tgs komunitas 1

17
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu kerangka paling baru yang di gunakan untuk mempelajari dan bekerja dengan keluarga adalah perkembangan keluarga. Pendekatan teoritis ini mencoba mengungkapkan perubahan dari sistem keluarga yang terjadi dari waktu ke waktu, termasuk perubahan-perubahan dalam interaksi dan hubungan di antara anggota keluarga dari waktu ke waktu. Pendekatan perkembangan keluarga di dasarkan pada observasi bahwa keluarga adalah keompok berusia panjang dengan suatu sejarah alamiah,atau siklus kehidupan, yang perlu di kaji jika dinamika kelompok di interprestasikan secara penuh dan akurat (Duvall, dan Miller,1985). Meskipun setiap keluarga mengalami setiap tahap perkembangan dengan cara-caranya yang unik, semua keluarga di anggap sebagai contoh dari seluruh pola normatif (Rodger, 1973) dan mengikuti urutan-urutan perembangan yang universal (Goode, 1959). Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan yang diskrit. Tahap-tahap perkembangan di anggap sebagai masa-masa stabilitas relativ yang secara kuantitatif dan kualitatif berbeda dari tahap-tahap yang berdekatan (Mederer and Hill, 1983). B. Rumusan masalah 1. Pengertian teori perkembagan keluarga ? 2. Siklus tahapan perkembangan keluarga ? 3. Tugas-tugas perkembangan keluarga ? 4. Pemenuhan kebutuhan dalam perkembangan keluarga ? 5. Pengaruh sakit dan kecacatan terhadap perkembangan keluarga ? C. tujuan

Upload: harimuhammadakbar

Post on 15-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tgs Komunitas 1

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSalah satu kerangka paling baru yang di gunakan untuk mempelajari dan bekerja dengan keluarga adalah perkembangan keluarga. Pendekatan teoritis ini mencoba mengungkapkan perubahan dari sistem keluarga yang terjadi dari waktu ke waktu, termasuk perubahan-perubahan dalam interaksi dan hubungan di antara anggota keluarga dari waktu ke waktu. Pendekatan perkembangan keluarga di dasarkan pada observasi bahwa keluarga adalah keompok berusia panjang dengan suatu sejarah alamiah,atau siklus kehidupan, yang perlu di kaji jika dinamika kelompok di interprestasikan secara penuh dan akurat (Duvall, dan Miller,1985). Meskipun setiap keluarga mengalami setiap tahap perkembangan dengan cara-caranya yang unik, semua keluarga di anggap sebagai contoh dari seluruh pola normatif (Rodger, 1973) dan mengikuti urutan-urutan perembangan yang universal (Goode, 1959).Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan yang diskrit. Tahap-tahap perkembangan di anggap sebagai masa-masa stabilitas relativ yang secara kuantitatif dan kualitatif berbeda dari tahap-tahap yang berdekatan (Mederer and Hill, 1983).B. Rumusan masalah 1. Pengertian teori perkembagan keluarga ?2. Siklus tahapan perkembangan keluarga ?3. Tugas-tugas perkembangan keluarga ?4. Pemenuhan kebutuhan dalam perkembangan keluarga ?5. Pengaruh sakit dan kecacatan terhadap perkembangan keluarga ?

C. tujuan

BAB IIPEMBAHASAN

1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lain nya dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Maglaya, 1976). Kelarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih yaang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,ibu,adik,kakak,kakek, dan nenek. (Reisner, 1980)

Ada 4 asumsi dasar tentang teori perkembangan keluarga,seperti yang di uraikan oleh Aldous (1978) adalah :1. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-cara yang sama dan dapat di prediksi. 2. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi dengan orang lain, mereka memulai tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan lingkungan. 3. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang di tetapkan oleh mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.4. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah awal dan akhir yang keihatan jelas. Teori perkembangan keluarga meningkatkan pemahaman kita tentang keluarga pada titik yang berbeda dalam berbagai siklus kehidupan mereka dan menghasilkan deskripsi yang khas tentang kehidupan keluarga dalam berbagai tahap perkembangannya. (Duval dan Miller, 1985)

2. Siklus tahapan perkembangan keluargaDalam siklus kehidupan setiap keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat di prediksi.seperti indiviu- individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut,keluarga sebagai sebuah unit juga mengalami tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut.Formulasi tahap-tahap kehidupan kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan untuk keluarga inti dengan dua orang tua adalah 8 tahap siklus kehidupan keluarga dari Duvall (1997). Dalam paradigma dari duvall,ia menggunakan tingkat umur dan tingkat sekolah dari anak yang paling tua sebagai tonggak untuk interval siklus kehidupan,dengan pengecualian dua tahap terakhir kehidupan keluarga.

Delapan tahap siklus kehidupan keluargaTahapanPerkembangan kehidupan keluarga

1Keluaga pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau tahap pernikahan)

2Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai umur 30 bulan)

3Keluarga dengan anak usia prasekolah (anatk tertua bermur 2 hingga 6 tahun)

4Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua bermur 6 hingga 13 tahun)

5Keluarga dengan anak remaja ( anak tertua berumur 13 hingga 20 tahun)

6Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)

7Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan,pensiunan)

8Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada anggota keluarga yang berusia lanjut tau pensiun hingga pasangan yang sudah meninggal dunia)

Di adaptasi dari duvall (1977), duvall dan miller (1985)

Tahap 1 : Keluarga pemulaPerkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru- keluarga yang menikah atau proreaksi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang kehubangan baru yang intim. Membangun hubungan baru yang saling memuaskan. Ketika dua orang di ikat dalam ikatan perkawinan, perhatian awal mereka adalah menyiapkan suatu kehidupan bersama yang baru. Sumber-sumber dari dua orang di gabungkan, peran-peran mereka berubah, dan fungsi-fungsi baru pun di terima. Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal kecil yang bersifat rutinitas. Misalnya mereka harus mengembangkan rutinitas untuk makan, tidur, bangun pagi, membersihkan rumah, menggunakan kamar mandi bergantian, mencari rekreasi, dan pergi ke tempat yang menyenangkan bagi mereka berdua. Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan tergantung pada saling menyesuaikan diri yang baru saja di bicarakan, dan tergantung pada komplementaritas atau kecocokan bersama dari kebutuhan dan minat pasangan. Pencapaian hubungan yang memuaskan tergantung pada pengembangan cara-cara memuaskan untuk menangani perbedaan-perbedaan tersebut (Satir, 1983) dan konflik-konflik. Cara yang sehat untuk memecahkan masalah adalah hubungan kemampuan pasangan untuk bersikap empati ; saling mendukung, dan mampu berkomunikasi secara terbuka dan sopan (Raush et al, 1969) dan melakukan pendekatan terhadap konflik atas rasa saling hormat menghormati (Jackson dan Lederer, 1969).Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan pertama dari sebuah pasangan, kerena mereka pindah dari rumah orang tua mereka ke rumah mereka yang baru. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas memisahkan diri dari keuarga asal mereka dan mengupayakan berbagai hubungan dengan orang tua mereka, sanak saudara, dan ipar-ipar mereka karena loyalitas utama mereka harus di ubah untuk kepentingan hubungan perkawinan mereka. Bagi pasangan tersebut hal ini menuntut pembentukan hubungan baru dengan orang tua masing-masing, yaitu hubungan yang tidak hanya memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama lain, tapi juga otonomi yang melindungi pasangan baru tersebut dari campur tangan pihak luar yang mungkin dapat merusak bahterra perkawinan yang bahagia. Keluarga berencanaApakah ingin memiliki anak atau tidak dan penentuan waktu untuk hamil meruakan suatu keputusan keluarga yang sangat penting. Karena keluarga berencana merupakan tanggung jawab utama dari perawat yang bekerja dengan keluarga, maka bidang ini perlu di bahas lebih mendalam. Keluarga berencana yang kurang di informasikan dan kurang efektif mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak acara : morbiditas dan mortalitas ibu sampai anak,menelantarkan anak, sehat sampai sakit orang tua, masalah-masalah perkembangan anak,termasuk inteligensia dan kemampuan belajar dan perselisihan dalam perkawinan. Pembentukan keluarga dengan sengaja dan terinformasi meliputi membuat keputusan tentang penentuan tempat dan waktu perkawinan,kehamilan pertama,jarak kelahiran, dan jumlah keluarga. Meskipun orang mempunyai hak utuk membuat keputusan sendiri tentang kapan dan / apakah ingin mempunyai anak,terepas dari pertimbangan kesehatan keluarga.

Tahap II : keluarga yang sedang mengasuh anakTahap kedua di mulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Biasanya orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga, kekuatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi mulai saling mengenal. Akan tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-buat ini berakhir ketika seorang ibu baru tiba dirumah dengan bayi setelah tinggal di rumah sakit untuk beberapa waktu. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang teah dipercayakan kepada mereka. Peran tersebut mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru,kurangnya bantuan dari keluarga dan teman,nasehat yang menimbulkan konflik dari keluarga ,teman-teman,dan para profesional perawatan kesehatan yang bersifat membatu,dan sering terbangun tengah malam oleh bayi yang berlansung 3 hingga 4 minggu,ibu juga letih secara psikologis dan fisiologis,ia sering merasakan beban tugas sebagai ibu rumah tangga dan barang kali juga bekerja selain merawat bayi. Khususnya terasa sulit jika ibu menderita sakit atau mengalami persalinan dan pelahiran yang lama dan suit atau seksio sesar.Kedatangan bayi dalam rumah tangga menciptakan perubahan-perubahan bagi setiap anggota keluarga dan setiap kumpulan hubungan. Oleh sebab tu, meskipun kedudukan sebagai orang tua menggambarkan tujuan yang teramat penting bagi semua pasangan,kebanyakan pasangan menemukannya sebagai perubahan hidup yang sangat sulit. Penyesuaiaan diri terhadap perkawinan biasanya tidak sesulit penyesuaian terhadap menjadi orang tua. Meskipun bagi kebanyakan orang tua merupakan pengalaman penuh arti dan menyenangkan, kedatangan bayi membutuhkan perubahan peran yang mendadak. Dua faktor penting yang menambah kesukaran dalam menerima peran orang tua adalah bahwa kebanyakan orang sekarang tidak di siapkan untuk menjadi orang tua dan banyak sekali mitos berbahaya dan tidak realistis yang meromantiskan pengasuhan anak di dalam masyarakat kami ( fulcomer,1977). Menjadi orang tua merupakan satu-satunya oeran utama yang sedikit di persiapkan dan kesulitan dalam transisi peran mempengaruhi hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan bayi secara merugikan.Masa transisi menjadi orang tua adalah kelahiran anak merupakan pengalaman keluarga yang sangat penting dan sering merupakan krisis keluarga, sebagaimana yang di gambarkan secara konsisten pada penelitian keluarga selama tahap siklus kehidupan keluarga ini (Clark,1966; Hobbs dan Colle,1976; LeMester,1957). Untuk mengetahui bagaimana anak yang baru lahir mempengaruhi keluarga LaMaster (1957), dalam studi klasik tentang penyesuaian keluarga terhadap kelahiran anak pertama mewawancarai 46 