tes dan macam-macamnya

14
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Secara formal, pendidikan diselengarakan disekolah. Hal itu sering sering dikenal dengan pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak factor baik pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dialakukan sudah sesuai dengan tujuan. Oleh karena timbulnya pertanyaan-pertabyaan itu,maka dari itulah disajikan beberapa hal tentang salah satu teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian. 1

Upload: sharikha-al-mustashrikha-albeirr

Post on 13-Aug-2015

93 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

macam-macam tes

TRANSCRIPT

Page 1: Tes dan Macam-Macamnya

BAB IPENDAHULUAN

I.A. Latar Belakang

Secara formal, pendidikan diselengarakan disekolah. Hal itu sering sering dikenal

dengan pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak factor baik

pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak

hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan

bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang

dialakukan sudah sesuai dengan tujuan.

Oleh karena timbulnya pertanyaan-pertabyaan itu,maka dari itulah disajikan beberapa

hal tentang salah satu teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian

terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat,

minat dan kepribadian.

1

Page 2: Tes dan Macam-Macamnya

BAB IIPEMBAHASAN

II.A. Tes Dan Tujuan Pembelajaran

Desain pembelajaran berkaitan erat dengan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam konteks kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran

dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

siswa. Kompetensi yang harus dicapai dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang

terukur yang dinamakan objective.

Penulisan perubahan tingkah laku sebagai objective dikembangkan oleh Merger dalam

format ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan), Behavior (perilaku

yang bagaimana yang dapat dimiliki), Condition (dalam kondisi dan situasi yang bagaimana

subjek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya),

Degree (kualitas atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal).

Seperti Merger, Gagne dan Briggs memberikan teknik perumusan tujuan

pembelajaran melalui 5 komponen, yakni (1) situasi, (2) kapabilitas, (3) objek, (4) tindakan

dan (5) alat dan tantangan.

Oleh karena tujuan pembelajaran atau kompetensi merupakan tujuan pembelajaran

yang harus dicapai, maka desainer pembelajaran harus merumuskan item tes yang sesuai

dengan tujuan yang dirumuskan. Perumusan tes setelah perumusan tujuan bukan hanya

berguna untuk menentukan indikator keberhasilan, tetapi juga berfungs untuk mencek

ketepatan rumusan tujuan.

II.B. Tes Hasil Belajar

1. Pengertian

Secara harfiah kata tes berasal dari bahasa Perancis Kuno: testum yang berarti piring

untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah penilaian komprehensif terhadap

sesorang individu atau usaha keseluruhan evaluasi program. Dalam kasus tertentu sering kali

hasil tes digunakan sebagai satu-satunya kriteria keberhasilan.

Tes pengukur kebehasilan atau yang dikenal dengan Criterion Referenced Test (CRT)

adalah tes yang terdiri atas item-item yang secara langsung mengukur tingkah laku yang

2

Page 3: Tes dan Macam-Macamnya

harus dicapai oleh suatu proses pembelajaran. Tes pengukur keberhasilan dikenal juga

dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

PAP digunakan jika guru menggunakan tes sebagai :

a. Tes prasyarat (entry-behavior test)

Tes prasyarat digunakan jika guru ingin mengukur pakah siswa memiliki kemampuan

tertentu sebagai syarat untuk memiliki kemampuan lain.

b. Tes awal (pre test)

Tes awal dikenal pre-test. Tes awal dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui

sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh

peserta didik. Isi atau materi tes awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan

penting yang sudah diketahui atau dikuasai oleh peserta didik. Setelah tes awal berakhir,

sebagai tindak lanjutnya adalah (a) jika dalam tes awal itu semua materi yang dinyatakan

dalam tes sudah dikuasai dengan baik oleh peserta didik, maka materi yang telah

dinyatakan dalam tes awal tidak akan diajarkan lagi, dan (b) jika materi yang dapat

dipahami oleh peserta didik baru sebagian saja, maka yang diajarkan adalah materi

pelajaran yang belum cukup dipahami oleh para peserta didik tersebut.

c. Tes akhir (pos test)

Tes akhir dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai

dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik. Isi atau materi tes akhir adalah bahan-bahan

pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik. Jika hasil tes

akhir itu lebih baik daripada tes awal maka dapat diartikan bahwa program pengajaran

telah berjalan dan berhasil dengan sebaik-baiknya.

d. Tes pengukur kemajuan (progress test)

Tes ini diberikan secara insidental selama siswa sedang dalam proses mempelajari

satu unit pelajaran.

