tg_1

10
1 Zaman Ide Tingkah Laku Hasil Karya KUTAI Menampilkan nilai-nilai social  politik dan ketuhanan. Raja Mulawarman menurut prasasti Yupa mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada Brahmana, dan para Brahmana membangun yupa itu sbg tanda terima kasih raja yg dermawan. Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai social politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana. Prasasti (yang berupa 7 yupa / tiang batu) yang menunjukkan bahwa raja Mulawarman keturunan raja Aswawarman keturunan dari Kudungga. SRIWIJAYA Kerajaan Maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya. Dan bersifat kesatuan. Ada 3 hal pokok:  Perdagangan. Karena zaman ini perdaganga n banyak terjadi, maka kerajaan ini berinisiatif mempersatukan Prasasti Kedukan Bukit dalam bahasa Melayu kuno dan huruf Pallawa.

Upload: celin-palayukan

Post on 17-Jul-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tg_1

5/14/2018 tg_1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tg1 1/10

Zaman Ide Tingkah Laku Hasil Karya

KUTAI

Menampilkan

nilai-nilai social

 politik dan

ketuhanan. 

Raja Mulawarman menurut

prasasti Yupa mengadakan

kenduri dan memberi sedekah

kepada Brahmana, dan para

Brahmana membangun yupa 

itu sbg tanda terima kasih raja

yg dermawan. Masyarakat

Kutai yang membuka zaman

sejarah Indonesia pertama

kalinya ini menampilkan

nilai-nilai social politik, dan

ketuhanan dalam bentuk 

kerajaan, kenduri, serta

sedekah kepada para

Brahmana.

Prasasti (yang

berupa 7 yupa / 

tiang batu) yang

menunjukkan

bahwa raja

Mulawarman

keturunan raja

Aswawarman

keturunan dari

Kudungga.

SRIWIJAYA

Kerajaan Maritim

yang

mengandalkan

kekuatan lautnya.

Dan bersifat

kesatuan. 

Ada 3 hal pokok:

  Perdagangan. Karena

zaman ini perdagangan

banyak terjadi, maka

kerajaan ini berinisiatif 

mempersatukan

Prasasti Kedukan

Bukit dalam bahasa

Melayu kuno dan

huruf Pallawa.

Page 2: tg_1

5/14/2018 tg_1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tg1 2/10

perdagangan dengan

pedagang pengrajin dan

pegawai raja yang disebut

Tuha An Vatakvurah

sebagai pengawas dan

pengumpul semacam

koperasi sehingga rakyat

mudah memasarkan

barang dagangannya.

  Pemerintahan. Dalam

system pemerintahannya

terdapat pegawai

pengurus pajak, harta

benda kerajaan,

rohaniawan yang menjadi

pengawas teknis

pembangunan gedung-

gedung dan patung suci

sehingga pada saat itu

kerajaan dalam

menjalankan system

negaranya tidak dapat

Page 3: tg_1

5/14/2018 tg_1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tg1 3/10

dilepaskan dengan nilai

ketuhanan.

  Pengembangan agama dan

kebudayaan. Agama dan

kebudayaan

dikembangakan dengan

mendirikan universitas

agama Buddha yang

sangat terkenal di Asia.

Demikian pula

Cita-cita kesejahteraan

bersama dalam suatu Negara

tercermin pada kerajaan ini.

Kerajaan-kerajaan

sebelum

Majapahit.

  Kalingga (abad

Ke VII)

   Dinasti

Syailendra (abad

ke VII)

  Sanjaya (abad ke

  Nilai

kebersamaan 

dan

kekeluargaan.

  Semangat 

kegotong-

royongan 

mulai nampak.

  Adanya sikap

  Sanjaya pada abad ke VIII

yang ikut membantu

membangun candi Kalasan

untuk Dewa Tara dan

sebuah vihara untuk 

pendeta Budha yang

didirikan di Jawa Tengah

bersama dengan dinasti

Syailendra (abad ke VII

Bangunan-

bangunan yang

dibangun kerajaan-

kerajaan di sekitar

Jawa Tengah :

  Candi Kalasan 

yang dibangun

untuk Dewa

Tara.

Page 4: tg_1

5/14/2018 tg_1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tg1 4/10

VIII)

  Kerajaan-

kerajaan Isana 

(abad ke IX)

   Darmawangsa 

(abad ke X)

   Airlangga (abad

ke XI)

  Singasari (abad

ke XIII)

toleransi

dalam

beragama.

  Adanya nilai-

nilai

kemanusiaan 

yang

ditunjukkan

oleh raja

Airlangga.

  Untuk 

menghasilkan

keputusan,

diadakan

musyawarah,

yang

menunjukkan

penerapan

nilai-nilai sila

keempat.

  Prioritas untuk 

mewujudkan

dan IX).

  Pembuatan bangunan

keagamaan dan asrama

oleh Raja Airlangga, dan

raja ini juga memiliki

sikap toleransi dalam

beragama. Dan agama-

agama yang diakui oleh

kerajaan saat itu (agama

Budha, agama Wisnu dan

agama Syiwa) dapat hidup

berdampingan.

  Menurut prasasti Kelagen,

Raja Airlangga telah

mengadakan hubungan

dagang dan bekerja sama

dengan Benggala, Chola

dan Champa, hal ini

menunjukkan nilai-nilai

kemanusiaan.

  Airlangga mengalami

penggemblengan lahir dan

  Sebuah Vihara di

Jawa tengah

untuk pendeta

Budha.

  Candi

 Borobudur  

(candi agama

Budha).

