tim penyusun -...
TRANSCRIPT
TIM PENYUSUN
Pengarah
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dr. Muhammad Haris
Penanggungjawab
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
Dedi Rochyani, SKM, M.Kes
Ketua
Kepala Sub bagian Program, Informasi dan Hubungan masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
Didi Dwiantoro, SKM, M.Kes
Sekretaris/ Editor Fenti Mansyar, SE, M.Si
Anggota Dwi Andriani, SKM, M.Kes
Poppy Wulandari, SKM, MKL Sofna Almou Dudi, AMK
Kontributor Sekretariat
Bidang Sumber Daya Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Kesehatan Masyarakat
Bidang P2P Puskesmas se-Kabupaten Kampar
RSUD Bangkinang
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil alamin, berkat rahmat dan karunia Allah SWT, akhirnya
“Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
Tahun 2017” ini dapat diselesaikan.
Laporan Kinerja Dinas kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2017 disusun untuk
melaksanakan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap instansi
pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah negara untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan
pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategik yang telah
ditetapkan dengan berpedoman kepada Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003
dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014.
Laporan kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan yang telah diamanahkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar. Berbagai data kinerja disajikan setelah melalui proses pengumpulan
dan pengukuran yang sistematis agar dapat dimanfaatkan sebagai informasi kinerja yang
dapat mendukung perencanaan pembangunan kesehatan di masa mendatang untuk
mencapai Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yaitu “Terwujudnya Kabupaten
Kampar sebagai wilayah industri dan pertanian yang maju dengan masyarakat yang
religius, beradat, berbudaya dan sejahtera”
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah berperan aktif dalam menyusun dan menyelesaikan Laporan Kinerja
Dinas kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2017. Besar harapan kami, agar semua
pihak yang terkait dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya laporan ini. Semoga keberadaan Laporan Kinerja ini dapat menjadi media
pertanggungjawaban serta peningkatan kinerja bagi seluruh pegawai dilingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar.
Bangkinang Kota, 23 Januari 2018
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KAMPAR
dr. MUHAMMAD HARIS Pembina TK.I
NIP. 19670721 199803 1 003
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………............................ i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………............................... ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………….......... iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………............................. 1
1.1. Gambaran Umum…………………………………………………………….... 1
1.1.1 Kedudukan….…………………………………………...................... 1
1.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi………………………………................... 1
1.1.3 Struktur Organisasi……………………………………..................... 2
1.1.4 Lingkungan Strategis yang Berpengaruh…………………………. 3
1.1.5 Landasan Hukum……..…………………………....…..................... 5
1.1.6 Maksud dan Tujuan …………………….…………...….................. 6
1.1.7 Sistematika Pembahasan……………………………...................... 6
BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA……….......................... 9
2.1 Rencana Strategi……….………………………….…………........................... 9
2.2 Visi, Misi dan Nilai-Nilai…………………………………………...................... 10
2.3 Tujuan dan Sasaran Strategi………………………………………………… . 11
2.4 Prioritas Pembangunan di Bidang Kesehatan ……………………................ 11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA…………………………………...................................... 12
3.1 Capaian Kinerja Dinas Kesehatan …………………………………………... 12
3.2 Kerangka Pengukuran …………………………………………………………. 13
3.3 Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja …………………... 14
3.4 Tahapan Pengukuran Realisasi Kinerja…………………………………….. .. 35
3.5 Pengelolaan Barang Milik Daerah ……………………………………………. 86
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………..... 88
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Ordinal Pencapaian Kinerja………............................... 14
Tabel 3.2 Evaluasi Pencapaian Misi 1 Sasaran 1………..………............................... 15
Tabel 3.3 Evaluasi Pencapaian Misi 1 Sasaran 2………..………............................... 17
Tabel 3.4 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3………………..……….............................. 19
Tabel 3.5 Rasio Keberadaan Dokter umum/Dokter Gigi, Perawat dan Bidan di
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2017........................................ 20
Tabel 3.6 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4………………..………............................. 28
Tabel 3.7 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5………………..………............................. 30
Tabel 3.8 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6………………..………............................. 31
Tabel 3.9 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7………………..………............................. 33
Tabel 3.10 Gambaran Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2017. 36
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
1
1.1 Gambaran Umum
1.1.1 Kedudukan
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kampar No. 6 Tahun 2016
tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah Kabupaten Kampar,
dinyatakan bahwa kedudukan Dinas Kesehatan adalah sebagai penyelenggara
urusan Pemerintah di bidang kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
1.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dijabarkan dan
ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kampar No. 42 Tahun 2016. Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar berada dibawah Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar,
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah , dengan tugas pokok:
Kepala Dinas mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah
daerah dibidang kesehatan untuk membantu Bupati dan menyelenggarakan urusan
pemerintah dengan fungsi:
a Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan dan Farmasi, Alat Kesehatan dan
PKRT.
b Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi dilingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar.
c Pengelolaan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar.
d Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Daerah terkait dengan
bidang kesehatan.
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
2
1.1.3 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Kampar No. 42 Tahun 2016
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :
1 Kepala Dinas Kesehatan
2 Sekretariat
a. Sub bagian program, informasi dan hubungan masyarakat
b. Sub bagian hukum, kepegawaian dan umum
c. Sub bagian keuangan dan pengelolaan aset
3 Bidang kesehatan masyarakat.
a. Seksi kesehatan keluarga dan gizi masyarakat.
b. Seksi promosi dan pemberdayaan masyarakat
c. Seksi kesehatan lingkungan
4 Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit
a. Seksi surveilan dan imunisasi
b. Seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular
c. Seksi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
5 Bidang pelayanan kesehatan
a. Seksi pelayanan kesehatan primer dan tradisional
b. Seksi pelayanan kesehatan rujukan
c. Seksi pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat
6 Bidang sumber daya kesehatan
a. Seksi kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga
b. Seksi pengembangan sarana dan prasarana
c. Seksi sumber daya manusia kesehatan
7 Unit pelaksana teknis dinas (UPTD)
a. UPTD Puskesmas
b. UPTD Instalasi Farmasi Kesehatan
c. UPTD Laboratorium Kesehatan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
3
1.1.4 Lingkungan Strategis yang Berpengaruh
Program Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Kampar yang dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten bersama jajaran kesehatan tidak akan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diembannya
tanpa keterlibatan dari sektor lain yang terkait, peran lintas sektor dan swasta serta
masyarakat umumnya. Bila dikoordinasikan dengan baik secara sinergis maka apa
yang menjadi visi Kabupaten Kampar yang juga menjadi Visi Dinas Kesehatan
Tahun 2017 – 2022 yaitu “Terwujudnya Kabupaten Kampar sebagai Wilayah
Industri dan Pertanian yang Maju dengan Masyarakat yang Religius, Beradat,
Berbudaya dan Sejahtera”.
Untuk itu perlu ditetapkan berbagai program kesehatan yang telah
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat,
dengan mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta
ketersediaan sumber daya yang ada.
Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang optimal dan terjangkau oleh berbagai lapisan
masyarakat, maka sumber daya dibidang kesehatan dituntut untuk lebih bekerja
secara profesional yang menjamin out come yang akan dirasakan langsung oleh
masyarakat, hal ini terdapat dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam
memperoleh derajat kesehatan dan Undang-undang No 36 Tahun 2014 tentang
Kesehatan yang menyatakan bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus
diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh
oleh Pemerintah, Pemerintah daerah dan masyarakat secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan, adil dan merata, serta aman, berkualitas dan terjangkau oleh
masyarakat.
Pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan kesehatan yang bersifat
public goods artinya pelayanan yang harus tersedia dan dapat dijangkau oleh setiap
orang untuk memperoleh peluang dan mengembangkan kemampuan hidup sehat,
yang pada akhirnya kesehatan merupakan gaya hidup masyarakat di Kabupaten
Kampar. Disamping itu pemerintah berkewajiban memfasilitasi pengembangan
pelayanan kesehatan yang bersifat private goods yang memberikan peluang kepada
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
4
masyarakat untuk memilih pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya. Pemerintah bertugas mengatur, membina dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat,
serta menggerakkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan
pembiayaan kesehatan dengan memperhatikan fungsi sosial sehingga pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap dapat terjamin. Oleh karena
itu Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar pada tahun 2017 memiliki program
unggulan yaitu: UGD 24 jam diseluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Kampar,
Revitalisasi sistem kesehatan karna didalamnya ada kegiatan Akreditasi
Puskesmas, Pelayanan kesehatan jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal.
Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan program yang telah
dilakukan, serta untuk mengetahui apakah tujuan dan sasaran program mencapai
hasil yang diharapkan yaitu berhasil guna dan berdayaguna yang optimal dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta dapat meningkatkan kinerja
pembangunan kesehatan di Kabupaten Kampar, maka perlu disusun laporan dalam
bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) selama T.A 2017. Hal ini
sebagai pelaksanaan dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang selanjutnya
disingkat SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktifitas, alat dan
prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan
data, pengklasifikasian dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja
instansi pemerintah. Setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggaraan
pemerintahan Negara berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan
didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing
instansi, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai dan berpedoman
kepada Peraturan MENPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis
perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi
pemerintah.
Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja, evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
5
hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Laporan kinerja juga berperan sebagai
alat kendali, alat penilai dan alat pendorong terwujudnya Good Governance yaitu
pemerintahan yang baik, bersih, dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
1.1.5 Landasan Hukum
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar Tahun 2017 berlandaskan kepada :
a Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5).
b Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614)
c Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, tugas dan
fungsi kementrian Negara serta susunan organisasi, tugas dan fungsi eselon I
Kementrian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014
d Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
e Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
f Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
g Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan dan Pelaporan Akuntabilitas dan Penetapan Kinerja
Instansi Pemerintah
h Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata cara Reviu atas laporan kinerja Instansi
Pemerintah.
i Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 6 Tahun 2016 Tentang
pembentukan dan susunan perangkat Daerah Kabupaten Kampar.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
6
j Peraturan Bupati Kampar Nomor 42 Tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan organisasi tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar
1.1.6 Maksud dan Tujuan
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran.
Tujuan pelaporan kinerja oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar:
a. Memberikan infomasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.
b. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah
untuk meningkatkan kinerjanya.
Gambar 1.1
Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Kinerja 2017
1.1.7 Sistimatika Pembahasan
Pada dasarnya laporan kinerja disusun oleh setiap tingkatan organisasi yang
menyusun perjanjian kinerja dan menyajikan informasi tentang:
a. Uraian singkat organisasi
b. Rencana dan target kinerja yang ditetapkan
c. Pengukuran kinerja
Informasi kinerja
terukur
Meningkatkan
Kinerja
Laporan Kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
7
d. Evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil
program atau kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud.
Analisis ini juga mencakup atas efisiensi penggunaan sumber daya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja
dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah terdiri dari empat bab
dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan.
Menguraikan tentang penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued) yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja.
Menguraikan tentang ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja.
Menguraikan tentang:
A. Capaian kinerja organisasi
Pada sub bab ini disajian capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai
berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini.
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi.
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional .
5. Analisis penyebab keberhasilan atau kegagalan dan peningkatan
atau penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
6. Analisis atas efisiansi penggunaan sumber daya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
8
7. Analisis program atau kegiatan yang menunjang keberhasilan
ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. Realisasi anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan
yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja Dinas Kesehatan
sesuai dengan dokumen Perjanjian kinerja.
Bab IV Penutup
Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan Dinas Kesehatan untuk
meningkatkan kinerjanya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
9
2.1 Rencana Strategis
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar
mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap
berada dalam tatanan sistem administrasi negara kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu, pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi
pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang
dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar. RPJMD secara sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang
diterjemahkan kedalam bentuk strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang
terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara
bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.
Perencanaan merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang
ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategis
instansi pemerintah (Dokumen Renstra) yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan
dalam pelaksanaannya.
Pada penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2017 ini, mengacu pada peraturan menteri
negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birograsi No. 53 Tahun 2014
tentang petunjuk teknis penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
teknis reviu atas laporan dan peraturan daerah No. 7 tahun 2014 tentang perubahan
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
DAN PERJANJIAN KINERJA
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
10
peraturan daerah kabupaten kampar No. 12 tahun 2012 tentang rencana
pembangunan
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar
mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, serta
tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis,
instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi,
peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas
kinerjanya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dalam rangka mewujudkan Renstra
yang telah disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap
terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di masa depan, dengan
memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan tantangan (threats), baik pada lingkungan internal maupun
eksternal. Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2017 –
2022 dapat digunakan sebagai dasar penilaian kinerja Kepala Dinas dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat selama masa jabatannya.
2.2 Visi, Misi dan Nilai – Nilai
2.2.1 Pernyataan visi
Visi Kabupaten Kampar Tahun 2017 – 2022 yang sekaligus menjadi Visi
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar” Terwujudnya Kabupaten Kampar
sebagai wilayah industri dan pertanian yang maju dengan masyarakat yang
religius, beradat, berbudaya dan sejahtera”
2.2.2 Pernyataan Misi
Guna mewujudkan visi pembangunan daerah periode 2017 – 2022 tersebut,
maka ditetapkan enam misi diantaranya menyiapkan sumber daya manusia yang
handal dan profesional. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia harus dijamin
pula dengan kondisi kesehatan masyarakat yang baik. Upaya ini perlu dilakukan
secara bersamaan dalam kerangka membangun masyarakat yang tidak hanya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
11
cerdas namun juga sehat, sehingga target pembangunan dapat dicapai secara
maksimal.
2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis
2.3.1 Tujuan
Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan
2.3.1 Sasaran strategis
1. Meningkatnya pemerataan dan kualitas sarana prasarana kesehatan
2. Meningkatnya pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan
3. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
4. Meningkatnya aksessibiliti masyarakat miskin terhadap layanan kesehatan
2.4 Prioritas Pembangunan di Bidang Kesehatan
2.4.1 Rencana Kinerja Tahunan
Perencanaan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dijabarkan dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Rencana
kinerja ini akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana
kinerja telah ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator
kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja ini
merupakan komitmen seluruh unsur Pimpinan dan pelaksana pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar untuk mencapainya dalam periode tahunan.
Proses penyusunan rencana kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
telah melalui tahapan-tahapan berikut:
Penetapan Program
Penetapan Sasaran
Penetapan Kegiatan
Indikator Pencapaian
Sasaran,
Indikator Kinerja kegiatan
Target Indikator Kinerja Kegiatan
Target Kinerja Sasaran
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
12
3.1 Capaian Kinerja Dinas Kesehatan
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan,
badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan
atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang
berwenang menerima pelaporan akuntabilitas atau pemberi amanah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar selaku pengemban amanah
masyarakat kabupaten kampar melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui
penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang disusun sesuai
ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor
29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan
peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi
republik indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja,
pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.
LKjIP tersebut menyajikan penilaian tingkat keberhasilan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar melaksanakan kegiatan sepanjang Tahun anggaran 2017
sesuai dengan target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja
kegiatan, dan target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang
ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2017-2022 dan perjanjian kerja Tahun 2017.
BAB III
AKUNTABILITAS
KINERJA
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
13
3.2 Kerangka Pengukuran
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kabupaten Kampar yang sekaligus
menjadi visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar.
Mengacu kepada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan peraturan
menteri negara pendayagunaan apatarur negara dan reformasi birokrasi republik
indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja,
pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah,
kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar diukur berdasarkan tingkat
pencapaian sasaran dan indikator sasaran. Gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran didapatkan melalui perbandingan antara Perjanjian Kinerja
dengan realisasi pada Tahun berjalan.
Pencapaian sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan
realisasi indikator sasaran melalui media formulir pengukuran kinerja kemudian
atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis. Berdasarkan hasil
pengukuran kinerja, diperoleh capaian kinerja untuk setiap sasaran strategis dan
selanjutnya dianalisis dengan cara :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja Tahun 2017
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2017
dengan Tahun lalu dan beberapa tahun berakhir.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2017 dengan target
jangka menengah yang terdapat dokumen RPJMD
Nilai yang diperoleh dari pencapaian kinerja dikelompokkan dalam skala
pengukuran ordinal sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
14
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Ordinal Pencapaian Kinerja
No % Capaian Kinerja Peringkat Interpretasi
1 ≥ 85 AA Memuaskan
2 ≥ 75 – 85 A Baik Sekali
3 ≥ 65 – 75 B Baik
4 ≥ 50 – 65 CC Cukup Baik
5 ≥ 30 – 50 C Agak Kurang
6 ≥ 0 – 30 D Kurang
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja, dilakukan analisis pencapaian
kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab
tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
1. Indikator kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan
memperhitungkan indikator masukan (input), dan hasil (outcome).