orang tua dari kalangan kelas menengah dikota ( berusia 25 hingga 35 tahun) dan memperkirakan sejauh mana mereka dalam keadaan krisis. Ia menemukan bahwa 17% pasangan tidak mengalami masalah atau hanya masalah-masalah sedang,tapi sisa nya mengalami masalah berat atau uar biasa. Masalah-masalah yang lazim di laporkan :1. Suami merasa di abaikan (ini paling sering di sebutkan suami).2. Terdapat peningkatan perselisishan dan argumen antara suami dan istri. 3. Interuksi dalam jadwal yang kontinu ( begitu lelah sepanjang waktu merupakan komentar khas).4. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolahTahap ketiga siklus keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin terdiri 3 hingga 5 orang, dengan posisi suami/ayah,istri/ibu,anak laki-laki/saudara, anak perempuan/saudari. Keluarga menjadi majemuk dan berbeda (duvall dan miller,1985). Kehidupan keluarga selama tahap ini penting dan menuntut bagi orang tua. Kedua orang tua banyak menggunakan waktu mereka, karena memungkinkan ibu bekerja baik bekerja paruh waktu atau penuh. Namun, menyadari orang tua adalah arsitek keluarga, merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga ( satir,1983), adalah penting bagi merka untuk memperkokoh kemitraan mereka secara singkat, agar perkawinan mereka tetap hidup dan lestari.Anak-anak usia prasekolah harus banyak belajar pada tahap ini, khusus nya dalam hal kemandirian.mereka harus mencapai otonomi yang cukup dan mampu memenuhi kebutuhan sendiri agar dapat menangani diri mereka sendiri tanpa campur tangan orang tua mereka di mana saja. Pengalaman di kelompok bermain,taman kanak-kanak, Project Head Star, pusat perawatan sehari, atau program-program lain nya merupakan cara yang baik untuk membantu perkembangan semacam ini. Program-program prasekolah yang teratur sangat bermanfaat dalam membantu orang tua dengan anak usia prasekolah yang berasal dari dalam kota dan berpendapatan rendah.peningkatan yang tajam dalam IQ dan keterampilan sosial telah di laporkan terjadi setelah anak menyelesaikan sekolah taman kanak-kanak selama dua tahun ( Kraft et al, 1968).Banyak sekali keluarga dengan orang tua tunggal berada dalam siklus tahap ini. Dikalangan keluarga dengan orang tua tunggal, ketegangan yang timbul dari peran mengasuh anak untuk anak usia prasekolah, di tambah lagi peran-peran lain adalah besar. Pusat-pusat perawatan sehari bagi bayi dan anak usia prasekolah dengan kualitas yang layak dan baik sulit di temukan jika ditempatkan di kebanyakan komunitas. Ibu-ibu yang bekerja dan ibu-ibu yang masih remaja secara khusus memerlukan fasilitas-fasilitas dan program-program perawatan anak yang lebih baik (Adams dan Adams, 1990).

Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolahTahap ini di mulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai berjumlah anggota maksimum,dan hubungan keluarga di akhir tahap ini ( Duvall, 1977). Lagi-lagi tahun-tahun pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini, anak-anak mempunyai keinginan yang mempunyai kegiatan-kegiatan masing-masing, di samping kegiatan-kegiatn wajib dari sekoah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orang tua sendiri. Setia orang menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-sendiri sama seperti keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas perkembangan sendiri .

Tahap IV TAHAP SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA

Tahap siklus kehidupan keluargaTugas-tugas perkembangan keluarga

Keluarga dengan anak usia sekolah1. Mensosialisasika anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988). Duvall dan Miller (1985)

Menurut Erikson (1950), orang tua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu berupa mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan generativasi) dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri, sementara anak-anak usia sekolah mengembangkan sense of industry kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba mengurangi atau menangkis perasaan rendah diri.Tugas orang tua pada tahap ini adalah untuk belajar menghadapi misah dengan, atau lebih sederhana atau meninggalkan anak pergi. Lama kelamaan hubungan dengan teman sebaya dan kegiatan-kegiatan di luar,akan memainkan peranan yang lebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah tersebut. Tahun-tahun ini di penuhi kegiatan-kegiatan keluarga, tapi ada juga kekuatan-kekuatan yang secara perlahan-lahan mendorong anak tersebut pisah dari keluarga sebagai persiapan menuju masa remaja. Orang tua yang mempunyai perhatian di luar anak mereka akan merasa lebih mudah membuat perpisahan yang berlahan-lahan. Akan tetapi, dalam contoh-contoh dimana peran ibu merupakan sentral dan satu-satunya peran yang siknipikan dalam kehidupan wanita, maka proses pisah ini merupakan sesuatu yang menyakitkan dan di pertahankan mati-matian. Selama tahap ini orang tua merasakan tekanan yang luar biasa dari komunitas di luar rumah melalui sistem sekolah dan berbagai arsosiasi di luar keluarga yang mengharuskan anak-anak mereka menyesuaikan diri dengan standaar-standar komunitas bagi anak. Hal ini cenderung mempengaruhi keluarga-keluarga kelas menengah untuk lebih menekankan nilai-nilai tradisional pencampaian dan produktivitas, dan menyebabkan sejumlah keluarga dari kelas pekerja dan banyak keluarga miskin merasa tersingkir dari dan konflik dengan sekolah dan/ nilai-nilai komunitas. Kecacatan pada anak-anak akan diketahuan selama periode kehidupan anak pada tahap ini.

Tahap V : keluarga dengan anak remaja Tahap VI : keuarga dengan melepas anak usia dewasa muda

Lanjutan tahap VIII Dengan demikian, lansia yang tinggal dirumah mereka sendiri, umumnya menyesuaikan diri lebih baik dari pada yang tinggal dirumah anak-anak mereka. Ortua biasanya pindah kesalah satu anak mereka karena penurunan kesehatan atau status ekonomi, mereka tidak punya pilihan lain, dan ingin terbukti merupakan suatu pengaturan yang tidak memuaskan bagi lansia (Lopata, 1973) Lebih banyak lansia wanita yang cenderung miskin ; hamper 71,8 persen dari seluruh populasi lansia adalah wanita. Kaum lansia dari kalangan Kulit Hitam dan Hispanik cenderung memiliki pendapatan dan pendapan rata-rata jauh lebig sedikit dari rekan mereka dari golongan Kulit Putih (U.S. Senate Special Commite on Aging ,1987-1988)Di bandingkan dengan kelompok muda, lansia menyadari kematian sebagain bagian dari proses kehidupan yang normal. Sebuah studi menyatakan bahwa hanya 3 dari 80 pasien lansia yang merasa sulit untuk membicarakan kematian (Duvall, 1977)

TAHAP-TAHAP SIKLUS KEHIDUPAN KELUARAGA PADA KELUARGA CERAI

Salah satu variasi utama dalam siklus kehidupan keluarga akan kelihatan ketika orang tua bercerai. Salah satu perubahan paling menonjol yang terjadi meningkatnya posisi wanita sebagai kepala rumah tangga (88 persen keluarga orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri ibu dan anak). Kini,perceraian merupakan hal yang lazim (hamper 50 persen perkawinan diakhiri dengan perceraian) bahwa kejadian tersebut dipandang sebagai suatu transisi normative.Keluarga bercerai dengan orang tua tnmggal melewati tahap-tahap siklus kehidupan yang sama, dengan tanggung jawab yang hamper sama seperti keluarga inti dengan dua orang tua. Perbedaan dasarnya adalah tidak adanya orang tua kedua untuk ikut melakukan tugas-tugas keluarga bersama-sama berkenaan dengan dukungan,pengasuhan anak,persahabatan , dan menjadi model peran jenis kelamin bagi anak-anak.Hill (1986) menerangkan bahwa perbedaan pada jalur-jalur perkembangan keluarga dengan ortua tunggal dan keluarga dengan dua orngtua terutama akan kelihatan pada tahap-tahap yang dihadapi melainkan dalam jumlah waktu dan lamanya transisi-transisi kritis yang dialami (hal.28).

