pengetahuan tentang shalat

22
1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diantara kewajiban seorang muslim yang dituntut oleh agama adalah melaksanakan sholat. Sesuai dengan firman Allah “Sesungguhnya sholat itu adalah merupakan ketentuab yang telah ditentukan waktunya sebagai kewajiban atas sekalian orang mukmin “. Sholat adalah perintah Allah yang wajib dilaksanakan dan apabila tidak melaksanakannya maka akan mendapatkan dosa. Dalam hadist nabi juga dijelaskan “ Lima kali sholat yang telah ditetapakan oleh Allah atas sekalian hambanya, barang siapa mengerjakan semuanya dan tidak menyia- nyiakan sedikitpun dari lima sholat tersebut dengan sebab menganggap ringan terhadap haknya shalat –shalat itu, maka baginya ada suatu janji disisi Allah yaitu bahwa orang tadi akan dimasukkan ke surga, sedangkan barang siapa yang tidak mengerjakan shalat-shalat tersebut, maka baginya tidak ada suatu janjipun disisi Allah. jadi jikalau Allah berkehendak untuk tidak mengampuninya, maka Allah akan menyiksanya dan jikalau Allah berkehendak mengampuni, tentu memberikan pengampunan kepadanya”.

Upload: nizarmuhammad

Post on 01-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pengetahuan tentang shalat

TRANSCRIPT

Page 1: Pengetahuan tentang shalat

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diantara kewajiban seorang muslim yang dituntut oleh agama adalah

melaksanakan sholat. Sesuai dengan firman Allah “Sesungguhnya sholat itu

adalah merupakan ketentuab yang telah ditentukan waktunya sebagai

kewajiban atas sekalian orang mukmin “. Sholat adalah perintah Allah yang

wajib dilaksanakan dan apabila tidak melaksanakannya maka akan

mendapatkan dosa. Dalam hadist nabi juga dijelaskan “ Lima kali sholat yang

telah ditetapakan oleh Allah atas sekalian hambanya, barang siapa

mengerjakan semuanya dan tidak menyia- nyiakan sedikitpun dari lima sholat

tersebut dengan sebab menganggap ringan terhadap haknya shalat –shalat itu,

maka baginya ada suatu janji disisi Allah yaitu bahwa orang tadi akan

dimasukkan ke surga, sedangkan barang siapa yang tidak mengerjakan shalat-

shalat tersebut, maka baginya tidak ada suatu janjipun disisi Allah. jadi jikalau

Allah berkehendak untuk tidak mengampuninya, maka Allah akan

menyiksanya dan jikalau Allah berkehendak mengampuni, tentu memberikan

pengampunan kepadanya”.

Oleh karena itu, kita harus senantiasa melaksanakan shalat yang telah

diperintahkan oleh Allah. sebelum kita melaksanakan sholat haruslah kita

mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan shalat. Sehingga kita

dapat melaksanakan sholat dengan benar dan insyaallah diterima oleh Allah

SWT .

1

Page 2: Pengetahuan tentang shalat

2

SHALAT

A. Definisi Shalat

Shalat menurut bahasa berarti “ Do’a “ sedangkan menurut istilah Shalat

adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan ucapan takbir

dan diakhiri dengan ucapan salam, yang mana dikerjakan dengan memenuhi

syarat-syarat yang telah ditentukan.

Shalat-shalat fardhu ‘ain itu ada lima kali selama satu hari satu malam ,yang

diketahui dengan pasti dari penjelasan agama. Masing-masing dari lima

tersebut, harus dikerjakan pada awal waktu (tepat masuk saat waktu

dimulainya shalat ). Sholat fadhu yang lima ini berkumpul semuanya sebagi

kesatuan hanya pada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Kefardhuan shalat yang lima itu diturunkan pada malam isra’, malam 27

bulan rajab 10 tahun 3 bulan terhitung semenjak Nabi Muhammad diangkat

menjadi rasul .

Shalat –shalat fardhu itu adalah sebagai berikut :

1. Shalat dhuhur. Imam Nawawi berkata : disebut shalat dhuhur , sebab

shalat itu tampak terang (dikerjakan ) pada tengah-tengah siang

hari(siang bolong).

2. Shalat Ashar. disebut shalat ashar sebab ia menyongsong datang

waktunya terbenamnya matahari.

3. Shalat Maghrib. disebut shalat maghrib, sebab dikerjakannya sholat

maghrib itu adalah sewaktu matahari terbenam .

