transformasi sistem dakwah majelis …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...

119
TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS RASULULLAH SAW DI JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Muhammad Ardiansyah NIM: 1111051000013 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

Upload: doanbao

Post on 04-Mar-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS

RASULULLAH SAW DI JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Muhammad Ardiansyah

NIM: 1111051000013

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 2: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens
Page 3: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens
Page 4: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens
Page 5: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

ii

ABSTRAK

Muhammad Ardiansyah (1111051000013)

Transformasi Sistem Dakwah Majelis Rasulullah SAW di Jakarta

Di Indonesia peran majelis taklim sangat besar dalam menyebarkan nilai-nilai dakwah

Islam. Majelis taklim menjadi wadah pendidikan Islam yang masih tetap bertahan hingga saat

ini baik di pedesaan maupun di perkotaan. Majelis Rasulullah SAW (MR) sebagai sistem

majelis taklim yang berada di DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Habib Munzir, hanya

berfokus pada praktek dakwah berupa pengajian yang dilakukan pada malam selasa. Namun,

untuk mempertahankan eksistensinya, praktek-praktek dakwah MR terus berkembang dan

bertransformasi hingga sekarang paska wafatnya Habib Munzir yang diteruskan oleh Dewan

Syuro.

Berdasarkan konteks di atas, transformasi yang dilakukan MR terlihat pada beberapa

praktek dakwah yang masih tetap dan akan terus dilakukan. Maka rumusan masalah dalam

penelitian ini ialah bagaimana transformasi sistem dakwah Majelis Rasulullah SAW pada

periode Habib Munzir hingga periode Dewan Syuro?

Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens.

Sistem dapat didefinisikan sebagai sebuah entitas yang di dalamnya terdapat bagian-bagian

yang saling terikat satu sama lain. Kemudian, Anthony Giddens melihat bahwa segala

perubahan praktek sosial pasti melalui teori strukturasi. Teori strukturasi menjelaskan bahwa

terlaksananya praktek sosial tercermin dari adanya hubungan yang terjalin antara para pelaku

(agen) dan struktur yang saling mengandaikan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif dengan

menjelaskan data ke dalam tulisan yang mendalam dan terstruktur. Metode deskriptif

menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (naturalistic setting). Metode deskriptif

merupakan penggambaran, pemahaman, penamaan, interpretasi, penafsiran, pengembangan

dan eksplorasi terhadap suatu masalah penelitian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, MR mencoba bertransformasi dari majelis

taklim tradisional ke modern. Dalam praktek-praktek dakwahnya, MR yang awalnya hanya

berfokus pada praktek dakwah berupa pengajian, sekarang sudah mulai masuk ke bidang

sosial dengan melakukan mitra ke berbagai perusahaan, instansi swasta dan pemerintahan.

Selain itu, MR juga memanfaatkan kemajuan teknologi informasi seperti website dan media

sosial serta aplikasi di gadget guna menunjang serangkaian program dakwahnya.

Jadi, pada periode Habib Munzir, MR masih mengadopsi sistem dakwah otoritarian

atau kediktatoran yang masih tersentral kepada penokohan Sang Habib dalam segala

prakteknya. Sedangkan paska wafatnya Habib Munzir hingga sekarang, MR yang dipimpin

oleh Dewan Syuro, mengadopsi sistem majelis taklim struktural dengan tidak adanya otoritas

pelaku melainkan kesepakatan bersama dari para pelaku yang ada di dalam dewan tersebut

Kata kunci: Transformasi, Sistem Dakwah, Majelis Rasulullah SAW, Habib Munzir,

dan Dewan Syuro.

Page 6: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil „alamin, segala puji berserta syukur bagi Allah SWT yang selalu

memberikan berbagai nikmat dan petunjuk kepada penulis, sehingga dapat terselesaikannya

skripsi ini. Shalawat beserta salam terhaturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW

serta para keluarga dan sahabatnya yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan

menuju jalan yang terang benderang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini masih banyak kekurangan dan

keterbatasan yang penulis miliki, dan tidak sedikit kesulitan serta hambatan yang di alami

penulis. Namun, berkat hidayah dan inayah Allah SWT dan berkat kerja penulis disertai

dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan dapat diatasi

dengan sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

atas terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah,

M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Dr. Suhami, M.Si

selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita

Fathurokhmah, SS, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus motivator, Bintan Humeira, M.Si yang telah

banyak meluangkan waktu dan tenaganya dalam membimbing penulis.

Page 7: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

iv

4. Dosen Penasehat Akaademik KPI A yaitu Artiarini Puspita Arwan, M.Psi yang juga

memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Segenap Pengurus Majelis Rasulullah SAW, Ustadz Syukron Makmun yang telah

meluangkan banyak waktunya untuk memberikan banyak informasi dan data-data yang

dibutuhkan, Habib Muhammad Al Kaff, Nurul Hidayatullah, dan para staf sekretariat

sebagai tuan rumah yang selalu mendampingi penulis di markasnya.

6. Jajaran dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, atas kontribusi memberikan

pandangan, motivasi dan ilmu selama ini.

7. Seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, perpustakaan Universitas Indonesia, dan

perpustakan Nasional Republik Indonesia.

8. Orang tua tercinta, Bapak Ansori Mukhsin dan Emak Aisyah yang selalu mendoakan,

memberikan semangat serta menjadi motivasi penulis disaat malas mengerjakan skripsi

ini.

9. Kakak dan adik penulis, Muhamad Bakir, Muhammad Firmansyah dan Nur Adliyati

yang selalu memberikan nasihat dan penyemangat.

10. Yosi Mawarni yang selalu memberi semangat, motivasi, bantuan materi dalam proses

skripsi ini.

11. Teman-teman Lailatul Qodar di antaranya Syifa, Dewi, Adul, Angki, Pici, Bani, Ziah

dan Putri yang selalu memberikan motivasi, keceriaan dan pencerahan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman KPI A 2011, yang telah banyak melukiskan sejarah kehidupan penulis

selama menimba ilmu dalam satu kelas yang sama.

Page 8: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

v

13. Ahmad Syahroji (Ojay), Fajar, Nana dan Nanta yang selalu menjadi teman diskusi

sambil ngopi serta saling memberikan motivasi, pandangan dan masukan dalam proses

menyelesaikan skripsi ini.

14. Seluruh pihak yang membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat walaupun masih banyak kekurangan.

Penulis juga berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca agar dapat membuat

penelitian yang lebih sempurna.

Depok, 27 September 2016

Muhammad Ardiansyah

Page 9: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Fokus dan Rumusan Masalah ....................................................... 6

1. Fokus Masalah ........................................................................ 6

2. Rumusan Masalah .................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

1. Manfaat Akademis.................................................................. 6

2. Manfaat Praktis ....................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 8

BAB II KONSEP TEORITIK

A. Transformasi ................................................................................. 10

B. Sistem ........................................................................................... 10

C. Majelis Taklim.............................................................................. 15

1. Pengertian Majelis Taklim ..................................................... 15

2. Tujuan dan Fungsi Majelis Taklim......................................... 18

3. Jenis-jenis Majelis Taklim ...................................................... 19

4. Unsur-unsur Majelis Taklim ................................................... 23

D. Teori Strukturasi ........................................................................... 24

1. Dasar Pemikiran Teori Strukturasi Anthony Giddens ............ 24

2. Pelaku dan Perilaku Tindakan (agen dan agency) ................. 29

3. Struktur (structure) ................................................................. 31

Page 10: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

vii

4. Dualitas Struktur ..................................................................... 32

5. Ruang dan Waktu ................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian .................................................................... 37

B. Metode Penelitian ......................................................................... 38

C. Pendekatan Penelitian ................................................................... 39

D. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 39

E. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 39

F. Sumber dan Jenis Data ................................................................. 40

G. Teknis Pengumpulan Data ............................................................ 40

1. Observasi Partisipatif.............................................................. 40

2. Wawancara Mendalam ........................................................... 42

3. Dokumentasi ........................................................................... 43

H. Teknik Analisis Data .................................................................... 44

1. Pengodean Terbuka (Open Coding) ....................................... 44

2. Pengodean Berporos (Axial Coding) ...................................... 45

3. Pengodean Berpilih (Selective Coding) .................................. 45

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS DATA

A. Profil Majelis Rasulullah SAW .................................................... 47

1. Sejarah Berdirinya Majelis Rasulullah SAW ......................... 50

2. Visi dan Misi .......................................................................... 55

3. Struktur Kepengurusan ........................................................... 55

4. Kantor Sekertariat ................................................................... 57

5. Program-program ................................................................... 57

B. Transformasi Sistem Dakwah Majelis Rasulullah SAW .............. 61

1. Transformasi dalam Aspek Internal Organisasi ..................... 63

2. Transformasi dalam Bidang Dakwah ..................................... 71

3. Transformasi dalam Bidang Sosial ......................................... 81

4. Transformasi dalam Bidang Kewirausahaan .......................... 89

Page 11: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

viii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 92

B. Saran ............................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 96

LAMPIRAN ....................................................................................................... 100

Page 12: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sifat Sistem sebagai Sebuah Metode ................................................ 12

Tabel 2.2. Konsep Struktur, Sistem dan Strukturasi .......................................... 34

Page 13: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Pemberitaan MR di WSJ .............................................................. 48

Gambar 4.2. Buletin Jumat MR ......................................................................... 79

Gambar 4.3. Aplikasi MR Dakwah ................................................................... 80

Gambar 4.4. Stiker Himbauan Tertib Berlalu Lintas ........................................ 83

Gambar 4.5. Stiker Himbauan Peduli Kebersihan ............................................ 83

Gambar 4.6. Dakwah di Pelosok Provinsi Irian Jaya ........................................ 87

Page 14: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar agama secara bersama atau berkelompok sudah dikenal

sejak awal perkembangan Islam. Kegiatan tersebut menjadi wadah yang

efektif dan efisien untuk menyampaikan pesan-pesan agama kepada orang-

orang yang mengambil bagian di dalamnya. Hanya saja wujud dan perhatian

terhadap kegiatan belajar bersama, tidak selalu sama pada setiap komunitas

muslim lainnya.

Kelompok belajar yang di dalamnya membahas tentang ajaran agama

Islam secara bersama sering disebut kelompok pengajian. Kelompok tersebut

biasanya menyelenggarakan kegiatan belajar rutin di bawah bimbingan orang

yang dipandang mengetahui tentang ajaran agama. Pembimbing tersebut biasa

disapa dengan sebutan Ustadz (Ustadzah untuk perempuan), Kiai, Habib,

Tuan Guru atau sapaan penghormatan lainnya. Sebutan lain yang muncul

untuk kelompok belajar tersebut di Indonesia ialah majelis taklim.

Majelis taklim sebagai lembaga pendidikan Islam non-formal memiliki

kedudukan yang penting di tengah masyarakat muslim Indonesia, yakni

sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kehidupan beragama, serta

wadah silaturahmi yang hidup dan terus berkembang. Majelis taklim juga

menjadi media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan

umat dan bangsa.1

1 Depag RI, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Hoeve, 1999), Jilid III, h. 120.

Page 15: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

2

Dewasa ini di Indonesia tumbuh suburnya majelis taklim menjadi satu

fenomena yang mengembirakan dalam perkembangan dakwah dan pendidikan

Islam. Lahirnya banyak majelis taklim terutama di kota-kota besar, baik yang

diprakarsai oleh umat yang membutuhkannya, maupun yang terbentuk atas

prakarsa tokoh agama, lembaga keagamaan maupun tokoh politik,

menunjukkan betapa pentingnya dakwah dan pendidikan keagamaan bagi

masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan majelis taklim, tidak hanya

untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang Islam, tetapi juga berperan

di dalam meningkatkan wawasan keberagamaan masyarakat. Selain dari itu,

majelis taklim menjadi wadah yang dapat membina keakraban di antara

sesama jamaah.

Majelis taklim tampaknya memperlihatkan perkembangan yang beragam.

Hal tersebut dapat dilihat dari segi kuantitas jamaahnya. Di daerah tertentu

kegiatan majelis taklim dapat menghadirkan jamaah dalam jumlah ratusan

atau ribuan bahkan lebih dari itu mencapai puluhan ribu orang secara rutin.

Sementara ada juga sejumlah daerah yang geliat kehidupan beragama

semacam itu hampir tidak terlihat. Masyarakatnya tidak terbiasa dengan

kegiatan belajar agama secara massal. Mereka lebih memilih kegiatan belajar

agama yang hanya beberapa orang dan bersifat kursus.

Menjamurnya kelompok-kelompok belajar agama seperti majelis taklim,

menjawab kerancuan terhadap paradoks yang terjadi di masyarakat. Tak

jarang kelompok berpotensi negatif bagi individu maupun kelompok itu

sendiri. Umumnya individu-individu tersebut adalah mereka yang mengikuti

kegiatan kelompok dan kurang lebih menerima pendapat orang lain secara

Page 16: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

3

pasif, bertindak sebagai seorang pendengar dalam diskusi dan keputusan

kelompok.2 Seperti yang dewasa ini menjadi buah bibir di tengah masyarakat

yakni kelompok teroris dengan mengatas namakan jihad dalam prosesnya,

karena bertentangan dengan norma sosial maupun agama. Selain itu, ada pula

gerakan dakwah komunitas radikalisme Islam yang berwujud paham tokoh

Muhammad ibn Abdul Wahab, yang dinamakan paham Wahabiyah.3 Menurut

pengamatan Noorhaidi Hasan, komunitas radikalisme tersebut menginjakkan

kakinya secara terbuka di dunia muslim Timur Tengah, termasuk Indonesia,

sejak tahun 1980an.4

Dari permasalahan tersebut, majelis taklim hadir dalam rangka

meluruskan kekeliruan dan kekhawatiran yang terjadi di masyarakat.

Memberikan penjelasan tentang ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur‟an

dan Sunnah. Maka dari itu, majelis taklim perlu mengembangkan nilai-nilai

Islam yang disampaikan serta mengorganisir sistem atau struktur dalam

mencapai tujuannya. Menjadi sebuah organisasi yang bergerak di bidang

dakwah dengan metode-metode tertentu yang digunakan.

DKI Jakarta sebagai Ibukota negara Indonesia terdapat sejumlah majelis

taklim yang masih bertahan menjadi wadah pendidikan agama Islam. Majelis

taklim yang memiliki ratusan bahkan sampai ribuan jamaah satiap majelis

rutin yang mereka adakan. Majelis yang tidak hanya dihadiri orang tua saja

bahkan remaja menjadi mayoritas di sana. Salah satu diantaranya ialah Majelis

Rasulullah SAW pimpinan Habib Munzir Al Musawa.

2 Alvin A. Goldberg dan Carl E. Larson, Komunikasi Kelompok : proses-proses diskusi

dan penerapannya, (Jakarta: UI Press, 2006), h. 122-123. 3 Acep Aripudin, Sisiologi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 67.

4 Noerhaidi Hasan, Laskar Jihad : Islam, Militansi dan Pencarian Identitas di Indonesia

Pasca-Orde Baru, (Jakarta: LP3ES, 2008), h. 31.

Page 17: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

4

Majelis Rasulullah SAW atau yang biasa disebut MR, merupakan majelis

taklim yang memiliki banyak jamaah. Tidak hanya jamaah dari Jakarta saja,

tetapi dari luar Jakarta bahkan Luar Pulau sampai ke Luar Negeri. MR yang

pertama di prakarsai oleh Habib Munzir di awal terbentuknya banyak

mengalami rintangan dan hambatan. Selepas Sang Habib belajar menimba

ilmu agama di Yaman pada tahun 1998 dan mulai mengamalkan apa yang

didapat di sana. Sang Habib berdakwah dari rumah kerumah yang awalnya

jamaah hanya berjumlah tidak lebih dari sepuluh orang, kemudian jamaah

sudah semakin banyak dan perlu tempat yang cukup untuk menampung

jamaah. Akhirnya pindah dari Mushola ke Mushola dan terus jamaah semakin

bertambah hingga Mushola pun tak bisa menampung jamaah. Hingga

kemudian berpindah dari Masjid ke Masjid.

MR tidak hanya sebagai majelis taklim yang di dalamnya terdapat

pembelajaran agama saja, tetapi juga sebagai Majelis Dzikir dan Majelis

Sholawat. Sebab metode yang diusung tidak hanya untuk memberikan ilmu

agama Islam tapi juga sebagai wadah mengingat Sang Pencipta dan Rasul-

Nya. Mengenalkan kepada penduduk Jakarta khususnya dan kota-kota lain

pada umumnya yang semakin disibukkan dengan urusan duniawi.

Membangkitkan semangat kaum Muslimin untuk mencintai Sunnah

Rasulullah SAW serta menyerukan ajaran-ajaran yang dibawa Rasul dengan

dakwah kedamaian, lemah lembut dan kasih sayang terhadap sesama.

Sejak berdirinya MR yang hingga kini sudah mencapai 18 tahun, sungguh

perjuangan yang tidak sebentar. MR berupaya beradaptasi dengan perubahan-

perubahan untuk tetap terus eksis sebagai wadah pembinaan umat. Seperti

Page 18: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

5

sekarang ini, perkembangan teknologi yang semakin canggih dengan hadirnya

internet, mengharuskan MR untuk membuat website agar dakwahnya bisa

dilihat dunia luas melalui internet. Kemudian media sosial guna

mensosialisasikan program-programnya serta membuat aplikasi untuk

pengguna smartphone agar mempermudah dalam mengakses informasi yang

berkaitan dengan MR.

Perubahan internal yang terjadi di dalam MR sendiri yakni ketika

pembina sekaligus pendiri MR yaitu Habib Munzir bin Fuad Al Musawa

wafat pada 15 September 2013. Hal tersebut menjadi sebuah polemik yang

terjadi di dalam sistem MR. Tetapi hal tersebut tidak membuat MR menjadi

vakum atau berhenti, bahkan hingga sekarang masih tetap berjalan. Seperti

motivasi yang pernah dikatakan Mantan Presiden RI Susilo Bambang

Yudhoyono ketika memberikan pidato kepresidenan saat bertakziah ke rumah

duka Habib Munzir, bahwa wafatnya Habib Munzir bukan berarti berakhirnya

Majelis Rasulullah SAW, majelis ilmu yakni Majelis Rasulullah akan terus

bergerak dan bertambah besar, bahkan mempengaruhi dunia baik ada atau

tidaknya Habib Munzir. Sudah masanya tonggak dakwah diambil alih oleh

jamaah dan seluruh umat Rasulullah SAW.5

MR menjadi sebuah majelis taklim yang hingga sekarang terus bertahan

dengan perubahan sistem dan tetap konsisten dengan nilai-nilai dakwah yang

dibawakan serta terus melakukan perubahan-perubahan untuk tetap berjalan

mencapai tujuannya. Dengan alasan-alasan di atas, maka penelitian ini layak

5 M. Guntur dan Tim Majelis Rasulullah, Habib Munzir: Menanam Cinta untuk Para

Kekasih Rasulullah, (Jakarta: QultumMedia, 2013), h. 134.

Page 19: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

6

diajukan dengan judul “Transformasi Sistem Dakwah Majelis Rasulullah

SAW di Jakarta”.

2. Fokus dan Rumusan Masalah

1. Fokus Masalah

Berdasarkan uraian yang disampaikan di atas, peneliti memfokuskan

penelitian ini pada pembahasan terkait transformasi sistem dakwah

Majelis Rasulullah SAW. Membagi periode majelis tersebut berdasarkan

penokohan menjadi dua yakni periode Habib Munzir dan periode setelah

wafatnya Habib Munzir yang dipimpin oleh Dewan Syuro.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: Bagaimana

transformasi sistem dakwah Majelis Rasulullah SAW pada periode Habib

Munzir hingga periode Dewan Syuro?

3. Tujuan Penelitian

Berlandaskan dari permasalah yang dijelaskan di atas, maka tujuan

penelitian ini ialah: Untuk menggambarkan transformasi sistem dakwah

Majelis Rasulullah SAW pada periode Habib Munzir hingga periode Dewan

Syuro.

4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah:

A. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih ilmiah

dalam kajian ilmu dakwah bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FIDKOM) khususnya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Page 20: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

7

mengenai sistem dakwah majelis taklim sebagai wadah pembinaan umat

yang masih tetap eksis dari awal berdiri dan terus berkembang hingga

sekarang.

B. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada

pembaca dan praktisi dakwah tentang transformasi sistem dakwah majelis

taklim yang masih terus bertahan dengan perubahan-perubahan situasi

ataupun kondisi serta melihat hubungan antara para pelaku yang ada

dalam majelis taklim dengan struktur yang dibentuknya.

5. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini hadir berdasarkan adanya masukan dari beberapa penelitian

sebelumnya yang membuat peneliti dapat menemukan permasalahan dalam

penelitian. Maka dari itu terdapat beberapa penelitian yang memiliki

kesamaan fokus penelitian namun tetap memiliki perbedaan di dalam

penelitiannya. Berikut beberapa penelitian yang menjadi acuan dan memiliki

kesamaan pada penelitian ini. Diantaranya yaitu:

1. Manajemen Majelis Taklim Darussa‟adah Cilandak Timur Jakarta

Selatan, skripsi Chairul Anshory. Permasalahan dalam penelitian ini ialah

melihat penerapan fungsi-fungsi manajemen pada Majelis Taklim

Darussa‟adah. Fokus pada penelitian ini menjelaskan bidang keilmuan

manajemen yang diterapkan dalam sebuah institusi islam yakni majelis

taklim. Berbeda dengan peneliti yang melihat praktek-praktek sosial yang

ada dalam sebuah majelis taklim.

Page 21: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

8

2. Pembinaan Akhlak Remaja melalui Majelis Taklim Al-Barkah (Studi

Kasus Majlis Taklim Remaja Masjid Jami‟ Al-Barkah Duren – Sawit

Jakarta Timur), skripsi Marfuah. Permasalahan dalam penelitian ini ialah

melihat bentuk kegiatan pembinaan akhlak remaja melalui majelis taklim

remaja Masjid Jami‟ Al-Barkah dan menjelaskan hambatan-hambatan apa

saja yang dialami majelis taklim tersebut dalam pembinaan akhlak

remaja. Penelitian ini mencoba menjelaskan tentang manfaat yang

ditimbulkan dengan hadirnya majelis taklim berupa pembinaan akhlak

remaja. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti melihat majelis taklim

sebagai sebuah sistem yang juga berfungsi sebagai pembinaan umat

dengan program atau struktur yang terbentuk dari praktek-praktek

sosialnya.

6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penlitian ini merujuk kepada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi

dkk, yang diterbitkan CEQDA (Center for Quality Development and

Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:

BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari enam sub, yakni latar

belakang, fokus dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II : Pada bab kedua ini membahas tentang konsep teoritik yang

digunakan dalam penelitian yang terdiri dari tiga sub, yakni majelis taklim,

teori sistem dan teori strukturasi.

Page 22: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

9

BAB III : Pada bab ketiga ini membahas tentang metodologi penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari paradigma, metode,

pendekatan penelitian, sibjek dan objek, tempat dan waktu penelitian serta

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : Pada bab keempat ini membahas tentang hasil dan analisis data

yang berisi gambaran umum Majelis Rasulullah SAW yang terdiri dari profil

Majelis Rasulullah SAW, sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur

kepengurusan dan program dakwah serta analisis dan interpretasi data

penelitian.

BAB V : Pada bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan

saran dari peneliti. Lanjutan dari bab ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka

beserta lampiran-lampiran yang mendukung penulis berdasarkan hasil

penelitian.

Page 23: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

10

BAB II

KONSEP TEORITIK

1. Transformasi

Transformasi dalam bahasa Inggris adalah transform yang berarti merubah

bentuk atau rupa, sedangkan transformation yang berarti perubahan bentuk

atau penjelmaan.1 Menjelaskan istilah transformasi tanpa dikaitkan dengan

suatu yang lain menurut Ryadi Gunawan merupakan upaya pengalihan dari

sebuah bentuk kepada bentuk yang lebih mapan. Sebagai sebuah proses,

tranformasi merupakan tahapan atau titik balik yang cepat bagi sebuah makna

perubahan yang terus menerus dilakukan.2 Dalam penelitian ini maksud

transformasi ialah perubahan yang berangsur-angsur dengan proses yang

panjang terkait dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan dalam segala hal.

2. Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yakni “systema” yang

mempunyai pengertian sehimpunan bagian atau komponen yang saling

berhubungan secara teratur dan menjadi satu kesatuan. Pengertian tersebut

pada perkembangannya hanya merupakan salah satu pengertian saja. Sebab

istilah itu hanya dipergunakan untuk banyak hal. Optner mengatakan bahwa

tidak semua dalam tulisan N. Jordan yang berjudul Some Thinking about

System (1960) yang mengemukakan 15 macam cara orang menggunakan

istilah sistem, penting untuk diketahui. Yang dianggap penting ialah

1 Peter Salim, The Contempory English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: Modern English

Press, 1996), h. 2099. 2 Ryadi Gunawan, Transformasi Sosial Politik: Antara Demokratisasi dan Stabilitas,

(Yogyakarta: KPSM, 1993), h. 228.

Page 24: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

11

pengetahuan akan istilah sistem yang ternyata tidak hanya dipakai untuk

menunjukkan satu atau dua pengertian saja, melainkan banyak sekali.3

Secara garis besar Shrode dan Voich menjelaskan dua golongan

penggunaan istilah sistem, yaitu sistem sebagai suatu wujud (entitas) atau

benda yang memiliki aturan atau sususan strultural dari bagian-bagainnya dan

sistem sebagai suatu metode atau rencana, alat, tata cara untuk mencapai

sesuatu. Namun kedua penggunaan istilah tersebut tidaklah mempunyai

perbedaan yang cukup berarti, sebab keteraturan, ketertiban atau adanya

struktur itu merupakan hal yang mendasar bagi keduanya.

Pertama, sistem sebagai sebuah wujud (entitas). Suatu sistem dikatakan

sebagai suatu himpunan bagian yang saling berkaitan yang membentuk satu

keseluruhan yang rumit atau kompleks tetapi merupakan satu kesatuan.

Contoh sistem sebagai wujud atau entitas dari pengertian tersebut sangat

beragam, misalnya manusia, mobil, jam, lembaga pemerintahan, lembaga

keagamaan, alam semesta dan masih banyak lagi. Menganggap sistem sebagai

suatu wujud atau entitas pada dasarnya bersifat deskriptif atau

menggambarkan. Hal demikian berguna sekali ketika memberikan gambaran

dan membedakan antara benda-benda yang berlainan, untuk mempermudah

serta menetapkan suatu batasan untuk kepentingan analisa dan untuk

mempermudah pemecahan masalah.

Kedua, sistem sebagai suatu metode. Penggunaan istilah sistem sebagai

suatu metode mempunyai makna metodologik. Berbeda dengan penggunaan

istilah sistem sebelumnya yang bersifat deskriptif, dalam penggunaan istilah

3 Tatang M. Amirin, Pokok-Pokok Teori Sistem, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

2010), h. 1-2.

Page 25: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

12

sistem disini bersifat preskriptif yakni menggandung makna adanya

pendekatan yang rasional dan logik dalam mencapai tujuannya. Untuk dapat

memahami antara kedua sifat tersebut dapat diperhatikan contoh dalam tabel

berikut:

Deskriptif Preskriptif

Ini sebuah mobil

Ini program investasi

Ini perlengkapan keamanan

versus

versus

versus

Ini mobil yang bisa memberikan

layanan transportasi yang ekonomik.

Ini program investasi yang akan

meningkatkan deviden.

Ini perlengkapan keamanan yang

akan mencegah kecelakaan.

(Tabel 2.1)

Sifat Sistem sebagai Sebuah Metode

Contoh-contoh tersebut masing-masing menunjuk pada suatu wujud

barang atau benda dalam pengertian deskriptif yang berlainan dengan benda

yang dipergunakan dalam pengertian preskriptif, yaitu sebuah metode atau

alat untuk mencapai sesuatu. Maka sebagai metode, sistem dikenal dengan

pendekatan sistem yang pada dasarnya merupakan penerapan dari metode

ilmiah di dalam pemecahan masalah. Pendekatan sistem memandang sesuatu

bersegi banyak (multidimensi) dan rumit, serta memandang sesuatu sistem

sebagai bagian dari sistem yang lebih luas atau besar.4

Dapat disimpulkan bahwa definisi lengkap tentang suatu sistem tertentu

menunjukkan unsur-unsur sistem, tujuan sistem, kegiatan yang dilakukan

sistem untuk mencapai tujuan, dan apa yang diproses oleh sistem itu serta apa

hasilnya beserta ukuran keberhasilan pemrosesan tersebut. Dalam penelitian

4 Tatang M. Amirin, Pokok-Pokok Teori Sistem, h. 6-8.

Page 26: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

13

ini, sistem yang dimaksud ialah sistem majelis taklim. Majelis taklim sebagai

sebuah entitas lembaga keagamaan non formal yang bergerak dibidang

dakwah dan didalamnya terdapat bentuk-bentuk praktek pengaplikasian yang

menjadi tujuan dakwahnya.

Littlejohn lebih mendalam menyatakan tentang sistem yang memiliki

beberapa sifat. Di antaranya:

1. Keseluruhan dan saling ketergantungan (wholeness and interdependence)

Suatu sistem adalah suatu keseluruhan yang unik, karena bagian-

bagiannya berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipahami secara

terpisah. Suatu sistem adalah produk dari kekuatan-kekuatan atau

interaksi-interaksi diantara bagian-bagiannya. Dan bagian-bagian dari

sistem saling bergantungan atau saling mempengaruhi tidak bebas.

2. Hirarki (hierarchy)

Sistem cenderung untuk melekatkan satu dengan yang lain.

Maksudnya suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar.

Sistem yang lebih besar kemudian disebut sebagai Suprasistem dan yang

lebih kecil disebut dengan subsistem. Suatu sistem terdiri dari dua atau

lebih subsistem dan setiap subsistem terdiri lagi dari subsistem yang lebih

kecil dan begitu seterusnya. Adanya tingkatan dalam sebuah bagian sistem

itulah yang disebut hirarki.

3. Pengaturan diri dan kontrol (self-regulation and control)

Sistem-sistem paling sering dipandang sebagai organisasi yang

berorientasi kepada tujuan. Aktifitas-aktifitas suatu sistem dikendalikan

oleh tujuan-tujuannya dan sistem itu mengatur perilakunya untuk

Page 27: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

14

mencapai tujuan-tujuan tersebut. Suatu sistem memiliki kontrol dalam

memberikan masukan (input) kepada setiap aktifitas yang dilakukan

subsistem dan keluaran (output) yang diperlukan sebagai masukan bagi

subsistem lain.

4. Pertukaran dengan lingkungan (interchange with environment)

Suatu sistem mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Segala aktifitas yang dilakukan karena adanya umpan

balik antara sistem dengan lingkungan tersebut. Sistem memasukan energi

kepada lingkungan ataupun sebaliknya.

5. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan, seringkali merujuk kepada homeostatis (merawat

sendiri). Salah satu tugas dari suatu sistem jika ingin tetap ada adalah

dapat tinggal dalam keseimbangan. Sistem haruslah mampu mendeteksi

bilamana ada bagian dari sistem yang rusak dan membuat penyesuaian

untuk kembali di atas jalurnya. Bila tidak mampu menyeimbangkan

sistemnya misalkan adanya penyimpangan atau perubahan yang akan

merusak dirinya, pada akhirnya sistem itu akan rusak dan runtuh.

6. Kemampuan berubah dan beradaptasi (change and adaptibity)

Karena sistem tetap ada dalam suatu lingkungan yang dinamis, sistem

haruslah dapat beradaptasi. Sebaliknya untuk bertahan hidup, suatu sistem

haruslah memiliki keseimbangan tapi ia juga harus berubah. Sistem-sistem

yang kompleks seringkali perlu berubah secara struktural untuk

beradaptasi terhadap lingkungan, dan jenis perubahan itu berarti keluaran

dari keimbangan untuk sesaat. Sistem-sistem yang telah maju haruslah

Page 28: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

15

mampu mengatur kembali dirinya untuk menyesuaikan terhadap tekanan-

tekanan lingkungan. Pengertian teknis bagi perubahan sistem adalah

morfogenesis yakni proses perubahan yang dilakukan bagian-bagian

sistem sesuai dengan tugas masing-masing bagian sistem.

7. Batas akhir (equifinality)

Finalitas adalah tujuan yang dicapai atau penyelesaian tugas dari suatu

sistem. Equifinalty adalah suatu keadaan final tertentu bisa jadi

diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan titik-titik awal yang

berbeda. Sistem-sistem yang dapat beradaptasi, yang memiliki keadaan

final suatu tujuan, dapat mencapai tujuan itu dalam suatu beragam kondisi

lingkungan. Sistem mampu dalam memproses masukan-masukan dengan

cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan keluarannya.5

3. Majelis Taklim

A. Pengertian Majelis Taklim

Kata “majelis” berasal dari Bahasa Arab, yakni dari kata jalasa-

yajlisu-juluusan yang berarti tempat duduk, tempat sidang, dewan.6

Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia, majelis adalah pertemuan atau

perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul.7 Dari

pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa majelis adalah suatu

5 Stephen W. Littlejohn and Karen A. Foss (Eds), Encyclopedia of Communication

Theory, (Los Angeles: SAGE Publication, 2009), h. 950-951. 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1999), cet. ke-10, h. 615. 7 Departemen Agama RI, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Depag RI, 1987/1988), jilid 2,

h.556.

Page 29: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

16

tempat atau wadah yang didalamnya terdapat sekelompok orang atau

manusia yamg melakukan segala aktifitas dan perbuatan.8

Sedangkan kata “taklim” berasal dari kata Arab a‟llama-yua‟llimu-

ta‟liiman yang berarti pengajaran.9 Menurut Mahmud Yunus taklim

diartikan dengan allamahul i‟lma, yang berarti mengajarkan ilmu

kepadanya.10

Bila digabungkan kata majelis dan taklim menjadi majelis taklim,

maka dapat diartikan dengan tempat pengajaran atau tempat memberikan

dan mengajarkan agama.11

Jika dilihat dari asal katanya, maka majelis

taklim merupakan wadah atau tempat berlangsungnya kegiatan belajar

mengajar agama. Di dalamnya terdapat orang yang belajar, yaitu jamaah,

guru atau ustadz, materi yang diajarkan, sarana dan tujuan.12

Koordinasi

Dakwah Islam mendefinisikan majelis taklim secara lughawiyah (bahasa)

adalah tempat melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam.13

Pada Musyawarah majelis taklim se-DKI Jakarta yang berlangsung

pada tahun1980, memberikan batasan tentang definisi majelis taklim.

Yakni majelis taklim adalah lembaga pendidikan Islam non-formal yang

memiliki kurikulum pembelajaran tersendiri, diselenggarakan secara

berskala dan teratur, diikuti jamaah yang relatif banyak, dan bertujuan

untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi

antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya,

8 Achmad Warson Munawwir, Al-Munawir Kamus Arab Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka

Progressif, 1997), cet. ke-14, h. 108. 9 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hilda Karya Agung,

2007), h. 277. 10

Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, h. 90. 11

Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, h. 277. 12

Departemen Agama RI, Ensiklopedia Islam, h.556-557. 13

Koordinasi Dakwah Islam, Pedoman Majelis Taklim, (Jakarta: KODI, 1990), h.5.

Page 30: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

17

dan antara manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina

masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.14

Dari beberapa pengertian di atas tentang majelis taklim, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Majelis taklim adalah suatu tempat atau wadah yang didalamnya

terdapat sekumpulan orang, diantaranya jamaah, guru atau ustadz dan

orang yang membantu terlaksananya majelis taklim, yang melakukan

kegiatan pengajian atau pembelajaran tentang agama Islam.

2. Majelis taklim merupakan lempaga pendidikan non-formal Islam yang

memiliki pedoman dan kurikulum pembelajaran tersendiri serta

bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan baik antara

Allah, manusia dan lingkungannya dengan santun dan serasi,

diselenggarakan berskala secara rutin, baik itu mingguan, bulanan

atupun tahunan.

Sedangkan dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan majelis taklim

ialah suatu tempat atau wadah berkumpul orang untuk melaksanakan

pengajian atau pembelajaran agama Islam, tidak hanya pengajian semata,

namun dengan malaksanakan kegiatan yang dapat mengembangkan bakat

dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para jamaah khususnya

berkaitan dengan ajaran agama Islam. Majelis taklim dalam penelitian ini

ialah Majelis Rasulullah SAW.

14

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1995), h. 96.

Page 31: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

18

B. Tujuan dan Fungsi Majelis Taklim

Dalam proses terbentuknya, majelis taklim memiliki beberapa tujuan.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Ensiklopedi Islam, diantaranya:15

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran beragama di kalangan

masyarakat khususnya jamaah, meningkatkan amal ibadah jamah,

mempererat tali silaturrahmi antar jamaah dan membina kader dikalangan

jamaah.

Manfred Zimek mengatakan bahwa tujuan majelis taklim adalah

menyampaikan pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

agama, maupun tentang gambaran akhlak yang membentuk kepribadian

dan memantapkan akhlak.16

Mengenai bermacam-macamnya rumusan yang menjadi tujuan dari

terbentuknya majelis taklim, Dr. Hj. Tutty Alawiyah merumuskan tujuan

majelis taklim dari segi fungsinya. Pertama berfungsi sebagai tempat

belajar, maka tujuan majelis taklim adalah menambah ilmu dan keyakinan

agama, yang akan mendorong pengalaman ajaran agama. Kedua berfungsi

sebagai kontak sosial, maka tujuannya adalah untuk silaturrahmi. Ketiga

berfungsi mewujudkan minat sosial, maka tujuannya untuk meningkatkan

kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan jamahnya.17

Majelis taklim merupakan suatu lembaga dakwah dan juga sebagai

lembaga pengajaran masyarakat yang tumbuh dan berkembang dari

kalangan masyarakat Islam itu sendiri yang berkepentingan untuk

15

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Majelis, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru

Van Haeve, 1994), h. 122. 16

Manfred Zimek, Pesantren dan Perubahan Sosial, (Jakarta: LP3ES, 1986), h. 57. 17

Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, (Bandung: Mizan,

1997), h. 78.

Page 32: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

19

kemaslahatan umat manusia. Oleh karena itu, majelis taklim dapat disebut

sebagai lembaga swadaya masyarakat yang hidupnya didasarkan kepada

Ta‟awun dan Ruhama‟u bainahum (tolong menolong dan berkasih

sayang).18

Sebagai lembaga dakwah dan juga sebagai lembaga pendidikan Islam

non-formal, majelis taklim memiliki fungsi:19

Membina dan

mengembangkan ajaran Islam dalam hal membentuk masyarakat yang

bertakwa kepada Allah SWT, sebagai taman rekreasi rohaniah, sebagai

wadah berlangsungnya silaturrahmi yang dapat menghidupkan dakwah

dan ukhuwah Islamiyah, sebagai sarana bertemu dan berdialog antara

ulama dan umara‟ dengan umat secara berkesinambungan, sebagai media

penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan

bangsa secara umum.

C. Jenis-jenis Majelis Taklim

Dalam penyelenggaraan majelis taklim bersifat tidak mengikat dan

tidak pula selalu mengambil tempat-tempat ibadah seperti masjid, langgar

atau mushola, tetapi bisa di rumah keluarga, ruang aula di suatu instansi,

lapangan yang bisa menampung jamaah dengan skala besar, hotel, kantor,

balai pertemuan dan lain sebagainya pelaksanaannya pun bervarisasi,

tergantung pada pemimpin atau panita dalam majelis taklim tersebut.

a. Ditinjau dari lingkungan jamaah majelis taklim, maka dapat

diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Majelis taklim pinggiran. Maksud

pinggiran dalam istilah ini bukan berarti pinggiran kota, melainkan

18

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h.

94. 19

Hasbullah, Kapita Selekta, h. 101.

Page 33: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

20

menunjuk pada daerah pemukiman lama yang umumnya dialami atau

yang mayoritas masyarakat ekonomi lemah. Majelis taklim gedongan.

Majelis taklim ini terdapat di daerah elit lama dan baru yang mayoritas

penduduknya dianggap kaya dan terpelajar. 2) Majelis taklim

komplek. Biasanya suatu instansi tertentu membangun perumahan

karyawannya. Kemudian di komplek tersebut membuat majelis taklim

yang mereka sebagai jamaah yang terdiri dari kalangan menengah dan

terkait dengan instansinya. 3) Majelis taklim pemukiman baru. Majelis

taklim yang terbentuk di suatu perumahan baru, jamaah terpelajar,

ekonomi menengah dan tidak terikat dengan instansi tertentu. 4)

Majelis taklim kantoran. Diselenggarakan oleh karyawan kantor, yang

memiliki ikatan dengan kebijakan kantor. 5) Majelis taklim khusus.

Pengajian yang dikhususkan kepada orang tertentu, misalnya

pengajian para pejabat, khsusus untuk jamaah pendiri organisasi

tertentu. 6) Majelis taklim umum. Pengajian yang jamaahnya siapa

saja, tanpa ada perbedaan. 20

b. Ditinjau dari tempat penyelenggaraannya, majelis taklim memiliki

beberapa klasifikasi. Diantaranya:21

Di masjid atau mushola, di

madrasah atau ruang khusus, di rumah secara tetap atau berpindah-

pindah, di ruang atau aula kantor dan di lapangan.

c. Ditinjau dari metode penyajian atau penyampaian materi majelis

taklim, terdiri dari:22

20

Koordinasi Dakwah Islam, Pola Pembinaan Majelis Taklim di Jakarta, (Jakarta:

KODI, 1987), h. 3. 21

Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, h. 77. 22

Koordinasi Dakwah Islam, Pola Pembinaan Majelis Taklim di Jakarta, h. 9-11.

Page 34: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

21

a. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode ceramah.

Metode ini dilaksanakan dengan dua cara: Ceramah Umum.

Guru/Ustadz/Kiai bertindak aktif dengan memberikan materi atau

ceramah, sedangkan peserta atau jamaah pasif yaitu hanya

mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan melalui

ceramah. Ceramah Terbatas. Guru/ Ustadz/ Kiai maupun peserta

atau jamaah sama-sama aktif. Terdapat kesempatan bertanya dari

jamaah kepada pemberi materi atau penceramah.

b. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode halaqah.

Dalam hal ini Guru/Ustadz/Kiai memberikan pengajaran biasanya

dengan memegang suatu kitab tertentu. Peserta atau jamaah

mendengarkan apa yang disampaikan oleh pengajar sambil

menyimak kitab yang sama atau melihat ke papan tulis atau ke

layar dimana pengajar menuliskan segala hal yang diterangkan.

Berbeda dengan metode ceramah terbatas, metode halaqoh

menjadikan pengajar sebagai pembimbing jamaah jauh lebih

menonjol. Guru/Ustadz/Kiai sering kali mengulang-ulang suatu

bacaan dengan diikuti atau ditirukan oleh jamaah serta

membetulkan bacaan dari jamaah yang salah atau keliru.

c. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode mudzakarah.

Metode ini dilaksanakan dengan cara menukar pendapat atau

diskusi mengenai suatu masalah yang disepakai untuk dibahas.

Dalam metode ini mengandaikan bahwa Guru/Ustadz/Kiai tidak

ada karena semua peserta biasanya terdiri dari orang-orang yang

Page 35: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

22

memiliki pemahaman dan pengetahuan agamanya setaraf atau

terdiri dari para ulama. Namun peserta awam biasanya diberi

kesempatan untuk mengikutinya sebagai pendengar.

d. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode campuran.

Yakni suatu majelis taklim yang menyelenggarakan kegiatan

pengajian tidak dengan satu macam metode saja, melainkan

dengan berbagai metode dengan cara bergantian atau berseling-

seling.

Sedangkan berdasarkan organisasi jamaah, makan majelis taklim

mempunyai beberapa klasifikasi, di antaranya: pertama majelis taklim

yang dibuka, dipimpin dan bertempat khusus yang dibuat oleh pengurus

atau guru yang menjadi pengajar. Kedua majelis taklim yang didirikan,

dikelola dan ditempati bersama. Mereka memiliki pengurus dapat berganti

sesuai periode kepengurusan (di pemukiman dan di kantor). Ketiga majelis

taklim yang mempunyai organisasi induk.23

Majelis taklim ditinjau dari lingkungan jamaahnya sepintas dapat

dilihat beberapa perbedaan baik dari lingkungan sosial maupun fungsi

sosial dari masing-masing majelis taklim tersebut. pembentukan suasana

belajar dan pergaulan akan berbeda ketika ditinjau dari tempat

penyelenggaraannya. Materi-materi yang diajarkan akan berbeda pula.

Pengklasifikasian organisasi majelis taklim mungkin akan menunjukkan

mutu materi dan kegiatan tambahan dari majelis taklim.

23

Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, h. 77-78.

Page 36: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

23

D. Unsur-unsur Majelis Taklim

Majelis taklim terdiri dari beberapa unsur yang dibagi menjadi dua

bagian yaitu organik (guru, jamaah) dan anorganik (materi, media).24

Berikut penjelasan dari unsur-unsur tersebut:

1) Guru/Ustadz/Kiai

Peran guru dalam meningkatkan kemakmuran majelis taklim

sangan besar. Dari para guru, diharapkan meningkatkan tanggung

jawab jamaah terhadap kemakmuran majelis taklim. Oleh sebab itu,

memiliki sumber daya guru yang berkualitas bagi majelis taklim

merupakan sesuatu yang amat penting. Sangat disayangkan justru

ketika ada majelis-majelis taklim mengalami krisis guru, artinya

majelis taklim tidak memiliki guru dalam jumlah yang memadai atau

cukup jumlah gurunya akan tetapi kurang memiliki kualitas yang

memadai. Bahkan ada pula majelis taklim tidak memiliki guru dan

cadangannya, sehingga ketika pengurus dan jamaah majelis taklim

kebingungan saat guru yang diundang atau dijadwalkan belum datang.

2) Jamaah

Jamaah merupakan bagian yang tidak kalah penting dari unsur-

unsur majelis taklim lain. Sebab, sukses tidaknya majelis taklim bisa

terlihat dari jumlah jamaah yang ada. Keterlibatan jamaah dalam

majelis taklim memang dirasakan masih amat rendah bila

dibandingkan dengan jumlah penduduk muslim disekitar majelis

taklim, hal demikian dapat dirasakan oleh banyak pengurus majelis

24

Nurul Huda, Pedoman Majelis Taklim, (Jakarta: KODI DKI Jakarta, 1990), h. 5.

Page 37: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

24

taklim. Walaupun juga biasanya banyak jamaah yang datang dengan

jumlah yang tidak sedikit, itupun hanya pada peringatan tertentu

seperti Maulid Nabi, Isra‟ Mi‟raj dan peringatan lain yang lain.

Sementara untuk kegiatan rutin diikuti oleh jamaah dalam jumlah yang

sedikit.

3) Materi

Secara garis besar, terdapat dua kelompok materi dalam majelis

taklim. Diantaranya: Kelompok pengetahuan agama. Ajaran-ajaran

dalam kelompok ini merujuk pada ilmu agama Islam yakni tauhid,

fiqih, hadits, akhlak dan b. Arab. Kelompok pengetahuan umum.

Karena banyaknya pengetahuan umum, maka tema-tema yang

disampaikan hendaknya hal-hal yang langsung ada kaitannya dengan

kehidupan masyarakat. Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama,

artinya dalam menyampaikan uraian-uraian tersebut dibahas dalam

kajian Islam yang merujuk pada dalil Al Qur‟an dan Hadits.

4) Media

Banyak media-media yang digunakan oleh majelis taklim,

diantaranya media elektronik (televisi, radio), media cetak (koran,

majalah, buletin) dan media cyber (internet dan aplikasi).

4. Teori Strukturasi

a. Dasar Pemikiran Teori Strukturasi Anthony Giddens

Sebelum melihat lebih dalam tentang teori strukturasi yang digunakan

dalam penelitian ini, penulis memaparkan terlebih dahulu hal-hal yang

menjadi landasan pemikiran Anthony Giddens dalam teorinya. Sejarah

Page 38: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

25

pemikiran ilmu sosial terbentuk oleh perdebatan dua kubu mazhab teoritis

besar. Pada kubu pertama memprioritaskan pemikiran bahwa gejala

keseluruhan di atas pengalaman pelaku perorangan seperti fungsionalisme,

strukturalisme dan post-strukturalisme. Pemikir kubu pertama di antaranya

Karl Marx, Emile Durkheim, Talcott Parsons dan Louis Althusser. Kubu

kedua memprioritaskan tindakan pelaku perorangan di atas gejala

keseluruhan, diantaranya fenomenologi, etnometodologi dan psikoanalisis.

Mereka antara lain Erving Goffman, Alfred Schuts, Harold Garfinkel dan

dalam hal tertentu juga termasuk Max Weber.25

Anthony Giddens memulai pemikiran teorinya dari dua kubu mazhab

besar ilmu sosial tersebut. Giddens secara khusus memfokuskan perhatian

pada masalah dualisme yang menjadi gejala dalam teori ilmu-ilmu sosial.

Dualisme itu berupa tegangan antara subjektivisme dan objektivisme,

voluntarisme dan determinisme. Subjektivisme dan voluntarisme

merupakan kecenderungan cara pandang yang memprioritaskan tindakan

atau pengalaman individu di atas gejala keseluruhan. Sedangkan

objektivisme dan determinisme merupakan kecenderungan cara pandang

yang memprioritaskan gejala keseluruhan di atas tindakan atau

pengalaman individu.26

Menurut Giddens, akar dualisme terletak pada kerancuan melihat

objek kajian ilmu sosial. Objek utama ilmu sosial bukan “peran sosial”

seperti dalam fungsionalisme Parson, bukan pula “kode tersembunyi”

seperti dalam strkturalisme Levi-Strauss, bukan. Bukan keseluruhan,

25

Ida Bagus Wirawan, Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma: fakta sosial, definisi

sosial dan perilaku sosial, ( Jakarta: Kencana, 2013), h. 291. 26

B. Herry Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, ( Jakarta: KPG, 2016), h. 5.

Page 39: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

26

bukan bagian struktur dan bukan bagian pelaku perorangan, melainkan

titik temu antara struktur dan pelaku. Itulah praktek sosial yang berulang

dan terpola dalam lintas ruang dan waktu.27

Praktek sosial itu bisa berupa

korupsi, praktek lalu lintas di jalan atau kebiasaan sekolah mengadakan

ujian nasional.

Gagasan tersebut perlu dipahami lebih dalam ketika Giddens mulai

membangun teorinya, yaitu ketika ilmu-ilmu sosial dikuasai oleh mazhab

pemikiran fungsionalisme dan strukturalisme. Dalam refleksi Giddens,

mahzab tersebut hanya memprioritaskan pada struktur dengan menisbikan

pelaku. Ia melihat bahwa kaitan yang memadai antara keseluruhan dan

bagian hanya bisa dimulai dari kekurangan yang ada yakni kurangnya

teori tindakan. Untuk memahami refleksi kritis itu, baiknya bisa melihat

dua contoh kritik Giddens terhadap fungisonalisme dan strukturalisme.

Pertama, kritik terhadap fungsionalisme Talcott Parsons yang

merupakan mazhab pemikiran yang cukup laris di Indonesia. Dalam

tindakan apapun, kita sebagai anggota masyarakat merupakan pelaksana

peran-peran sosial tertentu. Peran sosial inilah yang menjadi fokus utama

kajian ilmu sosial dalam mahzab ini, entah peran itu disebut buruh,

manajer, guru ataupun murid. Peran tidak diciptakan oleh individu, karena

apa yang menjadi isi peran sosial adalah apa yang dituntut atau diharapkan

oleh peran tersebut.

Ada tiga hal yang membuat Giddens keberatan dengan pemikiran ini.

Pertama, fungsionalisme meniadakan fakta bahwa kita sebagai anggota

27

Anthony Giddens, Teori Strukturasi: dasar-dasar pembentukan struktur sosial

masyarakat. Penerjemah Maufur dan Daryanto, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h. 3.

Page 40: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

27

masyarakat bukan orang-orang dungu. Kita mengetahui apa yang terjadi di

sekitar kita dan buka pula robot yang bertindak berdasarkan naskah peran

yang sudah ditentukan. Kedua, yang juga merupakan kunci dari kritik ini

bahwa fungsionalisme merupakan cara berfikir yang mengklaim sistem

sosial punya kebutuhan yang harus dipenuhi. Tetapi menurut Giddens,

sistem sosial tidak punya kebutuhan apapun melainkan kita sebagai pelaku

yang punya kebutuhan. Sebagai contoh bahwa tidak mungkin ada

kediktatoran tanpa ada tindakan otoriter dari seseorang. Ketiga,

fungsionalisme membuang dimensi ruang dan waktu dalam menjelaskan

gejala sosial.

Kedua, kritik terhadap strukturalisme yang merupakan gagasan dalam

filsafat bahasa Ferdianand de Saussure.28

Dalam ilmu-ilmu sosial,

strukturalisme merupakan penerapan analisis bahasa ke dalam gejala

sosial. Pokok strukturalisme yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial

adalah perbedaaan antara bahasa (lengue) dan ujaran/percakapan (parole).

Sebagai contoh kata „presiden‟ merupakan kata umum dalam tataran

lengue. Pada tataran itu kata tersebut bisa merujuk pada Barack Obama di

Amerika ataupun Joko Widodo di Indonesia. Adapun „presiden yang

memerintah Indonesia selama 32 tahun‟ merupakan ujaran spesifik pada

taraf parole. Yang tidak mungkin menunjuk selain kepada Soeharto dari

tahun 1966 sampai 1998.

Ketika diterapkan dalam ilmu sosial seperti yang dilakukan oleh

Claude Levi-Strauss, hanya menjelaskan secara analogis. Analisis sosial

28

B. Herry Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, h. 13.

Page 41: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

28

yang menjadi pokok utamanya adalah menemukan „kode tersembunyi‟

yang ada di balik gejala kasat mata, sebagaimana langue menjadi kunci

otonom untuk memahami arti parole. Kode tersembunyi itulah yang

disebut struktur. Dari contoh di atas, istilah „presiden‟ dipakai bukan

karena orang yang menjadi kepala negara dalam pemerintahan

presidensial, melainkan karena kaitan dan perbedaanya dengan kata-kata

„gubernur‟, „camat‟, „raja‟ dan lain sebagainya. Begitu juga halnya dengan

kata „kursi‟ yang tidak ada kaitannya dengan benda yang kita duduki. Itu

disebut kursi karena ada hubungannya dengan kata lain seperti „meja‟,

„lemari‟, „pintu‟ dan sebagainya. Dengan kata lain, pada tataran logue,

semua bisa dipahami secara lepas atau otonom, dan tidak terikat dengan

objek yang ditunjuk.

Giddens mengakui bahwa dia mengartikan struktur dalam pengertian

yang lebih dekat dengan yang dipakai mazhab strukturalisme ketimbang

dengan apa yang dipakai dalam fungsionalisme. Akan tetapi, Giddens

tetap tidak menerima bahwa subjek tersingkirkan di dalam strukturalisme

tersebut.29

b. Pelaku dan Perilaku Tindakan (agen dan agency)

Dalam teori strukturasi, yang dimaksud pelaku atau agen adalah orang-

orang yang secara konkret dalam arus kontinu tindakan dan peristiwa.30

Orang-orang yang melakukan tindakan dengan terus menerus dan terpola

melintasi ruang dan waktu. Setiap individu dalam pengalaman

kesehariannya bertindak dengan rangkaian hasil dari apa yang dilihatnya.

29

B. Herry Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, h. 17. 30

B. Herry Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, h. 18.

Page 42: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

29

Mereka melihat kondisi-kondisi di mana dan kapan tindakan itu dilakukan.

Maka tidak mungkin ada suatu tindakan tanpa adanya pelaku.

Giddens membedakan tiga dimensi internal pelaku yang didasari dari

gagasan Freud, yaitu motivasi tak sadar, kesadaran diskursif dan kesadaran

praktis.31

Motivasi tidak sadar menunjuk pada keinginan pelaku yang

berpotensi mengarahkan tindakan, tetapi bukanlah tindakan itu sendiri.

Berbeda dengan motivasi tak sadar, kesadaran diskursif mengacu pada

kapasitas pelaku merefleksikan dan memberikan penjelasan secara rinci

atas tindakan yang dilakukan. Sedangkan kesadaran praktis adalah

kawasan diri pelaku yang berisi pengetahuan praktis yang tidak bisa selalu

diuraikan secara eksplisit.

Kesadaran praktis merupakan kunci memahami proses bagaimana

berbagai tindakan dan praktik sosial yang dilakukan para pelaku yang

lambat laun akan menjadi struktur dan bagaimana struktur tersebut

mengekang serta memampukan tindakan atau praktek sosial. Reproduksi

sosial berlangsung lewat keterulangan praktek sosial yang jarang

dipertanyakan kembali. Namun tidak berarti bahwa yang terjadi hanyalah

reproduksi tanpa adanya perubahan. Dalam refeksi Giddens, perubahan

selalu terlibat dalam proses strukturasi, betapapun kecilnya perubahan

itu.32

Batas antara kesadaran praktis dan kesadaran diskursif sangat cair dan

fleksibel serta tidak ada dinding pemisah, tidak seperti kesadaran diskursif

dengan motivasi tak sadar. Dengan mengadopsi gagasan Ervin Goffman,

31

Anthony Giddens, Teori Strukturasi: dasar-dasar pembentukan struktur sosial

masyarakat. Penerjemah Maufur dan Daryanto, h. 10-12. 32

B. Herry Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, h. 30.

Page 43: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

30

Giddens mengajukan argumen bahwa setiap pelaku mempunyai

kemampuan untuk introspeksi atau mawas diri.33

Gagasan tersebut terlihat

sebagaimana gambar berikut:

(Gambar 2.1)

Kemampuan Introspeksi Pelaku

Pada level monitoring tindakan reflektif, aktifitas merupakan ciri dari

terus menerusnya tindakan sehari-hari dan melibatkan perilaku yang tidak

hanya individu namun juga perilaku orang-orang lain. Pada intinya, para

pelaku tidak hanya senantiasa memonitoring arus aktivitasnya sendiri,

tetapi mengharapkan orang lain melakukan seperti yang dilakukan.

Pada level rasionalitas tindakan, monitoring tindakan reflektif

dihadapkan kepada latar belakang rasionalitas tindakan, yakni kemampuan

pelaku menjelaskan mengapa mereka bertindak berdasarkan alasan yang

mereka lakukan. Pada level inilah tindakan dapat ditemukan motif dan

alasan tindakan aktor.

Sementara itu, pada level atau komponen motivasi tindakan yakni

bagian atau aspek kesadaran dan ketidaksadaran pengetahuan serta emosi

33

Anthony Giddens, Teori Strukturasi: dasar-dasar pembentukan struktur sosial

masyarakat. Penerjemah Maufur dan Daryanto, h. 6-7.

Page 44: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

31

aktor. Giddens mengatakan bahwa konsepsi ketidak sadaran adalah

sesuatu yang sangat penting dalam teori sosial.34

c. Struktur (structure)

Teori strukturasi memang berpijak pada pandangan tentang struktur.

Namun konsep tentang struktur Giddens berbeda dengan pandangan

strukturalisme ataupun post-strukturalisme, meskipun hingga pada batas

tertentu konsep Giddens mengenai struktur tidak mudah dipahami dan

mengundang kritik.35

Dalam teori ini struktur dapat diartikan sebagai

sebuah aturan (rules) dan sumber daya (resourse) yang terbentuk dari dan

membentuk perulangan praktek sosial. Aturan yang dimaksud bisa bersifat

konstitutif dan regulatif, guna memberikan kerangka pemaknaan dan

norma. Adapun sember daya menunjuk pada sumber alokatif (ekonomi)

dan sumber otoritatif (politik).

Berbeda dengan pandangan strukturalisme yang memandang struktur

berada di luar (eksternal) yang menentang dan mengekang pelaku, teori

strukturasi Giddens memandang struktur tidak bersifat eksternal

melainkan melekat pada tindakan dan praktek sosial yang kita lakukan.

Struktur bukanlah benda melainkan skema yang hanya dapat terlihat

dalam pengorganisasian berbagai praktek-praktek sosial.36

Dari berbagai prinsip struktural, Giddens melihat ada tiga gugus besar

dalam struktur. Pertama, struktur penanda atua signifikasi (signification)

yang menyangkut skema simbolik, pemaknaan, penyebutan dan wacana.

34

Zainuddin Maliki, Rekonstruksi Teori Sosial Modern, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2002), h. 305-308. 35

Ida Bagus Wirawan, Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma: fakta sosial, definisi

sosial dan perilaku sosial, h. 316. 36

B. Herry Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, h. 23.

Page 45: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

32

Kedua, struktur penguasaan atau dominasi (domination) yang mencakup

skema penguasaan atas orang (politik) dan barang/hal (ekonomi). Ketiga,

struktur pembenaran atau legitimasi (legitimation) yang menyangkut

skema peraturan normative, yang terungkap dalam tata hukum.37

Dari ketiga gugus tersebut, Giddens memberikan analisisnya terkait

dengan kekuasaan. Dualitas struktur yang terbingkai dalam gugus di atas

dapat berfungsi sebagai alat analisis kehidupan sosial yang penting

terutama mengenai hubungan antara tindakan manusia dengan struktur.

Ketiga gugus tersebut dalam prosesnya saling berkaitan satu dengan

lainnya. Struktur signifikasi pada gilirannya mencakup struktur dominasi

dan legitimasi. Begitu pula dengan struktur dominasi, dengan adanya

struktur signifikasi memiliki kekuasaan dengan membuat struktur

legitimasi.

d. Dualitas Struktur

Hubungan pelaku dan struktur merupakan poros dari pemikiran

Giddens dalam teori strukturasi. Mengatakan bahwa pelaku berbeda

dengan struktur sama dengan mengatakan sesuatu yang sudah jelas. Begitu

pula jika mengatakan bahwa struktur terkait dengan pelaku dan

sebaliknya. Masalah yang mendasar ialah perbedaan antara pelaku dan

struktur berupa dualisme (pertentangan) ataukah dualitas (timbal balik)?

Disini Giddens melihat bahwa ilmu-ilmu sosial dijajah oleh gagasan

dualisme pelaku vesus struktur. Ia memproklamirkan hubungan keduanya

37

B. Herry Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, h.26.

Page 46: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

33

dengan relasi dualitas, yakni tindakan dan struktur saling mengandaikan

seperti dua mata koin.

Dualitas struktur dan pelaku terletak dalam proses dimana struktur

sosial merupakan sarana (medium) dan sekaligus hasil (outcome) dari

praktek sosial.38

Terdapat proses dinamis yang terjadi secara berkelanjutan

dan terpola dari dan dalam suatu struktur. Reproduksi hubungan dan

praktek sosial juga sekaligus suatu proses produksi, sebab tidak dilakukan

oleh subjek yang pasif. Oleh karena itu, suatu struktur sosial dapat

dipandang sebagai sistem aturan dan sumber daya yang diperoleh dari

tindakan manusia, dimana proses dan hasil produksi tersebut hanya

mungkin terjadi bila ada struktur yang menjadi saranannya.

Bagi Giddens struktur merujuk pada aturan-aturan dan sarana-sarana

atau sumber daya yang memiliki perlengkapan-perlengkapan struktural

yang memungkinkan pengikatan ruang dan waktu yang mereproduksi

praktik-praktik sosial dalam sistem-sistem sosial kehidupan masyarakat.

Giddens memformulasikan konsep struktur, sistem, dan strukturasi sebagai

berikut:39

Strktur Sistem Strukturasi

Aturan dan sumber

daya, atau seperangkat

relasi transformasi

terorganisasi sebagai

kelengkapan-

kelengkapan dari

Relasi-relasi yang

direproduksi di antara

para aktor atau

kolektivitas,

terorganisasi sebagai

praktek-praktek sosial

regular.

Kondisi-kondisi yang

mengatur

keterulangan atau

transformasi struktur-

struktur, dan

karenanya reproduksi

sistem-sistem sosial

38

Zainuddin Maliki, Rekonstruksi Teori Sosial Modern, h. 300. 39

Anthony Giddens, Teori Strukturasi: dasar-dasar pembentukan struktur sosial

masyarakat. Penerjemah Maufur dan Daryanto, h. 40.

Page 47: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

34

sistem-sistem sosial. itu sendiri.

(Tabel 2.2)

Konsep Struktur, Sistem dan Strukturasi

Dalam hal ini, struktur, sistem dan strukturasi dapat dikatakan

memiliki wujudnya masing-masing. Struktur digambarkan sebagai sebuah

aturan dan sumber daya atau rangkaian jaringan perubahan dalam bentuk

properti praktek sosial. Struktur mengikat ruang dan waktu, dan ditandai

dengan tanpa kehadiran subjek. Sementara sistem sosial memuat tentang

situasi aktivitas manusia sebagai pelaku melakukan proses produksi dan

reproduksi sepanjang ruang dan waktu. Sedangkan strukturasi merupakan

mode dimana sistem sosial didasarkan pada aktivitas aktor yang diketahui

yang juga menggambarkan aturan dan sumber daya dalam berbagai

konteks tindakan.40

e. Ruang dan Waktu

Berkaitan dengan ruang dan waktu, dalam teori strukturasi Giddens

memberikan kritiknya terhadap beberapa teori-teori sosial yang cenderung

memperlakukan waktu dan ruang sebagai lingkungan (environment)

tempat suatu tindakan sosial dilakukan atau sebagai faktor yang tidak

tetap. Padahal menurut Giddens, ruang dan waktu turut serta membentuk

tindakan atau kegiatan sosial. Tanpa ruang dan waktu tidak akan ada suatu

yang dimaknakan sebagai tindakan. Misalnya ketika mahasiswa

mendengarkan dosen di kelas (ruang) pada jam 8 sampai jam 10 (waktu),

tindakan tersebut dimaknakan sebagai berkuliah.

40

Zainuddin Maliki, Rekonstruksi Teori Sosial Modern, h. 300-301.

Page 48: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

35

Dalam berbicara tentang ruang, Gidens mengartikan ruang sebagai

lokal (locale) daripada tempat. Dalam konteks ini Giddens menawarkan

konsep regionalitas (regionalization) dimana konsep tersebut menujuk

pada pola lokalisasi atau penzonaan tindakan sosial sehari-hari manusia

dalam ruang dan waktu. Saat di kampus misalnya, terdapat ruang kelas,

ruang dosen dan kamar mandi. Berbagai ruang tersebut tidaklah sama

waktu penggunaan, siapa yang menggunakan, aktivitas apa yang

dilakukan, maupun cara menggunakannya. Contoh tersebut sebagai

ilustrasi sederhana yang memberikan gambaran adanya regionalisasi atau

penzonaan tindakan sosial sehari-hari dalam konteks ruang dan waktu.

Guna mengkaji lebih dalam tentang ruang dan waktu dalam

strukturasi, Giddens memberikan konsep perentangan waktu-ruang (time-

space distanciation). Yang sebenarnya berisi pencabutan waktu dari

ruang. Perentangan waktu-ruang merupakan merentangkan sistem-sistem

sosial melintasi ruang-waktu, atas dasar mekanisme sistem sosial dan

integrasi sistem. Dalam konteks ini, integrasi sosial adalah timbal balik

antara pelaku individual atau kelompok dalam rentang waktu yang lebih

luas di luar kehadirannya satu sama lain (co presence).41

Dari konsep ini,

Giddens membedakan masyarakat moderen dengan masyarakat tradisional

melihat pada bentuk pengkoordinasian ruang dan waktu dalam praktek-

praktek sosial yang dilakukan. Pada masyarakat tradisional, koordinasi

sosial beserta praktek-prakteknya dilakukan melalui pertemuan atau

kehadiran pelaku (co presence). Transaksi jual beli harus dengan

41

Ida Bagus Wirawan, Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma: fakta sosial, definisi

sosial dan perilaku sosial, h.303.

Page 49: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

36

pertemuan antara pembeli dan penjual. Memakan waktu yang cukup lama

jika melihat jarak antara pembeli dan penjual berada di daerah yang

berbeda. Sedangkan dalam konteks masyarakat moderen, transaksi tesebut

bisa dilakukan dalam sekejap lewat telepon. Pada konteks ini, transaksi

jual beli moderen tersebut merupakan tindakan pencabutan

(disembedding) waktu dari ruang.

Page 50: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Paradigma Penelitian

Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita

yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi

kehidupan mereka dengan yang lain dalam konstruktivis, setiap individu

memiliki pengalaman unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi

seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam

memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas

pandangan tersebut.1

Creswell menyatakan hal yang serupa dengan Patton dalam hal

menafsirkan kerangka konstruktivisme. Individu-individu berusaha

memahami dunia tempat mereka hidup dan bekerja. Mereka mengembangkan

makna-makna subjektif yang mengarah pada objek tertentu dalam

menafsirkan pengalaman mereka. Para peneliti konstruktivis sering kali

berfokus pada proses interaksi di antara individu. Mereka juga memfokuskan

penelitiannya pada konteks spesifik di mana masyarakat hidup dan bekerja

dalam rangka untuk memahami latar belakang sejarah kebudayaan para

partisipan.2

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma

konstruktivis bersifat subjektif. Data adalah sesuatu yang menjadi perasaan

dan keinginan pihak yang diteliti untuk menyatakannya dengan penafsiran

1 Michael Quinn Patton, Qualitative Research and Evaluation Methods, 3rd ed.

(California: Sage Publications, Inc, 2002), h. 96-97. 2 John W. Creswell, Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara Lima

Pendekatan, penerjemah Ahmad Lintang, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), h. 32-33.

Page 51: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

38

atau konstruksi makna.3 Kajian paradigma konstruktivisme ini menempatkan

posisi peneliti setara dan sebisa mungkin masuk dengan subjeknya, dan

berusaha memahami dan mengkonstruksikan sesuatu yang menjadi

pemahaman subjek yang akan diteliti.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk

menemukan atau memperoleh data yang diperlukan.4 Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah mencari keadaan,

variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi. Metode deskriptif

menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (naturalistic setting).

Metode deskriptif ini tidak menguji sebuah hipotesis atau membuat prediksi.5

Metode deskriptif merupakan penggambaran, pemahaman, penamaan,

interpretasi, penafsiran, pengembangan dan eksplorasi terhadap suatu masalah

penelitian. Metode ini mengharuskan peneliti untuk terjun ke lapangan serta

tidak berusaha memanipulasi variabel. Penggambaran yang dilakukan

berkenaan dengan transformasi yang ada pada sistem Majelis Rasulullah SAW

dalam praktek-praktek dakwahnya. Teori strukturasi juga memerlukan

penafsiran dan penggambaran secara deskriptif dalam melihat hubungan para

pelaku dan struktur yang terpapar dalam praktek-praktek dakwah di Majelis

Rasulullah SAW.

3 Creswell, Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara Lima Pendekatan, h.

32. 4 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

h. 9. 5 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 24-25.

Page 52: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

39

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui

pengumpulan data yang mendalam.6

Dengan mengamati kasus dari berbagai sumber data yang digunakan

untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif, berbagai

aspek individu, kelompok suatu program, organisasi atau peristiwa secara

sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam

instrumen pengumuman data. Karena itu, periset menggunakan wawancara,

observasi partisipan, dokumentasi-dokumentasi, rekaman bukti-bukti fisik.7

4. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam riset ilmu sosial, hal yang penting adalah menentukan sesuatu

yang berkaitan dengan apa dan siapa yang ditelaah.8 Yang menjadi subjek

penelitian dalam penelitian ini adalah pelaku yang ada dalam sistem Majelis

Rasulullah SAW diantaranya Habib Munzir, Dewan Syuro, Tim Inti, Staf,

Crew, Aktivis dan Jamaah. Adapun yang menjadi objek penelitiannya adalah

praktek sosial yang ada di Majelis Rasulullah SAW.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekretariat Majelis Rasulullah SAW dan pada

Majelis Rasulullah SAW rutin malam Senin di Masjid Al Munawar Pancoran,

Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian ini sejak April 2016 – Agustus

2016.

6 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2010), h. 56. 7 Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, h. 25.

8 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), h. 66.

Page 53: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

40

6. Sumber dan Jenis Data

Untuk memperoleh data-data yang lengkap dan akurat, peneliti

menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari narasumber melalui observasi dan wawancara yang

dilakukan oleh peneliti di lapangan. Dalam menetapkan informan untuk

pengambilan sampel dengan bantuan key-informan, dari key-informan inilah

akan berkembang sesuai petunjuknya.9 Dalam hal ini peneliti hanya

mengungkapkan kriteria sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel. Data

sekunder adalah data yang peneliti peroleh dari sumber-sumber tertulis seperti

yang terdapat dalam buku, jurnal, dokumentasi atau arsip-arsip dan literatur

lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.10

Data sekunder

tidak hanya berupa tulisan tetapi juga berupa data yang diperoleh dari

informan yang mengetahui informasi tentang apa yang sedang diteliti serta

mendukung penelitian tersebut.

7. Teknis Pengumpulan Data

1. Observasi Partisipatif

Secara luas, observasi atau pengamatan berarti kegiatan untuk

melakukan pengukuran.11

Proses pengumpulan data primer dengan

cara pengamatan langsung dan melakukan pencatatan terhadap objek-

objek terkait. Yang termasuk dalam teknik observasi adalah interaksi

(perilaku) yang terjadi di antara subjek yang diriset.12

Menurut

9 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), h. 31. 10

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2009), h. 137. 11

Soehartono, Metode Penelitian Sosial, h. 69. 12

Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 110.

Page 54: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

41

Stainback, dalam obeservasi partisipatif peneliti mengamati hal-hal

yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan

ikut berpartisipasi dalam kegiatan mereka.13

Penelitian ini mengkhususkan observasi partisipatif ke dalam

bentuk partisipasi lengkap (complete participation). Dalam melakukan

pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap segala

kegiatan yang dilakukan sumber data.14

Peneliti pada penelitian ini

masih menjadi jamaah aktif yang rutin hadir di Majelis Rasulullah

SAW selama kurang lebih 6 tahun hingga sekarang dan mengalami

masa kepemimpinan Habib Munzir sebagai pendiri serta masa setelah

wafatnya Habib Munzir yakni Dewan Syuro.

Alasan peneliti menggunakan pengamatan ini ialah pertama untuk

memperoleh pandangan secara menyeluruh tentang gejala yang diteliti,

kedua menemukan hal-hal yang tidak terkungkap dalam wawancara,

ketiga menemukan hal yang di luar dari persepsi narasumber

wawancara, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih

komprehensif dan keempat untuk memperkaya data penelitian dengan

menjelaskan perasaan suasana situasi dan kondisi sosial yang diteliti.

Objek pengamatan dalam penelitian ini seperti yang dikemukakan

Spradley ialah sebagai situasi sosial.15

Objek tersebut terdiri dari tiga

komponen yaitu place, tempat berlangsungnya aktivitas dalam situasi

sosial yakni dalam penelitian ini Majelis Rasulullah SAW di Masjid Al

Munawar. Actor, orang atau pelaku yang melakukan aktivitas tertentu

13

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods, h. 310. 14

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods, h. 312. 15

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods, h. 313.

Page 55: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

42

yakni Dewan Syuro, Dewan Guru, Staff, Crew atau panitia dan Jamaah

Majelis Rasulullah SAW. Activity kegiatan yang dilakukan oleh para

pelaku dalam situasi sosial yang sedang berlangsung yakni tindakan-

tindakan yang dilakukan para pelaku dalam Majelis Rasulullah SAW.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.16

Wawancara menurut Esterberg (2002) merupakan pertemuan dua

orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab

sehingga dapat digambarkan makna dalam topik tertentu.17

Wawancara juga sebagai teknik pelengkap dalam proses

mengumpulkan data penelitian setelah observasi untuk mengetahui

lebih mendalam tentang partisipan atau situasi dan fenomena yang

hendak diteliti. Bahkan lebih dari itu, Esterberg (2002) juga

mengatakan bahwa wawancara merupakan hatinya penelitan sosial.

Bila kita melihat penelitian ilmu sosial, maka akan dapat ditemui

wawancara menjadi dasar dalam penelitian tersebut.18

Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah

wawancara semiterstruktur (semistructure interview) yakni tidak

menggunakan pertanyaan tertulis dan tidak menggunakan jawaban

sebagai alternatif yang digunakan ketika bertanya kepada narasumber

seperti pada wawancara terstruktur.19

Peneliti dalam wawancara ini

16

Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 100. 17

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods, h. 316. 18

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods, h. 317. 19

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods, h. 318.

Page 56: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

43

telah membuat atau merumuskan kerangka dan garis besar pokok-

pokok yang akan ditanyakan, meskipun tidak ditanyakan secara

berurutan. Pokok-pokok wawancara hanyalah berisi petunjuk secara

garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar

pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.20

Pada penelitian ini, narasumber yang akan diwawancarai adalah

orang-orang yang mengalami periode kepemimpinan Habib Munzir

dan Dewan Syuro. Pertama ialah Muhammad Syukron Makmun selaku

tim inti pada masa Habib Munzir dan sebagai salah satu bagian Dewan

Pengurus Pusat pada masa Dewan Syuro. Habib Muhammad Al Kaff

dan Nurul Hidayat selaku bagian lain dari Dewan Pengurus Pusat.

Dalam prosesnya, alat-alat yang digunakan dalam wawancara ialah

buku catatan untuk mencatat poin yang disampaikan oleh narasumber

dan tape recorder untuk merekam percakapan agar tidak terlewatkan

yang sebelumnya sudah diberikan izin oleh sumber data untuk

menggunakannya.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan suatu kejadian atau peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berupa tulisan, gambar, video, atau

karya-karya monumental dari seseorang.21

Penggunaan data

dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi

yang berhubungan dengan data-data tentang berbagai hal yang

berhubungan dengan objek yang diteliti yakni Majelis Rasulullah

20

Soehartono, Metode Penelitian Sosial, h. 67. 21

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods, h. 326.

Page 57: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

44

SAW. Dokumentasi tersebut bersumber dari buku-buku, artikel, situs

milik Majelis Rasulullah SAW, Wikipedia, youtube, dan media-media

online serta VCD dan DVD ceramah ataupun perjalanan dakwah

Majelis Rasulullah SAW.

8. Teknik Analisis Data

Menurut Patton seperti yang dikutip oleh Moleong, bahwa analisis data

adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu

pola, mengkategorikan pola dan memberikan uraian dasar dari katergori-

kategori tersebut.22

Pengertian tersebut memberikan gambaran tentang betapa

pentingnya kadudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian serta

untuk menemukan teori dari data tersebut sebagai prinsip pokok dari

penelitian kualitatif.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan prosedur

analisis yang dikemukakan oleh Strauss dan Corbin dengan tiga jenis

pengkodean utama, yaitu:23

A. Pengodean Terbuka (Open Coding)

Pengodean terbuka merupakan bagian analisis berhubungan dengan

penamaan dan pengkategorian suatu fenomena melalui pegujian data

sacara detail dan teliti. Selama proses pengodean terbuka, data dipecah ke

dalam bagian-bagian yang terpisah. Kemudian diuji secara cermat,

dibandingkan persamaan ataupun perbedaanya dan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang tercermin dalam data.

22

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007), h. 103. 23

Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan

Teknik-teknik Teoritisasi Data, penerjemah Shodiq dan Imam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003), h. 55-156.

Page 58: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

45

Proses dalam pengodean terbuka dilakukan dengan beberapa cara.

Pertama, memberikan pelabelan pada fenomena. Yakni menguraikan dan

mengonseptualisasikan dalam hasil data observasi, transkip wawancara,

ataupun dokumentasi baik itu berupa kalimat, paragraf, insiden, ide, atau

peristiwa, menjadi sebuah konsep yang mewakili suatu fenomena. Kedua,

menemukan kategori-kategori setelah mengidentifikasi fenomena dalam

data. Mengelompokkan konsep yang sangat banyak menjadi satu kesatuan

yang memiliki keterhubungan makna yang bisa disebut pengkategorian.

Ketiga, pemberian nama sebuah kategori yang berikan oleh peneliti. Nama

yang dipilih ialah nama yang logis berhubungan dengan data yang

mewakilinya. Pengkategorian tersebut juga tidak terlepas dari teori yang

digunakan peneliti dalam penelitian.

B. Pengodean Berporos (Axial Coding)

Pengodean berporos merupakan seperangkat prosedur penempatan

data kembali dengan cara-cara baru setelah pengodean terbuka, membuat

dimensi hubungan antara kategori dan subkategori berdasarkan kondisi

kausal yang memunculkannya. Teori substantif muncul melalui pengujian

adanya persamaan dan perbedaan dalam tata hubungan tersebut.

Pengodean berporos pada umumnya menyederhanakan kategori-kategori

yang kompleks menjadi dimensi-dimensi untuk mempermudah

mengaitkan dengan teori substantif yang digunakan.

C. Pengodean Berpilih (Selective Coding)

Pengodean berpilih juga merupakan proses pemilihan kategori inti,

pengaitan kategori inti terhadap kategori lainnya secara sistematis,

Page 59: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

46

pengabsahan hubunganannya, mengganti kategori yang perlu diperbaiki

dan dikembangkan lebih lanjut. Langkah yang digunakan dalam

pengodean selektif diantaranya ialah membuat cerita (story) deskriptif

tentang fenomena penelitian yang utama, dikembangkan menjadi alur

cerita (story line) berupa konseptualisasi cerita dan dimunculkan kategori

inti (core category) yakni berupa fenomena utama yang menggabungkan

kategori-kategori lainnya. Menghubungkan kategori-kategori tambahan di

sekitar kaegori inti dengan paradigma lalu menghubungkan kategori-

kategori pada level dimensionalnya.

Page 60: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS DATA

1. Profil Majelis Rasulullah SAW

Majelis Rasulullah SAW merupakan salah satu majelis terbesar dan

terbanyak jamaahnya di Jakarta. Pada setiap majelisnya, lebih dari seribu

orang berkumpul untuk mengikuti acara pengajian. Terdiri dari laki-laki dan

perempuan yang dibatasi hijab1 pada setiap acara tersebut. Pada Peringatan

Hari Besar Islam (PHBI) seperti, Isra Mi‟raj, Nudzulul Qur‟an, Maulid Nabi

Muhammd SAW, tahun baru Hijriah atau Muharram dan lain sebagainya,

jamaah MR hingga mencapai 100 ribu orang bahkan lebih dari berbagai

daerah di Indonesia hingga mancanegara. Acara tersebut hingga

mendatangkan para ulama Internasional diantaranya, Habib Umar bin Hafidz

(Hadramaut, Yaman), Habib Ali al Jufri (Abu Dhabi, Arab), Habib Zein bin

Smith (Madinah, Arab Saudi), Habib Salim As Syatiri (Mekah, Arab Saudi),

serta ulama lain. Para ulama Indonesia pun banyak yang datang menghadiri

acara tersebut diantaranya KH. Arifin Ilham, Ust. Yusuf Mansyur, KH. Idris

Marzuki (Lirboyo), KH. Muhyiddin (Cirebon) dan ulama lainnya.

1 HIjab merupakan dinding pemisah antara jamaah laki-laki dan perempuan. Biasanya

terbuat dari kain berwarna hitam yang dijulurkan untuk membatasi jamaah.

Page 61: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

48

Gambar 4.1

Pemberitaan MR di WSJ

Sumber: www.majelisrasulullah.org

MR mendapat perhatian khusus dari Wall Street Journal (WSJ) Amerika

Serikat dengan melakukan peliputan pada peringatan Maulid Nabi tahun 2012.

Media asal negeri Paman Sam tersebut memberikan apresiasi dengan

mengangkat judul, “Moderat Islamic Preachers Gain Follower in Indonesia”.

Mayoritas jamaah yang terdiri dari muda-mudi dalam gemerlapnya kota

metropolitan Jakarta tertunduk khusyuk‟ di bawah bendera MR menjadi

ketertarikan tersendiri bagi WSJ.2 Pada tahun yang sama duta besar Amerika

untuk Indonesia yakni Scot Marciel melakukan pertemuan khusus dengan

pimpinan MR yakni Habib Munzir bin Fuad al Musawa. Dalam pertemuan

singkat tersebut Scot berbincang dengan Habib Munzir terkait toleransi

beragama dan dialog lintas agama, guna merekatkan persatuan antara umat

manusia di Amerika dan Indonesia, khususnya di Jakarta. Selain WSJ yang

meliput kegiatan MR, media asal Jepang NHK pada 18 April 2016 juga

melakukan kegiatan yang sama. Peliputan tersebut dilakukan pada pengajian

rutin yang diadakan MR setiap Malam Selasa di Masjid Al Munawar,

Pancoran, Jakarta Selatan. Mashu Uruta yang menjabat sebagai Program

Director NHK Jepang mengatakan bahwa dirinya tidak menyangka

athmosphere acara pengajian di Indonesia hampir mirip dengan sebuah acara

festival, ada banner, orang bermain alat musik, dan dia sangat menyukai cara

pengajian semacam itu, dengan cara berdoa mendengarkan musik yang

2 www.wsj.com, diakses pada 23 Juli 2016 pukul 17.00 WIB, (item Articles).

Page 62: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

49

terdengar sangat bagus.3 Tak kalah dengan media asing, media lokal pun

gencar melakukan pemberitaan pada setiap acara besar MR, baik media cetak,

elektronik maupun online.

Selain berdakwah secara langsung dalam majelis, Habib Munzir sebagai

pendiri MR pada masa hidupnya juga sering mengisi tausiah pada program

acara televisi diantaranya, Damai Indonesiaku (TV One), Titian Qalbu (TPI),

OASIS (Metro TV), Mutiara Subuh (ANTV), Embun Pagi (Indosiar).

Metode pengajian yang dilakukan MR yaitu melakukan pengkajian kitab-

kitab kuning4 seperti, Kitab As Syifa karya Imam Qadhi Iyadh, Fathul Baari

karya Imam Hajar al Asqolany, Sahih Bukhori karya Imam Bukhori, Nurul

Iman dan Qutuful Falihin karya Habib Umar bin Hafidh (Hadits), Ar Risalah

Al Jami‟ah karya Habib Zein bin Smith, Safinatun Najah karya Syeikh Salim

bin Sumair (Fiqih). Metode pengajarannya yaitu dilakukan secara sistematis

dan terjadwal. Para petugas (kru MR) biasanya menfotokopi lembaran

hadist/kitab yang akan dibahas dan mendistribusikannya kepada jamaah MR.

Setelah wafatnya Habib Munzir yang merupakan pimpinan MR pada 15

September 2013, tampuk kepemimpinan majelis sementara dipegang oleh

Dewan Syuro yang terdiri dari Habib Mukhsin bin Idrus al Hamid, Habib

Nabiel bin Fuad al Musawa (kakak dari Habib Munzir) dan Habib Ahmad al

Bahar. Hingga kini sepak terjang dakwah MR tidak hanya tersentralisir di

Jakarta dan pulau Jawa. Dakwah MR meliputi, Bali, Papua, Sumatera,

Kalimantan, serta daerah lain di Indonesia, hingga ke beberapa negara

3 www.majelisrasulullah.org, diakses pada 23 Juli 2016 pukul 17.30 WIB, (item Artikel).