TAHAP-TAHAP SIKLUS KEHIDUPAN PADA KELUARGA DENGAN ORANG TUA TIRI

Perceraian biasanya merupakan keadaan transisi yang kemudian diikuti oleh perkawin kembali. Perkawina kembali begitu menonjol dioertengahan tahun 1980-an , dimana hamper setengah dari seluruh perkawinan merupakan perkawinan kembali (Biro Sensus Amerika Serikat, 1986).Proses emosi keluarga pada masa trasisi pada perkawinan kembali merupakan suatau proses yang meliputi perjuangan dengan rasa cepmas akan investasi suatu perkawinan baru dan sebuah keluarga baru ; menghadapi perselisihan atau reaksi-reaksi yang menggangu dari anak-anak keluarga besar;cemas dengan situasi keluarga baru yang mendua perasaan bersalah dan prihatin terhadap kesejahteraan anak-anak dan memperbaharui kasih saying (negatif maupun positif ) trhadap mantan suami atau istri. Perkawinan kembali sekali lagi merupakan proses transisional yang di sruptif. Penyesuaian dan integrasi orang tua tiri, seperti halnya penyesuian terhadap perceraian,tanpaknya membutuhkan 2 hingga 3 tahun sebelum struktur yang baru memungkinkan keluarga bergerak berdasarkan perkembangan (Carter dan McGoldrick, 1988)

4. Pengaruh Sakit dan Kecacatan Terhadap Perkembangan KeluargaSakit yang serius atau cacat jangka panjang dari seorang anggota keluarga sangat mempengaruhi keluarga dan fungsi keluarga, Karena perilaku keluarga sangat mempengaruhi perjalanan dan karakteristik sakit atau cacat (Bahson, 1987). Sakit dan kecacatan yang serius dan lama mempengaruhi keluarga dan fugsinya Sakit dan kecacatan menghambat tahap perkembangan keluarga Hambatan tersebut berbeda kondisinya pada masing-masing tahap perkembangan, dukungan social keluarga

BAB III

Kesimpulan Ada 4 asumsi dasar tentang teori perkembangan keluarga,seperti yang di uraikan oleh Aldous (1978) adalah :1. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-cara yang sama dan dapat di prediksi. 2. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi dengan orang lain, mereka memulai tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan lingkungan. 3. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang di tetapkan oleh mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.4. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah awal dan akhir yang keihatan jelas.

Delapan tahap siklus kehidupan keluargaTahapanPerkembangan kehidupan keluarga

1Keluaga pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau tahap pernikahan)

2Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai umur 30 bulan)

3Keluarga dengan anak usia prasekolah (anatk tertua bermur 2 hingga 6 tahun)

4Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua bermur 6 hingga 13 tahun)

5Keluarga dengan anak remaja ( anak tertua berumur 13 hingga 20 tahun)

6Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)

7Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan,pensiunan)

8Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada anggota keluarga yang berusia lanjut tau pensiun hingga pasangan yang sudah meninggal dunia)

Di adaptasi dari duvall (1977), duvall dan miller (1985)

DAFTAR PUSTAKAKeperawatan keluarga: teori dan praktik / Marilyn M. Friedman ; alih bahasa, Ina Debora R.L., Yoakim Asy ; editor, Yasmin Asih, Setiawan, Monica Ester. Ed. 3.-Jakarta : EGC, 1998.

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, ats berkat dan rahmat-Nya,penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Seminar dengan judul Teori Perkembangan Keluarga tepat waktu.Laporan ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada 1. Ibu Indah 2. Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini Demikian pula,tak ada karya yang sempurna. Oleh karena itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang. Akhir kata, di harapkan melalui seminar ini, peserta seminar dapat mengerti dengan perkembangan keluarga yang baik itu gimana.

Pontianak,02 Maret 2015