pengetahuan tentang jamban sehat

Upload: ayuagustin16

Post on 14-Jan-2016

211 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengetahuan Tentang Jamban Sehat

TRANSCRIPT

BAB ILATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Desa1.1.1 Gambaran Umum Desa Secara GeografisDesa Tanjung Pasir memiliki luas 564,25 Hektar (Ha) dengan luas wilayah desa terdiri dari sawah seluas 79 Hektar, daratan seluas 108,185 Hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari 2 Hektar pemakaman umum. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012)Jarak dari Ibukota Kabupaten Tangerang ke Desa Tanjung Pasir 47 Kilometer (km) atau 25 km dari pintu keluar M-1 (west gate) Bandara Soekarno-Hatta melalui jalan Marsekal Surya Darma (Jalan Selapanjang). Desa ini terletak di Utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai (daerah dataran rendah) dengan ketinggian 1-2 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan suhu udara berkisar antara 30-37C. Topografi Kecamatan Teluk Naga meliputi daerah sawah, daerah pantai, daratan rendah dengan ketinggian antara 1-2 mdpl, dan daerah tambak. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012)Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh jalan. Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km, dengan klasifikasi sebagai berikut :1. Berdasarkan status a. Jalan Propinsi : 9,5 kmb. Jalan Kabupaten: 5 kmc. Jalan Desa : 93,5 km2. Berdasarkan kondisi fisika. Jalan Hotmik: 17,5 kmb. Jalan Aspal: 67 kmc. Jalan Tanah: 14,5 kmd. Jembatan Jembatan Besi : 1 km Jembatan Beton: 7 kme.Sungai/KaliSungai/Kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah Sungai Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km.f. Irigasi/PengairanIrigasi/Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 Ha.g.Bendungan air/Dam Bendungan/Dam dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) yang menjadi salah satu sumber air bersih yangdimanfaatkan masyarakat.

Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah sebagai berikut (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012) :1. Utara : Laut Jawa2. Barat : Desa Tanjung Burung3. Timur : Desa Muara4. Selatan : Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan

Gambar 1.1 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012

Transportasi untuk mencapai wilayah Desa Tanjung Pasir sebagian besar dapat ditempuh dengan angkutan umum, baik sepeda motor maupun mobil. Namun demikian, sebagian kecil wilayah hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah diatasnya secara berjenjang sebagai berikut (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012):a. Dengan Kantor Kecamatan berjarak : 12 kmb. Dengan Ibukota Kabupaten berjarak : 54 kmc. Dengan Ibukota Provinsi berjarak : 72 kmSebelum memasuki Desa Tanjung Pasir akan melewati daerah Kampung Melayu Teluk Naga, setelah pasar maju sekitar 200 meter mengambil arah kanan. Setelah itu akan melewati Desa Tegal Angus sebelum sampai ke Desa Tanjung Pasir. Kondisi fisik jalan menuju Desa Tanjung pasir dari arah Bandara Soekarno-Hatta maupun ke arah Tanjung Burung sudah menggunakan aspal. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012)Pada tahun 2010 Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk Desa Tanjung sekitar 9100 penduduk dengan jumlah rumah tangga 2473 dan yang memenuhi syarat rumah sehat sebanyak 218. Mayoritas masyarakat Tanjung Pasir bersuku bangsa Betawi dan beragama Islam. Mata pencaharian utama penduduk Desa Tanjung Pasir adalah Nelayan, Kuli Bangunan, danWiraswasta. Kepadatan jumlah penduduk desa Tanjung Pasir 1,625 penduduk/km2, yang rata-rata penduduk tinggal didaerah pesisir pantai. Jumlah penduduk miskin masih cukup besar menunjukan kondisi ekonomi di wilayah Desa Tanjung Pasir masih rendah. Tingkat pendidikan masyarakat desa Tanjung Pasir juga masih sangat rendah sehingga kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat masih kurang. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012)Di Desa Tanjung Pasir terdapat beberapaPelayanan Kesehatan seperti Posyandu, Poskesdes, beberapa Bidan dan Puskesmas yang terletak di desa Tegal Angus. Posyandu di Tanjung Pasir berjumlah 9 dengan jadwal kegiatan sebulan sekali, 1 Poskesdes terletak di dalam area TNI Angkatan Laut dengan jadwal kegiatan 2 kali dalam seminggu. Masyarakat Tanjung Pasir juga memiliki Pelayanan Kesehatan berupa Puskesmas di wilayah Tegal Angus yang berjarak sekitar 7 km yang dapat ditempuh dengan kendaraan motor maupun mobil. Di Puskesmas terdapat 2 dokter umum, 1 dokter gigi dan 17 bidan desa.Desa Tanjung Pasir memiliki tiga musim yaitu musim penghujan, kemarau dan angin. Musim yang mempengaruhi Desa Tanjung Pasir pada kurun waktu satu tahun ini adalah musim angin. Angin bertiup dari arah barat atau barat daya dengan kecepatan 15 km/jam dengan curah hujan rata-rata 26,4 mm/tahun. (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2012)

Puskesmas Tegal Angus terdapat di:a) Desa Tegal Angusb) Jalan Raya Tanjung Pasirc) Kode Pos 15510d) Status Kepemilikan Tanah : Tanah Pemerintah Kabupaten (Pemkab)

Terdapat 6 Desa Binaan Puskesmas :1) Desa Lemo, 2) Desa Tanjung Pasir, 3) Desa Tanjung Burung, 4) Desa Pangkalan, 5) Desa Tegal Angus, 5) Desa Muara.

1.1.2 Gambaran Umum Secara Demografi 1.1.2.1 Jumlah PendudukKepadatan penduduk rata-rata 1,625 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah tangga 1.485 dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3,7 jiwa.Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir Tahun 2012NoDesa/KelLuas Wilayah (km2)JumlahRata-Rata Jiwa/ RumahKepadatanPenduduk (km2)

Penduduk(Jiwa)Penduduk Miskin (Jiwa)RTRWKKRumah

1Lemo3,616,68273432151,408140810.311850.97

2Muara5,143,5664902267937937.19693.77

3

Pangkalan7,5416,8881,49535113,22932294.082239.79

4Tanjung Burung5,247,6997401681,48415723.101463.55

5Tanjung Pasir5,649,5131,34831181,93623195.321686.70

6Tegal Angus2,839,5131,0812371,89518953.303361.48

Jumlah30,0253,8315,8891394510,74510,7454.331794

Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012NO.KELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI + PEREMPUAN

12345

12345678910111213141516

0-45-910-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475+

2,7022,6572,8962,9802,9102,8772,3361,9941,7041,4011,1357415463372522032,5052,5112,5632,8952,9602,7902,1531,8881,6131,2629256565333182813075,2075,1685,4595,8755,8705,6674,4893,8823,3172,6632,0601,3971,079655533510

JUMLAH27,67126,16053,831

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2012

1.1.2.2 Lapangan Pekerjaan PendudukLapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup beragam, hal ini berhubungan dengan letak geografis kecamatan Teluk Naga dimana terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta.

1.1.2.3 Tingkat PendidikanAspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga, khususnya daerah wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti yang dapat dilihat pada grafik berikut :

Diagram 1.1 Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

1.1.2.4 Sarana dan Prasarana1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari :a. Ruang Kepala Puskesmasn : 1 Ruangb. Ruang TU: 1 Ruangc. Ruang Dokter: 1 Ruangd. Ruang Aula: 1 Ruange. Ruang Imunisasi: 1 Ruangf. Ruang Loket: 1 Ruangg. Ruang Apotik: 1 Ruangh. Ruang BP umum: 1 Ruangi. Ruang BP Anak: 1 Ruangj. Ruang BP Gigi: 1 Ruangk. Ruang KIA dan KB: 1 Ruangl. Ruang Gizi: 1 Ruangm. Ruang Gudang Obat: 1 Ruangn. Ruang TB: 1 Ruango. Ruang Lansia: 1 Ruangp. Ruang Kesling: 1 Ruangq. Ruang Perpustakaan: 1 Ruangr. Ruang Mushola: 1 Ruangs. Ruang Bidan: 1 Ruangt. Dapur: 1 Ruangu. Ruang Gudang Perkakas: 1 Ruangv. WC: 9 Ruang

2. Bidan di Desa : 6 orang

3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :a. Tegal Angus: 7 Posyandub. Pangkalan: 10 Posyanduc. Tanjung Burung: 7 Posyandud. Tanjung Pasir: 9 Posyandue. Lemo: 6 Posyanduf. Muara: 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :a. Jumlah Posyandu: 45 buahb. Jumlah Kader Posyandu dibina: 225 orangc. Jumlah kader dasa wisma dibina: 34 orangd. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina: 60 orang

5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus.

Tabel 1.3 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal AngusNoNAMA DESAJUMLAH SEKOLAH

PAUDTKRASDMISMPMTSSMASMKMA

1Pangkalan1205121010

2Tanjung Burung1002100000

3Tegal Angus0102221100

NoNAMA DESAJUMLAH SEKOLAH

PAUDTKRASDMISMPMTSSMASMKMA

4Tanjung Pasir0202101000

5Muara0003000000

6Lemo0003000000

PUSKESMAS13012422100

Sumber : Program UKS, Puskesmas Tegal Angus, 2012

Sarana pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 1.4 Sarana Pelayanan Kesehatan Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012NoSarana Pelayanan KesehatanJumlah

1Apotik 0

2Balai Pengobatan Swasta2

Gudang Farmasi0

Laboratorium Klinik Swasta0

Optikal0

Pos UKK0

3Polindes 0

4Posbindu 1

5Poskesdes1

6Posyandu 45

Praktek Bidan Swasta8

7Praktek dokter (perorangan)

Dokter umum5

Dokter gigi0

Dokter spesialis0

8Puskesmas1

10Puskesmas pembantu (pustu)1

11Rumah Sakit Bersalin0

13Rumah Sakit Pemerintah0

14Rumah Sakit Swasta0

15Toko obat2

Sumber : Puskesmas Tegal Angus1.1.2.5 Kesehatan DasarA. Pelayanan Kesehatan Dasar1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan AnakUpaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir untuk menurunkan angka kematian ibu dengan instansi terkait, dalam hal ini puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain :a. Kunjungan Ibu Hamil K1.Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1 di puskesmas Tegal Angus tahun 2012 adalah 96,4% dengan cakupan pemberian Fe1 sebesar 96,4%.b. Kunjungan Ibu Hamil K4.Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali selama masa kehamilan, minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada triwulan ketiga kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe. Cakupan kunjungan K4 di puskesmas Tegal Angus tahun 2012 adalah 90% dengan cakupan pemberian Fe3 90%.c. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan.Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Persalinan oleh tenaga kesehatan di puskesmas Tegal Angus tahun 2012 adalah 90,5%.d. Penanganan Bumil dan Neonatal Risiko Tinggi.Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risti. Jika ditemukan lebih awal dapat dilakukan intervensi untuk menangani risiko tersebut. Penemuan bumil risti dan neonatal risti di puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 yaitu 173 bumil risti dari 215 sasaran bumil resti (80,5%) dan 113 neonatal risti dari165 sasaran neonatal risti (68,4%).e. Pelayanan Neonatal.Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari.dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan kesehatan anak sekolah.Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh kembang balita dan pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI. Upaya yang dilakukan antara lain penyuluhan di posyandu dan pembentukan kelas ibu balita.

