laporan kinerja instansi pemerintah (lkjip) tahun 2017...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
i
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
ii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... . vi
IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Struktur Organisasi ............................................................................. 2
C. Tugas dan Fungsi ................................................................................ 4
D. Kepegawaian ....................................................................................... 5
E. Keadaan Sarana dan Prasarana ……………………………………… 7
F. Pembiayaan …………………………………………………..….. 8
G. Permasalahan Utama …………………………………..………….. 9
H. Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ……………..……….. 11
II. PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis ............................................................................. 13
B. Perjanjian Kinerja .................................................................................... 19
C. Instrumen Pendukung ......................................................................... 20
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja 2017 …………………………………………........ 22
B. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 dengan Tahun Sebelumnya 30
C. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 dengan Target Renstra ….. 37
D. Capaian Kinerja Program Tahun 2017 ................................................. 39
E. Analisis Peningkatan/ Penurunan Kinerja dan Solusi ………………… 44
F. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya …………………….. 47
G. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan
pencapaian perjanjian kinerja ………………………………………….. 47
H. Realisasi Anggaran ……………………………………………………. 48
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
iv
IV. PENUTUP .................................................................................................. 55
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Data Pegawai Lingkup Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau ……………………………………………................. 5
2. Jumlah Pegawai Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau berdasarkan kualifikasi Pendidikan ……………………............... 6
3. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau berdasarkan pangkat/Golongan ………………….... 6
4. Alokasi Dana APBN Tahun 2017 Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan ............ 9
5. Indikator Kinerja Program SKPD Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau …………………………………………............. 17
6. Indikator Kinerja Utama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau ………………………………………………........... 19
7. Perjanjian Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 109 Tahun 2016............ 19
8. Skala Nilai Peringkat Kinerja ………………………………………….............. 22
9. Capaian Kinerja berdasarkan Perjanjian Keninerja Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017 ………........................ 23
10. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung dan Kedelai di
Provinsi Riau Tahun 2016-2017 ……………………………………….............. 25
11. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas utama Sayuran di
Provinsi Riau Tahun 2016-2017 ………………………………………….......... 27
12. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama Buah-buahan
di Provinsi Riau Tahun 2016-2017 ……………………………………............ 28
13. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komofiti Perkebunan di Provinsi
Riau Tahun 2016-2017 ……………………………………………………......... 30
14. Capaian Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau Tahun 2014-2017 …………………………………………......... 31
15. Luas Panen Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Tahun 2014-2017.................................................................................................. 32
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
v
16. Perbandingan capaian Indikator Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Tahun 2017 dengan Target Akhir Renstra 2019 …………… 37
17. Indikator Kinerja Program, Target Renstra dan capaian kinerja
Tahun 2017 ........................................................................................................ 39
18. Realisasi Keuangan per program Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau ………..………………………… 48
19. Realisasi Anggaran Dekosentrasi Dinas Tanaman Pangan, Hortukultura dan
Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017....……………………………………… 50
20. Realisasi Anggaran Tugas Pembantuan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
Dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017…………………………………... 45
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Grafik Perkembangan Luas Panen dan Produksi tanaman Padi
Tahun 2014-2017 di Provinsi Riau…………………………………................. 33
2. Grafik Perkembangan Luas Panen dan Produksi tanaman Jagung
Tahun 2014-2017 di Provinsi Riau…………………………………................. 33
3. Grafik Perkembangan Luas Panen dan Produksi tanaman Kedelai
Tahun 2014-2017 di Provinsi Riau…………………………………................. 34
4. Grafik Perkembangan Luas Panen dan Produksi tanaman Cabe
Tahun 2014-2017 di Provinsi Riau…………………………………................. 34
5. Grafik Perkembangan Luas Panen dan Produksi tanaman Bawang Merah
Tahun 2014-2017 di Provinsi Riau…………………………………................. 35
6. Grafik Perkembangan Luas Panen dan Produksi tanaman Buah-buahan
Utama Tahun 2014-2017 di Provinsi Riau……….....………………................. 36
7. Grafik Perkembangan Luas Panen dan Produktivitas komoditas uatama
Perkebunan Tahun 2014-2017 di Provinsi Riau………………………….......... 37
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau……………………………........... 57
2. Evaluasi terhadap Renja PD Provinsi Perangkat Daerah Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
Periode Pelaksanaan 2017………………………………….............................. 59
3. Realisasi Fisik dan Keuangan Anggaran APBD Tahun 2017
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau .............. 64
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
viii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dimaksudkan untuk memberikan
informasi mengenai pelaksanaan Program dan Kegiatan instansi pemerintah selama
satu tahun. Laporan kinerja disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan
yang baik (good governance) di Indonesia.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2018 ini bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas kinerja di lingkungan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau dalam menjalankan tugas dan perannya sesuai dengan
prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik, serta untuk memberikan umpan balik
terhadap upaya peningkatan kinerja dan pemanfaatan seluruh sumber daya yang
dimiliki untuk mewujudkan visi dan misi dalam Renstra Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2014 – 2019.
Capaian kinerja pada tahun 2018 berdasarkan target Perjanjian Kinerja, 13
indikator jumlah produksi komoditas utama dan 1 indikator persentase peningkatan
nilai tambah, terdapat 11 indikator jumlah produksi komoditas utama yang
dikategorikan sangat tinggi atau besar dari 91,00 % , dimana realisasi kinerja
capaian telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan
penilaian kinerja. Sedangkan 2 indikator jumlah produksi komoditas utama
dikategorikan rendah atau dibawah 65,00 % dimana realisasi kinerja capaiannya
belum memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang
diharapkan. Untuk indikator persentase peningkatan nilai tambah dikategorikan
sedang atau kecil dari 75 %, dimana pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi persyaratan minimal.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
ix
Produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan masih rendah,
dimana produktivitas pangan dan hortikultura masih dibawah produktivitas nasional.
Hal ini mempengaruhi upaya pencapaian peningkatan produksi. Produktivitas
tersebut masih dapat ditingkatkan dengan pemberian input teknologi atau
pemanfaatan teknologi yang ada. Untuk itu berbagai penunjang kegiatan seperti
penyediaan benih bermutu, penggunaaan pupuk yang sesuai, sarana dan prasarana
yang memadai serta membangun keterampilan dan kemampuan petani dan petugas
menjadi hal yang sangat penting.
Pada tahun 2018 urusan pertanian dilaksanakan melalui 11 Program dan 85
Kegiatan, dengan pagu anggaran sesuai DPPA adalah sebesar Rp 66.387.208.850,-
(Pagu Murni). Dalam pelaksanaannya terjadi efisiensi sehingga anggaran yang
dapat digunakan sebesar Rp. 41.569.834.001,-. Adapun realisasi serapan anggaran
sampai tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp 33.976.948.232,- atau 51,18 % dan
realisasi fisik 78,85 % dibandingkan dengan pagu murni.
Secara umum, pelaksanaan program/kegiatan Tahun 2018 berdasarkan tugas
pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Capaian kinerja Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau sebesar 78,85 %, yang dapat
dikategorikan tinggi, tidak terlepas juga dari Dukungan dana APBN (Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan) dimana alokasi Dana Dekonsentrasi sebesar Rp.
16.270.248.000,- terealisasi sebesar Rp 15.213.791.092,- (93,51 %), Sedangkan
untuk Dana Tugas Pembantuan dari pagu Dana Rp. 91.059.841.000. Adapun
realisasi mencapai Rp. 82.266.271.108,- atau 90,34 %.
Perlu adanya penataan dan peningkatan kapasitas petugas pelaksana guna
mendukung kinerja internal Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau, terutama peningkatan pemahaman aparatur di lingkungan Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau agar dapat
menerapkan manajemen kinerja dan keuangan, sehingga terlaksana pemerintahan
yang bersih dan bebas KKN.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan setiap
pelaksana pemerintah untuk menyampaikan pelaksanaan kinerja dalam bentuk
laporan kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dimaksudkan untuk
memberikan informasi mengenai pelaksanaan Program dan Kegiatan instansi
pemerintah selama satu tahun. Laporan kinerja disusun berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari
implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong
terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia.
Laporan kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau Tahun 2018 menyajikan laporan mengenai hasil-hasil yang telah
dicapai berdasarkan indikator kinerja yang dituangkan dan ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja Tahun 2018. Terkait dengan hal tersebut, Laporan Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2018
bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja di lingkungan Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau dalam
menjalankan tugas dan perannya sesuai dengan prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik, melalui penyajian gambaran atas pelaksanaan tugas
yang diemban dalam berbagai program dan kegiatan selama tahun anggaran
2018. Selain itu LKjIP tahun 2018 juga bertujuan untuk memberikan umpan
balik terhadap upaya peningkatan kinerja dan pemanfaatan seluruh sumber
daya yang dimiliki untuk mewujudkan Pembangunan Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
2
Dengan disusunnya LKjIP Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2018 diharapkan dapat :
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau.
2. Mendorong Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau didalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang
didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau di dalam pelaksanaan
program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
B. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Riau No. 4 Tahun 2016
tanggal 4 November 2016 tentang Pembentukan dan susunan perangkat
daerah Provinsi Riau. Adapun Susunan Organisasi Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau terdiri dari:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari:
1). Sub Bagian Perencanaan Program
2). Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
3). Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang
Milik Daerah
c. Bidang Prasarana dan Sarana, terdiri dari:
1). Seksi Pengelolaan Lahan dan Air
2). Seksi Pupuk, Pestisida, Alat dan Mesin Pertanian
3). Seksi Pembiayaan Agribisnis
d. Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
3
1) Seksi Serealia;
2) Seksi Aneka kacang kacangan dan umbi umbian;
3) Seksi Pengolahan dan pemasaran tanaman pangan.
e. Bidang Hortikultura, terdiri dari:
1) Seksi Buah buahan dan tanaman hias;
2) Seksi Sayur sayuran dan tanaman obat;
3) Seksi Pengolahan dan pemasaran Hortikultura.
f. Bidang Perkebunan, terdiri dari:
1) Seksi Pembinaan Usaha;
2) Seksi Produksi Perkebunan;
3) Seksi Pengolahan dan pemasaran perkebunan.
g. UPT Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Benih Tanaman Pangan;
3) Seksi Benih Tanaman Hortikultura.
h. UPT Mekanisasi Tanaman Pangan dan Hortikultura;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Rekayasa teknologi mekanisasi;
3) Seksi Pembinaan kelembagaan mekanisasi.
i. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Pengawasan dan Sertifikasi;
3) Seksi Penilaian kultivar dan pengujian Benih .
j. UPT Pelatihan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan ;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Penyelenggaraan Diklat;
3) Seksi Pelayanan Bidang Teknis.
k. UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
4
3) Seksi Pengujian Pupuk dan Pestisida.
l. UPT Pelatihan dan Pengembangan Sumberdaya Perkebunan;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Pelatihan.
m. UPT Benih Perkebunan;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Perbenihan.
n. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Pengawasan dan Sertifikasi benih Perkebunan.
o. UPT Mekanisasi Perkebunan;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Mekanisasi Perkebunan.
p. UPT Pengujian dan Penerapan Teknologi Perkebunan;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Pengujian dan Penerapan Teknologi Perkebunan.
q. UPT Laboratorium Hayati
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Laboratorium Hayati.
r. Kelompok Jabatan Fungsional
C. Tugas dan Fungsi
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan
azas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang pertanian dan perkebunan
serta dapat ditugaskan melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang
dilimpahkan oleh Pemerintah kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam
rangka dekonsentrasi.
Sebagaimana yang diatur dalam Bab III Peraturan Gubernur Riau No. 86
tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
5
mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan
administrasi dan fungsi lain yang diberikan Gubernur terkait dengan tugas dan
fungsi pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau.
D. Kepegawaian
a. Jumlah Pegawai
Pada tahun 2018 jumlah pegawai Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau adalah 609 orang yang terdiri dari PNS
sebanyak 342 orang dan honorer sebanyak 267 orang. Jumlah ini
berkurang dibandingkan tahun 2017 dengan banyaknya pegawai yang
memasuki masa paripurna. Untuk lebih jelasnya data pegawai lingkup Dinas
TPH-Bun Provinsi Riau dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Data Pegawai Lingkup Dinas TPH-Bun Provinsi Riau per Bidang dan UPT tahun 2018.
No Unit Kerja Dinas Jumlah Aparatur
Jumlah Struktural Fungsional Umum
Fungsional Tertentu
Honorer
1 Kepala Dinas/ Sekretariat/ Bidang
20 127 8 129 285
2
UPT Pembenihan dan Sertfikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
3 49 21 97 172
3 UPT Proteksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
4 36 27 20 89
4 UPT Balai Pelatihan Penyuluh Pertanian
3 20 17 21 63
JUMLAH 30 232 73 267 602
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
6
b. Kualifikasi Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2 : Jumlah Pegawai Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Tahun 2018
No Tingkat
Pendidikan Pegawai Honorer Jumlah Persentase
1 Strata 3 0 0 0 0,00
2 Strata 2 37 3 40 6,65
3 Strata 1 179 84 263 43,69
4 Diploma (1-4) 31 10 41 6,81
5 SMA/SMK/MA 84 106 190 31,56
6 SMP/MTs 0 32 32 5,32
7 SD 4 32 36 5,98
TOTAL 335 267 602 100
c. Pangkat dan Golongan
Sedangkan berdasarkan pangkat dan golongan, pegawai Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau berdasarkan Pangkat/Golongan Tahun 2018
No. Pangkat/Golongan Jumlah
1 IV.c 2
2 Pembina/IV.b 24
3 Pembina/IV.a 23
4 Penata Tingkat I/III.d 74
5 Penata/III.c 38
6 Penata Muda Tingkat I/III.b 78
7 Penata Muda/III.a 35
8 Pengatur Tingkat I/II.d 11
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
7
9 Pengatur/II.c 29
10 Pengatur Muda Tingkat I/II.b 12
11 Pengatur Muda/II.a 5
12 /I.d 0
13 /I.c 4
Jumlah 335
d. Jumlah Pejabat Struktural
Dari formasi jabatan struktural pada Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau sebanyak 33 orang, Jabatan
yang terisi berjumlah 30 orang yang terdiri dari Pejabat eselon II sejumlah 1
orang, Eselon III sejumlah 7 orang dan Eselon IV sebanyak 22 orang. Dari
Formasi yang ada terdapat jabatan struktural yang kosong karena
pejabatnya pensiun yakni Pejabat Eseelon III sejumlah 1 orang dan Pejabat
Esselon IV sejumlah 2 orang.
E. Keadaan Sarana Dan Prasarana
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
merupakan hasil pemisahan dan penggabungan dari beberapa Dinas, sesuai
Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Riau No. 4 Tahun 2016 tanggal 4
November 2016 tentang Pembentukan dan susunan perangkat daerah Provinsi
Riau. Pemisahan tersebut antara Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan
Provinsi Riau, sedangkan penggabungan antara Dinas Pertanian, Dinas
Perkebunan dan Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian menjadi Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau.
Adapun asset yang dimiliki mulai dari tanah, gedung kantor, sarana
transportasi, sarana perkantoran dan lain-lain yang tersebar di beberapa wilayah
kerja harus mengalami pemisahan dan penggabungan juga. Dengan adanya
Simak BMN, pemisahan dan penggabungan asset dapat disusun menjadi asset
Dinas Tanaman Pangan, Hortikutura dan Perkebunan (Proses dan laporan
asset disajikan khusus oleh Bagian Umum Sekretariat Dinas).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
8
Fasilitas yang tersedia pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas sehari-
hari adalah sebagai berikut:
1. Ruang Rapat / Aula :
a. Gedung A : 3 Unit
b. Gedung B : 1 Unit
c. UPT Pelatihan : 1 Unit
2. Tempat Upacara
a. Gedung A dengan ukuran luas 310 m2 (31 m x 10 m)
b. UPT Pelatihan
3. Tempat Parkir Kendaraan Bermotor:
a. Gedung A : 2 Unit,
b. Gedung B : 1 Unit,
4. Kamar Kecil/Toilet:
a. Gedung A : 20 Unit
b. Gedung B : 8 Unit
5. Telekomunikasi/Jaringan Telephon Kabel:
a. Gedung A : 2 Unit (no tlp: 0761 - 61054 dan 61052)
b. Gedung B : 1 Unit (no tlp: 0761 - 47153)
Aset Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
Tahun 2018 dapat dilihat pada lampiran.
F. PEMBIAYAAN
1. APBD
Pagu Anggaran
Pada Tahun 2018 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan mendapatkan alokasi anggaran belanja langsung yang semula
sebesar Rp. 66.387.208.850,- dengan efisiensi anggaran menjadi Rp
41.569.834.001,-. Pagu Anggaran tersebut untuk membiayai 11 Program
dan 85 kegiatan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
9
2. APBN
Pagu Anggaran
Alokasi dana APBN tahun 2018 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau bertambah dari pagu awal sebesar
Rp.101.640.182.000,- menjadi Rp.137.679.881.000,-. Pagu anggaran APBN
tersebut dialokasi melalui 9 DIPA, yakni Dana Dekonsentrasi sebanyak 5
DIPA dengan total anggaran sebesar Rp. 16.270.248.000,- dan Dana Tugas
Pembantuan sebanyak 4 DIPA dengan total anggaran sebesar Rp.
121.409.633.000,-. Untuk rinciannya dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4 : Alokasi Dana APBN tahun 2018 Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
No
Unit Organisasi Dekondentrasi Tugas Pembantuan
Semula Menjadi Semula Menjadi
1 Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian
1.478.790.000 890.540.000 20.147.890.000 20.699.190.000
2 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
3.829.052.000 3.854.052.000 28.856.739.000 35.024.561.000
3 Direktorat Jenderal Tanaman Hortikultura
2.498.400.000 2.095.800.000 9.627.750.000 8.228.650.000
4 Direktorat jenderal Perkebunan
1.574.400.000 1.574.400.000 25.398.147.000 27.107.440.000
5
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
8.229.014.000 7.854.456.000 0 0
TOTAL 17.609.656.000 16.270.248.000 84.030.526.000 91.059.841.000
G. Permasalahan Utama (Strategic Issued) Organisasi
Permasalahan yang menjadi isu strategis pada Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan adalah :
1. Luas lahan untuk pengembangan budidaya padi di Provinsi Riau setiap
tahun mengalami penurunan, hal ini disebabkan tekanan terhadap alih
fungsi lahan sawah yang cukup besar dimana dalam kurun waktu 5 tahun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
10
terakhir (2013 – 2017), luas lahan sawah di provinsi Riau berkurang dari
139.407 ha menjadi 84.816 ha atau sebesar 54.591 ha dengan rata-rata
14.165 ha per tahun. Akibatnya luas tanam dan luas panen terus
mengalami penurunan.
2. Rata-rata produktivitas komoditi tanaman pangan dan hortikultura masih dibawah
rata-rata produktivitas nasional, padahal produktivitas tersebut masih dapat
ditingkatkan dengan pemberian input teknologi yang dibutuhkan. Sedangkan
produktivitas tanaman perkebunan rendah akibat banyaknya tanaman tua
rusak, penggunaan bahan tanaman yang tidak bermutu dan tidak
bersertifikat, pemupukan yang tidak sesuai rekomendasi, penanganan
pascapanen yang belum memadai serta lemahnya kelembagaan petani.
3. Usaha untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah produk masih belum
berjalan secara maksimal sehingga berdasarkan NTP, manfaat kegiatan
budidaya pertanian belum memberikan porsi yang besar bagi pendapatan
petani, hal ini selain disebabkan karena produktifitas petani yang rendah,
juga dipengaruhi oleh faktor eksternal petani seperti fluktuasi harga, harga
sarana produksi pertanian dan mekanisme pemasaran.
4. Infrastruktur pertanian yang masih terbatas khususnya jaringan irigasi yang
mengakibatkan keterbatasan pasokan air, sehingga menghambat dalam
peningkatan produksi tanaman pangan.
5. Akses petani terhadap permodalan masih terbatas dalam memulai atau
mengembangkan usahanya, sehingga petani mencari pinjaman modal
kepada para pemilik modal dengan sistem ijon.
6. Belum tercapainya program penempatan 1 (satu) Desa 1 (satu) penyuluh
PNS, Penyuluh Swadaya dan Penyuluh Swasta untuk pemberdayaan
penyuluh pertanian yang diarahkan guna peningkatan kompetensi dan
profesional penyuluh.
7. Rendahnya kapasitas SDM Petani yang mempengaruhi tingkat capaian
hasil pembangunan, dimana untuk petani tanaman pangan pada umumnya
didominasi oleh kaum tua dan ibu-ibu dengan tingkat pendidikan formal
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
11
yang rendah atau 80 % yang berusaha tani tamatan SD. Hal ini
menyebabkan sulitnya dalam melakukan transformasi teknologi.
8. Sumber daya manusia Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan memiliki 335 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 267
orang pegawai tidak tetap dan tenaga harian. Besarnya SDM yang ada
belum didukung dengan kompetensi yang memadai sehingga roda
organisasi belum dapat berjalan secara optimal.
H. Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan penjelasan
mengenai pencapaian kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau selama Tahun 2018. Capaian kinerja (performance
results) Tahun 2018 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja
(performance agreement) Tahun 2017 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap)
bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun
2018 berpedoman pada PP Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tujuan dan sasaran
organisasi, aspek strategis Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau, serta struktur organisasi;
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas
dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program,
kegiatan dan anggaran Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
12
Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2018 meliputi RPJMD Tahun 2014-
2019, Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2014-2019 dan Perjanjian Kinerja
Tahun 2018.
Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2018, menjelaskan analisis pencapaian
kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap
pencapaian sasaran strategis untuk Tahun 2018.
Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan
Akuntabilitas Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2018 dan menguraikan rekomendasi
yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa mendatang.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
13
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
Dokumen Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2014-2019 merupakan acuan untuk melakukan
pengukuran kinerja. Rencana strategis mengandung tujuan, sasaran, serta
memuat strategi, arah kebijakan, program disertai dengan rencana-rencana
kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Rencana Strategis disusun berdasarkan pada pokok permasalahan yang
terjadi dalam pembangunan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan di Provinsi Riau yang dirasakan pada tahun-tahun sebelumnya.
Permasalahan pokok tersebut sebagai berikut:
1. Menurunnya luas panen dan produksi komoditas tanaman pangan (Padi
dan Palawija).
2. Produktivitas tanaman pangan (padi dan palawija) masih rendah yakni
dibawah produktivitas nasional, yang disebabkan karena penerapan
teknologi yang terbatas disebabkan mahalnya agroinput (sarana produksi
dan alat mesin pertanian), kondisi jaringan irigasi yang tidak memadai.
3. Rendahnya produktivitas tanaman perkebunan (masih dibawah standar)
karena banyaknya tanaman tua rusak, penggunaan bahan tanaman yang
tidak bermutu dan bersertifikat, pemupukan yang tidak sesuai
rekomendasi, penanganan pascapanen yang belum memadai serta
lemahnya kelembagaan petani.
4. Mutu produk perkebunan yang masih rendah (belum memenuhi standar)
dan harga produk perkebunan yang masih rendah pada tingkat petani.
5. Rusaknya infrastruktur jalan, tingkat kesuburan lahan dan irigasi di daerah
sentra produksi.
6. Semakin tingginya alih fungsi lahan.
7. Rendahnya kemampuan petani dalam akses teknologi, informasi pasar
dan permodalan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
14
8. Tingginya ketergantungan komoditas pangan pada daerah lain.
9. Lemahnya penanganan pasca panen dan pemasaran hasil peranian dan
perkebunan.
10. Masih terbatasnya tenaga penyuluh pertanian.
11. Rendahnya perlindungan terhadap petani produsen
12. Masih lemahnya koordinasi antara Provinsi dengan Kab/Kota
13. Masih lemahnya pembinaan kelembagaan pertanian dan perkebunan.
1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Visi pembangunan Provinsi Riau yaitu “Terwujudnya Provinsi Riau
yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya melayu dan berdaya saing
tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan kerja, serta
Pemantapan Aparatur “, visi tersebut merupakan cita-cita untuk
mewujudkan Provinsi Riau yang mempunyai pemerintah dan masyarakat
yang tangguh, unggul, menerapkan nilai-nilai budaya melayu, dan memiliki
kemampuan untuk tumbuh dan berkembang, sarana prasarana yang baik,
berkualitas dan berteknologi tinggi, masyarakatnya makmur, tersedianya
lapangan pekerjaan, terhapusnya kemiskinan dan profesionalisme aparatur.
Dalam rangka mewujudkan visi Kepala Daerah dan mendukung misi ke
7 dari misi Kepala daerah, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau mempunyai tujuan dan sasaran yang dijadikan
Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah sebagai berikut :
Tujuan
Berdasarkan Visi dan Misi pembangunan Provinsi Riau serta tugas pokok
dan fungsi maka tujuan Dinas Tanaman Pangan, Hortikulutra dan
Perkebunan Provinsi Riau adalah meningkatkan kesejahteraan petani
melalui peningkatan pendapatan petani tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan.
Sasaran
Dengan mengacu tujuan maka sasaran Dinas Tanaman Pangan,
Hortikulutra dan Perkebunan Provinsi Riau adalah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
15
1. Terwujudnya peningkatan produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan
2. Terwujudnya peningkatan fasilitasi nilai tambah Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan
Dalam rangka mewujudkan sasaran Strategis dan Program Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau maka disusunlah
Indikator Kinerja Utama (IKU) periode 2017-2019 yang menitik beratkan pada
dua sasaran strategis seperti dijelaskan pada Tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5. Indikator Kinerja Utama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
1 Terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
Jumlah Produksi Komoditi utama Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan - Jumlah Produksi Tanaman Pangan
utama (Ton) ( Padi, Jagung dan Kedelai )
- Jumlah Produksi Buah buahan utama (Ton) ( Jeruk, Durian, Nenas & Manggis )
- Jumlah Produksi Sayuran utama (Ton)( Cabe dan Bawang merah )
- Produktifitas komoditas utama perkebunan (Kg/Ha/Tahun) ( Sagu, Kelapa Sawit, Kelapa dan Karet )
2 Terwujudnya peningkatan fasilitasi nilai tambah tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
Persentase fasilitasi peningkatan nilai tambah Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
16
2. Strategi
Dalam menentukan strategi dilakukan dengan evaluasi faktor-faktor
lingkungan strategi yang mempengaruhi dengan menggunakan metode
SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan). Berdasarkan
analisis SWOT dan pembobotan faktor-faktor internal dan eksternal maka
dirumuskan strategi sebagai berikut :
1. Pembangunan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta optimalisasi
pemanfaatan sumber daya lahan
Strategi diarahkan pada upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, yaitu penerapan
teknologi budidaya yang baik, optimasi pemanfaatan sumberdaya lahan
(intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, diversifikasi), penyediaan benih
unggul bermutu, penanganan perlindungan tanaman dan gangguan
usaha , pembinaan, menyediakan dan memperbaiki infrastruktur (jalan
produksi, jaringan tata air) pada sentra produksi komoditas pertanian /
perkebunan, penyediaan sarana produksi (pupuk dan pestisida).
2. Peningkatkan nilai tambah produk tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan dan akses terhadap informasi pasar yang berdaya saing
dan berkelanjutan.
Dalam rangka meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan berkelanjutan, maka
strategi difokuskan pada pengembangan unit pengolahan produk,
mendorong terwujudnya klaster industri hilir, meningkatkan intensitas
promosi produk tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan,
memperkuat jaringan pemasaran hasil olahan , meningkatkan mutu hasil
produk melalui pembinaan pengolahan mutu produk petani dan pelaku
usaha agribisnis.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
17
3. Fasilitasi dan pemanfaatan teknologi untuk peningkatan penerapan
teknologi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
berwawasan lingkungan
Strategi untuk meningkatkan penerapan teknologi tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan (alat-alat pertanian, benih unggul, teknik
budidaya dan lain-lain) adalah dengan meningkatkan adopsi teknologi
pada tingkat petani dan penyediaan alat dan mesin pertanian, agar dapat
memberikan hasil yang lebih baik dan lebih banyak, meningkatkan nilai
tambah, atau lebih efisien dalam melakukan usaha.
4. Peningkatan kesejahteraan petani
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani diperlukan sistem dan
usaha agribisnis yang bertumpu kepada kemampuan dan kemandirian
pelaku usaha serta meningkatkan kemampuan dan kemandirian
kelembagaan agribisnis tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
dalam memanfaatkan peluang usaha yang ada. Strategi yang akan
ditempuh meliputi :
a. Meningkatkan kemampuan, ketrampilan, pengetahuan dan
kemandirian petani serta petugas/aparatur melalui pelatihan
b. Memperkuat pemberdayaan kelembagaan petani baik ekonomi
(koperasi) maupun sosial (asosiasi)
5. Peningkatan ketahanan pangan melalui pengembangan tanaman
penghasil bahan pangan
Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan
pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan
secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya. Untuk mendukung
ketersediaan pangan yang berasal dari perkebunan, maka strateginya
adalah mengembangkan komoditi perkebunan sebagai sumber bahan
pangan yaitu salah satunya dengan melakukan pengembangan tanaman
sagu
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
18
6. Peningkatan penyuluh tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan yang maju dan berkelanjutan
Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia penyuluh melalui
penyelenggaraan penyuluhan yang maju dan berkelanjutan; mendorong
dan memfasilitasi kelembagaan penyuluhan kabupaten/Kota,
kelembagaan pelaku utama, pelaku usaha dan lembaga swadaya
masyarakat
3. Program
Rencana program Kegiatan, dan indikator kinerja, sasaran kinerja serta
pagu pendanaan indikatif revisi pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau dalam lima Tahun (periode 2014-2019)
disusun berdasarkan evaluasi tahun 2014-2016 serta rencana tahun 2017-
2019 sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD Provinsi Riau.
Berikut adalah tabel yang menggambarkan Indikator Kinerja Program
dari SKPD Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Riau.
Tabel 6. Indikator Kinerja Program SKPD Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
N0 PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Persentase layanan administrasi perkantoran yang baik (%)
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase kecukupan sarana dan prasarana kerja aparatur yang sesuai dengan standart kerja (%)
3
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Persentase aparatur yang mendapat teguran/sanksi (%)
4
Program peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan selama 12 hari kerja (%)
5 Program Peningkatan Persentase penyampaian laporan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
19
Pengembangan sistim pelaporan capaian kinerja dan keuangan
capaian kinerja dan keuangan baik dan tepat waktu (%)
Persentase sistem laporan capaian dan keuangan yang meningkat (%)
6 Program peningkatan kesejahteraan petani
Nilai Tukar Petani - Tanaman Pangan - Tanaman Hortikultura - Tingkat Pendapatan Petani
Perkebunan (Rp/Thn)
7 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
Jumlah produksi komoditi perkebunan penghasil pangan (sagu) (ton)
8 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Jumlah kelompok yang mendapatkan akses pemasaran (kelompok)
Jumlah Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan (Unit)
9 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan
Persentase petani yang menerapkan teknologi pertanian / perkebunan
Jumlah Kelompok Tani yang menerapkan teknologi pertanian/perkebunan (Kelompok)
10 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Jumlah produksi pertanian (ton)
Padi (GKG)
Buah Buahan
Sayuran
Produktifitas produksi perkebunan (ton/ha/th)
Kelapa Sawit
Karet
Kelapa
11
Program Pemberdayaan Penyuluhan
Jumlah BP3K / UPTD / BPP berstatus madya
Jumlah kelompok berstatus madya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
20
B. Perjanjian Kinerja
Dari Indikator Kinerja Utama (IKU) 2017-2019 maka dibuatlah Perjanjian
Kinerja tahunan dengan dokumen resmi dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tabel 6. Perjanjian Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2018 berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 109 Tahun 2016
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Meningkatnya produksi tanaman pangan utama
Jumlah produksi tanaman pangan utama (ton)
- Padi ( GKG ) - Jagung - Kedelai
375.000 35.000
1.500
2 Meningkatnya produksi sayur-sayuran utama
Jumlah Produksi Sayuran (ton) - Cabe - Bawang Merah
12.162 305
3 Meningkatnya produksi buah-buahan utama
Jumlah Produksi Buah-buahan (ton)
- Jeruk - Nenas - Manggis - Durian
10.500 95.953
3.977 70.000
4 Meningkatnya produksi komoditas utama perkebunan
Produksi komoditas utama perkebunan (kg/ha/tahun)
- Kelapa sawit - Kelapa - Karet
7.950.267 427.023 371.921
5
Terwujudnya peningkatan fasilitasi nilai tambah tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
Persentase fasilitasi peningkatan nilai tambah Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
2
C. Instrumen Pendukung
Informasi yang akurat dan mudah serta cepat untuk diakses sangat
penting untuk pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan, untuk
mewujudkannya diperlukan sebuah perangkat teknologi untuk mengantarkan
informasi tersebut, yaitu teknologi informasi. Dinas Tanaman Pangan,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
21
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau dalam penyampaian informasi
kepada masyarakat telah menggunakan berbagai media informasi untuk
mendukung dinamika kelembagaan, seperti brosur, leaflet, bulletin, ekspose dan
media massa lainnya. Tetapi dalam perkembangannya, penggunaan berbagai
media tersebut dipandang masih kurang dikarenakan semakin tidak terbatasnya
ruang dan waktu untuk mewadahi perkembangan informasi tersebut. Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau mengelola satu
buah website, yaitu : http://www.distanbun.riau.go.id
Pembuatan website ini adalah merupakan suatu upaya untuk
menjembatani informasi yang semakin tidak terbatas serta untuk menuju
penerapan E-Government pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau, yaitu sesuai dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2003
tentang E-Government, yang mengatur mengenai penyelenggaraan layanan
masyarakat dengan menggunakan teknologi informasi. Secara umum website
tersebut memiliki fungsi untuk memberikan informasi dinas seperti profil dinas,
informasi dinas, data statistik pertanian, teknologi pertanian, kebijakan pertanian
serta update harga pasar.
Hadirnya website ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan layanan
masyarakat Riau khususnya masyarakat petani dan pihak-pihak yang terkait
dengan pembangunan pertanian. Informasi yang disediakan oleh dinas di dalam
website bisa diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja dibutuhkan.
Demikian pula sebaliknya, masyarakat bisa berpartisipasi secara aktif untuk
memberikan ide, masukkan atau aduan untuk meningkatkan kualitas
pembangunan pertanian di Riau. Disamping itu, kehadiran web ini adalah untuk
mewujudkan tata laksana pemerintahan yang transparan, akuntabel, bersih,
bertanggungjawab, responsive, efektif, dan efisien dalam mendukung
terwujudnya Riau Go IT.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
22
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja 2018
Akuntabilitas kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau diukur dari tingkat keberhasilan pencapaian tujuan
dan sasaran strategisnya yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Kepala
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau dengan
Gubernur Riau. Penilaian terhadap perjanjian kinerja ini dilakukan dengan
memperhatikan pengelolaan program dan kegiatan, mengevaluasi dan
mengukur kinerja.
Gambaran keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran menjadi
ukuran kinerja dapat dilakukan dengan pengumpulan data kinerja yang
selanjutnya dilakukan evaluasi dengan melakukan kategorisasi kinerja
(penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Skala Nilai Peringkat Kinerja
No. INTERVAL NILAI REALISASI
KINERJA KRITERIA PENILAIAN REALISASI KINERJA
1. 91% ≤ 100% Sangat tinggi
2. 76% ≤ 90% Tinggi
3. 66% ≤ 75% Sedang
4. 51% ≤ 65% Rendah
5. ≤ 50% Sangat Rendah
Sumber : Berdasarkan Lampiran VII Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Dalam penilaian kinerja tersebut, gradasi nilai (skala intensitas) kinerja
suatu indikator dapat dimaknai sebagai berikut:
(1) Hasil Sangat Tinggi dan Tinggi : pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan
penilaian kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
23
(2) Hasil Sedang : pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi
persyaratan minimal.
(3) Hasil Rendah dan Sangat Rendah : pencapaian/realisasi kinerja capaian
belum memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja
yang diharapkan.
Evaluasi kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau Tahun 2018 berdasarkan target yang terdapat pada Perjanjian
Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
tahun 2018 dengan instrumen pengukuran kinerja yang meliputi Sasaran
Strategis, Indikator Kinerja, target, realisasi dan persentase disajikan pada Tabel
9.
Tabel 9. Capaian Kinerja terhadap Perjanjian Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2018
NO SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET CAPAIAN % CAPAIAN
KATEGORI
PENILAIAN
1
Terwujudnya
peningkatan
produksi tanaman
pangan, Hortikultura,
dan Perkebunan
Jumlah produksi
komoditas utama
tanaman pangan,
hortikultura dan
perkebunan (ton)
- Padi (GKG) 375.000 365.300 97,41 Sangat tinggi
- Jagung 35.000 37.261 106,46 Sangat tinggi
- Kedelai 1.500 6.415 427,67 Sangat tinggi
- Jeruk 10.500 20.149 191,90 Sangat tinggi
- Nenas 95.953 124.250 129,49 Sangat tinggi
- Manggis 3.977 7.067 177,70 Sangat tinggi
- Durian 70.000 37.610 53,73 Rendah
- Cabe 12.162 12.462 102,47 Sangat tinggi
- Bawang Merah 305 154 50,49 Rendah
- Sagu 333.093 373.007 111,98 Sangat tinggi
- Kelapa sawit 7.950.267 7.464.773 93,89 Sangat tinggi
- Kelapa 427.023 392.330 91,88 Sangat tinggi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
24
- Karet 371.921 359.428 96,64 Sangat tinggi
2
Terwujudnya
peningkatan fasilitasi
nilai tambah
tanaman pangan,
hortikultura dan
perkebunan
Persentase
fasilitasi
peningkatan nilai
tambah tanaman
pangan,
hortikultura dan
perkebunan
1,7 1,21 71,18 Sedang
Catatan : 1) Target berdasarkan Perjanjian Kinerja Dinas TPH-Bun Tahun 2018 2) Capaian untuk tanaman pangan menggunakan angka olahan Dinas (Angka semnetara) 3) Capaian komoditi perkebunan menggunakan angka sementara
Berdasarkan Tabel 9 diatas, dari 13 indikator jumlah produksi komoditas
utama dan 1 indikator persentase peningkatan nilai tambah yang diukur,
terdapat 11 indikator jumlah produksi komoditas utama yang dikategorikan
sangat tinggi atau besar dari 91,00 % , dimana realisasi kinerja capaian telah
memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian
kinerja. Sedangkan 2 indikator jumlah produksi komoditas utama dikategorikan
rendah atau dibawah 65,00 % dimana realisasi kinerja capaiannya belum
memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang
diharapkan.
Untuk indikator persentase peningkatan nilai tambah dikategorikan
sedang atau kecil dari 75 %, dimana pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi persyaratan minimal.
Berdasarkan realisasi capaian kinerja tahun 2018 terhadap perjanjian
kinerja diatas maka dapat dijelaskan untuk sasaran per sub sektor sebagai
berikut :
Sasaran 1. Meningkatnya Produksi tanaman pangan utama
Peningkatan produksi tanaman pangan utama diukur dengan tiga
indikator kinerja utama yang terdiri dari :
1. Produksi padi dengan target 375.000 ton GKG, berdasarkan angka
sementara tahun 2018 data olahan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
25
dan Perkebunan Provinsi Riau, capaian produksi 365.300 ton GKG atau
sebesar 97,41 %.
2. Produksi jagung dengan target 35.000 ton, capaian produksi jagung tahun
2018 berdasarkan angka sementara data olahan Dinas TPH-Bun adalah 37.
261 ton atau 106,46 %.
3. Produksi kedelai dengan target 1.500 ton, capaian produksi kedelai tahun
2018 berdasarkan angka sementara data olahan Dinas TPH-Bun adalah
6.415 ton atau 427,67 %.
Capaian produksi padi tahun 2018 jika dibandingkan dengan target
Perjanjian Kerja 2018 dikategorikan sangat tinggi atau mencapai 97,41 %.
Capaian ini didukung oleh peningkatan produktivitas komoditas padi khususnya
padi sawah, walaupun untuk luas panen jika dibandingkan dengan angka Tetap
(ATAP) Tahun 2017 mengalami penurunan akibat terjadi puso pada pertanaman
bulan September – Desember seluas 7.728,4 ha yang disebabkan oleh bencana
banjir.
Sedangkan perkembangan padi ladang mengalami peningkatan aktifitas
baik luas tanam maupun luas panen. Hal ini disebabkan antara lain karena iklim
yang mendukung dimana pada tahun 2018 banyak terjadi hujan, sedangkan
padi ladang merupakan lahan tadah hujan yang sangat tergantung kepada iklim.
Dengan adanya dukungan program pengembangan padi ladang juga
mendukung peningkatan padi ladang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 10 : Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung dan Kedelai
Di Provinsi Riau Tahun 2017 - 2018
Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Produktivitas (ku/ha)
2017 2018 2017 2018 2017 2018
1. Padi 95.176,3 91.841,5 373.537 365.300 39,25 39,78
3. Jagung 13.314,4 15.656,3 33.173 37.261 24,92 23.80
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
26
4. Kedelai 1.044,2 5.400,9 1.192 6.415 11,42 11.88
Keterangan : Data tahun 2017 merupakan angka tetap (ATAP) tahun 2017 Data tahun 2018 menggunakan angka sementara data olahan Dinas
Dari tabel 10 dapat dijelaskan, bahwa total produksi tanaman padi tahun
2018 jika dibandingkan dengan ATAP 2017 mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena total luas panen mengalami penurunan, padahal total luas
tanam meningkat sebesar 6,51 % yakni dari 93.124,6 ha menjadi 99.184,1 Ha.
Penurunan luas panen disebabkan karena adanya tanaman padi yang puso
akibat bencana banjir sebesar 7.728,4 Ha padi sawah dan 227,5 ha padi ladang.
Namun produktifitas meningkat sebesar 0,53 ku/ha atau 1,35%.
Untuk komoditas tanaman jagung, capaian produksi kategori sangat tinggi
bahkan melebihi dari target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena
adanya program pengembangan tanaman jagung (UPSUS PAJALE) yang
bersumber dari dana APBN yang memicu peningkatan dari luas tanam dan luas
panen. Pada tahun 2018 luas tanam jagung meningkat dari 13.427,4 ha pada
tahun 2017 menjadi 25.539,5 Ha. Namun untuk luas panen baru seluas 15.656,3
ha, berarti tanaman jagung yang ditanam pada bulan Oktober sampai dengan
Desember seluas 10.538,9 ha belum dipanen dan akan berkontribusi pada
produksi tahun 2019. Sedangkan produktivitasnya mengalami penurunan akibat
adanya tanaman yang terkena bencana banjir yang menyebabkan tidak
optimalnya produktivitas tanaman jagung.
Capaian produksi komoditi kedelai produksi tahun 2018 mengalami
kenaikan yang signifikan yakni 6.415 ton atau 427,67 % bila dibandingkan
dengan tahun 2017. Program pengembangan kedelai melalui Upaya Khusus
(UPSUS) Pajale memicu peningkatan luas tanam dan luas panen kedelai
dimana luas tanam kedelai tahun 2018 seluas 6.470,7 ha. Dari luas tanam
tersebut tedapat tanaman yang puso akibat banjir seluas 984 ha dan ada
tanaman yang belum bisa dipanen karena ditanam pada bulan November dan
Desember, sehingga luas panen tahun 2018 seluas 5.400,9 ha.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
27
Sasaran 2. Meningkatnya produksi sayur-sayuran
Pada sasaran strategis kedua meningkatnya produksi sayur-sayuran,
terdapat dua indikator kinerja utama yaitu :
1. Jumlah produksi cabe (ton)
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Dinas TPH-Bun, target produksi cabe tahun
2018 sebesar 12.162 ton dengan capaian 12.462 ton atau persentase
capaian 102,47 %. Angka capaian berdasarkan data olahan Dinas TPH-Bun
tahun 2018 (angka sementara).
2. Jumlah produksi bawang merah (ton)
Target produksi bawang merah tahun 2018 sebesar 305 ton dengan capaian
154 ton atau persentase capaian 50,49 %. Angka capaian berdasarkan data
olahan Dinas TPH-Bun tahun 2018 (angka sementara).
Jika dibandingkan capaian tahun 2018 dengan angka tetap tahun 2017
dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini.
Tabel 11. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas komoditas utama Sayuran di
Provinsi Riau tahun 2017-2018
Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (ton)
Produktivitas
(kwt/ha)
2017 2018 2017 2018 2017 2018
1. Cabe 3.859 3.388 26.603 12.462 68,94 36,78
2. Bawang Merah 85 31 262.5 154 30,88 49,68
Keterangan: Data tahun 2018 adalah data olahan Dinas TPH-Bun (angka sementara)
Capaian produksi komoditi cabe termasuk pada kategori sangat tinggi,
bahkan melebihi dari target yang telah ditetapkan yakni 102,47 %. Saat ini
motivasi petani untuk mengembangan komoditi cabe meningkat dan didukung
dengan adanya program/kegiatan dari Pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada
realisasi tanam pada tahun 2018 yang meningkat bila dibandingkan dengan
tahun 2017 yakni dari 3.587 ha pada tahun 2017 menjadi 3.920 ha tahun 2018
atau meningkat 9,28 %. Sedangkan luas panen mengalami penurunan yang
disebabkan karena ada sisa panen seluas 1.344 ha yang produksinya
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
28
berkontribusi pada tahun 2019. Sementara untuk produksi dan produktivitas
mengalami penurunan yang cukup signifikan, yang disebabkan karena banyak
tanaman yang dipanen muda akibat cuaca yang tidak mendukung (curah hujan
yang tinggi).
Sedangkan Capaian kinerja untuk komoditi bawang merah terhadap
Perjanjian kinerja Dinas TPH-Bun yang sudah ditetapkan dikategorikan rendah,
dimana produksinya baru mencapai 50,49 %. Perkembangan komoditi bawang
merah belum membudaya dalam kehidupan masyarakat petani di Provinsi Riau.
Realisasi dilapangan tergantung pada ada tidaknya program/ kegiatan yang
dialokasikan pada lokasi dan tahun berkenaan.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa luas panen tahun 2018
mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2017. Tanaman bawang
merah ini banyak ditanam di akhir tahun yakni september sampai dengan
Desember. Luas tanam tahun 2018 seluas 82 ha, dipanen 31 ha dan masih ada
sisa panen seluas 51 ha yang produksinya berkontribusi pada tahun 2019. Untuk
produktivitas tanaman bawang merah mengalami peningkatan sebesar 60,88 %.
Hal ini disebabkan karena cuaca yang cukup mendukung untuk pengembangan
tanaman bawang merah serta pemilihan lokasi pelaksanaan pengembangan
yang tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman
bawang merah.
Sasaran 3. Meningkatnya produksi buah-buahan
Pada sasaran strategis ketiga meningkatnya produksi buah-buahan dengan
Angka capaian berdasarkan Data olahan Dinas TPH-Bun (angka sementara)
2018, terdapat empat indikator kinerja utama yaitu:
1. Jumlah produksi Jeruk (ton)
Target produksi tanaman jeruk tahun 2018 sebesar 10.500 ton dengan
capaian 20.149 ton atau persentase capaian 191,90 %.
2. Jumlah produksi Nenas (ton)
Target produksi Nenas tahun 2018 sebesar 95.953 ton dengan capaian
124.250 ton atau persentase capaian 129,49 %.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
29
3. Jumlah produksi Manggis (ton)
Target produksi manggis tahun 2018 sebesar 3.977 ton dengan capaian
7.067 ton atau persentase capaian sebesar 177,70 %.
4. Jumlah produksi durian (ton )
Target produksi durian tahun 2018 sebesar 70.000 ton dengan capaian
37.610 ton atau persentase capaian sebesar 53.73 %.
Capaian untuk Sasaran 3 yakni meningkatnya produksi buah-buahan,
dari 4 indikator tersebut, terdapat 3 indikator yang termasuk pada kategori
sangat tinggi yaitu jeruk, nenas dan manggis, bahkan melebihi dari target yang
telah ditetapkan. Sedangkan untuk indikator komoditi durian termasuk kategori
rendah. Hal ini disebabkan karena adanya program gerakan riau menanam buah
(Gerinam Buah) yang dimulai pada tahun 2012 yang sudah berbuah optimal,
disamping itu gangguan anomali iklim tidak terjadi pada tahun 2018.
Untuk komoditi durian, capaian kinerja rendah disebabkan karena
penetapan target yang terlalu tinggi, dimana realisasi produksi durian selama 5
tahun terakhir (2012 – 2016) hanya berkisar antara 7.950 ton s/d 13.250 ton.
Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya, maka capaian
tahun 2018 meningkat tajam yakni 204,07 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 12 : Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama
Buah-buahan Di Provinsi Riau Tahun 2017 - 2018
Komoditas Luas Panen (pohon) Produksi (Ton)
Produktivitas
(Kg/pohon)
2017 2018 2017 2018 2017 2018
1. Durian 145.809 250.309 12.369 37.610 84,83 150,25
2. Jeruk 184.452 283.022 20.402 20.149 110,61 71,19
4. Nenas*) 23.441.345 30.180.552 79.327 124.250 3,38 4,12
5. Manggis 68.805 196.854 5.789 7.067 84,14 35,90
Keterangan : *) dalam rumpun
Data 2018 merupakan data olahan Dinas TPH-Bun (Angka sementara)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
30
Dari tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2018 hampir pada semua
pengembangan buah-buahan mengalami peningkatan produksi, bila
dibandingkan dengan tahun 2017 kecuali untuk tanaman jeruk, yang
disebabknan peningkatan luas panen. Sementara untuk produktivitas komoditas
buah-buahan ini, untuk komoditi jeruk dan manggis mengalami penurunan yang
cukup signifikan. Hal ini disebabkan karena pengusahaan tanaman yang secara
konvensional tersebut kurang dalam pemeliharaan misalnya pemupukan,
sehingga tanaman berbuah tidak optimal
Sedangkan luas panen meningkat cukup signifikan yang disebabkan
karena pada tahun 2017 penambahan luas tanam baru terealisasi seluas
18.454.499 rumpun yang sebahagian besar dipanen pada tahun 2018.
Sasaran 4. Meningkatnya jumlah produksi komoditas utama perkebunan
Pada sasaran strategis keempat meningkatnya produksi komoditas utama
perkebunan terdapat 4 (empat) indikator kinerja utama yaitu:
1. Produksi komoditas tanaman kelapa sawit (ton/ha/tahun)
Target produksi tanaman kelapa sawit tahun 2018 sebesar 7.950.267
tonha/tahun dengan capaian 7.464.773 ton/ha/tahun atau persentase
capaian 93,89 %. Angka capaian termasuk kategori sangat tinggi dimana
pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan berada
diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.
2. Produksi komoditas tanaman kelapa (ton/ha/tahun)
Target produktivitas tanaman kelapa tahun 2018 sebesar 427.023
ton/ha/tahun dengan capaian 392.330 ton/ha/tahun atau persentase
capaian 91,88 %. Angka capaian termasuk kategori sangat tinggi dimana
pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan berada
diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.
3. Produksi komoditas tanaman Karet (ton/ha/tahun)
Target produktivitas tanaman karet tahun 2018 sebesar 371.921
ton/ha/tahun dengan capaian 359.428 ton/ha/tahun atau persentase
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
31
capaian 96,64 %. Angka capaian termasuk kategori sangat tinggi dimana
pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan berada
diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.
4. Produksi komoditas tanaman Sagu (ton/ha/tahun)
Target produktivitas tanaman sagu tahun 2018 sebesar 333.093
ton/ha/tahun dengan capaian 373.007 ton/ha/tahun atau persentase
capaian 111,98 %. Angka capaian termasuk kategori sangat tinggi dimana
pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan berada
diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.
Capaian kinerja pada tahun 2018, untuk 4 (empat) indikator kenerja pada
sasaran 4 termasuk kategori sangat tinggi. Bila dibandingkan capaian produksi
tahun 2018 dengan tahun 2017, terjadi peningkatan yang cukup baik. Namun
untuk luas lahan komoditi kelapa sawit dan kelapa mengalami penurunan.
Sedangkan produktivitas masih rendah yang diakibatkan kurangnya
pemeliharaan, pemupukan yang tidak sesuai rekomendasi, penggunaan bahan
tanaman yang tidak bermutu, serta penanganan pasca panen yang belum
memadai serta lemahnya kelembagaan petani.
Capaian tahun 2018 dibandingkan capaian tahun 2017 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 13. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditi Perkebunan
di Provinsi Riau tahun 2017 - 2018
Komoditas Luas Lahan (Ha) Produksi (ton)
Produktivitas
(ton/ha)
2017 2018 2017 2018 2017 2018
1. Kelapa Sawit 2.452.141 2.496.576 7.458.298 7.464.773 3,51 3,45
2. Kelapa 422.171 420.944 390.899 392.330 1,20 0,93
3. Karet 486.367 501.677 355.909 359.428 1,09 1,05
5. Sagu 73.588 73.688 339.007 373.620 7,15 7,49
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
32
Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa luas lahan perkebunan tahun 2018
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2017, kecuali untuk
tanaman kelapa mengalami penurunan seluas 1.227 ha. Penurunan luas tanam
tersebut pada umumnya disebabkan karena banyaknya tanaman tua rusak, alih
fungsi lahan dan alih komoditi.
Sementara itu capaian untuk produktivitas komoditi utama perkebunan
mengalami penurunan, kecualai untuk komoditi sagu.Hal ini disebabkan karena
kurangnya pemeliharaan terhadap tanaman dan banyaknya tanaman tua,
sehingga produktivitas menjadi tidak optimal
B. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 dengan Tahun Sebelumnya
Capaian realisasi kinerja tahun 2017, dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dapat dilihat pada tabel perkembangan kinerja Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau selama 5 (lima) tahun
terakhir yaitu tahun 2014 sampai dengan 2018. Komparasi tersebut disajikan
pada Tabel 14.
Tabel 14. Capaian Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2014 – 2018
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA
CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN CAPAIAN
2014 2015 2016 2017 2018
1
Terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
Jumlah produksi komoditas utama tanaman pangan (ton)
- Padi ( GKG ) 385.475 393.917 373.536 365.744 365.300
- Jagung 28.651 30.870 32.850 30.768 37.261
- Kedelai 2.332 2.145 2.654 1119 6.415
- Jeruk 6.921 9.873 10.375 20.402 20.149
- Nenas 107.438 74.388 94.129 79.327 124.250
- Manggis 1.793 3.595 3.861 5.789 7.067
- Durian 10.201 12.364 6.913 12.369 37.610
- Cabe - Bawang
Merah
15.606 64
11.974 140
18.644 303
26.603 262,5
12.462 154
- Kelapa sawit 7.761.293 7.841.947 7.762.159 7.458.298 7.464.773
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
33
- Kelapa 421.654 421.465 416.212 390.899 392.330
- Karet 367.261 374.901 363.734 355.909 359.428
- Sagu 340.196 366.032 326.755 339.007 373.620
2
Terwujudnya peningkatan nilai tambah tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
Persentase fasilitasi peningkatan nilai tambah tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
1,01
1,21
Catatan : 1) Capaian untuk tanaman pangan, dan hortikultura menggunakan Data olahan Dinas TPH-Bun (Angka Sementara)
Capaian kinerja untuk indikator produksi tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan dalam kurun waktu 5 tahun sebelumnya dapat di bandingkan
dengan kondisi luas panen dalam kurun waktu yang sama. Kecenderungan naik
ataupun turunnya produksi juga dipengaruhin oleh luas panen. Untuk itu capaian
untuk luas panen tanaman pangan, hortikultura dan luas lahan perkebunan
tahun 2014 hingga 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15. Luas Panen Tanaman Pangan, Hortikultura dan Luas lahan Perkebunan
Tahun 2014 - 2018
Komoditas Luas Panen (Ha)
2014 2015 2016 2017 2018
Tanaman Pangan
1. Padi 106.037 107.546,00 99.430,40 92.684,1 91.841,5
2. Jagung 12.057 12.425,00 13.205,40 12.231,4 15.656,3
3. Kedelai 2.030 1.516,00 2.207,30 966,0 5.400,9
Tanaman Sayuran
4. Cabe 3.222 3.088 2.954 3.859 3.119
5. Bawang Merah 14 41 75 85 20
Tanaman Buah-
buahan
6. Durian 163.555 180.989 210.829 145.809 250.309
7. Jeruk 149.773 177.225 227.440 184.452 283.022
8. Nenas*) 39.831.380 23.696.176 33.446.594 23.441.345 30.180.552
9. Manggis 51.234 127.363 100.211 68.805 196.854
Tanaman
Perkebunan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
34
10. Kelapa Sawit 2.411.520 2.424.545 2.423.761 2.452.141 2.496.576
11. Kelapa 516.895 515.168 510.949 422.171 420.944
12. Karet 502.906 501.788 491.025 486.367 501.677
13. Sagu 83.513 83.691 72.445 73.588 73.688
Memperhatikan tabel 14 dan tabel 15 dapat dijelaskan dengan
membandingkan antara realisasi kinerja tahun 2018 dengan realisasi empat
tahun sebelumnya yaitu tahun 2014 s/d 2017, dengan penjelasan sebagai
berikut:
Sasaran 1. Jumlah Produksi Tanaman Pangan Utama
1) Perkembangan Jumlah produksi tanaman padi selama 5 tahun terakhir yakni
tahun 2014 hingga 2018 menunjukkan tren yang berpluktuasi. Pada tahun
2014 jumlah produksi 385.475 ton kemudian pada tahun 2015 naik menjadi
393.317 ton, kemudian turun menjadi 373.536 ton atau sebesar 19.781 ton
(5,03 %). Pada tahun 2018 mengalami penurunan yang cukup tajam yakni
365.300 ton atau 8.237 ton (2,21 %).
Sementara itu jika dilihat dari perkembangan luas panen cenderung menurun,
hal ini menunjukkan terjadi terhadap alih fungsi lahan sawah yang cukup
besar dimana dalam kurun waktu 5 tahun (tahun 2013 – tahun 2017), luas
lahan sawah di provinsi Riau berkurang dari 139.407 ha menjadi 84.816 ha
atau sebesar 54.591 ha dengan rata-rata 14.165 ha per tahun.
Perkembangan luas panen dan produksi dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Perkembangan luas panen dan produksi tanaman padi Tahun 2014-2018 di Provinsi Riau
106037
107546
99430,4
92684,1
91841,5
385475
393917
373536
365744
365300
0
100000
200000
300000
400000
500000
2014 2015 2016 2017 2018
Luaspanen(ha)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
35
2) Jumlah produksi tanaman jagung dari tahun 2014 hingga 2018 menunjukkan
tren yang meningkat. Kenaikan produksi tersebut juga diikuti dengan
kenaikan luas panen, seperti tergambar pada tabel 18. Penambahan luas
panen disebabkan karena adanya program yang mendukung pengembangan
produksi tanaman jagung seperti Program Upsus Pajale ( Upaya Khusus
Padi jagung dan kedelai ) yang bersumber dari dana APBN.
Gambar 2. Perkembangan luas panen dan produksi tanaman jagung tahun 2014-2018 di Provinsi Riau
3) Jumlah produksi tanaman kedelai tahun 2014 sampai dengan tahun 2018
sangat berfluktuasi. Perkembangan komoditi kedelai ini sangat tergantung
pada program pemerintah, karena tanaman kedelai bukan merupakan
tanaman pangan utama di Provinsi Riau. Perkembangan luas panen dan
produksi kedelai dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
12057
12425
13205
12231,4
15656
28651
30870
32850
30768
37261
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
2014 2015 2016 2017 2018
LuasPanen(ha)
Produksi(ton)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
36
Gambar 3. Perkembangan luas panen dan produksi tanaman kedelai tahun 2014-2018 di Provinsi Riau.
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2014 produksi kedelai
sebesar 2.332 ton turun menjadi 2.145 ton pada tahun 2015, kemudian pada
tahun 2016 terjadi peningkatan sebesar 509 ton, sedangkan pada tahun
2017 terjadi penurunan yang cukup besar mencapai 1.462 ton atau sebesar
55 %. Penurunan tersebut disebabkan karena adanya bencana alam banjir
yang menyebabkan tanaman puso.
Pada tahun 2018 terjadi peningkatan yang cukup signifikan baik luas panen
maupun produksi. Hal ini disebabkan karena ada sisa tanam tahun 2017
yang dipanen dan berkontribusi pada produksi tahun 2018.
Sasaran 2. Jumlah Produksi Tanaman Sayuran Utama
1) Jumlah produksi tanaman cabe tahun 2014 hingga 2017 menunjukkan tren
peningkatan yang cukup signifikan yakni dari 11.974 ton meningkat menjadi
26.603 ton dengan laju pertumbuhan 49,05 %. Peningkatan produksi juga
diikuti dengan peningkatan luas panen dari 3.088 ha menjadi 3.859 ha.
Perkembangan luas tanam dan produksi cabe dapat dilihat pada grafik di
bawah ini.
2030 1516
2207
966
5401
2332 2145
2654
1119
6415
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
2014 2015 2016 2017 2018
Luaspanen(ha)
Produksi(ton)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
37
Gambar 4. Perkembangan luas panen dan produksi tanaman cabe tahun 2014-2017 di Provinsi Riau
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2018 terjadi penurunan
produksi yang cukup tajam. Hal ini disebabkan luas panen juga mengalami
penurunan yang disebabkan karena ada sisa panen seluas 1.344 ha yang
produksinya berkontribusi pada tahun 2019. Sementara untuk produksi dan
produktivitas mengalami penurunan disebabkan karena banyak tanaman
yang dipanen muda akibat cuaca yang tidak mendukung (curah hujan yang
tinggi).
2) Jumlah produksi tanaman bawang merah dari tahun 2014 hingga 2018
berfluktuasi, dimana pada tahun 2014 produksi bawang merah baru
mencapai 64 ton, kemudian sampai tahun 2016 meningkat menjadi 303 ton.
Namun pada tahun 2017 dan 2018 terjadi penurunan yang cukup tajam.
Sedangkan luas panen sampai pada tahun 2017 menunjukkan tren yang
meningkat, dan pada tahun 2018 mengalami penurunan. Bawang merah
bukan merupakan komoditi utama di Provinsi Riau, sehingga
perkembangannya sangat tergantung pada program Pemerintah.
Perkembangannya dapat digambarkan sebagai berikut.
3222 3088 2954 3859
3119
15606
11974
18644
26603
12462
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
2014 2015 2016 2017 2018
LuasPanen…
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
38
Gambar 5. Perkembangan luas panen dan produksi bawang merah tahun 2014-2018 di Provinsi Riau
Sasaran 3. Jumlah Produksi Tanaman Buah-buahan Utama
1) Jumlah produksi tanaman Jeruk tahun 2014 hingga 2017 menunjukkan tren
peningkatan yang signifikan yakni dari 6.921 ton pada tahun 2014 meningkat
menjadi 20.402 ton, tapi pada tahun 2018 menurun menjadi 20.149 ton. Hal
ini disebabkan karena adanya program Gerinam Buah yang mulai ditanam
pada tahun 2012 sudah mulai berbuah optimal. Namun bila dilihat dari luas
panen tahun 2014 jingga 2016 mengalami peningkatan, namun pada tahun
2017 luas panen menurun, tapi produksi meningkat yang disebabkan karena
produktivitasnya meningkat. Grafik perkembangan komoditi buah-buahan
utama dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
14
41
75 85
20
64
140
303
262
154
0
50
100
150
200
250
300
350
2014 2015 2016 2017 2018
LuasPanen(ha)Produksi(ton)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
39
Gambar 6. Perkembangan jumlah produksi buah-buahan utama (Durian, Jeruk, dan Manggis) tahun 2014-2018 di Provinsi Riau
2) Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah produksi tanaman Manggis
tahun 2014 hingga tahun 2017 menunjukkan tren peningkatan yang cukup
signifikan dimana pada tahun 2014 produksi manggis sebesar 1.793 ton
meningkat menjadi 7.067 ton pada tahun 2018 dengan laju pertumbuhannya
sebesar 40,90 % per tahun.