2. Indikator sasaran
Indikator sasaran adalah sesuatu yang dapat menunjukkan secara signifikan
mengenai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran, Indikator sasaran
dilengkapi dengan target kualitatif dan satuannya untuk mempermudah
pengukuran pencapaian sasaran.
3.3 Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja
Secara umum Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar telah dapat
melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Kampar tahun 2017-2022. Tujuh sasaran
strategis dan 24 indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja
Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Pada misi ini terdapat 7 sasaran dengan 23 indikator kinerja sasaran yang
digunakan. Penjelasan tingkat capaian 23 indikator kinerja sasaran tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Sebanyak 14 indikator kinerja sasaran ( 60,9 %) mencapai atau melebihi
target
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
15
2. Sebanyak 9 indikator (39,1%) tidak mencapai target.
Pengukuran kinerja pencapaian sasaran terhadap misi pada tahun 2017
adalah sebagai berikut:
3.3.1 Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan
Dalam pencapaian sasaran ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
menggunakan 5 indikator kinerja dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.2
Evaluasi Pencapaian Misi 1 sasaran1
Indikator
Kinerja
Hasil
2014
Hasil
2015
Hasil
2016
Target
2017
Hasil
2017
%
Capaian
Tercapai
/
Tidak
Hasil
s.d
2017
Target
Akhir
RPJM
D
Cakupan
komplikasi
kebidanan
yang
ditangani
100 100 100 100 100 100 V 100 100
Cakupan
pelayanan
puskesmas
15 17 30 15 17 113 V 19,8 90
Cakupan
kunjungan
bayi
87,4 90.1 98 95 85.1 89,6 X 90,21 100
Cakupan
balita gizi
buruk dapat
perawatan
100 100 100 100 100 100 V 100 100
Cakupan
desa/
kelurahan
universal
child
immunization
(UCI)
91,4 59 74,8 100 72.8 72,8 X 74,5 100
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
16
Rata-rata
capaian 95,1
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat
diketahui realisasi dari 5 (lima) indikator kinerja selama tahun 2017 menunjukkan
bahwa sebanyak 3 indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan
diantaranya :
1. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
2. Cakupan pelayanan puskesmas
3. Cakupan balita gizi buruk dapat perawatan
Sedangkan sebanyak 2 indikator kinerja tidak mencapai target yang telah
ditetapkan yaitu:
1. Cakupan desa/ kelurahan universal child immunization (UCI)
2. Cakupan kunjungan bayi.
Apabila dilihat perbandingan pencapaian kinerja antara tahun 2017 dengan
realisasi tahun 2014, 2015 dan 2016 maka tiga indikator mengaami penurunan
dan dua indikator bisa mempertahankan capaiannya.
Perkembangan capaian kinerja pada indikator cakupan Balita Gizi Buruk
didukung oleh kegiatan pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
pada balita miskin dan program PMT-AS.
Alasan indikator Cakupan desa/ kelurahan universal child immunization
(UCI) tidak mencapai target yang telah ditentukan adalah :
1. Tidak tercapiannya target imunisasi TT pada WUS karena ada perbedaan
persepsi tentang imunisasi TT pada ibu hamil..
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
17
2. Masih adanya bidan desa yang belum melaksanakan screning TT dan tidak
melakukan pencatatan screning TT.
Untuk mendorong pencapian indikator sasaran cakupan desa/ kelurahan
Universal Child Immunization (UCI) dilakukan melalui :
1. Melaksanakan sweeping untuk meningkatkan pencapaian imunisasi dasar
lengkap sebagai indikator tercapainya desa UCI (Universal Child Imunisation).
2. Melaksanakan sosialisasi untuk menyatukan persepsi tentang pelaksanaan
dan pencatatan screnin TT.
3. Melakukan kembali sosialisasi tentang pentingnya imunisasi bagi murid SD
sederajat.
4. Melaksanakan pertemuan atau pelatihan untuk meningkatkan SDM pengelola
program imunisasi.
3.3.2 Sasaran 2 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Dalam pencapaian sasaran ini Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
menggunakan 4 indikator kinerja dengan capaian sebagai sebagai berikut:
Tabel 3.3
Evaluasi pencapaian Misi 1 sasaran 2
Indikator
Kinerja
Hasil
2014
Hasil
2015
Hasil
2016
Target
2017
Hasil
2017
%
Capaian
Tercapai
/ tidak
Hasil
s.d
2017
Target
Akhir
RPJMD
Menurunnya
angka
kematian bayi
per 1.000
kelahiran hidup
8 12 9 33 5 15,2 V 8,5 32
Menurunnya
angka
kematian balita
9 8 0 32 5 15,6 V 5,5 32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
18
Menurunnya
angka
kematian ibu
melahirkan
121 142 124 102 73 71,6 V 115 102
Meningkatnya
usia harapan
hidup
70.8 71.1 71,1 71 71 71 V 71 71.6
Rata-rata
capaian 43,4
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat
diketahui realisasi dari 4 indikator kinerja salama tahun 2017 menunjukkan bahwa
sebanyak tiga indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan diantaranya:
1. Menurunnya angka kematian bayi.
2. Menurunkan angka kematian ibu melahirkan.
3. Menurunnya angka kematian balita
Satu indikator sesuai dengan target yang diharapkan yaitu meningkatkan
usia harapan hidup.
Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan ditunjukkan antara lain
berkurangnya angka kematian ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA).
3.3.3 Sasaran 3 : Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat di Kabupaten
Kampar
Dalam pencapaian sasaran ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
menggunakan 3 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
19
Tabel 3.4
Evaluasi Pencapaian Sasaran 3
Indikator
Kinerja
Hasil
2014
Hasil
2015
Hasil
2016
Target
2017
Hasil
2017
%
Capaian
Tercapai/
Tidak
Hasil
s.d
2017
Target
Akhir
RPJMD
Rasio
Puskesmas
perawatan
dengan
kecamatan
8 8 8 9 8 88,9 X 8 9
Rasio
Puskesmas
non
perawatan
untuk 30.000
penduduk
21 23 22 22 23 104,5 V 22,3 22
Rasio
puskesmas
pembantu
dengan desa
72.4 72.8 72,8 71 68.4 96,3 X 71,6 100
Rata-rata
capaian
Tahun 2015
96,6
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Rasio Puskesmas perawatan dengan kecamatan belum mencapai target
disebabkan oleh belum tersedianya alokasi dana untuk pengembangan
puskesmas menjadi puskesmas perawatan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
20
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat
diketahui realisasi dari 3 indikator kinerja selama tahun 2017 menunjukkan bahwa
sebanyak satu indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan
diantaranya:
1. Rasio puskesmas non perawatan untuk 30.000 penduduk
Untuk memenuhi pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Kampar telah
tersedia 31 puskesmas, 8 puskesmas rawat inap dan 23 rawat jalan, 181
puskesmas pembantu dan 28 Puskesmas keliling serta 669 posyandu, setiap
kecamatan telah memiliki puskesmas bahkan ada yang lebih dari 1 puskesmas.
pada kecamatan yang padat penduduk seperti Kecamatan Siak Hulu memiliki 3
puskesmas, Kecamatan XIII Koto Kampar memiliki 3 puskesmas, Kecamatan
Tapung memiliki 3 puskesmas, Tapung Hulu, Tapung Hilir, Kampar Kiri Hulu dan
Gunung Sahilan memiliki 2 puskesmas dan kecamatan lainnya memiliki masing-
masing 1 puskesmas. Dengan kondisi sekarang ini ratio antara puskesmas
terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Kampar tercatat 1: 24.688, Rasio antara
puskesmas perawatan dengan kecamatan tahun 2017 tercatat 8 : 21, Rasio
puskesmas pembantu dengan desa sebesar 181 : 250 dimana puskesmas
pembantu sudah dimiliki sebesar 74% desa dikabupaten kampar. Pada tahun
2017 poskesdes sebanyak 156 unit. Disamping itu telah tersedia sebuah
laboratorium kesehatan, 1 Rumah Sakit Umum Daerah sebagai pelayanan
kesehatan rujukan dari puskesmas.
Untuk meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan
diperlukan tenaga medis yang cukup. Gambaran mengenai kecukupan tenaga
medis di Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Rasio Keberadaan Dokter Umum/Dokter Gigi, Perawat dan Bidan di Wilayah
Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2017
No Jenis Tenaga Ratio
Yang Ada Standar ISO 2010
1 Dokter Umum/Dokter
Spesialis/ Dokter 16 : 100.000 Penduduk 40 : 100.000 Penduduk
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
21
Gigi
2 Perawat 68 : 100.000 Penduduk 158 : 100.000
Penduduk
3 Bidan 94 : 100.000 Penduduk 100 : 100.000
Penduduk
1. Ratio tenaga dokter per 100.000 penduduk
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa gambaran mengenai kecukupan
tenaga dokter dalam satu wilayah dapat diukur dengan menggunakan
indikator jumlah dokter per 100.000 penduduk (ratio tenaga dokter terhadap
100.000 penduduk)
Jumlah dokter sampai dengan tahun 2017 adalah 25 dokter spesialis, 66
dokter umum dan 36 dokter gigi, berarti setiap penduduk hanya dilayani oleh
15 s.d 17 dokter. Sedangkan menurut perhitungan nasional rata-rata pada
tahun 2010 ada 40 orang dokter setiap 100.000 penduduk. Diharapkan pada
tahun 2018 ada peningkatan jumlah dokter.
2. Ratio Tenaga Dokter dan Dokter gigi Puskesmas
Untuk mengukur tingkat kecukupan dokter umum dan dokter gigi
disarana pelayanan kesehatan terdepan adalah dengan menggunakan
indikator ratio dokter dan dokter gigi puskesmas terhadap jumlah puskesmas.
Ratio tenaga dokter terhadap puskesmas di kabupaten kampar pada tahun
2017 yaitu pada satu puskesmas terdapat 2 – 3 orang dokter umum dan 1 – 2
orang dokter gigi.
Dalam meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan maka
upaya yang telah dan akan ditempuh selanjutnya adalah menitik beratkan
pelayanan kesehatan di puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan
dasar dengan menempatkan dokter umum dan dokter gigi.
3. Ratio Tenaga Bidan per 100.000 penduduk
Gambaran tingkat kecukupan tenaga bidan dapat ditunjukkan dengan
jumlah bidan per 100.000 penduduk. Menurut indikator ISO 2010 rata-rata
bidan per 100.000 penduduk adalah 100 bidan. Sedangkan ratio tenaga bidan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
22
di Kabupaten Kampar pada tahun 2017 adalah 94 orang per 100.000
penduduk, angka ini meningkat dari tahun 2016 yang berjumlah 39.
4. Ratio Tenaga Perawat per 100.000 penduduk
Jumlah tenaga perawat per 100.000 penduduk dapat memberikan
gambaran tentang pendistribusian tenaga perawat dalam suatu wilayah kerja.
Jumlah tenaga perawat kesehatan per 100.000 penduduk dikabupaten
kampar pada tahun 2017 adalah 68 orang sedangkan kebutuhan tenaga
perawat diperhitungkan cukup bila berada pada posisi 158 per 100.000
penduduk. Jumlah tenaga perawat kesehatan memegang peranan yang
sangat penting dalam rangka menjaga kesehatan masyarakat, karena
perawatlah yang pada umumnya memberikan pelayanan langsung baik kuratif
maupun preventif. Jumlah kebutuhan tenaga bidan, perawat, kesmas, gizi,
teknisi medis, farmasi,sanitasi di Kabupaten Kampar sudah hampir memenuhi
kebutuhan namun belum terdistribusi dengan baik.
Tenaga Kesehatan
Data ketenagaan Tahun 2016 s.d Tahun 2017 (PNS, PTT,dan Honor)
adalah sebagai berikut :
No. Jenis Ketenagaan Tahun 2016 Tahun 2017
1. Dokter Spesialis 25 orang 25
2 Dokter Umum 65 orang 66
3. Dokter Gigi 32 orang 36
4. Perawat 474 orang 542
5 Bidan 259 orang 754
6. Apoteker 9 Orang 6
7. SI Farmasi 2 orang 0
8. Asisten Apoteker 38 orang 41
9. Ahli Gizi 21 orang 29
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
23
10. Rekam Medis 6 0rang 7
11 Analis 46 orang 42
12 Sanitarian 18 orang 18
13 Perawat Gigi 27 orang 25
14 Pendidikan S2 19 orang 9
15 Sarjana Kesehatan 103 orang 67
16. Tenaga Lainnya (PNS) 61 orang 63
17. Tenaga Lainnya (THL dan TBK) 109 orang 140
Jumlah 1.514 orang 1.870 orang
Program unggulan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2017
sebagai berikut:
1. Program UGD 24 jam disetiap puskesmas sekabupaten kampar untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan prima kemasyarakat.
a. Pelaksanaan kegiatan:
Pelaksanaan kegiatan UGD 24 jam pada Tahun 2017 dilaksanakan
diseluruh UPTD Puskesmas baik rawat inap maupun non rawat inap,
dimana jumlah tenaga bantu kesehatan yang dipekerjakan berjumlah
551 orang dengan rincian sebagai berikut:
6 orang TBK bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
yang mempunyai tugas sebagai verifikator laporan TBK di UPTD
Puskesmas.
528 orang TBK bekerja di 31 UPTD Puskesmas se Kabupaten
Kampar yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
kesehatan di UPTD Puskesmas.
17 orang TBK diperbantukan ke RSUD Bangkinang terhitung
bulan Maret 2017 dengan opsi pada Tahun 2018 honor dan
kepegawaian TBK tersebut dibebankan RSUD Bangkinang.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
24
Jumlah dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan
tersebut adalah Rp. 9.300.000.000, dengan realisasi fisik sebesar
100%, realisasi keuangan 97,9%.
b. Masalah
Kompetisi petugas UGD UPTD Puskesmas 24 jam yang masih
belum mumpuni.
Adanya penumpukan petugas pada beberapa puskesmas,
sehingga puskesmas lainnya kekurangan tenaga.
c. Solusi
Mengadakan pelatihan petugas UGD 24 jam.
Membuat kebijakan tentang distribusi petugas UGD yang merata
disetiap puskesmas.
2. Kegiatan Revitalisasi sistem kesehatan
a. Pelaksanaan kegiatan:
Jumlah UPTD Puskesmas yang dilakukan pendampingan pada
Tahun 2017 berjumlah 11 Puskesmas dengan rincian 5 puskesmas
sisa Tahun 2016:
UPTD Puskesmas Rumbio Jaya
UPTD Puskesmas Tambang
UPTD Puskesmas Kampar Kiri Hilir
UPTD Puskesmas XIII Koto Kamar I
UPTD Puskesmas Tapung Hulu I
Pada Tahun 2017 jumlah UPTD Puskesmas yang didampingi
berjumlah 6 puskesmas yaitu:
UPTD Puskesmas Kampar
UPTD Puskesmas kampar kiri tengah
UPTD Puskesmas Siak hulu II
UPTD Puskesmas Salo
UPTD Puskesmas Perhentian Raja
UPTD Puskesmas Tapung Hilir I
Jumlah UPTD Puskesmas yang dilakukan survey pada Tahun 2017
adalah sebanyak 10 Puskesmas yang terdiri dari:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
25
UPTD Puskesmas Rumbio Jaya
UPTD Puskesmas Tambang
UPTD Puskesmas Kampar Kiri Hilir
UPTD Puskesmas XIII Koto Kampar I
UPTD Puskesmas Tapung Hulu I
UPTD Puskesmas Kampar
UPTD Puskesmas Kampar Kiri Tengah
UPTD Puskesmas Siak Hulu II
UPTD Puskesmas Salo
UPTD Puskesmas Perhentian Raja
Program Akreditasi FKTP Puskesmas ini menggunakan anggaran
DAK Non fisik sebesar Rp. 1.449.580.000, dengan realisasi fisik
sebanyak 100% dan realisasi keuangan 93,4%.
b. Masalah
Masa persiapan Puskesmas yang relatif singkat dikarenakan
proses pendampingan dilakukan pada bulan April setelah
terbitnya DPA.
Sarana dan Prasarana Puskesmas yang belum sesuai dengan
Permenkes Nomor 75 Tahun 2015.
c. Solusi masalah
- Pendampingan Akreditasi dimulai bulan Januari 2018
- Advokasi ke seksi sarana dan prasarana serta perencanaan
program tentang pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
Puskesmas yang disesuaikan dengan Permenkes Nomor 75
Tahun 2015
3. Kegiatan pelayanan kesehatan JKN, jamkesda dan jampersal
a. Pelaksanaan kegiatan jamkesda tahun 2017
Hak hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya
dan keluarganya merupakan hak azazi manusia dan diakui oleh
segenap bangsa- bangsa dunia, termasuk Indonesia.
Dalam Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang –
Undang No 36 Tahun 2009 Pengganti Undang – Undang 23 Tahun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
26
1992 tentang Kesehatan, Dalam Undang – Undang Nomor 36 Tahun
2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh akses dan sumber daya dibidang kesehatan dan
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau.
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas,
pemerintah bertanggung jawab atas jaminan kesehatan masyarakat
melalui Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) bagi kesehatan
perorangan.
Dalam program JKN, masyarakat miskin dan tidak mampu yang
sebelumnya merupakan peserta Jamkesmas dialihkan sebagai
peserta Penerima Bantuan Iuran ( PBI ) JKN / KIS yang iurannya
dibayarkan Pemerintah Pusat. Kondisi ini didukung juga oleh
Pemerintah Kabupaten Kampar yang terus memantapkan jaminan
kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu diluar kuota PBI
JKN / KIS melalui program Jaminan Kesehatan Daerah
(JAMKESDA ) sebagai bagian dari pengembangan jaminan secara
menyeluruh.
Saat ini peserta Jamkesda Kabupaten Kampar terdiri dari :
1). Jamkesda Integrasi
Peserta Jamkesda yang bermigrasi ke program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN), dimana Iuran Premi ke BPJS
menggunakan dana Sharing dengan dana Propinsi yaitu 50 : 50
dengan dana Anggaran Belanja Kabupaten Kampar. Jumlah
Peserta sebanyak 35.000 jiwa.
2). Jamkesda Non Integrasi
Peserta Yang telah terdaftar dalam data Base Surat Keputusan
Bupati Kampar dimana peserta dapat dilayani di Rumah sakit Tipe
C ( Rumah Sakit Umum Bangkinang atau Rumah Sakit Petala
Bumi), Apabila Pasien di Rujuk Ke Rumah sakit tipe B ( Rumah
Sakit Arifin Ahmad ) secara Otomatis akan Menjadi Peserta
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
27
jamkesda Propinsi. Saat Ini Jumlah Peserta Sebanyak 35.893
Jiwa.
3). Jamkesda dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)
Pesertanya adalah Masyarakat Kabupaten Kampar yang Miskin /
tidak mampu diluar JKN / KIS, Jamkesda Integrasi dan Jamkesda
Non Integrasi.
Peserta hanya bisa dilayani sampai Rumah Sakit Tipe C. Syarat
Kepesertaan adalah : Surat Keterangan Tidak Mampu ( SKTM )
dari Desa di ketahui Camat. Rekomendasi dari Dinas sosial, Surat
Rujukan dari Puskesmas, Foto Copy KTP dan Foto Copy Kartu
Keluarga.
b. Permasalahan yang ada dalam pelaksanaan jamkesda
1). Pada data kepesertaan masih belum sinkron sehingga ada data
yang tumpang tindih.
2). Masih banyaknya masyarakat yang apabila sakit menggunakan
SKTM untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
3). Dana Pengklaim pasien jamkesda untuk Rumah Sakit Tipe C
Ditahun anggaran 2018 masih kurang sehingga masih ada klaim
yang belum terbayarkan.
4). Masih Banyak masyarakat Miskin yang belum terjangkau dalam
pendataaan kepesertaan Jamkesda.
5). Untuk masyarakat miskin yang diluar kuota Jamkesda integrasi
dan Non Integrasi bila dirujuk ke Rumah sakit Tipe B ( Rumah
Sakit Umum Arifin Ahmad )tidak bisa mendapat Jaminan
Kesehatan karena belum adanya kerja sama Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar dengan Rumah Sakit Tipe B ( Rumah sakit
Arifin Ahmad ).
c. Pemecahan Masalah :
1). Untuk sinkronisasi data, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk melengkapi data
kepesertaan yang belum ada NIK.
2). Untuk data kepesertaan sebaiknya dilakukan Validasi data
bersama Dinas Sosial
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
28
3). Masalah pembayaran Klaim peserta Jamkesda di Rumah sakit
tipe C telah dianggarkan pada APBD tahun ajaran 2018.
4). Sebaiknya Jamkesda yang non Integrasi di migrasi menjadi
Jamkesda Integrasi.
5). Sebaiknya jangkauan pelayanan pasien Jamkesda yang
menggunakan SKTM bukan hanya di Rumah sakit Tipe C saja tapi
sampai ke Rumah Sakit tipe B.
6). Penambahan klinik / Rumah Sakit Swasta yang dapat membantu
dalam memberikan pelayanan kepada pasien Jamkesda dengan
cara bekerja sama dengan klinik / Rumah Sakit Swasta.
3.3.4 Sasaran 4 : Meningkatnya Persentase Rumah dan Lingkungan Sehat
Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar
menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 3.6 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4
Indikator
Kinerja
Hasil
2014
Hasil
2015
Hasil
2016
Target
2017
Hasil
2017
%
Capaian
Tercapai
/ tidak
Hasil
s.d
2017
Target
Akhir
RPJM
D
Persentase
Rumah
memiliki
sanitasi
dasar sehat
80 69 83,3 85 83,3 98 X 78,9 100
Rasio rumah
layak huni
90 90 83,3 95 83,3 87,7 X 86,7 100
Rata-rata
capaian
Tahun 2017
92,85
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
29
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat
diketahui realisasi dari 2 indikator kinerja selama tahun 2017 menunjukkan bahwa
sebanyak 2 indikator kinerja belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu:
1. Persentase rumah memiliki sanitasi dasar sehat
2. Rasio rumah layak huni
Persentase rumah memiliki sanitasi dasar sehat belum mencapai target
disebabkan oleh keadaan realita dilapangan mayoritas tidak memenuhi indikator
penilaian sanitasi seperti Saluran pembuangan air limbah rumah tangga dan
tempat sampah.
Untuk menggambarkan lingkungan sehat ditentukan oleh indikator seperti
persentase rumah tangga terhadap akses air bersih, persentase rumah tangga
memiliki sanitasi dasar, persentase tempat-tempat umum dan pengelolaan
makanan (TUPM).
Untuk mendukung pencapaian indikator diatas pada tahun 2017 telah
dilaksanakan kegiatan antara lain:
1. Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
Sasaran kegiatan penyuluhan menciptakan lingkungan sehat adalah personal
higiene bagi murid sekolah dasar pada 489 SD dan 31 Puskesmas se
Kabupaten Kampar seluruhnya telah dilaksanakan 100%.
2. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
Kegiatan sosialisasi kebijakan lingkungan sehat bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program swadaya
PAMSIMAS. Kegiatan ini dilaksanakan melalui sosialisasi lingkungan sehat
yang melibatkan kepala desa, ketua BPD, PKK, kader kesehatan, petugas
kesehatan dilaksanakan di 31 Puskesmas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
30
3.3.5 Sasaran 5 : Meningkatkan Jumlah Penduduk Yang Memiliki Jaminan
Kesehatan.
Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar
menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 3.7 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5
Indikator Kinerja Hasil
2014
Hasil
2015
Hasil
2016
Target
2017
Hasi
l
201
7
%
Capaian
Tercapai/
Tidak
Hasil
s.d
2017
Target
Akhir
RPJMD
Cakupan penduduk
miskin yang
mendapat Jaminan
Kesehatan (%)
100 100 90 90 80 88,9 X 92,5 100
Cakupan Pelayanan
Jamkesmas (%)
100 100 90 100 100 100 V 97,5 100
Rata-rata capaian
Tahun 2017 94,5
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat diketahui
realisasi dari 2 indikator kinerja selama tahun 2017 menunjukkan bahwa sebanyak
satu indikator kinerja cakupan pelayanan jamkesmas, kinerja mencapai target
yang telah ditetapkan yaitu jumlah penduduk miskin yang mendapat jaminan
kesehatan.
Satu indikator kinerja belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu
cakupan jumlah penduduk miskin yang mendapat jaminan kesehatan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
31
Program Jamkesmas yang diselenggarakan Pemerintah telah mencakup
jaminan kesehatan penduduk miskin di Kabupaten Kampar. Ditambah komitmen
pemerintah daerah Kabupaten Kampar dengan program Jamkesda telah
meningkatkan cakupan jaminan kesehatan. Penduduk yang memiliki kepesertaan
Jamkesda telah dilayani pada 31 puskesmas dengan pelayanan IGD 24 jam.
3.3.6 Sasaran 6 : Meningkatkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar
menggunakan 5 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 3.8 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6
Indikator Kinerja Hasil
2014
Hasil
2015
Hasil
2016
Target
2017
Hasil
2017
%
Capaian
Tercapai/
Tidak
Hasil
s.d
2017
Target
Akhir
RPJMD
Persentase RT
berprilaku hidup
bersih dan sehat
(PHBS)
85 47 27 75 40 53,3 X 49,8 80
Jumlah keluarga
sadar gizi
(kadarzi) didesa
80 100 60,19 80 89 111 V 82,5 80
Persentase desa
siaga aktif
25.5 28.1 57 40 25 62,5 X 33,9 45
Persentase
posyandu mandiri
dan purnama
54 71.14 34 40 70 175 V 57,4 40
Cakupan bayi
yang mendapat
ASI eksklusif
85 80.3 58 80 90,1 112,6 V 78,4 80
Rata-rata capaian
Tahun 2017
102,9
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
32
Keterangan:
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat diketahui
realisasi dari 5 indikator kinerja selama tahun 2017 menunjukkan bahwa tiga
indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan yaitu
1. Jumlah keluarga sadar gizi (kadarzi) didesa
2. Persentase posyandu mandiri dan purnama
3. Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif
Sedangkan sebanyak dua indikator kinerja tidak mencapai target yang
ditetapkan yaitu :
1. Persentase RT berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Persentase desa siaga aktif
Namun apabila dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2017 dengan
capaian kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016, indikator persentase RT berprilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) meningkat menjadi 40%, indikator cakupan bayi
yang mendapat ASI eksklusif meningkat menjadi 90,1%.
Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat masih rendah
disebabkan oleh masih tingginya jumlah perokok aktif yang ada di Kabupaten
Kampar.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar untuk menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku,
sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dalam
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Untuk mendukung pencapaian indikator Rumah Tangga berperilaku hidup
bersih dan sehat, pada tahun 2017 telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
33
masyarakat pola hidup sehat di Puskesmas dan jaringannya, pengembangan
media promosi dan informasi sadar hidup sehat dan pembinaan usaha kesehatan
sekolah tingkat SD.
Untuk memperluas cakupan dan jangkauan pelayanan puskesmas telah
dikembangkan berbagai sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
berupa posyandu. Tercatat pada tahun 2017 ada 700. Kegiatan posyandu sudah
berjalan dengan baik, jumlah kader juga memenuhi syarat namun capaian
kegiatan dan dana sehat harus ditingkatkan lagi.
Persentase desa siaga aktif menurun menjadi 25% dari persentase tahun
sebelumnya 57,1%.
Cakupan ASI Eksklusif capaiannya meningkat yaitu 90,1 dari tahun
sebelumnya yaitu 80% hal ini disebabkan oleh data yang diambil dari bayi yang
lulus ASI Ekslusif.
Cakupan keluarga sadar gizi (Kadarzi) di desa meningkat dari Tahun
sebelumnya yaitu 89%, dari capaian Tahun 2017 sebesar 60,9. Hal ini
menggambarkan semua indikator di Kadarzi tercapai yaitu:
b. Penimbangan berat badan balita 57%, dengan target 80%
b. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi dari lahir sampai umur 6 bulan 57,7%
dengan target 80%.
c. Menggunakan garam beryodium dengan cakupan 95,9%.
d. Cakupan pemberian TTD pada ibu hamil sebesar 80,36%.
e. Memakan makanan beragam.
3.3.7 Sasaran 7 : Meningkatnya Peran Swasta Dalam Pelayanan Kesehatan
Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar
menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 3.9 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7
Indikator Kinerja Hasil
2014
Hasil
2015
Hasil
2016
Target
2017
Hasil
2017
%
Capaian
Tercapai
/ Tidak
Hasil
s.d
2016
Target
Akhir
RPJMD
Jumlah Rumah
Sakit Swasta 5 5 5 5 5 100 V 5 5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
34
Cakupan
pembinaan dan
pengawasan
sarana
kesehatan
swasta
80 80 100 80 100 125 V 90 80
Rata-rata
capaian Tahun
2017
112,5
Keterangan :
V = Tercapai
X = Tidak Tercapai
^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun
sebelumnya.
Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat
diketahui realisasi dari 2 indikator kinerja selama tahun 2017 menunjukkan bahwa
sebanyak 2 indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan yaitu:
1. Jumlah Rumah Sakit Swasta
2. Cakupan pembinaan dan pengawasan sarana kesehatan swasta
Selain itu, apabila dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2017
dengan capaian kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016, indikator cakupan pembinaan
dan pengawasan sarana kesehatan swasta capaiannya sama dengan tahun 2016
yaitu 100%.
Untuk menunjang kebutuhan pelayanan kesehatan jumlah rumah sakit
swasta di Kabupaten Kampar hingga tahun 2017 berjumlah 5 unit, jumlah apotik
61 semuanya telah memiliki izin, jumlah toko obat tercatat sebanyak 136.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
35
3.4 Tahapan Pengukuran Realisasi Kinerja
Merupakan hasil perbandingan antara rencana kegiatan dengan hasil
pencapaian kegiatan
Evaluasi dan analisis capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan
indikator kinerja realisasi dengan indikator kinerja yang direncanakan. Pada tahun
2017, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar telah menetapkan 14 sasaran
strategis yang dicapai melalui pelaksanaan 19 program yang meliputi 71 kegiatan.
Semua kegiatan telah dianggarkan dalam APBD Kabupaten Kampar Tahun 2017,
bantuan keuangan (Bankeu) Provinsi Riau dan Dana alokasi khusus (DAK) yang
berasal dari dana pusat. Merupakan komitmen Dinas Kesehatan Kabupaten
Kampar dalam mengimplementasikan Rencana Kinerja Tahun 2017.
Menurut teori HL Blum derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 faktor
yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Dari keempat faktor itu, faktor perilaku mempunyai pengaruh yang
cukup besar bersama dengan faktor lingkungan.
Dalam tatanan otonomi daerah, Visi Indonesia Sehat 2017 akan dapat
dicapai apabila telah tercapai secara keseluruhan jika Kabupaten/Kota juga Sehat.
Oleh karena itu, selain harus dikembangkan sistem kesehatan Kabupaten/Kota
yang merupakan sub sistem dari Sistem Kesehatan Nasional, harus ditetapkan
pula kegiatan minimal yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota sesuai yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1457/Menkes/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
3.4.1 Realisasi Anggaran
Target kinerja APBD secara keseluruhan mencakup unsur pendapatan,
belanja, dan pembiayaan. Untuk unsur pendapatan, target kinerja dilihat dari sub
komponen PAD, sedangkan unsur belanja, terget-target kinerja terutama dilihat
dari program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan.
Berikut ini gambaran target kinerja APBD Kabupaten Kampar Tahun 2017
pada Dinas Kesehatan yang secara ringkas dapat dilihat dari Pendapatan, Belanja
dan Pembiayaan Daerah pada anggaran setelah perubahan dan realisasinya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
36
Tabel 3.10 Gambaran Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2017
No. Uraian
Jumlah Lebih/(kurang)
SETELAH
PERUBAHAN
REALISASI
ANGGARAN Rp %
4. PENDAPAT
AN DAERAH 20.298.770.946 22.293.173.377 1.994.402.431 109,83
4.1 Pendapatan
Asli Daerah 20.298.770.946 22.293.173.377 1.994.402.431 109,83
4.1.1 Pajak Daerah
4.1.2 Retribusi
Daerah 102.000.000 29.410.000 72.590.000 28,83
4.1.2.01 Retribusi
Jasa Umum 102.000.000 29.410.000 72.590.000 28,83
4.1.2.01
Lain-lain
pendapatan
asli daerah
yang syah
(pelayanan
kesehatan
penduduk
miskin BPJS
kesehatan)
20.196.770.946 22.263.763.377 2.066.992.431 110,23
Jumlah
Pendapatan 20.298.770.946 22.293.173.377 1.994.402.431 109,83
5. BELANJA
DAERAH 210.213.311.888 177.634.877.419 32.578.434.469 84,50
5.1
Belanja
Tidak
Langsung
90.698.392.117 82.212.336.715 8.486.055.402 90,64
5.1.1 Belanja 90.698.392.117 82.212.336.715 8.486.055.402 90,64
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
37
No. Uraian
Jumlah Lebih/(kurang)
SETELAH
PERUBAHAN
REALISASI
ANGGARAN Rp %
Pegawai
5.2 Belanja
Langsung 119.514.919.771 95.422.540.704 24.092.379.067 79,84
5.2.1 Belanja
Pegawai 1.365.173.000 1.299.593.000 65.580.000 95,2
5.2.2
Belanja
Barang dan
Jasa
92.317.254.442 72.841.205.567 19.476.048.875 78,90
5.2.3 Belanja
Modal 25.832.492.329 21.281.742.137 4.550.750.192 82,38
Jumlah
Belanja 210.213.311.888 177.634.877.419 32.578.434.469 84,50
Surplus /
(Defisit) (189.914.540.942) (155.341.704.042) 34.572.836.900 81,80
PAD Kabupaten Kampar yang dikelola Dinas Kesehatan meliputi :
Pelayanan Kesehatan, yang terdiri dari :
a. Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Pengawasan kualitas air
Pencapaian target PAD tersebut perlu dilihat secara objektif karena terkait
dengan aspek pelayanan publik.
