tingkat kelelahan dosen...

39
0 LAPORAN PENELITIAN Peran Ganda Beserta Tingkat Kelelahan Dosen Wanita di Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh : WIJI NURASTUTI STTI RESPATI YOGYAKARTA Dibiayai melalui DIPA Kopertis Wilayah V Nomor : 0169.0/023-04.0/XIV/2008 Tahun Anggaran 2008 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH V YOGYAKARTA

Upload: lamnhu

Post on 14-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

0

LAPORAN PENELITIAN

Peran Ganda Beserta Tingkat Kelelahan Dosen Wanita di Daerah Istimewa Yogyakarta

Oleh :

WIJI NURASTUTI STTI RESPATI YOGYAKARTA

Dibiayai melalui DIPA Kopertis Wilayah V Nomor : 0169.0/023-04.0/XIV/2008 Tahun Anggaran 2008

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH V

YOGYAKARTA

Page 2: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

1

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Peran Ganda dan Tingkat Kelelahan Dosen Wanita di Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Bidang Penelitian : Sosial ( Kemasyarakatan) 3. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : WIJI NURASTUTI,SE,MT. b. Jenis Kelamin : P c. NIP/NIDN : 440206002 d. Pangkat/Golongan : Penata Muda / IIIB e. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli f. Perguruan Tinggi : STTI Respati Yogyakarta g. Program Studi : Komputerisasi Akuntansi h. Status Dosen : Dosen Tetap Yayasan (A), Dosen DPK (B)*

4. Pembimbing**)

a. Nama Lengkap (Gelar) : Wasit Ginting, M.Kom b. Jabatan Akademik : Asisten Ahli c. Unit Kerja / PT : STTI Respati Yogyakarta

5. Jumlah Tim Peneliti : Mandiri 7. Lokasi Penelitian : Sleman - Yogyakarta 8. Jumlah Biaya : Rp. 1.570.000,- (Satu Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah)

Yogyakarta, 31 Agustus 2008 Dosen Pembimbing, Wasit Ginting, M.Kom NIK 440205001

Peneliti Wiji Nurastuti,SE,MT NIK 440206002

Mengetahui/ a.n. Koordinator Sekretaris Pelaksana Ir. H. Suprapto Tm.,M.Sc. NIP 130516869

Menyetujui : Pimpinan PT Dr. Drs. Ag. Soeharno,MM NIK. 420207003

Page 3: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

2

SURAT KETERANGAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini :**) 1. Nama :

NIP/NIDN : Jabatan Fungsional :................................................. (.............AK) Bidang Ilmu : Unit Kerja / PT :

2. Nama : NIP/NIDN : Jabatan Fungsional : .................................................. (..........AK) Bidang Ilmu : Unit Kerja / PT :

Memberikan rekomendasi untuk Karya Ilmiah dengan judul :

a.n. Saudara tersebut dibawah ini :

Nama : NIP/NIDN : Jabatan Fungsional : ............................................................... (............AK) Bidang Ilmu : Unit Kerja / PT :

Isi rekomendasi Karya Ilmiah itu sebagai berikut : a. Mutu : Amat Baik / Baik / Cukup *) b. Softifikasi : Amat Baik / Baik / Cukup *) c. Kemutakhiran : Amat Baik / Baik / Cukup *) Demikian untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta,

Yang memberikan rekomendasi

(............................................) (.............................................)

NIP NIP

Page 4: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

3

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat.

Pada tahun 1988 data memperlihatkan jumlah pekerja wanita di Indonesia berkisar

23.874.400. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi 35.479.000 (35,37 %) pada

tahun 2003 ( BPS, 2003).

Bagi wanita Indonesia memasuki abad ke dua puluh satu atau era globalisasi

akan lebih merupakan suatu ancaman daripada suatu kesempatan untuk memperbaiki

kehidupan mereka, karena persaingan dan persyaratan yang ketat dalam memasuki

lapangan kerja akan menyebabkan tenaga kerja wanita tidak memiliki pilihan lain

kecuali menerima pekerjaan-pekerjaan tertentu dengan upah yang rendah, meskipun

akan merendahkan martabat mereka sebagai wanita (Soetrisno,1998).

Jika pekerjaannya berat, bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai

pekerjaan itu berhenti atau pelakunya dipaksa untuk berhenti karena kelelahan.

Menurut Weiskopf dan Buttler, rekreasi mempunyai kekuatan yang dapat membantu

pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang mencakup tiga hal pokok, yaitu

intelektual (kognitif), psikomotorik (keterampilan fisik), serta sosial (afektif)

(Hartoto, 1995). Di samping nilainya yang esensial bagi kesejahteraan dan

kebahagiaan hidup bagi seseorang, rekreasi juga di pandang sebagai alat untuk

pencegahan stress, meningkatkan keterampilan intelektual dan peningkatan kualitas

hidup (Entjang, 1986 dan Hartoto, 1995).

Pembangunan Gender (GDI) dan Pemberdayaan Gender (GEM) serta

Pembangunan Era Millenium (MDG) banyak menggunakan indikator perempuan

sebagai salah satu ukuran keberhasilan pembangunan. Di bidang ketenagakerjaan

menggunakan indikator angka pengangguran, proporsi yang bekerja di luar sektor

pertanian, pekerja trampil, ketimpangan upah perempuan dan laki-laki, serta

kontribusi pendapatan perempuan terhadap pendapatan rumah tangga digunakan

Page 5: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

4

sebagai dasar indikator pembangunan. Dalam laporan International sejak tahun 1995

– 2004 posisi perempuan di Indonesia dilihat dari Pembangaunan Gender (GDI) dan

Pemberdayaan Gender (GEM) cenderung melemah dan bahkan semakin tertinggal di

kawasan Asia Tenggara, sebab di negara lain lebih cepat perkembangannya.

Pembahasan perubahan peluang kerja perempuan diawali dengan perubahan

angka fertilitas (TFR) yang dapat memberikan peluang bagi perempuan untuk masuk

dalam pasar kerja. Asumsinya adalah seperti yang dikatakan oleh Bongarts(1999)

ketika TFR masih tinggi partisipasi bagi perempuan (bukan untuk laki-laki) dalam

pasar kerja relatif rendah. Dan ketika angka fertilitas (TFR) menjadi semakin rendah

maka partisipasi tersebut semakin meningkat. Aspek mortalitas dan mobilitas tidak

dibahas dengan pertimbangan bahwa Indonesia telah terjadi perubahan yanbg

mendasar dari ’’health to survival resource development”. Artinya telah terjadi

peningkatan derajat kesehatan yang sangat besar di Negara Indonesia khususnya

Jawa-Bali (Kiki, 2003).

Tabel 1.1 Perkembangan Jenis Pekerjaan Wanita di beberapa Propinsi di

Indonesia tahun 1980-2003

Jenis Pekerjaan Profesional, Tehnisi, Kepemimpinan dan Ketatalaksanaan

1980 1996 1999 2003 DKI Jakarta 9.1 34.7 34.9 36.1 Jawa Barat 3.2 38.2 36.0 36.9 Banten 3.2 38.2 36.0 37.1 Jawa Tengah 3.5 40.6 44.7 45.9 D.I Yogyakarta 3.9 40.2 46.7 47.9 Jawa Timur 2.1 38.4 45.9 46.1 Bali 3.4 33.9 35.5 37.4 Indonesia 3.3 33.7 36.2 39.9 Sumber BPS: Tahun 1980 -2004

Dari tabel diatas bisa dilihat perkembangan aktualisasi dari para wanita di

berbagai Propinsi di Indonesia, sejak tahun 1980 hingga tahun 2003.

Di sektor formal, peranan perempuan pekerja biasanya jauh lebih kecil.

Page 6: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

5

Mayoritas perempuan pekerja sektor formal menduduki posisi yang kurang penting.

Hal ini memang sering dikaitkan dengan kemampuan perempuan yang lebih terbatas,

yang seringkali merupakan cerminan dari pendidikannya. Alasan lain yang sering

pula dikemukakan adalah perempuan hanya cocok bagi pekerjaan yang feminin atau

pekerjaan yang berkaitan dengan nalurinya dalam peran sebagai ibu rumah tangga

atau mitra pembantu laki-laki, misalnya guru, perawat, pelayan restoran, juru masak,

operator telepon, teller bank, dan sejenisnya (Barry, 1989 seperti dikutip oleh

Chrysanti Hasibuan-Sedyono dalam Gardiner, 1994:214).

Bekerja sebagai seorang Dosen sangat berarti bagi wanita itu sendiri, hal itu

dapat memberikan dampak yang positif seperti timbulnya harga diri, lebih mandiri

dan dapat menunjang kehidupannya. Di sisi lain, dampak negatif dari pekerjaan dapat

berupa penyakit yang timbul akibat melakukan pekerjaan, kecelakaan dan gangguan-

gangguan yang ditimbulkan oleh lingkungan kerjanya.

Pekerja perempuan dalam fungsi sebagai ibu ataupun sebagai sosok

perempuan yang tidak atau belum menikah, bekerja di luar rumah memerlukan energi

yang lebih besar bila dibandingkan dengan perempuan dalam peran kodratinya saja.

Perempuan yang tidak atau belum menikah di dalam kehidupan dengan orangtuanya

ataupun hidup sendiri maupun hidup bersama keluarga lain membebani perempuan

tersebut dengan beragam persoalan. Persoalan yang dihadapi perempuan sebagai ibu

rumah tangga, mendidik, mengasuh anak, melayani suami serta pekerjaan-pekerjaan

rumah tangga lainnya. (Molo, 1993 dan Setyawati, 1995).

Peran perempuan bagi pekerja perempuan tanpa disadari telah meningkatkan

tekanan fisik maupun mental. Peran perempuan dapat dikatakan memiliki konsep

dualisme cultural, yakni adanya konsep domestic sphere ( lingkungan

domestik ) dan public sphere (lingkungan publik ). Lingkungan publik adalah

lingkungan pekerjaan di luar rumah yang diakui secara formal di masyarakat seperi

kedudukan, prestise, kepuasan gaji, dan status sosial. Lingkungan domestik adalah

lingkungan yang tidak pernah lepas dari kodratnya sebagai perempuan yaitu ibu yang

Page 7: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

6

melahirkan, menyusui, membimbing, mendidik, mengasuh anak dan mendapingi

suami. (Rahayu, dalam Arianta dan Azwar 1993). Dalam perannya sebagai istri,

tenaga kerja perempuan lebih banyak mengalami konflik-konflik perkawinan dalam

rumah tangganya (Susmayati, 1995).

Seorang pekerja wanita , dalam kasus ini adalah seorang Dosen wanita dapat

menjalankan peran yang berbeda-beda. Hal ini dapat mengakibatkan tuntutan yang

berbeda-beda pula dari masing-masing peran. Differensiasi dalam beberapa peran itu

dapat menumbuhkan kompetisi dalam menggunakan waktu, energi, perhatian dan

komitmen. Hal ini dapat menimbulkan konflik peran perempuan yang berkaitan

dengan stres dan kelelahan kerja akibat beban kerja yang berat.

Berdasarkan faktor-faktor di atas maka peneliti berkeinginan melakukan

penelitian tentang Peran Ganda Dan Tingkat Kelelahan Dosen Wanita Di Yogyakarta.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perbandingan klasifikasi tingkat kelelahan pada Dosen

Wanita dan Dosen Pria di Daerah Istimewa Yogyakarta ?

2. Apakah ada interaksi antara tingkat kelelahan Dosen wanita dengan

Dosen Pria ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan klasifikasi tingkat kelelahan

pada Dosen Wanita dan Dosen Pria?

2. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara tingkat kelelahan Dosen

wanita dengan jenis perusahaan?

Page 8: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

7

Bab II

Tinjauan Pustaka

Banyak hal yang ditanyakan yang berhubungan dengan tingkat tipe kerja

kognitif yang berbeda mengikuti putaran circadian berbeda dan tingkat putaran-

putaran ini dipisahkan oleh variabel individu berbeda seperti pagi sampai sore hari,

gaya kognitif, dan jenis kelamin subjek. Mengenai hal ini Mackenberg dkk (1974)

melaporkan topik yang memerlukan latihan teratur lebih efektif dipelajari pada jam

pagi, sedangkan subjek yang memerlukan restrukturisasi atau pemikiran kompleks

lebih efektif dipelajari pada sore hari. Studi saat ini dilakukan untuk meneliti lebih

jauh tentang variabel yang mempengaruhi interaksi antara tipe pekerjaan dan

pelaksanaan pada hari kerja yang berbeda.

Selain itu efek jenis kelamin menghasilkan pekerjaan-pekerjaan analogi.

Subjek perempuan menunjukkan skor lebih tinggi dari laki-laki. Variabel jenis

kelamin dimasukkan karena hasil penemuan mengindikasikan bahwa skor perempuan

secara signifikan lebih tinggi dibanding laki-laki pada skala Studi Metodis ILP

(Watkins dan Hattie, 1981), dan laki-laki lebih diklasifikasikan ke dalam tipe pagi

daripada perempuan oleh kuesioner kerja saat pagi hari sampai sore hari (Horne dan

Otsberg, 1976). Secara umum diharapkan bahwa bekerja di pagi hari akan bekerja

lebih baik daripada yang bekerja di sore hari pada kondisi pagi hari dan tipe sore hari

akan bekerja lebih baik daripada pagi hari pada kondisi sore hari. Kinerja tersebut

dengan pekerjaan ringan akan lebih baik pada pagi hari daripada sore hari dan kinerja

untuk pekerjaan analogi akan lebih baik pada sore hari dibanding pagi hari.

Hubungan antara jenis kelamin, tipe circadian, dan hari kerja dalam pelaksanaan

kerja akan menjadi interaktif dan pelaksanaan kerja akan berhubungan dengan level

pemrosesan.

Faktor-faktor penyebab kelelahan digambarkan seperti pada Gambar 2.1 di

bawah ini :

Page 9: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

8

Gambar 3.1 Teori Kombinasi Pengaruh Penyebab Kelelahan dan Penyegaran

(Recuperation) (Grandjean, 1991)

Kelelahan yang disebabkan oleh karena kerja statis berbeda dengan kerja

dinamis. Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50% dari kekuatan

maksimum otot hanya dapat bekerja selama 1 menit, sedangkan pada pengerahan

tenaga < 20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan tenaga

otot statis 15 – 20% akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan

berlangsung sepanjang hari. Menurut Astrand dan Rodahl (1977) kerja dapat

dipertahankan beberapa jam per hari tanpa gejala kelelahan jika tenaga yang

dikerahkan tidak melebihi 8% dari maksimum tenaga otot. Lebih lanjut Suma’mur

(1982) dan Grandjean (1993), juga menyatakan bahwa kerja otot statis merupakan

kerja berat (Strenous), kemudian mereka membandingkan antara kerja otot statis dan

dinamis. Pada kondisi yang hampir sama, kerja otot statis mempunyai konsumsi

Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental

Problem Fisik: tanggung jawab, kekhawatiran konflik

Lingkungan: iklim, penerangan, kebisingan, getaran dll

Kenyerian dan kondisi kesehatan

Nutrisi Circadian rhythm

Penyembuhan/ penyegaran

Tingkat Kelelahan

Page 10: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

9

energi lebih tinggi, denyut nadi meningkat dan diperlukan waktu istirahat yang lebih

lama.

3.1 Penilaian beban kerja fisik

Menurut Astrand dan Rodahl (1977) dan Rodahl (1989) bahwa penilaian

beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode

penilaian langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu

dengan pengukuran energi yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan

oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang

diperlukan atau dikonsumsi. Meskipun metode dengan menggunakan asupan oksigen

lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan

diperlukan peralatan yang cukup mahal. Sedangkan metode pengukuran tidak

langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama kerja.

Lebih lanjut Christensen (1991) dan Grandjean (1993) menjelaskan bahwa

salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan

menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti

tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru, denyut jantung dan suhu tubuh mempunyai

hubungan yang linier dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan.

Kemudian Konz (1996) mengemukakan bahwa denyut jantung adalah suatu alat

estimasi laju metabolisme yang baik, kecuali dalam keadaan emosi dan vasodilatasi.

Katagori berat ringannya beban kerja didasarkan pada metabolisme respirasi, suhu

tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991) dapat dilihat pada Tabel 2. 1

berikut ini :

Page 11: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

10

Tabel 3. 1

Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi,

Suhu Tubuh dan Denyut Jantung

Kategori

Beban Kerja

Konsumsi

Oksigen

(1/min)

Ventilasi

Paru (1/min)

Suhu Rektal

(oC)

Denyut

Jantung

(denyut/min)

Ringan 0,5 - 1,0 11 – 20 37,5 75 - 100

Sedang 1,0 – 1,5 20 – 31 37,5 – 38,0 100 - 125

Berat 1,5 – 2,0 31 – 43 38,0 – 38,5 125 - 150

Sangat

Berat

2,0 – 2,5 43 – 56 38,5 – 39,0 150 - 175

Sangat

berat sekali

2,5 – 4,0 60 – 100 >39 >175

Christensen (1991: 1699). Encyclopedia of Occupational Health & Safety.

Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat

digunakan untuk menentukan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan

aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang

bersangkutan. Di mana semakin berat beban kerja, maka akan semakin pendek waktu

kerja seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti

atau sebaliknya.

3.2 Penilaian beban kerja berdasarkan denyut nadi kerja

Pengukuran denyut jantung selama kerja merupakan suatu metode untuk

menilai cardiovasculair strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk

menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan Electro

Cardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat dicatat

manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992). Dengan

metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja dengan persamaan berikut :

Page 12: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

11

60×=anPenghitungWaktu

Denyut10Menit) i (Denyut/Denyut Nad (1)

Selain metode 10 denyut tersebut, dapat juga dilakukan penghitungan denyut

nadi dengan metode 15 detik atau 30 detik. Penggunaan nadi kerja untuk menilai

berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan. Selain mudah, cepat,

sangkil, dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya cukup

riliabel. Disamping itu tidak terlalu mengganggu proses kerja dan tidak menyakiti

orang yang diperiksa. Kepekaan denyut nadi terhadap perubahan pembebanan yang

diterima tubuh cukup tinggi. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan

perubahan pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisika maupun

kimiawi (Kurniawan, 1995).

Grandjean (1993) juga menjelaskan bahwa konsumsi energi sendiri tidak

cukup untuk mengestimasi beban kerja fisik. Beban kerja fisik tidak hanya ditentukan

oleh jumlah kJ (kilo Joulle) yang dikonsumsi, tetapi juga ditentukan oleh jumlah otot

yang terlibat dan beban statis yang diterima serta tekanan panas dari lingkungan

kerjanya yang dapat meningkatkan denyut nadi. Berdasarkan hal tersebut maka

denyut nadi lebih mudah dan dapat digunakan untuk menghitung indek beban kerja.

Astrand dan Rodahl (1977); Rodahl (1989) menyatakan bahwa denyut nadi

mempunyai hubungan linier yang tinggi dengan asupan oksigen pada waktu kerja.

Dan salah satu cara yang sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah dengan

merasakan pada arteri radialis di pergelangan tangan.

Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa

jenis yang didefinisikan oleh Grandjean (1993) :

a. Denyut nadi istirahat: adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan

dimulai.

b. Denyut nadi kerja: adalah rerata denyut nadi selama bekerja.

c. Nadi kerja: adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi

kerja.

Page 13: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

12

Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting didalam

peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang

potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum tersebut oleh

Rodahl (1989) didefinisikan sebagai heart rate reserve (HR reserve). HR reserve

tersebut diekspresikan dalam persentase yang dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

100istirahatnadiDenyutmaksimumnadiDenyut

istirahatnadiDenyutkerjanadiDenyut% ×−

−=ReserveHR (2)

Lebih lanjut, Manuaba dan Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi

beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan

denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load) yang

dinyatakan dalam %CVL, dapat dihitung dengan rumus berikut.

istirahat nadiDenyut - maksimum nadiDenyut istirahat) nadiDenyut - kerja nadi(Denyut 100CVL% ×

= (3)

Denyut nadi maksimum untuk laki-laki dinyatakan dengan 220 dikurangi

umur dan untuk wanita dinyatakan dengan 200 dikurangi umur. Dari hasil

perhitungan %CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah

ditetapkan sebagai berikut :

<30% = Tidak terjadi kelelahan

30 s.d. <60% = Diperlukan perbaikan

60 s.d. <80% = Kerja dalam waktu singkat

80 s.d. <100% = Diperlukan tindakan segera

>100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas

Selain cara-cara tersebut diatas, Kilbon (1992) mengusulkan bahwa

cardiovasculair strain dapat diestimasi dengan menggunakan denyut nadi pemulihan

(heart rate recovery) atau dikenal dengan metode ’Brouha’. Keuntungan dari metode

ini adalah sama sekali tidak mengganggu atau menghentikan pekerjaan, karena

pengukuran dilakukan tepat setelah subjek berhenti bekerja. Denyut nadi pemulihan

(P) dihitung pada akhir 30 detik pada menit pertama, kedua dan ketiga. P1, P2, P3

Page 14: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

13

adalah rerata dari ketiga nilai tersebut dan dihubungkan dengan total cardiac cost

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika P1 – P2 ≥ 10, atau P1, P2 dan P3 seluruhnya < 90, nadi pemulihan

normal.

b. Jika rerata P1 yang tercatat ≤ 110, dan P1 – P3 ≥ 10, maka beban kerja

tidak berlebihan (not excessive).

c. Jika P1 – P2 < 10 dan jika P3 > 90, perlu redesain pekerjaan.

Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolut denyut nadi pada

ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran (individual

fitness) dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak segera tercapai,

maka diperlukan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik. Redesain

tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun variabel keseluruhan dari variabel

bebas (tasks, organisasi dan lingkungan kerja) yang menyebabkan beban kerja

tambahan.

3.3 Beban kerja mental

Selain beban kerja fisik, beban kerja yang bersifat mental harus pula dinilai.

Namun demikian penilaian beban kerja mental tidaklah semudah menilai beban kerja

fisik. Pekerjaan yang yang bersifat mental sulit diukur melalui perubahan fungsi faal

tubuh. Secara fisiologis, aktivitas mental terlihat sebagai suatu jenis pekerjaan yang

ringan sehingga kebutuhan kalori untuk aktivitas mental juga lebih rendah. Padahal

secara moral dan tanggung jawab, aktivitas mental jelas lebih berat dibandingkan

dengan aktivitas fisik karena lebih melibatkan kerja otak (white-collar) dari pada

kerja otot (blue-collar). Dewasa ini aktivitas mental lebih banyak didominasi oleh

pekerja-pekerja kantor, supervisor dan pimpinan sebagai pengambil keputusan

dengan tanggung jawab yang lebih besar, pekerja di bidang tehnik informasi, pekerja

dengan menggunakan teknologi tinggi, pekerjaan dibidang tehnik informasi, pekerja

dengan menggunakan teknologi tinggi, pekerjaan dengan kesiapsiagaan tinggi,

pekerja yang bersifat monotomi dll. Menurut Grandjean (1993) setiap aktivitas

Page 15: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

14

mental akan selalu melibatkan unsur persepsi, interpretasi dan proses mental dari

suatu informasi yang diterima oleh organ sensoris untuk diambil suatu keputusan atau

proses mengingat informasi yang lampau. Yang menjadi masalah pada manusia

adalah kemampuan untuk memanggil kembali atau mengingat informasi yang

disimpan. Proses mengingat kembali ini sebagian besar menjadi masalah bagi orang

tua. Setiap kita tahu bahwa orang tua kebanyakan mengalami penurunan daya ingat.

Dengan demikian menurut Eberts (1985) penilaian beban kerja mental lebih

tepat menggunakan penilaian terhadap tingkat ketelitian, kecepatan maupun konstansi

kerja seperti seperti tes “Bourdon Wiersma”. Sedangkan jenis pekerjaan yang lebih

memerlukan kesiapsiagaan tinggi (Vigilance) seperti petugas ‘air traffic controllers’

di Bandar udara adalah sangat berhubungan dengan pekerjaan mental yang

memerlukan konsentrasi tinggi. Semakin lama orang berkonsentrasi maka akan

semakin berkurang tingkat kesiapsiagaannya. Maka uji yang lebih tepat untuk menilai

Vigilance adalah tes ”waktu reaksi”. Dimana waktu reaksi sering digunakan sebagai

cara untuk menilai kemampuan dalam melakukan tugas-tugas yang berhubungan

dengan mental.

Page 16: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan / Materi Penelitian

Objek penelitian ini adalah masing-masing 30 Dosen Wanita dan 30 Dosen

Pria. Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling yaitu sampel dipilih

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004).

3.2 Alat Analisis Data

1. Data yang dibutuhkan

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dikemukakan, maka data

yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data yang dapat dipercaya

kebenarannya, tepat pada waktunya dan memberikan gambaran tentang

permasalahan secara keseluruhan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

berupa :

a. Data primer : data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Metode

pengumpulan data yang digunakan :

1).Kuisioner (angket), merupakan teknik pengumpulan data melalui

formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan

orang, untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dari

informasi yang diperlukan peneliti. Kuisioner yang

berisikan tentang pertanyaan–pertanyaan yang mengarah

kepada tingkat kelelahan Dosen wanita

2).Wawancara : Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara

peneliti dengan Dosen wanita mengenai obyek penelitian

guna meminta keterangan dan berlandaskan kepada tujuan

penelitian.

Page 17: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

16

3).Observasi : Suatu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan

penelitian dan pengamatan secara langsung pada obyek

penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah Dosen

Wanita yang berdomisili di Daerah Istimewa.

b. Data sekunder : data tambahan untuk melengkapi data primer. Metode

pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan (library research) yaitu

penelitian dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan

permasalahan yang ada. Literatur dapat berupa buku-buku, artikel, majalah,

internet dan lain-lain yang berhubungan dengan topik penelitian.

3.3 Alat pengambil data

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Stop watch merk casio buatan Jepang dengan ketelitian 0,01 detik

digunakan untuk menghitung denyut nadi.

b. Alat pemeriksa waktu reaksi (Reaction Timer)

c. Kamera

d. Kuesioner (angket) yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

secara tertulis pada responden.

3.4 Analisis data

a. Uji instrumen penelitian

Validitas mengacu pada ketepatan, keberartian dan kegunaan kesimpulan

spesifik yang diperoleh dari pengukuran. Alat ukur dinyatakan valid bila alat ukur

tersebut mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.

