tgs ipdhb -emfisema pulmonal.penumonia dan udema pulmonum

20
Tugas IPDHB EMPHISEMA , PNEUMONIA & UDEMA PULMONUM Oleh AHMAD ZUHYARDI LUBIS 0902101010024 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Upload: ahmad-zuhyardi-lubis

Post on 14-Aug-2015

172 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

 Tugas IPDHB

EMPHISEMA , PNEUMONIA & UDEMA

PULMONUM

Oleh

AHMAD ZUHYARDI LUBIS

0902101010024

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM – BANDA ACEH

2012

Page 2: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

EM PH ISEMA PULMONAL

Definisi

Emfisema   paru-paru   adalah   keadaan   pembesaran   paru-paru   yang   disebabkanoleh 

menggembungnya   alveoli   secara   berlebihan   yang   disertai   atau   tanpa   disertairobeknya   dinding 

alveoli   tergantung   dengan   kerusakan   alveoli.   Udara   pernafasan   akanterdapat   di   dalam   rongga 

jaringan interstitial atau tetap berada di dalam rongga alveolisaja. Proses dapat berjalan secara akut 

maupun   kronik.   Secara   umum,   emfisema   paru-paru   ditandai   dengan   dipsnoea   ekspiratorik, 

hyperpnoea dan mudahnya penderitamengalami kelelahan (Subronto, 2003).

Klasifikasi berdasarkan lokasi kerusakanya.

a.Centriacinar emfisema

b.Distal acinar emfisema

c.Panacinar emfisema

d.Irregular emfisema

Klasifikasi radiologik :

a.Emfisema obstruktif :

1.Akut

2.Kronik 

 3.Bullous

b.Emfisema non-obstruktif :

1.Kompensasi

 2.Senilis (postural)

Etiologi

Emfisema paru-paru primer dapat  disebabkan oleh trauma yang  langsungmengenai  dada hingga 

sampai   ke   paru-paru.   Tidak   menutup   kemungkinan,   emfisemaparu-paru   diikuti   oleh   emfisema 

subkutan di sebagian besar tubuh. Emfisema primerjarang sekali terjadi terutama pada ternak besar 

karena   paru-paru   ternak   dilindungioleh   tulang   iga   dan   otot-otot   yang   kuat.Emfisema   sekunder 

seringkali terjadi pada sebagian besar ternak. Emfisemasekunder merupakan kejadian lanjutan dari 

penyakit   saluran pernafasan dan radangparu-paru,  misalnya  pneumonia  suppurativa,  pneumonia 

verminosa,  pneumoniainterstisial,  bronchitis dan bronchiolitis.  Kuda tua yang dirawat di kandang 

terus-menerus  dengan kualitas  pakan yang  jelek  dan berdebu maka mudah menderitaemfisema 

Page 3: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

alveolaris yang kronik tanpa diketahui sebab-sebabnya (heaves). Alergenyang tidak tersifat seperti 

debu  kandang,   spora   jamur  dan   sebagainya  akan  dapat memudahkan  timbulnya  emfisema bagi 

hewan-hewan   yang   peka.Emfisema   paru-paru   mungkin   dapat   timbul   sebagai   lanjutan   dari 

perubahanpatologis   di   luar   alat   pernapasan   yang   disertai   toksemia,   misalnya   mastitis 

yangdisebabkan oleh E.coli. Adanya bahan-bahan iritan menyebabkan peradangan padaalveoli. Jika 

suatu   peradangan   berlangsung   lama,   bisa   terjadi   kerusakan   yang   menetap.Pada   alveoli   yang 

meradang,   akan   terkumpul   sel-sel   darah   putih   yang   akanmenghasilkan   enzim-enzim   (terutama 

neutrofil   elastase),   yang   akan   merusak   jaringanpenghubung   di   dalam   dinding   alveoli.   Tubuh 

menghasilkan   protein   alfa-1-antitripsin,yang   memegang   peranan   penting   dalam   mencegah 

kerusakan alveoli oleh neutrofilestalase.Ada suatu penyakit keturunan yang sangat jarang terjadi, 

dimana   hewan   tidak memiliki   atau   hanya   memiliki   sedikit   alfa-1-antitripsin,   sehingga   emfisema 

terjadi   padausia   muda.Pada   sapi,   emfisema   bisa   merupakan   lesi   karena   pneumonia   atipikal, 

pneumoniaparasiter dan bisa juga dikarenakan anafilaksis (reaksi hipersensitifitas). Bentuk emfisema 

yang   paling   biasa   terjadi   pada  hewan   adalah   emfisema   alveolaris   kronis   ataupada   kuda   sering 

disebut heaves. Penyebab utamanya kurang diketahui namunpenyakit ini sering sekali terjadi pada 

kuda dewasa yang diberi pakan dengan kadarserat kasar yang rendah secara berkepanjangan dan 

semakin parah jika makananberdebu. Emfisema ini juga umum terjadi pada kuda yang dikandangkan 

di gudanguntuk periode yang lama.Emfisema akut terjadi karena perforasi (perlubangan) pulmo oleh 

karena   adanyabenda   asing   yang   menusuk   atau   menyebabkan   trauma.   Kasus   ini   sering 

disebut Reticuloperitonitis Traumatik. Contoh kejadiannya adalah pada sapi atau kuda yangmenelan 

benda tajam seperti paku secara tidak sengaja.

Pada pemeriksaan mikroskopis biasanya ditemukan perubahan menahun dalam paru-paru antara 

lain :

1. Proliferasi epitel dan propia mukosa bronkhus dan bhonkioli

2. Hipertropi jaringan otot bronkhus, bhronkhioli pembuluh darah

3. Penambahan jaringan limfoit dan penebalan septa alveoli karena jaringan ikat 

Patogenesis

Alveolus berkembangkempis  sejak  lahir  sesuai  batas elastisitas dindingnya.Pengembangan alveoli 

yang berlebihan dalam waktu lama, misal oleh batuk paroxysmaldan kronik, akan mengakibatkan 

penurunan  elastisitas  alveoli.  Adanya   stenosis   saluranpernafasan,  udara  tidak  dapat  dikeluarkan 

semua, hingga terjadi kenaikan tekanan intraalveolar. Tekanan intra alveolar meningkat pada suatu 

ketika mencapai  batasmaksimum hingga alveoli  akan dapat pecah dan mengakibatkan emfisema 

Page 4: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

interstisial.Penurunan elastisitas yang berlebihan akan menyebabkan emfisema alveolaris.Emfisema 

terjadi   pada   bagian   paru-paru   yang   normal   sebagai   kompensasi   atasketidakmampuan   untuk 

berfungsi dari bagian paru-paru yang lain, misalnya karenaabses, oedema, dan bronchopneumonia. 

Penurunan elastisitas bronchiol dan alveolimungkin disebabkan oleh toksin yang dihasilkan kuman 

tertentu. Kelemahan dindingalveoli udara ekspirasi harus dikeluarkan dengan usaha yang lebih besar 

darinormalnya,   hingga   terlihat   dispnoea   yang   bersifat   ekspiratorik.   Kadang-kadangditemukan 

ekspirasi  ganda  (dobel)  ditandai  dengan  berkontraksinya  otot  perut   secaraberlebihan.  Robeknya 

alveoli diikuti robeknya kapiler disekitarnya, hingga titik-titik darah sering ditemukan bersama lendir 

atau dahak yang keluar

Diagnosis

1.  Diagnosis  UmumPada saat  auskultasi  akan   terdengar  suara  krepitasi  atau  sibilant  dan hal   ini 

seringterjadi   pada   sapi.   Sementara   pada kuda,   kita   akan   sering   mendapatkan   suara   friksi2. 