Kebijakan pengelolaan keuangan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kebijakan Belanja
a. Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 87.895.000 (Delapan
puluh tujuh juta delapan ratus sembilan puluh lima ribu
rupiah.)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
38
Proses : Terlaksana dan terbinanya program pengembangan
puskesmas dan lansia di puskesmas yang menjadi
Pilot Projeck
Output : Terbinanya petugas pelaksana program
pengembangan seperti perkesmas dan kesehatan
jiwa.
Outcome : Terciptanya kesamaan visi dan persepsi pengelola
atau pelaksana program pengembangan disemua
puskesmas.
Target : 100%
Realisasi : 93,4%
b. Kegiatan Akreditasi (DAK)
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan sebesar
Rp. 1.449.580.000
Output : Sertifikat Akreditasi
Outcome : Meningkatnya kinerja petugas puskesmas
Target : 100%
Realisasi : 93,4%
Permasalahan : Masa persiapan Puskesmas yang relatif singkat
dikarenakan proses pendampingan dilakukan pada
bulan April 2017 setelah terbit DPA, sarana dan
prasarana puskesmas yang belum sesuai dengan
Permenkes Nomor 75 Tahun 2015.
Solusi masalah : Proses pendampingan Akreditasi di mulai bulan Januari
2018, Advokasi ke seksi sarana dan prasarana serta
perencanaan program tentang pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana puskesmas yang disesuaikan
dengan Permenkes Nomor 75 Tahun 2015.
c. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 9.309.641.000
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
39
Output : Terlaksanya pelatihan & Bimtek untuk petugas bantu
UGD 24 jam
Outcome : Terbinanya pelayanan IGD 24 Jam di semua puskesmas
Terget : 100%
Realisasi : 89,8%
Permasalahan : Kompetensi petugas UGD UPTD Puskesmas 24 jam
yang masih belum memadai, penyebaran tenaga
kesehatan yang belum merata sesuai dengan
kebutuhan.
Solusi masalah : Mengadakan pelatihan petugas UGD 24 jam, membuat
kebijakan tentang distribusi petugas UGD yang merata
disetiap puskesmas sesuai dengan kebutuhannya.
d. Kegiatan Peningkatan Pelayanan & Penanggulangan Masalah
Kesehatan
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 570.610.000
Output : Terlaksananya pelayanan kesehatan pada hari raya,
natal dan Tahun baru serta kesehatan lapangan lainnya.
Outcome : Mutu pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan
kegawat daruratan dilapangan.
Target : 100%
Realisasi : 99,7%
e. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 16.305.534.000
Output : Terlaksananya manajemen Dinas Kesehatan dalam
upaya kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan
preventif.
Outcome : Terlaksananya manajemen BOK Dinas Kesehatan dan
terpantaunya pelaksanaan BOK di Puskesmas.
Target : 100%
Realisasi : 99,5%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
40
f. Kegiatan Jaminan persalinan (DAK)
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 8.002.047.000
Penyediaan rumah tunggu kelhiran dan klaim paket
persalinan
Output : Terlaksananya pelayanan jampersal dan rumah tunggu
kelahiran di Kabupaten Kampar.
Outcome : 31 rumah tunggu kelahiran di 31 puskesmas.
Target : 70% Bumil/ bulin/ bufas di Kabupaten Kampar
memanfaatan fasilitas rumah tunggu kelahiran.
Realisasi : 38% bumil/ bulin/ bufas di Kabupaten Kampar
memanfaatkan fasilitas rumah tunggu kelahiran.
Permasalahan : 1. Masih kurangnya sosialisasi rumah tunggu kelahiran
di tingkat desa.
2. Masih rendahnya keinginan dan kemauan bumil/
bulin/ bufas dan anggota keluarga untuk menetap di
rumah tunggu kelahiran.
3. Adanya anggapan dari masyarakat khususnya bumil/
bulin/ bufas tentang pelayanan tenaga kesehatan
yang tidak memuaskan jika biaya persalinan
ditanggung oleh pemerintah.
Solusi masalah : Meningkatkan sosialisasi rumah tunggu kelahiran
ditingkat desa dengan melibatkan para stakeholder
terkait.
g. Kegiatan Upaya kesehatan kerja
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 45.090.000
Output : Terlaksananya upaya kesehatan kerja di puskesmas.
Outcome : Persentase puskesmas yang menyelenggarakan upaya
kesehatan kerja.
Target : 25%
Realisasi : 31 Puskesmas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
41
h. Kegiatan Peningkatan pelayanan kesehatan olahraga
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 846.704.000
Output : Terlaksananya pelayanan kesehatan pekan olahraga
Provinsi Riau.
Outcome : Pelayanan kesehatan olahraga yang baik.
Target : 100%
Realisasi : 100%
2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kebijakan Belanja
a. Kegiatan Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi
Input : Dana Rp. 48.980.000,- ( Empat puluh delapan juta
sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk 690 posyandu di 31 Puskesmas yang
dilaksanakan oleh kader posyandu serta pemantuan
oleh petugas puskesmas se Kabupaten Kampar dan
Kegiatan berupa pertemuan pemetaan masalah gizi bagi
TPG Puskesmas se-Kabupaten Kampar.
Proses : Pertemuan bertujuan untuk meningkatkan kinerja
petugas (TPG) dalam rangka pemantauan dan
pemetaan masalah gizi. Pengadaan Kartu Menuju
Sehat ( KMS ) Revitalisasi Posyandu dan pengadaan
alat-alat untuk posyandu serta penanggulangan Gizi
buruk ( TFC ) Pencatatan dan pelaporan hasil
penimbangan oleh petugas Puskesmas.
Output : Terlaksananya penimbanguuan Balita di 690 posyandu.
Outcome : Terpantaunya pertumbuhan Balita secara berkala di
seluruh Kabupaten Kampar.
Target : 100%
Realisasi : 72,89%
Permasalahan : Tidak terserapnya dana perjalanan dinas dalam daerah
karena tenaga pelaksana kegiatan gizi hanya 2 orang.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
42
Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun
yang akan datang.
b. Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin
Input : Dana Rp. 190.533.000,- ( Seratus sembilan puluh juta
lima ratus tiga puluh tiga ribu rupiah). Kegiatan ini
berupa pertemuan penilaian status gizi institusi,
pengadaan PMT pemulihan kasus gizi buruk formula
100 (8 kasus), serta konsultasi masalah gizi ke
Kementerian Kesehatan RI.
Proses : Penyediaan Susu dan biscuit untuk Tambahan makanan
anak baik balita yang sehat dan balita gizi buruk agar
anak balita dapat terpantau perkembangannya.
Pencatatan hasil kegiatan oleh petugas puskesmas.
Output : Terlaksananya pemberian Makanan Pendamping Air
Susu ibu (MP-ASI) pada balita miskin.
Outcome : Meningkatnya status gizi balita di Kabupaten Kampar.
Target : 100%
Realisasi : 71,08%
Permasalahan : Adanya sisa nilai kontrak cetak KMS Balita,
Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun
yang akan datang.
c. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi
Input : Dana Rp 66.670.000,- (Enam puluh enam juta enam ratus
tujuh puluh ribu rupiah), Kegiatan ini berupa pertemuan
MMD Gizi Buruk 10 Puskesmas jumlah peserta 10 orang.
Proses : Pertemuan bertujuan guna untuk meningkatkan
pengetahuan tenaga gizi sehingga jumlah gizi buruk
menurun.
Output : Terlaksananya MMD Gizi Buruk di 10 Puskesmas.
Outcome : Menurunnya jumlah penderita gizi buruk.
Target : 13500 anak SD meningkat 40%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
43
Realisasi : 74,94%
Permasalahan : Adanya sisa dana pertemuan MMD Gizi Buruk untuk 10
Puskesmas.
Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun
yang akan datang.
d. Penanggulangan kurang energi protein ( KEP ), anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium ( GAKY), Kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya.
Input : Dana Rp 85.740.000,- (Delapan puluh lima juta tujuh
ratus empat puluh ribu rupiah), kegiatan ini berupa
pertemuan diseminasi informasi penanggulangan
masalah gizi, pertemuan evaluasi kegiatan perbaikan
gizi masyarakat.
Proses : Informasi penanggulangan masalah gizi, pertemuan
evaluasi kegiatan perbaikan gizi masyarakat.
Output : Terlaksananya perbaikan gizi masyarakat kurang gizi.
Outcome : Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat dan
kekurangan vitamin A dan kekurangan zat mikro.
Target : 100% (690 posyandu dan balita)
Realisasi : 85,12%
e. Pengadaan Tambahan makanan dan Vitamin (Bankeu)
Input : Dana Rp 499.985.200,- (Empat ratus sembilan puluh
sembilan juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu
dua ratus rupiah),
Proses : Penyediaan Tambahan makanan dan vitamin
Output : Terlaksananya perbaikan gizi masyarakat kurang gizi.
Outcome : Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat dan
kekurangan vitamin A dan kekurangan zat mikro.
Target : 100%
Realisasi : 97,57%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
44
3. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Kebijakan Belanja
a. Kegiatan Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita dan Anak Sekolah
Input : Dana sebesar Rp. 68.994.000,- (Enam puluh delapan
juta sembilan ratus sembilan puluh empat ribu rupiah).
Untuk pencapaian kegiatan BIAS dan BOOSTER pada
balita dan murid SD sederajat.
Proses : Pemeliharaan cold chain, pengangkutan dan logistik
vaksin, pembinaan kegiatan pelayanan vaksinasi bagi
balita dan anak sekolah ke Puskesmas.
Output : Terimunisasi Balita dan Murid SD sederajat.
Outcome : Terlindungi Balita, Murid SD sederajat dari penyakit
PD3I.
Target : 95% BIAS, 95% BOOSTER
Realisasi : 95% BIAS, 95% BOOSTER
Permasalahan pada kegiatan Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita dan Anak
Sekolah.
1) Sering berubah- ubahnya penggunaan software by name by addres
setiap tahunnya menyulitkan puskesmas untuk melakukan
penyesuaian terhadap software.
2) Pelaksanaan BOOSTER DPT-HB-Hib & Campak belum sepenuhnya
dilaksanakan Puskesmas.
3) Walaupun cakupan BIAS sudah mencapai target yang ditentukan,
belum semua murid SD sederajat di vaksinasi saat pelaksanaan BIAS.
Hal ini disebabkan adanya beberapa anak yang tidak mendapat izin
orang tua untuk di imunisasi dan ketidak hadiran siswa saat
pelaksanaan BIAS.
4) Belum semua Puskesmas memiliki cold chain (kulkas penyimpanan
vaksin) yang sesuai standar.
5) Masih terbatasnya dana untuk pembiayaan kegiatan imunisasi.
6) Masih kurangnya vaccine carrier di puskesmas.
7) Terbatasnya SDM yang untuk mendukung kegiatan imunisasi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
45
Solusi Masalah pada Kegiatan Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita dan Anak
Sekolah.
1) Melaksanakan sosialisasi mengenai penggunaan software baru.
2) Melakukan sosialisasi tentang pentingnya imunisasi bagi murid SD
sederajat.
3) Perlunya penggadaan cold chain dan vaccine carrier yang sesuai
standarisasi.
4) Perlunya pendanaan yang memadai untuk pencapaian target program.
5) Perlunya pelatihan lebih lanjut untuk meningkatkan SDM pengelolaan
program.
b. Kegiatan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan
Wabah
Input : Dana sebesar Rp. 108.740.000,- (Seratus delapan juta tujuh
ratus empat puluh ribu rupiah). Untuk pembiayaan
penyelidikan epidemiologi kasus dan penanggulangan wabah/
KLB/ rumor KLB pada daerah terjadinya kasus.
Proses : Melakukan penyelidikan Epidemiologi kasus dan
penanggulangan wabah/ KLB/ rumor KLB.
Output : Terlaksananya surveilans epidemiologi kasus kejadian luar
biasa (KLB) dan MATRA.
Outcome : Tercapainya pemutusan rantai penularan KLB dan
terlaksananya kegiatan MATRA.
Target : 100%
Realisasi : 100%
Permasalahan pada pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Surveilans
Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah.
1) Masih kurangnya koordinasi lintas program, lintas sektor terkait untuk
penemuan kasus.
2) Belum jalannya kegiatan surveilands aktif rumah sakit.
3) Belum terlaksana sepenuhnya kerjasama dengan klinik- klinik swasta,
rumah sakit swasta dan prakter dokter untuk penemuan kasus dimasing-
masing wilayah puskesmas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
46
4) Masih terbatasnya dana untuk melakukan penyelidikan epidemiologi dan
penanggulangan kasus KLB atau rumor KLB.
5) Perlunya pembaharuan ilmu tentang surveilands.
6) Belum terbentuknya Tim gerak cepat (TGC) untuk penanggulangan KLB/
Bencana/ Wabah.
7) Belum semua pengelola program surveilans puskesmas melakukan
pengolahan dan analisis data trend kasus penyakit
Solusi masalah pada kegiatan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan
Penanggulangan Wabah
1) Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk penemuan
kasus.
2) Menyurati klinik- klinik swasta, praktek dokter dan rumah sakit untuk
penemuan kasus.
3) Perlunya pendanaan yang memadai untuk mendukung kegiatan
surveilans.
4) Melakukan pelatihan untuk pembaharuan ilmu tentang surveilans.
5) Pembentukan Tim Gerak Cepat (TGC) untuk penanggulangan KLB/
Bencana/ Wabah.
6) Pembinaan lebih lanjut kepada pengelola program surveilans agar
melakukan pengolahan dan analisis data trnd kasus penyakit untuk
kewaspadaan dini.
c. Kegiatan Peningkatan Imunisasi
Input : Dana sebesar Rp. 31.450.000,- (Tiga puluh satu juta
empat ratus lima puluh ribu rupiah). Untuk pembiayaan
pembinaan pencapaian Desa UCI dan pencapaian
scrining TT
Proses : Melakukan pembinaan kepada Puskesmas untuk
pencapaian desa UCI dan sosialisasi untuk
menyatukan persepsi tentang pelaksanaan dan
pencatatan screning TT.
Output : Meningkatkan cakupan imunisasi Desa UCI.
Outcome : Terealisasinya desa UCI.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
47
Target : 100%
Realisasi : 72%
Permasalahan : 1. Belum tercapainya 100% Desa UCI (Universal Chilh
Imunitation) untuk semua antigen.
2. Tidak tercapainya target imunisasi TT pada WUS
karena adanya perbedaan persepsi tentang
imunisasi TT pada Bumil, masih adanya bidan desa
yang belum melaksanakan scrining TT dan tidak
melakukan pencatatan scrining TT.
3. Terbatasnya dana untuk pembiayaan kegiatan
peningkatan imunisasi.
Solusi Masalah : 1. Melakukan sweeping untuk meningkatkan
pencapaian imunisasi dasar lengkap yang
merupakan indikator tercapainya desa UCI.
2. Melakukan sosialisasi untuk menyatukan persepsi
tentang pelaksanaan dan pencatatan screning TT.
3. Perunya pelatihan lebih lanjut untuk meningkatkan
SDM pengelola program imunisasi.
d. Kegiatan Penyemprotan /Fogging Sarang Nyamuk
Input : Dana Rp.184.569.000.- (Seratus delapan puluh empat
juta lima ratus enam puluh sembilan ribu rupiah )
Kegiatan ini untuk operasional penyemprotan/ fogging
focus pada daerah/wilayah dengan hasil penyelidikan
epidemiologi positif dan penyemprotan/fogging rutin di
desa endemis demam berdarah di wilayah puskesmas
pada 31 puskesmas yang tersebar di Kabupaten
Kampar.
Proses : Penyemprotan/fogging focus dan rutin dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dengan
pengawasan kegiatan dilakukan oleh pemegang
program demam berdarah dinas kesehatan dan petugas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
48
puskesmas setempat untuk menurunkan jumlah
kejadian dan kematian DBD.
Output : Terlaksananya fogging rutin dan fokus.
Target : 100%
Realisasi : 100%
Permasalahan : Pelaksanaan fogging focus masih dipusatkan di Dinas
Kesehatan karena keterbatasan peralatan mobilisasi
dan tenaga teknis dilapangan, mengakibatkan fogging
dilakukan dengan sistem antrian.
Solusi : Melengkapi fasilitas peralatan mobilisasi dan tenaga
teknis pelaksana fogging terhadap puskesmas yang
endemis agar dapat melaksanakan fogging dalam
wilayah kerjanya.
e. Kegiatan Pelayanan dan pembinaan kesehatan jemaah.
