teori belajar kognitif menurut gagne

5
Teori Belajar Kognitif Menurut Gagne Robert Gagne adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang telah memperkenalkan berbagai pandangan tentang belajar, salah satunya adalah teori pembelajaran yang didasarkan pada model pemrosesan informasi. Dalam memahami belajar, Gagne tidak memperhatikan apakah proses belajar terjadi melalui proses penemuan, ataupun melalui proses penerimaan sebagaimana yang telah diperkenalkan oleh Bruner dan Ausubel. Menurut Gagne, yang terpenting dalam belajar adalah kualitas penetapan (daya simpan) dan kegunaan belajar. Ada beberapa unsur yang melandasi pandangan Gagne tentang belajar. Menurutnya, belajar bukan merupakan proses tunggal, melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Jadi, tingkah laku merupakan hasil dari efek komulatif belajar. Artinya, banyak keterampilan yang telah dipelajari memberikan sumbangan bagi ketrampilan yang lebih rumit. Belajar merupakan suatu proses yang kompleks, yang menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan yang disebut kapasitas. Kapasitas itu diperoleh dari stimulus yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh siswa. (Teori Belajar dan Pembelajaran, Udin S. Winataputra, 3.30) Berdasarkan pandangannya itu, Gagne mendefinisikan pengertian belajar secara formal bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru. 2.5.1 Ragam Belajar Kapasitas orang untuk belajar memungkinkan diperolehnya berbagai pola tingkah laku yang hampir mirip. Berdasarkan pandangannya tentang belajar ini Gagne menemukan bahwa ada lima ragam belajar yang terjadi pada manusia, yaitu 1. Informasi verbal Informasi verbal adalah kapabilitas yang dinyatakan dengan kategori memperoleh label, nama-nama, fakta dan bidang pengetahuan yang sudah tersusun. Kegiatan dalam mengetahui kapabilitas informasi verbal dilakukan dengan mengatakan, memberi nama lain yang hampir sama, membuat ikhtisar dari informasi yang telah dipelajari. a. Keterampilan intelek

Upload: deyekaes

Post on 23-Nov-2015

173 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

bdp

TRANSCRIPT

Teori Belajar Kognitif Menurut GagneRobert Gagne adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang telah memperkenalkan berbagai pandangan tentang belajar, salah satunya adalah teori pembelajaran yang didasarkan pada model pemrosesan informasi. Dalam memahami belajar, Gagne tidak memperhatikan apakah proses belajar terjadi melalui proses penemuan, ataupun melalui proses penerimaan sebagaimana yang telah diperkenalkan oleh Bruner dan Ausubel. Menurut Gagne, yang terpenting dalam belajar adalah kualitas penetapan (daya simpan) dan kegunaan belajar.Ada beberapa unsur yang melandasi pandangan Gagne tentang belajar. Menurutnya, belajar bukan merupakan proses tunggal, melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Jadi, tingkah laku merupakan hasil dari efek komulatif belajar. Artinya, banyak keterampilan yang telah dipelajari memberikan sumbangan bagi ketrampilan yang lebih rumit. Belajar merupakan suatu proses yang kompleks, yang menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan yang disebut kapasitas. Kapasitas itu diperoleh dari stimulus yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh siswa.(Teori Belajar dan Pembelajaran,Udin S. Winataputra,3.30)Berdasarkan pandangannya itu, Gagne mendefinisikan pengertian belajar secara formal bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru.

2.5.1 Ragam BelajarKapasitas orang untuk belajar memungkinkan diperolehnya berbagai pola tingkah laku yang hampir mirip. Berdasarkan pandangannya tentang belajar ini Gagne menemukan bahwa ada lima ragam belajar yang terjadi pada manusia, yaitu1.Informasi verbalInformasi verbal adalah kapabilitas yang dinyatakan dengan kategori memperoleh label, nama-nama, fakta dan bidang pengetahuan yang sudah tersusun. Kegiatan dalam mengetahui kapabilitas informasi verbal dilakukan dengan mengatakan, memberi nama lain yang hampir sama, membuat ikhtisar dari informasi yang telah dipelajari.a.Keterampilan intelekKeterampilan intelek adalah kapabilitas yang berupa keterampilan yang membuat seseorang mampu dan berguna di masyarakat. Keterampilan intelek berhubungan dengan pendidikan formal dari mulai tingkat dasar dan seterusnya. Keterampilan intelek ini terdiri dari empat keterampilan yang berhubungan dari yang sifatnya sederhana sampai yang rumit, yaitu belajar diskriminasi, belajar konsep konkrit dan konsep menurut definisi, belajar kaidah, dan belajar kaidah yang tarafnya lebih tinggi.b.Keterampilan motorik (gerak)Keterampilan ini adalah kapabilitas yang mendasari perbuatan jasmani termasuk keterampilan yang bersifat sederhana. Ciri umum ketrampilan ini adalah membutuhkan prasyarat untuk mengembangkan kemulusan atau kehalusan bertindak dan pengaturan waktu. Keterampilan ini bila sering dipraktekan akan bertambah sempurna. Untuk itu dalam mengajarkannya perlu banyak pengulangan atau latihan-latihan disertai umpan balik lingkungan.c.SikapSikap adalah kapabilitas yang mempengaruhi pilihan tentang tindakan mana yang perlu diambil. Ciri kapabilitas ini adalah tidak menentukan tindakan khusus yang akan diambil. Belajar memperoleh sikap didasarkan pada informasi tentang tindakan apa yang perlu dilakukan dan apa akibatnya.d.Siasat kognitifSiasat kognitif adalah kapabilitas yang mengatur bagaimana siswa megelola belajarnya, seperti mengingat atau berpikir dalam rangka mengendalikan sesuatu untuk mengatur suatu tindakan. Hal ini mempengaruhi perhatian siswa dan informasi yang tersimpan dalam ingatannya. Kapasitas ini mempengaruhi siasat siswa dalam rangka menemukan kembali hal-hal yang telah tersimpan. Siasat kognitif sama dengan proses berpikir siswa sendiri.Kelima ragam ini belajar ini diperoleh dengan cara yang berlainan, yaitu masing-masing memerlukan keterampilan prasyarat yang berbeda dan perangkat langkah proses kognitif yang berbeda pula yang disebut kondisi belajar internal.(Teori Belajar dan Pembelajaran,Udin S. Winataputra,3.31)

2.5.2Proses Kognitif Dalam BelajarMenurut Gagne, ada sembilan tahap pengolahan (proses) kognitif yang terjadi dalam belajar yang kemudian disebut fase-fase belajar. Fase-fase belajar ini kemudian digolongkan ke dalam, fase persiapan untuk belajar, fase perolehan, dan perbuatan, dan alih belajar. Ke sembilan tahapan ini harus dilakukan secara berurutan dan setiap tahap belajar perlu didukung oleh suatu peristiwa pembelajaran tertentu agar pada setiap fase belajar menghasilkan aktivitas (proses belajar) yang maksimal dalam diri siswa. Fase-fase belajar ini sangat penting karena selalu ada dalam setiap tindakan belajar dan digunakan secara berlainan pada ragam belajar yang berlainan pula.(Teori Belajar dan Pembelajaran,Udin S. Winataputra,3.32)Peristiwa pembelajaran diasumsikan sebagai cara-cara yang perlu diciptakan oleh guru dengan tujuan untuk mendukung proses-proses belajar (internal) di dalam diri siswa. Hakikat suatu peristiwa pembelajaran untuk setiap pembelajaran-pembelajaran berbeda-beda, bergantung pada kapabilitas yang diharapkan atau harus dicapai sebagai hasil belajar. Kesembilan peristiwa pembelajaran yang ada pada setiap fase belajar dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Membangkitkan perhatian. Kegiatan paling awal dalam pembelajaran adalah menarik perhatian siswa agar mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir pelajaran. Perhatian siswa dapat ditingkatkan dengan memberikan berbagai rangsangan sesuai dengan kondisi yang ada, misalnya dengan perubahan gerak badan (berjalan, mendekati siswa, dan lain-lain), perubahan suara, menggunakan berbagai media belajar yang dapat menarik perhatian dan menunjukan atau menyebutkan contoh-contoh yang ada didalam kelas atau diluar kelas, dan lain-lain.

b. Memberitahukan tujuan pembelajaran pada siswa. Agar siswa mempunyai pengharapan dan tujuan selama belajar maka kepada siswa perlu dijelaskan tujuan apa saja yg perlu dicapai selama pembelajaran, mafaat materi yang akan dipelajari bagi siswa, dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran. Keuntungan menjelaskan tujuan adalah agar siswa dapat menjawab sendiri pertanyaan apakah ia telah belajar? Apakah materi yg dipelajari telah dikuasai? Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat membangkitkan harapan dalam diri siswa tentang kemampuan dan upaya yang harus dilakukan agar tujuan tercapai.

c. Merangsang ingatan pada materi prasyarat. Bila siswa telah memiliki perhatian dan pengharapan yang baik pada pelajaran,guru perlu mengingatkan siswa pada materi apa saja yang telah dikuasai sehubungan dengan materi yang akan diajarkan. Dengan pengetahuan awal yang ada pada memori kerjanya diharapkan siswa siap untuk membuat hubungan antara pengetahuan yg lama dengan pengetahuan yang baru yang akan dipelajari. Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk mengigatkan siswa pada materi yang telah dipelajari, misalnya dengan mengigatkan siswa pada topik-topik yang telah dipelajari dan meminta siswa untuk menjelaskan secara singkat.

d. Menyajikan bahan perangsang. Peristiwa pembelajaran keempat adalah menyajikan bahan kepada siswa berupa pokok-pokok materi yang penting yang bersifat kunci. Sebelum itu guru sudah harus menentukan bahan apa yang akan disajikan, apakah berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, atau belajar sikap. Berdasarkan jenis kemampuan/bahan ini maka dapat dipilih bentuk kegiatan apa yang akan disajikan sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. Misalnya bila akan mengajarkan sikap, pilihlah bahan yang berupa model-model perilaku manusia. Bila akan mengajarkan keterampilan motorik, demonstrasikan contoh bahan keterampilan tersebut dan tunjukan caranya secara tepat.

e.Memberi bimbingan belajar. Bimbingan belajar diberikan dengan tujuan untuk membantu siswa agar mudah mencapai tujuan pelajaran atau kemampuan-kemampuan yang harus dicapainya pada akhir pelajaran. Misalnya, bila siswa menguasai konsep-konsep kunci, berilah cara mengingat konsep-konsep tersebut misalnya dengan menjelaskan karakteristik dari setiap konsep. Bila siswa harus menguasai suatu keterampilan tertentu maka bimbinglah dengan cara menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menguasai keterampilan tersebut. Dalam hal ini bimbingan belajar harus diberikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa beserta kesulitan-kesulitannya.f.Menampilkan unjuk kerja. Untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai kemampuan yang diharapkan, mintalah mereka untuk menampilkan tindakannya dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh guru. Misalnya, bila ingin mengetahui kemampuan informasi verbal siswa, beri siswa pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengukur tingkat penguasaanya atau bila ingin mengetahui keterampilan siswa maka mintalah mereka melakukan suatu tindakan tertentu. Jawaban yang diberikan siswa hendaklah sesuai dengan kemampuan yang diminta dalam tujuan pembelajaran.g.Memberikan umpan balik. Memberikan umpanbalik merupakan fase belajar yang terpenting. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik umpan balik diberikan secara informatif dengan cara memberikan keterangan tentang tingkat untuk kerja yang telah dicapai siswa. Misalnya, jelaskan jawaban yang sudah lengkap dan yang perlu dilengkapi atau dipelajari kembali oleh siswa dengan cara sudah baik, pelajari kembali, atau lengkapi. Dan lainlain.h.Menilai untuk kerja. Merupakan peristiwa pembelajaran yang bertujuan untuk menilai apakah siswa sudah mencapai tujuan atau belum. Untuk itu perlu dibuat alat penilaian yang relevan dengan tujuan sehingga dapat untuk mengukur tingkat pencapaian belajar siswa.i.Meningkatkan retensi. Peristiwa pembelajaran terakhir yang harus dilakukan guru adalah upaya untuk meningkatkan retensi dan alih belajar. Guru perlu memberikan latihan-latihan dalam berbagai situasi agar siswanya dapat mengulangi dan menggunakan pengetahuan barunya kapan saja jika diperlukan.Menurut Gagne, yang terpenting dalam pembelajaran adalah menciptakan suatu kondisi pembelajaran (eksternal) yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal.