skripsi - usd
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS FAKTA DAN OPINI TEKS
IKLAN DI SURAT KABAR PADA SISWA KELAS IX
SMP KANISIUS PAKEM YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Skripsi ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
oleh:
Rosalia Fibi Etika Sari
NIM 131224032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS FAKTA DAN OPINI TEKS
IKLAN DI SURAT KABAR PADA SISWA KELAS IX
SMP KANISIUS PAKEM YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Skripsi ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
oleh:
Rosalia Fibi Etika Sari
NIM 131224032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini saya persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah menunutun langkah hidupku,
mendengar keluh kesahku dan selalu memberikan kekuatan dalam hidupku.
Kedua orang tuaku Bapak Paulus Miki Tulabi dan Ibu Florentina Sri Farisfiah
yang telah merelakan segalanya untuk pendidikanku.
Bagiku merekalah harta terbesar yang Tuhan berikan kepadaku.
Cinta, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan, kerja keras, ketulusan dan
kepedulian yang selalu ku kenang dari mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun itu di bawah langit ada waktunya”.
(Pengkotbah 3:1)
“Aku selalu menunggu di depan pintu untuk mendapatkan masa depanku. Aku selalu
mengetuk, mengetuk dan mengetuk supaya aku dibukakan pintu masa depan. Usaha,
doa, keyakinan, kesabaran adalah cara yang dilakukan tanpa henti untuk
mencapainya”.
(Penulis)
“Kegagalan terbesar sejatinya berasal dari diri sendiri dan pencapaian terbesar
juga didapat dari keteguhan diri sendiri”.
(Penulis)
“Bersabarlah dengan segala hal, tapi terutama bersabarlah terhadap dirimu.
Jangan hilangkan keberanian dalam mempertimbangkan ketidaksempurnaanmu,
tapi mulailah untuk memperbaikinya – mulailah setiap hari dengan tugas yang
baru.”
St. Fransiskus dari Sales
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Sari, Rosalia Fibi Etika. 2018. Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching
And Learning terhadap Pembelajaran Membaca Kritis Fakta Dan Opini
Teks Iklan Di Surat Kabar Pada Siswa Kelas IX SMP Kanisius Pakem
Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. PBSI, FKIP, Universitas
Sanata Dharma: Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendekatan Contextual
Teaching and Learning terhadap pembelajaran membaca kritis fakta dan opini
teks iklan di surat kabar pada siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual memberikan penekanan
bersifat nyata. Peneliti menggunakan tujuh komponen utama pendekatan
kontekstual ke dalam pembelajaran yang meliputi, konstruktivisme, inkuiri,
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian nyata.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen berbentuk Quasi
Eksperimental Desaign Type Noneguivalent Control Group Desaign yang
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen diberi perlakuan menggunakan CTL, sedangkan kelompok kontrol
menggunakan metode guru. Variabel penelitian ini terdiri variabel bebas yaitu
CTL, dan variabel terikat yaitu kemampuan membaca kritis fakta dan opini teks
iklan di surat kabar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX A
dan IX B SMP Kanisius Pakem, Sleman Yogyakarta dengan masing-masing kelas
sebanyak 20 siswa. Metode pengumpulan data yaitu observasi untuk mengetahui
tentang proses pembelajar, wawancara untuk mengetahui proses belajar, dan tes
untuk mengetahui hasil proses pembelajaran. Teknik analisis data menggunakan
statistik deskriptif dengan membandingkan nilai rata- rata post test kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas penerapannya
dibuktikan dengan nilai signifikasi dalam uji-T pada perbedaan nilai pasca-tes
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu1.938 dan 3.185. Hal ini
membuktikan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning
efektif diterapkan dalam pembelajaran keterampilan membaca teks iklan fakta dan
opini di surat kabar siswa karena nilai t lebih besar dari 0,05. Hal tersebut
ditunjukkan melalui hasil uji-T, diperoleh hasil thitung > ttabel, yakni 3.185 > 2,101
yang berarti hipotesis diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan strategi CTL lebih baik dalam mengembangkan kemampuan
membaca kritis dibandingkan dengan metode guru. Perbedaan penerapan
pendekatan CTL kemampuan membaca kritis antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol terlihat pada indikator yaitu (1) Menjelaskan pengertian dan cara
membaca kritis, (2) Menganalisis fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar
dengan membaca kritis, (3) Mengkritisi isi iklan yang terdapat dalam surat kabar.
Kata kunci: Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Pembelajaran
Membaca Kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Sari, Rosalia Fibi Etika. 2018. Effectiveness of Contextual Teaching Approach
And Learning of Learning Critical Reading Facts And Opinions
advertisement texts in newspapers of student class IX SMP Kanisius Pakem
Yogyakarta Academic Year 2017/2018. PBSI, FKIP, Sanata Dharma
University: Yogyakarta.Thesis. PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma:
Yogyakarta.
This study Effectiveness of Contextual Teaching Approach And Learning of
Learning Critical Reading Facts And Opinions advertisement texts in newspapers
of student class IX SMP Kanisius Pakem Yogyakarta. This study uses a factual
emphasis contextual approach. Researcher uses seven main components of a
contextual approach into learning includes constructivism, inquiry, question,
community learning, modeling, reflection and factual assessment.
This research is an experimental study in the form of Quasi Experimental
Design Type Noneguivalent Control Group Design using experimental group and
control group. The experimental group was treated using CTL, while the control
group used the teacher method. Variable of this research consist of independent
variable that is CTL, and dependent variable that is ability to read critical fact and
opinion of advertisement text in newspaper. The population in this study were all
students of class IX A and IX B SMP Kanisius Pakem, Sleman Yogyakarta with
each class as many as 20 students. The method of collecting the data are
observations to know about the process of learning, interviews to know the
learning process, and tests to determine the outcomes of the learning process. The
technique of analyzing the data used descriptive statistics by comparing the mean
of post test of control group and experiment group.
The results of this study show there is application of CTL to the ability of
critical facts and opinions reading of advertisement text in newspapers class IX
SMP Kanisius Pakem, Sleman Yogyakarta. It is shown through t-test results,
obtained tcount> ttable, ie 3.185> 2.101 which means the hypothesis is accepted.
These results indicate that learning using CTL strategies is better at developing
critical reading skills than teacher methods. Differences in the application of the
CTL approach to critical reading between the experimental class and the control
class are shown in the indicators that are (1) Explain the meaning and the critical
reading, (2) Analyze the facts and opinions in the ad text in newspapers by
reading critically, (3) Criticize the advertisement content contained in the
newspaper.
Keywords: Contextual Teaching and Learning Approach (CTL), Critical Reading
Ability.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Bapa di surga yang telah melimpahkan berkat dan kasih-
Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi berjudul Efektivitas
Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini
Melalui Teks Tajuk Rencana Siswa Kelas IX SMP Strada Santa Maria 1
Tangerang. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan
Universitas Sanata Dharma (USD).
Penulis menyadari bahwa skripsi ini terwujud bukan semata-mata karena kerja
penulis sendiri, melainkan berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi Ph.D., selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
2. Rishe Purnama D, S.Pd., M.Hum., selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan perhatian dan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi.
3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dengan sabar, teliti dan
selalu memberikan saran kepada penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih sudah mengantarkan saya ke
gerbang masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
4. Dr.Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing II dengan sabar,
teliti dan menjadi tempat mencurahkan kebimbangan ketika peneliti merasa
bingung dengan skripsinya.
5. Segenap dosen PBSI yang dengan kesabaran dan kesetiaan dalam mendidik
dan mendampingi peneliti selama menempuh ilmu di PBSI.
6. R. Marsidiq, karyawan seketariat PBSI yang dengan sabar dan teliti membantu
memperlancar peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Adrias Indra Purnama, S.T., S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Kanisius
Pakem, Sleman, Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian
ini berjalan dengan baik.
8. Bernadeta Tri S, S.Pd, selaku guru bahasa Indonesia kelas IX yang telah
membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.
9. Siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta yang mendukung
penelitian ini.
10. Kedua orang tuaku, Bapak Paulus Miki Tulabi dan Ibu Florentina Sri Parisfiah
yang telah sabar mendampingiku sampai sekarang dan selalu memberikan
dukungan doa, dorongan dan semangat baik material maupun moral dalam
menyelesaikan perkuliahan ini.
11. Ignasius Riatmoko dan Chrisvina Herlina Siswati sebagai orang tuaku kedua
saat belajar di kota Yogyakarta yng selalu memberikanku dukungan doa,
dorongan dan semangat baik dalam menyelesaikan perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
12. Vinsentius Riawan yang tidak lelah memberikan dukungan, motivasi, tawa,
dan penuh dengan kesabaran menjadi tempat berbagi suka duka selama
mengerjakan skripsi.
13. Sahabat-sahabatku, Elisabet Riski Titasari, Cicilia Kumara Sari, Thresia
Juwita, yang telah menjadi tempat bertukar pikiran, memberikan semangat
selama perkuliahan dan persahabatan yang indah ini. Semoga kenangan manis
ini tidak akan pernah terlupakan.
14. Yunita Rahmawati, Paula Ella Kusuma Dewi dan Etheldredha Tiara
Wuryaningtyas yang telah menjadi tempat bertukar pikiran, memberikan
semangat selama perkuliahan dan persahabatan yang indah ini. Semoga
kenangan manis ini tidak akan pernah terlupakan.
15. Teman-teman PBSI 2013 yang tidak dapat disebutkan satu per satu terima
kasih atasa kerja samanya, perhatiannya dan persahabatannya selama ini.
16. Semua Pihak yang hadir di dalam hidupku terima kasih atas pengalaman yang
luar biasa yang sudah diberikan.
Harapan penulis semoga segala bantuan dan dukungan serta doa telah
diberikan dapat memicu penulis untuk semakin yakin menjadi guru Bahasa
Indonesia. Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Meskipun demikian, penulis berharap skripsi ini memberikan manfaat
bagi pembaca. Terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................... 7
1.4 Manfaat Masalah ................................................................................... 7
1.5 Batasan Istilah ....................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan ........................................................................ 10
2.2 Pendekatan, Metode, dam Teknik ......................................................... 12
2.3 Pendekatatan Contextual Teaching And Learning (CTL) ..................... 13
2.3.1 Karakteristik Contextual Teaching And Learning (CTL).......... 14
2.3.2 Penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning
di kelas ..................................................................................... 15
2.3.3 Model CTL Bahasa Indonesia .................................................. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.3.4 Penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia .................... 21
2.4 Pendekatan Pembelajaran Konvesional .............................................. 23
2.5 Membaca ............................................................................................. 25
2.5.1 Tujuan membaca ...................................................................... 25
2.5.2 Aspek- aspek Membaca ........................................................... 26
2.5.3 Membaca Kritis ......................................................................... 27
2.4.3.1 Tahap Metode Membaca Kritis ......................................... 28
2.4.3.2 Indikator Membaca Kritis .................................................. 31
2.6 Fakta dan Opini ..................................................................................... 31
2.7 Iklan ..................................................................................................... 31
2.8 Pelaksanaan Pembelajaran Membaca kritis Dengan Pendekatan CTL . 32
2.8 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Konvesional ............. 33
2.9 Kerangka berpikir................................................................................. 34
2.10 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................................... 38
3.2 Jenis Penelitian ..................................................................................... 38
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 39
3.3.1 Populasi Penelitian ................................................................... 40
3.3.2 Sampel Penelitian ..................................................................... 40
3.4 Prosedur Penelitian................................................................................ 41
3.4.1 Tahap Pertama, Pra-eksperimen ............................................... 41
3.4.2 Tahap Kedua, Eksperimen ........................................................ 42
3.4.3 Tahap Ketiga, Post-eksperimen ................................................ 42
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 42
3.5.1 Observasi ................................................................................... 43
3.5.2 Wawancara ................................................................................ 44
3.5.3 Tes ............................................................................................. 45
3.6 Instrumen penelitian ........................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.6.1 pengembangan Instrumen ........................................................... 46
3.6.2 Uji Validaasi Intrumen ............................................................... 46
3.6.3 Uji Realibilitas Instrumen Penelitian ......................................... 47
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................... 48
3.7.1 Penerapan Tekniik Analisis Data .............................................. 50
3. 7.2 Persyaratan Anaalisis Data ....................................................... 51
3.8 Uji- T .................................................................................................... 52
3.9 Hipotesis Statistik ................................................................................ 53
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Sekolah .................................................................... 54
4.1.1 Visi SMP Kanisius Pakem .......................................................... 54
4.1.2 Misi SMP Kanisius Pakem ......................................................... 54
4.2 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 58
4.3 Data data penelitian ............................................................................. 59
4.3.1 Data Hasil Pengamatan ............................................................... 60
4.3.2 Data Hasil Treatment ................................................................... 62
4.3.2.1 Data Hasil Perlakuan Kelompok Kontrol dan Eksperimen 63
4.4 Deskripsi Penelitian ............................................................................. 66
4.4.1 Pertemuan Pre-test Kelas Kontrol dan Eksperimen..................... 66
4.4.2 Pertemuan Post test Kelas Kontrol dan Eksperimen.................... 67
4.5 Analisis Data Kelas Kontrol dan Eksperimen ...................................... 70
4.5.1 Data Hasil Pre- test Kontrol dan Eksperimen .............................. 71
4.5.2 Data Hasil Post- test Kontrol dan Eksperimen ............................ 72
4.6 Analisis Normalitas dan Homogenitas Varian ...................................... 74
4.6.1 Uji Normalitas ............................................................................... 75
4.6.2 Uji Homogenitas Varian ............................................................... 79
4.6.3 Uji Hipotesis ................................................................................ 80
4.6.3.1 Uji-t Nilai Pre- test dan Post- Test Kelompok Kontrol dan
Eksperimen .................................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.7 Hipotesis Statistik ................................................................................. 83
4.7.1 Hasil Hipotesis ............................................................................. 83
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................... 85
5.2 Implikasi ............................................................................................... 88
5.3 Saran ...................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 90
LAMPIRAN ............................................................................................... 93
BIODATA PENULIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan CTL ...................... 19
Tabel 3.1 Desain Kelompok Kontrol dan Kelmpok Eksperimen ............... 37
Tabel 3.1 PAP Tipe 1 ................................................................................. 47
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca Kritis ....................... 48
Tabel 4.1 Jadwal Mengajar kelas Eksperimen dan kontrol ........................ 60
Tabel 4.2 Skor Nilai Pre- Test Kelompok Kontrol ..................................... 61
Tabel 4.3 Skor Nilai Post- Test Kelompok Kontrol .................................... 62
Tabel 4.4 Skor Nilai Pre- Test Kelompok Eksperimen .............................. 63
Tabel 4.5 Skor Nilai Pre- Test Kelompok Eksperimen .............................. 64
Tabel 4.6 Nilai Tertinggi dan Rendah Pre- Test dan Post-Test Kelas Eksperimen
kontrol ........................................................................................................ 65
Tabel 4.7 Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen ................................ 76
Tabel 4.8 Uji Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen ................................ 77
Tabel 4.9 Uji Normalitas Pre-test Kelas Kontrol ....................................... 78
Tabel 4.10 Uji Normalitas Post-test Kelas Kontrol ................................... 79
Tabel 4.11 Uji Homogenitas Kelas Kontrol ................................................ 80
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ......................................... 80
Tabel 4.13 Uji-t Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen ..... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Nilai Mean Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol dan
Eksperimen .............................................................................. 67
Diagram 4.2 Nilai Pre-test Kelas Kontrol dan Eksperimen ........................ 72
Diagram 4.3 Nilai Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen ...................... 73
Diagram 4.4 Perbedaan Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol dan
Eksperimen ............................................................................. 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki dasar yang harus dinilai, yaitu
keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Keempat
keterampilan tersebut wajib dimiliki oleh setiap peserta didik. Permasalahannya
ialah, banyak diantaranya yang memiliki kelemahan dalam hal membaca. Pada
hakikatnya membaca merupakan kegiatan yang sangat penting dan wawasan
yang belum kita ketahui akan tersedia ketika kita membaca buku. Membaca
merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dengan membaca
seseorang dapat memeroleh informasi maupun pengetahuan yang belum dimiliki.
Membaca adalah salah satu kegiatan yang pasti dilakukan dalam pertemuan
pembelajaran Bahasa Indonesia. Namun, tidak semua kegiatan belajar di sekolah
dapat diikuti dengan baik oleh siswa. Pada tahun 2006 berdasarkan data Badan
Pusat Stastistik menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan
kegiatan membaca sebagai sumber data yang dilansir Organisasi Pengembangan
Kerjasama Ekonomi (OECD), budaya baca masyarakat Indonesia menempati
posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur. Selanjutnya tahun 2011
berdasarkan survei United Nations Educational, Scientific dan Cultural
Organization (UNESCO) rendahnya minat baca ini, dibuktikan dengan indeks
membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 (dari seribu penduduk, hanya ada
satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi). Survei selanjutnya, pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tahun 2012 Indonesia menempati posisi 124 dari 187 negara dunia dalam
penilaian indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya terpenuhinya
kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan
„melek huruf „. Indonesia sebagai negara berpendudukan 165,7 juta jiwa lebih,
hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta pertahun. Itu artinya, rata-
rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang (Mardiah,
bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/, 3/12/2017).
Sesuai dengan penjelasan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa
budaya membaca memang belum menjadi budaya bangsa Indonesia. Jadi, tidak
mengherankan bila Indonesia kurang memiliki sumber daya manusia yang baik
karena rendahnya minat baca. Minat baca juga dapat menentukan kualitas sumber
daya manusia. Bukti penelitian di atas dapat menjadi acuan bagi kita, bahwa
memang saat ini kualitas membaca siswa masih sangat kurang. Kemampuan
membaca dapat dilatih dengan kebiasaan membaca. Siswa yang kurang gemar
membaca kemungkinan tidak akan terlalu kesulitan dalam memahami suatu
bacaan pada saat menemukan kosakata yang belum pernah ia baca ataupun ia
dengar sebelumnya. Henry Guntur Tarigan (2008: 7) menyatakan bahwa
membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata/ bahasa tulis.
Penelitian yang dilakukan oleh Solang (2008: 37) dalam artikel berjudul
“Latihan Keterampilan Intelektual dan kemampuan pemecahan masalah secara
kreatif” disebutkan bahwa keterampilan berpikir analitik, sintetik, praktikal, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dirajutkan kedalam mata pelajaran bahasa Indonesia dalam konten membaca.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa secara produktif dapat digunakan untuk
memecahkan permasalahan yang terkandung dalam bacaan, yang memicu
keberanian siswa mengugkapkan gagasan yang bersifat orisinal, baru, dan
berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
dengan membaca seorang dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya untuk
memecahkan masalah dan mengungkapkan pemikiran kritis dari pembaca.
Bagi siswa di sekolah, kegiatan membaca merupakan suatu kegiatan yang
membosankan dan membuang waktu. Mereka lebih tertarik dengan hal-hal yang
bersifat menyenangkan. Selain itu, ketika anak melakukan kegiatan membaca
mereka sekadar membaca bukan mengkritisi isi bacaan. Dalam kegiatan membaca
supaya bisa memperoleh informasi yang jelas, para siswa harus membaca bacaan
dengan kritis. Membaca kritis diperlukan untuk lebih meningkatkan pemahaman
siswa terhadap suatu bacaan. (Soedarsono 1989: 71) mengatakan bahwa membaca
kritis (critical reading) adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan
menilainya. Pembaca tidak sekadar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama-
sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Kita membaca dengan
nuansa dan arti. Membaca secara kritis berarti kita harus membaca secara analisis
dan dengan penilaian. Salah satu masalah dalam membaca kritis yaitu
membutuhkan suatu pengetahuan konteks yang mendalam.
Dalam membaca kritis orang bukan hanya ingin mengetahui isi bacaan, tetapi
juga ingin menilainya. Kemampuan menilai pada seseorang tentu tidak sama,
yaitu berdasarkan latar belakang pendidikan, usia, pengalaman, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kepribadiannya. Namun pada umumnya setiap orang menilai sesuatu secara
umum bila daya nalarnya cukup berkembang. Problem utama pembelajaran
membaca di sekolah saat ini adalah bahwa pembelajaran membaca masih
dilaksanakan secara tidak teratur. Kebiasaan buruk telihat dari kenyataan bahwa
pembelajaran membaca kritis kurang sekali dilaksanakan untuk mendorong siswa
agar memiliki kecepatan dan gaya membaca yang tepat. Dampaknya adalah
bahwa siswa hanya memiliki kecepatan membaca yang rendah bahkan, diikuti
pula oleh tingkat pemahaman yang rendah pula. Hasilnya, berbagai penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan efektif membaca siswa dari jenjang sekolah
dasar hingga perguruan tinggi sangat rendah.
Pembelajaran adalah siswa dengan asas pendidikan dan teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (dalam
Syaiful Sagala 2006: 61) mengajar bukan persoalan menceritakan, belajar bukan
konsekuensi otomatis dari penuangan informasi kedalam benak siswa. Belajar
merupakan keterlibatan mental dan diri sendiri. Dalam keaktifan siswa belajar
sangat diperlukan siswa mampu berpikir kritis dalam membaca bacaan. Proses
belajar memerlukan metode yang tepat, kesalahan menggunakan metode dapat
menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan dampak lain dalam
membaca kritis siswa sangatlah kurang dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal
tersebut siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal dari guru. Pembelajaran
berpusat pada guru dan klasikal. Selain itu, siswa kurang membaca kritis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kurang sekali siswa menyampaikan ide untuk mempertanyakan bagaimana isi
bacaan yang dilontarkan pada guru. Dari beberapa model pembelajaran yang
menarik untuk memicu peningkatan penalaran siswa yaitu menggunakan
pendekatan contextual teaching and learning (CTL). Pendekatan merupakan
pendekatan yang membantu guru dalam mengaitkan materi yang diajarkan dengan
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
dengan yang dimilikinya dengan penerapannya yang dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat (Depdiknas 2002: 1). Belajar dengan contextual teaching and
learning (CTL) akan mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca
kritis serta mengambil keputusan secara objektif dan rasional. Disamping itu
mampu mengembangan kemampuan berpikir kritis, logis dan analisis. Karena
siswa harus dilatih dalam dan membiasakan berpikir kritis dan mandiri. Dengan
seringnya membaca, maka siswa makin terbuka dalam memperoleh tambahan
sejumlah kata-kata dan memperkaya kata serta wawasan pengetahuan dan
pengalaman.
Iklan adalah berita berupa pesanan untuk mendorong membujuk khalayak
ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Iklan juga dapat
diartikan pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual,
dipasang dalam media massa seperti surat kabar dan majalah atau tempat-tempat
umum. Ada bermacam-macam jenis iklan, misalnya iklan baris dan iklan kolom.
Hampir semua koran atau majalah menyediakan ruang untuk memuat iklan.
Dengan demikian setiap hari kita akan dapat menemukan informasi baru berupa
penawaran produk, jasa, lowongan kerja atau informasi yang lain dalam kolom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
iklan. Hal ini sebagai indikator bahwa pembelajaran membaca kritis dapat
diterapakan dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Oleh
sebab itu dalam penelitan ini siswa diajak untuk mengkritis fakta dan opini yang
terdapat dalam iklan.
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivisme),
bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning
Comunity), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection), dan penilaian
sebenarnya (Authentic Assessment). Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami sendiri, bukan transfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru
adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Tugas guru mengelola kelas sebagai
sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi
anggota kelas (siswa).
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan perbaikan pembelajaran yaitu dengan
menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk
membantu siswa mengatasi kesalahan dalam menyelesaikan soal mengkritisi teks
iklan di surat kabar. Adanya keragaman model pembelajaran contextual teaching
and learning (CTL) dalam kurikulum KTSP menuntut keaktivitasan seorang guru
dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat agar memudahkan siswa untuk
mengembangakan membaca kritis. Berkaitan dengan hal ini, peneliti ingin
melakukan penelitian tentang efektivitas pendekatan contextual teaching and
learning dalam membaca kritis pada pembelajaran bahasa Indonesia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
meningkatkan keterampilan berbahasa dalam aspek membaca. Berdasarkan
alasan-alasan tersebut, penelitian ini membuat dan memberi judul “Efektivitas
Pendekatan Contextual Teaching And Learning dalam Pembelajaran Membaca
Kritis Fakta dan Opini Teks Iklan di Surat Kabar Pada Siswa kelas IX SMP
Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah yang ingin
dirumuskan oleh peneliti bagaimana efektivitas pendekatan contextual teaching
and learning dalam pembelajaran membaca kritis fakta dan opini teks iklan di
surat kabar pada siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran
2017/2018?
1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, untuk mengetahui
efektivitas pendekatan contextual teaching and learning dalam pembelajaran
membaca kritis fakta dan opini teks iklan di surat kabar pada siswa kelas IX SMP
Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis dari Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya meningkatkan
pembelajaran membaca kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.4.2 Manfaat Praktis dari Penelitian
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam lingkup
sejenis. Bagi guru hasil penelitian ini dapat digunakan atau dimanfaatkan
oleh guru bahasa Indonesia bagi pendoman untuk lebih meningkatkan
minat membaca para siswa. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
membantu dalam mengatasi siswa berdasarkan masalah yang dihadapi
ketika membaca, khususnya dalam membaca kritis.
Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
atau bahan masukan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kemampuan
memahami bacaan, dengan membaca kritis. Dalam belajar siswa
mendapatkan motivasi dan prestasi belajar meningkat dengan adanya
efektivitas contextual teaching and learning dan hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam program, pembelajaran membaca lebih
lama. Karena dapat memacu siswa berpikir kritis dan kreatif. Implementasi
CTL pada pembelajaran membaca, dapat membuat pembelajaran lebih
kreatif, dan menuntut siswa untuk lebih berpikir kritis. Artinya siswa di
pacu untuk menghubungkan antara materi dengan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran bahasa Indonesia guru harus dapat menciptakan berbagai
strategi pembelajaran yang inovatif sehingga siswa semakin berantusias
mengikuti pembejaran.
1.3 Batasan Istilah
Istilah yang perlu dibatasi dalam penelitian ini yaitu membaca kritis dan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a. Membaca kritis adalah membaca dengan bertujuan utuk mengetahui fakta
yang terdapat bacaan kemudian memberikan penilian terhadap fakta itu.
b. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sistem pembelajaran
yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang
mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan
konteks kehidupan sehari-hari peserta didik agar informasi yang diterima
tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan,
tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati
dan diterapkan dalam tugas pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada landasan teori akan dipaparkan teori-teori yang berhubungan
langsung dengan judul dan masalah yang akan diteliti. Ini merupakan
pengembangan dari batasan istilah yang telah dibuat oleh peneliti. Selain itu
dalam landasan teori ini akan dipaparkan peneliti yang relevan terlebih dahulu.
2.1 Penelitian Relevan
Ada dua penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan penelitian yang
dilakukan peneliti masih relevan untuk dilaksanakan. Pertama, yaitu penelitian
yang dilakukan dilakukan oleh M. Iqbal Jamaluddin (2015) dan penelitian yang
kedua yang dilakukan oleh Saimin (2014).
Penelitian yang dilakakukan oleh M. Igbal Jamaluddin (2015) berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) pada
Hasil Belajar Siswa yang Kompetensi Dasar Menerapkan Gerbang Dasar
Rangkaian Logika di SMK Negeri 7 Surabaya Tahun 2015”. Pada pembelajaran
menerapkan macam- macam gerbang rangkaian logika yang perlu penalaran yang
baik, sehingga dibutuhkan penerapan model pembelajaran yang efisien dan efektif
dalam membantu siswa memahami apa yang dipelajarinya. Adapun penerapan
model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) cara untuk
membantu otak dalam menyusun pola yang mewujudkan pengertian dengan
mengaplikasikan muatan akademis pada konteks kehidupan siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran
CTL (Contextual Teaching and Learning) dengan model pembelajaran langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Seberapa besar hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran langsung
sangat penting diketahui. Kemudian kedua hasil tersebut dibandingkan untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar keduanya. Metode penelitian yang dipakai
dalam mencapai tujuan tersebut adalah eksperimen. Rancangan dalam penelitian
ini berupa quasi eksperimental design dengan desain Nonquivalent Control Group
Design.
Penelitian kedua oleh Saimin (2014) berjudul “Pengaruh Kreativitas dan
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada Kemampuan Memahami
Bacaan” penelitian ini membuktikan bahwa kebenaran hipotesis yang telah
dirumuskan, adanya pengaruh kreativitas terhadap kemampuan memahami bacaan
siswa kelas V SD Negeri Tanjung Emas, Kecamatan Nguter, Kabupaten
Sukoharjo. Dalam pengaruh penerapan model pembelajaran CTL terhadap
kemampuan memahami bacaan siswa kelas V SD Negeri se-Gugus Tanjung
Emas, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Kemampuan memahami bacaan
melalui model pembelajaran CTL lebih baik dibandingkan dengan metode
ceramah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan memakai pola penelitian eksperimen kuasi (semu) Faktorial Design atau
disingkat pola F, secara operasional peneliti menyelidiki pengaruh dari tiga jenis
variabel eksperimen, yaitu penggunaan motode pembelajaran, kreativitas, dan
kemampuan memahami bacaan.
Berdasarkan penelitian yang di atas, dapat disimpulkan bahwa (a)
keduanya sama menggunakan CTL, tetapi lebih pada model dan pembelajarannya,
(b) kedua penelitian objek penelitian lebih pada siswa SMK dan SD, (c) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
metode penelitian dengan memakai pola penelitian eksperimen kuasi (semu)
faktorial design atau disingkat pola F.
Melalui penelitian yang sudah dijabarkan dan ada beberapa yang
disimpulan. Penelitian ini merupakan penelitian baru, penelitian yang berjudul
“Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
Pembelajaran Membaca Kritis Fakta Dan Opini Teks Iklan di Surat Kabar Pada
Siswa SMP kelas IX Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018”
penelitian ini yang menitik beratkan pendekatan CTL dan pembelajaran membaca
kritis siswa. Penelitian yang akan dilaksanakan di SMP Kanisius Pakem
Yogyakarta yang akan menggunakan pengumpulan data tes.
2.2 Pendekatan, Metode, dan Teknik
Dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran di kelas, guru diharapkan
memiliki pengetahuan mengenai berbagai pendekatan, metode dan teknik yang
dapat diterapkan di kelas. Pendekatan merupakan satu kesatuan asumsi yang
korelatif yang berhubungan dengan sifat belajar mengajar menurut Anthony
(Yaumi, 2013: 231). Artinya pendekatan merupakan sudut pandang bagi para
pengajar dalam proses pembelajaran. Sebelum masuk kelas, guru sudah memiliki
tujuan mengenai proses belajar mengajar yang akan terlaksana di kelas.
Setelah itu, untuk mendukung asumsi yang sudah dibentuk, guru
menggunakan metode yang berfungsi untuk menerapkan pendekatan yang akan
digunakan. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
optimal (Yaumi, 2013: 231). Penerapan metode dalam pembelajaran adalah
teknik. Teknik merupakan implementasi yang terjadi di dalam ruang kelas
(Yaumi, 2013: 232). Teknik harus memiliki keselarasan antara pendekatan dan
metode, karena untuk melaksanakan suatu metode dengan baik, guru dapat
merancang teknik agar tujuan atau kompetensi pembelajaran berjalan dengan
maksimal.
2.3 Pendekatan Contexstual Teaching And Learning (CTL)
Contexstual Teaching And Learning (CTL) atau belajar mengajar
berdasarkan pendekatan kontektual adalah pembelajaran yang merujuk pada
keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan yang berhubungan dengan
diri pembelajar (Pranowo, 2014: 217). Menurut Jonhson (dalam Sugiyanto 2007)
CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa
melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan
keseharian mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan pemahaman
ini, hasil belajar diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga
berlangsung secara ilmiah dan mengalami secara langsung, bukan tranfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Proses pembelajaran kontekstual tersusun oleh
delapan komponen, dari delapan komponen tersebut yang sesuai dengan
kemampuan membaca kritis adalah berpikir kritis dan kreatif (applying).
Pembelajaran di sekolah hendaknya melatih siswa untuk berpikir kritis dan
kreatif, serta memberikan kesempatan untuk mempraktikkannya dalam situasi
nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Contexstual Teaching
And Learning (CTL) memiliki karakteristik untuk mengajak siswa untuk bepikir
kritis dan kreatif (Applying) akan menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa
akan menjadi peserta aktif bukan hanya pengamat yang pasif, dan bertanggung
jawab terhadap belajarnya. Maka dari itu, Penerapan pembelajaran kontekstual
akan sangat membantu guru untuk menghubungkan materi pembelajaran
membaca kritis yang dapat membuat siswa memahami bacaan dengan
memberikan tanggapan.
2.3.1 Karakteristik Contextual Teaching and Learning
Menurut Johnson (dalam Nurhadi, 2002: 14) terdapat delapan
karakteristik yang menjadi pembelajaran kontekstual, yaitu (1) melakukan
hubungan yang bermakna, (2) mengerjakan pekerjaan yang berarti, (3)
mengatur cara belajar sendiri, (4) bekerja sama, (5) berpikir kritis dan
kreatif, (6) mengasuh atau memelihara pribadi siswa, (7) mencapai standar
yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian sebenarnya.
Nurhadi (2003:20) menyebutkan dalam kontekstual mempunyai
sebelas karakteristik antara lain yaitu (1) kerja sama, (2) saling menunjang,
(3) menyenangkan, (4) belajar dengan bergairah, (5) pembelajaran
terintegrasi, (6) menggunakan berbagai sumber, (7) siswa aktif, (8) sharing
dengan teman, (9) siswa aktif, guru kreatif, (10) dinding kelas dan lorong-
lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor,
dan lain-lain, serta (11) laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi
hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Priyatni (2002: 2) menyatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan
dengan CTL memiliki karakteristik sebagai berikut. (1) Pembelajaran
dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya pembelajaran diarahkan
agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah dalam
konteks nyata atau pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam
lingkungan yang alamiah (learning in real life setting). (2) Pembelajaran
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas
yang bermakna (meaningful learning). (3) Pembelajaran dilaksanakan
dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa melalui proses
mengalami (learning by doing). (4) Pembelajaran dilaksanakan melalui
kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi (learning in a group). (5)
Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan yang lain secara
mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan (learning to knot each other deeply). (6) Pembelajaran
dilaksanakan secara aktif, kreatif, dan mementingkan kerja sama (learning
to ask, to inquiry, to York together). (7) Pembelajaran dilaksanakan dengan
cara yang menyenangkan (learning as an enjoy activity).
2.3.2 Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di
Kelas
Pembelajaran kontekstual (CTL) memiliki tujuh komponen utama,
yaitu kontruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, penilaian autentik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a. Konstruktivisme (Construktivisme)
Konstruktivisme merupakan landasan filosofi pendekatan CTL
yang menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas atau sempit.
Strategi pemerolehan pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan
seberapa banyak siswa mengingat pengetahuan. Konsep konstruktivisme
menuntut siswa untuk dapat membangun arti dari pengalaman baru pada
pengetahuan tertentu.
Priyatni (2002: 2) menyebutkan bahwa pembelajaran yang berciri
konstruktivisme menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara
aktif, kreatif, dan produktif dari pengalaman atau pengetahuan terdahulu
dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Siswa perlu dibiasakan untuk
memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan
bergelut dengan ide-ide. Siswa harus mengonstruksikan pengetahuan
dibenak mereka sendiri.
b. Inkuiri (inquiry)
Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk
pada kegiatan menemukan, apapun materinya. Inkuiri adalah siklus proses
dalam membangun pengetahuan yang bermula dari melakukan observasi,
bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Inkuiri diawali dengan pengamatan untuk memahami konsep atau
fenomena dan dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan bermakna untuk
menghasilkan temuan. Priyatni (2002: 2) menjelaskan bahwa inkuiri
dimulai dari kegiatan mengamati, bertanya, mengajukan dugaan sementara
(hipotesis), mengumpulkan data, dan merumuskan teori sebagai kegiatan
terakhir.
c. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari
“bertanya”. Bertanya merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual.
Bertanya dalam pembelajaran yang dipandang sebagai kegiatan guru untuk
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi
siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian terpenting dalam
melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali
informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan
perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Hampir semua aktivitas
belajar dapat menerapkan questioning (bertanya) antara siswa dengan
siswa, antara guru dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa
dengan orang lain dan sebagainya. Aktivitas bertanya juga ditemukan
ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui
kesulitan, ketika mengamati dan sebagainya. Kegiatan tersebut akan
menumbuhkan dorongan untuk bertanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
d. Masyarakat Belajar (leaning Community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar yang diperoleh
dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang
belum tahu. Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan
pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar.
e. Permodelan (modeling)
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan
tertentu ada model yang biasa ditiru oleh siswanya, misalnya guru
memodelingkan langkah-langkah cara menggunakan koran dengan
demontrasi sebelum siswanya melakukan suatu tugas tertentu. Dalam
pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan
dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa yang sedah kita lakukan dimasa lalu.
Refleksi merupakan respons terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan
yang baru diterima. Kunci dari semua itu adalah bagaimana pengetahuan
itu memang mengendap dibenak siswa. Siswa mencatatat apa yang sudah
dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru.
g. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perkembangan siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan
bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Apabila data
yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami
kemacetan dalam belajar. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan
keterampilan (performance) yang memperoleh siswa.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL adalah
pendekatan yang digunakan untuk membuat peserta didik menjadi aktif
dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan ini didasarkan pada situasi
maupun latar belakang dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran yang
menggunakan pendekatan CTL diawali dengan langkah-langkah
pengamatan terhadap cara belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas dapat
disusun dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 2.1
Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan CTL
Langkah- langkah Aktivitas guru dan siswa
1. Fase 1: kontruktivisme
(Cotructivisme)
a. Siswa diajak untuk aktif dalam pengatahuan
yang sudah ada.
b. Siswa pemerolehan pengetahuan baru,
Pemahaman, dan pengetahuan.
c. Menerapkan pengetahuan dan pengalaman
yang diperoleh;
2. Fase 2: Menemukan
(Inquiry)
a. Siswa menemukan fakta dan opini masalah
dalam teks iklan .
b. Siswa diajak untuk berpikir kritis dan
memecakan masalah yang terdapat dalam
Iklan pada surat kabar.
c. Siswa menjelaskan hasil yang dipikirkan
menurut pendapatnya sendiri.
3. Fase 3: Bertanya
(Questioning ) a. Siswa didorong untuk mengungkapkan
informasi yang terdapat dalam iklan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Siswa diberi kesempatan untuk menganalisis
suatu kejadian yang terdapat dalam iklan pada
surat kabar.
4. Fase 4: Masyarakat
belajar (Leaning
Community)
a. Siswa diminta untuk membentuk kelompok
kecil yang terdiri dari 4 orang anggota.
b. Dalam kelompok kecil, siswa diberi
kesempatan untuk mendiskusikan dengan
teman tentang iklan yang telah dibaca.
c. Siswa berkesempatan untuk mengungkapkan
pemasalahan yang mereka alami saat
membaca secara lisan disertai bukti dari teks
iklan.
5. Fase 5: Permodelan
(Modeling)
a. Siswa didorong untuk membaca Iklan
dengan mendatangkan lakon dengan bentuk
barang yang diiklankan.
b. Siswa membaca Iklan dari surat kabar secara
langsung.
6. Fase 6: Refleksi
(Reflekstion)
a. Siswa dan guru melakukan refleksi selama
pelajaran berlangsung.
b. Guru memberikan penguatan dan motivasi
yang berkaitan dengan pembelajaran yang
telah dilakukan.
7. Fase 7: Penilaian nyata
(Authentic
Assessment)
Siswa diberi lembar LKS untuk megerjakan
tugas.
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika
menerapkan ketujuh prinsip tersebut dalam pembelajarannya. CTL dapat
diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang
bagaimanapun keadaannya (Depdiknas, 2002 dalam Triyanto 2009: 111).
Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas yaitu (1)
kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. (2)
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik. (3)
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. (4) Ciptakan
masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). (5) Hadirnya
modal sebagai contoh pembelajaran. (6) Lakukan refleksi di akhir
pertemuan. (7) Lakukan pernilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
2.3.3 Model CTL Bahasa Indonesia
Desain pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan
pendekatan CTL dirancang berdasarkan komponen-komponen
pembelajaran pada umumnya. Yang membedakan adalah asumsi-asumsi
teoretis yang dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan pembelajaran
(Pranowo 2014: 229). Pendekatan kontekstual beramsumsi bahwa konteks
alami tempat pembelajaran merupakan pijakan utama dalam pembelajaran
dengan memperhatikan komponen pembelajaran. Dalam desain
pembelajaran yang pertama harus diperhatikan pemilihan materi
pembelajaran bahasa Indonesia harus memiliki materi yang tidak jauh dari
lingkungan hidup pembelajar. Materi dapat dikembangkan secara tematis,
misalnya materi yang bertema “lingkungan Hidup” dapat dipakai sebagai
pijakan untuk mengajarkan menyimak, membaca, maupun menulis. Materi
pembelajaran harus dikemas dalam bentuk prolem solving (pemecahan
masalah) sehingga memungkinkan pembelajar diperkenalkan dengan aneka
ragam konteks kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.3.4 Penerapan Contextual Teaching and Learning dalam
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan menanamkan bekal
keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia bukan hanya memberikan
pengetahuan. Pembelajaran bahasa Indonesia harus dibuat semenarik
mungkin agar siswa antusias mengikuti proses belajar mengajar.
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menghendaki sebuah proses
pragmatik, bukan teoritik belaka.
Pembelajaran yang memanfaatkan CTL sangat diperlukan.
Menurut Endraswara (2003: 58) pendekatan kontekstual memang cukup
strategis karena menghendaki (1) terhayati fakta yang dipelajari, (2)
permasalahan yang akan dipelajari harus jelas, terarah, rinci, (3)
pragmatika materi harus mengacu pada pemanfaatan secara konkret, dan
(4) memerlukan belajar kooperatif dan mandiri. Pedekatan CTL dapat
diterapkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada empat
aspek keterampilan yaitu membaca, berbicara, mendengarkan, dan menulis
baik dari segi berbahasa maupun bersastra.
Pada penelitian ini peneliti lebih mendalam tentang penerapan
membaca, kerena peneliti ingin melihat sejauh mana keterampilan
membaca kritis siswa di SMP. Selanjutnya penerapan CTL dalam
pembelajaran membaca menurut Komaruddin (2005: 21) adalah mengeja
atau melafalkan apa yang tertulis atau melihat serta memahami isi dari apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Dalam
pembelajaran membaca, guru dapat menciptakan masyarakat belajar di
kelas. Masyarakat belajar berfungsi sebagai wadah bertukar pikiran,
bertukar informasi, tanya jawab tentang berbagai permasalahan belajar
yang dihadapi, dan pada akhirnya dicari solusi tentang permasalahan
tersebut. Guru seharusnya menjadi model yang mendemonstrasikan teknik
membaca yang baik di kelas. Guru juga harus memonitor pemahaman
siswa. Guru harus seimbang baik posisinya sebagai pendamping siswa
maupun pengembang keterampilan siswa dalam pemahaman bacaan.
2.4 Pendekatan Pembelajaran Konvensional
Pendekatan pembelajaran konvensional atau konservatif saat ini adalah
pendekatan pembelajaran yang paling banyak dikritik. Namun pendekatan
pembelajaran ini pula yang paling disukai oleh para guru. Sebagaimana
dikatakan oleh Philip R. Wallace (dalamTriyanto 2009: 111) tentang
Pendekatan konservatif, pendekatan konvensional memandang bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarkan
materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa,
sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima.
Menurut Philip R. Wallace (dalam Triyanto 2009: 111). ) pendekatan
pembelajaran dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang konservatif
apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (a) otoritas seorang guru lebih
diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi murid-muridnya, (b) perhatian
kepada masing-masing individu atau minat siswa sangat kecil, (c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pembelajaran di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa
depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi siswa di saat ini. (d) penekanan
yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan dapat diserap oleh siswa
dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolok ukur
keberhasilan tujuan, sementara pengembangan potensi siswa diabaikan.
