teori baru penatalksanaan

7
TEORI BARU PENATALKSANAAN Pada sirosis hepatis, pengobatan sangat berhubungan dengan etiologi dan komplikasi yang terjadi pada penderita sirosis hepatic. Berikut tabel, penatalaksanaan sirosi hepatis dengan komplikasi (Starr, 2011) : a. Varises Pencegahan utama terjadinya varises yang dapat terjaddi pada esophagus, perut, atau usus dengan menggunakan nonselective beta blocker drugs, yang biasa digunakan untuk hipertensi, dapat mencegah terjadinya varises. Propanol atau

Upload: incredible

Post on 18-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

TEORI BARU PENATALKSANAANPada sirosis hepatis, pengobatan sangat berhubungan dengan etiologi dan komplikasi yang terjadi pada penderita sirosis hepatic. Berikut tabel, penatalaksanaan sirosi hepatis dengan komplikasi (Starr, 2011) :

a. VarisesPencegahan utama terjadinya varises yang dapat terjaddi pada esophagus, perut, atau usus dengan menggunakan nonselective beta blocker drugs, yang biasa digunakan untuk hipertensi, dapat mencegah terjadinya varises. Propanol atau nadolol biasa digunakan untuk pencegahan varises (UMM, 2013).Paisen dengan medium-large varises yang belum mengalami perdarahan dapat dilakukan EVL atau endoscopic variceal ligation. EVL digunakan dengan memasukkak endoskpi atau tabung ke dalam esophagus. Latex band pada EVL dapat membalut perdarahan pada varises. Terapi lain yang digunakan ada obat nitrat, skleroterapi, namuna tidak direkomendasikan pada percegahan dari varises (UMM, 2013).

Ketika varises terdapat di traktus digestive dengan tanda-tanda perdarahan dapat dipertimbangka menjadi keadaan emergensi. Dengan step awal dalam pengobatan adalah memberikan blood clotting untuk mencegah perdarahan terus terjadi. Pasien juga memerlukan transfuse darah (UMM, 2013).Pengobatan pertama dilakukan dengan menggunakan obat ocreotide seperti Sandstatin. Obat digunakan dalam 3-5 hari setelah perdarahan, untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang. EVL juga dilakukan. Alternatif pengobatan dengan menggunakan endoskopik skleroterapi (merupakan endoscopic tube yang dimasukkan ke mulut dan terdapat sklerosan yang dapat menguatkan jaringan pada pembuluh darah) (UMM, 2013). Jika perdarahan tidak dapat dikontrol, atau terjadi perdarahan yang reccurent, transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS) dapat dilakukan. Prosedur lain dapat dilakukan dengan balloon tamponade, yang hanya dapat digunakan jika perdarahan memang tidak terkontrol dengan menggunakan endoskopi dan obat. Baloon tamponade dimasukkan melalui hidung ke esofagus sampai bagian atas dinding perut (UMM, 2013).Pencegahan kedua diberikan pada pasien yang mengalami perbaikan setelah perdarahan terjadi, pengobatan ditujukan untuk mencegahn terjadinya perdarahan berulang. Pasien dapat diberi nitrat seperti isosorbide dan juga beta-blocker, pasien juga diberikan EVL selama beberapa bulan (UMM, 2013).b. AsistesFirst line pada penatalaksaan pasien dengan asites Diet gula (kurang dari 1500 mg/hari) Oba diuretic, terutama spironolakton dan furosemide Menghentikan konsumsi alcohol Fluid restriction(UMM, 2013)Pasien yang tidak berespon pada diuretic setelah beberapa bulan : Large volume paracentesis, menggunakan jarum kecil untuk mengambil cairan dari perut Transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS), jarum panjang yang dimasukkan ke dalam vena jugularis di leher dan dimasukkan ke vena hepatic dan vena porta hepatica. TIPS digunakan pada pasien yang tidak respon obat dan dianjurkan melakukan transplantasi.(UMM, 2013)c. Bakterial peritonitisPasien dengan ascites dengan kadar leukosit tinggi harus diberikan antibiotic intravena (contoh cefotaxime) atau antibiotic oral terapi seperti oflaxacin. Bila pasien tiba-tiba mengalami peritonitis akibat infeksi dari bakteri dapat diberikan terapi antibiotic jangka panjang dengan norloxlacin atau trimetropin untuk mencegah infeksi lebih lanjut (UMM, 2013).d. Hepatic encephalopathyPenangan utama untuk mengobati encelophaty adalah terapi pada keadaan : Kadar ammonia yang tinggi Perdarahan Oksigen rendah Dehidrasi InfeksiLaxative lactose diberikan dengan sedian syrup atau penyuntikan langsung pada usus (enema), digunakan untuk mengosongkan isi perut. Dengan dosis 30 ml 2-3 hari sekali. Antibiotic seperti neomycin bisa digunaan pada pasien yang tidak bertambah baik dengan laxative lactulose. Penggunaan antibiotic seperti rifaximin juga digunakan pada kasus hepatic encelophaty pada pada sirosis hepatis (UMM, 2013).e. Hepatocellular karsinomaPasien sirosis hepatis perlu melakukan sreening pada hepatoseluler karsinoma dengan atau tanpa serum -fetoprotein. Pasien dengan hepatoseluler karsinoma dengan satu tumor yang kurang dari 5 cm, atau 2 tumor dengan ukuran kurang dari 3 cm, dan pasien yang mengalami pengurangan ukuran tumor setelah terapi dapat dilakukan transpalasi (Starr, 2011).Berikut obat yang digunakan untuk initiative empiric pada terapai HE (Prakash, 2010) : Lactulose, dosis oral 15-30 ml dua kali sehari Rifaximin, dosis oral 55 mg dua kali sehari Neomycin, dosis oral 500 mg empat kali sehari Metronidazole, dosis oral 250 mg empat kali sehari Vancomycin, dosis oral 250 mg empat kali sehari Sodium benzoate, dosis oral 5 g dua kali sehari Flumazenil, intravena injeksi 1-3 mg