Input : Dana Rp.304.678.000.- (Tiga ratus empat juta enam
ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah )
Kegiatan ini untuk pembiayaan pemeriksaan dan
pembinaan kesehatan JCH tahap 1 pada 21 puskesmas
dan tahap 2 ditingkat kabupaten.
Proses : Melakukan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
jemaah haji.
Output : Terlaksananya kegiatan pemeriksaan kesehatan CJH.
Target : 700 orang CJH
Realisasi : 834 orang CJH
Permasalahan : 1. Masih kurangnya fasilitas laboratorium puskesmas
untuk menunjang pemeriksaan labor dasar.
2. Masih lambatnya Dinas kesehatan menerima hasil
rujukan pemeriksaan JCH dari rumah sakit rujukan
yang ditunjuk.
3. Masih adanya keterlambatan dalam pemeriksaan
kesehatan JCH di Puskesmas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
49
4. Pembinaan kesehatan JCH di Puskesmas belum
optimal.
5. Dana tersedia tidak sesuai dengan jumlah JCH yang
berangkat karena adanya penambahan kuota JCH.
6. Surveilans K3JH belum berjalan sepenuhnya.
7. Belum seluruh puskesmas melakukan entry
siskohatkes karena keterbatasan jaringan internet.
Solusi : 1. Perlunya pengadaan alat- alat laboratorium untuk
mendukung pemeriksaan labor dasar di Puskesmas.
2. Perlunya komitmen rumah sakit dan Puskesmas
untuk lebih tepat waktu dalam melakukan
pemeriksaan rujukan kesehatan JCH.
3. Melakukan pembinaan kesehatan JCH di Puskesmas
agar tercapai JCH yang mandiri dan dan sehat.
4. Perlunya pendanaan yang memadai untuk menukung
tercapinya kegiatan pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan JCH.
5. Melakukan sosialisasi atau pembinaan kepada
Puskesmas dan JCH untuk melaksanakan surveilans
K3JH untuk memantau kesehatan jemaah haji pasca
kepulangan haji.
6. Perlu adanya software siskohatkes offline agar
puskesmas yang belum melakukan entry siskohatkes
yang terkendala karena jaringan bisa melakukan
pengentryan.
f. Kegiatan Pengadaan Alat Fogging dan Bahan - Bahan Fogging
Input : Dana Rp.120.250.000,- (Seratus dua puluh juta dua ratus
lima puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk mendukung operasional
penyemprotan/fogging focus pada daerah/wilayah dengan
kasus Demam Berdarah dengan hasil penyelidikan
epidemiologi positif dan penyemprotan /fogging rutin di
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
50
desa endemis demam berdarah di 31 puskesmas yang
tersebar di Kabupaten Kampar.
Proses : Pengadaan alat fogging dan bahan bahan fogging untuk
kegiatan Penyemprotan/fogging rutin dan focus.
Output : Terlaksananya penyemprotan fogging rutin dan focus.
Target : 100%
Realisasi : 99,94%
Permasalahan : Telah tertanam image dimasyarakat “DBD-Fogging”
Solusi : Mensosialisasikan penanganan kasus sesuai dengan
petunjuk prosedur tetap kejadian DBD.
g. Kegiatan Pengadaan Vaksin Penyakit Menular
Input : Dana Rp 72.270.000,.- (Tujuh puluh dua juta dua ratus
tujuh puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk pemenuhan kebutuhan vaksin anti
rabies pada seluruh kasus gigitan hewan penular rabies
diwilayah puskesmas di Kabupaten Kampar.
Proses : Pengadaan vaksin anti rabies untuk kasus gigitan hewan
penular rabies yang didistribusikan pada 5 rabies center.
Output : Angka kematian (CFR) rabies 0%
Target : 100%
Realisasi : 0%
Permasalahan : Vaksin Anti Rabies (VAR) tidak ada di pasaran, karena
produsen VAR hanya bisa mencukupi untuk kebutuhan
Kemenkes.
Solusi : Minta bantuan kebutuhan VAR ke Kementrian Kesehatan
melalui Dinas Kesehatan Propinsi Riau.
h. Kegiatan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik
Input : Dana Rp.70.770.000.- (Tujuh puluh juta tujuh ratus tujuh
puluh ribu rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
51
Kegiatan ini untuk operasional kegiatan yang bertujuan
untuk penurunan kasus TB paru, Kusta, Filariasis dam
Prambusia .
Proses : Merupakan operasional pelaksanaan kegiatan dari
pemberantasan penyakit endemik/epidemik yang terdiri
dari penyakit TB paru, Kusta , Filariasis dan Prambusia.
Output : Terlaksananya penatalaksanaan program dan pelaporan
program .
Target : 100%
Realisasi : 100%
Permasalahan : Pencapaian program masih rendah, belum sesuai target
pelaksanaan, kurangnya kerjasama baik lintas program
maupun lintas sektor
Solusi : Meningkatkan supervisi dan bimbingan teknis program,
sosialisasi dan meningkatkan kerjasama terutama
dengan sektor swasta.
i. Kegiatan Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Input : Dana Rp.60.104.000.- ( Enam puluh juta seratus empat
ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk operasional kegiatan yang bertujuan
untuk penurunan kasus Malaria, DBD, Chikungunya,
Rabies dan Diare.
Proses : Merupakan operasional pelaksanaan kegiatan dari
pemberantasan penyakit yang terdiri dari penyakit
Malaria, DBD, Chikungunya, Rabies dan Diare.
Output : Terlaksananya penatalaksanaan program dan pelaporan
program .
Target : 100%
Realisasi : 99,78%
Permasalahan : Masih rendahnya SDM pemegang program P2M.
Solusi : Peningkatan SDM pemegang program P2M melalui
bimbingan teknis dan pelatihan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
52
j. Kegiatan Eliminasi penyakit filariasis
Input : Dana Rp. 66.370.000.- (Enam puluh enam juta tiga ratus
tujuh puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk operasional kegiatan yang bertujuan
untuk memutus mata rantai penularan penyakit filariasis.
Proses : Merupakan operasional pelaksanaan kegiatan
Transmission Assesment Survei (TAS), pelaksanaannya
berupa pengambilan darah jari pada anak sekolah
tingkat dasar kelas 1 dan kelas 2 di 30 buah sekolah
SD/MI se kabupaten Kanmpar.
Output : Terlaksananya kegiatan Transmission Assesment Survei
(TAS) penyakit filariasis yang bertujuan untuk
mengetahui apakah masih ada infeksi penularan
penyakit filariasis.
Target : 100%
Realisasi : 99,99%
Permasalahan : Pelaksanaan TAS tahun 2017 (TAS 1) merupakan tahap
awal rangkaian kegiatan, masih ada kegiatan
selanjutnya yaitu TAS 2 dan TAS 3 sehingga
membutuhkan alokasi dana yang memadai.
Solusi : Mengalokasikan dana untuk TAS 2 tahun 2018.
k. Kegiatan pencegahan dan penanggulangan TB Paru
Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 123.760.000 (Seratus
dua puluh tiga juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah)
Proses : Pelayanan kegiatan pencegahan dan penanggulangan
TB-Paru.
Output : Terlaksananya kegiatan pencegahan penanggulangan
TB-Paru.
Outcome : Case Detection Rate (CDR) TB-Paru 40 %
Target : 100%
Realisasi : 99,36%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
53
Permasalahan : Rendahnya SDM petugas kesehatan ditingkat Posyandu
dan Desa untuk melakukan penjaringan dan penemuan
kasus TB-Paru.
Solusi : Sosialisasi dan peningkatan SDM bagi pemegang
program dan petugas kesehatan di tingkat posyandu dan
desa mengenai pencegahan dan penanggulangan TB-
Paru.
l. Kegiatan Pencegahan dan penanggulangan HIV/ AIDS
Input : Dana sebesar Rp. 81.950.000,- (Delapan puluh satu juta
sembilan ratus lima puluh ribu rupiah).
Proses : Pelayanan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
Output : Terlaksananya pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS.
Outcome : Tingginya penenuan kasus HIV/AIDS.
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
Permasalahan : Hanya 8 Puskesmas yang sudah bisa melaksanakan
layanan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
karena sudah mempunyai Tim HIV/AIDS hasil dari
pelatihan LKB (layanan Komprehensif
Berkesinambungan)
Solusi :Mengadakan pelatihan layanan komprehensif
berkesinambungan (LKB) untuk 23 UPTD Puskesmas.
4. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Kebijakan Belanja
a. Kegiatan Peningkatan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Input : Rp. 262.836.500,- (Dua ratus enam puluh dua juta delapan
ratus tiga puluh enam ribu lima ratus rupiah
Output : Terlaksananya kegiatan posbindu PTM.
Outcome : Terlaksananya skrining PTM pada kelompok usia 15 – 59
tahun.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
54
Target : 100%
Realisasi : 4,3%
Permasalahan
1. Adanya desa yang belum memiliki posbindu PTM
2. Dana yang tersedia belum memadai.
3. Alat posbindu kit belum memenuhi kebutuhan
Solusi Masalah
1. Membentuk posbindu diseluruh desa .
2. Pengadaan fasilitas Posbindu Kit.
b. Kegiatan Pembinaan pelayanan kesehatan jiwa
Input : Rp. 84.917.500,- (Delapan puluh empat juta sembilan
ratus tujuh belas ribu lima ratus rupiah.
Output : Terlaksananya kegiatan kesehatan jiwa.
Outcome : Terlaksananya kegiatan pelayanan kesehatan jiwa.
Target : 100%
Realisasi : Penangganan kasus ODGJ yang tertangani 100% hanya
ODGJ berat, sedangkan kasus ODGJ belum seluruhnya
tertangani.
Permasalahan : Belum terdata kasus ODGJ diseluruh wilayah dan hanya
tiga puskesmas yang telah mendapatkan pelatihan
deteksi dini gangguan jiwa.
Solusi masalah :
1. Melatih tenaga puskesmas untuk deteksi dini
ganggauan jiwa
2. Melakukan pendataan ODGJ melalui kegiatan
kesehatan.
5. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan anak
a. Kegiatan Peningkatan cakupan P4K
Input
:
Tersedianya Dana Rp. 134.350.000,- (Seratus tiga puluh
empat juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah). Kegiatan ini
berupa Pertemuan Bidan, Peningkatan Kualitas ANC
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
55
Proses
Output
Outcome
Target
Realisasi
Permasalahan
:
:
:
:
:
:
terpadu, Peningkatan Penguatan Konseling dan
Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Pertemuan Bidan dilaksanakan 3 kali guna untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pada ibu hamil dan
Peningkatan Kualitas Kinerja Bidan
Terlaksananya pelayanan yang baik sesuai dengan
standar bagi ibu hamil oleh petugas kesehatan terutama
bidan.
Terlaksananya pelayanan ANC terpadu sesuai standar 10
T bagi ibu hamil sehingga Resti dan Komplikasi yang
mungkin akan terjadi dapat tertanggulangi dengan baik
dan benar sehingga AKI dan AKB dapat menurun.
Meningkatnya kualitas pelayanan dan kinerja Bidan
Meningkatnya kualitas pelayanan ANC terpadu
Meningkatnya derajat kesehatan ibu, menurunnya kasus
komplikasi
100%
72,65 %
Kegiatan Peningkatan Konseling dan Perjalanan Dinas
Dalam Daerah tidak terealisasi
Penyusunan Anggaran yang lebih baik lagi
b. Penurunan Angka Kematian Ibu, Angka kematian Bayi dan Angka
Kematian Balita
Input : Dana Rp. 226.707.000 ( Dua Ratus Dua Puluh Enam Juta
Tujuh Ratus Tujuh Ribu Rupiah)
Kegiatan berupa pertemuan AMP, Asuhan Persalinan
Normal (APN), Pertemuan TIM Pengkaji AMP dan
Perjalan Dinas Dalam dan Luar Daerah
Proses : Pertemuan AMP dilakukan untuk meningkatkan
pengkajian kasus -kasus kematian yang terjadi di
Kabupaten Kampar yang di ikuti oleh 36 orang peserta
dari Puskesmas di Kabupaten Kampar, Pertemuan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
56
diadakan 1 kali dengan narasumber SPOG dan SPA
sama sama membahas kasus - kasus kematian ibu, Bayi
dan Balita
Output : Terdatanya dan tertanganinya kasu – kasus kematian
yang terjadi dan terlaksananya manajemen penenganan
kasus – kasus komplikasi
Outcome : Menurunnya Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi
dan Angka Kematian Balita
Meningkatnya derajat kesehatan Ibu dan Anak
Target : 100%
Realisasi : 35,84 %
Permasalahan : Beberapa kegiatan yang tidak terealisasikan membuat
rendahnya pencapaian target.
Solusi : Penyusunan Anggaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi
c. Kegiatan Peningkatan Manajemen Program Kesehatan Keluarga
Input : Dana Rp. 94.842.000 ( Sembilan Puluh Empat Juta
Delapan Ratus Empat Puluh Dua Ribu Rupiah)
Kegiatan antara lain pertemuan Evaluasi semester 2 kali
dan perjalan dinas dlam daerah
Proses : Pertemuan Evaluasi semester yang dilaksanakan 1 kali
dengan dihadiri 34 orang peserta guna untuk melakukan
kegiatan program sampai sejauh mana sudah
dilaksanakan, mengevaluasikan program – program yang
ada dalam manajemen program Kesehatan Keluarga
serta membahas penyelesaian masalah yang ada
Output : Terdatanya masalah – masalah yang ada dan
teridentifikasi program – program yang belum tercapai
Outcome : Menningkatnya Pengelolahan Manajemen Program
Kesehatan Keluarga
Target : 100%
Realisasi : 58,17 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
57
Permasalahan : Sebagian kegiatan tidak dapat direalisasikan
desebabkan waktu yang kurang tepat
Solusi Permasalahan : Penyusunan anggaran yang lebih baik
d. Kegiatan Peningkatan Kualitas Hidup Anak dan Remaja
Input : Dana Rp. 65.165.000 ( Enam Puluh Lima Juta Seratus
Enam Puluh Lima Ribu Rupiah)
Kegiatan berupa Sosialisasi Program PKPR Lintas Sektor
dan Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Proses : Pertemuan bertujuan guna untuk meningkatkan program
kesehatan remaja kepada lintas sektor yang di ikuti terkait
dalam peningkatan kesehatan reproduksi pada remaja,
antara lain : Dikpora, Sekolah, KBBPP, dll. Pertemuan
dihadiri 55 oran peserta yang dilakukan dalam 1 kali
pertemuan
Output : Tersosialisasinya dan terpacunya partisipasi lintas sektor
dalam pengembanganprogram kesehatan reproduksi
remaja
Outcome : Meningkatnya pengetahuan dan dukungan lintas sektor
pada remaja dalam kesehatan reproduksinya
Target : 100%
Realisasi : 54,33 %
Permasalahan : Perjalanan dinas dalam daerah yang tidak
terealisasi
Solusi Permasalahan : Penyusunan anggaran sesuai realisasi
6. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
a. Kegiatan Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup
Sehat
Input : Dana Rp.282.925.000,- (dua ratus delapan puluh dua juta
sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah)
Proses : Pelaksanaan pengembangan media promosi dan informasi
sadar hidup sehat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
58
dan disalurkan ke puskesmas-puskesmas yang ada
diwilayah Kabupaten Kampar untuk disebarkan ke
masyarakat..
Output : Tersedianya media promosi kesehatan.
Outcome
Target
Realisasi
:
:
:
Meningkatkan pengetahuan serta informasi ke masyarakat
melalui media promosi.
100%
100%
b. Kegiatan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat SD
Input : Dana Rp. 84.080.000 ( Delapan Puluh Empat Juta
Delapan Puluh Ribu Rupiah). Kegiatan antara lain
Sosialisasi UKS bagi 31 Puskesmas serta Perjalanan
Dinas Dalam dan Luar Daerah
Proses : Sosialisasi UKS bagi 31 Puskesmas untuk
mengenalkan dan memberikan informasi yang benar
tentang pelaksanaan UKS yang benar dan sesuai
standar SOP
Output : Terlaksananya Sosialisasi UKS di seluruh Puskesmas
Outcome
Target
Realisasi
Permasalahan
Solusi
:
:
:
:
:
Meningkatnya standar pelayanan UKS dan kinerja
pengelola program
100%
73,86 %
Ada sisa nilai perjalanan dinas yang tidak terealisasikan
Penyusunan anggaran yang lebih baik lagi
c. Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat
Input : Dana Rp. 173.360.000,- (Seratus tujuh puluh tiga juta tiga
ratus enam puluh ribu rupiah).
Kegiatan ini berupa penyuluhan ke masyarakat yang
dilaksanakan oleh seluruh lintas program yang ada
dipuskesmas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
59
Proses : Pelaksanaan penyuluhan kemasyarakat oleh pengelola
lintas program puskesmas dilaksanakan di desa, mesjid,
sekolah-sekolah dan lain-lain.