Menurut Ujang Sukandi (2003) mendeskripsikan bahwa pendekatan
konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan
tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui
sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses
pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Di sini terlihat bahwa
pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang
lebih banyak didominasi gurunya sebagai “transfer” ilmu, sementara siswa
lebih pasif sebagai “penerima” ilmu.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendekatan konvensional dapat
dimaknai sebagai pendekatan pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada
guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa, metode
pembelajaran lebih banyak menggunakan ceramah dan demonstrasi, dan
materi pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensi.
Sumber belajar dalam pendekatan pembelajaran konvensional lebih
banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru
atau ahli. Sumber inilah yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Oleh
karena itu, sumber belajar (informasi) harus tersusun secara sistematis
mengikuti urutan dari komponen-komponen yang kecil ke besar dan biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
bersifat deduktif. Oleh sebab itu, pembelajaran diartikulasikan menjadi tujuan
yang berupa prilaku yang berkesinambungan. Apa yang terjadi selama proses
belajar dan pembelajaran jauh dari upaya untuk terjadinya pemahaman. Siswa
dituntut untuk menunjukkan kemampuan menghafal dan menguasai potongan-
potongan informasi sebagai prasyarat untuk mempelajari keterampilan-
keterampilan yang lebih kompleks. Artinya bahwa siswa yang telah
mempelajari pengetahuan dasar tertentu, maka siswa diharapakan akan dapat
menggabungkan sub-sub pengetahauan tersebut untuk menampilkan prilaku
(hasil) belajar yang lebih kompleks.
2.5 Membaca
Membaca menurut Nurhadi (2016: 2) menyatakan bahwa kegiatan memaami
makna yang terdapat dalam tulisan. Berikut ini definisi membaca menurut para
ahli membaca adalah sebuah proses berpikir yang termasuk didalamnya meliputi
mengartikan, menafsirkan, dan menerapkan ide dari suatu lambang menurut
Carter dan menurut Carol Membaca adalah dua tingkat proses dari penerjemahan
dan pemahaman pengarang menulis pesan berupa kode (tulisan) dan membaca
mengartikan kode. Dari kedua para ahli di atas dapat disimpulan membaca
merupakan suatu kegiatan yang memahami, mengartikan, menafsirkan ide pokok
berupa kata-kata yang tertulis dan melibatkan gerak mata, penglihatan dan
pengalaman pembaca itu sendiri.
2.5.1 Tujuan Membaca
Dalam berbagai kegiatan kita sehari-hari ternyata semua memiliki
tujuan yang hendak dicapai, kegiatan tersebut tidak terlepas dari membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut ini tujuan dari membaca
untuk menentukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh tokoh, apa saja yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang terjadi
pada tokoh khusus, atau untuk mengetahui solusi tentang masalah pada tokoh.
Membaca seperti itu disebut membaca untuk memperoleh fakta-fakta.
Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai suatu seesorang tokoh, apa yang berkesan dalam cerita
tersebut. Membaca seperti itu disebut membaca pengekelompokan atau
klasifikasi.
Berbeda dengan Tarigan, Rahim, (2008: 11) dalam macam-macam
tujuan membaca yaitu kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring,
menggunakan strategi tertentu, memperbaharui pengetahuannya tentang suatu
topik, mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahui,
memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, mengkonfirmasikan
atau menolak prediksi, menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari
tentang struktur teks dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
2.5.2 Aspek-aspek Membaca
Setelah dijelaskan bahwa membaca merupakan suatu keterampilan
yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan. Secara garis besar,
membaca memiliki dua aspek penting yaitu yang pertama keterampilan yang
bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang rendah. Aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
ini mencakup (1) pengenalan bentuk huruf, (2) pengenalan unsur fonem,
morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, (3) pengenalan pola ejaan dan bunyi, (4)
kecepatan membaca bertaraf lambat. Kedua Keterampilan yang bersifat
pemahaman yang dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini
mencakup, memahami pengertian sederhana, memahami makna yang
terkandung dalam bacaan, evaluasi isi dari bacaan, kecepatan membaca yang
fleksibel yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
2.5.3 Membaca kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara
bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, analitis, dan bukan
hanya mencari kesalahan (Albert dalam Tarigan, 2008: 92). Sementara itu,
Agustina (2008: 124) mengemukan bahwa membaca kritis adalah membaca
yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat dalam bacaan
kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu. Berdasarkan pengertian
ini, metode membaca kritis adalah serangkaian upaya yang dilakukan
pembaca guna mampu memahami makna tersurat dan tersirat yang
terkandung dalam sebuah bacaan untuk selanjutnya mampu memberikan
respons dan evaluasi atas makna dan ide yang disusun penulis dalam teksnya.
Pembaca tidak hanya sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi ia
bersama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis
berarti harus membaca secara analisis dengan penilaian. Dalam membaca
kritis pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang lain. Pembaca
harus mengikuti pikiran penulis secara tepat, akurat dan kritis. Akurat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
artinya dalam hubungan relevansi, membedakan yang relevan dan yang tidak
relevan atau tidak benar. Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar
yang baik, logis, benar atau menurut realitas. Karena dalam membaca kritis
membaca akan menganalisis, membandingkan dan menilai.
Kemampuan seseorang mengkritisi sesuatu didasari oleh pemahaman,
tanpa pemahaman tindakan mungkin orang tersebut mampu memberikan
respons apa lagi memberikan masukan atau kristis atas kelebihan dan
kelemahan hal tersebut. Untuk mampu mengritisi bacaan seseorang pembaca
harus terlebih dahulu memahami bacaan tersebut. Memiliki kemampuan
membaca kritis merupakan salah satu syarat harus dipenuhi agar pembaca
dikatakan sebagai pembaca yang efektif. Pembaca harus memiliki skemata
yang baik atas wacana yang dibacanya. Skemata ini akan membantu pembaca
untuk mengevaluasi keontentikan materi bacaan yang dibacanya. Dalam
membaca kritis tidak sebatas membaca makna yang terkandung dalam dalam
baris-baris bacaan, tetapi pembaca untuk menghasilkan sebuah keputusan dan
penilaian yang tersaji dalam bacaan.
2.5.3.1 Tahap Metode Membaca Kritis
Membaca kritis dilaksanakan dengan menempuh tiga tahap (1)
membaca baris, (2) membaca antarbaris, (3) dan membaca di belakang
baris. Membaca baris artinya membaca harus memahami isi bacaan
secara menyeluruh. Membaca antarbaris artinya pembaca harus
memahami maksud penulis yang tercemin dalam wacana yang
ditulisnya. Hal ini berarti pembaca harus mampu menggali lebih jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pemahaman atas makna bacaan sampai pada ditemukannya berbagai
maksud pengarang menulis teks tersebut. Membaca dibalik baris
artinya pembaca harus mampu mengambarkan generalisasi isi bacaan
dan mampu membuat evaluasi atas isi bacaan tersebut berdasarkan
skemata yang dimilikinya. Berdasarkan tahap membaca kritis tersebut,
tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
membaca kritis adalah sebagai berikut:
a. Tahap Prabaca Kritis
Dalam tahap prabaca ini pembaca harus memperhatikan tahap-
tahapannya, yang pertama mempersiapkan bahan bacaan, guru
mempersiapkan wacana yang akan dibaca siswa. Selanjutnya, guru
secara sepintas mempekenalkan wacana tersebut. Kedua guru
mendemontrasikan kemampuan membaca kritis pada tahap ini, guru
memilih wacana pendek dalam melakukan kegiatan membaca kritis.
Pada tahap akhir guru membaca hasil generalisasi dan interprestasinya
terhadap isi bacaan serta mengemukakan kelemaha-kelemahan yang
terkandung dalam wacana tersebut. Ketiga menyusun hipotesis, pada
tahap ini siswa disarankan untuk menyusun hipotesis terhadap wacana
yang telah diperkenakan guru. Beberapa hipotesis ini akan digunakan
siswa sebagai panduan dan tujuan membaca kritis yang dilakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b. Tahap Membaca Kritis
Pada tahap membaca, pembaca diharapkan untuk memperhatikan
tahap-tahapannya. Tahapan membaca sebagai berikut (1) membaca
baris siswa membaca wacana dengan teknik membaca dalam hati.
Tujuan membaca yang dilakukan adalah untuk memahami isi bacaan
melalui pengumpulan sejumlah fakta-fakta yang disajikan penulis.
Siswa lebih lanjut harus mampu membedakan antara fakta dan opini
penulis. (2) Membaca antarbaris, berdasarkan fakta dan opini penulis
yang telah ditemukan pada tahap sebelumnya siswa menentukan
maksud dan tujuan penulis. Siswa harus mampu merumuskan apa
yang dimaksud penulis dalam teks yang ditulisnya. (3) Membaca
dibalik baris, pada tahap ini siswa mempertimbangkan fakta dan opini
yang disajikan penulis. Beberapa kelemahan opini yang dikemukaan
penulis berdasarkan fakta yang telah dialaminya. Selanjutnya siswa
membuat generalisasi dan intepretasi atas isi bacaan dan diakhiri
dengan memberikan evaluasi atas ide penulis.
c. Tahap Pascabaca Kritis
Tahap membaca pascabaca, ada dua tahapan diantaranya yang
pertama membuktikan hipotesis, pada tahap ini siswa membandingkan
hipotesis yang disusunnya dengan generalisasi, interpretasi, dan
evaluasi yang dihasilkannya setelah proses membaca. Kedua menulis
kreatif, pada tahap akhir siswa menuliskan ide baru yang diperolehnya
dalam wacana dan bandingan dengan wacana yang disusun pengarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.5.3.2 Indikator Membaca Kritis
Dalam meningkatkan sikap kritis terhadap bacaan tidak datang
dengan sendirinya. Hal ini perlu latihan yang berkesinambungan
peneliti membuat tes keterampilan membaca kritis terdiri atas tiga
indikator yakni (1) Menjelaskan pengertian dan cara membaca kritis,
(2) Menganalisis fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar
dengan membaca kritis, (3) Mengkritisi isi iklan yang terdapat dalam
surat kabar.
2.6 Fakta dan Opini
Fakta adalah hal atau peristiwa yang benar-benar terjadi (Suyono, 2004:
8). Fakta menurut KBBI adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan
kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dari dua pengertian tersebut
dapat saya simpulkan bahwa fakta sesuatu peristiwa yang nyata dan benar terjadi
pada saat itu juga. Opini menurut KBBI adalah pendapat, pikiran, dan pendirian.
Sifat dari opini adalah subjektif. Hal ini dikarenakan bahwa opini merupakan
tanggapan tentang suatu hal. Intinya, opini itu adalah penilaian terhadap fakta.
Menurut Nurhadi (2003: 7) pendapat adalah mengungkapkan sesuatu secara
subjektif, berdasarkan pemikiran pribadi, kebenarannya kadang tidak dapat
dibuktikan. Dapat disimpulkan bahwa pendapat atau pandangan tentang sesuatu
itu bersifat subjektif.
2.7 Iklan
Iklan adalah bentuk komunikasi dari seseorang, intansi, atau pengusaha yang
digunakan untuk menyampaikan informasi secara menarik agar khalayak ramai tertarik
untuk menggunakan produk yang iklan ramai tertarikm untuk menggunakan produk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
diiklankan. (Sumber: buku Bahasa dan Sastra Indonesia 3 SMP, KTSP). Iklan dapat
juga sebagai pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang
dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah atau di
tempat-tempat umum. Ada bermacam-macam jenis iklan, misalnya iklan baris,
iklan kolom, dan iklan keluarga.
Iklan dapat kita temukan di media cetak maupun di media elektronika
(radio). Hampir semua majalah menyediakan ruang untuk memuat iklan. Setiap
hari ada saja orang, lembaga, atau perusahaan yang memasang iklan untuk
berbagai keperluan. Dengan demikian setiap hari kita akan dapat menemukan
informasi baru berupa penawaran produk, jasa, lowongan kerja atau informasi
yang lain dalam kolom iklan.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa iklan sebagai bentuk komunikasi antara
pemasang iklan dengan pelanggan atau dengan pembaca dapat dijalin melalui
media iklan. Oleh sebab itu, pembaca dapat mencermati fakta dan opini yang
terdapat dalam iklan di surat kabar.
2.8 Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Kritis dengan Pendekatan CTL
Peran guru dalam pengajaran membaca dengan pendekatan CTL tidak
hanya memberikan tugas membaca dan menilai apa yang dibaca, tetapi lebih
penting adalah membimbing siswa dalam proses membaca kritis. Adapun ciri-ciri
pengajaran keterampilan membaca kritis dengan pendekatan CTL. (1) membaca
kritis selalu melibatkan tingkat berpikir kritis, (2) pembaca tidak langsung
menyetujui atau menerima pendapat pengarang, (3) ingin selalu mencari
kebenaran, (4) selalu terlibat dengan permasalahan-permasalahan gagasan utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dalam sebuah wacana atau bacaan, (5) keterampilan untuk menyimpulkan bacaan
yang telah dibacanya, (6) menemukan maksud dan tujuan penulis melalui tulisan,
(7) melakukan prediksi terhadap bacaan yang telah dibacanya, (8) membedakan
antara fakta dan opini dalam sebuah wacana, (9) keterampilan menemukan dan
membedakan antara realitas dan fantasi dalam bacaan.
Kemampuan seperti seperti diatas mungkin dikembangkan hanya dengan
latihan menguasai kaidah bahasa dan kosakata dalam bentuk kalimat. Penulis
yang baik menyadari benar kondisi pembaca. Pengetahuaan yang cukup luas yang
diperoleh dari kegiatan membaca akan memberikan sumbangan positif pada
pengembangan kemampuan menulis. Karena pandangan atau penilaian seseorang
dengan yang lainnya selalu berbeda.
2.9 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Konvensional
Pengajaran keterampilan membaca dengan pendekatan konvensional
ditekankan pada hasil berupa tulisan teks iklan yang memuat fakta dan opini yang
telah jadi. Para siswa pratikan membaca, mereka tidak mempelajari cara membaca
kritis. Menurut para ahli sampai saat ini pengajaran keterampilan dalam bahasa
Indonesia dengan ciri-ciri seperti itu: (1) pertanyaan yang dijawab dan dibuat
kreatif yang spesifik diberikan oleh guru, (2) guru yang sedikit atau tidak
memberikan pelajaran, siswa diharapkan untuk menjawab pertanyaan membuat
sebaik mungkin, (3) fokusnya pada hasil tulisan yang sudah jadi, (4) siswa
membuat untuk guru dan kurang merasa memiliki tulisan sendiri, (5) guru
merupakan pembaca utama, (6) hanya sedikit atau tidak ada kerjasama, (7) siswa
menulis draf tunggal dan harus memusatkan pada isi sekaligus segi mekanisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(ejaan atau tata bahasa), (8) siswa dituntut untuk menghasilkan tulisan yang benar
dari kesalahan, (9) guru memberi tugas menulis dan menilai jika tulisan sudah
jadi, (10) siswa menyesaikan tulisan dalam waktu satu jam pelajaran (11) guru
menilai kualitas tulisan setelah tulisan setelah tulisan selesai dibuat.
Dengan ciri-ciri tersebut,biasanya guru memulai pelajaran ini dengan
memberikan topik tulisan dan setelah siswa mengerjakan selama satu jam
pelajaran, guru mengumpulkan pekerjaan siswa untuk menilai. Dengan strategi
seperti ini biasanya hanya sedikit siswa yang menghasilkan tulisan yang baik.
Beberapa siswa hanya menghasilkan tulisan yang kuang baik. Dalam kondisi
semacam ini siswa tidak mempelajari cara membaca kritis. Mereka dihadapkan
pada tugas yang sulit yang harus mereka selesaikan tanpa memperoleh penjelasan
mengenai cara mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.
2.10 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah suatu skema atau diagram yang menjelaskan alur
jalannya sebuah penelitian. Sugiono (2014: 91) memaparkan “kerangka berpikir
menjelaskan secara teoritis menghubungkan antara variabel yang akan diteliti”.
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan, guru menjadi salah satu peran
penting dalam pendidikan. Selain menjadi pengajar, guru juga berperan sebagai
fasilitator bagi peserta didik di kelas. Seorang guru harus bisa menciptakan
suasana yang baik dan menyenangkan saat proses belajar mengajar agar tercipta
kondisi yang membuat peserta didik nyaman saat menerima pembelajaran.
Membaca kritis memiliki tujuan untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan peserta didik. Kesulitan siswa dalam kemampuan membaca kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
fakta dan opini iklan di surat kabar membuat peneliti ingin melakukan penelitian
terhadap pembelajaran tersebut yang sudah tercantum dalam Kompetensi Dasar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas IX SMP. Dalam penelitian
ini, peneliti ingin menjadikan bahasa Indonesia sebagai pelajaran yang
mengasyikan melalui pendekatan kontekstual.
Pengetahuan siswa yang sudah dimiliki dapat diterapkan dalam pembelajaran
di dalam kelas. Oleh karena itu, peneliti menggunakan pembelajaran kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) sebagai pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Bagi peneliti, pembelajaran menggunakan
pendekatan kontekstual dirasa pas bagi pelajaran bahasa Indonesia karena dekat
situasi nyata siswa, sehingga siswa dengan mudah menyerap materi yang
disampaikan oleh guru. Diharapkan materi yang dirasa abstrak menjadi nyata
sehingga siswa mampu mencapai standar yang tinggi. Selain itu, hasil belajar
yang diperoleh mampu menjadi pengetahuan dasar bagi siswa sehingga proses
transfer pengetahuan dari guru menjadi lebih optimal.
Peneliti ingin memberikan pembelajaran bahasa Indonesia yang dirancang
dengan sedemikian rupa mampu memberikan hasil yang baik kepada siswa.
Mengingat keterampilan membaca, khususnya dalam menemukan fakta dan opini
masih dirasa kurang optimal, peneliti ingin mengimplementasikan pendekatan
kontekstual dalam menemukan fakta dan opini, khususnya melalui tajuk rencana.
Peneliti berharap dengan digunakannya pendekatan kontekstual dalam
kemampuan membaca kritis fakta dan opini melalui teks iklan untuk siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
IX SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta mengalami perubahan. Adapun
skema kerangka berpikir.
Skema kerangka berpikir
Pendekatan
Konvensional
Pembelajaran membaca Kritis
fakta dan opini dalam teks
iklan di Surat Kabar
(kelompok kontrol)
Pembelajaran membaca Kritis
fakta dan opini dalam teks iklan
di Surat Kabar (kelompok
eksperimen)
Pendekatan kontekstual
Ada atau tidak perbedaan hasil belajar
siswa antara yang menggunakan
pendekatan pembelajaran kontekstual
dengan pendekatan konvensional yang
digunakan guru.
Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2.11 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori pembelajaran dan hasil penelitian yang telah dipaparkan
pada latar belakang penelitian adalah efektivitas pendekatan Contextual
Teaching And Leaning (CTL) afektif diterapkan dalam pembelajaran
membaca kritis teks iklan di surat kabar siswa kelas IX SMP Kanisius
Pakem, Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif karena data-data berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan
statistik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimen semu karena metode yang digunkan untuk mencari
pengaruh perlakuan (treatment) terhadap yang lain dalam kondisi yang
dikendalikan (Sugiyano, 2011: 72).
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu. Bentuk
penelitian ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Penelitian eksperimen
semu dilakukan untuk menguji hipotesis untuk melihat ada tidaknya pengaruh
suatu perlakuan bila dibandingkan dengan pengaruh perlakuan lain yang
mengontrol variabelnya disesuaikan dengan kondisi yang ada (situational).
Karena dalam penelitian ini akan diadakan kegiatan percobaan untuk meneliti
apakah pendekatan CTL memiliki keafektifan untuk meningkatkan kemampuan
membaca kritis dengan melihat kedua kelompok. Dua kelompok tersebut yaitu
kelompok membaca dengan menggunakan pendekatan CTL dan kelompok yang
satunya dengan menggunakan metode guru. Dengan demikian, penelitian ini
memiliki sifat penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari
satu pelaku (Buanawati 2004:21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3.1
Desain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Kelompok control Komponen Kelompok
IXA Kelas IXB
20 siswa Jumlah siswa 20 siswa
Metode guru Perlakuan pembelajaran Metode CTL
Berikut desain non-equivalent control group design
Kelompok Pre-tes perlakukan Pos-tes
Eksperimen O1 X1 O2
Control O3 X2 O4
Keterangan:
O1 : Nilai pretest sebelum diberi perlakuan dengan pendekatan CTL
O2 : Nilai postest setelah diberi perlakuan dengan pendekatan CTL
X1 :Perlakuan yang dilakukan peneliti dengan menggunakan
pendekatan CTL
X 2 : Perlakuan yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode
guru
O3 : Nilai pretest sebelum diberi perlakuan dengan metode guru
O4 : Nilai postest setelah diberi perlakuan dengan metode guru
Berikut non-equivalent control group design kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen
Kelompok Pretes Perlakuan Posttes
Eksperimen Kelas IXA Pendekatan CTL
dalam membaca
Kritis
Kelas IXA
Kontrol Kelas IXB Metode Guru dalam
membaca
Kelas IXB
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2011: 81). Dalam penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan sama kepada anggota populasi untuk menjadi sampel
penelitian (Sugiyono, 2011: 122).
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah kelas IX SMP Kanisius Pakem,
Sleman Yogyakarta berjumlah 40 siswa. Subjek dari penelitian ini adalah
seluruh kelas IX SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta yang terbagi
menjadi 2 kelas yaitu kelas A dan kelas B.
