tinea pedis
DESCRIPTION
referat jurnal kedokteranTRANSCRIPT
TINEA PEDIS
Tinea pedis atau sering disebut athelete foot adalah dermatofitosis pada kaki,
terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki. Penggunaan istilah athlete foot
digunakan untuk menunjukan bentuk jari kaki yang seperti terbelah.
Kejadiaan tinea pedis lebih tinggi diantara komuniti yang menggunakan
tempat-tempat umum seperti kamar mandi, shower atau kolam renang. .
Kejadian infeksi ini sering terjadi pada iklim hangat lembab dimana dapat
meningkatkan pertumbuhan jamur, tetapi jarang ditemukan di daerah yang
tidak menggunakan alas kaki.
Etiologi dan pathogenesis
Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum (umumnya), Trichophyton
mentagrophytes, Epidermophyton floccosum. Karakteristik dari T.rubrum
menghasilkan jenis yang relatif tidak ada peradangan dari dermatofitosis
dengan eritema kusam dan sisik keperakan yang melibatkan seluruh telapak
kaki dan sisi kaki menampilkan moccasin. Erosi juga terbatas pada infeksi
jamur pada jari kaki atau bawah jari kaki, kadang-kadang bersisik dan meluas
sampai pada badan, gluteus, dan extremiti. Individu dengan imun yang rendah
mudah terkena infeksi, HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi, steroid
dan nutrisi parenteral diakui dapat menurunkan resistansi pasien terhadap
infeksi dermatofitosis. Kondisi seperti umur, obesitas, diabetes melitus juga
mempunyai dampak negatife terhadap kesehatan pasien secara keseluruhan
dan dapat menurunkan imunitas dan meningkatkan terjadinya tinea pedis.
Diabetes melitus itu sendiri dikategorikan sebagai penyebab infeksi, pasien
dengan penyakit ini 50% akan terkena infeksi jamur. Secara histologi,
hiperkeratotis tinea pedis memiliki karakteristi berupa akantosis,
hiperkeratosis, dan infiltrasi perivaskular yag dangkal, kronik dan dapat
menyebar pada dermis. Bentuk vesicle-bula menampilkan spongiosis,
parakeratosis, dan subkornea atau spongiosis intraepitel vesiculasi dengan
1
kedua tipe, foci dari neutrofil biasanya dapat dilihat pada daerah stratum
kornea. PAS atau pewarnaan silver methenamine menampilkan organisme
jamur.
Tipe kering dari infeksi T. Rubrum
Gejala klinis
Ada 4 jenis tinea pedis interdigitalis, moccasin, tipe akut ulserasi dan tipe
vesiculbulosa semua dengan karakteristik kulit masing-masing.
1. Interdigitalis
- Diantara jari 4 dan 5 terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan
tipis.
- Dapat meluas ke bawah jari(subdigital) dan ke sela jari yang lain.
- Sering terlihat maserasi. Aspek klinis berupa kulit putih dan rapuh.
Dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis,
limfangitis, limfadenitis, dan dapat pula terjadi erisipelas.
2
Tinea pedis interdigitalis. Maserasi dan terdapat opaque putih dan beberapa erosi
Tinea pedis pada bagian bawah jari kaki.
2. Moccasin foot
- Pada seluruh kaki, dari telapak kaki, tepi sampai punggung kaki,
terlihat kulit menebal dan bersisik halus dan seperti bedak
- Eritema biasanya ringan dan terlihat pada bagian tepi lesi
- Tepi lesi dapat dilihat papul dan kadang-kadang vesikel
3
Tinea pedis. Terdapat distribusi tipe moccasin. Bentuk arciform dari sisik yang
merupakan karakteristik
3. Vesiculo bulosa
- Diakibatkan karena T.mentagrophytes
- Diameter vesikel lebih besar dari 3mm
- Jarang pada anak-anak, tapi etiology yang sering terjadi pada anak-
anak adalah T.rubrum
- Vesikel pustul atau bula pada kulit tipis ditelapak kaki dan area
periplantar
4
Tinea pedis tipe bulosa. Vesicle pecah, bula, eritema, dan erosi pada bagian
belakang dari ibu jari kaki.
4. Tipe akut ulserasi
- Mempengaruhi telapak kaki dan terkait dengan maserasi,
penggundulan kulit
- Ko infeksi bakterial ganas biasanya dari garam negative kombinasi
dengan T.mentagrophytes menghasilkan vesikel pustule dan ulcer
bernanah yang besar pada permukaan plantar
Diagnosis
Diagnosis dari tinea pedis biasanya dilakukan secara klinikal dan berdasarkan
examinasi dari daerah yang terinfeksi. Diagnosis yang digunakan biasanya
dengan cara kulit dikerok untuk preparat KOH, biopsi skin, atau kulture dari
daerah yang terinfeksi.
1. KOH
5
Hasil preparat KOH biasanya positive di beberapa kasus dengan maserasi
pada kulit. Pada pemeriksaan mikroskop KOH dapat ditemukan hifa
septate atau bercabang, arthrospore, atau dalam beberapa kasus, sel
budding menyediakan bukti infeksi jamur.
2. Kultur
kultur dari tinea pedis yang dicurigai dilakukan SDA(sabouraud’s
dextrose agar), pH asam dari 5,6 untuk media ini menghambat banyak
spesies bakteri dan dapat dibuat lebih selektif dengan penambahan
suplemen kloramfenikol. Ini dapat selesai 2-4 minggu. Dermatophyte test
medium(DTM) digunakan untuk isolasi selektif dan mengenali jamur
dermatofitosis adalah pilihan lain diagnostik, yang bergantung pada
indikasi perubahan warna dari oranye ke merah untuk menandakan
kehadiran dermatofit.
3. Tes PAS
PAS menunjukkan dinding polisakarida-sarat dari organisme jamur yang
terkait dengan kondisi ini dan merupakan salah satu teknik yang paling
banyak digunakan untuk mendeteksi karbohidrat protein terikat
(glikoprotein). Tes ini dilakukan dengan mengekspos jaringan dari
berbagai substrat untuk serangkaian reaksi oksidasi-reduksi, sebagai hasil
akhir, elemen positif seperti karbohidrat, bahan membran basement
menjadi permen apel merah(candy apple red). PAS kontras positif
komponen ini tajam terhadap latar belakang biru merah muda. Tidak
seperti kulture pada SDA atau DTM, hasil PAS dapat selesai sekitar 15
menit. PAS juga telah menjadi tes diagnostik yang paling dapat
diandalkan untuk tinea pedis, dengan keberhasilan 98,8% dengan biaya
paling efektif.
Diagnosis banding
6
Diagnosis banding klinis dari erupsi cutaneus kaki seperti kontak dermatitis,
psoriasis, dihydrosis, eczema, dermatitis atopic, keratoderma, liken planus dan
beberapa infeki bacterial seperti C.minutissimum, streptococcal cellulitis dan
lain-lain yang umumnya susah dibedakan dengan tinea pedis.
Diagnosis banding dari tinea pedis dapat di bedakan menjadi
1. Interdigitalis
Diagnosis banding berupa psoriasis, “soft corns”, koinfeksi bakteri,
kandidiasis, erythrasma
2. Tipe Moccasin
Diagnosis banding berupa psoriasis, keturunan atau yang diperoleh
keratoderma pada telapak tangan dan kaki, dyshidrosis
3. Vesicul-bulosa
Diagnosis banding berupa Pustular psoriasis, palmoplantar pustolosis,
pyoderma bakteri
Penatalaksanaan
1. Topikal
Menggunakan topikal agen seperti bedak, krim atau spray. Krim dan spray
lebih berguna daripada bedak. Topikal antifungal seperti Clotrinazole,
miconazole, sulconazole, oxiconazole, ciclopirox, econazole,
ketoconazole, naftifine, terbinafine, flutnmazol, bifonazole, dan butenafine
tetapi clotrhnazole, miconazole membutuhkan waktu 4 minggu
dibandingkan jika menggunakan terbinafine yang membutuhkan waktu 1-
2 minggu. Kalau terjadi maserasi diantara jari, pisahkan jari dengan busa
atau gunakan kapas pada malam hari. Aluminium kloride10% atau
aluminium acetat juga dapat berguna. Topikal yang berguna untuk
organisme gram-negatif adalah salep antibiotik seperti gentamicin untuk
lesi interdigitalis. Keratolitik agen mengandung salisil acid, resorcinol,
7
lactic acid dan urea berguna di beberapa kasus walaupun dapat
mengakibatkan maserasi.
2. Sistemik
- Griseofulvin 500-1000 mglhari. Buat anak-anak 10- 20
mglkglhari.
- Terbinafine 250 mglhari untuk 1-2 minggu
- Itraconazole 200 mg/2 kali sehari untuk 1 minggu. Untuk kasus
ringandi berikan 100mg 2 kali sehari
- Fluconazole 150 mg/minggu untuk 4 minggu
Pencegahan
Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai pentingnya kebersihan
pada kaki, menjaga kaki tetap kering , membersikan kuku kaki,
menggunakan sepatu yang pas dan kaos kaki kering dan bersih, serta
menggunakan sandal atau flip-flop pada tempat mandi umum atau kolam
renang dapat mencegah terjadinya tinea pedis. Diagnosis yang tepat serta
pengobatan terhadap pasien yang menderita diabetes mellitus, HIV,
trasplantasi organ penting untuk pencegahan infeksi tinea pedis .
8