tes dan macam-macamnya
DESCRIPTION
macam-macam tesTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang
Secara formal, pendidikan diselengarakan disekolah. Hal itu sering sering dikenal
dengan pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak factor baik
pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak
hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan
bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang
dialakukan sudah sesuai dengan tujuan.
Oleh karena timbulnya pertanyaan-pertabyaan itu,maka dari itulah disajikan beberapa
hal tentang salah satu teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian
terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat,
minat dan kepribadian.
1
BAB IIPEMBAHASAN
II.A. Tes Dan Tujuan Pembelajaran
Desain pembelajaran berkaitan erat dengan proses pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam konteks kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran
dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yakni kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
siswa. Kompetensi yang harus dicapai dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang
terukur yang dinamakan objective.
Penulisan perubahan tingkah laku sebagai objective dikembangkan oleh Merger dalam
format ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan), Behavior (perilaku
yang bagaimana yang dapat dimiliki), Condition (dalam kondisi dan situasi yang bagaimana
subjek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperolehnya),
Degree (kualitas atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal).
Seperti Merger, Gagne dan Briggs memberikan teknik perumusan tujuan
pembelajaran melalui 5 komponen, yakni (1) situasi, (2) kapabilitas, (3) objek, (4) tindakan
dan (5) alat dan tantangan.
Oleh karena tujuan pembelajaran atau kompetensi merupakan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai, maka desainer pembelajaran harus merumuskan item tes yang sesuai
dengan tujuan yang dirumuskan. Perumusan tes setelah perumusan tujuan bukan hanya
berguna untuk menentukan indikator keberhasilan, tetapi juga berfungs untuk mencek
ketepatan rumusan tujuan.
II.B. Tes Hasil Belajar
1. Pengertian
Secara harfiah kata tes berasal dari bahasa Perancis Kuno: testum yang berarti piring
untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah penilaian komprehensif terhadap
sesorang individu atau usaha keseluruhan evaluasi program. Dalam kasus tertentu sering kali
hasil tes digunakan sebagai satu-satunya kriteria keberhasilan.
Tes pengukur kebehasilan atau yang dikenal dengan Criterion Referenced Test (CRT)
adalah tes yang terdiri atas item-item yang secara langsung mengukur tingkah laku yang
2
harus dicapai oleh suatu proses pembelajaran. Tes pengukur keberhasilan dikenal juga
dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
PAP digunakan jika guru menggunakan tes sebagai :
a. Tes prasyarat (entry-behavior test)
Tes prasyarat digunakan jika guru ingin mengukur pakah siswa memiliki kemampuan
tertentu sebagai syarat untuk memiliki kemampuan lain.
b. Tes awal (pre test)
Tes awal dikenal pre-test. Tes awal dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh
peserta didik. Isi atau materi tes awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan
penting yang sudah diketahui atau dikuasai oleh peserta didik. Setelah tes awal berakhir,
sebagai tindak lanjutnya adalah (a) jika dalam tes awal itu semua materi yang dinyatakan
dalam tes sudah dikuasai dengan baik oleh peserta didik, maka materi yang telah
dinyatakan dalam tes awal tidak akan diajarkan lagi, dan (b) jika materi yang dapat
dipahami oleh peserta didik baru sebagian saja, maka yang diajarkan adalah materi
pelajaran yang belum cukup dipahami oleh para peserta didik tersebut.
c. Tes akhir (pos test)
Tes akhir dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai
dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik. Isi atau materi tes akhir adalah bahan-bahan
pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik. Jika hasil tes
akhir itu lebih baik daripada tes awal maka dapat diartikan bahwa program pengajaran
telah berjalan dan berhasil dengan sebaik-baiknya.
d. Tes pengukur kemajuan (progress test)
Tes ini diberikan secara insidental selama siswa sedang dalam proses mempelajari
satu unit pelajaran.