Cara seleksi butir yang sering dilakukan dalan berbagai bentuk

pengukuran adalah dengan menguji nilai butir dengan nilai total. Prosedur ini disebut

dengan menggunakan kriteria internal sering pula diketahui sebagai validitas dengan

pendekatan internal consistency, sebagai kriterianya dapat digunakan nilai total

komponen tes (sub tes) atau nilai total.

Page 18: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

17

Validitas kuesioner diukur dengan menggunakan validitas butir yaitu

dengan mencari korelasi nilai butir dengan nilai total. Uji validitas alat ukur dalam

penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 11.5, program Uji Kesahihan

Butir (Sugiyono, 2005).

b. Uji reliabilitas kuisioner

Reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti kepercayaan,

keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan dan sebagainya. Namun, pada

prinsipnya suatu alat dikatakan reliabel apabila alat tersebut mampu menunjukkan

sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan

kembali pengukuran pada subyek yang sama, selama aspek yang diukur dalam diri

subyek berubah sehingga hasil pengukurannya dapat dipercaya, reliabilitas mengacu

pada tingkatan sejauh mana nilai yang diperoleh dari pengukuran bebas dari

kesalahan pengukuran.

Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis α (alpha) koefisien. Uji reliabilitas menggunakan program komputer SPSS

11.5, program Uji Keterandalan Butir.

c. Analisis variansi dua arah

Analisis variansi (anova) merupakan perluasan dari uji rata–rata dua

populasi. Anova 1 arah (one way anova) menguji kesamaan k rata–rata populasi,

dimana k > 2, secara bersamaan. Analisis variansi dapat diperluas dengan melibatkan

dua atau lebih faktor (variabel) pada respons numerik yang disebut analisis variansi 2

arah. Untuk setiap variabelnya terdapat sejumlah kategori atau tingkat perlakuan.

Dalam anova 2 arah selain dapat menguji kesamaan dari k rata–rata populasi juga

dapat menguji adanya interaksi antara k populasi dalam pengujian tersebut. Analisis

variansi 2 arah dalam penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 11.5

program Simple Factorial.

Page 19: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

18

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Dalam suatu instrument penelitian, ada 3 syarat penting yang harus dipenuhi :

1) Reliabilitas / kehandalan, yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui

konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrument apabila

instrument tersebut diguankan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau

responden.

2) Validitas /kesahihan, yaitu kemampuan suatu instrument penelitian untuk

mengukur apa yang akan diukurnya.

3) Presisi / ketelitian

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.813 40

Pada output Reliability Statistics terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha

adalah 0,813 dengan jumlah pertanyaan 40 item. Suatu variable dikatakan

reliable jika memberi nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Karena nilai Cronbach’s

Alpha di atas 0,813 > 0,6 maka kuisioner tersebut dapat dikatakan reliable.

Karena kuesioner sudah dikatakan reliable, maka kuesioner layak untuk

disebarkan. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner sudah konsisten dan baik.

Pada output Item-Total Statistics lihat kolom Corrected Item-Total

Correlation. Nilai r table untuk uji satu sisi pada taraf kepercayaan 95% atau

Page 20: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

19

signifikasi 5% dan derajat bebas = 60-2 (diambil nilai derajat bebas = ∞) yaitu

sebesar 0,165. JIka nilai r pada Corrected Item-Total Correlation < r tabel,

maka variable tersebut dikatakan tidak valid. Dari table di atas, ada dua nilai r

< r table, jadi tidak semua variable adalah valid. Dari sini karena jumlah

variable yang tidak valid hanyalah kecil yakni dua dibandingkan dengan

jumlah kesemuanya yakni 60, maka tidak diperrlukan adanya perbaikan

kuesioner. Namun apabila peneliti ingin memperbaiki kuesioner tersebut juga

tidak masalah.

4.2 Analisis Data Responden

Gambar 4.1

Grafik Frekuensi Umur Responden

wanita

laki-lakijk

52.00

50.00

49.00

48.00

46.00

45.00

42.00

41.00

40.00

39.00

38.00

37.00

35.00

34.00

33.00

32.00

31.00

30.00

29.00

28.00

27.00

26.00

25.00

24.00

23.00

umur

5

4

3

2

1

0

Cou

nt

5

4

3

2

1

0

Cou

nt

Page 21: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

20

Gambar 4.2

Grafik Frekuensi Umur Responden

KawinBelum

wanita

laki-lakijk

2.001.00

status2.001.00

status

30

25

20

15

10

5

0

Cou

nt

30

25

20

15

10

5

0

Cou

nt

Tabel 4.1

Grafik Frekuensi Status Responden

status belum kawin jumlah

status laki-laki 10 20 30 wanita 4 26 30

jumlah 14 46 60

Page 22: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

21

Gambar 4.3

Grafik Frekuensi Profesi Responden

WiraswastaMahasiswa PascaDosen PTSDosen PTN

wanita

laki-lakijk

3.002.001.00.00

profesi3.002.001.00.00

profesi3.002.001.00.00

profesi3.002.001.00.00

profesi

25

20

15

10

5

0

Cou

nt

25

20

15

10

5

0

Cou

nt

Dari gambar 4.3 di atas menunjukkan ada 4(empat) pengelompokan profesi dalam

kuisioner. Hal tersebuat dibuat untuk lebih memperjelas kondisi responden. Namun

empat profesi tersebut semuanya adalah profesi Dosen. Mahasiswa pasca maksudnya

adalah Dosen yang masih berstatus sebagai mahasiswa, sedangkan wiraswasta adalah

Dosen yang berwiraswasta. Jadi semua responden pada intinya adalah seseeorang

yang mempunyai profesi Dosen.

Page 23: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

22

Tabel 4.2

Frekuensi Pekerjaan Dosen

pekerjaan

mahasiswa pasca

dosen PTN

dosen PTS wiraswasta jumlah

status laki-laki 4 2 22 2 30 wanita 7 7 13 3 30

jumlah 11 9 35 5 60

4.3 Cara Ukur dan Penilaian Variabel Penelitian

4.3.1 Tingkat kelelahan berdasarkan hasil kuisioner

Data yang akan dianalisis merupakan hasil jawaban dari semua responden

atau kuesioner yang telah mereka terima. Penilain kuesioner yang diberikan pada

variabel bergerak dari angka 0 hingga 4. Semakin tinggi penilaian yang diberikan,

maka penerapan variabel yang dipersepsikan oleh responden akan semakin kuat.

Untuk mengetahui tingkat skor atau tinggi rendahnya skor penilaian dari masing-

masing variabel maka perlu ditentukan nilai intervalnya.

Cara ukur dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang berisikan tentang

tingkat kelelahan responden. Penilaian berdasarkan bobot jawaban pada kuesioner.

Kategori penilaian tingkat kelelahan: ringan, sedang, dan berat. Diketahui jumlah

kategori : 3

Diketahui interval sebagai berikut :

∑∑ ∑=

kategoriminimalskor-maksimalskor

Interval

∑ skor maksimal = 40

Page 24: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

23

∑ skor minimal = 0

Interval = 33.133

040=

− ≈ 13

Jadi tingkat kelelahan responden berdasarkan hasil kuesioner adalah :

Ringan bila jumlah skor < 13

Sedang bila jumlah skor 14-26

Berat bila jumlah skor >26

4.3.2 Tingkat kelelahan pekerja respponden berdasarkan hasil reaction timer

Diketahui jumlah kategori : 3

Diketahui interval sebagai berikut :

∑∑ ∑=

kategoriminimalskor-maksimalskor

Interval

∑ skor maksimal = 1512.5

∑ skor minimal = 437.0833

Interval = 472.3583437.0833-1512.5

=

Jadi tingkat kelelahan berdasarkan hasil reaction timer adalah :

Ringan bila jumlah skor < 358.472

Sedang bila jumlah skor 358.472-716.944

Berat bila jumlah skor > 716.944

Page 25: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

24

4.3.3 Tingkat kelelahan responden berdasarkan denyut nadi

istirahat nadiDenyut - maksimum nadiDenyut istirahat) nadiDenyut - kerja nadi(Denyut 100CVL% ×

=

Dimana denyut nadi maksimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan (200-

umur) untuk wanita. Dari hasil perhitungan %CVL tersebut kemudian dibandingkan

dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :

<30% = Tidak terjadi kelelahan

30 s.d. <60% = Diperlukan perbaikan

60 s.d. <80% = Kerja dalam waktu singkat

80 s.d. <100% = Diperlukan tindakan segera

>100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas

Page 26: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

25

4.4 Perbandingan Tingkat Kelelahan Dosen Wanita dan Dosen Pria di DIY

a) Berdasar Kuesioner

Klasifikasi menurut jenis kelamin terlihat dari diagram berikut :

sedangringan

kuesioner_

wanitalaki-laki

jk

60

50

40

30

20

10

0

Cum

ulat

ive

Freq

uenc

y

60

50

40

30

20

10

0

Cum

ulat

ive

Freq

uenc

y

tingkat kelelahan ringan sedang jumlah

status laki-laki 9 (15 %) 21 (35%) 30 wanita 5 (8.33 %) 25 (41.67%) 30

jumlah 14 46 60

Dari 30 responden wanita terdapat 5 orang yang mengalami tingkat

kelelahan ringan dan 25 orang yang mengalami tingkat kelelahan

sedang.

Dari 30 responden laki-laki terdapat 9 orang yang mengalami

tingkat kelelahan ringan dan 21 orang yang mengalami tingkat kelelahan

sedang.

Page 27: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

26

Chi-Square Tests

1.491b 1 .222.839 1 .360

1.507 1 .220.360 .180

1.466 1 .226

60

Pearson Chi-SquareContinuity Correction a

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.

b.

Dari statistic pearson chi-square, diketahui nilai sig : 0.222 > alpha

: 0.05 berarti Ho tidak ditolak sehingga tidak ada hubungan antara jenis

kelamin dengan tingkat kelelahan. Berarti berdasarkan data kuesioner

yang telah diisi oleh para responden, dapat disimpulkan bahwa

perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi adanya perbedaan

tingkat kelelahan.

b) Berdasar Reactimer

Klasifikasi menurut jenis kelamin terlihat dari diagram berikut :

beratsedang

kode

wanitalaki-laki

jk

30

25

20

15

10

5

0

Cou

nt

30

25

20

15

10

5

0

Cou

nt

Page 28: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

27

tingkat kelelahan sedang berat jumlah

status laki-laki 12 (20%) 18 (30%) 30 wanita 1 (1.67%) 29 (48.33%) 30

jumlah 13 47 60

Dari 30 responden wanita terdapat 1 orang yang mengalami tingkat

kelelahan ringan dan 29 orang yang mengalami tingkat kelelahan berat.

Dari 30 responden laki-laki terdapat 12 orang yang mengalami tingkat

kelelahan sedang dan 18 orang yang mengalami tingkat kelelahan berat. Chi-Square Tests

11.882b 1 .0019.820 1 .002

13.569 1 .000.001 .001

11.684 1 .001

60

Pearson Chi-SquareContinuity Correction a

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.50.

b.

Dari statistic pearson chi-square, diketahui nilai sig : 0.001 < alpha :

0.05 berarti Ho ditolak sehingga ada hubungan antara jenis kelamin dengan

tingkat kelelahan.

Berdasarkan reaction timer, dapat disimpulkan bahwa perbedaan

jenis kelamin mempengaruhi adanya perbedaan tingkat kelelaha.

Artinya jenis kelamin responden berpengaruh terhadap perbedaan

tingkat kelelahan yang dirasakan.

Page 29: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

28

c) Berdasar Denyut Nadi

Klasifikasi menurut jenis kelamin terlihat dari diagram berikut : diperlukan perbaikan

tidak terjadi kelelahantingkat_kelelahan

wanitalaki-laki

jk

25

20

15

10

5

0

Cou

nt

25

20

15

10

5

0

Cou

nt

tingkat kelelahan sedang berat jumlah

status laki-laki 14 (23.33%) 16 (26.67%) 30 wanita 22 (36.67%) 8 (13.33%) 30

jumlah 36 24 60

Dari 30 responden wanita terdapat 22 orang tidak terjadi kelelahan

dan 8 orang yang diperlukan perbaikan.

Dari 30 responden laki-laki terdapat 14 orang tidak terjadi kelelahan

sedang dan 18 orang yang diperlukan perbaikan.

Page 30: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

29

Chi-Square Tests

4.444b 1 .0353.403 1 .0654.511 1 .034

.064 .032

4.370 1 .037

60

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.

b.

Dari statistic pearson chi-square, diketahui nilai sig : 0.035 < alpha :

0.05 berarti Ho ditolak sehingga ada hubungan antara jenis kelamin dengan

tingkat kelelahan. Berdasarkan perhitungan denyut nadi, dapat disimpulkan

bahwa perbedaan jenis kelamin mempengaruhi adanya perbedaan tingkat

kelelahan. Artinya jenis kelamin responden berpengaruh terhadap

perbedaan tingkat kelelahan yang dirasakan.

