terapi stroke iskemik
DESCRIPTION
Terapi Stroke IskemikTerapi Stroke IskemikTerapi Stroke IskemikTRANSCRIPT
TERAPI STROKE ISKEMIK
TERAPI CAIRAN
1. Infus RL
Komposisi : Per 1000 mL Na 130 meq/L, Cl 109 meq/L, K 4 meq/L, Ca 2,7 meq/L,
Lactate 28 meq/L, (NaCl 6 g, KCl 0,3 g, CaCl2 0,2 g, Na Lactate 3,1 g, Water for
injection 1000 mL). Osmolaritas ; 273 mOsm/L
Indikasi : Terapi untuk mengatasi deplesi volume berat saat tidak dapat diberikan
rehidrasi oral
Dosis : Dosis tergantung individual
Interaksi obat : Preparat K dan Ca
2. Infus Asering
Komposisi : Per L: Na 130 meq, K 4 meq, Cl 109 meq, Ca 3 meq, acetate 28 meq.
Indikasi : Terapi cairan pengganti untuk kondisi kehilangan cairan secara akut.
Dosis : individual
Kontra indikasi : Penderita gagal jantung kongestif, kerusakan ginjal, edema paru
yang disebabkan oleh retensi Na & hiperproteinemia. Penderita hipernatremia,
hiperkloremia, hiperkalemia, hiperhidrasi.
Efek samping : Demam, infeksi, pada tempat injeksi, trombosis pada vena atau
flebitis pada tempat injeksi, hipervolemia.
NEUTROPIC AGENT1. Neurotam®
Komposisi : Piracetam 1200 mg/kaplet
Indikasi : Kemunduran daya pikir, astenia, gangguan adaptasi, gangguan reaksi
psikomotor. Alkoholisme kronik dan adiksi. Disfungsi serebral sehubungan dengan
akibat pasca trauma.
Dosis : Oral Sindroma psikoorganik yang berhubungan dengan penuaan Awal 6
kapsul atau 3 kaplet/hari dalam 2-3 dosis terbagi untuk 6 minggu. Pemeliharaan : 1,2
g/hr. Sindroma pasca trauma Awal 2 kapsul atau 1 kapl 3x/hr s/d mencapai efek
yang diinginkan, lalu 1 kapsul atau ½ kaplet/hr. Inj IM atau IV 1 g 3x/hr.
Pemberian obat : Sesudah makan
Kontra indikasi : Kerusakan ginjal parah, hipersensitif.
Efek samping : Keguguran, lekas marah, sukar tidur, gelisah, gemetar, agitasi, lelah,
gangguan GI, mengantuk.
Mekanisme kerja : piracetam adalah suatu nootropic agent.
Rencana edukasi :
Oleh karena piracetam seluruhnya dieliminasi melalui ginjal, peringatan
harus diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal, oleh karena itu
dianjurkan melakukan pengecekan fungsi ginjal.
Oleh karena efek piracetam pada agregasi platelet, peringatan harus
diberikan pada penderita dengan gangguan hemostatis atau perdarahan
hebat.
2. Injeksi Citicoline (Brainact®)
Komposisi : Citicoline Amp 500 mg/4 mL
Indikasi : Gangguan kesadaran yang menyertai kerusakan atau cedera serebral,
trauma serebral, operasi otak, dan infark serebral. Mempercepat rehabilitasi tungkai
atas dan bawah pada pasien hemiplegia apopleksi.
Dosis : Gangguan kesadaran karena cedera kepala atau operasi otak 100-500 mg 1-
2x/hr secara IV drip atau injeksi. Gangguan kesadaran karena infark serebral 1000
mg 1x/hr secara injeksi IV. Hemiplegia apopleksi 1000 mg 1x/hr secara oral atau
injeksi IV
Pemberian obat : Berikan pada saat makan atau diantara waktu makan
Efek samping : hipotensi, ruam, insomnia, sakit kepala, diplopia.
Mekanisme Kerja :
Citicoline meningkatkan kerja formatio reticularis dari batang otak,
terutama system pengaktifan formatio reticularis ascendens yang
berhubungan dengan kesadaran.
Citicoline mengaktifan system pyramidal dan memperbaiki kelumpuhan
system motoris.
Citicoline menaikkan konsumsi O2 dari otak dan memperbaiki metabolism
otak.
TERAPI STROKE ISKEMIK
NUTRITIONAL SUPPORT
1. Neurodex®
Komposisi : vitamin B1 100 mg, vitamin B6 200 mg, vitamin B12 250 mcg.
Indikasi : Gejala neorotropik karena defisiensi vitamin B, gangguan neurologik,
mual dan muntah pada kehamilan, anemia, robonsia untuk kejang, lesu, dan usia
lanjut.
Pemberian obat: Dapat diberikan bersamaan dengan makanan untuk mengurangi
rasa tidak nyaman pada GI.
Dosis : 1 tablet 2-3 x sehari.
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap vitamin B.
Rencana Edukasi : Sebaiknya diminum pada pagi dan siang hari sesudah makan.
ANTI TROMBOTIK
1. Thrombo aspilets®
Komposisi : Acetyl salicylic acid 80 mg/tablet salut enterik.
Indikasi : Terapi dan pencegahan trombosis pada infark miokard akut atau pasca
stroke.
Dosis : 1-2 tab 1x/hr
Pemberian obat : Sesudah makan : telan utuh jangan dikunyah/dihancurkan
Kontra indikasi : Sensitif terhadap aspirin, asma, ulkus peptikum, perdarahan
subkutan, hemofilia, trombositopenia, terapi anti koagulan.
Efek samping : Iritasi GI, mual muntah. Penggunaan jangka panjang : perdarahan
GI, ulkus peptikum.
Mekanisme kerja : asetosal mencegah adhesi dan agregasi platelet dengan cara
menghambat enzim siklooksigenase yang berfungsi membentuk tromboksan A2 dan
prostasiklin. Tromboksan A2 merupakan suatu vasokonstriktor yang akan
menginduksi pelepasan granul-granul intraseluler, sehingga berakibat agregasi
platelet. Prostasiklin merupakan vasodilator yang akan menghambat agregasi
platelet.
Rencana edukasi : Minum segera setelah makan dengan satu gelas air
ANTI KOLESTEROL
1. Reotal®
Komposisi : pentoxyfilline 20 mg/mL (sediaan ampul 5 mL injeksi)
Indikasi : penyumbatan pembuluh darah kronik pada tungkai
Dosis : infus IV : 100 mg (1 ampul) dalam 250-500 mL larutan infus untuk 90-180
menit, dapat ditingkatkan dengan 50 mg/hari sampai dengan maksimal 400mg/hari.
Kontra indikasi : infark miokard, perdarahan hebat, sklerosis serebral, aritmia
jantung berat, hamil, laktasi, anak <18 tahun.
Efek samping : mual, malaise, gangguan lambung, vertigo, pruritis, urtikaria, edema
angioneuritk.
2. Crestor®
Komposisi : Rosuvastatin 20 mg/tab
Indikasi : Hiperkolesterolemia primer atau dislipidemia sebagai terapi tambahan
terhadap diet dan olahraga. Menurunkan kadar kolesterol total LDL, trigliserida, dan
meningkatkan HDL.
Dosis : Awal 5-10 mg 1x/hr, baik pada pasien yang belum pernah mendapat terapi
statin atau pasien yang menjalani pergantian terapi dari penghambat HMG-CoA
reduktase lain, bila perlu dosis dapat ditingkatkan s/d tingkat dosis berikutnya
sesudah 4 minggu. Lanjut Usia >70 tahun dan pasien dengan faktor predisposisi
miopati Awal 5 mg. Pasien dengan gagal ginjal berat (bersiha kreatinin <30 ml/mnt
yang tidak menjalani hemodiallisis Awal 5 mg 1x/hr maks 10 mg 1x/hr.
Pemberian obat : Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.
Kontra indikasi : Penyakit hati aktif termasuk peningkatan persisten kadar
transaminase serum 3x dari batas atas nilai normal, miopati, pengguanaan bersama
dengan siklosporin, wanita usia subur, hamil, dan laktasi.
Efek samping : Sakit kepala, pusing, konstipasi, mual, nyeri abdomen, mialgia,
astenia.
TERAPI STROKE ISKEMIK
Interaksi obat : Antagonis vitamin K, gemfibrosil dan obat penurun lemak lain,
siklosporin, antasida, eritromisin, kontrasepsi oral, atau terapi sulih hormon.
Mekanisme kerja : Rosuvastatin bekerja secara kompetitif menghambat 3-hydroxy-
3-methylglutaryl-coenzyme A (HMG-CoA) reduktase, enzim yang sangat berperan
dalam katalisasi biosíntesis colesterol.
Rencana edukasi :
Gunakan obat ini pada malam hari kecuali dinyatakan lain oleh dokter
atau apoteker.
Obat ini sangat efektif jika digunakan bersama dengan olah raga dan diet
mengurangi asupan makanan yang mengandung kolesterol (lemak) dan
lemak jenuh.
Pasien disarankan untuk segera memberitahukan dokter jika mengalami
nyeri otot, nyeri tekan (tenderness) dan kelemahan yang tidak dapat
dijelaskan.
Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor terapi. Pastikan hal ini
dilakukan.
Jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan
dokter
Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu
dokter yang merawat. Ini termasuk sediaan herbal atau suplemen makanan
yang lain
Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat.
Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat
berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda.
Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mulai kembali pengobatan seperti
awal dan mintalah nasehat dokter pada kunjungan berikutnya.
ANTI HIPERTENSI
1. Captopril
Indikasi : lihat pada dosis
Dosis : Hipertensi ringan s/d sedang Awal 12,5 mg 2x/hr. Pemeliharaan : 25 mg
2x/hr, dapat ditingkatkan dengan selang waktu 2-4 minggu. Maks: 50 mg 2x/hr.
Dapat ditambah thiazid jika respon tidak cukup atau dosis diuretik dapat
ditingkatkan sesudah 1-2 minggu. Hipertensi berat Awal 12,5 mg 2x/hr, dapat
ditingkatkan bertahap s/d maks 50 mg 3x/hr dan harus diberikan bersama dengan
obat antihipertensi lain dengan dosis yang disesuaikan. Maks 150 mg/hr. Gagal
jantung Awal 6,25 mg atau 12,5 mg. Pemeliharaan: 25 mg 2-3x/hr, dapat
ditingkatkan bertahap dengan selang waktu minimal 2 minggu. Maks 150 mg/hr.
Lansia dianjurkan untuk memberikan dosis awal yang rendah.
Pemberian obat: berikan saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah
makan.
Kontra indikasi : Stenosis aorta, gagal ginjal, hamil, laktasi, hipersensitif terhadap
ACE inhibitor.
Efek samping: Proteinurea, peningkatan ureum darah dan kreatinin, ruam terutama
pruritis, neutropenia, anemia, trombositopenia, hipotensi.
Interaksi obat: Imunosupresan, suplemen K atau diuretik yang mengandung K,
probenesid, NSAID, diuretik.
Mekanisme kerja : inhibitor Angiotensin Converting Enzyme (ACE) yang
mengubah Angiotensin I menjadi Angiotensin II, selain itu dapat menurunkan
Angiotensin II karena penurunan aktivitas plasma renin dan penurunan sekresi
aldosteron. Mekanisme CNS kemungkinan terlibat dalam menghasilkan efek
hipotensif. ACE inhibitor kemungkinan akan merubah kallikriens vasoaktif menjadi
bentuk aktifnya (hormon) sehingga akan menurunkan tekanan darah.
Rencana Edukasi :
Berikan obat 1 jam sebelum makan.
Jika lupa minum obat diminum sesegera mungkin, bila mendekati jadwal
minum obat selanjutnya jangan menggandakan dosis.
2. Hidroklortiazid
Indikasi : Penanganan hipertensi ringan sampai sedang, edema pada gagal jantung
kongestif dan sindrom nefrotik.
TERAPI STROKE ISKEMIK
Dosis : Oral (efek obat dapat diturunkan setelah digunakan setiap hari) Dewasa :
Edema : 25-100 mg/hari dalam 1-2 dosis, maksimum 200 mg/hari. Hipertensi : 12.5
-50 mg/hari; peningkatan respon minimal dan gangguan elektrolit lainnya harus
dipantau setelah > 50 mg/hari. Pasien lanjut usia : 12,5 – 25 mg sekali sehari.
Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal.
Kontra Indikasi : Diabetus mellitus, dan kemungkinan hipersensitivitas terhadap
golongan obat ini.
Efek Samping : Hipotensi ortostatik, hipotensi, fotosensitivitas, hipokalemia,
anoreksia, tekanan pada epigastrik.
Mekanisme Kerja : Inhibisi rearbsorpsi pada tubulus ginjal, akibatnya ekskresi
natrium dan air meningkat.
Rencana Edukasi :
Obat dimakan bersamaan dengan makanan lain atau dengan susu.
Obat ini bisa menimbulkan rasa pusing dan kelelahan bila mengerjakan
sesuatu, berdiri cukup lama, minum alkohol, merubah tubuh secara
mendadak, atau bangun dari tempat tidur secara terburu-buru.
Jika mungkin jangan makan obat ini menjelang tidur, karena tidur anda
akan terganggu karena akan sering buang air kecil.
Obat ini kemungkinan akan menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin.
Hubungi dokter bila timbul rasa kelelahan pada otot atau rasa nyeri
mendadak pada persendian .
Hubungi dokter bila timbul diare.
3. Intervask®
Komposisi : Amlodipine besylate 10 mg/tablet
Indikasi : Hipertensi. Pengobatan angina prinzmetal dan angina pektoris stabil
kronik.
Dosis : Hipertensi, angina Awal 5 mg 1 x/hr, dapt ditingkatkan s/d maks 10 mg/hr.
Pasien dengan tubuh kecil, lemah atau lanjut usia, tau dengan gagal hati Awal 2,5
mg 1 x/hr.
Pemberian obat: Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap dihidropiridin. Stenosis aorta, angina tak
stabil ( kecuali angina prinzmetal).
Perhatian : Gangguan fungsi hati, gagal jantung kongestif. Hamil dan laktasi, lanjut
usia.
Efek samping :Sakit kepala, edema, lelah, mengantuk, mual, nyeri perut, rasa hangat
dan kemerahan pada kulit, palpitasi, pusing.
Mekanisme kerja : Menghambat ion kalsium ketika memasuki saluran lambat atau
area sensitif tegangan selektif pada otot polos vaskuler dan miokardium selama
depolarisasi, menghasilkan relaksasi otot polos vaskuler koroner dan vasodilatasi
koroner, meningkatkan penghantaran oksigen pada pasien angina vasospastik.
Rencana Edukasi :
Gunakan sesuai yang diresepkan, jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi dengan dokter.
Pasien mungkin akan mengalami sakit kepala (jika tidak dapat diatasi
konsultasi ke dokter), mual dan muntah (makan sejumlah kecil makanan
mungkin dapat membantu), atau konstipasi.
Dapat menyebabkan mengantuk, digunakan dengan hati-hati pada saat
menyetir atau menjalankan mesin.
Kesesuaian penggunaan obat; kepatuhan terhadap terapi (penting untuk
tidak menggunakan obat melebihi jumlah yang diresepkan). Kesesuaian
dosis : bila lupa minum obat maka diminum, sesegera mungkin, jangan
diminum bila telah mendekati pemberian dosis selanjutnya, jangan
menggandakan dosis. Kesesuaian penyimpanan obat : untuk penggunaan
sebagai antihipertensi, mungkin memerlukan kontrol berat badan dan diet
khususnya pemasukan natrium.
Pasien mungkin tidak mengetahui/mengalami gejala dari hipertensi,
penting untuk tetap menggunakan obat walaupun sudah merasa sehat
untuk membantu mengontrol hipertensi.
Waktu paruh eliminasi 30-50 jam, meningkat pada pasien disfungsi hati.
TERAPI STROKE ISKEMIK
4. Lisinopril
Indikasi : Hipertensi dan gagal jantung kongestif (terapi sendiri atau bersama
diuretik dan digitalis).
Dosis : Hipertensi Awal 2,5 mg/hr. Pemeliharaan : 10-20 mg/hr. Maks : 40 mg/hr.
Gagal jantung kongestif Awal 2,5 mg/hr. Pemeliharaan : 10-20 mg/hr.
Pemberian obat : Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan
Kontra Indikasi : Angioneurotik edema karena terapi ACE inhibitor.
Perhatian : Hipotensi simptomatik terutama pada penderita dengan vol. cairan tubuh
rendah dan gagal jantung kongestif. Hipotensi dapat terjadi pada
pembedahan/anestesi. Penyakit jantung iskemik atau serebrovaskular. Kerusakan
fungsi ginjal. Riwayat angioedema. Hamil dan laktasi.
Efek samping : Pusing, sakit kepala, diare, lesu, batuk, mual, ruam kulit,
angioneurotik edema, hiperkalemia.
Interaksi obat : Diuretik hemat kalium, suplemen K, risiko hiperkalemia. Diuretik :
efek aditif. Menurunkan eliminasi litium. Antasid mungkin dapat menurunkan
bioavailibilitas inhibitor ACE (lebih sering terjadi dibanding kaptopril), pemberian
diberi selang waktu selama 1-2 jam.
Mekanisme kerja : Inhibitor kompetitif Angiotensin Converting Enzyme (ACE)
yang mengubah Angiotensin I menjadi Angiotensin II, selain itu dapat menurunkan
Angiotensin II karena penurunan aktivitas plasma renin dan penurunan sekresi
aldosteron. Mekanisme CNS kemungkinan terlibat dalam menghasilkan efek
hipotensif. ACE Inhibitor kemungkinan akan merubah kallikriens vasoaktif menjadi
bentuk bentuk aktifnya (hormon) sehingga akan menurunkan tekanan darah.
Waktu paruh eliminasi 11-12 jam.