tesis - digital library uns · pdf file2. fpmipa usd yogyakarta pendidikan fisika 1993 s.pd...

161
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester Genap di SMPN 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Oleh ARYANI ARTHA KRISTANTI NIM S831102011 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: duongdan

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI

MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI

KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

(Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester Genap

di SMPN 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Oleh

ARYANI ARTHA KRISTANTI

NIM S831102011

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 2: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI

MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI

KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

( Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII

Semester Genap di SMP Negeri 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)

TESIS

Oleh

Aryani Artha Kristanti

S831102011

Komisi

Pembimbing

Nama Tanda

Tangan

Tanggal

Pembimbing I: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.

NIP. 19520116 198003 1 001 ................. 26 Juni 2012

Pembimbing II: Dra. Suparmi, M.A., Ph.D.

NIP. 19520915 197603 2 001

................. 26 Juni 2012

Telah dinyatakan memenuhi syarat

Pada tanggal 26 Juni 2012

Ketua Program Studi Pendidikan Sains.

Program Pasca Sarjana UNS

Dr. M. Masykuri, M.Si

NIP. 19681124 199403 1 001

Page 3: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI

MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI

KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

(Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII

Semester Genap di SMP Negeri 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)

TESIS

Oleh:

Aryani Artha Kristanti

S831102011

Tim Penguji

Jabatan

Nama

Tanda

Tangan

Tanggal

Ketua : Dr. M. Masykuri, M.Si.

NIP. 19681124 199403 1 00

..................... ......../8/2012

Sekretaris : Dr. Sarwanto, S.Pd, M.Si.

NIP. 196909011994031001

.................... ......../8/2012

Anggota : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.

NIP. 19520116 198003 1 001

................... ......../8/ 2012

: Dra. Suparmi, M.A., Ph.D.

NIP. 19520915 197603 2 001

..................... ......../8/2012

Telah dipertahankan didepan penguji

Dinyatakan telah memenuhi syarat

Pada tanggal ...... Agustus 2012

Direktur Program Pascasarjan UNS,

Prof.Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.Si

NIP. 19610717 198601 1 001

Ketua Program Studi Pendidikan Sains,

Dr. M. Masykuri, M.Si.

NIP. 19681124 199403 1 001

Page 4: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Biodata

a. Nama : Aryani Artha Kristanti

b. Tempat,Tanggal lahir : Sleman, 28 Februari 1970

c. Profesi/jabatan : Guru

d. Alamat kantor : SMP Negeri 5 Yogyakarta

Jl. Wardani 1 Yogyakarta

Tel. : +62-274-512169

Fax : +62-274-551869

e-mail : [email protected]

e. Alamat rumah : Ma nisrejo, Maguwoharjo, Depok, Sleman,

Yogyakarta

Tel : 081227019918

Fax : -

e-mail : [email protected]

f. Riwayat pendidikan di Perguruan tinggi

No. Institusi Bidang Ilmu Tahun Gelar

1. FPMIPA UM Malang IPA 2008 -

2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd

g. Daftar Karya Ilmiah

No. Judul Penerbit/Forum Ilmiah Tahun

1. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Dengan

Menerapkan Model Pembelajaran

Learning Cycle Di Kelas VII-F SMP

Negeri 20 Malang

Tugas akhir Sertifikasi

Pendidik Jalur

Pendidikan di UM

Malang

2008

Surakarta, 30 Juli 2012

Aryani Artha Kristanti

Page 5: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI

BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB

VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA

BELAJAR SISWA” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas

plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara

tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat

plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan ( Permendiknas No 17, tahun 2110)

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs

UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi

dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Sains PPs

UNS berhak mempublikasikan pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi

Pendidikan Sains PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari

ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapat sanksi akademik yang

berlaku.

Surakarta, 30 Juli 2012

Mahasiswa

Aryani Artha Kristanti

Page 6: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji Sukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas

rahmatNya saya bisa menyelesaikan tesis dengan judul Pembelajaran IPA

dengan Inkuiri Bebas Termodifikasi Menggunakan Lab Riil dan Lab

Virtuil ditinjau dari Kemampuan Berpikir dan Gaya Belajar Siswa.

(Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester

Genap di SMPN 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012). Tesis ini disusun

untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi

Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNS.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka tesis ini

tidak akan pernah terwujud. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program

Pascasarjana yang telah menyediakan segala fasilitas.

2. Bapak Dr. M. Masykuri, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sains yang telah memberikan pelayanan akademik.

3. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. selaku dosen pembimbing I

yang telah memberikan motivasi dan pengarahan dalam penulisan tesis ini.

4. Ibu Dra. Suparmi, MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan banyak waktu untuk mengoreksi dan memberi inspirasi dalam

penyusunan tesis ini.

Page 7: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

5. Ibu dan Bapak dosen pengampu Program Studi Pendidikan Sains

Pascasarjana yang dengan kesabaran telah mengajak saya untuk belajar

banyak hal selama saya menempuh pendidikan di Pascasarjana UNS.

6. Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Yogyakarta yang telah mengijinkan saya

melakukan penelitian tesis saya

7. Heru Sumbodo, S.Si. suami saya yang telah mengijinkan saya untuk

melanjutkan kuliah serta anak-anak saya Elrico Priambodo dan Sarah

Anindita yang telah mendoakan dengan penuh kasih sayang.

8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan Pebruari 2011

yang senantiasa kompak dan saling menolong selama kuliah.

9. Rekan-rekan sesama guru di SMP Negeri 5 Yogyakarta yang telah

membantu saya selama saya kuliah, penelitian sampai menyelesaikan tesis

ini

10. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberi

bantuan dan semangat selama kuliah di Pascasarajana UNS.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna.

Harapan penulis, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan dapat

digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang IPA

Surakarta, 21 Juni 20112

Penulis

Aryani Artha Kristanti

Page 8: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

The reverent and worshipful fear of the Lord is the beginning

and the principal and choice part of knowledge

[its starting point and its essence]

(Proverbs 1:7)

Page 9: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................ .. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................ ............. iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................ .. iv

KATA PENGANTAR .....………………….………....................... .. v

MOTTO ........................................................................................... .. vii

DAFTAR ISI ......………………………………………………...... .. viii

DAFTAR LAMPIRAN …………………….…………………....... .. xii

DAFTAR TABEL …………………………………......................... xiv

DAFTAR GAMBAR. ....……………………………....................... xvii

ABSTRAK ............………………………………………........... xix

ABSTRACT ..…………………………………………...................... xx

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………........ 1

A. Latar Belakang Masalah ….……………………............ 1

B. Identifikasi Masalah ..…………………………...…....... 11

C. Pembatasan Masalah .…………………………….......... 12

D. Perumusan Masalah ….…………………………........... 12

E. Tujuan Penelitian ………………………………….......... 13

F. Manfaat Penelitian ………………………………..........….. 14

1. Manfaat Teoritis ………………………………………... 14

Page 10: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

2. Manfaat Praktis ………………………………………………. 15

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 16

A. Kajian Teori… ……………. ………………………....………… 16

1. Pengertian Belajar........... …………………………………….. 16

2. Teori-Teori Belajar.................................................................. .. 18

3. Pendekatan Pembelajaran Inkuiri ...…………………………. 25

4. Inkuiri Bebas Termodifikasi....................................................... 32

5. Pengertian Media Pembelajaran ……………………………… 33

6. Laboratorium Riil.……………………………………………. 39

7. Laboratorium Virtuil.................................................................. 40

8. Kemampuan Berpikir................................................................. 40

9. Gaya Belajar............................ ……………………………..... 42

10. Prestasi Belajar ......................................................................... 45

11. Materi Pembalajaran Cahaya.....……………………………... 46

B. Penelitian yang Relevan …………………………………………. 59

C. Kerangka Berpikir ……………………………………………….. 63

D. Hipotesis.................... ……………………………………………. 69

BAB III. METODE PENELITIAN ........………………………………… 71

A. Tempat dan Waktu ................ ……………………………………. 71

B. Populasi dan Sampel ……………………………………………. 72

C. Metode Penelitian ………………………………………………. 72

D. Rancangan Penelitian …………………………………………… 73

Page 11: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

E. Variabel Penelitian……………………………………………….. 73

1. Variabel Bebas............................................................................ 73

2. Variabel Moderator..................................................................... 74

3. Variabel Terikat......................................................................... 75

F. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 76

1. Metode Tes.................................................................................. 76

2. Metode Angket............................................................................ 76

3.Metode Dokumentasi.................................................................... 77

G. Instrumen Penelitian ……………………………………………… 77

1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran………………………… 77

2. Instrumen Pengambilan Data.................…………………....... 77

H. Uji Coba Instrumen Tes.................................................................. 78

1. Tes Prestasi dan kemampuan berpikir........................................ 78

2. Angket Gaya Belajar ………………………………............... 83

I. Teknik Analisis Data ……………………………………….......... 85

1. Uji Prasyarat ..................…………………………………. 85

2. Uji Hipotesis…………………………………………… ... 88

BAB IV. HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN..…………....... 89

A. Deskripsi Data……. ………………………………………...... … 89

1. Data Kemampuan Berpikir...............................………………. 89

2. Data Gaya Belajar ..................................................................... 90

3. Data Prestasi Belajar Kognitif .................................................. 91

Page 12: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

4. Data Prestasi Belajar Afektif....................................................... 98

B. Uji Prasyarat Analisis…………………………………………….. 106

1. Uji Normalitas…………………………………………………. 106

2. Uji Homogenitas……………………………………………….. 109

C. Uji Hipotesis……………… ....…………………………........... 111

1. Uji Anava……………………………………………………..... 111

2. Uji Lanjut Anava……………………………………………..… 117

3. Hasil Uji Hipotesis....................................................................... 124

D. Pembahas Hasil Penelitian................................................................ 125

E. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 132

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN…………........…… 134

A. Kesimpulan....……. …………………………………………....... 134

B. Implikasi Hasil Penelitian………………………………….....….. 138

C. Saran…………………………………………………….....…….. 139

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..………… 141

LAMPIRAN...... ………………………………………………………….. 145

Page 13: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lampiran 1 : Silabus............................................. …………...... 146

2. Lampiran 2 : RPP Riil-1................. …………………………… 151

3. Lampiran 3 : RPP Virtul-1............. …………………………. 159

4. Lampiran 4 : LKS Riil-1............……………………….......... 167

5. Lampiran 5 : LKS Virtuil-1……. …………………………… . 175

6. Lampiran 6 : RPP Riil-2................. …………………………… 182

7. Lampiran7 : RPP Virtul-2............. …………………………… 192

8. Lampiran 8 : LKS Riil-2............………………………............ 201

9. Lampiran 9 : LKS Virtuil-2........................................................ 211

10. Lampiran 10 : RPP Riil-3................. ……………………… ..... 220

11. Lampiran 11 : RPP Virtul-3............. ………………………… 232

12. Lampiran 12 : LKS Riil-3............……………………….......... 242

13. Lampiran 13 : LKS Virtuil-3……........................................... .. 255

14. Lampiran 14 : Kisi-Kisi Tes Prestasi...................................... … 265

15. Lampiran 15 : Tes Prestasi………............................................. 267

16. Lampiran 16 : Kunci Tes Perstasi............................................. 278

17. Lampiran 17 : Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir……….............. 279

18. Lampiran 18 : Tes Kemampuan Berpikir…………………….... 280

19. Lampiran 19 : Kisi-Kisi angket gaya Belajar………................. 291

20. Lampiran 20 : Angket Gaya Belajar …………………….......... 293

21. Lampiran 21 : Kisi-kisi Afektif…… .................................... 302

Page 14: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

22. Lampiran 22 : Angket Afektif….................................................. 305

23. Lampiran 23 : Deskripsi Media ................................................. 313

24. Lampiran 34 : Surat Permohonan Validasi ............................... 320

25. Lampiran 35: Norma Validasi.................................................... 321

26. Lampiran 36: Hasil Validasi Pakar............................................ 326

27. Lampiran 37 : Surat Permohonan Penelitian………………….. 327

28. Lampiran 38 : Surat Ijin Penelitian…………………………… 328

29. Lampiran 39 :.Hasil Anasis Data……........................................ 329

30. lampiran 40 : Dokumentasi Penelitian ……………………… 350

Page 15: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 2.1. Hubungan antara Media dengan Tujuan Pembelajaran.......... 37

2. Tabel 3.1.Jadwal Kegiatan Penelitian……..…………………. ............ 71

3. Tabel 3.2. Rancangan Penelitian............................................. ........... 74

4. Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Validitas Butir Soal Kognitis……........... 81

5. Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Validitas Tes Kemampuan Berpikir......... 82

6. Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Tingkat Kesukaran Butir Soal.................. 84

7. Tabel 3.6. Hasil Daya Beda Butir Soal................................................... 85

8. Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Validitas Butir Angket gaya belajar....... 86

9. Tabel 4.1 Data Siswa Yang Mempunyai Kemampuan Berpikir Abstrak

dan Kongkrit ...................................................................................... 92

10. Tabel 4.2 Data Siswa Yang Mempunyai Gaya Belajar Kinestetik dan

Visual............................................................................ ...................... 93

11. Tabel 4.3 Prestasi Belajar Kognitif......................…………................ . 93

12. Tabel 4.4 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif............................... 94

13. Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Kognitif Dengan Media Lab Riil

dan Lab Virtuil ..................................................................................... 95

14. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif dengan

Media Lab Riil Dan Lab Virtuil........................................................ 95

15. Tabel 4.7. Data Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang Mempunyai

Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kongkrit ....................................... 96

Page 16: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

16. Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang

Mempunyai Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kongkrit ................. 96

17. Tabel 4.9. Data Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang Mempunyai Gaya

Belajar Kinestetik dan Gaya Belajar Visual........................................ 97

18. Tabel 4.10 . Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa yang

Mempunyai Gaya Belajar Kinestetik dan Gaya Belajar Visual............ 98

19. Tabel 4.11. Data Prestasi Belajar Kognitif Masing-Masing Kelompok 99

20. Tabel 4.12 Data Prestasi Belajar Afektif .............................................. 100

21. Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif..................... 100

22. Tabel 4.14. Data Prestasi Belajar Efektif Kedua Media Belajar....... 101

23. Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif dengan

Media Lab Riil dan Lab Virtuil.............................................................. 102

24. Tabel 4.16. Data Prestasi Belajar Afektif Siswa yang Mempunyai

Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kongkrit.......................................... 103

25. Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Siswa yang

Mempunyai Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kongkrit ..................... 103

26. Tabel 4.18. Data Prestasi Belajar Afektif Siswa yang Mempunyai

Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik.................................. 104

27. Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Siswa yang

Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajarkinestetik............... 105

28. Tabel 4.20. Rangkuman Prestasi Belajar Afektif.................................... 106

29. Tabel 4. 21. Rata-Rata Prestasi Kognitif dan Afektif Masing-Masing

Kelompok....................................................................................... ........ 107

Page 17: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

30. Tabel 4.22. Uji Normalitas Prestasi Kognitif ........................... 108

31. Tabel 4.23.Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Belajar Afektif.......... 109

32. Tabel 4.24.Rangkuman Uji Homogenitas Presatasi Belajar Kognitif 111

33. Tabel 4.25. Rangkuman Uji Homogenitas Prestasi Belajar Afektif .... 112

34. Tabel 4.26. Nilai ANAVA P-Value (Kognitif)................................... 113

35. Tabel 4.27. Nilai ANAVA P-Value (Afektif)...................................... 116

36. Tabel 4.28 Estimated Marginal Means Terhadap Pembelajaran..... .. 120

37. Tabel 4.29. Estimated Marginal Means Terhadap Gaya Belajar ....... 121

38. Tabel4.30 Estimated Marginal Means Terhadap Gaya Belajar ..... … 123

39. Tabel 4.31 Estimated Marginal Means Terhadap Kemampuan Berpikir*

Gaya Belajar ..... .................................................................................. 124

\

Page 18: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 2.1 : Kerucut Pengalaman Edgar Dale.................................... 38

2. Gambar 2.2 : Cahaya Tampak ................………………………...... 50

3. Gambar 2.3 :Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur……………. 51

4. Gambar 2.4 : Hukum Pemantulan Cahaya………………………….. 51

5. Gambar 2.5 :Pemantulan Bayangan pada Cermin Datar.................... 52

6. Gambar 2.6a. Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar......... 53

7. Gambar 2.7. Jalannya Sinar yang Jatuh Sejajar pada Cermin Cekung 54

8. Gambar 2.8 Sinar Istimewa Cermin Cekung...................................... 55

9. Gambar 2.9. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung………. 56

10. Gambar 2.10 Sinar Istimewa Cermin Cembung....................... …… 56

11. Gambar 2.11. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung......... 56

12. Gambar 2.12. Jalannya Sinar pada Cermin Cekung.............................. 58

13. Gambar 2.13. Jalannya Sinar pada Cermin Cembung.......................... 59

14. Gambar 4.1. Histogram Prestasi Kognitif ........................................... 94

15. Gambar 4.2. Histogram Prestasi Belajar Kognitif dengan Media

Lab Riil dan Lab Virtuil. ....................................................................... 95

16. Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang

Mempunyai Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kongkrit.................... 97

17. Gambar 4.4. Histogram Prestasi Kognitif Siswa yang Mempunyai

Gaya Belajar Kinestetik dan Gaya Belajar Visual............................... 98

18. Gambar 4.5. Histogram prestasi afektif ............................................. 101

Page 19: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

19. Gambar 4.6. Histogram Prestasi Prestasi Belajar Afektif dengan

Media Lab Riil dan Lab Virtuil........................................................... 102

20. Gambar 4.7. Histogram Prestasi Belajar Afektif Bagi Siswa yang

Mempunyai Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kongkrit................. 104

21. Gambar 4.8. Histogram Prestasi Afektif Siswa yang Mempunyai

Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik....................... 105

22. Gambar 4.9. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi :media....... 120

23. Gambar . 4.10.Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi :

Gaya Belajar (Kognitif)....................................................................... 122

24. Gambar .4.11. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi

Gaya Belajar (Afektif).......................................................................... 123

25. Gambar .4.12. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi

Kemampuan Berpikir dan Gaya Belajar.............................................. 125

Page 20: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Aryani Artha Kristanti. 2012. Pembelajaran IPA dengan Inkuiri Bebas

Termodifikasi Menggunakan Lab Riil dan Lab Virtuil ditinjau dari

Kemampuan Berpikir dan Gaya Belajar Siswa. TESIS. Pembimbing I: Prof.

Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, II: Dra. Suparmi, M.A., Ph.D. Program Studi

Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan prestasi belajar antara

siswa yang diberi pembelajaran berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab

virtuil dan riil, antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak dan

kongkrit, antara siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan visual dan

interaksinya terhadap prestasi belajar.

Penelitian dilaksanakan di bulan Oktober 2011 – Mei 2012 dengan

metode eksperimen. Populasinya siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta

dengan sampel dua kelas yang diambil secara acak. Teknik pengumpulan data

menggunakan tes kognitif dan angket gaya belajar siswa dan kemampuan

berpikir. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Anava dengan desain

faktorial 2x2x2, dengan program software SPSS 18.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) ada perbedaan

prestasi belajar kognitif antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis inkuiri

bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab virtual; 2) tidak ada perbedaan

prestasi belajar antara siswa yang memilik kemampuan berpikir abstrak dengan

siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit; 3) ada perbedaan prestasi

belajar kognitif maupun afektif antara siswa yang memilki gaya belajar

kinestetik dan yang memiliki gaya belajar visual; 4) tidak ada interaksi antara

media pembelajaran dengan kemampuan berpikir siswa terhadap prestasi belajar

kognitif dan afektif; 5) tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan

gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar; 6) tidak ada interaksi antara

kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar

kognitif tetapi ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar afektif; 7) tidak ada interaksi antara

media belajar, kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar

Kata kunci :Pendekatan Inkuiri Bebas Termodifikasi, Lab Riil, Lab Virtuil,

Kemampuan Berpikir, Gaya Belajar, Pemantulan Cahaya, Prestasi Belajar

Page 21: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Aryani Artha Kristanti. 2012. Science Learning through Modified Free Inquiry

Method using Real and Virtual Laboratory overviewed from Students’

Thinking Competency and Learning Style. DESSERTATION. Supervisor I :

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, II: Dra. Suparmi, M.A., Ph.D. Program

Sciences Education. Post-Graduate Program Of Sebelas Maret University,

Surakarta.

ABSTRACT

The aim of this study was to determine the difference of the students

achievement between student who learnt using Modified Free Inquiry Method

through Real and Virtual Laboratories, between students who had concrete and

abstact thinking competencies, kinesthetic and visual learning styles and their

interaction towadrs students’ achievment.

This study used experimental method and was conducted on October

2011 to May 2012. The population was all students in grade VIII SMPN 5

academic year 2011/2012. The sample was taken using cluster random sampling

consisted of 2 classes. The data was collected using test for cognitive

achievement, questionere for students’ learning style and thinking competency.

The data was analyzed using Anova with 2 x 2 x 2 factorial design and calculated

using SPSS 18 software.

From the data analysis can be concluded that: 1) There was a difference

in cognitive achievement between the students who learnt using Real Lab

and Virtual Lab; 2) There was no difference in student achievement between the

students’ having abstract thinking competency and the concrete ones; 3) There

was a difference between cognitive learning achievement and affective learning

achievement of students having kinaesthetic learning style and visual learning

style; 4) There was no interaction between learning media and students’ learning

competency towards their cognitive and affective learning achievements; 5) There

was no interaction between learning media and students learning style towards

their learning achievement; 6). There was no interaction between students’

learning competency and their learning style towards cognitive learning

achievement but there was an interaction between students’ learning style towards

affective learning achievement; 7). There was no interaction between learning

media, students’ learning competency and their learning style towards their

learning achievement.

Key words: Modified Free Inquiry Approach, Real laboratory, Virtual Laboratory,

Thinking Competency, Learning Style, Light Reflection, Student Achievement

Page 22: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional mempunyai tujuan yang didasarkan pada cita-cita

dan pembangunan nasional bangsa sebagaimana yang tercantum dalam

pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan soaial. Cita-cita tersebut dapat

tercapai jika serangkaian program kegiatan di segala bidang berlangsung secara

terus-menerus. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian integral

dari pembangunan nasional. Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan

bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 diarahkan untuk

meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Mahaesa seperti yang tercantum dalam GBHN, 1993, Bab IV.

Undang-undang pendidikan nasional yaitu Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diterbitkan untuk mencapai

tujuan pendidikan nasional. Inti dari Undang-undang tersebut adalah sebagai

berikut :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

1

Page 23: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah suatu usaha

yang harus direncanakan untuk bisa mewujudkan suasana belajar yang saling

berinteraktif. Jadi guru tidak hanya sekedar mengajar di kelas namun juga

berusaha menciptakan suatu proses belajar yang dapat mengaktifkan siswa untuk

mengembangkan potensi dirinya.

Bangsa Indonesia sudah berupaya untuk mewujudkan tujuan

pembanguan nasional terutama dalam bidang pendidikan selama hampir setengah

abad, namun pada kenyataannya hasil yang dicapai jauh dari memuaskan. Fakta

tersebut dapat dilihat dari hasil survei Trends in International Mathematics and

Science Survey (TIMSS) dimana rata-rata skor prestasi dalam pelajaran IPA

siswa Indonesia pada TIMSS tahun 1999, 2003, dan 2007 secara berturutan

adalah 435, 420, dan 433. Dengan skor tersebut siswa Indonesia menempati

peringkat 32 dari 38 negara (tahun 1999), peringkat 37 dari 46 negara (tahun

2003), dan peringkat 35 dari 49 negara (tahun 2007). Rata-rata skor siswa

Indonesia pada TIMSS 2007 di bawah skor rata-rata yaitu 500, dan hanya

mencapai Low International Benchmark. Dengan capaian tersebut, rata-rata siswa

Indonesia hanya mampu mengenali sejumlah fakta dasar dalam IPA tetapi belum

mampu mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik dalam IPA, terutama

penerapan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak.

Data ketertinggalan hasil capaian pendidikan nasional diperkuat dengan

nilai rata-rata ujian nasional ( UN) tahun 2010/2011 masih rendah. Data di atas

bisa membuat setiap orang ingin mengetahui penyebab pendidikan Indonesia

jauh tertinggal dari negara-negara tetangga.

