terapi_bermain

26
OLEH : MEITI SUBARDHINI DORANG LUHPURI TERAPI BERMAIN

Upload: sushan-tan

Post on 01-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

terapi main

TRANSCRIPT

  • OLEH : MEITI SUBARDHINI DORANG LUHPURI TERAPI BERMAIN

  • PENGERTIANMenurut Thompson dan Henderson (2007 : 415) :Terapi bermain adalah penggunaan model-model teoritis secara sistematis untuk menjalin sebuah proses interpersonal dimana seorang terapis menggunakan kekuatan-kekuatan terapetik dari kegiatan bermain, untuk membantu para klien dalam mencegah atau mengatasi masalah-masalah psikososial dan mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.

  • EMPAT HAL UTAMA DALAM MENGATASI MASALAH ANAKMenurut Hutchison (2003 : 190-192) :Melakukan advokasi terhadap anak-anak dari keluarga miskin untuk memperoleh pelayanan yang dibutuhkan.Mengatasi masalah-masalah perilaku anak.Meningkatkan efektivitas pengasuhan dan perawatan orang tua terhadap anak.Meningkatkan keyakinan diri dan harga diri anak.

  • MANFAAT TERAPI BERMAINMembangun kembali rasa hormat dan penerimaan terhadap orang lain dan diri sendiri.Mengganti pola-pola sebelumnya dalam bereaksi terhadap orang lain dengan pola-pola yang bersifat saling menguntungkan dan menyenangkan.Mengembangkan cara-cara baru untuk melatih pengendalian diri.

  • Smb.Memperoleh pengalaman dan cara-cara baru dalam mengungkapkan emosi secara tepat dalam berinteraksi.Belajar untuk lebih empati terhadap jalan pikiran dan perasaan orang lain.Mengembangkan pandangan dan perasaan-perasaan baru sebagai individu yang lebih baik.

  • PROSEDUR DALAM TERAPI BERMAINMenurut Bradley dan Gould (dalam Thompson & Henderson, 2007 : 435) meliputi 3 tahap yaitu :Membangun relasi, dimana terapis memusatkan perhatian pada bentuk-bentuk emosi yang muncul saat anak bermain dan harus memberikan respon yang tepat dalam hal tersebut.Menentukan bentuk permainan secara spesifik, dimana hubungan semakin terbentuk dengan baik dan terapis secara asertif mengarahkan permainan bagi anak.

  • Smb.Konfrontasi untuk mengatasi masalah, dimana terapis secara aktif lebih mendekatkan diri dalam struktur kegiatan bermain untuk membantu mendorong dan membesarkan hati anak dalam menghhadapi dan menyelesaikan masalah.

  • Smb.Creative Expression and Emotional Release Toys ; kapur warna, penghapus, box pasir, lem, gunting, kain atau handuk bekas, boneka tangan, kertas perekat, dll.Rasmussen dan Cunningham (dalam Thompson dan Henderson, 2007 : 437-438) menyatakan dalam strategi penggunaan media bermain harus pula mempertimbangkan karakteristik anak, masalah dan kebutuhan anak, serta tahapan dalam proses terapi atau konseling.

  • TIGA KATEGORI MEDIA BERMAINMenurut Bradley dan Gould (dalam Thompson & Henderson, 2007 : 473) yaitu :Real Life Toys ; rumah boneka, boneka-boneka, baju-baju boneka, kereta-keretaan, keluarga boneka, mainan alat-alat rumah tangga, mobil-mobilan, dll.Acting Out and Aggressive Release Toys ; borgol, bola, pistol-pistolan, pisau karet, topeng, mainan yang dapat dipukul dengan aman, dll.

  • MODEL TERAPI BERMAINParent-Child Interaction Therapy (PCIT) ; terapi yang berorientasi terhadap perubahan perilaku anak dan orang tua secara bersamaan, dimana orang tua akan belajar menjadi model perilaku positif sehingga dapat dipelajari anak.PCIT melatih orang tua untuk bertindak sebagai agen-agen perubahan bagi masalah-masalah perilaku dan emosional anaknya.