3. Keluarga berencana.a. Peserta KB Baru. Puskesmas Tegal Angus melakukan edukasi melalui penyuluhan terus menerus.b. Peserta KB Aktif.

4. Imunisasia. Desa UCIDesa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6 desa. Upaya yang dilakukan sweeping imunisasi.b. Drop Out imunisasi Campak-Polio.Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap pada balita, sweeping imunisasi campak dan meningkatkan cakupan imunisasi di posyandu.5. Gizia. Penanganan balita BGM dan gizi burukPenanganan balita gizi buruk dengan diberikan PMT pemulihan di klinik gizi dan MP-ASI untuk perawatan dirumah dan kegiatan kunjungan rumah untuk pemantauan pemberian PMT serta rujukan untuk balita gizi buruk.b. ASI EksklusifASI merupakan makanan penting untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian makanan hanya ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Zat gizi yang terkandung dalam ASI cukup memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Keuntungan dari ASI adalah ASI mengandung zat kekebalan tubuh, mengandung protein yang mudah diserap oleh tubuh bayi, mudah dan murah diberikan untuk bayi serta membangun ikatan kasih sayang antara ibu dan anak. Jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif di puskesmas tegal angus pada tahun 2012 ini adalah 719 bayi dari 976 bayi (73,7%), meningkat dari tahun lalu yang hanya sebesar 44, 53%.

c. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)Program penanggulangan kekurangan vitamin telah dimulai sejak tahun 1970an namun sampai saat ini masalah KV masih menjadi salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KVA tingkat berat (Xeroptalmia) yang dapat menyebabkan kebutaan sudah jarang ditemui, tetapi KVA tingkat sub - klinis yaitu KVA yang belum menampakkan gejala nyata masih diderita oleh sekitar 50% di Indonesia.

B. Pelayanan Kesehatan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Usia LanjutPelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok usia lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Dalam upaya meningkatkan status kesehatan usia lanjut telah dilaksanakan program pelayanan kesehatan usia lanjut.

1.1.2.6 Perilaku MasyarakatPembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas dilakukan melalui program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut, hal ini dapat disajikan dengan indikator PHBS, adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada Tahun 2012 dapat digambarkan sebagai berikut :1. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan( 90,5% )2. Rumah yang bebas jentik( 72,83% )3. Penimbangan bayi dan balita( 100% )4. Memberikan ASI ekslusif( 73,67% )5. Menggunakan air bersih( 99,39% )6. Menggunakan jamban sehat( 15,74% )7. Olahraga atau melakukan aktifitas fisik setiap hari( 10,09% )8. Mengkonsumsi makanan seimbang( 23,5% )9. Tidak merokok dalam rumah( 23,5%)10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM( 96,85% )

1.1.2.7 Kesehatan LingkunganKesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik. Berikut ini upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi kesehatan yang dilakukan di puskesmas Tegal Angus :

a) Penyehatan PerumahanRumah merupakan tempat berkumpul/ beristirahat bagi semua anggota keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Rumah sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, hasil pemantauan selama tahun 2012 menunjukkan dari 12.421 rumah yang diperiksa sebanyak 11,2 % yang memenuhi syarat kesehatan.

b) Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi DasarPemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas Tegal Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.5 Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar di Wilayah Puskesmas Tegal AngusTahunTEMPAH SAMPAHSPALSAB

20105321882245

201135795783877

2012608608650

Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angus tahun 2012

Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar. Berdasarkan jumlah rumah yang diperiksa, rumah yang memiliki tempat sampah sehat hanya 15,7 % dan jamban sehat hanya 5,3 %. Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan, ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk yang lebih rendah menyebabkan sulitnya meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.

c) Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan lingkungan TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak adanya tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan.

d) Penyehatan Makanan dan MinumanMakanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber utama kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi sumber media yang sangat efektif di dalam penularan penyakit saluran pencernaan.Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat pengelolaan air bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempattempat umum pengelolaan makanan. Tidak hanya tenaga sanitarian melainkan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan penyehatan makanan dan minuman tidak dapat dilakukan.

e) Ketersediaan PekaranganPada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan pembelajaran agar budi daya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan serta meningkatkan pendapatan keluarga.

Tabel 1.6 Laporan Cakupan Rumah Sehat Triwulan IV Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012PUSKESMASDESARUMAH

JUMLAH SELURUHNYAJUMLAH DIPERIKSA% DIPERIKSAJUMLAH DIPERIKSA% SEHAT

TEGAL ANGUSTANJUNG BURUNG2473220,891986,36

PANGKALAN4132280,682278,57

TEGAL ANGUS2879210,731780,95

TANJUNG PASIR1787150,8415100,00

MUARA496102,0210100,00

LEMO648132,011292,31

JUMLAH12415132,011292,31

Sumber : Data puskesmas Tegal Angus 2012

1.1.2.8 Situasi Derajat KesehatanPresentase tentang angka yang menderita ISPA, dan diare sesuai dari data Tegal Angus tahun 2012 dan data 10 angka penyakit tersering pada tahun 2012 dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 1.7 Angka Kejadian 10 Besar Penyakit tahun 2012 No.PenyakitJumlah KejadianPresentase

1ISPA311333,1 %

2Lain-lain139114,8 %

3Dermatitis101610,8 %

4Batuk 6576,9 %

5Obs febris6486,8 %

6Hipertensi Esensial5946,3 %

7Gastritis5856,2 %

8Sakit kepala5565,9 %

9Diare4274,5 %

10TBC4114,3 %

Grafik 1.1 Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

Sumber : Data Gambaran 10 penyakit terbanyak rawat jalan dan rawat inap Peserta Jamkesmas di Puskesmas Tegal Angus tahun 2012

1.1.2.9 Situasi Sumber Daya KesehatanUpaya pembangunan kesehatan membutuhkan sumber daya kesehatan yang memadai untuk mencapai target yang ingin dicapai. Bab ini akan menguraikan situasi sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012.

1.1.2.10 Tenaga KesehatanTenaga kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan karena merupakan penggerak dari program-program kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas tegal angus berjumlah 27 orang yang terdiri dari dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, dan tenaga gizi seperti yang tergambar dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.8 Kategori Tenaga di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012NoKategori TenagaStatusJumlah

PNSPTT/TKKLain-Lain

1AKBID1607

2AKPER1001

3Bidan9009

4D3 Gizi1001

5D3 Kesling1001

6Dokter Gigi1001

7Dokter Umum2002

8Honor0044

9Pekarya1001

10Perawat2102

JUMLAH213429

NoKategori TenagaStatusJumlah

PNSPTT/TKKLain-Lain

Sumber : Ketatausahaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

1.1.2.11 Pembiayaan KesehatanSalah satu faktor utama di dalam peningkatan pelayanan kesehatan adalah adanya faktor pembiayaan yang mana dapat digunakan untuk transportasi, jasa kegiatan program maupun belanja barang. Pembiayaan kesehatan dapat bersumber dari pemerintah pusat dari APBN seperti dana jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat miskin) dan jampersal (jaminan persalinan) serta BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), sementara dana dari pemerintah daerah dari APBD berupa dana operasional puskesmas dan jamkesda (jaminan kesehatan daerah). Jaminan Kesehatan PrabayarSebagai bagian dari amanat UUD 1945, negara harus mengurus masyarakat miskin. Oleh karena itu pemerintah meluncurkan program jaminan kesehatan masyarakat miskin (jamkesmas/askeskin).Hampir 50% penduduk di wilayah tegal angus merupakan masyarakat miskin dan tidak semua tercakup dalam program jamkesmas. Hal ini disebabkan pendataan yang kurang akurat, kendala di lapangan adalah data kependudukan yang tidak lengkap, kriteria miskin yang berbeda dan pemberian kartu jamkesmas yang tidak tepat. Masyarakat miskin yang tidak mendapat jaminan melalui program jamkesmas, akan dipenuhi biaya kesehatannya oleh pemerintah daerah melalui jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Pemerintah daerah juga membiayai operasional puskesmas melalui dana operasional puskesmas.

Tabel 1.9 Pembiayaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012NoSumber BiayaAlokasi Anggaran Kesehatan(Rp)

1BOK70.347.000,-

2Jamkesmas dan Jampersal90.001.835,-

3Operasional Puskesmas69.891.259,-

TOTAL ANGGARAN230.240.094,-

Sumber : Data TU Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

Gambar 1.2 Demah Keluarga Binaan Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang

Denah di atas adalah denah lingkungan keluarga binaan kelompok 7 dan Puskesmas Tegal Angus. Keluarga binaan kelompok 7 terletak di kampung Gaga Rt 08 Rw 03 di Desa Tanjung Pasir Kabupaten Tanggerang Provinsi Banten. Kampung Gaga terletak sekitar 5 km dari Puskesmas Tegal Angus. Sebelum menuju lingkungan keluarga binaan harus melewati gang kecil sebelah kiri sebelum lewat masjid dengan jarak kira kira 1 km setelah itu letak kampung Gaga berada. Jalan gang hanya cukup untuk satu mobil. Wilayah sekitar kampung Gaga merupakan daerah pemancingan ikan dan tambak ikan. Rumah binaan kelompok 7 berada di ujung kampung Gaga. Saling berhimpitan kecuali rumah 5 dan 6 yang tidak berhimpitan dengan rumah 1,2,3 dan 4. Jamban umum teletak di belakang rumah keluarga binaan dengan hanya satu jamban umum. Jamban terletak di atas sebuah empang yang berisikan ikan dan banyak sampah keluarga. Dari rumah 1,2,3, dan 4 ke jamban kira-kira berjarak 5 meter, dari rumah 5 kira-kira jarak dari rumah ke jamban sekitar 3 meter dan dari rumah 6 jarak dari rumah ke jamban cukup jauh yaitu sekitar 7 meter.