Output : Peningkatan pengetahuan, kesadaran, kemandirian
masyarakat dan Desa berprilaku hidup bersih dan sehat
pada 21 Desa.
Outcome : Peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat dan
siswa-siswi tentang kesehatan sehingga taraf hidup
kesehatan meningkat dan terbentuknya desa siaga aktif di
Kabupaten Kampar.
Target : 100%
Realisasi : 100%
d. Kegiatan Pengembangan upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM)
Input : Dana Rp. 217.183.000,- (Dua ratus tujuh belas juta seratus
delapn puluh tiga ribu rupiah).
Kegiatan ini berupa penyuluhan ke masyarakat yang
dilaksanakan oleh seluruh lintas program yang ada
dipuskesmas.
Proses : Pelaksanaan penyuluhan kemasyarakat oleh pengelola
lintas program puskesmas dilaksanakan di desa, mesjid,
sekolah-sekolah dan lain-lain.
Output : Peningkatan pengetahuan, kesadaran, kemandirian
masyarakat dan Desa berprilaku hidup bersih dan sehat
pada 21 Desa.
Outcome : Peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat dan
siswa-siswi tentang kesehatan sehingga taraf hidup
kesehatan meningkat dan terbentuknya desa siaga aktif di
Kabupaten Kampar.
Target : 100%
Realisasi : 100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
60
7. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Kebijakan Belanja
a. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Puskesmas dan
Jaringannya
Input : Total anggaran Rp. 9.196.151.187,- (Sembilan
milyar seratus sembilan puluh enam juta seratus
lima puluh satu ribu seratus delapan puluh tujuh
rupiah)
Output : Terlaksananya pelayanan pengobatan bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu
Proses :
1. Klaim BPJS Rp. 4.830.000.000
Klaim: a. Bulan Desember 2016 s.d Tahun 2017
Rp. 1.000.000.000
b. Klaim susulan Tahun 2015 (bulan Agustus s.d Oktober)
sebesar Rp. 115.354.107.
c. Klaim Bulan Noember s.d Desember 2015 Rp. 526.291.592
d. Klaim bulan April s.d November 2015 (RSUD Bangkinang dan
RSU petala bumi sebesar Rp. 2.448.115.488.
e. Biaya Klaim UTD PMI Kabupaten Kampar berupa cost kantong
darah s.d Desember 2017 Rp. 78.650.000
Outcome:Terjaminnya pelayanan kesehatan masyarakat miskin
Target: 100%
Realisasi : 98,4%
Permasalahan : Tidak cukupnya dana pembayaran klaim pelayanan
kesehatan pasien jamkesda di rumah sakit
bangkinang, dimana klaim yang telah dibayarkan
hanya bulan januari 2017, untuk tagihan bulan
februari s.d desember 2017 masih terhutang.
Solusi Masalah : Penambahan Anggaran untuk pembayaran Klaim.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
61
8. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
a. Kegiatan pengembangan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).
Input : Dana yang tersedia Rp. 155.650.500,- (Seratus lima
puluh lima juta enam ratus lima puluh ribu lima ratus
rupiah).
Output : Terlaksananya pengembangan STBM dan kegiatan
survey EHRA.
Outcome : Jumlah Desa stop buang air besar sembarangan.
Target : 100%
Realisasi : 100 %
Permasalahan : Dana tidak mencukupi
Solusi masalah : Penambahan alokasi anggaran pada Tahun 2018
b. Kegiatan pengawasan higiene dan sanitasi tempat- tempat umum
(TTU)
Input : Anggaran 2017 sebesar Rp. 62.832.500,- (Enam puluh
dua juta delapan ratus tiga puluh dua ribu lima ratus
rupiah)
Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas Kabupaten dan
petugas puskesmas se kabupaten kampar.
Output : Terlaksananya TTU yang memenuhi syarat.
Outcome : meningkatnya prestasi TTU yang memenuhi syarat.
Target : 100%
Realisasi : 80 %
9. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
a. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan
Makanan dan Restoran.
Input : Dana yang tersedia Rp. 45.732.500,- (Empat puluh lima
juta tujuh ratus tiga puluh dua ribu lima ratus rupiah)
Output : Terlaksananya pengawasan dan pengendalian
keamanan makanan restoran atau rumah makan, jasa
boga dan depot air minum isi ulang.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
62
Outcome : Meningkatkan hasil pengawasan restoran, jasa boga
dan tempat air minum isi ulang.
Target : 100%
Realisasi : 100 %
10. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
a. Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Input : Dana Rp. 109.868.960,- (Seratus sembilan juta delapan
ratus enam puluh delapan ribu sembilan ratus enam
puluh rupiah)
Proses : Pelaksanaan Rapat Evaluasi Program Puskesmas dua
kali dalam satu tahun, pembuatan laporan tahunan dan
pembuatan laporan SPM.
Output : Terlaksananya rapat evaluasi Program Puskesmas
empat kali dalam satu tahun, selesainya pembuatan
Laporan tahunan dan laporan SPM.
Outcome : Diperolehnya gambaran pelayanan yang ada di 31
Puskesmas sekabupaten kampar dan gambaran derajat
kesehatan di kabupaten kampar.
Target : 100%
Realisasi : 99,3 %
Masalah : Adanya kelebihan transpor keluar daerah (Provinsi) dan
plakat.
Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.
b. Kegiatan Peningkatan Pemanfaatan sistem informasi kesehatan (SIK)
Input : Dana Rp. 69.943.000,- (Enam puluh sembilan juta
sembilan ratus empat puluh tiga ribu rupiah)
Proses : Pendampingan program sikda generik di puskesmas
dan konsultasi, koordinasi penerapan Sikda Generi.
Output : Terlaksananya Sikda Generik di 21 Puskesmas yang
ada di Kabupaten Kampar.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
63
Outcome : Terkomputerisasinya semua kegiatan pelayanan yang
ada di Puskesmas. Mulai dari pendaftaran diloket
sampai ke pengambilan obat.
Target : 100%
Realisasi : 94,8 %
Masalah : Adanya kelebihan biaya transpor perjalanan dinas dalam
daerah dan luar daerah, kelebihan honor karena honor
untuk bulan januari 2017 tidak bisa dicairkan berhubung
penandatanganan DPA setelah bulan januari 2017,
kelebihan upah tenaga harian lepas (THL).
Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.
c. Kegiatan Penyusunan Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Input : Tersedianya dana Rp. 303.080.000,- (Empat ratus tujuh
juta empat ratus dua belas ribu rupiah)
Proses : Terlaksananya pengentrian RKA Tahun 2018 dan
APBDP Tahun 2017
Output : Terlaksananya penyusunan Renja, Penja, Penyusunan
RKA 2018 dan APBDP 2017.
Outcome : Terdokumentasinya gambaran Renja, Penja RKA 2018
dan APBDP 2017.
Target : 100%
Realisasi : 96,8 %
Masalah : Adanya kelebihan biaya transpor perjalanan dinas dalam
daerah dan luar daerah, kelebihan honor karena honor
untuk bulan januari 2017 tidak bisa dicairkan berhubung
penandatanganan DPA setelah bulan januari 2017,
kelebihan upah tenaga harian lepas (THL).
Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
64
d. Kegiatan Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar
pelayanan kesehatan.
Input : Tersedianya dana Rp. 105.524.000,- (Seratus lima juta
lima ratus dua puluh empat ribu rupiah)
Proses : Terlaksananya entry data profil kesehatan Tahun
2017.Terdokumentasinya Profil Kesehatan dan Bimtek
Profil Ke Puskesmas.
Output : Terlaksananya Proses penyusunan Profil Kesehatan
dan Bimtek Profil ke Puskesmas.
Outcome : Terdokumentasinya Profil Kesehatan dan Bimtek Profil
Ke Puskesmas.
Target : 100%
Realisasi : 99,4 %
Masalah : Adanya kelebihan biaya transpor perjalanan dinas dalam
daerah dan luar daerah.
Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.
11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas /Puskesmas Pembantu dan Jaringannya.
a. Kegiatan Pembangunan Puskesmas
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembangunan
puskesmas adalah Rp. 276.840.000 (Dua ratus tujuh
puluh enam juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah).
Output : Terlaksananya pembangunan puskesmas
Outcome : Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan yang
berkualitas kepada Puskesmas.
Target : 100%
Realisasi : 100 %
b. Kegiatan Pembangunan Puskesmas Pembantu
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembangunan Pustu
adalah Rp. 116.380.000 (Seratus enam belas juta tiga
ratus delapan puluh ribu rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
65
Output : Terlaksananya pembangunan puskesmas.
Outcome : Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan yang
berkualitas kepada masyarakat.
Target : 100%
Realisasi : 100 %
c. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan adalah Rp.
1.296.900.000 (Satu milyar dua ratus sembilan puluh
enam juta sembilan ratus ribu rupiah).
Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana
Puskesmas.
Output : Tersedianya sarana dan rasarana Puskesmas yang
memadai.
Outcome : Berfungsinya sarana dan prasarana yang menunjang
peningkatan pelayanan di Puskesmas.
Target : 100%
Realisasi : 100 %
d. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pengadaan sarana
dan prasarana puskesmas pembantu adalah Rp.
375.026.000 (Tiga ratus tujuh puluh lima juta dua puluh
enam ribu rupiah).
Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas pembantu
Output : Terlaksananya pengadaan sarana dan prasarana
Puskesmas Pembantu.
Outcome : Berfungsinya pelayanan kesehatan Pustu.
Target : 100%
Realisasi : 100 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
66
e. Kegiatan Pembangunan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu serta
sarana dan prasarana (DAK)
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan adalah Rp.
3.799.224.000 (Tiga milyar tujuh ratus sembilan puluh
sembilan juta dua ratus dua puluh empat juta rupiah).
Proses : Belanja modal pembangunan puskesmas dan Pustu
serta pengadaan sarana dan prasarana menggunakan
dana DAK.
Output : Terlaksananya pembangunan Puskesmas dan Pustu
serta pengadaan sarana dan prasarana.
Outcome : Berfungsinya pelayanan kesehatan Puskesmas dan
Pustu.
Target : 100%
Realisasi : 100 %
f. Kegiatan Pembangunan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Serta
Sarana dan Prasarana (Bantuan Keuangan)
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar
Rp.300.000.000,- (Tiga ratus juta rupiah)
Proses : Belanja modal pembangunan rumah paramedis di
Puskesmas.
Target : 100%
Realisasi : 84 %
Permasalahan : Adanya sisa dana karena tidak dapat estimasi harga
yang pasti dari pihak penyedia
g. Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas(Bantuan
Keuangan)
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp.
1.140.000.000,- (Satu milyar seratus empat puluh juta
rupiah.
Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas serta sarana dan prasarananya.
Target : 100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
67
Realisasi : 100 %
h. Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana penunjang penilaian
akreditasi Puskesmas (Bantuan Keuangan)
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp.
1.300.000.000,- (Satu milyar tiga ratus juta rupiah
rupiah).
Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas serta sarana dan prasarananya.
Target : 100%
Realisasi : 98,23 %
Permasalahan : Adanya sisa dana karena tidak dapat estimasi harga
yang pasti dari pihak penyedia.
i. Kegiatan Pengadaan Ambulance Puskesmas (Bantuan Keuangan)
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar
Rp.2.400.000.000,- (Dua milyar empat ratus juta rupiah
rupiah).
Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas serta sarana dan prasarananya.
Target : 100%
Realisasi : 94,08 %
Permasalahan : Adanya sisa dana karena tidak dapat estimasi harga
yang pasti dari pihak penyedia
j. Kegiatan Pengadaan Meubelair (Bantuan Keuangan)
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp.
2.000.000.000,- (Dua milyar rupiah rupiah).
Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana
puskesmas serta sarana dan prasarananya
Target : 100%
Realisasi : 99,04 %
Permasalahan : Adanya sisa dana karena tidak dapat estimasi harga
yang pasti dari pihak penyedia.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
68
k. Kegiatan Rehab Puskesmas Pembantu (Bantuan Keuangan)
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp.
140.000.000,- ( Seratus empat puluh juta rupiah rupiah).
Proses : Perbaikan puskesmas pembantu yang mengalami
kerusakan untuk menunjang pelayanan kesehatan
diwilayah kerjanya.
Target : 100%
Realisasi : 99,72 %
12. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
a. Kegiatan Pembinaan Institusi Kesehatan Swasta
Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembinaan institusi
swasta sebesar Rp. 65.940.000,- (Enam puluh lima juta
sembilan ratus empat puluh ribu rupiah)
Output : Terlaksananya pelayanan, pemantauan pelayanan
kesehatan swasta.
Outcome : Terbinanya pelayanan kesehatan swasta di Kabupaten
Kampar.
Target : 21 Kecamatan
Realisasi : 21 Kecamatan
Permasalahan : Beberapa klinik ada yang tutup dan tidak melanjutkan
izin operasionalnya, dikarenakan oleh susah atau
mahalnya pengurusan izin limbah dengan pihak ketiga,
sehingga mereka merasa enggan dan tidak mau lagi
melanjutkan izin operasional tersebut.
Solusi masalah : Diharapkan kedepannya puskesmas memiliki incenarator
untuk penghancuran limbah medis dan limbah B3 klinik
swasta maupun rumah sakit swasta yang ada diwilayah
kabupaten kampar, sehingga klinik swasta tidak
kesulitan dalam MOU limbah tersebut.
13. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a. Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Input : Dana Rp. 3.600.000,- (Tiga Juta enam ratus ribu rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
69
Kegiatan ini untuk pembelian materai, perangko, amplop
untuk selama 1 (satu) tahun.
Proses : Untuk Pengurusan surat menyurat, administrasi Dinas
Kesehatan dan UPTD se- Kabupaten Kampar.
Output : Jumlah Surat Terkirim 1 Tahun
Outcome : Terlaksananya proses surat menyurat dalam satu tahun
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
b. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Input : Dana Rp. 341.600.000,- (Tiga ratus empat puluh satu
juta enam ratus rupiah)
Kegiatan ini untuk belanja telpon, air dan listrik untuk
UPTD dan Dinas Kesehatan.
Proses : Untuk lancarnya pelaksanaan Kantor Dinas Kesehatan
dan UPTDnya.
Output : Terpenuhinya kebutuhan berkomunikasi, air dan
penerangan
Outcome : Lancarnya pelaksanaan pekerjaan kantor.
Target : 100 %
Realisasi : 95,2 %
Permasalahan : Pada APBD murni penggunaan listrik tidak mencukupi
dengan dana yang tersedia sehingga ada penambahan
pada APBD-P
c. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kenderaan
Dinas/ Operasional
Input : Dana Rp. 13.600.000,- (Tiga belas juta enam ratus ribu
rupiah)
Proses : Untuk keperluan belanja pengurusan Surat Tanda
Nomor Kenderaan (STNK).
Ouput : Terlaksananya pengurusan perizinan Kenderaan Dinas /
Operasional
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
70
Outcome : Lancarnya kegiatan operasional Kenderaan Dinas
Target : 100 %
Realisasi : 29,6 %
d. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Input : Dana Rp. 742.970.000,- (Tujuh ratus empat puluh dua
juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini digunakan untuk belanja peralatan
kebersihan dan bahan pembersih Dinas Kesehatan
serta pembayaran jasa petugas cleaning service Dinas
kesehatan.
Proses : Untuk memenuhi kebutuhan kebersihan kantor dan
UPTD.
Output : Terpelihara kebersihan kantor dan UPTD.
Outcome : Lancarnya pekerjaan dan operasional kantor dan
UPTD.
Target : 100 %
Realisasi : 91 %
e. Kegiatan Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
Input : Dana Rp. 33.750.000,- (Tiga puluh tiga juta tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini digunakan untuk perbaikan peralatan kerja
seperti, AC, Mesin TIK dan Komputer
Proses : Untuk memenuhi perbaikan peralatan kerja kantor
Output : Terlaksananya perbaikan peralatan kerja Kantor dan
UPTD.
Outcome : Tersedianya perbaikan peralatan kerja kantor dan
UPTD.
Target : 100 %
Realisasi : 97,2 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
71
f. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor
Input : Dana Rp. 100.000.000,- (Seratus juta rupiah)
Kegiatan ini berupa belanja alat tulis kantor untuk Dinas
Kesehatan.
Proses : untuk memenuhi kebutuhan alat tulis kantor sehari- hari
Output : Tersedianya kebutuhan kantor.
Oucome : Lancarnya penyelenggaraan administrasi perkantoran
Target : 100 %
Realisasi : 99,7 %
g. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Input : Dana Rp. 83.585.200,- (Delapan puluh tiga juta lima
ratus delapan puluh lima ribu dua ratus rupiah)
Kegiatan ini untuk belanja barang cetak dinas.
Proses : Untuk memenuhi kebutuhan barang cetakan dan
penggandaan
Ouput : Tersedianya kebutuhan barang cetakan dan
penggandaan
Outcome : Lancarnya penyelenggaraan administrasi perkantoran
barang cetakan dan penggandaan.
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
h. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan
Bangunan Kantor
Input : Dana Rp. 70.300.000,- (Tujuh puluh juta tiga ratus ribu
rupiah)
Kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
dan penerangan kantor.
Proses : Untuk penerangan bangunan kantor dan terpenuhinya
kebutuhan energi listrik.
Output : Tersedianya Komponen instalasi listrik/ penerangan
bangunan kantor.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
72
Outcome : Lancarnya kegiatan perkantoran dan penerangan
bangunan kantor
Target : 100 %
Realisasi : 40,9 %
i. Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Input : Dana Rp. 218.050.000,- (Dua ratus delapan belas juta
lima puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk belanja pengadaan AC, komputer dan
perlengkapan kantor lainnya yang dapat menunjang
pekerjaan pegawai.
Proses : Untuk terlaksananya system pelayanan kepegawaian
Output : Tersedianya perlengkapan dan peralatan kantor
Outcome : Tercipta pelayanan prima
Target : 100 %
Realisasi : 99,7 %
j. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-
undangan
Input : Dana Rp. 30.000.000,- (Tiga puluh juta rupiah)
Kegiatan ini untuk keperluan belanja surat kabar/
majalah untuk kantor dan UPTDnya.
Proses : Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan
Output : Tersedianya bahan bacaan dan perundang-undangan
Outcome : Terealisasinya penyediaan bahan bacaan dan
perundang-undangan
Target : 100 %
Realisasi : 99,2 %
k. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah
Input : Dana Rp. 223.770.000,- (Dua ratus dua puluh tiga juta
tujuh ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
73
Kegiatan ini berupa belanja perjalana Dinas Luar Daerah
untuk Koordinasi dan konsultasi.
Proses : adanya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar
daerah oleh pejabat eselon serta pegawai gol III.
Output : Terlaksananya koordinasi dan konsultasi ke Luar
Daerah
Outcome : Adanya singkronisasi perencanaan dan pelaksanaan
program
Target : 100 %
Realisasi : 72,5 %
l. Kegiatan Penyediaan Jasa Tenaga Harian Lepas
Input : Dana Rp. 1.365.360.000,- (Satu milyar tiga ratus enam
puluh lima juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini berupa Honorarium untuk Tenaga Harian
Lepas Dinas Kesehatan dan Puskesmas se Kab.
Kampar.
Proses : Tersedianya jasa tenaga Honorer / Tenaga Harian
Lepas
Output : Terbayarnya gaji pegawai honorer dan uang
peningkatan kesejahteraan pegawai.
Outcome : Tercapainya jasa pendukung tenaga administrasi kantor
Target : 100 %
Realisasi : 91 %
Permasalahan : Adanya hari libur nasional
Solusi Masalah : Mengikuti prosedur yang berlaku
m. Kegiatan Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor
Input : Dana Rp. 195.000.000,- (Seratus sembilan puluh lima
juta rupiah)
Kegiatan untuk honorarium penjaga keamanan Dinas
Kesehatan dan Puskesmas.
Proses : Tersedianya jasa pengamanan Kantor
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
74
Output : Terbayarnya gaji honorer dan uang peningkatan
kesejahteraan pegawai.
Outcome : Terjaganya kantor dan aset Puskesmas.
Target : 100 %
Realisasi : 97,3 %
n. Kegiatan rapat- rapat koordinasi dalam daerah
Input : Dana Rp. 198.000.000,- (Seratus sembilan puluh
delapan juta rupiah)
Kegiatan ini berupa perjalanan Dinas dalam daerah
untuk bimbingan teknis.
Proses : Adanya bimbingan teknis ke UPTD Puskesmas.
Output : Terlaksananya bimbingan teknis ke puskesmas.
Outcome : Adanya sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan.
Target : 100 %
Realisasi : 99,7 %
14. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor
Input : Dana Rp. 486.000.000,- (Empat ratus delapan puluh
enam juta rupiah)
Kegiatan untuk pemeliharaan gedung Dinas beserta
puskesmas perawatan dan non perawatan
Proses : Tersedianya sarana gedung Kantor
Output : Terlaksananya pemeliharaan gedung kantor
Outcome : Terpeliharanya Gedung Kantor
Target : 100 %
Realisasi : 99,76 %
b. Pemeliharaan Rutin / Berkala Kenderaan Dinas/ Operasional
Input : Dana Rp. 561.131.000,- (lima ratus enam puluh satu juta
seratus tiga puluh satu ribu rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
75
Kegiatan ini untuk belanja service kenderaan Dinas dan
Puskel Puskesmas.
Proses : Tersedianya Kenderaan Dinas Operasional
Output : Terlaksananya pemeliharaan Kenderaan Dinas & Puskel
ambulance
Outcome : Terpeliharanya kondisi kenderaan Dinas & Puskel
Ambulance
Target : 100 %
Realisasi : 91,58 %
15. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a. Kegiatan Bimbingan Tekhnis Implementasi Peraturan Perundang-
undangan
Input : Dana Rp. 4.610.000,- (Empat juta enam ratus sepuluh
ribu rupiah)
Kegiatan ini berupa belanja perjalanan Dinas dalam
Daerah ke ibu Kota Propinsi dan kecamatan dalam
Kabupaten.
Proses : Terpantaunya Pelaksanaan Kegiatan/Program
Puskesmas
Output : Terlaksananya bimbingan teknis implementasi peraturan
peraturan perundang-undangan
Outcome : Bertambahnya keterampilan petugas puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
b. Kegiatan Bimbingan Tekhnis penata usahaan barang milik daerah.
Input : Dana Rp. 8.650.000,- (Delapan juta enam ratus lima
puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini berupa belanja perjalanan Dinas dalam
Daerah ke ibu Kota Propinsi dan kecamatan dalam
Kabupaten.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
76
Proses : Terpantaunya Pelaksanaan Kegiatan/Program
Puskesmas
Output : Terlaksananya bimbingan teknis implementasi peraturan
peraturan perundang-undangan
Outcome : Bertambahnya keterampilan petugas puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 98,27 %
16. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
Keuangan
a. Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi
Kinerja SKPD
Input : Dana Rp. 47.733.400,- (Empat puluh tujuh juta tujuh
ratus tiga puluh tiga ribu empat ratus rupiah)
Proses : Pembuatan laporan kinerja SKPD.
Output : Tersusunnya Laporan Capaian Kinerja SKPD.
Outcome : Diketahuinya tingkatan kinerja SKPD Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
b. Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
Input : Dana Rp. 15.000.000,- (Lima belas juta rupiah)
Kegiatan ini berupa penyusunan pelaporan keuangan
akhir tahun
Proses : Pembuatan laporan keuangan SKPD.
Output : Tersusunnya laporan keuangan SKPD akhir tahun
Outcome : Diketahuinya tingkat kinerja SKPD
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
c. Kegiatan Penyusunan Renstra SKPD
Input : Dana Rp. 20.000.000,- (Dua puluh juta rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
77
Kegiatan ini berupa penyusunan pelaporan keuangan
akhir tahun
Proses : Pembuatan laporan keuangan SKPD.
Output : Tersusunnya laporan keuangan SKPD akhir tahun
Outcome : Diketahuinya tingkat kinerja SKPD
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
17. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
a. Kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Input : Dana yang tersedia Rp. 2.469.550.000,,- (Dua milyar
empat ratus enam puluh sembilan juta lima ratus lima
puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan
dan perbekalan kesehatan untuk seluruh masyarakat
kab. Kampar di 31 Puskesmas
Proses : Pengadaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan
dengan sistem E-Katalog dan Pelelangan Umum.
Output : Tersedianya obat-obatan dan perbekalan Kesehatan
Outcome : Terlaksananya pelayanan kesehatan di 31 Puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 99.73 %
Permasalahan : Dana sisa pengadaan obat dan BMHP yang ditolak oleh
penyedia di E- Katalog. Penolakan dilakukan penyedia
diakhir tahun (bulan desember 2017) sehingga anggaran
tidak bisa dibelanjakan lagi.
Solusi Masalah : Pengadaan obat akan dilakukan lebih awal untuk bisa
memaksimalkan penggunaan dana
b. Kegiatan Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan
Kesehatan.
Input : Dana yang tersedia Rp. 263.220.000,- (Dua ratus enam
puluh tiga juta dua ratus dua puluh ribu rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
78
Kegiatan ini untuk meningkatkan mutu penggunaan obat
dan perbekalan kesehatan di Puskesmas
Proses : Pertemuan dengan Dokter Poli dan Penanggung jawab
obat di Puskesmas untuk mengevaluasi pemakaian dan
permasalahan obat, serta mengadakan supervisi
penggunaan obat rasional ke 31 Puskesmas.
Output : Terlaksananya pertemuan peningkatan mutu
penggunaan obat
Outcome : Meningkatnya mutu penggunaan obat dan perbekalan
kesehatan oleh petugas di Puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 98,48 %
c. Kegiatan Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan.
Input : Dana yang tersedia Rp. 377.920.000,- (Tiga ratus tujuh
puluh tujuh juta sembilan ratus dua puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk memenuhi ketersediaan obat-obatan
dan perbekalan kesehatan untuk seluruh masyarakat
Kab. Kampar di 31 Puskesmas
Proses : Pendistribusian obat-obatan dan perbekalan kesehatan
di seluruh Puskesmas se Kab. Kampar.
Output : Tersedianya obat-obatan dan perbekalan kesehatan
Outcome : Terlaksananya pelayanan kesehatan di 31 Puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
d. Kegiatan Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan (DAK)
Input : Dana yang tersedia Rp. 6.482.431.860,- (Enam milyar
empat ratus delapan puluh dua juta empat ratus tiga
puluh satu ribu delapan ratus enam puluh rupiah)
Kegiatan ini untuk memenuhi ketersediaan obat-obatan
dan perbekalan kesehatan untuk seluruh masyarakat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
79
Kab. Kampar di 31 Puskesmas tahun 2017 dan
pembayaran utang pengadaan obat DAK tahun 2016.
Proses : Pendistribusian obat-obatan dan perbekalan kesehatan
di seluruh Puskesmas se Kab. Kampar.
Output : Tersedianya obat-obatan dan perbekalan kesehatan
Outcome : Terlaksananya pelayanan kesehatan di 31 Puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 99.73 %
e. Kegiatan Pengadaan penunjang IFK (DAK)
Input : Dana yang tersedia Rp. 303.350.000,- (Tiga ratus tiga
juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk memenuhi sarana dan prasarana
penunjang dalam pengelola obat-obatan dan perbekalan
kesehatan di Instalasi Farmasi kabupaten Kampar
Proses : Pengadaan sarana dan prasarana penunjang di Instalasi
Farmasi Kabupaten Kampar
Output : Tersedianya sarana dan prasarana penunjang di
Instalasi Farmasi Kabupaten Kampar
Outcome : Tersedianya sarana dan prasarana penunjang di
Instalasi Farmasi Kabupaten Kampar
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
f. Kegiatan Pengadaan Aplikasi sistem pengelolaan obat (Bantuan
keuangan provinsi)
Input : Dana yang tersedia Rp. 294.500.000,- (Dua ratus
sembilan puluh empat juta lima ratus ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk melengkapi aplikasi system
pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Kabupaten
Kampar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
80
Proses : Pengadaan Aplikasi sistem pengelolaan obat di Instalasi
Farmasi Kab. Kampar.
Output : Tersedianya aplikasi pengelolaan obat-obatan dan
perbekalan kesehatan
Outcome :Terlaksananya aplikasi pengelolaan obat-obatan dan
perbekalalan kesehatan
Target : 100 %
Realisasi : 16,5 %
Catatan : Realisasi tidak tercapai karena sofware E-barcode dan
E-Logistik mempunyai tujuan dan fungsi yang sama,
sehingga sofware E-Barcode tidak kami laksanakan
g. Kegiatan Pengadaan Alat kesehatan Puskesmas dan jaringannya
(Bantuan keuangan Provinsi).
Input : Dana yang tersedia Rp. 5.238.374.000,- (Lima milyar
dua ratus tiga puluh delapan juta tiga ratus tujuh puluh
empat ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk memenuhi ketersediaan obat-obatan
dan perbekalan kesehatan untuk seluruh masyarakat
Kab. Kampar di 31 Puskesmas
Proses : Pendistribusian obat-obatan dan perbekalan kesehatan
di seluruh Puskesmas se Kab. Kampar.
Output : Tersedianya obat-obatan dan perbekalan kesehatan
Outcome : Terlaksananya pelayanan kesehatan di 31 Puskesmas
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
h. Kegiatan Pengadaan Kulkas Obat Puskesmas (Bantuan keuangan
Provinsi).
Input : Dana yang tersedia Rp. 465.000.000.- (Empat ratus
enam puluh lima juta rupiah)
Kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan puskesmas
akan kulkas obat di seluruh 31 Puskesmas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
81
Proses : Pengadaan Kulkas Obat secara E Phurcasing
Output : Tersedianya kulkas obat dipuskesmas
Outcome : Obat dan reagen yang harus dalam suhu 2 sampai 8
derajat bisa terjaga mutu dan kualitasnya
Target : 100 %
Realisasi : 99.99%
18. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan.
a. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan
Makanan Hasil Produksi Rumah Tangga.
Input : Dana yang tersedia Rp. 305.120.000,- (Tiga ratus lima
juta seratus dua puluh ribu rupiah)
Kegiatan ini untuk meningkatkan Pembinaan dan
Pengawasan terhadap IRTP
Proses : Melakukan Pelatihan Keamanan Pangan terhadap
pemilik IRTP di wilayah Kab. Kampar dua kali dalam
setahun
Output : Terlaksananya Pelatihan Keamanan Pangan
Outcome : Menurunnya Penggunaan BTP yang dilarang
Target : 100 %
Realisasi : 95.81 %
Permasalahan : Jumlah IRTP yang begitu banyak dan kurangnya
anggaran untuk melaksanakan Pelatihan Keamanan
Pangan sehingga hanya 50 IRTP yang bisa diberikan
Sertifikat
Solusi Masalah :Penambahan anggaran sehingga bisa menambah jumlah
IRTP yang yang diikutkan Pelatihan Keamanan Pangan
b. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan
Makanan Restauran.
Input : Dana yang tersedia Rp. 45.732.500,- (Empat puluh lima
juta tujuh ratus tiga puluh dua ribu lima ratus rupiah)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
82
Kegiatan ini untuk meningkatkan Pembinaan dan
Pengawasan terhadap IRTP
Proses : Melakukan Pelatihan Keamanan Pangan terhadap
pemilik IRTP di wilayah Kab. Kampar
Output : Terlaksananya Pelatihan Keamanan Pangan
Outcome : Menurunnya Penggunaan BTP yang dilarang
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
Permasalahan : Jumlah IRTP yang begitu banyak dan kurangnya
anggaran untuk melaksanakan Pelatihan Keamanan
Pangan sehingga hanya 50 IRTP yang bisa diberikan
Sertifikat
Solusi Masalah : Penambahan anggaran sehingga bisa menambah
jumlah IRTP yang yang diikutkan Pelatihan Keamanan
Pangan
19. Program Pengawasan Obat dan Makanan
a. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Laboratorium Pengawasan Obat dan
Makanan
Input : Dana Rp. 183.860.000,- (Seratus delapan puluh tiga
juta delapan ratus enam puluh ribu rupiah)
Proses : Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemeriksaan
sampel air minum dan air bersih yang tersebar
diseluruh wilayah Kabupaten Kampar.
Kegiatan ini meliputi pengadaan reagen dan bahan
pemeriksaan serta pengambilan sampel air
(Spesimen) ke lapangan yang terdiri dari Depot air
minum isi ulang, PDAM Tirta Kampar dan sumber air
lainnya.
Output : Terlaksananya pengambilan sampel dan
pemeriksaan laboratorium sampel air sebanyak 190
depot air 25 air bersih masyarakat.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
83
Outcome : Terlaksananya pemeriksaan sampel sebanyak 190
depot air dan 25 air bersih masyarakat.
Target : 100 %
Realisasi : 100 %
Permasalahan : Minimnya dana pengadaan reagen untuk
pemeriksaan sampel sehingga peningkatan
kapasitas (volume) sampel yang diperiksa belum
dapat dipenuhi dan peningkatan jumlah parameter
yang diperiksa masih terbatas (belum dapat
memenuhi semua unsur / parameter minimal dari
Permenkes 492/Menkes/Per/2IV/2010).
Solusi Masalah : Diharapkan peningkatan Input (dana) untuk kegiatan
pemeriksaan air.
b. Kegiatan Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya.
