teori batuan 12 b
DESCRIPTION
rtyytyTRANSCRIPT
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
PENGENALAN BATUAN
1. Definisi Batuan
Batuan adalah kumpulan (agregasi) mineral yang terbentuk oleh alam, baik yang
sudah mengalami konsolidasi sehingga keras ataupun lunak dan sebagaian kecil lagi
dibentuk oleh gabungan mineral, bahan organik, serta bahan-bahan vulkanik.
Batuan dalam pengertian geologi tidak selalu merupakan massa yang padat, tetapi
pasir yang lepas, batu bara yang ringan ataupun lempung yang gembur dalam ilmu geologi
dimasukan ke dalam istilah batuan. Jadi segala sesuatu yang menjadi bahan pembentuk
kerak bumi adalah batuan. Sedangkan pengertian kita sehari-hari yang disebut batuan
adalah benda keras dan padat. Menurut petralogi (ilmu batuan), batuan adalah massa yang
terdiri dari satu atau lebih macam mineral yang membentuk satuan terkecil dari kerak bumi
dan mempunyai komposisi kimia dan mineral tetap, sehingga dapat dipisahkan antara satu
dengan lainnya.
Susunan mineral-mineral penting pembentuk batuan atau kelompok inti adalah :
Mineral-mineral terang terutama
K, Ca, Na, Al
Mineral-mineral gelap terutama
Mg, Fe
Kwarsa SiO2 Amfibol Hornblende Ca2(MgFe)5
(OH)2(Sl4O11)2
Feldspar Orthoklas
Plagioklas
KAlSi3O8
NaAlSi3O8
CaAl2Si2O8
Piroksin Augit Ca(MgFe)Sl2O6
Mika Muskovit Kl2(AlSi3O10)O
H2F
K(MgFe)3
Olivin (MgFe)2SiO4
2. Siklus dan Gambar Batuan
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
(Gambar 1. Siklus Batuan)
Keterangan Daur Batuan :
Magma adalah zat yang labil dan panas. Magma merupakan cairan dari senyawa
silikat yang mengalami proses pembekuan menjadi batuan beku. Batuan beku melapu,,
tererosi dan proses pengangkutan secara terus-menerus lalu diendapkan menjadi batuan
sedimen. Batuan metamorf ada yang meleleh lagi menjadi magma dan ada yang
mengalami pelapukan, erosi, dan pengangkutan menjadi batuan sedimen. Demikian
seterusnya terjadi proses perulangan, hingga membentuk siklus batuan.
3. Macam – Macam Batuan
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Pemadatan, Sedimentasi
Kristalisasi
Sedimentasi
Pengangkutan
erosi
Batuan Beku
MagmaMencair
Batuan
Metamorf
Batuan Sedimen
Batuan
Metamorfosa
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
Banyak sekali cara penggolongan batuan, ada yang berdasarkan warnanya,
kekekerasannya, kandungan kimianya, kandungan fosil, umurnya, dan masih banyak lagi.
Salah satu pengklasifikasian batuan yang banyak manfaatnya bagi para pakar ilmu
pengetahuan tentang bumi ialah berdasarkan cara terbentuknya, dan juga berdasarkan
material yang dikandungnya.
Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Batuan beku (Igneuous Rock)
b. Batuan sedimen (Sedimentary Rock)
c. Batuan metamorf (Metamorphie Rock)
3.1 Batuan Beku
Batuan beku (Igneuous Rock) berasal dari bahasa latin, Inis Fire (api). Batuan
beku adalah batuan yang langsung dari pembentukan magma, baik di permukaan bumi
atau di bawah permukaan bumi.
a. Komposisi mineral batuan beku
Mineral yang sering dijumpai sebagai penyusun batuan beku (mineral utama)
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu mineral kaya unsur silica alumina, dan
mineral kaya unsur besi, magnesium, dan kalsium. Kelompok mineral lain yang
juga sebagai penyusun batuan beku (mineral pelengkap) adalah kelompok
felspathoid dan kelompok mineral oksida. Kelompok mineral utama tersebut
adalah:
Mineral-mineral yang tersusun dari unsur silica dan alumina dengan warna
cerah dan biasa disebut dengan mineral asam (felsik), kecuali Plagioplas (Ca).
a) Kwarsa : jernih, putih atau seperti gelas tanpa belahan.
b) Muskovit : jernih sampai coklat muda, belahan satu arah sehingga nampak
sebagai lembaran-lembaran.
c) Orthoklas : putih, merah daging (pink), belahan dua arah saling tegak lurus.
d) Plagioklas : putih abu-abu (Na), abu-abu gelap (Ca), terdapat striasi pada
bidang belah.
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
Mineral-mineral yang tersusun dari unsur besi, magnesium, dan kalsium,
warna gelap dan biasa disebut sebagai mineral basa (mafic) :
a) Olivin : kuning kehijauan (olive), kristal kecil seperti gula pasir.
b) Piroksin : hijau tua, htam suram, pendek, (augit) belahan dua arah.
c) Amfibol : hitam mengkilap, panjang, belahan dua arah 60o – 120o.
d) Biotit : hitam, belahan satu arah nampak sebagai lembaran-lembaran.
b. Sifat kimia batuan beku
Atas dasar sifat kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi batuan beku
ultra basa, batuan beku sedang, dan batuan beku asam.
a) Batuan beku ultra basa banyak mengandung mineral-mineral mafik, berwarna
sangat gelap. Secara kimia mempunyai kandungan SiO2 kurang dari 36%.
b) Batuan beku basa berwarna gelap, mengandung mineral mafik cukup banyak
dan sedikit mineral felsik (dari kelompok plagioklas). Secara kimia mempunyai
kandungan SiO2 antara 36% - 45%.
c) Batuan beku sedang berwarna abu-abu kehijauan, abu-abu kecoklatan, dan abu-
abu gelap. Mineral penyusun dari kelompok felsik dan mafik relatif seimbang.
Secara kimia mempunyai kandungan SiO2 antara 45% - 66%.
d) Batuan beku asam berwarna cerah, tersusun dari mineral-mineral felsik dan
sedikit mineral mafik. Secara kimia mempunyai kandungan SiO2 lebih dari 66%.
c. Tekstur batuan beku
Tekstur batuan adalah hubungan antar penyusun batuan. Tekstur batuan
sangat ditentukan oleh ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral di dalam batuan.
Tekstur batuan beku berkembang tergantung kecepatan pendinginan magma dan
komposisinya.
Magma yang terletak jauh di dalam kulit bumi akan mengalami pendinginan
secara lambat, sehingga suatu kristal mendapat kesempatan tumbuh dengan baik
dan berukuran lebih kurang seragam, sebaliknya bila pendinginan terlalu cepat
tidak akan memberikan kristal kesempatan untuk tumbuh sehingga ukurannnya
kecil-kecil dan batuannya kadang-kadang nampak massif dan tanpa struktur. Bila
pendingan magma cukup kompleks, akan terjadi pendinginan lambat, yang diikuti
pendinginan cepat, maka memungkinkan terbentuk kristal-kristal yang berbeda
ukurannya.
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
Tekstur batuan beku dibedakan atas lima macam :
a) Fanerik (kasar) : masing-masing kristal penyusun batuan dapat dilihat dengan
mata telanjang dan mempunyai besar butir yang relatif seragam.
b) Porfiritik, arti kata lainnya ialah sekelompok mineral besar dikelilingi oleh
mineral yang berukuran lebih kecil. Mineral yang berukuran lebih besar disebut
mineral sulung (fenokris), sedangkan yang berukuran lebih kecil disebut masa
dasar (ground mass). Bila massa dasar sangat halus sehingga tidak dapat
dibedakan dengan mata telanjang (afanitis) maka teksturnya disebut
porfiroafinitik. Bila massa dasar dapat dapat dibedakan dengan mata telanjang
maka teksturnya disebut faneroporfiritik.
c) Afanitik (halus) : mineral penyusun batuan berukuran sangat halus sehingga
tidat dapat dibedakan dengan mata telanjang.
d) Gelas : batuan beku bertekstur gelas tersusun semata-mata oleh gelas yang
susunan atomnya tidak teratur, tidak seperti susunan atom pada kristal.
Dibedakan atas dasar strukturnya, dan vasikular bertekstur gelas, dapat pula
bertekstur afanitis atau porfiroafinitik.
e) Fragmental : tersusun oleh fragmen-fragmen batuan yang merupakan hasil erusi
gunung berapi.
d. Klasifikasi batuan beku
Berdasarkan cara pembentukannya batuan beku dapat dibedakan lagi menjadi
tiga, yaitu :
a) Batuan plutonik
Batuan plutonik adalah batuan yang terbentuk didalam bumi. Karena tempat
pembentukannya dekat atmosfer, maka pendinginan berjalan lambat. Karena itu
bentuk batuannya besar-besar dan mempunyai kristal yang sempurna dengan
bentuk tekstur holokristalin. Ciri-ciri batuan ini umumnya berbutiran kasar,
jarang memperlihatkan struktur vasikuler, dapat merubah batuan yang
berbatasan dengan sisinya.
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
b) Batuan gang
Yaitu batuan yang membeku di dalam celah (gang) dalam perjalanannya
menuju permukaan, terkadang diselingi dengan kristal-kristal yang lebih besar
(fenokris) yang berbentuk jauh di dalam tetapi ikut terangkut keatas. Strukturnya
adalah forfiritik. Juga dalam bentuk pelat-pelat instruksi dan lakolit.
c) Batuan vulkanis
Disebut juga batuan lelehan ataupun batuan effuse adalah batuan yang
berasal dari magma yang mengalir di muka bumi (lava). Batuan ini umumnya
mempunyai tekstur setengah kristal (porifiri) dan amorf. Tekstur amorf dapat
kita lihat ada batu kaca atau obsidian. Sifat dan ciri batuan beku adalah :
berbutiran halus dan sering terdapat kaca, batuan memperlihatkan struktur
vasikular, terutama bagian permukaan, terdapat struktur aliran.
Pengelompokan batuan beku tidak hanya berdasarkan pada cara atau tempat
pembentukannya, melainkan banyak metode klasifikasi yang dilakukan tergantung
maksud pengklasifikasian tersebut. Misalnya berdasarkan sifat kimia atas warna
batuan. Ciri umumnya tidak mengandung fosil, kecuali tertimbun materi-materi
piroklastis.
e. Struktur batuan beku
Beberapa struktur batuan beku adalah sebagai berikut :
a) Struktur aliran
Magma yang diekstrusikan tidak ada selalu dalam keadaan homogeny, baik
materi ataupun mineral penyusunnya
b) Struktur vasikular
Adanya lubang-lubang kecil dari permukaan batuan beku yang merupakan
jalan keluarnya gas.
c) Struktur Amyglodoid
Apabila lubang-lubang gas yang terdapat dalam lava terisi oleh mineral-
mineral sekunder maka terbentuklah struktur amygdoloid.
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
3.2 Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil litifikasi (pembatuan)
hancuran batuan lainnya atau larutan kimiawi, atau pertumbuhan binatang pada suatu
lingkungan pengendapan. Dalam pengertian batuan, litifikasi tidak harus
menghasilkan batuan keras. Proses diawali transportasi material, sedimentasi,
kompaksi, dan litifikasi. Lingkungan pengendapan yang dimaksudkan tidak harus di
air tetapi juga di darat.
Kalau dilihat dari proses pembentukan batuan sedimen, maka komposisi batuan
sedimen terdiri atas : pecahan batuan (detritus), mineral, fosil (sisa kehidupan).
a. Klasifikasi Batuan Sedimen
Klasifikasi batuan sedimen didasarkan atas tekstur, dimana tekstur tersebut
merupakan pencerminan proses pembentukan (asal-muasal) batuan sedimen.
Berdasarkan cara terbentuknya batuan sedimen diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen non Klastik
a) Batuan Sedimen Klastik
Proses pembentukan berstruktur klastik prosesnya melalui dua tahap yang
meliputi tahap pembentukan endapan dan pembentukan batuan sedimen. Pada
proses pembentukan endapan batuan yang telah ada (batuan beku atau batuan
sedimen atau batuan metamorf) mengalami proses pelapukan (weathering),
erosi, pengangkutan (transportasi), kemudian diendapkan (deposition) pada
suatu tempat yang disebut lingkungan pengendapan. Pada proses pembentukan
batuan sedimen, sedimen yang terendapkan itu akan mengalami beberapa proses,
yaitu : sedimentasi, pemadatan, pemampatan, dan pembatuan.
Kenampakan batuan sedimen klastik dicirikan oleh beberapa faktor, yaitu :
ukuran butir terdiri dari berbagai macam ukuran, mulai dari lempung sampai
bongkah. Komposisi terdiri dari pecahan batuan, fosil, dan mineral. Struktur
yang sering dijumpai pada batuan sedimen adalah : struktur berlapis, struktur
berfragmen, struktur kompak, struktur berfosil.
Klasifikasi dan penamaan batuan sedimen klastik didasarkan pada ukuran
butiran, bentuk butiran, struktur dan komposisi. Cara penamaan tersebut adalah
sebagai berkut:
Ukuran butir : (menurut WENTWORTH, 1922)
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
256 mm : Bongkah (boulder)
64 - 256 mm : Brangkal (cable)
4 - 64 mm : Kerakal (pebble)
2 - 4 mm : Kerikil (granula)
½ - 2 mm : Pasir Kasar (coarse sand)
¼ - ½ mm : Pasir Sedang (medium sand)
1/16 – ¼ mm : Pasir Halus (fine sand)
1/256 – 1/16 mm : Lanau (silt)
>1/256 mm : Lempung (clay)
Cara penanaman ukuran butir yang lain adalah:
2 – 256 mm : rudit
1/16 – 2 mm : arenit
1/256 – 1/16 mm : lutit
Bentuk butir
Berlaku untuk ukuran butir > 2 mm, yakni membulat (konglemerat),
meruncing (breksi).
Komposisi
Didasarkan pada kandungan mineral yang menonjol. Contohnya:
karbonatan (batu lempung karbonatan, batu lempung gampingan), kwarsa
(konglomerat kwarsa, dll).
b) Batuan Sedimen non Klastik
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
Adalah batuan sedimen yang berbentuk dari litifikasi lauran kimia atau hasil
pertumbuhan binatang. Batuan sedimen non klastis ini sering dijumpai bersama-
sama dengan batuan sedimen klastis. Komposisi batuan sedimen non klastis ini
pada umumnya terdiri dari satu macam mineral saja.
Tekstur batuan ini bercirikan oleh kenampakan interlocking, yaitu
kenampakan induvidu mineral yang sangat besar ukurannya ataupun sangat
kecil, yang saling mengunci sehingga tidak ada kenampakan pori-pori. Selain
kenampakan interlocking juga kenampakan kristalisasi yaitu nampak ada
pertumbuhan kristal-kristal.
Proses pembentukan batuan sedimen non klastis adalah terakumulasinya
larutan kimiawi atau organic kimiawi (karbonat, silica, oksida besi, garam-
garam atau karbon), pertumbuhan kristal, pemampatan (keluarnya air pelarut),
dan pembantuan.
Struktur batuan sedimen non klastis pada umumnyaditentukan oleh
komposisi kimia dan lingkungan pengendapan. Struktur lain yang sering
dijumpai adalah nodul (bentuk membulat panjang), konkresi (bulat tidak teratur),
dan bended (berlapis karena perbedaan warna). Klasifikasi batuan non klastis
didasarkan atas komposisi kimia larutan asalnya yaitu, karbonat (kalsit-dolomit),
silica (chert-diatom-radiolarit), oksida besi (nodule mangan atau konkresi besi),
karbon (gambut, lignit, batubara), dan garam (gypsum, halit, anhidrit).
3.3 Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfosisme pada
batuan yang telah ada terlebih dahulu. Proses metamorphosis (rekristalisasi) adalah
proses perubahan mineral dan tekstur atau struktur batuan dalam keadaan padat akibat
perubahan tekanan dan suhu yang tinggi didalam kerak bumi. Pada metamorphosis
tidak terjadi perubahan komposisi kimia yang berarti, kecuali penambahan atau
pengurangan unsure H (hydrogen) dalam bentukan H2O (air) atau OH (hidroksi).
a. Macam Metamorfik
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
Pengelompokan batuan metamorf merupakan upaya yang sangat penting
untuk mengetahui jenis batuan yang ada di muka bumi.
a) Metamorfik Geotermal
Proses pembentukan batuan metamorf adalah dengan geothermal, yaitu
metamorf yang terjadi karena pengaruh panas bumi sendiri, tanpa tambahan
panas dari magma ataupun pengaruh diastropisme.
b) Metamorfik Dinamik
Proses pembentukan batuan mertamorf, dimana terjadi perubahan suatu
mineral ke mineral lainnya atau batuan yang disebabkan karena tekanan tinggi
yang dihasilkan oleh gerak diastropisme.
c) Metamorfik Kontak
Proses pembentukan batuan metamorf akibat pengaruh instruksi magma
yang panas sehingga mengubah batuan disekitarnya.
d) Hydrothermal dan Pneumatolysis
Perubahan yang terjadi karena pengaruh air panas, baik yang berasal dari
magma maupun dari air tanah yang mengalami pemanasan biasanya disebut
hydrothermal. Bila tenaga pengubahnya berupa gas panas disebut
pneumatolysis.
b. Tekstur Batuan Metamorf
a) Tekstur Poliasi
Tekstur yang dibentuk oleh penjajaran mineral, dibagi menjadi dua :
Siaty cleavage, terbentuk oleh penjajaran mineral halus dan sedikit mika
Schistosic, terbentuk penjajaran mineral mika.
Gneissic, terbentuk oleh penjajaran mineral berbutir kasar atau liniasi mineral-
mineral panjang. Contoh : batu sabak, sekis, dan genis.
Phyllitic, terbentuk oleh penjajaran mineral mika, dan beberapa mineral halus.
b) Tekstur non Poliasi
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LABORATORIUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYAJL. Mayjend Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 574063 Fax. (0341) 574063
Tekstur yang dibentuk oleh mineral-mineral granular tanpa adanya
penjajaran. Contoh : marmer, kerasit, dan hornfels.
Tekstur pada batuan jarang digunakan, sebagai gantinya digunakan istilah
struktur. Sedangkan daerah-daerah tempat terjadinya dibagi menjadi 3 bagian :
Epizone
Didaerah ini terdapat beberapa batuan serpih dan filit juga batuan
gneiss yang kaya akan batuan albit.
Mezozone
Pada mezozone terdapat mineral yang khas yaitu granit, strulolit kyanit,
gneiss, dan serkis. Didaerah ini temperature sangat berperan.
Katazone
Pada katazone dikenal beberapa temperature yang tidak rendah sebagai
syarat. Tekanan disini adalah tekanan hidrostatik.
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA