade diversion negara berkembang, efektivitas stimulus fiskal dan pelonggaran kebijakan moneter, serta kondisi geopolitik. Prospek pemulihan global tersebut menjadi perhatian karena dapat memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi domestik dan arus masuk modal asing.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga ditopang konsumsi rumah tangga, ekspansi fiskal, dan perbaikan ekspor. Perkembangan terkini menunjukkan keyakinan konsumen meningkat bersamaan dengan pola musiman jelang akhir tahun sehingga dapat menopang konsumsi rumah tangga tetap baik. Perkembangan positif ini diperkuat ekspansi fiskal sejalan dengan pola musiman akhir tahun sehingga makin mendorong pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2019. Perbaikan ekspor antara lain dipengaruhi naiknya ekspor pulp, waste paper dan serat tekstil ke Tiongkok, masih kuatnya ekspor besi baja ke Tiongkok dan ASEAN, serta berlanjutnya ekspor kendaraan bermotor ke ASEAN dan Arab Saudi. Investasi mulai tercatat meningkat di beberapa daerah seperti di Sulawesi terkait hilirisasi nikel, dan diperkirakan akan terus meningkat dengan sejumlah kebijakan transformasi ekonomi yang ditempuh Pemerintah dan mulai meningkatnya keyakinan dunia usaha. Investasi bangunan juga terus membaik didorong

Page 6: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 20192

peningkatan kegiatan konstruksi. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2019 diprakirakan membaik sehingga secara keseluruhan tahun 2019 dapat mencapai sekitar 5,1% dan meningkat dalam kisaran 5,1-5,5% pada tahun 2020.

Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV-2019 diprakirakan terus membaik sehingga menopang ketahanan sektor eksternal. Prakiraan ini dipengaruhi oleh surplus transaksi modal dan finansial, serta defisit transaksi berjalan yang terkendali. Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik pada Oktober-November 2019 tercatat neto 6,20 miliar dolar AS, lebih tinggi dari perkembangan triwulan III-2019 sebesar neto 4,85 miliar dolar AS. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diprakirakan terjaga, meskipun pada November 2019 neraca perdagangan mencatat defisit 1,33 miliar dolar AS. Defisit yang sesuai prakiraan ini dipengaruhi kenaikan impor barang konsumsi sesuai pola musiman jelang akhir tahun dan kebutuhan impor untuk kegiatan produktif, di tengah kinerja ekspor yang belum kuat sejalan kondisi global yang melambat. Dengan perkembangan itu, defisit transaksi berjalan 2019 diprakirakan sekitar 2,7% PDB dan pada 2020 tetap terkendali dalam kisaran 2,5-3,0% PDB. Posisi cadangan devisa pada akhir November 2019 cukup tinggi sebesar 126,6 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 7,5 bulan impor atau 7,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk berupaya mendorong peningkatan PMA.

Nilai tukar Rupiah menguat didukung kinerja Neraca Pembayaran Indonesia yang membaik. Pada 18 Desember 2019, Rupiah menguat 0,93% (ptp) dibandingkan dengan level November 2019 sehingga sejak awal tahun menguat 2,90% (ytd). Penguatan Rupiah didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut sejalan prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, daya tarik pasar keuangan domestik yang tetap besar, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda. Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah tetap stabil

sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga. Prakiraan ini didukung prospek Neraca Pembayaran Indonesia yang tetap baik akibat berlanjutnya aliran masuk modal asing seiring dengan prospek ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas.

Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil. Inflasi IHK pada November 2019 tercatat 0,14% (mtm) sehingga secara tahunan tercatat 3,00% (yoy), menurun dibandingkan dengan level Oktober 2019 sebesar 3,13% (yoy). Meskipun lebih tinggi dari bulan November 2019, inflasi IHK pada bulan Desember 2019 diperkirakan akan lebih rendah dari pola historisnya. Perkembangan ini dipengaruhi oleh tetap rendahnya inflasi kelompok inti, seiring ekspektasi inflasi yang baik dan konsistensi kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas harga, terjaganya pasokan, nilai tukar yang stabil, serta pengaruh harga global yang minimal. Inflasi kelompok administered prices sesuai pola musimannya akan cenderung lebih tinggi di bulan Desember 2019 terutama berkaitan dengan kenaikan tarif angkutan udara dan harga rokok. Bank Indonesia memprakirakan inflasi yang rendah akan berlanjut sehingga inflasi IHK 2019 berada di sekitar 3,1% dan tetap terkendali pada 2020 dalam kisaran sasaran 3,0±1%. Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi terjaga dalam kisaran sasaran.

Transmisi pelonggaran kebijakan moneter tetap berjalan dengan kecukupan likuiditas perbankan yang terjaga. Likuiditas di pasar uang dan perbankan tetap memadai, tercermin pada rerata harian volume PUAB pada November 2019 tetap tinggi sebesar Rp17,96 triliun serta rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tetap besar yakni 18,44% pada Oktober 2019. Transmisi suku bunga di pasar uang berjalan cukup baik, tercemin pada penurunan suku bunga PUAB tenor 1 minggu sebesar 115 bps menjadi 5,03% dan suku bunga JIBOR tenor 1 minggu sebesar 119 bps menjadi 5,05%

Page 7: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 3

sejak Juli 2019. Transmisi suku bunga perbankan berlanjut, meskipun belum optimal. Rerata tertimbang suku bunga deposito pada November 2019 tercatat 6,32%, turun 51 bps sejak akhir Juni 2019 sebelum BI7DRR mulai diturunkan di bulan Juli 2019. Suku bunga kredit modal kerja turun 18 bps sejak Juni 2019 atau 32 bps sejak Januari 2019 menjadi 10,24% pada November 2019. Penurunan suku bunga perbankan juga diikuti oleh penurunan yield obligasi korporasi dan yield SBN 1 tahun masing-masing 73 bps dan 125 bps sejak Juli 2019. Sementara itu, pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2019 bergerak sejalan dengan pola pertumbuhan ekonomi yakni masing-masing 6,63% (yoy) dan 6,34% (yoy). Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi di pasar uang, serta memperkuat transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, meskipun fungsi intermediasi perbankan terus menjadi perhatian. Stabilitas sistem keuangan terjaga tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Oktober 2019 yang tinggi yakni 23,44%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap rendah yakni 2,73% (gross) atau 1,25% (net). Pertumbuhan kredit melambat dari 7,89% (yoy) pada September 2019 menjadi 6,53% (yoy) pada Oktober 2019, terutama dipengaruhi permintaan kredit korporasi yang belum kuat. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2019 tercatat sebesar 6,29% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan September 2019 sebesar 7,47% (yoy). Dengan mempertimbangkan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit perbankan 2019 diprakirakan sekitar 8% dan ditopang oleh pertumbuhan DPK juga sekitar 8%. Pada tahun 2020,

pertumbuhan kredit dan pertumbuhan DPK diprakirakan membaik masing-masing dalam kisaran 10-12% dan 8-10% sejalan dengan prospek peningkatan pertumbuhan ekonomi. Ke depan, Bank Indonesia tetap menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan memperkuat koordinasi dengan otoritas terkait sehingga dapat tetap menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong fungsi intermediasi perbankan.

Kelancaran Sistem Pembayaran tetap terjaga baik tunai maupun nontunai. Posisi Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) per November 2019 tumbuh 5,14% (yoy), sementara transaksi pembayaran nontunai menggunakan ATM, Kartu Debit, Kartu Kredit, dan Uang Elektronik (UE) posisi November 2019 tumbuh 4,13% (yoy), didominasi oleh instrumen Kartu ATM/Debit dengan pangsa 93,12%. Transaksi UE terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan mencapai 209,51% (yoy), mengindikasikan preferensi masyarakat terhadap penggunaan uang digital yang terus menguat. Penguatan elektronifikasi transaksi pembayaran terus dilakukan melalui koordinasi lintas otoritas untuk mempercepat perluasan penyaluran bantuan sosial nontunai, memperluas dan mempercepat elektronifikasi transaksi Pemda, serta mendukung implementasi elektronifikasi pembayaran di sektor transportasi. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Natal dan akhir tahun 2019, Bank Indonesia menyediakan 1414 titik layanan penukaran uang di seluruh wilayah NKRI dengan ketersediaan uang tunai sesuai kebutuhan masyarakat. Ke depan, Bank Indonesia terus mendorong inovasi digital untuk membangun ekosistem yang sehat guna memandu perkembangan ekonomi dan keuangan digital di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025.

Page 8: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 20194

Gra� k 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Global Gra� k 2.2. Pertumbuhan Ekonomi AS

Perkembangan Ekonomidan Kebijakan Moneter

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Pertumbuhan ekonomi dunia melambat, namun ketidakpastian pasar keuangan global menurun. Terdapat sejumlah perkembangan positif terkait dengan perundingan perang dagang antara AS-Tiongkok serta proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit), meskipun sejumlah risiko geopolitik masih berlanjut. Pertumbuhan ekonomi dunia diprakirakan 3,0% pada 2019, menurun dari 3,6% pada 2018, dan kemudian pulih terbatas menjadi 3,1% pada 2020, ditopang pertumbuhan negara berkembang (Grafik 2.1). PDB AS dan Tiongkok melambat dipengaruhi terbatasnya stimulus dan dampak pengenaan tarif yang sudah terjadi. Ekonomi India juga menurun dipengaruhi konsolidasi di sektor riil dan sektor keuangan, baik bank maupun nonbank. Perbaikan terlihat pada Eropa dan Jepang, meskipun masih relatif terbatas, ditopang permintaan domestik yang membaik. Kemajuan dalam perundingan perdagangan antara AS-Tiongkok juga berdampak pada menurunnya risiko di pasar keuangan global serta mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing ke negara berkembang. Ke depan, prospek ekonomi global dipengaruhi kemajuan trade deal AS-Tiongkok, pemanfaatan trade diversion negara berkembang, efektivitas stimulus fiskal dan pelonggaran

2

kebijakan moneter, serta kondisi geopolitik. Prospek pemulihan global tersebut menjadi perhatian karena dapat memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi domestik dan arus masuk modal asing.