3.2.2 Sampel Penelitian
Berdasarkan populasi yang telah disetujui oleh peneliti, maka dalam
hal ini sampel yang akan digunakan untuk penelitian adalah kelas IX. Di
dalam kelas terdapat 40 siswa dan tidak diambil secara acak. Kemudian
seluruh sampel tersebut dikenai pretest untuk menentukan kelompok
treatment, variabel data. Variabel penelitian adalah objek yang diteliti dan
dipelajari kemudian ditarik kesimpulan atau apa yang menjadi titik pusat
suatu penelitian (Sugiyono 2011: 38). Terdapat dua variabel dalam penelitian
ini, yaitu:
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan contextual teaching
and learning (CTL).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Variabel terikat dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah
kemampuan membaca kritis fakta dan opini teks iklan di surat kabar pada
siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan seperangkat kondisi yang
berbeda-beda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
ekperimen memberikan perlakukan berupa pendekatan CTL sedangkan kelompok
kontrol diberi perlakuan pendekatan tradisional. Selanjutnya pengamatan dalam
penelitian ini dilakukan dalam uji coba instrumen, pre-test dan post-test .
sehubung dengan hal ini penelitian dilakukan dengan beberapa tahap sebagai
berikut:
3.4.1 Tahap Pertama, Pra- Eksperimen
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu harus
melakukan observasi pada guru yang mengajar di dalam kelas. Pada tahap
ini dilakukan tes awal berupa tes mengkritisi teks iklan mencari fakta dan
opini yang terdapat pada teks iklan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan membaca (iklan) awal siswa. Sebelum diberi perlakuan dan
pemeriksaan terhadap hal-hal yang mungkin akan mempengaruhi hasil
penelitian. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap 40 sampel penelitian ( 20
siswa kelas eksperimen dan 20 kelas kontrol) yaitu pada variabel nilai
bahasa Indonesia siswa. Hal ini dilakukan untuk pemadanan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian kelas eksperimen dan kelas
kontrol berangkat dari keadaan yang sama sehingga apabila terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
perbedaan aspek menulis dan membaca itu karena semata-mata pengaruh
treatment.
3.4.2 Tahap kedua, Eksperimen
Tahap kedua dari penelitian ini kedua kelompok diberi pretes maka
diberi perlakuan atau treatment dengan mengajar siswa kelas IX A dan IX
B, menggunakan instrumen yang telah diuji validasi dan reabilitasnya.
Tahap ini bertujuan mendapatkan data penelitian. Peneliti
mengimplementasikan pendekatan CTL dalam kelas IX pada kegiatan
membaca kritis, dan menggunakan metode guru dalam kelas IX. Dalam
penelitian ini, treatment atau ekperimen dilakukan sebanyak 4 kali, 2 kali
dengan menerapkan metode guru, dan 2 kali dengan menerapkan model
contextual teaching and learning. Waktu yang diberikan dari setiap
kegiatan 2 x 45 menit.
3.4.3 Tahap Ketiga, Post-Eksperimen
Tahap ketiga ini adalah pasca eksperimen sekaligus tahap terakhir
dalam penelitian. Tahap ini diberikan tes akhir (postest) dengan
menggunakan materi yang berbeda pada waktu tes awal (pretes).
Pemberian postes dimaksudkan untuk melihat pencapaian peserta didik
dalam membaca kritis teks iklan dalam surat kabar setelah diberi perlakuan
dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk
pertanyaan pilihan ganda dan esai untuk menjawab dan mengkritisi sebuah teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
iklan dari surat kabar yang ditunjukan siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem,
Sleman, Yogyakarta. Hasil kemampuan membaca kritis dihitung menggunakan
ITK (Indeks Tingkat Kesulitan) dan hasil wawancara menggunakan deskritif.
3.5.1 Observasi
Observasi menurut Hadi (dalam Sugiyono, 2014: 145)
mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai biologis dan psikologis, sehingga
observasi tidak hanya dilakukan pada makhluk hidup, melainkan juga pada
objek alam yang lainnya. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh penerapan pendekatan contextual teaching and learning
dalam kemampuan membaca kritis teks iklan di surat kabar.
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yang mana
observasi dilakukan secara langsung terhadap objek yang diselidiki.
Observasi langsung dilakukan dengan mengamati aktivitas guru ketika
mengajar di kelas dan mengamati aktivitas siswa ketika belajar di kelas,
sehingga peneliti mengetahui karakteristik siswa yang akan diteliti.
a. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi ini mengetahui gambaran pelaksanaan
tindakan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas
dengan menerapkan pendekatan contextual teaching and
learning (CTL).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi ini mengetahui gambaran pelaksanaan
tindakan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas
dengan menerapkan pendekatan contextual teaching and
learning (CTL).
3.5.2 Wawancara
Teknik analisis pengumpulan data wawancara yang akan dilakukan
dengan menggali informasi. Wawancara dilakukan dengan bebas
terpimpin, dipihak lain, responden diberi kebebasan untuk mennjawab
berbagai pertanyaan sesuai dengan pendapatnya dengan dibatasi oleh
ketentuan- ketentuan yang dibuat oleh pewawancara, dan keadaan itu ada
kemiripan dengan pengisian angket terbuka (Nurgiantoro 2013:96).
Penelitian akan mewawancarai siswa dengan pertanyaan yang sudah
disiapkan peneliti. Namun, siswa dapat menceritakan apapun yang
dirasakan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
Wawancara yang dilakukan pun tidak hanya digunakan untuk
menggali informasi, nanun juga melihat sejauh mana kemampuan
kebahasaan siswa. Siswa mengaku sering membaca akan terlihat pada saat
ia berbicara karena kosakata yang dimiliki nilai tinggi dalam tes
kemampuan membaca.
3.5.3 Tes
Teknik analisis data dengan tingkat kesulitan soal (item
difficulty) adalah pernyataan tentang seberapa mudah dan sulit butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
bagi peserta didik yang yang dikenai pengukuran (Oller, 1979: 246
dalam Nurgiantoro, 2003: 194) Teknik pengumpulan data untuk
kelompok eksperimen, yaitu mengkritisi dengan mencari fakta dan
opini yang terdapat dalam teks iklan dan membuat teks iklan
berdasarkan pendekatan CTL. Sedangkan kelompok kontrol mengisi
pertanyan dengan pendekatan tradisional atau metode guru dengan
tema yang sama. Adapun tes yang akan dilakukan peneliti sebagai
berikut:
a. Prates
Prates merupakan tes yang dilakukan untuk mengetahui
pengetahuan dan kemampuan awal siswa tentang teks iklan di surat kabar.
Pada prates ini siswa diminta membaca teks iklan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dalam membaca teks iklan. Dengan perlakuan tes
ini dapat diketahui sejauh mana keterampilan membaca kritis teks iklan
sebelum diimplementasikannya pendekatan contextual teaching and
learning (CTL).
b. Pascates
Pascates merupakan tes yang diberikan setelah akhir
pembelajaran. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui dan
mengidentifikasi sejauh mana penerapan pendekatan contextual
teaching and learning (CTL) terhadap kemampuan membaca kritis
teks iklan fakta dan opini di surat kabar. Dibawah ini ketentuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
harus diperhatikan siswa dalam mengerjakan pertanyaan yang
mencari fakta dan opini dari teks iklan di surat kabar.
1. Siswa yang terdiri atas dua kelompok mengerjakan tes dalam bentuk
soal pilihan ganda dan esai yang sama. Siswa kelompok kontrol
yaitu siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem Yogyakarta menjawab
pertanyaan pilihan ganda dan esai dari teks iklan di surat kabar yang
sudah disediakan.
2. Semua siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen harus
menjawab pertanyaan dan membuat iklan sesuai dengan topik yang
ditentukan.
3. Pertanyaan soal pilihan ganda dan esai sudah dibuat di kertas folio
bergaris yang sudah disediakan.
4. Waktu yang disediakan 90 menit dan dikerjakan di dalam kelas.
5. Siswa diawasi oleh guru dan peneliti.
3.6 Instrumen penelitian
3.6.1 Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah
soal tes pilihan ganda dan soal tes uraian membaca. Soal yang digunakan
berupa soal-soal tentang materi pokok yang terdapat dalam teks iklan.
Instrumen disusun berdasarkan Taksonomi Bloom.
3.6.2 Uji Validitas Istrumen
Validitas instrumen disebut juga kesahihan alat tes. Kesahihan alat
tes ini menunjuk pada pengertian apakah tes ini dapat mengukur apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
akan diukur (Nurgiyantoro, 2009: 338). Dalam penelitian ini instrumen
disusun berdasarkan pada validitas isi dan validitas konstruk.
a. Validitas Isi
Validitas konstruk, di pihak lain, mempertanyakan apakah butir-butir
pertanyaan dalam instrumen itu telah sesuai dengan konsep keilmuan yang
bersangkutan (Nurgiyantoro, 2009: 339). Instrumen yang digunakan untuk
mengetes kemampuan membaca kritis teks iklan di surat kabar pada siswa
kelas IX SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta adalah butir soal yang
mencerminkan kemampuan membaca kritis. Instrumen terlebih dahulu
diuji cobakan pada kelas lain yang tidak dijadikan sampel. Instrumen
penelitian berupa tes berbentuk uraian.
b. Validitas Konstruk
Validitas konstruk, dipihak lain, mempertanyakan apakah butur-butir
pertanyaan dalam instrumen itu telah sesuai dengan konsep keilmuan yang
bersangkutan dalam buku (Nugiyantoro 2009: 339). Instrumen ini yang
digunakan untuk mengetes kemampuan membaca kritis teks iklan peserta
didik kelas IX SMP Kanisius Pakem, Sleman Yogyakarta. Intrumen
terlebih dahulu diujicobakan pada kelas lain yang tidak dijadikan sampel.
Instrumen penelitian berupa tes berbentuk pilihan ganda dan uraian.
3.6.3 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilitas menunjukan pada pengertian apakah sebuah instrumen
dapat mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu
dalam buku (Nurgiantoro, 2009: 341). Uji reliabilitas instrumen dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengujian tingkat
kepercayaan tes dilakukan dengan membandingkan nilai butir-butir soal.
Jika butir-butir tes itu menunjukan tingginya tingkat kesesuaian (degree of
agreement), maka tes tersebut akurat atau mengukur secara konsisten.
3.7 Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya setelah pengumpulan data adalah teknik analisis data.
Data dikumpulkan secara bertahap akan dianalisis dan diinterpretasi. Proses
analisis dimulai dengan pengolahan data dari data mentah hingga menjadi data
yang lebih halus dan lebih memiliki nilai atau disebut dengan infomasi penilaian
atau kesimpulan. Penelitian kuantitatif dapat dianalisis dari dua sudut pendekatan,
yaitu analisis kuantitatif deskriptif dan analisis kuantitatif inferensial. Berdasarkan
namanya, deksriptif hanya mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah
direkam` melalui alat ukur kemudian diubah sesuai dengan fungsinya.
Hasil data tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka
sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya oleh
siapapun yang membutuhkan informasi mengenai keberadaan gejala tersebut.
Dengan demikian hasil pengolahan data statistik hanya sampai pada tahap
deskripsi, belum pada tahap menyeluruh. Dengan kata lain, statistika deskriptif
adalah statistika yang mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisis data
angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas dan jelas,
mengenai suatu hal, peristiwa keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau
makna tertentu (Nurgiyantoro, 2014: 147).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti menjatuhkan pilihan untuk
kegiatan penelitian yang akan dilakukan nanti adalah teknik analisis data statistika
deskriptif. Analisis data dilakukan setelah menentukan kriteria perhitungan yang
sudah ditetapkan, maka hasilnya akan dihitung dengan menggunakan model
Penelitian Acuan Patokan (PAP) tipe I. Peneliti telah menentukan batas
penguasaan bahan pengajaran atau kompetensi minimal yang dianggap dapat
meluluskan (passing grade) dari keseluruhan bahan yakni 65% yang diberi nilai
cukup. Jadi, passing grade terletak pada persentil 65. Persentil 65 ini merupakan
persentil maksimal. Persentil maksimal yaitu passing grade pada persentil 65
dianggap sebagai batas penguasaan kompetensi minimal yang sangat tinggi
(Masidjo, 2010).
Tabel 3.2
PAP Tipe I Tingkat Kemampuan Membaca kritis Teks Iklan
Tingkat
Penguasaan
Kompetensi
Nilai
Huruf Keterangan
90%-100% A Sangat mahir
80%-89% B Mahir
65%-79% C Cukup Mahir
55%-64% D Tidak Mahir
<55% E Sangat Tidak Mahir
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang yang
dikatakan mahir jika tingkat keterampilan membaca kritis teks iklan siswa berada
pada 65%-100% atau siswa dikatakan mahir keterampilan menulis teks
argumentasinya apabila siswa tersebut mendapat skor minimal C atau cukup
mahir. Langkah-langkah untuk mengelola skor mentah untuk menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
efektivitas membedakan fakta dan opini teks iklan di surat kabar dalam
kemampuan membaca kritis hasil tes atau lembar tes dikumpulkan untuk dinilai.
Kriteria penilaian yang digunakan peneliti untuk menentukan skor yang diperoleh
siswa pada instrumen pertama untuk 30 soal masing-masing soal skornya 1 jadi
jumlah skornya 30, dan instrumen yang kedua untuk 5 soal masing-masing
skornya 4 jadi jumlah skornya 20.
Tabel 3.3
Rubrik Penilian kemampuan Membaca Kritis Fakta dan Opini Teks
Iklan
Nomor
Jumlah
soal
Bobot
nilai
Skor
Ideal
Nilai maksimal
Urut Soal
1 1-30 30 1 30
2 1-5 5 20 20
Jumlah 35 100
3.7.1 Penerapan Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunkan uji-T.
Penggunaan teknik analisis ini dimaksud untuk menguji perbedaan
kemampuan membaca kritis teks iklan di surat kabar antara kelompuk
eksperimen yang digunakan pendekatan CTL dan kelompok kontrol yang
tidak menggunakan pendekatan. Analisis data untuk uji hipotesis ini
dilakukan dengan membandingkan nilai pasca tes kelas kontrol dan pasca
tes kelas eksperimen menggunakan uji-T pada SPSS 16. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
data yang diperoleh. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas varians sebagai syarat untuk menggunakan
statistic parametric, dan dengan menggunakan uji-T.
3.7.2 Persyaratan Analisis Data
Menurut Arikunto (2006: 307), ada dua asumsi yang harus dipenuhi
bila menggunakan analisis uji-T, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengkaji normal atau tidaknya
sebaran data penelitian. Uji normalitas dalam penelitian ini
dilakukan terhadap nilai membaca kritis teks iklan, baik pada
kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol. Pada
penelitian ini data diasumsikan berdistribusi normal atau tidak.
Perhitungannya dibuktikan menggunakan uji One-Sample
Kolomogorov-Sminorv pada program SPSS 16. Langkah-langkah
melakukan uji normalitas dengan menggunaka One-Sample
Kolomogorov-Sminorv Test adalah sebagai berikut:
1) memasukkan nama data pada variable view;
2) memasukkan data-data yang akan dihitung;
3) memilih menu Analyze, pilih Non-parametric test;
4) memilih 1-Sample K-S;
5) setelah itu memunculkan kotak dialog 1-Sample K-S Test,
memasukkan variable nama-nama yang muncul kedalam kotak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Test Variable List, lalu aktifkan normal pada pilihan Test
Distribution;
6) memilih Ok, maka hasilnya akan muncul pada jendela output.
Apabila hasil diperoleh pada Asymp. Sig. (2-tailed) >0,05 maka
data tersebut normal.
b. Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas varian ini bertuan untuk mengetahui apakah
kesamaan anatara kelompok menunjukan homogen atau tidak. Untuk menguji
homogenitas varian tersebut perlu dilakukan uji statistik (test of variance)
pada distribusi nilai kelompok-kelompok yang bersangkutan. Salah satu
teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok
adalah dengan varian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
homogen karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05. Hal ini dibuktikan
dengan uji homogenitas varian pada SPSS 16.
3.8 Uji-T (t-test)
Langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah uji-t setelah normalitas
dan homogenitas diketahui. Perhitungan uji-t dilakukan secara statistik
menggunakan uji parametrik dengan tipe uji Paired Sample t Test. Adapun
langkah-langkah untuk melakukan uji-T adalah sebagai berikut.
1) memasukkan nama data pada variable view;
2) memasukkan data-data yang akan dihitung pada data view;
3) memilih menu Analyze, pilih Compare Mean;
4) memilih Paired-Samples T-Test;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
5) memuncul kotak dialog Paired Sample t-Test, lalu memasukkan
nama-nama data yang muncul ke kotak Test Variable;
6) memilih Ok, maka hasilnya akan muncul pada jendela output;
7) melihat pada table df untuk menentukan t table;
8) untuk melihat peningkatan tersebut, lihat pada table t dan Asymp.
Sig. (2-tailed), peningkatan terjadi apabila t hitung > t table dan
Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05.
3.9 Hipotesis Statistik
Berdasarkan teori pembelajaran dan hasil penelitian yang telah dipaparkan
pada latar belakang penelitian adalah penerapan pendekatan Contextual Teaching
And Leaning (CTL) afektif diterapkan dalam kemampuan membaca kritis teks
iklan di surat kabar siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai deskripsi pelaksanaan, analisis data,
pembahasan data, perbandingan dengan penelitian terdahulu, dan uji hipotesis.
Penelitian yang kan diuraikan meliputi data yang diperoleh melalui tes yang
dilaksanakan pada tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Data tes disajikan
dalam bentuk data kuantitatif dengan penyajian dalam bentuk grafik, diagram,
tabel, dan analisis.
4.1 Gambaran Umum Sekolah
Sekolah tempat penelitian adalah SMP Kanisius Pakem, Sleman,
Yogyakarta. SMP kanisius pakem terletak di jalan Sukunan, Pakembinangun,
Pakem, Sleman Telp. 0274 897709. SMP kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta
memiliki visi dan misi untuk dicapai siswa lulusan Kanisius Pakem.
4.1.1 Visi SMP Kanisius Pakem
Terwujudnya hasil belajar siswa SMP Kanisius Pakem menjadi anak
Indonesia agar cerdas, berkarakter, peduli terhadap sesama dan lingkungan.
Visi dari SMP Kanisius Pakem mempunyai indikator sebagai unggul dalam
bersikap berdasarkan nilai-nilai cinta kasih, unggul dalam disiplin, kepatuhan
tata tertib, bekerja dan belajar, dan unggul dalam lomba Kesenian.
4.1.2 Misi SMP Kanisius Pakem
Misi SMP Kanisius Pakem adalah “Menyelenggarakan pendidikan
Sekolah Dasar dan Menengah yang berkualitas berlandaskan Paradikma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pedagogi Reflektif (PPR) dan mengoptimalkan sumber daya bersama mitra
strategis”. Dengan nilai-nilai Kanisius :
1. Mengacu indikator Visi 1.a tentang “Unggul dalam bersikap
berdasarkan nilai-nilai cinta kasih” antara lain:
a. Proses belajar mengajar selalu diawali dan diakhiri dengan salam,
sapa, dan berdoa bersama.
b. Melaksanakan aksi sosial ke panti asuhan dan kemasyarakatan.
c. Mengikuti serta berperan aktif dalam kegiatan religiositas.
2. Mengacu indikator Visi 1.b tentang: “Unggul dalam disiplin,
kepatuhan tata tertib, bekerja dan belajar “, antara lain:
a. Setiap hari Senin serta hari besar Nasional selalu melaksanakan
upacara bendera serta apel pagi dengan tertib.
b. KBM selalu dimulai tepat pukul 07.00 WIB.
c. Guru dan peserta didik melaksanakan piket kelas dan PKS.
d. Guru dan peserta didik menaati dan melaksanakan tata tertib
sekolah.
e. Melakukan kegiatan kepramukaan.
3. Mengacu indikator Visi 1.c tentang: “ Unggul dalam kesenian “, antara
lain:
a. Melaksanakan pembentukan kelompok paduan suara, seni tari, dan
karawitan.
b. Melaksanakan pelatihan kelompok paduan suara, seni tari, dan
karawitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c. Mengikut sertakan kelompok paduan suara, seni tari, dan karawitan
di berbagai lomba sejenis pada berbagai tingkat.
d. Mengadakan pentas seni.
4. Mengacu indikator Visi 1.d tentang: “Unggul dalam lomba Olah
Raga”, antara lain:
a. Melaksanakan pembentukan kelompok bola voli, bulutangkis,
tenis meja, futsal, sepak bola mini, bola basket, dan atletik.
b. Melaksanakan pelatihan kelompok bola voli, bulutangkis, tenis
meja, futsal, sepak bola mini, bola basket, dan atletik.
c. Mengikutsertakan kelompok bola voli, bulutangkis, tenis meja,
futsal, sepak bola mini, bola basket, dan atletik di berbagai lomba
sejenis pada berbagai tingkat.
5. Mengacu indikator Visi 1.g tentang: “Unggul dalam pemandu acara,
pidato, debat, dan cerdas cermat dalam Bahasa Jawa, Indonesia,
Inggris” antara lain:
a. Melaksanakan pembentukan kelompok pemandu acara, pidato,
debat, dan cerdas cermat dalam Bahasa Jawa, Indonesia, Inggris.
b. Melaksanakan pelatihan pemandu acara, pidato, debat, dan cerdas
cermat dalam Bahasa Jawa, Indonesia, Inggris.
c. Mengikutsertakan kelompok pemandu acara, pidato, debat, dan
cerdas cermat dalam Bahasa Jawa, Indonesia, Inggris di berbagai
lomba sejenis pada berbagai tingkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
6. Mengacu indikator Visi 1.h tentang: “Unggul dalam bidang
Jurnalistik” antara lain:
a. Melaksanakan pembentukan kelompok Jurnalistik.
b. Melaksanakan pelatihan Jurnalistik.
c. Mengikutsertakan kelompok Jurnalistik dalam bidang
kejurnalistikan.
7. Mengacu indikator Visi 1.j tentang: “Unggul dalam nilai Ujian
Nasional dan daya saing masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi”
antara lain:
a. Melaksanakan tambahan waktu KBM.
b. Melaksanakan pendalaman materi Ujian Nasional.
c. Melaksanakan pendampingan/ bimbingan karir.