2. Petunjuk Pengembangan Tes Pengukur Keberhasilan
Untuk mengembangkan tes pengukur keberhasilan atau tes yang didesain untuk
penilaian acuan patokan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
a. Item tes diturunkan dari indikator hasil belajar. Artinya, setiap item dirumuskan untuk
melihat keberhasilan siswa mencapai indikator hasil belajar. Dengan demikian, item tes
tidak dikembangkan dari materi pelajaran yang harus dikuasai.
3
b. Item tes harus berorientasi pada hasil belajar. Artinya, item tes harus mampu mengukur
apakah siswa telah berhasil melakukan tugas tertentu.
c. Item tes perlu menjelaskan dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat
ditunjukkan.
d. Setiap indikator hasil belajar sebaiknya disusun lebih dari satu item tes. Hal ini
dimaksudkan untuk meyakinkan guru bahwa siswa benar-benar telah menguasai
indikator hasil belajar atau belum.
e. Sebaiknya tes disusun dalam berbagai tipe item. Tipe-tipe tes yang digunakan
disesuaikan dengan bentuk tingkah laku yang harus dikuasai sesuai dengan indikator
hasil belajar.
3. Kriteria Tes
Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria
validitas dan reabilitas. Tes sebagai alat ukur dikatakan memiliki tingkat validitas jika tes
dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki tingkat reabilitas jika tes tersebut
dapat menghasilkan informasi yang konsisten.
4. Jenis-Jenis Tes
Tes hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis. Berdasarkan jumlah peserta, tes
hasil belajar dibedakan menjadi tes kelompok dan individual. Tes kelompok adalah tes yang
diberikan kepada sejumlah siswa secara bersama-sama. Sedangkan tes individual tes yang
diberikan kepada siswa secara perseorangan.
Dilihat dari cara penyusunannya, tes dibedakan menjadi tes buatan guru dan tes
standar. Tes buatan guru disusun untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru
yang bersangkutan. Sedangkan tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa sehingga berdasarkan kemampuan tersebut tes standar dapat memprediksi
keberhasila belajar siswa pada masa yang akan datang. Tes standar biasanya digunakan untuk
kepentingan seleksi.
Dilihat dari cara pelaksanaannya tes dibagi menjadi tes tulisan, tes lisan dan ters
perbuatan. Tes tulisan adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item
soal dengan cara tulisan. Tes tulisan dibagi menjadi tes obyektif dan esai. Tes lisan adalah
bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan. Tes ini bagus untuk menilai kemampuan
nalar siswa. Tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini cocok manakala kita
ingin mengetahui kemampuan dan ketrampilan seseorang mengenai sesuatu.
4
II.C. Evaluasi Pembelajaran
1. Pengertian
Evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu yang sedang dinilai itu,
dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, dan pengujian
inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan tes
Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan
nilai sesuati (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain)
berdasarkan criteria tertentu melalui penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara
membandingkan dengan criteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan criteria
namun dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru
membandingkannya dengan criteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui proses
mengukur (pengukuran) baru melakukan proses menilai(penilaian) tetapi dapat pula evaluasi
langsung melalui penilaian saja.
2. Fungsi Evaluasi
Menurut Dimyati dan Mudjiono, kegiatan evaluasi hasil belajar difungsikan dan
ditujukan untuk keperluan sebagai berikut :
a. Untuk diagnostik dan pengembangan
Penggunaan hasil dari kegiatan evaluasi hasil elajar sebagai dasar pendiagnosian
kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab-sebabnya. Berdasarkan pendiagnosian inilah
guru mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Untuk seleksi
Sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan
atau jenis pendidikan tertentu. Dengan demikian hasil dari kegiatan evaluasi hasil elajar
digunakan untuk seleksi.
c. Untuk kenaikan kelas
Menentukan apakah seorang siswa dapat dinaikkan kelas yang lebih tinggi atau tidak,
memerlukan informasi yang dapat mendukung keputusan yang dibuat guru. Berdasarkan
hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar siswa mengenai sejumlah isi pelajaran yang telah
disajikan dalam pembelajaran, maka guru dapat dengan mudah membuat keputusan kenaikan
kelas berdasarkan ketentuan yang berlaku.
