terapi gizi pada penyakit jantung.docx

10
TERAPI GIZI PADA PENYAKIT JANTUNG Penyakit jantung adalah penyebab kematian no 1 di AS. Data terbaru dari American Heart Association menunjukkan bahwa sekitar 82.600.000 orang dewasa di Amerika (>1 tiap 3 orang) memiliki 1 atau lebih penyakit kardiovaskuler. Di antaranya yakni sekitar 40.400.000 berusia ≥ 60 tahun.Diperkirakan setiap hari >2200 orang amerika meninggal karena penyakit kardiovaskuler, yang ekuivalen dengan 1 kematian tiap 39 detik. Tingkat kematian akibat PKV menurun tiap tahunnya namun beban penyakit ini tetap tinggi. Risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner setelah usia 40 tahun adalah sekitar 49 % untuk laki-laki dan 32 % bagi wanita. Biaya untuk menanggung penyakit PKV dan stroke di AS pada tahun 2007 diperkirakan mencapai $286 juta, dan kedua penyakit ini adalah penyakit yang paling banyak menelan biaya asuransi kesehatan pada tahun 2007. Studi penyakit jantung di Indonesia berdasarkan SKRT (Survei kesehatan Rumah Tangga) tahun 2002 menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (usia di atas 15 tahun) sebesar 6% dan 8,4% pada tahun 2005. Data Departemen Kesehatan tahun 2005 menyatakan bahwa penyakit jantung koroner menempati urutan ke-5 sebagai penyebab kematian terbanyak di seluruh RS di

Upload: fetria-melani

Post on 25-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

intervensi gizi pada penyakit jantung

TRANSCRIPT

Page 1: TERAPI GIZI PADA PENYAKIT JANTUNG.docx

TERAPI GIZI PADA PENYAKIT JANTUNG

Penyakit jantung adalah penyebab kematian no 1 di AS. Data terbaru dari

American Heart Association menunjukkan bahwa sekitar 82.600.000 orang dewasa di

Amerika (>1 tiap 3 orang) memiliki 1 atau lebih penyakit kardiovaskuler. Di antaranya

yakni sekitar 40.400.000 berusia ≥ 60 tahun.Diperkirakan setiap hari >2200 orang

amerika meninggal karena penyakit kardiovaskuler, yang ekuivalen dengan 1 kematian

tiap 39 detik. Tingkat kematian akibat PKV menurun tiap tahunnya namun beban

penyakit ini tetap tinggi. Risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner setelah usia

40 tahun adalah sekitar 49 % untuk laki-laki dan 32 % bagi wanita. Biaya untuk

menanggung penyakit PKV dan stroke di AS pada tahun 2007 diperkirakan mencapai

$286 juta, dan kedua penyakit ini adalah penyakit yang paling banyak menelan biaya

asuransi kesehatan pada tahun 2007.

Studi penyakit jantung di Indonesia berdasarkan SKRT (Survei kesehatan

Rumah Tangga) tahun 2002 menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit jantung dan

pembuluh darah (usia di atas 15 tahun) sebesar 6% dan 8,4% pada tahun 2005. Data

Departemen Kesehatan tahun 2005 menyatakan bahwa penyakit jantung koroner

menempati urutan ke-5 sebagai penyebab kematian terbanyak di seluruh RS di

Indonesia dengan jumlah kematian 2.557 orang. Berdasarkan Riset kesehatan Dasar

2007, angka kematian pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan adalah

akibat penyakit jantung iskemik (8,7%).

Kaitan antara gizi dan PKV tidak dapat dipungkiri. Berbagai penelitian dalam

100 tahun terakhir membuktikan adanya peran diit terhadap insiden penyakit jantung

koroner. American Heart Association merekomendasikan pentingnya pengaturan gizi

dan gaya hidup dalam mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Rekomendasi AHA dalam pengaturan gizi dan gaya hidup dalam rangka menurunkan

risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler adalah sebagai berikut :

1. Mengkonsumsi makanan sehat

2. Mempertahankan berat badan ideal

Page 2: TERAPI GIZI PADA PENYAKIT JANTUNG.docx

3. Mempertahankan kadar kolesterol low density lipoprotein (LDL), kolesterol high-

density lipoprotein (HDL) dan trigliserid dalam batas tertentu.

4. Mempertahankan tekanan darah normal

5. Mempertahankan kadar gula darah normal

6. Aktif secara fisik

7. Menghindari merokok dan menghindari paparan asap rokok.

Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Mengkonsumsi makanan yang sehat

- Penelitian klinis maupun observasional telah membuktikan bahwa makanan

berperan dalam terjadinya PKV serta faktor-faktor risiko PKV. Mengkonsumsi

makanan sehat tidak hanya menurunkan risiko penyakit jantung, namun juga

penyakit non-kardiovaskuler.

- Mempertahankan keseimbangan antara asupan kalori dari makanan dengan

aktifitas fisik

- Mengkonsumsi beraneka ragam sayuran dan buah.

Meningkatkan konsumsi buah dan sayur hingga 600 gram per hari dapat

mengurangi beban penyakit jantung iskemik hingga 31% dan stroke iskemik

sebesar 19%. Peran buah dan sayuran belum sepenuhnya diketahui, namun

diduga karena kandungan antioksidan dan efek anti inflamasi. Sebagai contoh,

mengkonsumsi beraneka ragam sayuran dan buah berhubungan dengan

rendahnya kadar CRP (suatu penanda inflamasi) yang terdapat di sirkulasi

darah. Alasan lainny adalah karena sebagian besar sayuran dan buah kaya akan

zat-zat gizi, rendah kalori dan kaya serat. Sehingga asupan beraneka ragam

sayur dan buah akan memenuhi kebutuhan zat-zat gizi makro, mikro, serat tanpa

menambah jumlah asupan kalori.

- Mengkonsumsi makanan yang kaya serat

Konsumsi serat larut dapat mengurangi kadar kolesterol LDL. Sedangkan

asupan serat tak larut ternyata terbukti menurunkan risiko PKV serta

menghambat progresifitas timbulnya PKV pada individu yang berisiko tinggi.

Konsumsi serat bermanfaat untuk menimbulkan rasa kenyang akibat

pengosongan lambung yang melambat, sehingga dapat mengurangi asupan

kalori. Serat larut dapat meningkatkan sintesis asam lemak rantai pendek

sehingga mengurangi produksi kolesterol endogen.

Page 3: TERAPI GIZI PADA PENYAKIT JANTUNG.docx

- Mengkonsumsi ikan, terutama yang mengandung omega 3 minimal 2 kali

seminggu.

- Membatasi asupan asam lemak jenuh <7% dari total energi, asam lemak trans

<1%, kolesterol <300 mg per hari dengan cara : memilih daging tanpa lemak,

mengkonsumsi sayuran sebagai gantinya; memilih susu skim (bebas lemak),

dengan kandunga lemak <1%, atau susu rendah lemak; meminimalkan asupan

lemak yang terhidrogenasi sebagian.

- Meminimalkan asupan makanan kecil dan minuman ringan yang mengandung

gula.

Penelitian membuktikan bahwa individu yang mengkonsumsi minuman ringan

yang mengandung gula dalam jumlah besar cenderung untuk menambah asupan

kalori dan berat badan.

- Mempertahankan panduan makanan sehat walaupun makan di luar rumah.

2. Mempertahankan berat badan ideal

Definisi berat badan ideal dapat diketahui salah satunya dengan berdasarkan indeks

massa tubuh (IMT). Berat badan disebut ideal apabila IMT antara 18,5 – 23 kg/m2,

overweight bila IMT 23-24,9 kg/m2, dan disebut obesitas bila IMT lebih dari 25

kg/m2.

Obesitas adalah faktor independen terjadinya PKV. Kelebihan berat badan akan

meningkatkan risiko terjadinya PKV, yaitu meningkatnya kadar kolesterol LDL,

trigliserid, tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol HDL serta meningkatkan

risiko timbulnya penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, dan aritmia

jantung.