4 Kitab kuning merupakan istilah nama untuk menyebutkan nama kitab-kitab terdahulu

yang dikarang oleh para ulama besar. Kitab Kuning tetap bersandar pada Al Qur‟an dan Hadist

serta ijma‟ (kesepakatan) ulama. Metode kitab kuning di Indonesia khususnya masih dipakai

dalam kurikulum diberbagai pesantren dan sekolah Islam.

Page 63: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

50

tetangga seperti, Singapura, Malaysia, Hongkong, Jepang, Korea, dan

beberapa negara lain. Metode dakwah yang dilakukannya tetap sama seperti di

Jakarta yaitu melalui pengajian rutin dan kegiatan sosial-keagamaan lain. Pada

masa Habib Munzir pimpinan majelis diberbagai cabang tersebut merupakan

rekomendasi langsung darinya. Hingga kini kegiatan MR terus berlanjut dan

dinamis hingga merambah ke ranah dakwah virtual seperti website, media

sosial, aplikasi, dan video streaming.

A. Sejarah Berdiri Majelis Rasulullah SAW

Majelis Rasulullah SAW didirikan oleh Habib Munzir bin Fuad Al

Musawa. Awal berdirinya majelis ini ialah ketika sang habib pulang

menuntut ilmu agama dari Hadramaut, Yaman. Habib Munzir dan

ketigapuluh sembilan temannya dari Indonesia berangkat menuju Yaman

pada tahun 1994 dan kembali ke Indonesia tahun 1998. Mereka memikul

amanah yang sama, yakni menyebarkan ilmu yang sudah didapat selama

di Yaman kepada umat.

Pada awal dakwahnya kepada umat setelah menimba ilmu agama di

Yaman, Habib Munzir berbeda dengan ketigapuluh sembilan teman

seangkatannya dari Yaman yang lain. Dia hanyalah anak dari seorang

mantan wartawan yang tidak punya pesantren ataupun institusi sebagai

tempat bernaung untuk menyebarkan ilmu agama. Berbeda dengan teman

seangkatannya yang langsung menempati posisi penting di pesantren

ataupun di institusi milik keluaganya. Dengan keadaan yang demikian,

Habib Munzir tidak putus asa karena memang sudah kewajibannya

menyebarkan ilmu agama sebagai seorang ulama. Meskipun beliau sadar

Page 64: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

51

bahwa perjalanan dakwahnya akan menemui kesukaran dan medan yang

berat.

Habib Munzir memulai perjalanan dakwahnya di daerah Cipanas,

Bogor, namun tidak berkembang. Lalu ia memutuskan untuk berdakwah di

Jakarta dengan mulai mencari jamaah atau mendatangi umat, bukan

sebaliknya umat yang mendatanginya. Tak ada pilihan lagi, hanya cara

tersebut yang bisa ia lakukan agar kewajibannya sebagai seorang

pendakwah (Da‟i) bisa ditunaikan. Mengawalinya dengan mendatangi

rumah demi rumah, mengetuk pintu demi pintu yang berkenan menerima

dakwah beliau, duduk dan bercengkrama dengan jamaahnya, hingga

mendengarkan masalah para jamaah serta berusaha mencarikan solusi

terkait permasalahan tersebut.

Berawal dari enam orang jamaah yang setia mendampingin dakwah

Habib Munzir. Merekapun kemudian mengusulkan kepada Habib Munzir

agar mendirikan majelis taklim. Beliaupun setuju dan memilih malam

selasa sebagai jadwal majelis taklimnya. Malam selasa dipilih oleh Habib

Munzir karena ingin mengikuti kebiasaan gurunya yakni Habib Umar bin

Hafidh yang juga membuat majelis pada malam tersebut.

Walau berdakwah di Jakarta, Habib Munzir tetap tinggal bersama

Ibunya di daerah Cipanas, Bogor. Setiap akan menghadiri majelis malam

selasa, ia berangkat dari Cipanas hari senin dengan menumpang bus

karena minimnya biaya. Tak jarang ia berangkat pada malam seninnya

karena khawatir dengan „olok-olokan‟ orang terminal bus. Sebab, cara

berpakaiannya dianggap tak lazim yakni dengan memakai sorban, peci

Page 65: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

52

yang tak seperti orang berpergian pada umumnya. Kemudian jika sampai

di Jakarta sudah sangat malam, biasanya beliau berjalan mendatangi

rumah-rumah para jamaahnya itu.

Habib Munzir rela berjalan berkilo-kilo meter untuk mengunjungi

satu demi satu rumah para jamaahnya itu untuk sekedar menumpang

istirahat serta menginap hingga malam Selasa tiba. Terkadang jamaah

yang ia datangi rumahnya tidak membukakan pintu, mungkin mereka

sudah tertidur pulas karena lelah dan sudah malam sehingga tidak

mendengar ketukan dan salamnya. Bila sudah demikian, ia akan berjalan

menuju jamaahnya yang lain dan melakukan hal yang sama. Ketika mulai

kelelahan untuk berjalan kerumah jamaah lain yang hanya segelintir, ia

memutuskan untuk tidur di emperan toko atau di teras rumah jamaahnya

yang hanya berbantalkan sorban tanpa selimut.5

Majelis pada malam selasa tersebut berkembang pesat dari minggu ke

minggu. Jamaah semakin banyak sehingga rumah pun tidak bisa

menampung para jamaah. Akhirnya Habib Munzir membawa para

jamaahnya untuk berpindah dari satu Mushola ke Mushola yang lain. Dan

terus bertambah jamaah hingga Musholah pun tak mencukupi para jamaah

yang semakin banyak, hingga ia pun membawa para jamaah berpindah

dari Masjid ke Masjid. Pada saat itu memang mayoritas jamahnya berasal

dari kalangan awam tentang ilmu agama bahkan ada pula yang berumur

lebih tua darinya.

5 www.majelisrasulullah.org, Diunduh pada tanggal 18 Juli 2016 jam 07.17 (item,

biografi majelis rasulullah).

Page 66: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

53

Dikisahkan bahwa ketika Habib Munzir sudah duduk dan siap

mengajar, para jamaah masih duduk santai sambil ngobrol, minum kopi

dan merokok. Tetapi dengan berpegang teguh kepada cara dakwah

gurunya, yakni mengajar dengan lemah lembut dan kasih sayang, ia tak

membantah dan memaksa untuk segera memulai pengajian. Bahkan ia

mempersilahkan mereka untuk merokok, minum kopi dan ngobrol sampai

puas. Mereka tak jarang berkata, “santai dulu ya, Bib. Kita ngopi dulu,

ngerokok dulu, sambil nunggu yang lain”.6

Di saat banyaknya jamaah yang hadir pada majelis malam selasa

tersebut, maka Habib Munzir mengambil lokasi di empat masjid besar

dengan bergantian tiap minggunya. Masjid besar tersebut diantaranya

Masjid Raya Al Munawar Pancoran Jakarta Selatan, Masjid Raya At-

Taqwa di Pasar Minggu Jakarta Selatan, Masjid Raya At-Taubah Rawa

Jati Jakarta Selatan, dan Ma‟had Darul Ishlah Pimpinan KH. Amir

Hamzah di jalan Raya Buncit Kalibata Pulo. Namun dikarenakan semakin

banyaknya jamaah yang hadir, sehingga apabila sering berpindah-pindah

tempat kasihan dengan jamaah yang tidak memiliki kendaraan. Maka

Habib Munzir memutuskan majelis malam selasa hanya di Masjid Raya Al

Munawar Pancoran Jakarta Selatan.7

Sejak pertama kali pindah ke Masjid Al Munawar, jamaah hanya

berkisar separuh dari ruangan Masjid. Kemudian Habib Munzir berucap

kepada jamaah, “Jamaah semakin banyak. Setelah setengah dari Masjid

6 M. Guntur dan Tim Majelis Rasulullah, Habib Munzir: Menanam Cinta untuk Para

Kekasih Rasulullah, (Jakarta: QultumMedia, 2013), h. 29. 7 www.majelisrasulullah.org, Diunduh pada tanggal 18 Juli 2016 jam 07.17 (item,

biografi majelis rasulullah).

Page 67: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

54

ini, nanti mereka akan memenuhi Masjid, kemudian sampai keluar Masjid.

Insya Allah”.8 Ternyata doanya tersebut diijabah oleh Allah, jamaah

semakin banyak dan majelis ini pun memerlukan nama untuk kepentingan

surat-menyurat, izin serta undangan dan lain sebagainya. Kemudian ada

yang memberikan saran kepadanya untuk menamakan majelisnya dengan

nama Majelis Habib Munzir, beliau pun tidak menyetujuinya. Dengan

spontan beliau berkata, ”Majelis Rasulullah saja, kan hakikatnya setiap

majelis itu mengajarkan ajaran Rasulullah SAW”. Kemudian disepakati

majelis tersebut bernama Majelis Rasulullah SAW.9

Sebenarnya Habib Munzir mengambil nama Majelis Rasulullah SAW

bukan berdasarkan kaidah tata bahasa Arab yang benar. Ia menghindari

persepsi yang salah dari masyarakat awam. Secara kaidah bahasa Arab

yang benar ialah Majelis Rasulillah, tetapi masyarakat yang saat itu

menjadi jamaahnya kebanyakan dari kalangan awam. Dikhawatirkan kalau

memakai kata Rasulillah persepsi mereka bahwa ini adalah Majelis Nabi

baru, karena yang mereka tahu hanyalah Rasulullah SAW sebagai Nabi

terakhir.10

Hingga kini majelis malam selasa yang menjadi awal mula lahirnya

nama Majelis Rasulullah SAW tetap berlangsung hingga sekarang.

Banyak majelis di Malam lain yang Majelis Rasulullah SAW buat, tetapi

majelis malam selasa tetap ada dan bahkan menjadi majelis induk. Kini

8 M. Guntur dan Tim Majelis Rasulullah, Habib Munzir: Menanam Cinta untuk Para

Kekasih Rasulullah, h. 29. 9 www.majelisrasulullah.org, Diunduh pada tanggal 18 Juli 2016 jam 07.17 (item,

biografi majelis rasulullah). 10

M. Guntur dan Tim Majelis Rasulullah, Habib Munzir: Menanam Cinta untuk Para

Kekasih Rasulullah, h. 30-31.

Page 68: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

55

jamaah berkisar 10.000 yang hadir pada majelis tersebut setiap

minggunya.11

B. Visi dan Misi

Visi dari Majelis Rasulullah SAW yaitu mengajak masyarakat secara

umum untuk dapat mengenal secara menyeluruh sosok Kemuliaan dan

Keagungan Rasulullah SAW, yang dengan mengenalnya akan bangkitlah

kecintaan kepada beliau SAW, bangkitlah kecintaan kepada sunnah-

sunnah-nya SAW dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai idola, sebagai

contoh dan sebagai sandaran, hingga terciptalah masyarakat yang Nabawi.

Dakwah adalah Misi utama dari seluruh aktifitas kegiatan yang

dilakukan oleh “MAJELIS RASULULLAH SAW” dan dakwah tersebut

selalu diperluas serta bervariatif yang kesemuanya itu untuk memberikan

pilihan atau kemudahan kepada masyarakat luas pada umumnya dan para

pemuda serta pemudi khususnya sehingga mereka dapat menerima

penyampaian dakwah yang dilakukan oleh “MAJELIS RASULULLAH

SAW”.12

C. Struktur Kepengurusan

Dewan Kehormatan : Habib Umar bin Hafidh

Dewan Syuro

Ketua : Habib Mukhsin bin Idrus Al Hamid

Wakil Bidang Dakwah : Habib Nabiel bin Fuad Al Musawa

Wakil Bidang Kewirausahaan : Habib Ahmad Al Bahar

Dewan Pengurus Pusat

11

www.majelisrasulullah.org, Diunduh pada tanggal 18 Juli 2016 jam 07.17 (item,

biografi majelis rasulullah). 12

Dokumentasi Majelis Rasulullah SAW

Page 69: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

56

Ketua Dewan Guru : Habib Ja‟far bin Baqir Al Athas

Wakil Ketua Dewan Guru : Habib Alwi Al Habsyi

Ketua Pengurus Harian : Habib Baqir bin Alwi bin Yahya

Sekretaris Umum : Muhammad Syukron Makmun

Wakil Sekretaris 1 : Muhammad Ainiy

Wakil Sekretaris 2 : Muhammad Thohir

Bendahara Umum : Habib Ramzi bin Fuad Al Musawa

Wakil Bendahawa Umum : Fauzan Hakim

Ketua Pengelolaan Aset : Sumardin

Wakil Ketua Pengeolaan Aset : Adhi

Humas Bidang Umum : Habib Muhammad bin Alwi Al Kaf

Humas Bidang Keagamaan : Ust. Ahmad Afif Abdullah

Ketua Koordinator Multimedia : Ashadi Perwira

Desain Grafis & Opt. Video : Nurul Hidayatullah

Cameraman : Mahfudz

Juru Tulis Materi Ceramah : Abdul Rojak

Dokumentasi Database File V/A : Fauzan Romhdoni

Duplicator V/A13

: Alan

Ketua KTU14

: Nasrullah

Wakil Ketua KTU : Baihaqi

Ketua PPMRS : Hikmah

Projectorman : Daud

Ketua Tim Hadroh : Muhammad Qolby

13

Video atau Audio 14

Koordinator Teknis Umum

Page 70: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

57

Wakil Ketua Tim Hadroh : Muhammad Ali

Driver : Komaruzaman & Ari

Staff Rumah Tangga Markaz : Fadhli – Munawwir15

D. Kantor Sekertariat

MARKAS MAJELIS RASULULLAH SAW

Jl.Cikoko barat V Rt.03/05 No.66 Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan –

12770.

Telp.021-7986709.

E. Program-program

Sejak awal berdirinya MR konsen pada dakwah dan pengajian secara

langsung dengan membahas berbagai disiplin ilmu agama, namun di

tengah perkembangan dakwah MR yang dinamis, tercetus beberapa

program diantaranya: program pengajian, program sosial, program

kewirausahaan dan program dakwah virtual.

1. Program Pengajian atau Majelis

Pengajian Malam Selasa merupakan program majelis rutin

mingguan yang berperan sebagai induk karena menjadi awal

munculnya pengajian MR pada malam-malam lain. Pengajian tersebut

berlangsung pada pukul 20.15 s/d 22.00 WIB yang bertempat di

Masjid Al Munawar Pancoran, Jakarta Selatan. Acara pengajian

diawali dengan membaca Maulid atau Sejarah Nabi Muhammad SAW

dengan diiringi tabuhan Hadroh. Kemudian dilanjutkan dengan

ceramah agama dengan pembahasan kitab Hadits dan Fiqih yang

15

Dokumentasi Majelis Rasulullah SAW

Page 71: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

58

disampaikan oleh Habib Munzir atau Dewan Pengajar MR. Biasanya

hadits atau kitab yang akan dibahas diperbayak (foto copy) kemudian

didistribusikan kepada jamaah. Acara diakhiri dengan dzikir dan doa

penutup.

Selain Majelis Malam Selasa, ada Majelis Malam Jumat

merupakan majelis rutin kedua MR. Pengajian tersebut menetap di

Gedung Dalail Khoirat, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Secara

umum waktu dan runtutan acara pada majelis ini sama seperti acara

pada malam selasa. Yang membedakan hanya tidak adanya distribusi

lembaran hadits sebab ceramah agama yang disampaikan sebagai

perluasan dari pembahasan hadits pada malam selasa.

Majelis Keliling juga merupakan majelis yang diadakan MR pada

hari-hari lain selain malam selasa dan malam jumat. Pengajian tersebut

biasanya diadakan karena adanya undangan dari masyarakat atau

majelis lain. Secara teknis, waktu runtutan acara sama seperti pada

malam jumat. Yang membedakan pada majelis malam minggu selepas

acara majelis selesai, dilanjutkan dengan ziarah kubur ke makam

ulama-ulama di sekitar Jakarta.

Selain acara rutin mingguan yang diadakan MR, ada majelis rutin

tahunan yang diadakan yang biasa disebut dengan Event Akbar atau

Tabligh Akbar. Majelis ini merupakan kegiatan MR yang diadakan

dalam rangka memperingati hari-hari besar Islam atau pada momen

tertentu. Seperti Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang

diadakan pada pagi hari pukul 07.00 s/d 09.00 WIB di Lapangan

Page 72: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

59

Silang Monas dan atau Masjid Istiqlal Jakarta Pusat, selain itu ada

perayaan Isra‟ Mi‟raj, Nudzulul Qur‟an beserta Haul Ahlul Badr, Nisfu

Sya‟ban, Tahun Baru Hijriah atau Muharram bertepatan dengan

kedatangan Habib Umar bin Hafidh (Hadromaut, Yaman) safari

dakwah ke Indonesia dan Tahun Baru Masehi yang diadakan pada

malam hari pukul 20.30 s/d 22.00 WIB di lapangan silang Monas,

Jakarta Pusat atau Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

2. Program Sosial

Pada tahun 2010, MR dijadikan mitra dakwah oleh Kepolisian

Polda Metro Jaya untuk pembinaan mental para pemuda Jakarta.

Sebab berdasarkan hasil survey yang dilakukan tim sensus Kepolisian

Polda Metro Jaya bahwa terdapat penurunan tingkat kriminalitas yang

dilakukan oleh para pemuda di Jakarta dengan alasan telah mengikuti

majelis taklim yang mayoritas menjawab mengikuti majelis taklim

MR. Selain itu, MR dipercaya BNN (Badan Narkotika Nasional)

sebagai mitranya dalam melakukan rehabilitasi terhadap korban

ketergantungan obat-obatan terlarang dan memberikan bimbingan

spiritual keagamaan agar tidak kembali terjerumus.

Program sosial lain yang diadakan MR ialah motivasi spiritual

keagamaan pada Instansi Pemerintahan dan Perusahaan Swasta seperti

Departemen Keuangan, Bank Indonesia (BI), dan Bank Danamon

dengan memberikan tausiyah agama dan khotbah jumat yang

disampaikan oleh Habib Munzir. Selain itu juga menjadi mitra dengan

Page 73: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

60

partai politik yakni PKS untuk mengadakan perayaan maulid Nabi

Muhammad SAW bersama dengan MR.

Program terbaru MR yakni go to school, Office and University

merupakan program dakwah yang merambah ke sekolah, kantor dan

universitas dengan metode penyampaian berbentuk seminar, diskusi

dan tanya jawab dengan MR sebagai penyajinya.

3. Program Kewirausahaan

Kios Nabawi, toko yang didalamnya menjual barang-barang yang

terkait dengan perlengkapan majelis seperti jaket, baju kaos, baju

koko, tas, helm yang berlogokan MR, kitab yang sering dibahas pada

setiap majelinya, buku yang ditulis oleh Habib Munzir, VCD

dokumentasi ceramah atau majelis MR, pakaian muslim dan muslimah

dengan berbagai usia dan lain sebagainya.

MR juga memiliki usaha membuat air minum dalam kemasan

(AMDK), konveksi yang didalamnya memproduksi pakaian muslim

dan muslimah, usaha mendokumentasikan acara pengajian, ceramah

ataupun perjalanan MR dalam sebuah VCD untuk dijual dengan

membuat Kamar Hijau, dan usaha Travel Haji dan Umroh. Selain itu

juga, MR membuat usaha jual beli dalam sebuah sistem aplikasi yakni

dengan membuat MR Shop.

4. Program Dakwah Virtual

Program dakwah ini merupakan program mempublikasikan MR

dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang terus berkembang.

Diantaranya dengan membuat website yakni dengan situs

Page 74: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

61

www.majelisrasulullah.org. di dalamnya berisi hal-hal yang

berhubungan dengan MR seperti biografi, transkrip ceramah pada

setiap majelisnya, info jadwal majelis, forum tanya jawab dan lain

sebagainya.

MR juga memanfaatkan media sosial sebagai media publikasinya

dengan membuat akun resmi pada media sosial facebook dengan akun

MajelisRasulullahSAW, twitter dengan akun @Mjl_Rasulullah,

Instagram dengan akun Majelisrasulullahsaw_official. Membuat live

streaming baik video atau radio bagi jamaah yang tidak bisa

menghadiri dengan mengaksesnya di Youtube dengan subscribe

Majelis Rasulullah atau bisa mengaksesnya di website MR. Selain itu

juga MR membuat aplikasi dakwah di gawai smartphone yang bisa

diunduh di PlayStore untuk sistem android dan AppStore untuk sistem

IOS dengan nama aplikasi MR Dakwah.

2. Transformasi Sistem Dakwah Majelis Rasulullah SAW

Majelis Rasulullah SAW sebagai sebuah majelis taklim dapat

dikategorikan sebagai organisasi pendidikan luar sekolah yaitu lembaga

pendidikan non-formal. Lembaga yang tidak didukung dengan aturan

akademik seperti kurikulum, lamanya waktu belajar, buku rapot, ijazah dan

sebagainya sebagaimana menjadi syarat pada lembaga penddikan formal

seperti sekolah.

Dalam proses dakwahnya sebagai sebuah majelis taklim, Majelis

Rasulullah SAW (MR) terus berkembang menyesuaikan sistemnya dengan

kondisi dan situasi, baik sosial, ekonomi, dan teknologi. Hal tersebut menjadi

Page 75: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

62

penting mengingat MR berpusat di Ibukota DKI Jakarta yang umumnya

masyarakat bersifat heterogen. Langkah tersebut diambil untuk

mempertahankan eksistensi sistem MR dan memberi gambaran pada publik

bahawasanya MR merupakan sebuah komunitas yang bisa menyesuaikan diri

dengan lingkungan. Selain itu untuk menepis wacana islamofobia16

yang

berkembang di Negara Barat dimana Islam mendapat diskriminasi terutama

komunitas-komunitas Islam.

Untuk mempertahankan eksistensinya, MR bertransformasi pada praktek

dakwah yang lebih modern dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Sebagai sebuah landasan dalam hal ini terdapat pada Al Qur‟an surat Al Ra‟d

ayat 11:

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya

atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan

apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada

yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung selain Dia. (QS Al

Ra‟d [13]: 11)

Inti dari ayat tersebut ialah pada kalimat “sesungguhnya Allah tidak

merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri”. Keadaan yang dimaksud disini salah satunya adalah

16

Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka dan diskriminasi

pada Islam dan Muslim (orang-orang Islam). Istilah itu sudah ada sejak 1980-an, tetapi menjadi

lebih popular setelah peristiwa serangan 11 September 2001. Pada tahun 1997 Runnymede Trust

seorang Inggris mendefinisikan islamofobia sebagai rasa takut dan kebencian terhadap Islam.

Page 76: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

63

Tuhan tidak akan merubah keadaan mereka selama mereka tidak merubah

sebab-sebab kemunduran mereka.17

Jadi, Islam pun memiliki nilai yang secara

universal mengajarkan umatnya untuk senantiasa berubah kearah yang lebih

baik (transformatif). Sebagaimana diketahui bahwa pada awal periode

kepemimpinan Habib Munzir, MR masih bersifat majelis tradisional di mana

di dalamnya hanya berfokus pada praktek keagamaan yaitu pengajian rutin

yang diadakan setiap malam selasa. Penggunaan perkembangan teknologi

seperti website dan media sosial belum dimaksimalkan sebagaimana yang

dilakukan pada peride sekarang yaitu periode Dewan Syuro.

Peneliti mencatat beberapa tranformasi yang dilakukan sistem MR dari

periode kepemimpinan Habib Munzir hingga periode Dewan Syuro. Di

antaranya: 1) tranformasi dalam aspek internal organisasi; 2) transformasi

dalam bidang dakwah; 3) transformasi dalam bidang sosial; dan 4)

transformasi dalam bidang kewirausahaan.

a. Transformasi dalam Aspek Internal Organisasi

Sosok pendiri dalam sebuah organisasi memiliki kedudukan yang

kuat di dalam sebuah struktur organisasi. Di awal berdirnya organisasi MR

pada tahun 2000, Habib Munzir membuat struktur kepengurusan yang

terdiri dari pemimpin sekaligus pengajar, tim inti, staf, kru dan aktivis.

Habib Munzir sendiri berposisi sebagai pimpinan sekaligus pengajar tetap

di MR. Sebagai seorang pemimpin, Habib Munzir menjadi motor

penggerak roda dakwah yang dijalankan di MR. Di bawah pimpinan,

Habib Munzir membentuk tim inti yaitu adalah orang-orang yang dipilih

17

Al-Qur‟an wa Tarjamatu Maanihi ilal Lughotil Indonesia, (Saudi Arabia: Mujamma‟

al-Malik Fahd li Thia‟at al-Mushaf asy-Syarif, 1415 H), h. 370.

Page 77: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

64

langsung oleh Habib Munzir karena kedekatan pribadi dengan Sang

Habib dan turut serta mendampinginya dalam terbentuknya organisasi

MR. Mereka di antaranya, Saiful Zahri, H. Hamidi, Ust. Syukron

Makmun, Muhammad Ainiy, Syafi‟i, Muhammad Qolby, KH. Ahmad

Baihaqi.

Dalam teori strukturasi, otoritas bukanlah gejala yang terkait dengan

struktur ataupun sistem, melainkan kapasitas yang melekat pada pelaku.18

Saat merumuskan ide dan teknis setiap program atau kegiatan dakwahnya,

Sang Habib selalu berdiskusi dengan Tim Inti dalam sebuah rapat internal.

Dalam diskusi tersebut, Habib Munzir sebagai pemimpin memiliki otoritas

penuh dalam memutuskan hasil rapat. Tak jarang rapat tersebut hanya

membahas teknis pelaksanaannya saja, sebab ide program atau kegiatan

dakwah dari Sang Habib bersifat mutlak. Seperti yang diungkapkan

Giddens bahwa struktur mirip pedoman ini menjadi sarana (medium),

dalam hal ini sebuah rapat internal yang memunculkan praktek-praktek

sosial yakni program atau kegiatan dakwah yang dilakukan di MR.

Pada sosok Habib Munzir sebagai pelaku sentral di MR, segala

kebijakan yang dikeluarkannya merupakan aturan yang dalam perspektif

Giddens merupakan sebuah struktur pada bingkai legitimasi. Segala yang

diucapkannya menjadi aturan dalam MR. Habib Munzir sebagai

pemangku kebijakan berpengaruh terhadap apapun yang terjadi pada

sistem MR. Dalam proses perekrutan, Habib Munzir memiliki

pertimbangan sendiri dalam memilih orang-orang yang akan diberikan

18

B. Herry Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, ( Jakarta: KPG, 2016), h. 33

Page 78: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

65

tugas. Misalnya saat perekrutan staf, Habib Munzir berdiskusi dengan tim

inti dengan pertimbangan kesiapan waktu, sebab staf yang bertugas

memonitoring kinerja dan koordinator dari kru di lapangan harus siap

kerja 24 jam bila dibutuhkan oleh Habib Munzir.

Dalam perekrutan kru yang bertugas membantu tugas staf dalam hal

teknis di lapangan, Habib Munzir mencari pemuda-pemuda yang

bersemangat membantu dakwah MR yang umumnya mereka dari kalangan

pelajar, mahasiswa, maupun jamaah. Hal tersebut dilakukan Sang Habib

sebagai upaya menanamkan nilai dakwah kepada para pemuda dan

pemanfaatan waktu luang mereka untuk kegiatan yang positif yakni

membantu dakwah Islam.

Begitu pula dengan aktivis yang bertugas ketika MR mengadakan

acara besar tahunan, contohnya pada peringatan tahun baru Islam atau

Muharram, Isra‟ Mi‟raj, peringatan Maulid Nabi, peringatan malam

Nudzulul Qur‟an, dan lain sebagainya. Menurut Giddens, Skema yang

mirip aturan ini merupakan struktur yang dibangun oleh Habib Munzir

(pelaku) sebagai sarana berlangsungnya praktek sosial yakni perekrutan.19

Dalam hal perekrutan ini, tidak ada unsur paksaan atau intervensi dari

pihak MR. Umumnya para jamaah secara sukarela mengajukan diri untuk

menjadi bagian dari sistem MR. Misalnya seorang yang ingin menjadi kru

harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari staf, kemudian staf

mengajukan kepada tim inti yang berkoordinasi langsung dengan Habib

Munzir dan seterusnya.

19

B. Herry Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, h. 22.

Page 79: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

66

Dalam menjaga keharmonisasian sistemnya, Habib Munzir terkadang

turut memberikan pandangan kepada staf dan kru dalam praktek di

lapangan. Arahan yang diberikan Sang Habib bersifat motivasi, seperti

memberi kesadaran kepada mereka bahwa membantu mensyiarkan

dakwah merupakan hal yang mulia. Mengingat melihat realita yang

terjadi hari ini banyak orang yang disibukkan oleh urusan duniawi

sehingga melupakan nilai-nilai Islam. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan Giddens dalam konsep monitoring tindakan. Setiap pelaku

tidak hanya memonitoring tindakan atau aktifitasnya sendiri, tetapi juga

memonitoring segala aktifitas yang dilakukan orang lain dimana aktifitas

tidak hanya melibatkan individu tetapi juga tindakan orang lain. Habib

Munzir juga sebagai pelaku yang berada pada taraf rasionalisasi tindakan

yang mengerti tentang betapa pentingnya syiar dakwah, memberikan

penjelasan kepada orang-orang yang membantunya tentang hal tersebut.

Seperti yang dikisahkan oleh Sang Habib ketika bersama-sama dengan staf

dan kru menziarahi pemakaman salah satu kru MR yang wafat yakni Doni

Andrianto yang bertugas memasang umbul-umbul dan baliho pada setiap

pengajian yang dilakukan MR:

“Kalau Rasul memandang seluruh umatnya di barat dan timur di

muka bumi, berapakah hati yang perduli dakwah Sayyidina

Muhammad? Siapa yang perduli dengan dakwah Rasul di masa

ini? Siapa yang perduli dengan Rasul di masa ini? Umat

Muhammad tidak perduli dengan Rasul SAW apalagi dakwahnya.

Namun beliau (Doni) dengan semangat, hujan, panas, atau dalam

keadaan apapun tetap selalu yang beliau kerjakan mendirikan

bendera Sayyidina Muhammad SAW. Kalian tau tempat orang-

orang yang mendirikan bendera Sayyidina Muhammad SAW?

Semestinya bukan kita yang mendoakan beliau, tetapi kita yang

mengalap berkah dari beliau, karena beliau orang yang dimuliakan

Page 80: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

67

Allah sebagai laskar Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW

dengan dakwah kelembutan dengan dakwah kasih sayang yang

dimana beliau salah satu diantaranya.”20

Untuk memberi semangat kepada para pengurus yang telah

membantu dakwah MR, Habib Munzir menjuluki mereka „Ahlul

Khidmah‟ yang bermakna orang-orang yang dengan sepenuh hati

membantu dakwah MR, dan pengurus yang keseluruhannya berjumlah 313

orang, Sang Habib mengikuti jumlah para sahabat yang ikut berperang

dalam Perang Badar. Hal tersebut untuk mengambil keberkahan dari para

syuhada yang turut serta membantu dakwah Nabi Muhammad SAW.

Pemaknaan tersebut merupakan skema yang dimunculkan Habib Munzir

dalam bingkai signifikasi atau penandaan.

Melihat pada perubahan yang terjadi pada internal organisasi MR

paska wafatnya Habib Munzir, otoritas kepemimpinan dipegang oleh

Dewan Syuro yakni sebuah lembaga yang dibentuk oleh guru dari Habib

Munzir yaitu Habib Umar bin Hafidh, atau dalam hal ini selaku Dewan

Kehormatan. Dewan tersebut terdiri dari tiga orang yakni Habib Mukhsin

al Hamid, Habib Nabiel al Musawa, dan Habib Ahmad al Bahar.

Dalam struktur organisasi tradisional, sistem pemilihan

kepemimpinan dengan cara aklamasi yaitu ditunjuk dari pemimpin

sebelumnya. Habib Munzir sebagai tokoh sentral dalam internal MR yang

segala kebijakannya bersifat otoritatif. Semasa hidupnya tidak pernah

menyebut nama seseorang sebagai pengganti kedudukannya dikemudian

20

www.youtube.com, Pesan Penting Habib Munzir saat Ziarah ke Makam Crew MR (29

September 2012, diakses pada 5 September 2016 pukul 10.00 WIB, (Subscribe: Pesukan

Sayyidina Muhammad).

Page 81: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

68

hari. Habib Munzir hanya memberikan pesan bahwa majelis yang

dibangunnya ini merupakan wujud bakti terhadap Rasul SAW dan

gurunya yaitu Habib Umar bin Hafidh. Dengan demikian, bentuk otoritas

Habib Munzir pada konteks pemilihan kepemimpinan MR setelahnya

merujuk pada otoritas dari Habib Umar bin Hafidh.

Secara fungsional, Dewan Syuro setara dengan pimpinan. Hanya

yang membedakan ialah di masa Habib Munzir segala kebijakan dan

otoritas berada pada sosok Sang Habib. Sedangkan pada saat ini, segala

kebijakan dan otoritas bersifat mufakat yakni, kesepakatan antara orang-

orang yang berada dalam Dewan Syuro. Segala bentuk birokrasi dalam

internal organisasi harus melalui prosedur yang dibuat dewan tersebut.

Meskipun demikian, secara umum program ataupun kegiatan dakwah yang

dilakukan Dewan Syuro hanya mengikuti apa yang sudah dibentuk Habib

Munzir di masa kepimpinannya.

Melihat pada konteks perubahan kepemimpinan, MR sebagai sebuah

organisasi tradisional mencoba menyesuaikan sistemnya menjadi

organisasi ke arah lebih modern. Dari organisasi yang menisbikan sosok

Habib Munzir dalam prakteknya seperti menjadi pimpinan organisasi

sekaligus penanggung jawab dalam hal pengajaran, kerjasama-kerjasama

ekternal, dan menjadi pengontrol dalam pergerakan dakwah. Kesemua itu

berada pada sosok Sang Habib. Dalam konteks sekarang, terbentuknya

Dewan Syuro seperti yang dikemukakan Giddens merupakan salah satu

bentuk praktek signifikasi yang dilakukan MR sebagai suatu pelembagaan

institusi yang memiliki dominasi setara dengan kepemimpinan. Dengan

Page 82: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

69

dominasinya sebagai sebuah dewan yang diberikan otoritas, Dewan Syuro

memiliki kewenangan untuk memberikan legitimasi berupa aturan-aturan

terkait perannya dalam sistem MR. Peran tersebut tercermin dalam tugas

yang diberikan kepada orang-orang yang ada di dalam Dewan Syuro.

Tugas tersebut diantaranya pada bidang keorganisasian dipegang oleh

Habib Mukhsin al Hamid, pada bidang dakwah dipegang oleh Habib

Nabiel al Musawa dan pada bidang kewirausahan dipegang oleh Habib

Ahmad al Bahar.

Transformasi MR dalam keorganisasian salah satunya juga

terbentuknya Dewan Guru sebagai pengajar yang pada masa Habib

Munzir hanya dipegang beliau sendiri. Langkah tersebut diambil untuk

menggantikan sosok Habib Munzir yang sangat memiliki pengaruh bagi

para jamaah. Dewan ini merupakan bentukan dari Habib Umar bin Hafidh.

Di dalam dewan tersebut ada tiga pengajar tetap di antaranya, Habib Ja‟far

al Athas (Ketua), Habib Alwi al Habsyi (Wakil), dan Habib Bagir bin

Yahya (Ketua Pengurus Harian). Mereka yang dipilih Habib Umar bin

Hafidh juga merupakan muridnya ketika menimba ilmu di Yaman seperti

halnya Habib Munzir. Dengan demikian, MR menjadi sebuah organisasi

modern yang bersifat struktural yang sudah tidak lagi berporos pada

penokohan Habib Munzir.

Sosok pengajar dalam MR sangat memperhitungkan sanad keguruan.

Guru yang mempunyai riwayat guru-guru hingga sampai kepada Nabi

Muhammad SAW. Sosok guru yang benar-benar memanut gurunya.

Pedoman ini terus dipegang oleh MR sampai terbentuknya Dewan Guru

Page 83: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

70

yaitu mereka yang memiliki sanad keguruan yang jelas langsung dari

Habib Umar bin Hafidh seperti halnya Habib Munzir. Hal tersebut

dilakukan guna menjaga kemurnian ajaran Islam yang dibawa oleh Rasul

yang diteruskan dibawa oleh Sahabat kemudian oleh Tabi‟in, terus

berlanjut sampai kepada para Imam Hadits dan seterusnya hingga sampai

kepada mereka para guru baik Habib Munzir ataupun Dewan Guru di MR

dan disampaikan kepada umat. Sanad ini peneliti lampirkan pada bagian

lampiran dalam penelitian ini.

Dalam konteks ini peneliti melihat, ralasi antara pelaku dan struktur

pada periode kepemipinan Habib Munzir nampaknya belum tercermin

seperti dalam konsepsi Giddens yang menggambarkan relasi tersebut

berupa dualitas atau saling mengandaikan. Segala bentuk struktur yakni

aturan dan sumber daya, masih tersentral pada sosok pelaku yaitu Habib

Munzir. Tidak adanya struktur tanpa adanya pelaku yaitu sosok Habib

Munzir. Tidak mungkin struktur di MR itu ada tanpa keputusan yang

dibuat olehnya. Sang Habib sebagai pelaku sekaligus segala hal yang

diucapkannya menjadi sebuah struktur yang suatu saat bisa berubah sesuai

keinginannya. Hal tersebut dikarenakan signifikasinya sebagai seorang

pendiri, pemimpin sekaligus pengajar di MR membuat sosoknya dominan.

Maka, sistem yang digunakan MR pada periode Habib Munzir masih

mengadopsi sistem otoritarianisme atau kediktatoran.

Pada periode sekarang yaitu periode Dewan Syuro, relasi antara

pelaku dan struktur sudah bersifat dualitas. Dewan Syuro terbentuk

dikarenakan struktur kepemimpinan memerlukan pelaku sebab wafatnya

Page 84: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

71

Habib Munzir. Begitu pula sebaliknya, para pelaku yang berada dalam

dewan tersebut tak mungkin bergerak pada posisinya sebagai pemimpin

melainkan sudah adanya skema atau struktur kepemimpinan yang

terbentuk pada periode Habib Munzir. Secara fungsional, semua aktifitas

yang dilakukan Dewan Syuro dalam sistem MR hanya mengikuti skema

yang sudah dibangun oleh Habib Munzir. Sama halnya dengan

terbentuknya Dewan Guru pada periode sekarang. Skema pengajaran yang

terbentuk pada periode Habib Munzir memampukan terbentuknya Dewan

Guru dan begitu pula relasi sebaliknya. Maka dari relasi dualitas tersebut,

pada periode Dewan Syuro, MR mulai mengadopsi sistem struktural.

b. Transformasi dalam Bidang Dakwah

Seperti majelis taklim lain pada umumnya, fokus awal Majelis

Rasulullah SAW ialah pada pengajian atau majelis. Pengajian menjadi

wadah utama dalam mengawali pergerakan dakwahnya. Dilihat dari awal

proses terbentuknya MR pada tahun 2000. Habib Munzir sebagai seorang

Da‟i mendapat amanat dari gurunya untuk mengamalkan ilmu yang

didapatnya serta mengabdi pada masyarakat melalui berdakwah. Hal

tersebut sebagaimana perintah Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 104:

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah

dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Ali Imran

[2]: 104)

Page 85: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

72

Karakter dakwah yang dilakukan oleh MR melalui pengajian,

tercermin dalam sosok Habib Munzir. Sang Habib dalam dakwahnya yang

identik dengan kelemah lembutan, kasih sayang terhadap sesama, dan

tidak pernah mencampuri dakwahnya dengan urusan politik. Sang Habib

terus menanamkan hakikat tujuan utama manusia diciptakan yakni untuk

ibadah kepada Allah SWT. Bukan berarti beribadah dengan duduk berzikir

sepanjang hari tanpa bekerja atau melakukan urusan yang bersifat dunia

lainnya, tetapi mewarnai setiap hari-hari dengan kehidupan yang islami

dalam tuntunan Nabi Muhammad SAW. Kalau seorang itu adalah

mahasiswa, dia harus menjadi mahasiswa yang islami yang dalam

belajarnya diliputi sunah-sunah yang diajarkan Rasul. Jika seorang itu

adalah pengusaha, dia harus menjadi pedagang yang islami dengan

meneladani cara Rasul dalam berdagang. Begitu pula seterusnya jika

seorang itu pengusaha, petani, pegawai dan lain sebagainya.

Pada masa kepemimpinannya, Habib Munzir memiliki otoritas penuh

terhadap proses pengajaran yang ada di MR. Sang Habib sebagai pimpinan

berposisi sebagai pengajar tunggal. Meskipun demikian, otoritas Habib

Munzir dalam konteks tertentu juga harus merujuk kepada otoritas Habib

Umar bin Hafidh sebagai gurunya dalam ilmu agama. Konteks tersebut

salah satunya berkenaan dengan kajian dan kitab bahasan yang akan

dibahas setiap pengajiannya. Kitab-kitab yang dipilih oleh Habib Umar

bin Hafidh, itulah yang digunakan oleh Habib Munzir. Adapun beberapa

bidang ilmu yang diajarkan setiap pertemuan, dilakukan secara sistematis

dengan menuntaskan atau mengkhatamkan satu kitab. Kitab yang

Page 86: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

73

diajarkan di antaranya, Kitab Hadits Bukhori Muslim (hadits), As Syifa

(Akidah akhlak), Kitab Ar Risalah Al Jamiah (fiqih), dan disiplin ilmu

agama lain.

Sebagai seorang pengajar yang memiliki otoritas penuh dan pengaruh

yang kuat dalam pengajiannya, Habib Munzir tidak pernah memanfaatkan

posisinya itu untuk urusan yang sifatnya pribadi atau untuk urusan yang

keluar dari ajaran Rasul di dalam pengajiannya. Sang Habib tidak pernah

mengajari jamaahnya untuk memberontak kepada negara, menyakiti

sesama muslim dan memerangi orang-orang yang berseberangan dalam

memahami ajaran Islam. Dakwah dengan lemah lembut dan kasih sayang

menjadi pakaian dakwahnya.

Pada periode Habib Munzir terdapat banyak perkembangan terutama

bertambahnya jamaah yang hadir setiap minggunya. Dalam menjaga

komitmen jamaahnya, Sang Habib menginsiasi untuk mendistribusikan

kepada para jamaah berupa pembahasan hadits yang di fotokopi dan

dibagikan di pintu masuk sebelum pengajian dimulai. Praktek

pendistribusian tersebut hanya dilakukan pada pengajian rutin malam

selasa. Hal yang demikian sebagai upaya menarik jamaah untuk tetap

hadir pada pengajian selain malam selasa sebab di malam-malam lain

hanya memperluas pembahasan dari hadits yang dibagikan pada pengajian

malam selasa.

Seiring dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, pada

tahun 2004 MR membuat website resmi yakni www.majelisrasulullah.org.

Hal tersebut sebagai upaya dari sistem MR dalam beradaptasi dengan

Page 87: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

74

perubahan zaman yang dinamis. Hadirnya website tersebut melihat pada

pentingnya media komunikasi dan publikasi antara MR dengan jamaahnya

yang sudah semakin luas cakupannya. Pemanfaatan website tidak hanya

diperuntuhkan untuk jamaah MR saja, melainkan untuk semua orang yang

ingin mengetahui informasi terkait MR lebih jauh. Dengan demikian,

upaya tersebut juga sebagai bagian dari cara MR menjaga komitmen

jamaahnya dan meraih jamaah lebih banyak.

Mengingat bertambahnya jumlah jamaah hingga merambah

Jabodetabek, Habib Munzir dibantu pengurus MR berinisiatif

mencetuskan radio dan video live streaming yang bisa diakses melalui

website resmi MR yaitu www.majelisrasulullah.org. Selain itu juga, hal

tersebut guna menjawab keresahan jamaah yang berhalangan hadir

mengikuti pengajian yang setiap minggunya dilakukan di Masjid Al

Munawar, Pancoran, Jakarta Selatan atau pengajian di malam-malam lain

yang berlokasi berpindah-pindah sesuai undangan.

Fungsi website MR bisa dikatakan sangat kompleks dalam

menunjang dakwah Sang Habib. Pada setiap pengajiannya Habib Munzir

selalu menulis resensi terkait apa saja yang disampaikannya kemudian

diposting pada website MR tesebut. Hal demikian dilakukan untuk

menjaga keharmonisan antara Habib dengan para jamaah yang

berhalangan hadir maupun yang kurang memahami apa yang disampaikan

pada saat pengajian.

Transformasi dalam bidang dakwah pada periode Habib Munzir yang

tak kalah penting ialah dibentuknya forum tanya jawab. Forum tanya

Page 88: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

75

jawab dilakukan di website MR dan cukup mendapat antusias dan respon

yang baik. Baik dari jamaah khususnya dan umumnya kepada publik. Pada

forum ini berisi pertanyaan seputar akidah, akhlak, hadits, fiqih, dan

masalah lain yang berkaitan dengan agama. Forum ini dikelola langsung

oleh Habib Munzir dalam menjawab pertanyaan yang ada di dalamnya.

Forum ini dibuat untuk menjaga keharmonisasian MR dengan para

jamaahnya guna mempermudah jamaah untuk bertanya kepada Habib

Munzir.

Untuk pembahasan lebih jauh seputar agama, Habib Munzir turut

serta menyumbangkan karyanya untuk ilmu pengetahuan agama dengan

menulis beberapa buku di antaranya, Kenalilah Akidahmu jilid 1,

Kenalilah Akidahmu jilid 2, Meniti Kesempurnaan Iman, 70 Ceramah

Habib Munzir Almusawa, dan 77 Ceramah Habib Munzir Almusawa.

Tidak hanya berupa buku, beberapa karya Sang Habib berupa ceramah

agama juga dituangkan dalam bentuk audio-visual misalnya, kaset tape

recorder, DVD, maupun rekaman ceramah yang diunggah ke Youtube.

Pemanfaatan media sosial (medsos) sebagai sarana dakwah juga tak

luput dari pandangan Habib Munzir. Beliau memanfaatkan facebook dan

twitter untuk membahas pengetahuan agama dan menjawab pertanyaan

dari publik maupun informasi seputar MR. Kesemuanya dikelola oleh tim

yang dipilih langsung oleh Sang Habib. Begitu pula dengan konten yang

akan diupload pada medsos tersebut, kesemuanya atas pantauan dan

persetujan dari Sang Habib. Tim ini biasa disebut oleh Habib Munzir

dengan nama Tim Milist MR.

Page 89: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

76

Dalam hal ini, seperti yang diungkapkan Giddens dalam teori

strukturasinya tentang konsep perentangan ruang dan waktu sebagai

pembeda antara masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Dahulu

seperti halnya majelis taklim pada umumnya, segala praktek pengajian

dilakukan dengan adanya pertemuan muka atau kehadiran (co presence).

Ketika jamaah ingin bertanya seputar masalah agama maupun mencari

informasi tentang MR, harus menghadiri pengajian MR. Tetapi sekarang,

jamaah yang ingin tetap ingin mengikuti pengajian bisa menggunakan

video dan radio live streaming kapanpun dan dimanapun dia ingin

mengaksesnya pada website resmi MR. Begitu pula dengan jamaah yang

ingin bertanya seputar agama bisa bertanya pada forum tanya jawab yang

ada di website tersebut.

Paska wafatnya Habib Munzir, MR terus mengalami perkembangan

mengikuti situasi dan kondisi yang terjadi di masyarakat. Pada periode

kepemimpinan Dewan Syuro, transformasi yang dilakukan Habib Munzir

di masanya disempurnakan. Dan kesemuanya dikontrol langsung oleh

Dewan Syuro melalui beberapa tim yang ditugaskan untuk melakukan

rutinitas yang ada pada masa Habib Munzir seperti forum tanya jawab.

Pada masa Dewan Syuro, forum tersebut dikelola oleh Dewan Guru.

Dalam pemanfaatan media sosial, pada masa Dewan Syuro dikelola oleh

tim yang dibentuknya dengan menambahkan instagram sebagai salah satu

tambahan sarana dakwah di media sosial.

Pada proses pengajaran yang pada masa Habib Munzir dipegang

langsung olehnya, paska wafatnya posisi pengajaran digantikan oleh

Page 90: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

77

Dewan Guru sebagaimana yang telah peneliti paparkan di atas tentang

aspek internal organisasi MR. Tiga Dewan Guru yang ditugaskan

mempunyai tugasnya masing-masing. Habib Ja‟far al Athas membahas

kajian fiqih, Habib Alwi al Habsyi membahas kajian hadits, dan Habib

Baqir bin Yahya membahas kajian umum dan dzikir. Tugas yang diemban

mereka merupakan instruksi yang diberikan Habib Umar bin Hafidh

selaku Dewan Kehormatan MR.

Media audio-visual tak luput dari bidikan periode Dewan Syuro

khususnya dengan diproduksinya film Sang Raja Sanubari 1 dan 2 sebagai

salah satu metode dakwah yang menceritakan perjalanan dakwah Habib

Munzir. Sang Raja Sanubari merupakan julukan yang diberikan Habib

Umar bin Hafidh kepada mendiang Habib Munzir. Habib Umar

menggunakan istilah “Sultonul Qulub” atau dalam bahasa Indonesia yang

berarti raja sanubari (hati). Julukan tersebut didapatnya dari

kekagumannya terhadap sosok Habib Munzir yang bisa mengumpulkan

ratusan bahkan ribuan hati untuk tunduk khusyuk dalam majelisnya demi

mensyiarkan agama Islam. Di dalam film tersebut, tim MR atau dalam hal

ini selaku sutradara menceritakan kembali bagaimana sosok Habib Munzir

lebih dekat dalam berdakwah di MR. Hal tersebut sebagai upaya yang

dilakukan MR untuk menambah semangat jamaah untuk tetap hadir dalam

setiap pengajian yang diadakan MR melihat dari perjuangan Sang Habib

dalam berdakwah.

Dalam hal infrastruktur Dewan Syuro mendirikan Kamar Hijau (KH)

sebagai labolatorium untuk para tim atau pengurus yang bergerak dibidang

Page 91: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

78

audio-visual memproduksi karya-karyanya. Di antaranya, film Sang Raja

Sanubari 1 dan 2, memoar Khodimul Ummah 1 dan 2, dan dokumentasi

event-event besar yang dilakukan MR. Kamar Hijau sendiri bertempat

terpisah dari markas MR maupun kediaman Habib Munzir.

Diproduksinya buletin jumat MR merupakan salah satu transformasi

yang dilakukan Dewan Syuro. Buletin tersebut mulai diproduksi oleh MR

pada tahun 2016 yang di dalamnya berisi artikel islami, ensiklopedia

Islam, tanya jawab seputar agama Islam dan komik nabawi serta kalam-

kalam para ulama. Hal tersebut sebagai upaya dari MR menjaga nilai-nilai

Islam yang dianutnya yakni dengan berpegang pada pemahaman Ahlus

Sunnah Wal Jamaah. Melihat pada fenomena hari ini, banyaknya paham-

paham yang bersebrangan dengan paham yang dianut MR seperti paham

Wahabiyah. Mereka menyebarkan paham tersebut salah satunya dengan

menyebarkan buletin-buletin jumat yang dibagikan di masjid-masjid

ketika sholat jumat.

Page 92: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

79

Gambar 4.2

Buletin Jumat MR

Sumber: www.majelisrasulullah.org

Dalam perkembangannya, periode Dewan Syuro juga merambah

ranah teknologi dengan membuat aplikasi MR Dakwah. Langkah tersebut

diambil sebagai bentuk adaptasi sistem MR dalam lingkungan masyarakat

di era digital. MR Dakwah bisa di download secara gratis pada gawai di

Play Store (Android) dan App Store (IOS). Hal tersebut cukup praktis

untuk mengakses segala hal yang kaitannya dengan MR.

Page 93: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

80

Gambar 4.3

Aplikasi MR Dakwah

Sumber: Dokumentasi Majelis Rasulullah SAW

Pemanfaatan aplikasi MR Dakwah ini ditunjukkan untuk

mempermudah para jamaah yang ingin mencari informasi seputar kegiatan

MR. Di dalamnya terdapat video ceramah, medsos resmi, waktu sholat,

link ke website resmi MR hingga jadwal pengajian yang diadakan MR.

Lokasi pengajian juga ada di dalam aplikasi tersebut untuk mempermudah

jamaah yang tidak mengetahui lokasi pengajian atau majelis yang pada

hari-hari tertentu berpindah-pindah. Hal tersebut dipermudah lagi dengan

terhubungnya lokasi majelis dengan satelit Google Map, di mana setiap

penggunannya akan ditunjukkan rute ke lokasi majelis dengan dibantu

navigasi dari sistem Google Map tersebut. Hal yang demikian dilakukan

MR secara umum menjaga komitmen jamaahnya agar tetap hadir dalam

setiap pengajian atau majelis yang diadakan MR tanpa harus kebingungan

mencari alamat lokasi pengajian.

Page 94: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

81

Untuk menjawab perkembangan teknologi, MR juga melahirkan

Nabawi TV. Sebuah stasiun televisi yang fokus bergerak di bidang

dakwah Islam. Nabawi TV merupakan tv cable yang dimotori oleh Habib

Mukhsin selaku owner sekaligus ketua Dewan Syuro MR. Di dalamnya

berisi program-program yang diperuntuhkan untuk menambah khazanah

ajaran Islam. Di antaranya ada . Hal tersebut dilakukan sebagai media

perluasan dakwah yang pada realitanya praktek dakwah bersifat fleksibel

tidak monoton hanya pengajian semata.

c. Transformasi dalam Bidang Sosial

Sebagai sebuah sistem yang bergerak di bidang dakwah, MR tidak

hanya berfokus pada seputar kegiatan dakwah yang umumnya seperti

pengajian, tabligh akbar, dan kegiatan berbau keagamaan lain. MR sebagai

sebuah sistem mampu bertransformasi ke dalam aspek sosial, seperti di

antaranya: a) mitra kepolisian; b) mitra BNN; c) mitra tv; d) mitra instansi

swasta dan pemerintahan; dan e) pembentukan cabang-cabang MR.

Langkah tersebut diambil MR sebagai upaya menyesuaikan diri

dengan lingkungan dan sebagai bukti bahwa MR adalah sebuah lembaga

yang tidak hanya mementingkan aspek keagamaan, tetapi juga sosial.

Kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak periode kepemimpinan Habib

Munzir. Sebagai orang yang memiliki otoritas pada sistem MR, Sang

Habib bisa dikatakan punya kedekatan khusus dengan beberapa lembaga

maupun tokoh berpengaruh di Indonesia. Hal tersebut guna mensyiarkan

Islam dan menegakkan dakwah Islam.

1. Mitra Kepolisian

Page 95: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

82

Jakarta sebagai kota metropolitan rentan dengan prilaku negatif

orang-orang di dalamnya yang biasanya menimpa usia remaja seperti

mabuk-mabukan, perjudian, narkotika, free sex, perampokan dan

prilaku kejahatan lainnya. Menurut survey yang dilakukan Polda

Metro Jaya sejak tahun 1999 hingga 2010, angka kriminalitas yang

menimpa usia remaja merosot tajam. Saat dilakukan observasi lebih

lanjut kepada para remaja sebagai pelaku tindak kriminalitas,

pemerosotan terjadi akibat keikutsertaanya dalam kegiatan yang

dilakukan MR. Hal tersebut diungkapkan sekertaris MR Muhammad

Syukron Makmun saat diwawancarai di Sekertariat Majelis Rasulullah

SAW.

Hubungan khusus antara MR dengan kepolisian berlangsung sejak

kepemimpinan Habib Munzir hingga sekarang. Pada setiap

pengajiaannya, MR yang dalam hal ini sebagai mitra terus berupaya

menghimbau jamaahnya untuk taat pada hukum baik agama maupun

negara. Disamping itu, MR juga mensosialisasikan himbauan yang

berupa tertib berlalu lintas pada stiker yang dibagikan kepada jamaah

atau famplet pada setiap kegiatan acara pengajiaanya.

Page 96: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

83

Gambar 4.4

Stiker Himbauan Tertib Berlalu Lintas

Sumber: Dokumentasi Majelis Rasulullah SAW

MR sebagai sebuah majelis taklim tidak jarang menggelar

kegiatannya di ruang publik seperti lapangan, masjid-masjid besar dan

lain sebagainya. Biasanya kegiatan tersebut diselenggarakan pada

event-event tertentu, untuk menghindari membeludaknya jamaah yang

ikut serta dalam pengajian tersebut. Hal yang sering dirisaukan usai

acara berlangsung adalah terkait kebersihan. Dalam menjaga

keharmonisasian sistemnya pada lingkungan luarnya, MR selalu

menghimbau untuk peduli terhadap kebersihan. Hal tersebut juga

tertuang pada striker atau famplet yang dibagikan kepada jamaah saat

acara berlangsung.

Gambar 4.5

Stiker Himbauan Peduli Kebersihan

Sumber: Dokumentasi Majelis Rasulullah SAW

Pada masa Habib Munzir, beliau sering kali diundang untuk

memberi ceramah dan motivasi spiritual kepada anggota kepolisian.

Page 97: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

84

Kegiatan tersebut terus berlangsung paska wafatnya Habib Munzir dan

digantikan oleh Dewan Guru selaku penanggung jawab dibidang

pengajaran pada periode Dewan Syuro.

Bentuk kerjasama lain antara MR dengan kepolisian yakni

keterlibatan Polsek Pancoran saat pengajian rutin MR pada malam

selasa di Masjid Al Munawar membantu menertibkan arus lalu lintas

saat selesai pengajian.

2. Mitra BNN

Sebagai sebuah sistem yang bergerak dibidang dakwah Islam, MR

juga konsen pada isu kriminalitas terutama narkotika. Sejak tahun

2010 MR dipercaya Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai

mitranya dalam mengurangi angka pengguna narkotika di Indonesia

khususnya di kalangan remaja. Pada masa Habib Munzir beberapa kali

ia diminta untuk memberi motivasi spiritual pada penghuni lapas

BNN. Kegiatan tersebut berlangsung hingga sekarang setelah wafatnya

Habib Munzir dan digantikan oleh Dewan Guru.

3. Mitra TV

Sebagai sebuah majelis taklim, MR juga dikawal oleh stasiun

televisi swasta yakni TV One untuk mensyiarkan nilai Islam secara

luas. Terlihat dalam beberapa kegiatan seperti tabligh akbar misalnya,

MR diliput secara langsung oleh TV One pada program Damai

Indonesiaku. Kegiatan ini berlangsung sejak kepemimpinan Habib

Munzir dan terus berlangsung hingga sekarang. Hal tersebut tentunya

tidak mudah begitu saja, melihat bahwa stasiun televisi mempunyai

Page 98: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

85

beberapa kriteria tertentu untuk menjadikan sebuah tanyangan layak

untuk dikonsumsi publik. MR yang pada dasarnya adalah majelis

tradisional mampu menyesuaikan diri dengan klasifikasi yang diminta

stasiun televisi tersebut.

4. Mitra Instansi Swasta dan Pemerintahan

Hubungan kerjasama yang dilakukan MR dengan lembaga lain

yaitu pada instansi swasta dan pemerintahan. Kerjasama MR dengan

instansi swasta seperti Bank Danamon dan dengan instansi

pemerintahan seperti Departemen Keuangan dan Bank Indonesia.

Kerjasama yang dilakukan tersebut dalam bentuk ceramah agama.

Pada periode Habib Munzir metode ceramahnya dengan bertutur

secara langsung kepada para audiens sedangkan pada periode Dewan

Syuro metode yang digunakan dalam bentuk presentasi melalui layar

proyektor dalam memaparkan beberapa kajian agama dan lebih

interaktif dengan adanya tanya jawab dengan audiens.

Pada instansi pendidikan lebih khusus MR membentuk program

MR go to scool, office, university. Kegiatan ini baru dibentuk pada

periode Dewan Syuro. Hal tersebut sebagai bentuk kepedulian MR

pada akidah Islam di kalangan remaja yang biasanya bersifat labil dan

rentan dengan perbuatan atau perilaku negatif. Metode yang

disampaikan presentasi dan diskusi yang dipaparkan oleh Dewan

Guru.

Dalam konteks kerjasama ini, seperti yang kekemukakan dalam

Teori Strukturasi tentang konsep regionalisasi praktek-praktek sosial.

Page 99: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

86

Konsep yang merujuk pada lokalisasi atau penzonaan segala aktivitas

tertentu dalam ruang dan waktu. Pengajian yang menjadi praktek

utama sebuah majelis taklim pada zona tertentu tereduksi dengan

kondisi dimana tempat mereka melakukan praktek tersebut. MR

dengan pengajian yang biasa dilakukannya dengan metode ceramah,

ketika memasuki ranah instansi perusahaan dan sekolah ataupun

universitas mengikuti aktivitas yang biasa dilakukan di instansi terkait.

Kebutuahan dari instansi tersebut menjadi pertimbangan oleh MR.

Dengan menggunakan model praktek berupa seminar atau diskusi

ketika memasuki zona instansi, merupakan bagian dari cara sistem MR

dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan guna menyebarkan nilai-

nilai dakwah yang menjadi prinsipnya. Jadi, MR membuat

regionalisasi praktek dakwahnya pada zona instansi swasta ataupun

swasta dengan menggunakan metode lain yakni dengan seminar dan

presentasi berupa diskusi.

5. Pembentukan Cabang-Cabang MR

Dalam memperluas cakupan dakwahnya, MR membuat cabang di

beberapa kota di Jabodetabek yang berkisar 300 majelis. Cabang

tersebut berupa kerjasama antar majelis taklim lain diberbagai kota di

Jabodetabek dengan MR yang memiliki kesamaan paktek dakwah

yakni pengajian. Cabang tersebut bersifat partnership yakni tidak

adanya keterikatan secara struktural dengan sistem MR hanya sebatas

pengadaan pengajian bersama. Biasanya cabang tersebut diberikan

jadwal oleh MR setiap bulannya untuk mengadakan pengajian

Page 100: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

87

gabungan. Jadi jika terjadi penyalahgunaan yang mengatas namakan

MR, MR bisa mengklarifikasi tidak adanya keterikatan struktural

antara MR dengan cabang misalnya terkait pendanaan acara yang

dilakukan cabang tersebut.

Sepak terjang MR tidak hanya pada lingkup kota-kota besar di

Jabodetabek saja. Sejak tahun 2000, MR melalui Habib Munzir sudah

mulai menebarkan jejaring dakwahnya ke berbagai pelosok Nusantara

diantaranya Mojokerto, Malang, Sekorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo,

Surabaya, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi untuk wilayah

Jawa Timur. Wilayah Bali diantaranya Klungkung, Negara Singaraja,

dan Denpasar. Begitu pula dibeberapa wilayah lain seperti NTB,

Madura, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya.

Gambar 4.6

Dakwah di Pelosok Provinsi Irian Jaya

Sumber: www.majelisrasulullah.org

Pada dakwahnya di Provinsi Irian Jaya yakni daerah Manokwari

dan Kokoda, daerah tersebut umumnya merupakan daerah yang

terisolir dan minimnya Da‟i yang menyebarkan ilmu agama Islam.

Page 101: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

88

Dari kegiatan dakwah tersebut Habib Munzir memberi perhatian

khusus dengan mendirikan pesantren yang dikhususkan untuk putra-

putri Papua yang harapannya adalah untuk mensyiarkan Islam lebih

jauh ke pedalaman Papua. Pesantren tersebut diberi nama Pondok

Pesantren Darur Rasul. Hal ini dimotori oleh kegelisahan Sang Habib

melihat realita yang terjadi pada dakwahnya yaitu melihat minimnya

para Da‟i, sarana ibadah, dan madrasah Islam yang tidak seperti di

kota-kota besar pada umumnya.

Pada tahun 2005, Habib Munzir mendirikan cabang resmi MR di

berbagai wilayah besar di Indonesia. Seperti di MR Bali, MR Surabaya

dan MR Papua yang menggunakan nama MR cabang dari wilayah

tersebut. MR di Jakarta yang menjadi pusat dari cabang-cabang

tersebut. Secara struktural mereka terikat dengan MR pusat. Segala

bentuk kegiatan dakwah yang dilakukan cabang resmi itu terkoordinasi

dengan pergerakan yang ada di MR pusat seperti pengajian, mengikuti

prosedur pengajian yang ada di pusat. Baik itu jadwal pengajian rutin

pada malam selasa maupun materi kajian atau kitab yang dibahas,

kesemuanya mengikuti MR pusat atas instruksi dari Sang Habib.

Umumnya mereka yang ingin menjadi cabang MR ialah pengajian

yang belum memiliki nama majelis taklim. Maka dengan melihat

popularitas MR yang memiliki banyak jamaah dan kesamaan gerak

dakwah, mereka mengusulkan untuk membuat pengajiannya sama

seperti MR. Mereka yang memimpin dan mengajar di cabang tersebut

Page 102: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

89

juga umumnya para murid dari Habib Umar bin Hafidh sama seperti

Habib Munzir.

Lebih jauh di tahun yang sama, MR mengepakkan sayapnya ke

beberapa negara dengan membuat cabang resmi seperti Malaysia,

Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, dan Australia serta Amerika

Serikat pada tahun 2012. Kesemuanya juga menggunakan nama MR

dan pimpinan sekaligus pengajar merupakan teman-teman Habib

Munzir ketika menimba ilmu di Yaman bersama-sama. Kesemua

cabang tersebut langsung disahkan dan diberi izin oleh Sang Habib.

Paska wafatnya Habib Munzir, pembentukkan cabang dan segala

aturannya dilanjutkan oleh Dewan Syuro yang dalam hal ini ialah

Habib Nabiel al Musawa sebagai orang yang diberi kewenangan dalam

dewan mengurusi terbentuknya cabang MR. Hingga saat ini cabang

resmi MR terus bertambah baik di dalam maupun di luar negeri, di

antaranya cabang Jawa Barat yang berada di Cirebon, Hongkong dan

Korea Selatan.

d. Transformasi dalam Bidang Kewirausahaan

Sebagai sebuah sistem yang bergerak di bidang dakwah tentunya MR

membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mengoptimalkan serangkaian

program yang telah dibuatnya. Sumber dana yang biasa didapat MR,

biasanya melalui amal jariyah yang diberikan para jamaah dan donatur

secara sukarela. MR tidak mempunyai sumber dana tetap yang di dapat

baik dari orang maupun instansi. Maka pada periode kepemimpinan Habib

Munzir tercetuslah untuk membuat Kios Nabawi yang merupakan sumber

Page 103: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

90

dana MR yang dikelola oleh beberapa orang yang ditunjuk langsung oleh

Sang Habib. Di dalamya menjual beraneka ragam kebutuhan untuk sarana

ritual keagamaan yang ada di MR serta atribut lain seperti baju muslim,

jaket, kopiah, sarung dan lain sebagainya. Kios Nabawi didirikan sejak

tahun 2005 yang bertempat di Jalan Pancoran, Jakarta Selatan. Pada setiap

kegiatan pengajan rutin maupun event tabligh akbar, kios nabawi sering

terlihat pada kegiatan tersebut dengan mendirikan stand kios nabawi. Di

dalamnya kios nabawi memproduksi sendiri beberapa keperluan jamaah

tersebut yang kesemuanya dialokasikan untuk dakwah MR.

Pada periode Dewan Syuro bidang kewirausahaan MR diperluas

seperti jual beli online dengan menggunakan aplikasi MR Shop. Untuk

menjawab perkembangan teknologi digital dimana masyarakat pada

umumnya lebih menyukai hal praktis yaitu dengan mengakses internet

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membayar tagihan telepon,

kartu kredit, PDAM, sampai dengan isi pulsa. Aplikasi jual beli online ini

baru diluncurkan pada tahun 2016 dan mendapat antusias yang baik dari

jamaah MR pada khususnya. Hal yang melatar belakangi dibuatnya MR

Shop ini karena MR melihat bahwa banyaknya praktek jual beli online di

tengah masyarakat digital sekarang ini. Perusahaan-perusahaan jual beli

online tersebut banyak dimonopoli oleh kalangan orang non-muslim yang

hasil keuntungannya diasumsikan masuk ke kantong-kantong pribadi

pengusaha tertentu. Maka MR mencoba membuat salah satu wadah jual

beli online yang segala transaksinya sesuai dengan syariat Islam dan

keuntungannya diperuntuhkan untuk perkembangan dakwah MR.

Page 104: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

91

MR sebagai sebuah sistem terus menjaga keseimbangan sistem

khususnya dalam pembiayaan setiap kegiatan dakwahnya. Dalam hal ini

MR juga membuat usaha air minum dalam kemasan (AMDK). Usaha ini

bertujuan untuk menjadi sumber pendanaan yang diperuntuhkan untuk

kegiatan dakwah MR dan juga sebagai lapangan pekerjaan baik untuk

jamaah maupun masyarakat luas. Selain itu juga MR pada periode Dewan

Syuro ingin membuat usaha lain yaitu Travel Haji dan Umroh. Meskipun

saat ini masih dalam tahap perencanaan. Langkah demikian sebagai upaya

yang dilakukan sistem MR beradaptasi dan terus mengikuti perkembangan

zaman yang semakin modern. Memberikan penggambaran bahwa sebuah

majelis taklim yang identik dengan kegiatan dakwah seperti pengajian,

bisa masuk ke ranah bisnis dengan tetap membawa nilai-nilai Islam yang

dibawanya.

Page 105: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

92

BAB V

PENUTUP

a. Kesimpulan

Majelis Rasulullah SAW sebagai sebuah sistem majelis taklim terus

bertranformasi dalam segala kondisi dan situasi, baik sosial ekonomi dan

teknologi. MR mencoba bertransformasi dari majelis taklim tradisional ke

modern. Transformasi yang dilakukan MR sebagai upaya mempertahankan

eksistensi sistemnya yang merupakan lembaga pendidikan Islam non-formal

yang bergerak dibidang dakwah Islam. Dalam teori strukturasi, relasi antara

para agen dalam MR dan struktur yang terbangun menghasilkan produksi dan

reproduksi praktek-praktek sosial atau dakwah yang terus berulang dari

periode Habib Munzir hingga Dewan Syuro. Keterulangan tersebut tercermin

pada transformasi yang dapat terlihat dari beberapa aspek di antaranya:

A. Transformasi dalam Aspek Internal Organisasi

Pada periode kepemimpinan Habib Munzir, sosoknya menjadi

sentralitas dari segala praktek yang ada di MR. Identitasnya sebagai

pendiri, pimpinan, dan pengajar yang memampukannya memiliki otoritas

dalam segala kebijakan yang ada. Misalnya dalam proses perekrutan dan

proses rapat, kesemua aturan dan hasil akhir mutlak atas keputusannya.

Sedangkan paska wafatnya Habib Munzir, terjadi perubahan pola dalam

internal keorganisasian di MR. Dari organisasi yang menisbikan kepada

sosok satu orang yakni Habib Munzir, menjadi sebuah dewan yaitu Dewan

Syuro yang menempati posisi kepemimpinan dan Dewan Guru yang

menempati posisi pengajar. Segala bentuk kebijakan bersifat mufakat atau

Page 106: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

93

adanya kesepakatan dalam dewan tersebut yang di dalamnya terdiri dari

tiga orang.

B. Transformasi dalam Bidang Dakwah

MR sebagai majelis taklim yang memulai dakwahnya dengan

pengajian rutin pada malam selasa, banyak terjadi perubahan dan

perkembangan dalam prosesnya. Pada periode Habib Munzir, dalam

proses menyebarkan informasi, meraih jamaah dan menjaga komitmen

jamaahnya, hanya melalui kehadiran personal orang yang hadir kemudian

diinformasikan kepada jamaah lain. Seiring dengan perkembangan zaman,

hadirnya internet membantu mempermudah proses tersebut dengan

membuat website dan media sosial. Pengajian yang dahulu hanya bisa

diikuti dengan hadir ke setiap pengajiaannya, kini dengan munculnya

radio dan video live streaming mempermudah jamaah yang tidak sempat

hadir, bisa tetap mengikuti pengajiannya secara langsung dengan

mengakses pada website resminnya. Forum tanya jawab juga

dimanfaatkan oleh MR sebagai upaya menjaga komitmen jamaahnya.

Forum yang dulunya ada ketika hanya pengajian saja oleh Habib Munzir,

kini guna dipermudah dengan memuatnya di website dan langsung

dijawab oleh Sang Habib. Begitu pula paska wafatnya Habib Munzir,

perkembangan MR dalam bidang dakwah yang sudah diawali oleh Habib

Munzir terus disempurnakan oleh Dewan Syuro. Berkembangnya

masyarakat yang semakin digital, kemudian MR pada periode Dewan

Syuro membuat aplikasi yang mempermudah jamaahnya untuk dapat

mendapat informasi terkait MR dengan nama aplikasi MR Dakwah.

Page 107: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

94

C. Transformasi dalam Bidang Sosial

MR dalam perkembangannya tidak hanya berfokus pada kegiatan

dakwah yang umumnya pengajian dan kegiatan keagamaan lain, tetapi

juga bertransformasi ke dalam aspek sosial. Diantaranya, bermitra dengan

kepolisian dalam menekan angka kriminalitas pemuda-pemudi di Jakarta.

Lalu, bermitra dengan BNN dalam membantu proses rehabilitasi para

korban narkotika. Kemudian, sebagai sebuah sistem, MR mencoba

memberikan output kepada sistem diluarnya dengan masuk ke ranah

instansi swasta dan pemerintahan, dengan munculnya program go to

school, go to office dan go to university. Metode yang digunakan tidak

seperti pengajian yang biasa dilakukan MR, melainkan berupa seminar

berbentuk diskusi. Dalam mengembangkan dakwahnya di bidang sosial,

MR juga membentuk cabang-cabang resmi di berbagai daerah di Indonesia

dan luar negeri. Skema perkembangan tersebut terus berjalan dari periode

Habib Munzir sampai sekarang pada periode Dewan Syuro.

D. Transformasi dalam Bidang Kewirausahan

Sebagai majelis taklim yang masih eksis hingga kini, MR

membutuhkan pendanaan guna menunjang segala program yang telah

dibuatnya. Dulu, pada periode Habib Munzir, MR tidak hanya

mengandalkan amal jariyah jamaah dan donatur secara sukarela, tetapi

MR membentuk sebuah usaha berupa toko yang bernama kios Nabawi,

yang keuntungannya dialokasikan untuk kegiatan dakwahnya. Kini, pada

periode Dewan Syuro, usaha tersebut terus bertambah dan berkembang. Di

antaranya, dengan membuat usaha jual beli online dalam bentuk aplikasi

Page 108: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

95

dengan nama MR Shop, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) MR, dan

Travel Haji dan Umroh yang masih dalam perencanaan.

Jadi, pada periode Habib Munzir, MR masih mengadopsi sistem

dakwah otoritarian atau kediktatoran yang masih tersentral kepada

penokohan Sang Habib dalam segala prakteknya. Sedangkan paska

wafatnya Habib Munzir hingga sekarang, MR yang dipimpin oleh Dewan

Syuro, mengadopsi sistem majelis taklim struktural dengan tidak adanya

otoritas pelaku melainkan kesepakatan bersama dari para pelaku yang ada

di dalam dewan tersebut.

b. Saran

Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan saran yang semoga

dapat menjadi masukan bagi berlangsungnya dakwah Islam, diantaranya:

1. Bagi para pengurus Majelis Rasulullah SAW, diharapkan bisa terus

menyesuaikan sistemnya dan terus beradaptasi dengan perkembangan

zaman yang semakin dinamis.

2. Bagi para jamaah MR, diharapkan tidak hanya menjadi jamaah pasif yang

sekadar hadir mengikuti pengajian saja, tetapi jadilah jamaah aktif dengan

membantu semampunya kegiatan dakwah yang dilakukan MR.

3. Bagi masyarakat umum, diharapkan bisa menggunakan fasilitas-fasilitas

dakwah yang dibuat MR untuk menyebarkan ajaran Islam.

Page 109: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

96

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, Tutty. Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim. Bandung:

Mizan, 1997.

Al-Qur‟an wa Tarjamatu Maanihi ilal Lughotil Indonesia, (Saudi Arabia:

Mujamma‟ al-Malik Fahd li Thia‟at al-Mushaf asy-Syarif, 1415 H.

Amirin, Tatang M. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

2010.

Aripudin, Acep, Sisiologi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2001.

Creswell, John W. Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih Di Antara Lima

Pendekatan, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014.

Departemen Agama RI. Ensiklopedia Islam. Jakarta: Depag RI, 1987/1988.

----. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Hoeve, 1999.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Majelis, Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar

Baru Van Haeve, 1994.

Giddens, Anthony. Teori Strukturasi: dasar-dasar pembentukan struktur sosial

masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010.

Goldberg, Alvin A., dan Carl E. Larson, Komunikasi Kelompok: proses-proses

diskusi dan penerapannya. Jakarta: UI Press, 2006.

Guntur, M. dan Tim Majelis Rasulullah. Habib Munzir: Menanam Cinta untuk

Para Kekasih Rasulullah. Jakarta: QultumMedia, 2013.

Page 110: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

97

Gunawan, Ryadi. Transformasi Sosial Politik: Antara Demokratisasi dan

Stabilitas, Yogyakarta: KPSM, 1993.

Hasan, Noerhadi. Laskar Jihad: Islam, Militansi dan Pencarian Identitas di

Indonesia Pasca-Orde Baru. Jakarta: LP3ES, 2008.

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1995.

----. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Huda, Nurul. Pedoman Majelis Taklim. Jakarta: KODI DKI Jakarta, 1990.

Koordinasi Dakwah Islam. Pedoman Majelis Taklim. Jakarta: KODI, 1990.

----. Pola Pembinaan Majelis Taklim di Jakarta. Jakarta: KODI, 1987.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010.

Littlejohn, Stephen W., and Karen A. Foss, Encyclopedia of Communication

Theory. Los Angeles: SAGE Publication, 2009.

Maliki, Zainuddin. Rekonstruksi Teori Sosial Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2002.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Munawwir, Achmad Warson. Al-Munawir Kamus Arab Indonesia. Yogyakarta:

Pustaka Progressif, 1997.

Patton, Michael Quinn. Qualitative Research and Evaluation Methods, 3rd ed.

California: Sage Publications, Inc, 2002.

Priyono, B. Herry. Anthony Giddens: suatu pengantar Jakarta: KPG, 2016.

Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis

Statistik. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

Page 111: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

98

Salim, Peter. The Contempory English-Indonesia Dictionary, Jakarta: Modern

English Press, 1996.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011.

Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif:

Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003.

Subagyo, P. Joko. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta, 2006.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2009.

Wirawan, Ida Bagus. Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma: fakta sosial,

definisi sosial dan perilaku sosial. Jakarta: Kencana, 2013.

Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Jakarta: PT Hilda Karya

Agung, 2007.

Zimek, Manfred. Pesantren dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3ES, 1986.

WEBSITE

“Biografi Majelis Rasulullah.” Artikel diakses pada 18 Juli 2016 dari

http://www.majelisrasulullah.org/biografi-majelis-rasulullah/

“Moderate Islamic Preachers Gain Followers in Indonesia.” Artikel diakses pada

23 Juli 2016 dari

http://www.wsj.com/articles/SB10000872396390443635404578038541261

622144

“Pesan Penting Habib Munzir saat Ziarah ke Makam Crew MR (29 September

2012).” Artikel diakses pada 5 September 2016 dari

https://www.youtube.com/watch?v=Qa5rL609XwY

Page 112: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

99

WAWANCARA

Wawancara pribadi dengan Ust. Syukron Makmun, Jakarta, 24 Mei 2016.

Wawancara pribada dengan Habib Muhammad Al Kaff, Jakarta, 13 Mei 2016

Wawancara Pribadi dengan Nurul Hidayat, Jakarta, 24 Agustus 2016

Page 113: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 114: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

Foto Guru Mulia Habib Umar bin Hafidh

Sumber: Dokumentasi Majelis Rasulullah SAW

Habib Munzir Al Musawa

Sumber: www.majelisrasulullah.org

Page 115: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

Dari Kiri Habib Mukhsin bin Idrus Al Hamid dan Habib Nabil Al Musawa

(Dewan Syuro Majelis Rasulullah SAW)

Sumber: www.majelisrasulullah.org

Dari Kiri Habib Ja’far Al Athas, Habib Alwi Al Habsyi, dan Habib Baqir bin

Yahya

(Dewan Guru Majelis Rasulullah SAW)

Sumber: www.majelisrasulullah.org

Page 116: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

Wawancara dengan Ust. Syukron Makmun (Sekretaris MR)

Page 117: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

SANAD KEILMUAN GURU DI MR Sumber: Dokumentasi Majelis Rasulullah SAW

SANAD KEPADA IMAM BUKHARI

Dari guru Mulia Al Allamah Al Musnid Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim

bin Hafidh,

Alhafidh,

Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Ibrahim bin Umar bin Aqil bin

Yahya

Alhafidh,

Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi

(kwitang)

Alhafidh,,

Dari guru beliau Al Muhaddits Al Musnid Alhabib Idrus bin Umar Alhabsyi

Alhafidh,

Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Abdullah bin Husein bin Thahir

Alhafidh,

Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Umar bin Segaf Assegaf

Alhafidh,

Dari ayah beliau sekaligus guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Segaf bin

Muhammad

bin Umar Assegaf Alhafidh,

Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Abdurrahman bin Abdullah

Balfaqih

Alhafidh,,

Dari guru beliau Al Allamah Al Muhaddits Al Musnid Alhabib Abdullah bin Alwi

Alhaddad

shohiburratib Alhafidh,

Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Abdurrahman bin Abdullah bin

Ahmad

Baharun Alhafidh,

Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Abubakar bin Abdurrahhman

Ibn

Shihabuddin Alhafidh,,

Dari ayah beliau sekaligus guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib

Abdurrahman bin

Shihabuddin Ahmad bin Abdurrahman bin Syeikh Ali Alhafidh,

Dari guru beliau Al Muhaddits yang termasyhur Al Imam Muhammad bin Ali

Khird

Alhafidh,

Dari guru beliau Al Muhaddits yang termasyhur Al Imam Muhammad bin

Abdurrahman Al

Asqa‟ Balfaqih Alhafidh,

Dari guru beliau Al Musnid Al Muhaddits yang termasyhur Al Imam Abdullah

Alaydrus Al

Page 118: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

Akbar bin Abubakar, Alhafidh,

Dari guru beliau Al Musnid Al Imam Umar Al Muhdhor bin Imam Abdurrahman

Assegaf

Alhafidh,

Dari ayah beliau sekaligus guru beliau Al Musnid Al Imam Abdurrahman Assegaf

bin

Muhamad, Alhafidh,,

Dari guru beliau Al Musnid Al Imam Muhammad bin Alwi shohibul „Amaa‟im,

Alhafidh,

Dari guru beliau Al Musnid Al Imam Abdullah bin Alwi, Alhafidh,

Dari ayahanda beliau sekaligus guru beliau Al Musnid Al Imam Alwi bin Faqihil

Muqaddam

Muhammad bin Ali, Alhafidh,

Dari ayahanda beliau sekaligus guru beliau Al Musnid Al Imam Faqihil

Muqaddam

Muhammad bin Ali Ba‟alawiy, Alhafidh,

Dari guru beliau Al Musnid Al Imam Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadiid,

Alhafidh,

Dari guru beliau Al Musnid Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Ibn Abi Shaif

Alyamaniy,

Alhafidh,

Dari guru beliau Assyeikh Al Musnid Abil Hasan Ali bin Humaid bin Ammar Al

Athrabalsiy,

Alhafidh,

Dari guru beliau Assyeikh Al Musnid Abu Maktum Isa bin Abi Dzarr Al harawiy,

Alhafidh,

Dari ayah beliau sekaligus guru beliau Assyeikh Abu Dzarr bin Abd bin Ahmad

Al harawiy,

Alhafidh,

Dari guru beliau Abu Ishaq Ibrahim bin Amad Al Balakhiy Almustamaliy,

Alhafidh,

Dari guru beliau Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Matharr AL

Firabriy,

Alhafidh,

Dari guru beliau Hujjatul Islam wa Barakatul Anaam Al Imam Abu Abdillah

Muhammad bin

Ismail bin Bardizbah Al Bukhari rahimahullah.

Page 119: TRANSFORMASI SISTEM DAKWAH MAJELIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Teori yang digunakan adalah teori sistem dan teori strukturasi oleh Anthony Giddens

SANAD KEPADA IMAM MUSLIM

Dari guru mulia Al Allamah Almusnid Alhabib Umar bin Hafidh,

Dari Almusnid Alhabib Ibrahim bin Aqil bin Yahya,

Dari Almusnid Assayyid Salim Assirri,

Dari Almusnid Alhabib Muhammad bin Ibrahim Balfaqih,

Dari Almusnid Alhabib Ahmad bin Ali Aljunaid,

Dari Almusnid Alhabib Abdullah bin Husein Balfaqih,

Dari ayahnya, Almusnid Alhabib Husein bin Abdullah Balfaqih,

Dari ayahnya, Almusnid Alhabib Abdullah bin Alwi balfaqih,

Dari Almusnid Alhabib Idrus bin Abdurrahman Balfaqih,

Dari Almusnid Al Imam Alhabib Idrus bin Abdurrahman Balfaqih,

Dari Almusnid Al Imam Alhabib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih

Dari hujjatul IslamAl Musnid Al Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad,

Dari Almusnid Alhabib Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad Baharun,

Dari Almusnid Al Imam Alhabib Abubakar bin Abdurrahman bin Syahab,

Dari ayahnya Almusnid Al Imam Abdurrahman bin Syahabuddin,

Dari Al Muhaddits Al Imam Muhammad bin Ali Khirid,

Dari Al Muhaddits Al Imam Assayyid Muhammad bin Abdurrahman Al Asqa‟,

Balfaqih,

Dari Al Imam Abdullah bin Abi Bakar Alaidrus,

Dari Al Imam Umar Almuhdhor bin Abdurrahman Assegaf,

Dari Al Imam Muhammad bin Hasan Jamalullail,

Dari Al Imam Abdurrahman bin Muhammad Assegaf,

Dari Almusnid Al Imam Muhammad bin Alwi shahibul „amaim,

Dari Almusnid Assayyid Abdullah bin Alwi bin Alfaqihilmuqaddam,

Dari ayahnya, Al Musnid Assayyid Alwi bin Al Faqihilmuqaddam Muhammad,

Dari ayahnya, Hujjatul Islam Al Imam Muhammad Faqihil Muqaddam

Muhammad bin Ali,

Dari Al Imam Alhafidh Assayyid Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadiid,

Dari Al Hafidh Al Imam Abi Ali bin Husein Al Anshariy Al Batlyusiy,

Dari Assyeikh Abi Abdillah Muhammad bin Alfadhl Assha‟idiy Al farrawiy,

Dari Alhusein Abdulghafir bin Muhammad bin Abdulqadir Al Farisiy,

Dari Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin Isa Al Jaludiy Annaisaburiy,

Dari Syeikh Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan ALfaqiih Azzahid,

Dari Hujjatul Islam Al Imam Abul Husein Muslim bin Hajjaj Alqusyairiy

Annaisaburiy

Rahimahullah (Imam Muslim).