Pemeriksaan Patologi Klinik Karena tertahannya CO2 dalam darah akibat kegagalan eliminasi oleh 

sistempernafasan,   maka   tubuh   mengkompensasi   meningkatkan   cadangan   alkali. 

Polisitemia(peningkatan   jumlah   total   sel-sel  darah)   sebagai   kompensasi   kekurangan  O2   jugabisa 

terjadi. Polisitemia dapat dilihat melalui metode hematokrit.3. Pemeriksaan NekropsiParu-paru akan 

terlihat membesar dan pucat dan dapat terlihat adanya jejak (imprints) dari tulang iga pada pulmo. 

Pada   kasus   emfisema   interstisial,   septainteralveolar   akan   mengalami   pengembungan   (distensi) 

karena udara yang terjebak dan perubahan ini dapat meluas ke bagian atas yaitu ke lapisan bawah 

pleura ataulapisan atas pleura. Hal ini yang menyebabkan timbulnya suara krepitasi, sibilant danfriksi 

pada saat kita melakukan auskultasi.Hasil pemeriksaan nekropsi lainnya yang dapat terlihat adalah 

adanya   bukti   gagaljantung   kongestif.   Jantung   akan   terlihat   berwarna   merah   kehitaman. 

Pemeriksaanhistopatologis akan menunjukan adanya ruptur alveoli dan terjadinya bronchiolitis.

tes fungsi paru

- untuk menentukan karakteristik dan kemampuan dari paru-paru

spirometri

- untuk mengukur jumlah udara yang dapat dipaksa keluar

peak flow meter

- untuk mengevaluasi perubahan dalam bernafas danrespon terhadap obat 

x-ray dada

dahak analisis

- untuk memeriksa lendir untuk infeksi

elektrokardiogram (ECG atau EKG)

Page 5: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

- untuk mengukur aktivitas listrik jantung

Terapi dan Pengobatan

•Obat-obat   yang   telah   diujikan   dalam   praktek   :   kortikosteroid,   antihistaminika,ekspektoransia, 

bronchodilatator dan antibiotika. Bronchodilatator dapat mengurangi kejang otot, misalnya agonis 

reseptor   beta-adrenergik   (albuterolinhaler)   dan   theophylline   per-oral   (melalui   mulut)   yang 

diseraplambat.kortikosteroid dapat mengurangi peradangan.

•Tidak   ada   pengobatan   terpercaya   yang   dapat   mengurangi   kekentalan   lendirsehingga   mudah 

dikeluarkan melalui batuk. Tetapi menghindari dehidrasi bisamencegah pengentalan lendir. Minum 

cairan yang cukup untuk menjaga airkemih tetap encer dan bening.

•Untuk kuda yang diperlukan tenaganya seperti kuda pacu, kuda tarik, kudabeban dapat dikatakan 

harapan untuk sembuh tidak ada. Jadi dapat dialihfungsikan sebagai pemacak jikabelum terlalu tua.

•Dengan pemberian istirahat sebanyak-banyaknya, ditemapatkan dalam kandangyang luas, bersih 

dan ventilasi yang baik.

•Diberikan makanan yang berkualitas baik dan tidak berdebu.

•Jika tidak ada kontraindikasi dapat diberikan preparat boroglukonat 24-38%sebanyak 100-200 ml 

secara IV agar dapat memperkuat pembuluh darah dalamparu-paru.

•Apabila   perubahan   klinisnya   belum   terlalu   jauh,   emfisema   yang   bersifat kompensatorik   dapat 

sembuh jika penyakit primernya dapat diatasi.

•Dapat juga diberikan oksigen yang akan mengurangi kelebihan sel darah merahyang disebabkan 

menurunnya kadar oksigen dalam darah, memperbaiki gagaljantung, juga bisa memperbaiki sesak 

nafas selama beraktivitas dan atropineuntuk mengurangi hipoksia.

•Sapi atau kuda tua yang menderita emfisema kronik sebaiknya dipotong saja.

Pencegahan

Hewan yang sudah tua dirawat di kandang yang bersih dan sekali-kalidikeluarkan.

Hewan diberi pakan berkualitas baik dan tidak berdebu.

Kebersihan kandang dijaga dari debu dan spora jamur.

Polusi  udara umumnya diberi  batasan sebagai  udara yang mengandung satu ataulebih zat  kimia 

dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk dapat menyebabkangangguan pada manusia, binatang, 

tumbuh-tumbuhan dan harta benda.

Page 6: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

Pneumonia

Definisi

Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru terutama pada bagian

parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya gangguan fungsi sistem pernafasan

(Gabor 2003).

Radang paru-paru (pneumonia) merupakan radang parenkim yang dapat berlangsung baik

akut maupun kronik ditandai dengan batuk, suara abnormal pada waktu auskultasi, dyspnoe

dan kenaikan suhu tubuh. Radang ini disebabkan oleh berbagai agen etiologi, radang yang

disebabkan bakteri terkadang menyebabkan terjadinya toksemia. Secara patologi banyak

ditemukan bersamaan dengan radang bronchus hingga terjadi bronchopneumonia yang sering

terjadi pada hewan.

   Etiologi

Faktor-faktor pengelolaan peternakan dan lingkungan hewan sangat berpengaruh terhadap

terjadinya radang paru-paru pada suatu peternakan. Cara-cara pemeliharaan seperti

penempatan hewan yang selamanya hanya dikandang saja, tempat yang lembab atau berdebu,

ventilasi udara yang jelek, penempatan hewan dari berbagai umur dalam satu tempat, jumlah

hewan yang berlebihan dalam satu kandang, hewan yang berdesak-desakan (over crowding),

pemasukan hewan-hewan yang tidak beraturan, merupakan faktor-faktor yang mendukung

terjadinya pneumonia (Cordes et.al 1994). Selain itu, adanya radang seperti radang pada

bronkhus (bronkhitis) juga dapat bertindak sebagai penyebab pneumonia.

Etiologi kejadian pneumonia sangat beragam. Menurut Welsh et.al (2004), penyakit

pneumonia pada sapi dapat diakibatkan oleh virus, bakteri atau kombinasi keduanya, parasit

metazoa (metazoan parasites) dan agen-agen fisik/kimia lainnya. Adapun spesifitas agen

penyebab tersebut adalah :

VIRUS :  Infectious Bovine Rhinotracheitis, Malignant Catharhal Fever, Bovine Fever,

Bovine      Herpes V-4, Adenovirus, Parainfluenza-3, Bovine respiratory Virus, Bovine Virus

Diarrhea-Mucosal Disease, Rhino-virus, Rota-virus.

Page 7: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

BAKTERI : Pasteurella multocida,Pasturella hemolitica, Streptococcus sp, Mycobacterium

tuberculosa, Corynobacterium pyogenes, Hemophilus somnus

JAMUR: Chlamydia psittaci

 MYCOPLASMA: Mycoplasma mycoides, Mycoplasma dispar, Mycoplasma bovis

  PARASIT: Dictocaulus viviparus

Patogenesa

Agen-agen infeksi memasuki jaringan paru-paru secara inhalasi, hematogen atau limfogen.

Berat ringan proses radang tergantung pada jenis, virulensi, dan jumlah agen infeksi yang

berhasil memasuki jaringan. Infeksi secara hematogen dan limfogen menyebabkan

terbentuknya foci-foci radang yang letaknya tersebar pada berbagai lobus paru-paru.

Kejadian akut biasanya disebabkan oleh bakteriPasteurela sp dan Mycoplasma sp sedangkan

yang disebabkan jamur atau bakteri Mycobacterium sp kebanyakan bersifat kronis dengan

pembentukan granuloma. Sedangkan agen infeksi yang disebabkan oleh viral berlangsung

subklinis yang memerlukan faktor lain dalam patogenesisnya yaitu dengan kerja sama dengan

bakteri patogen lain maupun pengelolaan peternakan dan lingkungan yang jelek.

            Radang paru-paru akan menyebabkan terjadinya hipoksia karena terjadi ganguan

pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Kompensasi dari hal tersebut hewan akan

meningkatkan frekuensi dan intensitas pernafasan. Karena adanya rasa sakit ketika bernafas

disebabkan meningkatnya kepekaan jaringan yang mengalami radang pernapasan

berlangsung cepat dan dangkal.

Adanya hiperemi, paru-paru akan mengalami pemadatan, konsolidasi yang dalam keadaan

lanjut terjadi pemadatan yang berkonsistensi seperti hati ( hepatisasi). Pada uji apung jaringan

yang berkonolidasi akan melayang ataupun tenggelam. Adanya eksudat pada saluran

pernafasan akan menyebabkan batuk bagi jaringan yang peka, karena eksudat ini bila

dilakukan auskultasi akan terdengar suara ronchi basah dan hilangnya suara vesikuler.

Selain itu, gambaran anatomis dan fisiologis dari sistem respirasi sapi memungkinkan adanya

predisposisi terhadap berkembangnya penyakit paru-paru dibandingkan hewan lainnya. Sapi

secara fisiologis mempunyai kapasitas pertukaran gas yang kecil dan aktifitas tekanan

ventilasi basal lebih besar. Kapasitas pertukaran gas yang kecil menyebabkan sapi

mendapatkan tingkat oksigen alveolar dan bronchial rendah selama berada pada dataran

tinggi dan selama periode aktifitas fisik/metabolik. Pada saat itu, tekanan oksigen rendah atau

Page 8: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

hypoxia mungkin memperlambat aktifitas mucociliary dan makrofag alveolar dan

menurunkan kecepatan proses pembersihan paru-paru (Subronto 2003).

Paru-paru sapi juga mempunyai tingkat pembagian ruangan yang lebih besar dari pada hewan

lain. Hal ini memungkinkan terjadinya hypoxia perifer pada jalannya udara sehingga jalannya

udara menjadi terhambat. Hal ini mengakibatkan penurunan aktifitas fagositosis dan retensi

multifikasi agen-agen infeksius. Disamping itu, karena makrofag alveolar jumlahnya rendah

pada paru-paru sapi, maka mekanisme pembersihan paru-paru tidak seefektif hewan lain.

Demikian pula tingkat atypical bioactivity dari lysozyme mukus respirasi pada sapi yang

rendah, memungkinkan sapi lebih mudah menderita infeksi saluran pernafasan dibandingkan

spesies hewan lainnya.

Gejala klinis

Pada awalnya radang paru-paru ( pneumonia ) didahului gejala hiperemi pulmonum, diikuti

dyspnoe, frekuensi nafas 40-80 kali permenit, tipe nafas bersifat abdominal, napasnya mula-

mula dangkal kemudian dalam, batuk, setelah berlangsung beberapa hari muncul leleran pada

hidung, pulsus 60-90 kali per menit, demam ( suhu 42ºC ) kenaikan suhu tubuh ini sejalan

dengan reaksi tubuh dalm memobilisasi sel-sel darah putih dan berlangsungnya seperti

antigen-antibodi.

            Pada inspeksi terkadang tercium bau abnprmal dari pernapasan penderita. Bau busuk (

halitosis, foxtor ex ero ) dapat berasal dari runtuhan sel atau dari produk bakteri penyebab

pneumonia. Bau busuk selalu ditemukan pada radang paru-paru yang disertai ganggren.