  Candi

Prambanan 

(candi agama

Hindu).

  Bangunan

keagamaan dan

asrama yang

dibangun Raja

Airlangga.

  Prasasti Kelagen

Page 5: tg_1

5/14/2018 tg_1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tg1 5/10

kesejahteraan

rakyat yang

merupakan

penerapan

nilai-nilai sila

kelima.

batin di hutan dan tahun

1019 para pengikutnya

(rakyat dan para Brahmana

bermusyawarah dan

memutuskan untuk 

memohon Airlangga

menjadi raja dan

meneruskan tradisi istana.

  Pada tahun 1037, Raja

Airlangga memerintahkan

membuat tanggul dan

waduk demi kesejahteraan

pertanian rakyat.

MAJAPAHIT

Pandangan-

pandangan hidup

dan kefilsafatan

yang tertuang

dalam kitab,buku

maupun seloka

Pada masa ini toleransi positif 

dalam bidang agama

dijunjung tinggi karena

adanya realitas kehidupan

agama pada saat itu yaitu

agama Hindu dan Buddha,

bahkan salah satu bawahan

kekuasaannya yaitu Pasai

yang justru memeluk agama

  Kitab

Negarakertagam

a karangan

Empu Prapanca.

Dalam kitab

tersebut terdapat

istilah

“Pancasila”.

  Buku Sutasoma

Page 6: tg_1

5/14/2018 tg_1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tg1 6/10

Islam.

Selain itu, kerajaan ini

mengadakan hubungan

bertetangga dengan baik 

dengan kerajaan Tiongkok,

Ayodya, Champa dan

Kamboja. Nilasi-nilai

musyawarah mufakat pun

mulai tampak.

karangan Empu

Tantular.

Terdapat seloka

” Bhinneka

Tunggal Ika”.

  Sumpah Palapa

yang berisi cita-

cita

mempersatukan

seluruh

Nusantara Raya.

  Prasasti

Brumbung

PERGERAKAN

KEMERDEKAAN

Strategi-strategi

perlawanan untuk 

merebut

kemerdekaan.

Perlawanan Bangasa

Indonesia terhadap Penjajah

terpencar-pencar dan tidak 

memiliki koordinasi sehingga

banyak menimbulkan korban

bagi anak-anak bangsa.

Melihat praktek-praktek 

penjajahan Belanda tersebut

maka meledaklah perlawanan

  Dalam masa

penjajahan

Belanda, hasil

karya masih

berupa strategi

perang kemudian

munculah

organisasi-

organisasi

Page 7: tg_1

5/14/2018 tg_1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tg1 7/10

rakyat di berbagai nusantara

antara lain Patimura di

Maluku (1817), Baharudin

(1819), Imam Bonjol di

Minangkabau (1821-1837),

Pangeran Diponegoro di Jawa

Tengah (1825-1830) dan lain-

lain. Dorongan akan cinta

tanah air menimbulkan

semangat untuk melawan

penindasan dari bangsa

Belanda.

pergerakan

nasional

  Pada masa

kebangkitan

Nasional seperti

Serikat Dagang

Islam

SDI(1909),

Serikat Islam

(1911) dan lain-

lain sampai

akhirnya muncul

Sumpah Pemuda

dan lagu

Indonesia Raya.

MASA

KEMERDEKAAN

Usaha-usaha

untuk 

mempertahankan

kemerdekaan

Mengadakan sidang-sidang

dalam membentuk struktur

kenegaraan.

  Teks Proklamasi

  Piagam Jakarta

  UUD 1945

Page 8: tg_1

5/14/2018 tg_1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tg1 8/10

  Kesimpulan

Berdasarkan penulusuran nilai-nilai budaya bangsa dari masa ke masa

tersebut, dapat dilihat bahwa Pancasila yang merupakan dasar negara Republik 

Indonesia, sebelum disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 pada rapat PPKI,

nilai-nilainya sudah ada sejak dulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan

negara. Nilai-nilai tersebut lahir dari cara hidup sehari-hari masyarakat pada

waktu itu, yang akhirnya menjadi sebuah budaya, adat-istiadat serta nilai-nilai

religius yang berakar kuat dalam masyarakat. Nilai tersebut karena telah melekat

dan berakar kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, maka nilai itu pun

teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga

materi yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia

sendiri, sehingga bangsa Indonesia adalah kausa materialis Pancasila. (Kaelan,

2004) Nilai-nilai yang tersebut pun kemudian diangkat dan dirumuskan secara

formal oleh para pendiri negara sebagai dasar filsafat negara, yang prosesnya

dilakuk an selama sidang BPUPKI pertama, sidang panitia „9‟, sidang BPUPKI

kedua, sampai akhirnya disahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara

Republik Indonesia.

Maka untuk memahami Pancasila secara lengkap dan utuh dalam

kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman sejarah

perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu negara yang berdasarkan

asas hidup bersama demi kesejahteraan hidup bersama, yaitu negara yang

berdasarkan Pancasila. Selain itu, secara epistemologis, bahwa Pancasila selain

sebagai dasar negara Republik Indonesia juga sebagai pandangan hidup bangsa,

Page 9: tg_1

5/14/2018 tg_1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tg1 9/10

  jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian seluruh bangsa Indonesia

pada waktu mendirikan negara. (Kaelan, 2004)

Page 10: tg_1

5/14/2018 tg_1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tg1 10/10

10 

  Referensi

a)  Kaelan. 2004. Pendidikan PANCASILA, Edisi Kedelapan, Paradigma;

Yogyakarta