Kegemukan dan obesitas disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah porsi

makanan yang makin besar, asupan makanan dengan kepadatan kalori tinggi,

kemudahan akses terhadap makanan, gaya hidup kurang aktif (sedentari) yang

semuanya itu akan meningkatkan asupan total kalori. Penelitian membuktikan

bahwa berat badan saat usia 18 tahun dan penambahan berat badan setelahnya

berkaitan erat dengan terjadinya PKV. Oleh karena itu, mempertahankan berat

badan ideal sangat penting dalam menurunkan insiden terjadinya PKV.

3. Mempertahankan profil lipid darah dalam batas yang direkomendasikan

Peningkatan kadar kolesterol LDL berbanding lurus dengan kejadian penyakit

jantung. Kadar kolesterol LDL disebut optimal bila <100 mg/dl; mendekati optimal

Page 4: TERAPI GIZI PADA PENYAKIT JANTUNG.docx

pada 100-129 mg/dl; borderline high 130-159 mg/dl; tinggi : 160-189 mg/dl; dan

sangat tinggi bila ≥190 mg/dl.

Faktor makanan yang berperan dalam peningkatan kadar kolesterol LDL adalah

asam lemak jenuh dan asam lemak trans. Makanan yang banyak mengandung

kolesterol dan kelebihan berat badan secara langsung juga berhubungan dengan

tingginya kadar kolesterol LDL.

Saat ini belum ada rekomendasi kadar kolesterol HDL maupun trigliserid, namun

bila kadar kolesterol HDL <50 mg/dl pada wanita atau <40 mg/dl pada laki-laki,

kondisi tersebut telah digolongkan dalam sindrom metabolik. Demikian pula bila

kadar trigliserid >150 mg/dl merupakan salah satu kriteria sindrom metabolik.

4. Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal

AHA merekomendasikan bahwa tekanan darah disebut normal bila sistolik <120

mmHg, dan diastolik <80 mmHg. Tekanan darah merupakan faktor risiko yang

independen, kuat, relevan terkait dengan PKV. Risiko PKV meningkat pada kondisi

pra hipertensi (TD sistolik 120-139 mmHg atau TD diastolik 80-89 mmHg),

sehingga usaha untuk menurunkan tekanan darah harus sudah dilakukan pada

kondisi pra hipertensi.

Modifikasi diit yang dapat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi asupan

garam, menurunkan asupan kalori untuk mengurangi berat badan, meningkatkan

asupan potasium, dan konsumsi makanan sehat (diit DASH : Dietary Approaches to

Stop Hypertension). Rekomendasi diit selanjutnya adalah meliputi memilih asupan

karbohidrat yang kaya serat, seperti sayuran, buah dan produk susu rendah lemak,

termasuk daging unggas, ikan, kacang-kacangan, mengurangi asupan lemak, daging

merah, makanan manis, dan minuman ringan yang mengandung gula. Mengganti

beberapa makanan bersumber karbohidrat dengan protein nabati maupun asam

lemak tak jenuh dapat mengurangi tekanan darah. Sedangkan rekomendasi untuk

asupan natrium adalah maksimal 2,3 gram per hari.

5. Mempertahankan kadar gula darah normal

Kadar gula darah puasa yang normal adalah ≤100 mg/dL, dan digolongkan sebagai

diabetes bila kadar gula darah puasa ≥126 mg/dl. Hiperglikemia dan resistensi

insulin berhubungan dengan berbagai komplikasi kardiovaskuler seperti PJK,

stroke, penyakit pembuluh darah perifer, kardiomiopati, dan gagal jantung. Pada

pasien diabetes mengurangi asupan kalori dan menurunkan berat badan dapat

memperbaiki resistensi insulin, kontrol gula darah serta kelainan metabolik yang

Page 5: TERAPI GIZI PADA PENYAKIT JANTUNG.docx

berkaitan. Pada pasien non-diabetik, menurunkan berat badan dan aktifitas fisik

berguna untuk menghambat onset serta berpotensi mencegah timbulnya diabetes.

