teori organisasi dan kepemimpinan

31
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang heterogen yang dibawa kedalam suatu organisasi sehingga tidak seperti mesin, uang dan material, yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai dan diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia baik yang menduduki posisi pimpinan maupun anggota merupakan faktor terpenting dalam setiap organisasi atau instansi baik pemerintah maupun swasta. Hal ini karena berhasil tidaknya suatu organisasi atau instansi sebagian besar dipengaruhi oleh faktor manusia selaku pelaksana pekerjaan. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu terwujudnya efektivitas kerja yang positif, ada banyak cara untuk mewujudkannya. Beberapa diantaranya dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang baik dengan dibarengi pembentukan struktur organisasi yang jelas. Kepemimpinan sering didefinisikan sebagai proses membuat orang lain terinspirasi untuk bekerja keras dalam menyelenggarakan tugas-tugas penting (Schermerhorn, 1

Upload: jerry-makawimbang

Post on 28-Nov-2014

12.967 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Teori organisasi dan kepemimpinan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi yang menjadi

perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai

pikiran, perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin

yang heterogen yang dibawa kedalam suatu organisasi sehingga tidak seperti mesin,

uang dan material, yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai dan diatur sepenuhnya dalam

mendukung tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia baik yang menduduki

posisi pimpinan maupun anggota merupakan faktor terpenting dalam setiap organisasi

atau instansi baik pemerintah maupun swasta. Hal ini karena berhasil tidaknya suatu

organisasi atau instansi sebagian besar dipengaruhi oleh faktor manusia selaku

pelaksana pekerjaan.

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu

terwujudnya efektivitas kerja yang positif, ada banyak cara untuk mewujudkannya.

Beberapa diantaranya dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang baik dengan

dibarengi pembentukan struktur organisasi yang jelas. Kepemimpinan sering

didefinisikan sebagai proses membuat orang lain terinspirasi untuk bekerja keras dalam

menyelenggarakan tugas-tugas penting (Schermerhorn, 1999). Tetapi pengertian

tersebut sering dikaitkan dengan dasar-dasar bagi kepemimpinan yang efektif, yakni

mendasarkannya pada cara seorang pemimpin atau manajer menggunakan power untuk

mempengaruhi perilaku orang lain. Power merupakan kemampuan untuk

mempengaruhi orang-orang lain melakukan sesuatu seperti yang diinginkan oleh

seseorang yang menghendakinya (Kanter, 1979). Karena itulah seringkali

kepemimpinan atau leadership didefiniskan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi

kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Robbins, 1998). Dalam tulisan ini

kepemimpinan lebih difokuskan pada kepemimpinan manajerial dalam organisasi.

Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang

untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu

tujuan tertentu (Heidjrachman dan Suad Husnan, 2002:224). Struktur organisasi banyak

sekali macamnya, mulai dari yang bersifat tradisional sampai modern. Penerapannya

1

Page 2: Teori organisasi dan kepemimpinan

sendiri dapat berbeda-beda dan banyak faktor yang menentukan, antara lain: besar

kecilnya perusahaan, luas sempitnya jaringan usaha, jumlah karyawan, tujuan

perusahaan dan sebagainya. Beragamnya sistem struktur organisasi tersebut

dimungkinkan bahwa suatu perusahaan A cocok menggunakan sistem struktur

organisasi B, tetapi perusahaan C atau yang lain belum tentu cocok menggunakan

sistem struktur organisasi B. Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya

selalu menggunakan struktur organisasi sebagai wadah segala kegiatannya, tetapi untuk

penerapan sistem struktur organisasinya tergantung dari kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Hal ini merupakan suatu masalah bagi setiap perusahaan dalam

menerapkan struktur organisasi mana yang cocok sehingga untuk itu setiap perusahaan

membutuhkan waktu dan pengamatan (analisis) yang khusus dalam memilih sistem

struktur organisasi yang tepat dan sesuai.

B. PERMASALAHAN

1. Bagaimana penerapan struktur organisasi modern?

2. Bagaimana kecocokan antara gaya kepemimpinan dengan struktur organisasi

modern?

Kepemimpinan dalam organisasi Page 2

Page 3: Teori organisasi dan kepemimpinan

BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan

kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah,

sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota

organisasi. Pengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha

meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu

akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.

I. Pengertian organisasi

Menurut ERNEST DALE,

Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan,

dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam

suatu kerja kelompok.

Menurut CYRIL SOFFER,

Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu

dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi

tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.

II. Ciri-ciri Organisasi

1. Organisasi bertambah besar

2. Pengolahan data semakin cepat

3. Penggunaan staf lebih intensif

4. Kecendrungan spesialisasi

5. Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi

6. Unsur-unsur organisasi lebih lengkap

III. TEORI ORGANISASI KLASIK

Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.

Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah

Kepemimpinan dalam organisasi Page 3

Page 4: Teori organisasi dan kepemimpinan

lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan

petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori

ini organisasi digambarkan seperti toet piano dimana masing-masing nada mempunyai

spesialisasi, dimana apabila tiap nada dirangkai maka akan tercipta lagu yang indah

begitu juga dengan organisasi. Dikatakan teori mesin karena organisasi ini

menganggab manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan

digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.

A. Definisi Organisasi menurut Teori Klasik :

Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan,

peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila

orang bekerja sama. Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi

organisasi formal. Empat unsure pokok yang selalu muncul dalam organisasi

formal:

a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi

b. Kelompok orang

c. Kerjasama

d. Kekuasaan & Kepemimpinan

Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada

empat kondisi pokok: Kekuasaan, Saling melayani, Doktrin, Disiplin. Sedangkan

yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:

a. Pembagian kerja (untuk koordinasi)

b. Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)

c. Struktur (hubungan antar kegiatan)

d. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).

B. Tokoh organisasi klasik adalah:

Frederick Winslow Taylor (1856 - 1915)

Dia berfokus pada analisis alur kerja sampai mendapatkan sintesis untuk

peningkatan produktivitas tenaga kerja. Karena ini, teori tersebut lebih dikenal

dengan teori scientific management. Taylor percaya bahwa keputusan berdasarkan

tradisi dan aturan-aturan praktis harus diganti dengan prosedur yang tepat, yang

Kepemimpinan dalam organisasi Page 4

Page 5: Teori organisasi dan kepemimpinan

dikembangkan setelah mempelajari kinerja individu ditempat kerja. Taylor

mengemukakan empat Prinsip Scientific Management, yaitu :

Empat Prinsip Scientific Management

Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu

pengetahuan sisetiap unsur-unsur kegiatan.

Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan

latihan dan pendidikan kepada pekerja.

Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam

menjalankan tugas

Harus menjalin kerja sama yang baik antara pemimpin dengan pekerja. Dalam

menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi

mental di kalangan manajer dan pekerja.

Dalam melakukan management analysis, Taylor menyatakan bahwa setiap

manajer mempunyai tugas untuk melakukan analisis tersebut, untuk mengetahui

hal yang terbaik melalui analisis, observasi dan percobaan-percobaan. Untuk

percobaan, Tylor juga memperkenalkan beberapa variable yakni; time and motion

study, organisasi fungsional dan the taylor differential rate system.

IV. Teori Organisasi Neoklasik

Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan manusiawi

(The Human Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori

klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social

karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya. Perkembangan

teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di

Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg. Percobaan-percobaan ini dilakukan

dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan

manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan

Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif

sangat berpengaruh pada operasi organisasi. Dalam hal pembagian kerja, teori

neoklasik mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut :

Kepemimpinan dalam organisasi Page 5

Page 6: Teori organisasi dan kepemimpinan

1. Partisipasi

2. Perluasan kerja

3. Manajemen bottom-up

Tokoh organisasi Neo klasik adalah:

Elthon B. Mayo (1880-1949).

Karya Elton B. Mayo yang terkenal adalah temuan dalam Hawtorne Studies.

Sebuah temuan yang sederhana tetapi berimplikasi besar. Studi tersebut dilakukan

tahun 1924 sampai tahun 1932, tentang efek penerangan pengaruhnya terhadap

keluaran (out-put), penilitian dilakukan terhadap para karyawan perakitan (assembly).

Implikasi dari temuan ini memberikan pemahaman tentang organisasi sebagai suatu

kesatuan sistem. Mayo berkesimpulan bahwa masalah motivasi dan respons emosi

yang diakibatkan oleh situasi kerja lebih penting dari pengaturan logis dan rasional

dalam menentukan keluaran. Pemahaman yang terkenal dengan ‘efek Hawthorne’

inimengemukakan bahwa perlakuan khusus, bahkan yang buruk pun, dapat membawa

dampak positif terhadap para pekerja, karena faktor manusia yang mempengaruhinya.

Ia menegaskan bahwa hubungan sosial dalam kelompok kerja adalah faktor terpenting

yang mempengaruhi kepuasan para pekerja atas pekerjaannya. Menurut Mayo

perlakuan yang manusiawi dan menunjukkan penghargaan memberi manfaat bagi

perusahaan dalam jangka panjang. Dalam hampir semua tulisannya Mayo selalu

membahas dua gagasan pokok, pertama adalah tentang masyarakat, dan kedua

menyangkut masalah individu dalam masyarakat. Argumentasi Mayo didasarkan atas

pemahamannya tentang revolusi industri yang telahmenghancurkan masyarakat

tradisional yang memungkinkan manusia salingberhubungan dalam kehidupan rutin

dan akrab. Tradisi lama tersebut tak mungkindibangkitkan kembali. Karena itu

solusinya adalah dengan membangun masyarakat yang adaptif, yang mudah

menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan, serta dipimpin oleh orang-orang yang

terlatih dalam ketrampilan dan pemahaman sosial, dan mampu mengatasi masalah

manusia maupun masalah tehnis.

V. Teori Organisasi Modern

Teori modern biasanya disebut juga sebagai analisa sistem pada organisasi. Teori

modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling

ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu

Kepemimpinan dalam organisasi Page 6

Page 7: Teori organisasi dan kepemimpinan

sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi

merupakan sistem terbuka. Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam banyak hal

yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut diantaranya :

Teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi,

membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal. Teori Modern menekankan pada

perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang

menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.

Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu

pengetahuan. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu

kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa

organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang

stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka. Interaksi dinamis antar proses,

bagian dan fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan

lingkungan.

Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling

mempengaruhi untuk berbagai tujuan. Dalam Pendekatan Modern menyatakan bahwa

yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of thinking atau cara

berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara lebih tepat dan

mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas perilaku organisasi,

yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.

Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern, yaitu:

1. Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi,

sasaran organisasi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakikat

pekerjaannya.

2. Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan,menyediakan

pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.

3. Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi,

skalar dan vertikal.

Karakteristik Teori Modern, antara lain:

1. Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,

2. Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,

3. Memandang organisasi sebagai suatu sistem,

Kepemimpinan dalam organisasi Page 7

Page 8: Teori organisasi dan kepemimpinan

4. Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus

disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,

5. Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling

ketergantungan.

Kontributor Teori Modern, beserta teorinya tentang organisasi, yaitu:

1. Alfred Korzybski, 1993, General Sementics (manusia hidup dalam tiga dunia

yang berbeda, yaitu dunia peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik

beratkan masalah bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan,

kekakuan bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan pentingnya

tanggapan),

2. Mary Parker Follet, 1920-an (keseimbangan antara perhatian individu dan

organisasi; mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat kerja

sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu kelompok;

dan masyarakat; dorongan individu diterima tanpa mengorbankan kepentingan

organisasi),

3. Chester I. Barnard, 1938 (organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis;

individu, organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan bagian dari lingkungan

organisasi; aspek organisasi formal dan informal),

4. Norbert Wiener, 1948 (menemukan sibernetika=orang=pengemudi, pengendalian

sistem pada pengaruh arus balik informasi; menunjang perkembangan komputer

eletronik, penggunaan komputer dalam proses pengawasan, suatu sistem terdiri atas

input, proses, output, arus balik, dan lingkungan),

5. Ludwig Von Bertalanffy, (organisasi sebagai masalah yang utama bagi seluruh

kehidupan; kedinamikan, sistem, interaksional multidimensional, multi level; suatu

sistem dilihat sebagai suatu kumpulan dari bagian-bagian yang saling berhubungan;

suatu organisasi dalam pandangan yang modern merupakan suatu sistem).

Sifat Teori Modern adalah:

1. Memandang suatu organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri atas lima bagian

pokok, yaitu: input, proses, output, arus balik, dan lingkungan,

2. Kedinamisan,

3. Multi Level dan Multi Dimensional,

4. Multi Motivasi,

Kepemimpinan dalam organisasi Page 8

Page 9: Teori organisasi dan kepemimpinan

5. Multi Disipliner,

6. Despkriptif,

7. Multi Variabel,

8. Adaptif.

Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu

muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu:

1. Komunikasi

2. Konsep keseimbangan

3. Proses pengambilan keputusan

Tujuan Perkembangan Organisasi ;

1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota

organisasi.

2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka

3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi.

4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan

mengendalikan diri.

TEORI MODERN vs TEORI KLASIK

a. Teori Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi

sedangkan Teori Modern menekankan pada perpaduan & perancangan sehingga

terlihat lebih menyeluruh.

b. Teori Klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar, dan vertical sedangkan

Teori Modern lebih dinamis, sangat komplek, multilevel, multidimensi dan banyak

variable yang dipertimbangkan.

Perbandingan pendekatan Klasik, pendekatan Neo-Klasik, dan pendekatan

Modern 

Klasik Neo-Klasik Modern

Manusia=Makhluk

rasional

Manusia=Makhluk

Psikososial

Manusia tidak diperhatikan

sebagai individu. Perhatian pada

kelompok individu.

Mampu menentukan Tidak mampu Mampu menentukan anatomi

Kepemimpinan dalam organisasi Page 9

Page 10: Teori organisasi dan kepemimpinan

anatomi organisasi menentukan anatomi

organisasi

organisasi (secara makro)

Fokus perhatian:

Anatomi

organisasi/jumlah

personil

Hubungan antar

manusia

Hubungan organisasi dengan

lingkungan

Organisasi=Sistem

tertutup

Organisasi=Sistem

tertutup

Organisasi=Sistem terbuka

Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:

pemimpin sebagai subjek, dan. yang dipimpin sebagai objek.

Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun

dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab

baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin,

sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai

kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinnya.

Teori-teori dalam Kepemimpinan

Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk

berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam

melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan penelitian

dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang

menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan

penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya,

dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan,

persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika

profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).

Kepemimpinan dalam organisasi Page 10

Page 11: Teori organisasi dan kepemimpinan

Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan

interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi

antara lain :

Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan

Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan

selalu diperlukan dalam setiap masa.

Sebab-sebab munculnya seseorang menjadi pemimpin, antara lain:

a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan

pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.

b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan

kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan

tuntutan lingkungan

Syarat-syarat kepemimpinan, Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan selalu

dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.

Tipe dan gaya kepemimpinan

Pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang

khas, sehingga tingkah laku dan gayanya berbeda dari orang lain. Teori-teori dalam

kepemimpinan pada umumnya menunjukkan perbedaan karena setiap teoritikus

mempunyai segi penekanannya sendiri yang dipandang dari satu aspek tertentu.

Teori-teori dalam Kepemimpinan

1. Teori Sifat

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan

oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran

tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat

ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud

adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-

ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:

pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas,

pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;

Kepemimpinan dalam organisasi Page 11

Page 12: Teori organisasi dan kepemimpinan

sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan,

ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,

kapasitas integratif;

kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas,

membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi

secara efektif.

Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif,

tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas

kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita

renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai

rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan

yang menerapkan prinsip keteladanan.

2. Teori Perilaku

Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu

ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam

hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:

a. konsiderasi dan struktur inisiasi

Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah

tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan

memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di

samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan

tugas organisasi.

b. berorientasi kepada bawahan dan produksi

perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada

hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan

bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.

Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan

penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian

tugas serta pencapaian tujuan.

Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada

dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model

Kepemimpinan dalam organisasi Page 12

Page 13: Teori organisasi dan kepemimpinan

grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu

perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.

Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah

fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)

3. Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri

kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi

kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor

waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan

tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah

* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;

* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;

* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;

* Norma yang dianut kelompok;

* Rentang kendali;

* Ancaman dari luar organisasi;

* Tingkat stress;

* Iklim yang terdapat dalam organisasi.

Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi

yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu

memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah

kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi

tertentu.

Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut :

a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik

Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi

yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus

diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik

akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai

perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya

Kepemimpinan dalam organisasi Page 13

Page 14: Teori organisasi dan kepemimpinan

demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang

menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan

perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.

b. Model ” Interaksi Atasan-Bawahan” :

Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang

terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi

perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif,

apabila:

* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;

* Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi;

* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.

c. Model Situasional

Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada

pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat

kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini

adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan

atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan

adalah:

* Memberitahukan;

* Menjual;

* Mengajak bawahan berperan serta;

* Melakukan pendelegasian.

d. Model ” Jalan- Tujuan ”

Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu

menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk

mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan

perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin

berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.

Kepemimpinan dalam organisasi Page 14

Page 15: Teori organisasi dan kepemimpinan

e. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :

Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan

keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus

diselesaikan oleh bawahannya.

Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan

yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta

bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut

“didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses

pengambilan keputusan.

Contoh organisasi modern

Salah satu organisasi modern yang ada di Indonesia adalah KFC alias Kentucky Fried

Chicken. Gerai waralaba ayam goreng yang hadir hampir di setiap ibu kota provinsi di

negeri ini tentunya bukan hal yang asing di masyarakat Indonesia. Hak waralaba KFC di

Indonesia dipegang tunggal oleh PT. Fastfood Indonesia. KFC disebut organisasi modern

karena sudah mengimplementasikan IT (information technology) dalam sistem

operasionalnya. Implementasinya sendiri tidak main-main. Hal ini terlihat dari diangkatnya

seorang anggota dewan direksi yang secara khusus memimpin bagian IT di perusahaan

tersebut. Dengan ditempatkannya seorang direktur yang membawahi beberapa manajer di

tingkat menengah struktur organisasi, terlihat bahwa KFC di Indonesia sudah memandang

penting posisi IT secara stategis dalam mewujudkan tujuan-tujuan aktivitas bisnisnya.

Namun jangan dibayangkan bahwa departemen IT di perusahaan itu melibatkan banyak

sekali sumber daya manusia. Sama sekali tidak! Sumber daya manusia yang terlibat dalam

pengelolaan IT dari level direktur hingga staf kurang lebih hanya berjumlah sekitar 10

orang saja. Tim ini secara khusus memang fokus dalam penyusunan dan pengendalian

strategik IT dalam menopang keberhasilan perusahaan menciptakan gol-gol usahanya.

Seluruh kegiatan implementasi dilakukan secara outsource sehingga perusahaan selalu

memperoleh masukan implementasi IT termutakhir namun tetap mengedepankan

efektifitas dan efisiensinya. Bahkan dengan dipimpin seorang direktur pun, PT. Fastfood

Indonesia tetap meminta bantuan konsultan IT di dalam mendampingi divisi IT supaya

tetap pada koridor yang tepat sasaran serta memberikan masukan-masukan strategis kepada

Kepemimpinan dalam organisasi Page 15

Page 16: Teori organisasi dan kepemimpinan

para pemegang kebijakan. Manajemen KFC juga mengguunakan prinsip yang mengacu

pada teori organisasi Modern, antara lain:

1. Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,

2. Memandang organisasi sebagai suatu sistem,

3. Penyesuaian diri dengan perubahan lingkungannya,

4. Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling

ketergantungan.

5. KFC menjadi organisasi yang dinamis dan adaptif terhadap segala perubahan

Hubungan gaya kepemimpinan dengan macam-macam struktur organisasi

Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu

perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam

memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu.

Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang

disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Gaya kepemimpinan, Secara langsung

maupun tidak langsung mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan

produktivitas kerja karyawan/pegawai. Hal ini didukung oleh Sinungan (1987) yang

menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang termasuk di dalam lingkungan organisasi

merupakan faktor potensi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Sebuah organisasi tidak

akan berjalan dengan baik kalau didalamnya tidak ada pemimpin sebagai orang yang

bertanggung jawab atas organisasi tersebut, dan pemimpin itu tidak akan maksimal dalam

melaksanakan tugasnya tampa adanya bawahan (karyawan) yang selalu berintraksi dan

membantunya. Adanya pemimpin dan bawahan (karyawan) tersebut adalah suatu bukti

bahwa organisasi dan struktur saling berkaitan. Oleh karena itu, istilah struktur digunakan

dalam artian yang mencakup: ukuran (organisasi), derajat spesialisasi yang diberikan

kepada anggota kepada organisasi, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara

tujuan anggota dengan tujuan organisasi, gaya kepemimpinan, dan sistem imbalan. Dan

sebagai tolak ukur, dalam penelitian menunjukkan bahwa ukuran organisasi dan derajat

spesialisasi merupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik struktur. Makin besar

organisasi, dan makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan

terjadinya konflik. Jadi, konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya

ketidak sesuaian atau perbedaan antara dua pendapat (sudut pandang), baik itu terjadi

Kepemimpinan dalam organisasi Page 16

Page 17: Teori organisasi dan kepemimpinan

dalam ukuran (organisasi), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota

keorganisasi, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan

tujuan organisasi, gaya kepemimpinan, dan sistem imbalan yang berpengaruh atas pihak-

pihak yang terlibat, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif . Namun secara umum

Konflik Hirarki (Sruktur) adalah konflik yang terjadi diberbagai tingkatan organisasi.

Dalam struktur organisasi klasik, gaya kepemimpinan yang digunakan cenderung

menggunakan kekuasaan penuh seorang pimpinan. Karyawan dianggap sebagai mesin

yang harus menuruti perintah atasan dan harus mampu bekerja secara masimal. Dalam hal

ini tipe kepemimpinan otokratik lebih sering diterapkan. Kepemimpinan otokratik ialah

pemimpin yang tergolong otokratik dan dipandang sebagai karakteritik yang negatif.

Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang pemimpin

yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang

menonjolkan “keakuannya”, Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang

memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:

1. Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi

2. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

3. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerimsaran dan

pendapat

4. Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya

5. Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan pendekatan yang

mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:

a. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya

b. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya

c. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi menggunakan pendekatan

punitif dalam hal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.

Lambat laun gaya kepemimpinan ini dianggap tidak sesuai lagi seiring perkembangan

zaman, sehingga terjadi perubahan struktur organisasi dan gaya kepemimpinan. Pada

struktur organisasi modern, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya kepemimpinan

yang paling sesuai sampai saat ini. Gaya kepemimpinan situasional dianggap para ahli

manajemen sebagai gaya yang sangat cocok untuk diterapkan saat ini. Sedangkan untuk

bawahan yang tergolong pada tingkat kematangan yaitu bawahan yang tidak mampu tetapi

Kepemimpinan dalam organisasi Page 17

Page 18: Teori organisasi dan kepemimpinan

berkemauan, maka gaya kepemimpinan yang seperti ini masih pengarahan, karena kurang

mampu, juga memberikan perilaku yang mendukung. Dalam hal ini pimpinan/pemimpin

perlu membuka komunikasi dua arah (two way communications), yaitu untuk membantu

bawahan dalam meningkatkan motivasi kerjanya. Berikut ini gaya kepemimpinan

situasional dimulai dari konsep yang paling klasik sampai teori modern, yaitu teori

situasional yang disampaikan Hersey and Blancard.

Gaya Kepemimpinan Situasional

Belajar dari konsep Hersey and Blancard, perilaku dan gaya kepemimpinan bersifat

situasional. Pemimpin atau manajer harus menyesuaikan responnya menurut kondisi atau

tingkat perkembangan kematangan, kemampuan dan minat karyawan dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya. Dalam hal ini, respon seorang manajer dalam perilaku

kepemimpinannya memberikan sejumlah pengarahan dan dukungan yang bersifat

sosioemosional. Sementara itu, manajer harus menyesuaikan tingkat kematangan

karyawan. Tingkat kematangan karyawan (maturity), diartikan sebagai tingkat kemampuan

karyawan untuk bertanggung jawab dan mengarahkan perilakunya dalam bentuk kemauan.

Berdasarkan tingkat kematanganya, menurut Hersey and Blancard ada empat jenis

karyawan, yaitu: (1) karyawaan yang tidak mampu dan tidak mau, (2) karyawaan yang

tidak mampu, tetapi mau, (3) karyawaan yang mampu, tetapi tidak mau, (4) karyawaan

yang mampu dan mau.

Mengarahkan (telling)

Ada empat respon kepemimpinan dalam mengelola kinerja berdasarkan tingkat

kematangan karyawan, yaitu mengarahkan, menjual, menggalang partisipasi dan

mendelegasikan.Gaya kepemimpinan yang mengarahkan, merupakan respon

kepemimpinan yang perlu dilakukan oleh manajer pada kondisi karyawan lemah dalam

kemampuan, minat dan komitmenya. Sementara itu, organisasi menghendaki penyelesaian

tugas-tugas yang tinggi. Dalam situasi seperti ini Hersey and Blancard menyarankan agar

manajer memainkan peran directive yang tinggi, memberi saran bagaimana menyelesaikan

tugas-tugas itu, tanpa mengurangi intensitas hubungan sosial dan komunikasi antara

pimpinan dan bawahan.

Menjual (selling)

Pada kondisi karyawan menghadapi kesulitan menyelesaikan tugas-tugas, takut untuk

mencoba melakukannya, manajer juga harus memproporsikan struktur tugas dengan

Kepemimpinan dalam organisasi Page 18

Page 19: Teori organisasi dan kepemimpinan

tanggungjawab karyawan. Selain itu, manajer harus menemukan hal-hal yang

menyebabkan karyawan tidak termotivasi, serta masalah-masalah yang dihadapi karyawan.

Pada kondisi karyawan sudah mulai mampu mengerjakan tugas-tugas dengan lebih baik,

akan memicu perasaan timbulnya over confident. Kondisi ini, memungkinkan karyawan

menghadapi permasalahan baru yang muncul. Masalah-masalah baru yang muncul

tersebut, seringkali menjadikannya putus asa. Oleh karena itu, setelah memberikan

pengarahan, manajer harus memerankan gaya menjual. Dengan mengajukan beberapa

alternatif pemecahan masalah.

Menggalang partisipasi (participation)

Gaya kepemimpinan partisipasi, adalah respon manajer yang harus diperankan ketika

tingkat kemampuan karyawan akan tetapi tidak memiliki kemauan untuk melakukan

tanggung jawab, karena ketidakmauan atau ketidakyakinan mereka untuk melakukan

tugas/tangung jawab seringkali disebabkan karena kurang keyakinan. Dalam kasus seperti

ini pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif mendegarkan

mendukung usaha-usaha yang dilakukan para bawahan/pengikutnya.

Mendelegasikan (delegating)

Selanjutnya, untuk tingkat karyawan dengan kemampuan dan kemauan yang tinggi,

maka gaya kepemimpinan yang sesuai adalah gaya “delegasi”Dengan gaya delegasi ini

pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap sudah mampu

dan mau melaksanakan tugas/tanggung jawabnya. Mereka diperkenankan untuk

melaksanakan sendiri dan memutuskannya tentang bagaimana, kapan dan dimana

pekerjaan mereka harus dilaksanakan. Pada gaya delegasi ini tidak terlalu diperlukan

komunikasi dua arah.

Kepemimpinan dalam organisasi Page 19

Page 20: Teori organisasi dan kepemimpinan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adanya gaya kepemimpinan maupun struktur organisasi memiliki tujuan yang sama

yaitu membentuk efektivitas kerja yang positif. Efektivitas kerja merupakan derajat

pencapaian tujuan suatu organisasi berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan.

Efektivitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain gaya kepemimpinan,

komunikasi intern, tata ruang kantor, motivasi kerja, struktur organisasi dan lain-lain.

Factor-faktor tersebut merupakan hal yang perlu diatur dan dikembangkan sedemikian

rupa dan terus dijaga agar organisasi tetap utuh dan tidak keluar jalur dari tujuan yang

sudah ditetapkan. Perbedaan gaya kepemimpinan otomatis mempengaruhi

keberhasilan dari pelaksanaan kerja dari seluruh proses organisasi. Oleh karena itu

dengan semakin berkembangnya teori tentang gaya kepemimpinan diharapkan dapat

membuat organisasi lebih efektif dan efisien.

B. Saran

Keberlangsungan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh pemimpin dari organisasi

tersebut. Dari pembahasan diatas, kami mempunyai beberapa saran yaitu :

1. Pemimpin harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan seperti apa yang cocok

dengan struktur organisasi yang dianut.

2. Pemimpin harus mengetahui dan beradaptasi terhadap perbedaan karakter dari

setiap bawahan dalam organisasi yang dipimpinnya sehingga organisasi berjalan

dengan baik.

3. Pemimpin harus dapat menjadi risk taker yang cepat tanggap apabila terdapat

masalah-masalah dalam organisasi baik yang disebabkan lingkungan internal

maupun eksternal.

Kepemimpinan dalam organisasi Page 20