tgs translater 512.doc
TRANSCRIPT
Buku Okeson
Pertimbangan Umum Dalam Terapi Oklusal
Terapi oklusal adalah perawatan memperbaiki kondisi oklusal pasien. Hal
tersebut digunakan utuk meningkatkan fungsi sistem mastikasi melalui pola kontak
oklusal dan dengan mengubah posisi fungsional rahang. Terapi oklusal bisa reversibel
dan ireversibel.
Terapi oklusal reversibel hanya sementara memperbaiki kondisi oklusal, posisi
sendi atau keduanya. Jadi jika terapi oklusal reversibel ini di hentikan, maka kondisi
semula akan kembali lagi. Contohnya yaitu peranti oklusal (gambar 17-1). Ketika
peranti olusal digunakan alat tersebut akan membantu perubahan yang lebih baik pada
kontak oklusal dan posisi sendi. Kemudian ketika piranti dilepas, kondisi oklusal akan
kembali seperti semula.
Gambar 17-1. Alat stabilisasi untuk terapi oklusal reversibel
Terapi oklusal irreversibel secara permanen mempengaruhi kondisi oklusal,
sehingga kondisi awal tidak akan kembali lagi. Sebagai contoh, selektif grinding yang
dilakukan pada gigi, contoh lainnya adalah ketika permukaan oklusal dibentuk
kembali dengan tujuan meningkatkan kondisi oklusal dan stabilitas ortopedik. Bentuk
lain dari terapi oklusal ireversibel adalah prosedur prostetik cekat dan terapi ortodonti
(gambar 17-2).
Gambar 17-2. Prosedur perawatan restorasi yang menyeluruh ini digunakan untuk terapi
oklusal ireversibel. A. Dua puluh delapan unit restorasi full keramik pada artikulator siap
utnuk digunakan pasien. B. Restorasi keramik disementasi tetap. (Courtesy the Foschi Office,
Bologna, Italy)
Dalam bab sebelumnya, terapi oklusal reversibel (dengan alat oklusal
appliance) didiskusikan sebagai perawatan untuk TMD (Temporo Mandibular
Disorder). Pada bab berikutnya terapi oklusal lebih ditekankan dengan tipe ireversibel
karena terapi oklusal ireversibel memberi hasil yang permanen, hal ini harus dlakukan
hanya ketika memberikan keuntungan kepada pasien. Dua indikasi umum untuk terapi
oklusal ireversibel adalah :
1. Perawatan TMD
2. Perawatan yang berhubungan dengan tindakan yang mempengaruhi kondisi
oklusal
Perawatan Temporomandibular Disorder
Perbaikan keadaan oklusal yang permanent dapat mengeliminasi gangguan
fungsional dari sistem mastikasi.
Pada suatu waktu, dokter gigi mempercayai bahwa TMD kebanyakan
disebabkan oleh maloklusi. Dengan kepercayaan itu, oklusal permanen berubah
menjadi bagian rutin dari perawatan TMD. Sekarang seiring dengan banyaknya
dokter gigi yang mengerti kerumitan dari TMD, mereka menghargai bahwa kondisi
oklusal merupakan salah satu dari lima faktor penyebab utama yang mengarah ke
TMD (lihat chapter 7). Oleh karena itu, terapi oklusal dengan hasil permanen hanya
diindikasikan bila ada gejala signifikan.. Kondisi oklusal dapat menjadi faktor
kausatif dalam TMD dengan dua cara, yaitu; 1. Melalui perubahan akut pada kondisi
oklusal (memperngaruhi input sensori) dan 2. Melalui ketidakstabilan orthopedic
(beban berlebih) (lihat chapter 7).
Gejala yang mengubah oklusi pasien biasanya berasal melalui penerapan
terapi oklusal yang berhasil. Bagaimanapun juga, seperti yang telah dibahas pada
chapter 15, peralatan oklusal yang digunakan harus disesuaikan dengan kasusnya,
karena bila digunakan alat yang salah atau alat berlebihan maka usaha emperbaiki
oklusal menjadi tidak berhasil.. Karena terapi oklusal ireversible bersifat permanen,
maka dokter gigi harus hati-hati untuk memastikan prosedur yang diakukan untuk
menangani kasus TMD.
Perawatan yang Berhubungan dengan Terapi Gigi Lain
Terapi oklusal ireversibel sering diindikasikan untuk gangguan fungsional
pada sistem mastikasi. Ketika pertumbuhan gigi terganggu, terjadi kerusakan atau
kehilangan gigi, maka perlu dilakukan pengembalian fungsi mastikasi. Memperbaiki
pertumbuhan gigi dengan prosedur operasi atau dengan protesa yang cekat atau
removable atau keduanya merupakan cara dari terapi oklusal ireversibel. Bahkan
tanpa ada gejala TMD, kondisi oklusal perlu dirawat sehingga bisa mendorong dan
menjaga kesehatan pasien
(gambar 17-3).
Gambar 17-3. Gambar Frontal (A) dan lateral (B) menunjukkan pasien dengan
beragam masalah gigi yang dirawat dengan restorasi. Gambar frontal (C) dan lateral (D)
menunjukkan pasien yang sama setelah dirawat dengan terapi oklusal ireversibel,yi; restorasi.
Terlihat oklusal plane yang sudah direstorasi.
Melakukan terapi oklusal pada pasien dengan kesehatan gigi yang buruk
merupakan perawatan penting yang harus dilakukan dokter gigi. Terapi seperti ini,
bagaimanapun, dapat mengarah pada pertanyaan sehubungan dengan perawatan.
Bayangkan seorang perempuan berumur 24 tahun datang berobat untuk check up
rutin. Dia tidak punya gejala gangguan fungsi dari sistem mastikasi. Bagaimanapun,
pemeriksaan menunjukkan adanya maloklusi yang signifikan. Pertanyaannya
mengarah pada pencegahannya. Haruskah terapi oklusal dilakukan untuk
memperbaiki kondisi oklusal sehubungan untuk mencegah kemungkinan TMD?
Banyak dokter gigi yang menganjurkan untuk dilakukan terapi. Namun, sekarang ini
tidak ada bukti bahwa keadaan ini di masa depan dapat menjadi masalah jika tidak
dirawat. Seseorang mungkin berpikir dalam satu waktu bahwa mungkin level
toleransi fisiologis dapat meningkat oleh karena faktor lain seperti trauma,
peningkatan stress, luka yang dalam. Tetapi tidak ada bukti dari pasien bahwa hal itu
akan terjadi.
Dokter gigi juga harus ingat bahwa pasien dengan maloklusi gigi mungkin
tidak menunjukkan factor resiko TMD. Maloklusinya perlu dievaluasi hubungannya
dengan posisi sendi. Jika posisi intercuspalnya sesuai dengan posisi Musculoskeletal
Stable (MS) dari kondil (lihat chapter 5), maka tidak menunjukkan resiko yang
signifikan untuk TMD. Konsep ini ditunjukkan di chapter 7 dan perlu
dipertimbangkan untuk mengembangkan rencana perawatan untuk merawat TMD.
Pada tahap ini, dengan pengetahuan yang telah didapat, tidak mungkin untuk
memprediksi apakah kasus masing-masing pasien akan berkembang menjadi TMD.
Oleh karena itu, justifikasi terapi pencegahan itu sulit, terutama karena peraawatan
sewajarnya itu mahal dan membutuhan banyak waktu. Bagaimanapun, jika perawatan
tambahan merupakan indikasi karena factor lain (estetik, karies, gigi hilang), terapi
oklusal perlu dilakukan bersambungan dengan perawatan lainnya sehingga ketika
perawatan telah dilaksanakan, optimal oklusal dan kondisi orthopedic dapat
dipertahankan.
Tujuan Perawatan Dari Terapi Oklusal
Ketika terapi oklusal di indikasikan sebagai terapi untuk gejala TMD secara
tuntas, tujuan perawatan secara khusus ditentukan berdasarkan terapi oklusal
reversible (alat untuk oklusal) yang telah secara sukses menghilangkan gejala
gangguan. Bila alat penstabil bisa menghilangkan masalah tersebut, maka kondisi
oklusal yang sama harus diperkenalkan sebagai terapi okulsal yang irreversible. Oleh
karena itu tujuan perawatannya adalah sama baik reversible ataupun ireversible terapi
(Stabilitas orthopedic).
Ketika pemposisian anterior telah menghilangkan gejala, itu tidak selanjutny
menerangkan bahwa terapi oklusal secara permanen harus diselesaikan. Seperti yang
telah dijelaskan bahwa tujuan utama dari pemposisian Anterior adalah untuk
membantu pengadaptasian dari jaringan retrodiscal. Sekali adaptasi terjadi maka
kondil harusnya telah kembali pada posisi MS. Oleh karena itu pada perawatan yang
sukses, kondil harus berada pada posisi MS. Tujuan perawatan dari perawatan
permanen oklusal terapi adalah untuk menjadikan stabilisasi dari orthopedic pada
posisi ini.
Tujuan Perawatan Dari Musculoskeletal Stable Position
Pasien yang menderita dari kelainan otot pengunyahan pada umumnya
ditangani dengan perawatan penstabilan yang akan memberikan kondisi oklusal yang
optimum ketika kondril berada pada posisi paling MS. Pasien yang menderita dari
gangguan inflamasi, ataupun gigi yang lemah, juga ditangani dengan standart ini.
Pada semua kondisi ini, tujuan perawatan dari terapi oklusal adalah untuk
mengizinkan kondil untuk ke posisi MS nya (relasi centrik) pada saat yang sama
ketika gigi berada pada posisi intercups yang maximum (Stabilitas orthopedic). Lebih
spesifik, Tujuan perawatan adalah sebagai berikut :
1. Kondil pada posisi istirahat berada di posisi paling superoanterior, dan berada
pada posterior lereng articular eminence
2. Artikular disc berada di sela antara kondil dan fosa glenoidalis. Pada beberapa
kasus , dimana terjadi gangguan lokasi kondil, maka kondil akan berartikulasi
pada jaringan fibrosa yang sudah diadaptasikan. Meskipun kondsi tersebut
tidak ideal tetapi kondisi adaptasi tersebut dapat berfungsi dengan baik dan
tidak menimbulkan rasa sakit.
3. Ketika mandibula berada pada posisi MS (Muskulo Skeletal Stable), gigi
belakang yang berkontak serentak. Semua kontak muncul pada pada ujung cusp
centric dan permukaan gigi yang rata, sehingga mengarahkan tekanan oklusal
melalui sumbu panjang gigi.
4. Ketika mandibula bergerak eksentrik, gigi depan berkontak yang menyebabkan
gigi belakang tidak teroklusi.
5, Pada posisi kepala tegak, gigi belakang kontak.
Karena tujuan perawatan ini adalah yang paling efektik menyelesaikan gejala dari
banyak TMD, maka ini menjadi tujuan perawatan dari terapi oklusal. Terapi oklusal
ini juga bisa membuat posisi mandibula yang lebih stabil, yang pastinya sangat
penting untuk restorasi pada gigi. Seperti yang telah dibeitahukan pada chapter 5 buku
ini, menunjukkan bahwa ketika pasien dirawat posisi joint dan kondisi oklusalnya,
maka kesembuhan pasti terjadi.
Rencana Perawatan Untuk Terapi Oklusi
Ketika telah ditentukan bahwa terapi oklusal dapat memberi keuntungan pada
kesehatan pasien, metode yang tepat harus bisa ditentukan. Umumnya pilihan yang
terbaik adalah dengan melakukan sesedikit mungkin perubahan pada gigi umtuk
menyelesaikan perawatan tersebut. Sering kali hanya dengan perubahan yang sangat
sedikit sudah bisa merunah oklusi menjadi yang lebih baik.
Ketika hanya perubahan yang sangat sedikit diperlukan, permukaan oklusal
dari gigi yang sering diubah, untuk mencapai kontak oklusal yang diinginkan. Tipe
dari perawatan ini disebut selective drinding atau oklusal adjustment (juga disebut
oklusal equilibration) (Gambar 17-4). Ini termasuk dari melepaskan struktur dari gigi
dan hanya terbatas pada bagian email saja. Jika email telah habis, dentin akan terlihat
dan menyebabkan sensifitas pada gigi dan karies pada gigi.
Gambar 17-4. selektive grinding adalah bentuk terapi oklusal ireversibel dimana gigi dibentuk
kembali.
Bila hubungan antar gigi jauh dari ideal, maka diperlukan perubahan dari
kondisi oklusal yang ada supaya bisa mencapai hasil perawatan dengan lebih baik.
Bila prosedur selective grinding tidak berhasil, maka gigi harus direstorasi.
Pembuatan makhota selubung / crown dan protesa cekat dapat digunakan untuk
memperbaiki hubungan oklusal (gambar 17-5).
Gambar 17-5. Prosedur protesa fixed adalah suatu bentuk terapi oklusal ireversibel yang
diindikasikan bila selective grinding tidak dapat digunakan.
Bisa keselarasan antar arch gigi menjadi jelek, crown dan prostetik yang cekat
saja tidak dapat menyelesaikan perawatan. Mposterior harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tekanan oklusal diarahkan melalui sumbu akar gigi. Hal ini tidak selalu bisa
dilakukan bisa masalah interarch sudah parah. Oleh karena itu prosedur orthodontik
kadang kadang diperlukan untuk bisa mencapai tujuan perawatan. Prosedur
orthodontik digunakan untuk mengarahkan gigi pada dental arch agar hubungan
oklusal lebih menguntungkan (gambar 17-6). Pada situasi interarch yang jelek pada
gigi tercipta karena penjajaran dental arch itu sendiri, bila keadaan ini ada, dibutuhkan
tindakan pembedahan untuk membenarkan masalah yang melibatkan skeletal (gambar
17-7). bila dilihat dari orthodontik, bisa dikatakan sebagai perawatan yang paling
sukses (bedah orthognatik).