Perekonomian AS tumbuh melambat dengan struktur yang lemah, seiring dengan investasi yang melambat dan ekspor yang tertekan akibat perang dagang. Rilis kedua pertumbuhan ekonomi AS mengkonfirmasi perlambatan, PDB AS tercatat 2,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 2,3% (yoy)-(Grafik 2.2). Investasi melambat terutama didorong oleh penurunan produktivitas dan ketegangan perdagangan yang berkepanjangan. Indikator dini manufaktur, Institute for Supply Management (ISM) production masih menunjukkan kontraksi sejak bulan Agustus 2019. Sejalan dengan hal tersebut, Industrial Production Index dan utilisasi kapasitas (capacity utilization) juga masih tertahan. Selain itu, ekspor tumbuh lemah karena dampak ketegangan perdagangan.

Tekanan inflasi AS masih rendah disertai dengan ekspektasi inflasi yang tetap rendah. Inflasi AS pada November 2019 tercatat 1,9% (yoy), sedikit meningkat

Sumber: IMF World Economic Outlook (WEO), diolah

3,6 3,6

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

2018

2020

2022

Negara Berkembang

Negara Maju

Dunia (yoy)

%

Sumber: Bloomberg, diolah

2,1

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Konsumsi

Investasi Swasta

Ekspor Neto

PDB (yoy)

Pengeluaran Pemerintah

%

Page 9: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 5

Gra� k 2.4. Pertumbuhan Ekonomi Eropa

Gra� k 2.5. In� asi EropaGra� k 2.3. In� asi AS

Sumber: Eurostat

1,2

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Konsumsi Pemerintah Konsumsi Swasta & LNPRT

Investasi

Ekspor Neto

Inventori

PDB (yoy)

%

Sumber: Bloomberg

-0,3

1,0

1,1

-2,0-1,5-1,0-0,500,51,01,52,02,53,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2015 2016 2017 2018 2019

Target ECB In�asi CPI 2%

IHK (yoy)IHK Inti (yoy)

IHK (mtm)

%

Sumber: Fred, Bloomberg, Asesmen BI, diolah

1,91,81,9

1,3

2,3

1,6

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

Target 2%

IHK Inti

%yoy

PCE Inti

IHK

PCEProyeksi PCE

975319753197531 11 11

2017 2018 2019

2019

202011

dibandingkan dengan 1,7% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi terutama didorong oleh kelompok transportasi. Sementara itu, inflasi PCE pada Oktober 2019 tercatat 1,3% (yoy) masih di bawah target the Fed sebesar 2%. Penetapan tarif 25% pada 250 miliar dolar AS produk impor dari Tiongkok berdampak minimal terhadap inflasi, baik inflasi produsen (Producer Price Index) maupun inflasi konsumen (Personal Consumption Expenditure Price Index). Consensus Forecast November 2019 menunjukkan proyeksi inflasi 2019 sebesar 1,7%, atau sama dengan proyeksi pada publikasi bulan sebelumnya.

Perekonomian Eropa tumbuh terbatas ditopang konsumsi. Rilis kedua pertumbuhan ekonomi Eropa tercatat 1,2% (yoy), tidak berbeda dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (Grafik 2.4). Pertumbuhan ekonomi Eropa ditopang oleh konsumsi seiring kondisi ketenagakerjaan yang tetap baik. Perbaikan konsumsi terlihat dari penjualan mobil yang meningkat seiring dengan pengaturan emisi kendaraan (frontloading). Sementara itu, tekanan eksternal menyebabkan kinerja investasi, ekspor, dan impor yang semakin melemah. Investasi Eropa, baik bangunan maupun nonbangunan melemah. Impor Eropa turut melambat terutama pada kelompok barang antara seiring dengan aktivitas sektor industri yang terus melemah.

Inflasi Eropa sedikit meningkat didorong oleh kelompok makanan. Pada November 2019, inflasi Eropa tercatat sebesar 1,0% (yoy), meningkat dibandingkan

dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,7% (yoy)-(Grafik 2.5). Inflasi makanan tercatat 2,0% (yoy) pada November 2019, meningkat dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 1,5% (yoy). Kenaikan inflasi makanan tersebut disebabkan oleh kenaikan harga unprocessed food. Sejalan dengan hal tersebut, inflasi inti meningkat dari 1,1% (yoy) pada Oktober 2019 menjadi 1,3% (yoy) pada November 2019. Peningkatan inflasi inti terutama didorong oleh kelompok jasa yang pada November 2019 tercatat 1,9% (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,5% (yoy).

Page 10: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 20196

Perekonomian Jepang membaik didorong oleh konsumsi. Perekonomian Jepang tumbuh sebesar 1,7% (yoy triwulan III 2019), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya sebesar 0,9% (yoy). Perbaikan ekonomi Jepang didorong oleh konsumsi yang dipengaruhi frontloading pembelian barang konsumsi tahan lama (durable goods) sebelum penetapan kenaikan pajak konsumsi dari 8% menjadi 10% per 1 Oktober 2019. Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi turut dipengaruhi faktor base effect karena perlambatan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2018 akibat gempa.

Inflasi Jepang masih di bawah target. Inflasi IHK Jepang pada Oktober 2019 tercatat 0,2% (yoy), stabil dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya (Grafik 2.7). Masih relatif rendahnya inflasi Jepang disebabkan oleh penurunan harga barang tahan lama (durable goods) dan public service. Tekanan inflasi yang rendah juga tercermin dari revisi ke bawah median outlook inflasi inti 2019 dan 2020 oleh BoJ, yakni dari 1% menjadi 0,7% pada tahun 2019 dan menurun dari 1,3% menjadi 1,1% pada tahun 2020. Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan masih rendah seiring dengan isu aging population.

Perlambatan ekonomi Tiongkok sejalan dengan dampak negatif ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan III 2019 tercatat 6,0% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

Gra� k 2.6. Pertumbuhan Ekonomi Jepang

Gra� k 2.7. In� asi Jepang

Gra� k 2.8. Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

Sumber: Bloomberg

0,8

0,20,3

0,3

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 911

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy

Tokyo IHK

IHK

IHK selain makanan segar

IHK selain makanan dan energi

6,0

-2

0

2

4

6

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2015 2016 2017 2018 2019

%

Sumber: WIND

Ekspor Neto

Investasi

Konsumsi

PDB (yoy)

sebelumnya sebesar 6,2% (yoy) – (Grafik 2.8). Kontraksi ekspor masih berlanjut namun terdapat indikasi perbaikan seiring dengan stabilisasi manufaktur global. Sementara itu, impor mulai mengalami ekspansi pada November 2019, didukung oleh peningkatan permintaan menjelang akhir tahun. Sejalan dengan hal tersebut, prospek industri Tiongkok mulai membaik pada triwulan IV 2019, didorong oleh faktor musiman akhir tahun dan sentimen positif kesepakatan AS-Tiongkok fase 1.

Inflasi Tiongkok masih dalam tren meningkat didorong harga pangan. Pada November 2019, inflasi Tiongkok tercatat 4,5% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,8% (yoy)-(Grafik 2.9).

Sumber: Bloomberg, diolah

1,3

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Konsumsi

InvestasiKonsumsi Pemerintah

PDB (yoy)Ekspor Neto

%

Page 11: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 7

Gra� k 2.9. In� asi Tiongkok

Sumber: Bloomberg, diolah

1,41,0

19,1

4,5

-10

-5

0

5

10

15

20

25

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy

IHK Makanan Tiongkok

IHK Selain Makanan Tiongkok

IHK

IHK Inti Tiongkok

Peningkatan inflasi disebabkan oleh inflasi makanan yang mencapai 19,1% (yoy), di tengah inflasi inti yang relatif stagnan. Kenaikan harga pangan disebabkan oleh African Swine Flu (ASF) yang menurunkan stok daging babi. Sejalan dengan hal tersebut, harga daging ayam, sapi, dan domba ikut meningkat sebagai produk substitusi. Inflasi inti Tiongkok pada November 2019 tercatat 1,4% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,5% (yoy). Inflasi inti yang rendah mencerminkan permintaan yang masih lemah.

PASAR KOMODITAS GLOBAL

Volume perdagangan dunia melambat, namun berpotensi untuk meningkat ke depan. Perkembangan kesepakatan dagang AS-Tiongkok dan prospek pemulihan ekonomi global akan mendorong volume perdagangan dunia. Terdapat indikasi perbaikan permintaan barang-barang ekspor dari AS, India, dan Tiongkok sejalan dengan ekspektasi tidak terdapat eskalasi ketegangan hubungan dagang dan prospek pemulihan ekonomi ke depan. Trade diversion berlangsung terbatas yang tercermin dari ekspor Tiongkok ke ASEAN yang meningkat, namun total ekspor masih tetap menurun. Ke depan, pemulihan ekonomi global yang ditopang stimulus kebijakan diharapkan dapat mendorong perbaikan World Trade Volume (WTV)-(Grafik 2.10).

Harga komoditas membaik meskipun masih terbatas. Perbaikan harga komoditas terutama bersumber dari harga nikel dan karet yang tumbuh positif dan Crude Palm Oil (CPO) yang mulai membaik. Pelarangan ekspor nikel dari Indonesia per 1 Januari 2020 menyebabkan defisit nikel semakin melebar sehingga harga nikel masih tertahan di level yang tinggi. Gangguan produksi karet yang menyebabkan penurunan pasokan sehingga harga karet masih cukup tinggi. Produksi CPO yang menurun akibat kekeringan pada sentra produksi kelapa sawit menyebabkan harga CPO mulai membaik. Selain itu, perbaikan harga CPO

% yoy

Komoditas 2016 2017 2018 YTD2019

Sumber : Bloomberg, diolah; Data s.d. 11 Desember 2019

Tembaga Batu BaraCPOKaret NikelTimahAluminiumKopiLainnyaIndeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia

-10,5 27,1 6,76,8 48,2 2,5

21,3 5,7 -19,2-2,2 28,1 -16,8

-15,4 8,9 27,813,1 13,1 0,5-3,5 22,9 7,44,3 -2,9 -15,41,0 6,8 1,2

5,4 21,7 -2,8

-8,2-8,9-5,512,55,7-7,1

-14,3-9,2-0,7

-3,7

Tabel 2.1. Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia

Gra� k 2.10. Volume Perdagangan Dunia

Sumber : WEO Oktober 2019 dan WTO Juni 2019

3,0 3,4

2,6

3,0

0

1

2

3

4

5

6

2015 2016 2017 2018 2019f 2020f

% yoy

WTO Annual Report (Jun-19)

IMF WEO Okt -19 (G&S)

Page 12: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 20198

didukung oleh peningkatan permintaan CPO dari India dan Tiongkok. Hal tersebut didorong oleh Memorandum of Understanding (MoU) India-Malaysia serta faktor musiman pembelian CPO untuk keperluan menjelang Lunar New Year.