6. Aktif secara fisik

Melakukan aktifitas fisik teratur sangat penting untuk mempertahankan kesehatan

jantung dan pembuluh darah, mempertahankan berat badan ideal, dan menurunkan

berat badan. Aktifitas fisik teratur memperbaiki risiko PKV (profil lipid, tekanan

darah, kadar gula darah) dan menurunkan risiko timbulnya penyakit kronik lain

seperti diabetes tipe 2, osteoporosis, obesitas, depresi, kanker payudara dan kanker

kolon.

AHA merekomendasikan aktifitas fisik teratur dilakukan minimal 30 menit pada

sebagian besar hari dalam 1 minggu. Sedangkan untuk menurunkan berat badan,

aktifitas fisik dilakukan minimal 60 menit.

7. Hindari paparan asap rokok dan hindari merokok

AHA merekomendasikan untuk menghindari merokok maupun paparan asap rokok

karena bukti-bukti kuat menunjukkan hubungan antara perokok aktif dan pasif

terhadap PKV, kanker dan penyakit serius lainnya. Selain itu merokok berkaitan

erat dengan bertambahnya berat badan.

Faktor-faktor gizi yang belum terbukti secara kuat berkaitan dengan risiko PKV

1. Suplementasi antioksidan

Penelitian klinis tentang suplementasi antioksidan terhadap risiko PKV tidak

menunjukkan hubungan yang positif. Beberapa studi bahkan melaporkan efek

nnegatif suplemen antioksidan, seperti meningkatnya risiko kanker paru pada

suplementasi beta karoten terhadap perokok. Namun demikian, konsumsi antioksidan

yang berasal dari aneka ragam sayuran dan buah direkomendasikan.

2. Protein kedelai

Bukti adanya manfaat kesehatan produk-produk protein kedelai masih minimal.

Namun konsumsi makanan yang kaya protein kedelai mungkin secara tidak langsung

berhubungan dengan risiko PKV bila makanan tersebut digunakan sebagai pengganti

makanan hewani dan susu yang mengandung asam lemak jennuh dan kolesterol.

3. Folat dan berbagai vitamin B

Hasil studi yang ada tidak cukup sebagai dasar untuk merekomendasikan folat dan

vitamin B dalam menurunkan risiko PKV.

4. Fitokimia

Page 6: TERAPI GIZI PADA PENYAKIT JANTUNG.docx

Flavonoid dan zat-zat yang mengandung sulfur adalah berbagai zat yang terkandung

dalam sayuran dan buah, yang mungkin penting dalam mengurangi risiko

atherosklerosis.

Faktor gizi lain yang mempengaruhi risiko PKV

1. Suplementasi minyak ikan

Asupan ikan berhubungan dengan menurunnya risiko PKV. AHA

merekomendasikan individu tanpa PJK mengkonsumsi ikan 2 kali seminggu,

sedangkan individu dengan PJK disarankan untuk mengkonsumsi EPA+DHA 1

gram per hari, lebih baik yang berasal dari ikan, sedangkan suplementasi harus

dengan resep dokter. Pada individu dengan hipertrigliseridemia, suplementasi

EPA +DHA 2-4 gram per hari direkomendasikan dengan penngawasan dokter.

2. Stanol/Sterol tumbuhan

Stanol dan sterol yang berasal dari tumbuhan dapat menurunkan kadar kolesterol

hingga 15% sehingga menjadi salah satu pilihan terapi pada individu dengan

kadar kolesterol LDL yang tinggi. Efek maksimal didapatkan pada konsumsi

stenol/sterol ≈2 gram per hari.

Sumber :

1. American Heart Association : Diet and Lifestyle Recommendation Revision

2006 : A Scientific Statement From The American Heart Association Nutrition

Committee.

2. Bupathiraju SN and Tucker KL. Coronary heart disease prevention:

Nutrients, foods, and dietary patterns. Clinica Chimica Acta 412: 1493–

1514, 2011.

3. Survei Kesehatan Rumah Tangga 2002 dan 2005.

4. Riset Kesehatan Dasar 2007.