            Pada auskultasi daerah paru-paru akan terdengar berbagai suara abnormal. Terdengar

suara bronchial ( rhonci basah ) yang seharusnya suara vesicular disebabkan alveoli terisi

cairan radang. Pada pemeriksaan perkusi pada daerah paru-paru tidak ditemukan adanya

perubahan pada batas-batas daerah perkusi. Suara resonansi yang dihasilkan bervariasi mulai

dari agak pekak pada daerah yang mengalami hiperemi sampai pekak total pada daerah yang

mengalami hepatisasi.

            Pada sapi perah terjadi penurunan produksi susu bahkan sering sekali produksi susu

terhenti sama sekali. Penderita tampak lesu, malas berbaring, gelisah, kehilangan nafsu

makan dan minum, depresi, terkadang pernapasan dengan mulut, konstipasi dan oligouria.

Menurut Cordes et.al (1994) gejala klinis terjadinya pneumonia pada sapi adalah

respirasi cepat dan dangkal, sesak nafas (dyspnoe), batuk, keluar discharge atau eksudat pada

hidung, tegak sapi dalam posisi abduksio (bahu direnggangkan), tidak selalu ditandai dengan

Page 9: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

kenaikan suhu/demam karena kenaikan suhu tubuh berlangsung sejalan dengan reaksi tubuh

dalam memobilisasi sel darah putih dan berlangsungnya reaksi antigen-antibodi. Pada

pneumonia yang telah berjalan cukup lama (kronis) tidak disertai dengan kenaikan suhu

tubuh (Subronto 2003).

            Pada pemeriksaan auskultasi, daerah paru-paru akan terdengar suara abnormal.

Karena alveol berisi cairan radang, pada saat inspirasi suara bronchial lebih kecil atau sama

dengan suara vesikular. Pada pemeriksaan secara perkusi, tidak ditemukan batas-batas yang

jelas pada gema perkusinya. Suara resonansi yang dihasilkan bervariasi (Gabor 2003).

            Selain itu, pada perkembangan lebih lanjut, pada sapi yang sedang produksi akan

mengalami penurunan produksi atau produksi air susu akan terhenti sama sekali, hewan lesu,

malas, berbaring dan kehilangan nafsu makan dan minum (Gabor 2003)

 Diagnosa

Didasarkan pada:

a.      Gejala Klinis

Diagnosa pneumonia didasarkan atas gejala klinik yang terlihat dan dilengkapi dengan

pemeriksaan secara auskultasi, perkusi dan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan

berupa pemeriksaan foto rontgent. Untuk mengetahui etiologi atau agen penyebab pneumonia

perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologis berupa pemeriksaan sputum atau leleran hidung

atau swab trakheal (Cordes et.al 1994).

b.      Pemeriksaan hematologi

Pemeriksaan ini untuk melihat gambaran sel darah putih dan jika memungkinkan dapat pula

dilakukan pemeriksaan serologis, terutama untuk mengetahui keberadaan agen virus. Bahkan

pemeriksaan feses natif untuk mengetahui telur cacing juga dapat dilakukan. Karena larva

nematoda Dictyocaulus viviparus dalam perjalanannya di paru-paru dapat menyebabkan

peradangan (Lungworm pneumonia).

c.       Pemeriksaan makroskopis

Page 10: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

1. 2.

3. 4

Ket.gambar :1. Paru sapi terkena pneumonia oleh M bovis

2. pneumonia kronis sapi

3. bronchopneumonia sapi

4. Paru normal sapi

Pemeriksaan makroskopis pada paru-paru tampak perubahan warna mulai yang dari

kemerahan sampai menjadi abu-abu dan kuning bahkan terjadi hepatisasi merah,

konsistensinya berubah menjadi seperti hati yang elastis bahkan mengalami kerapuhan. Pada

pengirisan paru-paru ditemukan adanya eksudat mulai dari serous sampai mukopurulen,

jaringan parenkim tampakmengalami kongesti dan hepatisasi.  Pada uji apung akan melayang

atau tenggelam, dan ditemukan inklusi bodi pada pneumonia yang disebabkan virus.

