teori kepemimpinan
DESCRIPTION
teori kepemimpinan yang biasa diterapkan dalam berbagai sitem managementTRANSCRIPT
TEORI KEPEMIMPINAN
1. Trait Theory (Teori Sifat)Salah satu berbagai analisis kepemimpinan adalah teori sifat (trait theory) dimana
penelitian mencoba memusatkan pada pelaku kepemimpinan yaitu pemimpin itu sendiri.
Perkembangan teori ini terus terjadi dan banyak memperoleh perhatian karena
menawarkan pendekatan pragmatis, sesuatu yang bisa dijadikan contoh secara instan bagi
seseorang yang berada dalam posisi sebagai pemimpin. Teori ini secara garis besar
mengatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan dan bukan diciptakan, dimana ketika
seseorang dilahirkan, ia akan membawa atau tidak membawa sifat-sifat yang ditakdirkan
menjadi seorang pemimpin, ia memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh
orang lain, yang bukan digariskan menjadi pemimpin.
Trait theory muncul tahun 1920-an dari penelitian serius melalui serangkaian tes-
tes psikologi yang berusaha melakukan identifikasi karakteristik umum effective leaders.
Diantaranya yang dilakukan Davis (1972), dengan memunculkan empat ciri utama yang
dianggap mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan didalam organisasi
yaitu pertama, kecerdasan (intellegence) dimana seorang pemimpin mempunyai tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dari pengikutnya, kedua, kedewasan sosial dan hubungan
sosial yang luas (social maturity and breadth), yaitu pemimpin cenderung mempunyai
emosi stabil, dewasa dan matang serta mempunyai kegiatan luas, ketiga, motivasi diri
dan dorongan berprestasi, yaitu pemimpin mempunyai karakter dorongan instrinsik yang
lebih kuat dari pada ekstrinsik ketika menjalankan peran-peran kepemimpinan dan
keempat, sikap-sikap hubungan manusiawi yaitu, seorang pemimpin serta berorentasi
pada pengikutnya.
Teori sifat yang dihasilkan muncul dengan kecenderungan, semakin banyak
meningkat variabel karakteristik yang dianggap menjamin kesuksesan seseorang
pemimpin dari tahun ke tahun. Namun, secara umum pemimpin yang sukses memiliki
sifat atau karakteristik seperti disimpulkan dalam figure berikut ini:
SIFAT ATAU KARAKTERISTIK DESKRIPSI
Daya dorong (drive) Keinginan berprestasi, ambisi, energi
tinggi, inisiatif
Kejujuran dan integritas Dapat dipercaya, handal dan terbuka
Motivasi pemimpin Keinginan mempengaruh orang lain untuk
mencapai tujuan
Kemampuan kognitif Kecerdasan, kemampuan menginteroretasi
dan mengintegrasikan informasi
Pengetahuan bisnis Pengetahuan tentang industri dan
persoalan teknis
Kreativitas Kemampuan untuk memunculkan ide
orisinil
Fleksibilitas Kemampuan beradaptasi pada bawahan
dan lingkungan
Kepercayaan diri Percaya pada kemampuan diri
Karakteristik seorang pemimpin dari tabel diatas menunjukkan sebuah sosok
kesempurnaan dimana persyaratan untuk memimpin tersebut tentu sangat sulit dipenuhi
oleh kebanyakan orang. Karakteristik ini mengacu pada bayangan kehebatan pemimpin
yang melegenda, kumpulan dari sifat-sifat pemimpin hebat dan dikagumi sehingga dalam
teori kepemimpinan tersebut sebagai The Great Person Theory yang mengarah pada
kesempurnaan manusia.
2. Behavioral Theory
Teori yang mengulas perilaku khusus yang membedakan seseorang pemimpin dengan
mereka yang bukan pemimpin. Perbedaan mendasar antara trait
theory dnegan behavioral theory adalah bahwa pada trait theory seorang pemimpin
terlahir sebagai pemimpin, tidak dapat dibentuk. Sedangkan pada behavioral
theory menyatakan bahwa sikap-sikap kepemimpinan dapat dipelajari (leadership traits
can be taught).
Beberapa hasil studi mengenai kepemimpinan:
Studi di University Michigan, menyatakan bahwa ada dua jenis kepemimpinan yait:
a. Employee-oriented leader: pemimpin yang menekankan pada hubungan
interpersonal (hubungan antarmanusia); memiliki ketertarikan pada kebutuhab
karyawan dan mampu menerima perbedaan di antara anggotanya
b. Product-oriented leader: seseorang pemimpin yang menekankan pada aspek teknis
dan tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pekerjaan.
Studi Skandinavia, menghasilkan pemahaman mengenai development-oriented
leader yaitu pemimpin yang memiliki kemampuan untuk melakukan percobaan
(eksperimen), mencari ide-ide baru, dan menciptakan derta melaksanakan perubahan
(change).
3. Situational and Contingency Theory
I. Situational Leadership
Para peneliti yang mengant teori kepemimpinan ini mengatakan bahwa efektivitas
gaya kepemimpinan sangat bergantung dengan situasi yang terjadi di sekitarnya. Oleh
karena itu, peneliti berasumsi bahwa kepemimpinan yang berhasil akan terjadi jika
gaya kepemimpinan yang digunakan sesuai dengan situasi.
Empat dimensi situasi secara dinamin berpengaruh terhadap kepemimpinan
seseorang.
a. Kemampuan manajerial: kemampuan ini meliputi memampuan sosial,
pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh
perusahaan.
b. Karakteristik pekerjaan: tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang
lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh terhadap efktivitas
pemimpinnya.
c. karakteristik organisasi: budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor
yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.
d. Karakteristik pekerja: kepribadian, kebutuhan, keterampilan, pengalaman
bawahan berpengaruh pada gaya kepemimpinannya.
II. Contingency Theory
Teori ini hampir sama dengan situtional leaderhip dan sering disebut
sebagai “leader match” maksudnya adalah menempatkan pemimpin pada pola
kepemimpinan yang sesuai dengan situasi yang ada.
Teori ini dikembangkan oleh Fedler dan Gracia (1964) setelah
mempelajari bebragai macam gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan pada
lingkungan yang berbeda – beda. Gaya kepemim[inan pada teori kontingensi
mengacu pada dua motivasi, Yaitu :
a. Task Motivation (Motivasi yang mengacu pada tugas), Pemimpin focus pada
tugas dan hasil yang dicapai.
b. Relationship Motivation (Motivasi yang mengacu pada Relasi), Pemimpin focus
pada usaha untuk membangun relasi dengan pengikut – pengikutnya.
Teori kontingensi memperluas pemahaman kita tentang kepemimpinan
dimana ada pengaruh situasi terhadap pemimpin serta memberikan prediksi dan
informasi menegenai gaya kepemimpinan serta memberikan prediksi dan
informasi mengenai gaya kepemimpinan yang cocok / efektif dalam konteks
tertentu.
Kelemahan teori ini adalah kurangnya penjelasan mengapa seseorang
dengan gaya kepemimpinan tertentu bisa bertindak secara lebih efektif dalam
beberapa situasi daripada yang lainnya.
4. Reciprocal Theory
Teori ini juga sering disebut dengan social learning theory. Pendekatan Social
Learning merupakan suatu teori yang dapat memberikan suatu model yang menjamin
kelangsungan, interaksi timbal balik antar pemimpin, lingkungan dan perilakunya sendiri.
Pendekatan Social Learning ini antara pemimpin dan bawahan mempunyai kesempatan
untuk bisa memusyawarahkan semua perkara yang timbul. Keduanya, pimpinan dan
bawahan mempunyai hubungan interaksi yang hidup dan mempunyai kesadaran untuk
menemukan bagaiman caranya menyempurnakan prilaku masing-masing dengan
memberikan penghargaan-penghargaan yang diinginkan. Pendekatan social learning
memberikan pemecahan yang terbaik dari semua tantangan-tantangan dari
kepemimpinan. Pendekatan ini memberikan suatu dasar untuk suatu model konsepsi yang
menyeluruh bagi perilaku. Teori ini menekankan bahwa terdapat faktor penentu yang
timbal balik dalam kepemimpinan ini. Faktor penentu itu ialah pemimpin sendiri, situasi
lingkungan, dan perilakunya sendiri.
TEKNIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Network Theory
Teori network atau yang sering disebut dengan teori jaringan kerja adalah teori yang
terdiri dari dua tekni yaitu ternik yang pertama disebut critical path methode (CPM ) dan
teknik yang kedua disebut project evaluationand review technique (PERT). Hal yang
membedakan dari dua teknik tersebut adalah perkiraan waktu. CPM memperkirakan
waktu secara pasti sedangkan PERT memperkiraka waktu dengan cara kemungkinan.
Teori jaringan kerja dapat mengatur kegiatan – kegiatan yang dirangkaikan dengan yang
lain sehingga dapat terlaksana secara efisien dan efektik. Dalam mengatur rangkaian
kegiatan – kegiatan, teori jaringan kerja harus dapat:
a. Menggambarkan interelasi kegiatan dengan urutan yang logis
b. Mengidentifikasi unsur – unsur kritis secara mudah.
c. Mendeteksi masalah – masala yang gawat.
2. Linear Program
Teori linear program biasa digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber -
sumber yang terbatas namun secara optimal dapat dimanfaatkan. Sumber – sumber yang
dimaksud adalah bahan baku, peralatan dan mesi, waktu, dana, dan sumber daya manusia.
Semua sumber dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu komoditas tertentu. Linear
program juga dapat disebut dengan metode atau teknik matematis yang digunakan untuk
membantu manager dalam pengambilan keputusan.
Pokok pikiran yang utama dalam penggunaan metode program linear ini adalah
merumuskan masalah dengan jelas dengan cara menggunakan ejumlah informasi yang
teredia, kemudian menerjemahkan masalah yang ditemukan kedalam bentuk model
matematika untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi.
Daftar Pustaka
Thoha, Miftah. 2012. Kepemimpina Dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
Suharnomo. 2004. Trait Theory, Persepsi Kesempurnaan Manusia Dan Krisis Figur
Pemimpin: Model Subtitusi Kepemimpinan Sebagai Alternatif.
Rosyidatul Firda, Denda Ayu. 2013. Teori – teori kepemimpinan. (online),
(https://dendaayu.wordpress.com/2013/05/31/teori-teori-kepemimpinan/) diakses pada
tanggal 09 Maret 2015