5
d. Untuk penempatan
Agar siswa berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang mereka
miliki, maka perlu dipikirkan ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.
Untuk menempatkan penempatan siswa pada kelompok, guru dapat menggunakan hasil dari
kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pertimbagan..
3. Evaluasi Formatif Dan Evaluasi Sumatif
Evaluasi selalu berhubungan dengan dua fungsi yaitu fungsi formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk melihat
kemampuan dasar siswa .Pada dasarnya Evaluasi Formatif digunakan untuk menemukan
kelemahan-kelemahan dalam sebuah bahan ajar dengan tujuan untuk memperbaiki
kelemahan tersebut. Sebagian besar model evaluasi formatif yang digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap sebuah bahan ajar pada umumnya menggunakan siswa sebagai
responden atau sumber informasi/data. Penggunaan siswa sebagai responden dimaksudkan
agar data dan informasi yang diperoleh tentang bahan ajar sangat akurat. Hal ini disebabkan
pengguna bahan ajar yang dievaluasi adalah siswa.
Evaluasi sumatif berhubungan dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu
program. Penilaian sumatif (subsumatif) dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar,
kuesioner ataupun cara lainnya yang sesuai dengan menilai ketiga ranah yakni kognitif,
afektif, dan psikomotor.
II.D. Ujian Nasional
Akhir-akhir ini ujian nasional di Indonesia merupakan topic yang banyak dibicarakan
orang. Pelaksanaan UN yang dijadikan standar kelulusan suatu lembaga pendidikan
menimbulkan pro dan kontra. Beberapa alasan bagi mereka yang pro dengan UN.
Pertama, UN merupakan alat untuk mendongkrak dan meningkatkan kualitas
pendidikan. Kedua, dalam sebuah negara yang luas dengan berbagai karakteristik UN dapat
dianggap seagai control dan alat pemersatu bangsa. Ketiga, melalui penyelenggaran UN
dapat meningkatkan persaingan antar sekolah. Keempat, UN dapat dijadikan sebagai
akuntabilitas pendidikan dewasa ini kepada masyarakat.
Di 24 negara bagian di Amerika Serikatujian Negara memang digunakan untuk
menentukan kelulusan siswa. Selain itu, UN juga digunakan untuk membuat keputusan
tentang akuntabilitas sekolah dan staf.
6
Di Amerika serikat sendiri menurut Mc Milan terdapat kritik terhadap ujian yang
diwajibkan negara. Bahwa ujian negara akan menimbulkan akibat nehgatif yaitu:
a. Menumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang pada
keahlian berpikir dan memecahkan masalah.
b. Mengajar demi ujian.
c. Diskriminasi.
Memerhatikan tiga hal yang menjadi kritik terhadap penelenggaran ujian nasional,
para desainer dan perencana pembelajaran perlu memahami konteks evaluasi yang benar,
khususnya evaluasi hasil belajar. Jangan sampai terjebak pada sistem evaluasi yang hanya
diarahkan untuk mengejar tujuan sesaat yakni tujuan asal lulus ujian nasional saja.
7
BAB IIIKESIMPULAN
1. Tujuan pembelajaran atau kompetensi merupakan tujuan pembelajaran yang harus dicapai,
maka desainer pembelajaran harus merumuskan item tes yang sesuai dengan tujuan yang
dirumuskan.
2. Tes adalah penilaian komprehensif terhadap sesorang individu atau usaha keseluruhan
evaluasi program.
3. Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria yaitu criteria
validitas dan reabilitas.
4. Evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
5. Evaluasi selalu berhubungan dengan dua fungsi yaitu fungsi formatif dan sumatif.
8
PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI
Disusun Oleh :
Kelompok : 10
Anggota : - Sharikha Al Mustashrikha (TM 100677)
- Endang Setio Wahyu (TM 100628)
- Ulfa Husna (TM 100687)
- Haryanti (TM 100618)
Kelas : MTK V B
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
JURUSAN TADRIS
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2013
9