Penurunan harga minyak masih berlanjut dan diprakirakan mulai pulih pada 2021. Harga minyak diprakirakan masih dalam tren menurun hingga 2020 dan mulai pulih secara terbatas pada tahun 2021 (Grafik 2.11). Dari sisi pasokan, dampak OPEC+ oil cuts diperkirakan masih terbatas. Hal ini dikarenakan pemotongan produksi hanya sampai dengan triwulan I 2020. Selain itu, komitmen Rusia dan Irak sebagai negara produsen minyak terbesar setelah Arab Saudi masih rendah. Faktor geopolitik khususnya di kawasan Teluk dan penurunan produksi di negara-negara Timur Tengah masih perlu diwaspadai. Selain itu, permintaan minyak juga masih terbatas sehingga perkembangan harga minyak masih menurun.

PASAR KEUANGAN GLOBAL

Ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing ke negara berkembang. Kendati ketidakpastian trade deal perlu terus menjadi perhatian, ketidakpastian pasar keuangan global mulai berkurang. Hal tersebut tercermin dari indikator Economic Policy Uncertainty (EPU) dan Volatility Index (VIX) yang mulai

65,3

59,37

20

30

40

50

60

70

80

2015 2016 2017 2018 2019

USD/Barel

Sumber : Bloomberg; Data s.d. 10 Desember 2019

Harga Minyak Brent

Rerata Triwulanan

Source: EPFR, Fund Flows; Data s.d 4 Desember 2019

1,85

1,90

1,95

2,00

2,05

2,10

2,15

2,20

0,250,260,270,280,290,300,310,320,330,34

Jan-18

Jan-18

Jan-18

Feb-1

8Fe

b-18

Mar-1

8Ma

r-18

Apr-1

8Ap

r-18

May-1

8Ma

y-18

Jun-18

Jun-18

Jul-18

Jul-18

Aug-1

8Au

g-18

Aug-1

8Se

p-18

Sep-

18Oc

t-18

Oct-1

8No

v-18

Nov-1

8De

c-18

Dec-1

8Jan

-19Jan

-19Jan

-19Fe

b-19

Feb-1

9Ma

r-19

Mar-1

9Ap

r-19

Apr-1

9Ma

y-19

May-1

9Jun

-19Jun

-19Jul

-19Jul

-19Jul

-19Au

g-19

Aug-1

9Se

p-19

Sep-

19Oc

t-19

Oct-1

9No

v-19

Nov-1

9De

c-191 3 5 7 9 11 1 3 5 9

2018 20197

2,16

0,30

12

miliar USD, akumulasi aliran modal sejak Nov-08

miliar USD, akumulasi aliran modal sejak Nov-08

Aliran Modal Negara Berkembang

Periode Out�ow NegaraBerkembang

Aliran Modal Negara Maju(Skala kanan)

menurun (Grafik 2.12). Kesepakatan fase 1 trade deal AS-Tiongkok memberikan sentimen positif terhadap pasar. Finalisasi kesepakatan diperkirakan selesai pada Januari 2020 untuk ditandatangani oleh kedua belah pihak AS-Tiongkok. Kendati demikian, implementasi kesepakatan tersebut masih perlu dicermati.

Aliran modal ke negara berkembang terus berlanjut (Grafik 2.13). Hal tersebut sejalan dengan penguatan mata uang regional, termasuk Rupiah terhadap dolar AS, akibat masih kuatnya ekspektasi penurunan suku bunga AS untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter global yang longgar, sedikit meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, serta positioning

Gra� k 2.11. Perkembangan Harga Minyak

15,3

782,5

3,43

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

05

101520253035404550

9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9

20102011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Bloomberg

EPU AS(Skala kanan)

VIX

EPU Trade (Skala Kanan)

Indeks Indeks

Gra� k 2.12. Economic Policy Uncertainty (EPU) Trade Policy AS

Gra� k 2.13. Aliran Modal

Page 13: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 9

investor ke negara berkembang yang masih underweight juga menjadi faktor pendorong aliran modal ke negara berkembang yang masih berlanjut. Aliran modal ke negara berkembang juga sejalan dengan penurunan risiko negara EM (EMBI spread) yang mencapai level 298,71 dan risiko Indonesia (CDS) yang menurun mencapai level 72,24– (Grafik 2.14).

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga ditopang konsumsi rumah tangga, ekspansi fiskal, dan perbaikan ekspor. Perkembangan terkini menunjukkan keyakinan konsumen meningkat bersamaan dengan pola musiman jelang akhir tahun sehingga dapat menopang konsumsi rumah tangga tetap baik. Perkembangan positif ini diperkuat ekspansi fiskal sejalan dengan pola musiman akhir tahun sehingga makin mendorong pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2019. Perbaikan ekspor antara lain dipengaruhi naiknya ekspor pulp, waste paper dan serat tekstil ke Tiongkok, masih kuatnya ekspor besi baja ke Tiongkok dan ASEAN, serta berlanjutnya ekspor kendaraan bermotor ke ASEAN dan Arab Saudi. Investasi mulai tercatat meningkat di beberapa daerah seperti di Sulawesi terkait hilirisasi nikel, dan diperkirakan akan terus meningkat dengan sejumlah kebijakan transformasi ekonomi yang ditempuh Pemerintah dan mulai meningkatnya keyakinan dunia

usaha. Investasi bangunan juga terus membaik didorong peningkatan kegiatan konstruksi. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2019 diprakirakan membaik sehingga secara keseluruhan tahun 2019 dapat mencapai sekitar 5,1% dan meningkat dalam kisaran 5,1-5,5% pada tahun 2020 (Tabel 2.2).

Konsumsi rumah tangga diprakirakan tetap tumbuh kuat dan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2019. Konsumsi rumah tangga yang tetap kuat ditopang oleh tingkat keyakinan konsumen yang meningkat sejalan dengan pola musiman jelang akhir tahun dan menyambut perayaan hari besar keagamaan nasional (HBKN). Optimisme konsumen yang menguat tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat dan berada dalam zona positif (>100) pada November 2019 menjadi 124,2, lebih tinggi dibandingkan dengan IKK pada bulan sebelumnya sebesar 118,4 (Grafik 2.15). Persepsi konsumen yang membaik terutama didorong oleh persepsi yang lebih baik terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan saat ini, dan pembelian barang tahan lama (durable goods). Penjualan ritel menunjukkan pertumbuhan positif, khususnya untuk penjualan makanan, minuman dan tembakau, serta penjualan perlengkapan rumah tangga lainnya (Grafik 2.16). Penjualan ritel yang tetap tumbuh positif juga didorong oleh penjualan online seiring dengan gencarnya kegiatan promosi terkait hari belanja online nasional (harbolnas) pada minggu kedua November dan Desember 2019.

Gra� k 2.14. EMBI dan CDS

298,71

72,24 65758595105115125135145155165

250

300

350

400

450

500

01/0

1/20

18

01/0

3/20

18

01/0

5/20

18

01/0

7/20

18

01/0

9/20

18

01/1

1/20

18

01/0

1/20

19

01/0

3/20

19

01/0

5/20

19

01/0

7/20

19

01/0

9/20

19

01/1

1/20

191

2018 2019

CDSIndonesia (Skala kanan)

EMBI Spread

Indeks Indeks

7 93 5 7 9 11 1 5

2018 2019

3 12

Sumber: Bloomberg; Data s.d. 11 Desember 2019

Gra� k 2.15. Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber: Bank Indonesia; *Data sementara

121,3Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 124,2

121,5124,5

Pengeluaran Rp1-2 juta122,4

124,3

120,6123,5

100

80

90

100

110

120

130

140

I III I III I IV* 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10

2017 2018 2019 2018 2019

Indeks

Pengeluaran Rp2-5 juta

Pengeluaran >Rp5 juta

Optim

isPe

simis

Page 14: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 201910

Kinerja konsumsi rumah tangga didorong oleh peningkatan konsumsi pada semua kelompok pendapatan. Hal ini tercermin dari IKK yang meningkat pada November 2019 untuk seluruh kelompok pengeluaran konsumen, baik pada kelompok dengan pengeluaran Rp1-2 juta per bulan, Rp2-5 juta per bulan, maupun lebih dari Rp5 juta per bulan. Konsumsi rumah tangga pada kelompok pendapatan bawah yang tetap kuat didukung oleh perbaikan pendapatan sejalan dengan nilai tukar petani (NTP) yang tumbuh positif (Grafik 2.17). Di samping itu, kebijakan stimulus fiskal pemerintah melalui penyaluran bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) yang terus berlangsung juga turut berdampak positif dalam menopang konsumsi rumah tangga, khususnya bagi kelompok berpendapatan ke bawah (Grafik 2.18).

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2019 juga diperkuat oleh belanja fiskal yang ekspansif pada akhir tahun. Konsumsi pemerintah pada triwulan IV-2019 diprakirakan tetap on-track dan menunjukkan peningkatan realisasi sejalan dengan pola musiman akhir tahun. Hal ini tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah (net claims on government/NCG) yang ekspansif. Konsumsi pemerintah yang lebih tinggi pada akhir tahun juga didorong oleh peningkatan belanja pegawai, serta peningkatan belanja barang terutama di daerah. Peningkatan belanja barang di daerah tercermin dari realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) hingga November 2019 yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi TKDD yang lebih tinggi antara lain dipengaruhi oleh peningkatan dana otonomi khusus dan insentif daerah.

Tabel 2.2. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

I I IIIIIII III IV2017

2018 20192020*2019*2018

% yoy

Sumber: BPS, *Proyeksi Bank Indonesia

Konsumsi Rumah TanggaKonsumsi PemerintahInvestasi (PMTDB)EksporImporPDB

Komponen PDB Pengeluaran

4,942,136,158,91

8,065,07

4,942,717,945,94

12,645,06

5,165,205,857,65

15,175,27

5,006,276,968,08

14,025,17

5,084,566,014,33

7,105,18

5,054,806,676,48

12,045,17

5,025,205,03-1,87

-7,395,07

5,010,984,210,02

-8,615,02

5,178,255,01-1,98

-6,785,05

5,0 - 5,44,0 - 4,44,6 - 5,0

-1,0 - -0,6

-6,8 - -6,4Sekitar 5,1

4,9 - 5,33,0 - 3,45,4 - 5,82,3 - 2,7

0,9 - 1,35,1 - 5,5

Gra� k 2.16. Penjualan Ritel Gra� k 2.17. NTP dan Upah Buruh Tani

Total

Makanan,Minuman & Tembakau

Peralatan Informasi dan Komunikasi

Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya

Sandang

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I III I III I III I IV* 2 4 6 8 10 2 4 6 8 11

2016 2017 2018 2019 2018 2019

% yoy

3,53,46,2

5,7

-3,3

-4,8

6,4 8,9

-6,5-4,5

Sumber: Bank Indonesia; *Data sementara Sumber: BPS, diolah; *Data sementara

Nilai Tukar Petani

1,0 1,0

0,1 -0,03

-2

-1

0

1

2

3

4

I III I III I IV* 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10

2017 2018 2019 2018 2019

%yoy

Upah Buruh Tani (riil)

Page 15: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 11

Gra� k 2.18. Realisasi Bantuan Sosial

Sumber: Kementerian Keuangan, diolah; *Data sementara

Bansos

19 14

Pertumbuhan Bansos (skala kanan)

73

225

-100

-50

0

50

100

150

200

250

05

1015202530354045

I II III IV I II III IV I II III IV* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2017 2018 2019 2019

% yoyRp Triliun

Pertumbuhan investasi diprakirakan membaik sejalan dengan kegiatan investasi yang meningkat di beberapa daerah, dan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang masih berlanjut. Investasi mulai tercatat meningkat di beberapa daerah, antara lain terkait dengan investasi hilirisasi nikel di Sulawesi, seperti di kawasan industri Morowali dan kawasan industri Weda Bay. Kegiatan investasi juga berlangsung di daerah lainnya, seperti di Riau terkait pembangunan industri serat tekstil (viscose). Perkembangan investasi bangunan makin kuat dengan pembangunan proyek strategis nasional yang terus berlanjut, seperti infrastruktur jalan, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, bendungan, dan pembangunan kawasan ekonomi yang berlangsung di berbagai wilayah. Kinerja investasi bangunan yang meningkat tersebut tercermin dari penjualan semen yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan (Grafik 2.19).

Prospek investasi tetap baik pada triwulan IV-2019 sejalan dengan keyakinan dunia usaha yang meningkat di tengah kinerja investasi nonbangunan yang masih terbatas. Pertumbuhan investasi nonbangunan masih tertahan. Masih tertahannya investasi nonbangunan sejalan dengan perbaikan ekspor manufaktur yang masih terbatas, serta dampak terjadinya perlambatan ekonomi global yang menurunkan permintaan dan harga komoditas dunia. Perkembangan investasi nonbangunan yang terbatas terindikasi dari penurunan penjualan alat angkut dan alat berat untuk

mendukung kegiatan usaha (Grafik 2.20). Namun demikian, hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) menunjukkan keyakinan pelaku usaha yang makin meningkat terhadap prospek investasi yang akan kembali membaik pada akhir tahun (Grafik 2.21). Hal ini sejalan dengan permintaan domestik yang masih cukup kuat, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang berkurang.

Ekspor mulai mengindikasikan perbaikan dipengaruhi oleh permintaan dari negara emerging markets terhadap beberapa produk ekspor nonmigas. Tujuan ekspor yang lebih terdiversifikasi

Gra� k 2.19. Impor Barang Modal dan Penjualan Semen

Sumber: Bank Indonesia, ASI; *Data sementara

Impor Barang Modal

-11,2 -9,4

11,2

Penjualan Semen

1,9

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II IIIIV* 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2017 2018 2019 2018 2019

% yoy

Gra� k 2.20. Penjualan Alat Angkut dan Alat Berat

Sumber: United Tractors; *Data sementara

Pertanian KonstruksiKehutanan Pertambangan

- 66,8

Total Alat Berat (skala kanan)

- 66,8 -80-60-40-20020406080100120

-100

-50

0

50

100

150

I III I III I III I IV* 2 4 6 8 10 2 4 6 8 10 2 4 6 8 10

2016 2017 2018 2019 2017 2018 2019

% % yoy

Page 16: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 201912

mendorong perbaikan ekspor nonmigas (Grafik 2.22). Perbaikan ekspor didorong oleh ekspor pulp, waste paper dan serta tekstil ke Tiongkok yang meningkat sejak Oktober 2019 dan merupakan capaian tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Perbaikan ekspor juga ditunjang oleh ekspor besi dan baja ke Tiongkok dan ASEAN untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur. Ekspor bijih mineral antara lain bijih nikel dan bijih tembaga juga mencatat peningkatan (Grafik 2.23). Peningkatan ekspor bijih nikel dipengaruhi oleh upaya frontloading eksportir

Gra� k 2.21. Prompt Manufacturing Index (PMI) dan Investasi Gra� k 2.23. Ekspor Bijih Metal

Gra� k 2.22. Ekspor Nonmigas Riil

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha-Bank Indonesia; *Data sementara

Investasi-SKDU

12,2

PMI -SKDU (skala kanan)

51,9

42

44

46

48

50

52

54

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2016 2017 2018 2019

% SBT % Indeks

Sumber: Bank Indonesia; *Data sementara

11,2

11,2

53,0

53,0

-18,1 -18,1

9,4

9,4

-11,4 -11,4-2,1 -2,1

42,0

Ekspor Bijih Metal

42,0

-100

-50

0

50

100

150

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2016 2017 2018 2019 2019

% yoy

Jepang Tiongkok Korea Selatan ASEAN India Lainnya

Sumber: Bank Indonesia; *Data sementara

Total

-3,7-4,6Manufaktur

-9,0

-9,3

Pertanian

-1,3

2,5Pertambangan

3,1

-5,3

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I III I III I III I IV* 2 4 6 8 10 2 4 6 8 11

2016 2017 2018 2019 2018 2019

%yoy

ke negara tujuan ekspor sebagai respons atas kebijakan percepatan larangan ekspor nikel di awal tahun 2020. Sementara itu, peningkatan ekspor tembaga dipengaruhi oleh kebijakan penambahan kuota ekspor. Peningkatan terjadi sejak September 2019 dan didorong permintaan dari Tiongkok. Perkembangan positif juga tercatat pada ekspor kendaraan bermotor ke ASEAN dan Arab Saudi yang terus berlanjut.

Pertumbuhan impor diprakirakan masih mengalami penurunan sejalan dengan kinerja investasi nonbangunan yang terbatas, dan dampak dari kebijakan untuk mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan. Impor nonmigas pada triwulan IV 2019 diprakirakan tetap mengalami kontraksi seperti pada kinerja impor triwulan sebelumnya. Penurunan impor terutama bersumber dari impor nonmigas, yakni barang modal dan bahan baku (Grafik 2.24). Meskipun secara umum impor mengalami kontraksi, impor barang modal pada November 2019 mengalami sedikit perbaikan yang antara lain dipengaruhi oleh pemenuhan barang modal bagi pembangunan proyek infrastruktur kelistrikan. Penurunan impor juga dipengaruhi oleh impor migas yang menurun sejalan dengan kebijakan kewajiban penjualan minyak mentah (crude) dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di dalam negeri, kebijakan substitusi impor, serta implementasi program Biodiesel 20 (B20).

Page 17: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 13

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2019 diprakirakan terus membaik sehingga menopang ketahanan sektor eksternal. Prakiraan tersebut didukung oleh surplus transaksi modal dan finansial, serta defisit transaksi berjalan yang terkendali (Grafik 2.25). Kondisi tersebut menunjukkan ketahanan eksternal ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, di tengah kondisi ekonomi dunia yang melambat dan harga komoditas global yang menurun.

Defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap terkendali pada triwulan IV 2019 dipengaruhi oleh kinerja mpor migas yang menurun serta perbaikan pada neraca pendapatan primer dan neraca jasa (Grafik 2.26). Terkendalinya defisit transaksi berjalan secara umum dipengaruhi oleh permintaan impor migas yang menurun sebagai dampak positif kebijakan pengendalian impor, di tengah kinerja ekspor yang masih belum kuat sebagai dampak melambatnya ekonomi global. Terkendalinya defisit transaksi berjalan juga didukung oleh defisit neraca pendapatan primer yang pada triwulan IV 2019 diprakirakan membaik. Defisit neraca jasa pada triwulan IV 2019 juga diprakirakan menurun dibandingkan dengan defisit pada periode sebelumnya yang dipengaruhi oleh rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara yang lebih tinggi.

Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2019 diprakirakan tetap tinggi, sejalan dengan berlanjutnya aliran modal asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio. Hal tersebut mencerminkan persepsi investor yang masih positif terhadap perekonomian Indonesia sejalan dengan prospek perekonomian nasional yang baik dan daya tarik investasi aset keuangan domestik yang tinggi (Grafik 2.27). Berlanjutnya aliran modal juga didukung oleh ketidakpastian global yang mereda disertai adanya sejumlah perkembangan positif terkait dengan

Gra� k 2.25. Neraca Pembayaran Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

-3,4

-1,5-3,8

-2,9-5,1

-4,4

-7,0

1,9

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I III I III I III I III 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2016 2017 2018 2019 2018 2019

% yoy %yoy

Total

PertanianPertambangan

Manufaktur

Gra� k 2.24. Impor Nonmigas Riil

Sumber: Bank Indonesia; *angka sementara **angka sangat sementara

Transaksi Berjalan

Transaksi Modal dan FinansialNeraca Keseluruhan

-7,7

7,6

0,05

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I* II* III* IV* I* II* III**

2016 2017 2018 2019

Miliar Dolar ASGra� k 2.26. Transaksi Berjalan

Sumber: Bank Indonesia; *angka sementara **angka sangat sementara

-2,3

1,3

-8,4

1,8

-7,7-2,7

-8

-6

-4

-2

0

2

4

-14-12-10-8-6-4-202468

I II III IV I II III IV I* II* III* IV* I* II* III**2016 2017 2018 2019

Miliar Dolar AS % PDB

Neraca Jasa Neraca PerdaganganNeraca Pendapatan Primer Neraca Pendapatan SekunderTransaksi Berjalan De�sit TB/PDB (%) (skala kanan)

Page 18: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 201914

perundingan perang dagang antara AS-Tiongkok serta proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit), meskipun sejumlah risiko geopolitik masih berlanjut.

Aliran masuk modal asing pada triwulan IV 2019 diprakirakan terus meningkat. Setelah mencatat inflow sebesar 4,85 miliar dolar AS pada triwulan III 2019, aliran masuk modal asing terus menunjukkan peningkatan (Grafik 2.28). Pada triwulan IV, (Oktober-November 2019), aliran masuk modal asing telah mencapai 6,20 miliar dolar AS. Kinerja positif tersebut didorong oleh aliran masuk baik dari sektor publik maupun sektor swasta khususnya pada instrumen SUN Rupiah dan obligasi korporasi sejalan dengan imbal hasil aset domestik yang tetap menarik serta nilai tukar yang tetap terjaga. Selain itu, adanya penerbitan global bond Pemerintah pada Oktober 2019 turut mendorong aliran masuk modal asing pada triwulan IV 2019.

Neraca perdagangan mencatat defisit didorong oleh permintaan domestik sesuai pola musiman jelang akhir tahun. Neraca perdagangan Indonesia pada November 2019 mencatat defisit 1,33 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya mengalami surplus 0,17 miliar dolar AS. Perkembangan ini terutama dipengaruhi kenaikan impor barang konsumsi sesuai pola musiman jelang akhir tahun serta kebutuhan impor untuk kegiatan produktif. Peningkatan impor barang konsumsi menggambarkan daya beli yang tetap terjaga. Sementara itu, peningkatan impor barang modal mencerminkan keyakinan pelaku ekonomi terhadap

Gra� k 2.27. Transaksi Modal dan Finansial

Gra� k 2.28. Aliran Modal Asing

Sumber: Bank Indonesia; *angka sementara **angka sangat sementara

Investasi LangsungInvestasi Lainnya

Investasi Portofolio

Transaksi Modal dan Finansial

4,8

-1,1 -2,1

4,8

7,6

-10

-5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I* II* III* IV* I* II* III**

2016 2017 2018 2019

Miliar Dolar AS

Sumber: Bank Indonesia; Data s.d. 30 November 2019

0,6

1,11,7

-4

-2

0

2

4

6

8

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2017 2018 2019

Miliar Dolar AS

Net Sektor Publik

Net Sektor Swasta

Liabilitas Investasi Portofolio

prospek perekonomian Indonesia yang tetap baik. Di tengah kinerja ekspor yang belum kuat sejalan kondisi global yang belum pulih, perkembangan tersebut mengakibatkan neraca perdagangan nonmigas mencatat defisit. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas meningkat didorong oleh peningkatan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor migas pada November 2019.

Neraca perdagangan nonmigas mencatat defisit dipengaruhi oleh kenaikan impor barang konsumsi. Neraca perdagangan nonmigas pada November 2019 tercatat defisit 0,30 miliar dolar, menurun dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya yang mencatat surplus 1,01 miliar dolar AS (Grafik 2.29). Di satu sisi, perkembangan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor nonmigas barang konsumsi, termasuk bahan makanan, sesuai pola musiman akhir tahun. Selain itu, impor barang modal juga naik, seperti mesin/peralatan listrik serta pesawat mekanik. Di sisi lain, kinerja ekspor nonmigas belum kuat, seperti komoditas bijih, kerak dan abu logam; besi dan baja; serta bahan bakar mineral, di tengah ekspor komoditas lemak dan minyak hewan/nabati yang meningkat.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas juga meningkat didorong oleh kenaikan impor migas. Defisit neraca perdagangan migas pada November 2019 meningkat menjadi sebesar 1,03 miliar dolar AS, dari defisit 0,84 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya. Peningkatan defisit tersebut didorong oleh naiknya impor

Page 19: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 15

Gra� k 2.30. Cadangan Devisa

Sumber: Bank Indonesia

Nonmigas

Migas

Total

Miliar Dolar AS

-1,03-0,30-1,33

-3

-2

-1

0

1

2

3

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2016 2017 2018 2019

migas baik dalam bentuk minyak mentah, hasil minyak, dan gas, meskipun kinerja ekspor migas juga meningkat didorong oleh naiknya ekspor minyak mentah dan gas.

Cadangan devisa tetap kuat untuk mendukung ketahanan eksternal. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2019 tercatat sebesar 126,6 miliar dolar AS, tidak banyak berubah dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2019 sebesar 126,7 miliar dolar AS (Grafik 2.30). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas, penerimaan valas lainnya, dan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,5 bulan impor atau 7,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, NPI secara keseluruhan tahun 2019 diprakirakan mencatat surplus dipengaruhi aliran masuk modal asing yang besar dan defisit transaksi berjalan yang menurun. Defisit transaksi berjalan 2019 diprakirakan sekitar 2,7% PDB dan pada 2020 tetap terkendali dalam kisaran 2,5-3,0% PDB. Bank Indonesia senantiasa mencermati perkembangan global yang dapat memengaruhi prospek NPI, seperti pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat serta volume perdagangan dunia dan harga komoditas global yang menurun.

Bank Indonesia juga akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal termasuk berupaya mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA).

NILAI TUKAR RUPIAH

Nilai tukar Rupiah menguat didukung kinerja Neraca Pembayaran Indonesia yang membaik. Pada 18 Desember 2019, Rupiah menguat 0,93% (ptp) dibandingkan dengan level November 2019 sehingga sejak awal tahun menguat 2,90% (ytd) (Grafik 2.31). Penguatan Rupiah didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut sejalan prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, daya tarik pasar keuangan domestik yang tetap besar, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda.

Dinamika Rupiah menopang ketahanan eksternal. Pada November 2019, secara rerata Rupiah menguat 0,34% kendati secara point to point melemah 0,48%. Penguatan Rupiah berlanjut memasuki bulan Desember 2019 (sampai dengan 18 Desember 2019) sebesar 0,93% (ptp) dibandingkan dengan level November 2019 (Grafik 2.32). Dengan perkembangan tersebut, sejak awal tahun sampai dengan 18 Desember Rupiah telah menguat secara rerata sebesar 0,72% (ytd) dan secara point to point sebesar 2,90% (ytd) (Grafik 2.33). Apresiasi Rupiah tersebut selaras dengan pasar valas domestik

Gra� k 2.29. Neraca Perdagangan

126,6

7,2

012345678910

0

30

60

90

120

150

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2016 2017 2018 2019

BulanMiliar Dolar AS

Sumber: Bank Indonesia

Cadangan Devisa

Bulan Impor dan PembayaranUtang Pemerintah (Skala kanan)

Page 20: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 201916

yang mencatatkan net supply terutama bersumber dari nonresiden dan residen kecuali Pertamina dan PLN. Dari pasar obligasi, nonresiden tercatat net inflow ke aset domestik terutama ke instrumen obligasi negara kendati dari saham tercatat outflow. Net inflow tersebut terutama tercatat masuk ke SBN di tenor jangka panjang. Perkembangan ini tidak terlepas dari aliran masuk modal asing yang masih berlanjut seiring persepsi positif investor terhadap perekonomian Indonesia ke depan yang tetap terjaga dan daya tarik pasar keuangan domestik yang tetap besar. Perekonomian yang kondusif tersebut

Gra� k 2.31. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Gra� k 2.33. Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar YTD

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d. 18 Desember 2019

1,600,52

0,470,230,20

-0,02-0,05-0,06

-0,07-0,12

-1,01-1,28

1,951,03

0,950,900,93

0,510,94

0,050,02

0,34

-2,55 1,07

-3 -2 -1 0 1 2

ZAREURINRSGDIDRCNYMYRJPYTHBPHPTRY

KRW

point-to-pointrerata

Desember vs November 2019

%

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d. 18 Desember 2019

4,031,72

1,35

0,72-1,09

-2,55-2,74

-4,15-5,42-5,60

-7,17-8,21

-14,32

7,123,78

0,562,90

0,49-0,13

-1,82-1,69

-2,84-4,96

-4,69-0,06

-10,30

-20 -15 -10 -5 0 5 10

THBPHPJPYIDRSGDMYRINRCNYEUR

KRWBRLZARTRY

point-to-pointRerata

2019 vs 2018

%

juga tercermin dari inflasi yang rendah dan stabil serta posisi cadangan devisa yang masih tetap tinggi sampai dengan November 2019. Kondisi tersebut pada gilirannya memberikan sentimen positif penguatan Rupiah sehingga menopang ketahanan eksternal sejalan dengan kinerja NPI yang membaik.

Ketidakpastian global yang menurun turut mendorong penguatan Rupiah. Pada November 2019, ketidakpastian global mereda seiring dengan optimisme trade deal AS-Tiongkok yang akan segera ditandatangani dengan termasuk isi kesepakatan di dalamnya terkait pembatalan tarif atas barang yang diperdagangkan antara kedua negara. Ketidakpastian global melanjutkan penurunan pada Desember 2019 didorong oleh tercapainya trade deal AS-Tiongkok fase I pada pertengahan Desember 2019 dan batalnya pengenaan tarif baru oleh AS atas barang impor dari Tiongkok. Perkembangan ketidakpastian global yang menurun tersebut menjadi sentimen positif penguatan mata uang emerging market (EM), termasuk Rupiah. Selain itu, sentimen positif bagi mata uang EM juga berasal dari berkurangnya ketidakpastian Brexit setelah hasil pemilihan umum di Inggris dimenangkan oleh Partai Konservatif pendukung PM Inggris saat ini, Boris Johnson, dengan suara mayoritas. Namun, sejumlah risiko geopolitik masih berlanjut sehingga perlu terus dicermati. Perkembangan tersebut mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing ke negara berkembang termasuk Indonesia.

Gra� k 2.32. Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Peers

Sumber: Reuters, diolah; Data s.d. 18 Desember 2019

14.031

14.232

14.100

14.113

14.065

14.037

13.250

13.50013.75014.00014.25014.500

14.75015.000

15.25015.500

1 3 4 5 6 7 8 9 10

2018

IDR/USD

2 11 12 2

2019

31 54 86 7 109 11 12

14.254

14.120

14.70813.975

Rerata Triwulanan

Rerata Bulanan

Page 21: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 17

INFLASI

Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil. Inflasi IHK pada November 2019 tetap rendah sebesar 0,14% (mtm), ditopang oleh inflasi kelompok inti yang melambat dan inflasi kelompok administered prices yang stabil. Sementara itu, kelompok volatile food mengalami inflasi setelah pada bulan sebelumnya mencatat deflasi. Melambatnya inflasi inti terutama dipengaruhi oleh penurunan harga emas global dan perlambatan inflasi komoditas mi dan nasi dengan lauk. Sementara itu, kelompok administered prices tercatat stabil disumbang oleh kenaikan harga komoditas rokok di tengah berlanjutnya deflasi tarif angkutan udara. Di sisi lain, kelompok volatile food mencatat inflasi sebagaimana pola musiman yang didorong oleh meningkatnya permintaan menjelang akhir tahun. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan bulan November 2019 mencapai 2,37% (ytd), atau secara tahunan tercatat 3,00% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Oktober 2019 sebesar 3,13% (yoy) (Grafik 2.35).

Inflasi inti menurun sehingga menopang terkendalinya inflasi IHK. Inflasi inti tercatat 0,11% (mtm), melambat dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,17% (mtm). Berdasarkan kelompoknya, penurunan inflasi inti ditopang oleh

Volatilitas yang terjaga menopang dinamika Rupiah. Volatilias Rupiah pada November 2019 menurun dibandingkan dengan volatilitas pada bulan sebelumnya, kendati kembali meningkat memasuki Desember 2019. Sampai dengan 18 Desember 2019 volatilitas Rupiah stabil dan di bawah volatilitas rerata negara kawasan yang sebesar 10,15% (Grafik 2.4). Volatilitas Rupiah tersebut juga masih lebih rendah dibandingkan dengan volatilitas mata uang rand Afrika Selatan, real Brasil dan lira Turki. Adapun secara triwulanan, volatilitas Rupiah pada triwulan IV 2019 menurun dibandingkan volatilitas pada triwulan III 2019.

Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga. Prakiraan ini didukung prospek Neraca Pembayaran Indonesia yang tetap baik akibat berlanjutnya aliran masuk modal asing seiring dengan prospek ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Namun demikian, terdapat risiko pelemahan rupiah sejalan pola seasonal pembelian valas akhir tahun di tengah tingginya kepemilikan asing di SBN yang tetap perlu diwaspadai. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas.

Gra� k 2.35. In� asi

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d. 18 Desember 2019

0

5

10

15

20

25

30

35

ZAR BRL TRY IDR THB PHP INR MYR

2018YTD 2019Rerata YTD 2019

%Gra� k 2.34. Volatilitas Nilai Tukar Tahunan

Sumber: BPS, diolah

3,00

3,085,02

Administered Prices

1,08-2

2

6

4

0

10

12

8

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2017 2018 2019

%yoy%,

IHK

Volatile Food

Inti

Page 22: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 201918

penurunan inflasi inti traded dan non traded (Grafik 2.36). Penurunan inflasi inti traded terutama dipengaruhi oleh apresiasi nilai tukar rupiah dan harga emas global yang melanjutkan deflasi. Sementara itu, penurunan inflasi inti non traded terutama dipengaruhi oleh kembali normalnya harga komoditas mi dan nasi dengan lauk di tengah kenaikan tarif sewa rumah dan kontrak rumah. Secara tahunan, inflasi inti pada November 2019 tercatat sebesar 3,08% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,20% (yoy). Inflasi inti yang terkendali pada November 2019 tidak terlepas dari ekspektasi inflasi yang baik seiring dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga, permintaan agregat yang terkelola baik, nilai tukar yang bergerak sesuai dengan fundamentalnya, dan pengaruh harga global yang minimal. Terjangkarnya ekspektasi inflasi pada bulan November dalam kisaran sasaran inflasi tercermin dari hasil survei Consensus Forecast (CF) November 2019 sebesar 3,10% (average, yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3.20% (average, yoy) (Grafik 2.37).

Inflasi kelompok administered prices (AP) tercatat stabil seiring dengan kenaikan inflasi komoditas aneka rokok di tengah berlanjutnya deflasi angkutan udara. Inflasi kelompok administered prices pada November 2019 tercatat sebesar 0,03% (mtm), atau sama dengan inflasi pada bulan sebelumnya (Grafik 2.38). Inflasi kelompok administered prices yang tercatat stabil didorong oleh kenaikan harga jual aneka rokok di tengah

tarif angkutan udara yang masih melanjutkan deflasi (Tabel 2.3). Sementara itu, deflasi tarif angkutan udara masih berlanjut pada November 2019 seiring dengan pola musiman penurunan permintaan. Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi administered prices secara tahunan menurun dari 1,58% (yoy) pada Oktober 2019 menjadi 1,08% (yoy) pada November 2019.

Kelompok volatile food mencatat inflasi sebagaimana pola musimannya. Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 0,42% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mencatat deflasi 0,47% (mtm) (Grafik 2.39). Inflasi pada kelompok volatile food terutama bersumber dari kenaikan harga pada komoditas

Gra� k 2.37. Ekspektasi In� asi Consensus Forecast

Gra� k 2.38. In� asi Administered PricesGra� k 2.36. In� asi Inti Traded vs Non Traded

Sumber: BPS, diolah

Inti

3,08

3,153,03

00,51,01,52,02,53,03,54,04,5

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2017 2018 2019

%yoy

Inti

Inti Traded

Non traded

Sumber: Consensus Forecast

Ekspektasi In�asi 2017Ekspektasi In�asi 2018

Ekspektasi In�asi 2019

3,10Ekspektasi In�asi 2020 3,40

00,51,01,52,02,53,03,54,04,55,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2017 2018 2019

%yoy

Sumber: BPS, diolah

Administered Prices (mtm)

0,03

Administered Prices (yoy) - Skala Kanan

1,08

-2,0-1,5-1,0-0,5

00,51,01,52,02,53,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2017 2018 2019

-2

0

2

4

6

8

10

12%yoy%

Page 23: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 19

Sumber: BPS, diolah

Volatile Food (mtm)

Volatile Food (yoy)-Skala kanan

0,42

5,02

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2017 2018 2019

% % yoy

bawang merah, tomat sayur, dan daging ayam ras (Tabel 2.4). Inflasi pada komoditas bawang merah terutama disebabkan oleh mundurnya periode tanam akibat kemarau panjang. Selain itu, ketersediaan pasokan yang mulai menipis seiring dengan berakhirnya masa panen raya turut menjadi penyebab inflasi pada komoditas bawang merah. Sementara itu, inflasi pada komoditas tomat sayur dan daging ayam ras didorong oleh meningkatnya permintaan menjelang akhir tahun sesuai dengan pola musimannya. Meskipun demikian, tekanan inflasi pada kelompok volatile food tertahan oleh deflasi

Tabel 2.3. Penyumbang In� asi/De� asi Komoditas Administered Prices

Komoditas VF In�asi/De�asi

Sumber: BPS, diolah

(% mtm)Sumbangan

(%)Bawang Merah 14,99 0,07Tomat Sayur 28,39 0,04Daging Ayam Ras 2,03 0,03Tomat Buah 10,50 0,01Bayam 3,53 0,01Mujair 3,32 0,01Telur Ayam Ras 2,02 0,01Jeruk 1,81 0,01Beras 0,17 0,01Cabai Merah -10,01 -0,08Cabai Rawit -7,08 -0,02Cabai Hijau -13,58 -0,01Dencis -9,67 -0,01Melon -4,58 -0,01

pada komoditas cabai merah dan cabai rawit seiring dengan masih berlangsungnya masa panen di berbagai sentra produksi. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 5,02% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan 4,82% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Secara spasial, terkendalinya inflasi didukung oleh terjaganya inflasi di hampir seluruh wilayah (Gambar 2.1). Inflasi terendah terjadi di wilayah Maluku-Papua sebesar 2,21% (yoy), diikuti oleh wilayah Bali-Nusa Tenggara sebesar 2,24% (yoy), dan Sumatera sebesar 2,50% (yoy). Inflasi IHK di hampir seluruh Provinsi tetap terjaga di dalam rentang sasaran kecuali Provinsi Sulawesi Utara yang mencapai 6,3% (yoy). Inflasi di Provinsi Sulawesi Utara terutama disebabkan oleh inflasi komoditas tomat sayur sejalan dengan permintaan yang meningkat jelang akhir tahun di tengah produksi yang terbatas.

Gra� k 2.39. In� asi Volatile Food

Tabel 2.4. Penyumbang In� asi/De� asi Kelompok Volatile Food

Komoditas AP In�asi/De�asi

Sumber: BPS, diolah

(% mtm)Sumbangan

(%)

Rokok Kretek Filter 0,66 0,01Rokok Kretek 0,56 0,01Angkutan Udara -1,70 -0,02

Page 24: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 201920

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR KEUANGAN

Perkembangan Suku Bunga

Transmisi suku bunga di pasar uang berjalan cukup baik, tercermin pada suku bunga pasar uang. Sasaran operasional kebijakan moneter yaitu suku bunga pasar uang antar bank tenor overnight (PUAB O/N) terjaga di kisaran suku bunga kebijakan moneter (BI7DRR). Rata-rata harian (RRH) suku bunga PUAB O/N pada November 2019 tercatat 4,83%, berada di sekitar suku bunga kebijakan BI-7DRR sebesar 5,00% (Grafik 2.40). RRH suku bunga PUAB O/N pada November 2019 tersebut lebih rendah 20 bps dibandingkan dengan RRH suku bunga PUAB O/N bulan sebelumnya sebesar 5,04%. Lebih lanjut, penurunan suku bunga PUAB juga tercatat pada tenor yang lebih panjang antara lain tenor 2-4 hari, 1 minggu, dan 2 minggu dengan penurunan RRH suku bunga masing-masing 20 bps, 20 bps, dan 14 bps.

Pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan suku bunga kebijakan (BI7DRR) sejak Juli 2019 tertransmisikan dengan baik ke suku bunga pasar

Gambar 2.1. Peta In� asi Daerah (%,yoy)

Sumber: BPS, diolah

2,0

1,0

Gra� k 2.40. Suku Bunga Kebijakan dan PUAB O/N

Sumber: Bank Indonesia

2016 2017 2018 20191 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 1 3 53 5 7 1179 911

5,00

DF Rate4,25

LF Rate

5,75 BI Rate

3,75

4,25

4,75

5,25

5,75

6,25

6,75

7,25

7,75

8,25%

Suku BungaPUAB O/N

BI 7 -Day RR (Setelah 19/08/16)

uang. Secara kumulatif, suku bunga PUAB O/N pada akhir November 2019 telah turun 99 bps sejak Juli 2019. Demikian pula, suku bunga PUAB tenor 1 minggu turun sebesar 115 bps menjadi 5,03% pada November 2019. Sementara itu, suku bunga JIBOR tenor 1 minggu turun sebesar 119 bps menjadi 5,05% sejak Juli 2019.

Page 25: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 21

Transmisi kebijakan moneter didukung kecukupan likuiditas perbankan yang memadai serta pasar uang yang stabil dan efisien. Rerata harian volume PUAB pada November 2019 tetap tinggi sebesar Rp17,96 triliun (Grafik 2.41). Likuiditas perbankan juga tetap baik, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang besar yakni 18,44% pada Oktober 2019. Volatilitas suku bunga PUAB O/N terkendali didukung oleh likuiditas yang mencukupi. Terkendalinya volatilitas suku bunga PUAB O/N tercermin pada selisih suku bunga tertinggi dan terendah RRH suku bunga PUAB O/N pada November 2019 sebesar 15 bps, sama dengan bulan sebelumnya.

Transmisi suku bunga perbankan berlanjut, meskipun belum optimal. Rerata tertimbang (RRT) suku bunga deposito pada November 2019 turun 13 bps menjadi 6,32% dari 6,45% pada bulan sebelumnya (Grafik 2.42). Secara kumulatif, sejak suku bunga kebijakan diturunkan mulai Juli 2019, suku bunga deposito telah turun sebesar 51 bps pada November 2019. Penurunan suku bunga deposito tercatat pada semua tenor dengan penurunan lebih besar pada tenor pendek. Secara kumulatif, sejak Juli 2019 suku bunga deposito tenor pendek yaitu 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan masing-masing turun sebesar 75 bps, 43 bps, dan 36 bps. Sementara itu, penurunan suku bunga pada tenor lebih panjang yaitu 12 bulan dan 24 bulan tercatat lebih rendah, yakni masing-masing turun 8 bps dan 31 bps. Berdasarkan kelompok bank, suku bunga

deposito turun pada semua kelompok dengan penurunan terbesar pada BUKU 3 dan BUKU 4, yakni masing-masing 59 bps dan 52 bps.

Suku bunga kredit juga dalam tren penurunan. RRT suku bunga kredit pada November 2019 tercatat sebesar 10,59%, turun terbatas 2 bps dari RRT suku bunga pada bulan sebelumnya. Secara kumulatif, sejak suku bunga kebijakan diturunkan mulai Juli 2019, suku bunga kredit telah turun 15 bps. Penurunan suku bunga kredit tercatat pada semua jenis kredit, dengan penurunan terbesar pada kredit investasi (KI) dan kredit modal kerja (KMK), yaitu masing-masing sebesar 22 bps dan 18 bps. Sementara itu, penurunan suku bunga kredit konsumsi (KK) lebih terbatas yaitu sebesar 7 bps (Grafik 2.43). Berdasarkan kelompok bank, suku bunga kredit pada kelompok bank BUKU 2, BUKU 3, dan BUKU 4 turun, sementara pada BUKU 1 masih meningkat.

Selisih suku bunga kredit dengan suku bunga deposito yang melebar. Secara rerata, selisih suku bunga kredit dengan suku bunga deposito melebar 11 bps pada November 2019 menjadi 4,29% (Grafik 3.47). Secara kumulatif, selisih suku bunga sejak Juli 2019 juga melebar, yaitu sebesar 35 bps. Hal tersebut disebabkan oleh penurunan suku bunga deposito yang lebih dalam dibandingkan penurunan kredit, sejalan dengan respons penyesuaian suku bunga deposito terhadap suku bunga kebijakan yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan suku bunga kredit karena jangka waktu deposito yang lebih pendek.

Gra� k 2.41. Suku Bunga Kebijakan dan Volume PUAB

0

5

10

15

20

25

30

3

4

5

6

7

8

9

10

11Rp Triliun%

Vol PUAB (Skala kanan)

Vol PUAB O/N (Skala kanan)

Sumber: Bank Indonesia

2016 2017 2018 20191 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 1 3 53 5 7 1179 911

Suku Bunga PUAB O/N

Gra� k 2.42. Suku Bunga Kredit Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

RRT Suku Bunga Kredit

Suku Bunga KMKSuku Bunga KI

Suku Bunga KK

8

9

10

11

12

13

14

15

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2016 2017 2018 2019

%

Page 26: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 201922

Intermediasi Perbankan

Intermediasi perbankan terus menjadi perhatian. Pertumbuhan kredit melambat dari 7,89% (yoy) pada September 2019 menjadi 6,53% (yoy) pada Oktober 2019, terutama dipengaruhi permintaan kredit korporasi yang belum kuat. Melambatnya pertumbuhan kredit terutama pada kredit modal kerja (KMK) yang tumbuh melambat 4,08% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,94% (yoy). Kredit investasi (KI) tetap tumbuh tinggi 11,20% (yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya 12,84% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit konsumsi (KK) melambat menjadi 6,48% (yoy) dari 6,82% (yoy) pada September 2019 (Grafik 2.44).

Kredit perbankan yang disalurkan ke mayoritas sektor ekonomi tumbuh melambat (Grafik 2.45). Kontributor perlambatan pertumbuhan kredit pada Oktober 2019 yang utama adalah sektor industri, konstruksi, pertanian, dan jasa dunia usaha. Kredit ke sektor industri tumbuh terbatas, dari 5,59% (yoy) pada September 2019 menjadi 2,96% (yoy) pada Oktober 2019, sejalan dengan perilaku wait and see pelaku usaha. Sejalan dengan masih terbatasnya permintaan korporasi, kredit ke sektor jasa dunia usaha juga melambat. Penyaluran kredit ke sektor konstruksi masih tumbuh tinggi sebesar 18,85% (yoy) meskipun tidak setinggi pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 26,27 % (yoy),

Gra� k 2.43. Selisih Suku Bunga Perbankan Gra� k 2.44. Pertumbuhan Kredit Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

6,53

4,08

11,20

6,48

02468101214161820

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2016 2017 2018 2019

% yoy

Total Kredit

Kredit Modal Kerja

Kredit Investasi

Kredit Konsumsi

Sumber: Bank Indonesia

4,126,44

2,9611,26

18,85

6,52

6,7013,66

-4,39

15,49

6,53

4,71

6,765,59

10,55

26,27

9,66

9,08

13,27

-5,44

13,817,89

-10 -5 0 5 10 15 20 25 30% yoy

Sep-19Okt-19

PerdaganganLain-lain

IndustriPengangkutan

KonstruksiPertanian

Jasa Dunia UsahaJasa Sosial

PertambanganListrik

Total

sejalan dengan prospek investasi terkait infrastruktur yang tetap baik. Sementara itu, kredit pertanian tumbuh 6,52% (yoy) pada Oktober 2019, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 9,66% (yoy), sejalan dengan prospek ekspor komoditas pertanian yang masih terbatas.

Secara spasial, penyaluran kredit pada Oktober 2019 di sebagian besar kawasan tumbuh melambat (Gambar 2.2). Melambatnya pertumbuhan kredit tercatat di sebagian besar wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan tumbuh melambat sejalan dengan prospek perbaikan ekspor yang masih terbatas. Sementara itu, pertumbuhan kredit di sebagian besar wilayah Sulawesi

Gra� k 2.45. Pertumbuhan Kredit Sektoral

Sumber: Bank Indonesia

2

4

6

8

10

12

14

16

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2016 2017 2018 2019

% %

Spread Skb Kredit -Deposito (skala kanan)

RRT Suku Bunga

RRT Suku Bunga Kredit

Page 27: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 23

masih tumbuh tinggi didukung antara lain oleh investasi mulai tercatat meningkat di Sulawesi terkait hilirisasi nikel. Demikian pula, pertumbuhan kredit di wilayah Balinusra, Maluku, dan Papua masih tumbuh tinggi.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh melambat pada Oktober 2019. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2019 tercatat sebesar 6,29% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan September 2019 sebesar 7,47% (yoy). Perlambatan pertumbuhan DPK pada Oktober 2019 bersumber dari seluruh komponen DPK. Giro yang tumbuh 4,77% (yoy) melambat dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 8,45% (yoy). Pertumbuhan deposito juga melambat menjadi 7,18% (yoy) dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,60% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan tabungan juga melambat menjadi 6,20% (yoy) dari pertumbuhan bulan sebelumnya 6,53% (yoy) (Grafik 2.46).