1.2 Gambaran Keluarga Binaan1.2.1 Keluarga Tn. KarningTabel. 1.10 Profil Keluarga Tn.Karning,Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni Tahun 2014NoNamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaanPenghasilan

1Tn. KarningSuamiLaki laki 40 thnSDTambak IkanRp 1,8 juta / bulan

2Ny. AsniIstriPerempuan33 thnSDIbu Rumah Tangga-

3Tn. HasanAnakLaki-laki24 thnSMKPenjahitRp 1 juta / bulan

4Ny. EenMenantuPerempuan19 thnSMPIbu Rumah Tangga-

5By. NaylaCucuPerempuan5 bln---

Keluarga Tn. Karning tinggal di Kampung Gaga RT 08/RW 03, Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamata Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri, dan dua orang anak, salah satu orang anak tinggal serumah dengan membawa istri dan anaknya yang masih bayi, dan satu orang anak lagi tinggal disebelah rumah Tn. Karning. Tn. Karning sebagai kepala keluarga berusia 40 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir sekolah dasar. Ny. Asni sebagai istri berusia 33 tahun dengan latar pendidikan sekolah dasar. Tn. Karning dan Ny. Asni memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama laki-laki bernama Hasan berusia 24 tahun dan sudah menikah dengan pekerjaan sebagai penjahit, memiliki istri bernama Ny. Een berusia 19 tahun sebagai ibu rumah tangga, mereka memiliki anak bernama Nayla yang berusia 5 bulan. Tn. Karning berprofesi sebagai penjaga tambak ikan dengan pendapatan Rp 1.800.000,- tiap bulan. Ny. Asni hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.Keluarga Tn. Karning tinggal disebuah rumah bangunan semi permanen diatas tanah seluas 10 x 13 m2. Dinding rumah terbuat dari semen dan batu bata, lantai menggunakan keramik. Atap rumah menggunakan genteng dan terdapat plafon. Rumah Tn. Karning terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang keluarga, satu dapur, dan satu kamar mandi. Ruang keluarga, dimana terdapat TV dan merupakan tempat biasanya keluarga berkumpul, diruangan tersebut terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya matahari pada sisi rumah Tn. Karning terdapat adanya ventilasi udara.Di rumah Tn. Karning tidak terdapat WC (jamban) dan hanya terdapar dapur dan kamar mandi. Untuk buang air besar (BAB) mereka melakukannya di empang yang berjarak 100 meter dari belakang rumahnya. Dengan kondisi dimana jamban tersebut disekitarnya dikelilingi oleh sampah-sampah plastik maupun botol yang dibuang oleh keluarga Tn. Karning dan keluarga sekitarnya. Jamban yang digunakan oleh keluarga Tn. Karning digunakan juga oleh beberapa keluarga disekitar rumahnya. Air yang mereka pakai untuk membersihkan bokong setelah BAB diambil dari air empang yang berada dibawah dari jamban tersebut. Tn. Karning dan keluarga merasa kebiasaan dari membuang air besar di jamban tersebut mengganggu, tetapi karena terbatasnya penghasilan yang didapatkan oleh Tn. Karning tidak cukup untuk membuat jamban yang lebih layak. Dapur Tn. Karning menggunakan kompor gas. Sumber air bersih didapatkan dari pompa air yang menyedot air dari PAM yang dibeli dengan harga Rp. 100.000/ bulan. Air bersih tersebut di gunakan untuk mandi, masak, dan minum. Keluarga Tn. Karning biasa melakukan cuci tangan sebelum makan, tetapi hanya sesekali saja menggunakan sabun, kemudian apabila selesai makan, keluarga Tn. Karning terbiasa mencuci tangan menggunakan air cuci tangan yang di taruh didalam mangkuk setelah selesai makan.Rumah keluarga Tn. Karning terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan di depan terdapat empang yang berjarak 100 meter dari rumahnya. Keluarga Tn. Karning memiliki kebiasaan membuang sampah di tempat sampah, lalu dibakar di belakang rumah.Keluarga Tn. Karning memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Biasanya menu yang biasa dimakan adalah sayur bayam, tahu, tempe, telur dan ikan asin. Tn. Karning memiliki kebiasaan merokok namun tidak didalam rumah, biasanya merokok diluar rumah. Keluarga Tn. Karning mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan tetapi tidak mengggunakan sabun. Tn. Karning dan Ny. Asni mengaku jarang melakukan olahraga. Tn. Karning dan Ny. Asni tidak memiliki masalah kesehatan dalam sebulan terakhir ini, penyakit yang sering dialami oleh Tn. Karning, Ny. Asni adalah mual dan sakit perut. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan obat dari warung dan apabila sakit tambah parah mereka berobat ke dokter puskesmas.

Gambar 1.2 Denah Rumah Keluarga Tn. Karning, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni 2014

Tabel 1.11 Faktor Internal Keluarga Tn. KarningNoFaktor Internal Permasalahan

1Kebiasaan MerokokTn. Karning merokok sekitar setengah bungkus dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini dilakukan diluar rumah jauh dari anak dan cucunya.

2Olah ragaTn. Karning tidak memiliki kebiasaan berolahraga.

3Pola MakanTn. Karning makan 3x/hari. Ny. Asni makan 2x/hari, selalu memasak sendiri setiap jam 7 pagi dan 2 sore dengan komposisi makanan nasi, sayur, tahu/tempe, telor/ikan. Mengkonsumsi daging ayam jarang, 3x/bulan. Makan buah-buahan 3x/minggu, paling sering jeruk dan pepaya. Ibu mengaku tidak pernah jajan makanan.

4Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka selalu pergi ke puskesmas.

5MenabungTn. Karning mengaku selalu menabung 100.000/bulan.

6Mencuci tanganTn. Karning, Ny. Asni selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan menggunakan air bersih yang tidak mengalir dan memakai sabun

7Aktivitas sehari-hari1. Bapak bekerja sebagai penjaga tambak ikan yang berangkat kerja dari jam 7 sampai jam 3 sore, sepulang kerja selalu langsung istirahat, mempunyai kebiasaan merokok setengah bungkus per hari.2. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga, memasak 2x perhari3. Anak pertama merupakan penjahit dengan istri sebagai ibu rumah tangga dan mempunyai anak bayi

NoFaktor Internal Permasalahan

Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Tn. KarningNoKriteriaPermasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 10 x 13 m2

2.Ruangan dalam rumahDalam rumah terdapat dua kamar tidur, satu ruang keluarga, satu gudang, satu dapur, dan satu kamar mandi.

3.VentilasiTerdapat ventilasi pada sisi rumah

4.Pencahayaana. Terdapat jendela pada ruang tamu dan kamar tidur selalu dalam keadaan terbuka dan tidak ditutupi dengan kain.b. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna putih. Lampu terdapat di ruang keluarga, kamar tidur dan ruang tamu.

5.MCKTerdapat tempat untuk mandi dan cuci piring, tetapi tidak terdapat tempat untuk buang air besar.

6.Sumber AirDalam kesehariannya Tn. Karning menggunakan air PAM yang dibelinya dari tukang air keliling di daerah tempat tinggalnya.

7.Saluran pembuangan limbahAir Limbah rumah tangga di buang ke parit buatan sendiri yang di alirkan ke kolam empang di belakang rumah

8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga di kumpulkan dibelakang rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar

9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Karning masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan lingkungannya.

NoKriteriaPermasalahan

Penentuan Area Masalah Masalah Non Medis Tidak terdapat jamban di dalam rumah Terdapat kandang ayam di belakang rumah. Kurangnya ketersediaan air bersih. Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga. Kurangnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan membakar sampah. Masalah Medis Riwayat penyakit gastrointestinal : diare

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara, didapatkan bahwa Tn.Karning dan Ny.Asni mempunyai pengetahuan yang buruk tentang jamban sehat .

1.2.2 Keluarga Tn. Sulaiman

Tabel. 1.13 Profil Keluarga Tn. Sulaiman, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan JuniTahun 2014NoNamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaanPenghasilan

1Tn. SulaimanSuamiLaki laki24Sekolah Menengah PertamaBuruh IkanRp. 1.000.000 Rp. 1.200.000/bulan

2Ny. NurjanahIstriPerempuan24Sekolah Menengah PertamaBuruh pabrikRp. 900.000 - Rp. 1.000.000/bulan

3NurkiftiAnakLaki-laki6Sekolah DasarPelajar-

Keluarga Tn. Sulaiman tinggal di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri, dan seorang anak yang tinggal serumah. Tn. Sulaiman sebagai kepala keluarga berusia 24 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir sekolah menengah pertama. Tn. Sulaiman putus sekolah sejak duduk dibangku kelas 1 SMP karena keterbatasan biaya, semenjak putus sekolah Tn. Sulaiman bekerja untuk membantu perekonomian keluargnya. Tn. Sulaiman berprofesi sebagai buruh ikan dengan pendapatan tidak menentu, dengan penghasilan kira-kira berkisar antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 1.200.000 per hari nya. Tn. Sulaiman biasanya berangkat kerja pukul 06.00 WIB dan pulang ke rumah pukul 16.00 WIB.Tn. Sulaiman memiliki seorang istri yang bernama Ny. Nurjanah berusia 24 tahun dengan latar pendidikan terakhir sekolah menengah pertama. Ny. Nurjanah bekerja sebagai buruh pabrik demi membantu perekonomian keluarganya yang masih dirasakan sangat kurang. Kesehariannya mengurus rumah seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengurus anak dan sore hari nya berangkat kerja. Ny. Nurjanah berangkat kerja pukul 17.30 WIB dari rumah dan pulang ke rumah pukul 00.30 WIB. Saat berangkat kerja, anak Ny. Nurjanah tinggal bersama ayah nya yang pada malam hari ada di rumah karena sore hari nya sudah pulang kerja.Anak pertama Tn. Sulaiman, bernama Nurkifti, sekarang berusia 6 tahun, lahir di rumah dengan bantuan bidan setempat, secara normal, dengan berat badan 2900 gram. Ny. Nurjanah mengaku anak pertamanya mendapatkan imunisasi lengkap dan mengaku rajin memeriksakan kehamilan ketika masih mengandung. Nurkifti sekarang bersekolah duduk di bangku kelas 1 SD. Bersekolah setiap hari senin jumat, berangkat sekolah pukul 06.30 WIB dan pulang sekolah pukul 12.00 WIB.Keluarga Tn. Sulaiman tinggal disebuah rumah bangunan permanen diatas tanah seluas 12 x 5 m2. Dinding rumah terbuat dari semen dan batu bata, sebagian berlantaikan keramik dan sebagian berlantaikan tanah. Atap rumah menggunakan genteng dan dibuat plafon. Rumah Tn. Sulaiman terdiri dari sebuah ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang keluarga, 1 buah kamar tidur, 1 ruang dapur yang digabung dengan kamar mandi disebelahnya tanpa disertai sekat pembatas ruangan. Ruang tamu berukuran 5 x 4 m2 beralaskan keramik dan dipergunakan untuk menerima tamu, nonton televisi, dan berkumpul bersama keluarga. Diruangan tersebut terdapat 2 jendela dan memiliki pintu dengan jenis pintu yang dapat dilewati cahaya matahari. Untuk sore hingga malam hari keluarga Tn. Sulaiman menggunakan lampu sebagai penerangan. Di rumah Tn. Sulaiman tidak terdapat WC ( jamban ) dan hanya terdapat dapur dan kamar mandi yang bersebelahan. Untuk buang air besar (BAB) mereka melakukannya di empang yang berjarak 150 meter dari belakang rumahnya. Jamban yang digunakan tidak memiliki sistem saluran pembuangan yang memadai karna pembuangan di empang dan empang tersebut tidak mengalir. Sedangkan untuk membasuh setelah BAB, Tn. Sulaiman dan keluarga biasanya menggunakan air empang. Selama menggunakan jamban di empang, keluarga Tn. Sulaiman memiliki riwayat masalah kesehatan seperti diare berulang dan anak nya pernah mengalami cacingan. Bak mandi yang ada dirumah dikuras setiap 1 bulan 1 kali. Sumber air bersih didapatkan dari PAM yang dibeli dengan harga Rp. 500/derigen. Air bersih tersebut digunakan untuk mandi, masak dan minum. Dapur Tn. Sulaiman hanya terdapat kompor yang menggunakan kompor minyak. Rumah keluarga Tn. Sulaiman terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan 5 meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Sulaiman memiliki kebiasaan membuang sampah di lahan kosong belakang rumah yang berjarak 10 meter dari rumah. Biasanya sampah tersebut di bakar setelah terkumpul banyak.Keluarga Tn. Sulaiman memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari (pagi siang sore/malam). Biasanya menu yang biasa dimakan adalah nasi, ikan asin, tahu, tempe dan kadang-kadang makan ayam goreng. Keluarga Tn. Sulaiman jarang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Tn. Sulaiman memiliki kebiasaan merokok, biasanya Tn. Sulaiman menghabiskan setengah bungkus rokok perhari, dan mengaku sering merokok di luar rumah dan saat bekerja karena ada anak kecil didalam rumah. Tn. Sulaiman dan Ny. Nurjanah mengaku jarang mencuci tangan sebelum atau sesudah melakukan aktivitas. Biasanya Tn. Sulaiman dan Ny. Nurjanah mencuci tangan dengan air dari gayung yang berasal dari bak mandi, dan jarang menggunakan sabun, sabun yang digunakan juga bukan sabun khusus cuci tangan. Tangan yang dibasuh hanya bagian telapak tangan dan punggung tangan. Setelah mencuci tangan Tn. Sulaiman dan Ny. Nurjanah mengeringkan tangannya dengan mengelapnya ke pakaian yang sedang digunakan. Tn. Sulaiman mengaku jarang melakukan olahraga, Tn. Sulaiman merasa tidak bersemangat untuk berolahraga karena pagi hari harus berangkat kerja. Sedangkan Ny. Nurjanah tidak sempat berolahraga karena sibuk untuk mengurus rumah dan anak nya serta malam hari nya harus berangkat kerja. Dalam segi kesehatan, Tn. Sulaiman, istri beserta anaknya mengaku memiliki masalah kesehatan seperti diare yang kadang berulang serta cacingan. Biasanya apabila sakit mereka berobat dengan obat warung terlebih dahulu, apabila sakit tidak sembuh mereka berobat ke Puskesmas atau klinik terdekat. Jarak puskesmas dari rumah Tn. Sulaiman tidak terlalu jauh. Transportasi yang biasa digunakan Tn Sulaiman dan keluarganya menggunakan kendaraan umum.

