teori sistem
TRANSCRIPT
A. Pengertian
Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem
yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti
seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama
untuk mencapai suatu tujuan. Kata sistem berasal dari bahasa latin (syst dan
ema) dan bahasa yunani (sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan
suatu set kesatuan yang berinteraksi, ketika suatu model metematika sering kali
dapat dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan
yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya,
negara yang merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti
provinsi yang salaing berhubungan sehingga membentuk suetu negara dengan
rakyat sebagai penggeraknya. Kata “sistem” sering digunakan baik dalam
percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini
digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga memiliki makna yang
beragam.
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat
yang memiliki hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamin untuk mencapai
hasil yang diharapkan. Dengan demikian, keperawatan dapat diartiakan sebagai
suatu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai
hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.
B. Komponen sistem dalam keperawatan (teori system Calista Roy)
1. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik
yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia
dipandang secara menyeluruh dan holistik mempunyai siklus
kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki
kemampuan untuk mengatasi perubahan dengan menggunakan
berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang didapat
bersifat biologis, psikologis dan sosial.
Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui
serangkaian peristiwa yang mencakup belajar, menggali, serta
menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi
dan keterbatasannya.
2. Lingkungan
Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu,
lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan merupakan tempat dimana manusia berada, yang selalu
mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya.
Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan
memberikan dampak yang berbeda pada setiap manusia, dalam
menanggapi dampak lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk
mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya tetap terjaga.
Adaptasi dapat bersifat positif, dapat pula negatif (apabila manusia
beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka akan
menimbulkan masalah.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi
dapat mempengaruhi kesehatan, lingkungan ini dapat berupa kondisi
sosial budaya, lingkungan geografis yang ada di masyarakat yang
berada di luar institusi kesehatan.
3. Kesehatan
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa
definisi tentang sehat adalah :
a. WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik
fisik, mental, sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau
cacat.
b. Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal
untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif.
c. Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu
secara aktif dan terus menerus beradaptasi dengan lingkungannya.
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus
berubah sebagai interaksi antara individu dengan perubahan
lingkungan baik internal maupun eksternal.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia,
keperawatan dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkat
manusia. Tingkah laku dalam keperawatan meliputi rasa simpati,
empati, menghargai orang lain, tenggang rasa. Keperawatan
menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut manusia.
Keperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk
yang memiliki kebutuhan yang unik.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan keperawatan adalah salah satu bentuk “pelayanan
profesional sebagai integral dari pelayanan kesehatan berbentuk
pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual secara komprehensif
diajukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun
sakit, mencakup siklus hidup manusia”.
C. Proses input transformasi-output
1. Input
Input merupakan subsistem yang memberikan masukan
untuk berfungsinya sebuah sistem. Dalam sistem pelayanan
kesehatan, input dapat berupa potensi masyarakat, tenaga
kesehatan, sarana kesehatan, dll.
2. Proses
Proses merupakan kegiatan yang berfungsi untuk mengubah
sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari
suatu sistem, misal berbagai kegiatan dalam pelayanan
kesehatan.
3. Output
Output mereupakan hasil dari sebuah proses. Misalnya,
pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien, dapat
dijangkau oleh seluruh masyarakat sehingga klien sembuh dan
sehat optimal.
4. Dampak
Dampak adalah akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari
sistem, yang terjadi relatif lama. Misalnya, dalam sistem
pelayanan kesehatan dampaknya adalah masyarakat sehat,
angka kesakitan dan kematian menurun.
D. Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan
Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi beberapa
tahapan, yaitu :
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data
dan manganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan
perawatan seorang pasien.
Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang
terus mengenai kesehatan pasien, yang memungkinkan tim perawatan
merencanakan asuhan keperawatan kepada pasien secara perorangan.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah
sakit, selama klien dirawat secara terus-menerus serta pengkajian dapat
dilakukan ulang untuk menambah dan melengkapi data yang telah ada.
Berdasarkan sumber data, data pengkajian dibedakan atas data primer
dan data sekunder :
· Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien
bagaimanapun kondisi klien.
· Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti
dari perawat, dokter, ahli gizi, ahli fisiotheraphy, keluarga atau
kerabat klien, catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang
lainnya.
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :
· Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari
pasien dengan tatap muka.
· Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau
secara langsung kepada pasien.
· Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli
spesialis bagian yang mengalami gangguan.
· Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba),
perkusi (mengetuk), auskultasi serta pemeriksaan fisik lainnya,
seperti pengukuran EKG.
b. Pengelompokan data
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data
terkumpul dikelompokkan, data dapat dibagi atas data dasar dan data
khusus.
· Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data
social, data spiritual dan data tentang tumbuhkembang klien.
· Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan
intake dan output cairan selama operasi, hasil pemeriksaan
hematology, pemeriksaan roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas
data objektif dan data subjektif.
· Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau observasi secara langsung.
· Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau
perkataan klien atau keluarganya.
c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk
menentukan diagnosa keperawatan. Proses keperawatan analisa adalah
menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip
asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien. Analisa data
dilakukan melalui pengesahan data, pengelompokkan data,
membandingkan data, menentukan ketimpangan / kesenjangan serta
membuat kesimpulan tentang kesenjangan masalah yang ada.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status /
masalah kesehatan aktual / potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :
a. Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah /
penyakit.
b. Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c. Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia,
berdasarkan pada kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow,
memperlihatkan respon individu / klien terhadap penyakit dan kondisi
yang dialaminya.
3. Tahap Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat
perencanaan intervensi keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan
perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah
masalah keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah :
a. Proses penentuan prioritas
Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa
keperawatan, urutan prioritas diagnosa keperawatan menunjukkan
masalah tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan intervensi
keperawatan. Meskipun demikian tidak berarti bahwa satu diagnosa
harus dipecahkan dahulu secara total baru mengerjakan diagnosa
berikutnya. Biasanya beberapa diagnosa keperawatan dapat diatasi
secara bersamaan.
b. Penetapan sasaran dan tujuan
Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas
diagnosa keperawatan. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dalam
mengurangi atau mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan. Sedangkan tujuan menggambarkan penampilan, hasil
atau perilaku klien yang berhubungan dengan sasaran. Perencanaan
tujuan bermanfaat dalam merancang, mengimplementasikan dan
mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien.
c. Penentuan kriteria evaluasi
Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi
penampialan klien. Misalnya klien dapat menyebutkan empat
komplikasi diabetes millitus. Kriteria diperlukan apabiala tujuan
belum spesifik dan tidak dapat diukur.
d. Rencana intervensi
Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat
memutuskan srategi dan intervensi keperawatan yang akan dilakukan.
Strategi dan tindakan yang dilakukan diarahkan langsung pada etiologi
atau faktor pendukung dari diagnosa keperawatan.
4. Tahap implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana
setelah dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan interpersonal,
intelektual, dan tekhnikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat. Keamanan fisik dan psikologi dilindungi
dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan.
Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :
a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana,
pengetahuan dan keterampilan mengimplementasikan rencana,
persiapan klien dan lingkungan.
b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi
pada tujuan ( intervensi independent, dependen dan interdependen).
c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah
implementasi dilakukan.
5. Tahap evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas
data, teratasi atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta
ketetapan intervensi keperawatan. Akhirnya, penggunaan proses
keperawatan secara tepat pada praktek keperawatan akan memberi
keuntungan pada klien dan perawat. Kualitas asuhan keperawatan
diharapkan dapat ditingkatkan. Perawat dapat mendemonstrasikan
tangguang jawab dan tangguang gugatnya yang merupakan salah satu ciri
profesi dan yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan efektifitas
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
6. Tahap dokumentasi
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan
proses keperawatan yang tepat untuk pengambilan keputusan yang
sistematis. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian,
dokumentasi masalah, perencanaan, tindakan.
E. Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran), dan
umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang
keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial atau fragmentis.
Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh dengan
bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan dapat diartikan
sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.
Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk
satu sistem yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari suprasistem
(masyarakat atau lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut.
Subsistem yang membentuk sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen,
struktur dan jadwal waktu, asuhan keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan
lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian, serta biaya perawatan.
Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses
keperawatan. proses keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas
lingkungan rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan
diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil keperawatan adalah asuhan
keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan keperawatan
yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan
ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
· Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien.
Asuhan Keperawatan saling berhubungan dengan tim pelayanan
kesehatan lainnya seperti dokter, radiologi, klien/pasien, IPTEK, tim
rumah tangga di RS, gizi, laboratorium, dan sistem pendukung lainnya.
· Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga
saling berhubungan dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI,
PPNI, Penyelenggara pendidikan keperawatan, kebutuhan masyarakat,
kebijakan pendidikan nasional keperawatan, dan profesi lain.
· Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi Keperawatan
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan
nasional, PPNI, faktor lain, AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan
keperawatan. Dengan bekerjasama bersama peleyanan-pelayanan lainnya
sehingga pengembangan profesi keperawatan dapat berjalan dengan
lancar.
· Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara Umum
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan
kesehatan, konsep kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan, IPTEK, dan
berbagai profesi kesehatan.
F. Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari persfektif Sistem
· Internal
a. Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan,
perawat dapat mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan
standar. Jadi akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan
profesi Keperawatan secara keseluruhan.
b. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan
meningkatkan kecintaan pada profesi.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
d. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya
pendidikan.
· Eksternal
a. Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam
perawatan disetiap tahapan proses keperawatan.
b. Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat
c. Perkembangan global Keperawatan Profesional