8. Mengacu indikator Visi 1.k tentang: “Unggul dalam jiwa wiraswasta
dan pertanian” antara lain:
a. Pembentukan pengurus Koperasi Siswa.
b. Melaksanakan piket jaga Koperasi Siswa.
c. Mengolah dan mengelola lahan pertanian.
(Sumber : SMP Kanisius Pakem)
Berdasarkan visi dan misi sekolah SMP Kanisius Pakem, peneliti
mengkaitkan dengan penelitiannya pendekatan kontekstual sudah tercantum
dalam misi sekolah. Pendekatan kontekstual diharapkan efektif dalam proses
belajar, sehingga siswa dapat nmengaitkan pengetahuan dengan situasi yang nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Kanisius Pakem, Sleman Yogyakarta.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX yang terdiri dari
kelas IX A dan IX B. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning pada keterampilan
membaca Kritis, khususnya membedakan fakta dan opini teks Iklan di kelas
eksperimen. Penelitian dilakukan pada semester 1 tahun pelajaran
2017/2018, yaitu bulan Agustus-September 2017.
Sebelum melakukan treatment peneliti meminta izin kepada pihak
sekolah untuk melakukan observasi pada dua kelas IX A dan IX B. Atas
pertimbangan guru Bahasa Indonesia di SMP Kanisius Pakem, Sleman
Yogyakarta. kelas IX yang diperbolehkan untuk diobservasi adalah IX A
dan B. Setelah itu peneliti dan Bu Bernadeta selaku guru Bahasa Indonesia
kelas IX A dijadikan kelas eksperimen atau yang diberikan treatment
sedangkan kelas IX B sebagai kelas kontrolnya.
Dari hasil wawancara tak terstruktur yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan guru bahasa Indonesia kelas IX, peneliti mengetahui bahwa SMP
Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta sebenarnya menggunakan kurikulum
KTSP.
Biasanya dalam mengajar pendekatan konvesional yang digunakan Bu
Bernadeta disesuaikan dengan kondisi siswa pada setiap pertemuan dan
materi pembelajaran yang diberikan. Umumnya, metode dan teknik yang
digunakan Bu Bernadeta, yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
penugasan. Secara lengkap, implementasi Pendekatan CTL dalam
pembelajaran membaca kritis teks iklan bahasa Indonesia akan dijelaskan
peneliti pada bagian analisis dan pembahasan.
4.3 Data Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2017/ 2018.
Kelas yang digunakan untuk menjadi sampel adalah kelas IX A sebagai kelas
Eksperimen dan IX B sebagai kelas kontrol. Masing-masing kelas berjumlah 20
siswa. Penelitian dilakukan sebanyak 4 kali, dua kali kelas eksperimen di kelas IX
A dan dua kali dikelas kontrol dikelas kontrol kelas IX B.
Penelitian menggunakan Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain
pretest-posttest kelompok kontrol yang non-ekuivalen (Non-equivalent Pretest-
Posttest Control Group Design). Desain penelitian pretest-posttest kelompok
kontrol yang nonekuivalen, yaitu jenis desain yang pada umumnya digunakan
pada awal penelitian dengan melakukan pengukuran terhadap variabel terikat
yang telah memiliki subjek. Setelah diberikan perlakuan, dilakukan pengukuran
terhadap variabel terikat dengan alat ukur yang sama. Desain penelitian ini tidak
menggunakan randomisasi. Jadi data tidak diacak, tetapi sudah ditentukan
sebelum penelitian. Dalam satu kelas terdapat 2 kelompok dengan kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Pemberian perlakuan berdasarkan karakteristik
siswa.
Kelas eksperimen memberikan perlakuan dalam kelas dengan
mengimplementasikan metode guru pada kelas kontrol. Penelitian kelas kontrol
dan kelas eksperimen berdasarkan pada karakter kelas IX SMP Kanisius Pakem,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Sleman, Yogyakarta. Pada kedua kelas mendapat perlakuan pre-test dan post-test.
Perlakuan pre-test terhadap kedua kelas sama, tetapi pada post-test kelas
eksperimen menggunakan media video iklan “Shoppe” sedangkan kelas kontrol
tidak mendapat perlakuan.
Sebelum masuk ke dalam kedua kelas, peneliti melakukan wawancara berupa
kegiatan guru mengajar di dalam kelas, interaksi guru dan siswa di dalam kelas
dan kegiatan siswa di dalam kelas. Data penelitian penelitian yang didapat berupa
nilai hasil siswa dan hasil wawancara peneliti terhadap guru ketika mengajar di
kelas.
4.3.1 Data Hasil Pengamatan
Wawancara dilaksanakan di SMP Kanisius Pakem, Sleman,
Yogyakarta. Narasumber yang berhasil diwawancarai secara intensif
dengan nama menggunakan inisial, yaitu AD,BN,RD,TT,SD.Wawancara
dengan narasumber dengan inisial AD dilaksanakan pada hari Senin, 21
Agustus 2017 narasumber dengan inisial BN dilaksanakan pada hari kamis,
24 Agustus 2017 narasumber dengan inisial TT dan SD dilaksanakan pada
hari Jumat, 25 Agustus 2017 sedangkan narasumber dengan inisial SD dan
WP dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Agustus 2017. Data yang tidak
terungkap melalui wawancara, dilengkapi dengan data hasil observasi
langsung secara partisipatif yang dilakukan rentang waktu pada bulan
Februari sampai dengan April. Untuk memperkuat substansi data hasil
wawancara dan observasi, maka dilakukanlah penelusuran terhadap
dokumen dan arsip yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Peneliti diberikan kesempatan untuk melihat kegiatan guru mengajar
pada dua kelas, yaitu kelas IX A dan kelas IX B. Pengamatan pertama
dilakukan di kelas IX A kemudian pengamatan kedua dilakukan di kelas IX
B. Wawancara terhadap guru dilakukan untuk mengetahui cara
mengkomunikasikan tugas sehingga mudah dipahami siswa. Adapun
hasilnya adalah “Sebelum diberi tugas, saya terangkan terlebih dahulu,
kemudian ditanya sudah paham atau belum, jika belum saya ulang lagi
penjelasan saya. Setelah siswa benar-benar paham baru saya berikan contoh
soal yang dikerjakan oleh siswa sendiri. Baru setelah itu saya berikan tugas,
yang sering kali PR bahkan setiap kali pertemuan pasti saya beri PR. Begitu
caranya biar mudah dipahami siswa”. Sedangkan feedback yang diberikan
oleh Ibu RD adalah berupa uang sedangkan bagi yang tidak mengerjakan
tugas biasanya di hukum dengan mengerjakan tugas di bangku Ibu RD.
Biasanya dengan tugas yang diberikan siswa lebih paham terhadap
materi pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran kali ini melanjutkan
materi tentang membaca intensif. Guru hanya membawa satu paket batuan
yang akan didemonstrasikan. Siswa membahas hasil diskusi. Guru
meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusi.
Pembahasan materi dilakukan dengan tanya jawab. Guru juga mengaitkan
materi dengan kehidupan nyata siswa. Pembelajaran diakhiri dengan
kesimpulan materi. Guru tidak memberikan soal evaluasi, hanya
memberikan PR. Kesimpulannya, pembelajaran sudah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
media, meskipun hanya didemonstrasikan. Materi yang dibahas terlalu
sedikit dan hanya melanjutkan materi dari pertemuan sebelumnya.
Dari hasil wawancara beberapa siswa menjawab suka cara Ibu RD.
memberikan tugas, lebih paham dan lain sebagainya. Soal yang sudah
dikoreksi pasti dikembalikan lagi dan selalu dibahas satu-persatu.
4.3.2 Data hasil Treatment
Peneliti melakukan penelitian sebanyak 4 kali pertemuan didua
kelas, setiap kelas dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam kelas eksperimen
IXA dan kontrol kelas IX B. Pertemuan pada kelas Eksperimen IX A
metode yang digunakan peneliti mengimplementasi pendekatan
kontekstual dan kelas kontrol IX B menggunakan metode guru yang
biasanya digunakan guru bahasa Indonesia di kelas IX. Adapun jadwal
penelitian sebagai berikut.
Tabel 4.1
Jadwal mengajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
No Materi Pembelajaran Tanggal Waktu
1 Membedakan antar
fakta dan opini dalam
teks iklan/surat kabar
melalui membaca
kritis
Rabu, 25
Oktober
2017
Jam pelajaran ke 7-
8 (11.40 - 13.00
WIB)
2 Membedakan antar
fakta dan opini dalam
teks iklan/surat kabar
melalui membaca
kritis
Kamis,26
Oktober
2017
Jam pelajaran 3-4
(08.20-09.15 WIB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4.3.2.1 Data Hasil Perlakuan Kelas Kontrol dan Eksperimen
Pemahaman awal kelas kontrol dipaparkan melalui tabel untuk
mendeskripsikan dan memperjelas data yang diperoleh dari hasil
penelitian.
Data hasil treatment selanjutnya akan dijelaskan pada sub bab
analisis data dan pembahasan. Selain itu juga dijelaskan hasil
perbandingan menggunakan metode guru dan metode eksperimen yang
menggunakan pendekatan kontekstual.Setelah menggunakan perlakuan
kepada siswa , peneliti bisa melihat keefektivitas setelah menggunakan
pendekatan kontekstual terhadap kemampuan membaca kritis fakta dan
opini teks iklan.
3 Membekan fakta dan
opini melalui
pendekatan
Contextual Teaching
an leaning
Rabu, 1
November
2017
Jam pelajaran ke 7-
8 (11.40 - 13.00
WIB)
4 Membedakan fakta
dan opini melalui
pendekatan Contextual
Teaching an leaning
Sabtu, 1
November
2017
Jam pelajaran 2- 3
(07.40- 9.00 WIB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 4.6
Nilai Tertinggi dan Terendah Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen Kontrol
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Kopre 20 64.10 14.223 36 82
Kopo 20 69.90 9.369 54 82
Epre 20 75.10 8.885 62 92
Epo 20 76.80 7.606 62 92
Tabel di atas dapat dilihat nilai pre-test dan post-test kemampuan
membaca kritis siswa dapat dilihat dalam membedakan fakta dan opini teks iklan
di kelas IX A dari 20 siswa. Jika dilihat dari KKM SMP Kanisius Pakem, Sleman,
Yogyakarta yaitu 75. Ada salah satu siswa yang mendapat nilai terendah yaitu 62
dan yang tertinggi 92 pada nilai pre- test, sedangkan nilai post-test ada satu siswa
yang mendapat nilai rendah yaitu 62 dan satu siswa yang mendapat nilai tertinggi
yaitu 92. Adapun rata-rata nilai pre-test dari kelas IX A adalah 75. 10 dan nilai
post-test adalah 76.80. Nilai post-test yang didapat pada kelas IX A lebih tinggi
dibanding nilai pre-test sebelum mendapat perlakukan. Hal ini membuktikkan
bahwa perlakuan yang diberikan oleh peneliti berhasil saat sebelum memberi
perlakuan dan setelah memberi perlakuan pada kelas IX A.
Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pre-test dan post-test kemampuan
siswa dapat dilihat dalam membedakan fakta dan opini teks iklan di kelas kontrol
IX B dari 20 siswa. Jika dilihat dari KKM SMP Kanisius Pakem, Sleman,
Yogyakarta yaitu 75. Ada salah satu siswa yang mendapat nilai rendah 36 dan
tertinggi 82 pada nilai pre-test, sedangkan nilai post-test ada satu siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mendapat nilai rendah yaitu 58 dan satu siswa yang mendapat nilai tertinggi yaitu
82. Adapun rata-rata nilai pre-test dari kelas IX B adalah 64.10 dan nilai post-test
adalah 69.90.
Berdasarkan kedua tabel tersebut terdapat perbedaan nilai rata-rata yang
signifikan dalam kemampuan membaca kritis fakta dan opini pada teks iklan di
kelas IX A dan IX B. Perbedaan ini dapat pada kelas yang menggunakan
pendekatan Contextual Teaching an leaning dan tanpa menggunakan Contextual
Teaching an leaning. Apabila dibulatkan, maka rata-rata nilai kemampuan
membaca kritis fakta dan opini pada teks iklan di surat kabar siswa kelas IX A
yaitu 78 adalah kategori mampu pada nilai 78% dalam PAP tipe 1, sedangkan
rata-rata nilai kemampuan membaca kritis fakta dan opini teks iklan di surat kabar
kelas IX B 69 adalah kategori cukup mampu pada nilai 80% dalam PAP tipe 1.
Pemerolehan rata-rata nilai kemampuan membaca kritis fakta dan opini teks
iklan di surat kabar kelas IX B menunjukkan perubahan, namun tidak begitu
signifikan sesuai dengan kondisi awal. Oleh sebab itu, pendekatan kontekstual
efektif dalam implementasi pembelajaran membaca kritis fakta dan opini siswa
kelas IX SMP Kanisius Pakem Sleman, Yogyakarta karena selisih nilai rata-rata
antara pendekatan Contextual Teaching an leaning dengan metode guru sebesar
10 %. Data hasil pre-test dan post test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol selanjutnya pre-test dan post test disajikan dalam bentuk diagram batang.
Berikut adalah diagram batang hasil pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Gambar diagram batang hasil pre-test dan post test kelompok eksperimen
dan kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar Diagram 4.1
Nilai Mean Pretes dan Post Test kelas Ekperimen dan Kontrol
4.4 Deskriptif kegiatan
Kegiatan penelitian dilakukan sebanyak dua kali pada kelas ekperimen dua kali
dan dua kali pada kelas kontrol. Setiap pertemuan memiliki waktu 2 X 40 menit.
Kegiatan penelitian dideskripsikan sebagai berikut.
4.4.1 Pertemuan Pre-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Penelitian pertama dilakukan didua kelas berbeda di kelas ekperimen
yaitu kelas IX A dan kontrol kelas IX B. Pada kegiatan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sama mengerjakan pre-test terlebih dahulu.
Dalam menggunakan pre-test bertujuan untuk melihat kemampuan membaca
55
60
65
70
75
80
Nilai Pre-test danPost-test Kelas
Eksperimen IX A
Nilai Pre-test danPost-test Kelompok
Kontrol IX B
Nilai rata- rata pretes dan pascates
pasca tes
pretes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
siswa khususnya membaca kritis dalam membedaakan fakta dan opin teks
iklan di surat kabar. Kelas kontrol, pada awal pembelajaran diberi ilustrasi
melalui sebuat pertanyaan “biasanya pada sebuah kejadian/ peristiwa apa
yang dilihat dari tempat pada saat itu terjadi. Apa yang dilihat?. Pada kelas
eksperimen hal yang dilakukan sebagai awal sebelum masuk kedalam inti
pembelajaran, kelas eksperimen untuk merangsang pengetauan siswa.
Peneliti menggunakan video iklan “shoppe” sebagai awalnya.
Pertemuan pertama untuk kelas ekperimen dan kontrol bertujuan
untuk memberi pengatahuan menegenai fakta dan opini yang pengertian dan
ciri-ciri fakta dan opini terdapat pada iklan. Kedua kelas dibuat secara
berkelompok supaya mereka mampu bertukar pikiran dalam menemukan
materi fakta dan opini mengenai hal yang mereka tidak ketahui. Pertemuan
awal berjalan dengan lancar tidak ada halangan dan respon siswa terhadap
peneliti juga baik. Dalam mengikuti pembelajaran mereka mau
mendengarkan instruksi peneliti, baik pada kelas eksperimen IX A dan kelas
Kontrol IX B.
4.4.2 Pertemuan Post Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pertemuan kedua ini dilakukan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Pada pertemuan kedua siswa melakukan kegiatan yaitu
mengulas materi hari sebelumnya serta mengerjakan soal secara kelompok.
Pada kelas kontrol, pertemuan kedua siswa mempresentasikan hasil
pengamatan mereka berdasarkan teks yang sudah diberikan oleh peneliti.
Kelas eksperimen pada pertemuan kedua mengkritisi fakta dan opini secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
berkelompok. Setelah itu, mereka mengerjakan post-test untuk melihat
bagaimana kemampuan siswa dalam membaca antara kelas IX A dan kelas
IX B setelah sudah diberi perlakuan. Perlakuan atau treatment yang diberikan
kepada kelas eksperimen sebagai berikut:
a. Kontruktivisme
Peneliti memahami bahwa konstruktivisme merupakan dasar
pertimbangan dalam memilih bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan harus
sesuai dengan kemampuan siswa dalam memproses informasi atau mengenai
pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Siswa memperoleh pengetahuan
baru dan menerapkan dalam pengalaman yang diperoleh, peneliti
mengasumsikan bahwa materi yang diberikan kepada siswa tidak perlu terlalu
kompleks.
b. Inkuiri
Penerapan inkuiri digunakan pada proses pembelajaran dalam
pengimplementasikan materi. Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-
fakta, tetapi menemukan sendiri. Dalam pembelajaran, siswa diminta
untuk mencari, bertanya, berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang
terdapat dalam iklan dan mengomunikasikan hasil observasi mereka
kemudian guru sebagai fasilitator bertugas memberikan penegasan
mengenai materi yang telah mereka cari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Bertanya
Dalam pembelajaran ini, peneliti sebelum menyampaikan informasi
terlebih dahulu memancing siswa agar mengaitkan pengetahunnya dengan
materi yang ada. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian terpenting
dalam melaksanakan pembelajaran mengkonfirmasi yang sudah diketahui
dan memperhatikan aspek yang belum diketahuinya. Tujuan dari kegiatan
bertanya adalah untuk menumbuhkan dorongan siswa untuk mamasuki materi
yang hendak disampaikan oleh peneliti.
d. Masyarakat belajar ( learning community)
Masyarakat dalam pendekatan konteksktual merupakan kegiatan yang
diharapkan bahwa siswa tidak hanya mendapat materi pembelajaran hanya
dari guru saja, melainkan dari berbagai kegiatan misalnya diskusi kelompok
antara yang tahu ke yang belum tahu. Penerapan masyarakat belajar dalam
pembelajaran membedakan fakta dan opini, peneliti membagi siswa menjadi
beberapa kelompok. kegiatan yang dilakukan di dalam kelompok adalah
berdiskusi dan tanya jawab dengan teman dalam rangka mengekspolorasi dan
mengonfirmasi pengetahun baru yang didapat.
e. Pemodelan
Pemodelan dalam pendekatan kontekstual ini adalah pemberian model
atau contoh. Pemodelan diberikan supaya siswa mengalami sendiri mengenai
materi yang akan diberikan, namun karena keterbatasan waktu yang ada
peneliti memberikan contoh dalam bentuk video. Video iklan “Shoppe”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
f. Refleksi
Kegiatan refleksi merupakan tahap dimana siswa saling melengkapi
pengetahuannya lewat tanya jawab. Dalam kegiatan refleksi, peneliti
mengajukan berbagai pertanyaan sesuai dengan materi fakta dan opini yang
berguna untuk mengetahui hasil pencapaian pemahanan siswa. Misalnya
peneliti mengajukan pertanyaan “apa yang kalian ketahui tentang fakta dan
opini?” di dalam kelas, kemudian salah satu siswa menjawab sesuai dengan
pengetahuan yang ia dapat dan guru sebagai fasilitator bertugas mempertegas
jawaban dari siswa. Kegiatan di kelas dilakukan dengan santai, sehingga
materi dan pesan yang ingin disampaikan tersampaikan dengan baik dan
menjadi pengetahuan baru bagi siswa.
g. Penilaian Nyata/ otentik (authentic assesement)
Penilaian ini merupakan hal yang khas bagi pendekatan kontekstual.
Peneliti tidak hanya melakukan penilain materi saja, melainkan melakukan
penilaian afektif dan psikomotorik. Ketiga penilaian tersebut memiliki porsi
yang seimbang. Berikut pedoman penilaian authentic assesment yang peneliti
buat untuk pembelajaran membedakan fakta dan opini.
4.5 Analisis Data Kelas Kontrol dan Eksperimen
Penelitian ini diambil di SMP Kanisius Pakem, Sleman,Yogyakarta. Subjek
penelitian ialah seluruh siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem, Sleman,
Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018. Siswa kelas IX SMP Kanisius pakem,
Sleman,Yogyakarta terdiri dari dua kelas yaitu kelas IX A dan Kelas IX B setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kelas berjumlah 20 siswa. Kegiatan dilaksanakan melalui tes awal (pre test) dan
tes akhir (post test) berikut ini pelaksanaan setiap tes.
4.5.1 Data Hasil Pre-test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Sebelum masuk ke dalam treatment, siswa diberikan pre-test terlebih
dahulu yang bertujuan untuk melihat perbedaan nilai yang didapat siswa
sebelum treatment dan sesudah treatment. Adapun nilai rata-rata pre-test yang
didapat siswa pada kelas kontrol dan eksperimen sebagai berikut.
Gambar Diagram 4.2
Nilai Pre-test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
pre-test kelas eksperimen lebih baik dibanding dengan kelas kontrol. Adapun
KKM yang diberikan oleh SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta adalah
75. Dalam uji soal pre-test kelas kontrol, ada dua siswa yang mendapat nilai
terrendah yaitu nilai 36 dan ada dua siswa yang mendapat nilai tertinggi yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
nilai 82, sedangkan pada kelas eksperimen ada satu siswa yang mendapat nilai
terendah yaitu nilai 62 dan nilai tertinggi yaitu nilai 92 ada satu siswa juga.
4.5.2 Data Hasil Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Dari hasil post-test kelas kontrol setelah memberikan treatment kepada siswa,
krefektifan penggunaan pendekatan kontekstual terhadap kemampuan membaca
kritis fakta dan opini pada teks iklan dapat dilihat melalui hasil nilai yang didapat
siswa lewat tes post-test. Setelah data hasil membedakan fakta dan opini siswa
didapat, peneliti dapat melaksanakan olah data nilai yang diperoleh kelas IX B
dan kelas IX A SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta. Adapun rata-rata nilai
post-test yang diperoleh kelas kontrol dan eksperimen sebagai berikut.