 Terapi dan Pencegahan

Pengawasan pada hewan yang masih sehat sangatlah penting, penderita ditempatkan

dikandang yang bersih, hangat dan ventilasi yang baik. Pemberian Ca boroglukonat dan

vitamin C serta penangan dehidrasi sangat berguna untuk terapi pneumonia.

Terapi sangat efektif dilakukan jika telah mengetahui agen penyebab pneumonia.

Pengobatan dengan antibiotik berspektrum luas.

Udema Pulmonum

Page 11: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

Definisi

Udema Pulmonum adalah suatu kondisi di mana cairan menumpuk di paru-paru, biasanya

karena ventrikel kiri jantung tidak memompa cukup.

Deskripsi

Penumpukan cairan dalam ruang di luar pembuluh darah paru-paru yang disebut pulmonary

edema. Edema paru adalah komplikasi umum dari gangguan jantung, dan kebanyakan kasus

kondisi ini dikaitkan dengan gagal jantung . Edema paru bisa menjadi kondisi kronis, atau

dapat terjadi tiba-tiba dan cepat menjadi hidup mengancam. Jenis yang mengancam jiwa dari

edema paru terjadi ketika sejumlah besar cairan tiba-tiba bergeser dari pembuluh darah paru

ke paru-paru, karena masalah paru-paru, serangan jantung , trauma, atau bahan kimia

beracun. Hal ini juga bisa menjadi tanda pertama dari penyakit jantung koroner.

Dalam hati yang berhubungan dengan edema paru, ruang utama jantung, ventrikel

kiri, melemah dan tidak berfungsi dengan baik. Ventrikel tidak sepenuhnya mengeluarkan

isinya, menyebabkan darah kembali ke atas dan curah jantung menurun.Tubuh merespon

dengan meningkatkan tekanan darah dan volume cairan untuk mengkompensasi curah

jantung berkurang.Hal ini, pada gilirannya, meningkatkan kekuatan terhadap yang ventrikel

harus mengusir darah. Darah punggung atas, membentuk sebuah kolam di pembuluh darah

paru. Kebocoran cairan ke dalam ruang antara jaringan paru-paru dan mulai

menumpuk. Proses ini membuat lebih sulit bagi paru-paru untuk memperluas. Hal ini juga

menghambat pertukaran udara dan gas antara paru-paru dan darah bergerak melalui

pembuluh darah paru-paru.

Penyebab dan Gejala

Kebanyakan kasus edema paru yang disebabkan oleh kegagalan ruang utama jantung,

ventrikel kiri. Hal ini dapat disebabkan oleh serangan jantung akut, parah iskemia , kelebihan

volume ventrikel kiri jantung, dan stenosis mitral. Non-jantung terkait edema paru

disebabkan oleh masalah paru-paru seperti pneumonia , kelebihan cairan intravena, beberapa

jenis penyakit ginjal , buruk luka bakar , penyakit hati, masalah gizi, dan penyakit Hodgkin. 

Gejala awal dari edema paru meliputi:

Page 12: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

1.sesak napas

2.gangguan pernapasan secara tiba-tiba

3.kesulitan bernapas

4.batuk

Dalam kasus edema paru yang parah, gejala ini akan memperburuk ke:

1.bekerja dan pernapasan cepat

2.berbusa, cairan berdarah mengandung nanah batuk dari paru-paru (dahak)

3.gangguan serius dalam irama jantung (atrial fibrilasi, misalnya)

4.kulit dingin, basah, berkeringat, dan kebiruan

5.penurunan tekanan darah.

Diagnosa Pulmonary Edema

Pulmonary edema secara khas didiagnosa dengan X-ray dada. Radiograph (X-ray)

dada yang normal terdiri dari area putih terpusat yang menyinggung jantung dan pembuluh-

pembuluh darah utamanya plus tulang-tulang dari vertebral column, dengan bidang-bidang

paru yang menunjukan sebagai bidang-bidang yang lebih gelap pada setiap sisi, yang

dilingkungi oleh struktur-struktur tulang dari dinding dada.

X-ray dada yang khas dengan pulmonary edema mungkin menunjukan lebih banyak

tampakan putih pada kedua bidang-bidang paru daripada biasanya. Kasus-kasus yang lebih

parah dari pulmonary edema dapat menunjukan opacification (pemutihan) yang signifikan

pada paru-paru dengan visualisasi yang minimal dari bidang-bidang paru yang normal.

Pemutihan ini mewakili pengisian dari alveoli sebagai akibat dari pulmonary edema, namun

ia mungkin memberikan informasi yang minimal tentang penyebab yang mungkin

mendasarinya.

Untuk mengidentifikasi penyebab dari pulmonary edema, penilaian keseluruhan dari

gambar klinis pasien adalah penting. Sejarah medis dan pemeriksaan fisik yang saksama

seringkali menyediakan informasi yang tidak ternilai mengenai penyebab.

Alat-alat diagnostik lain yang digunakan dalam menilai penyebab yang mendasari dari

Page 13: Tgs Ipdhb -Emfisema Pulmonal.penumonia Dan Udema Pulmonum

pulmonary edema termasuk pengukuran dari plasma B-type natriuretic peptide (BNP) atau N-

terminal pro-BNP. Ini adalah penanda protein (hormon) yang akan timbul dalam darah yang

disebabkan oleh peregangan dari kamar-kamar jantung. Peningkatan dari BNP nanogram

(sepermilyar gram) per liter lebih besar dari beberapa ratus (300 atau lebih) adalah sangat

tinggi menyarankan cardiac pulmonary edema. Pada sisi lain, nilai-nilai yang kurang dari 100

pada dasarnya menyampingkan gagal jantung sebagai penyebabnya.

Metode-metode yang lebih invasif adakalanya diperlukan untuk membedakan antara

cardiac dan noncardiac pulmonary edema pada situasi-situasi yang lebih rumit dan kritis.

Pulmonary artery catheter (Swan-Ganz) adalah tabung yang panjang dan tipis (kateter) yang

disisipkan kedalam vena-vena besar dari dada atau leher dan dimajukan melalui kamar-kamar

sisi kanan dari jantung dan diletakkan kedalam kapiler-kapiler paru atau pulmonary

capillaries (cabang-cabang yang kecil dari pembuluh-pembuluh darah dari paru-paru). Alat

ini mempunyai kemampuan secara langsung mengukur tekanan dalam pembuluh-pembuluh

paru, disebut pulmonary artery wedge pressure.

Pasien dengan edema paru akan memiliki denyut nadi yang cepat, napas cepat, napas

abnormal dan suara jantung, dan urat leher membesar. Sebuah dada x ray sering digunakan

untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Darah pengujian gas arterial dapat dilakukan. Kadang-

kadang kateterisasi arteri pulmonalis dilakukan untuk mengkonfirmasi bahwa pasien

memiliki edema paru dan bukan penyakit dengan gejala yang sama (disebut sindrom

gangguan pernapasan dewasa atau "edema paru noncardiogenic.

Pengobatan

Edema paru membutuhkan perawatan darurat. Pengobatan meliputi: pemberian oksigen,

ventilasi dibantu atau mekanis (dalam beberapa kasus), dan terapi obat. Tujuan pengobatan

adalah untuk mengurangi jumlah cairan di paru-paru, meningkatkan pertukaran gas dan

fungsi jantung, dan, jika mungkin, untuk memperbaiki penyakit yang mendasari.Dalam kasus

di mana gangguan pernapasan parah, ventilator mekanik dan tabung ke dalam tenggorokan

(intubasi trakea) akan digunakan untuk meningkatkan pengiriman oksigen. Dan usaha yang

dibutuhkan untuk napas, meningkatkan oksigen dan pertukaran karbon dioksida, dan

meningkatkan output jantung.