  • Smb.Menurut Herschell & McNeil pelaksanaan PCIT membutuhkan waktu satu kali seminggu selama 1 jam, dengan durasi treatment antara 10 sampai 14 sesi.Menurut Child Welfare Information Gateway, U.S Department of Health and Human Services pelaksanaan PCIT dilakukan selama 1 jam sebanyak 14 sampai 20 sesi sesuai kebutuhan.Sedangkan Kot & Tyndall-Lind secara intensif menyatakan bahwa anak dapat memperoleh 12 sesi dalam 2 atau 3 minggu.

  • FASE PELAKSANAAN cdi (Eyberg)Child-Directed Interaction (CDI) Tujuan : memperbaiki dan meningkatkan kualitas hubungan antara orang tua dengan anak.Fase ini dibentuk sedemikian rupa sehingga anak bebas memilih berbagai mainan, permainan dan aktivitas yang akan dilakukan bersama orang tua. Fase ini menekankan pada pembentukan hubungan pengasuhan yang penuh kasih sayang dan ikatan yang aman.

  • Smb.Selama fase CDI orang tua dan terapis diinstruksikan tidak memberikan hukuman dan mengabaikan perilaku negatif anak yang tidak membahayakan orang lain maupun dirinya.Pusat perhatian adalah perilaku positif anak yang akan diberikan penguatan-penguatan positif.Orang tua diarahkan dan dibimbing oleh terapis untuk tidak menggunakan kata-kata negatif (tidak, jangan dan tidak boleh), serta tidak bertanya secara negatif.

  • Smb.Kata-kata atau kalimat negatif yang mengandung ancaman hanya akan memperburuk perilaku anak, apalagi jika disertai dengan hukuman fisik.Tindakan-tindakan negatif orang tua akan menjadi model perilaku negatif (fisil maupun verbal) bagi anak.Fase CDI diarahkan untuk memberikan pekerjaan rumah bagi orang tua melatih setiap keterampilan baru yang diperolehnya selama 5 sampai 10 menit (setiap hari) bersama anaknya.

  • Smb.Keterampilan dalam pelaksanaan CDI yaitu :Praise (penghargaan), orang tua menyediakan berbagai hadiah atau ganjaran baik dalam bentuk pujian maupun sistem token.Reflection (refleksi), orang tua mengulangi atau merangkai kembali kata-kata yang telah disampaikan anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua telah mendengarkan dan memberikan perhatian, sehingga dapat mendorong komunikasi yang baik dengan anak.

  • Smb.Description (penjelasan), orang tua menjelaskan aktivitas bermain apa yang sedang dilakukan anak. Tujuannya untuk menunjukkan perhatian orang tua terhadap anak dan mengembangkan perbendaharaan kata pada anak.Enthusiasm (ketertarikan), orang tua menunjukkan ketertarikan dan rasa senang terhadap kegiatan bermain yang sedang dilakukan anak.

  • Smb.Parent-Directed Interaction (PDI) Tujuan : memusatkan perhatian orang tua terhadap pembentukan struktur dan konsistensi penerapan disiplin.Orang tua memberikan instruksi secara jelas dan langsung pada anak, serta memberikan konsekuensinya yang konsisten. Selain pemberian pujian atau token pada perilaku positif anak, senyuman dan sentuhan di kepala /bahu anak juga akan memberikan dampak yang lebih baik.

  • Smb.Jika perilaku negatif ditampilkan maka anak diberikan tanda berupa bulatan hitam/lingkaran, sedangkan jika perilaku positif yang ditampilkan maka anak diberikan tanda bintang atau token (pada buku hariannya).Pada saat anak tidak mematuhi perintah orang tua maka dapat diberlakukan setrap yaitu dengan memindahkan anak untuk duduk pada tempat atau area hukuman, yang mudah diawasi orang tua.

  • Smb.9 prinsip untuk meningkatkan efektivitas orang tua dalam memberikan instruksi pada anak :Bersifat langsung, perintah diberikan langsung dengan menyuruh anak, bukan bertanya. Misalnya : Budi,tolong ambilkan ibu buku dan bukan dengan kalimat Budi,bisa tidak kamu ambilkan ibu buku?Bersifat positif (what to do, not stop doing), misalnya akan menyuruh anak belajar ketika ia sedang bermain. Gunakan kalimat Budi,sekarang kamu belajar dulu ya bukan dengan kalimat Budi, berhenti dulu mainnya, kamu kan belum belajar.

  • Smb.Tunggal, satu perintah dalam satu kurun waktu. Misalnya menyuruh anak mengerjakan PR ketika ia sedang menonton TV. Gunakan kalimat Budi,tolong matikan TV-nya setelah itu kamu kerjakan PR ya dan bukan dengan kalimat Budi,jangan nonton terus, cepat matikan TV dan kerjakan PR.Tegas dan jelas, misalnya Karena mainan Budi ada dua, pinjamkan yang satunya pada temanmu ya bukan dengan kalimat Karena mainan Budi banyak, kamu harus berbagi dengan temanmu.

  • Smb.Mudah dipahami, sampaikan perintah dengan kalimat yang mudah dipahami oleh anak. Misalnya Budi,nanti di rumah nenek kamu duduk yang tenang ya dan bukan dengan kalimat Budi,nanti di rumah nenek kamu harus bersikap baik dan sopan.Intonasi dan tekanan suara normal, perintah yang diberikan kepada anak harus menggunakan intonasi dan tekanan suara yang normal (meskipun saat itu kondisi orang tua sedang marah atau jengkel). Waktu yang tepat, sebaiknya orang tua jangan terlelu sering memberikan perintah. Gunakan kalimat perintah jika benar-benar dibutuhkan.

  • Smb.Sopan dan penuh rasa hormat, berikan perintah dalam bentuk permintaan bukan sebuah komando. Misalnya Budi,tolong ambilkan sepatu ayah dan bukan dengan kalimat Budi, cepat ambilkan sepatu ayah.Menjelaskan atau memaknai, berikan penjelasan terlebih dahulu sebelum menyuruh anak atau sesudah anak melakukan permintaan orang tua. misalnya Kamu anak yang baik Budi, karena tadi kamu sudah pinjamkan mainan ke temanmu, pasti ia akan senang bermain denganmu lagi.

  • PERSPEKTIF BEHAVIORAL DALAM PCITProses pelaksanaan PCIT tidak terlepas dari teknik-teknik pengubahan perilaku.Menurut Herschell teori belajar sosial menyatakan bahwa masalah-masalah perilaku anak secara tidak disadari terbentuk dan dipertahankan oleh interaksi orang tua-anak yang disfungsional.Setiap anggota keluarga tanpa disadari berusaha untuk mengendalikan perilaku anggota lainnya dengan paksaan, sehingga muncul perilaku yang tidak diharapkan.

  • Smb.Prinsip perspektif behavioral menyebutkan bahwa perilaku buruk anak muncul karena adanya negative reinforcement & positive reinforcement.Sedangkan untuk menurunkan frekuensi perilaku buruk anak, perspektif behavioral menggunakan negative punishment, positive punishment, dan extinction. Perilaku merupakan hasil proses belajar, dapat dipahami, diukur dan dirubah (Rose & Fatout, 2003 : 137).

  • ReferensiHutchison,Elizabeth.D,(2003). Dimension Of Human Behavior Modification. New York : McGraw Hill Book Company.Rose,Steven.R & Fatout,Marian.F, (2003). Social Work Paractice with Children and Adolescent. Boston : Allyn and Bacon.Thompson,Charles.L & Henderson,Donna.A, (2007). Counseling Children. Seventh Edition. Belmont, CA : Thompson Brooks/Cole Publishing Company.Parent Child Interaction Therapy (http://www.pcit.phhp.ufl.edu)Play Therapy (http://www.childcustodycoach.com)Child Development and Parenting (http://www.4counseling.com) Play Therapy & Beyond :Treatment Techniques & Strategies (http://www.a4pt.org/ps.playtherapy.cfm) Play Therapy Sessions for Children (http://www.playtherapyaustralia.com)

  • S E L E S A I

    *