3) Jumlah produksi tanaman durian tahun 2014 hingga 2018 berfluktuasi
dimana pada tahun 2014 produksi durian sebesar 10.201 ton meningkat
menjadi 12.364 ton pada tahun 2015. Kemudian mengalami penurunan
menjadi 6.913 ton pada tahun 2016, namun pada tahun 2017 dan 2018
meningkat menjadi 12.369 ton dan 37.610 ton. Faktor iklim sangat
berpengaruh pada produksi tanaman buah-buahan, dimana pada tahun 2016
terjadi iklim ekstrim. Sedangkan pada tahun 2018 selain dari pada iklim yang
163555
180989
210829
145809
250309
149773
177225
227440
184452
283022
51234
127363
100211
68805
196854
10201 12364 6913 12369
37610
6921 9873 10375
20402
20149
1793 3595 3861 5789
7067 0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
2014 2015 2016 2017 2018
LP Durian(ha)
LP Jeruk(ha)
LPManggis(ha)
ProdDurian(ton)
Prod Jeruk(ton)
ProdManggis(ton)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
40
mendukung, program Gerinam buah yang ditanam mulai tahun 2012
produktivitasnya komoditi durian sudah mulai meningkat (optimal).
4) Jumlah produksi tanaman nenas tahun 2014 hingga 2017 sangat
berfluktuasi. Perkembangan komoditi nenas dapat dilihat pada grafil dibawah
ini
Gambar 7. Perkembangan jumlah produksi Nenas tahun 2014-2018 di Provinsi Riau
Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa produksi nenas cenderung
mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2018 mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Begitu juga dengan perkembangan luas panen yang juga
berfluktuasi. Hal ini disebabkan karena banyaknya tanaman yang dibongkar
karena tidak produktif.
Sasaran 4. Produksi Komoditas Utama Perkebunan
1) Produksi komoditas kelapa sawit tahun 2014 hingga 2018 mengalami
fluktuasi, dimana pada tahun 2014 produksi kelapa sawit 7.761.293 ton
meningkat menjadi 7.841.947 ton pada tahun 2015. Kemudian pada tahun
2016 hingga 2018 mengalami penurunan menjadi 7.464.773 ton. Hal ini
disebabkan karena mulai dari tahun 2016 tanaman sudah mulai direplanting
39831380
23696176
33446594
23441345
30180552
107438 74388 94129 79327 124250
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
35000000
40000000
45000000
2014 2015 2016 2017 2018
LP Nenas(rumpun)
Prod.Nenas (ton)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
41
(peremajaan) sehingga luas lahan bertambah sedangkan tanaman
menghasilkan berkurang.
2) Untuk komoditas kelapa, perkembangan produksi tahun 2014 hingga tahun
2018 cenderung mengalami pemurunan. Hal ini sejalan dengan luas lahan
kelapa yang terus menurun. Hal ini disebabkan karena banyaknya tanaman
tua dan rusak yang sudah tidak produktif lagi, sehingga menyebabkan
penurunan produksi.
3) Perkembangan produksi tanaman karet tahun 2014 sampai dengan 2018
berfluktuasi bahkan cenderung menurun, dimana pada tahun 2014 produksi
sebesar 367.261 ton menurun menjadi 359.428 ton pada tahun 2018. Jika
dilihat luas lahan karet yang tidak menurun, maka hal tersebut menunjukkan
produktivitas tanaman karet yg menurun. Hal ini disebabkan banyaknya
tanaman tua dan rusak yang tidak optimal lagi.
4) Tanaman sagu merupakan tanaman yang baru dikembangkan. Adapun
perkembangan capaian produksi tahun 2014 hingga 2018 mengalami
kenaikan.
Gambar 8. Perkembangan Produksi komoditas utama perkebunan tahun 2014-2018.
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
7000000
8000000
20142015
20162017
2018
7761293 7841947 7762159
7458298 7464773
421654 421465
416212 390899
392330
367261 374901
363734 355909
359428
340196 366032 326755
339007 373620
K. Sawit
Kelapa
Karet
Sagu
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
42
Gambar 9. Perkembangan Luas Lahan komoditas utama perkebunan tahun 2014-2018.
Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa produksi komoditi utama perkebunan cenderung mengalami penurunan kecuali sagu, dengan laju pertumbuhan untuk kelapa sebesar 1,79 % dan kelapa sawit 0,97 %. Produksi komoditi sagu meningkat dengan laju pertumbuhan 2,37 %.
C. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 dengan Target Renstra
Untuk mengetahui capaian kinerja tahun 2018 bila dibandingkan dengan
target yang akan dicapai pada akhir Rencana Strategis ( Renstra), perlu
dilakukan komparasi pencapaian kinerja tahun 2018 dengan target akhir Renstra
dan RPJMD tahun 2019, yang disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2018 dengan Target Akhir Renstra 2019
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN 2018
TARGET CAPAIAN
AKHIR TAHUN 2019
CAPAIAN 2018
TERHADAP 2019 (%)
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
20142015
20162017
2018
2411520 2424545 2423761 2452141 2496576
516895 515168 510949
422171 420944
502906 501788
491025 486367
501677 83513
83691 72445
73588 73688
KelapaSawit (ha)Kelapa (ha)
Karet (ha)
Sagu (ha)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
43
1
Terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
Jumlah produksi komoditas utama tanaman pangan (ton)
- Padi ( GKG ) 365.300 400.046 91,31
- Jagung 37.261 40.957 90,98
- Kedelai 6.415 2.000 320,75
- Jeruk 20.149 10.686 188,56
- Nenas 124.250 96.953 128,15
- Manggis 7.067 4.000 176,68
- Durian 37.610 71.269 52,77
- Cabe 12.462 12.262 101,63
- Bawang Merah 154 311 49,52
- Kelapa sawit 7.464.773 8.150.267 91,59
- Kelapa 392.330 437.023 89,77
- Karet 359.428 381.950 94,10
- Sagu 373.620 343.093 108,90
2
Terwujudnya peningkatan nilai tambah tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
Persentase fasilitasi peningkatan nilai tambah tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
1,21% 2,00% 60,50
Catatan : 1) Capaian untuk tanaman pangan, dan hortikultura menggunakan Data olahan Dinas TPH-Bun (Angka Sementara)
Data pada Tabel 16 menyajikan capaian indikator kinerja tahun 2018
terhadap target akhir kinerja rencana strategis Dinas Tanaman pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau yang akan berakhir pada tahun 2019 dan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran 1. Pada indikator jumlah produksi tanaman pangan utama tahun 2018,
komoditi padi dan jagung, masih dibawah target 2019, sedangkan
komoditi kedelai melebihi target. Hal ini berarti untuk mencapai
target yang telah ditetapkan masih diperlukan upaya-upaya untuk
peningkatan produksi, baik dengan penambahan luas tanam
maupun dengan peningkatan produktivitas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
44
Sasaran 2. Pada indikator jumlah produksi sayuran tahun 2018 capaian kinerja
untuk cabe sudah melebihi target, namun untuk komoditi bawang
merah masih rendah atau dibawah target yang telah ditetapkan pada
tahun 2019. Dalam hal ini karena komoditi bawang merah masih
tergolong komoditi yang belum memasyarakat pada petani,
diperlukan upaya untuk memotivasi petani agar mau dan mampu
membudidayakan bawang merah secara baik dan benar.
Sasaran 3 Pada indikator jumlah produksi buah-buahan utama tahun 2018,
capaian kinerja dibandingkan dengan target akhir renstra tahun
2019, untuk beberapa komoditi tertentu sudah memenuhi target.
Dengan adanya gerakan menanam buah (Gerinam Buah) dapat
memicu peningkatan produksi. Namun masih diperlukan upaya
pemeliharaan agar produktivitas tanaman optimal.
Sasaran 4. Pada indikator jumlah produksi komoditas utama perkebunan tahun
2018, capaian kinerja masih dibawah target akhir Renstra 2019,
kecuali komoditi sagu. Hal ini berarti untuk mencapai target yang
telah ditetapkan, diperlukan upaya-upaya peningkatan produksi.
D. Capaian Kinerja Program Tahun 2018
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan, yakni
dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan dan
membandingkan target Renstra dan capaian pada tahun 2018. Untuk lebih
jelasnya indikator kinerja program, target dan capaian tahun 2018 dapat dilihat
pada tabel 17 berikut ini.
Tabel 17 : Indikator Kinerja Program, Target Renstra dan Capaian Kinerja tahun 2018
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN % CAPAIAN KATEGORI PENILAIAN
NON URUSAN
1 Meningkatkan kelancaran pelayanan
Terwujudnya kelancaran pelayanan
100 % 163,97% 163,97% Sangat tinggi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
45
administrasi perkantoran
administrasi perkantoran
2
Meningkatnya kecukupan sarana dan prasarana kerja aparatur yang sesuai dengan standart kerja
Terwujudnya kecukupan sarana dan prasarana kerja aparatur yang sesuai dengan standart kerja
100 % 75 % 75 % Sedang
3
Meningkatkan kualitas dan disiplin aparatur
Terwujudnya peningkatan kualitas dan disiplin aparatur
100 % 99 % 99 % Sangat tinggi
4
Meningkatnya pengembangan system pelaporan dan capaian kinerja
Terwijudnya peningkatan Nilai Akuntabilitas Kinerja OPD
BB B 88,03 % Sangat tinggi
5
Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur
Terwujudnya peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
100 % 40 % 40 % Rendah
URUSAN
1
Terwujudnya peningkatan produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Jumlah produksi pertanian (ton)
- Padi (GKG) 375.000 365.300 97,41 Sangat tinggi
- Jagung 35.000 37.261 106,46 Sangat tinggi
- Kedelai 1.500 6.415 427,67 Sangat tinggi
- Jeruk 10.500 20.149 191,90 Sangat tinggi
- Nenas 95.953 124.250 129,49 Sangat tinggi
- Manggis 3.977 7.067 177,70 Sangat tinggi
- Durian 70.000 37.610 53,73 Rendah
- Cabe 12.162 12.462 102,47 Sangat tinggi
- Bawang Merah 305 154 50,49 Rendah
- Kelapa sawit 7.950.267 7.464.773 93,89 Sangat tinggi
- Kelapa 427.023 392.330 91,88 Sangat tinggi
- Karet 371.921 359.428 96,64 Sangat tinggi
2
Terwujudnya peningkatan pemasaran hasil produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Jumlah kelompok yang mendapatkan akses pemasaran (kelompok)
40 0 0 Sangat rendah
Jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan (unit)
59 0 0 Sangat rendah
3
Terwujudnya peningkatan penerapan teknologi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
Persentase petani yang menerapkan teknologi pertanian/ perkebunan
62,5 52,2 % 83,5% Tinggi
Jumlah kelompok tani yang menerapkan teknologi pertanian / perkebunan
200 167 83,5 % Tinggi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
46
(kelompok)
4.
Meningkatnya NTP tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
NTP Pertanian 105,55 103,16 97,74% Sangat tinggi
NTP Tanaman Pangan
117 103,26 88,25% Tinggi
NTP Hortikultura 122 99,55 81,59% Tinggi
Tingkat pendapatan petani perkebunan (juta Rp/th)
32,42 30,83 95,12% Sangat Tinggi
5
Meningkatnya produksi komoditi perkebunan penghasil pangan
Jumlah produksi komoditi perkebunan penghasil pangan (sagu) (ton)
333.093 373.007 111,98 Sangat tinggi
6.
Meningkatnya kapasitas penyuluh pertanian/perkebunan
Jumlah BP3K / UPTD / BPP berstatus madya
100 63 63 % Rendah
Jumlah kelompok berstatus madya
970 319 32,89% Rendah
Tabel 17 menunjukkan bahwa capaian kinerja tahun 2018 jika dibandingkan
dengan target Renstra berdasarkan indikator program, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
I. NON URUSAN
1. Persentase kelancaran pelayanan administrasi perkantoran (%)
Perhitungan berdasarkan persentase jumlah surat keluar sebanyak 4.460
surat, sedangkan surat masuk sebanyak 2.720 surat pada tahun 2018.
Dari hasil capaian kinerja Dinas TPHBUN tahun 2018 diperoleh capaian
kelancaran pelayanan administrasi perkantoran sebesar 163,97 %
sedangkan target kinerja tahun 2018 sebesar 100 % sehingga persentase
capain kinerja Dinas TPHBUN tahun 2018 adalah 163,97 %, hasil capaian
kinerja Dinas TPHBUN tahun 2018 dalam katagori penilaian sangat tinggi.
2. Persentase kecukupan sarana dan prasarana kerja aparatur yang sesuai
dengan standar kerja . Dari target 100 % yang ditetapkan, realisasi
kecukupan sarana dan prasarana kerja aparatur yang sesuai standar kerja
baru mencapai 75 % atau capaiannya 75 % termasuk kategori sedang.
3. Persentase meningkatnya kualitas dan disiplin aparatur
Jumlah pegawai tahun 2018 sebanyak 602 orang sedangkan pegawai
yang mendapat teguran/sanksi sebanyak 6 orang atau 1,00 %. Dari target
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
47
100 % pegawai yang mempunyai kualitas dan disiplin, terealisasi sebanyak
99 % atau Capaian kinerja dengan indikator peningkatan kualitas dan
disiplin aparatur adalah 99 % dalam katagori penilaian sangat tinggi.