f. TranspalasiPada stadium akhir dari penyakit hati dan pasien dengan tumor yang tidak menyebar dapat dilakukan transpalasi hati. MELD atau Model for End-Stage Liver Disease digunakan untuk mempertimbangkan perlu dilakukannya transpalasi atau tidak. Beberapa transpalsi dilakukan dengan mengganti hepar pasien yang mengalami sirosis dengan sebagian hepar dari pendonor yag selama beberapa minggu akan mengalami regenerasi pada tubuh pasien juga pada pendonor. Pada transplantasi jenis apapun pasien harus diberikan imunosuppresif terlebih dahulu (UMM, 2013).

Dapus :Prakash, R. & Mullen D. K. 2010. Mechanisms, diagnosis and management of hepatic encephalopathy. Gastroenterol Hepatol 7:515-525

Starr, S. Paul, Daniel Raines. 2011. Cirrhosis: Diagnosis, management, and Prevention. Am Fam Physicia 84(12) : 135-1359

Universiy of Maryland Medical Center. 2013. Cirrhosis available at http://umm.edu/health/medical/reports/articles/cirrhosis#ixzz32a0pSDrR(Di akses pada 24 Mei 2014)

BUAT UMMUKelebihan kekuranganIni mu ada kekurangan dari 1. Transpalasi ini ada contohnya (lebih ke efek samping)Liver Transplantation for Patients with Primary Biliary Cirrhosis.Patients who require transplantation for primary biliary cirrhosis are those who develop major complications of portal hypertension and liver failure or who have poor quality of life and short survival without the procedure. Survival rates after transplantation are excellent.Liver Transplantation for Patients with Autoimmune Hepatitis. The outlook is also good for patients who have autoimmune hepatitis who require a transplant. Survival rates are about 90% after 1 year, and 70 - 80% after 5 years. Rejection usually occurs in those patients whose immune systems are very compromised.Liver Transplantation for Patients with Alcoholism. Liver transplantation is generally not recommended for patients with active alcohol or drug abuse addictions.

2. Baloon tamponade buat pengobatan varises Balloon tamponade poses a risk for serious complications, the most dangerous being rupture of the esophagus

3. Sama obat-obat antibiotic gitu tapi aku ga nemu efek samping obat antibiotiknya4. EVL sama TIPS

ini sumbernya :

Source:Cirrhosis | University of Maryland Medical Centerhttp://umm.edu/health/medical/reports/articles/cirrhosis#ixzz32a0pSDrRUniversity of Maryland Medical CenterKekurangannya cari aja dari yang aku sebutin ini lebih ke efek sampingnya sih tapi kan emang kekurangan, hehehe :D