Gambar Diagram 4.3
Nilai Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Nilai post-test yang didapat kelas kontrol, ada dua siswa yang mendapat nilai
terendah yaitu nilai 54 dan ada satu orang yang mendpat nilai tertinggi yaitu 82,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sedangkan nilai post-test kelas eksperimen ada dua siswa yang mendapat nilai
rendah yaitu nilai 62 dan satu siswa yang mendapat nilai tertinggi yaitu nilai 92.
Berdasarkan hasil data yang didapat mulai pre-test sampai post-test, ada
perbedaan yang signifikan yang dapat membuktikkan bahwa pendekatan
kontekstual efektif diterapkan dalam pendekatan CTL terhadap pembelajaran
membaca kritis fakta dan opini teks iklan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
post-test yang didapat kelas IX A lebih tinggi dibanding nilai pre-test sebelum
mendapat perlakukan. Perbedaan hasil nilai pre-test dan post-test menunjukkan
keberhasilan pendekatan kontekstual terhadap kemampuan membaca kritis fakta
dan opini teks iklan.
Selanjutnya untuk melihat perbedaan yang ada, data disajikan dalam bentuk
diagram di bawah ini.
Gambar Diagram 4.4
Perbedaan Nilai Pre-test dan Post-test kelas Kontrol dan Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan nilai kedua diagram di atas, terdapat perbedaan nilai rata-rata
yang signifikan dalam membaca kritis fakta dan opini teks iklan antara siswa
kelas IX A dan kelas IX B. Perbedaan ini terdapat pada kelas yang menggunakan
pendekatan kontekstual dan kelas tanpa menggunakan pendekatan kontekstual.
Apabila dibulatkan, maka rata-rata nilai kemampuan membaca kritis fakta dan
opini teks iklan siswa kelas IX A yaitu 92 dengan kategori mampu pada nilai 92%
dalam PAP tipe 1, sedangkan rata-rata nilai kemampuan membaca kritis fakta dan
opini teks iklan kelas IX B 82 dengan kategori cukup mampu pada nilai 82%
dalam PAP tipe 1. Pemerolehan rata-rata nilai kemampuan membaca kritis fakta
dan opini kelas IX A menunjukkan perubahan, begitu signifikan sesuai dengan
kondisi awal. Oleh sebab itu, pendekatan kontekstual efektif dalam implementasi
pembelajaran membedakan fakta dan opini siswa kelas IX SMP Kanisius pakem,
Sleman, Yogyakarta karena selisih nilai rata-rata antara pendekatan kontekstual
dengan pendekatan tradisional yaitu sebesar 10%.
4.6 Analisis Normalitas dan Homogenitas Varian
Analisis data yang dilakukan untuk menguji hipotesis ini dengan
membandingkan nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen menggunakan uji-t
pada SPSS 16. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang
cocok dengan data yang diperoleh. Proses pengujian hipotesis meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas varian sebagai syarat untuk langkah selanjutnya
yaitu uji statistik parametrik dengan menggunkana uji-T. Langka-langkah
pengujian hipotesis sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data yang diberikan
berasal dari populasi yang berdistributor normal atau tidak. Pada penelitain
ini, data diasumsikan secara normal. Pengujian normalitas menggunakan
program SPSS 16. Langkah-langkah melakukan uji normalitas menggunakan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan SPSS 16 yang pertama
dilakukan adalah memasukkan nama data yang akan dihitung pada variabel
view. Setelah semua data yang akan dihitung sudah dimasukkan, kemudian
klik data view. Klik Analyze, pilih Non-parametrict test, setelah itu pilih One-
Sample Kolmogorov-Smirnov sebagai langkah awal untuk menguji normalitas
data. Masukkan data berdasarkan variabel yang sudah ditentukan pada Test
Variable List, kemudian aktifkan kolom normal pada Test Distributor.
Langkah selanjutnya klik ok, maka hasilnya akan keluar pada jendela output.
Apabila hasil yang diperoleh pada Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka data
yang digunakan dinyatakan normal. Berikut hasil perhitungan uji normalitas
pre-test kelas kontrol dan pre-test eksperimen. Berikut penjabarannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.7
Uji Normalitas
Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pre test
eksperimen
N 20
Normal Parametersa Mean 75.10
Std. Deviation 8.885
Most Extreme Differences Absolute .188
Positive .188
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .840
Asymp. Sig. (2-tailed) .480
Tabel 4.8
Uji Normalitas
Normalitas Post-test Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pascates
eksperimen
N 20
Normal Parametersa Mean 76.80
Std. Deviation 7.606
Most Extreme Differences Absolute .213
Positive .137
Negative -.213
Kolmogorov-Smirnov Z .951
Asymp. Sig. (2-tailed) .326
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Pada tabel di atas menyatakan bahwa data berdistribusi normal (Asymp Sig >
0,05). Pada tabel 4.7 tertulis bahwa angka signifikansi uji Kolmogorov_Smirnov
pada pre-test kelas eksperimen menunjukkan angka Asymp.Sig 0,480. Hasil post-
test kelas eksperimen berdistribusi normal jika (Asymp.Sig > 0,05). Pada tabel 4.8
tertulis bahwa angka signifikansi uji Kolmogorov_Smirnov Asymp.Sig 0,326
berarti Asymp.Sig > 0,05 menunjukkan data berdistribusi normal. Berdasarkan
data tabel angka signifikansi uji Kolmogorov_Smirnov Asymp.Sig pre-test kelas
eksperimen 0,480 > 0,05 dan Asymp.Sig post-test kelas eksperimen 0,326 > 0,05.
Nilai pre-test kelas eksperimen menunjukkan data yang normal.
Tabel 4.9
Uji Normalitas
Normalitas pre-test Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Prates kontrol
N 20
Normal Parametersa Mean 64.10
Std. Deviation 14.223
Most Extreme Differences Absolute .249
Positive .114
Negative -.249
Kolmogorov-Smirnov Z 1.112
Asymp. Sig. (2-tailed) .169
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.10
Uji Normalitas
Normalitas post-test Kelas Kontrol
Tabel di atas menyatakan bahwa data berdistribusi normal (Asymp Sig >
0,05). Pada tabel 4.10 tertulis bahwa angka signifikansi uji Kolmogorov_Smirnov
pada post-test kelas kontrol menunjukkan angka Asymp.Sig 0,065. Hasil pre-test
kelas kontrol berdistribusi normal jika (Asymp.Sig > 0,05). Pada tabel 4.10
tertulis bahwa angka signifikansi uji Kolmogorov_Smirnov Asymp.Sig 0,169
berarti Asymp.Sig > 0,05 menunjukkan data berdistribusi normal. Berdasarkan
data tabel angka signifikansi uji Kolmogorov_Smirnov Asymp.Sig post-test kelas
kontrol 0,065 > 0,05 dan Asymp.Sig pre-test kelas kontrol 0,169 > 0,05. Nilai
pre-test dan post-test kelas kontrol menunjukkan data yang normal.
Berdasarkan hasil di atas dapat dikatakan bahwa perhitungan normalitas
terhadap kelas kontrol pada nilai pre-test dan nilai post-test berdistribusi normal.
Hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut telah memenuhi syarat uji untuk
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pascates kontrol
N 20
Normal Parametersa Mean 69.90
Std. Deviation 9.369
Most Extreme Differences Absolute .293
Positive .155
Negative -.293
Kolmogorov-Smirnov Z 1.308
Asymp. Sig. (2-tailed) .065
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dianalisis. Oleh sebab itu, kemampuan membedakan fakta dan opini melalui
pendekatan kontekstual kelas IX SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta
dengan baik.
4.6.2 Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas varian dilakukan untuk menguji apakah sampel yang
digunakan data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak. Teknik
statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok dengan
varian. Syarat data dikatakan homogen apabila nilai signifikannya > 0,05, maka
data homogen, jika signifikannya < 0,05 data tidak homogen. Uji homogenitas ini
menggunakan SPSS 16.
Tabel 4.11
Uji Homogenitas Kelas Kontrol
Hasil uji homogenitas menunjukkan signifikansi > 0,05 yang berarti data
homogen. Pada tabel 4.11 tertulis signifikansi data 0,104 > 0,05 yang
menunjukkan bahwa data homogen.
Tabel 4.12
Uji Homogenitas Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Datek
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2.876 1 38 .098
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2.771 1 38 .104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Hasil uji homogenitas menunjukkan signifikansi > 0,05 yang berarti data
homogen. Pada tabel 4.12 tertulis signifikansi data 0.098 yang menunjukkan data
homogen. Hasil uji homogenitas menunjukkan signifikannya > 0,05 yang berarti
data yang digunakan adalah homogen. Pada data yang didapat, nilai siswa kelas
kontrol sebesar 0,104 dan nilai siswa kelas eksperimen 0,98. Berdasarkan kedua
hasil data di atas, data yang didapat menunjukkan data yang digunakan homogen
dan memenuhi syarat untuk dilakukan analisis data karena nilai signifikan yang >
0,05.
4.6.3 Uji Hipotesis
Langkah terakhir yang dilakukan peneliti untuk menguji hipotesis adalah
uji-t setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji-T dilakukan secara
statistik menggunakan uji parametrik dengan tipe uji Paired Sample t-Test. Uji-T
yang dilakukan menggunakan SPSS 16. Langkah awal yang harus dilakukan
adalah memasukkan nama pada variable view. Setelah nama data yang akan
dihitung sudah dimasukkan semua, klik pada data view. Langkah selanjutnya klik
menu Analyze, pilih Compare Mean, kemudian pilih Paired-Sample t-Test.
Muncullah kotak dialog Paired Sample t-Test, lalu masukkan nama-nama data
yang muncul ke kotak Test Variable, kemudian klik ok. Hasil peningkatan dapat
lihat pada tabel t dan Asymp Sig. (2-tailed), peningkatan terjadi apabila t hitung > t
tabel dan Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
4.6.3.1 Uji-T Nilai Pre-Test Dan Post-Test Kelompok Kontrol Dan
Eksperimen
Tabel 4.13
Uji-t pada nilai pre-test dan post-test kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil tabel 4.13 data menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, maka
data yang didapat diterima dengan siginifikan 0,05. Tabel 4.13 menunjukkan
bahwa thitung kelas kontrol memiliki hasil sebesar 1.938 Hasil tersebut
menunjukkan bahwa data hasil pre-test dan post-test kelas kontrol diterima,
dengan perhitungan -1.938 > 0,05. Berdasarkan data di atas thitung yaitu -1.938.
Hasil t tabel dapat dilihat dari tabel statistik pada siginifikan 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
95% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper
Pair
1
Control
pre –test
dan
control
post-test
-6.100 14.075 3.147 -12.687 .487 -1.938 19 .068
Pair
2
Eksperim
en pre-
test dan
eksperim
en post-
test
-4.600 6.460 1.444 -7.623 -1.577 -3.185 19 .005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 19-1 = 18 dan hasil diperoleh untuk t
tabel sebesar 2,101. Hasil ttabel dilihat dari tabel nilai distribusi t atau titik presentase
distribusi t. Nilai thitung > ttabel yakni 1.938 > 2,101, maka hipotesis diterima. Kelas
kontrol yang menggunakan metode guru dalam pembelajaran membedakan fakta
dan opini dapat diterima.
Berdasarkan hasil tabel 4.10 data menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, maka
data yang digunakan diterima dengan siginifikan 0,05. Tabel 4.9 menunjukkan
bahwa t hitung kelas eksperimen 3.185. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil
data pre-test dan post-test kelas eksperimen diterima, dengan perhitungan 3.185 >
0,05. Berdasarkan data di atas t hitung yaitu 3.185. Hasil t tabel dapat dilihat dari
tabel statistik pada siginifikan 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-1 atau 19-1 = 18 dan hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,101.
Hasil ttabel dilihat dari tabel nilai distribusi t atau titik presentase distribusi t. Nilai
thitung > ttabel, yakni 3.185 > 2,101 yang berarti hipotesis diterima. Hasil yang
didapat dari implementasi pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
membedakan fakta dan opini yaitu mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil
yang didapat bahwa hipotesis yang telah dirumuskan diterima.
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai pre-test rata-rata antara kelas kontrol dan
eksperimen yang dapat dilihat pada tabel 4.3. Hasil yang didapat pada nilai pre-
test rata-rata yaitu kelas kontrol sebesar 63.80, sedangkan pada kelas eksperimen
sebesar 73.30. Nilai pre-test digunakan sebagai nilai awal sebelum masuk ke
dalam perlakuan. Perlakuan diberikan hanya berlaku kepada kelas eksperimen
saja. Perlakuan yang diberikan yaitu penggunaan pendekatan kontekstual dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pembelajaran membedakan fakta dan opini. Nilai rata-rata yang didapat pada pre-
test kelas kontrol sebesar 69.90 , sedangkan nilai post-test pada kelas eksperimen
sebesar 78.90.
Hasil perhitungan uji-T antara post- test menggunakan pendekatan CTL
dengan metode guru menunjukan signifikan tarif 5% dan tarif kepercayaan 95%
dan dengan derajat kebebasan 36. Hal tersebut sudah menunjukkan bahwa
implementasi pendekatan kontekstual yang diberikan kepada kelas eksperimen
efektif dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini berhasil.
4.7 Hipotesis Statistik
4.7.1 Hasil Hipotesis
Pembelajaran membedakan fakta dan opini di surat dalam kemampuan
membaca menggunakan analisis uji-T. Sedangkan untuk mengetahui yang
lebih efektif dari kedua hasil pembelajaran tersebut, dilakukan dengan cara
mencari selisih mean skor kedua hasil kelompok. Data yang dianalisis dalam
uji hipotesis adalah penelitian yang berupa skor tes akhir, baik dari kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol setelah data tersebut diolah dengan
rumus uji-T diperoleh t hitung sedangkan t table pada signifikan 5% dan tingkat
kepercayaan 95% dan derajat kebebasan (df 2) n-2 38- 2= 36 Nilai thitung >
ttabel yakni 3185 > 2,101 tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan dalam pembelajaran membedakan fakta dan opini dalam
membaca kritis siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem, Sleman,Yogyakarta.
Maka dapat disimpulkan hipotesis tersebut terbukti kebenarannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji-T kelas eksperimen, diperoleh hasil t
hitung sebesar 3185. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel 2.101. Hal tersebut
berarti hipotesis null (Ho) ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Hi)
diterima. Hal tersebut berarti penggunaan pendekatan kontekstual efektif
dalam meningkatkan pembelajaran membaca kritis dalam membedakan fakta
dan opini di surat pada siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan hasil penelitian, akan menguraikan tiga hal
yang menjadi bagian dari penutup suatu penelitian. Tiga hal itu adalah simpulan,
keterbatasan penelitian, dan saran. Berikut adalah uraian simpulan, implikasi dan
saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan beserta keterbatasan penelitiannya.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, dapat disimpulkan
bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning efektif diterapkan pada
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan membaca. Begitu juga
dengan proses pembelajaran yang menekankan pada keadaan yang konteks pada
situasi sekolah, kegiatan berefleksi untuk membangun kesadaran. Pemecahan
masalah di dalam kelas diatasi dengan adanya cara personalis. Efektivitas
penerapannya dibuktikan dengan nilai signifikasi dalam uji-T pada perbedaan
nilai pasca-tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu 1.938 dan
3.185. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching
and Learning efektif diterapkan dalam pembelajaran keterampilan membaca teks
Iklan fakta dan opini di surat kabar siswa karena nilai t lebih besar dari 0,05.
Penelitian eksperimen ini berlangsung dalam dua kali tatap muka di dalam kelas.
Satu kali tatap muka di dalam kelas sesuai dengan alokasi waktu berdasarkan
Kurikulum, yaitu 4 JP (4 x 45 menit). Penelitian ini dilakukan di kelas IX A dan
IX B SMP Kanisius Pakem Sleman Yogyakarta pada bulan Agustus-September
2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap kemampuan membaca
kritis untuk siswa kelas IX di SMP Kanisius Pakem, Sleman Yogyakarta.
Penerapan dari pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam
keterampilan membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IX SMP
Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018.
Penelitian eksperimen ini berlangsung dalam dua kali tatap muka di dalam
kelas. Satu kali tatap muka di dalam kelas sesuai dengan alokasi waktu
berdasarkan Kurikulum, yaitu 4 JP (4 x 45 menit). Penelitian ini dilakukan di
kelas IX A dan IX B SMP Kanisius Pakem Sleman Yogyakarta pada bulan
Agustus-September 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
penerapan dari pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap
kemampuan membaca kritis untuk siswa kelas IX di SMP Kanisius Pakem,
Sleman Yogyakarta. Penerapan dari pendekatan Contextual Teaching and
Learning dalam keterampilan membaca pada pembelajaran bahasa Indonesia
siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran
2017/2018.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat penerapan dari pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap
kemampuan membaca kritis untuk siswa kelas IX di SMP Kanisius Pakem,
Sleman, Yogyakarta. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-
rata akhir kelas eksperimen yang menggunakan Contextual Teaching and
Learning mencapai 78.90 dan nilai rata-rata kelas kontrol yang menggunakan
metode ceramah mencapai 69.90. Nilai rata-rata kelas eksperimen mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
selisih sebesar 9 dari nilai rata-rata pre- test dan nilai rata-rata kelas kontrol
mempunyai 63.80 dari nilai rata-rata. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
hipotesis dalam penelitian ini. Pendekatan Contextual Teaching and Learning
dalam pembelajaran membaca kritis teks iklan di surat kabar lebih efektif daripada
metode guru, hal ini dapat dilihat dari rata-rata yang dicapai siswa.
Data lain yang mendukung adalah nilai awal keterampilan membaca siswa
baik dari kelompok kontrol (kelas IX B) maupun kelompok eksperimen (IX A)
adalah 75%. Jika dikategorikan berdasarkan tabel acuan PAP tipe I termasuk
dalam kategori cukup mahir dengan rentang skor 65%-79%. Kemudian setelah
dilakukan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pendekatan Contextual
Teaching and Learning pada kemampuan membaca kritis, nilai keterampilan
membaca kritis teks Iklan siswa meningkat dari 75% menjadi 76% pada
percobaan pertama, sedangkan pada percobaan kedua nilai keterampilan membaca
kritis teks iklan fakta dan opini di surat kabar siswa meningkat menjadi 80%.
Hal ini membuktikan bahwa peningkatan nilai kemampuan keterampilan
membaca kritis teks iklan siswa dengan menerapkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dalam pembelajaran meningkat sebesar 5%. Begitu juga
dengan percobaan yang dilakukan peneliti dengan menerapkan metode guru
memperoleh nilai 65%, sedangkan pada percobaan kedua dengan menerapkan
metode guru juga mengalami peningkatan menjadi 75%. Akan tetapi, tetap
meningkat apabila dibandingkan dengan percobaan yang menerapkan pendekatan
Contextual Teaching and Learning. Peningkatan nilai pasca-tes kemampuan
keterampilan membaca kritis teks iklan siswa sebesar 5%. Dari hasil peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
nilai pasca-tes itu, maka pendekatan Contextual Teaching and Learning efektif
diimplementasikan dalam pembelajaran keterampilan membaca kritis teks iklan
fakta dan opini siswa.
5.2 Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas dapat diajukan beberapa
hal yang diharapkan dapat diimplikasi dalam penerapan dan pengambilan
kebijaksanaan sebagai berikut: dengan bukti pendekatan Contextual Teaching and
Learning dalam pengajaran kemampuan membaca kritis teks iklan di surat kabar
lebih efektif dari metode guru dengan ceramah. Maka implikasinya kepada guru
SMP Kansius Pakem, Sleman, Yogyakarta menerapkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dalam pengajaran kemampuan membaca kritis.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, peneliti memiliki hambatan
mengenai sulitnya menemukan konsep iklan fakta dan opini dalam buku cetak.
Konsep fakta dan opini lebih banyak dimuat dalam media online, berupa jurnal
penelitian. Oleh sebab itu, peneliti menyarankan agar peneliti lain dapat mencari
referensi baru yang dapat membahas fakta dan opini lebih lengkap.
Selain itu, peneliti menyarankan agar sekolah menerapkan berbagai
pendekatan dalam pembelajaran, selain pendekatan kontekstual yang sudah
diimplementasikan peneliti. Mengingat hal tersebut berkaitan dalam
membangkitkan antusias siswa dalam pembelajaran dibanding hanya
menggunakan metode ceramah yang digunakan guru. Peneliti juga menyarankan
agar ada penelitian lain mengenai fakta dan opini melalui berbagai pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
yang dapat diimplementasikan di sekolah yang berbeda, sehingga siswa mampu
membaca kritis dengan baik melalui berbagai pendekatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran membaca berbasis pendidikan karakter.
Bandung: Reflika Aditama.
Akbar, Reni. dkk. (2001). Kreativitas. Jakarta: Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Budianta, Melani. Dkk. (2002). Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera.
Depdiknas. 2006. Pembelajaran Berbasis Kontekstual 2: Bahan Sosialisasi KTSP.
http://www.diknas.org diakses pada 12 Mei 2017.
Hamdayama, Jumanta. (2014).Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hamdayama, Jumanta. (2016). Metodologi pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kosasih, Engkos. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya.
Mardiah. 2014. Menumbuhkan Minat Baca. Integrated BPSDMKP Library
Management. System. bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/, Diakses 3
Desember 2017.
M. Iqbal Jamaluddin S. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran CTL (Contextual
Teaching And Learning) pada Hasil Belajar Siswa yang Kompetensi
Dasar Menerapkan Gerbang Dasar Rangkaian Logika Di SMK Negeri 7
Surabaya Tahun 2015. http://www.e-jurnal.com/2014/12/pengaruh-
kreativitas dan-pembelajaran.html. Diakses pada tanggal 31 november
2016 jam 08.00 WIB.
Nurgiyantoro, Burhan. (2012). Penelitian Pengembangan Bahasa Berbasis
Kompetensi.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Nurhadi. (2016). Teknik Membaca. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pranowo. (2014). Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Strategi
Referensi bagi Gurudalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas. Jakarta:PrenandaMedia Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kualitatif, Kuantittaif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantittaif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantittaif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Saimin. (2014). Pengaruh Kreativitas dan Pembelajaran Contextual Teaching
and Learning pada Kemampuan Memahami Bacaan. http:eprints.