4. Shalat isya’. kata isya’ adalah sebuah nama bagi permulaan

(munculnya) gelap malam.

5. Shalat Shubuh. Kata “ Shubuh menurut tinjauan bahasa, mempunyai

arti “ permulaan siang hari “. Dan disebutlah shalat itu denagn nama

shubuh karena dikerjakannya sewaktu tiba permulaan siang hari.

Page 3: Pengetahuan tentang shalat

3

B. Orang yang wajib melaksanakan shalat

Shalat lima waktu itu wajib dikerjakan hanya oleh setiap orang muslim

yang mukallaf yaitu yang telah sampai baligh, berakal sehat. Maka shalat

tidak diwajibkan atas orang kafir asli, orang gila, orang yang sedang ayan dan

sedang mabuk yang keduanya bukan akibat main-main.Tetapi shalat itu

diwajibkan atas orang murtad dan orang yang mabuk akibat main-main.

C. Syarat-syarat shalat

Syarat adalah sesuatu tempat bergantung shahnya shalat, namun bukan

merupakan bagiannya. pembahasan syarat lebih sesuai didiahulukan daripada

pembahasan rukun. Sebab syarat wajib dipenuhi dahulu sebelum shalat dan

tetap terpenuhi selama shalat .

1. Syarat Wajibnya Shalat

a. Islam

b. Berakal

Maka sholat itu tidak wajib dikerjakan oleh orang gila

c. Tamyiz dan sudah mencapai baligh

Yaitu pandai membedakan anatar sesuatu dengan yang lainnya .

d. Bersih dari haid dan nifas

2. Syarat sahnya shalat

a. Sucinya badan dari dua macam hadast yakni hadast kecil dan hadast

besar, juga sucinya badan, pakaian dan tempat dari kotoran yakni

segala macam najis, karena sabda Nabi Muhammad SAW yang

artinya “Allah itu tudak menerima shalat tanpa adanya kesucian”.

b. Menutup aurat, karena sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya

“jikalau kamu bersmbahyang dengan selembar pakaian, maka jikalau

pakaian itu lebar, lipatlah pakaian itu untuk menutupi aurat dan jikalau

pakain itu sempit, ikatlah ia agar aurat tidak sampai terbuka “.

c. Mengetahui masuknya waktu shalat. Oleh sebab itu jikalau seseorang

itu bodoh yakni tidak mengetahui masuknya waktu shalat, wajiblah ia

berijtihad atau berusaha atau mencari agar mengetahuinya. Ini adalah

Page 4: Pengetahuan tentang shalat

4

berdasarkan hadist nabi Muhammad SAW yang artinya “ lakukanlah

shlat itu pada waktunya “

d. Menghadap ke arah kiblat, karena firman Allah Ta’ala yang artinya “

Hadapkanlah mukamu ke arah masjidil haram di mekkah dan diman

saja kamu itu berada, maka hadapkanlah mukamu semua kearah itu

maksudnya baitullah atau ka’bah. Juga berdasarkan sabda Nabi

Muhammad SAW yang artinya “ Jikalu kamu berdiri melakukan

shalat ,amak lebih dahulu sempurnakanlah wudhu’ kemudian

menghadaplah ke arah kiblat, selanjutnya bertakbirlah”.

D. Rukunnya Shalat

1. Niat

Yaitu mempunyai maksud untuk hendak melaksanakan suatu

pekerjaan atau kesengajaan hati karena berdasarkan hadist Nabi

Muhammad SAW yang artinya “ Segala amal perbuatan itu menurut

masing-masing niatnya “. Dan pelaksannan niat itu dibarengkan dengan

mengerjakan sesuatu itu dan tempatnya niat itu adalah didalam hati.

2. Berdiri bagi yang mampu untuk berdiri

Yaitu wajib bagi orang yang mampu berdiri sendiri atau atas

pertolongan orang lain. Maka jika seseorang tidak mampu untuk berdiri ,ia

diperkenankan shalat dalam keadaan duduk sesuka hatinya dan bagi orang

yang shalat dengan duduk maka ruku’nya supaya membungkuk sedikit

hingga kening bersejajaran dengan ujung lututnya, tetapi jika tidak kuasa

untuk duduk, maka dengan tidur di atas lambung yaitu dengan miring.

Jikalau masi tidak kuasa, maka bersandar pada punggung atau terlentang.

Allah itu tidak memberikan paksaan pada seseorang kecuali menurut kadar

kuasanya.

3. Takbiratul ihram

Yaitu mengucapkan takbiratul ihram dengan suara yang minimal

dapat di dengar oleh dirinya sendiri. Jadi, bagi orang yang mampu

mengucapkan takbir mak wajib hukumnya ia mengucapkan takbir

tersebut. Karena firman Allah ta’ala yang artinya “ Dan kepada Tuhanmu,

Page 5: Pengetahuan tentang shalat

5

maka bertakbirlah “. Juga berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW “

kunci shalat itu bersuci dan yang mengharamkannya adalah bertakbir yang

maksudnya adalah apabila takbiratul ihram sudah diucapkan, maka

haramlah menegerjakan segala hal kecuali apa-apa yang berhubungan

denagn shalat itu, sedang yang menghalalkannya ialah ucapan salam

maksudnya apabila sudah melaksanakan salam “.

4. Membaca surat Al-fatihah dan membaca Basmalah.

Barang siapa menggugurkan satu huruf atau satu tasydid dari bacaan

fatihah itu atau mengganti satu huruf dari fatihah dengan huruf lain, maka

bacaan orang itu belum bisa dianggap sah. Dengan demikian sahlatnya

juga tidak sah. Karena sabda Nabi Muhammad SAW “ Tidak diterimalah

shalat itu bagi orang yang tidak membaca fatihul kitab atau permulaan

kitab Alqur’an yaitu surat Alfatihah “. Sesungguhnya Alfatihah itu induk

Alqur’an dan ibu Alkitab, juga tujuh ayat yang dibaca berulang kali,

sedang bacaan basmalah adalah salah satu ayat dari surat Alfatihah.

5. Ruku’ dan melakukan thuma’ninah

Ruku’adalah membungkukkan badan sehingga dua telapak tangan

dapt mencapai pada lutut. Thuma’ninah adalah tenang sebetar didalam

ruku’ karena sabda Nabi Muhammad SAW “ lakukanlah ruku’ sehingga

kamu berthumakninah diwaktu melakukan ruku’ itu”.

6. I’tidal dan melakukan thuma’ninah

Yaitu bangun dari ruku’ dan i’tidal dalam keadaan berdiri

sebagaimana keadaan semula sebelum ruku’. Karena sabda Nabi

Muhammad SAW “Angkatlah tubuhmu sehingga kamu iktidal yakni tegak

lurus dalm keadaan berdiri”.

7. Sujud dua kali setiap satu rakaat dan thuma’ninah

Paling sedikitnya batasan sujud itu adalah menyentuhnya sebagian

kening orang yang melakukan shalat pada tempat persujudannya dan yang

paling sempurnanya cara sujud adalah bertakbir dahulu untuk turun

melakukan sujud. Karena sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya

Page 6: Pengetahuan tentang shalat

6

“bersujudlah kamu sehingga kamu berthumakninah dalam melakukan

sujud itu “.

8. Duduk diantara dua sujud pada tiap-tiap rakaat dan thumakninah

Baik itu shalat dalam keadaan berdiri, keadaan duduk atau dalam

keadaan berbaring. Kareena sabda nabi muhammad saw “ angkatlah

tubuhmu sehingga kamu berthumakninah dalam keadaan duduk”.

9. Duduk untuk membaca tasyahud akhir

Yaitu duduk yang diiringi ucapan salam dan membaca sholawat atas

Nabi Muhammad SAW di dalamnya.

10. Mengucapkan salam.

E. Waktu melaksanakan shalat

1. Waktu Shalat Shubuh : mulai terbit fajar shodiq sampai matahari terbit

sebagian busurnya.

2. Waktu shalat dhuhur : mulai matahari condong ke arah barat sampai

panjang bayang-bayang menyamai bendanya, setelah diperhitungkan

bayang-bayang istiwa’ .

3. Waktu sahlat ashar : mulai waktu dhuhur habis sampai seluruh busur

matahari terbenam di ufuk.

4. Waktu shalat maghrib : mulai matahari tebenam sampai mega merah

melenyap.

5. Waktu shalat isya’ : mulai mega merah lenyap sampai berakhir pada waktu

fajaar shodiq mulai terbit.

F. Perkara yang membatalkan shalat

1. Berbicara dengan sengaja sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad

SAW “ sesungguhnya shalat ini tidak diperkenankan adanya omongan –

omongan orang (membicarakan orang ). Shalat hanya mengagungkan

nama Allah dengan tasbih, takbir dan bacaan-bacaaan suci Alqur’an “

2. Tidak diperbolehkan bergoyang-goyang atau gerakan-gerakan

sebagiamana sabda Nabi Muhammad SAW “ jika terhalang olehmu batu

atau kerikil singkirkanlah hanya dengan satu gerakan “

Page 7: Pengetahuan tentang shalat

7

3. Tidak diperbolehkan tertawa terbahak-bahak atau menangis dan merintih

atau berdehem-dehem.

4. Tidak diperbolehkan makan dan minum baik disengaja atau tidak

disengaja.

5. Tidak diperbolehkan meninggalakan sesuatu dari rukun-rukun atau

hilangnya syarat dari syarat-syarat tersebut.

G. Beberapa masalah yang berkaitan dengan shalat

1. Melafadzkan niat dalam sholat, seperti ucapan sebagian orang ketika

hendak mengangkat tabirotul ihrom

ت�ع�ال�ى ل�له� أ�د�اء� اع�ة� م� ج� ف�ي� ك�ع�ات� ر� ب�ع� ر�أ� ر� ال�ظ�ه� ل!ي� ص�

أ� أ�ن� ي�ت� ن�و�

“Aku berniat mengerjakan sholat dzuhur empat roka’at secara

berjama’ah karena mengharapkan (ridho) Allah Ta’ala”

Koreksi :

Sesungguhnya niat sebuah amalan letaknya di hati dan tidak boleh

dilafadzkan. Syaikhul Islam Ahmad bin Taimiyah rohimahullah

memiliki pembahasan yang bagus seputar masalah ini. Diantara

pembahasan beliau, beliau mengatakan, “Sesungguhnya melafadzkan

niat merupakan salah satu bentuk lemahnya cara berfikir dan lemahnya

pengetahuan agama seseorang. Hal ini juga termasuk bid’ah yang buruk”.

[Majmu’ Fatawa hal. 227-258/XXII].

2. Sebagaian orang yang mengerjakan sholat mencukupkan diri membaca

surat Al Fatihah dan surat lain setelahnya di dalam hati dan tidak

menggerakkan bibirnya. Hal yang demikian ini juga dikerjakan sebagaian

orang ketika membaca dzikir/bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan dzikir

lainnya dalam sholat.

Page 8: Pengetahuan tentang shalat

8

Koreksi :

Sudah seharusnya seorang yang sedang mengerjakan sholat membaca

surat Al Fatihah, surat lain setelahnya dengan menggerakkan bibirnya

agar ia (dirinya sendiri) bisa mendengar apa yang dibacanya. Hal yang

demikian ini juga seharusnya dikerjakan juga pada dzikir/bacaan ruku’,

i’tidal, sujud dan dzikir lainnya dalam sholat.

3. Seorang yang datang ke masjid untuk melakukan sholat berjama’ah.

Ketika itu ia mendapati imam telah ruku’ kemudian ia langsung ruku’

bersama imam setelah melakukan satu takbir saja.

Koreksi :

Jika seorang yang datang ke mesjid untuk melakukan sholat berjama’ah

ketika itu imam sudah ruku’ maka hendaklah ia ruku’ bersama imam

setelah melakukan dua takbir dengan niat (di dalam hatinya) takbir yang

pertama adalah takbirotul ihrom dan yang kedua adalah takbirotul intiqol

untuk ruku’.

4. Tidak mengangkat tangan pada saat dimana terdapat hadits Nabi

shallallahu ‘alaihi was sallam yang menyebutkan disunnahkan

mengangkat tangan ketika itu.

Koreksi :

Merupakan bentuk mengikuti cara sholat Rosulullah shallallahu ‘alaihi

was sallam ketika kita mengangat tangan dimana beliau shallallahu

‘alaihi was sallam mengangkat tangan, semisal ketika takbirotul ihrom,

ketika hendak ruku’, ketika berdiri dari ruku’, ketika berdiri setelah

tasyahud awal dan terkadang ketika hendak berdiri dari sujud.