Dengan mempertimbangkan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit perbankan 2019 diprakirakan sekitar 8% dan ditopang oleh pertumbuhan DPK juga sekitar 8%. Pada tahun 2020, pertumbuhan kredit dan pertumbuhan DPK

diprakirakan membaik masing-masing dalam kisaran 10-12% dan 8-10% sejalan dengan prospek peningkatan pertumbuhan ekonomi. Ke depan, Bank Indonesia tetap menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan memperkuat koordinasi dengan otoritas terkait sehingga dapat tetap menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong fungsi intermediasi perbankan.

Gra� k 2.46. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

Sumber: Bank Indonesia

Total DPK 6,29

Giro

4,77

Tabungan

6,20Deposito 7,18

-5

0

5

10

15

20

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 92016 2017 2018 2019

% yoy

Kredit ≥ 15%

10% ≤ Kredit < 15%

5% ≤ Kredit < 10%

Sumber: Bank Indonesia

SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU-PAPUAJAWA BALI-NUSRA

Kredit < 0

0% ≤ Kredit < 5%

Banten 2,3DKI Jakarta 6,1Jawa Barat 8,3

Jawa Tengah 8,3Jawa Timur 7,0DI Yogyakarta 36,0

Bali 7,5NTB 17,4NTT 12,1

Maluku 14,7Maluku Utara 10,1Papua 7,2Papua Barat 10,5

Gorontalo 18,3Sulut -3,5Sulteng 5,9

Sulbar 13,3Sulsel 5,2Sultra 12,4

Kalbar 3,1Kalsel 4,0Kaltim 11,8

Kalteng 7,8Kaltara 2,1

Aceh 1,3Sumut 2,5Riau -1,4

Sumbar 4,7Lampung 6,4Kepri 2,0

Bengkulu 11,3Kep.Babel 16,8Sumsel 1,6Jambi 8,1

Gambar 2.2. Pertumbuhan Kredit Spasial

Page 28: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 201924

Pasar Keuangan Nonbank

Pembiayaan ekonomi membaik pada November 2019. Pembiayaan ekonomi secara total tumbuh 6,18% (yoy) pada November 2019, membaik dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,48% (yoy) (Grafik 2.47). Berdasarkan komponen, kinerja pembiayaan ekonomi dikontribusi oleh pertumbuhan kredit bank umum dan juga ULN sebagai sumber pendanaan yang dominan. Demikian pula, pertumbuhan pembiayaan dari pasar keuangan dan institusi keuangan nonbank (IKNB) juga tumbuh meningkat.

Kinerja pasar saham domestik melemah pada Oktober 2019 sejalan dengan pelemahan kinerja saham negara peers. IHSG melemah sebesar 3,5% (mtm), ditutup pada level 6.011,83. Koreksi dipengaruhi oleh sentimen global di tengah ketidakpastian pasar keuangan global cenderung mereda. Perkembangan pasar saham domestik yang melemah tersebut relatif sejalan dengan pelemahan kinerja saham negara lain seperti Filipina, Vietnam, dan Malaysia (Grafik 2.48). Secara sektoral, mayoritas sektor melemah kecuali industri dasar. Kinerja sektor-sektor tersebut sejalan dengan proyeksi kinerja ekspor dan investasi nonbangunan yang belum kuat terdampak faktor global (Grafik 2.49).

Gra� k 2.48. IHSG dan Indeks Bursa Global Oktober 2019 (mtm)

Gra� k 2.47. Pembiayaan Ekonomi

Sumber: BEI dan Bloomberg, diolah

-3,53,7

1,4-1,9

-2,3-2,1

1,6-1,1

-2,8-0,7

1,7-3,0

-12 -7 -2 3 8

IndonesiaAmerika Serikat

InggrisTiongkokMalaysia

Hong KongJepang

SingapuraVietnamThailand

IndiaFilipina

% mtm

Sumber: BEI, diolah% mtm

-3,5

-6,5

-9,5

-0,41,3

-5,3

-5,5

-5,3

-1,3

-7,6

-15 -10 -5 0 5

IHSG

Infrastruktur

Pertambangan

Keuangan

Industri Dasar

Aneka Industri

Konsumsi

Perdagangan

Pertanian

Properti

Kinerja pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada Oktober 2019 melemah. Pada Oktober 2019, kinerja pasar SBN turun terindikasi dari kenaikan imbal hasil SBN pada semua tenor. Kenaikan imbal hasil SBN terjadi di semua tenor, terutama tenor menengah yang masing-masing naik 14 bps ke level 6,90%. Sementara imbal hasil seri benchmark 10 tahun naik 10 bps ke level 7,01% (Grafik 2.50). Secara keseluruhan, imbal hasil SBN naik 7 bps menjadi 6,80%. Perkembangan imbal hasil SBN sejalan dengan mayoritas negara peer yang juga mengalami kenaikan sebagai dampak sentimen negatif eksternal.

Sumber: BEI, Bloomberg, Bank Indonesia

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 112018 2019

Pasar Modal IKNB BPR ULN Bank Umum Total

6,18

%Gra� k 2.49. Indeks Sektoral Oktober 2019 (mtm)

Page 29: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 25

menjadi 1,95% (yoy). Sementara itu, aktiva dalam negeri bersih pada Oktober 2019 tumbuh sebesar 7,91% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 8,64% (yoy). Perlambatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih terutama disebabkan oleh penyaluran kredit yang tumbuh lebih rendah serta tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat mengalami kontraksi pertumbuhan.

Gra� k 2.50. SBN dan Net Jual/Beli Asing Gra� k 2.51. Uang Beredar M2

Sumber: Bloomberg, diolah

Net Jual/Beli Asing (skala kanan)

Yield SBN 10 Tahun

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0123456789

10

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2017 2018 2019

Rp Triliun%

Sumber: Bank Indonesia

M2 6,34

M16,63

Kuasi6,12

02468101214161820

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 10

2016 2017 2018 2019

% yoy

Likuiditas Perekonomian

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Oktober 2019. Posisi M2 pada Oktober 2019 tercatat Rp6.025,6 triliun atau tumbuh 6,34% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,08% (yoy). Perlambatan M2 berasal dari seluruh komponennya. Komponen uang kuasi melambat dari 7,01% (yoy) pada September 2019 menjadi 6,12% (yoy), dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan simpanan berjangka, tabungan dan giro valuta asing (valas). Uang beredar dalam arti sempit (M1) juga menunjukkan perlambatan dari 6,88% (yoy) pada September 2019 menjadi 6,63% (yoy) pada Oktober 2019 (Grafik 2.51), terutama bersumber dari perlambatan giro rupiah. Sementara itu, uang kartal tumbuh meningkat dari 3,97% (yoy) pada September 2019 menjadi 5,07% (yoy) pada Oktober 2019.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 pada Oktober 2019 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih serta aktiva dalam negeri bersih (Grafik 2.52). Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih tercatat melambat dari 2,70% (yoy) pada September 2019

Gra� k 2.52. Faktor yang Memengaruhi M2

Sumber: Bank Indonesia

NFA

1,95NDA

7,91

M2 6,34

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 10

2016 2017 2018 2019

% yoy

Page 30: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Desember 201926

Stabilitas Sistem Keuangan

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai risiko kredit yang terkendali. Stabilitas sistem keuangan yang terjaga ditopang rasio kecukupan modal perbankan (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang tetap tinggi, mencapai 23,44% pada Oktober 2019 (Grafik 2.53). Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap rendah yakni 2,73% (gross) atau 1,25% (net). NPL tersebut meskipun meningkat dari NPL bulan sebelumnya sebesar 2,66%, namun masih berada di level yang sehat

Gra� k 2.53. Permodalan Industri Perbankan Gra� k 2.54. Non Performing Loan

Sumber: Bank Indonesia

1,40

5,97

23,44

0

1

2

3

4

5

6

7

8

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Rp Triliun%

CAR

ATMR (Skala kanan)

Modal (Skalakanan)

Sumber: Bank Indonesia

2,73

0

1

2

3

4

5

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 10

2017 2018 2019

%

Non Performing Loan

di bawah 5% (Grafik 2.54). Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan rasio NPL pada Oktober 2019 terjadi pada semua jenis penggunaan kredit. Rasio NPL untuk KMK dan KI masing-masing tercatat sebesar 3,36% dan 2,69% pada Oktober 2019 dari 3,25% dan 2,69% pada bulan sebelumnya. Secara sektoral, NPL di seluruh sektor ekonomi juga tercatat di bawah 5%. Pencapaian NPL yang terkendali didukung pula oleh NPL di hampir seluruh wilayah yang terjaga di bawah 5% (Gambar 2.3).

Page 31: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2019 27

Sumber: Bank Indonesia

SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU-PAPUAJAWA BALI-NUSRA

NPL < 2%

3% ≤ NPL < 4%2% ≤ NPL < 3%

4% ≤ NPL < 5%

NPL ≥ 5%

Aceh 1,8Sumut 3,4Riau 2,2

Sumbar 3,0Lampung 2,0Kepri 4,7

Bengkulu 1,9Kep.Babel 1,4 Sumsel 3,5Jambi 3,5

Kalbar 1,4Kalsel 3, 1Kaltim 3, 7

Kalteng 1, 7Kaltara 0, 9

Gorontalo 2,7Sulut 2,9Sulteng 2,5

Sulbar 1,8Sulsel 6,3Sultra 2,4

Banten 2,4DKI Jakarta 1,8Jawa Barat 3,1

Jawa Tengah 4,2Jawa Timur 3,3DI Yogyakarta 1,8

Maluku 2,8Maluku Utara 1,2Papua 2,9Papua Barat 2,1

Bali 4,4NTB 1,3NTT 2,3

Gambar 2.3. NPL Berdasarkan Wilayah

Page 32: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - Bank Indonesia€¦ · ekonomi domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju. Untuk

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:Kelompok Komunikasi Kebijakan dan PengaturanGrup Perumusan KebijakanDepartemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter

Telp : +62 21 131Fax : +62 21 345 2489Email : [email protected] Website : http://www.bi.go.id