thiazid atau benzotiazid 1.doc
TRANSCRIPT
![Page 1: Thiazid atau Benzotiazid 1.doc](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081805/5572142e497959fc0b93f346/html5/thumbnails/1.jpg)
Thiazid atau Benzotiazid
Sejarah
Tiazid atau benzotiazid disintesis dalam rangka penelitian zat penghambat enzim
karbonik anhidrase. Komposisi yang terbentuk setelah pemberian obat ini ternyata banyak
mengandung ion klorida, efek sangat berbeda dengan senyawa induknya yaitu benzene
disulfonamid. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa tiazid berefek langsung terhadap
transport Na+ dan Cl- di tubuli ginjal, lepas dari efek penghambatannnya terhadap enzim
karbonik anhidrase.
Farmakodinamik
Diuretic tiazid bekerja dengan menghambat simporter Na+ dan Cl- di hulu tubulus distal.
System transport ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na+ dan Cl- dari lumen ke
dalam sel epitel tubulus. Na+ selanjutya dipompakan ke luar tubulus dan ditukar dengan K+ ,
sedangkan Cl- dikeluarkan melalui kanal klorida.
Efek farmakodinamik tiazid yang utama adalah meningkatkan sekresi natrium, klorida
dan sejumlah air. Efek natrieresis dan klouresis ini disebabkan oleh penghambatan mekanisme
reabsorpsi elektrolit ada hulu tubuli distal (early distal tubule). Laju ekskresi Na+ maksimal
ditimbulkan oleh tiazid relative lebih rendah dibandingkan dengan apa yang dicapai oleh
![Page 2: Thiazid atau Benzotiazid 1.doc](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081805/5572142e497959fc0b93f346/html5/thumbnails/2.jpg)
beberapa diuretic lain, hal ini disebabkan 90% Na+ dalam cairan filtrate telah direabsorpsi lebih
dahulu sebelum ia mencapai tempat kerja (Anonim, 2007).
Derivate tiazid memperlihatkan efek penghambatan karbonik anhidrase dengan potensi
yang berbeda-beda. Zat yang aktif sebgai penghambat karbonik anhidrase, dalam dosis yang
mencukupi, memperlihatkan efek sama seperti asetazolamid dalam ekskresi bikarbonat. Efek
penghambatan karbonik anhidrase ini tidak berarti secara klinis. Efek penghambatan karbonik
anhidrase di luar ginjal praktis tidak terlihat karena tiazid tidak tertimbun di sel lain.
Pada pasien hipertensi, tiazid menurunkan tekanan darah bukan saja karena efek
diuretiknya, tetapi juga karena efek langsung terhadap arteriol seingga terjadi vasodilatasi (Tjay,
2008).
Pada pasien diabetes insipidus, tiazid justu mengurangi dieresis. Efek ini kita jumpai
baik pada diabetes insipidus nefrogen maupun yang disebabkan oleh kerusakan hipofise
posterior. Efek ini berdasarkan pengurangan volume plasma yang diikuti oleh penurunan laju
filtrasi glomerulus sehingga meningkatkan reabsorpsi Na dan air di tubulis proksimal.
Akibatnya jumlah air dan Na yang melewati segmen distal berkurang sehingga volume
maksimal urin yang encer juga berkurang. Hasil akhirnya adalah pengurangan poliuria secara
signifikan (Anonim, 2007).
Fungsi ginjal
Tiazid dapat mengurangi kecepatan filtrasi glomerulus, terutama bila diberikan secara
intravena. Efek ini mungkin disebabkan oleh pengurangan aliran darah ginjal. Namun
berkurangnya filtrasi ini sedikit sekali pengaruhnya terhadap efek diuretic tiazid, dan hanya
mempunyai arti klinis bila fungsi ginjal memang sudah kurang (Anonim, 2007).
Asam urat
Tiazid dapat meningkatkan kadar asam urat darah dengan 2 mekanisme:
1.Tiazid meninggikan reabsorpsi asam urat di tubuli proksimal
2.Tiazid menghambat sekresi asam urat oleh tubuli.
Peninggian kadar asam urat ini kurang begitu berarti karena insiden serangan akut gout
terutama berhubunga dengan asam urat dalam plasma sebelum
pengobatan tiazid (Tjay, 2008).
![Page 3: Thiazid atau Benzotiazid 1.doc](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081805/5572142e497959fc0b93f346/html5/thumbnails/3.jpg)
Cairan ekstrasel
Tiazid dapat meninggikan ekskresi ion K+ terutama pemberian jangka pendek, mungkin
efek ini menjadi kecil bila penggunaannya berlangsung dalam jangka panjang. Ekskresi natrium
yang berlebihan tanpa disertai jumlah air yang sebanding, dapat menyebabkan hiponatremi dan
hipokloremia, terutama bila pasien mendapat diet rendah garam. Namun secara keseluruhan
golongan tiazid cenderung menimbulkan gangguan komposisi cairan ekstrasel yang lebih
ringan dibandingkan diuretic loop, karena intensitas dieresis yang ditimbulkan lebih rendah.
Ekskresi Mg2+ meningkat, sehingga dapat menimbulkan hipomagnesia (Tjay, 2008).
Ekskresi yodida dan bromide secara kualitatif sama dengan ekskresi klorida. Diuretic
yang menyebabkan klouresis juga akan meningkatkan ekskresi kedua ion halogen lain. Dengan
demikian semua obat yang bersifat klouresis dapat digunakan untuk menanggulangi keracunan
bromide. Selain itu penggunaan diuretic yang berkepanjangan dapat menigkatkan sekresi
yodida dengan akibat dapat terjadi deplesi yodida ringan (Tjay, 2008).
Farmakokinetik
Absorpsi
Absorpsi tiazid melalui saluran cerna baik. Umumnya efek obat tampak setelah 1 jam.
Distribusi
Klortiazid didistribusikan ke seluruh ruang intrasel dan dapat melewati sawar uri, tetapi obat
ini hanya ditimbun dalam jaringan ginjal saja.
Metabolisme dan Ekskresi
Dengan suatu proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal ke dalam cairan
tubuli. Jadi klirens ginjal obat ini besar sekali, biasanya dalam 3-6 jam sudah diekskresi dari
tubuh (Anonim, 2007).
![Page 4: Thiazid atau Benzotiazid 1.doc](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081805/5572142e497959fc0b93f346/html5/thumbnails/4.jpg)
Obat Bioavailabilitas Oral T½ (Jam) Eliminasi
Bendroflumethiazide
(NATURETIN)
100% 3 – 3.9 30% R, 70%
M
Chlorothiazide (DIURIL) 9-56% (dose-
dependent)
1.5 R
Hydrochlorothiazide
(HYDRODIURIL)
70% 2.5 R
Hydroflumethiazide (SALURON) 50% 17 40–80% R
20–60% M
Methyclothiazide (ENDURON) ID ID M
Polythiazide (RENESE) 100% 25 25% R, 75%
U
Trichlormethiazide (NAQUA) ID 2.3-7.3 R
Chlorthalidone (HYGROTON) 65% 47 65% R, 10%
B, 25% U
Indapamide (LOZOL) 93% 14 M
Metolazone (MYKROX,
ZAROXOLYN)
65% ID 80% R, 10%
B, 10% M
Quinethazone (HYDROMOX) ID ID ID
R: ekresi renal
M: metabolism
ID: insufficient data
![Page 5: Thiazid atau Benzotiazid 1.doc](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081805/5572142e497959fc0b93f346/html5/thumbnails/5.jpg)
Indikasi
1. Hipertensi. Tiazid merupakan salah satu obat penting pada pengobatan hipertensi baik
tunggal maupun dalam kombinasi dengan obat antihipertensi lain. Selain sebagai diuretic,
tiazid member efek anti hipertensi berdasarkan efek penurunan resistensi pembuluh darah.
2. Gagal jantung. Tiazid merupakan obat terpilih untuk pengobatan edema akibat gagal
jantung ringan sampai sedang. Ada baiknya bila dikombinasi dengan diuretic hemat
kalium pada pasien yang juga mendapat pengobatan digitalis untuk mencegah terjaidnya
hipokalemiaa yang memudahkan terjadinya intoksikasi digitalis. Hasil yang baik juga
didapat pada pengobatan tiazid untuk edema akibat penyakit hati dan ginjal kronis.
Pemberian tiazid pada pasien gagal jantung atau hipertensi yang disertai gangguan
fungsi ginjal harus dilakukan hati-hai, karena obat in dapat memperhebat gangguan
fungsi ginjal akibat penurunan kecepatan filtrasi glonerulus dan hilangnya natrium,
klorida dan kalium yang terlalu banyak.
3. Pengobatan jangka panjang edema kronik. Pasien jangan terlalu dibatasi garam.
4. Diabetes insipidus. Terutama yang berfifat nefrogenik. Masih mempunyai manfaat
walaupun bukan obat pilihan.
5. Hiperkalsiuria. Pasien dengan batu kalsium pada saluran kemih mendapat manfaat dari
pengobatan tiazid karena dapat mengurangi sekresi kalsium ke saluran kemih sehingga
mengurangi risiko pembentukan batu (Rosfanty, 2009).
![Page 6: Thiazid atau Benzotiazid 1.doc](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081805/5572142e497959fc0b93f346/html5/thumbnails/6.jpg)
Efek samping dan Perhatian
1. Gangguan elektrolit. Hipokalemia, hipovolumia, hipokloremia, hipomagnesia.
Hipokalemi mempermudah terjadinya aritmia terutama pada pasien yang juga mendapat
digitalis atau antiaritmia lain. Pemberian diuretic pada pasien sirosis dengan asites perlu
dilakukan ahti-hati, gangguan pembentukan H+ menyebabkan amoniak tidak dapat
![Page 7: Thiazid atau Benzotiazid 1.doc](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081805/5572142e497959fc0b93f346/html5/thumbnails/7.jpg)
diubah menjadi ion ammonium dan memasuki darah, ini merupakan faktro penyebab
terjadinya depresi mental dan koma pada pasien sirosis hepatis.
2. Gejala insufisiensi ginjal dapat diperberat oleh tiazid langsung mengurangi aliran darah
ginjal, suatu reaksi idiosinkrasi yang jarang sekali timbul sperti hepatitis kloestatik.
3. Hiperkalsemia. Merupakan efek samping yang menguntungkan terutama untuk orang tua
dengan resiko osteoporosis karena dapat mengurangi risiko fraktur.
4. Hiperuresemia. Dapat meningkatkan kadar asam urat darah karena efeknya
menghambat sekresi dan meningkatkan reabsorpsi asam urat. Efek samping ini perlu
mendapat perhatian pada pasien gout arthritis karena dapat mencetuskan serangan gout
akut.
5. Penurunan toleransi glukosa dan efektivitas obat hipoglikemik oral. Hal ini terjadi karena
kurangnya sekresi insulin terhadap peniggian kadar glukosa plasma, meningkatnya
glikogenolisis dan berkurangnya glikogenesis.
6. Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida plasma dengan mekanisme yang tidak
diketahui.
7. Gangguan fungsi seksual, mekanismenya tidak jelas (Tjay, 2008).
Kontraindikasi
Hati-hati pada pasien yang dicurigai hipokalemia, gout, hiperkalsemia, pengguna digitalis dan
sirosis hepatic.
Interaksi obat
1. Indometasin dan AINS lain dapat mengurangi efek tiazid karena kedua obat ini
menghambat sintesis prostaglandin vasodilator di ginjal.
2. Probenesid menghambat sekresi tiazid dalam lumen tubulus, akibatnya efek tiazid
berkurang.
3. Hipokalemi yang terjadi akibat pemberian tiazid dapat meningkatkan risiko aritmia oleh
digitalis dan obat anti aritmia lain, sehingga pemantauan kadar kalium sangat penting
pada pasien uyang mendapat digitalis atau antiaritmia lain. Kehilangan kalium lebih lanjut
dapat memperbesar bahaya intoksikasi digitalis.
4. Kombinasi dengan KCL dapat menimbulkan iritasi local di usus halus sehingga tidak
digunakan lagi. Tiazid menghambat ekskresi litium sehingga kadar litium dalam darah
![Page 8: Thiazid atau Benzotiazid 1.doc](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081805/5572142e497959fc0b93f346/html5/thumbnails/8.jpg)
meningkat (Rosfanty, 2009).
Rosfanty. Obat diuretik. dokterrosfanty.
http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/07/obatdiuretik.html. diakses tanggal 15 Maret 2013.
Tjay, TH and Rahardja, K. Obat-obat penting edisi VI. Jakarta : PT Elex Media Komputindo,
2008.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta :
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI, 2007.