Page 24: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berdasarkan pengalaman mengajar di SMP Negeri 5 Yogyakarta,

kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah menggunakan pembelajaran inkuiri

tetapi belum benar-benar melakukan langkah-langkah yang terdapat dalam

pembelajaran inkuiri. RPP dan LKS belum dirancang dengan baik bahkan tidak

pernah diujicobakan sebelum digunakan. Guru juga sudah sering menggunakan

metode eksperimen, tetapi keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan eksperimen

di laboratorium belum juga maksimal. Mereka masih terkendala dengan sering

gagalnya dalam memilih alat, merangkai alat dan mengambil data. Bahkan pada

saat melakukan eksperimen ada alat yang tidak berfungsi dengan baik

sehingga siswa tidak dapat memperoleh data yang diharapkan. Guru tidak pernah

memperhatikan kemampuan berpikir dan gaya belajar siswa sehingga guru

memperlakukan sama untuk semua siswa. Akibatnya prestasi belajar siswa tidak

bisa optimal.

Hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka cenderung

mengganggap mata pelajaran IPA sulit karena mata pelajaran IPA yang mereka

terima di kelas hanya membahas kumpulan rumus-rumus yang rumit dan harus

dihafalkan dengan tujuan untuk mengerjakan soal-soal yang menitikberatkan

hanya pada hitungan matematika. Itu semua terjadi karena belum semua guru

mengkondisikan mata pelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang menyenangkan

dengan melakukan eksperimen baik di kelas maupun di luar kelas atau

memecahkan masalah sehari-hari dengan konsep-konsep dalam IPA.

Hakikat IPA adalah IPA sebagai produk yang berupa fakta, konsep,

prinsip, hukum, dan teori dan sekaligus IPA sebagai proses yang berupa

Page 25: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kinerja secara ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA dan penilaian hasil belajar

IPA harus memperhatikan karakteristik IPA sebagai proses dan produk. Pada

aspek produk, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep, teori, dan

hukum-hukum IPA sedangkan pada aspek proses, siswa diharapkan mempunyai

keterampilan proses yang menghubungkan IPA dengan fenomema yang dialami

siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini perlu pemilihan metode yang tepat

untuk pembelajaran IPA.

Di dalam Permendiknas no 42 tahun 2007 tentang standard isi

disarankan pembelajaaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah

(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada

pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Oleh karena itu

pembalajaran IPA lebih banyak mengajak siswa bereksperimen atau melakukan

percobaan untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang mereka dapat dari

menganganalisa data eksperimen dalam pembelajaran inkuiri, mendiskusikan

dengan teman dalam satu kelompok ekperimen dan kemudian

mengkominikasikan dengan seluruh siswa dikelas dengan dipandu guru.

Di dalam Permendiknas no 42 tahun 2007 tentang standard isi juga

memuat salah satu tujuan pembelajaran IPA adalah mengembangkan rasa ingin

tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Oleh karena

Page 26: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

itu sangatlah tepat jika dalam pembelajaran IPA kita menggunakan teknologi

dalam hal ini komputer. Di samping siswa melakukan eksperimen dengan alat-

alat laboratorium perlu juga mengajak siswa melakukan eksperimen dengan

bantuan teknologi komputer.

Teknologi dalam hal ini komputer mempunyai potensi yang sangat besar

untuk dimamfaatkan dalam dunia pendidikan. Buktinya pada blue print TIK

Depdiknas, setidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan,

yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard

kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur.

Sebagai alat bantu belajar, lab virtuil sangat cocok untuk siswa dalam membantu

mereka mempelajari sesuatu.

Tantangan pendidikan abad 21 yang dicanangkan PBB tahun 2005 adalah

membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society) yang

memiliki: keterampilan TIK dan media (ICT and media literacy skills),

keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills), keterampilan memecahkan

masalah (problem-solving skills), keterampilan berkomunikasi efektif (effective

communication skills); dan keterampilan bekerjasama secara kolaboratif

(collaborative skills). Dengan mengajak siswa melakukan eksperimen

menggunakan lab virtuil maka secara otomatis tantangan pendidikan abad 21 bisa

terjawab.

Dengan menggunakan lab virtuil ternyata motivasi siswa yang muncul

adalah: menimbulkan antusiasme, ketertarikan, dan keterlibatan; mendorong

untuk mendapatkan jawaban atas ketertarikan mereka, merasakan suasana

Page 27: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

menyenangkan, mendorong untuk tetap fokus pada materi, menghadirkan ide-ide

yang sukar dengan suatu tool pembelajaran, masih seperti yang tercantum dalam

tantangan pendidikan abad 21 yang dicanangkan PBB tahun 2005.

SMP Negeri 5 Yogyakarta sebagai sekolah RSBI dalam melaksanakan

pembelajarannya harus berlandasan pada rasional SBI yang dikeluarkan

Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar,

Direktorat Pembinaan SMP. Dalam rasional SBI tersebut dinyatakan bahwa

pembelajaran IPA di sekolah-sekolah RSBI harus mengembangkan proses

inkuiri, di mana siswa aktif melakukan observasi, investigasi, dan eksperimentasi.

Dengan itu diharapkan siswa mengembangkan keterampilan proses sains,

penguasaan berbagai konsep-prinsip-hukum IPA, dan sikap ilmiah sehingga

tumbuh apresiasi terhadap kelestarian alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Mahaesa.

Pembelajaran memanfaatkan fenomena alam di lingkungan sekitar siswa

dilanjutkan dengan pemanfaatan ICT untuk menambah informasi dan

memvisualisasikan proses-proses alam yang kompleks agar mudah dipahami

siswa.

Sekolah-sekolah RSBI memiliki kurikulum khusus yang dikenal

Kurukulum SNP + X, artinya disamping harus mengembangkan delapan Standard

Nasional Pendidikan (SNP) maka harus juga memperkaya dengan unsur-unsur

X. Unsur X yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah : (1)

mengimplementasikan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan, melakukan proses ilmiah dan mengembangkan karakter; (2)

Pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam pembelajaran, wujudnya dari

Page 28: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

pemanfaatan itu minimal untuk setiap topik yang diajarkan digunakan animasi

maupun video yang diambil dari internet atau dirancang sendiri.

Untuk bisa mewujudkan pembelajaran yang bersifat inkuiri dan mencapai

tujuan pendidikan nasional yaitu menggunakan teknologi (TIK) maka cocok jika

pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen dengan kerja berkelompok.

Dengan metode ini siswa bisa mempelajari konsep-konsep IPA dengan inkuiri

dan bekerja secara kooperatif. Ada dua media yang dipakai metode ini yaitu lab

riil dan virtuil, masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing.

Menurut Muhibbin Syah (2001) faktor-faktor mempengaruhi belajar siswa

dapat dibedakan menjadi tiga macam meliputi : a. faktor internal (faktor dari

dalam siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, b. Faktor eksternal

(faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, c. faktor

pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

mempelajari materi-materi pelajaran. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan

keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi dua faktor, yang pertama,

dari diri siswa sendiri yaitu kemampuan berpikir siswa dan gaya belajarnya,

yang kedua, metode dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran.

Didalam proses pembelajaran, karakteristik masing-masing siswa sebagai

subyek belajar harus diketahui oleh guru, dengan harapan guru bisa memilih

media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Sebagus dan

seideal apa pun media tidak mungkin cocok dipakai oleh seluruh siswa dalam satu

Page 29: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kelas yang sama. Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk memilih media

yang tepat yang akan dipakai dalam suatu pembelajaran. Dua hal yang perlu

diperhatikan adalah gaya belajar dan kemampuan berpikir siswa.

Gaya belajar adalah suatu cara yang dimiliki masing-masing siswa untuk

membuat dirinya nyaman dan senang saat belajar. Tiga jenis gaya belajar siswa

adalah: (1) gaya belajar visual; (2) gaya belajar auditori; dan (3) gaya belajar

kinestetik. Jika seorang siswa memiliki gaya belajar visual maka dia akan lebih

senang dan cepat memahami suatu materi jika guru menjelaskan dengan

menggunakan tampilan visual misalnya gambar, grafik, ataupun video. Siswa

yang memiliki gaya belajar ini akan kesulitan mengikuti anjuran lisan, sering

salah menginterprestasikan ucapan, serta memiliki kesulitan dalam berdialog.

Siswa kelompok ini sangat cocok jika belajar menggunakan multimedia dalam hal

ini video atau komputer. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik akan

lebih senang dan mudah memahami materi jika belajar dengan bergerak,

menyentuh, atau melakukan sesuatu. Kelompok siswa ini akan kesulitan jika

disuruh duduk lama mendengarkan guru menjelaskan. Sangat cocok jika belajar

dengan menggunakan alat-alat peraga atau alat-alat laboratorium untuk

melakukan percobaan agar bisa memahami suatu materi.

Salah satu perbedaan mendasar manusia dengan ciptaan Tuhan yang lain

adalah manusia diberi kemampuan berpikir. Menurut Suryabrata (1993)

pengertian berpikir adalah suatu proses aktif dan dinamis yang bersifat

ideasional dalam rangka pembentukan pengertian, pendapat dan penarikan

kesimpulan. Sedangkan menurut Conny R. Semiawan (1997) berpikir adalah

Page 30: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

merupakan proses mental yang terjadi karena berfungsi otak untuk mencari

jawaban atas persoalan, menemukan ide-ide, mencari pengetahuan atau sekedar

hanya berimajinasi.

Kegiatan berpikir kongkrit jika dalam memecahkan masalah

menghadirkan objek permasalahan secara nyata dan kemudian melakukan

percobaan. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir ini dalam pembelajaran

membutuhkan alat-alat yang nyata sebagai contoh alat-alat percobaan yang riil di

laboratorium riil. Sedangkan siswa yang berpikir abstrak dalam memecahkan

masalah dibantu dengan menggunakan simbol-simbol imajinatif atau dengan kata

lain objek permasalahan tidak dihadirkan secara nyata. Siswa tersebut tidak

membutuhkan alat-alat yang riil tetapi lebih cocok dengan menggunakan media

lab virtuil yang berupa program komputer.

Guru sudah berusaha menggunakan metode inkuiri dengan eksperimen di

laboratorium. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang

beranggotakan 3 sampai 4 anak. Siswa juga diberi kesempatan memilih alat serta

merangkainya berdasarakan petunjuk pratikum yang diberikan guru. Setelah

rangkaian dinyatakan benar maka dilanjutkan mengambil data. Dalam melakukan

eksperimen siswa juga dibiasakan memprediksi hasil yang akan didapat serta

mengolah data berdasarkan dasar teori yang dipakai. Yang belum dilakukan guru

selama ini adalah memilih media untuk eksperimen yang disesuaikan dengan gaya

belajar anak dan kemampuan berpikirnya. Selama ini guru beranggapan semua

siswa bisa memecahkan masalah yang diberikan saat pembelajaran dengan

Page 31: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

melakukan percobaan secara riil di laboratorium fisika. Semua siswa dianggap

memiliki gaya belajar kinestetik dan memiliki kemampuan berpikir kongkrit.

Dari pengalaman mendampingi siswa melakukan eksperimen ditemukan

beberapa masalah yang bisa menghambat siswa menarik kesimpulan eksperimen.

Hambatan itu antara lain : (1) kesalahan sebagian siswa dalam memilih alat,

dibutuhkan cermin cekung, yang diambil cermin cembung. Dibutuhkan lensa

dengan jarak fokus tertentu, siswa kesulitan memilih; (2) kesalahan sebagian

siswa dalam merangkai alat sehingga data yang diperoleh tidak sesuai dengan

teori dalam teks buku. Dapat disimpulkan walaupun pembelajaran yang dipakai

sudah inkuiri dengan melakukan eksperimen tetapi prestasi belajar siswa dalam

materi cahaya belum maksimal. Untuk itu perlu dicari media pembelajaran lain

yang bisa dipakai sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi siswa

Materi cahaya merupakan materi yang esensial karena selalu masuk dalam

SKL tiap tahun dan dipelajari lebih lanjut saat mereka mekanjutkan pendidikan di

jenjang yang lebih tinggi. Untuk itu diharapkan siswa bisa memahami materi itu

dengan maksimal. Faktanya ternyata daya serap materi cahaya dalam TPM dua

tahun terakhir masih rendah. Peran guru dalam hal ini melakukan pembelajaran

di kelas dengan menggunakana metode dan media yang tepat. Di samping itu

harus mulai diperhatikan gaya belajar siswa dan kemampuan berpikirnya

sebagai acuan untuk memilih media yang akan digunakan.

Page 32: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya kualitas pendidikan pada pembelajaran sains yang

diidentifikasi oleh survey TIMSS yaitu TIMSS-R 1999, TIMSS 2003,

dan TIMSS 2007.

2. Rendahnya nilai UN IPA baik di tingkat Nasional, Propinsi DIY maupun

di kota Yogyakarta.

3. Kurangnya pengetahuan guru tentang motode-metode pembelajaran

yang sesuai dengan karakteristik materi pemantulan cahaya seperti

inkuiri terbimbing, inkuiri bebas termodifikasi, eksperimen, proyek.

4. Pelaksanaan proses belajar mengajar IPA dengan metode eksperimen,

demonstrasi, proyek masih belum optimal karena dalam beberapa

konsep masih ada kendala jika dilakukan dengan media lab rill. Sehingga

perlu dicoba dengan menggunakan lab yang lain dalam hal ini lab virtuil.

5. Metode pembelajaran IPA, khususnya dalam pembelajaran materi

cahaya selama ini masih belum memperhatikan karakteristik yang

dimiliki siswa seperti motivasi, kemampuan berpikir, kreativitas, gaya

belajar, sikap ilmiah dll.

6. Guru cenderung hanya memperhatikan aspek kognitif saja, afektif dan

psikomotorik belum sepenuhnya diperhatikan.

Page 33: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

7. Pembelajaran materi-materi tertentu misalnya kalor, getaran, gelombang,

cahaya, listrik dan lain sebagaianya belum dilakukan secara karakteristik

materi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian lebih terfokus dan

terarah, maka penelitian dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran akan dipakai adalah inquiri bebas termodifikasi.

2. Media yang dipakai adalah lab virtual yang dibatasi pada penggunaan

teknologi komputer dengan memanfaatkan aplikasi yang mendukung proses

pembelajaran dikelas dan lab riil yang dibatasi dengan pengunakan alat-alat

didalam KIT IPA SMP Cahaya.

3. Gaya belajar siswa dibatasi gaya belajar visual dan kinestetik pada siswa

kelas VIII SBI 2 dan VII SBI 4 di SMP N 5 Yogyakarta.

4. Kemampuan berpikir dibatasi kemampuan berpikir kongrit dan abstrak pada

siswa kelas VIII SBI 2 dan VII SBI 4 di SMP N 5 Yogyakarta.

5. Prestasi belajar siswa SMP N 5 Yogyakarta kelas VIII dibatasi pada

kemampuan kognitif dan ketrampilan proses siswa dalam mengerjakan soal-

soal Fisika dan dalam melakukan eksperimen.

6. Materi pembelajaran yang digunakan dibatasi pada pemantulan cahaya.

D. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

Page 34: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran

inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab virtual?.

2. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang kemampuan berpikir

abstrak dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit?.

3. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilki gaya belajar

kinestetik dan visual?.

4. Adakah interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan berpikir

siswa terhadap prestasi belajar?.

5. Adakah interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar?.

6. Adakah interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar?.

7. Adakah interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar?.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perbedaan prestasi belajar IPA antara siswa yang diberi pembelajaran

berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab virtuil dan lab riil.

2. Perbedaan prestasi belajar IPA antara siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit.

Page 35: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Perbedaan prestasi belajar IPA antara siswa yang memilki gaya belajar

kinestetik dan visual.

4. Interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan berpikir siswa

terhadap prestasi belajar.

5. Interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar.

6. Interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar.

7. Interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dan gaya belajar

tehadap prestasi belajar.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi gambaran yang jelas guna

menjawab permasalahan yang ada. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi

berbagai pihak. Dalam penelitian ini ada dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :

a. Bahan kajian bagi Kepala Sekolah mengenai pengembangan teknologi

pembelajaran yang terkait dengan desain instruksional/pembelajaran di

SMP.

b. Memberikan bahan kajian kepada guru di SMP akan pentingnya memahami

kemampuan berpikir dan gaya belajar dalam proses pembelajaran di SMP.

Page 36: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Pengembangan ilmu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan

untuk penelitian lebih lanjut, khususnya dalam mendesain model

pembelajaran di SMP.

d. Sebagai khasanah pengetahuan bagi pembaca dan bahan referensi bagi

penelitian lain yang melakukan penelitian sejenis atau lanjutan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

a. Sekolah, agar lebih melengkapi sarana dan prasarana dalam hal ini

jaringan komputer dan alat-alat percobaan IPA.

b. Guru IPA, agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk

mengembangkan program-program pembelajaran yang lain.

c. Siswa, agar lebih meningkatkan prestasi belajar IPA dengan melihat

kemampuan berpikir dan gaya belajar dengan model pembelajaran berbasis

inkuiri terbimbing dengan lab virtuil dan lab riil.

Page 37: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar sepanjang hayat. Pernyataan ini menunjukan belajar tidak sebatas

saat manusia duduk dibangku sekolah. Belajar juga tidak dibatasi ruang kelas di

dalam sebuah sekolah. Tetapi belajar bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.

Jadi sebenarnya aktivitas belajar sangat mudah di temukan dalam kehidupan

manusia.

Apa yang dilakukan manusia setiap hari sebenarnya merupakan gejala dari

belajar. Contohnya manusia bisa berjalan karena sebelumnya pasti sudah

belajar, manusia bisa menggunakan alat-alat makan maka manusia tersebut

sebelumnya pasti sudah pernah belajar, manusia bisa menulis dengan alat tulis

maka sebelumnya manusia juga pasti sudah belajar, kemampuan-kemampuan

manusia yang lain juga akibat karena manusia belajar. Winkel (2009)

menyatakan kemampuan yang dimiliki manusia itu semuanya diperoleh, karena

mula-mula belum ada. Setelah terjadi suatu proses selama selang waktu tertentu

maka akan terjadi perubahan dari belum mampu kearah sudah mampu. Adanya

perubahan dalam pola perilaku inilah yang menandakan telah terjadi belajar

Winkel (2009) menyatakan bahwa belajar merupakan kegiatan mental

yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri

seseorang yang sedang belajar tidak dapat diketahui secara langsung hanya

dengan mengamati orang itu. Bahkan hasil belajar seseorang itu tidak akan

16

Page 38: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

langsung tampak tanpa orang tersebut menampakkan kemampuan yang telah

diperoleh melalui belajar. Untuk bisa mengetahui siswa sudah belajar maka perlu

diadakan evaluasi agar siswa tersebut bisa menampakan kemampuannya yang

sudah dia peroleh dari proses dia belajar. Prestasi belajar siswa bisa diketahui dari

hasil evaluasi yang dilakukan oleh gurunya

Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, dalam bergaul dengan

orang, dalam menggunakan berbagai macam benda, ataupun dalam menghadapi

peristiwa. Namun tidak sembarang berada di tengah-tengah lingkungan,

menjamin adanya proses belajar. Orang harus aktif sendiri, melibatkan diri dengan

segala pemikiran, kemampuan dan perasaannya. Jadi dapat dikatakan belajar

adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-

pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Siswa tidak selalu belajar walaupun dia berada didalam kelas yang sedang

berlangsung pembelajaran. Siswa harus aktif dan terlibat dalam pembelajaran

tersebut agar dia bisa belajar. Dari sini bisa dilihat betapa pentingnya siswa

sebagai pusat pembelajaran (student center). Siswa tidak lagi sebagai objek dalam

pembelajaran tetapi bahkan sebagai subyeknya. Kegiatan pembelajaran harus

bersifat interaktif antar siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru ataupun

antara siswa dengan media belajar. Guru sangat berperan dalam mengkondisikan

agar siswa bisa belajar dengan cara memilih model dan metode pembelajaran.

Metode yang dipilih guru harus memperhatkan karakteristisk baik siswa maupun

materi pelajaran yang dipelajari.

Page 39: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2. Teori-Teori Belajar

a. Teori Belajar Piaget

Teori Piaget membahas pandangannya tentang bagaimana siswa belajar.

Menurut Jean Piaget, pengetahuan dibentuk sendiri oleh siswa dengan cara

berinteraksi dengan lingkungan atau objek yang sedang dipelajari. Kegiatan siswa

dalam berinteraksi itulah yang sangat penting dalam pembelajaran karena yang

menjadi sentral pembelajaran bukan lagi guru tetapi siswa. Oleh karena itu dalam

pembelajaran guru harus memperhatikan cara berpikir siswa, pengalaman siswa

dan bagaiman siswa mendekati suatu persoalan karena pemikiran siswa dalam

hal ini harus lebih diutamakan dibanding dengan pemikiran guru .

Teori Piaget menekankan bahwa hanya dengan keaktifan siswa mengolah

bahan, bertanya secara aktif, mencerna bahan dengan kritis maka siswa akan dapat

menguasai materi yang dipelajari dengan baik. Oleh kerena itu kegiatan aktif

siswa dalam pembelajaran harus diutamakan. Tugas guru hanya menyediakan

alat-alat dan mendorong siswa agar aktif. Seorang siswa akan lebih mengerti apa

yang dipelajari jika dia dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Oleh karena

itu pembelajaran harus dikondisikan agar siswa memungkinkan untuk

menemukan sendiri pengetahuannya. Guru diharapkan dalam mengajar memilih

metode pembelajaran penemuan.

Piaget dalam Hamzah B. Uno (2010) berpendapat bahwa proses belajar

dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: (1) asimilasi, (2) akomodasi dan (3)

equilibrasi. Proses asimilasi adalah proses penyatuan informasi baru ke struktur

kognitif siswa yang sudah ada sebelumnya. Akomodasi adalah penyesuaian

Page 40: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

struktur kognitif ke dalam situasi baru. Equilibrasi adalah penyesuaian

berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

Pada saat siswa belajar cahaya, proses asimilasi terjadi saat siswa

menerima informasi baru yaitu jika sinar dijatuhkan ke permukaan cermin datar

maka akan dihasilkan bayangan di dalam cermin tersebut. Proses akomodasi

akan terjadi saat sinar dijatuhkan ke permukaan cermin cekung pada jarak

tertentu tidak dihasilkan bayangan di dalam cermin tersebut. Proses equilibrasi

akan terjadi saat siswa membuktikan bahwa ternyata bayangan tidak selalu terjadi

di dalam cermin setelah siswa melakukan percobaan berkali-kali dengan

mengubah jarak benda ke cermin.

Menurut Piaget dalam Hamzah B.Uno (2010) proses belajar harus

disesuaiknan dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Perkembangan kognitif

tersebut dibagi menjadi empat tahap, yaitu : (1) tahap sensorik-motor (0 – 2

tahun) anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dengan

penglihatan, penciuman, pendengaran, dan perabaan serta menggerakkannya.

Anak belum mengenal konsep waktu, dan hubungan sebab akibat; (2) tahap

praoperasional (2-7 tahun) anak mengandalkan diri pada presepsi tentang realitas,

sudah mempu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi,

membuat gambar dan menggolong-golongkan. Anak belum mampu melaksanakan

operasi mental seperti menambah, mengurangi, dll; (3) operasi kongkrit (7-11

tahun) anak dapat mengembangkan pemikiran logis, mengikuti penalaran logis.

Anak belum mengenal materi abstrak seperti hipotesis dan proposi-proposi verbal;

(4) operasi formal (11 tahun keatas) anak dapat berpikir abstrak seperti orang

Page 41: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dewasa. Anak sudah mampu berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis

formal berdasarkan proposi-porposi dan hipotesis, dan dapat mengambil

kesimpulan lepas dari apa yang sudah diamati. Anak bisa berpikir tanpa bantuan

benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang kongkrit .

Penelitian ini akan diadakan di SMP Negeri 5 Yogyakarta, dimana siswa-

siswanya berumur di atas 11 tahun, masuk dalam tahap berpikir operasi formal.

Ciri dari siswa di tahap ini sudah bisa berpikir abstak, fleksibel dan efektif serta

mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Ia dapat berpikir karena

tidak lagi membutuhkan alat bantu objek-objek yang kongkrit, Ia dapat berfikir

efektif karena dapat memilik pemikiran yang yang cocok untuk memecahkan

permasalahnnya. Ia dapat berpikir fleksibel karena bisa melihat semua unsusr dan

kemungkinan. Ia dapat membuat suatu percobaan yang memerlukan pemikiran

dan menggunakan banyak variabel dalam waktu yang sama. Dari faktor-faktor

diatas dapat disimpulkan pada tahap ini siswa sudah bisa mengikuti proses

pembelajaran dengan metode eksperimen dengan media lab riil maupun lan

virtuil.

Paul Suparno (2011) menyatakan implikasi teori Piaget terhadap proses

belajar mengajar adalah: (1) menekankan proses belajar pada siswa atau yang

sering disebut student center, proses belajar mengajar harus bisa mengkondisikan

siswa untuk aktif mengkonstruksi pengetahuannya. Mengutamakan pemikiran

siswa bukan pemikiran guru, artinya guru harus mengerti cara berpikir siswa,

pengalaman siswa, dan bagaimana siswa mendekati suatu. Guru harus

menyediakan dan memberi bahan sesuai dengan taraf perkembangan kognitif

Page 42: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

siswa agar lebih membantu siswa berpikir dan membentuk sendiri

pengetahuannya. Guru juga harus mengetahui kemampuan berpikir dan gaya

belajar siswa; (2) mengutamakan kegiatan yang aktif dalam proses belajar.

Dibutuhkan proses belajar memungkinkan penemuan kembali suatu pengetahuan.

Metode yang tepat dalam hal ini adalah metode inquiri. Jika siswa sudah biasa

belajar dengan inkuiri terbimbing maka bisa dicoba menggunakan inkuiri bebas

termodifikasi; (3) pentingnya siswa belajar bersama. Walaupun belajar adalah

proses individual namun integrasi dengan teman sangat diperlukan, karena dengan

itu siswa bisa berdiskusi untuk mempermudah penangkapan dan pengembangan

pemikiran mereka. Dengan berdiskusi siswa bersikap kritis, saling menukarkan

perbedaan sehingga dapat menantang untuk mengoreksi dan mengembangkan

pengetahuan yang telah dibentuk sebelumnya; (4) peran guru hanya sebagai

fasilitator bukan pentransfer pengetahuan. Guru harus mengetahui kemampuan

dan tahap kognitif siswanya yang sedang belajar agar bisa memilih bahan yang

sesuai. Guru juga harus memiliki pengertian yang luas tentang disiplin ilmunya,

termasuk pengetahuan yang figuratif dan operatif. Kelebihan dari guru tersebut

bisa membantu siswa untuk mencocokkan cara berpikirnya dan belajarnya dengan

jenis pengetahuannya itu sendiri.

b. Teori Belajar Bruner

Bruner dalam Ratna Wilis (1989) tidak mengembangkan teori belajar

yang sistematis tetapi yang penting adalah cara-cara bagaimana siswa memilih,

mempertahankan, menstransfer informasi secara aktif. Bruner memusatkan

Page 43: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

perhatiannya pada masalah apa yang dilakukan siswa dengan informasi yang

diterima, apa yang dilakukannya sesudah memperolah informasi itu untuk

mencapai pemahamannya.

Dua asumsi pendekatan Bruner terhadap belajar dalam Ratna Wilis (1989)

adalah: (1) Perolehan pengetahuan melalui proses interaktif, siswa harus aktif

berineteraksi dengan lingkungannya dalam hak ini bahan ajar, alat peraga, sesama

siswa dan guru; (2) siswa mengkonstruksi pengetahuannya dengan menghubung

informasi yang sudah diterima sebelumnya. Saat siswa akan belajar tentang

cahaya maka ia harus sudah lebih dulu belajar gelombang sehingga pemahaman

cahaya akan lebih cepat dan mudah.

Menurut Bruner dalam Ratna Wilis (1973) belajar melibatkan tiga proses

yang berlangsung bersamaan yaitu: (1) memperolah informasi, saat siswa belajar

cahaya siswa mendapat informasi bahwa cahaya bisa menyebakan bayang-

bayang; (2) transformasi informasi, siswa mencari informasi dari sumber belajar

yaitu buku ajar, situs internet atau diskusi dengan sesama siswa; (3) menguji

relevansi dan ketepatan pengetahuan, siswa melakukan eksperimen untuk

membuktikan informasi yang sudah ia peroleh.

Salah satu model instrusional kognitif yang dinyatakan oleh Bruner dalam

Ratna Wilis (1989) adalah balajar penemuan (discovery learning). Belajar

penemuan ditunjukan dengan aktivitas aktif oleh siswa dalam pencarian

pengetahuan sehingga akan memberikan hasil yang paling baik. Dalam belajar

siswa harus berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prisnsip-prinsip agar

Page 44: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

siswa memperoleh pengalaman, melakukan eksperimen untuk menemukan

prinsip-prinsip sendiri.

Ratna Wilis (1989) mengatakan kebaikan dari belajar penemuan adalah:

(1) pengetahuan menjadi lebih mudah diingat dan lebih tahan lama; (2) konsep-

kpnsep dan prinsip-prinsi yang didapat lebih mudah diterapkan; (3) melatih

siswa untuk memecahkan permasalahan tanpa bantuan orang lain. Aplikasinya

siswa tidak harus sama cara belajarnya untuk mendapatkan pengetahuan yang

sama. Dalam penelitian ini akan ditunjukan dua cara belajar materi cahaya yaitu

dengan media lab riil dan media lab virtuil.

Dalam belajar penemuan menurut Ratna Wilis (1989), peran guru adalah

sebagai berikut: (1) merencanakan pembelajaran agar pusat pembelajaran pada

siswa; (2) menyajikan materi pembelajaran dengan membuat konflik kognitif

pada diri siswa yang mengakibatkan ada masalah. Herannya siswa akan

terangsang untuk menyelidiki masalah itu, menyusun hipotesa, dan mencoba

sendiri menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang mendasari masalah

tersebut; (3) menyajikan pelajaran dengan diurutkan dari cara enaktif, ikonik, dan

diakhiri dengan simbolik; (4) berperan sebagai pembimbing atau tutor, pada saat

siswa memecahkan masalah dengan melakukan eksperimen. Guru jangan

mengungkapkan terlebih dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari, hanya

memberi saran saat siswa membutuhkan dan memberi umpan balik di saat yang

tepat. Sehingga siswa bisa bisa menemukan sendiri tanpa tergantung bantuan

guru; (5) menilai hasil belajar tidak melulu produk tetapi mulai dari proses

menemuan tersebut.

Page 45: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Teori Ausubel

Inti dari teori belajar Ausubel dalam Ratna Wilis (1989) adalah belajar

bermakna. Belajar bermakna adalah suatu proses mengkaitkan informasi baru

pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif

seseorang. Informasi yang dipelajari secara bermakna akan lebih lama diingat

dari informasi yang dipelajari secara hafalan.

Menurut Ausubel dan Novak dalam Ratna Wilis (1989) ada tiga kebaikan

dari belajar bermakna yaitu: (1) Informasi yang dipelajari secara bermakna akan

lebih tahan lama; (2) memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi

pelajaran yang mirip; (3) walaupun sudah lupa terhadap informasi yang didapat

secara bermakna tetapi masih bisa dengan mudah mempelajari hal-hal yang

mirip.

Prasarat dari belajar bermakna menurut Ratna Wilis (1989) adalah

sebagai berikut: (1) materi yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial;

(2) siswa memiliki kesiapan dan niat untuk belajar bermakna. Sedangkan

Hamzah B . Uno (2010) berpendapat belajar bermakna dapat terselenggara jika

guru memiliki pengetahuan terhadap materi dengan sangat baik dan logika

berpikir guru juga harus baik. Dengan demikian guru dapat memilah-milah

materi pelajaran, merumuskan informasi dengan rumusan yang singkat dan padat,

serta mengurutkan materi ke dalam urutan yang logis dan mudah dipahami.

Dalam penelitian ini materi yang akan dipakai sebagai objek penelitian

adalah pemantulan cahaya. Dalam hal ini siswa sudah harus belajar tentang

gelombang sebenarnya karena konsep gelombang yang mendasari konsep dari

Page 46: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

pemantulan cahaya. Guru juga harus mampu mengurutkan materi ke dalam

struktur urutan yang logis. Dalam penelitian ini guru akan memulai mengajak

anak belajar dari materi pengertian cahaya, sifat-sifat cahaya, pemantulan pada

cermin datar dan cembung, dan aplikasi pemamtulan dalam kehidupan sehari-

hari.

3. Pendekatan Pembelajaran Inkuiri

Teori belajar Pieget menyarankan agar pembelajaran menjadi bermakna

maka dilakukan dengan inkuiri atau penemuan. Siswa juga membutuhkan

permasalahan agar tertantang untuk memecahkannya dan terangsang

keingintahuannya. Kondisi ini akan terjadi jika siswa sebagai pusat pembelajaran,

dalam pembelajaran ini yang diutamakan adalah pemikiran siswa bukan

pemikiran guru. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan harus tepat

memilih waktu untuk memberikan umpan balik disaat siswa belajar.

J. T.Wilson dalam Throwbridge Bybee (1986) menyatakan definisi dari

inkuiri sebagaai berikut:

Inquiry is a process model of instruction based upon learning theory and

behavior. Too often it is confused with open-ended. undirected activity

which is assumed to simulate scientific activity. This is not the case.

Inquiry results wherever and when- ever stimuli challenge the existing

expectations of the participant. The situation may occur in a well-

equipped laboratory. but it may also occur in a well-planned and

produced lecture. a stimulating reading assignment. or a simple novel

situation. The emphasis of inquiry is not the mere acquisition of science

knowledge or the production of scientists. It is rather an emphasis upon

how humans process information in order to make intellectual decisions of

all sorts."

Page 47: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pernyataan di atas menyatakan inkuiri sering diasumsikan sebagai

aktivitas yang terbuka dan tak terarah, padahal sebenarnya inkuiri adalah suatu

proses untuk menyelidiki gejala-gejala alam. Untuk bisa melakukan inkuiri maka

dibutuhkan adanya tantangan. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada suatu

masalah, kemudian melakukan penyelidikan dengan eksperimen di laboratorium.

Beberapa ahli sering membedakan arti antara discovery dan inquiry tetapi

ada juga yang menggunakan dua istilah itu secara bergantian. Perbedaan proses

antara discovery dan inquiry jika dilihat dari prosesnya seperti kutipan di

bawah ini: Processes of discovery are observing, classifying, measurring,

predicting, descrebing, inferring. And the process of inquiry are of defining

and investigating problems, formulating hypotheses, designing experiments,

gathering data, and drawing conclusions about problems

Dari kutipan di atas dapat diartikan bahwa kemampuan discovery

(penyelidikan) dibutuhkan untuk melakukaan kegiatan inquiry (penemuan).

Guru jarang membedakan kegiatan penemuan dan penyelidikan bahkan lebih

sering menekankan penemuan. Sehinggan siswa tidak mendalam dalam

menguasai kemampuan penyelidikan. Jika di atas sudah dijelaskan hubungan

antara penyelidikan dan penemuan, maka bisa dibayangkan jika kemampuan

siswa dalam penyelidikan rendah maka dapat dipastikan kemampuan siswa dalam

penemuan juga rendah.

Jerome Bruner dalam Throwbridge Bybee, (1986) menguraikan empat

alasan untuk menggunakan pendekatan inkuiri yaitu: (1) potensi intelektual,

siswa harus mengembangkan kemampuan berpikirnya; (2) motif intrinsik, jika

Page 48: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

siswa berhasil dalam penemuannya maka dia akan terpenuhi motif intrinsiknya;

(3) belajar heuristik penemuan, siswa dapat belajar penemuan jika ia diberi

kesempatan untuk melakukan penemuan; (4) konservasi memori, siswa terbantu

untuk menyimpan memorinya dengan lebih baik.

Selanjutnya Sanjaya (2000) menyatakan bahwa ada 3 hal yang menjadi

ciri utama strategi pembelajaran inkuiri yaitu: (1) strategi inkuiri menekankan

kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya

pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses

pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui

penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri

inti dari materi pelajaran itu sendiri; (2) seluruh aktivitas yang dilakukan siswa

diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang

dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self

belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai

sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru

dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya

merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri; (3) tujuan dari penggunaan

strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual

sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa

tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka

dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Page 49: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Peran guru dalam pembelajaran inkuiri dimulai dari memilih masalah yang

akan dipecahkan oleh siswa di kelas. Kemudian dilanjutkan dengan menyiapkan

sumber belajar termasuk alat-alat laboratorium jika akan melakukan eksperimen.

Setelah itu guru hanya sebagai pembimbing tidak boleh terlalu ikut campur

dalam kegiatan siswa. Guru hanya memberi bimbingan jika dibutuhkan siswa.

Tetapi guru tetap harus memotivasi dan mengendalikan kelas agar kegiatan tetap

dalam tujuan yang sudah ditetapkan. Biarkan siswa menemukan sendiri cara

memecahkan permasalahan yang diberikan.

Syaiful Sagala (2010) mengatakan pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan

apabila dipenuhi syarat-syarat berikut: (1) guru harus memilih persoalan yang

relevan dan bersumber dari bahan pelajaran yang dapat menantang siswa untuk

mencari tahu; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan

menciptakan situasi belajar yang menantang; (3) adanya fasilitas dan sumber

belajar yang cukup; (4) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya,

berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar; (6) guru

tidak banyak campur tangan dan interverensi terhadap kegiatan siswa.

Syaiful Sagala (2010) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri

menempuh 5 tahap yaitu: (1) perumuskan masalah untuk dipecahkan siswa; (2)

menetapkan jawaban sementara atau merumuskan hipotesis; (3) mencari

informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis; (4) menarik

kesimpulan atau generalisasi; (5) mengaplikasi kesimpulaan dalam situasi baru.

Merumuskan masalah merupakan cara merangsang keingintahuan siswa,

jadi dibutuhkan masalah yang menantang siswa untuk memecahkannya. Peran

Page 50: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

guru adalah memberi motivasi agar siswa dapat menemukan jawaban dan

menyediakan sarana agar siswa dapat mencari jawaban sendiri. Proses mencari

jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu

melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga

sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Hipotesis adalah

jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban

sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat

dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan membuat hipotesis pada

setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat

merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan

yang dikaji. Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri,

mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan

motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan

kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Dalam pembelajaran sains pencari

data lebih ditekankan dengan melakukan eksperimen.

Untuk bisa menarik kesimpulan terlebih dahulu menguji hipotesis dengan

cara menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau

informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga

berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran

jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus

Page 51: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk

mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada

siswa data mana yang relevan.

Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya

intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru

kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:

a. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry Approach)

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru

membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan

mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan

permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini

digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan

inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan

dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.

Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk

diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar

mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh

pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak

memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan

tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara

mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan

diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep

Page 52: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

IPA . Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa

yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guru harus memantau

kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan

petunjuk-petunjuk dan scafolding yang diperlukan oleh siswa.

b. Inkuiri Bebas (Free Inquiry Approach).

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah

berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan

inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang

ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki,

menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau

langkah-langkah yang diperlukan.

Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau

bahkan tidak diberikan sama sekali. Kalaupun akan diberikan bisa dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan penggali atau diskusi dengan sesama siswa. Salah satu

keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam

memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah

lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi

jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan

solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang

diselidiki.

Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan,

antara lain: 1) waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama

sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum; 2) karena

Page 53: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada

kemungkinan topik yang dipilih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam

kurikulum; 3) ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai

topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk

memeriksa hasil yang diperoleh siswa; 4) karena topik yang diselidiki antara

kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan kelompok atau individual

lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh kelompok atau individual

tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

4. Inkuiri Bebas Termodifikasi ( Modified Free Inquiry Approach)

Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan

inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri

bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki

tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya,

dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk

diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini

menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh

bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing

dan tidak terstruktur.

Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan,

agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa

dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak

dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara

Page 54: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan

permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok

lain.

Berdasarkan pengertian dan uraian dari ketiga jenis pembelajaran dengan

pendekatan inkuiri, telah pendekat dipilih pendekatan inkuiri bebas termodifikasi

yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan ini dilakukan dengan

pertimbangan bahwa penelitian yang akan dilakukan terhadap siswa kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di semester dua, dimana tingkat

perkembangan kognitif siswa masih pada tahap peralihan dari operasi konkrit ke

operasi formal, tetapi siswa sudah memiliki pengalaman belajar dengan

pendekatan inkuiri saat belajar di kelas VII dan VIII semester satu. Siswa juga

sudah sering melakukan pembelajaran yang mengedepankan proses ilmiah.

5. Pengertian Media Pendidikan

Arif S.Sadiman dkk (2007) mengatakan kata media berasal dari bahasa

Latin yang artinya perantara atau pengantar. Association of Education and

Communication Technology ( AECT) membatasi media adalah segala bentuk

dan aluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne

(1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Dari infirmasi diatas

dapat disimpulkan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim ke penerima sehingga dapat

Page 55: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi.

Arif S.Sadiman dkk (2007) mengatakan media dalam pendidikan pada

mulanya hanya merupa alat antu mengajar guru dalam bentuk visual misalnya

gambar, charta,bagan, poster, komik, mode, objek, dan alat-alat labiratorium.

Bentuk audial misalnya radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.

Memasuki abad 20 alat bantu dalam bentuk visual mulai dilengkapi dengan audio

sehingga kita mengenal alat yang disebut audio visual, contoh, slide OHP, in

fokus dan jenisnya. Kemudian media dikembangkan sedemikian rupa sampai

secanggih saat ini, misalnya film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer

dan sejenisnya.

Fungsi media dalam pembelajaran dikelas adalah: (1) mengatasi

keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. Jika siswa tidak mungkin

dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke

peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun

bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial; (2)

melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara

langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang

disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek

yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek

yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek

mengandung berbahaya dan resiko tinggi; (3)menanamkan konsep dasar yang

benar, konkrit, dan realistis; (4) membangkitkan keinginan dan minat baru; (5)

Page 56: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; (6) memberikan

pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

Allen dalam Sudrajad (2008) mengemukakan tentang hubungan antara

media dengan tujuan pembelajaran, seperti terlihat dalam Tabel 2.1 di bawah ini :

Tabel 2.1 Hubungan antara Media dengan Tujuan Pembelajaran

Jenis Media 1 2 3 4 5 6

Gambar Diam S T S S R R

Gambar Hidup S T T T S S

Televisi S S T S R S

Obyek Tiga Dimensi R T R R R R

Rekaman Audio S R R S R S

Programmed Instruction S S S T R S

Demonstrasi R S R T S S

Buku teks tercetak S R S S R S

Keterangan: R = rendah, S = sedang, T= tinggi; 1 = belajar informasi

faktual , 2 = belajar pengenalan visual, 3 = belajar prinsip, konsep dan aturan, 4 =

prosedur belajar, 5= penyampaian keterampilan persepsi motorik , 6 = menge

mbangkan sikap, opini dan motivasi

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus di-

sesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

Contoh: bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata

tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi

yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat

digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas),

maka media film dan video bisa digunakan. Materi pemantulan memililik

kompetensi memahami konsep dan penerapannya, oleh karena itu penting sekali

menggunakan media yang bersifat motorik yaitu alat-alat laboratorium dan

Page 57: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

program pembelajaran interaktif dengan komputer. Di samping itu, terdapat

kriteria lainnya yang bersifat melengkapi, seperti biaya, ketepatgunaan, keadaan

peserta didik, ketersediaan, dan mutu teknis.

Sudjana (2009) menyatakan siswa dapat belajar melalui pengalaman,

baik langsung maupun tidak langsung. Dengan pengalaman langsung anak

mengalami dan melakukan sendiri dalam situasi yang sebenarnya, misalnya saat

anak membuktikan cahaya merambat lurus mereka melakukan percobaan sendiri

dilaboratorium riil. Pengalaman tersebut diharapkan akan menghasilkan prestasi

belajar yang lebih baik. Tetapi tidak semua konsep fisika bisa dipelajari siswa

secara langsung tetapi dipelajari dengan melihat fenomena, mengamati gambar,

grafik atau simbol. Sebagai contoh untuk mengamati terbentuknya bayangan

maya pada cermin datar dan cermin cembung, siswa belajar dengan prograam

pembelajaran interaktif yaitu laboraatorium virtuil. Berbagai pengalaman ini dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale, (Sudjana,2009).

Dasar pengembangan kerucut Dale adalah pada tingkat keabstrakan jumlah

jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan.

Page 58: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna-

mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu. Tingkat

keabstrakan akan semakin tinggi ketika sebuah pesan disampaikan dalam bentuk

lambang-lambang, seperti bagan, grafik, atau kata.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat yaitu: (1)

media pembelajaran harus meningkatkan motivasi siswa. Penggunaan media

mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa; (2) Selain itu media juga

harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain

memberikan rangsangan belajar baru; (3) media yang baik juga akan

mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik; (4) dan

juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.

Munir (2009) menyatakan perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi telah mempengaruhi perkembangan media pendidikan menjadi media

pembelajaran berbasis komputer. Sifat media komputer adalah menarik, atraktif

dan interaktif. Komputer secara virtual dapat menyediakan respon yang segera

terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer

memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi yang bisa disesuai

dengan kebutuhan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.

Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana

komputasi dan pengolahan kata (word processor) tetapi juga sebagai sarana

belajar multi media yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan

rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Sajian multimedia berbasis

Page 59: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer

sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam

sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat

mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer

dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk

mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan misalnya

rancangan grafis dan animasi.

Multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana

dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.

Contohnya adalah tampilan multimedia dalam bentuk animasi yang

memungkinkan mahasiswa pada jurusan eksakta, biologi, kimia, dan fisika

melakukan percobaan tanpa harus berada di laboratorium. Perangkat kompeter

tersebut berserta software animasinya disebut juga laboratorium Virtuil.

Thorn (1995) dalam Makalah Diklat TOT Ilmu-ilmu Dasar, UNY,

mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif yaitu: (1)

kemudahan navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin

sehingga pembelajar bahasa tidak perlu belajar komputer lebih dahulu; (2)

kandungan kognisi, kriteria yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi

informasi; (3) untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah

memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum; (4) integrasi

media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan bahasa yang

harus dipelajari. Untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai

tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria; (5) fungsi

Page 60: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan

pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar. Sehingga pada waktu seorang

selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa telah belajar sesuatu.

Bramble et al. 1985 dalam Munir (2009) mengatakan langkah-langkah

memanfaatkan komputer dalam menjalankan peranannya sebagai media

pembelajaran adalah : (1) menentukan sasaran dan tujuan pembelajaran; (2)

membuat isi pembelajaran dan menentukan dimana dan bagaimana komputer bisa

digunakan secara efektif; (3) memberikan penilaian terhadap metodologi yang

ada untuk menentukan dimana komputer bisa digunakan untuk mencapai sasaran

dan tujuan pembelajaran atau untuk memperbaiki kekurangan metodologi tersebut

untuk memaksimalkan penggunaan komputer dengan lebih efektif; (4) merancang

proses pembelajaran serta operasionalnya.

6. Laboratorium Riil

Pengertian laboratorium dalam arti luas adalah suatu tempat yang dapat

dipakai untuk melakukan percobaan dan penelitian. Tempat itu dapat berupa

suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka, atau kebun misalnya. Sedang

dalam arti terbatas laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup yang

dilengkapi sejumlah peralatan untuk percobaan, dimana bisa dipakai untuk tempat

menyelenggarakan kegitan eksperimen didalam pembelajaran IPA.

Laboratorium riil adalah laboratorium tempat khusus yang dilengkapi

dengan alat-alat dan bahan-bahan riil untuk melakukan eksperimen baik fisika,

kimia, atau biologi. Ciri kegiatan dalam laboratorium riil adalah: (1) dapat

Page 61: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

memegang secara langsung alat yang dipakai; (2) ada kemungkinan

menggunakan alat secara bebas semaunya sendiri sehingga dapat mengakibatkan

kerusakan alat; (2) merangkai alat secara langsung; (3) mengukur langsung

besaran-besaran yang dibutuhkan dengan alat ukur yang sesuai; (4) menggunakan

banyak indera dalam melakukan pengamatan misalnya penglihatan, peraba,

pendengar, penciuman; (5) ada lembar kerja untuk memandu eksperimen dan

merekam data yang diperoleh.

7. Laboratorium Virtuil

Laboratorium virtuil adalah alat-alat laboratorium dalam program

(software) komputer, dioperasikan dengan komputer. Dalam perkembangannya

komputer dewasa ini, memiliki kemampuan menggabungkan berbagai peralatan,

antara lain CD player, video tape, juga audio tape. Oleh karena itu komputer

dapat merekam, menganalisis dan memberi reaksi terhadap masukan yang

diperoleh pemakai. Para siswa diajak untuk memberikan respon, komputer akan

merespon dan memberikan feed back segera pada siswa dalam bentuk

Programmed instruction.

8 . Kemampuan Berpikir

Kemampuan berpikir merupakan sekumpulan ketrampilan yang

kompleks yang dapat dilatih sejak usia dini. Berpikir menurut Suryabrata

merupakan proses aktif dinamis yang bersifat ideasional dalam rangka

pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan,

Page 62: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dinyatakan oleh Suryabrata(1993). Sedangkan menurut Conny (1997), berpikir

merupakan proses mental yang terjadi karena berfungsinya otak dalam rangka

mencari jawaban atas suatu persoalan, menemukan ide-ide, mencari pengetahuan,

atau sekedar untuk berimajinasi. Proses berpikir terjadi oleh berfungsinya otak

manusia, karena otak manusia merupakan pusat kesadaran, pusat berpikir,

perilaku, dan emosi manusia mencerminkan keseluruhan dirinya, kebudayaan,

kejiwaan, bahasa dan ingatan yang dimiliki oleh manusia.

Conny R Semiwan (1997) mengatakan tingkat berpikir dibedakan

menjadi tiga yaitu: (1) berpikir kongkret, kegiatan berpikir ini masih

membutuhkan situasi-situasi yang nyata/kongkrit. Tingkat berpikir ini dimiliki

individu yang berusia antar usia 7 – 11 tahun. Pemebelajaran yang sesuai tingkat

berpikir ini adalah dengan mengguakan media yang kongkrit atau peragaan

langsung. Untuk matapelajaran IPA misalnya siswa diajak melakukan

eksperimen dengan alat-alat yang kongkrit; (2) berpikir skematis, kegiatan ini

membutuhkan media yang cocok sehingga individu bisa meningkatkan

kemampuan berpikir kongkrit ke abstrak. Untuk membantu berpikir disajikan

bahan-bahan, skema-skema. Siswa bisa mengunakan coretan-coretan, simbol-

simbol, diagram dan sebagainya. Dengan bantuan media tersebut akan nampak

hubungan persoalan yang satu dengan yang lain sehingga akan terlihat masalah

yang dihadapi secara keseluruhan; (3) berpikir abstrak, kegiatan berpikir yang

menghadapi situasi dan masalah yang tidak berujud, kegiatan berpikirnya secara

simbolik atau imajinatif, pikiran yang bergerak bebas dalam alam abstrak.

Kemampuan berpikir abstrak tidak terlepas dari pengetahuan tentang konsep,

Page 63: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

karena berpikir memerlukan kemampuan untuk membayangkan atau

menggambarkan benda dan peristiwa yang secara fisik tidak selalu ada. Orang

yang memiliki kemampuan berpikir abstrak baik akan dapat mudah memahami

konsep-konsep abstrak denga baik.

9. Gaya Belajar Siswa

Winkel (2004) mengatakan gaya belajar merupakan cara belajar yang

khas bagi siswa. Gaya belajar dibedakan menjadi gaya kognitif dan tipe belajar.

Salah satu tipe belajar yang dijelaskan Winkel adalah gaya belajar visual. Siswa

yang tergolong lebih visual cenderung lebih mudah belajar bila materi

pelajarannya dapat dilihat atau dituangkan dalam bentuk gambar, bagan, diagram,

dan lainnya. Dimungkinkan hasil hasil pengolahan materi pelajaran disimpan

dalam ingatan dalam bentuk bayangan atau tanggapan.

Menurut DePorter (1999) gaya belajar seseorang adalah kunci untuk

mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam masing-msing

individu. Gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari bagimana menyerap,

mengatur, dan mengolah informasi yang diperoleh. Banyak variabel yang

mempengaruhi gaya belajar sesorang di antaranya faktor fisik, sosiologis,

emosional, dan lingkungan.

Sedangkan Hamzah B. Uno ( 2010) mengatakan gaya belajar menunjukan

cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah

informasi dari luar dirinya. Gaya belajar masing-masing individu berbeda oleh

karena itu masing-masing individu mempunyai cara yang berlainan untuk

Page 64: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Jika guru bisa

mengetahui gaya belajar masing-masing siswanya maka guru akan dapat memilih

metode dan media yang tepat dalam menyampaikan pelajaran di kelas sehingga

dapat memberikan hasil belajar yang maksimal.

Kembalai Hamzah B. Uno (2010) mengatakan ada tiga tipe gaya belajar

yang bisa kita cermati dan sebagai dasar untuk mengatahui gaya belajar masing-

masing siswa dikelas. Tiga tipe gaya belajar itu adalah:

a. Gaya belajar Kinestetik.

Tipe ini untuk memahami dan mengingat sesuatu informasi membutuhkan

menyentuh sesuatu. Agar hasil belajar maksimal mereka akan menguji

inforemasi ynag diterima dengan fakta dilapangan. Ciri-ciri individu yang

memiliki tipe belajar ini adalah: (1) menempatkan tangan sebagai alat penerima

informasi; (2) tidak terlalu terganggu dengan keributan; (3) tidak bisa duduk

terlalu lama untuk mendengarkan suatu informasi; (4) memiliki kemampuan

mengkoordinasi suatu tim; (5) menyukai kegiatan fisik, manipulasi atau praktek

untuk belajar sesuatu

Pendekatan yang tepat untuk tipe ini adalah menggunkan pengalaman

untuk mengingat suatu informasi. Metode yang bisa dipakai eksperimen, bekerja

menggunakan alat di labolatorium, atau bermain sambil belajar.

b. Gaya belajar visual

Tipe ini untuk mempercayai susuatu individu harus melihat terlebih

dahulu. Ciri-cirinya adalah: (1) kebutuhan untuk melihat sesuatu secara visual

untuk mengetahui atau memahami;(2) memiliki kepekaan yang kuat terhadap

Page 65: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

warna; (3) memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik; (4)

memiliki kesulitan dalam berdialok secara langsung; (5) terlalu reaktif terhadap

suara; (6) sulit mengikuti anjuran cecara lisan; (7) sering salah

menginterpretasikan kata atau ucapan.

Agar menghasilkan prestasi belajar yang maksimal , strategi pembelajaran

yang cocok untuk gaya belajar ini adalah dengan : (1) menggunakan media seperti

film,slide, gambar ilustrasi, diagram, peta, kartu bergambar; (2) menggunakan

warna untuk menandai bagian-bagian yang penting; (3) mengajak anak

mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar; (4) mengajak anak membaca

buku-buku berilustrasi; (5) menggunakan media multi-media misalnya komputer.

c. Gaya belajar Auditori.

Tipe ini untuk memahami dan mengingat sesuatu informasi

mengandalkan pendengarannya. Ciri-ciri tipe ini adalah: (1) semua informasi

hanya bisa diserap melalui mendengar; (2) memiliki kesulitan untuk menyerap

informasi dalam bentuk tulisan secara langsung; (3) membaca dengan keras agar

bisa mendengarkan sendiri; (4) mudah terganggu oleh keributan; (5) mahir

menirukan nada, irama dan warna bunyi

Pendekatan pembelajaran yang cocok untuk tipe ini agar menghasilkan

prestasi belajar yang maksimal adalah metode ceramah dan diskusi bisa

dilengkapi mengunakan musik.

Page 66: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

10. Prestasi Belajar

Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian prestasi antara lain

Poerwadarminta (2003) menyatakan bahwa prestasi adalah hal yang telah

dicapai atau dilakukan, diberikan, dikerjakan, dan sebagainya. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) prestasi adalah hasil yang telah

dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan, sedangkan prestasi belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

melalui mata pelajaran, lazimnya digunakan dengan nilai tes atau angka nilai

yang diberikan oleh guru.

Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang dikerjakan,

diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan

kerja, baik secara individual maupun secara berkelompok dalam bidang

kegiatan tertentu. Slameto (1991) mengatakan belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu

proses, bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan

tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami.

Dari pengertian diatas secara sederhana dapat dikatakan bahwa belajar

adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh

perubahan dalam diri seseorang, sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang mengakibatkan

Page 67: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

perubahan dalam diri yang berkaitan dengan kognitif, afektif, dan

psikomotor. Karena yang dimaksud adalah prestasi belajar siswa, maka

dalam hal ini dapat terwujud dalam pada nilai yang diperoleh berdasarkan

hasil tes atau ujian serta adanya perubahan sikap pada siswa.

Secara garis besar terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar yakni yakni faktor dalam diri individu (faktor indogen) dan faktor

yang berasal dari luar (faktor eksogen). Faktor indogen mencakup dua segi

yakni 1) segi fisiologis yang berkaitan dengan keadaan jasmani. Keadaan

fisik seseorang cukup besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar, kondisi

fisik akan berpengaruh pada gairah belajar, siswa dengan gairah belajar

tinggi akan memiliki prestasi belajar tinggi dan begitu pula sebaliknya siswa

yang gairah belajarnya rendah cenderung prestasi belajarnya rendah pula.

Kesehatan dan asupan gizi juga berpengaruh pada aktivitas belajar begitu

juga dengan fungsi-fungsi organ tubuh tertentu terutama panca indra, karena

indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan terutama indra

penglihat, penndengar, dan pengucap, 2) segi psikologis yang menyangkut

keadaan jiwa atau yang behubungan dengan rohaniah. Termasuk dalam segi

psikologis adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan emosi.

11. Materi Pembelajaran Cahaya

Cahaya adalah energi yang berbentuk gelombang elekromagnetik yang

kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,

cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat

Page 68: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

mata maupun yang tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.

Sehingga cahaya dikatakan memiliki sifat dualisme, cahaya sebagai gelombang

dan cahaya sebagai materi.

Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang

mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang,

polarisasi dan fasa cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar

dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan

pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi.

Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris dan optika

fisis

Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang

elektromagnetik dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, antar lain:

sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday dengan penemuan sinar katoda, tahun

1859 oleh Gustav Kirchhoff dengan penemuan teori radiasi massa hitam, tahun

1877 oleh Ludwig Boltzmann dengan mengatakan bahwa status energi sistem

fisik dapat menjadi diskrit, pada tahun 1899 oleh Max Planck menyatakan teori

kuantum sebagai model dari teori radiasi massa hitam dengan hipotesa bahwa

energi yang teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi jumlahan diskrit yang

disebut elemen energi, E. Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan

efek fotoelektrik, cahaya yang menyinari atom mengeksitasi elektron untuk

melejit keluar dari orbitnya. Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de

Broglie menunjukkan elektron mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang,

hingga tercetus teori dualitas partikel-gelombang, kemudian pada tahun 1926,

Page 69: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Albert Einstein membuat postulat berdasarkan efek fotolistrik, bahwa cahaya

tersusun dari kuanta yang disebut foton yang mempunyai sifat dualitas yang sama.

Karya Albert Einstein dan Max Planck mendapatkan penghargaan Nobel masing-

masing pada tahun 1921 dan 1918 dan menjadi dasar teori kuantum mekanik yang

dikembangkan oleh banyak ilmuwan, termasuk Werner Heisenberg, Niels Bohr,

Erwin Schrödinger, Max Born, John von Neumann, Paul Dirac, Wolfgang Pauli,

David Hilbert, Roy J. Glauber dan lain-lain.

Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan

sebagai dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel yang

disebut foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan

ditemukannya sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960. Era optika modern

tidak serta merta mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat

cahaya yang lain yaitu difusi dan hamburan.

Cahaya tampak merupakan sejenis energi berbentuk gelombang

elekromagnetik yang dapat dilihat dengan mata.

Gambar 2.2 Cahaya Putih yang dijatuhkan pada Prisma sehingga Terurai

menjadi Spektrum Cahaya Tampak

Page 70: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Cahaya memiliki sifat-sifat sebagai berikut: (1)merambat lurus; (2)

dipantulkan; (3) dibiaskan. Cahaya yang jatuh pada sebuah permukaan benda

memiliki dua peristiwa, sebagian diteruskan ke dalam benda yang dikenainya, dan

sebagian lagi dipantulkan kembali. Banyaknya cahaya yang dipantulkan atau

diteruskan tergantung pada sifat benda yang dikenainya. Ada yang meneruskan

cahaya lebih banyak dari yang dipantulkannya dan sebaliknya.

Pemantulan cahaya oleh permukaan suatu benda, dilihat dari arah

pantulannya bergantung pada keadaan permukaan benda tersebut. Permukaan

yang rata akan memantulkan cahaya dengan teratur, sedangkan permukaan benda

yang kasar akan memantulkan cahaya tidak teratur.

Keterangan:

1. sinar datang

2. permukaan cermin atau permukaan benda

3. sinar pantul

Gambar 2.3 .a) Pemantulan teratur dan b) Pemantulan baur

Hukum Pemantulan Cahaya adalah: (1) Sinar datang, sinar pantul dan

garis normal berpotongan pada titik dan pada satu bidang datar, (2) Sudut datang

Page 71: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

sama dengan sudut pantul (i = r). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar

dibawah ini:

Gambar 2.4 Sinar Datang dan Sinar Pantul pada Pemantulan Teratur

Pemantulan Cahaya Pada Cermin dibedakan menjadi : (1) Pemantulan

pada cermin datar.(2) pemantulan pada cermin sekung ;(3) pemantulan pada

cermin cembung

Cermin datar merupakan cermin yang mempunyai permukaan pantul

berbentuk bidang datar.

Gambar 2.5 Pembentukan bayangan pada cermin datar

Page 72: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Berdasarkan gambar 2.5 dapat dilihat cermin datar menghasilkan

bayangan dengan sifat: sama besar dengan benda, tegak, jaraknya ke cermin sama

dengan jarak benda ke cermin, bayangan semu atau maya. Pada cermin datar

berlaku maka nilai p akan sama dengan -q . Jarak benda sama dengan jarak

bayangan.

Ini berarti bahwa jarak benda sama dengan jarak bayangan tapi bersifat

maya (dibelakang cermin). Agar seseorang dapat melihat seluruh tubuhnya maka

cermin yang digunakan haruslah separuh dari tingginya. Hal ini dapat dilihat pada

gambar 2.6

t :

Gambar 2.6a. Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar

Page 73: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Pada gambar agar wanita dapat melihat ujung kakinya maka dia membutuhkan

separuh jarak antara mata ke ujung kakinya. Sama dengan itu pada saat dia ingin

melihat ujung kepalanya maka dia membutuhkan separuh jarak antara mata ke

kepalanya. Jika semuanya dijumlahkan maka akan diperoleh bahwa panjang

cermin yang dibutuhkan adalah separuh tinggi tubuhnya.

Gambar 2.6b. Ilustrasi Hubungan Tinggi Benda dengan Panjang Minimum

Cermin Datar

Kesimpulan bisa diambil dengan memperhatikan gambar 2.6 b.

Sudut datang = i sama dengan sudut pantul = r.

Maka akan berlaku :

Hal ini menunjukkan bahwa jarak antara AC ke CD adalah sama sehingga jarak

CD adalah Separuh jarak AD. Hal ini berlaku juga dari mata ke kepala.

Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar. Berkas sinar yang datang

sejajar sumbu utama akan dipantulkan mengumpul pada suatu titik yang disebut

titik fokus (F). Secara geometris dapat dibuktikan bahwa panjang fokus atau (f)

Page 74: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

yaitu jarak cermin ketitik fokus besarnya sama dengan setengah panjang jari-jari

kelengkungan cermin.

Gambar 2.7. Ilustrasi Jalannya Sinar Yang Jatuh Sejajar Pada Cermin

Cekung

Menurut Gambar 2.7 CF = FA, dan FA = f (panjang fokus) dan CA = 2

FA = R. Jadi panjang fokus adalah setengah dari radius kelengkungan

f =

Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah: (1) Sinar datang

yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik focus; (2) Sinar datang

yang melalui titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama; (3) Sinar

datang yang melalui titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik itu

juga.

Gambar 2.8.a.Ilustrasi Pemantulan Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama

Page 75: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 2.8 b. Ilustrasi Pemantulan Sinar Datang yang Melalui Titik Fokus

Gambar 2.8 c. Ilustrasi Pemantulan Sinar Datang yang Melalui Titik Pusat

Kelengkungan Cermin Cekung

Daerah disekitar cermin cekung dibagi menjadi 4 ruang, yaitu: (1) Daerah diantara

O dan F disebut ruang 1; (2) Daerah antara F dan R disebut ruang 2; (3) Daerah

disebelah kiri R disebut ruang 3; (4) Daerah di belakang cermin disebut ruang 4

Gambar 2.9 .Ilustrasi Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung

Page 76: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Cermin cembung bersifat menyebarkan sinar. Berkas sinar sejajar sumbu

utama dipantulkan menyebar seolah-olah berasal dari titik fokus. Jari-jari

kelengkungan (R) cermin cembung berharga negatif. Sinar-sinar istimewa pada

cermin cembung adalah: (1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama

dipantulkan seolah-olah berasal dari titik focus; (2) Sinar datang yang menuju titik

fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama; (3) Sinar datang yang menuju

pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui lintas yang sama.

Gambar 2.10.a. Ilustrasi Pemantulan Sinar Datang yang Sejajar Sumbu Utama

Gambar 2.10.b. Ilustrasi Pemantulan Sinar Datang yang Seolah-Olah

Menuju Titik Fokus

Page 77: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar 2.10.c. Ilustrasi Pemantulan Sinar Datang yang Seolah- Olah

Menuju Titik Pusat Kelengkungan Cermin

Daerah disekitar cermin cembung dibagi menjadi 4 ruang, yaitu: (1)

Daerah diantara O dan F disebut ruang 1; (2) Daerah antara F dan R disebut

ruang; (3) Daerah disebelah kiri R disebut ruang 3; (4) Daerah di belakang

cermin sebu ruang 4

Gambar 2.11. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung

Penurunan rumus dalam pemantulan cahaya di cermin lengkung

Pada cermin cekung

Page 78: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 2.12. Ilustrasi Jalannya Sinar pada Cermin Cekung

Diketahui juga

Maka

Page 79: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Maka diperoleh rumus descrates umum

Cermin cembung

Gambar 2.13 . Ilustrasi Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung

Diketahui juga

α adalah sudut kecil

Maka

Page 80: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Maka diperoleh rumus descrates umum untuk cermin cembung

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain

dilakukan oleh:

1. Penelitian yang dilakukan Sudarmi (2009) menghasilkan kesimpulan prestasi

belajar siswa dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media lab riil

lebih tinggi dengan menggunakan lab virtuil tetapi prestasi belajar antara

siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik tidak bereda dengan siswa yang

memiliki gaya belajar visual. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

Suparmi adalah sama-sama menggunakan media lab riil dan lab virtuil.

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini maka akan dilakukan penelitian

dengan memperbaiki lab virtuil yang akan dipakai sehingga lebih mendekati

lab riil. Sehingga diharapkan prestasi belajar dengan media lab virtuil lebih

baik dengan menggunakan media lab riil. Perbedaan dengan penelitian ini

adalah materi belajarnya pemantulan cahaya yang karakteristiknya memiliki

Page 81: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah diamati.

Diharapkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik prestasinya lebih

tinggi dibandingkan gaya belajar visual.

2. Penelitian Supi Iswari (2009) menghasilkan kesimpulan prestasi belajar

menggunakan media lab riil lebih tinggi dibandingkan dengan lab virtuil dan

siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi prestasi belajarnya juga lebih tinggi

dari pada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Berdasarkan penelitian

ini akan dilakukan penelitian yang lain dengan mengganti variabel moderator

dengan kemampuan berpikir abstrak dan kongkret. Diharapkan siswa yang

memiliki kemampuan berpikir abstrak kemampuan berpikirnya lebih tingi

daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkret.

3. Penelitian Mujiono (2005) menyimpulkan tidak ada perbedaan antara

penerapan laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar Fisika.

Perbedaan dengan penelitian ini motode yang dipakai bukan inkuiri. Alasan

inilah yang mendorong peneliti untuk melanjutkan penelitian tersebut

menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan harapan mendapatkan

pengaruh yang berbeda terhadap prestasi siswa yang diberi pembelajaran

menggunakan media lab riil dan lab virtuil.

4. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Tarno (2010) menyimpulkan bahwa

prestasi belajar yang menggunkan media lab virtuil lebih tinggi daripada

menggunakan lab virtuil. Penelitian Tarno ini menggunakan variabel

moderator kemampuan berpikir dan kreativitas. Kedua variabel ternyata tidak

mempengaruhi prestasi belajar. Berdasarkan kasimpulan tersebut penulis

Page 82: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

melakukan penelitian sejenis tetapi dengan menggunakan variabel moderator

kemampuan berpikir dan gaya belajar. Harapan dari penelitian kedua

variabel moderator mempengaruhi prestasi belajar

5. Penelitian Teguh Ernawan (2010) menghasilakan kesimpulan prestasi belajar

siswa yang menggunakan media animasi lebih bagus dari pada yang

menggunakan media 2 dimensi. Sedangkan kemampuan berpikir dan gaya

belajar tidak mempengaruhi prestasi belajar. Kesimpulan tersebut mendasari

penelitan ini dengan mengganti media yang digunakan yaitu diganti dengan

media lab riil dan lab virtuil. Harapan yang ingin dicapai, kedua variabel

moderator mempengaruhi prestasi belajar

6. Penelitian yang dilakukan Barýþ Demirdað , Prof. Dr. Mehmet Kartal, Prof.

Dr. Tüysüz Cengiz (1995) berjudul Develop A Computer Assisted

Educational Materials Related To Thermochemistry menyatakan bahwa

metode computer-aided education (CAE) memberikan efek yang lebih pada

keberhasilan belajar kimia siswa, sikap terhadap kimia dan komputer

dibandingkan dengan cara tradisional.

7. Penelitian oleh Bekir Bayrak, Uygar , dan Prof Dr Şebnem Kandil (2007)

menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis komputer dengan cara program

simulasi membuat konsep dan proses yang lebih konkrit dan menyebabkan

siswa lebih mudah memahami hubungan antara variabel dan sebagai akibat

variabel yang satu dengan yang lain akhirnya siswa bisa belajar lebih

permanen. Penelitian ini menggunakan variabel moderator kemampuan

berpikir abstrak dan kongkret sehingga bisa mengungkapkan apakah prestasi

Page 83: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

belajar siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak berbeda dengan

prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkret.

8. Peneliti yang terdiri dari W. Tlaczala, M. Zaremba, A. Zagorski dan

G.Gorghiu (2010) mempublikasikan hasil penelitiannya yaitu pengukuran

dengan percobaan mengunakan simulasi serupa dengan yang dilakukan di

lab riil. Penelitian ini menggunakan pendekatan inkuiri bebas termodifikasi

dengan memperhatikan karakteristtik siswa . Diharapkan bisa diketahui

pengaruh karakteristik siswa terhadap prestasi belajar.

9. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Mustafa Baser, Soner Durmuş (2009)

dengan judul “The Effectiveness of Computer Supported Versus Real

Laboratory Inquiry Learning Environments on the Understanding of Direct

Current Electricity among Pre-Service Elementary School Teachers”

mempunyai tujuan membandingkan perubahan pemahaman konseptual

tentang arus listrik searah menggunakan lab virtuil dan lab riil. Penelitian

ini menghasilkan kesimpulan tidak ada perbedaan perubahan pemahaman

antara kelompok lab virtuil dan lab riil. Dalam penelitian ini subyek

penelitian adalah siswa dengan materi pembelajaran pemantulan cahaya.

Dengan harapan prestasi siswa yang menggunakan lab riil lebih tinggi

daripada yang menggunakan lab virtuil

10. Penelitian oleh Gerald W. Meisner, Harol Hoffman dan Mike Turner (2008)

dengan judul Learning Physics in a Virtual Environment: Is There Any?

menyimpulkan siswa yang belajar dengan menggunakan lab virtuil lebih

interaktif dibandingkan dengan kelas tradisional dan prestasi belajar Fisika di

Page 84: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kelas tradisional lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan kelas lab virtuil.

Penelitian ini akan membandingkan pembelajaran lab virtuil dengan lab riil,

sehingga kedua kelompok eksperimen sama-sama melakukan percobaan

untuk mencari data yang akan dipakai dalam pembuktian hipotesa.

C. Kerangka Berpikir.

Berdasarkan dari latar belakang penelitian, kajian teori dan penelitian

yang relevan, maka dapat disusun kerangka berfikir sebagai berikut:

1. Pengaruh penggunaan model pembelajara inkuiri bebas termodifikasi

menggunakan laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar.

Pembelajaran IPA dengan menggunakan inkuiri bebas termodifikasi

menekankan keterlibatan siswa untuk menemukan sendiri jawaban dari masalah

yang diberikan oleh guru. Materi cahaya merupakan materi yang memiliki banyak

aplikasi dalam kehidupan siswa sehari-hari, sehingga sering memunculkan

banyak pertanyaan yang ingin siswa pecahkan. Materi cahaya juga memiliki

banyak kosep yang kongkret yang dapat diamati langsung oleh siswa. Oleh

karena itu siswa diajak menemukan sendiri dalam hal ini menggunakan metode

ikuiri untuk memecahkan pertanyaan-pertanyaan mereka. Salah satu cara dalam

proses penemuan tersebut adalah dengan mengunakan percobaan atau

eksperiment yang dilakukan siswa secara berkelompok. Seperti yang dinyatakan

oleh Winkel (2009) siswa dikatakan belajar jika siswa aktif sendiri, melibatkan

diri dengan segala pemikiran, kemampuan dan perasaannya dalam berinteraksi

aktif dengan lingkungan sehingga menghasilkan sejumlah perubahan dalam

Page 85: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Oleh karena itu siswa

membutuhkan lingkungan belajar yang berupa sesama siswa dalam kelompok

percobaan, LKS sebagai sumber belajar dan peralatan belajar atau media. Ada

dua media yang bisa digunakan dalam proses penemuan dengan percobaan yaitu

lab riil dan lab virtuil. Kedua media memiliki kelemahan maupun kelebihan

masing-masing. Keunggulan lab riil, siswa dapat merasakan langsung semua

proses dalam percobaan, mulai dari memasang alat, menggukur semua besaran

yang dibutuhkan sebagai data percobaan dan mengatur kondisi sehingga

percobaan bisa berjalan seperti yang diharapkan. Semua siswa bisa bekerja

secara bersama-sama selama melakukan percobaan. Kelemahannya siswa

kesulitan mengobservasi percobaan yang berhubungan dengan bayangan maya.

Keunggulan lab virtuil siswa bisa mengobservasi bayangan maya yang dibentuk

cermin cembung dan cermin datar. Kelemahan lab virtuil membutuhkan sarana

komputer atau laptop yang belum semua sekolah memiliki jumlah yang cukup,

membutuhkan softwear pemograman pembelajarn interaktif, siswa tidak bisa

bekerja bersama-sama karena satu kelompok hanya menggunakan satu laptop

dengan satu mouse dan satu keybord. Berdasarkan uraian diatas bisa diduga ada

perbedaan prestasi belajar antara siswa yang menggunakan media Lab Riil dan

Lab Virtuil.

2. Pengaruh Kemampuan Berpikir Terhadap Prestasi Belajar IPA

Menurut Wingkel, berpikir merupakan proses mental yang terjadi karena

berfungsinya otak dalam rangka mencari jawaban atas suatu persoalan,

Page 86: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

menemukan ide-ide, mencari pengetahuan, atau sekedar untuk berimajinasi.

Sedangkan menurut Conny R Semiwan, 1997 tingkat berpikir dibedakan menjadi

tiga yaitu: (1) berpikir kongkret , kegiatan berpikir ini masih membutuhkan

situasi-situasi yang nyata/kongkrit; (2) berpikir skematis, kegiatan ini

membutuhkan media yang cocok sehingga individu bisa meningkatkan

kemampuan berpikir kongkrit ke abstrak; (3) berpikir abstrak, kegiatan ini

menghadapi situasi dan masalah yang tidak berujud, kegiatan berpikirnya secara

simbolik atau imajinatif. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkret jika

tidak menggunakan media yang cocok akan kesulitan belajar konsep yang abstrak.

Sedang siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak akan lebih mudah

memahami konsep baik abstrak apalagi kongkret. Siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak diduga akan lebih baik prestasi belajarnya

dibandingkan dengan siswa yang berpikir kongkrit. Karena siswa yang sudah

memiliki kemampuan berpikir abstrak tentu tidak punya masalah untuk berpikir

kongkrit

3. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPA

Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa karena

masing-masing siswa mempunyai cara yang berlainan untuk memahami sebuah

informasi atau pelajaran yang sama. Menurut Hamzah B. Uno ( 2010) ada tiga

tipe gaya belajar yang bisa kita cermati dan sebagai dasar untuk mengatahui gaya

belajar masing-masing siswa dikelas. Tiga tipe gaya belajar itu adalah: visual;

auditori dan kinestetik.

Page 87: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Siswa yang memiliki gaya belajar visual akan lebih mudah balajar

dengan media yang bisa disajikan secara visual, contohnya gambar, bagan,

animasi dan sejenisnya. Sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar kinistetik

dalam belajar ia harus menyentuh media yang digunakan. Siswa yang belajar

dengan pendekatan penemuan tentu banyak melakukan kegiatan eksperimen

untuk itu dibutuhkan gaya belajar kinestetik dimana siswa mudah belajar dengan

melakuan manipulasi atau percobaan. Sehingga diduga siswa yang memiliki gaya

belajar kinestetik akan memiliki prestasi belajar lebih baik dari siswa yang

memiliki gaya belajar visual.

4. Interaksi Antara Inkuiri Bebas Termodifikasi Menggunakan

Laboratorium Riil dan Virtuil Dengan Kemampuan Berpikir Siswa.

Kemampuan berpikir siswa bisa dikatagorikan menjadi kemampuan berpikir

abstrak dan kemampuan berpikir kongkrit. Dalam memilih media yang dipakai

guru harus memperhatikan kemampuan berpikir siswa. Siswa yang memiliki

kemampuan berpikit kongkrit membutuhkan media atau alat-alat yang kongkrit

yang bisa langsung diperagakan. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak sudah mampu memahami sesuatu dengan kegiatan berpikir yang

simbolik , tanpa menggunakan benda-benda yang nyata. Oleh karena itu siswa

yang berpikir kongkrit akan menghasilkan prestasi yang masksimal jika

melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media yang nyata dalam

hal ini lab riil. Siswa yang memiliki kemampuan berpikirnya abstrak akan

mencapai prestasi maksimal jika melakukan proses pembelajaran dengan media

Page 88: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

yang menggunakan banyak simbol-simbol dalam hal ini media lab virtuil.

Penggunaan media lab riil dan virtuil dengan kemampuan berpikir siswa

merupakan faktor keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian

diduga ada interaksi antara penerapan metode eksperimen riil dan virtuil dengan

kemampuan berpikir siswa terhadap prestasi belajar.

5. Interaksi Antara pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi

Menggunakan Laboratorium Riil dan Virtuil Dengan Gaya Belajar.

Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi merupakan pembelajaran yang

menekankan penemuan, dimana siswa menjadi pusat pembelajaran. Fungsi guru

sangat dibatasi dan hanya memberi umpan balik jika dibutuhkan siswa.

Pembelajaran penemuan (inkuiri) cocok dilakukan dengan melakukan

eksperimen di laboratorium baik riil maupun virtuil. Untuk menentukan media

yang cocok riil atau virtuil maka harus diperhatikan gaya belajar siswa. Gaya

belajar kinestetik akan senang dan cocok belajar dengan menyentuh langsung

media belajar, sehingga tepat jika mengunakan media lab riiil. Sedangkan gaya

belajar visual lebih senang belajar dengan simbol-simbol maka sangat tepat jika

menggunakan lab virtuil. Siswa yang memiliki gaya belaja kinestetik , diduga

prestasi belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki

gaya belajar visual, terutama ketika siswa menggunakan Inkuiri Bebas

Termodifikasi lab riil. Hal ini dikarenakan pembelajaran lab riil membutuhkan

ketrampilan memanupulasi atau melakukan eksperimen. Sedangkan siswa yang

memiliki gaya belajar visual lebih baik menggunakan lab virtuil dalam kegiatan

pembelajaran dimana siswa akan lebih banyak melihat tampilan visual. Dari

Page 89: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pemikiran tersebut diduga terdapat interaksi antara pembelajarn Inkuiri Bebas

Termodifikasi dengan laboratorium riil dan virtuil dengan kemampuan berpikir

siswa terhadap prestasi belajar.

6. Interaksi Antara Gaya Belajar Dengan Kemampuan Berpikir

Guru perlu memperhatikan gaya belajar dan kemampuan berpikir siswa

dalam merancang membelajarkan pemantulan yang menggunakan pembelajaran

inkuiri . Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik membutuhkan alat yang

nyata sehingga bisa disentuh langsung dengan tangan untuk memahami sesuatu

sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit membutuhkan

media yang nyata untuk proses berpikirnya. Siswa yang memiliki gaya belajar

visual membutuhkan media gambar atau simbol-simbol untuk memahami

sesuatu, sedangkan siswa yang memiliki kemampaun berpikir abstark

membutuhkan media yang berupa sombol-simbol dalam proses berpikirnya.

Materi pemantulan cahaya banyak memiliki konsep-konsep yang kongkrit yang

bisa diamati secara langsung oleh mata sehingga media yang cocok untuk

pembelajaran adalah media yang nyata untuk dapat membantu siswa berpikir

kongkrit. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan kemampuan berpikir

kongkrit diharapkan memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan

siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kemampuan berpikir abstrak. Dari

uraian diatas diduga ada interaksi antara gaya belajar siswa dan kemampuan

berpikir siswa terhadap prestasi belajar.

Page 90: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

7. Interaksi Antara Inkuiri Bebas Termodifikasi Menggunakan

Laboratorium Riil dan Virtuil Dengan Gaya Belajar dan Ketrampilan

Berpikir

Materi pemantulan cahaya disamping materi yang banyak aplikasinya

dalam kehidupan sehari-hari juga merupakan materi yang mengarah pada studi

yang terintegrasi dan berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan konsep,

menerapkan konsep, mengklasifikasi, analisis dan mensintesiskan informasi.

Sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari yang berhubungan dengan pemantulan cahaya.

Mempelajari materi pemantulan cahaya ini diperlukan pendekatan inkuiri

dengan laboratorium riil dan virtuil dengan memperhatikan gaya belajar dan

kemampuan berpikir siswa. Untuk memilih media yang dipakai guru harus

memperhatikan gaya belajar dan kemampuan berpikir siswa.

Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan kemampuan berpikir

kongkrit diduga hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

memiliki gaya belajar visual dan kemampuan berpikir abstrak.Terutama ketika

siswa menggunakan metode eksperimen lab riil. Sedangkan siswa yang memiliki

gaya belajar visual dan kemampuan berpikir abstrak lebih baik menggunakan lab

virtuil dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa yang memiliki gaya belajar

visusal dan kemmpuan berpikir abstrak kemungkinan hasil belajarnya lebih baik

daripada siswa yang memiliki gaya belajar konestetik dan kemampuan berpikir

kongktrit ketika menggunakan lab virtuil. Dari pemikiran tersebut dapat diduga

Page 91: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

ada interaksi antara metode eksperimen laboratorium riil dan virtuil dengan gaya

belajar dan ketrampilan berpikir terhadap prestasi belajar.

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah tersebut di atas, sehingga dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran

inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab virtual.

2. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang kemampuan berpikir

abstrak dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit.

3. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilki gaya belajar

kinestetik dan visual.

4. Ada interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan berpikir siswa

terhadap prestasi belajar.

5. Ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar.

6. Ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar.

7. Ada interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar.

Page 92: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMPN 5 Yogyakarta dimana

peneliti mengajar selama ini. Beberapa pertimbangan adalah peneliti tahu betul

permasalahan yang ada di SMPN 5 Yogyakarta dan dengan penelitian ini

berharap agar masalah-masalah yang ada bisa terpecahkan dan laboratorim

fisika dan komputer yang mana sudah tersedia lengkap di SMPN 5 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012. Adapun jadwal penelitian secara lengkap disajikan pada tabel 3.1.

Table 3.1. Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan

Okt Nov Des Jan Feb Mart Apr Mei Juni

Pengajuan proposal

penelitian

V V

Seminar proposal V

Permohonan ijin V

Penyusunan dan uji

instrumen

V V V

Pengambilan data V

Analisis data V

Penyusunan laporan V V

71

Page 93: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Saifuddin Azwar(2009) populasi didefinisikan sebagai

kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi penelitian. Menurut

Suharsimi Arikunto (1999) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian

Dengan demikian yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VIII SMPN 5 Yogyakarta, yang terdiri dari sepuluh kelas dengan jumlah 340

siswa.

2. Sampel

Menurut Saifudin Azwar (2003) sampel adalah sebagian dari populasi.

Karena ia merupakan bagian dari populasi, tentulah sampel harus memiliki ciri-

ciri yang juga dimiliki oleh populasinya. Sedangkan menurut Djarwanto (1990)

sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah cluster random

sampling, yaitu sampel yang diambil berdasarkan kelompok (kelas).

C. Metode Penelitian

Menurut Surakhmad (1994) mengatakan bahwa “metode penelitian ilmiah

ada tiga, yaitu penelitian historic, deskriptif dan eksperimental”. Berdasarkan

tujuan penelitiannya, jenis penelitian ini adalah eksperimental, karena hasil

penelitian menegaskan bagaimana pengaruh antara variabel-variabel yang akan

diteliti. Tujuannya terletak pada variabel penyebab dan variabel akibat. Pada

penelitian ini tujuan terletak dari penerapan model pembelajran inkuiri bebas

Page 94: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

termodifikasi melalui laboratorium riil dan vortuil ditinjau dari kemampuan

berpikir dan gaya belajar.

D. Rancangan Penelitian

Untuk mencapai tujuan sebagaimana tertera pada bab sebelumnya, maka

peneliti menggunakan rancangan dengan desain faktorial 2x2x2 seperti tertera

pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian

Pembelajaran inkuiri bebas

termodifikasi

Lab Riil

Lab Virtuil

Gaya Belajar

Kinestetik

Visual

Kemampuan

Abstrak

Kongkret

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Menurut Saifudin Azwar (2003) variabel adalah sifat yang terdapat

pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif maupun secara

kualitatif Jika tidak mengalami variasi bukan variabel melainkan konstanta.

Dengan demikian variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya

mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini dipilih

Page 95: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

pembelajaran fisika yaitu model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi

melalui laboratorium riil sebagai kelompok eksperimen 1, dan model

pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi melalui laboratorium virtuil sebagai

kelompok eksperimen 2.

a. Definisi Operasional

Pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi adalah pembelajaran yang

mengkondisikan siswa menemukan sendiri konsep atau hubungan antar konsep

dengan menggunakan metode eksperimen, dalam hal ini bantuan guru diusakan

seminimal mungkin.

b. Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian ini dengan skala nominal dua kategori,

yaitu: menggunakan media lab riil dan media lab virtuil.

2. Variabel Moderator

Menurut Siafudin Azwar (2003) Variabel moderator adalah variabel

bebas bukan utama yang juga diamati pada penelitian untuk menentukan

sejauh mana efeknya ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas

utama dan variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel

moderat adalah kemampuan berfikir dan gaya belajar siswa.

c. Definisi Operasional

1) Kemampuan berpikir

Menurut Dabiel Goleman (1999) kemampuan berpikir adalah konkret

yaitu kemampuan yang berpusat di belakang otak sebelah kanan yaitu pusat

matematika, analitik. Sedangkan kemampuan berpikir abstrak adalah

Page 96: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kemapuan menemukan pemecahan-pemecahan masalah ialah dengan

menggunakan simbol-simbol yang imajinatif.

2) Gaya belajar

Gaya belajar yang berkaitan dengan suatu cara bagi seseorang di dalam

menerima suatu masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini yang diteliti adalah

kecenderungan gaya belajar kinestetik dan kecenderungan gaya belajar visual.

d. Skala Pengukuran

Skala pengukuran dengan skala nominal dua kategori, yaitu:

1) Kemampuan berpikir dikategorikan menjadi 2 yaitu abstrak dan konkret.

Kemampuan berpikir abstrak bila siswa mendapat skor diatas skor rata-rata,

sedangkan skor sama atau dibawah rata-rata termasuk dalam kategori

kongkret.

2) Gaya belajar dikategorikan menjadi 2 yaitu kinestetik dan visual. Gaya

belajar kinestetik bila siswa mendapat skor angket gaya belajar kinesterik

lebih tinggi daripada skor angket gaya belajar visual. Begitupun sebaliknya

pada gaya belajar visual.

3. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestsi belajar fisika

a. Definisi Operasional

Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya pengaruh variabel lain. Selain itu, variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini

Page 97: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar

dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes setelah proses pembelajaran.

b. Skala pengukurannya adalah dengan skala interval.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Tes

Data prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil tes yang diberikan

kepada siswa setiap selesai proses pembelajaran berlangsung. Tes prestasi

belajar berupa tes pilihan ganda dengan 25 butir soal. Sedangkan data

kemampuan berpikir diperoleh dengan tes kemampuan berpikir. Soal tes

kemampuan berpikir abstrak dan konkret berasal dari berbagai aspek yang telah

dituangkan dalam indikator kemampuan berpikir abstrak dan konkret. Tes

kemampuan berpikir berupa tes pilihan ganda.

2. Metode Angket

Data gaya belajar diperoleh dengan cara membagikan angket, angket berasal

dari berbagai aspek yang sudah dituangkan dalam kisi-kisi. Angket gaya belajar

disusun dengan memilih salah satu jawaban diantara empat jawaban jawaban yang

tersedia yaitu : sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jawaban

yang diberikan akan mendapat skor sesuai dengan pernyataan positif dengan

bobot : sangat setuju = 4, setuju = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1.

Sedangkan untuk pernyataan negatif dengan bobot sebaliknya.

3. Metode Dokumentasi

Page 98: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Metode dokumentasi digunakan untuk mencari atau mengumpulkan bukti-

bukti serta keterangan yang mendukung dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini

metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nilai IPA semester

satu tahun pelajaran 2011/2012 sebagai acuan untuk melihat proses pembelajaran

yang berlangsung.

G. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen penelitian dibagi menjadi dua yaitu

instrumen pelaksanaan pembelajaran dan instrumen pengambilan data.

1. Instrumen pelaksanaan pembelajaran

Dalam penelitian ini instrumen pelaksanaan pembelajaran terdiri dari

silabus dan satuan alat pembelajaran. Untuk menjamin validitas instrumen

pelaksanaan pembelajaran, maka instrumen tersebut dikonsultasikan kepada

pembimbing.

2. Instrumen pengambilan data

Pengambilan data dilakukan dengan instrumen tes dan angket. Instrumen tes

berupa tes prestasi belajar dan tes kemampuan berpikir sedang angket berupa

angket gaya belajar.

a. Tes

Pengumpulan data dengan metode tes digunakan untuk mendapatkan

informasi tentang kemampuan intelektual siswa setelah mengikuti pembelajaran

pada prestasi siswa. Sedangkan untuk tes kemampuan berpikir diambil sebelum

mengikuti pembelajara. Tes yang digunakan dalam penelitian berupa tes objektif.

Page 99: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Untuk hasil belajar skor yang digunakan ditunjukkan pada persamaan P =

(Bx100)/N. Dimana prestasi belajar (P) merupakan perkalian antara jumlah soal

yang dijawab benar (B) dikalikan 100 dibagi banyaknya soal N.

b. Angket

Pengumpulan data dengan menggunakan metode angket yaitu angket gaya

belajar. Untuk mengetahui gaya belajar masing-masing siswa. Penyebaran angket

dilakukan sebelum mengikuti pembelajaran.

H. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang baik dalam suatu penelitian sangat penting karena akan

menentukan valid atau tidaknya hasil penelitian. Instrumen pengambilan data

yang baik harus variabel. Untuk keperluan itu maka dilakukan uji coba instrumen

berupa tes prestasi tes kemampuan berpikir, dan angket motivasi berprestasi siswa

selanjutnya dianalisa.

1. Tes Prestasi dan Kemampuan Berpikir

a. Validitas

Menurut Suharsimi (2001), sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut

mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang diuji dalam penelitian ini

adalah validitas item atau butir. Pada validitas item, sebuah item dikatakan valid

bila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Soal yang digunakan

bentuk soal pilihan ganda. Pada bentuk soal pilihan ganda ini skor terhadap

jawaban setiap soal atau item hanya terdiri atas angka 1 dan angka 0. Menurut

Saifuddin Azwar (2006) menjelaskan dalam kasus yang salah satu variabelnya

Page 100: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

hanya terdiri dari dua macam, yaitu 1 dan 0, perhitungan koefisien korelasinya

dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi point biserial atau koefisien

korelasi biserial. Menurut Suharsimi (2006) point biserial corellation atau

korelasi point biserial digunakan apabila untuk mengetahui korelasi antara dua

variabel yaitu variabel kontinyu sedangkan yang lain variabel diskrit murni.

Rumus perhitungan koefisien korelasi biserial yang dapat digunakan adalah seb

agai berikut q

P

St

MtMeRPbis

Dimana PbisR = Koefisien validitas tiap item soal; Me = Rata-rata skor total

yang dijawab benar pada butir soal; Mt = Rata-rata skor total; St = Standar

devisiasi skor total; P = Proporsi siswa yang menjawab benar setiap butir soal; q =

Proporsi siswa yang menjawab salah setiap butir soal.

Tabel 3.3. Rangkuman Hasil Validitas Butir Soal Kognitif

Kreteria Nomor soal Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,1

8,19, 20,21,22,23,24,25

25

Tidak valid - -

Berdasarkan hasil analisis uji validitas penilaian kognitif pada lampiran

24 dengan korelasi point biserial dapat dikonsutasikan ke tabel r hasil korelasi

product moment. Jika harga r < harga kritis dalam tabel, maka korelasi tidak

signifikan begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan

signifikasi 5% diperoleh r tabel=0,355. Soal tes kognitif terdiri dari 25 soal yang

diuji coba. Hasil analisis uji validitas diperoleh soal yang valid adalah 25 butir

soal dan tidak ada soal yang tidak valid. Butir soal kognitif yang valid digunakan

Page 101: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dalam penelitian. Adapun rangkuman hasil vaiditas butir soal kognitif tersaji pada

tabel 3.3.

Pada perhitungan validitas tes kemampuan berpikir yang tersaji pada

lampiran penelitian ini. Hasil analisis validitas diperoleh soal yang valid sebanyak

34 butir soal dan tidak valid sebanyak 6 butir soal. Soal yang tidak valid

kemudian tidak digunakan dalam penelitian karena setiap indikator sudah

terwakili. Adapun rangkuman hasil validitas tes kemampuan berpikir dapat dilhat

pada tabel 3.4 di bawah.

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Validitas Tes Kemampuan Berpikir

Nomor soal Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,15,16,17,19,20,21,22,

23,24,25,27,28,29,30,31,32,34,35,36,37,39,40

34

Tidak valid 11,14,18,26,33,38

6

b. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2002) reliabilitas adalah keajegan suatu tes yang

apabila diteskan dapat mengukur hasil yang sama untuk semua subyek yang

mempunyai kemampuan tidak jauh berbeda. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila

tes tersebut dapat menunjukan hasil yang relatif ajek (tetap) jika tes tersebut

digunakan pada kesempatan yang lain. Rumus yang digunakan dalam hal ini

adalah KR-20

2

2

11 11 S

pqS

n

nr

Page 102: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Dimana r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan; P = Proporsi siswa yang

menjawab benar setiap butir soal; q = Proporsi siswa yang menjawab salah setiap

butir soal; pq= Jumlah hasil perkalian antara p dan q; n = Banyaknya soal;

2S = Standar deviasi dari tes. Sedangkan kreteria reliabelnya adalah 1) 20,011 r

termasuk kategori sangat rendah; 2) t ermasuk kategori rendah;

3) termasuk kategori sedang; 4) 80,060,0 11 r

termasuk kategori

tinggi 5) 00,18,0 11 r termasuk kategori sangat tinggi.

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian kognitif dan kemampuan berpikir

yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 24. Berdasarkan hasil perhitungan

reliabilitas uji coba kognitif diperoleh 11r adalah 0,922 dengan kreteria reliabilitas

tinggi. Sedangkan hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan berpikir diperoleh

11r adalah 0,965 dengan kreteria reliabilitas tinggi.

c. Tingkat Kesulitan

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai Indeks Kesulitan memadai

dalam arti tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Rumus yang digunakan

adalah BA

BA

JSJS

JBJBIK

Dimana IK = Indeks kesukaran; AJB = Jumlah yang benar pada butir saol

pada kelompok atas; BJB = Jumlah yang benar pada butir saol pada kelompok

bawah; AJS = Banyaknya siswa pada kelompok atas; BJS = Banyaknya siswa pada

kelompok bawah.Kreteria menunjukan tingkat kesukaran soal adalah

40,020,0 11 r

60,040,0 11 r

Page 103: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

30,000,0 IK termasuk kategiri sukar; 70,030,0 JK termasuk kategiri sedang;

00,170,0 IK termasuk kategiri mudah.

Tabel 3.5. Rangkuman Hasil Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nomor soal Jumlah

Sulit 2,7,13,17,22,25 6

Sedang 1,3,5,9,10,11,12,14,18,19,20,23,24 13

Mudah 4,6,8,15,16,21 6

Hasil uji tingkat kesukaran soal instrument penilaian kognitif yang

dilakukan terangkum dalam Tabel 3.5 dan hasil uji tingkat kesukaran soal

instrumen penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 25. Hasil

tingkat kesukaran dari 25 butir soal diperoleh soal dengan kategori mudah

sebanyak 6 butir soal, soal dengan kategori sedang diperoleh sebanyak 13 butir

soal, dan soal dengan kategori sukar sebanyak 6 butir soal.

d. Daya Pembeda (DP)

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir

soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai

berdasarkan kriteria tertentu. Daya beda soal ditentukan dengan rumus sebagai

berikut A

BA

JS

JBJBDP

Dimana DP = Daya beda; AJB = Jumlah yang benar pada butir saol pada

kelompok atas; BJB = Jumlah yang benar pada butir saol pada kelompok bawah;

AJS = Banyaknya siswa pada kelompok atas; Kreteria soal yang dipakai

Page 104: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

diklasifikasikan 1) 20,000,0 DP kategori jelek; 2) 40,020,0 DP kategori

sedang 3) 70,040,0 DP kategori baik.

Tabel 3.6. Hasil Daya Beda Butir Soal

Nomor soal Jumlah

Baik 2,3,5,7,13,14,17,18,19,20,24,25 12

Cukup 1,4,6,8,9,10,11,12,15,16,21,22,23 13

Jelek - -

Hasil uji daya beda soal penilaian kognitif yang dilakukan terangkum

dalam Tabel 3.6 dan hasil uji tingkat kesukaran soal instrumen penilaian kognitif

yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran peneliotan ini. Hasil tingkat

kesukaran dari 25 butir soal diperoleh soal dengan kategori baik sebanyak 12 butir

soal, soal dengan kategori cukup diperoleh sebanyak 13 butir soal, dan tidak ada

soal dengan kategori jelek. Pada butir soal kategori jelek tidak dipakai dalam

penelitian.

2. Angket Gaya Belajar dan Angket Afektif

Instrumen yang baik dan layak untuk mendapatkan data harus mempunyai

kriteria valid dan reliabel, untuk menguji apakah instrumen yang digunakan sudah

valid atau belum, maka perlu dilakukan uji coba instrumen dianalisa untuk

diketahui tingkat validitas dan reliabilitasnya.

a Validitas

Page 105: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Teknik yang digunakan untuk menguji validitas adalah teknik statisktik

korelasi product moment dengan angka kasar dari Pearson (Suharsimi Arikunto

1998: 162) })(}{)({

))((

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Harga rxy yang diperoleh dari tiap-tiap butir soal dikosultasikan rtabel dengan

tarafsignifikasi 5%. Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan signifikasi

5%diperoleh r tabel 0,355. Jika rhasil>rtable maka butir soal dikatakan valid.

Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Validitas Butir Angket Gaya Belajar

Nomor soal Jumlah

Valid 1,2,4,6,7,8,9,10,11,13,14,15,16,17,19,20,21,22,23,25,

26,27,28,29,30,31,33,35,36,37,38,39,40,41,42,43, 44,

45,46,47,48,49,50

43

Tidak

valid

3,12,18,24,32,34

7

Tabel 3.7. Rangkuman Hasil Validitas Butir Angket Afektif

Nomor soal Jumlah

Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21

,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,

39,40

40

Tidak

valid

Hasil uji validitas angket gaya belajar yang dilakukan terangkum dalam

Tabel 3.5a. Hasil yang diperoleh menunjukan pernyataan yang valid sebanyak 43

pernyataan dan tidak valid sebanyak 7 pernyataan. Pernyataan yang tidak valid

tidak diperbaiki karena semua indikator sudah terwakili. Sedangkan hasil uji

validasi anglet afektif yang telah dilakukan terangkum dalam tabel 3.5b. Hasil

Page 106: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

yang diperoleh menunjukan semua pernyataan valid sehingga smua pernyataan

bisa digunakan dalam penelitian.

b Reliabilitas

Dalam penelitian ini, teknik reliabilitas dengan rumus alpha

2

2

11 11

t

b

K

Kr

Dimana r11: reliabilitas instrumen; K: banyaknya butir soal yang menjawab

benar; 2

t : Jumlah varians total; 2

b : Jumlah varians butir. Harga r11

dikosultasikan rtabel product moment dengan taraf signifikasi 5% jika product

moment maka instrumen yang dicobakan bersifat reliabel (Arikunto 2002: 162).

Pada hasil analisis reliabilitas pada lampiran 26 diperoleh reliabilitas angket gaya

belajar 0,978 dan reliabilitas angket afektif 0,952, kedua nilai termasuk dalam

kategori tinggi.

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat.

a Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah data dalam penelitian

ini diperoleh dari populasi distribusi normal atau tidak. Jika data dari populasi

normal maka hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan statistik

parametrik, sedangkan jika tidak normal maka akan diuji dengan

menggunakan statis non parametrik. Uji normalitas penelitian ini adalah

metoda Kolmogorov Smirnov.

1) Menetapkan hipotesis.

Page 107: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha = sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2) Taraf signifikansi ( )

Taraf signifikansi( ) merupakan nilai yang menunjukkan seberapa

besar peluang terjadi kesalahan analisis. Untuk uji normalitas ini

ditetapkan 05,0

3) Statistik uji yang digunakan

L = Maks I F(z i)-S(z i) I

Dengan: Z berdistribusi N (0,1)

ii z P(Z) )F(z

(z i)=proporsi cacah izZ terhadap seluruh z i

S

XXZ i

i

4) Daerah kritik (Dk)

n

LLILDk : dengan n adalah ukuran sampel. Dk dikonsultasikan

dengan table Lilliefors.

5) Keputusan uji

Ho ditolak jika Dk jatuh di dalam daerah kritik

Ho tidak ditolak jika Dk.jatuh di luar daerah kritik (Slameto: 1992), yaitu:

2

1ZZhitung atau 2

1ZZhitung (Sudjana: 1996)

b Uji Homogenitas

Sampel dari populasi yang terdiri dari dua varians maka dilakukan uji

homogenitas dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians-varians tersebut

Page 108: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

sama atau tidak. Jika populasi memiliki varians-varians yang sama dikatakan

populasi-populasinya homogen. Hipotesis penelitian akan diuji dengan

menggunakan statistik parametrik jika data homogen, sedangkan jika tidak

homogen maka akan diuji dengan menggunakan statis non parametrik Dalam

penelitian ini uji homogenitas menggunakan uji Levene's Test.

1) Hipotesa

2222

1 432 oH (populasi-populasi homogen)

H1 = tidak semua varians sama atau paling sedikit ada satu variansi berbeda.

(populasi-populasi tidak homogen)

2) Taraf signifikansi ( )

Taraf signifikansi( ) merupakan nilai yang menunjukkan

seberapa besar peluang terjadi kesalahan analisis. Untuk uji homogenitas

ini ditetapkan 05,0 .

3) Statistik uji yang digunakan

X2

= [ln10] {B - Σ(ni - 1) log Si2 yang mana : S

2 : varians gabungan dari

semua sampel.

S2 = (Σ(ni-1) Si

2 / Σ(ni-1) dan B = (log S

2) Σ(ni - 1)

Ni = banyaknya data group ke-1 dan i2

= varians group ke-i

4) Daerah kritik.

Dk = {X2 I X

2 > X

2a,k-1}

dimana { X2

a,k-1} didapat dari daftar distribusi Chi kuadrat dengan taraf

signifikan αdan derajad kebebasan (k-1).

Page 109: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

5) Keputusan Uji

Ho ditolak jika DkX 2 atau tidak ditolak jika DkX 2

(Sudjana:1996)

2. Uji Hipotesis

a. Uji Anava

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Anava berdesain

faktorial tiga jalan 2x2x2, serta pengolahan analisisnya menggunakan SPSS

versi 16. Ketentuan pengambilan kesimpulan H0 ditolak ketika P-Value (Sig.) <

0,05 krn tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

b.Uji lanjut Anava

Uji hipotesis akan dilanjutkan dengan Uji Lanjut atau Uji Komparasi

Ganda dengan Metode Scheffe apabila terdapat Ho yang ditolak.

c.Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan hasil uji Anava. Uji lanjut

Anava digunakan untuk mengetahui variabel yang mana yang paling tinggi rata-

ratanya, variabel yang mana yang paling berpengaruh dan variabel mana yang

saling berinteraksi.

Page 110: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Untuk menjawab hipotesis penelitian ini, akan disajikan deskripsi data ,

keputusan uji hasil penelitian beserta pembahasannya. Data yang diolah adalah

hasil tes prestasi kognitif, tes prestasi afektif, tes kemampuan berpikir dan angket

gaya belajar. Semua data diambil di kelas eksperimen dimana pembelajaran

menggunakan inkuiri bebas termodifikasi. Perlakuaan yang dibedakan adalah

kelas yang menggunakan media belajar laboratorium riil dan kelas yang

menggunakan media belajar laboratorium virtuil. Sedangkan materi pembelajaran

di dalam kedua jenis kelas eksperimen sama yaitu pemantulan cahaya.

1. Data Kemampuan Berpikir

Data kemampuan berpikir dikelompokkan dalam dua kategori yaitu

kemampuan berpikir abstrak dan yang mempunyai nilai kemampuan berpikir ≥

rata-rata nilai kemampuan berpikir seluruh kelas dan kemampuan berpikir

kongkrit yang mempunyai nilai kemampuan berpikir ≤ rata-rata nilai

kemampuan berpikir seluruh kelas. Nilai rata-rata yang didapat sebesar 61

Dengan menggunakan kriteria tersebut dari 57 siswa yang terdiri dari 27 siswa

kelas lab riil dan 30 siswa kelas lab virtuil terdapat 30 siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak dan 27 siswa mempunyai kemampuan berpikir

kongkrit . Secara rinci disajikan pada Tabel 4.1

91

Page 111: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 4.1 Data Siswa Yang Mempunyai Kemampuan Berpikir Abstrak Dan

Kongkrit

Kemampuan

berfikir

Kelas Lab Riil Kelas Lab Virtuil Jumlah

Frekuensi Persentasi Frekuensi Persentasi Frekuensi Persentasi

abstrak 10 37,00 % 20 66,67 % 30 52,63 %

Kongkret 17 63 % 10 33 ,33 % 27 47,37%

Jumlah 27 100,67 % 30 100,00% 57 100 %

2. Data Gaya Belajar

Data gaya belajar dikelompokkan dalam dua kategori yaitu siswa yang

mempunyai gaya belajar Kinestetik dan gaya belajar Visual. Pengelompokan

kategori gaya belajar Kinestetik dan gaya belajar Visual dengan cara

dibandingkan kedua skor angket gaya belajar. Jika skor angket gaya belajar

Kinestetik lebih tinggi dari gaya belajar Visual maka siswa tersebut

mempunyai gaya belajar kinestetik dan bila gaya belajar Kinestetik lebih rendah

dari gaya belajar Visual maka siswa tersubut mempunyai gaya belajar Visual.

Dengan menggunakan kriteria tersebut dari kelas Lab Riil 34 siswa yang

termasuk mempunyai gaya belajar Kinestetik ada 10 siswa dan siswa yang

mempunyai gaya belajar Visual ada 24 siswa, sedang kelas Lab Virtuil terdiri

dari 34 siswa yang termasuk gaya belajar Kinestetik ada 20 siswa dan siswa

yang mempunyai gaya belajar Visual ada 14 siswa. Data tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.2

Page 112: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tabel 4.2 Data siswa yang mempunyai Gaya Belajar Kinestetik Dan Visual

Gaya

Belajar Lab Riil Lab Vi rtuil Jumlah

Frekuensi Persentasi Frekuensi Persentasi Frekuensi Persentasi

Kinestetik 10 37,04 % 13 43,33 % 23 40,35 %

Visual 17 62,96 % 17 56,67 % 34 59,65 %

Jumlah 27 100,00 % 30 100 % 57 100,00 %

3. Data Prestasi Belajar Kognitif

Data prestasi belajar ranah kognitif siswa diambil setelah siswa melakukan

pembelajaran dengan inkuiri bebas termodifikasi dengan materi pemantulan

cahaya. Siswa dikelompokkan menjadi dua berdasarkan perbedaan perlakuan

yaitu kelompok yang menggunakan media lab riil dan kelompok yang

menggunakan media lab virtuil. Dari kelas lab riil dan lab virtuil diperhatikan

juga siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak dan konkrit serta gaya

siswa dalam belajar yaitu visual dan kinestetik. Mula-mula akan dipaparkan data

prestasi belajar menyeluruh dari kedua kelas eksperimen. Secara garis besar

prestasi belajar kognitif sudah tinggi dan melampaui nilai KKM yang sudah

ditentukan. Data prestasi belajar kognitif tersebut dipaparkan berikut ini.

Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Kognitif

N = 57

SD = 8,27537

MEAN

= 83,6491

MIN = 65.00

MAX = 98.00

Page 113: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif

Niai

interval Frekuensi

Nilai

Tengah

Frek.

Kum

Frek.

Relatif

65 – 71 3 68 3 5,26%

72 – 78 11 75 14 19,30%

79 – 85 15 82 29 26,32%

86 – 92 20 89 49 35,09%

93 – 99 8 96 57 14,04%

Gambar 4.1. Histogram prestasi kognitif

a. Data Prestasi Belajar Kognitif Dengan Menggunakan Lab Riil Dan Virtuil

Data prestasi belajar diambil dari kelas Lab Rill dan Lab Virtuil. Kelas

Lab Riil adalah kelas VIII SBI 2 yang jumlah siswanya 27 sedangkan kelas Lab

Virtuil adalah kels VIII SBI 4 yang jumlah siswanya 30. Data prestasi belajar

kognitif di kelas Lab Riil dan di kelas Lab Virtuil secara rinci disajikan pada

tabel 4.5, 4.6 dan gambar 4.2

Page 114: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 4.5 Data prestasi belajar kognitif dengan media Lab Riil dan Lab Virtuil

Lab Riil Lab Virtuil

N = 27 N = 30

SD = 7.23772 SD = 8.68901

MEAN

= 86.0000 MEAN

= 81.5333

MIN = 68.00 MIN = 65.00

MAX = 98.00 MAX = 97.00

Tabel 4.6. Distribusi frekuensi prestasi belajar kognitif dengan media lab riil

dan lab virtuil.

Niai interval

Frekuensi

Nilai Tengah Lab. Riil Lab. Virtuil

65 – 71 1 2 68

72 – 78 3 8 75

79 – 85 6 9 82

86 – 92 13 7 89

93 – 99 4 4 96

Gambar 4.2. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Media Lab Riil dan Lab

Virtuil

Page 115: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

b. Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan

Kongkrit

Rata-rata nilai kemampuan berpikir seluruh kelas adalah 62, Jumlah siswa

yang kemampuan berpikirnya lebih besar dari 62 adalah 24 dikatagorikan

memiliki kemampuan berpikir abstrak. Sedangkan jumlah ssiwa yang kemampuan

berpikirtnya lebih kecil sama dengan 62 berjumlah 33 dikatagorikan memiliki

kemampuan berpikir kongkret. Prestasi belajar kognitif siswa yang mempunyai

kemampuan berpikir abstrak dan kongkrit dapat dilihat pada tabel 4.7 , 4.8 dan

gambar 4,4

Tabel 4.7. Data prestasi belajar kognitif siswa yang mempunyai kemampuan

berpikir abstrak dan kongkrit

Kemampuan Berpikir

Abstrak

Kemampuan Berpikir

Kongkrit

N 24 N 33

SD 8.69 SD 8.05

MEAN

82.88 MEAN

84.21

MIN 65.00 MIN 68.00

MAX 97.00 MAX 98.00

Tabel 4.8. Distribusi frekuensi prestasi belajar kognitif siswa yang mempunyai

kemampuan berpikir abstrak dan kongkrit

Niai interval

Frekuensi

Nilai Tengah Abstrak Kongkret

65 – 71 2 1 68

72 – 78 4 7 75

79 – 85 8 7 82

86 – 92 6 14 89

93 – 99 4 4 96

Page 116: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Gambar 4.3 Histogram Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang Mempunyai

Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kongkrit

c. Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar Kenestetik dan

Gaya Belajar Visual

Angket belajar yang digunakan memiliki dua jenis pertanyaan yaitu

kinestetik dan visual. Katagori gaya belajar seorang siswa ditentukan dengan

membandingkan skor dua jenis pertanyan tersebut. Siswa yang memiliki skore

angket kinestetik lebih tinggi daripada skore angket visual dikatagorikan

memiliki gaya belajar kinestetik, sedangkan siswa yang memiliki skore angket

visual lebih tinggi dari pada skore angket kinestetik dikatagorikan memiliki gaya

belajar visual. Data prestasi belajar kognitif siswa yang mempunyai gaya belajar

kinestetik dan visual disajikan pada tabel 4.9, 4.10 dan gambar 4.4

Page 117: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Tabel 4.9. Data Prestasi Belajar Kognitif Siswa yang Bergaya Belajar

Kinestetik-Visual

Gaya belajar Kinestetik Gaya Belajar Visual N 33 N 24

SD 7.88769 SD 7.93737

MEAN

86.7083 MEAN 81.4242

MIN 72.00 MIN 65.00

MAX 98.00 MAX 97.00

Tabel 4.10 . Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif Siswa yang Mempunyai

Gaya Belajar Kinestetik dan Gaya Belajar Visual

Niai interval Frekuensi Nilai

Tengah Kinestetik Visual

65 71 0 3 68

72 – 78 3 8 75

79 – 85 6 9 82

86 – 92 8 12 89

93 – 99 7 1 96

Gambar 4.4. Histogram Prestasi Kognitif Siswa yang Mempunyai Gaya Belajar

Kinestetik dan Gaya Belajar Visual

Page 118: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

d. Data Rangkuman Prestasi Belajar Kognitif Siswa untuk Semua Sel.

Data yang sudah dijelaskan diatas dirangkum pada tabel 4.11. Ragkuman

tersebut dapat mempermudah saat akan membandingkan variabel yang satu

dengan variabel yang lain. Rangkuman tersebut dipakai juga sebagai dasar untuk

menarik kesimpulan, pada akhirnya dipakai untuk mengambil suatu keputusan.

Tabel 4. 11 . Data prestasi belajar kognitif masing-masing kelompok

Media

Kemampuan

Berpikir

Gaya

Belajar Mean Std.Deviation N

Lab Riil

Abstrak

Kinestetik 87.4000 6.50385 5

Visual 84.5000 7.76531 6

Total 85.8182 7.02593 11

Kongkret

Kinestetik 90.6667 5.00666 6

Visual 83.4000 7.77746 10

Total 86.1250 7.60592 16

Total

Kinestetik 89.1818 5.68890 11

Visual 83.8125 7.52966 16

Total 86.0000 7.23772 27

Lab

Virtuil

Abstrak

Kinestetik 81.5000 9.48156 6

Visual 79.4286 10.03090 7

Total 80.3846 9.42990 13

Kongkret

Kinestetik 87.2857 8.42050 7

Visual 79.0000 6.53197 10

Total 82.4118 8.26180 17

Total

Kinestetik 84.6154 9.05114 13

Visual 79.1765 7.85999 17

Total 81.5333 8.68901 30

Total

Abstrak

Kinestetik 84.1818 8.44770 11

Visual 81.7692 9.07518 13

Total 82.8750 8.68939 24

Kongkret

Kinestetik 88.8462 6.99817 13

Visual 81.2000 7.34560 20

Total 84.2121 8.04968 33

Total

Kinestetik 86.7083 7.88769 24

Visual 81.4242 7.93737 33

Total 83.6491 8.27537 57

Page 119: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

4. Data Prestasi Belajar Afektif

Dalam penelitian ini selain mengambil data prestasi kogniti, juga

mengambil nilai sikap atau afektif. Pengambilan data prestasi belajar kognitif

dan efektif dilakukan setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan inkuiri

bebas termodifikasi pada materi pemantulan cahaya dengan perbedaan perlakuan

media yang dipakai yaitu lab riil dan lab virtuil. Alat pengambilan data afektif

yang dipakai adalah angket. Variabel yang diduga akan mempengaruhi prestasi

belajar afektif adalah kemampuan berpikir abstrak dan konkrit serta gaya belajar

visual dan kinestetik. Data prestasi belajar afektif untuk kedua variabel tersebut

dipaparkan pada tabel 4.12, tabel 4.13 dan gambar 4.5

Tabel 4.12 Data Prestasi Belajar Afektif

N

= 57

SD = 7,12111

MEAN

= 85,1404

MIN = 68

MAX = 97

Tabel 4.13. Distribusi Frekunsi Prestasi Belajar Afektif

Niai interval Frekuensi Nilai Tengah Frek.

Kum

Frek.

Relatif

68 – 74 6 71 6 10,53%

75 – 81 10 78 16 17,54%

82 – 88 18 85 34 31,58%

89 – 95 18 92 52 31,58%

96 – 102 5 99 57 8,77%

Page 120: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Gambar 4.5. Histogram Prestasi Afektif

a. Data prestasi belajar efektif dengan menggunakan lab riil dan virtuil

Data prestai belajar siswa ranah afektif apada saat siswa melakuka

pembelajaran dengan menggunakn kedua media yaitu lab riil dan lab virtuil akan

dipaparkan secara bersama-sama sehingga bisa memudahkan untuk

membandingkan satu dengan yang lain. Dari histogram dengan mudah juga bisa

dilihat perbandina\gan presatsi belajar afektif di kedua kelas eksperimant. Data

prestasi afektif siswa dikedua kelas eksperimen akan ditunjukan dalam tabel

4.14 , 4. 15 dan gambar 4.6.

Tabel 4.14. Data Prestasi Belajar Efektif Kedua Media Belajar

Lab Riil

Lab Virtuil

N = 27 N = 30

SD = 7,42906 SD = 7,87109 MEAN

= 86.0370 MEAN

= 84.333

MIN = 71 MIN = 68.00

MAX = 97 MAX = 96.00

Page 121: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif dengan Lab Riil-Lab

Virtuil

Niai

interval

Frekuensi

Nilai Tengah Lab. Riil Lab. Virtuil

68 - 74 6 3 71

75 - 81 10 4 78

82 - 88 18 8 85

89 - 95 18 9 92

96 - 102 5 3 99

Gambar 4.6. Histogram Prestasi Prestasi Belajar Afektif Dengan Lab Riil-Lab

Virtuil

b. Data prestasi belajar afektif siswa yang memiliki kemampuan berpikir

abstrak dan kongkrit

Prestasi belajar afektif siswa diduga dipengaruhi oleh

kemampuan berpikir yang dimiliki siswa. Kemampuan berpikir disisni terdiri

dari kemampuan berpikir abstrak dan kongkrit. Data prestasi afektif siswa yang

mempunyai kemampuan berpikir abstrak dan kongkrit dapat dilihat pada tabel

berikut disajikan pada tabel 4.16, 4.17 dan gambar 4.

Page 122: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Tabel 4.16. Data Prestasi Belajar Afektif siswa yang Mempunyai Kemampuan

Berpikir Abstrak dan Kongkrit

Kemampuan Berpikir

Abstrak

Kemampuan Berpikir Kongkrit

N 24 N 33

SD 7,26 SD 7,96

MEAN

84,25 MEAN

85,79

MIN 68 MIN 68

MAX 96 MAX 97

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Siswa yang mempunyai

Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kongkrit

Niai interval Frekuensi

Nilai Tengah Abstrak Kongkret

68 – 74 3 3 71

75 – 81 3 7 78

82 – 88 9 9 85

89 – 95 8 10 92

96 – 102 1 4 99

Gambar 4.7. Histogram Prestasi Prestasi Belajar Afektif Siswa yang Memiliki

Kemampuan Berpikit Abstrak dan Kongkret

Page 123: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

c. Data prestasi belajar afektif siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan

kinestetik.

Prestasi belajar afektif diduga dipengaruhi juga oleh gaya belajar siswa.

Gaya belajar disini terdiri dari gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik.

Data prestasi afektif siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan gaya

belajar kinestetik dapat ditunjukkan pada Tabel 4.18, 4.19 dan gambar 4.8

Tabel 4.18. Data Prestasi Belajar Afektif siswa yang Mempunyai Gaya Belajar

Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar Kinestetik Gaya Belajar Visual

N 33 N 24

SD 6,33 SD 7,12

MEAN

89,33 MEAN

82,09

MIN 74 MIN 68

MAX 97 MAX 94

Tabel 4.19. Distribusi frekuensi Prestasi Belajar Afektif siswa yang

Mempunyai Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

Niai

interval

Frekuensi Nilai Tengah

Kinestetik Visual

68 - 74 1 5 71

75 - 81 1 9 78

82 - 88 7 11 85

89 - 95 10 8 92

96 - 102 5 0 99

Page 124: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Gambar 4.8. Histogram Prestasi Afektif Siswa yang Mempunyai Gaya

Belajar Visual dan Gaya Belajar Kinestetik

d. Data rangkuman prestasi belajar afektif siswa untuk semua sel

Data yang sudah dijelaskan di atas bisa dirangkum sehinga dapat mempermudah

membandingkan satu dengan yang lain. Data rangkuman dapat dilihat

.dalam tabel 4.2

Tabel 4.20. Rangkuman Prestasi Belajar Afektif

Media Kemampuan

Berpikir

Gaya

Belajar Mean Std.Deviation N

Lab Riil

Abstrak

Kinestetik 87.0000 8.42615 5

Visual 84.1667 6.17792 6

Total 85.4545 7.04789 11

Kongkret

Kinestetik 93.0000 4.00000 6

Visual 82.5000 6.98013 10

Total 86.4375 7.88221 16

Page 125: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Total

Kinestetik 90.2727 6.79840 11

Visual 83.1250 6.53070 16

Total 86.0370 7.42906 27

Lab

Virtuil

Abstrak

Kinestetik 85.0000 5.86515 6

Visual 81.7143 8.93895 7

Total 83.2308 7.56256 13

Kongkret

Kinestetik 91.5714 4.64963 7

Visual 80.7000 7.19645 10

Total 85.1765 8.22523 17

Total

Kinestetik 88.5385 6.06376 13

Visual 81.1176 7.70456 17

Total 84.3333 7.87109 30

Total

Abstrak

Kinestetik 85.9091 6.83307 11

Visual 82.8462 7.58118 13

Total 84.2500 7.26067 24

Kongkret

Kinestetik 92.2308 4.24566 13

Visual 81.6000 6.96155 20

Total 85.7879 7.95989 33

Total

Kinestetik 89.3333 6.32914 24

Visual 82.0909 7.12111 33

Total 85.1404 7.64488 57

5. Perbandingan Nilai Rata-rata yang diajar dengan media lab riil dan lab

virtuil .

Rangkuman data prestasi belajar kognitif dan afektif dari proses

pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi dengan media lab riil dan media lab

virtuil yang ditinjau dari kemampuan berpikir abstrak dan kongkrit serta dilihat

gaya belajar kinestetik dan visual tersaji pada pada tebel 4.21. Rangkuman

tersebut bisa dipakai untuk lebih mempermudah dalam membandingkan

masing-msing variabel. Hasil dari perbandingan bisa dipakai untuk mengambil

keputusan.

Page 126: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Tabel 4. 21. Rata-Rata Prestasi Kognitif dan Afektif Masing-Masing Kelompok

NO KELOMPOK

Rata-rata

Prestasi

Kog Afek

1 Siswa yang diberi pembelajaran Media laboratorium

riil 86,00 86,03

2 Siswa yang diberi pembelajaran Media laboratorium

virtuil 81,53 84,33

3 Siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir abstrak

82,88 84,25

4 Siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir konkret

84,21 85,79

5 Siswa yang memiliki Gaya belajar kinestetik

86,71 89,33

6 Siswa yang memiliki Gaya belajar visual

81,42 82,09

7 Media laboratorium riil untuk siswa yang memiliki

berpikir abstrak dan gaya belajar kinestetik 87,40 87,00

8

Pembelajaran Media laboratorium riil untuk siswa

yang memiliki berpikir abstrak dan gaya belajar

visual

84,50 84,17

9

Pembelajaran Media laboratorium riil untuk siswa

yang memiliki berpikir konkret dan gaya belajar

kinestetik

90,67 93

10

Pembelajaran Media laboratorium riil untuk siswa

yang memiliki berpikir konkret dan gaya belajar

visual

83,40 82,5

11

Pembelajaran Media laboratorium virtuil untuk siswa

yang memiliki berpikir abstrak dan gaya belajar

kinestetik

81,50 85

12

Pembelajaran Media laboratorium virtuil untuk

siswa yang memiliki berpikir abstrak dan gaya

belajar visual

79,43 81,71

13

Pembelajaran Media laboratorium virtuil untuk siswa

yang memiliki berpikir konkret dan gaya belajar

kinestetik

87,29 91,57

14

Pembelajaran Media laboratorium virtuil untuk siswa

yang memiliki berpikir konkret dan gaya belajar

visual

79,00 80,70

Page 127: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan

dengan bantuan program Software SPSS 18. Diperoleh keputusan Ho ditolak jika

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau P-value ≥ dari Alpha

= 0,05 maka Ho ditolak.

a. Uji normalitas prestasi kognitif

Uji normalitas prestai kognitif dapat dilihat pada tabel 4.22. sebagai berikut:

Tabel 4.22. Uji normalitas prestasi kognitif

NO Variabel ( P-

value)

Keputusan Kesimpulan

1 Siswa yang diberi pembelajaran

Media laboratorium riil

0.200* Ho

diterima

Data

normal

2 Siswa yang diberi pembelajaran

Media laboratorium virtuil

0.200* Ho

diterima

Data

normal

3 Siswa yang memiliki Kemampuan

Berpikir abstrak

0.200* Ho

diterima

Data

normal

4 Siswa yang memiliki Kemampuan

Berpikir konkret

0.145 Ho

diterima

Data

nomal

5 Siswa yang memiliki Gaya belajar

kinestetik

0.200* Ho

diterima

Data

normal

6 Siswa yang memiliki Gaya belajar

visual

0.200* Ho

diterima

Data

normal

7 Media laboratorium riil untuk siswa

yang memiliki berpikir abstrak dan

gaya belajar kinestetik

0.200* Ho

diterima

Data

normal

8 Pembelajaran Media laboratorium

riil untuk siswa yang memiliki

berpikir abstrak dan gaya belajar

visual

0.200* Ho

diterima

Data

normal

9 Pembelajaran Media laboratorium

riil untuk siswa yang memiliki

0.200* Ho

diterima

Data

normal

Page 128: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

berpikir konkret dan 0gaya belajar

kinestetik

10 Pembelajaran Media laboratorium

riil untuk siswa yang memiliki

berpikir konkret dan gaya belajar

visual

0.140 Ho

diterima

Data

normal

11 Pembelajaran Media laboratorium

virtuil untuk siswa yang memiliki

berpikir abstrak dan gaya belajar

kinestetik

0.200* Ho

diterima

Data

normal

12 Pembelajaran Media laboratorium

virtuil untuk siswa yang memiliki

berpikir abstrak dan gaya belajar

visual

0.200* Ho

diterima

Data

normal

13 Pembelajaran Media laboratorium

virtuil untuk siswa yang memiliki

berpikir konkret dan gaya belajar

kinestetik

0.200* Ho

diterima

Data

normal

14 Pembelajaran Media laboratorium

virtuil untuk siswa yang memiliki

berpikir konkret dan gaya belajar

visual

0.143 Ho

diterima

Data

normal

Berdasarkan rangkuman hasil analisis uji normalitas untuk data prestasi belajar

kognitif pada tabel 4.20, nampak bahwa semua nilai uji atau semua P-value>

0,05, maka semua H0 diterima, hal ini berarti bahwa data prestasi belajar kognitif

berdistribusi normal.

b. Uji normalitas prestasi afektif

Uji normalitas dipakai untuk menentukan apakah data terdistribusi

normal atau tidak. Jika data normal maka uji hipotesis yang akan dipakai adalah

statistik parametrik, sedangkan jika data tidak normal maka dipaki u statistik non

non parametrik. Hasil uji normalitas prestasi afektif dapat dilihat pada tabel 4.23

sebagai berikut:

Page 129: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Tabel 4.23.Rangkuman uji normalitas prestasi belajar afektif

NO Variabel ( P-

value)

Keputusan Kesimpulan

1 Siswa yang diberi pembelajaran

Media laboratorium riil 0.200

*

Ho

diterima

Data

normal

2 Siswa yang diberi pembelajaran

Media laboratorium virtuil 0.200

*

Ho

diterima

Data

normal

3 Siswa yang memiliki Kemampuan

Berpikir abstrak 0.152

Ho

diterima

Data

normal

4 Siswa yang memiliki Kemampuan

Berpikir konkret 0.200

*

Ho

diterima

Data

normal

5 Siswa yang memiliki Gaya belajar

kinestetik 0.200

*

Ho

diterima

Data

normal

6 Siswa yang memiliki Gaya belajar

visual 0.197

Ho

diterima

Data

normal

7 Media laboratorium riil untuk siswa

yang memiliki berpikir abstrak dan

gaya belajar kinestetik

0.200*

Ho

diterima

Data

normal

8 Pembelajaran Media laboratorium riil

untuk siswa yang memiliki berpikir

abstrak dan gaya belajar visual

0.144

Ho

diterima

Data

normal

9 Pembelajaran Media laboratorium riil

untuk siswa yang memiliki berpikir

konkret dan 0gaya belajar kinestetik

0.200*

Ho

diterima

Data

normal

10 Pembelajaran Media laboratorium riil

untuk siswa yang memiliki berpikir

konkret dan gaya belajar visual

0.200*

Ho

diterima

Data

normal

11 Pembelajaran Media laboratorium

virtuil untuk siswa yang memiliki

berpikir abstrak dan gaya belajar

kinestetik

0.200*

Ho

diterima

Data

normal

12 Pembelajaran Media laboratorium

virtuil untuk siswa yang memiliki

berpikir abstrak dan gaya belajar

visual

0.128

Ho

diterima

Data

normal

13 Pembelajaran Media laboratorium

virtuil untuk siswa yang memiliki

berpikir konkret dan gaya belajar

kinestetik

0.200*

Ho

diterima

Data

normal

14 Pembelajaran Media laboratorium

virtuil untuk siswa yang memiliki

berpikir konkret dan gaya belajar

visual

0.200*

Ho

diterima

Data

normal

Page 130: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Berdasarkan rangkuman hasil analisis uji normalitas untuk data prestasi belajar

afektif pada tabel 4.21, nampak bahwa semua nilai uji atau semua P-value> 0,05,

maka semua H0 diterima, hal ini berarti bahwa data prestasi belajar afektif

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas.

Jenis tes yang digunakan untuk uji homogenitas adalah Tes Levene’s.

Rangkuman hasil uji homogenitas untuk data prestasi belajar kognitif disajikan

dalam Tabel 4.24 dan untuk data prestasi belajat afektif disajikan dalam tabel

4.25.

a. Uji Homogenitas prestasi kognitif

Tabel 4.24.Rangkuman Uji Homogenitas Presatasi Belajar Kognitif

No Faktor (P-value)

Keputusan Ho Kesimpulan

1 Media lab riil dan lab

virtual 0,232

Ho diterima Homogen

2 Kemampuan berpikir 0,936 Ho diterima Homogen

3 Gaya belajar 0,976 Ho diterima Homogen

4 Media lab riil dan lab

virtuil * Kemampuan

berpikir

0,706 Ho diterima Homogen

5 Media lab riil dan lab

virtuil * gaya belajar

0,372 Ho diterima Homogen

6 Kemampuan berpikir *

Gaya belajar

0,829 Ho diterima Homogen

7 Setiap Sel 0,822 Ho diterima Homogen

Berdasarkan rangkuman uji homogenitas prestasi belajar kognitif pada

tabel 4.24 nampak bahwa semua nilai uji atau semua P-value> 0.05 maka

Page 131: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

semua H0 diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar kognitif

berasal dari populasi yang homogen.

b. Uji Homogenitas prestasi belajar Afektif

Tabel 4.25. Rangkuman Uji Homogenitas Prestasi Belajar Afektif

No Faktor (P-

value)

Keputusan

Ho

Kesimpulan

1 Media lab riil dan lab virtual

0,799

Ho diterima Homogen

2 Kemampuan berpikir

0,484

Ho diterima Homogen

3 Gaya belajar 0,371 Ho diterima Homogen

4 Media lab riil dan lab virtuil

* Kemampuan berpikir

0,871 Ho diterima Homogen

5 Media lab riil dan lab virtuil

* gaya belajar

0,683 Ho diterima Homogen

6 Kemampuan berpikir *

Gaya belajar

0,289 Ho diterima Homogen

7 Setiap Sel 0,563 Ho diterima Homogen

Berdasarkan rangkuman uji homogenistas prestasi belajar afektif pada

tabel 4.25 nampak bahwa semua nilai uji atau semua P-value> 0.05, maka

semua H0 diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar afektif

berasal dari populasi yang homogen. Berdasarkan hasil uji homogenitas dapat

ditentukan uji hipotesis yang akan digunakan yaitu dengan statistik parametrik.

Page 132: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

C. Uji Hipotesis

1. Uji Anava

a. Hasil uji analisis variansi untuk prestasi belajar kognitif siswa

Dari hasil analisis of varians dengan langkah General Linear Model baik

prestasi kognitif dan afektif akan diringkas psda tabel 4.26.

Tabel 4.26. Nilai ANAVA p-value

No

.

Yang diUji F

hitung

p-

value

Hipotesis Hasil Uji

1. Pembelajaran lab. Riil

dan virtual

4.839 0.033 H0A ditolak ada Perbedaan

(berpengaruh)

2. kemampuan_berpikir 0.779 0.382 H0B diterima Tidak ada

Perbedaan

(Tidak

berpengaruh)

3. Gaya_belajar 5.796 0.020 H0c ditolak ada Perbedaan

(berpengaruh)

4. pembelajaran_ lab. Riil

dan virtuil *

kemampuan berpikir

0.140 0.710 H0AB

diterima

Tidak Ada

Interaksi

(tidak

berpengaruh)

5. pembelajaran_ lab. Riil

dan virtuil *

Gaya_belajar

0.000 0.982 H0AC

diterima

Tidak Ada

Interaksi

(tidak

berpengaruh)

6. kemampuan_berpikir*

Gaya_belajar

1.541 0.220 H0BC

diterima

Tidak Ada

Interaksi

(tidak

berpengaruh)

7. pembelajaran_ lab. Riil

dan virtuil* kemampuan

berpikir* Gaya_belajar

0.047 0.829 H0ABC

diterima

Tidak Ada

Interaksi

(tidak

berpengaruh)

Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects tersebut , jika P-value> 0,05

maka Ho diterima, dan jika P-value< 0,05 maka Ho ditolak.. Hasil uji

Page 133: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

menunjukan ada ada 2 hipotesis yang ditolak yaitu hipotesis no 1 dan hipotesis no

4. Kesimpulan yang bisa diperoleh berdasarkan hasil uji hipotesis yang terdapat

dalam tabel 4.26 adalah sebagai berikut :

1) Hipotesis 1

H01 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi

pembelajaran berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab

virtuil.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 1 pada tabel 4.23, diperoleh P-value = 0.033

(p < 0.05) maka hipotesis H01 ditolak, sehingga dapat simpulkan bahwa :

Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran

berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab virtuil.

2) Hipotesis 2

H02: Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang kemampuan berpikir

abstrak dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 2 pada tabel 4.23 diperoleh P-value = 0.382

(p < 0.05) maka hipotesis H02 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilik kemampuan

berpikir abstrak dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit

3) Hipotesis 3

H03 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilki gaya

belajar kinestetik dan visual.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.23, diperoleh P-value = 0.020

(p < 0.05) maka hipotesis H03 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa :

Page 134: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilki gaya belajar

kinestetik dan yang memiliki gaya belajar visual.

4) Hipotesis 4

H04 : Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan

berpikir siswa terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan hasil uji hipotsis 4 pada tabel 4.23 diperoleh P-value = 0.071

(P < 0.05) maka H04 diterima, sehingga dari membandingkan kedua nilai

tersebutdapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa : Tidak ada interaksi

antara media pembelajaran dengan kemampuan berpikir siswa terhadap

prestasi belajar.

5) Hipotesis 5

H05 : Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar .

Berdasarkan hasil uji hipotesis 5 pada tabel 4.23 diperoleh P-value = 0.982

(p < 0.05) maka hipotesis H05 diterima, sehingga dari membandingkan

kedua nilai tersebut dapat ditarik sebuah kesimpuan bahwa : Tidak ada

interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar.

6) Hipotesis 6

H06 : Tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar Fisika.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 6 pada tabel 4.23 diperoleh P-value= 0.977 (P

> 0.05) maka H06 diterima, sehingga dari membandingkan kedua nilai

Page 135: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

tersebut dapat disimpulkan bahwa: Tidak ada interaksi antara kemampuan

berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar.

7) Hipotesis 7

H07:Tidak ada interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dan

gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar Fisika.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 7 pada tabel 4.23 diperoleh P-value= 0.829 (P

> 0.05) maka H07 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar.

b. Hasil uji analisis variansi untuk prestasi belajar afektif siswa.

Tabel 4.27. Nilai ANAVA p-value

No. Yang diUji F

hitung

p-

value Hipotesi

s Hasil Uji

1. Pembelajaran lab. Riil

dan virtual

1.088 0.302 H0A

diterima

Tidak ada Perbedaan

(Tidak berpengaruh)

2. kemampuan_berpikir 1.804 0.185 H0B

diterima

Tidak ada Perbedaan

(Tidak berpengaruh)

3. Gaya_belajar 13.93

9

0.000 H0c

ditolak

ada Perbedaan

(berpengaruh)

4. pembelajaran_ lab.

Riil dan virtuil *

kemampuan berpikir

0.028 0.869 H0AB

diterima

Tidak Ada Interaksi

(tidak berpengaruh)

5. pembelajaran_ lab.

Riil dan virtuil *

Gaya_belajar

0.013 0.911 H0AC

diterima

Tidak Ada Interaksi

(tidak berpengaruh)

6. kemampuan_berpikir

* Gaya_belajar

4.291 0.044 H0BC

ditolak

Ada Interaksi

(berpengaruh)

7. pembelajaran_ lab.

Riil dan virtuil*

kemampuan berpikir*

Gaya_belajar

0.000 0.991 H0ABC

diterima

Tidak Ada Interaksi

(tidak berpengaruh)

Page 136: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects, jika p-value> 0,05

maka hipotesis nol ditolak, sedangkan jika p-value< 0,05 maka hipotesis nol tidak

ditolak. Berdasarkan rangkuman pada tabel 4.25 untuk prestasi belajar afektif

siswa dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Hipotesis 1

H01 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi

pembelajaran berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab

virtual.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 1 pada tabel 4.24, diperoleh P-value = 0

.302 (p < 0.05) maka hipotesis H01 diterima, sehingga dapat simpulkan

bahwa: Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi

pembelajaran berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab

virtual.

2) Hipotesis 2

H02: Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang kemampuan

berpikir abstrak dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 2 pada tabel 4.24 diperoleh P-value = 0.185 (p

< 0.05) maka hipotesis H02 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilik kemampuan

berpikir abstrak dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit

Page 137: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

3) Hipotesis 3

H03 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar Fisika antara siswa yang memilki

gaya belajar kinestetik dan visual.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.24, diperoleh P-value = 0.000

(p < 0.05) maka hipotesis H03 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa :

Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilki gaya belajar

kinestetik dan yang memiliki gaya belajar visual.

4) Hipotesis 4

H04 : Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan

berpikir siswa terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan hasil uji hipotsis 4 pada tabel 4.24 diperoleh P-value = 0.0869

(P < 0.05) maka H04 diterima, sehingga dapat simpulkan bahwa : Tidak

ada interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan berpikir siswa

terhadap prestasi belajar.

5) Hipotesis 5

H05 : Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 5 pada tabel 4.24 diperoleh P-value = 0.911

(p < 0.05) maka hipotesis H05 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

: Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar.

Page 138: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

6) Hipotesis 6

H06 : Tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar Fisika.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 6 pada tabel 4.24 diperoleh P-value= 0.044 (P

> 0.05) maka H06 ditolak , sehingga dapat disimpulkan bahwa: Ada interaksi

antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi

belajar.

7) Hipotesis 7

H07:Tidak ada interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dan

gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar Fisika.

Berdasarkan hasil uji hipotesis 7 pada tabel 4.24 diperoleh P-value= 0.991 (P

> 0.05) maka H07 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa: Tidak ada

interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar.

2. Uji Lanjut Anava

Berdasarkan hasil uji hipotesis, maka perlu dilakukan uji lanjut

analisis variansi atau uji lanjut anava menggunakan Tes Scheffe. Adapun Uji

lanjut Anava dilakukan untuk hipotesa H0 yang ditolak.

a. Prestasi Belajar Kognitif.

Untuk prestasi belajar kognitif , hipotesa yang perlu diuji lanjut dengan Anava

adalah hipotesa 1 (Ho1) dan hipotesa 3 (Ho3)

Page 139: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

1) Hipotesis 1

Hipotesisyang diotolak adalah ( H01 ) tidak ada perbedaan prestasi belajar

Fisika antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis inkuiri bebas termodifikasi

dengan lab riil dan lab virtual. Adapun hasil uji lanjut untuk mengetahui media

lab. riil dan lab virtuil mana yang memiliki pengaruh signifikan tersaji dalam tabel

4.28, dan gambar 4.9 di bawah.

Tabel 4.28 . Estimated Marginal Means terhadap pembelajaran

Dependent Variable:kognitif

Media Mean Std.

Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LAB RIIL 86.492 1.558 83.362 89.622

LAB VIRT 81.804 1.455 78.880 84.727

Gambar 4.9. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi : Media

Page 140: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Pada grafik 4.9 ini diketahui bahwa media terbagi menjadi 2 kategori yaitu

lab riil dan virtuil. Berdasarkan nilai rata-rata kognitif yang diperoleh siswa pada

pembelajaran dengan lab riil lebih tinggi daripada lab virtuil. Jadi pembelajaran

dengan lab riil lebih besar pengaruhnya daripada lab virtuil terhadap prestasi

belajar kognitif.

2) Hipotesis 3

Hipotesa yang ditolak adalah Hipotesis (H03 ) tidak ada perbedaan prestasi

belajar kognitif antara siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan

visual. Dapat juga dilihat prestasi belajar kognitif seluruh siswa sudah cukup

tinggi. Adapun hasil uji lanjut untuk mengetahui gaya belajar kinestetik dan

gaya belajar visual mana yang memiliki pengaruh signifikan pada prestasi

belajar. Data tersebut tersaji dalam tabel 4.29 dan diperjelas dengan

histogram pada gambar 4.10

Tabel 4.29. Estimated Marginal Means terhadap Gaya Belajar

Dependent Variable:kognitif

gaya_belajar Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kinestetik 86.713 1.609 83.479 89.947

Visual 81.582 1.397 78.775 84.390

Page 141: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Gambar . 4.10.Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi : gaya belajar

Pada grafik 4.10 ini diketahui siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik mendapat nilai rata-rata kognitif lebih tinggi dari pada siswa yang

memiliki gaya belajar visual, jadi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

lebih besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar kognitif.

b. Prestasi Belajar Afektif

1) Hipotesis 3

Hipotesa yang ditolak (H03) adalah tidak ada pengaruh gaya belajar

(kinestetik dan visual) terhadap prestasi belajar. Adapun hasil uji lanjut untuk

mengetahui gaya belajar (kinestetik dan visual tersaji dalam tabel dan gambar di

bawah.

Page 142: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Tabel . 4.30 Estimated Marginal Means terhadap gaya belajar

Dependent Variable:afektif

gaya_bela

jar Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kinestetik 89.143 1.390 86.349 91.936

Visual 82.270 1.207 79.845 84.695

Gambar .4.11. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi : gaya belajar

Pada grafik 4.11 ini diketahui bahwa gaya belajar terbagi menjadi 2

kategori yaitu kinestetik dan visual. Berdasarkan siswa yang memiliki gaya

belajar kinestetik mendapat nilai rata-rata afektif lebih tinggi dari pada siswa yang

Page 143: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

memiliki gaya belajar visual, jadi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

lebih besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar afektif.

2) Hipotesis 6

Hipotesa yang ditolak ( H06 ) adalah tidak ada interaksi kemampuan

berpikir (abstrak dan konkret) dengan gaya belajar (kinestetik dan visual) terhadap

prestasi belajar.

Tabel . 4.31. Estimated Marginal Means terhadap kemampuan berpikir*gaya

belajar

Dependent Variable:afektif

kemampuan_

berpikir

gaya_belaj

ar Mean

Std.

Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Abstrak Kinestetik 86.000 2.047 81.886 90.114

Visual 82.940 1.881 79.160 86.721

Konkret Kinestetik 92.286 1.881 88.506 96.066

Visual 81.600 1.512 78.561 84.639

Dari data Tabel di atas diketahui bahwa siswa yang mempunyai gaya

belajar kinestetik dan kemampuan berpikir abstrak tinggi memperoleh rata-rata

prestasi psikomotor lebih tinggi dibandingkan siswa yang memliki gaya belajar

visual dan kemampuan berpikir konkret. Demikian pula pada siswa yang memiliki

gaya belajar visual. Profil efek dari pengaruh dapat dilihat pada grafik berikut;

Page 144: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Gambar .4.12. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi : kemampuan

berpikir*gaya belajar

Berdasarkan gambar grafik memperlihatkan tidak ada perpotongan garis

antara gaya belajar (kinestetik dan visual) dengan kemampuan berpikir, hal ini

berarti interaksi gaya belajar dengan kemampuan berpikir tidak terlihat. Walaupun

tidak ada perpotongan garis, bila garis pada gaya belajar kinestetik dan visual

ditarik garis lurus akan terjadi perpotongan garis. Hal itu sudah bisa dikatakan

adanya interaksi gaya belajar dengan kemampuan berpikir

Page 145: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

3. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, maka dapat dikemukakan

bahwa

a. Ada perbedaan prestasi belajar kognitif antara siswa yang diberi

pembelajaran berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab

virtual.

b. Tidak ada perbedaan prestasi belajar afektif antara siswa yang diberi

pembelajaran berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab

virtual.

c. Tidak ada perbedaan prestasi belajar kognitif antara siswa yang

kemampuan berpikir abstrak dengan siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kongkrit.

d. Tidak ada perbedaan prestasi belajar afektif antara siswa yang

kemampuan berpikir abstrak dengan siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kongkrit.

e. Ada perbedaan prestasi belajar kognitif antara siswa yang memilki gaya

belajar kinestetik dan visual.

f. Ada perbedaan prestasi belajar afektif antara siswa yang memilki gaya

belajar kinestetik dan visual.

g. Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan

berpikir siswa terhadap prestasi belajar kognitif.

h. Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan

berpikir siswa terhadap prestasi belajar afektif.

Page 146: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

i. Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar kognitif.

j. Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar afektif .

k. Tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif.

l. Ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar afektif.

m. Tidak ada interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dan

gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif.

n. Tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar afektif.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hipotesis 1

Berdasarkan hasil uji hipotesis 1 pada tabel 4.23, diperolehP-value =

0.033 (p < 0.05) maka hipotesis H01 ditolak, sehingga dapat simpulkan bahwa :

ada perbedaan prestasi belajar kognitif antara siswa yang diberi pembelajaran

berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab virtual. Sedangkan

berdasarkan hasil uji hipotesis 1 pada tabel 4.24, diperoleh P-value = 0.302 (p <

0.05) maka hipotesis H01 diterima, sehingga dapat simpulkan bahwa tidak ada

perbedaan prestasi belajar afektif antara siswa yang diberi pembelajaran

berbasis inkuiri bebas termodifikasi dengan lab riil dan lab virtual. Berdasarkan

Page 147: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

hasil uji lanjut pada gambar 4.9 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) yang

diperoleh siswa pada pembelajaran dengan media lab riil lebih tinggi daripada

dengan menggunakan lab virtuil. Sedangkan untuk prestasi belajar afektif siswa

tidak ada perbedaan antara yang menggunakan lab riil dengan yang menggunakan

lab virtuil. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mengunakan lab riil

lebih baik daripada yang menggunakan lab virtuil, tetapi ini hanya untuk prestasi

kognitif siswa. Materi yang dipakai dalam penelitian ini adalah pemantulan

cahaya dimana konsep-konsep fisika yang dipelajari lebih banyak yang kongkret,

yang bisa diamati secara langsung oleh siswa. Oleh karena itu siswa yang

menggunakan media lab riil hasilnya akan lebih baik karena siswa bisa langsung

mempelajari konsep-konsep yang kongkret. Dari sisi lain dengan mengunakan lab

riil indera yang digunakan tidak hanya mata tetapi lebih banyak tangan dan

anggota badan yang lain. Sedangkan dengan lab virtuil siswa lebih banyak

menggunakan mata dibanding indera yang lain. Dengan demikian bisa

menjelaskan mengapa pretasi kognitif siswa lebih tinggi jika menggunakan media

lab riil dibanding yang menggunakan lab virtuil. Untuk prestasi afektif antara

siswa yang menggunakan lab riil dan lab virtuil tidak mengalami perbedaan

kerena dikedua media terebut siswa bekerja berkelompok sehingga sama-sama

bisa mengembangkan karekter dan ketrampilan sosial siswa.

2. Hipotesis 2

Berdasarkan hasil uji hipotesis 2 pada tabel 4.23 diperoleh P-value =

0.185 (p < 0.05) dan tabel 4.24 diperoleh P-value = 0.185 (p < 0.05) maka

Page 148: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

hipotesis H02 baik untuk kogitif dan afektif diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar kognitif maupun afektif

antara siswa yang memilik kemampuan berpikir abstrak dengan siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kongkrit. Conny R Semiwan membedakan tingkat

berpikir individu menjadi tiga yaitu : (1) berpikir kongkrit; (2 ) berpikir

skematik dan; (3) berpikir abstrak. Siswa SMP kelas VIII sesuai dengan

usianya memiliki kemampuan berpikir peralihan antara kongkrit dan abstrak.

Jika siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak bisa memahami konsep-

konsep yang abstrak maka tentunya bisa juga memahami konsep-konsep yang

kongkrit. Karakteristik dari materi cahaya dalam hal ini pemantulan cahaya lebih

banyak ke konsep kongkrit yang bisa diamati secara langung. Oleh karena itu

semua siswa baik yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit maupun abstrak

sama-sama bisa mencapai prestasi yang tinggi.

3. Hipotesis 3

Berdasarkan hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.24, diperoleh P-value =

0.000 (p < 0.05) dan tebal 4.24, diperoleh P-value = 0.000 (p < 0.05) maka

hipotesis H03 baik untuk prestasi kognitif maupun afektif ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa : Ada perbedaan prestasi belajar kognitif maupun afektif

antara siswa yang memilki gaya belajar kinestetik dan yang memiliki gaya belajar

visual. Berdasarkan hasil uji lanjut pada gambar 4.9 dan gamabr 4.10 dapat

diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) yang diperoleh siswa yang memiliki gaya

belajar kinestetik lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar visual,

Page 149: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

baik untuk prestasi kognitif maupun prestasi afektif. Hamzah B.Uno mengatakan

ada tiga tipe gaya belajar yaitu : (1) gaya belajar visual, (2) gaya belajar auditori

dan ,(3) gaya belajar kinstetik. Siswa yang belajar dengan pendekatan penemuan

tentu banyak melakukan kegiatan eksperiment, untuk itu dibutuhkan gaya belajar

kinestetik dimana siswa mudah belajar dengan melakuan manipulasi atau

percobaan. Sehingga bisa dipahami jika siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik akan memiliki prestasi belajar lebih baik dari siswa yang memiliki

gaya belajar visual.

4. Hipotesis 4

Berdasarkan hasil uji hipotsis 4 pada tabel 4.23 diperoleh P-value = 0.071

(P < 0.05) dan tabel 4.24 diperoleh P-value = 0.0869 (P < 0.05) maka H04 baik

prestasi kognitif maupun afektif diterima, sehingga dapat simpulkan bahwa :

Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan berpikir

siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif. Siswa kelas VIII SMP

berdasarkan usianya memiliki kemampuan berpikir skematik yaitu peralihan

antara berpikir kongkrit ke abstrak. Kemmpuan berpikir skematik memiliki

karakteristik jika dalam pembelajaran prosesnya menggunakan media yang sesuai

dengan tingkat berpikirnya maka siswa bisa berpikir dari kongkrit menuju ke

tingkat berpikir abstrak. Dalam pembelajaran pemantulan cahaya karakteristiknya

memiliki banyak konsep-konsep yang kongkrit yang lebih mudah dipelajari

secara langsung dan ada sedikit konsep yang abstrak. Siswa dikelompokkan

berdasarkan media yang dipakai, yaitu lab riil dan lab virtuil. Rerata prestasi

Page 150: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

kognitif dan afektif siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit ternyata

lebih tinggi baik menggunakan lab riil maupun lab virtuil. Artinya media tidak

mempengaruhi prestai belaajr siswa yang berpikir kongkrit maupun abstrak. Bisa

dikatakan lab virtuil bisa menjadi media yang cocok sehingga bisa membawa

semua siswa berpikir abstark lebih baik. Sehingga tidak ada interaksi antara

kemampuan berpikir dengan media yang digunakan terhadap prestasi siswa.

5. Hipotesis 5

Berdasarkan hasil uji hipotsis 5 pada tabel 4.23 diperoleh P-value =

0.982(p < 0.05) dan pada tabel 4.24 diperoleh P-value = 0.911 (p < 0.05) maka

hipotesis H05 baik prestasi kognitif maupun afektif diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa : Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan

gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar. Hamzah B.Uno mengatakan ada tiga

tipe gaya belajar yaitu : (1) gaya belajar visual, (2) gaya belajar auditori dan ,(3)

gaya belajar kinstetik. Individu yang memiliki gaya belajar visual akan maksimal

prestasi belajarnya jika belajar menggunakan media multi-media misalnya

komputer, sedangkan individu yang memiliki gaya belajar kinestetik akan

maksimal prestasi belajarnya jika menggunakan alat-alat laboratorium. Dalam

pembelajaran pemantulan cahaya, lab virtuil yang digunakan adalah berupa

program pembelajaran interaktif dimana siswa bisa menjalankannya seperti

siswa yang melakukan pembelajaran menggunakan lab riil. Siswa yang memiliki

gaya belajar kinestetik nilai rerata kognitif maupun afektif selalu lebih tinggi baik

menggunakan lab riil maupun lab virtuil. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

Page 151: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

dipahami mengapa tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA .

6. Hipotesis 6

Berdasarkan hasil uji hipotesis 6 pada tabel 4.23 diperoleh P-value= 0.977

(P > 0.05) maka H06 (prestasi kognitif) diterima, sedangkan berdasarkan hasil

uji hipotesis 6 pada tabel 4.24 diperoleh P-value= 0.044 (P > 0.05) maka H06

(prestasi efektif) ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi

antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi

belajar kognitif tetapi ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan

gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar afektif. Kemampuan berpikir siswa

tergantung usia mereka. Semakin bertambah umur sebagian besar dari mereka

memiliki kemampuan berpikir mendekati abstrak. Sedangkan gaya belajar siswa

tidak dipengaruhi oleh usia, siswa SMP kelas VIII gaya belajarya bisa saja

visual, atau auditori atau kinestetik. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri

membutuhkan percobaan-percobaan untuk memecahkan masalah. Siswa yang

memiliki gaya belajar kinestetik lebih maksimal bekerjakan dalam melakukan

percobaan. Disetiap percobaan ternyata tidak hanya dibutuhkan kemampuan

berpikir kongkrit tetapi juga dibutuhkan kemampuan berpikir abstrak. Itu dapat

dilihat dari rerata prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstark lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampaun berpikir

kongkrit terlepas apapun gaya belajarnya. Jadi dapat disimpulkan antara

kemampuan berpikir dan gaya belajar tidak ada interaksi terhadap prestasi

kognitif. Adapun untuk prestasi belajar afektif antara kemampuan berpikir siswa

Page 152: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

dengan gaya belajar siswa saling berinteraksi itu dapat dilihat dari rerata gaya

belajar kinestetik dan kemampuan berpikir abstrak memperoleh rata-rata prestasi

afektif lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar visual dan

kemampuan berpikir konkret. Penjelasannya kerena karakter siswa berpikir kritis-

kreatif bisa terbangun lebih kuat jika siswa memiliki kemampuan berpikir abstrak.

Sedangkan karakter menghargai pendapat teman, terampil melakukan

kominikasi, berani bertanya dan bertanggung jawab bisa terbangun dalam diri

siswa yang gaya belajarnya kinestetik.

7. Hipotesis 7

Berdasarkan hasil uji hipotesis 7 pada tabel 4.23 diperoleh P-value= 0.829

(P > 0.05) dan tabel 4 .24 diperoleh P-value= 0.991 (P > 0.05) maka H07 baik

prestasi efektif maupun afektif ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada

interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar. Sudah dibahas di depan bahwa tidak hanya siswa

yang memiliki gaya belajar visual yang bisa maksimal menggunakan media lab

virtuil tetapi juga siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik karena lab virtuil

yang digunakan berupa program pembelajaran interaktif. Karena media yang

digunakan sesuai dengan tingkat berpikir siswa maka siswa SMP kelas VIII yang

masih memiliki tingkat berpikir skematis bisa juga memikirkan tidak hanya

kongkrit tetapi juga abstrak. Jika dilihat rerata siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kongkrit dan gaya belajar kinestetik ternyata memiliki rerata yang selalu

lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak dan

Page 153: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

gaya belajar visual baik menggunakan lab riil maupun lab virtuil. Sehingga dapat

dipahami jika tidak ada interaksi antara media belajar, kemampuan berpikir

siswa dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian sudah dirancang dan dipersiapan dengan sebaik mungkin.

Persiapan tersebut antara lain sebagai berikut: pembuatan RPP yang disesuaikan

dengan silabus, merancang LKS yang menggambarkan pendakatan inkuiri,

membuatan lab virtuil yang disesuaikan dengan RPP, Membuat tes dan angket

berdasarkan kisi-kisi, mencoba lab riil, dan melatih siswa mengikuti

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Namun demikian masih ditemukan

beberapan kendala selama penelitian. Kendala tersebut disebabkan oleh beberapa

keterbatasan yang antara lain sebagai berikut:

1. Waktu pelaksanaan penelitian yang terbatas karena harus menyesuaikan

dengan jam pelajaran sesuai aturan akademik pada standar isi kurikulum

SMP Negeri 5 Yogyakarta, yaitu untuk mata pelajaran IPA kelas VIII hanya

4 jam pelajaran (@ 40 menit) tiap minggu, sehingga pembelajaran tidak

bisa terlaksana dengan optimal.

2. Siswa tidak serius mengerjakan soal-soal dalam tes kemampuan berpikir

yang materi tesnya tidak ada hubungan dengan materi yang diajarkan. Siswa

terbiasa mengerjakan soal untuk meraih nilai terbaik dalam pembelajaran.

3. Siswa tidak terbiasa mengisi angket dalam hal ini angket gaya belajar,

sehingga mereka tidak serius melakukannya

Page 154: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

4. Waktu untuk berlatihan pembelajaran berbasis pendekatan inkuiri

menggunakan lab virtuil sangat terbatas sehingga siswa belum terbisa

menjalankan program dan mengisi LKS berdasarkan data yang diperoleh

dari program lab virtuil.

5. Kesulitan bekerjasama dalam menjalankan program lab virtuil karena

dalam kelompok yang berisi 3 anak, hanya bisa menggunakan satu mouse,

dan satu layar, sangat berbeda dengan lab riil, dimana setiap siswa dalam

kelompok bisa berperan aktif

Page 155: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan ini didasari dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, hipotesis, teori yang relevan, kerangka berpikir, pengkajian

hipotesis, dan hasil analisis data yang sudah dibahas di bab sebelumnya.

Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berkut:

1. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa prestasi belajar kognitif materi

pemantulan cahaya siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta yang

menggunakan media lab riil lebih tinggi dari pada siswa yang

menggunakan media lab virtuil. Sedangkan untuk prestasi belajar afektif

tidak ada perbedaan. Dalam pemebelajaran dengan menggunakan lab riil

siswa bisa aktif terlibat dalam proses penemuan untuk memecahkan masalah

tentang pemantulan cahaya yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar siswa bisa lebih bermakna karena mereka bisa mengkaitkan konsep

yang mereka temukan dalam pembelajaran di lab riil dengan aplikasi

pemantulan cahaya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Untuk prestasi

afektif antara siswa yang menggunakan lab riil dan lab virtuil tidak

mengalami perbedaan karena dikedua media tersebut siswa bekerja

berkelompok sehingga sama-sama bisa mengembangkan karekter dan

ketrampilan sosial mereka.

134

Page 156: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

2. Dari hasil penelitian diperoleh data prestasi belajar kognitif maupun afektif

antara siswa yang memilik kemampuan berpikir abstrak dengan siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kongkrit tidak ada perbedaan. Siswa SMP

kelas VIII sesuai dengan usianya memiliki kemampuan berpikir peralihan

antara kongkrit dan abstrak. Siswa yang bisa berpikir abstrak tentu saja bisa

juga memahami konsep-konsep yang kongkrit. Karakteristik dari materi

cahaya dalam hal ini pemantulan cahaya lebih banyak ke konsep kongkrit yang

bisa diamati secara langung.

3. Dari hasil penelitian diperoleh siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

prestasi belajar kognitif maupun afektif lebih tinggi daripada siswa yang

memiliki gaya belajar visual. Siswa yang belajar dengan pendekatan inkuiri

tentu banyak melakukan kegiatan percobaan untuk menemukan sendiri

masalah-masalh yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

melakukan percobaan siswa harus banyak menyentuh alat untuk

mengoperasikan. Ciri ini dimiliki oleh siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik. Siswa yang bergaya belajar kinestetik disaat melakukan percobaan

dalam kelompoknya akan lebih banyak mengembangkan karakter dan

ketrampilan sosial dibanding siswa yang bergaya belajar visual.

4. Dari hasil penelitian diperoleh data tidak ada interaksi antara media

pembelajaran dengan kemampuan berpikir siswa terhadap prestasi belajar

kognitif dan afektif. Siswa kelas VIII SMP berdasarkan usianya memiliki

kemampuan berpikir skematik. Jika media yang dipakai dalam pembelajaran

sesuai maka siswa tersebut bisa beralih dari kemampuan berpikir kongkrit

Page 157: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

menjadi berpikir abstrak. Dibuktikan dengan data rerata prestasi kognitif dan

afektif siswa yang memiliki kemampuan berpikir kongkrit ternyata lebih

tinggi dibanding siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstark baik yang

menggunakan lab riil maupun lab virtuil. Artinya lab virtuil bisa menjadi

media yang cocok sehingga bisa membawa siswa yang masih berpikir

kongkrit menjadi mampu berpikir abstrak lebih baik.

5. Dari hasil penelitian diperoleh data tidak ada interaksi antara media

pembelajaran dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar baik

kognitif maupun afektif. Dapat dibuktikan dari rerata prestasi kognitif dan

afektif siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik selalu lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual, baik yang

menggunakan lab riil maupun lab virtuil. Dalam pembalajaran pemantulan

cahaya, lab virtuil yang digunakan adalah berupa program pembelajaran

interaktif dimana siswa bisa menjalankannya seperti siswa yang melakukan

pembelajaran menggunakan lab riil. Siswa bisa mengembangkan karakter

maupun ketrampilan sosial dengan menggunakan media lab riil maupun lab

virtuil.

6. Dari hasil penelitian diperoleh data tidak ada interaksi antara kemampuan

berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif

tetapi ada interaksi antara kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar afektif. Dapat dibuktikan rerata prestasi belajar

kognitif siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak lebih tinggi dari

pada siswa yang memiliki kemampaun berpikir kongkrit baik yang memiliki

Page 158: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

gaya belajar kinestetik maupun visual. Pembelajaran dengan pendekatan

inkuiri membutuhkan percobaan-percobaan untuk memecahkan masalah.

Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik tidak hanya harus memiliki

kemampuan berpikir kongkrit, dengan kemampuan berpikir abstrakpun prestasi

belajarnya selalu lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belaajr

visual yang memiliki kemampuan berpikir abstrak maupun kongkrit. Dalam

pembelajarn dengan percobaan untuk menemukan sendiri jawaban dari

masalah yag ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa tidak hanya

membutuhkan kemampuan berpikir kongkrit tetapi juga kemampuan berpikir

abstrak. Adapun untuk prestasi belajar afektif antara kemampuan berpikir

siswa dengan gaya belajar siswa saling berinteraksi itu dapat dilihat dari

rerata gaya belajar kinestetik dan kemampuan berpikir abstrak memperoleh

rata-rata prestasi afektif lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki gaya

belajar visual dan kemampuan berpikir konkret. Penjelasannya karena karakter

siswa berpikir kritis-kreatif bisa terbangun lebih kuat jika siswa memiliki

kemampuan berpikir abstrak. Sedangkan karakter menghargai pendapat teman,

terampil melakukan komunikasi, berani bertanya dan bertanggung jawab bisa

terbangun dalam diri siswa yang gaya belajarnya kinestetik.

7. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa tidak ada interaksi antara media

belajar, kemampuan berpikir siswa dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar kognitif maupun afektif. Rerata siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kongkrit dan gaya belajar kinestetik ternyata memiliki

rerata yang selalu lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan

Page 159: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

berpikir abstrak dan gaya belajar visual baik menggunakan lab riil maupun

lab virtuil. Sudah dibahas di depan bahwa tidak hanya siswa yang memiliki

gaya belajar visual yang bisa maksimal menggunakan media lab virtuil tetapi

juga siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik karena lab virtuil yang

digunakan berupa program pembelajaran interaktif yang dibuat sedemikian

sehingga siswa seperti melakukan percobaan dengan media lab riil. Karena lab

virtuil yang digunakan sesuai dengan tingkat berpikir siswa maka siswa SMP

kelas VIII yang masih memiliki tingkat berpikir skematis bisa juga

memikirkan tidak hanya kongkrit tetapi juga abstrak. Karakter dan ketrampilan

sosial juga bisa dikembangkan oleh semua siswa dengan media lab riil maupun

lab virtuil, baik untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik maupun

visual.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

a. Media lab riil dapat diterapkan pada pembelajaran IPA di SMP materi

pemantulan cahaya sehingga mempermudah siswa mempelajari dan

menguasai materi tersebut. Hasil penelitian ini kan menunjukan bahwa media

lab riil lebih baik digunakan daripada lab virtuil karena rerata prestasi belajar

kognitif lebih tinggi dibandingkan rerata prestasi kognistf siswa yang

menggunakan media lab virtuil.

Page 160: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

b. Pretasi belajar siswa dapat di upaya meningkat dengan memperhatikan gaya

belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik memiliki rerata yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang

memiliki gaya belajar visual.

2. Implikasi Praktis

a. Media lab riil sebaiknya digunakan dalam pembelajaran materi pemantulan

cahaya, karena berdasarkan hasil penelitian rerata prestasi belajar kognitif

siswa yang menggunakan media lab riil lebih tingi dibandingkan yang

mengunakan lab virtuil. Akan tetapi media lab virtuil bisa menjadi pilihan

alternatif untuk pembelajaran pada materi yang lain.

b. Gaya belajar siswa sebaiknya diperhatikan dalam pemebalajaran materi

pemantulan cahaya, karena siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

mempunyai prestasi kognitif yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki

gaya belajar visual. Siswa yang memiliki gaya belajar visual dilatih agar bisa

memiliki gaya belajar kinestetik

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi maka diberikan beberapa saran

yaitu sebagai berikut:

1. Kepada peneliti

a. Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang merupkaan faktor

internal dan eksternal yang dimungkinkan akan mempengaruhi prestasi belajar

siswa

Page 161: TESIS - Digital Library UNS · PDF file2. FPMIPA USD Yogyakarta Pendidikan Fisika 1993 S.Pd ... (Pembelajaran IPA pada Materi Pemantulan Cahaya Kelas VIII Semester ... RPP Riil-2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

b. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan media pembelajaran

yang lain yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran IPA

yang akan digunakan.

2. Kepada Guru IPA

Sebelum menggunakan pendekatan inkuiri dengan lab riil maupun virtuil,

untuk konsep-konsep IPA yang banyak memiliki aplikasi dalam kehidupan sehari-

hari, guru perlu melakukan hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan RPP yang sesuai dengan silabus yang sudah disertai karakter yang

harus dikembangkan dalam pembelajaran, menyusun LKS yang mencerminkan

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, menyiapkan lab riil maupun lab

virtuil sesuai dengan RPP dan LKS yang sudah disusun sebelumnya,

membuat kelompok kerja siswa yang heterogen, mengecek kerja baik lab riil

maupun lab virtuil, mencoba pembelajaran dengan semua perangkat yang

sudah disiapkan.

b. Memberi tes angket gaya belajar siswa agar guru bisa mengetahui gaya belajar

yangdimiliki siswa. Melatih siswa yang memiliki gaya belajar visual agar bisa

memiliki gaya belajar kinestetik.