terapi antidotum

24
TERAPI ANTIDOTUM Puspa Raras Damasari (138114106) Lia Elisa Susanti (138114107) Victoria Sara Desindy (138114108)

Upload: lily-elisa

Post on 20-Nov-2015

382 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

Presentasi terapi antidotum

TRANSCRIPT

TERAPI ANTIDOTUM

TERAPI ANTIDOTUMPuspa Raras Damasari (138114106)Lia Elisa Susanti (138114107)Victoria Sara Desindy (138114108)TUJUANMemahami tujuan, sasaran dan strategi terapi antidot.ALAT DAN BAHAN ALATBAHANStopwatchCARA KERJA1. Pemilihan Hewan Uji

2. Pengelompokan Hewan Uji

3. Tata Cara Pemberian Dosis Sediaan / Uji 4. Pengamatan DASAR TEORIProses BiotransformasiYang termasuk dalam proses biotransformasi adalah absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi.Organ utama untuk metabolisme obat adalah hati, ginjal, usus, paru-paru, adrenal dan kulit.Kebanyakan biotransformasi menghasilkan meetabolisme yang lemah dan tidak aktif, tapi dapat juga menghasilkan senyawa aktif (teofilin menjadi kafein, prokainamid menjadi N-asetil prokainamid).

Cara pemberianPemberian oral merupakan cara yang paling umum digunakan dalam pemberian obat. Absorpsi dari saluran pencernaan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti luas permukaan tempat absorpsi, aliran darah ke tempat absorpsi, keadaan fisik obat (larutan, suspensi, atau bentuk sediaan padat), kelarutannya dalam air dan konsentrasi ditempat absorpsi.Untuk obat yang diberikan dalam bentuk sediaan padat, laju disolusi dapat menjadi faktor pembatas dalam proses absorpsi, terutama jika obat memiliki kelarutan yang rendah dalam air. Karena sebagian besar absorpsi obat dari saluran pencernaan terjadi melalui proses transport pasif, absorpsi lebih mudah terjadi jika obat dalam bentuk tidak terionisasi dan lebih lipofil.

Terapi AntidotTerapi antidot adalah tata cara yang secara khusus ditujukan untuk membatasi intensitas efek toksik zatkimia atau untuk menyembuhkan efek toksik yang ditimbulkannya, jelas akan bermanfaat untuk mencegah timbulnya bahaya selanjutnya.Tujuan terapi antidot ialah untuk membatasi intensitas efek toksik racun, sehingga bermanfaat untuk mencegah timbulnya efek berbahaya selanjutnya.Sasaran terapi antidot ialah intensitas efek toksik racun.Strategi dasar terapi antidot ialah penghambatan absorpsi dan distribusi (translokasi), peningkatan eliminasi, dan atau penaikkan nilai ambang toksik racun dalam tubuh (KTM).Terapi antidot dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode yang tak khas atau yang khas.Yang dimaksud dengan metode tak khas ialah metode umum yang dapat diterapkan terhadap sebagian besar racun.Sedangkan metode khas, ialah metode yang hanya digunakan bila senyawa yang kemungkinan bertindak sebagai penyebab keracunan telah tersidik, serta zat antidotnya ada.

Air KelapaAir kelapa banyak mengandung tanin atau antidot (anti racun) yang tinggi.Tanin dari air kelapa dapat menghambat absorpsi zat beracun. Kandungan zat kimia lain yang menonjol berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa, antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, dan kalsium atau potassium.

PestisidaPestisida kebanyakan berasal dari golongan ester piretroid.Beberapa mekanisme aksi dari ester piretroid terdapat di system saraf pusat, sensorik, dan motorik pada insekta dan vertebrata.Propoksur merupakan pestisida golongan karbomat dengan toksisitas sedang. Propoksur bekerja dengan cara menghambat proses penguraian asetilkolin. Padahal, penguraian asetilkolin sangat penting untuk menentukan rangsangan di antara sel-sel saraf.Apabila asetilkolin menumpuk dan tidak terurai, otomatis metabolisme sel-sel saraf pun terhambat.Akibatnya, muncul kejang-kejang, kram perut, diare, sesak napas, pusing dan pingsan.