4. Nilai Akuntabilitas Kinerja OPD
Dari hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Inspektorat Provinsi Riau tahun
2018, Capaian Nilai Akuntabilitas Kinerja Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau memperoleh nilai sebesar
62,5 dengan katagori B atau Baik. Masih rendahnya Capaian nilai
akuntabilitas tersebut disebabkan karena belum adanya penyebaran
informasi berbasis data Web Dinas TPH-Bun yang berfungsi untuk
mewujudkan penyelenggaraan OPD yang bersih, transparan dan
akuntabel guna peningkatan kualitas pelayanan OPD. Dari target
capaian nilai akuntabilitas tahun 2018 adalah BB, terealisasi sebesar
88,03%. Evaluasi penilaian dilaksanakan terhadap 5 (lima) komponen
besar manajemen kinerja yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja, monitoring dan evaluasi kinerja internal dan
pencapaian sasaran / kinerja organisasi
5. Persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan
Persentase pegawai yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan melalui
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal sebanyak 2 orang atau 40 %
dari target 5 orang. Capaian ini termasuk kategori rendah karena adanya
rasionalisasi terhadap anggaran tahun 2018.
II. URUSAN
1. Dari 13 kegiatan yang tertuang dalam Renstra pada Program Peningkatan
Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, pada tahun 2018 yang
diakomudir hanya terdapat 1 kegiatan yakni Pemasaran dan Promosi hasil
produksi tanaman pangan dan hortikultura. Dalam pelaksanaannya terjadi
rasionalisasi yang menyebabkan kegiatan tidak dapat dilaksanakan
sehingga capaian indikator kinerja jumlah kelompok yang mendapatkan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
48
akses pemasaran dan Jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan
tidak terlaksana ( 0 %).
2. Persentase petani yang menerapkan teknologi pertanian/perkebunan.
Untuk mengukur peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
dengan menghitung bantuan alsintan yang telah diberikan s/d 2018 yakni
sebanyak 8.499 unit dibagi dengan jumlah kelompok tani s/d 2018 yakni
sebanyak 16.273 kelompok (data dari SIMLUHTAN) dikali seratus persen
yakni 52,2 %.
Pengembangan usaha tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
yang mendapat bantuan penerapan pertanian / perkebunan berupa
Alsintan (alat mesin pertanian / perkebunan) sampai dengan tahun 2018
dengan target 62,5 %, telah terfasilitasi sebanyak 8.499 unit , sehingga
persentase realisasi untuk bantuan penerapan pertanian / perkebunan
telah tercapai 52,2 % dan capaian kinerja penerapan teknologi pertanian/
perkebunan sebesar 83,5%.
Jumlah kelompok tani yang menerapkan teknologi pertanian/ perkebunan
(kelompok)
Untuk mengukur jumlah kelompok tani yang menerapkan teknologi
pertanian/perkebunan dengan menghitung persentase petani yang
menerapkan teknologi pertanian/perkebunan tahun 2018 sebanyak 52,2%
dibagi dengan persentase target bantuan alsintan tahun 2018 sebesar
62,5 % dikali target kelompok tani sebanyak 200 kelompok sehingga
dihasilkan jumlah kelompok tani yang menerapkan sebanyak 167
kelompok tani, sehingga capaian kinerja penerapan teknologi pertanian /
perkebunan sebesar 83,5 %,
3. Capaian Rata-rata NTP Pertanian tahun 2018 mencapai 103,16
dibandingkan dengan target 105,55 atau sebesar 97,74 % dengan kategori
sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan data BPS capaian NTP Tanaman
Pangan sebesar 103,26 atau 88,25 % dan NTP Tanaman Hortikultura 99,55
atau 81,25 % bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Sementara
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
49
itu untuk indikator tingkat pendapatan petani perkebunan (juta
rupiah/tahun), capaiannya adalah 30,83 atau 95,12 % jika dibandingkan
dengan target yakni 32,42.
4. Jumlah produksi komoditi perkebunan penghasil pangan (sagu) (ton)
Dari target yang telah ditetapkan untuk Produksi sagu sebesar
333.093 ton telah terealisasi sebanyak 373.007 ton/th dalam bentuk tepung
sagu sehingga capaian kinerjanya sebesar 111,98 % .
5. Jumlah BP3K / UPTD / BPP berstatus madya keatas, dari target Renstra
100 unit baru tercapai 63 Unit atau 63 % dan termasuk kategori capaian
yang rendah. Sedangkan jumlah kelompok tani yang berstatus madya
keatas, dari target 970 kelompok baru tercapat 319 kelompok atau 32,89%
dan termasuk kategori rendah.
Hal ini disebabkan antara lain karena pada tahun 2014 sesuai dengan
Undang-undang No. 23 tahun 2014 bahwa Kelembagaan BPP dinyatakan
bubar dan diganti dengan UPTD. Namun pada tahun 2016 berdasarkan
Permendagri No. 12 tahun 2016 dinyatakan bahwa UPTD tidak berlaku lagi
sampai 31 Desember 2017. Oleh sebab itu perkembangan jumlah BPP
yang bestatus madya ke atas agak tergendala.
E. Analisis Peningkatan/Penurunan kinerja dan Solusi
a. Permasalahan
Pelaksanaan program dilakukan dengan berbagai kegiatan. Tidak
tercapainya target sasaran kinerja disebabkan beberapa hal yaitu :
1) Luas lahan sawah untuk pengembangan budidaya tanaman pangan di
Provinsi Riau setiap tahun mengalami penurunan, hal ini disebabkan
karena tekanan terhadap alih fungsi lahan sawah yang cukup besar
dimana dalam kurun waktu 5 tahun (tahun 2013 – tahun 2017), luas lahan
sawah di provinsi Riau berkurang dari 139.407 ha menjadi 84.816 ha
atau sebesar 54.591 ha dengan rata-rata 14.165 ha per tahun.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
50
2) Ketersediaan benih bermutu komoditi tanaman pangan untuk
pelaksanaan program/kegiatan relatif masih belum siap, sehingga
penanaman jadi tertunda dan tidak sesuai dengan jadwal tanam yang
sudah ditetapkan.
3) Produktivitas tanaman pangan masih relatif rendah yakni berkisar antara
36,63 kw/ha – 39,46 kw/ha dan masih dibawah rata-rata produktivitas
nasional yakni 53,41 kw/ha, yang disebabkan penggunaan input teknologi
yang masih rendah, serta sarana dan prasarana yang belum memadai.
4) Untuk pengembangan hortikultura hanya mengandalkan usaha
mayarakat. Pemerintah, melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau belum dapat melakukan pengembangan
hortikultura dalam jumlah besar dan massal karena terbatas pada
ketersediaan lahan dan minat masyarakat.
5) Masih rendahnya produktivitas tanaman perkebunan karena banyaknya
tanaman tua rusak, penggunaan bahan tanaman yang tidak bermutu dan
bersertifikat, pemupukan yang tidak sesuai rekomendasi, penanganan
pascapanen yang belum memadai serta lemahnya kelembagaan petani.
6) Usaha untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah produk masih
berjalan secara maksimal, namun dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP)
manfaat kegiatan budidaya pertanian belum memberikan porsi yang besar
bagi pendapatan petani. Hal ini selain disebabkan karena produktivitas
yang masih rendah, juga dipengaruhi oleh faktor eksternal petani seperti
fluktuasi harga, harga sarana produksi pertanian dan mekanisme
pemasaran.
7) Terbatasnya infrastruktur untuk mendukung pemasaran seperti jalan
produksi dan jalan usaha tani serta terbatasnya akses permodalan petani.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
51
b. Solusi
Berbagai permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan pada
tahun 2018 telah dilakukan berbagai upaya penyelesaiannya yaitu :
1) Mendorong Kabupaten/Kota untuk menerbitkan regulasi tentang
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).
2) Dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan
dan hortikultura, perlu upaya Khusus melalui pengembangan kawasan
dan UPSUS Swasembada pangan. Dukungan anggaran baik dari APBD
maupun APBN sangat diperlukan dengan harapan mampu meningkatan
produksi dan produktifitas tanaman pangan serta untuk mencapai target
yang sudah ditetapkan. Program/Kegiatan ini merupakan kegiatan
perluasan areal tanam padi, peningkatan IP pengembangan jaringan
irigasi, rehabilitasi sawah terlantar (optimasi lahan), peneyediaan bantuan
benih, penyediaan bantuan pupuk, dan penyediaan bantuan alat mesin
pertanian.
3) Dalam rangka memenuhi ketersediaan benih, telah dilaksanakan
program/kegiatan Seribu Desa Mandiri Benih (SDMB) serta
memberdayakan penangkaran benih yang ada dengan memberikan
bantuan sarana dan prasarana, serta melakukan pembinaan dan
bimbingan terhadap kelompok penangkar benih dalam tehnik budidaya
tanaman.
4) Meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana alam
seperti kebanjiran/kekeringan pada areal tanaman pangan dan
hortikultura seperti pemantauan daerah rawan bencana alam,
menyiagakan pompa-pompa air, pengaturan pola tanam dan
meningkatkan koordinasi dengan Kabupaten/Kota dalam rangka
peningkatan kewaspadaan terhadap bencana alam.
5) Meningkatkan motivasi petani, dengan melakukan efisiensi produksi dan
memberikan bantuan sarana produksi dalam program dan kegiatan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
52
pengembangan kawasan serta memberikan insentif permodalan melalui
Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan Kelompok Ekonomi Petani (KEP)
6) Meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan melalui upaya
peremajaan, rehabilitasi dan diversifikasi tanaman perkebunan,
rekomendasi pemupukan, memperkuat kelembagaan petani serta
meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan petani menuju tercapainya
target 26 % rendemen , 35 th umur tanaman produktif dengan produksi 35
ton/ha/th TBS setara 7 ton/ha/th CPO.
7) Membuka akses bagi pemasaran hasil produksi perkebunan dengan
membangun jalan produksi dan membantu dan mendampingi petani
pekebun dalam akses bantuan dana dari Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) dan dana KUR
8) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM pertanian tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan (petugas dan petani ), melalui
peningkatan diklat, perbaikan kurikulum, fasilitasi dan sosialisasi konsep
Competency Based Training (CBT).
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
Perkembangan produksi tanaman pangan khususnya padi di Provinsi
Riau selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2014 – 2018) menunjukkan
perkembangan yang menurun, dimana laju pertumbuhannya sebesar -1,33 %.
Hal ini sejalan dengan perkembangan luas panen yang terus mengalami
penurunan dengan laju pertumbuhan sebesar -3,53%.
Produksi tanaman padi pada tahun 2018 sebesar 365.300 ton dan bila
dikonversi ke beras menjadi 229.189 ton, sementara jumlah penduduk provinsi
Riau adalah 6.814.909 jiwa dengan jumlah kebutuhan beras sebesar 676.038
ton/tahun (kebutuhan beras perkapita pertahun adalah 99,2 kg) atau rasio
produksi dan kebutuhan beras adalah 0,34. Dengan demikian provinsi Riau
masih kekurangan beras sebesar 446.850 ton ( 66,10 % ) yang berarti Provinsi
Riau belum sepenuhnya mampu mencukupi kebutuhan berasnya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
53
G. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan
pencapaian perjanjian kinerja.
Pengembangan komoditi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
merupakan salah satu upaya untuk pembangunan pertanian dan perkebunan.
Upaya peningkatan Produksi dengan pemanfaatan teknologi yang ada
merupakan prioritas dalam pembangunan pertanian dan perkebunan ke depan.
Untuk itu dukungan terhadap program/kegiatan seperti penyediaan benih
bermutu, penggunaaan pupuk yang sesuai rekomendasi, sarana dan prasarana
yang memadai dan sesuai dengan 6 tepat (waktu, jenis, jumlah, mutu, harga dan
tempat), serta membangun keterampilan dan kemampuan petani dan petugas
menjadi hal yang sangat penting.
Petani dan petugas merupakan Sumber daya manusia yang sangat
berperan penting dalam pembangunan pertanian sehingga tingkat keberhasilan
atau capaian pembangunan salah satunya ditentukan keterampilan dan
kemampuan petani dan petugas. Petani tanaman pangan dan hortikultura
secara umum didominasi oleh kaum tua dan dari kaum ibu-ibu. Disamping itu
juga dengan pendidikan formal yang sangat rendah dimana 80% petani hanya
tamat SD ke bawah, hal ini membuat sulitnya dalam transformasi teknologi.
Sebagai akibat dari hal tersebut adalah bahwa petani lebih banyak diposisikan
sebagai objek pembangunan ketimbang petani sebagai pelaksana
pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka kedepan peningkatan
kapasitas petani sebagai unsur penting dalam pelaksanaan pembangunan
pertanian.
Disamping itu faktor bimbingan dan penyuluhan juga merupakan faktor
yang sangat penting dalam upaya peningkatan produksi. Dimana Sistem
penyuluhan pertanian tersebut dibangun dari subsistem sumberdaya personil,
subsistem kelembagaan, subsistem sarana dan subsistem metode penyuluhan.
Disadari bahwa pada saat ini sistem penyuluhan belum kuat, sehingga belum
mampu secara optimal untuk melakukan pemberdayaan petani dan
kelembagaan petani. Faktor penyebab belum kuatnya sistem penyuluhan adalah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
54
keterbatasan penyuluh baik dari segi jumlah maupun kompotensi, kelembagaan
penyuluhan yang belum mandiri dan inovatif, kurangnya sarana serta metode
yang belum sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat petani.