Uns.ac.id/2014/1/1799-4019-1-PB.pdf. Diakses pada tanggal 31 november
2016 jam 08.00 WIB.
Tim Penyusun. (2016). Kumpulan Soal Ujian Nasional SMP 2016. Http:
//www.soalujiannasional.org/2016/04/contoh-soal-un-smp-bahasa
Indonesia.html. Diakses pada tanggal 24 Juli 2017 jam 08.00 WIB.
Soerdarsono. (2000). Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:
Gramedia.
Solang, Deetje Josephine. (2008). Latihan keterampilan intektual dan
keterampilan dan kemampuan pemecahan masalah secara kreatif”. Jurnal
Ilmu pendidikan, jilid 15, nomor 2, hlm. 35-42 Manado. Universitas
Negeri Manado.
Tarigan, Henry Guntur. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (1984). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Trianto. (2009). Medesain Model Pembelajaran Inovatif Proogresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Thobroni, M. (2015).Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik.Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Utami, YS. (2012). Hubungan Kemampuan Membaca Kritis Dengan Kemampuan
menulis Argumentasi Siswa Kelas IX SMAN 1. http://www.e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
jurnal.com/2012/12/hubungan-kemampuan-membaca-kritis.html. diakses
tanggal 12 Desember 2017.
Wainright, Gordon. (2007). Speed Reading Better Recalling ”Manfaatkan Teknik
teknik Terujiuntuk Membaca Lebih Cepat dan Mengingat Secara
Maksimal”. Jakarta: GramediaPustaka Utama.
Wiryodijoyo, Suwaryono. (1989). Membaca: strategi pengantar dan tekniknya.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wiyanto, Asul. (2004). Terampil bermain Drama. Jakarta: Gramedia.
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan
dengan Kurikulum 2013 (Edisi Revisi). Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM
Sekolah : SMP Kanisius Pakem
Kelas : IX
Jam ke : VII-VIII
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Peneliti : Rosalia Fibi Etika Sari
Nim : 131224032
Hari, tanggal : Kamis, 13 Oktober 2016
PETUNJUK :
1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar –
mengajar!
2. Tuliskan tanda cek ( ) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang
Anda amati!
NO. BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK
1. Guru membuka pelajaran
2. Guru mengabsen / menyebut nama
3. Suara guru jelas
4. Guru memakai media
5. Guru memakai alat peraga
6. Guru sering bertanya kepada siswa
7. Pertanyaan guru diajukan ke perorangan
8. Pertanyaan guru diajukan kepada kelas
9. Guru memanfaatkan penguatan
10. Guru memberi tugas rumah
11. Sikap guru serius
12. Sikap guru santai
13. Guru menulis di papan tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
14. Guru umumnya duduk di kursi
15. Guru sering berjalan ke belakang, ke samping
dan ke tengah
16. Guru membuat rangkuman pelajaran
17. Evaluasi diberikan kepada hal-hal berikut:
a. Setiap indikator / tujuan pembelajaran
b. Sekelompok indikator/tujuan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS GURU DI KELAS
Sekolah : SMP Kanisius Pakem
Kelas : IX
Jam ke : V- VI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Peneliti : Rosalia Fibi Etika Sari
NIM : 131224032
Hari, tanggal : Kamis, 13 Oktober 2016
PETUNJUK :
1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-
mengajar!
2. Tuliskan tanda lingkaran pada skor yang sesuai dengan keadaan yang
Anda amati!
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I
1.
2.
PRAPEMBELAJARAN
Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran,
dan media
Memeriksa kesiapan siswa
1
1
2
2
4
4
5
5
II
1.
2.
MEMBUKA PEMBELAJARAN
Melakukan kegiatan apersepsi
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dan rencana kegiatannya
1
1
2
2
4
4
5
5
III
A.
1.
2.
3.
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
Penguasaan materi pelajaran
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki
1
1
1
2
2
2
4
4
4
5
5
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
4.
belajar
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
1
2
4
5
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C.
1.
2.
3.
4.
D.
1.
2.
3.
4.
5.
Pendekatan / Strategi Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
Mengakomodasi adanya keragaman budaya
Nusantara
Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
waktu yang telah dialokasi
Pemanfaatan Media Pembelajaran / Sumber
Belajar
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media
Menghasilkan pesan yang menarik
Menggunakan media secara efektif dan efisien
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Pembelajaran yang Memicu dan
Memelihara Keterlibatan Siswa
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
Merespon positif partisipasi siswa
Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa
dan siswa-siswa
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
6.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam belajar
1 2 4
5
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
E.
1.
2.
F.
1.
2.
3.
4.
G.
1.
2.
3.
IV
A.
1.
2.
B.
1.
2.
Kemampuan khusus dalam pembelajaran
bidang studi
Menumbuhkan sikap ekonomis
Menumbuhkan sikap produktif
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Melakukan penilaian awal
Memantau kemajuan belajar
Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
Penggunaan Bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
PENUTUP
Refleksi dan Rangkuman pembelajaran
Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
Menyusun rangkuman dengan melibatkan
siswa
Pelaksanaan Tindak Lanjut
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas
sebagai bagian
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas
sebagai bagian pengayaan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Skor Total 188
Berdasarkan observasi Anda, tuliskan hal-hal yang berguna bagi Anda
sebagai calon guru! (Gunakan kertas sendiri seperlunya!)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
INSTRUMEN OBSERVASI
AKTIVITAS SISWA DI KELAS
Sekolah : SMP Kanisius Pakem
Kelas : IX
Jam ke : V- VI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Peneliti : Rosalia Fibi Etika Sari
Nim : 131224032
Hari, tanggal : Senin, 4 Oktober 2016
PETUNJUK :
1. Amati aktivitas siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-
mengajar!
2. Tulis tanda cek ( ) pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang
Anda amati!
NO. BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK
1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru / praktikan
3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran
4. Siswa mencatat hal-hal penting
5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik
6. Siswa dapat bekerjasama dengan teman sebaya
7. Siswa menghargai teman sesama dan guru
8. Siswa berani bertanya
9. Siswa diam tanpa melakukan apa-apa
10. Siswa sibuk dengan aktivitas masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PEDOMAN WAWANCARA GURU
1. Keterampilan berbahasa apa yang yang masih menjadi kendala dalam proses belajar
mengajar di kelas ?
2. Keterampilan apa yang sulit unuk dipahami oleh peserta didik?
3. Bagaimana situasi kelas ketika materi tersebut diajarkan?
4. Metode pembelajaran yang anda gunakan di kelas ?
5. Apakah metode tersebut anda gunakan dalam semua materi pembelajaran?
6. Bagaimana respon peserta didik dalam penggunakan media pembelajaran ?
7. Sumber belajar apa saja yang anda gunakan dalam pembelajaran ?
8. Berapa kreteria kelulusan minimal untuk mata pelajaran bahasa Indonesia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
HASIL WAWANCARA GURU
1. Keterampilan berbahasa apa yang yang masih menjadi kendala dalam proses belajar
mengajar di kelas ?
Jawab: yang masih terjadi kendala dalam proes pembelajaran dikelas adalah membaca
2. Materi apa yang sulit unuk dipahami oleh peserta didik?
Jawab: materi yang sering mereka kurang mereka pahami ketika membaca sebuah
teks, mereka kurang cermat dalam membaca.
3. Bagaimana situasi kelas ketika materi tersebut diajarkan?
Jawab: situasi kelas sangat mendukung. Siswa sangat antusias dalam belajar.
Keantusiasan mereka terlihat saat mereka membuat sesuatu didepan kelas.akan tetapi
mereka kesulitan dalam membaca.
4. Metode pembelajaran yang anda gunakan di kelas ?
Jawab: saya menggunakan metode ceramah
5. Apakah metode tersebut anda gunakan dalam semua materi pembelajaran?
Jawab: iya. Saya menggunakan metode tersebut secara berulang- ulang.
6. Bagaimana respon peserta didik dalam penggunakan media pembelajaran ?
Jawab: ya mereka terlihat memahami
7. Sumber belajar apa saja yang anda gunakan dalam pembelajaran ?
Jawab: sumber belajar yang saya gunakan itu buku penggangan siswa,internet, dan
buku lainnya.
8. Berapa kreteria kelulusan minimal untuk mata pelajaran bahasa Indonesia?
Kreteria kelulusan minimal yang ditentukan pihak sekolah untuk Bahasa Indonesia
KKMny 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama sekolah : SMP Kanisius Pakem Sleman Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ semester : IX / Ganjil
Aspek : Membaca
Standar Kompetensi : 3 Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif
dan membaca memindai
Kompetensi Dasar : 3.1 Membedakan antara fakta dan opini dalam teks iklan di
surat kabar melalui kegiatan membaca intensif
Tema : Iklan
A. Indikator
3.1.1 Menjelaskan pengertian dan cara membaca kritis
3.1.2 Menganalisis fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar dengan membaca
kritis
3.1.3 Mengkritisi isi iklan yang terdapat dalam surat kabar
B. Tujuan
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian dan cara membaca kritis dengan
benar
2. Peserta didik mampu menganalisis fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar
secara kritis
3. Peserta didik mampu mengkritisi isi iklan yang terdapat di surat kabar dengan
tepat
C. Materi
Konsep:
1. Pengertian membaca kritis
2. Tujuan membaca kritis
3. Perbedaan fakta dan opini
4. Struktur teks iklan
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Prosedur:
1. Langkah- langkah CTL
2. Langkah – langkah membaca kritis
D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Contekstual Teaching and Leaning
2. Model : Diskusi, Inkuiri, tanya jawab, dan penugasan
3. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran
a. Media : Powerpoint, vedio ilustrasi, internet.
b. Alat : papan tulis, LCD, Viewer,Laptop,Alat tulis
c. Sumber Belajar :
Wiryodijoyo, Suwaryono. (1989). Membaca: strategi pengantar dan
tekniknya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Koran Tribun Harian Jogja tanggal 18-28 Agustus 2017
Kosasih, Engkos. (2008). Mandiri Mengasah Kemampuan diri Bahasa
Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX KTSP. Jakarta : Erlangga.
Nurhadi,dkk.2005 .Bahasa Dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs
Kelas IX.Jakarta:Erlangga.
E. Nilai Kemanusiaan / Karakter
1. Kerjasama
2. Ketelitian
F. Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan CTL
Langkah- langkah Aktivitas guru dan siswa
1. Fase 1: kontruktivisme (Cotructivisme)
a. Siswa diajak untuk aktif dalam
pengatahuan yang sudah ada.
b. Siswa pemerolehan pengetahuan baru,
Pemahaman, dan pengetahuan.
c. Menerapkan pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2. Fase 2 : Menemukan (inquiry) a. Siswa menemukan fakta dan opini
masalah dalam teks Iklan .
b. Siswa diajak untuk berpikir kritis dan
memecakan masalah yang terdapat
dalam Iklan pada surat kabar.
c. Siswa menjelaskan hasil yang
dipikirkan menurut pendapatnya
sendiri.
3. Fase 3 : Bertanya
(Questioning ) a. Siswa didorong untuk
mengungkapkan informasi yang
terdapat dalam iklan.
b. Siswa diberi kesempatan untuk
menganalisis suatu kejadian yang
terdapat dalam Iklan pada surat kabar.
4. Fase 4 : Masyarakat belajar (leaning
community)
a. Siswa diminta untuk membentuk
kelompok kecil yang terdiri dari 4
orang anggota.
b. Dalam kelompok kecil, siswa diberi
kesempatan untuk mendiskusikan
dengan teman tentang iklan yang
telah dibaca.
c. Siswa berkesempatan untuk
mengungkapkan pemasalahan yang
mereka alami saat membaca secara
lisan disertai bukti dari teks Iklan.
5. Fase 5: Permodelan (modeling) a. Siswa didorong untuk membaca Iklan
dengan mendatangkan lakon dengan
bentuk barang yang diiklankan.
b. Siswa membaca Iklan dari surat kabar
secara langsung.
6. Fase 6: Refleksi (reflekstion) a. Siswa dan guru melakukan refleksi
selama pelajaran berlangsung.
b. Guru memberikan penguatan dan
motivasi yang berkaitan dengan
pembelajaran yang telah dilakukan.
7. Fase 7: Penilaian nyata (authentic
assessment) Siswa diberi lembar LKS untuk
megerjakan tugas.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan pembelajaran Waktu
1. Kegiatan awal
Apresiasi
1. Salam Pembuka
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
2. Guru memprensensi dan memeriksa kesiapan siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran.
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
1. Guru memberikan pengantar tentang membaca kritis
(fase 1)
2. Siswa mencari pengertian dan cara membaca kritis pada
buku (fase 1)
3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang
membaca kritis (fase 3)
Elaborasi
4. Siswa dibagi dalam kelompok kecil, setiap kelompok
terdiri dari 4 anak. (fase 4)
5. Masing-masing kelompok membaca dan menemukan
iklan di surat kabar. (fase 2)
6. Siswa menganalisis fakta dan opini yang terdapat pada
iklan (fase 3)
7. Guru membagikan kertas ke setiap masing-masing
kelompok (fase 5)
8. Siswa menggunting iklan dan menempelkannya di kertas
yang dibagikan oleh guru (fase 5)
9. Siswa menuliskan fakta dan opini yang telah
didiskusikan bersama kelompok di bawah iklan (fase 4)
10. Siswa mengkritisi dengan mencari kekurangan dan
kelebihan teks iklan.(fase 4)
11. Siswa menerima LKS dari guru (fase 7)
12. Siswa mengerjakan LKS secara individu (fase 7)
Konfirmasi
13. Siswa bersama guru membuat simpulan dari
pembelajaran yang telah dilakukan. (fase 6)
2x 25 menit
3. Kegiatan akhir
14. Siswa bersama guru melakukan refleksi mengenai materi
membaca iklan (fase 6)
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
15. Guru memberikan penguatan dan motivasi yang
berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan.
(fase 6).
H. Refleksi
Peserta didik diajak untuk selalu tanggap terhadap situasi yang terjadi di
sekelilingnya dan bisa memberikan pendapatnya / komentar terhadap peristiwa yang
terjadi disekitarnya itu.
I. Aksi
Peserta didik lebih tanggap terhadap situasi yang terjadi disekelilingnya dan bisa
memberikan pendapatnya / komentar terhadap peristiwa yang terjadi disekitarnya itu.
J. Kecakapan Hidup
1. Kecakapan berkomunikasi lisan
2. Kecakapan bekerjasama
3. Kecakapan menggalidan mengolah informasi
K. Sumber Belajar
1. Perpustakaan
2. Koran Tribun Jogja tanggal 18- 28 Agustus 2017
L. Penilaian
1. Teknik : Penugasan
2. Bentuk Instrumen : Tugas di kelas
3. Soal / Instrumen
I. Penilaian
a. Rubrik Penilaian
Indikator Pencapaian
Penialain
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Butir Soal
3.1.2 Menganalisis fakta
dan opini dalam teks
iklan di surat kabar
dengan membaca kritis
Tertulis Tes
Kemampuan
Menulis
1. Jelaskan maksud iklan di
atas!
2. Temukan fakta dan opini
dari iklan tersebut!
3. Tuliskan kembali maksud
dari iklan tersebut secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
lengkap!
4. Apa yang ditawarkan dari
iklan tersebut?
5. Buatlah satu iklan baris!
3.1.3 Mengkritisi isi
iklan yang terdapat
dalam surat kabar
1. Pedoman Penilaian
a. Setiap puisi memiliki nilai maksimal 100
b. Tiap aspek memiliki bobot minimal 1 dan maksimal 4
c. Rumus nilai akhir
Kognitif
3.1.1 Menjelaskan pengertian dan cara membaca kritis
Kriteria Nilai
Siswa menjawab setiap soal dengan benar 2
Siswa menjawab setiap soal mendekati jawaban benar 1
Siswa menjawab namun jawaban salah 0
Afektif
Menunjukkan sikap menghargai terhadap oranglain.
Psikomotor
Melakukan kegiatan pembelajaran pendekatan CTL.
Aspek 3 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Baik Cukup Butuh bimbingan
Afektif
Siswa mendengarkan
dengan baik dan mencatat
semua poin-poin yang
dijelaskan oleh teman tanpa
banyak bercanda.
Siswa mendengarkan
dengan baik dan mencatat
beberapa poin-poin yang
dijelaskan oleh teman
meski sesekali bercanda.
Siswa hanya
mendengarkan dan
tidak mencatat poin-
poin yang dijelaskan
oleh teman.
Psikomotor
Siswa melakukan kegiatan
membaca Kritis dengan
aktif, sesuai aturan, lengkap
dan urut seperti yang
diperintahkan guru
Siswa melakukan kegiatan
membaca kritis dengan
aktif, sesuai aturan, kurang
lengkap namun urut.
Siswa melakukan
kegiatan membaca
kritis dengan hanya
ikut-ikut teman, tidak
sesuai dengan perintah
guru.
a. Rubrik Penilaian
1. Jelaskan maksud iklan di atas!
Pedoman penskoran
Kegiatan Skor
1. Peserta didik mampu menulis keseluruhan maksud iklan ! 2
2. Peserta didik tidak dapat menulis maksud dari iklan 0
2. Temukan fakta dan opini dari iklan tersebut!
Pedoman penskoran
Kegiatan Skor
1. Peserta didik menulis 4 atau lebih fakta dan opini 4
2. Peserta didik menulis 1- 2 fakta dan opini 2
3. Peserta didik tidak menulis apa-apa 0
3. Tuliskan kembali maksud dari iklan tersebut secara lengkap!
Pedoman penskoran
Kegiatan Skor
1. Peserta didik menulis 2 atau lebih maksud dari iklan 4
2. Peserta didik menulis 1 opini 2
3. Peserta didik tidak menulis apa- apa 0
4. Apa yang ditawarkan dari iklan tersebut?
Pedoman penskoran
Kegiatan Skor
1. Peserta didik menulis 2 atau lebih yang ditawarkan dari iklan 2
2. Peserta didik tidak menulis apa- apa yang ditawarkan dari iklan 0
5. Bualtah satu iklan baris!
Pedoman penskoran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No. Aspek yang dinilai Deskripsi Skor
1. Kalimat - Ringkas, jelas, tepat
sasaran, dan menarik
- Kurang ringkas, jelas,
tepat sasaran, dan
menarik
- Tidak ringkas, tidak
jelas, kurang tepat
sasaran, dan kurang
menarik
4
2
1
Isi - Sesuai dengan tujuan
pembuatan
- Kurang sesuai dengan
tujuan pembuatan
- Tidak sesuai dengan
pembuatan
4
2
1
Pedoman Penilaian
d. Setiap puisi memiliki nilai maksimal 100
e. Tiap aspek memiliki bobot minimal 1 dan maksimal 4
f. Rumus nilai akhir
Nomor
Jumlah
soal
Bobot
nilai
Skor
Ideal
Nilai maksimal
Urut Soal
1 1-30 30 1 30
2 1-5 5 20 20
Jumlah 35 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis menurut Gega (dalam Sumardyono dan Ashari S 2010:9)
adalah berpikir yang menggunakan bukti-bukti untuk mengukur kebenaran
kesimpulan, serta dapat menunjukkan pendapat yang terkadang kontradiktif,
bahkan mau mengubah pendapatnya jika ternyata ada bukti lebih kuat yang
bertentangan dengan pendapatnya. Ada dua langkah berpikir kritis, yaitu;
melakukan proses penawaran yang diikuti dengan pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang mendalam, komprehensif,
argumentatif, logis, dan evaluatif.
2. Pengertian membaca
Membaca menurut Nurhadi (2016:2) membaca dalam arti sempit adalah kegiatan
memahami makna yang terdapat dalam tulisan. Sementara dalam arti luas adalah
proses pengelohan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan pembaca untuk
memperoleh pemahaman tentang bacaan.
3. Pengertian Membaca Kritis
Membaca kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-
fakta yang terdapat dalam bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap
fakta itu. Agustina (2008:124). Pembaca tidak hanya sekedar menyerap
masalah yang ada, tetapi ia bersama- penulis berpikir tentang masalah yang
dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan
penilaian.
Dalam membaca kritis pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang
lain. Pembaca harus mengikuti pikiran penulis secara tepat, akurat dan kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Akurat artinya dalam hubungan relevansi, membedakan yang relevan dan
yang tidak relevan atau tidak benar. Kritis berarti menerima pikiran penulis
dengan dasar yang baik, logis, benar atau menurut realitas. Karena dalam
membaca kritis membaca akan menganailis, membandingkan dan menilai. Jika
kita ingin membaca dengan baik, kita harus membaca dengan pikiran yaitu
berpikir, menilai, dan membuat batasan. Kesemuanya ini harus dilakukan secara
serentak. Membaca kritis ialah kegiatan membaca dilakukan dengan bijaksana,
penuh tenggang rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin
mencari kesalahan penulis. Membaca kritis berusaha memahami makna tersirat
sebuah bacaan. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara
kritis. Nurhadi (1987) menguraikan aspek-aspek membaca kritis yang dikaitkan
dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom, sebagai berikut ini.
4. Tujuan Membaca Kritis
Menurut Sumardyono dan Ashari S (2010:14), secara umum tujuan
membaca kritis adalah untuk:
1. mengetahui tujuan penulis membuat tulisan;
2. memahami bagian-bagian yang diyakinkan dan yang ditekankan oleh penulis.
3. mendapatkan bagian-bagian mana penulis melakukan bias (penyimpangan dari
maksud sebenarnya).
5. Langkah-langkah Membaca Kritis
Menurut Soedarsono (1994), proses membaca kritis dapat dilakukan
sebagai berikut.
1. Mengerti isi bacaan yaitu; ide pokok, fakta dan rincian penting, dan dapat
membuat kesimpulan dan interpretasi dari ide-ide itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
2. Menguji sumber penulis; apakah dapat dipercaya?, cukup akuratkah?, apakah
dia/mereka kompeten di bidangnya?
3. Ada interaksi antara penulis dan pembaca; tidak hanya mengerti maksud
penulis tetapi harus membandingkan dengan pengetahuan yang kita miliki,
serta dari penulis lainnya.
4. Menerima atau menolak; mempercayai, mencurigai, meragukan,
mempertanyakan, atau tidak percaya.