Input : Dana yang tersedia Rp. 733.240.000,- (Tujuh ratus
tiga puluh tiga juta dua ratus empat puluh ribu
rupiah)
Kegiatan ini untuk meningkatkan Pembinaan dan
Pengawasan pangan dan bahan berbahaya
Proses : Melakukan pertemuan dan sosialisasi gema cermat,
Sosialisasi permenkes tentang apoteker, sosialisasi
tentang regulasi toko obat, apotik,salon dan
optical,dan pemuthakiran data penggunaan
pelaporan berbasis web dan pengecekan ke
lapangan terhadap pangan dan bahan berbahaya
yang beredar di wilayah Kab. Kampar
Output : Terhindarnya masyarakat dari bahan berbahaya dan
terlaksananya pertemuan, sosialisasi regulasi
Outcome : Terjaminnya kemanan bahan pangan dan obat-
obatan yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Target : 100 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
84
Realisasi : 96.63 %
20. Program Pengembangan obat asli Indonesia.
a. Kegiatan Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alam
Indonesia.
Input : Dana Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah)
Proses : Kegiatan yang dilaksanakan adalah sosialisasi
gerakanan nasional minum jamu, serta pembinaan
bude jamu.
Output : Terlaksananya pertemuan dan sosialisasi serta
pembinaan
Outcome : Pengolahan obat tradisional, herbal ( jamu ) sesuai
dengan tata cara pengolahan jamu yang baik
Target : 100 %
Realisasi : 99.96 %
Permasalahan : Masih bayak Pengolah jamu belum memiliki
pengetahuan mengolah obat tradisioanal dengan
baik dan benar
Solusi Masalah : Dilakukan pembinaan secara terus menerus
21. Program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan.
a. Kegiatan Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
Input : Dana Rp. 113.010.000,- (seratus tiga belas juta
sepuluh ribu rupiah)
Proses : Melakukan pertemuan managemen puskesmas dan
bimtek managemen puskesmas.
Output : Terlaksananya pertemuan managemen puskesmas.
Outcome : meningkatnya kemampuan manajerial kepala
Puskesmas.
Target : 100 %
Realisasi : 96,04 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
85
Permasalahan : Pelatihan managemen Puskesmas tidak bisa
tersertifikasikan karena jumlah anggaran yang sangat
terbatas.
Solusi Masalah : Penambahan anggaran pada Tahun 2018.
b. Kegiatan Penilaian tenaga kesehatan teladan dan puskesmas
berprestasi.
Input : Dana Rp. 59.600.000,- (Lima puluh sembilan juta
enam ratus ribu rupiah)
Proses : Melaksanakan kegiatan penilaian tenaga kesehatan
teladan dan puskesmas berprestasi yang diusulkan
dari puskesmas.
Output : Terlaksananya penilaian tenaga kesehatan teladan
dan puskesmas berprestasi tingkat kabupaten
kampar Tahun 2018.
Outcome : Terpilihnya lima kategori nakes teladan (dokter gigi,
dokter umum, bidan, sanitarian, tenaga Gizi).
Target : 100 %
Realisasi : 99,97 %
Permasalahan : Rewards yang diberikan untuk nakes teladan dan
puskesmas berprestasi tidak ada karena
keterbatasan dana.
Solusi Masalah : Penambahan anggaran pada Tahun 2018 untuk
rewards atau hadiah bagi nakes teladan dan
puskesmas berprestasi yang terpilih.
22. Program pembinaan upaya kesehatan rujukan.
a. Kegiatan Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan.
Input : Dana Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
Output : Meningkatnya pelayanan kesehatan rujukan.
Outcome : terciptanya peningkatan pelayanan kesehatan
rujukan.
Target : 100 %
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
86
Realisasi : 84 %
Permasalahan : PPTK kegiatan tidak berada di seksi rujukan,
sehingga koordinasi dan komunikasi menjadi kendala
dalam pelaksanaan kegiatan.
b. Kegiatan Pemutakhiran data fasilitas kesehatan rujukan.
Input : Dana Rp. 58.080.000,- (Lima puluh delapan juta
delapan puluh ribu rupiah)
Output : Terdatanya fasilitas kesehatan rujukan.
Outcome : Terlaksananya pemutakhiran data fasilitas kesehatan
rujuk.
Target : 100 %
Realisasi : 74,33 %
Permasalahan : PPTK kegiatan tidak berada di seksi rujukan,
sehingga koordinasi dan komunikasi menjadi kendala
dalam pelaksanaan kegiatan.
3.5 PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
1.5.1 Kelompok Barang yang Dikuasai
Kelompok barang yang dikuasai pada Dinas Kesehatan adalah
sebagaimana yang tercantum dalam tabel inventaris barang milik Dinas
Kesehatan. Kelompok barang yang dikuasai berasal dari pengadaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kampar ataupun yang berasal dari
dana lain seperti APBD Propinsi (Bankeu), APBN (DAK) dan dana hibah lainnya.
1.5.2 Permasalahan dan Solusi
a. Permasalahan
Banyaknya tanah milik Puskesmas dan puskesmas pembantu yang belum
memiliki surat/akte, terutama Puskesmas dan pustu yang baru dibangun.
Banyaknya kendaraan milik puskesmas yang belum memiliki surat-surat
(STNK/BPKB)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
87
b. Solusi
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar melalui Kepala Puskesmasnya sudah
berupaya untuk mengurus surat keterangan dari kepala desa setempat.
Sebagai bahan untuk dapat di aktekan melalui dana APBD Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar pada tahun yang akan datang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar melalui kepala puskesmasnya sudah
berupaya untuk mengurus surat-surat kendaraan dinas yang terkait.
3.5.3 Perbekalan Kesehatan
Menurut undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang
menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak azasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
indonesia.
Dalam undang-undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 tersebut, banyak
memberikan peluang bagi peningkatan pembangunan kesehatan karena dalam
pasal 171 ayat (2) besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten / kota dialokasikan minimal 10% dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah diluar gaji. Anggaran Dinas Kesehatan pada Tahun 2017 sebesar Rp.
119.514.919.771 yang terdiri dari APBD Kabupaten Kampar Rp. 36.008.632.247
atau sebesar 3,2% dari total APBD Kabupaten Kampar Rp. 1.091.607.399.696 ,
Dana DAK, Bankeu dan Kapitasi Rp. 83.506.287.524 atau sebesar 7,6% dari total
APBD Kabupaten Kampar Rp. 1.091.607.399.696. Namun demikian perlu adanya
peningkatan alokasi anggaran dibidang kesehatan ini sesuai dengan amanat
Undang- undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu 10% dari total APBD diluar
gaji.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
88
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten
Kampar Tahun 2017 merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja atas
pelaksanaan APBD Kabupaten Kampar Tahun 2017 dan wujud keberhasilan
atau kegagalan pencapaian misi Pemerintah Kabupaten Kampar.
Secara umum rata-rata hasil pencapaian kinerja Tahun 2017 adalah
sebesar 91,12% maka Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dikategorikan
sangat berhasil dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi meskipun
capaian ini masih terbatas pada indikator kinerja yang dapat diukur.
Tahun 2017, pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintahan didasarkan komitmen Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang
tertuang dalam perjanjian kinerja Tahun 2017 yang dilandasi dengan rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Tahun 2017- 2022. Secara
ringkas seluruh capaian kinerja pada tahun 2017 telah memberikan arah bagi
jajaran pemerintah Kabupaten Kampar untuk meningkatkan kinerjanya pada
masa selanjutnya secara berkesinambungan. Oleh karena itu, sesuai dengan
hasil analisa capaian kenerja 2017, dirumuskan beberapa langkah penting
sebagai strategi pemecahan masalah yang dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan pertimbangan dimasa selanjutnya, sebagai berikut:
1. Perbaikan perencanaan pembangunan lima tahunan sebagai landasan
pembangunan yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam rencana kinerja
setiap tahunnya secara lebih akurat dan cermat. Sehingga rencana kinerja
yang disepakati secara bersama-sama dengan stakeholders, dapat
diwujudkan dan diukur kinerjanya secara lebih akurat dengan hasil yang
lebih optimal
2. Menjadikan hasil kinerja Tahun 2017 sebagai langkah nyata untuk
perbaikan perencanaan dan kinerja tahun 2018 dengan mengantisipasi
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
89
kegagalan pencapaian target tahun 2017 dan mempertahankan
keberhasilan yang diraih ditahun 2017.
3. Melakukan konsolidasi organisasi secara internal dalam rangka
meningkatkan kesadaran dan komitmen jajaran aparatur di Dinas
Kesehatan Kabupaten Kampar terhadap tugas dan fungsi pelayanan umum.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan agar dapat
mencapai tujuan dan sasaran dikaitkan dengan upaya mewujudkan visi dan
misi Pemerintah Kabupaten Kampar.
5. Mekanisme pengumpulan data kinerja terus ditingkatkan secara
berkesinambungan sehingga pencapaian kinerja dapat dimonitor secara
berkala dan didukung dengan informasi yang lebih akurat.
6. Meningkatkan pengalokasian penggunaan anggaran secara adil dan merata
agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi
dalam pemberian pelayanan.
7. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sebagai
motor penggerak dan pelaku pembangunan sekaligus selaku pelayan
masyarakat.
Sebagai akhir kata, segenap aparatur Dinas Kesehatan Kabupaten
Kampar mengharapkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas kami kepada para stakeholders dan
sebagai sumber informasi penting dalam pengambilan keputusan guna
peningkatan kenerja selanjutnya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2017
LAMPIRAN
Misi IV : Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Utama
Kondisi Kinerja
Utama Awal
(2010)
Target Kinerja
Utama Kinerja
Tahun Utama Akhir
2017 RPJMD
1
Peningkatan kualitas
dan kuantitas pelayanan
kesehatan serta sarana
dan prasarana
kesehatan
Meningkatnya
kualitas pelayanan
kesehatan
- Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani
- Cakupan kunjungan ibu hamil K4
- Cakupan kunjungan puskesmas
- Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
berkompetensi
- Cakupan kunjungan bayi
- Cakupan pelayanan ibu nifas
- Cakupan balita gizi buruk perawatan
- Cakupan desa/kelurahan Universal Child-
Immunization (UCI)
95.65
95
85.62
85
72.86
85
100
81.48
100
90,4
90
90,6
85,1
95
100
72,8
100
95
100
95
100
100
100
100
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2017
Meningkatnya
derajat Kesehatan
Masyarakat
- Menurunnya angka kematian bayi
- Menurunnya angka kematian anak
- Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
- Meningkatnya usia harapan hidup
- Angka gizi buruk
- Jumlah puskesmas terakreditasi
- Angka kesakitan DBD
- Penemuan kasus TB
- Penyembuhan kasus TB
- Cakupan bayi yang mendapat ASI ekslusif
34
32
102
69.88
4.5
2
53
70
80
65
5 24
32
102
71.6
3.5
10
50
90
100
80
5
73
71
9
13
100
127
88
90,1
Meningkatnya
infrastruktur
Kesehatan
Masyarakat
- Jumlah infrastruktur Puskesmas perawatan
dengan kecamatan
- Jumlah infrastruktur Puskesmas Non
Perawatan untuk 30.000 penduduk
- Jumlah Puskesmas pembantu dengan desa
- Jumlah posyandu
8 Unit
19 Unit
28 Unit
633 Unit
8
23
181
669
9
23
180
681
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2017
2
Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam
kesiapsiagaan
menghadapi masalah
kesehatan dan prilaku
hidup bersih dan sehat
Meningkatnya
prosentase rumah
dan lingkungan
sehat
Meningkatnya
persentase rumah
dan lingkungan
sehat
- Persentase rumah memiliki sanitasi dasar
sehat
- Rasio rumah layak huni
- Persentase penduduk yang memiliki jamban
sehat
- Persentase penduduk berakses air bersih
- Persentase jamban sehat
50
80.64
70
90
70
83,3
83,3
80
90
80
100
100
80
90
80
Jumlah penduduk
yang memiliki
jaminan kesehatan
- Jumlah penduduk miskin yang mendapat
jaminan kesehatan
- Cakupan pelayanan jamkesmas
70
40.36
88,9
100
100
100
Meningkatnya
perilaku hidup
bersih dan sehat
- Persentase RT berperilaku hidup bersih dan
sehat
- Jumlah keluarga sadar gizi (kadarzi) di desa
- Persentase desa siaga aktif
- Persentase posyandu mandiri dan purnama
60
80
25
30
60
40
89
25
70
80
80
45
40
80
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2017
3 Peningkatan Partisipasi
Masyarakat dalam
pembangunan
kesehatan
Meningkatnya
peran swasta dalam
penyelenggaraan
kesehatan
- Jumlah rumah sakit swasta
- Cakupan pembinaan dan pengawasan
sarana kesehatan swasta
5
70
5
100
5
80
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2017
LAMPIRAN
Realisasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dihubungkan dengan Target SPM Nasional
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Target SPM (%)
Batas waktu
pencapaian (Tahun)
Realisasi SPM
Tahun 2017 (%)
1
Pelayanan kesehatan
dasar
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan bayi baru
lahir
4. Pelayanan kesehatan balita
5. Pelayanan kesehatan pada usia
pendidikan dasar
6. Pelayanan kesehatan pada usia
produktif
7. Pelayanan kesehatan pada usia
lanjut
8. Pelayanan kesehatan penderita
hipertensi
100
100
100
100
100
100
100
100
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
92,7
84,5
100
100
100
4,3
12,4
32,6
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2017
9. Pelayanan kesehatan penderita
Diabetes Melitus
10. Upaya kesehatan jiwa pada orang
dengan gangguan jiwa berat
11. Pelayanan kesehatan orang
dengan TB
12. Pelayanan kesehatan orang
dengan resiko terinfeksi HIV
100
100
100
100
2020
2020
2020
2020
26,5
100
104
100
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Profil Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar
tahun 2017 adalah sbb:
No Jenis Pelayanan Dasar
& Sub Kegiatan
Indikator Target SPM
Tahun 2017
I. Pelayanan Kesehatan
Dasar
1. Pelayanan kesehatan ibu
hamil
100%
2. Pelayanan kesehatan ibu
bersalin
100%
3. Pelayanan kesehatan bayi
baru lahir
100%
4. Pelayanan kesehatan balita 100%
5. Pelayanan kesehatan pada
usia pendidikan dasar
100%
6. Pelayanan kesehatan pada
usia produktif
100%
7. Pelayanan kesehatan pada
usia lanjut
100%
8. Pelayanan kesehatan
penderita hipertensi
100%
9. Pelayanan kesehatan
penderita Diabetes Melitus
100%
10. Upaya kesehatan jiwa pada
orang dengan gangguan jiwa
berat
100%
11. Pelayanan kesehatan orang
dengan TB
100%
12. Pelayanan kesehatan orang
dengan resiko terinfeksi HIV
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 tidak terlepas dari kebijakan strategis prioritas pada
penggunaan anggaran guna terlaksananya pembangunan dibidang kesehatan yang
dilaksanakan secara bertahap pada setiap periode dalam rangka mengimplementasikan
misi organisasi dan mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar.
No Sasaran Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan
Cakupan Komplikasi
kebidanan yang ditangani
Cakupan kunjungan
puskesmas
Cakupan kunjungan bayi
Cakupan balita gizi buruk
dapat perawatan
Cakupan desa / kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)
100
15
100
100
100
2 Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
Menurunnya angka kematian
daerah (Disdukcapil)
Menurunnya angka kematian
bayi
Menurunnya angka kematian
anak
Menurunnya angka kematian
ibu melahirkan
Meningkatnya usia harapan
hidup
Disdukcapil
33/1.000
KLH
32/ 1.0000
KLH
102/
100.000 KL
71,6 TH
3 Meningkatnya infrastruktur
kesehatan masyarakat
Jumlah puskesmas
perawatan dengan
kecamatan
Jumlah puskesmas non
9 : 21
22 : 30.000
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
perawatan untuk 30.000
penduduk
Rasio puskesmas pembantu
dengan desa
Rasio tempat tidur RSUD
dengan jumlah penduduk
(RSUD)
100 : 250
RSUD
4 Meningkatnya persentase rumah
dan lingkungan sehat
Persentase rumah memiliki
sanitasi dasar sehat
Rasio rumah layak huni
100
100
5 Jumlah penduduk yang memiliki
jaminan kesehatan
Jumlah penduduk miskin
yang mendapat jaminan
kesehatan
Cakupan pelayanan
jamkesmas
80
100
6 Meningkatnya perilaku hidup
bersih dan sehat
Persentase RT berprilaku
hidup bersih dan sehat
Persentase desa siaga aktif
Persentase posyandu mandiri
dan purnama
Cakupan bayi yang mendapat
ASI ekslusif
Jumlah keluarga sadar gizi
(kadarzi) di Desa
80
45
80
80
80
7 Meningkatnya peran swasta dalam
penyelenggaraan kesehatan
Jumlah rumah sakit swasta
Cakupan pembinaan dan
pengawasan sarana
kesehatan swasta
5
80