teori_smithchart.pdf
DESCRIPTION
smitchertTRANSCRIPT
![Page 1: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/1.jpg)
Jurusan Teknik Elektro Prog. Studi Teknik Telekomunikasi
1
PENYESUAI IMPEDANSI
Penyesuai impedansi berfungsi untuk mengubah suatu nilai impedansi dari
suatu nilai ke nilai impedansi lainnya, sebagai contoh impedansi 100 akan diubah
nilai menjadi 50 atau sebaliknya. Tujuan digunakannya penyesuai impedansi
adalah untuk mengurangi atau jika mungkin menghilangkan gelombang pantul
sehingga diperoleh efisiensi yang tinggi. Beberapa penyesuai impedansi yang
digunakan pada frekuensi sangat tinggi (VHF dan UHF) digunakan saluran sebagai
rangkaian penyesuai impedansi. Mereka diantaranya penyesuai impedansi ¼ lamda,
balance to unbalanced ½ lamda, STUB dan lainnya.
6.1 Penyesuai Impedansi ¼
Penyesuai impedansi ¼ lamda (transformer ¼ ) banyak digunakan pada
antenna struktur mikrostrip. Prinsip rangkaian ini adalah saluran yang panjangnya
¼ dimana rumus dasar yang digunakan, (Hund, 1989:49)
(6.1)
Apabila panjang saluran L sebesar ¼ , maka
(6.2)
Pemahaman rumus 6.2 dapat digambarkan sebagai berikut
ZRZIN ZO
¼ LAMDA
SALURAN
Gambar 6.1 Transformer ¼
Sebagai contoh beban sebesar 100 ohm dapat diubah nilainya menjadi 50 ohm pada
sisi input jika Zo saluran dibuat 71 ohm. Ini ini dapat diperoleh dengan asumsi nilai
ZR adalah resistif dan Zin yang dinginkan juga resistif.
![Page 2: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/2.jpg)
Contoh permasalahan.
Saluran koaksial 50 ohm dibebani sebesar 100 ohm resistif. Jika diinginkan saluran
menjadi match, tentukan nilai Zo dari transformer ¼ ?
100 ZIN Zo ?
¼ LAMDA
SALURAN UTAMA
Zo = 50
S-END
TRANSFORMER
Gambar 6.2 Posisi transformer ¼ dalam saluran dengan beban resitif
Agar saluran utama menjadi match, impedansi di titik sambung antara saluran
utama dengan transformer dipaksa sama dengan Zo saluran utama sebesar 50 ohm.
Dengan demikian berdasar rumus 6.2 , Zo(transformer) = (100 x50)-1/2
= 70,7 ohm
Permasalahan akan lebih komplek jika nilai beban mengandung komponen reaktif (
Z = R +jXL atau Z = R-jXC. Kita tidak dapat menggunakan rumus 6.2 secara
langsung karena rumus tersebut hanya dapat digunakan untuk beban resistif. Untuk
mengatasi permasalahan beban reaktif, diperlukan alat bantu yang bernama diagram
Smith (Smith Chart) atau SC karena diagram ini mampu memberikan berbagai
informasi yang berkaitan dengan impedansi saluran.
6.2 Penggunaan Diagram Smith
Diagram Smith adalah diagram lingkar seperti diperlihatkan dalam Gambar 6.2.
Tahun 1939, Philip H Smith mempublikasikan artikel tentang diagram lingkar yang
berguna untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan system
transmisi frekuensi radio
![Page 3: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/3.jpg)
Jurusan Teknik Elektro Prog. Studi Teknik Telekomunikasi
3
Gambar 6.3 Diagram Smith
Sumber http://www.cadfamily.com (29/05/2012)
Walaupun diagram ini dikenalkan 73 tahun yang lalu, namun sampai saat ini
masih digunakan dalam perangkat modern khususnya yang berkaitan dengan
system transmisi frekuensi UHF seperti dicontohkan dibawah.
Gambar 6.4 Diagram Smith dalam aplikasi simulator antena
Diagram Gambar 6.4 kita temukan pada perangkat lunak simulator antenna
IE3D yang sangat popular di dunia perancangan antenna, bahkan ditemukan dalam
instrument ukur modern seperti scalar network. Dengan demikian pemahaman
tentang diagram ini diperlukan bagi mahasiswa yang berhubungan dengan saluran
transmisi maupun antenna.
![Page 4: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/4.jpg)
6.2.1 Komponen-komponen dalam SC
Komponen komponen dalam SC meliputi
1. Komponen resistansi atau konduktansi yang ternormalisasi
2. Komponen reaktansi induktif atau susceptansi kapasitif yang ternormalisasi
3. Komponen reaktansi kapasitif atau susceptansi induktif yang ternormalisasi
4. Panjang gelombang kearah beban
5. Panjang gelombang kearah sumber
6. Koeffisien pantul
7. VSWR dll.
Komponen Resistansi atau Konduktansi
Komponen ini ada di tengah lingkaran yang berupa garis lurus mulai dari sisi
kiri ke sisi kanan seperti ditunjukkan dalam Gambar 6.5.
1.0
0 RESISTANCE OR
CONDUCTANCE
COMPONENT
LINGKAR LUAR
R/Zo atau G/Yo
Gambar 6.5 Komponen resistansi
Lingkar Tetap Resistansi atau Konduktansi
Setiap skala resistansi mempunyai lingkaran-lingkaran seperti diperlihatkan
dalam Gambar 6.6. lingkaran ini digunakan sebagai garis bantu dalam penentuan
beban komplek. Nilai resistansi yang ada merupakan nilai ternormalisasi terhadap
Zo atau Yo (untuk konduktansi)
![Page 5: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/5.jpg)
Jurusan Teknik Elektro Prog. Studi Teknik Telekomunikasi
5
1.0
0
LINGKAR LUAR
Gambar 6.6 Lingkar resistansi
Garis Tetap Reaktansi atau Sesceptansi
Selain lingkar resistansi, terdapat skala ternormalisasi untuk reaktansi baik
reaktansi induktif (+jXL/Zo) atau reaktansi kapasitif –jXC/Zo dan skala
ternormalisasi susceptansi kapasitif +jB/Yo atau susceptansi induktif -jB/Yo
sebagaimana diperlihatkan dalam Ganbar 6.7
1.0
0
KOMPONEN REKTANSI INDUKTIF ATAU
SUSCEPTANSI KAPASITIF
KOMPONEN REKTANSI KAPASITIF ATAU
SUSCEPTANSI INDUKTIF
Gambar 6.7 Komponen ternormalisasi reaktansi atau susceptansi
Sama dengan fungsi garis lingkar resistansi, garis kurva reaktansi digunakan
untuk menyatakan nilai reaktansi mulai nilai 0 sampai tak terhingga, sebagai
gambaran kita akan menggambarkan beban dengan nilai impedansi Z = 50 +j 50 Ω
, yang dipasangkan pada kabel koaksial dengan karakteristik impedansi 50 Ω.
Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan nilai ternormalisasi beban
![Page 6: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/6.jpg)
tersebut yaitu ZL/Zo sebesar 1+ j1 (tanpa satuan). Nilai 1 adalah nilai ternormalisasi
R/Zo yang ada dalam diagram smith (lingkar warna biru dalam Gambar 6.8). Nilai
+j1 adalah nilai ternormalisasi +jXL/Zo (kurva warna merah). Pertemuan lingkar
R/Zo sebesar 1 dan kurva +jXL/Zo adalah beban ternormalisasi ZL/Zo seperti
diperlihatkan dalam Gambar 6.8
1.0
0
1.0
+j1.0
ZL/ZO = 1+j1
Gambar 6.8 Posisi ZL/Zo dalam diagram Smith
Wavelength Toward Load (TWL)
TWL dapat diartikan panjang gelombang dengan arah menuju beban dengan
satuan lamda sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 6.9. Dalam SC arah putarnya
berlawanan dengan arah jarum jam dan sebaliknya untuk wavelength toward
generator.
50+J50 Zo = 50
S-END
Gambar 6.9 Wavelength toward load (WTL)
6.2.2 Impedansi Sepanjang Saluran
Maksud dari impedansi sepanjang saluran adalah nilai impedansi yang terdapat
pada sepanjang saluran yang terbebani dengan ZL. Ada rumus yang memberikan
informasi tentang impedansi sepanjang saluran (5.30) namun penyelesaian rumus
![Page 7: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/7.jpg)
Jurusan Teknik Elektro Prog. Studi Teknik Telekomunikasi
7
1.0
0
LINGKAR LUAR
1.0
KOMPONEN REKTANSI INDUKTIF ATAU
SUSCEPTANSI KAPASITIF
KOMPONEN REKTANSI KAPASITIF ATAU
SUSCEPTANSI INDUKTIFWAVELE
NGTH
TOW
ARD LO
AD
WA
VE
LE
NG
TH
TO
WA
RD
GE
NE
RA
TO
R
Gambar 6.10 Bagian-bagian dari SC
tersebut membutuhkan waktu yang agak lama, dengan bantuan SC, kita dapat
menghemat waktu untuk memahami nilai impedansi saluran tersebut. Sebagai
gambaran pemahaman impedansi sepanjang saluran dapat dijelaskan sebagai
berikut; (1) posisikan beban saluran dalam SC seperti dijelaskan langkah
sebelumnya. Misal beban saluran 50+j50 Ω. (2) normalisasikan beban tersebut
terhadap Zo 50 Ω. Maka ZL/Zo = 1+j1 dan daman SC ditunjukkan dalam Gambar
6.10
![Page 8: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/8.jpg)
1.0
0
1.0
WAVELE
NGTH
TOW
ARD
GENERATO
R
WA
VE
LE
NG
TH
TO
WA
RD
LO
AD
+j1.0
ZR/ZO = 1+j1
Gambar 6.10 ZL dalam SC
Dengan menggunakan jangka dibuat lingkaran dengan pusat lingkaran di tengah-
tengah lingkaran SC seperti diperlihatkan dalam gambar 6.11
1.0
0
1.0
WAVELE
NGTH
TOW
ARD
GENERATO
R
WA
VE
LE
NG
TH
TO
WA
RD
LO
AD
+j1.0
ZR/ZO = 1+j1
RADIUS
LIN
GK
AR
AN
VS
WR
HARGA VSWR
Gambar 6.11 Impedansi sepanjang saluran
Gambar 6.11 memberikan informasi bahwa nilai impedansi sepanjang saluran
ditunjukkan lingkaran warna merah yang dimulai dari beban ZL/Zo. Dengan
memutar searah jarum jam, nilai impedansi dapat diketahui dengan acuan beban
menuju sumber sinyal. Besarnya impedansi tergantung dari jarak terhadap beban.
Dengan lingkaran tersebut, informasi nilai impedansi maksimum dan minimum
dapat diketahui. Selain itu nilai standing wave ratio (SWR), juga diperoleh.nilai
![Page 9: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/9.jpg)
Jurusan Teknik Elektro Prog. Studi Teknik Telekomunikasi
9
impedansi sepanjang saluran yang dijelaskan dalam bahasan ini diasumsikan
pelemahan saluran dianggap nol.
6.3 Penyesuai Impedansi ¼ untuk Beban Reaktif
Untuk beban reaktif (induktif atau kapasitif), transformer ¼ tidak dapat
langsung disambungkan ke beban sebagai mana bahasan sebelumnya, karena rumus
6.2 hanya dapat digunakan jika semua nilai impedansinya resistif, jika Zin dalam
rumus tersebut diasumsikan resistif maka ZL juga harus resistif. Dengan demikian
konsep penggunaan transformer ¼ hanya untuk kondisi resistif dengan demikian
transformer ini harus dipasang pada impedansi saluran yang resistif. Nilai
impedansi saluran resistif ditunjukkan pada nilai impedansi maksimum atau
minimum. Untuk lebih jelas, perhatikan contoh berikut.
Contoh-1
Saluran dengan karakteristik impedansi Zo = 50 ohm dibebani sebesar 50+j50 Ω.
Tentukan jarak ¼ yang harus dipasang dari beban dan tentukan nilai karakteristik
impedansi transformer tersebut.
Solusi
Konsep solusinya adalah menentujan L-1 yaitu jarak titik resitif pada saluran
terhadap beban seperti diperlihatkan dalam Gambar 6.12
50+j50
ZIN Zo ?
¼ LAMDA
SALURAN UTAMA
Zo = 50
S-END
TRANSFORMER
Zo = 50
L-1
Zmax
Gambar 6.12 Penempatan transformer ¼ terhadap beban resitif
dengan menggunakan SC,
1. ditentukan letak ZL/Zo pada SC
2. dibuat lingkaran dengan pusat lingkaran di titik R/Zo = 1,0 dan lingkaran
melalui 1+j1
3. ditentukan titik Z maksimum
4. dihitung jarak dari beban menuju titik Z maksimum tersebut;
5. dibaca nilai Zmak/Zo pada SC dan konversikan ke nilai sebenarnya
6. dengan rumus 6.2 dihitung nilai karakteristik impedansi transformer
![Page 10: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/10.jpg)
1.0
0
1.0
WAVELE
NGTH
TOW
ARD
GENERATO
R
WA
VE
LE
NG
TH
TO
WA
RD
LO
AD
+j1.0
ZR/ZO = 1+j1
Zmax
JARAK BEBAN
KE IMPEDANSI
MAKSIMUM (L-1)
Zmin
Gambar 6.13 Prosedur penyelesaian beban induktif
Untuk beban kapasitif, langkah penyelesaiannya hampir sama yaitu sebagai berikut
50-J50 ZIN Zo ?
¼ LAMDA
SALURAN UTAMA
Zo = 50
S-END
TRANSFORMER
Zo = 50
L-1
ZMIN
Gambar 6.14 Posisi transformer pada beban reaktif
dengan menggunakan SC,
1. ditentukan letak ZL/Zo pada SC
2. dibuat lingkaran dengan pusat lingkaran di titik R/Zo = 1,0 dan lingkaran
melalui 1-j1
3. ditentukan titik Z minimum
4. dihitung jarak dari beban menuju titik Z minimum tersebut;
5. dibaca nilai Zmin/Zo pada SC dan konversikan ke nilai sebenarnya
dengan rumus 6.2 dihitung nilai karakteristik impedansi transformer
![Page 11: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/11.jpg)
Jurusan Teknik Elektro Prog. Studi Teknik Telekomunikasi
11
1.0
0
1.0
WA
VE
LE
NG
TH
TO
WA
RD
LO
AD
- j1.0
ZL/ZO = 1- j1
Zmax
JARAK BEBAN KE IMPEDANSI
MINIMUM (L-1)
Zmin
Gambar 6.15 SC dalam penyesuai impedansi ¼
Admitansi pada SC
Selain nilai ternormalisasi untuk impedansi, SC juga menyediakan nilai
ternomalisasi untuk admitansi YL/Yo, komponen dari admitansi YL adalah
konduktansi G dan susceptansi JB. SC memberikan kemudahan bagaimana
mengubah nilai impedansi menjadi susceptansi (Gambar 6.16). penggunaan
susceptansi diperlukan saat membahas perhitungan rangkaian paralel.
![Page 12: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/12.jpg)
1.0
- j1.0
ZR/ZO
ZmaxZmin
YR/YO
Gambar 6.16 Mengubah Z menjadi Y
6.4 STUB
STUB adalah rangkaian penyesuai impedansi dengan menggunakan saluran
yang sama untuk tujuan menghilangkan atau mengurangi pemantulan pada sending
end. Umumnya STUB dihubungkan paralel dengan saluran. Ujung STUB dapat
dibuat terbuka atau terhubung singkat.
50+J50 Zo = 50
S-END
STUB
Zo = 50
Gambar 6.17 STUB dalam saluran
Konsep pemahaman STUB adalah sebagai berikut. Saat STUB ujung r-end
nya dibuka atau dihubung singkat, STUB mempunyai admitansi input reaktif,
dapat kapasitif atau induktif. Fungsi STUB adalah menghilangkan komponen
susceptansi dimana STUB akan diparalelkan dengan demikian admitansi input
STUB harus konjugate dengan admitansi saluran dimana STUB akan diparalelkan.
Setelah STUB diparalelkan, admitansi pada titik dimana STUB diparalel harus
![Page 13: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/13.jpg)
Jurusan Teknik Elektro Prog. Studi Teknik Telekomunikasi
13
sama dengan karakteristik admitansi saluran Yo agar tidak terjadi pemantulan
gelombang pada titik tersebut.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan dimana STUB harus
diparelelkan dan berapa panjang STUB agar tidak terjadi pemantukan pada saluran
utama.Perhatikan permasalahan berikut, jika beban antena 50-j50 Ω disambungkan
dengan kabel koaksial 50 Ω, tentukan dimana STUB harus dipasang dan berapa
panjang STUB agar tidak terjadi pemantukan pada saluran koaksial 50 Ω?
Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah senagai berikut;
1. Dinormalisasikan beban antena; ZL/Zo = (50-j50)/50 = 1-j1
2. Ditentukan letak beban ini dalam SC (Gb. 7.19)
3. Dibuat lingkaran SWR (Gb. 7.19)
4. Karena STUB dipasang paralel, konversikan ZL/Zo menjadi YL/Yo.
(Gb.6.18)
5. Dibuat garis lurus dari pusat SC menuju beban YL/Yo sampai lingkaran luar
SC dan dibaca nilai panjang gelombang yang tertera di lingkaran luar
tersebut (Gb. 6.19).
1.0
- j1.0
ZR/ZO
YR/YO
.
Gambar 6.18 Konversi dari ZR/Zo ke YL/Yo
6. Karena masih di posisi beban YL/Yo, ikuti lingkaran WSR dengan
menggeser ke arah jarum jam hingga memotong pada lingkaran G/Yo sama
dengan satu.( Gb. 6.19)
7. Jarak Konduktansi G/Yo terhadap beban YL/Yo dihitung
![Page 14: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/14.jpg)
- j1.0
ZL/ZO
YL/YO
1,0
Gambar 6.19 Admitansi YL/Yo menuju admitansi G/Yo
ZL/ZO
YL/YO
1,0
1+jB
L-1
Gambar 6.20 Jarak konduktansi G/Yo satu ke beban YL/Yo
8. Nilai admitansi yang memotong G/Yo satu dibaca ( 1+jB)
9. STUB yang akan diparalelkan fungsinya untuk menghilangkan komponen
+jB sehingga admitansi input STUB dipaksa sama dengan –jB sehingga dija
STUB diparalelkan dengan saluran akan menghasilkan Y/Yo = 1. Jika ujung
SUB dibiarkan terbuka, maka L-2 dapat dihitung sebagaimana diperlihatkan
dalam Gambar 6.21
![Page 15: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/15.jpg)
Jurusan Teknik Elektro Prog. Studi Teknik Telekomunikasi
15
- j1.0
ZL/ZO
YL/YO
1,0
1+jB
L-1
L-2
-jB
0
Gambar 6.21 Perhitungan L-2
Jika ujung STUB dihubung singkat, panjang STUB di hitung dari konduktansi ∞
sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 7.23
- j1.0
ZL/ZO
YL/YO
1,0
1+jB
L-1
L-2
-jB
Gambar 6.22 Perhitungan untuk STUB hubung singkat
Latihan-latihan
Gunakan SC kosong untuk meyelesaikan permasalahan berikut
1. Rancang penyesuai impedansi ¼ pada saluran koaksial 75 Ω jika antena
yang terpasang mempunyai impedansi 36+j 21 ohm.
![Page 16: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/16.jpg)
2. Jika frekuensi saluran soal no.1 600 MHz, dan tetapan dielektrik sebesar
2.15, teutukan jarak pasang transformer (cm) terhadap beban dan panjang
transformer tersebut (cm).
3. Jika STUB tunggal yang digunakan untuk penyesuai impedansi soal no.1,
rancang STUB tersebut jika (a) ujung STUB dibiarkan terbuka dan (b)
ujung STUB dihubung singkat dan tentukan jarak STUB yang harus
dipasang (cm) terhadap beban, dan panjang masing-masing STUB (cm).
REFERENSI
1. Dunlop and Smith, Telecommunications Engineering, Van Nostrand
Reinhold, United Kingdom.
2. Hund, 1989, Microwave Communication, Mc Graw Hill, Singapura.
3. Lapatine, 1978, Electronic in Communication, John Wiley, New York
4. Shen and Kong, 2001, Aplikasi Elektromagnetik, Erlangga
5. Sinnema, 1988, Electronic Transmisiion Technology, Prentice Hall,
New Jersey.
![Page 17: Teori_SmithChart.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022073012/55cf99cb550346d0339f32b7/html5/thumbnails/17.jpg)
Jurusan Teknik Elektro Prog. Studi Teknik Telekomunikasi
17
GLOSARY
dBm Satuan daya dengan acuan 1 mW
Frekuensi Jumlah siklus gelombang dalam satu detik
Gelombang berdiri
Gelombang pantul
Impedansi Input Impedansi pada sisi input saluran yang merupakan
perbandingan antara tegangan dan arus
Karakteristik
Impedansi
Impedansi saluran ketika tidak terjadi gelombang pantul
Match line Saluran yang dibebani sebesar karakteristik impedansinya
Medan listrik Medan yang disebabkan oleh adanya beda potensial
Medan magnetik Medan yang disebabkan oleh adanya aliran arus listrik
Neper Satuan dari pelemahan berbasis logaritma natural
Penyesuai impedansi
Perioda Waktu untuk satu gelombang
Return loss
Saluran transmisi Media yang menghubungkan antara sumber sinyal ke beban
STUB
Tegangan insiden
Tegangan pantul
TEM Medan listrik dan medan magnetik keduanya tegak lurus
terhadap arah rambatan gelombang
Transformer ¼