2. Petunjuk Pengembangan Tes Pengukur Keberhasilan

Untuk mengembangkan tes pengukur keberhasilan atau tes yang didesain untuk

penilaian acuan patokan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

a. Item tes diturunkan dari indikator hasil belajar. Artinya, setiap item dirumuskan untuk

melihat keberhasilan siswa mencapai indikator hasil belajar. Dengan demikian, item tes

tidak dikembangkan dari materi pelajaran yang harus dikuasai.

3

Page 4: Tes dan Macam-Macamnya

b. Item tes harus berorientasi pada hasil belajar. Artinya, item tes harus mampu mengukur

apakah siswa telah berhasil melakukan tugas tertentu.

c. Item tes perlu menjelaskan dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat

ditunjukkan.

d. Setiap indikator hasil belajar sebaiknya disusun lebih dari satu item tes. Hal ini

dimaksudkan untuk meyakinkan guru bahwa siswa benar-benar telah menguasai

indikator hasil belajar atau belum.

e. Sebaiknya tes disusun dalam berbagai tipe item. Tipe-tipe tes yang digunakan

disesuaikan dengan bentuk tingkah laku yang harus dikuasai sesuai dengan indikator

hasil belajar.

3. Kriteria Tes

Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria

validitas dan reabilitas. Tes sebagai alat ukur dikatakan memiliki tingkat validitas jika tes

dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki tingkat reabilitas jika tes tersebut

dapat menghasilkan informasi yang konsisten.

4. Jenis-Jenis Tes

Tes hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis. Berdasarkan jumlah peserta, tes

hasil belajar dibedakan menjadi tes kelompok dan individual. Tes kelompok adalah tes yang

diberikan kepada sejumlah siswa secara bersama-sama. Sedangkan tes individual tes yang

diberikan kepada siswa secara perseorangan.

Dilihat dari cara penyusunannya, tes dibedakan menjadi tes buatan guru dan tes

standar. Tes buatan guru disusun untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru

yang bersangkutan. Sedangkan tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa sehingga berdasarkan kemampuan tersebut tes standar dapat memprediksi

keberhasila belajar siswa pada masa yang akan datang. Tes standar biasanya digunakan untuk

kepentingan seleksi.

Dilihat dari cara pelaksanaannya tes dibagi menjadi tes tulisan, tes lisan dan ters

perbuatan. Tes tulisan adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item

soal dengan cara tulisan. Tes tulisan dibagi menjadi tes obyektif dan esai. Tes lisan adalah

bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan. Tes ini bagus untuk menilai kemampuan

nalar siswa. Tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok manakala kita

ingin mengetahui kemampuan dan ketrampilan seseorang mengenai sesuatu.

4

Page 5: Tes dan Macam-Macamnya

II.C. Evaluasi Pembelajaran

1. Pengertian

Evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari

sesuatu. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu yang sedang dinilai itu,

dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, dan pengujian

inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan tes

Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan

nilai sesuati (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain)

berdasarkan criteria tertentu melalui penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara

membandingkan dengan criteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan criteria

namun dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru

membandingkannya dengan criteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui proses

mengukur (pengukuran) baru melakukan proses menilai(penilaian) tetapi dapat pula evaluasi

langsung melalui penilaian saja.

2. Fungsi Evaluasi

Menurut Dimyati dan Mudjiono, kegiatan evaluasi hasil belajar difungsikan dan

ditujukan untuk keperluan sebagai berikut :

a. Untuk diagnostik dan pengembangan

Penggunaan hasil dari kegiatan evaluasi hasil elajar sebagai dasar pendiagnosian

kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab-sebabnya. Berdasarkan pendiagnosian inilah

guru mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

b. Untuk seleksi

Sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan

atau jenis pendidikan tertentu. Dengan demikian hasil dari kegiatan evaluasi hasil elajar

digunakan untuk seleksi.

c. Untuk kenaikan kelas

Menentukan apakah seorang siswa dapat dinaikkan kelas yang lebih tinggi atau tidak,

memerlukan informasi yang dapat mendukung keputusan yang dibuat guru. Berdasarkan

hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar siswa mengenai sejumlah isi pelajaran yang telah

disajikan dalam pembelajaran, maka guru dapat dengan mudah membuat keputusan kenaikan

kelas berdasarkan ketentuan yang berlaku.

5

Page 6: Tes dan Macam-Macamnya

d. Untuk penempatan

Agar siswa berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang mereka

miliki, maka perlu dipikirkan ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.

Untuk menempatkan penempatan siswa pada kelompok, guru dapat menggunakan hasil dari

kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pertimbagan..

3. Evaluasi Formatif Dan Evaluasi Sumatif

Evaluasi selalu berhubungan dengan dua fungsi yaitu fungsi formatif dan sumatif.

Evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk melihat

kemampuan dasar siswa .Pada dasarnya Evaluasi Formatif digunakan untuk menemukan

kelemahan-kelemahan dalam sebuah bahan ajar dengan tujuan untuk memperbaiki

kelemahan tersebut. Sebagian besar model evaluasi formatif yang digunakan untuk

melakukan evaluasi terhadap sebuah bahan ajar pada umumnya menggunakan siswa sebagai

responden atau sumber informasi/data. Penggunaan siswa sebagai responden dimaksudkan

agar data dan informasi yang diperoleh tentang bahan ajar sangat akurat. Hal ini disebabkan

pengguna bahan ajar yang dievaluasi adalah siswa.

Evaluasi sumatif berhubungan dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu

program. Penilaian sumatif (subsumatif) dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar,

kuesioner ataupun cara lainnya yang sesuai dengan menilai ketiga ranah yakni kognitif,

afektif, dan psikomotor.

II.D. Ujian Nasional

Akhir-akhir ini ujian nasional di Indonesia merupakan topic yang banyak dibicarakan

orang. Pelaksanaan UN yang dijadikan standar kelulusan suatu lembaga pendidikan

menimbulkan pro dan kontra. Beberapa alasan bagi mereka yang pro dengan UN.

Pertama, UN merupakan alat untuk mendongkrak dan meningkatkan kualitas

pendidikan. Kedua, dalam sebuah negara yang luas dengan berbagai karakteristik UN dapat

dianggap seagai control dan alat pemersatu bangsa. Ketiga, melalui penyelenggaran UN

dapat meningkatkan persaingan antar sekolah. Keempat, UN dapat dijadikan sebagai

akuntabilitas pendidikan dewasa ini kepada masyarakat.

Di 24 negara bagian di Amerika Serikatujian Negara memang digunakan untuk

menentukan kelulusan siswa. Selain itu, UN juga digunakan untuk membuat keputusan

tentang akuntabilitas sekolah dan staf.

6

Page 7: Tes dan Macam-Macamnya

Di Amerika serikat sendiri menurut Mc Milan terdapat kritik terhadap ujian yang

diwajibkan negara. Bahwa ujian negara akan menimbulkan akibat nehgatif yaitu:

a. Menumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang pada

keahlian berpikir dan memecahkan masalah.

b. Mengajar demi ujian.

c. Diskriminasi.

Memerhatikan tiga hal yang menjadi kritik terhadap penelenggaran ujian nasional,

para desainer dan perencana pembelajaran perlu memahami konteks evaluasi yang benar,

khususnya evaluasi hasil belajar. Jangan sampai terjebak pada sistem evaluasi yang hanya

diarahkan untuk mengejar tujuan sesaat yakni tujuan asal lulus ujian nasional saja.

7

Page 8: Tes dan Macam-Macamnya

BAB IIIKESIMPULAN

1. Tujuan pembelajaran atau kompetensi merupakan tujuan pembelajaran yang harus dicapai,

maka desainer pembelajaran harus merumuskan item tes yang sesuai dengan tujuan yang

dirumuskan.

2. Tes adalah penilaian komprehensif terhadap sesorang individu atau usaha keseluruhan

evaluasi program.

3. Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria yaitu criteria

validitas dan reabilitas.

4. Evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

5. Evaluasi selalu berhubungan dengan dua fungsi yaitu fungsi formatif dan sumatif.

8

Page 9: Tes dan Macam-Macamnya

PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI

Disusun Oleh :

Kelompok : 10

Anggota : - Sharikha Al Mustashrikha (TM 100677)

- Endang Setio Wahyu (TM 100628)

- Ulfa Husna (TM 100687)

- Haryanti (TM 100618)

Kelas : MTK V B

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

JURUSAN TADRIS

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA

SAIFUDDIN JAMBI

2013

9