Dapat disimpulkan bahwa langkah- langkah membaca kritis isi bacaan,
mengenai fakta- faktanyaa dan menginterpretasikan apa yang ada dalam
bacaan. Artinya:
a. Mengerti dengan benar ide pokoknya
b. Mengetahui fakta dan opini dalam teks bacaan
c. Dapat membuat kesimpulan dan interpretasi dari ide- ide
5. Pengertian fakta dan opini
Fakta menurut KBBI adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan
kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Opini menurut KBBI adalah pendapat; pikiran; pendirian. Sifat dari opini
adalah subjektif. Hal ini dikarenakan bahwa opini merupakan tanggapan tentang suatu
hal. Intinya, opini itu adalah penilaian terhadap fakta. Pendapat adalah pikiran atau
anggapan seseorang terhadap sesuatu. Orang yang satu dengan yang lain dapat
berbeda pendapat bergantung pada pandangan, pendirian, atau penilaiannya.
6. Perbedaan fakta dan opini beri contoh
Fakta
Suatu hal/keadaan/peristiwa yang merupakan kenyataan atau benar-benar
terjdi dan dapat dibuktikan.
Contoh kalimat fakta :
a. Berbekal Rp750.000,00 hasil menjual gelang, kalung, dan cicin
miliknya, Susi mulai jadi pengepul ikan pada tahun 1983.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
b. Di Indonesia, pendapatan Telkom dari layanan telepon kabel hingga
agustus 2010 mengalami penurunan 7,5% jika dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2009. Penurunan paling drastis pada periode
Agustus 2008 hingga Agustus 2009, mencapai 16,7%
Opini
Pendapat atau pikiran atau pendirian seseorang tentang sesuatu disertai alasan
yang kuat. Kalimat opini/pendapat, biasanya terdapat kata-kata yang
mengandung nilai subjektif seperti sebaiknya, mungkin, barangkali, menurut
saya,agaknya, dll.
Contoh kalimat opini/pendapat :
a. Walau sudah tidak banyak diminati pelanggan, telepon kabel masih punya
peluang dengan strategi penjualan yang beragam.
b. Operator seluler berlomba-lomba memasang tarif supermurah, tetapi
belum tentu semuanya memiliki infrastruktur (prasarana) jaringan yang
kuat.
7. Iklan
Iklan adalah bentuk komunikasi dari seseorang, intansi, atau pengusaha yang
digunakan untuk menyampaikan informasi secara menarik agar khalayak ramai
tertarik untuk menggunakan produk yang iklan ramai tertarikm untuk menggunakan
produk yang diiklankan.(Sumber: buku Bahasa dan Sastra Indonesia 3 SMP, KTSP)
Tip menulis Iklan
1. Isi iklan harus memperhatikan hal- hal berikut:
a. Objektif dan jujur
b. Singkat dan jelas
c. Tidak menyinggung perasaan golongan masyarakat atau produsen
lain
d. Menarik perhatian
2. Bahasa iklan harus memperhatikan hal- hal berikut :
a. Mudah dipahami dan mudah diingat
b. Berkonotasi positif yang bisa mempengaruhi dan meyakinkan
khayalak ramai
c. Menimbulkan sikap penasaran dari khalayak ramai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lembar Kerja Siswa
Satuan Pendidikan : SMP Kanisius Pakem
Hari/Tanggal :
Kelas/Semester : IX/I
SOAL ESAI
Bacalah iklan dibawah ini!
1. Jelaskan maksud iklan di atas!
........................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..........................................................................................................
2. Temukan fakta dan opini dari iklan tersebut!
........................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
3. Tuliskan kembali maksud dari iklan tersebut secara lengkap!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
................................................................................................................................
4. Apa yang ditawarkan dari iklan tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
5. Buatlah satu iklan baris!
........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama sekolah : SMP Kanisius Pakem Sleman Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ semester : IX / Ganjil
Aspek : Membaca
Standar Kompetensi : 3 Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif
dan membaca memindai
Kompetensi Dasar : 3.1 Membedakan antara fakta dan opini dalam teks iklan di
surat kabar melalui kegiatan membaca intensif
Tema : Iklan
A. Indikator
3.1.1 Menjelaskan pengertian dan cara membaca kritis
3.1.2 Menganalisis fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar dengan membaca
kritis
3.1.3 Mengkritisi isi iklan yang terdapat dalam surat kabar
B. Tujuan
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian dan cara membaca kritis dengan
benar
2. Peserta didik mampu menganalisis fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar
secara kritis
3. Peserta didik mampu mengkritisi isi iklan yang terdapat di surat kabar dengan
tepat
C. Materi
Konsep :
1. Perbedaan fakta dan opini
2. Struktur teks iklan
Prosedur: Langkah – langkah membaca teks iklan
Metode guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : tradisional
2. Model : ceramah, diskusi
3. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran
a. Media : Powerpoint, video ilustrasi, internet.
b. Alat : papan tulis, LCD, Viewer,Laptop,Alat tulis
c. Sumber Belajar :
Koran Tribun Harian Jogja tanggal 18-28 Agustus 2017
Kosasih, Engkos. (2008). Mandiri Mengasah Kemampuan diri Bahasa
Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX KTSP. Jakarta : Erlangga.
E. Nilai Kemanusiaan / Karakter
1. Kerjasama
2. Ketelitian
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan pembelajaran Waktu
1. Kegiatan awal
Apresiasi
1. Salam Pembuka
2. Guru memprensensi dan memeriksa kesiapan siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran.
10 menit
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
1. Guru memberikan pengantar tentang membaca kritis
2. Siswa mencari pengertian dan cara membaca kritis pada
buku
3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang
membaca kritis
Elaborasi
4. Siswa dibagi dalam kelompok kecil, setiap kelompok
terdiri dari 4 anak.
5. Masing-masing kelompok membaca dan menemukan
2x 25 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
iklan di surat kabar.
6. Siswa menganalisis fakta dan opini yang terdapat pada
iklan
7. Guru membagikan kertas ke setiap masing-masing
kelompok
8. Siswa menggunting iklan dan menempelkannya di kertas
yang dibagikan oleh guru
9. Siswa menuliskan fakta dan opini yang telah
didiskusikan bersama kelompok di bawah iklan
10. Siswa mengkritisi dengan mencari kekurangan dan
kelebihan teks iklan.
11. Siswa menerima LKS dari guru
12. Siswa mengerjakan LKS secara individu
Konfirmasi
13. Siswa bersama guru membuat simpulan dari
pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Kegiatan akhir
14. Siswa bersama guru melakukan refleksi mengenai materi
membaca iklan
15. Guru memberikan penguatan dan motivasi yang
berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan.
10 menit
G. Refleksi
Peserta didik diajak untuk selalu tanggap terhadap situasi yang terjadi
disekelilingnya dan bisa memberikan pendapatnya / komentar terhadap peristiwa yang
terjadi disekitarnya itu.
H. Aksi
Peserta didik lebih tanggap terhadap situasi yang terjadi disekelilingnya dan bisa
memberikan pendapatnya / komentar terhadap peristiwa yang terjadi disekitarnya itu.
I. Kecakapan Hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
1. Kecakapan berkomunikasi lisan
2. Kecakapan bekerjasama
3. Kecakapan menggalidan mengolah informasi
J. Sumber Belajar
1. Perpustakaan
2. Koran tribun jogja tanggal
K. Penilaian
1. Teknik : Penugasan
2. Bentuk Instrumen : Tugas di kelas
3. Soal / Instrumen
1) Tentukan bagian iklan yang perlu dikomentari !
Pedoman Penskoran
I. Penilaian
a. Rubrik Penilaian
Indikator Pencapaian
Penialain
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Butir Soal
3.1.2 Menganalisis fakta
dan opini dalam teks
iklan di surat kabar
dengan membaca kritis
Tertulis Tes
Kemampuan
Menulis
1. Jelaskan maksud iklan di
atas!
2. Temukan fakta dan opini
dari iklan tersebut!
3. Tuliskan kembali maksud
dari iklan tersebut secara
lengkap!
4. Apa yang ditawarkan dari
iklan tersebut?
5. Buatlah satu iklan baris!
3.1.3 Mengkritisi isi
iklan yang terdapat
dalam surat kabar
1. Pedoman Penilaian
a. Setiap puisi memiliki nilai maksimal 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
b. Tiap aspek memiliki bobot minimal 1 dan maksimal 4
c. Rumus nilai akhir
Kognitif
3.1.1 Menjelaskan pengertian dan cara membaca kritis
Kriteria Nilai
Siswa menjawab setiap soal dengan benar 2
Siswa menjawab setiap soal mendekati jawaban benar 1
Siswa menjawab namun jawaban salah 0
Afektif
Menunjukkan sikap menghargai terhadap oranglain.
Psikomotor
Melakukan kegiatan pembelajaran pendekatan CTL.
Aspek
3 2 1
Baik Cukup Butuh
bimbingan
Afektif
Siswa mendengarkan
dengan baik dan mencatat
semua poin-poin yang
dijelaskan oleh teman
tanpa banyak bercanda.
Siswa mendengarkan
dengan baik dan
mencatat beberapa poin-
poin yang dijelaskan
oleh teman meski
sesekali bercanda.
Siswa
hanya
mendengar
kan dan
tidak
mencatat
poin-poin
yang
dijelaskan
oleh teman.
Psikomotor Siswa melakukan
kegiatan membaca Kritis
Siswa melakukan
kegiatan membaca kritis
Siswa
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
dengan aktif, sesuai
aturan, lengkap dan urut
seperti yang
diperintahkan guru
dengan aktif, sesuai
aturan, kurang lengkap
namun urut.
kegiatan
membaca
kritis
dengan
hanya ikut-
ikut teman,
tidak sesuai
dengan
perintah
guru.
a. Rubrik Penilaian
1. Jelaskan maksud iklan di atas!
Pedoman penskoran
Kegiatan Skor
1. Peserta didik mampu menulis keseluruhan maksud iklan ! 2
2. Peserta didik tidak dapat menulis maksud dari iklan 0
2. Temukan fakta dan opini dari iklan tersebut!
Pedoman penskoran
Kegiatan Skor
1. Peserta didik menulis 4 atau lebih fakta dan opini 4
2. Peserta didik menulis 1- 2 fakta dan opini 2
3. Peserta didik tidak menulis apa-apa 0
3. Tuliskan kembali maksud dari iklan tersebut secara lengkap!
Pedoman penskoran
Kegiatan Skor
1. Peserta didik menulis 2 atau lebih maksud dari iklan 4
2. Peserta didik menulis 1 opini 2
3. Peserta didik tidak menulis apa- apa 0
4. Apa yang ditawarkan dari iklan tersebut?
Pedoman penskoran
Kegiatan Skor
1. Peserta didik menulis 2 atau lebih yang ditawarkan dari iklan 2
2. Peserta didik tidak menulis apa- apa yang ditawarkan dari iklan 0
5. Buatlah satu iklan baris!
Pedoman penskoran No. Aspek yang dinilai Deskripsi Skor
1. Kalimat a. Ringkas, jelas, tepat 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
sasaran, dan menarik
b. Kurang ringkas, jelas,
tepat sasaran, dan
menarik
c. Tidak ringkas, tidak
jelas, kurang tepat
sasaran, dan kurang
menarik
2
1
Isi d. Sesuai dengan tujuan
pembuatan
e. Kurang sesuai dengan
tujuan pembuatan
f. Tidak sesuai dengan
pembuatan
4
2
1
Pedoman Penilaian
d. Setiap puisi memiliki nilai maksimal 100
e. Tiap aspek memiliki bobot minimal 1 dan maksimal 4
f. Rumus nilai akhir
Nomor
Jumlah
soal
Bobot
nilai
Skor
Ideal
Nilai maksimal
Urut Soal
1 1-30 30 1 30
2 1-5 5 20 20
Jumlah 35 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis menurut Gega (dalam Sumardyono dan Ashari S 2010:9)
adalah berpikir yang menggunakan bukti-bukti untuk mengukur kebenaran
kesimpulan, serta dapat menunjukkan pendapat yang terkadang kontradiktif,
bahkan mau mengubah pendapatnya jika ternyata ada bukti lebih kuat yang
bertentangan dengan pendapatnya. Ada dua langkah berpikir kritis, yaitu;
melakukan proses penawaran yang diikuti dengan pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang mendalam, komprehensif,
argumentatif, logis, dan evaluatif.
2. Pengertian membaca
Membaca menurut Nurhadi (2016:2) membaca dalam arti sempit adalah kegiatan
memahami makna yang terdapat dalam tulisan. Sementara dalam arti luas adalah
proses pengelohan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan pembaca untuk
memperoleh pemahaman tentang bacaan.
3. Pengertian Membaca Kritis
Membaca kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-
fakta yang terdapat dalam bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap
fakta itu. Agustina (2008:124). Pembaca tidak hanya sekedar menyerap
masalah yang ada, tetapi ia bersama- penulis berpikir tentang masalah yang
dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan
penilaian.
Dalam membaca kritis pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang
lain. Pembaca harus mengikuti pikiran penulis secara tepat, akurat dan kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Akurat artinya dalam hubungan relevansi, membedakan yang relevan dan
yang tidak relevan atau tidak benar. Kritis berarti menerima pikiran penulis
dengan dasar yang baik, logis, benar atau menurut realitas. Karena dalam
membaca kritis membaca akan menganailis, membandingkan dan menilai. Jika
kita ingin membaca dengan baik, kita harus membaca dengan pikiran yaitu
berpikir, menilai, dan membuat batasan. Kesemuanya ini harus dilakukan secara
serentak. Membaca kritis ialah kegiatan membaca dilakukan dengan bijaksana,
penuh tenggang rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin
mencari kesalahan penulis. Membaca kritis berusaha memahami makna tersirat
sebuah bacaan. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara
kritis. Nurhadi (1987) menguraikan aspek-aspek membaca kritis yang dikaitkan
dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom, sebagai berikut ini.
4. Tujuan Membaca Kritis
Menurut Sumardyono dan Ashari S (2010:14), secara umum tujuan
membaca kritis adalah untuk:
1. mengetahui tujuan penulis membuat tulisan;
2. memahami bagian-bagian yang diyakinkan dan yang ditekankan oleh penulis.
3. mendapatkan bagian-bagian mana penulis melakukan bias (penyimpangan dari
maksud sebenarnya).
5. Langkah-langkah Membaca Kritis
Menurut Soedarsono (1994), proses membaca kritis dapat dilakukan
sebagai berikut.
1. Mengerti isi bacaan yaitu; ide pokok, fakta dan rincian penting, dan dapat
membuat kesimpulan dan interpretasi dari ide-ide itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
2. Menguji sumber penulis; apakah dapat dipercaya?, cukup akuratkah?, apakah
dia/mereka kompeten di bidangnya?
3. Ada interaksi antara penulis dan pembaca; tidak hanya mengerti maksud
penulis tetapi harus membandingkan dengan pengetahuan yang kita miliki,
serta dari penulis lainnya.
4. Menerima atau menolak; mempercayai, mencurigai, meragukan,
mempertanyakan, atau tidak percaya.
Dapat disimpulkan bahwa langkah- langkah membaca kritis isi bacaan,
mengenai fakta- faktanyaa dan menginterpretasikan apa yang ada dalam
bacaan. Artinya:
a. Mengerti dengan benar ide pokoknya
b. Mengetahui fakta dan opini dalam teks bacaan
c. Dapat membuat kesimpulan dan interpretasi dari ide- ide
5. Pengertian fakta dan opini
Fakta menurut KBBI adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan
kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Opini menurut KBBI adalah pendapat; pikiran; pendirian. Sifat dari opini
adalah subjektif. Hal ini dikarenakan bahwa opini merupakan tanggapan tentang suatu
hal. Intinya, opini itu adalah penilaian terhadap fakta. Pendapat adalah pikiran atau
anggapan seseorang terhadap sesuatu. Orang yang satu dengan yang lain dapat
berbeda pendapat bergantung pada pandangan, pendirian, atau penilaiannya.
6. Perbedaan fakta dan opini beri contoh
Fakta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Suatu hal/keadaan/peristiwa yang merupakan kenyataan atau benar-benar
terjdi dan dapat dibuktikan.
Contoh kalimat fakta :
a. Berbekal Rp750.000,00 hasil menjual gelang, kalung, dan cicin
miliknya, Susi mulai jadi pengepul ikan pada tahun 1983.
b. Di Indonesia, pendapatan Telkom dari layanan telepon kabel hingga
agustus 2010 mengalami penurunan 7,5% jika dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2009. Penurunan paling drastis pada periode
Agustus 2008 hingga Agustus 2009, mencapai 16,7%
Opini
Pendapat atau pikiran atau pendirian seseorang tentang sesuatu disertai alasan
yang kuat. Kalimat opini/pendapat, biasanya terdapat kata-kata yang
mengandung nilai subjektif seperti sebaiknya, mungkin, barangkali, menurut
saya,agaknya, dll.
Contoh kalimat opini/pendapat :
a. Walau sudah tidak banyak diminati pelanggan, telepon kabel masih punya
peluang dengan strategi penjualan yang beragam.
b. Operator seluler berlomba-lomba memasang tarif supermurah, tetapi
belum tentu semuanya memiliki infrastruktur (prasarana) jaringan yang
kuat.
7. Iklan
Iklan adalah bentuk komunikasi dari seseorang, intansi, atau pengusaha yang
digunakan untuk menyampaikan informasi secara menarik agar khalayak ramai
tertarik untuk menggunakan produk yang iklan ramai tertarikm untuk menggunakan
produk yang diiklankan.(Sumber: buku Bahasa dan Sastra Indonesia 3 SMP, KTSP)
Tip menulis Iklan
1. Isi iklan harus memperhatikan hal- hal berikut:
a. Objektif dan jujur
b. Singkat dan jelas
c. Tidak menyinggung perasaan golongan masyarakat atau produsen
lain
d. Menarik perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
2. Bahasa iklan harus memperhatikan hal- hal berikut :
a. Mudah dipahami dan mudah diingat
b. Berkonotasi positif yang bisa mempengaruhi dan meyakinkan
khayalak ramai
c. Menimbulkan sikap penasaran dari khalayak ramai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lembar Kerja Siswa
Satuan Pendidikan : SMP Kanisius Pakem
Hari/Tanggal :
Kelas/Semester : IX/I
SOAL ESAI
Bacalah iklan dibawah ini!
1. Jelaskan maksud iklan di atas!
........................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..........................................................................................................
2. Temukan fakta dan opini dari iklan tersebut!
........................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
3. Tuliskan kembali maksud dari iklan tersebut secara lengkap!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
4. Apa yang ditawarkan dari iklan tersebut?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
5. Buatlah satu iklan baris!
........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
HASIL NILAI SISWA
KELAS EKSPERIMEN (IX A) SMP KANISIUS PAKEM
TAHUN AJARAN 2017/2018
No. Nama Siswa Pre-Tes Pos-Tes
1. Agista Fernandawati 76 78
2. Claudia Fe Livia Xaveryne 88 90
3. Andreas Danuriko Malatuka 82 80
4. David Oscar Alan Riwu Lobo 76 78
5. Della Kurniawati 68 78
6. Edward Budi Setiawan 82 84
7. Filemon Firdaus Simbolon 68 70
8. Hieronimus Dicky Febriano Laisena 68 66
9. Kristina Dian Permata Sari 80 82
10. Maria Yosepha Puspita Loka 76 62
11. Monica Eni Nugrahani 62 66
12. Nuraini 90 78
13. Riko Catur Nugroho S 68 74
14. Samuel Ivan Kebenaran Riwu Lobo 82 68
15. Rafael Rangga 64 76
16. Valentina Endah Wahyuningtyas 76 78
17. Vincentia Prasetya Anggraeni P 66 80
18. Yohanes Felix Riyadi 70 78
19. Yuliana Ambarwati 68 78
20. Bernaderth Laurdes Pudyaning P 92 92
Nilai rata- rata 74.30 78.90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
HASIL NILAI SISWA
KELAS KONTROL (IX B) SMP KANISIUS PAKEM
TAHUN AJARAN 2017/2018
No. Nama Siswa Pre-Tes Pos-Tes
1. Aprilia Putri Fara Rinda 78 78
2. Agnes Istita Ridha Adma 68 76
3. Agustina Dian Kartika 76 78
4. Bernadhus Fendi Agung Nugroho 58 76
5. Bonivantius Alvin 76 78
6. Defery Andang Priyayoga 42 58
7. Dominikus Dani Pitantoko 50 60
8. Felicia Debora 76 80
9. Gicello Kevin Bena Widiyanto 76 62
10. Joshua Lestin Excel Marsha 82 82
11. Maria Yustina Meilani Putri 64 60
12. Nicoulaus Dimas Agung Prasetyo 58 78
13. Nicoulaus Ariel Sarialo 76 66
14. Richard Setio Pangga lewu 58 54
15. Sentanu Basunandha 76 60
16. Vincensius Arif Wijayanto 58 76
17. Yanista Sesari Putri 60 78
18. Yohanes Wahyu Prasetyo Nugroho 76 64
19. Yosafat Davin Sabrang 38 76
20. Stefano Rangga Alo 36 58
Nilai rata- rata 63.80 69.90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIODATA PENULIS
Rosalia Fibi Etika Sari lahir pada tanggal 20 Juni 1995 di
Rasau Jaya, Kalimantan Barat. Pendidikan dasarnya ditempuh di SD
Negeri 11 Sungai Melayu Jaya di daerah Ketapang, Kalimantan Barat
pada tahun 2001. Tahun 2007 ia melanjutkan pendidikan menengah
di SMP Negeri 1 Sungai Melayu Rayak, Ketapang, Kalimatan Barat.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di SMA Pangudi Luhur Santo Yohanes
Ketapang, Kalimatan Barat pada tahun 2010 dan dinyatakan lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013 ia tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis
skripsi sebagai tugas akhir dengan judul. Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching
And Learning Terhadap Pembelajaran Membaca Kritis Fakta Dan Opini Teks Iklan
Di Surat Kabar Pada Siswa Kelas IX SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Ajaran
2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI