tesis - iainska repositoryeprints.iain-surakarta.ac.id/137/1/2016ts0029.pdf · belajar pai pada...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU PAI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PAI PADA SISWA DI SMK FARMAKO
MEDIKA PLUS CARINGIN - BOGOR
TESIS
SYUKRI INDRA
NIM 144031034
Tesis Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar
Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN 2015/2016
ii
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU PAI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PAI PADA SISWA DI SMK FARMAKO
MEDIKA PLUS CARINGIN – BOGOR
Syukri Indra
NIM 144031034
ABSTRAK
Guru berperan penting terhadap keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa di SMK
Farmako Medika Plus Caringin–Bogor.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisa
data menggunakan regresi berganda.
Perhitungan uji F menunjukkan bahwa Fhitung = 12,362 > Ftabel= 6,95 dengan
signifikansi 0,001 < 0,05. Hasil ini menunjukkan Fhitung signifikan, sehingga Ho
ditolak dan menerima Ha. Berdasarkan hasil tersebut, maka Ha dalam penelitian ini
yang berbunyi “Ada pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
PAI secara bersama terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI di SMK Farmako
Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima.
Hasil perhitungan koefisien determinasi adalah R²= 0,119 = 11,9 %. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi pedagogik guru dan kompetensi
profesional secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen prestasi belajar
siswa sebesar 11,9% dan sisanya 88,1% dipengaruhi oleh sebab lain yang tidak masuk
dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
cukup signifikan dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI
terhadap prestasi belajar pada siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin Bogor,
sehingga semakin baik kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru maka
akan semakin baik pula prestasi belajar siswa.
Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik Guru, Kompetensi Profesional Guru, Prestasi
Belajar Siswa.
iii
THE INFLUENCE OF PROFESSIONAL COMPETENCE AND PEDAGOGY
COMPETETENCE OF TEACHERS TO
STUDENTS ACHIEVEMENT OF ISLAMIC EDUCATION IN SMK FARMAKO
MEDIKA PLUS CARINGIN-BOGOR
Syukri Indra
NIM 144031034
ABSTRACT
Teacher is vital to student’s successs in learning. This research aims to determine the
influence of professional competence and pedagogy competetence of teachers to
student achievement of islamic education in SMK Farmako Medika Plus Caringin-
Bogor.
This research is a quantitative research using descriptive method. The instrument
used in this study is a questionnaire technic the variables professional competence and
pedagogy competence of teachers and used documentation technic on variable students
achievement. Data were analyzed using multiple regression formula.
F test calculations showed that Fcount = 12,362 > Flist 6,95 with significancy 0,001
< 0,05. This count showed Fcount significant so Ho rejected and Ha accepted. Based on
these result so Ha in this research is “have influence of professional competence and
pedagogy competetence of teachers to students achievement of islamic education in
SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor” accepted.
Calculation result of R Square is R²= 0,119 = 11,9 %. This result showed that
variables of professional competence and pedagogy competence of teachers influence
to student achievement simultaneously 11,9 % and remain 88,1 % influence by other
factors.
Based on the above results it evidenced that there is a positive and significant
influence professional competence and pedagogy competetence of teachers to student
achievement of islamic education in SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor.
With this result more advance of professional competence and pedagogy competetence
of teachers so more advance of student achievement.
Kata Kunci: Professional Competence of teacher, Pedagogy competetence of
teacher, Student achievement.
iv
نرٍجح الرعلٍم الررتٍح االسال مٍح للطالب ذاْثٍر الكفاءج الررتٍح والكفاءج المهنٍح الى
المدرسح العالٍح المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر
شكري إندرا011440441
ملخص
وذهمممدذ مممرا الدراسمممح إلمممى ذ دٌمممد المعلمممم ور لنجممماب الطمممالب فمممى المممرعلم
االسمممال مٍمممح والكفممماءج المهنٍمممح المممى نرٍجمممح الرعلمممٍم الررتٍمممح الكفممماءج الررتىٌمممحذمممرثٍر
للطالب المدرسح العالٍح المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر
األ اج ممممممرا الث ممممممل ممممممى الث ممممممل الكمممممممً تاسممممممر دا المممممممنه الى ممممممفً
المسمممر دمح فمممً مممرا الدراسمممح مممى سممملىب االسمممرثٍا و المااتلمممحو الرىثٍممم و والمرا ثمممح
ال طً جاندا و د ذم ذ لٍل الثٍاناخ تاسر دا معا لح االن دار
> 2,,و,تااال مٍممممممح 59و6 طاولممممممح ذ < 261و21 ال سممممممابوذشٍرال سمممممماب اورثممممممار وا ذ
تنممماء لمممى ماثىلمممح Ha و مرفمممى Ho كمممًو ا مٍمممح ال سممماب ذرا نرٍجمممح شمممرب ممم 9,و,
ذمممممرثٍر الكفمممماءج الررتىٌمممممح مىجممممى فممممى مممممرا الدراسممممح ٌعنمممممى Haو ذ ممممرا النرممممما
الرعلمممٍم الررتٍمممح االسمممال مٍمممح للطمممالب المدرسمممح العالٍمممح والكفممماءج المهنٍمممح المممى نرٍجمممح
ماثىلح المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر
ر نرا ال ساب1وذشٍر را النرا الى ا مرغٍر مجانا الكفاءج % 225و, =
% 5و88 و % 5و22 نرٍجح الرعلٍم لطالبمعا ذؤثرمرغٍر الراتع المهنٍح الررتىٌح والكفاءج
ذؤثر تعامل اور
را الدراسح ذثثد ا ذرثر اجاتٍح و امح ن الكفاءج الررتىٌح والكفاءج نرا
الررتٍح االسال مٍح للطالب المدرسح العالٍح المهنٍح فرماكى المهنٍح الى نرٍجح الرعلٍم
كلما الكفاءج الررتىٌح والكفاءج المهنٍح المعلمفئ افضل مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر
اضل نرٍجح الرعلٍم الطالة
نرٍجح الرعلٍمو الكفاءج المهنٍحو كلماخ الث ل: الكفاءج الررتىٌح
v
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis yang berjudul “Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus
Caringin-Bogor” yang disusun oleh:
Nama : Syukri Indra
NIM :144031034
Telah dipertahankan didepan majelis dewan penguji tesis program pascasarjana IAIN
Surakarta pada hari Senin tanggal 07 Maret 2016 pukul ....., ...... dan disahkan sebagai
salah satu syarat untuk memperolah gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I).
Surakarta, 07 Maret 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.H. Dr.H.
NIP NIP
Penguji Utama Ketua Sidang
NIP NIP
Direktur Pascasarjana
IAIN Surakarta
Prof. Drs.H.Rohmat,M.Pd,Ph.D
NIP
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Bismillahirrohmanirrohim,
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengaruh kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI
pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor” beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuwan. Atas pernyataan ini, saya siap apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuwan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Surakarta, Februari 2016
Yang membuat pernyataan,
Syukri Indra
NIM. 144031034
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Bismillah. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak
nikmat yang tak terhitung kepada umat manusia khususnya kepada penulis, sehingga
penulis bisa menyelesaikan penulisan tesis ini. Sholawat dan salam semoga selalu
tercurah atas bagi Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah umat manusia.
Adapun tujuan dari penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada
siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor” ini adalah untuk memenuhi
persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam pada
Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam IAIN Surakarta. Namun yang
lebih penting dari itu semua adalah bahwa tesis ini merupakan bentuk dedikasi penulis
terhadap dunia pendidikan. Dan penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan
manfaat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini tidaklah dapat diselesaikan dengan
baik tanpa dukungan dari pihak-pihak yang membantu baik moril, materil, maupun
sprituil untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak: H.Zulfahmi, M.Pd dan Mak: Hj.Nurbaiti),
kakak-kakak dan adik-adikku tersayang yang senantiasa selalu memberikan
dukungan baik moril, materil, maupun sprituil.
2. Bapak Dr.H.Mudhofir, S.Ag, M.Pd, selaku Rektor IAIN Surakarta.
3. Bapak Prof.Drs.H.Rohmat,M.Pd,Ph.D, selaku Direktur Pascasarjana IAIN
Surakarta.
4. Bapak Dr.H.Baidi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam Pascasarjana IAIN Surakarta dan selaku penguji Utama.
viii
5. Bapak Dr.H. Purwanto, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I.
6. Bapak Dr.H.T.N. Syamsah, SH, MH, selaku Dosen Pembimbing II.
7. Bapak Prof.Dr.H.Usman Abu Bakar, MA selaku Guru Besar IAIN Surakarta.
8. Seluruh Dosen dan Tenaga Tata Usaha Pascasarjana IAIN Surakarta.
9. Bapak Dr.H.Martin Roestamy, SH, MH, selaku rektor UNIDA Bogor.
10. Ibu Hj R Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I selaku pembina perguruan YPSPIAI.
11. Bapak Dr.Ir.H.Dede Kardaya, M.Si selaku direktur pascasarjana UNIDA
12. Ibu Susy Indriyati, S.Sos selaku staf administrasi pascasarjana.
13. Bapak Kholillul Rosyid, S.Th.I, M.M.Pd selaku kepala SMK Farmako Medika
Plus Caringin-Bogor.
14. Seluruh pihak SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor.
15. Rekan-rekan seperjuangan Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam
IAIN Surakarta khususnya angkatan 2014.
16. Dan segenap pihak yang sudah membantu dan berpartisipasi baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian penulisan tesis ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas segala kebaikan
dan ketulusan yang telah diberikan. (Amiin Ya Robbal Alamin)
Penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan demi menyempurnakan tesis
ini, namun penyusun menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan tesis ini di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Surakarta, Februari 2016
Syukri Indra
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
ABSTRAK ...................................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ........................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xi
UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN ................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 16
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 17
D. Perumusan Masalah ............................................................................................. 17
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 18
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 18
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori ..................................................................................................... 20
1. Kompetensi Pedagogik .................................................................................... 20
2. Kompetensi Profesional .................................................................................. 30
3. Prestasi Belajar ................................................................................................ 39
B. Penelitian yang relevan ........................................................................................ 52
C. Kerangka Berpikir ................................................................................................ 55
D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................................. 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 58
B. Latar Setting (waktu dan tempat) Penelitian ........................................................ 58
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 59
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 60
1. Definisi konseptual .......................................................................................... 62
2. Definisi operasisonal ....................................................................................... 63
3. Kisi-kisi ........................................................................................................... 64
x
4. Penulisan butir ................................................................................................. 66
5. Uji coba istrumen ............................................................................................ 68
E. Teknik analisa data .............................................................................................. 71
1. Pengujian Persyaratan ..................................................................................... 71
2. Pengujian Hipotesis ......................................................................................... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Singkat Tempat Penelitian ......................................................................... 75
B. Deskripsi data ....................................................................................................... 76
C. Pengujian persyaratan .......................................................................................... 87
D. Pengujian hipotesis .............................................................................................. 95
E. Pembahasan ........................................................................................................ 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 103
B. Implikasi ............................................................................................................ 104
C. Saran .................................................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kegiatan Penelitian .......................................................................................... 59
Tabel 2 Populasi Penelitian ........................................................................................... 60
Tabel 3 Kisi-kisi Kompetensi Pedagogik ...................................................................... 64
Tabel 4 Kisi-Kisi Kompetensi Profesional .................................................................... 65
Tabel 5 Butir angket Kompetensi Pedagogik ............................................................... 66
Tabel 6 Butir Angket Kompetensi Profesional ............................................................ 67
Tabel 7 Statistik Deskriptif ............................................................................................ 76
Tabel 8 Data Skor Variabel Kompetensi Pedagogik .................................................... 80
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Pedagogik ................................... 80
Tabel 10 Data Skor Variabel Kompetensi Profesional ................................................ 85
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Profesional ................................ 85
Tabel 12 Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar ............................................... 86
Tabel 13 Uji validitas Kompetensi Pedagogik ............................................................. 88
Tabel 14 Uji Validitas Kompetensi Profesional ........................................................... 89
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pengembangan instrumen pengukuran variabel X1 .......................................... 108
A. Instrumen sebelum uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik) ........................... 108
B. Instrumen sebelum uji coba X2 (Kompetensi Profesional) ......................... 109
C. Data uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik) .................................................. 110
D. Data Uji Coba X2 (Kompetensi Profesional) ............................................... 111
E. Uji validitas X1 (Kompetensi Pedagogik) ................................................... 112
F. Uji validitas X2 (Kompetensi Profesional) .................................................. 116
G. Uji reliabilitas X1 (Kompetensi Pedagogik) ................................................ 120
H. Uji reliabilitas X2 (Kompetensi Profesional) ............................................... 120
I. Istrumen setelah uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik) ............................... 121
J. Istrumen setelah uji coba X2 (Kompetensi Profesional) .............................. 122
2. Pengumpulan data .............................................................................................. 123
A. Data variabel Kompetensi Pedagogik .......................................................... 123
B. Data variabel Kompetensi Profesional ......................................................... 127
C. Data variabel Prestasi Belajar ...................................................................... 131
3. Analisa data ........................................................................................................ 134
A. Pengujian asumsi ........................................................................................... 134
B. Pengujian hipotesis ........................................................................................ 135
4. Pedoman Wawancara ......................................................................................... 136
5. Pedoman Observasi ............................................................................................ 137
6. Pedoman Dokumentsai ...................................................................................... 138
7. Surat Keterangan Penelitian .............................................................................. 139
xiii
UCAPAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN
ii
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU PAI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PAI PADA SISWA DI SMK FARMAKO
MEDIKA PLUS CARINGIN – BOGOR
Syukri Indra
NIM 144031034
ABSTRAK
Guru berperan penting terhadap keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa di
SMK Farmako Medika Plus Caringin–Bogor.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi.
Teknik analisa data menggunakan regresi berganda.
Perhitungan uji F menunjukkan bahwa Fhitung = 12,362 > Ftabel= 6,95 dengan
signifikansi 0,001 < 0,05. Hasil ini menunjukkan Fhitung signifikan, sehingga Ho
ditolak dan menerima Ha. Berdasarkan hasil tersebut, maka Ha dalam penelitian
ini yang berbunyi “Ada pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru PAI secara bersama terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI
di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima.
Hasil perhitungan koefisien determinasi adalah R²= 0,119 = 11,9 %. Hasil
ini menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi pedagogik guru dan
kompetensi profesional secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen
prestasi belajar siswa sebesar 11,9% dan sisanya 88,1% dipengaruhi oleh sebab
lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
cukup signifikan dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI
terhadap prestasi belajar pada siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin
Bogor, sehingga semakin baik kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
guru maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa.
Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik Guru, Kompetensi Profesional Guru,
Prestasi Belajar Siswa.
iii
THE INFLUENCE OF PROFESSIONAL COMPETENCE AND PEDAGOGY
COMPETETENCE OF TEACHERS TO
STUDENTS ACHIEVEMENT OF ISLAMIC EDUCATION IN SMK
FARMAKO MEDIKA PLUS CARINGIN-BOGOR
Syukri Indra
NIM 144031034
ABSTRACT
Teacher is vital to student’s successs in learning. This research aims to determine
the influence of professional competence and pedagogy competetence of teachers
to student achievement of islamic education in SMK Farmako Medika Plus
Caringin-Bogor.
This research is a quantitative research using descriptive method. The
instrument used in this study is a questionnaire technic the variables professional
competence and pedagogy competence of teachers and used documentation
technic on variable students achievement. Data were analyzed using multiple
regression formula.
F test calculations showed that Fcount = 12,362 > Flist 6,95 with significancy
0,001 < 0,05. This count showed Fcount significant so Ho rejected and Ha
accepted. Based on these result so Ha in this research is “have influence of
professional competence and pedagogy competetence of teachers to students
achievement of islamic education in SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”
accepted.
Calculation result of R Square is R²= 0,119 = 11,9 %. This result showed
that variables of professional competence and pedagogy competence of teachers
influence to student achievement simultaneously 11,9 % and remain 88,1 %
influence by other factors.
Based on the above results it evidenced that there is a positive and
significant influence professional competence and pedagogy competetence of
teachers to student achievement of islamic education in SMK Farmako Medika
Plus Caringin-Bogor. With this result more advance of professional competence
and pedagogy competetence of teachers so more advance of student achievement.
Kata Kunci: Professional Competence of teacher, Pedagogy competetence of
teacher, Student achievement.
iv
نرٍجح الرعلٍم الررتٍح االسال مٍح للطالب ذاْثٍر الكفاءج الررتٍح والكفاءج المهنٍح الى
المدرسح العالٍح المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر
شكري إندرا011440441
ملخص
وذهممممده اممممسة الدراسممممح إلممممى المعلممممم لور لنجمممماف الطممممالب فممممى الممممرعلم
والكفمممماءج المهنٍممممح الممممى نرٍجممممح الرعلممممٍم الررتٍممممح الكفمممماءج الررتىٌممممحذحدٌممممد ذمممم ثٍر
االسمممال مٍمممح للطمممالب المدرسمممح العالٍمممح المهنٍمممح فرمممماكى ممممدٌكا فلمممىس جمممرٌغٍن
تىغىر
األلاج اممممسا الثحمممممث امممممى الثحمممممث الكمممممً تاسمممممر دا الممممممنه الى مممممفً
المسممممر دمح فممممً اممممسة الدراسممممح اممممى اسمممملىب االسممممرثٍا الم اتلممممح الرىثٍمممم
ال طً جاندا والمراقثح وقد ذم ذحلٍل الثٍاناخ تاسر دا معاللح االنحدار
تااالامٍمممممممممح 59و6 طاولمممممممممح ه < 261و21 الحسمممممممممابوذشٍرالحسممممممممماب ا رثمممممممممار وا ه
Ha و مرفمممممى Ho كمممممً اامٍمممممح الحسممممماب هسة نرٍجمممممح شمممممرف اممممم 9, , > 2,, ,
ذممم ثٍر مىجمممىل فمممى امممسة الدراسمممح ٌعنمممى Ha ه تنممماء لمممى امممسة النرممما م ثىلمممح
الرعلممممٍم الررتٍممممح االسممممال مٍممممح والكفمممماءج المهنٍممممح الممممى نرٍجممممح الكفمممماءج الررتىٌممممح
للطممممالب المدرسممممح العالٍممممح المهنٍممممح فرممممماكى مممممدٌكا فلممممىس جممممرٌغٍن تىغممممىر
م ثىلح
ر نرا الحساب1وذشٍر اسة النرا الى ا مرغٍر مجانا % 225و, =
5و22 نرٍجح الرعلٍم لطالبمعا ذؤثرمرغٍر الراتع المهنٍح الكفاءج الررتىٌح والكفاءج
ذؤثر تعامل ا ر % 5و88 و %
اسة الدراسح ذثثد ا ذ ثر اجاتٍح و اامح ن الكفاءج الررتىٌح نرا
الررتٍح االسال مٍح للطالب المدرسح العالٍح والكفاءج المهنٍح الى نرٍجح الرعلٍم
الكفاءج الررتىٌح والكفاءج فئ افضل المهنٍح فرماكى مدٌكا فلىس جرٌغٍن تىغىر
كلما اضل نرٍجح الرعلٍم الطالة المهنٍح المعلم
نرٍجح الرعلٍم الكفاءج المهنٍح كلماخ الثحث: الكفاءج الررتىٌح
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting yang mempunyai andil besar
terhadap kemajuan suatu bangsa bahkan peradaban manusia. Pendidikan yang
lemah menyebabkan kehancuran suatu bangsa yang berakar dari lemahnya
intelektual dan moral. Dan pendidikan yang berkualitas akan menjadi dasar dari
lahirnya tonggak kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkat
mutu Sumber Daya Manusia (SDM) menuju era globalisasi yang penuh dengan
tantangan sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat
fundamental bagi setiap individu. Oleh karena itu, kagiatan pendidikan tidak dapat
diabaikan begitu saja, terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin
ketat, tajam, berat pada abad millennium ini (Veithzal Rivai, Sylviana Murni,
2009: 1).
Dalam konteks pendidikan nasional, arti penting pendidikan Nilai tidak
diragukan lagi. Munculnya upaya pendidikan Nilai yang berhasil dirasakan sangat
mendesak apalagi dikaitkan dengan gejala-gejala kehidupan saat ini yang sering
kali yang kurang kondusif bagi masa depan bangsa. Arus globalisasi yang
demikian kuat berpotensi mengikis jati diri bangsa.Nilai-nilai kehidupan yang
dipelihara menjadi goyah bahkan berangsur hilang. Perambatan budaya luar yang
kurang ramah terhadap budaya pribumi pada gilirannya menuntut peran
2
pendidikan, nilai untuk benar-benar menjamin lahirnya generasi yang tangguh
secara intelektual maupun moral.
Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita dan dambaan setiap negara
di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu
negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan,
sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna
seperti yang kita ketahui bahwa suatu pendidikan tentunya akan mencetak Sumber
Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan
pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output
dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat
mencapai kemajuan.
Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu
berdiri sendiri, untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam
pengembangan berbagai hal, seperti komsep, prinsip, kreaktivitas, tanggung
jawab, dan keterampilan. Dengan kata lain perlu perlu mengalami perkembangan
dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Demikian juga individu juga
makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan sesamanya (Nanang
Fattah, 2008: 5).
Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang
tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan
kualitasnya. Pendidikan dibutuhkan untuk menyiapkan manusia demi menunjang
perannya di masa datang. Upaya pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa
memiliki hubungan yang signifikan dengan rekayasa bangsa tersebut di masa
3
mendatang. Dengan demikian, pendidikan merupakan sarana terbaik untuk
menciptakan suatu generasi baru suatu bangsa yang tidak bodoh secara intelektual
namun tetap memiliki ikatan tradisi mereka sendiri.
Islam sebagai agama rahmah li al-‘alamin sangat mewajibkan umatnya
untuk menuntut ilmu dan berpendidikan, bahkan Allah SWT mengawali turunnya
wahyu Al-Qur’an dengan ayat yang memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad
SAW, untuk membaca. dan membaca (iqra’) merupakan salah satu perwujudan
dari aktifitas belajar. Sedangkan dalam arti luas, dengan iqra’ pula manusia dapat
mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki kehidupannya (Baharuddin dkk,
2007: 29). Firman Allah SWT dalam Q.S.Al-Alaq ayat 1-5:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Tema pendidikan ini secara implisit dapat dipahami dari wahyu yang
pertama diturunkan kepada Nabi sebagai spirit terhadap tugas kependidikan yang
pertama dan utama yang dilakukan Nabi SAW. Hal ini juga mengisyaratkan
kepada manusia akan urgensi pendidikan (menuntut ilmu) yang harus menjadi
prioritas utama dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
Rasulullah SAW diutus kedunia ini mengemban misi mendidik umat
manusia, memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena
itu selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki
manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada
4
derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan
keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan
kepada Allah SWT.
Islam sangat apresiatif terhadap ilmu pengetahuan. Dia memberi isyarat
pentingnya manusia untuk belajar membaca dan menulis dan menganalisa dari
segala yang ada ini dengan diberi potensi akal sebagai pisau pengasahnya. Dengan
membaca dan menulis, manusia akan eksis menjadi khalifah di bumi sebagaimana
yang dijanjikan-Nya. Dengan diawali membaca, menulis dan selanjutnya
mengetahui jagat raya dan dibalik semuanya, kemudian manusia beriman,
disinilah baru nampak kedudukan manusia yang bermartabat tinggi, sebagaimana
Allah SWT berfirman dalam Q.S.Al-Mujadilah ayat 11:
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dengan demikian betapa pentingnya pendidikan menurut Islam seperti
yang digambarkan didalam Al-Qur’an. Pendidikan dengan melalui media
membaca, menulis dan menganalisa segala relaitas yang terbesit dalam benak
manusia menjadi keniscayaan bagi manusia yg memiliki potensi sehingga lebih
sempurna ketimbang makhluk Tuhan lainnya. Tentunya apabila potensi tersebut
digunakan secara dinamis dan benar akan mengantarkan manusia pada posisi
makhluk mulia yang akan memperoleh hasanah di dunia dan hasanah di akhirat.
5
Pendidikan dalam pandangan Islam harus mampu menciptakan manusia
yang berilmu pengetahuan yang tinggi, dimana iman dan takwa menjadi menjadi
pengendali dalam pengamalan ilmunya di masyarakat. Manusia muslim yang
dihasilkan oleh proses kependidikan Islam harus mampu mencari cara-cara hidup
yang dapat membawa kebahagian hidup di dunia maupun di akhirat yang bercorak
diri dan berderajat tinggi menurut ukuran Allah SWT (Djumransjah, Abdul Malik
Karim Amrullah, 2007: 71).
Keberhasilan proses pendidikan sangat ditentukan oleh Pendidik (Guru)
yang merupakan komponen penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Dipundaknya terdapat tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan
siswa kearah tujuan pendidikan adalah mereka yang memiliki tanggung jawab
mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya
melaksanakan proses pendidikan. Pendidik dalam Islam adalah siapa saja yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa, mereka harus harus dapat
mengupayakan perkembangan siswa, baik kognitif, efektif, maupun potensi
psikomotor. Potensi-potensi ini sedemikian rupa dikembangkan secara seimbang
sampai mencapai tngkat yang optimal.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
menengah. Guru merupakan seseorang yang mempunyai tugas mulia untuk
mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu
6
yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.
Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai
kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan
proses perkembangan siswa (Slameto, 2003: 97).
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan belajar di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan siswa untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam
perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada
saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang
lain dalam perkembangannya, demikian siswa, ketika orang tua mendaftarkan
anaknya ke sekolah pada saat itu ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya
dapat berkembang secara optimal.
Dalam sistem dan proses pendidikan, guru memegang peran penting. Para
siswa tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu
mengemban tugasnya dengan baik. Kendatipun dewasa ini konsep CBSA telah
banyak dkumandangkan dan dilaksanakan dalam proes belajar mengajar di
sekolah, namun guru tetap menempati kedudukan tersendiri. Pada hakikatnya para
siswa hanya mungkin belajar dengan baik jika guru telah mempersiapkan
lingkungan positif bagi mereka untuk belajar.
Dalam situasi pendidikan khususnya pendidikan formal di sekolah, guru
merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini
disebabkan guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.
7
Dengan kata lain, guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap
terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Dengan demikian upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk
meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan
tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu,
diperlukanlah sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi
yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Guru yang profesional pada
intinya adalah guru yang memiliki kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan
dan pengajaran.
Dalam UU guru dan dosen pasal 1 ayat 10 dijelaskan bahwa pengertian
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan (Akmal Hawi, 2010: 4).
Guru wajib memiliki kualifikas akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional”. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dijelaskan secara
lebih detail dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa ada 4 kompetensi utama yang
harus dimiliki oleh Guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut
terintegrasi dalam kinerja guru (UU Guru dan Dosen, 2011: 7).
8
Kompetensi merupakan kemampuan dan kewanangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya. Bahwa kompetensi mengacu pada
kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan,
kompetensi merujuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk
memenuhi verifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas kependidikan.
Berkaitan dengan pelaksanaan tugas profesi, guru harus dapat mengelola
proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Untuk itu guru
dituntut untuk memiliki kompetensi dan kemampuan yang baik dalam mengajar
sehingga dapat menjalankan perannya secara optimal. Kompetensi yang dimiliki
oleh seorang guru akan sangat mempengaruhi perilaku siswa dalam belajar serta
hasil dari proses pembelajaran.
Di Indonesia kualitas pendidikannya masih cukup rendah dibandingkan
negara-negara maju lainnya. Masalah pendidikan ini merupakan masalah yang
cukup kompleks dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor
tersebut adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang
peranan penting dan utama, karena proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh
factor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya
keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran
interaksi komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.
Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerja sama antara guru
dan siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi dengan optimal,
9
dengan kata lain seorang guru harus benar-benar memiliki kompetensi yang baik
dalam mendidik khususnya kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas.
Dalam proses belajar mengajar, guru memilki peran menentukan kualitas
mengajaran yang dilaksanakannya. Yakni memberikan pengetahuan (kongnitif),
sikap dan nilai (affektif), dan keterampilan (psikomotorik). Dengan kata lain, tugas
dan peran guru yang utama terletak dibidang pengajaran. Pengajaran merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang guru dituntut
untuk dapat mengolah kelas, pengguanaan metode mengajar, strategi mengajar,
maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelolah proses belajar mengajar
yang efektif, mengembangkan bahan pengajaran dengan baik, dan meningkatkan
kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan pendidikan
yang harus mereka capai.
Kemampuan guru dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi
perkembangan pendidikan. Hal ini karena tidak semua guru dapat mengajar
siswanya dengan baik atau profesional. Dan pada kenyataannya dalam
melaksanakan pengajaran, banyak pendidik yang masih mengalami kesulitan
untuk memberikan pengajaran kepada siswa sehingga siswa sulit untuk
memahami materi.
Guru merupakan salah satu profesi yang berperan dalam membentuk dan
menentukan kualitas SDM di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkan SDM berkualitas di masa yang akan datang, maka diperlukan guru
yang berkualitas pula. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas guru adalah
dengan meningkatkan kompetensinya.
10
Pada kenyataannya dewasa ini masih banyak guru-guru yang belum
memiliki kompetensi yang optimal khususnya kompetensi yang berkaitan
langsung dengan pembelajaran di kelas.
Kinerja dan kompetensi guru memikul tanggung jawab utama dalam tran-
sformasi orientasi siswa dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari ketergantungan
menjadi mandiri, dari tidak terampil manjadi terampil, dengan metode-metode
pembelajaran bukan lagi mempersiapkan siswa yang pasif, melainkan siswa
berpengetahuan yang senantiasa mampu menyerap dan menyesuaikan diri dengan
informasi baru dengan berfikir, bertanya, menggali, mencipta dan
mengembangkan cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah yang berkaitan
dengan kehidupannya.
Kompetensi merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat
berkinerja unggul. Kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan keterampilan
(skill). Kompetensi juga melibatkan kemampuan untuk memenuhi tuntutan yang
kompleks dengan menggambarkan dan memobilisasi sember daya psikososial
(skill dan attitudes) dalam konteks tertentu.
Kompetensi adalah sesuatu yang mutlak dimliki oleh setiap guru dalam
kegiatan pengelolaan pembelajaran. Dalam kenyataan guru yang mempunyai
kompetensi mengajar yang baik dalam proses pembelajaran tidaklah mudah
ditemukan, disamping itu kompetensi mengajar guru bukanlah persoalan yang
berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor latar
belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan training keguruan yang pernah
diikuti. Dengan demikian guru yang mempunyai kompetensi mengajar akan
11
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada
tingkat optimal.
Disamping hal tersebut di atas, kompetensi dalam proses interaksi belajar
mengajar dapat pula menjadi alat motivasi ekstrinsik, guna memberikan dorongan
dari luar diri siswa. Kompetensi guru juga sebagai alat yang berguna untuk
memberikan pelayanan terbaik agar siswa merasa puas dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar.
Terkait kompetensi guru ini, penulis nukilkan firman Allah SWT dalam
Q.S. Al-An’am 135 sebagai berikut:
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,
Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui,
siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia
ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan
keberuntungan.
Berdasarkan ayat di atas, mengisyaratkan bahwa kompetensi merupakan
suatu kemampuan mutlak yang harus dimilki oleh setiap orang yang akan
melakukan pekerjaannya termasuk guru, agar tugasnya sebagai pendidik dapat
terlaksana dengan baik. Karena dalam mengelola proses belajar mengajar yang
dilaksanakan oleh guru yang tidak menguasai kompetensi, maka akan sulit untuk
mencapai hasil tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Untuk menjalankan tanggungjawab mendidik dan mengajar tentunya guru
dituntut memliki kemampuan dan keahlian atau kompetensi seorang guru. Di
12
umpamakan seorang montir memperbaiki kendaraan yang rusak, maka montir
tersebut harus memiliki keahlian, kemampuan perbengkelan, sehingga kendaraan
yang rusak tersebut dapat diperbaiki dan berfungsi seperti yang diharapkan oleh
pemiliknya. Semakin ahli seorang montir, boleh dikatakan semakin bagus
kendaraan itu diperbaiki. Kompetensi guru juga diharapkan bisa memberikan
dampak positif bagi prestasi siswa khususnya kompetensi guru yang berhubungan
langsung dengan proses pembelajaran di kelas yaitu kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang
lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa.
Sedangkan kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang
berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa (Sunardi Nur, Sri Wahyuningsih,
2002: 28-29).
Kemampuan pedagodik bagi seorang guru bukanlah hal yang sederhana,
karena kualitas guru haruslah diatas rata-rata. Kualitas ini dapat dilihat dari aspek
intelektual meliputi aspek (a) logika sebagai pengembangan kognitif mencakup
kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang terdiri dari enam macam yang
disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks, yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; (b) etika
sebagai pengembang afektif mencakup kemampuan emosional dalam mengalami
dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan emosional disusun
secara hierarkis, yaitu kesabaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian
13
nilai, dan karakteristik diri; (c) estetika sebagai pengembang spikomotorik yaitu
kemampuan motoric menggiatkan dan mengkoordinasi gerakan.
Selain kompetensi pedagogik, Kompetensi profesional juga memegang
peran penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Kompetensi
profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan
penyelesaian tugas-tugas keguruuan. Kompetensi ini merupakan hal yang sangat
penting, sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan.
Sementara itu guru profesional mempunyai sikap dan sifat terpuji adalah; bersikap
adil; percaya dan suka kepada siswanya; sabar dan rela berkorban; memiliki
wibawa di hadapan siswa; penggembira; bersikap baik terhadap guru-guru
lainnya; bersikap baik terhadap masyarakat; benar-benar menguasai mata
pelajarannya; suka dengan mata pelajaran yang diberikannya; dan berpengetahuan
luas (Sunardi Nur, Sri Wahyuningsih, 2002: 31).
Mewujudkan diri sebagai guru yang profesional, tidak terjadi dengan
sendirinya melainkan melalui suatu proses. Guru memerlukan bantuan dalam
upaya mengembangkan profesinya, karena mereka tidak mungkin melakukan
sendirian. Guru memerlukan kesempatan, sarana, dukungan material, dukungan
administratif, dukungan motivasi dan sebagainya untuk meningkatkan kualitas
profesionalnya, baik melalui program pendidikan formal maupun pendidikan
lainnya.
Berdasarkan sudut pandang sistemik, guru adalah sebuah prototipe teladan
yang hidup. Maknanya, guru disamping mengajarkan ilmu, juga perlu
memberikan teladan kepada para siswanya. Dalam proses pembelajaran di sekolah
14
peranan guru sangat penting fungsinya sebagaimana orang tua yang mampu
memahami, mengayomi dan memberikan perasaan aman kepada siswa. Dalam
proses materi keislaman (dalam arti nilai substansi) tidak diberikan hanya oleh
guru bidang studi khusus, namun semua guru mampu memahami dan
memasukkan nilai-nilai Islami dalam semua pelajaran.
Guru yang berkompeten akan melaksanakan tugas belajar mengajar di
kelas dengan penuh semangat dan menyenangkan, serta penuh makna, murid
selalu mendapatkan hal baru setiap kali masuk kelas untuk belajar. Murid tidak
akan pernah bosan untuk belajar di kelas karena gurunya kompeten. Pada
akhirnya, guru kompeten akan melahirkan murid-murid yang rajin belajar karena
mereka mencintai proses pembelajaran dan memahami arti penting belajar bagi
masa depan (Jejen Maspupah, 2011: 20).
Jika kompetensi guru rendah, maka muridnya kelak akan menjadi generasi
yang bermutu rendah. Jangankan mampu bersaing, mencari pekerjaan pun sulit,
sehingga bukan tidak mungkin kelak mereka akan menjadi beban sosial bagi
masyarakat dan negeri ini. Sehingga kompetensi seorang guru itu sangat penting
bagi guru itu sendiri dan bagi murid-muridnya. Seorang guru harus memiliki
kompetensi karena seorang guru memiliki kewajiban untuk mencerdaskan anak
bangsa, bukan hanya cerdas secara fisik tetapi secara emosional juga. Sehingga
tugas guru adalah mendidik bukan hanya mengajar, karena mendidik memilki
makna yang lebih luas dan lebih kompleks dari pada mengajar.
Masalah kompetensi guru ini merupakan hal urgen yang harus dimiliki
oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar
15
tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social
adjustment dalam masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka
penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun
berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan,
system penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan
sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum.
Dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan
tanggung jawab sebaik mungkin.
Semua kompetensi atau keahlian yang dimiliki oleh seorang guru adalah
untuk mendukung semua tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab seorang guru.
Tugas-tugas guru mencakup mendidik dan mencerdaskan siswa semaksimal
mungkin untuk mencapai prestasi yang diinginkan oleh seorang siswa.
Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi
guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan
saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi
sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing
para siswa (Oemar Hamalik, 2006, 36).
Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga
belajar para siswa berada pada tingkat optimal, materi pembelajaran akan mudah
tersampaikan kepada para siswa dan hal ini juga akan berdampak pada perbaikan
prestasi belajar siswa.
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas
dan kegiatan tertentu. Sedangkan prestasi belajar adalah penguasan pengetahuan
16
dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi seorang siswa merupakan pencapaian maksimal yang diingin setiap
siswa dalam sekolah atau tolak ukur keberhasilan seorang siswa dalam
pendidikannya di suatu sekolah. Seorang siswa untuk mencapai prestasi yang
tinggi, tentu didukung oleh faktor-faktor pendukung dalam proses kearah yang
diinginkan. Faktor pendukung tersebut bisa berupa faktor dari dalam diri siswa itu
sendiri atau bisa berupa dari luar diri siswa.
Salah satu faktor dari luar diri siswa adalah faktor guru itu sendiri. Jadi guru
merupakan ujung tombak keberhasilan siswa di sekolah. Orang yang berdiri di
depan dalam pencapaian prestasi siswa tersebut, dengan kata lain baik buruknya,
rendah tingginya prestasi siswa dalam belajar di sekolah merupakan
tanggungjawab besar dari seorang guru.
Sewaktu penulis melakukan penjajakan awal di SMK Farmako Medika
Plus Caringin-Bogor, penulis melihat adanya permasalahan bagi guru dalam
mengaplikasikan kompetensinya ketika mengajar. Hal ini terlihat ketika guru
mengabaikan komponen-komponen dalam kompetensi guru khususnya
kompetensi yang berkaitan secara langsung dengan pelaksanaan proses belajar
mengajar seperti mengabaikan pemberian motivasi kepada siswa terkait materi
yang akan disampaikan, penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi,
kurangnya feedback dari siswa ketika guru menjelaskan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian
tentang bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional
17
guru terhadap prestasi belajar siswa yang ditulis dalam bentuk kaya ilmiah berupa
tesis yang berjudul “Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako
Medika Plus Caringin-Bogor”.
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan awal dan wawancara dengan guru mata
pelajaran PAI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor, maka diidentifkasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PAI masih kurang baik, kebanyakan
siswa masih gaduh dan belum siap menghadapi pembelajaran serta tidak
ada feedback dari siswa setelah guru menjelaskan materi pembelajaran.
2. Aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran masih kurang baik, guru
hanya menggunakan metode ceramah saja dan belum menggunakan media
pembelajaran seperti infokus.
3. Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI rendah, masih ada siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 75.
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus dan tidak meluas dari pembahasan yang
dimaksud dalam tesis ini, maka penulis membatasinya pada ruang lingkup
penelitian sebagai berikut :
1. Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu.
18
2. Kompetensi guru merupakan kemampuan yang wajib dimiliki guru guna
menunjang proses pembelajaran dan pendidikan kepada siswa yang terdiri
dari kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial. Namun dalam tesis ini yang menjadi
fokus kajiannya hanya kompetensi guru PAI yang berkaitan secara langsung
dengan proses pembelajaran dikelas yaitu kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional.
3. Prestasi belajar PAI yang dimaksud adalah hasil belajar siswa berupa angka
(numerik) yang diperoleh dari kegiatan Ujian Akhir Semester (UAS)
semester ganjil pada mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam)
4. Siswa yang menjadi obyek penelitian pada tesis ini adalah siswa kelas XI
SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor tahun pelajaran 2015 – 2016.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus permasalahan yang akan
dikaji adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh dari kompetensi pedagogik guru PAI terhadap
prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako Plus, Caringin-Bogor?
2. Apakah terdapat pengaruh dari kompetensi profesional guru PAI terhadap
prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako Plus, Caringin-Bogor?
3. Apakah terdapat pengaruh dari kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako
Plus, Caringin-Bogor?
19
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi pedagogik guru PAI terhadap
prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako Plus, Caringin-Bogor
2. Untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi profesional guru PAI terhadap
prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako Plus, Caringin-Bogor
3. Untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru PAI terhadap prestasi belajar PAI siswa di SMK Farmako
Plus, Caringin-Bogor
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Teoritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis ialah untuk lebih memperluas teori
tentang Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dan
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
2. Praktis
a. Bagi lembaga yang diteliti (SMK Farmako Medika Plus, Caringin-
Bogor), manfaat penelitian ini ialah untuk memberikan kontribusi dalam
upaya meningkatkan kualitas sekolah sehingga sekolah mampu
mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menekankan pada
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru.
20
b. Bagi lembaga almamater dan steakholder pendidikan, manfaat penelitian
ini ialah untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam ilmu
pengetahuan mengenai kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
c. Bagi peneliti, penelitian ini akan menjadi salah satu pengalaman yang
akan memperluas zona pemikiran dan wawasan keilmuwan dibidang
pendidikan khususnya terkait kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru terhadap prestasi belajar siswa.
21
BAB II
KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi (competence) menurut Hall dan Jones dalam Masnur Muslich
(2007: 15) yaitu pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan
tertentu secara bulat yang merupakan perbaduan antara pengetahuan dan
kemampuan yang dapat diamati dan diukur yang diperlukan untuk menuntaskan
kegiatan sehari-hari.
Guru profesional harus memiliki 4 (empat) kompetensi yaitu kompetensi
pedagogis, profesional (kognitif), kepribadian (personality), dan sosial. Oleh
karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga harus memiliki
pengetahuan yang luas, bijak dan dapat bersosialisasi dengan baik. Sebagaimana
disebutkan dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, maka guru
harus:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai
c. dengan bidang tugasnya.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.
e. Mematuhi kode etik profesi.
f. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.
g. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya.
h. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan.
22
i. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
profesionalnya, dan
j. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum (Imam Wahyudi, 2012:
17-18).
Pendidik sebagai agen pembelajaran harus memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial. Terkait dengan hal ini, Allah SWT berfirman dalam Q.S.Al-An’am:135:
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.
Berdasarkan ayat di atas, kompetensi merupakan suatu kemampuan yang
mutlak dimiliki guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan
baik, sebab dalam mengelola proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru
yang tidak menguasai kompetensi guru, maka akan sulit untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Dalam penelitian ini hanya akan dikaji dua kompetensi guru yang berkaitan
langsung dengan proses pembelajaran dikelas yaitu kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik seorang guru ditandai dengan
23
kemampuannya menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan. Guru juga perlu memiliki
kompetensi profesional yaitu selalu meningkatkan dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola
proses pembelajaran siswa. Selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan
dalam membantu, membimbing dan memimpin siswa (Imam Wahyudi, 2012: 22).
Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud
dengan pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya
terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Dapat pula
diartikan kompetensi pedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang
berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa.
Menurut Janawi (2012: 35) kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang sekurang-kurangnya meliputi:
1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi
guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa dan memotivasi mereka untuk belajar:
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
24
b. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran
berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
c. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,
terkait keberhasilan pembelajaran,
d. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar
siswa,
e. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama
lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar
siswa,
f. Guru memperhatikan respon siswa yang belum/kurang memahami materi
pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki
rancangan pembelajaran berikutnya.
2. Pemahaman terhadap siswa
Menguasai karakteristik siswa berhubungan dengan kemampuan guru dalam
memahami kondisi siswa. Anak dalam dunia pendidikan modern adalah subyek
dalam proses pembelajaran. Anak tidak dilihat sebagai obyek pendidikan, karena
anak merupakan sosok individu yang memerlukan perhatian dan sekaligus
berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Anak juga memiliki karakteristik
tersendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Guru merupakan organisator pertumbuhan pengalaman siswa. Guru harus
dapat merancang pembelajaran yang tidak semata menyentuh aspek kognitif,
25
tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan dan sikap siswa. Maka, guru
haruslah individu yang kaya pengalaman dan mampu mentransformasikan
pengalaman itu pada siswa dengan cara-cara yang variatif.
Guru harus memahami bahwa semua siswa dalam seluruh konteks pendidikan
itu unik. Dasar pengetahuan tentang keragaman sangat penting dan termasuk
perbedaan dalam kecerdasan, emosional, bakat, dan bahasa. Demikian juga
seorang guru harus memperlakukan siswa dengan respek, apakah ia dari keluarga
miskin atau kaya. Guru harus mampu mengarahkan siswa untuk fokus pada
kemampuannya dalam bidang tertentu dan menunjukkan cara yang tepat untuk
meraihnya (Jejen Mustafah, 2011:32).
Ada enam indikator penilaian guru untuk kompetensi ini yaitu sebagai berikut
a. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap siswa dikelasnya
b. Guru memastikan bahwa semua siswa mendapat kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
c. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang
sama pada semua siswa dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar
yang berbeda
d. Guru mencoba mengetahui penyimpangan perilaku siswa untuk
mencegah perilaku tersebut merugikan siswa lain
e. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan
siswa
f. Guru memperhatikan siswa dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat
mengikuti aktifitas pembelajaran, sehingga siswa tersebut tidak di
26
marjinalkan seperti tersisihkan, diolok, minder dsb (Nanang Priatno, Tito
Sukamto, 2013: 38).
3. Pengembangan kurikulum atau silabus
Dalam dunia pendidikan, perubahan kurikulum merupakan hal yang sudah
pasti terjadi. Dan di Indonesia telah terjadi setidaknya tujuh kali perubahan
kurikulum terhitung sejak kurikulum tahun 1984 sampai kurikulum 2013. Sebagai
seorang pendidik dituntut mampu mengembangkan setiap kurikulum dalam
pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah.
Dalam pengembangan kurikulum sendiri, perlu mempertimbangkan dua
model untuk meningkatkan pendidikan, yaitu hidden curriculum (proses
penanaman nilai-nilai dan sifat-sifat pada diri siswa, dan self reflection (evaluasi
proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan untuk memperoleh umpan balik
(Zamroni 2000: 79).
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting
kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan
pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Ada empat indikator penilaian
terkait PK guru untuk kompetensi ini yaiu:
a. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum
b. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar siswa dapat mencapai kompetensi
dasar yang ditetapkan
27
c. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan
tujuan pembelajaran
d. Guru memilih materi pembelajaran yang:
1) sesuai dengan tujuan pembelajaran
2) tepat dan mutakhir
3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa
4) dapat dilaksanakan di kelas dan
5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari siswa (Nanang Priatno,
Tito Sukamto, 2013: 41).
4. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Proses pembelajaran yang mendidik adalah proses yang selalu berorientasi
pada pengembangan potensi anak. Prinsip-prinsip yang perlu dipertahankan
seperti:
a. Kegiatan yang berpusat pada anak
Setiap proses pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual dan
emosional siswa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung
dalam rangka mengembangkan keterampilan (motorik, kognitif, sosial,
dan spiritual) penghayatan dan internalisasi dalam pembentukan sikap
dan perilaku.
b. Belajar melalui berbuat
c. Mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan social
d. Belajar sepanjang hayat (Janawi, 2012: 37).
28
Pada anak-anak dan remaja, inisiatif belajar harus muncul dari para guru,
karena mereka pada umumnya belum memahami pentingnya belajar. Maka, guru
harus mampu menyiapkan pembelajaran yang bisa menarik rasa ingin tahu siswa,
yaitu pembelajaran yang menarik, menantang, dan tidak monoton, baik dari sisi
kemasan maupun isi atau materinya.
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru mampu menyusun dan menggunakan
berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik
siswa.
Selain itu guru juga harus mampu berkomunikasi secara efektif, empatik
dan santun dengan siswa dan bersikap antusias dan positif. Komunikasi
merupakan suatu proses penyampaian energi dari alat indera menuju ke otak
(Jalaluddin Rakhmat 1991: 4-6).
Berkomunikasi efektif, empatik dan santun terhadap anak didik merupakan
komunikasi yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Bahasa yang
empatik dan santun membuat suasana pelajaran lebih harmonis. Dalam proses
belajar mengajar, komunikasi empatik, persuasif, dan menarik akan berdampak
pada terjadinya proses pembelajaran yang konstruktif. Guru mampu memberikan
respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan siswa dengan
cara:
a. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan
menjaga partisipasi siswa, termasuk memberikan pertanyaan terbuka
29
yang menuntut siswa untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan
mereka.
b. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan siswa, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk
membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
c. Guru menanggapi pertanyaan siswa secara tepat, benar, dan mutakhir,
sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya.
d. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja
sama yang baik antar siswa.
e. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban
siswa baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa.
f. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan siswa dan meresponnya
secara lengkap danrelevan untuk menghilangkan kebingungan pada
siswa.
5. Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya
Memfasilitasi pengembangan potensi anak didik berarti membantu
pengembangan diri dan potensi yang dimilikinya. Menurut Conny R. Semiawan
manusia belajar, tumbuh, dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya
melalui kehidupan keluarga. Perkembangan pada manusia mengandung sumber
daya yang memiliki kondisi sosial kultural, fisik, dan biologis yang berbeda-beda
30
dalam lingkungannya. Dengan kata lain dalam dunia persekolahan, guru, dan
sekolah memiliki peran penting dalam menumbuh kembangkan potensi anak.
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap siswa dan
mengidentifikasi pengembangan potensi siswa melalui program embelajaran
yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan
kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa siswa mengaktualisasikan potensi
mereka:
a. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian
terhadap setiap siswa untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐masing.
b. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar
masing‐masing.
c. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis siswa.
d. Guru secara aktif membantu siswa dalam proses pembelajaran dengan
memberikan perhatian kepada setiap individu.
e. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi,
dan kesulitan belajar masing-masing siswa.
f. Guru memberikan kesempatan belajar kepada siswa sesuai dengan cara
belajarnya masing-masing.
g. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan siswa dan
mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
31
6. Evaluasi hasil belajar
Dalam proses penilaian, kemampuan yang dinilai adalah bagaimana guru
mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil
belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
progam remidial dan pengayaan. Guru menggunakan hasil analisis penilaian
dalam proses pembelajaran (Nanang Priatno, Tito Sukamto, 2013: 49).
Ada 5 (lima) indikator penilaian terkait PK Guru yaitu sebagai berikut:
a. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP
b. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian,
selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumka hasil
serta implikasinya kepada siswa, tentang tingkat pemahaman terhadap
materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
c. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/ kompetensi
dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing
siswa untuk keperluan remidial dan pengayaan.
d. Guru memanfaatkan masukan dari siswa dan merefleksikanya untuk
meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikanya melalui
catatan, jurnal pembelajara, rancangan pembelajaran, materi tambahan dan
sebagainya.
e. Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
32
2. Kompetensi Profesional
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di
sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat
pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan salah satu
kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Dalam Peraturan
Pemerintah No 19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing siswa
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan. Kompetensi ini merupakan kemampuan dalam penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
siswa memenuhi standar kompetensi. Kompetensi professional guru merupakan
kompetensi yang menggambarkan kemampuan khusus yang sadar dan terarah
kepada tujuan-tujuan tertentu (UU Guru dan Dosen, 2011: 66-67) .
Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang punya
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru. Guru profesional adalah orang yang
terdidik dan terlatih serta punya pengalaman bidang keguruan. Seorang guru
profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal antara lain; memiliki
kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi kemampuan
berkomunikasi dengan siswanya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif,
mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya dan selalu
33
melakukan pengembangan diri secara terus-menerus (continous improvement)
melalui organisasi profesi, buku, seminar, dan semacamnya.
Adapun komponen-komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
kompetensi profesional adalah sebagai berikut (E Mulyasa, 2007: 135-1347):
a. Memahami Prinsip-prinsip Pengelolaan Lembaga dan Program
Pendidikan di Sekolah
Disamping melaksanakan proses belajar mengajar, guru diharapkan
mampu membantu kepala sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan
pendidikan lainnya yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu memahami
pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan pengelolaan sekolah,
bimbingan dan penyuluhan termasuk bimbingan karier, program
kokurikuler dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang
terkait.
b. Penguasaan Bahan Bidang Studi
Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah
penguasaan bahan bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok
untuk keterampilan mengajar. Kompetensi pertama yang harus dimiliki
seorang guru adalah penguasaan bahan bidang studi. Penguasaan ini
menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Kemampuan ini
diperlukan untuk mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengintesiskan, dan mengevaluasikan sejumlah pengetahuan keahlian yang
diajarkannya. Ada dua hal dalam menguasai bahan bidang studi :
34
1) Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah dengan cara:
(a) Mengkaji bahan kurikulum bidang studi
(b)Mengkaji isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan
(c) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum
bidang studi yang bersangkutan.
2) Menguasai bahan pendalaman atau aplikasi bidang studi. Hal ini
dilakukan dengan cara:
(a) Mempelajari ilmu yang relevan
(b) Mempelajari aplikasi bidang ilmu kedalam bidang ilmu lain (untuk
progam-progam studi tertentu)
(c) Mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.
c. Pengelolaan Program Belajar Mengajar
Kemampuan mengelola program belajar mengajar mencakup
kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan
menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun
prosedur instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program
belajar mengajar, kemampuan mengenal potensi siswa, serta kemampuan
merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
Kemampuan mengelola program belajar mengajar dapat dilakukan
dengan cara berikut ini :
1) Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini dilakukan dengan
cara :
(a) Mengkaji kurikulum bidang studi,
35
(b) Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional,
(c) Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkut,
(d) Merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan.
2) Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar dengan cara :
(a) Mempelajari macam-macam metode mengajar, dan
(b) Menggunakan macam-macam metode mengajar.
3) Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat dengan cara:
(a) Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar,
(b) Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar,
(c) Merencanakan program pelajaran, serta
(d) Menyusun satuan pelajar.
4) Melaksanakan program belajar mengajar dengan cara:
(a) Mempelajari fungsi dan peran guru dalam proses belajar mengajar,
(b) Menggunakan alat bantu belajar mengakar,
(c) Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar,
(d) Memonitor proses belajar siswa, serta
(e) Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi sekelas.
5) Mengenal kemampuan (entry behavior) anak didik dengan cara:
(a) Mempelajari tingkat perkembangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian prestasi belajar,
(b) Mempelajari prosedur dan tekhnik untuk mengidentifikasi
kemampuan siswa, serta
36
(c) Menggunakan prosedur dan tekhnik untuk mengidentifikasi
kemampuan siswa.
6) Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial dengan cara :
(a) Mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar,
(b) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa,
(c) Menyusun rencana pengajaran remedial, serta
(d) Melaksanakan pengajaran remedial.
d. Pengelolaan Kelas
Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam
merancang, menata, dan mengatur sumber-sumber belajar, agar tercapai
suasana pengajaran yang efektif dan efisien.
Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam
merancang, menata dan mengatur sumber-sumber belajar, agar dapat
tercapai suasana pengajaran yang efektif dan efisien. Jenis kemampuan yang
perlu dimiliki guru adalah :
1) Mengatur tata ruang untuk pengajaran, dengan cara:
(a) Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting
ruangan kelas sesuai dengan tujuan-tujuan instruksional yang
hendak dicapai, serta
(b) Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan
tempat duduk dan setting ruangan.
2) Menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif, dengan cara:
37
(a) Mempelajari faktor-faktor yang menggangu iklim belajar mengajar
yang kondusif
(b) Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat
preventif
(c) Menggunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang
bersifat prevenktif
(d) Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif.
e. Pengelolaan dan Penggunaan Media Serta Sumber Belajar
Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan
kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.
Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan
kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisisen.
1) Mengenal, memilih dan mengunakan media, kemampuan ini dapat
dikuasai dengan cara berikut :
(a) Mempelajari macam-macam media pendidikan,
(b) Mempelajari kriteria pemilihan media pendidikan,
(c) Menggunakan media pendidikan, serta
(d) Merawat alat-alat bantu belajar mengajar.
2) Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana, dengan cara:
(a) Mengenali bahan-bahan yang tersedia di linkungan sekolah untuk
membuat alat-alat bantu,
38
(b) Mempelajari perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar,
serta
(c) Mengunakan perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar
3) Menggunakan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar
mengajar.
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru harus terur-menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya
menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan
profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut.
Abad 21, merupakan abad pengetahuan sekaligus merupakan abad
informasi dan teknologi. Karena pengetahuan, informasi dan teknologi
menguasai abad ini, sehingga disebut era globalisasi, karena canggihnya
penggunaan pengetahuan, informasi, dan teknologi dalam berbagai aspek
kehidupan yang menimbulkan hubungan global. Guru dituntut untuk
memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran terutama
internet (e-learning), agar guru mampu memanfaatkan berbagai
pengetahuan, teknologi dan informasi dalam melaksanakan tugas utamanya
mengajar dan membentuk kompetensi siswa.
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (e-
learning) di maksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan
39
menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu system
jaringan komputer yang dapat diakses oleh siswa. Oleh karena itu
sayangnya guru dan calon guru dibekali dengan berbagai kompetensi yang
berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
teknologi pembelajaran.
Meski demikian, kecanggihan teknologi pembelajaran bukan satu-
satunya syarat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, karena
bagaimanapun canggihnya teknologi, tetap saja tidak bisa diteladani
sehingga hanya efektif dan efisien untuk menyajikan materi yang bersifat
pengetahuan. Jika dihadapkan dengan aspek kemanusiaan maka
kecanggihan teknologi pembelajaran akan nampak kekurangannya.
Bagaimanapun mendidik siswa berarti mengembangkan potensi
kemanusiaannya, seperti nilai-nilai keagamaan, keindahan, sosial dan
sebagainya. Teknologi pembelajaran merupakan sarana pendukung untuk
membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran dan pembentukan
kompetensi, memudahkan penyajian data, informasi, materi pembelajaran
dan variasi buadaya.
Oleh karena itu memasuki abad 21, sumber belajar dengan mudah
diakses melalui teknologi informasi, khususnya internet yang didukung oleh
komputer. Perubahan prinsip belajar berbasis komputer memberikan
dampak pada profesionalisme guru, sehingga harus menambah pemahaman
dan kompetensi baru untuk memfasilitasi pembelajaran. Dengan system
pembelajaran berbasis komputer, belajar tidak terbatas pada empat dinding
40
kelas, tetapi dapat menjelajah kedunia lain, terutama melalui internet. Dalam
hal ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengorganisir,
menganalisis, dan memilih informasi yang paling tepat dan berkaitan
langsung dengan pembentukan kompetensi siswa serta tujuan pembelajaran.
Dengan demikian penguasaan guru terhadap standar kompetensi dalam
bidang teknologi pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu indikator
kompetensi guru.
f. Memiliki Wawasan Tentang Penelitian Pendidikan
Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia
pendidikan dan pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan
tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap guru perlu memiliki kemampuan
untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan tepat sehingga mereka
perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan
cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan.
Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia
pendidikan dan pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan
tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap guru perlu memiliki kemampuan
untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan tepat sehingga mereka
perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan
cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
1) Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitian
pendidikan
41
2) Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan terutama sebagai
konsumen hasil-hasil penelitian pendidikan
3) Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran
4) Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan
pengajaran.
Perkembangan ilmu dan teknologi sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil
penelitian. Penelitian sederhana yang dilakukan oleh guru itu mencakup
pengamatan kelas pada waktu mengajar, mengidentifikasi faktor-faktor
khusus yang mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan
mempengaruhi hasil belajar, menganalisis alat penilaian untuk
mengembangkannya secara lebih efektif.
3. Prestasi Belajar
a. Definisi prestasi belajar
Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi adalah “To
overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well
and as quickly as possible” yang artinya kebutuhan untuk prestasi adalah
mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit
dengan baik dan secepat mungkin.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada
saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam
penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
42
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2)
dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan
yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.
Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini
berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan
seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak
mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang
tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia
mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan
hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar.
43
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap
siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti
proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau
instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari
penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap siswa yang
meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes
prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes
prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan
sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes
yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek
dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan
pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes
formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil
yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan
dalam raport.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah:
“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif,
44
affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. Prestasi belajar siswa
dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari evaluasi yang
dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang
ditempuhnya dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses belajar dengan
memperoleh Kesimpulan dari uraian di atas adalah prestasi belajar merupakan
hasil yang pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi
belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka
perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara
lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri
dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak
45
bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedarsan/
intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
a) Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang
berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang
anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas
bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan
dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu
aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi
seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal
atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang
tinggi.”
46
Muhibbin (2002: 135) berpendapat bahwa intelegensi adalah
“semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin
besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah
kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya
untuk meraih sukses.”
b) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang
sebagai kecakapan pembawaan. Bakat dalam hal ini lebih dekat
pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu
mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.”
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau
kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui
belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin
(2002: 136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu
untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan
dan latihan.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu
pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya
sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi
belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama
belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai
suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua
47
memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut
Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam
subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (2003:57)
mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”
Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah
“suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Menurut Hilgard (1977 :19) memberi rumusan pengertian tentang
minat sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to
and enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-
menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.
48
Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa
senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah
suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena
apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa
tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan
malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari
sehingga dapat mingkatkan prestasi belajar.
d) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal
tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
melakukan belajar. Nasution (1996:73) mengatakan motivasi adalah
“segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.”
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu: Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu
pekerjaan belajar; dan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi
yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa
tersebut melakukan kegiatan belajar.
49
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan
sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak
memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (2003:60) faktor
ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga,
keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
a) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan
pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk
pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
50
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan
bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan
anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan.”
b) Keadaan Sekolah
Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.
Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi
hasil-hasil belajarnya.
Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk
menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah
laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut
untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki
metode yang tepat dalam mengajar.
c) Lingkungan Masyarakat
Selain orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor
yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm
proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab
dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan
lingkungan dimana anak itu berada.
Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar
anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang
51
sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan
terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak
di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran
tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
c. Evaluasi Prestasi Belajar
Menurut Sudjana (1990:31) evaluasi adalah “proses pemberian atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu”.
Evaluasi mengandung dua aspek yang penting yaitu:
1) Dalam evaluasi terdapat suatu proses sistematik untuk mengukur apakah
siswa dapat mendiagnosa, menyeleksi dan menyelesaikan suatu
pekerjaan.
2) Evaluasi digunakan untuk mengukur, menilai pencapaian tujuan dan
keberhasilan dari kerja atau usaha guru.
Berdasarkan pengertian di atas maka pengertian evaluasi dan
penilaian adalah istilah-istilah yang lebih luas artinya dari pada
pengukuran. Evaluasi mencakup deskripsi kelakuan (behavior) siswa
secara kualitatif maupun kuantitatif dan terhadap penilaian kelakuan
tersebut. Sedangkan ukuran hanya terbatas pada aspek penilaian yang
bersifat tetap dan kuantitatif.
Menurut Bukhori dalam (Arikunto, 2002:32) tes adalah suatu
percobaan yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil
52
pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid. Terdapat
dua alat evaluasi yakni teknik tes dan non tes. Teknik tes adalah “suatu
alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-
data atau keterangan-keterangan yang di inginkan seseorang dengan cara
yang boleh dikatakan cepat dan tepat”.
Pada prinsipnya, pengungkapan dari hasil belajar yang ideal adalah
meliputi psikologis yang didalam diri masing-masing orang berubah
karena adanya suatu proses belajar mengajar serta adanya pengalaman
yang dialami oleh para siswa itu sendiri. Tetapi jangan salah menangkap
karena tidak semua siswa yang seperti itu, karena kita tahu bahwa sifat
dari semua siswa itu berbeda, maka dari itu pengubahan tingkah lakunya
pun akan sangat sulit untuk diubahkan. Hal ini disebabkan perubahan
hasil belajar itu adalah bersifat intangible (tidak dapat diraba). Oleh
karena itu peran guru didalam sini adalah hanya mengambil suatu
cuplikan dari tingkah laku para siswa supaya nantinya dapat mengubah
tingkah laku dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi
sebagai hasil belajar dari para siswa itu sendiri, baik yang dalam
pelajaran yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor.
Kunci pokok yang bisa digunakan untuk memperoleh ukuran dan
data hasil belajar siswa adalah dengan mengetahui garis-garis besar
indicator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis
prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
53
Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat
digolongkan kedalam jenis penelitian sebagai berikut;
1) Tes formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap satuan
bahasan tertentu dan bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa terhadap satuan bahasan tersebut. Hasil
tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
bahan tertentu dan waktu tertentu, atau sebagai feed back (umpan
balik) dalam memperbaiki proses belajar mengajar.
2) Tes subsumatif
Penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan
bahasan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya
ialah selain untuk memperoleh gambaran daya serap, juga untuk
menetapkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasilnya diperhitungkan
untuk menentukan nilai raport.
3) Tes sumatif
Penilaian ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap pokok – pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu
semester. Tujuannya ialah untuk menetapkan tingkat atau taraf
keberhasilan belajar siswa dalam suatu priode belajar tertentu.
Hasil tes ini dimanfaatkan untuk kanaikan kelas, dan menyusun
peringkat (rangking) atau sebagai ukuran kualitas sekolah.
54
B. Penelitian yang Relevan
1. Skripsi a.n. Dody Rijal Umami, Universitas Negeri Surabaya (Pengaruh
Kompetensi Pedagogik Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Dalam Ujian Nasional)
Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi
sejumlah 106 dan sampel sejumlah 84 orang. Pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik proportioned random sampling dan perhitungan
sampel dengan menggunakan formula dari Slovin. Teknik pengumpulan
data menggunakan angket untuk variabel kompetensi pedagogik dan
motivasi kerja guru, untuk variabel prestasi belajar siswa menggunakan
dokumentasi. Proses pengolahan data dengan cara uji regresi linier berganda
dan dianalisis menggunakan uji t untuk mencari pengaruh secara parsial dan
menggunakan uji F untuk mencari pengaruh secara simultan.
55
Hasil analisis data diperoleh sebagi berikut (1) tingkat kompetensi
pedagogik guru dalam kategori sangat baik dengan rata-rata nilai 86,75%
(2) tingkat motivasi kerja guru dalam kategori sangat baik dengan rata-rata
nilai 86% (3) prestasi belajar siswa dalam ujian nasional berada dalam
kategori sangat baik dengan rata-rata nilai 81% (4) variabel kompetensi
pedagogik guru secara parsial berpengaruh terhadap variabel
prestasi belajar dengan jumlah nilai 3,014 (5) variabel motivasi kerja guru
secara parsial berpengaruh terhadap variabel prestasi belajar dengan jumlah
nilai 4,246 (6) variabel kompetensi pedagogik dan motivasi kerja guru
berpengaruh secara simultan terhadap variabel prestasi belajar siswa dengan
jumlah nilai 13,318. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya kompetensi
pedagogik dan motivasi kerja guru secara bersama-sama akan memberikan
kontribusi nyata terhadap prestasi belajar siswa dalam Ujian Nasional.
2. Skripsi a.n. Titik Haryanti. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga (Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat
Belajar Mata Pelajaran Fiqih Pada Siswa Kelas VIII MTs Yasu’a
Pilangwetan- Demak Tahun Ajaran 2009/2010)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar
kompetensi profesional guru terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih
pada siswa kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan. Populasi yang diambil
adalah siswa Kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. kebonagung, Kab.
Demak, yang jumlah responden 50 siswa.
56
Setelah data terkumpul dan dianalisa dengan menggunakan rumus
product moment, dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi Profesional
Guru di MTs Yasu’a Pilangwetan Kec. Kebonagung, Kab. Demak, yang
berada pada kategori tinggi ada 74%, berada pada kategori sedang ada 22%
dan kategori rendah ada 4%. Minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa
kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak yang
berada pada kategori tinggi ada 52%, berada pada kategori sedang ada 38%,
dan kategori rendah ada 10%. Berdasarkan analisa selanjutnya dengan
menggunakan rumus poduct moment di peroleh 0,517 dikonsultasikan
dengan product moment atau n=1 pada taraf signifikan 5%= 0,279 dan pada
taraf signifikan 1%= 0,361, ternyata nilai r berada di atas r tabel product
moment sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Dengan demikian untuk
hipotesis yang berbunyi” ada pengaruh yang positif antara Kompetensi
Profesional Guru Terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Fiqih pada Siswa
kelas VIII MTs Yasu’a Pilangwetan, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun
Ajaran 2009/2010.
3. Skripsi a.n. Ririn Wijayanti Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta (Korelasi Antara Kompetensi Pedagogik Gurudengan
Prestasi Belajar Bahasa Arab Kelas VII Di MTs N Gubukrubuh
Gunungkidul Tahun Pelajaran 2011/2012)
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitif, populasi penelitian ini
adalah siswa kelas VII MTs N Gubukrubuh sebanyak 93 diambil sampel 44
dengan kriteria tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
57
angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis instrumen meliputi
analisis validitas dan reliabilitas. Uji persyaratan analisis data yakni uji
normalitas dan linieritas. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis korelasi Product Moment SPSS 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan 1. Korelasi antara kompetensi
pedagogic guru dengan prestasi belajar bahasa Arab terdapat korelasi yang
rendah namun signifikan dengan nilai korelasi 0,307 dengan sig 0,043. 2.
Perhitungan kompetensi pedagogik guru bahasa Arab dengan menggunakan
microsoft excel dan disajikan dalam bentuk diagram menunjukan taraf
cukup. Adapun prosentasenya 68,75 mengelola pembelajaran, 66,19 mampu
memahami siswa, 66,67 merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
67,52 evaluasi hasil belajar, dan 64,20 pengembangan siswa. 3. Faktor
pendukung prestasi belajar bahasa Arab yaitu sarana prasarana ruang kelas
yang nyaman, Baca Tulis Alquran (BTA), lingkungan madrasah,
kemampuan guru, dukungan orang tua, dan kartu mufrodat. Sedangkan
faktor penghambatnya adalah asal sekolah siswa, kurangnya fasilitas
madrasah, persepsi buruk siswa terhadap pelajaran bahasa Arab, minat dan
motivasi belajar, kurangnya dukungan orang tua dan lingkungan yang tidak
agamis.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan deskripsi teoritis yang telah dibahas di atas, selanjutnya
diajukan kerangka berpikir dan model hubungan antar masing-masing variable
58
dalam penelitian ini. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini yaitu tentang
pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap
prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor,
dapat diduga predictor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru. Keseluruhan faktor
tersebut mempunyai kaitan yang sangat erat antara variabel satu dengan
variabel lainnya.
Kerangka berfikir menjelaskan secara teoritis pertatutan antar variabel
yang akan diteliti (Sugiyono, 2013: 91). Artinya perlu dijelaskan hubungan
antar variabel dependen dan independen secara teoritis atau konseptual.
Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini akan digambarkan pada
bagan berikut ini:
Kompetens
i
pedagogik
Kompetens
i
profesional
Indikator:
Pengelolaan
lembaga pendidikan
Penguasaan bidang
studi
Pengelolaan PBM
Pengelolaan kelas
Penggunaan sumber
dan media belajar
Wawasan penelitian
pendidikan
Indikator:
Wawasan
kependidikan
Pemahaman terhadap
siswa
Pengembangan
kurikulum
Pembelajaran yang
mendidik dan
dialogis
Pengembangan siswa
Evaluasi prestasi
belajar
Prestasi
Belajar
Indikator:
Nilai Ujian Akhir
Semester (UAS)
semester ganjil mata
pelajaran PAI pada
siswa kelas XI Tahun
Pelajaran 2015/2016
X1 X2
Y
59
Gambar 2.2
Bagan Kerangka Berfikir
Bagan Kerangka Berfikir
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara mengenai sesuatu
objek /subjek yang akan dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian
(Hamid Darmadi, 2013: 46). Hipotesis ini merupakan suatu jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih perlu diuji
terus secara empiris.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kajian teori, dan
kerangka berpikir penelitian Pengaruh kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK
Farmako Medika Plus Caringin-Bogor, maka dapat diajukan hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha : Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa
di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor.
Ho : Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa
di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor.
60
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan dengan judul pengaruh kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar PAI pada
siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin Bogor adalah kuantitatif deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010: 3). Penelitian
deskriptif pada penelitian ini berjenis asosiatif hubungan kausal. Hubungan
kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat yang terdiri dari variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen
(dipengaruhi).
Penelitian kuantitatif ini merupakan sebuah penelitian yang ilmiah dan
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya
yang bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model matematis,
teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena yang terjadi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat eksperimen
(pengujian).
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmako
Medika Plus Caringin-Bogor. Dan dilaksanakan selama lebih kurang empat bulan,
61
yaitu dari bulan November 2015 sampai dengan bulan Februari 2016. Adapun
kegiatan penelitian akan digambarkan melalui tabel berikut:
Tabel 1
Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan (2015-2016)
November Desember Januari Februari
1 Observasi
Awal
2 Penyusunan
proposal
3 Observasi
Lanjutan
4 Penyebaran
kuisioner
5 Analisis
Data
6 Penyusunan
Laporan
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek
yang mempunyai kesamaan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2013:
80). Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang
mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah penetian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI SMK
Farmako Medika Plus Caringin-Bogor yang berjumlah 85 siswa terdiri dari tiga
62
jurusan yaitu jurusan Farmasi, jurusan Perawat Kesehatan dan jurusan Teknik
Komputer dan Jaringan. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Tabel 2
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1 XI Perawat 35
2 XI Farmasi 27
3 XI TKJ 23
JUMLAH 85
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan
objek/subjek penelitian. Jadi sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hamid Darmadi, 2013: 50). Sampel
ini merupakan sebagian dari populasi yang dimiliki sifat karakteristik yang
sama sehingga betul-betul mewakili populasi. Dalam penelitian ini, seluruh
anggota populasi dijadikan sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Peneliti
disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan
alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpul data
63
yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Metode-metode yang
digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data masing-masing
variabel adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Pedagogik Guru
Teknik angket/kuesioner digunakan peneliti untuk menemukan informasi
tertulis yang diisi oleh Kepala Sekolah SMK Farmako Medika Plus
Caringin-Bogor terkait bagaimana kompetensi pedagogik guru PAI.
2) Kompetensi Profesional Guru
Teknik angket/kuesioner digunakan peneliti untuk menemukan informasi
tertulis yang diisi oleh Kepala Sekolah SMK Farmako Medika Plus
Caringin-Bogor terkait bagaimana kompetensi profesional guru PAI.
3) Prestasi Belajar Siswa
Untuk data prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI, peneliti
menggunakan metode dokumentasi berupa nilai Ujian Akhir Semester
(UAS) semester ganjil pada siswa kelas XI di SMK Farmako Medika
Plus Caringin-Bogor.
1. Definisi konseptual
a. Kompetensi pedagogik
64
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam
mengelola proses pembelajaran siswa. Selain itu kemampuan pedagogik
juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin siswa.
b. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan.
c. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha
belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport (nilai kuantitatif).
Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.
2. Definisi operasional
a. Kompetensi pedagogik
Definisi operasional kompetensi pedagogik guru adalah
pengukuran yang menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: 1)
Wawasan kependidikan, 2) pemahaman terhadap siswa, 3)
pengembangan kurikulum, 4) pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
5) pengembangan siswa, dan 6) evaluasi hasil belajar.
b. Kompetensi profesional
65
Definisi operasional kompetensi profesional guru adalah
pengukuran yang menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: 1)
Pengelolaan lembaga pendidikan, 2) Penguasaan bidang studi, 3)
Pengelolaan PBM, 4) Pengelolaan kelas, 5) Penggunaan sumber dan
media belajar, 6) Wawasan penelitian pendidikan.
c. Prestasi Belajar
Definisi operasional prestasi belajar PAI siswa adalah pengukuran
prestasi belajar siswa yang menggunakan indikator nilai-nilai Ujian
Akhir Semester (UAS) semester ganjil mata pelajaran PAI pada siswa
kelas XI Tahun Pelajaran 2015/2016 SMK Farmako Medika Plus
Caringin-Bogor.
3. Kisi-kisi
a) Kompetensi pedagogik
Tabel 3 Kisi-Kisi X1 (Kompetensi pedagogik)
Komponen Indikator No
Butir
Wawasan
kependidikan
Pendekatan dan strategi
pembelajaran yang kreatif
Memotivasi kemauan belajar
siswa
Metode pembelajaran
Teknik pembelajaran
1
2
3
4
Pemahaman terhadap
siswa
Karakteristik siswa
Penyimpangan perilaku siswa
Kesamaan hak siswa
Mengembangkan potensi dan
mengatasi kekurangan siswa
5
6
7
8
66
Pengembangan
kurikulum
Menyusun silabus
Rencana Pembelajaran
Materi dan tujuan pembelajaran
9
10
11
Pembelajaran yang
mendidik dan dialogis
Mengembangkan IQ, EQ, dan SQ
Memberikan pertanyaan
Merespon pertanyaan
12
13
14
Pengembangan siswa Perhatian terhadap siswa
Minat, bakat, potensi siswa
menganalisis hasil belajar untuk
mengetahui kemajuan belajar
siswa
15
16
17
Evaluasi
prestasi belajar
Menyusun alat penilaian
Analisis hasil belajar siswa
18
19
b) Kompetensi Profesional
Tabel 4 Kisi-Kisi X2 (Kompetensi Profesional)
Komponen Indikator No
Butir
Pengelolaan lembaga
pendidikan
Organisasi sekolah
Organisasi kesiswaan
Perpustakaan
1
2
3
Penguasaan bidang
studi
Bidang studi
Aplikasi bidang studi
4
5
Pengelolaan PBM Tujuan instruksional
pembelajaran
Mengenal kemampuan siswa
Remedial
6
7
8
Pengelolaan kelas Tata ruang kelas
Suasana kelas yang kondusif
9
10
Penggunaan sumber
dan media belajar
Media dan sumber belajar
Laboratorium
Teknologi pembelajaran
11
12
13
Wawasan penelitian
pendidikan
Metode ilmiah penelitian
pendidikan
14
67
Teknik dan prosedur penelitian
Melakukan penelitian
Analisis hasil penelitian
15
16
17
4. Penulisan butir
a) Kompetensi pedagogik
Tabel 5
Butir angket X1 (Kompetensi pedagogik)
No Pernyataan SB B KB TB STB
1 Sebelum memberikan materi, guru
melakukan tanya jawab untuk
memancing minat belajar siswa
2 Ketika belajar, guru memotivasi
siswa agar giat belajar
3 Guru menggunakan metode
pembelajaran yang menyenangkan
4 Guru menggunakan teknik
pembelajaran yang beragam
5 Guru mengetahui karateristik setiap
siswa
6 Guru menegur dan menasehati siswa
jika melakukan hal negatif
7 Guru memperlakukan semua siswa
dengan sama
8 Guru berupaya membantu mengatasi
kekurangan siswa
68
9 Guru menyusun silabus
pembelajaran sesuai kurikulum
10 Guru menyiapkan materi
pembelajaran sebelum mengajar
11 Guru menetapkan tujuan
pembelajaran sesuai silabus
12 Guru mengembangkan IQ, EQ dan
SQ siswa
13 Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa untuk melatih daya pikir siswa
14 Guru menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh siswa
15 Guru memperhatikan perkembangan
siswa
16 Guru mengembangkan minat, bakat
dan potensi siswa
17 Guru menganalisis hasil belajar
untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa
18 Guru mengadakan ulangan setiap
menyelesaikan suatu bahasan materi
19 Guru menganalisis hasil belajar
Siswa
b) Kompetensi profesional
Tabel 6
Butir Angket X2 (Kompetensi profesional)
No Pernyataan SB B KB TB STB
1 Guru berpartisipasi dalam Organisasi
sekolah
2 Guru ikut serta membimbing dan
membina OSIS
3 Guru memahami pengelolaan
perpustakaan
4
Guru menguasai keilmuan bidang
studinya
5 Guru mengaplikasikan keilmuan
bidang studinya dalam kehidupan
sehari-hari
6 Sebelum memberikan materi, guru
menjelaskan tujuan pembelajaran
69
7 Guru mengenal kemampuan masing-
masing siswa
8 Jika siswa mendapatkan nilai
dibawah KKM, guru melaksanakan
remedial dalam evaluasi
9
Guru mengarahkan siswa dalam
menata ruang kelas
10
Ketika siswa ribut, guru dapat
mengatasinya sehingga suasana kelas
menjadi kondusif
11 Guru menggunakan media dan
sumber belajar yang variatif
12 Guru memanfaatkan laboratorium
sebagai sumber belajar
13 Guru memanfaatkan teknologi dalam
proses pembelajaran
14
Guru memahami metode ilmiah
penelitian pendidikan
15
Guru memahami teknik dan prosedur
penelitian
16
Guru melakukan penelitian sesuai
bidang studinya
17
Guru menganalisis hasil penelitian
pendidikan untuk perbaikan
pembelajaran
Keterangan:
SB = Sangat Baik (Nilai=5)
B = Baik (Nilai=4)
KB = Kurang Baik (Nilai=3)
TB = Tidak Baik (Nilai=2)
STB = Sangat Tidak Baik (Nilai=1)
Adapun cara pemberian skor pada alat ukur ini dan memberi nilai
terkecil yakni masing-masing komponen dengan angka 1 dan 5 untuk angka
terbesar. Setelah perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
skor yang diperoleh maka semakin tinggi kompetensi pedagogik dan
70
kompetensi profesional yang dimiliki guru PAI tersebut sebaliknya jika
semakin rendah skor yang didapat maka akan semakain rendah kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional yang dimiliki guru PAI.
5. Uji coba istrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk mencari data pada sampel penelitian
yang telah ditentukan, maka instrumen tersebut harus diuji cobakan. Menurut
Arikunto (2002: 144) instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan
yaitu valid dan reliabel.
Data dalam penelitian mempunyai kedudukan yang paling tinggi,
karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi
sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data,
sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar
tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid
dan reliabel (Arikunto, 2010: 211)
Tingkat keobjektifan data hasil penelitian akan tergantung pada sejauh
mana instrumen yang telah digunakan mampu mengumpulkan data. Tinggi
rendahnya kemampuan instrumen, akan tergantung pula pada tinggi
rendahnya tingkat validitas dan reliabilitas intrumen tersebut. Oleh karena
itu, sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data dan
informasi, peneliti harus mempertimbangkan mengenai validitas dan
reliabilitas instrumen yang akan digunakan.
1) Validitas Instrumen
71
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2013: 173).
Validitas instrumen adalah kemampuan instrumen untuk mengukur
dan menggambarkan keadaan suatu aspek sesuai dengan maksudnya
untuk apa instrumen tersebut dibuat. Dalam mengukur kevalidan
instrumen sarana dan prasarana, peneliti menggunakan validitas item
dengan rumus koefisiensi korelasi product moment.
Dalam mengukur kevalidan instrumen kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru PAI, peneliti menggunakan validitas item
dengan rumus koefisiensi korelasi product moment dengan rumus:
r = Ʃ xy
√ (Ʃx²) (Ʃy²) Atau
r = nƩXY – (ƩX) (ƩY)
√ ll {nƩX² - (ƩX)²}{nƩY² - (ƩY)²}ll
Keterangan : r = koefisiensi korelasi, dengan nilai -1 sampai + 1
Untuk menguji coba instrument kompetensi pedagogik guru PAI dan
kompetensi profesional guru PAI, maka penulis mengambil 20 sampel guru
PAI pada SMK di Kecamatan Caringin yaitu SMK Humanika, SMK Bhakti
Taruna 2, SMK Bina Cipta Insani, SMK Dharma Bhakti, dan SMK
Tekindo. Yang mana angket/kuisionernya diisi oleh kepala sekolah pada
masing-masing sekolah yang bersangkutan.
72
2) Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama (Sugiyono, 2013: 174). Untuk menguji reliabilitas instrumen
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI, peneliti
menggunakan teknik Alpha Cronvbach. Adapun rumus Alpha Cronvbach
yaitu:
r 11 = (k) (1- ∑ σb²)
(k - 1) σ²t
Keterangan:
r 11 = reliabilitas instrument
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σb² = jumlah varian butir
σ²t = varian total
E. Teknik analisa data
1. Pengujian Persyaratan
a. Analisis regresi Berganda
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis linear berganda. Analisis linier berganda ini adalah metode statistik
untuk menguji pengaruh antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu
73
variabel bebas (Ghozali, 2011:7). Analisis ini digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik guru dan kompetensi
profesional terhadap prestasi belajar PAI pada siswa kelas XI SMK
Farmako Medika Plus Caringin-Bogor.
Adapun persamaan regresi linier berganda yaitu :
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Ŷ = variabel terikat prestasi belajar siswa
a = bilangan konstanta
b1 = koefisien regresi untuk X1
b2 = koefisien regresi untuk X2
X1 = kompetensi pedagogik
X2 = kompetensi profesional
e = gangguan statistik yang tidak bisa diamati
Untuk membantu proses pengolahan data secara tepat dan cepat maka
pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS (statistical
package for social science) versi 20.
b. Uji Normalitas
Pengujian data atau uji kenormalan data dilakukan terlebih dahulu
sebelum dilakukan uji hipotesis. Uji normalitas data bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas
74
dapat dilihat dari grafik Probability P-plot. Dasar pengambilan keputusan
menurut Ghozali (2011 : 163) yaitu:
a) Jika sumbu menyebar sekitar garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali,
2011 : 105). Deteksi adanya multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat
dengan menghitung nilai VIP ( Variance Inflatori Factor ).
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:178).
Pengujian hipotesis (uji t) menggunakan bantuan program SPSS for
windows release 20, yaitu dengan membandingkan signifikansi hitung
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan = 5%.
Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dengan SPSS apabila:
a) Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
b) Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
75
b. Uji F
Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen (Ghozali, 2011:177). Penggunaan hipotesis (uji F) dalam penelitian
ini menggunakan bantuan program SPSS. Cara yang digunakan untuk uji F
yaitu dengan melihat probabilitas signifikansi dari nilai F pada tingkat
signifikansi sebesar 5%.
Penggunaan uji F dapat dihitung dengan menggunakan bantuan program
SPSS release 20. Dasar keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis
apabila:
a) Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b) Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
c)
c. Uji Determinasi
Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan
untuk mengetahui besarnya variabel terikat. Koefisien determinasi R= 0,
berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali (0%)
terhadap variabel terikat. Sebaliknya, bila koefisien determinasi R= 1,
berarti variabel terikat 100% dipengaruhi oleh variabel bebas. Letak R2
berada dalam selang atau interval antara 0 dan 1 (0 ≤ R ≤ 1).
Cara mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat, maka perlu dicari koefisien determinasi secara
keseluruhan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS.
76
Hasil perhitungan adjusted R keseluruhan mendekati 0 (nol) maka
semakin lemah variasi variabel bebas menerangkan variabel terikat.
Adapun Cara mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh
masing-masing variabel, maka perlu dicari koefisien determinasi secara
parsial. Besarnya pengaruh X1 dan X2 (r2 ) dicari dengan menggunakan
program SPSS release 20. Semakin besar nilai r2 maka semakin besar
variasi sumbangan terhadap variabel terikat.
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. PROFIL SINGKAT TEMPAT PENELITIAN
Nama Sekolah : SMK FARMAKO MEDIKA PLUS
Alamat : Jl. Raya Sukabumi KM. 15 HE Sukma
Talang 2 Cimande
Desa Lemah Duhur
Kecamatan : Caringin
Kabupaten : Bogor
Provinsi : Jawa Barat
1. Nama Yayasan : YAYASAN AL MUCHTARI CIMANDE
Alamat Yayasan : Jl. Raya Sukabumi KM. 15 HE Sukma
Talang 2 Cimande Desa Lemah Duhur
Kec. Caringin Kab. Bogor 16730
2. Tahun didirikan : 1998
3. Tahun beroperasi : 2011
4. Kode/ID Sekolah : 306 / 020401092
5. NSS/NPSN : 402020227241 / 10648877
6. Akta Notaris : Lilie Yuliani, SH No. 04 tanggal
05/12/2011
7. SK. Ijin Operasional Sekolah : 421/487-Disdik Tanggal 29 Februari 2012
8. Status Akreditasi : Terakreditasi A
78
9. Status Tanah : Milik Yayasan
a) Surat Kepemilikan tanah : Akta Ikrar Wakaf
b) Luas Tanah : +2.745 M2
10. Status Bangunan : Milik Yayasan
11. Nama Kepala Sekolah : Holillul Rosyid, S.Th.I.,M.MPd
12. Jumlah Guru : 48 Orang
13. Jumlah Siswa : 284 Orang
B. DESKRIPSI DATA
Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variable
Kompetensi Guru (X1) dan Fasilitas Belajar (X2) serta satu variabel terikat yaitu
Prestasi Belajar (Y). Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari
data masing-masing variabel yang telah diolah dilihat dari nilai rata-rata (mean),
median, modus, dan standar deviasi yang diolah menggunakan SPSS v20 sebagai
berikut:
Tabel 7 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation
Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
Pedagogik 85 9 70 79 6508 76,56 ,436 4,022 16,177
Profesional 85 5 76 81 6770 79,65 ,242 2,235 4,993
Prestasi 85 37 59 96 7097 83,49 ,958 8,831 77,991
Valid N
(listwise) 85
79
Selain itu juga disajikan tabel distribusi frekuensi dan diagram batang dari
distribusi frekuensi masing-masing variabel. Berikut ini rincian hasil pengolahan
data yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20:
1. Variabel Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan
dengan ilmu dan seni mengajar siswa. Data variabel Kompetensi pedagogik
diperoleh melalui angket yang terdiri dari 19 item dengan responden kepala
sekolah. Ada 5 alternatif jawaban di mana skor tertinggi 5 dan skor terendah 1.
Data variabel X1 (Kompetensi Pedagogik guru PAI) yang diperoleh melalui
perhitungan dengan cara skor maksimal perolehan dibagi skor maksimal ideal
kemudian dikali 100 seperti dibawah ini:
Tabel 8 Data Skor Variabel X1
No siswa Skor perolehan Skor Maksimal Skor Akhir
1 75 95 78,94736842
2 75 95 78,94736842
3 75 95 78,94736842
4 75 95 78,94736842
5 75 95 78,94736842
6 75 95 78,94736842
7 75 95 78,94736842
8 75 95 78,94736842
9 75 95 78,94736842
80
10 75 95 78,94736842
11 75 95 78,94736842
12 75 95 78,94736842
13 75 95 78,94736842
14 75 95 78,94736842
15 75 95 78,94736842
16 75 95 78,94736842
17 75 95 78,94736842
18 75 95 78,94736842
19 75 95 78,94736842
20 75 95 78,94736842
21 75 95 78,94736842
22 75 95 78,94736842
23 75 95 78,94736842
24 75 95 78,94736842
25 75 95 78,94736842
26 75 95 78,94736842
27 75 95 78,94736842
28 75 95 78,94736842
29 75 95 78,94736842
30 75 95 78,94736842
31 75 95 78,94736842
81
32 75 95 78,94736842
33 75 95 78,94736842
34 75 95 78,94736842
35 75 95 78,94736842
36 75 95 78,94736842
37 75 95 78,94736842
38 75 95 78,94736842
39 75 95 78,94736842
40 75 95 78,94736842
41 75 95 78,94736842
42 75 95 78,94736842
43 75 95 78,94736842
44 75 95 78,94736842
45 75 95 78,94736842
46 75 95 78,94736842
47 75 95 78,94736842
48 75 95 78,94736842
49 75 95 78,94736842
50 75 95 78,94736842
51 75 95 78,94736842
52 75 95 78,94736842
53 75 95 78,94736842
82
54 75 95 78,94736842
55 75 95 78,94736842
56 75 95 78,94736842
57 75 95 78,94736842
58 75 95 78,94736842
59 75 95 78,94736842
60 75 95 78,94736842
61 75 95 78,94736842
62 75 95 78,94736842
63 66 95 69,47368421
64 66 95 69,47368421
65 66 95 69,47368421
66 66 95 69,47368421
67 66 95 69,47368421
68 66 95 69,47368421
69 66 95 69,47368421
70 66 95 69,47368421
71 66 95 69,47368421
72 66 95 69,47368421
73 66 95 69,47368421
74 66 95 69,47368421
75 66 95 69,47368421
83
76 66 95 69,47368421
77 66 95 69,47368421
78 66 95 69,47368421
79 66 95 69,47368421
80 66 95 69,47368421
81 66 95 69,47368421
82 66 95 69,47368421
83 66 95 69,47368421
84 66 95 69,47368421
85 66 95 69,47368421
Untuk data variabel X1 (Kompetensi Guru PAI) pada SMK Farmako
Medika Plus Caringin-Bogor kemudian dibuat distribusi frekuensi dan grafiknya
di bawah ini:
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Variabel X1
No Kelas Interval Batas Nyata Frekuensi
1 61-70 60,5-70,5 23
2 71-80 70,5-80,5 62
Jumlah 85
84
2. Variabel Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
siswa dalam memenuhi standar kompetensi. Data variabel Kompetensi pedagogik
diperoleh melalui angket yang terdiri dari 17 item dengan responden kepala
sekolah. Ada 5 alternatif jawaban di mana skor tertinggi 5 dan skor terendah 1.
Data variabel X2 (Kompetensi Profesional guru PAI) yang diperoleh
melalui perhitungan dengan cara skor maksimal perolehan dibagi skor maksimal
ideal kemudian dikali 100 seperti dibawah ini:
Tabel 10 Data Skor Variabel X2
No siswa Skor Perolehan Skor Maksimal Skor Akhir
1 69 85 81,17647059
2 69 85 81,17647059
0
10
20
30
40
50
60
70
60.5 70.5 100
Frekuensi
85
3 69 85 81,17647059
4 69 85 81,17647059
5 69 85 81,17647059
6 69 85 81,17647059
7 69 85 81,17647059
8 69 85 81,17647059
9 69 85 81,17647059
10 69 85 81,17647059
11 69 85 81,17647059
12 69 85 81,17647059
13 69 85 81,17647059
14 69 85 81,17647059
15 69 85 81,17647059
16 69 85 81,17647059
17 69 85 81,17647059
18 69 85 81,17647059
19 69 85 81,17647059
20 69 85 81,17647059
21 69 85 81,17647059
22 69 85 81,17647059
23 69 85 81,17647059
24 69 85 81,17647059
86
25 69 85 81,17647059
26 69 85 81,17647059
27 69 85 81,17647059
28 69 85 81,17647059
29 69 85 81,17647059
30 69 85 81,17647059
31 69 85 81,17647059
32 69 85 81,17647059
33 69 85 81,17647059
34 69 85 81,17647059
35 69 85 81,17647059
36 69 85 81,17647059
37 69 85 81,17647059
38 69 85 81,17647059
39 69 85 81,17647059
40 69 85 81,17647059
41 69 85 81,17647059
42 69 85 81,17647059
43 69 85 81,17647059
44 69 85 81,17647059
45 69 85 81,17647059
46 69 85 81,17647059
87
47 69 85 81,17647059
48 69 85 81,17647059
49 69 85 81,17647059
50 69 85 81,17647059
51 69 85 81,17647059
52 69 85 81,17647059
53 69 85 81,17647059
54 69 85 81,17647059
55 69 85 81,17647059
56 69 85 81,17647059
57 69 85 81,17647059
58 69 85 81,17647059
59 69 85 81,17647059
60 69 85 81,17647059
61 69 85 81,17647059
62 69 85 81,17647059
63 65 85 76,47058824
64 65 85 76,47058824
65 65 85 76,47058824
66 65 85 76,47058824
67 65 85 76,47058824
68 65 85 76,47058824
88
69 65 85 76,47058824
70 65 85 76,47058824
71 65 85 76,47058824
72 65 85 76,47058824
73 65 85 76,47058824
74 65 85 76,47058824
75 65 85 76,47058824
76 65 85 76,47058824
77 65 85 76,47058824
78 65 85 76,47058824
79 65 85 76,47058824
80 65 85 76,47058824
81 65 85 76,47058824
82 65 85 76,47058824
83 65 85 76,47058824
84 65 85 76,47058824
85 65 85 76,47058824
Untuk deskripsi data variabel X2 (Kompetensi Profesional PAI) pada
SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor ini kemudian dibuat distribusi
frekuensi dan grafiknya di bawah ini:
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Variabel X2
89
No Kelas Interval Batas Nyata Frekuensi
1 71-80 70,5-80,5 23
2 81-90 80,5-90,5 62
Jumlah 85
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil kongkrit yang dicapai siswa pada periode
tertentu dalam proses pembelajaran. Adapun prestasi belajar yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XI SMK Farmako Medika
Plus Caringin-Bogor berupa angka-angka numerik yang diambil dari nilai Ujian
Akhir Semester (UAS) semester ganjil pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI).
0
10
20
30
40
50
60
70
70.5 80.5 100
Frekuensi
90
Untuk deskripsi data variabel Y (Prestasi Belajar PAI) pada siswa kelas XI
SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Data tersebut dibuat distribusi
frekuensi dan grafiknya di bawah ini:
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Variabel Y
No Kelas Interval Batas Nyata Frekuensi
1 51-60 50,5-60,5 2
2 61-70 60,5-70,5 10
3 71-80 70,5-80,5 31
4 81-90 80,5-90,5 39
5 91-100 90,5-100 3
Jumlah 85
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50.5 60.5 70.5 80.5 90.5 100
Frekuensi
91
C. PENGUJIAN PERSYARATAN
1. Uji Validitas
Validitas instrumen adalah kemampuan instrumen untuk mengukur dan
menggambarkan keadaan suatu aspek sesuai dengan maksudnya untuk apa
instrumen tersebut dibuat. Dalam mengukur kevalidan instrumen sarana dan
prasarana, peneliti menggunakan validitas item dengan rumus koefisiensi korelasi
product moment.
Dalam mengukur kevalidan instrumen kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru PAI, peneliti menggunakan validitas item dengan
rumus koefisiensi korelasi product moment dengan rumus:
r = Ʃ xy
√ (Ʃx²) (Ʃy²) Atau
r = nƩXY – (ƩX) (ƩY)
√ ll {nƩX² - (ƩX)²}{nƩY² - (ƩY)²}ll
Keterangan : r = koefisiensi korelasi, dengan nilai -1 sampai + 1
Untuk menguji coba instrument kompetensi pedagogik guru PAI dan
kompetensi profesional guru PAI, maka penulis mengambil 20 sampel guru PAI
pada SMK di Kecamatan Caringin yaitu SMK Humanika, SMK Bhakti Taruna 2,
SMK Bina Cipta Insani, SMK Dharma Bhakti, dan SMK Tekindo. Yang mana
angket/kuisionernya diisi oleh kepala sekolah pada masing-masing sekolah yang
bersangkutan.
92
Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan uji validitas terhadap
kompetensi pedagogik guru PAI dan kompetensi profesional guru PAI dengan
menggunakan SPPS v20 dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 13
Uji validitas X1
Butir
pernyataan
r hitung r tabel Keterangan
Butir 1 0,462 0.4438 Valid
Butir 2 0,452 0.4438 Valid
Butir 3 0,453 0.4438 Valid
Butir 4 0,445 0.4438 Valid
Butir 5 0,621 0.4438 Valid
Butir 6 0,620 0.4438 Valid
Butir 7 0,446 0.4438 Valid
Butir 8 0,530 0.4438 Valid
Butir 9 0,631 0.4438 Valid
Butir 10 0,516 0.4438 Valid
Butir 11 0,571 0.4438 Valid
Butir 12 0,513 0.4438 Valid
Butir 13 0,476 0.4438 Valid
Butir 14 0,637 0.4438 Valid
Butir 15 0,490 0.4438 Valid
93
Butir 16 0,518 0.4438 Valid
Butir 17 0,447 0.4438 Valid
Butir 18 0,609 0.4438 Valid
Butir 19 0.364 0.4438 Tidak Valid
Butir 20 0,603 0.4438 Valid
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada uji
validitas diketahui tidak semua pertanyaan dalam kuesioner valid. Pertanyaan no
19 dinyatakan gugur dan tidak valid karena karena r hitung < 0,4438 pada taraf
signifikansi 5%. Adapun hasil uji validitas pada variabel kompetensi profesional
guru PAI disajikan sebagai berikut:
Tabel 14
Uji Validitas X2
Butir
pernyataan
r hitung r tabel Keterangan
Butir 1 0,574 0.4438 Valid
Butir 2 0,493 0.4438 Valid
Butir 3 0,481 0.4438 Valid
Butir 4 0,506 0.4438 Valid
Butir 5 0,271 0.4438 Tidak Valid
Butir 6 0,579 0.4438 Valid
Butir 7 0,518 0.4438 Valid
94
Butir 8 0,430 0.4438 Tidak Valid
Butir 9 0,529 0.4438 Valid
Butir 10 0,514 0.4438 Valid
Butir 11 0,625 0.4438 Valid
Butir 12 0,489 0.4438 Valid
Butir 13 0,316 0.4438 Tidak Valid
Butir 14 0,475 0.4438 Valid
Butir 15 0,547 0.4438 Valid
Butir 16 0,461 0.4438 Valid
Butir 17 0,612 0.4438 Valid
Butir 18 0,472 0.4438 Valid
Butir 19 0.674 0.4438 Valid
Butir 20 0,715 0.4438 Valid
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada uji
validitas diketahui tidak semua pertanyaan dalam kuesioner valid. Pertanyaan no
5, 8 dan 13 dinyatakan gugur dan tidak valid karena karena r hitung < 0,4438 pada
taraf signifikansi 5%.
2. Uji Reliabilitas
95
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2013: 174). Untuk menguji reliabilitas instrumen kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI, peneliti menggunakan teknik
Alpha Cronvbach. Adapun rumus Alpha Cronvbach yaitu:
r 11 = (k) (1- ∑ σb²)
(k - 1) σ²t
Keterangan:
r 11 = reliabilitas instrument
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σb² = jumlah varian butir
σ²t = varian total
Setelah dilakukan uji validitas, maka selanjutnya adalah menguji
reliabilitas terhadap instrumen kompetensi pedagogik PAI dan kompetensi
profesional guru PAI. Berikut hasil pengujian instrumen dengan menggunakan
SPSS v20:
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 20 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
96
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,765 20
Menurut Arikunto (2002: 38) yang menyatakan bahwa suatu instrumen
penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien
alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,50. Sementara hasil uji
menunjukkan koef cronbach alpha sebesar 0.765 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa instrumen variabel kompetensi pedagogik guru PAI ini adalah
reliabel.
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 20 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,584 20
Menurut Arikunto (2002: 38) yang menyatakan bahwa suatu instrumen
penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien
97
alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,50. Sementara hasil uji
menunjukkan koef cronbach alpha sebesar 0.584 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa instrumen variabel kompetensi profesional guru PAI ini
adalah reliabel.
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis linier berganda ini adalah metode statistik untuk menguji pengaruh
antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas (Ghozali,
2011:7). Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional terhadap prestasi belajar
PAI pada siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor.
Adapun persamaan regresi linier berganda yaitu :
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Ŷ = variabel terikat prestasi belajar siswa
a = bilangan konstanta
b1 = koefisien regresi untuk X1
b2 = koefisien regresi untuk X2
X1 = kompetensi pedagogik
X2 = kompetensi profesional
e = gangguan statistik yang tidak bisa diamati
Rumus Regresi berganda ini memberi arti bahwa peningkatan variabel X1
sebesar satu satuan akan meningkatkan Y sebesar satu satuan pula, dengan
menganggap variabel lainnya seperti X2 atau X3 konstan atau tetap, tetapi bukan
98
nol. Dari penelitian yang telah dilakukan, berdasarkan tabulasi perhitungan regresi
dengan menggunakan SPSS v20 telah ditemukan data sebagai berikut:
Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
(Constant) 14,922 16,124
-,925 ,357
Pedagogik
Profesional
,714
,709
,204
,201
,360
.351
3,516
3.507
,001
.002
Berdasarkan tabel analisis regresi linier berganda menunjukkan persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
Y = 14,922 + 0,714X1 + 0,709X2 + e. Persamaan regresi tersebut mempunyai
makna sebagai berikut:
1. Konstanta = 14,922
Jika variabel kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional bernilai 0, maka
variabel hasil belajar siswa bernilai= 14,922
2. Koefisien X1= 0, 714
Setiap variabel kompetensi pedagogik guru mengalami kenaikan sebesar satu
poin, sementara variabel kompetensi profesional tetap, maka akan menyebabkan
kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,714.
3. Koefisien X2 = 0,709
99
Setiap variabel kompetensi profesional mengalami kenaikan sebesar satu poin,
sementara variabel kompetensi pedagogik tetap, maka akan menyebabkan
kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,709.
4. Uji Normalitas
Pengujian data atau uji kenormalan data dilakukan terlebih dahulu sebelum
dilakukan uji hipotesis. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi variabel dependen dan independen keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dapat dilihat dari grafik
Probability P-plot dibawah ini:
Dari grafik Probability P-plot diatas dapat dilihat bahwa sumbu meyebar
sekitar garis, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. Adapun Dasar
100
pengambilan keputusannya yaitu menurut Ghozali (2011 : 163) Jika sumbu
menyebar sekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Dan jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
5. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2011 :
105). Deteksi adanya multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dengan
menghitung nilai VIP ( Variance Inflatori Factor ).
Coefficients
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 Pedagogik
Profesional
,980
,980
1,021
1,021
Coefficient Correlations
Model Pedagogik Profesional
Correlation Pedagogik
1 Profesional
Covariences Pedagogik
Profesional
1,000
,164
,164
1,000
,025
,003
,003
,023
101
Melihat besaran koefisien korelasi antar variabel bebas, terlihat koefisien
korelasi antar variabel bebas sebesar 0,164 jauh di bawah 0,60. Disimpulkan
bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.
Menggunakan besaran tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF)
jika menggunakan alpha/tolerance = 10% atau 0,10 maka VIF = 10. Dari hasil
output VIF hitung dari kedua variabel = 1,021 < VIF = 10 dan semua tolerance
variabel bebas 0,980 = 98% diatas 10%, dapat disimpulkan bahwa antara variabel
bebas tidak terjadi multikolinieritas.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS
1. Uji t
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:178).
Pengujian hipotesis (uji t) menggunakan bantuan program SPSS for windows
release 16, yaitu dengan membandingkan signifikansi hitung masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat dengan = 5%. Kaidah pengambilan
keputusan dalam uji t dengan SPSS apabila:
1. Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
102
B Std.
Error
Beta
(Constant) 14,944 16,124
-,925 ,357
Pedagogik
Profesional
,714
,709
,204
,201
,360
.351
3,516
3.507
,001
.002
Berdasarkan tabel coefficients di atas menunjukkan bahwa hasil uji t untuk
variabel kompetensi pedagogik (X1) diperoleh nilai sig 0,001. Nilai sig lebih
kecil dari nilai probabilitas (0,05), atau nilai 0,001<0,05, maka H1 diterima dan
Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis kerja (Ha) yaitu pada
H1 yang berbunyi ”Ada pengaruh kompetensi pedagogik guru PAI terhadap
prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”,
diterima.
Sedangkan untuk variabel kompetensi profesional (X2) diperoleh nilai sig
0,002. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05), atau nilai 0,002<0,05,
maka H1 diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis
kerja (Ha) yaitu pada H1 yang berbunyi ”Ada pengaruh kompetensi profesional
guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus
Caringin-Bogor”, diterima.
2. Uji F
Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen
(Ghozali, 2011:177). Penggunaan hipotesis (uji F) dalam penelitian ini
103
menggunakan bantuan program SPSS. Cara yang digunakan untuk uji F yaitu
dengan melihat probabilitas signifikansi dari nilai F pada tingkat signifikansi
sebesar 5%.
Penggunaan uji F dapat dihitung dengan menggunakan bantuan program
SPSS release 16. Dasar keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis
apabila:
1)Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2)Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 849,281 1 849,281 12,362 ,001b
Residual 5701,966 83 68,698
Total 6551,247 84
Berdasarkan tabel anova di atas menunjukkan bahwa Fhitung = 12,362 >
Ftabel= 6,95 dengan signifikansi 0,001 < 0,05. Hasil ini menunjukkan Fhitung
signifikan, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Berdasarkan hasil tersebut,
maka hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada pengaruh
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI secara bersama
terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI di SMK Farmako Medika Plus
Caringin-Bogor”, diterima.
3. Determinasi
104
Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk
mengetahui besarnya variabel terikat. Koefisien determinasi R= 0, berarti variabel
bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali (0%) terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, bila koefisien determinasi R= 1, berarti variabel terikat 100%
dipengaruhi oleh variabel bebas. Letak R2 berada dalam selang atau interval
antara 0 dan 1 (0 ≤ R ≤ 1).
Cara mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel
terikat, maka perlu dicari koefisien determinasi secara keseluruhan. Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS. Hasil perhitungan adjusted R
keseluruhan mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas
menerangkan variabel terikat.
Koefisien determinasi simultan merupakan besarnya nilai kontribusi variabel
bebas secara keseluruhan yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97). Hasil
perhitungan koefisien determinasi simultan (R²) dapat dilihat berdasarkan tabel
berikut ini:
Model Summary
Mo
del
R R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,360a ,130 ,119 8,288 2,517
Berdasarkan tabel model summary di atas menunjukkan nilai Adjusted R²=
0,119 = 11,9 %. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi pedagogik
105
guru dan kompetensi profesional secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen prestasi belajar siswa sebesar 11,9% dan sisanya 88,1% dipengaruhi oleh
sebab lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Karena nilai R Square dibawah 5% atau cenderung mendekati nilai 0 maka
dapat disimpulkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel amat terbatas.
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh
masing-masing variabel, maka perlu dicari koefisien determinasi secara parsial.
Besarnya pengaruh X1 dan X2 (r2 ) dicari dengan menggunakan program SPSS
release 20. Semakin besar nilai r2 maka semakin besar variasi sumbangan
terhadap variabel terikat.
Besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat
dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi secara parsial (r2) masing-masing
variable. Hasil determinasi secara parsial terangkum dalam tabel berikut ini:
Model Correlations
Zero-order Partial Part
(Constant)
1 Pedagogik
Profesional
173 194 189
159 166 171
Berdasarkan tabel diatas, diketahui besarnya pengaruh kompetensi
pedagogik guru terhadap prestasi belajar siswa sebesar 3,76%, yang diperoleh dari
koefisien korelasi parsial untuk variabel kompetensi pedagogik guru dikuadratkan
yaitu (0,194)2 x 100%. Sedangkan besarnya pengaruh kompetensi profesional
terhadap prestasi belajar siswa sebesar 2,75%, yang diperoleh dari koefisien
106
korelasi parsial untuk variabel kompetensi profesional dikuadratkan yaitu (0,166)2
x 100%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kompetensi pedagogik memberikan
pengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan dengan variabel
kompetensi profesional.
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
didapatkan hasil bahwa variabel kompetensi pedagogik guru PAI berpengaruh
positif terhadap prestasi belajar PAI pada siswa kelas XI SMK Farmako Medika
Plus Caringin-Bogor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru PAI di
SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor dalam kondisi cukup baik yaitu
dengan rata-rata 76,5. Untuk kompetensi profesional guru PAI di SMK Farmako
Medika Plus Caringin-Bogor juga dalam kondisi baik yaitu dengan rata-rata 79,6.
Sedangkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas XI SMK Farmako Medika Plus
Caringin-Bogor juga dalam kondisi baik yaitu dengan rata-rata 83,5.
Dalam kompetensi pedagogik, guru dituntut untuk menguasai wawasan
kependidikan, pemahaman terhadap perkembangan siswa, pengembangan
kurikulum dan silabus, pembelajaran yang mendidik dan dialogis antara guru dan
siswa, dan pengembangan potensi siswa, serta mampu mengevaluasi prestasi
belajar siswa.
Dan dalam kompetensi profesional, guru diharuskan memahami dan
menguasai pengelolaan lembaga pendidikan, penguasaan bidang studi,
107
pengelolaan PBM, pengelolaan kelas, penggunaan sumber dan media belajar,
serta wawasan penelitian pendidikan.
Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru
berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja
ditentukan oleh sekolah, pola, dan isi kurikulumnya, akan tetapi juga ditentukan
oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Guru yang
berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa
berada pada tingkat optimal (Oemar Hamalik, 2006: 36).
Hasil perhitungan dengan regresi sederhana menunjukan adanya pengaruh
yang positif dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI
terhadap prestasi belajar siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin Bogor.
Hal ini ditunjukan oleh persamaan garis yaitu Ŷ=14,922 + 0,714X1 + 0,709X2 +
e. Koefisiensi regresi variabel kompetensi pedagogik (X1) sebesar 0, 714
menyatakan bahwa setiap variabel kompetensi pedagogik guru mengalami
kenaikan sebesar satu poin, sementara variabel kompetensi profesional (X2) tetap,
maka akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,714.
Sedangkan koefisiensi regresi variabel kompetensi profesional (X2) sebesar 0,
709 menyatakan bahwa setiap variabel kompetensi profesional guru mengalami
kenaikan sebesar satu poin, sementara variabel kompetensi pedagogik (X1) tetap,
maka akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,709.
Hasil uji t untuk variabel kompetensi pedagogik (X1) diperoleh nilai sig
0,001. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05), atau nilai 0,001<0,05,
maka hipotesis kerja (Ha) yaitu pada H1 yang berbunyi ”Ada pengaruh
108
kompetensi pedagogik guru PAI terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK
Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”, diterima. Sedangkan untuk variabel
kompetensi profesional (X2) diperoleh nilai sig 0,002. Nilai sig lebih kecil dari
nilai probabilitas (0,05), atau nilai 0,002<0,05, maka hipotesis kerja (Ha) yaitu
pada H1 yang berbunyi ”Ada pengaruh kompetensi profesional guru PAI terhadap
prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor”,
diterima.
Berdasarkan perhitungan uji F menunjukkan bahwa Fhitung = 12,362 >
Ftabel= 6,95 dengan signifikansi 0,001 < 0,05. Hasil ini menunjukkan Fhitung
signifikan, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Berdasarkan hasil tersebut,
maka hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada pengaruh
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI secara bersama
terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI di SMK Farmako Medika Plus
Caringin-Bogor”, diterima. Nilai Adjusted R²= 0,119 = 11,9 %. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel bebas kompetensi pedagogik guru dan kompetensi
profesional secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen prestasi belajar
siswa sebesar 11,9% dan sisanya 88,1% dipengaruhi oleh sebab lain yang tidak
masuk dalam penelitian ini.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa baik yang
bersifat internal maupun eksternal, yaitu: Faktor Intern yang terdiri dari kondisi
fisik dan psikis siswa meliputi tingkat inlegensi/kecerdasan, bakat, minat,
motivasi siswa; dan faktor eksternal yang meliputi keadaan keluarga seperti cara
orang tua mendidik, dan keadaan ekonomi keluarga; keadaan sekolah seperti
109
metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa; serta keadaan
masyarakat seperti pergaulan di masyarakat dan media massa.
Prestasi belajar merupakan cerminan dari pemahaman siswa terhadap
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Keberhasilan guru dalam mengajar dapat
diukur dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Dari penelitian ini terbukti
bahwa peranan guru yang dalam hal ini kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi
belajar siswa yaitu sebanyak 11,9 %. Ini artinya semakin baik kompetensi seorang
guru maka akan semakin baik pula prestasi belajar yang akan diperoleh siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Saifudin , 2005, Metode penelitian, Bandung: pustaka belajar.
Arifin, 1991, Evaluasi Instruksional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto Suharsimi, 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Baharuddin dan Wahyuni Esa Nur, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Beck Robert C.. 1990. Motivation, Sydney: Intellectual Capital.
Darmadi Hamid, 2013, Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan
Sosial, Bandung: Alfabeta.
Djumransjah, Abdul Malik Karim Amrullah, 2007, Pendidikan Islam, Malang:
UIN-Malang Press.
Fattah Nanang, 2008, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hakim Thursan, 2000, Belajar Secara efektif, Jakarta: Pupsa Swara.
Hamalik Oemar, 2006, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah, 1994, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.
Hawi Akmal, 2010, kompetensi guru PAI, Palembang: Rafah Press.
Hilgard, 1977, Motivation: Theory and Research, California: Belmong.
Janawi. 2012. Kompetensi Guru: Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.
Kartono, 1995, Psikologi Anak, Bandung: Mandar Maju.
Margono, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Maspupah Jejen, 2011, Peningkatan kompetensi guru: Melalui pelatihan dan
sumber belajar teori dan praktik, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyasa, 2007, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya.
Muslich Masnur, 2007, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution S., 1996, Belajar dan Mengajar, Bina Aksara: Jakarta.
Poerwanto, 1986, Evaluasi Hasil Belajar, Jakarta: Pustaka Belajar.
Pramesti Getut, 2011, Aplikasi SPSS dalam Penelitian, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Priatno Nanang dan Tito Sukamto, 2013, Pengembangan Profesi Guru, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Rivai Veithzal, Sylviana Murni, 2009, Education Management, Jakarta: Rajawali
Press.
Sanjaya Wina, 2011, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana.
Sardiman, 1992, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV.Rajawali.
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, 1990, Teknik Analisis Data Kualitatif, Bandung: Penerbit Tarsito.
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Sunardi Nur, Sri Wahyuningsih, 2002, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT
Grasindo.
Syah Muhibbin, 2002, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosada Karya.
Trianto, 2011, Pengantar Penelitian Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Undang-undang guru dan dosen, 2011, Bandung: Fokusmedia.
Wahyudi Imam, 2012, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru. jakarta: PT Prestasi
Pustakatya.
Winataputra Udin S, 1995, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda
Karya.
Winkel W.S.. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grafindo.
Zamroni, 200, Paradigma pendidikan masa depan, Yogyakarta: Bigraf.
Oemar Hamalik, 2006, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Jakarta : Bumi Aksara.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada
bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif secara parsial kompetensi pedagogik guru PAI
terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-
Bogor.
2. Terdapat pengaruh yang positif secara parsial kompetensi profesional guru PAI
terhadap prestasi belajar PAI pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-
Bogor.
3. Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
PAI secara bersama terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI di SMK
Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Adapun kontribusi pengaruh
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional terhadap prestasi belajar
siswa dalam penelitian ini adalah sebesar 11,09 %, sedangkan sisanya
sebanyak 88,01 % dari prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
B. Implikasi
Telah teruji bahwa terdapat pengaruh yang positif dan cukup signifikan dari
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru PAI terhadap prestasi
belajar pada siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru maka akan semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai siswa.
Maka dari itu guru sebaiknya selalu berupaya untuk meningkatan dan
mengembangkan kompetensi dirinya khususnya kompetensi yang berkaitan
langsung dengan proses pembelajaran dikelas sehingga akan mendapatkan hasil
yang optimal.
C. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Siswa sebagai generasi penerus hendaknya mau dan mampu meningkatkan
belajarnya demi mencapai prestasi belajar yang lebih baik serta selalu aktif
dan disiplin dalam belajar agar apa yang dipelajari dapat dimengerti dan
dikuasai dengan baik.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya selalu berupaya untuk memperkaya wawasan terkait
komponen-komponen dalam kometensi pedagogik dan kompetensi
profesional seperti dengan mengikuti seminar-seminar pendidikan, DIKLAT
dan membaca buku-buku pendidikan sehingga mampu menciptakan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta
mampu mengaplikasikannya dalam pembelajaran untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pijakan untuk menentukan
kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga
sekolah mampu mengoptimalkan proses pembelajaran dengan lebih
menekankan pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat meneliti pengaruh dari kompetensi guru secara
keseluruhan meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial terhadap prestasi belajar
siswa.