Gambar. 1.3 Denah Rumah Keluarga Tn. Sulaiman, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni 2014

Tabel 1.14.Faktor Internal Keluarga Tn. SulaimanNoFaktor Internal Permasalahan

1Kebiasaan MerokokTn. Sulaiman memiliki kebiasaan merokok ini dilakukan diluar rumah atau saat sedang bekerja.

2Olah ragaKeluarga Tn. Sulaiman tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga.

3Pola MakanNy. Nurjanah memasak sendiri untuk makan keluarga, menu makanan yang sering dimakan adalah nasi, tahu, tempe, dan ikan asin. Terkadang makan ayam goreng. Ny. Nurjanah dan seorang anaknya makan 3x sehari di rumah (pagi - siang malam), tapi Tn. Sulaiman makan pada pagi dan malam hari dirumah karena Tn. Sulaiman di siang hari bekerja dan baru balik saat sore hari.

4Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka membeli obat warung. Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke Puskesmas atau klinik dokter umum terdekat.

5MenabungKeluarga Tn. Sulaiman tidak memiliki kebiasaan menabung, dikarenakan penghasilan yang dihasilkan perharinya terkadang masih tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

6Kebiasaan Mencuci Tangana. Tn. Sulaiman dan Ny. Nurjanah tidak selalu mencuci tangan setiap memulai dan mengakhiri aktivitas, mereka juga jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.b. Mencuci tangan hanya punggung dan telapak tangan.c. Mencuci tangan tidak dengan menggunakan sabun.d. Mencuci tangan dengan airdari gayung yang diambil dari bak mandi.

7Aktivitas sehari-hari

a. Tn. Sulaiman bekerja sebagai buruh ikan. Ia berangkat kerja dari rumah pukul 06.00 WIB dan pulang pada pukul 16.00 WIBb. Ny. Nurjanah bekerja sebagai buruh pabrik, dan sehari-hari mengurus rumah, anak dan sore hari nya pukul 17.30 berangkat kerja dan pulang ke rumah pukul 00.30c. Anak sekolah dari pukul 07.00 12.00

NoFaktor Internal Permasalahan

Tabel 1.15Faktor Eksternal Keluarga Tn. SulaimanNoKriteriaPermasalahan

1.

Luas Bangunan Luas rumah 12 x 5 m2

2.

Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang kumpul keluarga dengan ukuran 5x4 m2, satu kamar tidur, dengan ukuran 5x3m2, dan satu dapur yang digabung dengan kamar mandi disebelahnya, dengan ukuran 5 x 3m2

3.4.VentilasiPencahayaanTerdapat 2 buah jendela berukuran 50x100 cma. Terdapat dua jendela pada ruang tamub. Terdapat 3 buah lampu di dalam rumah,dengan lampu berwarna kuning.

5.MCKa. Terdapat sarana MCK yang tidak lengkap dikarenakan tidak adanya lahan dan biaya untuk membuat jamban sendiri dirumah, berlantai semen.b. Terdapat 2 ember besar untuk menampung airc. Tempat cuci baju dan piring bersamaan dengan tempat mandid. Tidak terdapat jentik nyamuk di bak mandi

6.Sumber Aira. Membeli air bersih yang berasal dari PAM, sebanyak 6 jerigen setiap hari.b. Air ini digunakan untuk air minum, mencuci, mandi dan buang air kecil.c. Air berwarna kuning keruh, tidak berbau dan rasa asin.

7.Saluran pembuangan limbahAir Limbah rumah tangga di buang ke kolam empang di belakang rumah. Aliran limbah tidak lancar.

8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang ke lahan kosong belakang rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu dibakar.

9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. Sulaiman masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk sekitar kurang peduli dengan lingkungannya. Dibelakang pekarangan rumah terdapat empang yang sangat kotor penuh dengan sampah.

NoKriteriaPermasalahan

Penentuan Area Masalah Keluarga Tn. Sulaimana) Non-Medis Kebiasaan membuang dan membakar sampah di halaman rumah. Pada lingkungan keluarga Tn. Sulaiman tidak terdapat jamban sehat. Tidak tersedianya sumber air bersih di lingkungan rumah.b) Medis Riwayat menderita diare berulang. Riwayat menderita penyakit cacinganSetelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara, didapatkan Tn. Sulaiman mempunyai pengetahuan yang baik tentang jamban sehat sementara,Ny.Nurjamah mempunyai pengetahuan yang buruk tentang jamban sehat.1.2.3 Keluarga Tn. YatminTabel. 1.16 Profil Keluarga Tn. Yatmin, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan JuniTahun 2014NoNamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaanPenghasilan

1Tn. YatminSuamiLaki-laki50thTidak SekolahBuruh tambakRp.1.200.000/bulan

2Ny. AcohIstriPerempuan35thTamat SDPedagangRp.500.000/Bulan

3Nn. Santi Anak Perempuan18thTamat SMABuruh pabrikRp.1.500.000/Bulan

4An. SintaAnak Perempuan12thSDPelajar-

Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Keluarga ini terdiri dari seorang suami, seorang istri dan dua orang anak. Seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Yatmin, 50 tahun, bekerja sebagai burah tambak ikan di empang daerah Tanjung Pasir dengan rata-rata pendapatan Rp.1.200.000 per bulan. Tn. Yatmin berangkat ke tempat kerja pukul 06.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Tn. Yatmin terkadang tidak berangkat ke tempat kerja dikarenakan tidak ada ikannya. Tn. Yatmin memiliki kebiasaan merokok satu bungkus per hari dan sering merokok di dalam rumah dan di luar rumah. Ny. Acoh adalah istri dari Tn. Yatmin berusia 35 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan usaha membuka warung di depan rumahnya. Ny Acoh mempunyai pedapatan rata-rata Rp 500.000 per bulan. Nn. Sinta adalah anak pertama dari Tn Yatmin dan Ny Acoh yang berusia 18 tahun dengan pendidikan terakhir sekolah menengah atas. Nn. Sinta bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik di daerah Tanjung Pasir dengan pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000 per bulan. Nn. Sinta berangkat ke tempat kerja tergantung dengan pembagian waktu kerja. Jika dapat waktu kerja pagi Nn Sinta berangkat dari rumah sekitar pukul 06.30 WIB dan sampai rumah pukul 14.30 WIB, jika dapat waktu kerja siang Nn. Sinta berangkat pukul 13.30 sampai rumah pukul 20.30 WIB, dan jika waktu kerja malam Nn. Sinta berangkat pukul 19.30 sampai rumah pukul 07.00 WIB. An. Sinta adalah anak kedua dari Tn. Yatmin dan Ny. Acoh yang berusia 12 tahun yang sedang menempuh pendidikan tingkat sekolah dasar. Nn Sinta berangkat ke sekolah sekitar pukul 07.30 WIB dan sampai di rumah pukul 12.15 WIB.Keluarga Tn. Yatmin tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah 6x5 m. Rumah terdiri dari satu buah ruang tamu, dua kamar tidur, dan satu dapur yang dan satu kamar mandi tanpa adanya jamban. Lantai rumah sebagian terbuat dari semen dan sebagian lagi dari keramik. Dinding rumah terbuat dari tembok. Untuk atap rumah terbuat dari genting tanpa plafon.Pada bagian belakang rumah terdapat tanah kosong. Tanah kosong tersebut biasa digunakan untuk kandang ayam dan menimbun sampah kemudian dibakar selama 1 minggu sekali. Rumah keluarga Tn.Yatmin terdapat kamar mandi namun tidak disertai jamban. Kamar mandi tersebut hanya digunakan untuk mandi, buang air kecil, mencuci baju dan piring. Kamar mandi hanya dilengkapi oleh bak besar, kamar mandi tersebut seluas 1 x 3 m. Sehingga untuk buang air besar mereka harus ke jamban umum yang berada di pinggir empang dengan jarak sekitar 2 meter dari rumah Tn. Yatmin. Jamban umum yang digunakan Tn. Yatmin dan keluarga merupakan tipe jamban cemplung. Keluarga Tn. Yatmin menggunakan air bersih yang di bawanya dari rumah untuk membersihkan setelah buang air besar. Jamban umum yang tidak sehat dan letaknya jauh dari rumah merupakan masalah untuk Tn. Yatmin dan keluarga.Kegiatan mencuci piring keluarga Tn.Yatmin dilakukan di kamar mandi yang juga digunakan untuk buang air kecil. Piring piring kotor ditumpuk di lantai kamar mandi tersebut, tanpa alas apapun. Piring piring yang telah dibersihkan, dikeringkan di rak piring yang berada di dapur yang terletak tidak jauh dari kamar mandi. Kegiatan mencuci tangan di tiap anggota keluarga sedikit kurang baik. Masing-masing keluarga memiliki kebiasaan mencuci tangan tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan ini juga biasa dilakukan hanya ketika mereka setelah makan.

Gambar 1.3 Denah Rumah Keluarga Tn. Yatmin, Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni 2014

Tabel 1.17 Faktor Internal Keluarga Tn. YatminNoFaktor InternalPermasalahan

1Kebiasaan MerokokTn. Yatmin merokok sekitar setengah bungkus dalam satu hari, biasanya kebiasaan merokok ini dilakukan didalam dan diluar rumah jauh dari anaknya.

2Olah ragaTn. Yatmin memiliki kebiasaan berolahraga di tempat kerjanya selama 30 menit 3x/minggu.

3Pola MakanTn. Yatmin makan 1x/hari karena ia mengaku lelah setelah pulang bekerja. Ny.Acoh makan 2x/hari, selalu memasak sendiri setiap jam 7 pagi dan 2 sore dengan komposisi makanan nasi, tahu/tempe, terkadang ikan atau daging Mengkonsumsi daging ayam jarang, 3x/bulan. Makan buah-buahan tidak menentu. Ibu mengaku tidak pernah jajan makanan. Nn. Santi dan An. Sinta makan 2x/hari.

4Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka membeli obat warung lalu setelah beberapa hari tidak kunjung sembuh ke puskesmas.

5MenabungTn. Yatmin mengaku selalu menabung 600.000/bulan.

6Mencuci tanganTn. Yatmin, Ny. Acoh, Nn. Santi dan An. Sinta selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan menggunakan air bersih yang tidak mengalir dan memakai sabun, masih belum tahu cara mencuci tangan yang baik.

7Aktivitas sehari-haria. Bapak bekerja sebagai buruh tambak ikan yang berangkat pukul 06.00 WIB kemudian saat pulang selalu langsung istirahat, mempunyai kebiasaan merokok setengah bungkus per hari.b. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga, memasak 2x seharic. Anak pertama sebagai buruh pabrik yang berangkat tergantung jadwal jaga dengan durasi kerja 8 jam/hari d. Anak kedua merupakan pelajar SD

NoFaktor InternalPermasalahan

Tabel 1.18Faktor Eksternal Keluarga Tn. YatminNoKriteria Permasalahan

1. Luas BangunanLuas rumah 6x 5 m dengan lantai keramik

2.

Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang keluarga berukuran4 x 2,5 m, dua kamar tidur yang masing-masing berukuran 3 x 3 m. Juga terdapat dapur yang berukuran 2,5 x 1,5 m mencakup tempat mandi, mencuci dan buang air kecil.

3.

Ventilasi

Terdapat lima buah ventilasi di ruang tamu berukuran 15 x 30 cm yang selalu terbuka, dua buah ventilasi di dalam kamar tidur berukuran 30 x 40 cm. 1 jendela di ruang keluarga yang tidak bisa dibuka berukuran 40 x 70 cm. 2 jendela di dalam kamar tidur yang masing-masing berukuran 40 x 70 cm yang selalu dibuka ketika pagi dan siang hari. Hal ini sesuai dengan luas lantai rumah.(luas ventilasi lebih dari 10% dari lantai rumah).

4.Pencahayaana. Terdapat tiga buah jendela berukuran 40 x 70 cm yang berada di ruang keluarga dan ruang kamar.b. Hanya terdapat 1 buah lampu di luar dan dalam rumah. Sehingga pencahayaan rumah kurang baik.

5.MCKa. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang air besar Tn Yatmin pergi ke jamban umum yang berada di pinggir empang berjarak 3 m dari rumahnya.b. Tempat cuci piring dan baju bersamaan dengan tempat mandi, bak, dan memasak.c. Tersedia air pam yang dibeli dari warung.

6.

Sumber Aira. Tidak memiliki sumber air di rumahnya, sehingga harus membeli air pam di warung.

7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke empang yang berjarak 3 m dari rumahnya.

8.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang di dekat empang, sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar oleh siapapun warga sekitar sekitar 1minggu sekali.

9.Lingkungan sekitar rumahDepan rumah dan belakang rumah Tn. Darman merupakan tanah yang dimiliki oleh tetangganya. Sebelah kanan rumah langsung menempel dengan rumah lain yang merupakan rumah saudaranya. Sebelah kiri rumah adalah rumah warga lain. Sekitar 3 m sebelah kanan dari rumah Tn. Yatmin terdapat empang untuk membuang limbah, bab dan terdapat sampah.

Penentuan Area Masalah Tn. Yatmina. Non-Medis Keluarga Tn. Yatmin mempunyai kebiasaan membakar sampah. Rendahnya penghasilan per bulan di keluarga yang belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Keluarga Tn. Yatmin tidak mempunyai jamban di dalam rumah, mereka menggunakan jamban yang terdapat di luar rumah yaitu di empang belakang rumah dan jamban tersebut tidak termasuk jamban sehat. Kurangnya ketersediaan air bersih di lingkungan keluarga Tn. Yatmin. Pencahayaan yang kurang pada rumah keluarga Tn. Yatmin Buruknya ventilasi dan sirkulasi udara dalam rumah Tn. Yatminb. Medis Keluarga Tn. Yatmin tidak pernah berobat ke Puskesmas karena terdapat pemikiran bahwa jika berobat ke Puskesmas akan disuntik, sehingga hanya membeli obat ke warung. Riwayat penyakit gastrointestinal : Diare. Riwayat penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) : Batuk, pilek.

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara, didapatkan Tn.Yatmin mempunyai pengetahuan yang cukup tentang jamban sehat dan Ny.Acoh mempunyai pengetahuan yang cukup juga tentang jamban sehat.

1.2.4 Keluarga Tn. Darhi

Tabel 1.19 Profil Keluarga Tn. Darhi, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan JuniTahun 2014NoNamaStatus KeluargaJenisKelaminUsiaPendidikanPekerjaanPenghasilan

1Tn. DarhiSuamiLaki-laki35thTamat SDPenjaga empangRp.800.000/Bulan

2Ny. AtiIstriPerempuan32thTamat SDIbu rumah tangga-

3An.MarjayaAnak pertamaPerempuan12thPelajar SMPPelajar-

4An.NurainiAnakkeduaPerempuan4thBelumsekolah--

Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Gaga DesaTanjung Pasir, KecamatanTeluk Naga RT 08/RW 03.Keluarga ini terdiri dari seorang ayah, ibu yang tinggal bersama 2 orang anak. Seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Darhi, 35 tahun. Ia berprofesi sebagai penjaga empang dengan rata-rata pendapatan Rp.800.000 tiap bulan. Ia bekerja sebagai penjaga empang didekat rumahnya. Ia berangkat ketempat kerja pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Ia memiliki kebiasaan merokok satu bungkus per hari. Ia sering merokok di dalam rumah dan di luar rumah.Ny. Ati berusia 32 tahun. Dahulu sebelum menikah dengan Tn.Darhi, Ny.Ati sempat bekerja di sebuah pabrik di Kampung Melayu, Tanggerang . Namun sekarang sejak menikah dengan Tn.Darhi Ny.Ati hanya lah seorang ibu rumah tanggadan mengurusi kedua orang anaknya.An. Marjaya berusia 12 tahun, ia merupakan anak pertama. Jaya lahir secara normal di rumahnya ditolong oleh bidan desa . Jaya diberikan ASI sejak lahir sampai usia 1,5 tahun lalu dilanjutkan dengan susu formula.Sejak kehamilan Jaya, Ny.Ati rutin memeriksakan kandungannya ke puskesmas dan posyandu terdekat. Sejak lahir Jayabaru mendapatkan 5x imunisasi yakni, BCG, Hep.B, Polio, dan DPT . Sejak lahir Jaya belum pernah mengalami sakit yang berat kecuali diare saat usianya 5 tahun .An.Nuraini berusia 4 tahun, ia merupakan anak kedua . Nurainilahirsecara normal di puskesmas terdekat. Nuraini diberikan ASI sejak lahir hingga usianya 6 bulan, lalu dilanjutkan dengan susu formula serta sari buah . Sejak 2 bulan belakangan. Ny.Ati mengeluhkan bahwa Nuraini mengalami BAB berdarah. Darah berwarna merah segar, dan terdapat benjolan yang masih bisa masuk jikadimasukan dari lubang anus . Ny.Ati sudah membawa Nuraini berobat ke puskesmas terdekat dan diberikan obat, sejak itu dirasakan benjolan semakin lama semakin mengecil dan menghilang namun sekarang ada lagi. Ny.Ati mengatakan bahwa Nuraini tidak menyukai sayur-sayuran dan lebih suka jajan di warung dekat rumahnya.Nuraini belum sekolah karena belum cukup umur untuk memasuki SD.Keluarga Tn. Darhi tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah 6x5 m. Rumah terdiri dari satu buah ruang tamu, dua buah kamar tidur, dan satu dapur yang bersatu dengan kamar mandi. Lantai rumah sebagian terbuat dari semen dan sebagian lagi beralaskan tanah. Dinding rumah terbuat dari sebagian bilik bamboo dan sebagian semen yang belum di cat.Untuk atap rumah terbuat dari bilik bambu dan tidak mempunyai plafon.Pada bagian depan rumah terdapat kandang ayam dan tumpukan bamboo serta tumpukan sampah. Bagian depan rumah juga berbatas pagar semen yang langsung terhubung dengan empang .Rumah keluarga Tn.Darhi terdapat kamar mandi namun tidak disertai jamban. Kamar mandi tersebut hanya digunakan untuk mandi, buang air kecil, mencuci baju dan piring. Kamar mandi hanyadilengkapi oleh ember besar, kamar mandi tersebut seluas 1 x 3 m. Sehingga untuk buang air besar mereka harus ke jamban umum yang berada di pinggir empang. Jamban umum yang digunakan Tn. Darhi dan keluarga merupakan tipe jamban cemplung. Tn.Darhi merasa kesulitan dengan jamban umum dan letaknya yang jauh, tetapiTn.Darhi mengatakan mengalami kesulitan secara ekonomi jika mereka harus membangun jamban sendiri .Kegiatan mencuci piring keluargaTn.Darhi dilakukan di kamar mandi yang jugadigunakan untuk buang air kecil. Piring piring kotor ditumpuk di lantai kamar mandi tersebut, tanpa alas apapun. Piring piring yang telah dibersihkan, dikeringkan di rak piring yang berada di dapur yang terletak tidak jauh dari kamar mandi. Kegiatan mencuci tangan di tiap anggota keluarga sedikit kurang baik. Masing-masing keluarga memiliki kebiasaan mencuci tangan tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan ini juga biasa dilakukan hanya ketika merekasetelah makan.

Gambar 1.5. Denah Rumah Keluarga Tn. Darhi, Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni 2014

Tabel 1.20Faktor Internal Keluarga Tn. DarhiNo.Faktor InternalPermasalahan

1KebiasaanMerokokTn. Darhi merokok sekitar satu bungkus dalamsatuhari, biasanya kebiasaan merokok ini dilakukan didalam rumah dan di luar rumah.

2Olah ragaKeluarga Tn. Darhi tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga

3PolaMakanNy.Ati terkadang memasak sendiri dengan komposisi makanan nasi, tahu, tempe, ikan, sayur. Jarang sekali makan daging sapi atau ayam dan buah-buahan. Keluarga ini jarang beli makanan di luar.

4PolaPencarianPengobatanApabila sakit, mereka pergi kebidan dan dokter klinik terdekat dan membeli obat di apotek dan terkadang membeli di warung. Mereka juga sering untuk berobat ke puskesmas.

5MenabungNy. Ati tidak menabung. Uang dari anak-anaknya dijdikan untuk biaya Marjaya dan untuk kebutuhan sehari-hari.

6Aktivitassehari-haria. Tn. Darhi bekerja sebagai penjaga empang, bekerja dari pk 09.00 sampai pk17.00b. Ny.Ati tidak bekerja, hanya seorang ibu rumah tangga dan mengurusi kedua orang anaknyac. Marjaya adalah seorang pelajar SMP, ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara .

No.Faktor InternalPermasalahan

Tabel 1.21Faktor Eksternal Keluarga Tn. DarhiNoKriteriaPermasalahan

1.

Luas Bangunan

Luas rumah 6x5 m dengan lantai semen dantanah

2.

Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran3x2 m, duakamar tidur yang masing-masing berukuran 2x2m. Juga terdapat dapur disertai kamar mandi yang berukuran3x2m dan ruangan ini tidak disertai dengan adanya tempat pembuangan sampah.

3.

VentilasiTidak terdapat ventilasi sama sekali yang seharusnya luas ventilasi kurang dari 10% dari lantai rumah.

4.Pencahayaana. Tidak terdapat jendela pada ruang tamu rumahb. Tidak terdapat jendela di kedua kamarc. Hanya terdapat 3 buah lampu di dalam rumah yang berwarna kuning untuk ruang tengah, dapur dan kamar mandi.

5.MCKa. Tidak memiliki jamban, jika ingin buang air besarmerekapergi ke jamban umum yang berada di pinggir empang.b. Kamarmandiberalaskan semen dengan ukuran 1x1m terletak di dalam rumah yang digunakan untuk cucipiringc. Tersedia air yang cukup untuk buang air kecil di dalam ember.

6.Sumber Aira. Sumber Air berasaldari PAM yang dijual di warungtetangga.b. Anggota keluarga memiliki kebiasaan mencuci tangan tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan ini jugabiasa dilakukan hanya ketika mereka setelah makan.

7.SaluranpembuanganlimbahLimbah rumah tanggacair di buang keempang yang berjarak 1 meter dari rumah dan limbah padat di buang di pekarangan belakang rumah. Aliran limbah ini tidak lancar.

8.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang di pekarangan belakang rumah, sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar oleh keluarga sehingga banyak lalat yang menghinggapi tumpukan sampah tersebut, dan menimbulkan bau. Keluarga biasa membakar 1 minggu sekali.

9.Lingkungan sekitar rumahDepan rumah Tn. Darhi berbataskan pagar semen yang langsung terhubung dengan empang. Samping kanan rumah terdapat kandang ayam dan tumpukan bamboo serta sampah. Tn.Darhi tidak memiliki bagian belakang rumah. Empangdi depan rumah Tn.Darhi tampak kotor dan banyak sampah yang menumpuk. Sehingga banyak lalat yang menghinggap di empang tersebut.

NoKriteriaPermasalahan

Penentuan Area Masalah : Medis : Saat ini anak kedua dari pasangan Tn.Dahir dan Ny. Ati sedang menderita hemorrhoid dikarenakan kurangnya konsumsi sayuran. Riwayat menderita cacingan,pada anak kedua Ny.Ati Riwayat memiliki penyakit ISPA, pada Ny.Ati Non - Medis : Keluarga TnDahir dan warga sekitar mempunyai kebiasaan menumpuk sampah dan bila sudah penuh lalu dibuang keempang yang berada di belakang kediaman TnDahir Keluarga ini memiliki hewan peliharaan tetapi keadaan kandang yang kotor dan tidak terawat. Menurut pengakuan keluarga ini, ia jarang sekali membersihkan kandang ayam tersebut dan membiarkannya kotor. Pada keluarga ini tidak terdapat jamban. Vantilasi dan sirkulasi rumah yang buruk Kebiasaan merokok di dalam rumah

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara, didapatkan bahwa Tn.Darhi dan Ny.Ati mempunyai pengetahuan yang buruk tentang jamban sehat.

1.2.5 Keluarga Tn.Iba

Tabel 1.22 Profil Keluarga Tn. Iba, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni Tahun 2014NoNamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaanPenghasilan(per bulan)

1Tn. IbaSuamiLaki-laki50th SDTambak IkanRp 1.500.000;

2Ny. RohainiIstriPerempuan50th SDBuruh PabrikRp 1.000.000:

3WawanAnak KandungLaki-laki20thSMPKuli BangunanRp 500.000;

4NurAnak KandungPerempuan5th---

5IqbalAnak KandungLaki-laki4th---

Keluarga binaan ini beralamat di Kampung Telaga Sukamana Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga RT 08/RW03. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri yang menikah 30 tahun yang laludan memiliki 4 orang anak. Anak pertama belum menikah dan masih tinggal dengan Tn. Iba, anak kedua belum menikah pula namun tinggal dengan neneknya yang berada di depan rumah orangtuanya, dan dua anak lainnya masih berada di rumah keluarga ini.Keluarga ini terdiri dari seorang kepala keluarga yang bernama Tn. Iba, 50 tahun. Ia berprofesi sebagai penjaga tambak ikan denganrata-rata pendapatan Rp 1.800.000 tiap bulannya. Ia memulai pekerjaannya pada pukul 07.00 pagi hingga 16.00 sore hari. Setelah selesai bekerja, Tn. Iba biasanya beristirahat saja dirumah.Tn. Iba memiliki seorang istri yang bernama Ny. Rohaini berusia 50 tahun. Ny. Rohaini bekerja sebagai buruh pabrik. Keseharian Ny. Rohaini bekerja sesuai dengan jadwal jaga dari pabrik tempat dia bekerja.Semasa hidupnya Tn. Iba hanya sering mengeluh pusing. Biasanya jika keluhan itu muncul ia lebih memilih untuk istirahat. Apabila terdapat sakit yang lebih parah seperti batuk, pilek dan sakit gigi, Tn. Rohani memilih berobat ke puskesmas terdekat yang ada di desa tersebut. Ny. Rohaini seringkali mengeluh sakit perut yang seringkali ia abaikan. Keluhan sakit perut ini sering Ny. Rohaini sebut sebagai sakit Maag. Biasanya Ny. Rohaini hanya meminum obat diwarungnya saja dan tidak berobat ke dokter maupun puskesmas. Ny. Rohaini memiliki empat orang anak, anak pertama Ny. Rohaini belum menikah dan masih tinggal bersama kedua orangtuanya. Anak pertama Ny. Ana bernama Wawan. Ia bekerja sebagai kuli bangunan. Pendapatan yang dihasilkan Wawan perbulannya Rp 500.000. Anak kedua Ny. Rohaini bernama Bagas berusia 17 tahun, namun tidak tinggal dengan keduaorangtuanya, dia tinggal bersama dengan neneknya yang bertempat tinggal di depan rumah keduaorangtuanya.Anak ketiga Ny. Rohaini yang tinggal bersamanya, bernama Nn. Nur yang kini berumur 5 tahun. Saat dilahirkan di tolong oleh bidan, dengan berat badan 2800gr. Alasan dilahirkan di bidan karena anak pertama Ny. Rohaini juga dilahirkan oleh bidan. Semasa Ny. Rohaini hamil, ia tidak pernah menderita sakit dan rajin memeriksakan kandungan di bidan terdekat. Imunisasi dasar diakui lengkap oleh Ny. Rohaini. Saat ini Nn. Nur belum sekolah dan masih tinggal dengan kedua orang tuanya. Dalam kesehariannya ia hanya bermain dengan tetangga-tetangganya. Anak keempat Ny.Rohaini yang masih serumah dengannya, bernama Iqbal, berusia 4 tahun. Saat dilahirkan di tolong oleh bidan, dengan berat badan 3000gr. Alasan dilahirkan di bidan karena anak pertama dan kedua Ny. Rohaini juga dilahirkan oleh bidan. Semasa hamil Ny. Rohaini tidak pernah menderita sakit dan rajin memeriksakan kandunganmya di bidan terdekat. Imunisasi dasar diakui lengkap oleh Ny. Rohaini. Keluarga Tn. Iba tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 6 x 5 m2. Rumah terdiri dari satu buah ruang tamu, satu ruang tengah, satu kamar tidur, satu dapur, dan satu kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari semen. Dinding rumah terbuat dari bilik bambu. Untuk atap rumah terbuat dari genteng tetapi tanpa plafon. Pada bagian depan tidak terdapat pekarangan, hanya berada di belakang yang dipakai untuk tempat mencuci piring, Rumah keluarga Ny. Rohaini dilengkapi dengan kamar mandi yang tidak dipakaikan sekat. Sehingga untuk buang air besar mereka harus ke jamban umum yang berada di pinggir empang. Ny.Rohani mengaku merasa kesulitan dengan tidak adanya jamban pribadi dirumah mereka,karena keterbatasan biaya keluargaTn.Iba mengaku tidak dapat membangun jambann yang layak seperti seharusnya . Jamban umum yang diapakai keluarga ini juga dipakai bersamaan dengan warga lainnya,letaknya yang lumayan jauh dari rumah dan bentuk yang sangat sederhana membuat keluarga ini merasa tidak nyaman untuk menggunakan jamban umum tersebut . Ny. Rohaini mengaku sumber air rumahnya adalah air PAM yang dibeli dari tukang air keliling yang ada di daerah lingkungan rumahnya.

Gambar 1.6Denah Rumah Keluarga Tn. Iba, Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni 2014

Tabel 1.23Faktor Internal Keluarga Tn. IbaNoFaktor Internal Permasalahan

1Kebiasaan MerokokTn. Iba memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah dan luar rumah.

2Olah ragaKeluarga Tn. Rohani tidak ada yang memiliki kebiasaan berolahraga

3Pola MakanNy. Rohaini terkadang memasak sendiri dengan komposisi makanan nasi, tahu, tempe, dan ikan asin. Jarang sekali makan daging, sayur dan buah.

4Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka pergi ke puskesmas terdekat.

5MenabungKeluarga Tn. Iba tidak memiliki kebiasaan menabung.

6Mencuci TanganTn. Rohani, Ny. Ana, dan ketiga anaknya mempunyai kebiasaan mencuci tangan menggunakan tidak memakai sabun.

7Aktivitas sehari-hari4. Bapak bekerja sebagai penjaga tambak ikan 100 m dari rumahnya5. Ibu bertindak sebagai pekerja pabrik 6. Anak pertamanya berprofesi sebagai kuli bangunan7. Anak ketiga dan keempatnya belum sekolah

Tabel 1.24 Faktor Eksternal Keluarga Tn. IbaNoKriteria Permasalahan

1.

Luas Bangunan Luas rumah 6x5m2 dengan berlantai aspal

2.

Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu, satu kamar tidur dengan berlantai aspal. Juga terdapat dapur dan kamar mandi yang tidak bersekat

3.4.

VentilasiPencahayaan

Tidak terdapat ventilasi pada rumah Tn. Ibaa. Terdapat dua buah jendela, namun tdk pernah dibukab. Terdapat 3 buah lampu dalam rumah yang berwarna kuning.

5.MCKTn. Iba memiliki kamar mandi yang tidak bersekat, sehingg ia dan keluarganya harus ke jamban umum

6.Sumber AirTn. Iba menggunakan fasilitas PAM yang dibelinya di tukang air keliling di daerah rumahnya

7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke kali yang berjarak 2 meter dari rumah dan limbah padat di buang di pekarangan samping rumah. Aliran limbah ini lancar.

8.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang di pekarangan samping rumah, sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar oleh siapapun warga sekitar sehingga banyak lalat yang menghinggapi tumpukan sampah tersebut, dan menimbulkan bau.

9.Lingkungan sekitar rumahDepan rumah Tn. Iba menghadap ke empang. Samping rumah Tn. Iba, terdapat kandang ayam yang sudah tidak terurus.

Penentuan Area Masalah : Non-Medis: : Memiliki hewan peliharaan yang terbiasa masuk kedalam rumah (ayam dan kucing) Keadaan ventilasi udara di dalam rumah yang jarang di buka Keadaan rumah yang kotor dan berdebu Kurangnya ketersediaan air bersih Kurangnyapencahayaandalamrumah Tidakadanyajamban di dalamrumah. Medis : Tidakada yang sakit pada saat ini

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara, didapatkan bahwa Tn.Iba dan Ny.Rohaini mempunyai pengetahuan yang buruk tentang jamban sehat.

1.2.6 Keluarga Ny. NapsaTabel 1.25 Profil Keluarga Ny. Napsa, Kampung Gaga RT 08/RW 03, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan JuniTahun 2014NamaStatus KeluargaJenis KelaminUsiaPendidikanPekerjaanPenghasilan

Ny. NapsaIstriPerempuan38 tahunTidak sekolahBuruhRp 800.000

NurulAnak IPerempuan15 tahunSMPPelajar

-

Siti fatimah Anak IIPerempuan10 tahunSDPelajar-

Rumah keluarga ini terletak di RT 08 / RW 03 Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kec. Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Rumah keluarga tersebut dihuni oleh tiga anggota keluarga yaitu Ny. Napsa sebagai kepala keluarga karena suami dari Ny. Napsa sudah meninggal 2 tahun yang lalu karena kecelakaan saat berngkat ke tempat kerja dengan dua orang anak, anak pertama bernama Nurul dan anak kedua bernama Siti Fatimah.Ny Napsa , berusia 38 tahun, bekerja sebagai seorang petani di daerah Tanjung Pasir dengan penghasilan Rp 800.000 per bulan namun ini tidak tetap. Pendapatan Ny. Napsa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air PAM, makanan, membayar listrik, pengobatan dan lain-lain.Ny. Napsa tidak bisa membaca dan menulis karena dia sekolah SD tidak sampai lulus. Anak pertama Ny.Napsa adalah seorang perempuan bernama Nurul yang sekarang berusia 15 tahun dan masih bersekolah ditingkat Sekolah Menengah Pertama. Anak kedua pasangan Ny. Napsa bernama Siiti Fatimah yang sekarang berusia 10 tahun. Keluarga Ny. Napsa tinggal disebuah bangunan rumah dipinggiran empang yang beralaskan pluran berukuran 8 x 6 m. Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu yang juga digunakan sebagai ruang keluarga dan ruang makan bagi keluarga Di ruangan ini terdapat sebuah lemari baju dari kayu, dan sebuah meja plastik. Rumah Ny Napsa tidak memiliki jendela. Cahaya yang masuk sangat kurang dari dinding rumah yang terbuat dari bilik bambu dan dari pintu depan dan pintu belakang. Dikarenakan keluarga Ny. Napsa tidak memiliki fasilitas jamban di rumahnya, anggota keluarga biasanya melakukan aktifitas buang air besar di jamban tetangga sebelah rumahnya yang berhubungan dari belakang rumahnya dan membersihkan kotorannya dengan air tanpa sabun yang dilakukan setelah kembali ke dalam rumah. Di rumah keluarga Ny. Napsa juga tidak terdapat tempat pembuangan, baik limbah maupun sampah rumah tangga.Rumah keluarga Ny. Napsa berada di lingkungan rumah padat penduduk dan berada didepan empang. Jarak dari rumah Ny. Napsa ke tetangga depan sekitar 2 m. Di samping rumah terdapat rumah tetangga yang mepet. Dibelakang rumah terdapat empang yang dijadikan tempat penampungan tinja.. Ny. Napsa memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Makanan yang sering dimasak seperti tahu, tempe, sayur kangkung, dan sesekali makan ikan. Sehari-harinya mereka makan sebanyak 2-3 kali. Mereka mengatakan bahwa sering mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan air dan sabun.Anak pertama Ny. Napsa lahir di Bidan begitu juga anak yang kedua lahir di bidan, anak Ny. Napsa lengkap mendapatkan imunisasi dasar.Keluarga Ny. Napsa mengatakan jarang memeriksa kesehatan ke puskesmas karena mereka sudah terbiasa jika sakit meminum obat yang dibeli warung. Pada saat ini pada keluarga Ny. Napsa tidak ada satupun anggota keluarganya yang sedang menderita batuk-batuk, sesak nafas, mencret-mencret, dan demam. Keluarga Ny Napsa memiliki sumber air berupa air PAM yang dibeli, harga per 3 dirigen Rp 2000. Air ini ditampung dibak mandi didalam rumah, digunakan untuk beberapa keperluan, seperti minum, membilas alat makan dan mencuci baju. Tempat penampungan air ini tidak memiliki penutup dan dibilas sebulan sekaliKeluarga Ny Napsa tidak memiliki tanaman dan kandang ternak. Sampah rumah tangga dibuang dan dikumpulkan di pinggir empang di belakang rumah.

Gambar 1.7 Denah Rumah Keluarga Ny. Napsa, Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Juni 2014

Tabel 1.26Faktor Internal Keluarga Ny. NapsaNoFaktor Internal Permasalahan

1Pola MakanNy Napsa memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Makanan yang sering dimasak seperti tahu, tempe, sayur kangkung, dan sesekali makan ikan. Sehari-harinya mereka makan sebanyak 2-3 kali

2Olah ragaDalam keluarga Ny Napsa tidak ada kebiasaan untuk berolahraga.

3Pola Asuh AnakAnak pertama Ny Napsa lahir di Bidan, anak yang kedua lahir di bidan.

4Pola Pencarian PengobatanKeluarga Ny Napsa mengatakan jarang memeriksa kesehatan ke puskesmas karena mereka sudah terbiasa jika sakit meminum obat yang dibeli warung

5MenabungKeluarga Ny Napsa tidak menabung dan tidak mengikuti kegiatan arisan yang ada di lingkungannya.

6Aktivitas sehari-haria. Istri adalah seorang kepala keluarga, petani, dan ibu rumah tangga yang mengurusi anak, memasak, mencuci, dll.

NoFaktor Internal Permasalahan

Table 1.27 Faktor EksternalKeluarga Ny. NapsaNoKriteria Permasalahan

1.

Luas Bangunan

Luas rumah 48 m2 dengan lantai plur dan dinding terbuat dari bilik bamboo.

2.

Ruangan Dalam Rumah

Dalam rumah terdapat ruang keluarga, kamar tidur, dapur yang menyatu dengan kamar mandi karena tidak ada sekat antara dapur dan kamar mandi.

3.

VentilasiTidak terdapat ventilasi di bangunan rumah keluarga tn Otong.

4.PencahaanHanya terdapat 4 buah lampu di dalam rumah yang berwarna putihdan satu buah di teras rumahsehingga penerangan kurang baik.

5.MCKMemiliki 1 kamar mandi tanpa fasilitas untuk buang air besar.bersatu dengan dapur tanpa sekat.

6.Sumber AirTidak terdapat sumber air, air didapatkan dengan cara membeli pada pedagang air PAM keliling dengan harga Rp.2.000/dirigen. Dalam sehari keluarga Tn. Mamat dapat menghabiskan Rp.10.000 hanya untuk membeli air bersih.

7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair maupun limbah jamban di buang ke empang yang berjarak kurang dari 5 meter.

8.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang dibelakang rumah, sampah ini ditumpuk hingga penuh, lalu kemudian dibakar oleh siapapun warga sekitar sehingga banyak lalat yang menghinggapi tumpukan sampah tersebut, dan menimbulkan bau yang tidak sedap

9.Lingkungan sekitar rumahRumah keluarga Ny Napsa berada di lingkungan rumah padat penduduk dan berada didepan empang. Jarak dari rumah Ny Napsa ke tetangga depan sekitar 2 m. Di samping rumah terdapat rumah Tetangga yang mepet. Dibelakang rumah terdapat empang yang dijadikan tempat penampungan tinja.

NoKriteria Permasalahan

Penentuan Area MasalahMasalah Non Medis Kebisaan membuang sampah di belakang rumah/Empang. Jamban diatas empang. Kebiasaan merokok di dalam rumah terhadap kesehatan keluarga Kurangnya kesadaran berobat ke tenaga kesehatan Tidak ada MCK yang memenuhi standarMasalah Medis Riwayat diare pada anak kedua

Setelah dilakukan presurvey menggunakan observasi dan wawancara, didapatkan bahwa Ny.Napsa mempunyai pengetahuan yang buruk tentang jamban sehat.