5. Menunda-nunda takbirotul ihrom (bersama imam).

Page 9: Pengetahuan tentang shalat

9

Koreksi :

Datang ke mesjid sebelum imam melakukan takbirotul ihrom untuk

sholat jama’ah memiliki banyak keutamaan, terutama untuk melakukan

ibadah sunnah semisal sholat tahiyatul mesjid, sholat rowatib atau

membaca ayat-ayat Al Qur’an serta dapat takbirotul ihrom bersama

imam. Hal ini juga merupakan bukti yang menunjukkan benarnya iman

dan kecintaan terhadap sholat. Sedangkan datang ke mesjid dengan

menunda-nunda keberangkatan sehingga tidak dapat melakukan

takbirotul ihrom bersama imam merupakan bentuk merasa berat terhadap

sholat dan akan kehilangan kebaikan yang sangat banyak dan yang lebih

disayangkan lagi adalah jika sampai ketinggalan rokaat yang banyak dan

hal ini sering terjadi. Maka hal ini adalah perkara yang diinginkan

syaithon untuk memburu orang-orang yang lemah imannya dan agar

mereka terjauhkan dari kebaikan. Maka sudah sepantasnya kita

menghindari hal ini.

6. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri namun meletakkan kedua

(terlalu) dekat dengan leher.

Koreksi :

Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan ditempatkan di dada.

Adapun menempatkannya di dekat leher maka hal ini adalah merupakan

salah satu bentuk berlebih-lebihan dan memberat-beratkan diri.

7. Sebagian orang ketika hendak melaksanakan sholat subuh, hal ini lebih

terlihat lagi pada saat pelaksanaan sholat tarawih pada bulan Romadhon

bersandar di tiang-tiang mesjid yang ada di belakangnya. Kemudian ia

barulah akan berdiri ketika imam hendak ruku’.

Koreksi :

Page 10: Pengetahuan tentang shalat

10

Sudah seharusnya hal ini ditinggalkan. Sebagian ulama’ mengatakan hal

ini tidaklah boleh dikerjakan bahkan rokaat yang ia kerjakan

demikianpun tidak teranggap/tidak sah. Namun sangat disayangkan hal

ini banyak terjadi.

8. Berlomba-lomba (agar mendahului imam) ruku’ dengan imam.

Koreksi :

Adalah suatu hal yang terlarang mendahului imam dalam bentuk apapun.

Karena imam itu diangkat untuk diikuti. Sehingga makmum tidaklah

boleh ruku’ kecuali imam telah sempurna ruku’.

9. Sebagian kaum muslimin ketika bangkit/berdiri dari ruku’ mereka

mengangkat tangannya seperti mengangkat tangan ketika berdo’a yaitu

mengarahkan telapak tangannya ke arah langit sedangkan punggung

tangannya menghadap ke arah bawah serta menengadahkan pandangan

mereka ke arah langit.

Koreksi :

Mengangkat tangan yang disyari’atkan ketika bangkit/berdiri dari ruku’

adalah mengangkatnya sejajar kedua telinga tanpa menyentuhnya atau

sejajar kedua pundak, posisi kedua telapak tangan dan menjadikan

punggung telapak tangannya mengarah ke langit dan telapak tangannya

mengarah ke bawah.

10. Menunda-nunda bangun/bangkit dari ruku’ semisal ketika imam telah

bangkit/bangun dari ruku’ (dengan sempurna -ed.) sedangkan makmum

masih ruku’.

Koreksi :

Page 11: Pengetahuan tentang shalat

11

Makmum tidaklah boleh menunda-nunda gerakan dari gerakan imam

dalam gerakan-gerakan sholat. Jika imam telah bangkit dari ruku’ maka

makmum (seharusnya) langsung mengikutinya bangkit dari ruku’.

Page 12: Pengetahuan tentang shalat

12

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, aly. Terjemah Fathul Mu’in 1. Yogyakarta: Menara Kudus. 1980

Sunarto, ahmad. Terjemah Fathul Qarib 1. Rembang: Alhidayah 1991.

Abdai, moh rathomy. Terjemah Mabadi’ul Fiqhiyyah juz 4. Surabaya : Penerbit

Imam. 2000.

Page 13: Pengetahuan tentang shalat

13

Tugas Akhir Semester

“Memahami Shalat Berlandaskan Fiqih “

Dosen Pengampu:

Jumadi , M.Pd

Uswatun Chasanah

NIM : 201386010028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

2013-2014

Page 14: Pengetahuan tentang shalat

14

DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

Definisi Shalat................................................................................................... 3

Orang yang wajib melaksanakan shalat............................................................ 4

Syarat-syarat Shalat

Syarat Wajibnya shalat............................................................................... 4

Syarat Syahnya shalat................................................................................. 4

Rukun shalat...................................................................................................... 5

Waktu Melaksanakan Shalat............................................................................. 7

Perkara yang membatalkan shalat..................................................................... 7

Masalah-masalah yang berkaitan dengan shalat................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13

Page 15: Pengetahuan tentang shalat

15