teori tentang pengetahuan

Upload: nining-fatimah-nifa

Post on 07-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

filsafat

TRANSCRIPT

Teori tentang pengetahuan, idealism mengemukakan pandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui indera tidak pasti dan tidak lengkap, karena dunia hanyalah merupkan tiruan belaka, sifatnya maya (bayangan), yang menyimpang dari kenyataan sebenarnya. Pengetahuan yang benar hanya merupakan hasil akal, karena akal dapat membedakan bentuk spiritual murni dari benda-benda di luar penjelmaan material, demikoan menurut plato. Idealism metafisik percaya bahwa manusia dapat memperoleh pengetahuan tentang realistis, karena realitas pada hakikatnya spiritual, sdangkan jiwa manusia merupakan bagian dari substansi spiritual tersebut. Hegel menguraikan konsep plato tentang teori pengetahuan dengan mengatakan bahwa pengetahuan dikatakan valid sepanjang sistematis, maka pngetahuan manusiatentang realitas adalah benar dalam arti sistematis. Dalam teori pengetahuan dan kebenaran, idealism merujuk pada rasionalismedan teori koherensi seperti yang telah disinggung pada bab sebelumnya. Teori koherensi didasari oleh pendapat bahwa item-item particular pengetahuan menjadi signifkan apabia dilihat dalam konteks keseluruhan. Oleh karena itu, semua ide dan teori harus divalidasi sehubungan dengan koheresinya (kesesuaiannya) dalam pengembangan system pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Seperti yang telah dikemukakan diatas, bahwa teori pengetahuan idealism adalah rasionalisme. Dalam hal ini Hendeson dalam Sadulloh (2008)mengemukakan bahwa:The rationalist argue that our sense give us but the raw material from which knowledge comes. Knowledge, say they, is not to be found in sense-perception of particulars but in concept, in principle, which our sense cannot possibly furnish us; the mind itsef is active, an organizer and sistenatizer of our sensory experience. For the rationalist, mathematics furnished the correct pattern for thought. Jadi rasionalisme mendasari pengetahuan idealisme, mengemukakan bahwa indera kita hanya memberikan meteri mentah bagi pengetahuan. Pengetahuan tidak ditemukan dari pengalaman indera, melainkan dari konsepsi, dalam prinsip-prinsip sebagai hasil aktivitas jiwa. Jiwa manusialah yang mengorganisasikan pengalaman indera. Matematika melengkapi pola berpikir manusia, dengan matematika manusia mampu mengembangkan intelektualnya. Sains fisik tidak akan berkembang tanpa menggunakan matematika. Indera dapat menipu manusiayang berpikir, tidak sesuai antara pengamatan sebagai laporan indera dengan kenyataan, apalagi pengamatan indera bisa dipengaruhi oleh ilusi, halusinasi dan fantasi.Teori pengetahuan eksistensialisme banyak dipengaruhi oleh fisafat fenomenologi, suatu pendangan yang menggambarkan penampakan benda-penda dan peristiwa-peristiwa sebagaimana benda-benda tersebut menampakkan dirinya terhadap kesadaran manusia. Pengetahuan manusia tergantung pada pemahamannya tentang realitas, tergantung pada interpretasi manusia terhadap realitas. Pengetahuan yang diberikan disekolah bukan sebagai alat untuk memperoleh pekerjaan, atau karir anak, melainkan untuk dijadikan alat perkembangan dan alat pemenuhan diri. Pelajaran disekolah akan dijadikan alat untuk merealisasikan diri, bukan merupakan suatu displin yang kaku dimana anak harus patuh dan tunduk terhadap pelajaran tersebut. biarkanlah pribadi anak berkembang untuk menemukan kebenaran-kebenaran dalam kebenaran.

DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh. (2009). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta, CV.`