1.3 Penentuan Area Masalah Kesehatan1.3.1 Alasan Pemilihan Area MasalahSebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data penderita 10 penyakit terbesar yang ada di wilayah PuskesmasTegal Angus.Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan laporan kader desa setempat. Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan observasi masing-masing keluarga binaan di Kampung Gaga, Desa Tegal Angus terdapat berbagai area permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu: 1. Perilaku BAB yang tidak baik pada keluarga binaan2. Perilaku membakar sampah di sekitar rumah3. Perilaku merokok di sekitar rumah4. Kurang nya ventilasi pada rumah keluarga binaan5. Banyaknya angka kejadian ISPA pada keluarga binaan6. Perilaku mencuci tangan tidak memakai sabun7. Kurangnya pencahayaan dalam rumah keluarga binaan8. Perilaku melakukan pengobatan dengan tenaga non medis

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, diputuskan untuk mengangkat permasalahan PENGETAHUAN TENTANG JAMBAN SEHAT PADA KELUARGA BINAAN KAMPUNG GAGA RT 08 / RW 03, DESA TANJUNG PASIR. Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu: Selama melakukan kunjungan beberapa kali ke rumah keluarga binaan, terlihat keenam keluarga binaan memiliki kebiasaan yang sama, yaitu kebiasaan keluarga binaan BAB di jamban umum yang tidak sehat yang mana jamban terletak di belakang rumah mereka dan tempat pembuangannya di empang yang tidak terdapat air mengalir. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya jamban sehat di daerah sekitar desa tersebut sehingga membuat kepedulian terhadap pengetahuan tentang jamban sehat ataupun pengetahuan dari dampak penggunaan jamban yang tidak sehat sangat diabaikan oleh warga sekitar . Ada beberapa anggota keluarga binaan yang pernah mengalami gejala penyakit seperti diare. Hal ini sesuai dengan data data dipuskesmas Tegal Angus tahun 2013. Kebiasaan keluarganbinaaan yang BAB di jamban tidak sehat yang terletak di empang belakang rumah, hal ini dapat membuat resiko tinggi untuk terjadinya penyakit seperti diare, cacingan atau pun penyakit kulit karna buruknya sanitasi jamban.

Kurangnya pengetahuan tentang menggunakan jamban yang tidak sehat berhubungan dengan salah satu penyakit seperti yaitu diare. Dari data sekunder yang didapat kan terdapat 10 penyakit besar padatahun 2012 di PuskesmasTegal Angus, yang diperlihatkan dalam tabel.

Sumber : Data Surveillance Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis dan intervensi komunitas Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara pengumpulan data di lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada. Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu kedokteran komunitas. Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang sehingga dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan gizi).

2.2 Teori Pengetahuan2.2.1 Definisi PengetahuanMenurut Notoatmojo (2007), pengetahuan merupakan hasil Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu.Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang.

2.2.2 Tingkat PengetahuanTahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall).Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: a. Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain : menyabutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.b. Memahami (comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar mengenai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.c. Aplikasi (application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.d. Analisis (analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.Dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.e. Sintesis (synthesis)Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk kesluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemapuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkatan PengetahuanMenurut Notoatmojo (2007), pengetahuan yang telah dimilki seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:1. PendidikanTingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Ibu hamil yang berpendidikan, tentu akan banyak memberi perubahan terhadap apa yang mereka lakukan dimasa lalu.2. Paparan media masaMelalui berbagai media baik cetak maupun elektrolik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering mendengar atau melihat media massa (TV, radio, majalah, pamflet,dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mendapat informasi media. Ini berarti informasi media masa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.3. EkonomiDalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga dalam status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.4. Lingkungan sosial ekonomiManusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikasikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.5. PengalamanPengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.6. Akses layanan kesehatan atau fasilitas kesehatanMudah atau sulitnya dalam mengakses layanan kesehatan tentunya akan berpengaruh terhadap pengetahuan khususnya dalam hal kesehatan.

2.3 Teori Pembuangan Air Besar2.3.1 Konsep Kotoran Manusia (Tinja)Pembuangan air besar atau pembuangan kotoran manusia adalah upaya membuang air besar atau kotoran manusia. Yang dimaksud dengan kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat tersebut bisa berbentuk tinja (feces), air seni (urine), dan CO2. Khusus pembuangan tinja dan urine memerlukan tempat khusus untuk pembuangan yang disebut jamban atau kakus (latrine). (Notoatmodjo, 2007 : 180)

2.3.2 Peran Tinja dalam Penularan PenyakitDilihat dari kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotora manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Hal inikarena kotoran manusia (feces) adalah sumber penyebaran penyakit yangmultikompleks. Hal ini dapat diilustrasikan seperti gambar berikut:

Gambar 2.1 Penyebaran Penyakit Bersumber Feses

Sumber : Soedjono, 2009

Berdasarkan gambar tersebut tampak jelas bahwa peranan tinja dalam penyebaran penyakit sangat besar. Disamping dapat langsung mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran, dan sebagainya, juga air, tanah, serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya) dan bagian tubuh kita dapat terkontaminasi oleh tinja tersebut.Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain tifus, disentri, diare, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), skistosomiasis dan sebagainya.

2.3.3 Pengelolaan Pembuangan KotoranPembuangan kotoran manusia atau pembuang air besar adalah akvititas pembuangan kotoran dari manusia. Pembuangan kotoran idealnya dilakukan di jamban atau jamban keluarga. Banyak jenis jamban sebagai fasilitas buang air besar meliputi jamban leher angsa, plengsengan yang dilengkapi dengan penutup dan jamban cemplung yang sebaiknya juga dilengkapi dengan penutup.

Pembuangan air besar di pedesaan pada umumnya dilakukan secara :a. Langsung dibuang di permukaan tanah (di pekarangan, kebun dan sebagainya).b. Di dalam tanah pada lubang galian yang sengaja dibangun untuk keperluan tersebut (Dainur, 2003 : 35).

2.4 Jamban2.4.1 Definisi JambanPembuangan kotoran pada lubang galian dikenal dengan sebutan jamban. Jamban atau jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau WC.

2.4.2 Jenis-Jenis JambanPada prinsipnya bangunan jamban dibagi menjadi 3 bagian utama, bangunan bagian atas (rumah jamban), bangunan bagian tengah (slab atau dudukan jamban), serta bangunan bagian bawah (penampung tinja).

1. Rumah Jamban (bangunan bagian atas)Bangunan bagian atas bangunan jamban terdiri dari atap, rangka dan dinding. Dalam prakteknya disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. Beberapa pertimbangan pada bagian ini antara lain :a) Sirkulasi udara yang cukup.b) Bangunan mampu menghindarkan pengguna terlihat dari luar.c) Bangunan dapat meminimalkan gangguan cuaca (baik musim panas maupun musim hujan).d) Kemudahan akses di malam hari.e) Disarankan untuk menggunakan bahan lokal.f) Ketersediaan fasilitas penampungan air dan tempat sabun untuk cuci tangan.

2. Slab atau Dudukan Jamban (Bangunan Bagian Tengah)

Gambar 2.2 Dudukan Jamban

Sumber : Pustu Muara Tahun 2014

Slab berfungsi sebagai penutup sumur tinja dan dilengkapi dengan tempat berpijak. Pada jamban cemplung slab dilengkapi dengan penutup, sedangkan pada kondisi jamban berbentuk bowl (leher angsa) fungsi penutup ini digantikan oleh keberadaan air yang secara otomatis tertinggal di didalamnya. Slab dibuat dari bahan yang cukup kuat untuk menopang penggunanya. Bahan-bahan yang digunakan harus tahan lama dan mudah dibersihkan seperti kayu, beton, bambu dengan tanah liat, pasangan bata, dan sebagainya. Selain slab, pada bagian ini juga dilengkapi dengan abu atau air. Penaburan sedikit abu ke dalam sumur tinja setelah digunakan akan mengurangi bau dan kelembaban, dan membuatnya tidak menarik bagi lalat untuk berkembang biak. Sedangkan air dan sabun digunakan untuk cuci tangan. Pertimbangan untuk bangunan bagian tengah.

5. Terdapat penutup pada lubang sebagi pelindung terhadap gangguan serangga atau binatang lain.6. Dudukan jamban dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan (menghindari licin, runtuh, atau terperosok).7. Bangunan dapat menghindarkan/melindungi dari kemungkinan timbulnya bau.8. Mudah dibersihkan dan tersedia ventilasi udara yang cukup.

3. Penampung tinja (bangunan bagian bawah)Penampung tinja adalah lubang di bawah tanah, dapat berbentuk persegi, lingkaran, bundar atau yang lainnya. Kedalaman tergantung pada kondisi tanah dan permukaan air tanah di musim hujan. Pada tanah yang kurang stabil, penampung tinja harus dilapisi seluruhnya atau sebagian dengan bahan penguatseperti anyaman bambu, batu bata, ring beton, dan lain lain. Pertimbangan untuk bangunan bagian bawah antara lain : a. Daya resap tanah (jenis tanah)b. Kepadatan penduduk (ketersediaan lahan)c. Ketinggian muka air tanahd. Jenis bangunan, jarak bangunan dan kemiringan letak bangunan terhadap sumber air minum (lebih baik diatas 10 m)e. Umur pakai (kemungkinan pengurasan, kedalaman lubang/kapasitas)f. Diutamakan dapat menggunakan bahan lokal.g. Bangunan yang permanen dilengkapi dengan manhole.

Teknologi pembuangan kotoran manusia atau jamban di pedesaan sudah tentu berbeda dengan perkotaan. Tipe jamban sesuai dengan teknologi pedesaan antara lain jamban cemplung atau kakus (pit latrine), jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine), jamban empang atau kakus kolam (fishpond latrine), jamban pupuk (the compost privy), dan septick tank (Notoatmodjo, 2005 : 182). Jenis jamban antara lain jamban sistem cemplung atau galian, jamban sistem leher angsa, jamban septik tank ganda.

Jenis-jenis jamban a. Jamban cemplung atau kakus (pit latrine)Jamban cemplung atau cubluk adalah galian yang berfungsi sebagai penampung, pengolahan sekaligus peresapan. Berdasarkan jumlahnya, cubluk terdiri atas cubluk tunggal (satu buah cubluk) dan cubluk kembar (dua buah cubluk).Cubluk merupakan galian yang berfungsi sebagai penampung, pengolahan sekaligus peresapan. Cubluk tunggal harus disertai pengurasan sedangkan cubluk ganda dapat digunakan secara bergantian sehingga dalam waktu tertentu secara tidak langsung tinja akan berubah menjadi kompos. Syarat kakus cemplung adalah tidak boleh terlalu dalam. Dalam pit latrine antara 1,5 - 3 meter saja. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumahkakus dapat dibuat dari bambu, dan atap daun kelapa ataupun daun padi. Jarakdari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.

Gambar 2.3 Jamban Cemplung atau Kakus (Pit Latrine)

Sumber : Notoatmodjo Tahun 2005

b. Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine)Jamban ini memiliki persyaratan sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa.

Gambar 2.4 Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilasi Improved Pit Latrine)

Sumber : Notoatmodjo Tahun 2005

c. Jamban empang (fishpond latrine)Tidak ada persyaratan khusus, karena jamban ini dibangun di atas empang ikan. Dalam sistem jamban empang ini disebut daur ulang (recycling), yakni tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya oran