Gambar 17-6. terapi ortodontik adalah bentuk terapi oklusal ireversibel yang diindikasikan
bila terjadi maloklusi berat dimana protesa fixed tidak dapat digunakan sebagai alternatif
perawatan.
Gambar 17-7. maloklusi berat pada dua pasien yang berbeda. Faktor utama terjadinya
masalah ini adalah hubungan tulang mandibula dan maksila. Terapi pada gigi saja tidak cukup
untik mengoreksi masalah diatas. Terapi bedah dapat membantu terapi masalah diatas.
Terapi oklusal yang benar biasanya ditentukan dari masalah maloklusi yang
ada. Pemilihan cara perawatan bisa berupa, grinding mahkota, protesa cekat, protesa
lepasan, orthodontik, bahkan perawatan dengan pembedahan. Mengkombinasikan
perawatan untuk bisa mencapai tujuan dari perawatan kadang kadang diperlukan.
Sebagai contoh, setelah dilakukan perawatan orthodontik, diperlukan juga dilakukan
selective grinding untuk membantu untuk menentukan kontak yang benar dari gigi.
Semua pilihan perawatan ini adalah untuk bisa ditentukannya perawatan yang paling
tepat. Dua hal yang perlu dipertimbangkan: (1) Perawatan yang paling simple yang
bisa dilakukan untuk menangani masalah ini merupakan perawatan yang terbaik, dan
(2) perawatan jangan dimulai sampai kita bisa melihat atau memprediksi hasil akhir
dari perawatan.
Pada kasus yang rutin terjadi, hasil akhir bisa dengan mudah dilihat, maka
oleh karena itu bisa kia lakukan untuk mencapai tujuan perawatan. Walaupun begitu,
ketika perawatan yang lebih kompleks direncanakan, kadang kadang sangat sulit
untuk memperhitungkan bagaimana tiap tiap langkah bisa berkontribusi pada bagian
akhir dari perawatan. Dengan kasus yang komplex disarankan untuk mencari
informasi yang diperlukan untuk memprediksi hasil akhir dari perawatan dilakukan
bahkan sebelum perawatan dimulai. Hal ini bisa dilakukan dengan akurat bila kita
melakukan pemasangan model pada artikulatro dan mencobakan melakukan perawtan
yang kita lakukan disitu. Sebagai contoh, prosedur berupa selective grinding yang
dilakukan dahulu pada model, bisa membantu kita untuk melihat hal apa yang bisa
mempersulit kita bila kita melakukan perawatan ini dalam mulut. Bisa juga untuk
memunculkan derajat dari struktur gigi yang akan kita bebaskan (Gambar 17-8). Ini
bisa membantu tidak hanya kesuksesan pada prosedur ini tapi juga pada semua
restorasi yang akan dilakukan setelah kita melakukan selective grinding. Pasien bisa
di informasikan terlebih dahulu berapa banyak mahkota yang bisa diperlukan akan
dilakukannya selective grinding.
Gambar 17-8.A. Agar prpsedur selective grinding berhasil diperlukan model diagnostik yang
akurat tertanam pada artikulator. B. menunjukkan perubahan kecil pada bentuk gigi. Hal
tersebut menunjukkan bahwa selective griding dapat merawat pasien ini. C dan D.
menunjukkan model diagnostik pada gigi yang sudah dilakukan selective grinding. Di gambar
C dan D terlihat dentin , maka restorasi diindikasikan. Pasien ini harus diberitahukan adanya
terapi tambahan seperti restorasi sebelum dilakukan prosedur selektif grinding.
Ketika gigi hilang akan diganti oleh protesa cekat, kondisi oklusal nantinya
serta masalah estetik dapat diprediksi dengan restorasi yang di prewaxing terlebih
dahulu (Gambar 17-9). Ini membantu untuk menentukan desain preparasi dan juga
mengizinkan pasien untuk memvisualisasikan estetik yang dia inginkan. Prosedur
orthodontik, bisa juga dilakukan pada model dengan menggerakan gigi pada posisi
yang kita inginkan. (Gambar 17-10). Ketika model digunakan seperti ini, makan hasil
akhir dari perawatan bisa dengan mudah di prediksi, dan semua masalah yang bisa
ada bisa kita ketahui terlebih dahulu. Jangan perna memulai perawatan oklusak pada
pasien tanpa kita bisa memprediksikan hasil akhir dari perawatan yang kita lakukan,
ataupun langkah langkah yang akan kita lakukan untuk membuat hal itu mungkin.