108
1. Pengembangan instrumen pengukuran variabel X1
A. Instrumen sebelum uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik)
No Pernyataan SB B KB TB STB
1 Mengembangkan potensi dan mengatasi
kekurangan siswa
2 Merespon pertanyaan siswa
3 Menyusun alat penilaian dan evaluasi
pembelajaran
4 Mengembangakan IQ, EQ dan SQ siswa
5 Memperlakukan semua siswa dengan sama
6 Mengerti karateristik setiap siswa
7 Merencanakan pembelajaran
8 Mengevaluasi proses dan hasil belajar
9 Mengembangkan minat, bakat dan potensi
siswa
10 Menganalisis hasil belajar
11 Memberikan pertanyaan kepada siswa
12 Menggunakan berbagai teknik untuk
memotivasi kemauan belajar siswa
13 Menyusun silabus pembelajaran sesuai
kurikulum
14 Peka terhadap penyimpangan perilaku siswa
15 Memperhatikan perkembangan siswa
16 Menggunakan teknik pembelajaran yang
variatif
17 Menganalisis hasil belajar untuk mengetahui
kemajuan belajar siswa
18 Pendekatan dan strategi pembelajaran yang
kreatif
19 Menggunakan metode pembelajaran yang
menyenangkan
20 Menyusun materi dan tujuan pembelajaran
sesuai kurikulum dan silabus
109
B. Instrumen sebelum uji coba X2 (Kompetensi Profesional)
No Pernyataan SB B KB TB STB
1 Menggunakan metode belajar yang bervariasi
2 Memanfaatkan laboratorium sebagai sumber
belajar
3 Menciptakan suasana kelas yang kondusif
4 Menguasai bidang studi
5 Menggunakan media dan sumber belajar yang
variatif
6 Memahami tujuan instruksional pembelajaran
7 Memanfaatkan teknologi dalam proses
pembelajaran
8 Menganalisis hasil penelitian pendidikan
untuk perbaikan pembelajaran
9 Ikut serta membimbing organisasi kesiswaan
10 Melakukan penelitian sesuai bidang studi
11 Memahami metode ilmiah penelitian
pendidikan
12 Memahami teknik dan prosedur penelitian
13 Melakukan remedial dalam evaluasi
14 Mengaplikasikan ilmu bidang studi
15 Mengarahkan tata ruang kelas
16 Menguasai strategi dan prosedur pengelolaan
kelas
17 Bertasipasi dalam Organisasi sekolah
18 Mengenal kemampuan siswa
19 Memahami pengelolaan perpustakaan
20 Mampu menilai kurikulum bidang studi
110
C. Data uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik)
No
No Butir Angket Skor
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 3 4 4 5 89
2 3 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 3 5 4 4 5 4 5 84
3 3 5 4 4 3 4 4 4 5 3 3 4 5 4 4 4 3 4 3 5 78
4 3 4 5 2 3 3 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 73
5 2 4 3 4 4 3 3 4 3 5 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 74
6 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3 5 5 3 4 5 4 3 5 85
7 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 89
8 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 5 4 5 88
9 4 5 3 4 5 4 3 4 5 5 4 5 3 4 3 5 4 4 4 4 82
10 5 2 4 5 4 5 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 71
11 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 3 4 81
12 3 5 4 3 4 3 4 5 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 73
13 5 4 3 4 4 5 5 4 5 4 5 4 3 5 4 4 3 4 4 3 82
14 5 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 83
15 2 4 5 3 4 4 3 3 3 5 4 5 3 4 3 5 4 4 3 3 74
16 4 2 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 73
17 3 3 3 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 86
18 4 4 4 3 3 5 4 4 5 3 5 5 4 3 4 3 4 5 3 4 79
19 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 69
20 5 4 4 4 5 3 3 3 4 4 5 3 5 4 4 4 3 4 3 4 78
111
D. Data Uji Coba X2 (Kompetensi Profesional)
No
Nomor Butir Angket Skor
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 5 5 4 3 5 4 4 3 4 5 4 5 3 5 4 5 4 4 4 4 84
2 4 3 4 5 3 4 3 5 4 5 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 77
3 5 5 4 3 4 3 3 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 3 4 81
4 3 5 3 3 5 4 5 4 3 3 3 4 3 5 3 4 3 2 3 3 71
5 4 4 5 4 5 4 3 5 4 3 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 79
6 5 4 4 2 5 4 5 4 5 4 5 3 4 3 3 4 4 3 3 4 78
7 5 4 3 3 4 5 4 5 4 4 3 5 5 4 5 4 4 3 4 4 82
8 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 91
9 3 5 4 3 4 4 3 4 5 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 80
10 4 5 4 5 5 3 3 3 3 4 5 5 4 3 4 5 3 3 3 3 77
11 5 3 3 3 5 4 5 4 3 5 4 3 5 4 3 4 4 3 4 4 78
12 5 3 3 2 4 3 2 3 5 4 3 5 4 3 4 4 2 3 3 2 67
13 4 5 4 3 3 4 5 5 4 3 5 4 5 4 4 5 3 3 4 3 80
14 5 3 5 3 3 3 3 5 4 4 5 4 3 5 4 5 4 4 5 5 82
15 4 4 3 3 4 5 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4 2 2 3 3 71
16 5 5 5 5 3 2 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 79
17 3 2 5 4 3 4 5 4 3 4 5 3 4 5 4 3 4 5 4 5 79
18 5 3 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 86
19 3 4 3 4 3 4 5 4 4 3 4 5 4 3 4 4 5 4 4 3 77
20 4 5 3 5 5 3 4 5 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 79
112
E. U
ji valid
itas X
1 (K
om
peten
si Ped
agogik
)
b
1
b2
b3
b4
b5
b6
b7
b8
b9
b1
0
b1
1
b1
2
b1
3
b1
4
b1
5
b1
6
b1
7
b1
8
b1
9
b2
0
To
tal
b1
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
1
-,22
5
,09
8
,31
7
,28
0
,23
8
-,07
4
-,13
4
,05
8
-,39
8
,21
2
-,42
6
,22
9
,42
6
-,20
7
-,29
7
-,21
2
-,18
7
,22
6
-,36
2
,46
2’
Sig
. (2
taile
d)
,3
40
,68
0
,17
3
,23
1
,31
2
,75
6
,57
2
,80
9
,08
2
,37
0
,06
1
,33
1
,06
1
,38
2
,20
4
,37
0
,43
0
,91
2
,49
0
,60
9
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b2
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
-,22
5
1
,21
8
-,07
8
,13
1
-,14
1
,16
5
,22
4
,44
9*
,26
5
,06
7
,29
1
,14
6
,07
3
,16
7
,00
0
,08
5
,52
9*
-,27
4
,36
4
,45
2’
Sig
. (2
taile
d)
,34
0
,35
5
,74
3
,58
2
,55
3
,48
7
,34
2
,04
7
,25
9
,77
8
,21
3
,54
0
,76
0
,48
1
1,0
00
,72
0
,01
7
,32
0
,11
5
,05
9
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b3
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
,09
8
,21
8
1
-,12
8
,28
2
,14
0
-,05
8
,13
9
-,10
5
,00
0
,01
6
,15
3
,18
6
,18
6
-,01
0
-,25
0
,12
9
,16
7
-,51
4
,36
8
,45
3’
Sig
. (2
taile
d)
,68
0
,35
5
,59
2
,22
8
,55
7
,80
9
,55
8
,66
1
1,0
00
,94
8
,52
1
,43
1
,43
1
,96
8
,28
9
,58
7
,48
1
,17
8
,77
6
,28
2
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b4
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
,31
7
-,07
8
-,12
8
1
,56
6**
,34
5
-,22
7
,11
2
,01
6
,11
1
,20
2
-,12
8
,40
1
,21
9
,03
1
-,12
4
,11
8
-,53
0
,27
9
,23
7
,44
5’
Sig
. (2
taile
d)
,17
3
,74
3
,59
2
,00
9
,13
7
,33
6
,63
7
,94
6
,64
2
,39
2
,59
2
,08
0
,35
4
,89
5
,60
3
,62
1
,13
0
,23
4
,31
4
,13
6
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b5
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
,28
0
,13
1
,28
2
,56
6**
1
,26
3
-,20
7
,26
6
,09
4
,55
6*
,44
5*
,13
0
,09
9
,55
7*
-,10
1
,05
2
,22
0
,06
7
,12
9
,35
9
,62
1’’
Sig
. (2
taile
d)
,23
1
,58
2
,22
8
,00
9
,26
3
,38
0
,25
6
,69
3
,01
1
,05
0
,58
6
,67
7
,01
1
,67
2
,82
8
,35
2
,77
8
,58
8
,12
0
,00
3
113
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b6
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
,23
8
-,14
1
,14
0
,34
5
,26
3
1
,42
8
,20
2
,31
9
-,10
0
,55
5*
,46
8*
,18
9
,43
6
,36
3
-,03
7
,04
3
,24
3
,13
9
,14
0
,62
0’’
Sig
. (2
taile
d)
,31
2
,55
3
,55
7
,13
7
,26
3
,06
0
,39
2
,17
1
,67
5
,01
1
,03
7
,42
5
,05
5
,11
5
,87
6
,85
6
,30
2
,55
9
,55
7
,00
4
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b7
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
-,07
4
,16
5
-,05
8
-,22
7
-,20
7
,42
8
1
,47
3*
,49
0*
-,23
3
,23
1
,23
0
,15
4
,25
0
,57
3**
,13
0
-,18
0
,41
8
,09
3
,23
0
,446’
Sig
. (2
taile
d)
,75
6
,48
7
,80
9
,33
6
,38
0
,06
0
,03
5
,02
8
,32
3
,32
8
,32
9
,51
8
,28
9
,00
8
,58
4
,44
7
,06
6
,69
7
,32
9
,04
8
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b8
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
-,13
4
,22
4
,13
9
,11
2
,26
6
,20
2
,47
3*
1
,24
5
,10
6
,03
2
,13
9
,12
2
,12
2
,28
0
-,02
0
,36
8
,25
3
,33
6
,48
7*
,530’’
Sig
. (2
taile
d)
,57
2
,34
2
,55
8
,63
7
,25
6
,39
2
,03
5
,29
7
,65
8
,89
3
,55
8
,60
9
,60
9
,23
2
,93
4
,11
1
,28
2
,14
7
,02
9
,01
6
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b9
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
,05
8
,44
9*
-,10
5
,01
6
,09
4
,31
9
,49
0*
,24
5
1
,00
0
,23
5
,26
9
,32
9
,40
3
,32
6
,32
1
-,21
1
,52
7*
,16
8
,34
3
,631’’
Sig
. (2
taile
d)
,80
9
,04
7
,66
1
,94
6
,69
3
,17
1
,02
8
,29
7
1,0
00
,31
9
,25
2
,15
7
,07
8
,16
1
,16
7
,37
3
,01
7
,47
8
,13
8
,00
3
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
0
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
-,39
8
,26
5
,00
0
,11
1
,55
6*
-,10
0
-,23
3
,10
6
,00
0
1
,19
0
,41
2
-,30
9
,20
6
-,11
8
,35
0
,48
4*
,21
4
,36
6
,20
3
,51
6’
Sig
. (2
taile
d)
,08
2
,25
9
1,0
00
,64
2
,01
1
,67
5
,32
3
,65
8
1,0
00
,42
1
,07
1
,18
5
,38
4
,62
0
,13
1
,03
1
,36
6
,48
5
,66
6
,17
5
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
1
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
,21
2
,06
7
,01
6
,20
2
,44
5*
,55
5*
,23
1
,03
2
,23
5
,19
0
1
,25
1
,06
3
,45
5*
,18
9
,05
3
,06
4
,33
4
-,08
8
,17
2
,571’
Sig
. (2
taile
d)
,37
0
,77
8
,94
8
,39
2
,05
0
,01
1
,32
8
,89
3
,31
9
,42
1
,28
6
,79
3
,04
4
,42
5
,82
4
,78
7
,15
1
,71
1
,46
7
,00
9
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
114
b1
2
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
-,42
6
,29
1
,15
3
-,12
8
,13
0
,46
8*
,23
0
,13
9
,26
9
,41
2
,25
1
1
-,23
7
,01
7
,18
5
,13
4
,12
9
,51
9*
-,24
1
,45
3
,51
3’
Sig
. (2
taile
d)
,06
1
,21
3
,52
1
,59
2
,58
6
,03
7
,32
9
,55
8
,25
2
,07
1
,28
6
,31
4
,94
3
,43
5
,57
2
,58
7
,01
9
,86
4
,52
1
,07
0
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
3
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
,22
9
,14
6
,18
6
,40
1
,09
9
,18
9
,15
4
,12
2
,32
9
-,30
9
,06
3
-,23
7
1
,15
3
,39
9
-,03
8
,07
0
,18
5
-,33
2
,24
1
,476’
Sig
. (2
taile
d)
,33
1
,54
0
,43
1
,08
0
,67
7
,42
5
,51
8
,60
9
,15
7
,18
5
,79
3
,31
4
,52
1
,08
1
,87
2
,77
0
,43
6
,32
5
,05
2
,06
7
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
4
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
,42
6
,07
3
,18
6
,21
9
,55
7*
,43
6
,25
0
,12
2
,40
3
,20
6
,45
5*
,01
7
,15
3
1
-,08
8
,25
0
-,03
0
,27
3
,04
1
,27
1
,637’’
Sig
. (2
taile
d)
,06
1
,76
0
,43
1
,35
4
,01
1
,05
5
,28
9
,60
9
,07
8
,38
4
,04
4
,94
3
,52
1
,71
4
,28
9
,90
1
,24
5
,86
4
,24
7
,00
3
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
5
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
-,20
7
,16
7
-,01
0
,03
1
-,10
1
,36
3
,57
3**
,28
0
,32
6
-,11
8
,18
9
,18
5
,39
9
-,08
8
1
-,19
8
,01
7
,39
9
,26
2
,28
2
,49
0’
Sig
. (2
taile
d)
,38
2
,48
1
,96
8
,89
5
,67
2
,11
5
,00
8
,23
2
,16
1
,62
0
,42
5
,43
5
,08
1
,71
4
,40
2
,94
3
,08
1
,37
1
,22
8
,07
3
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
6
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
-,29
7
,00
0
-,25
0
-,12
4
,05
2
-,03
7
,13
0
-,02
0
,32
1
,35
0
,05
3
,13
4
-,03
8
,25
0
-,19
8
1
-,18
0
,02
0
,39
3
-,25
8
,51
8’
Sig
. (2
taile
d)
,20
4
1,0
00
,28
9
,60
3
,82
8
,87
6
,58
4
,93
4
,16
7
,13
1
,82
4
,57
2
,87
2
,28
9
,40
2
,44
7
,93
4
,69
7
,80
9
,62
1
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
7
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
-,21
2
,08
5
,12
9
,11
8
,22
0
,04
3
-,18
0
,36
8
-,21
1
,48
4*
,06
4
,12
9
,07
0
-,03
0
,01
7
-,18
0
1
,22
2
-,40
8
,22
9
,44
7’
Sig
. (2
taile
d)
,37
0
,72
0
,58
7
,62
1
,35
2
,85
6
,44
7
,11
1
,37
3
,03
1
,78
7
,58
7
,77
0
,90
1
,94
3
,44
7
,34
6
,97
3
,33
2
,29
3
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
115
b1
8
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
-,18
7
,52
9*
,16
7
-,35
0
,06
7
,24
3
,41
8
,25
3
,52
7*
,21
4
,33
4
,51
9*
,18
5
,27
3
,39
9
,02
0
,22
2
1
-,23
4
,51
9*
,60
9’’ **
Sig
. (2
taile
d)
,43
0
,01
7
,48
1
,13
0
,77
8
,30
2
,06
6
,28
2
,01
7
,36
6
,15
1
,01
9
,43
6
,24
5
,08
1
,93
4
,34
6
,32
1
,01
9
,00
4
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b2
0
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
-,16
4
,36
4
,06
8
,23
7
,35
9
,14
0
,23
0
,48
7*
,34
3
,10
3
,17
2
,15
3
,44
1
,27
1
,28
2
-,05
8
,22
9
,51
9*
-,04
1
1
,60
3’’ **
Sig
. (2
taile
d)
,49
0
,11
5
,77
6
,31
4
,12
0
,55
7
,32
9
,02
9
,13
8
,66
6
,46
7
,52
1
,05
2
,24
7
,22
8
,80
9
,33
2
,01
9
,86
4
,00
5
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
To
ta
l
Pe
ars
on
C
orre
lati
on
,12
2
,43
0
,25
3
,34
5
,62
1**
,62
0**
,44
6*
,53
0*
,63
1**
,31
6
,57
1**
,41
3
,41
7
,63
7**
,41
0
,11
8
,24
7
,60
9**
,12
0
,60
3**
1
Sig
. (2-
taile
d)
,60
9
,05
9
,28
2
,13
6
,00
3
,00
4
,04
8
,01
6
,00
3
,17
5
,00
9
,07
0
,06
7
,00
3
,07
3
,62
1
,29
3
,00
4
,61
4
,00
5
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
*. Co
rrela
tion
is s
ign
ifican
t at th
e 0
.05
leve
l (2-ta
iled
).
**. Co
rrela
tion
is s
ign
ifican
t at th
e 0
.01
leve
l (2-ta
iled
).
116
F. U
ji valid
itas X
2 (K
om
peten
si Pro
fesion
al)
b
1
b2
b3
b4
b5
b6
b7
b8
b9
b1
0
b1
1
b1
2
b1
3
b1
4
b1
5
b1
6
b1
7
b1
8
b1
9
b2
0
TO
T
AL
b1
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
1
-,09
0
,07
9
-,12
0
,23
3
-,08
9
-,24
5
,01
8
,22
0
,63
3**
,04
6
,01
6
,14
1
,06
1
,14
6
,40
1
-,05
2
-,14
7
,30
8
,24
8
,57
4*
Sig
. (2ta
iled
)
,70
5
,74
0
,61
4
,32
4
,70
9
,29
8
,94
0
,35
1
,00
3
,84
8
,94
5
,55
3
,80
0
,53
8
,07
9
,82
7
,53
6
,65
1
,53
5
,13
8
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b2
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
-,09
0
1
-,13
8
,01
9
,24
5
-,26
4
,00
6
-,09
9
,00
4
-,34
6
-,09
7
,46
6*
-,08
8
-,15
0
,24
1
,23
7
-,04
4
-,25
3
,30
3
,18
7
, 49
3*
Sig
. (2-a
iled
) ,7
05
,56
1
,93
7
,29
8
,26
1
,98
0
,67
8
,98
6
,13
5
,68
3
,03
8
,71
4
,52
7
,30
7
,31
5
,85
3
,28
1
,19
4
,16
0
,85
6
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b3
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,07
9
-,13
8
1
,26
8
-,28
7
-,30
0
-,17
8
,08
7
-,11
8
,24
2
,56
7**
-,09
7
-,13
4
,20
0
,16
7
,15
3
,26
2
,49
8*
,31
1
,36
1
,48
1*
Sig
. (2-a
iled
) ,7
40
,56
1
,25
3
,22
1
,19
9
,45
2
,71
6
,61
9
,30
4
,00
9
,68
4
,57
2
,39
8
,48
1
,52
0
,26
4
,02
6
,18
3
,11
7
,07
2
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b4
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
-,12
0
,01
9
,26
8
1
,00
3
-,06
5
-,03
9
,14
5
-,32
1
,21
2
,26
5
,19
6
,05
4
,15
7
-,04
9
-,07
2
,28
2
,27
7
,34
1
,18
3
,50
6*
Sig
. (2-a
iled
) ,6
14
,93
7
,25
3
,99
0
,78
4
,87
1
,54
2
,16
8
,37
0
,25
9
,40
8
,82
0
,51
0
,83
6
,76
4
,22
8
,23
8
,86
2
,44
0
,07
6
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b6
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
-,08
9
-,26
4
-,30
0
-,06
5
,25
5
1
,33
4
,25
6
,26
9
-,10
7
-,11
3
-,17
0
,09
1
,26
9
-,11
7
,14
0
,06
9
-,14
1
,38
1
,15
1
,57
9*
117
Sig
. (2-ta
iled
) ,7
09
,26
1
,19
9
,78
4
,27
7
,15
0
,27
5
,25
2
,65
4
,63
5
,47
4
,70
3
,25
2
,62
3
,55
6
,77
3
,55
4
,09
7
,28
7
,23
4
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b7
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
-,24
5
,00
6
-,17
8
-,03
9
,02
0
,33
4
1
,04
7
-,34
5
-,08
8
,04
0
-,53
3*
,18
1
,23
6
-,25
7
-,06
0
,39
8
-,16
0
,21
2
,27
3
,51
8*
Sig
. (2ta
iled
) ,2
98
,98
0
,45
2
,87
1
,93
4
,15
0
,84
3
,13
7
,71
3
,86
6
,01
6
,44
4
,31
7
,27
4
,80
1
,08
2
,50
1
,63
9
,46
6
,61
9
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b9
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,22
0
,00
4
-,11
8
-,32
1
,10
1
,26
9
-,34
5
,03
1
1
-,20
4
,02
7
,31
6
-,00
6
-,19
7
,09
6
,13
1
-,04
1
,14
6
,18
9
,29
7
,52
9*
Sig
. (2ta
iled
) ,3
51
,98
6
,61
9
,16
8
,67
2
,25
2
,13
7
,89
5
,38
7
,91
1
,17
5
,97
9
,40
5
,68
7
,58
1
,86
5
,53
8
,42
6
,77
9
,50
4
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
0
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,63
3**
-,34
6
,24
2
,21
2
,02
3
-,10
7
-,08
8
-,21
9
-,20
4
1
,14
0
-,20
0
,09
9
,27
3
,07
4
,12
9
,10
6
,07
9
,23
0
,28
3
,51
4*
Sig
. (2ta
iled
) ,0
03
,13
5
,30
4
,37
0
,92
4
,65
4
,71
3
,35
4
,38
7
,55
7
,39
8
,67
7
,24
5
,75
5
,58
7
,65
6
,74
0
,90
1
,22
6
,17
7
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
1
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,04
6
-,09
7
,56
7**
,26
5
-,23
1
-,11
3
,04
0
,15
0
,02
7
,14
0
1
-,22
9
,03
0
,07
3
-,05
1
,13
7
,09
7
,46
0*
,29
2
,50
4*
,62
5**
Sig
. (2ta
iled
) ,8
48
,68
3
,00
9
,25
9
,32
7
,63
5
,86
6
,52
7
,91
1
,55
7
,33
1
,89
9
,76
1
,83
0
,56
5
,68
3
,04
1
,41
8
,02
3
,06
2
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
2
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,01
6
,46
6*
-,09
7
,19
6
,15
8
-,17
0
-,53
3*
-,16
1
,31
6
-,20
0
-,22
9
1
,03
3
-,19
9
,32
9
,20
6
,12
2
,28
6
,10
8
,38
0
,48
9*
Sig
. (2ta
iled
) ,9
45
,03
8
,68
4
,40
8
,50
7
,47
4
,01
6
,49
7
,17
5
,39
8
,33
1
,89
2
,40
0
,15
6
,38
4
,60
8
,22
2
,65
1
,44
7
,35
3
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
4
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,06
1
-,15
0
,20
0
,15
7
-,01
2
,26
9
,23
6
,16
1
-,19
7
,27
3
,07
3
-,19
9
-,33
8
1
,10
6
,19
1
,12
9
,14
2
,45
0*
,63
2**
,47
5*
118
Sig
. (2ta
iled
) ,8
00
,52
7
,39
8
,51
0
,96
0
,25
2
,31
7
,49
8
,40
5
,24
5
,76
1
,40
0
,14
5
,65
6
,41
9
,58
9
,55
2
,04
7
,00
3
,03
4
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
5
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,14
6
,24
1
,16
7
-,04
9
-,39
4
-,11
7
-,25
7
-,04
0
,09
6
,07
4
-,05
1
,32
9
,10
9
,10
6
1
,25
1
,01
9
,08
7
,14
2
,23
7
,54
7*
Sig
. (2ta
iled
) ,5
38
,30
7
,48
1
,83
6
,08
6
,62
3
,27
4
,86
7
,68
7
,75
5
,83
0
,15
6
,64
7
,65
6
,28
5
,93
5
,71
6
,55
0
,87
8
,29
3
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
6
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,40
1
,23
7
,15
3
-,07
2
,22
9
,14
0
-,06
0
-,20
3
,13
1
,12
9
,13
7
,20
6
-,11
0
,19
1
,25
1
1
,02
1
-,24
3
,57
4*
-,01
0
,46
1*
Sig
. (2ta
iled
) ,0
79
,31
5
,52
0
,76
4
,33
2
,55
6
,80
1
,39
0
,58
1
,58
7
,56
5
,38
4
,64
4
,41
9
,28
5
,93
1
,30
2
,03
5
,96
7
,06
4
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
7
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
-,05
2
-,04
4
,26
2
,28
2
,01
6
,06
9
,39
8
,03
8
-,04
1
,10
6
,09
7
,12
2
,18
5
,12
9
,01
9
,02
1
1
,51
5*
,54
1*
,48
8*
,61
2**
Sig
. (2ta
iled
) ,8
27
,85
3
,26
4
,22
8
,94
7
,77
3
,08
2
,87
3
,86
5
,65
6
,68
3
,60
8
,43
6
,58
9
,93
5
,93
1
,02
0
,01
4
,02
9
,00
4
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
8
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
-,14
7
-,25
3
,49
8*
,27
7
-,26
5
-,14
1
-,16
0
,02
8
,14
6
,07
9
,46
0*
,28
6
,05
2
,14
2
,08
7
-,24
3
,51
5*
1
,42
9
,58
0**
,47
2*
Sig
. (2ta
iled
) ,5
36
,28
1
,02
6
,23
8
,25
8
,55
4
,50
1
,90
5
,53
8
,74
0
,04
1
,22
2
,82
9
,55
2
,71
6
,30
2
,02
0
,05
9
,00
7
,03
6
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b1
9
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,10
8
-,30
3
,31
1
,04
1
-,08
5
,38
1
,11
2
,11
8
,18
9
,03
0
,19
2
,10
8
,08
4
,45
0*
,14
2
,47
4*
,54
1*
,42
9
1
,57
8**
,67
4**
Sig
. (2ta
iled
) ,6
51
,19
4
,18
3
,86
2
,72
1
,09
7
,63
9
,62
1
,42
6
,90
1
,41
8
,65
1
,72
4
,04
7
,55
0
,03
5
,01
4
,05
9
,00
8
,00
1
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
b2
0
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,14
8
-,32
7
,36
1
,18
3
-,00
8
,25
1
,17
3
,25
1
,06
7
,28
3
,50
4*
-,18
0
-,03
3
,63
2**
,03
7
-,01
0
,48
8*
,58
0**
,57
8**
1
,71
5**
119
Sig
. (2-a
iled
) ,5
35
,16
0
,11
7
,44
0
,97
5
,28
7
,46
6
,28
6
,77
9
,22
6
,02
3
,44
7
,89
2
,00
3
,87
8
,96
7
,02
9
,00
7
,00
8
,00
0
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
TO
T
AL
Pe
ars
on
Co
rrela
tion
,34
4
,04
3
,41
1
,40
6
,14
0
,27
9
,11
8
,21
3
,15
9
,31
4
,42
5
,21
9
,18
0
,47
5*
,24
7
,42
1
,61
2**
,47
2*
,67
4**
,71
5**
1
Sig
. (2-a
iled
) ,1
38
,85
6
,07
2
,07
6
,55
5
,23
4
,61
9
,36
8
,50
4
,17
7
,06
2
,35
3
,44
8
,03
4
,29
3
,06
4
,00
4
,03
6
,00
1
,00
0
N
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
**. Co
rrela
tion
is s
ign
ifican
t at th
e 0
.01
leve
l (2-ta
iled
).
*. Co
rrela
tion
is s
ign
ifican
t at th
e 0
.05
leve
l (2-ta
iled
).
120
G. Uji reliabilitas X1 (Kompetensi Pedagogik)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 20 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,765 20
H. Uji reliabilitas X2 (Kompetensi Profesional)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 20 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,584 20
121
I. Istrumen setelah uji coba X1 (Kompetensi Pedagogik)
No Pernyataan SB B KB TB STB
1 Sebelum memberikan materi, guru
melakukan tanya jawab untuk
memancing minat belajar siswa
2 Ketika belajar, guru memotivasi
siswa agar giat belajar
3 Guru menggunakan metode
pembelajaran yang menyenangkan
4 Guru menggunakan teknik
pembelajaran yang beragam
5 Guru mengetahui karateristik setiap
siswa
6 Guru menegur dan menasehati siswa
jika melakukan hal negatif
7 Guru memperlakukan semua siswa
dengan sama
8 Guru berupaya membantu mengatasi
kekurangan siswa
9 Guru menyusun silabus
pembelajaran sesuai kurikulum
10 Guru menyiapkan materi
pembelajaran sebelum mengajar
11 Guru menetapkan tujuan
pembelajaran sesuai silabus
12 Guru mengembangkan IQ, EQ dan
SQ siswa
13 Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa untuk melatih daya pikir siswa
14 Guru menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh siswa
15 Guru memperhatikan perkembangan
siswa
16 Guru mengembangkan minat, bakat
dan potensi siswa
17 Guru menganalisis hasil belajar
untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa
18 Guru mengadakan ulangan setiap
menyelesaikan suatu bahasan materi
19 Guru menganalisis hasil belajar
Siswa
122
J. Istrumen setelah uji coba X2 (Kompetensi Profesional)
No Pernyataan SB B KB TB STB
1 Guru berpartisipasi dalam Organisasi
sekolah
2 Guru ikut serta membimbing dan
membina OSIS
3 Guru memahami pengelolaan
perpustakaan
4
Guru menguasai keilmuan bidang
studinya
5 Guru mengaplikasikan keilmuan
bidang studinya dalam kehidupan
sehari-hari
6 Sebelum memberikan materi, guru
menjelaskan tujuan pembelajaran
7 Guru mengenal kemampuan masing-
masing siswa
8 Jika siswa mendapatkan nilai
dibawah KKM, guru melaksanakan
remedial dalam evaluasi
9
Guru mengarahkan siswa dalam
menata ruang kelas
10
Ketika siswa ribut, guru dapat
mengatasinya sehingga suasana kelas
menjadi kondusif
11 Guru menggunakan media dan
sumber belajar yang variatif
12 Guru memanfaatkan laboratorium
sebagai sumber belajar
13 Guru memanfaatkan teknologi dalam
proses pembelajaran
14
Guru memahami metode ilmiah
penelitian pendidikan
15
Guru memahami teknik dan prosedur
penelitian
16
Guru melakukan penelitian sesuai
bidang studinya
17
Guru menganalisis hasil penelitian
pendidikan untuk perbaikan
pembelajaran
123
2. Pengumpulan data
A. Data variabel X1 (Kompetensi Pedagogik)
No siswa Skor perolehan skor maksimal skor akhir
1 75 95 78,94736842
2 75 95 78,94736842
3 75 95 78,94736842
4 75 95 78,94736842
5 75 95 78,94736842
6 75 95 78,94736842
7 75 95 78,94736842
8 75 95 78,94736842
9 75 95 78,94736842
10 75 95 78,94736842
11 75 95 78,94736842
12 75 95 78,94736842
13 75 95 78,94736842
14 75 95 78,94736842
15 75 95 78,94736842
16 75 95 78,94736842
17 75 95 78,94736842
18 75 95 78,94736842
19 75 95 78,94736842
124
20 75 95 78,94736842
21 75 95 78,94736842
22 75 95 78,94736842
23 75 95 78,94736842
24 75 95 78,94736842
25 75 95 78,94736842
26 75 95 78,94736842
27 75 95 78,94736842
28 75 95 78,94736842
29 75 95 78,94736842
30 75 95 78,94736842
31 75 95 78,94736842
32 75 95 78,94736842
33 75 95 78,94736842
34 75 95 78,94736842
35 75 95 78,94736842
36 75 95 78,94736842
37 75 95 78,94736842
38 75 95 78,94736842
39 75 95 78,94736842
40 75 95 78,94736842
41 75 95 78,94736842
125
42 75 95 78,94736842
43 75 95 78,94736842
44 75 95 78,94736842
45 75 95 78,94736842
46 75 95 78,94736842
47 75 95 78,94736842
48 75 95 78,94736842
49 75 95 78,94736842
50 75 95 78,94736842
51 75 95 78,94736842
52 75 95 78,94736842
53 75 95 78,94736842
54 75 95 78,94736842
55 75 95 78,94736842
56 75 95 78,94736842
57 75 95 78,94736842
58 75 95 78,94736842
59 75 95 78,94736842
60 75 95 78,94736842
61 75 95 78,94736842
62 75 95 78,94736842
63 66 95 69,47368421
126
64 66 95 69,47368421
65 66 95 69,47368421
66 66 95 69,47368421
67 66 95 69,47368421
68 66 95 69,47368421
69 66 95 69,47368421
70 66 95 69,47368421
71 66 95 69,47368421
72 66 95 69,47368421
73 66 95 69,47368421
74 66 95 69,47368421
75 66 95 69,47368421
76 66 95 69,47368421
77 66 95 69,47368421
78 66 95 69,47368421
79 66 95 69,47368421
80 66 95 69,47368421
81 66 95 69,47368421
82 66 95 69,47368421
83 66 95 69,47368421
84 66 95 69,47368421
85 66 95 69,47368421
127
B. Data variabel X2 (Kompetensi Profesional)
No siswa Skor perolehan skor maksimal skor akhir
1 69 85 81,17647059
2 69 85 81,17647059
3 69 85 81,17647059
4 69 85 81,17647059
5 69 85 81,17647059
6 69 85 81,17647059
7 69 85 81,17647059
8 69 85 81,17647059
9 69 85 81,17647059
10 69 85 81,17647059
11 69 85 81,17647059
12 69 85 81,17647059
13 69 85 81,17647059
14 69 85 81,17647059
15 69 85 81,17647059
16 69 85 81,17647059
17 69 85 81,17647059
18 69 85 81,17647059
19 69 85 81,17647059
128
20 69 85 81,17647059
21 69 85 81,17647059
22 69 85 81,17647059
23 69 85 81,17647059
24 69 85 81,17647059
25 69 85 81,17647059
26 69 85 81,17647059
27 69 85 81,17647059
28 69 85 81,17647059
29 69 85 81,17647059
30 69 85 81,17647059
31 69 85 81,17647059
32 69 85 81,17647059
33 69 85 81,17647059
34 69 85 81,17647059
35 69 85 81,17647059
36 69 85 81,17647059
37 69 85 81,17647059
38 69 85 81,17647059
39 69 85 81,17647059
40 69 85 81,17647059
41 69 85 81,17647059
129
42 69 85 81,17647059
43 69 85 81,17647059
44 69 85 81,17647059
45 69 85 81,17647059
46 69 85 81,17647059
47 69 85 81,17647059
48 69 85 81,17647059
49 69 85 81,17647059
50 69 85 81,17647059
51 69 85 81,17647059
52 69 85 81,17647059
53 69 85 81,17647059
54 69 85 81,17647059
55 69 85 81,17647059
56 69 85 81,17647059
57 69 85 81,17647059
58 69 85 81,17647059
59 69 85 81,17647059
60 69 85 81,17647059
61 69 85 81,17647059
62 69 85 81,17647059
63 65 85 76,47058824
130
64 65 85 76,47058824
65 65 85 76,47058824
66 65 85 76,47058824
67 65 85 76,47058824
68 65 85 76,47058824
69 65 85 76,47058824
70 65 85 76,47058824
71 65 85 76,47058824
72 65 85 76,47058824
73 65 85 76,47058824
74 65 85 76,47058824
75 65 85 76,47058824
76 65 85 76,47058824
77 65 85 76,47058824
78 65 85 76,47058824
79 65 85 76,47058824
80 65 85 76,47058824
81 65 85 76,47058824
82 65 85 76,47058824
83 65 85 76,47058824
84 65 85 76,47058824
85 65 85 76,47058824
131
C. Data variabel Y (Prestasi Belajar)
No Nama Siswa Nilai siswa 1 Adinda Nurniatul Lutfi 82 2 Ajeng Ayu Aliati 80 3 Alivia Putri Nazmiyah 77 4 Anisa Sulistiani 79 5 Burdah 78 6 Citra Ayu Setyoningrum 85 7 Della Gustia 82 8 Devia Septiani 83 9 Erni Listiani 61
10 Fanny Aprilianti 82 11 Fanny Melinda Putri 85 12 Febbriani Diffastuti 81 13 Fira Agista 78 14 Herlina 68 15 Ira Rosdiana 86 16 Leilany Indah Kusumastuti 82 17 Lestia Elsavira Utami 67 18 M. Dzikri Maulana 79 19 Melinda Sofianur 83 20 Muhammad Andi Wijaya 88 21 Muhammad Fajar R 73 22 Muliawati 81 23 Nur Alfi Fitriani K 84 24 Nurjanah 79 25 Reva Alfiani 87 26 Reza Aprilianti 65 27 Rika Awalia Putri 82 28 Selvi Kusmawati 84 29 Silvi Titasari 80 30 Sinta Restiana 64 31 Sintia Yulianti 83 32 Siti Karmila Hasanah 78 33 Siti Nanda Awaliyah 80 34 Siti Rosita 79 35 Windi Yuniarti 82 36 Aditya Nugraha 79
132
37 Alfian Husni 85 38 Aneta Citra Utami 87 39 Annisa Illahi 93 40 Defi Santika 84 41 Dicky Septian 78 42 Dina Berliana 85 43 Dini Adelia P 77 44 Eli Indriani 91 45 Firli Suci R 83 46 Harli Aprisa Gunawan 78 47 Heru Khoerudin 86 48 68 79 49 Ilyas Adi Saputra 85 50 Indah Nurfadilah 73 51 Intan Lestari 79 52 Irfan Azhari 81 53 M Nurfaiz M 78 54 Nafa Angraeni P 84 55 Nursafitri 85 56 Nurul Khoerunnisa 91 57 Savira Apriani 70 58 Siti Aisyah 86 59 Siti Nurazizah 79 60 Syarifah Faliany 85 61 Syifa Aulia 87 62 winda Winarni 86 63 Abdul Latif 76 64 Achmad Sopian 67 65 Aldo M.R 82 66 Arif Aditya 75 67 Dede Handi 84 68 Eko Juniawan 57 69 Febby Siti Salamah 81 70 Galuh Saputra 72 71 Gifarie Pangestu 76 72 Irfan Nurdiansyah 78 73 Jafar Sodiq 83 74 Kroy Kenrio 69
133
75 M. Dahlan 81 76 M. Dziqri Haikal 56 77 M. Robianasyah 83 78 Muhammad Maulana 63 79 Mursal Munawar L 76 80 Neng Alma Fahrurozi 68 81 Octya Lestari 81 82 Riswandi 77 83 Rizkia Nurrasyid 82 84 Yusuf Maldani 71 85 R.M. Roeby 84
134
3. Analisa data
A. Pengujian asumsi
Analisis Regresi Berganda
Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
(Constant) -14,922 16,124
-,925 ,357
Pedagogik
Profesional
,714
,709
,204
,201
,360
.351
3,516
3.507
,001
.002
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas
Coefficients
Model Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 Pedagogik
Profesional
,980
,980
1,021
1,021
135
B. Pengujian hipotesis
Uji t
Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
(Constant) -16,844 28,247
-,925 ,357
Pedagogik
Profesional
,714
,709
,405
,574
,360
.351
3,516
3.507
,001
.002
Uji F
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 849,281 1 849,281 12,362 ,001b
Residual 5701,966 83 68,698
Total 6551,247 84
Uji Determinasi
Model Summary
Mo
del
R R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,360a ,130 ,119 8,288 2,517
Uji Determinasi Parsial
Model Correlations
Zero-order Partial Part
(Constant) 1 Pedagogik Profesional
173 194 189 159 166 171
136
4. Pedoman Wawancara
A. Sejarah SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
B. Visi dan Misi SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
C. Perkembangan SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor dari tahun ke
tahun
D. Proses pembelajaran PAI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
E. Jumlah siswa di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
F. Struktur organisasi SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
137
5. Pedoman Observasi
A. Keadaan letak geografis SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
B. Keadaan lingkungan di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
C. Keadaan pembelajaran PAI di SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor
D. Keadaan ruang belajar dan fasilitas belajar di SMK Farmako Medika Plus
Caringin-Bogor
138
6. Pedoman Dokumentasi
A. Data mengenai nama dan jenis kelamin siswa kelas XI SMK Farmako Medika
Plus Caringin-Bogor yang dijadikan sebagai sampel penelitian
B. Data Guru SMK Farmako Medika Plus Caringin-Bogor khususnya guru mata
pelajaran PAI
C. Dokumentasi nilai UAS mata pelajaran PAI siswa kelas XI SMK Farmako
Medika Plus Caringin-Bogor yang dijadikan sebagai sampel penelitian
D. Data guru, karyawan dan siswa
139
7. Surat Keterangan Penelitian
140
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Syukri Indra dilahirkan di Tanah periuk
Provinsi Jambi pada tanggal 21 Mei 1991,
merupakan putra keempat dari enam
bersaudara, pasangan dari Bapak H.Zulfahmi,
M.Pd dan Ibu Hj.Nurbaiti. Memulai belajarnya
di pendidikan formal didesanya sendiri di TK
Pertiwi 01 Tanah periuk, dilanjutkan ke SD 28
Tanah Periuk sekaligus MIS Nurul Hidayah
Tanah Periuk. Setelah tamat SD penulis
melanjutkan pendidikannya di Pondok
Pesantren Modern Darussalam Bungo Provinsi Jambi. Dan penulis melanjutkan
pendidikannya ke MAN Model Kota Jambi. Setelah lulus dari dari MAN Model
Kota Jambi, penulis mendapatkan beasiswa dari PEMDA Kab.Bungo Jambi untuk
melanjutkan pendidikannya ke Universitas Djuanda Bogor sekaligus menimba
ilmu tentang Al-Quran khususnya tilawah di Pondok Pesantren Al-Quran
M.Thoha Al-Fasyni Bogor. Di Universitas Djuanda penulis mengambil Jurusan
Manajemen Pendidikan Islam di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, penulis
berharap bisa menjadi seorang pendidik yang kompeten dan professional
dibidangnya. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya yaitu
Program Magister di IAIN Surakarta dengan harapan semoga bisa menambah
ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan ini sehingga bisa
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penulis sering mengikuti berbagai lomba yang bertemakan keagamaan baik
ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Nasional dan mendapatkan beberapa
prestasi diantaranya: Juara I pada Lomba Ceramah Agama Tingkat SLTA se-Kota
Bogor Tahun 2007, Juara I pada MTQ Tingkat Kota Jakarta Utara Tahun 2010,
Juara I pada MTQ Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2007, Juara Harapan I pada
MTQ Mahasiswa Nasional yang mewakili UNIDA yang diadakan di Sumatera
Barat Tahun 2013.