B. Realisasi Anggaran
a. APBD
Pada tahun 2018 urusan pertanian dilaksanakan melalui 11 Program dan 85
Kegiatan, dengani pagu anggaran yang telah ditetapkan sesuai DPPA
adalah sebesar Rp 66.387.208.850,- (Pagu Murni). Dalam pelaksanaannya
terjadi efisiensi sehingga anggaran yang dapat digunakan sebesar Rp.
41.569.834.001,-. Adapun realisasi serapan anggaran sampai tanggal 31
Desember 2018 sebesar Rp 33.976.948.232,- atau 51,18 % dan realisasi
fisik 78,85 % dibandingkan dengan pagu murni.
Dengan demikian terdapat sisa anggaran sebesar Rp
7.402.372.379,- (17,81 %) dari anggaran perubahan yang telah ditetapkan.
Anggaran tersebut tidak digunakan karena adanya kegiatan yang tidak
dilaksanakan, adanya efisiensi penggunaan anggaran terutama pada
kegiatan yang pekerjaannya dilaksanakan oleh pihak ke-3 dan efisiensi
dalam pelaksanaan perjalanan dinas. Untuk lebih jelasnya Realisasi
keuangan per program dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 18. Realisasi Keuangan per program Tahun 2018 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
N0 Program Pagu Anggaran (Rp)
Realisasi Keuangan Fisik (%)
(Rp) (%)
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
6.313.322.000 4.461.822.619 70,67 90,98
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
765.009.000 286.321.723 37,43 81,30
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
40.000.000 31.763.000 79,41 87,41
4 Program peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
150.000.000 83.423.000 55,62 91,25
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
55
5
Program Peningkatan Pengembangan sistim pelaporan capaian kinerja dan keuangan
40.000.000 29.990.000 74,98 100,00
6 Program peningkatan kesejahteraan petani
1.668.296.200 846.425.516 50,74 83,07
7 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
826.906.200 124.613.100 15,07 51,65
8 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
181.100.400 75.777.709 41,84 50,00
9 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan
19.625.200.100 14.294.220.706 72,84 79,51
10 Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
35.666.329.550 13.559.080.459 38,02 66,70
11 Program Pemberdayaan Penyuluhan
1.111.045.400 183.510.400 16,52 61,23
Total 66.387.208.850 33.976.948.232 51,18 78,85
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa program yang paling besar
anggarannya adalah Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
sebesar Rp 35.666.329.550.- dengan serapan anggaran hanya sebesar
38,02 %, sedangkan realisasi fisik mencapai 66,70 %. Hal ini disebabkan
karena adanya efisiensi terhadap anggaran. Kecilnya serapan anggaran
pada Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, disebabkan
karena adanya efisiensi anggaran.
b. APBN
1. Dekonsentrasi
Dari pagu anggaran yang telah ditetapkan, realisasi penyerapan
anggaran dana dekonsentrasi sampai dengan 31 Desember 2018 dari
alokasi sebesar Rp. 16.270.248.000,- terealisasi sebesar Rp
15.213.791.092,- (93,51 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel19: Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun 2018
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
56
No Nama Kegiatan / Kode
Kegiatan Anggaran (Rp)
Realisasi Realisasi Fisik (%) Keuangan (Rp) %
1 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
890.540.000 619.711.544 69,59 89,56
2
Program Peningkatan Produksi, Produksi Tanaman Pangan Melalui Produktivitas Mutu Hasil Tanaman Pangan
3.854.052.000 3.711.063.140 96,29 99,31
3 Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura
2.096.800.000 1.934.948.735 92,28 93,41
4 Program peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan
1.574.400.000 1.510.300.000 95,93 100
5 Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian
7.854.456.000 7.437.767.683 94,69 93,98
Jumlah 16.270.248.000 15.213.791.102 93,51 95,25
Dari Tabel 19 dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan APBN
Dana Dekonsentrasi dapat terlaksana dengan baik dengan realisasi
keuangan sebesar 93,51 % dan realisasi fisiknya sebesar 95,25 %.
2. Tugas Pembantuan
Dana tugas Pembantuan yang dialokasikan untuk Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau yang semula
sebesar Rp. 84.030.526.000,- di revisi menjadi Rp. 91.059.841.000.
Adapun realisasi mencapai Rp. 82.266.271.108,- atau 90,34 %. Untuk
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 20 : Jumlah Pagu Anggaran Dana Tugas Pembantuan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2018.
No Kementeria
n Pelaksana
Jumlah Pagu awal (Rp)
Jumlah pagu Revisi (Rp)
Realisasi Fisik
Rp % %
1 Kementerian
Pertanian
Dinas
Tanaman
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
57
Pangan,
Hortikultura
dan
Perkebunan
Provinsi Riau
84.030.526.000 91.059.841.000
82.266.271.108 92,07 92,22
Jumlah 84.030.526.000 91.059.841.000 82.266.271.108 90,34 92,22
Dana Tugas Pembantuan ini bersumber dari 4 Direktorat dengan
jumlah pagu anggaran masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 21: Realisasi Kegiatan Tugas Pembantuan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2018.
No Nama Kegiatan / Kode
Kegiatan Anggaran (Rp)
Realisasi Realisasi Fisik (%) Keuangan (Rp) %
1
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
35.024.561.000 34.292.315.607 97,91 98,00
2
Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura
8.228.650.000 7.866.250.375 95,60 96,00
3
Program peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan
27.107.440.000 21.600.671.513 79,69 84,00
4
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
20.699.190.000 18.507.033.613 89,41 91,00
Jumlah 91.059.841.000 82.266.271.108 90,34 92,22
Dari tabel 21 di atas dapat dijelaskan bahwa Pelaksanaan Program
dan kegiatan tugas pembantuan yang diterima Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2018, adalah sebagai
berikut :
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan mutu hasil tanaman
pangan dengan total anggaran sebesar Rp. 35.024.561.000,- dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
58
realisasi sebesar Rp. 34.292.315.607,- (97,91 %), dengan rincian per
kegiatan sebagai berikut:
a) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi pagu
anggaran Rp 3.662.288.000,- dengan realisasi keuangan mencapai
Rp 3.606.058.537,- (98,46 %).
b) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia dengan pagu anggaran
Rp 23.285.290.000,- realisasi keuangan mencapai Rp
23.060.986.312,- (99,04 %).
c) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan pagu
anggaran Rp 2.514.523.000,- dengan realisasi keuangan mencapai
Rp 2.490.324.000,- (99,04 %).
d) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman
Pangan pagu anggaran Rp 457.000.000,- dengan realisasi
keuangan mencapai Rp 402.883.404,- (88,16 %).
e) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan pagu anggaran
Rp 5.105.460.000,- dengan realisasi keuangan mencapai Rp
4.732.063.354,- (92,69 %).
2. Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura dengan
total anggaran sebesar Rp. 8.228.650.000,- terealisasi sebesar Rp.
7.866.250.375,- atau 95,60 %. Rincian per kegiatan sebagai berikut :
a) Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat pagu anggaran
Rp 7.256.250.000,- dengan realisasi keuangan mencapai Rp
6.926.106.675,- (95,45 %).
b) Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura pagu anggaran Rp.
253.400.000,- Realisasi masih Rp. 242.080.000,- atau 95,53 %.
c) Peningkatan Usaha Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada
Ditjen Hortikultura pagu anggaran Rp 420.000.000,- dengan realisasi
keuangan mencapai Rp 406.255.000,- (96,73 %).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
59
d) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura pagu anggaran Rp
299.000.000,- dengan realisasi keuangan mencapai Rp
291.808.700,- (97,59 %).
3. Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan
dengan total anggaran sebesar Rp. 27.107.440.000,- dapat
direalisasikan sebesar Rp. 21.600.671.513,- atau 79,69 % dengan
rincian kegiatan sebagai berikut :
a) Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar pagu anggaran
Rp 15.170.586.000,- dengan realisasi keuangan mencapai Rp
12.964.852.688,- (85,46 %).
b) Dukungan Perlindungan Perkebunan pagu anggaran Rp
1.723.775.000,- dengan realisasi keuangan mencapai Rp
1.638.553.000,- (95,06 %).
c) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan pagu anggaran Rp 562.400.000,- dengan realisasi
keuangan mencapai Rp 548.262.000,- (97,49 %).
d) Pengembangan tanaman semusim dan rempah,pagu anggaran
Rp.1.108.925.000,- dengan realisasi keuangan mencapai
Rp.936.661.300,- (84,47 %)
e) Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan pagu
anggaran Rp 1.271.110.000,- dengan realisasi keuangan mencapai
Rp 1.213.715.550,- (95,48 %).
f) Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan pagu anggaran Rp
7.270.644.000,- dengan realisasi keuangan mencapai Rp
4.298.626.975,- (59,12 %).
4. Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
dengan total anggaran sebesar Rp. 20.699.190.000,- terealisasi sebesar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
60
Rp. 18.507.033.613,- atau (89,41%), dengan rincian per kegiatan
sebagai berikut :
a) Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian pagu anggaran Rp
4.233.000.000,- dengan realisasi keuangan mencapai Rp
4.180.845.000,- (98,77 %).
b) Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin
Pertanian pagu anggaran Rp 7.796.000.000,- dengan realisasi
keuangan mencapai Rp 6.671.848.464,- (85,58 %).
c) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian pagu anggaran Rp
6.138.540.000,- dengan realisasi keuangan mencapai Rp
5.639.842.001,- (91,87 %).
d) Fasilitasi Pupuk dan Pestisida pagu anggaran Rp 1.967.200.000,-
dengan realisasi keuangan mencapai Rp 1.588.348.148,- (80,74 %).
e) Fasilitasi Pembiayaan Pertanian pagu anggaran sebesar
Rp.564.350.000,- dengan realisasi keuangan mencapai Rp.
426.150000,- (75,51 %).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
61
BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) disusun sebagai wujud
pertanggungjawaban tertulis Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau Tahun 2018 atas tingkat capaian kinerja pelaksanaan program dan
kegiatan dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, sebagai langkah perbaikan berkesinambungan bagi peningkatan kinerja
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah memberikan gambaran perkembangan
capaian kinerja dan diharapkan dapat berperan selain sebagai alat kendali, tetapi
juga dapat digunakan sebagai alat pendorong dan pendukung terwujudnya
penyelengaraan tata pemerintah yang baik (good governance).
Sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017-2019, dalam pelaksanaan
Program dan kegiatan capaian kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau tahun 2018 dengan realisasi Fisik adalah sebesar
78,85%. Sementara itu untuk realisasi keuangan adalah sebesar 51,18%. Apabila
dilihat dari persentase capaian kinerja kumulatif ini, maka kinerja Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau dapat dikategorikan berhasil
atau tercapai.
Sementara itu berdasarkan target pada perjanjian kinerja, capaian kinerja
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau tahun 2018,
dari 13 indikator jumlah produksi komoditas utama dan 1 indikator persentase
peningkatan nilai tambah, terdapat 11 indikator jumlah produksi komoditas utama
yang dikategorikan sangat tinggi atau besar dari 91,00 % , dimana realisasi kinerja
capaian telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan
penilaian kinerja. Sedangkan 2 indikator jumlah produksi komoditas utama
dikategorikan rendah atau dibawah 65,00 % dimana realisasi kinerja capaiannya
belum memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
62
diharapkan. Untuk indikator persentase peningkatan nilai tambah dikategorikan
sedang atau kecil dari 75 %, dimana pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi persyaratan minimal.
Produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan masih rendah,
dimana produktivitas pangan dan hortikultura masih dibawah produktivitas nasional.
Hal ini mempengaruhi upaya pencapaian peningkatan produksi. Produktivitas
tersebut masih dapat ditingkatkan dengan pemberian input teknologi atau
pemanfaatan teknologi yang ada. Untuk itu dukungan kegiatan seperti penyediaan
benih bermutu, penggunaaan pupuk yang sesuai, sarana dan prasarana yang
memadai serta membangun keterampilan dan kemampuan petani dan petugas
menjadi hal yang sangat penting.
Secara umum, pelaksanaan program/kegiatan Tahun 2018 berdasarkan
tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat kendala-kendala teknis. Oleh karena itu, untuk
mendukung kinerja internal Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau, dilakukan penataan dan peningkatan kapasitas petugas pelaksana
terutama peningkatan pemahaman aparatur di lingkungan Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau agar dapat menerapkan manajemen
kinerja dan keuangan, sehingga terlaksana pemerintahan yang bersih dan bebas
KKN.
Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau. Diharapkan Laporan ini dapat dijadikan
sebagai input perbaikan dan penyempurnaan dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan serta alat komunikasi dalam memberikan informasi akuntabilitas
pelaksanaan kegiatan kedepannya. Berbagai hal kedala dan permasalahan dalam
pelaksanaan program dan anggaran tahun 2018 agar dijadikan bahan evaluasi guna
membangun komitmen dalam memberikan hasil yang berkualitas bagi peningkatan
kinerja selanjutnya.