Struktur PropoxurCH3NHCH3

Struktur TaninMekanisme aksi air kelapaasetilkolinAchEAsetic acid + cholinPropoxur Ach Mekanisme aksi PropoxurasetilkolinAchEAsetic acid + cholinPropoxur Ach Symptoms of poisoning :PusingKejang BerkeringatLakrimasiSalivasiDATA PENGAMATANPerlakuanTikus ke-Waktu muncul kejang (s)Waktu mati (s)JumlahHidupMatiKontrol (+) prpoxur1120 s0 %100%2150 s3162 s4140 sKontrol (-) air kelapa1100%0%234Dosis I propoxur + air kelapa1120 s900 s75%25%2210 s3242 s4130 sDosis II propoxur + air kelapa190 s600 s50%50%228 s 140 s3408 s4194 sDosis III propoxur + air kelapa1120 s1200 s25%75%2145 s380 s445 s4125 s1080 sPEMBAHASANTujuan percobaan : memahammi tujuan, sasaran, dan strategi terapi antidot.Tujuan terapi antidot : membatasi penyebaran racun di dalam tubuhSasaran : penurunan atau penghilangan intensitas efek toksikIntensitas efek toksik berdasarkan pada keberadaan (besar kadar dan lama tinggal) senyawa terkait di tempat aksinya.Strategi terapi antidot melibatkan penghambatan absorbsi dan distribusi, dan peningkatan eliminasi racun serta ambang batas KTM melalui pergeseran kurva. Strategi terapi antidot dengan pergeseran kurva

Metode terapi antidot ada 2 macam yaitu metode khas dan tak khas.Metode yang digunakan pada percobaan terapi antidot yaitu metode tak khas karena kandungan air kelapa tidak hanya sebagai antidot propoxur teteapi juga bisa untuk senyawa toksik lain (tidak spesifik terhadap propoxur).Salah satu senyawa yang memiliki efek terapi spesifik terhadap propoxur adalah atropin Sulfat (Robinson, 2005) dimana atropin sulfat menghambat efek akumulasi asetilkolin yang gagal dimetabolisme oleh asetilkolinesterase akibat hambatan propoxur pada tempat penumpukannya.

Faktor penentu keberhasilan terapi antidot adalah : Propoxur dan Air KelapaPembahasan hasil dataKelompok perlakuan (dosis I , II dan III) : untuk mengetahui aktifitas antidotum air kelapa terhadap senyawa propoxurLanjutan pembahasanBerdasarkan hasil yang diperoleh membuktikan bahwa pada percobaan ini air kelapa belum bisa dikatakan memiliki efek terapi antidot karena dari setiap pemejanan dosis I , II dan III propoxur + air kelapa masih menyebabkan kematian pada hewan ujiFaktor kesalahan yang mungkin terjadi ???KESIMPULANKajian PustakaAnonim, 2010, Propoxur, Identification, Toxicity, Use, Water Pollution Potential Ecological Toxicity and Regulatory Information,http://www.pesticideinfo.org/Detail_chemical.jsp?Rec_Id=PC35769, diakses pada tanggal 4 November pukul 14.10 WIB.Arvin, 2006, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15, EGC, Jakarta, pp. 365.Damayanti, 2008, Buku Pintar Tanaman Obat, Agromedia Pustaka, Jakarta Selatan, hal 129.Donatus, I. A., 2001, Toksikologi Dasar, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta, hal 207-208.Hardman, J.G., 2008, Goodman& Gilman Dasar Farmakologi Terapi, Volume 1, EGC, Jakarta, pp. 5-7.Hayes, A.W., 2008, Principles and Methods of Toxicology, Informa Healthcare USA, Inc, USA, p.5Klaasen, C. D., 2001, Casarett and Doulls Toxicology The Basic Science of Doisons, 6th edition, New York, Mc Graw-Hill Medical Publishing Division, p.134.Lusiana, Darsono., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 8, Salemba Medika, Surabaya, hal. 255.Ngatidjan, 2006, Farmakologi Dasar, Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal. 122.Robinson , 2005 , Urban Injects and Arachnids : A handbook of Urban Entomology, Cambridge United Kingdom at the University Press, p. 72.Thomas, A.N.S., 2002, Tanaman Obat Tradisional, vol. 1, Kanisius, Yogyakarta, hal. 89.