teori belajar behavioristik

24
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar Oleh : TANTI HERYANI 100641313 Kelas : B.9 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON 2011 1

Upload: tanti-heryani

Post on 05-Aug-2015

380 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: teori belajar behavioristik

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar

Oleh :

TANTI HERYANI 100641313

Kelas : B.9

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2011

1

Page 2: teori belajar behavioristik

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga penyusun dapat

menyelesaikan makalah “TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK”.

Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari

beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Sati S.pd, selaku dosen mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.

2. Rekan-Rekan penyusun yang telah memberikan bantuan, baik berupa ide,

waktu maupun tenaga demi terselesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini banyak kekurangan, baik

menyangkut isi maupun penulisan. Karena itu kritik dan saran yang membangun

sangat diharapakan oleh penulis untuk menyempurnakan makalah ini. Namun

dalam penulisan makalah ini memiliki tujuan agar makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca, serta diridlai oleh Allah SWT amin.

Cirebon, Oktober 2011

Penulis

DAFTAR ISI

2

Page 3: teori belajar behavioristik

KATA PENGANTi

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB. I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................2

BAB. II PEMBAHASAN ...................................................................................................3

A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik ...............................................................3

B. Prinsip–Prinsip dalam Teori Belajar Behavioristik.............................................4

C. Tokoh–Tokoh Teori Belajar Behavioristik..........................................................4

D. Aplikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Proses Pembelajaran

...............................................................................................................................7

BAB. III PENUTUP............................................................................................................8

A. Kesimpulan.....................................................................................................................8

B. Saran................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................iii

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................................iv

3

Page 4: teori belajar behavioristik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran, baik formal, non-formal, maupun informal,

teori pembelajaran memiliki peran yang penting. Teori pembelajaran akan

menentukan bagaimana proses pembelajaran itu terjadi mengenai aspek-aspek

pembelajaran yang paling bernilai untuk dipelajari. Disini kami akan

membahas tentang salah satu teori pembelajaran yang sering dibicarakan oleh

para ahli pendidikan yaitu teori belajar behavioristik yang memandang bahwa

belajar merupakan perubahan tingkah laku, yang bisa diamati, diukur dan

dinilai secara konkrit, karena adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Perubahan tingkah laku bukan di lihat dari perubahan sifat-sifat fisik

misalnya tinggi dan berat badan,yang terjadi sebagai suatu perubahan

fisiologis dalam besar otot/efisiensi dari proses-prosessirkulasi dan respirasi.

Perubahan ini tidak termasuk belajar, perilaku berbicara, menulis, bergerak

dan lainnya memberi kesempatan kepada manusia untuk mempelajari

perilaku-perilaku seperti berfikir, merasa, mengingat dan memecahkan

masalah dan lain-lainnya perubahan ini termasuk hasil belajar. Sedangkan

istilah pengalaman membatasi macam-macam perubahan tingkah laku yang

dapat di anggap mewakili belajar.Proses belajar tidak hanya tergantung

kepada orang lain,tapi pada individu yang belajar. Anak belajar tidak hanya

verbalisme tetapi dari mengalami sendiri dalam lingkungan yang alamiah.

Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan serta

ketrampilan yang telah di peroleh untuk memecahkan masalah hidup.

Belajar merupakan proses terbentuknya tingkah laku baru yang di

sebabkan individu merespon lingkungan melalui pengalaman pribadi. Belajar

sebagai proses akan terarah kepada tercapainya tujuan dari pihak siswa

maupun guru,banyak sekali teori belajar menurut literatur psikologi. Teori itu

bersumber dari teori atau aliran-aliran psikologi. Secara garis besar di kenal

ada 3 rumpun besar teori belajar menurut pandangan psikologi yaitu teori

Behaviorisme, Kognitifisme, Konstruktivisme dan Humanisme. Dalam

makalah ini akan membahas teori Behaviorisme dan Kognitifisme.

4

Page 5: teori belajar behavioristik

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari teori belajar behavioristik?

2. Prinsip-prinsip apa saja yang terkandung dalam teori belajar behavioristik?

3. Siapa saja tokoh-tokoh teori belajar behavioristik?

4. Bagaimana implikasi teori belajar behavioristik dalam proses

pembelajaran?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah untuk :

1. Mengetahui pengertian teori belajar behavioristik.

2. Mengetahui prinsip-prinsip dalam teori belajar behavioristik.

3. Mengetahui tokoh-tokoh teori belajar behavioristik.

4. Mengetahui aplikasi teori belajar behavioristik dalam proses pembelajaran.

5

Page 6: teori belajar behavioristik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik merupakan sebuah teori yang

dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman. Kemudian teori ini berkembang menjadi aliran

psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori

pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.

Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai

hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,

mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau

perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan

semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan

dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Seseorang dianggap telah

belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa

stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang

diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau

tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.

Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan

tidak dapat diukur.Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh

karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima

oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.

Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran

merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya

perubahan tingkah laku tersebut. Faktor lain yang dianggap penting oleh

aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila

penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan

semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative

reinforcement) maka respon juga semakin kuat.

6

Page 7: teori belajar behavioristik

B. Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik

1. Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai

perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak

2. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah

pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.

3. Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-

satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.

4. Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini

dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup

studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi

tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal

juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.

5. Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan

bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.

6. Banyak ahli membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu

behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.

C. Tokoh-Tokoh Teori Belajar Behavioristik

1. Thorndike : Koneksionisme.

Thorndike adalah seorang pendidik dan sekaligus psikolog

berkebangsaan Amerika. Menurutnya, belajar merupakan peristiwa

terbentuknya asosiasi (koneksi) antara peristiwa yang disebut dengan

Stimulus (S) dengan Respon (R). Stimulus adalah perubahan dari

lingkungan exsternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme

untuk beraksi/berbuat. Sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku

yang dimunculkan karena adanya perangsang.

Dari percobaannya yang terkenal (puzzle box) diketahui bahwa

supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respon, perlu adanya

kemampuan untuk memilih respon yang tepat serta melalui usaha-usaha

atau percobaan-percobaan (trial) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih

dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning

atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-

hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh

7

Page 8: teori belajar behavioristik

Thorndike ini sering disebut teori belajar koneksionisme atau asosiasi.

Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar merupakan kegiatan

membentuk asosiasi (conection) antara kesan panca indera dengan

kecenderungan bertindak.

Dari exsperimen puzzle box-nya thorndike menemukan tiga hukum

belajar  yaitu:

a. Hukum kesiapan (law of readiness) di mana semakin siap suatu

organisme memperoleh perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan

tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga

asosiasi cenderung diperkuat.

b. Hukum latihan (law of excercise) yaitu semakin sering tingkah laku

diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.

c. Hukum akibat (law of effect) yaitu hubungan stimulus respon akan

cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan sebaliknya

cenderung melemah jika akibatnya tidak memuaskan.

2. Watson : Conditioning

Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara

stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus

dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi meskipun dia mengakui

adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses

belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak

perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati.

Watson adalah seorang behaviorist murni, karena kajianya tentang

belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi yang

sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana

dapat diamati dan diukur. Hanya dengan asumsi seperti itulah kita dapat

meramalkan perubahan apa yang bakal terjadi pada siswa.

3. Guthrie : Conditioning.

Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontinguity, yaitu

gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu

timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama. Guthrie

juga menggunakan variabel hubungan stimulus respon untuk menjelaskan

terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang

dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang

8

Page 9: teori belajar behavioristik

dapat terjadi. Penguatan hanya sekedar melindungi hasil belajar yang baru

agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru.

Teori Guthrie ini mengatakan bahwa hubungan stimulus dan

respon bersifat sementara. Oleh karenanya, dalam kegiatan belajar peserta

didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stumulus dan

respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa 

hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar.

Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah

tingkah laku seseorang.

4. Skinner : Operant conditioning

Skinner adalah seorang yang berkebangsaan Amerika yang dikenal

sebagai seorang tokoh behavioris yang meyakini bahwa perilaku individu

dikontrol melalui proses operant conditioning di mana seseorang dapat

mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang

bijaksana dalam lingkungan yang relatif besar.

Menagement kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk

memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi

penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan

apapun pada perilaku yang tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu

proses perilaku operant (penguatan positif atau negatif) yang dapat

mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang

sesuai dengan keinginan.

Menurut Skinner berdasarkan percobaanya terhadap tikus dan

burung merpati unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan.

Maksudnya adalah penguatan yang terbentuk melalui ikatan stimulus

respon akan semakin kuat bila diberi penguatan (penguatan positif dan

penguatan negatif). Bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau

penghargaan. Sedangkan bentuk penguatan negatif adalah antara lain

menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan,

atau menunjukkan perilaku tidak senang.

Skinner tidak percaya pada asumsi yang dikemukakan Guthrie

bahwa hukuman memegang peranan penting dalam proses pelajar. Hal

tersebut dikarenakan :

a. Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat

sementara.

9

Page 10: teori belajar behavioristik

b. Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi

bagian dari jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama.

c. Hukuman mendorong si terhukum mencari cara lain (meskipun salah

dan buruk) agar ia terbebas dari hukuman.

d. Hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang

kadangkala lebih buruk daripada kesalahan pertama yang

diperbuatnya. Skinner lebih percaya dengan apa yang disebut

penguatan baik negatif maupun positif.

5. Pavlov : Classic Conditioning

Dalam pemikiranya Pavlov berasumsi bahwa dengan

menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat

berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Berangkat dari asumsi

tersebut Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang

(anjing), karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan

manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihanya secara hakiki,

manusia berbeda dengan binatang.

Pavlov mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi

leher pada seekor anjing. Sehingga keluar kelenjar air liurnya dari luar.

Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluar air liur anjing

tersebut. Kemudian dalam percobaan berikutya sebelum  makanan

diperlihatkan, diperlihatkanlah sinar merah terlebih dahulu, kemudian baru

makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula. Apabila

perbuatan demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika

dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air

liurpun akan keluar pula.

Makanan adalah rangsangan wajar, sedangkan merah rangsangan

buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-

ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat (kondisi) untuk

timbulnya air liur pada anjing tersebut. Dari eksperimen tersebut, setelah

pengkondisian atau pembiasaan, dapat diketahui bahwa daging yang

menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh sinar merah sebagai stimulus

yang dikondisikan (conditioned stimulus). Ketika sinar merah dinyalakan

ternyata air liur anjing keluar sebagai respon-nya. Pavlov berpendapat

bahwa kelenjar-kelenjar yang lainpun dapat dilatih sebagaimana tersebut.

10

Page 11: teori belajar behavioristik

D. Aplikasi Teori Belajar Behavioristik dalam Prpses Pembelajaran.

Aplikasi teori belajar behavioristik dalam proses pembelajaran, yaitu

karena memandang pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap dan tidak

berubah, pengetahuan disusun dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan

pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer

of knowladge) kepada orang yang belajar. Fungsi pikiran adalah untuk

menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berfikir yang

dapat dianalisis dan dipilih, sehingga makna yang dihasilkan dari proses

berfikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut.

Pembelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap

pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar itulah

yang harus dipahami oleh pembelajar (siswa).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori belajar

behavioristik adalah ciri-ciri yang mendasarinya yaitu:

1. Mementingkan pengaruh lingkungan.

2. Mementingkan bagian-bagian.

3. Mementingkan peranan reaksi.

4. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur

stimulus respon.

5. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.

6. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan.

7. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

Sebagai konsekuensinya, para guru yang menggunakan paradigma

teori belajar behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang

sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa

disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah,

tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri

maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang

sederhana samapi pada yang kompleks.

11

Page 12: teori belajar behavioristik

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C.A.(2005).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Hall, S. dkk.(1993). Psikology kebribadian 3, Teori-Teori sifat dan behavioristik.

(diterjemahkan dari bukuTheories of personality, New york, Santa barbara

Toronto, 1978). Yogyakarta: Kanisius.

Hill, F.W.(2009). Theories of learning. (diterjemahkan oleh M.khozin dari karya

asliny, Learning: A survey of Psycological Interpretations, Harper Collins

Publisher, 1990). Bandung: Nusa Dua.

http://Wikipedia.teori belajar dan pembelajaran.

12

Page 13: teori belajar behavioristik

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari teori belajar behavioristik?

(kelompok 2 : Ainurofiq )

2. Apakah kendala dalam teori belajar behavioristik dan bagaimana cara

menanggulanginya?

(kelompok 3 : Nurwanto)

3. Bagaimana penerapan teori belajar behavioristik di Sekolah Dasar?

(kelompok 5 : Selamet Triyadi)

4. Apa perbedaan antara teori belajar behavioristik dan neo bihavioristik?

(kelompok 6 : Firman fathurohman)

5. Sebutkan cirri-ciri teori belajar behavioristik?

(kelompok 7 : Srikandi)

6. Metode apa saja yang diterapkan dalam teori belajar behavioristik?

(kelompok 8 : Junaedi Setiawan)

13

Page 14: teori belajar behavioristik

JAWABAN

1. Kelebihan dari teori belajar behavioristik:

a. Adanya perubahan perilaku.

b. Adanya stimulus dan respon yang menjadikan pengalaman belajar

peserta didik.

c. Adanya penguatan positif (berupa pujian dan hadiah dari seorang

guru) dan negatif(berupa hukuman tetapi bukan berupa hukuman fisik

melainkan hukuman seperti mengerjakan tugas tambahan).

Sedangkan kekurangan dari teori belajar behavioristik:

a. Terkadang siswa kurang merespon terhadap pengajaran(stimulus).

b. Pembelajaran cenderung bersifat linier, konveregen, tidak kreatif dan

tidak produktif.

2. Dari kekurangan teori behavioristik yaitu:

a. Terkadang siswa kurang merespon terhadap pengajaran(stimulus).

b. Pembelajaran cenderung bersifat linier, konveregen, tidak kreatif dan

tidak produktif.

Cara menanggulangi kakurangan/kendala adalah dengan cara

seorang guru harus mengubah cara belajarnya menjadi pembelajaran

yang diveregen dan kreatif, serta seorang guru harus memberikan

metode yang semenarik mungkin agar siswa paham dan mengerti

materi yang diberikan sehingga menghasikan pengalaman belajar

siswa.

3. Penerapan teori belajar behavioristik yaitu:

a. Adanya interaksi stimulus(materi yang diberikan oleh guru)-

respon(yang diterima oleh siswa).

b. Adanya ruang lingkup pembelajaran kreatif dan menarik agar proses

pembelajaran berjalan efektif.

c. Adanya penguatan positif (berupa pujian dan hadiah dari seorang

guru) dan negatif(berupa hukuman tetapi bukan berupa hukuman fisik

melainkan hukuman seperti mengerjakan tugas tambahan).

4. Teori belajar behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pengalaman, berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang

14

Page 15: teori belajar behavioristik

berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan dan

pembelajaran.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang

tampak sebagai hasil belajar.Model hubungan stimulus-responnya,

mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif Menurut

teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa

stimulus(materi yang dibberikan oleh guru ) dan output yang berupa

respon(yang diterima oleh siswa). harus dapat diamati dan diukur serta

terdapat penguatan positif (berupa pujian dan hadiah dari seorang guru)

dan negatif(berupa hukuman tetapi bukan berupa hukuman fisik melainkan

hukuman seperti mengerjakan tugas tambahan). Penganjur utama yaitu:

Thorndike(koneksionisme), Watson(conditioning) dan Pavlov: (classic

conditioning).

Sedangkan neobehavioristik ialah pembaharuan dari teori

behavioristik yang sudah ada yakni:

a. Menurut Guthrie: Conditioning

Teori Guthrie ini mengatakan bahwa hubungan stimulus dan

respon bersifat sementara. Oleh karenanya, dalam kegiatan belajar

peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan

stumulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga

percaya bahwa  hukuman (punishment) memegang peranan penting

dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat

akan mampu mengubah tingkah laku seseorang. Teori Guthrie

mengacu pada teori watson yaitu Watson mendefinisikan belajar

sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus

dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat

diukur. Jadi meskipun dia mengakui adanya perubahan-perubahan

mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia

menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu

diperhitungkan karena tidak dapat diamati.

b. Menurut Skinner: Operant Conditioning

Menagement kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk

memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu

memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak

memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat. Operant

Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positif

15

Page 16: teori belajar behavioristik

atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat

berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

Maksudnya adalah penguatan yang terbentuk melalui ikatan stimulus

respon akan semakin kuat bila diberi penguatan (penguatan positif dan

penguatan negatif). Bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku,

atau penghargaan. Sedangkan bentuk penguatan negatif adalah antara

lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas

tambahan, atau menunjukkan perilaku tidak senang.

5. Ciri-ciri teori belajar behavioristik:

a. Adanya perubahan perilaku.

b. Adanya stimulus(materi yang diberikan oleh guru) dan respon(output

yang diterima siswa) yang menjadikan pengalaman belajar peserta

didik.

c. Adanya penguatan positif (berupa pujian dan hadiah dari seorang

guru) dan negatif(berupa hukuman tetapi bukan berupa hukuman fisik

melainkan hukuman seperti mengerjakan tugas tambahan).

6. Semua metode bagus karena memiliki kekurangan dan kelebihan, agar

lebih baik kekurangan dan kelebihan harus simbang oleh sebab itu untuk

teori belajar behavioristik dapat menggunakan semua metode yang ada

seperi metode tanya jawab, metode ceramah, metode diskusi, metode

demonstrasi dan sebagainya. Peran guru sangatlah penting dalam memilih

metode yang akan digunakan yakni semenarik mungkin agar siswa dapat

memahami dan mengerti akan materi yang di sampaikan. Metode harus

tekontrol maksudnya metode harus terstruktur dalam proses pembelajaran.

16

Page 17: teori belajar behavioristik

17