Risk Estimate

3.143 1.066 9.267

1.571 1.013 2.438

.500 .253 .988

60

Odds Ratio for jenis_kelamin (wanita / laki-laki)For cohort tingkat_kelelahan = tidak terjadikelelahanFor cohort tingkat_kelelahan = diperlukanperbaikanN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Nilai Odds Ratio = 3.143, itu artinya dosen wanita mempunyai

resiko 3 x lebih besar terkena kelelahan(diperlukan perbaikan) daripada

dosen lelaki

Page 31: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

30

4.5 Apakah ada interaksi pada tingkat kelelahan Dosen wanita dengan

Dosen Pria antara jenis kelamin dan jenis perusahaan?

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: tingkat__kelelahan

75.568a 7 10.795 .482 .843 .06129303.510 1 29303.510 1308.489 .000 .962

.567 1 .567 .025 .874 .00026.066 3 8.689 .388 .762 .02230.223 3 10.074 .450 .718 .025

1164.536 52 22.39556849.672 60

1240.104 59

SourceCorrected ModelInterceptjkprofesijk * profesiErrorTotalCorrected Total

Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.

Partial EtaSquared

R Squared = .061 (Adjusted R Squared = -.065)a.

Nilai sig : 0.718 > alpha : 0.05 berarti Ho ditolak Ada interaksi antara

jenis kelamin dengan profesi dosen. Ini berarti dalam penentuan besarnya

tingkat kelelahan ada interaksi antara jenis kelamin dengan profesi dosen.

Page 32: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisa yang telah dilakukan, maka penulis memberikan kesimpulan :

a. Berdasar Kuesioner

Dari 30 responden wanita terdapat 5 orang yang mengalami tingkat

kelelahan ringan dan 25 orang yang mengalami tingkat kelelahan sedang.

Dari 30 responden laki-laki terdapat 9 orang yang mengalami tingkat

kelelahan ringan dan 21 orang yang mengalami tingkat kelelahan sedang.

Dari statistic pearson chi-square, diketahui nilai sig : 0.222 > alpha :

0.05 berarti Ho tidak ditolak sehingga tidak ada hubungan antara jenis

kelamin dengan tingkat kelelahan. Berarti berdasarkan data kuesioner yang

telah diisi oleh para responden, dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis

kelamin tidak mempengaruhi adanya perbedaan tingkat kelelahan.

b. Berdasar Reactimer

Dari 30 responden wanita terdapat 1 orang yang mengalami tingkat

kelelahan ringan dan 29 orang yang mengalami tingkat kelelahan berat.

Dari 30 responden laki-laki terdapat 12 orang yang mengalami tingkat

kelelahan sedang dan 18 orang yang mengalami tingkat kelelahan berat.

Dari statistic pearson chi-square, diketahui nilai sig : 0.001 < alpha :

0.05 berarti Ho ditolak sehingga ada hubungan antara jenis kelamin dengan

tingkat kelelahan.

Berdasarkan reaction timer, dapat disimpulkan bahwa

perbedaan jenis kelamin mempengaruhi adanya perbedaan tingkat

kelelahan. Artinya jenis kelamin responden berpengaruh terhadap

perbedaan tingkat kelelahan yang dirasakan.

Page 33: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

32

c. Berdasar Denyut Nadi

Dari 30 responden wanita terdapat 22 orang tidak terjadi kelelahan dan

8 orang yang diperlukan perbaikan.

Dari 30 responden laki-laki terdapat 14 orang tidak terjadi kelelahan

sedang dan 18 orang yang diperlukan perbaikan.

Dari statistic pearson chi-square, diketahui nilai sig : 0.035 < alpha :

0.05 berarti Ho ditolak sehingga ada hubungan antara jenis kelamin dengan

tingkat kelelahan. Berdasarkan perhitungan denyut nadi, dapat disimpulkan

bahwa perbedaan jenis kelamin mempengaruhi adanya perbedaan tingkat

kelelahan. Artinya jenis kelamin responden berpengaruh terhadap

perbedaan tingkat kelelahan yang dirasakan.

Nilai Odds Ratio = 3.143, itu artinya dosen wanita mempunyai resiko

3 x lebih besar terkena kelelahan(diperlukan perbaikan) daripada dosen lelaki.

Ada interaksi pada tingkat kelelahan Dosen wanita dengan

Dosen Pria antara jenis kelamin dan jenis perusahaan

Nilai sig : 0.718 > alpha : 0.05 berarti Ho ditolak Ada interaksi antara jenis

kelamin dengan profesi dosen. Ini berarti dalam penentuan besarnya tingkat

kelelahan ada interaksi antara jenis kelamin dengan profesi dosen.

5.2 Saran

Tingkat kelelahan Dosen wanita dan Dosen Pria kemungkinan disebabkan

oleh aktivitas kerja fisik, kerja statis, lingkungan kerja, psikologis. Sebaiknya

instansi atau yayasan pengelola pendidikan atau Dinas terkait menyesuaikan

kapasitas kerja fisik dan mental, kerja yang lebih dinamis dan lebih bervariasi,

mengadakan reorganisasi kerja dan mendesain ulang lingkungan kerja agar lebih

nyaman. Khususnya pemberian penghargaan dan motivasi terhadap kinerja

Dosen.

Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menyempurnakan penelitian yang

sudah ada, dengan menggunakan metode analisis yang berbeda dan berfokus pada

side effect dari penelitian ini.

Page 34: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

33

DAFTAR PUSTAKA

Arinanta, L. I. dan Azwar, S. 1993. Peran Jenis Androgini dan konflik Peran Ganda pada Ibu Bekerja. Jurnal Psikologi No. 2, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anonim. 1994. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan

Bidang Perlindungan Tenaga Kerja. Depnaker RI, Jakarta. BPS. 1982. Survai Angkatan kerja Nasional 1980. Jakarta

BPS. BAPPENAS dan UNDIP. 2001. National Human Development Report: Toward A New Consesus. Jakarta

_________________. 2004. National Human Development Report: The Economic of Democracy. Jakarta

BPS. Sakernas Tahun 2003. http://www.nakertrans.go.id/pusdatinnaker/BPS/AK/AK%20Umur Jekel%202003.ht.

De Greef, Marla & Van Den Brooek, Carla. 2004. Working paper. Quality of The

Working Environment and Productivity. Research Findings and Cases Study. European Agency For Society and Health at Work. Belgium

De long,J.Bradford. 1988. Have Productivity Levels Converged?: Productivity

growth, convergenced and walfare in the very long run. Depkes RI. 2005. Kesehatan bagi Pekerja Wanita.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=155&itemed=3.

Harsiwi MA.Th & Widiyastuti, S.M. 2001. Produktivitas Kerja Dan Kesempatan Aktualisasi Diri Dosen Wanita Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Kopertis Wilayah V. Yogyakarta

ICS mobile enterprise solutions. 2004. Equential - Improving Productivity and

Profit performance in Construction & Field services. Jacksonville Gunawan, A. 2005. Analisa faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas

Kerja Pegawai Biro Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan. Eberts, R. E. dan Eberts C. G. 1985. Trends in Ergonomics / Human Factor II.

Elsevier Science Publishers b. v, Netherlands. Grandjean. 1995. Fitting The Task To The Man (4th Edition). A Text Book

Occupational Ergonomics, London, New York, Philadelphia.

Page 35: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

34

Kurniawan, D. 2000. Pengaruh Gizi dan Kesehatan Tenaga Kerja Wanita terhadap Peningkatan Produktivitas. Pusat Hiperkes, Majalah Hiperkes dan Kesehatan Keselamatan, Vol. XXXIII, Jakarta.

Molo, M. P. 1993. Hubungan Sumber Daya dan Pengambilan Keputusan Suatu

Kasus di Pedesaan Jawa. Makalah untuk Seminar PPK-Universitas Gadjah Mada, 19 Agustus 1993.

Purnomo, H. 2007. Tingkat Kelelahan Pekerja Wanita ( Studi Kasus Perusahaan Garment dan Non - Garment. Tesis UGM tidak dipublikasikan. Yogyakarta

Rini, F, Jacinta., 2005, Wanita Bekerja, http://www.e-psikologi.com/keluarga/280502.htm.

Setyawati, L. 1994. Kelelahan Kerja Kronis, Kajian Terhadap Kelelahan Kerja,

Penyusunan Alat Ukur, Serta Hubungannya Dengan Waktu reaksi dan Produktivitas Kerja. Disertasi, Program Pascasarjana, 1994.

Soetrisno, L. 1998. Kebijakan Publik Dalam Pemberdayaan dan Peningkatan

Martabat Kaum Perempuan : Status dan Peran Lembaga Sosial dan Pemerintah. Makalah Seminar Sehari 25 Tahun Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada, 20 April 1998.

Susmayanti, T. 1995. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebahagian Perkawinan Pada Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja. Media Gizi & Keluarga 1995, XIX, (1) : (9-17).

Supenti, T. 2005. Rendahnya Posisi Perempuan di Pasar Kerja.

http:www.nakertrans.go.id/warta-naker/edisi-8/data-posisi-perempuan.php.

Sasongko, N. Learning and Growth – Balance ScoreCard. Universitas Jendral Ahmad Yani.

Page 36: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

35

Lampiran – Lampiran

1. Jadwal Pelaksanaan

No Kegiatan Penelitian

2008

Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Persiapan

1. Pertemuan tim

2. Instrumentasi

3. Penentuan lokasi

4. Pengurusan ijin

5. Observasi/survey

6. Menentukan pengambilan

data

B Pelaksanaan

1. Sebar Kuisioner

2. Uji Validitas & Realibilitas

3. Wawancara Awal

4. Penggunaan Reaction Timer

5. Penggunaan Stop watch

6. Wawancara Ulang

C Penyusunan Laporan

1. Olah data

2. Diskusi dan pembahasan

3. Pelaporan

4. Penggandaan dan penjilidan

Page 37: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

36

2. Personalia Penelitian

1. Ketua Peneliti

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

N a m a

Jenis kelamin

N.I.K.

Disiplin Ilmu

Pangkat/Golongan

Jabatan funsional

Fakultas/Jurusan

Waktu penelitian

:

:

:

:

:

:

:

:

Wiji Nurastuti,SE,MT

P

440206002

Teknologi Informasi

Penata Muda / IIIB

-

Komputerisasi Akuntansi

20 minggu

2. Laboran/Teknisi : Triyana, S.Kom

3. Tenaga Administrasi : Fitri Yuli Astuti, A.Md

3. Biaya Penelitian

Biaya penelitian yang dikeluarkan sebesar Rp.

No. Uraian Jumlah (Rp.)

1 Studi pustaka 200.000,-

2 Persiapan 200.000,-

3 Bahan dan peralatan:

Kertas HVS

Tinta printer

Alat tulis

Dokumentasi

Peta daerah Istimewa Yogyakarta

80.000,-

75.000,-

75.000,-

150.000,-

45.000,-

4 Transportasi dan akomodasi 20 hari x Rp. 10.000 200.000,-

5 Pengambilan dan pengumpulan data 150.000,-

6 Pengolahan dan analisis data 100.000,-

7 Penyusunan laporan 75.000,-

8 Penggandaan dan penjilidan 100.000,-

9 Lain-lain 120.000,-

Total 1.570.000,-

Page 38: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

37

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA

Nama

Jenis Kelamin

Tempat dan Tanggal Lahir

Kewarganegaraan

Alamat

: Wiji Nurastuti, SE,MT

: Perempuan

: Sukoharjo, 20 Juni 1978

: Indonesia

: Jl. Selokan Mataram, Pogung Dalangan SIA XVI

No.16 Sleman – Yogyakarta telp (0274) 7450720

Handphone : 0818 0268 0255

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

2003 – 2005 : Magister Teknologi Informasi – UGM Yogyakarta

1996 – 2001 : Fakultas Ekonomi - Universitas Muhammadiyah

Surakarta

1993 – 1996 : Sekolah Menengah Ekonomi Atas ( SMEAN I ) Surakarta

1990 - 1993 : Sekolah Menengah Tingkat Pertama ( SMPN 6 Surakarta )

1986 – 1990 : Sekolah Dasar Negeri ( SDN Pranan 01 ) Sukoharjo

Page 39: Tingkat Kelelahan Dosen Wanitadosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/2009/11/20091115_Penelitian...Jenis Kelamin : P c ... bagaimanapun kecepatan jantung meningkat sampai ... kontribusi

38

PELATIHAN DAN SEMINAR

Tahun 2002 : Sertifikasi dan seminar Ikatan Konsultan Indonesia di

INKINDO KALTIM sebagai panitia dan peserta.

Tahun 2005 : Seminar Analisis Teknologi Internet Banking dan SMS

Banking sebagai pemateri

Tahun 2006 : Pelatihan teller dan mendeteksi uang palsu sebagai

pemateri bersama Staff Bank BCA dan Staff Bank BRI di

STTI Respati Yogyakarta.

Tahun 2007 : Seminar Web Service Design sebagai pemateri di Fakultas

Teknik Elektro UGM Yogyakarta.

Tahun 2007 : Pelatihan Kewirausahaan di Diknas Yogyakarta di STIE

YKPN

Tahun 2007 : Menerbitkan Buku Metodologi Penelitian - 2007

Tahun 2008 : Menerbitkan buku Teknologi Perbankan

Tahun 2008 : Pelatihan Kewirausahaan di STIE YKPN

Yogyakarta, 31 Agustus 2008

Yang Bersangkutan

Wiji Nurastuti,SE,MT

NIK : 440206002