bab ii landasan teori pelayanan holistik gereja … · 2.1 pengertian gereja gereja secara literer...

37
12 BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA TERHADAP ANAK AUTIS Pada bab ini penulis membahas empat konsep yakni Gereja, pelayanan Gereja, pelayanan holistik dan anak autis. Penulis juga menguraikan beberapa konsep yang diungkapkan oleh para ahli mengenai gereja, pelayanan gereja, pelayanan holistik dan anak autis serta problemnya. Pandangan-pandangan ini akan membantu penulis dalam menguraikan dan menganalisa bagaimana pelayanan gereja yang holistik terhadap anak autis. 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru. 1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak lepas dari peran Allah. Peran tersebut adalah Allah memakai manusia untuk menyatakan kehendak-Nya. Kehendak Allah itu adalah memperkenalkan kembali umat Allah (dalam Kristus) secara eksplisit. Kata “Gereja” berasal dari bahasa Portugis “igrejadan bahasa Yunani ecclesia. Kata inilah yang kita jumpai di dalam Perjanjian Baru; biasanya diterjemahkan dengan jemaat (dahulu juga dengan “sidang” ataupun “sidang- jemaat”). Disebabkan terjemahannya di dalam Katekismus Heidelberg, maka di dalam Pengakuan Iman Rasuli kata “Ecclesia” itu dapat dianggap diterjemahkan dengan “Gereja Kristen”. Tetapi kata “Kristen” sebenarnya tidaklah terdapat di 1 Edmund Woga, Dasar-dasar Misiologi, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 78.

Upload: others

Post on 12-Nov-2020

54 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

12

BAB II

LANDASAN TEORI

PELAYANAN HOLISTIK GEREJA TERHADAP ANAK AUTIS

Pada bab ini penulis membahas empat konsep yakni Gereja, pelayanan

Gereja, pelayanan holistik dan anak autis. Penulis juga menguraikan beberapa

konsep yang diungkapkan oleh para ahli mengenai gereja, pelayanan gereja,

pelayanan holistik dan anak autis serta problemnya. Pandangan-pandangan ini akan

membantu penulis dalam menguraikan dan menganalisa bagaimana pelayanan gereja

yang holistik terhadap anak autis.

2.1 Pengertian Gereja

Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya

gereja dalam Perjanjian Baru tidak lepas dari peran Allah. Peran tersebut adalah

Allah memakai manusia untuk menyatakan kehendak-Nya. Kehendak Allah itu

adalah memperkenalkan kembali umat Allah (dalam Kristus) secara eksplisit.

Kata “Gereja” berasal dari bahasa Portugis “igreja” dan bahasa Yunani

“ecclesia. Kata inilah yang kita jumpai di dalam Perjanjian Baru; biasanya

diterjemahkan dengan jemaat (dahulu juga dengan “sidang” ataupun “sidang-

jemaat”). Disebabkan terjemahannya di dalam Katekismus Heidelberg, maka di

dalam Pengakuan Iman Rasuli kata “Ecclesia” itu dapat dianggap diterjemahkan

dengan “Gereja Kristen”. Tetapi kata “Kristen” sebenarnya tidaklah terdapat di

1 Edmund Woga, Dasar-dasar Misiologi, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 78.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

13

dalam naskah asli. Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa kata “Ecclesia” telah

menjadi suatu istilah yang demikian khusus artinya, sehingga tambahan kata “Kristen

sebenarnya tidak perlu lagi. Di dunia Yunani Kata “ek-klesia” (dari kata kerja

“kleo”) mula-mula berarti: mereka yang “dipanggil (ke luar)”, yaitu orang-orang

merdeka (bukan budak, bukan-pelayan) yang oleh seorang bentara dipanggil

berhimpun untuk menghadiri rapat rakyat. “Gereja” terdapat di mana ada yang

dipanggil, dipanggil berhimpunan, yaitu oleh Allah. Gereja bukanlah suatu

organisasi orang-orang yang mau mendirikan suatu perkumpulan guna suatu tujuan

tertentu, melainkan orang-orang itu telah dipanggil berkumpul oleh Allah sendiri.2

Istilah gereja di dalam Ensiklopedi Alkitab masa kini, berasal dari bahasa

Yunani ekklesia yang berarti pertemuan atau sidang (jemaat). Kata ini umumnya

dipakai bagi sidang umum dari penduduk kota yang dikumpulkan secara resmi.

Sidang seperti ini menjadi ciri segala kota di luar Yudea, di mana Injil dimasyurkan.

Kata ekklesia juga dipakai di kalangan Yahudi (LXX) bagi ‘jemaat Israel’, yang

dibentuk di Sinai dan dikumpulkan di depan hadirat Allah pada hari-hari raya

tahunan, yakni pengantara yang ditunjuk Allah menjadi wakil umat. Tidaklah jelas

apakah pemakaian ekklesia secara Kristiani pada mulanya diambil dari pemakaian

non-Yahudi atau dari pemakaian Yahudi (ini diperdebatkan), tapi adalah pasti bahwa

kata ini lebih mengandung arti ‘pertemuan’ daripada ‘organisasi’ atau masyarakat.3

Menurut Robinson kata gereja (ekklesia) menunjuk kepada mereka yang

dipanggil keluar dari dosa ke dalam keselamatan, dari kematian kepada hidup, dari

tawanan iblis kepada kemerdekaan dalam Kristus, dari perbudakan oleh iblis kepada

2 G.C.van Niftrik, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), 359.

3 J. D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, (National Council of the church of Christ in

the USA, 1946, 1952, 1971, 1973), 332.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

14

pelayanan Kristus. Mereka adalah orang-orang yang dijamah oleh Tuhan. Mereka

dipisahkan dari dunia bagi Kristus dan dikhususkan untuk melayani-Nya. Mereka

adalah orang-orang yang khusus disiapkan untuk melaksanakan misi Kristus dalam

dunia ini. Apa yang Yesus lakukan sewaktu Ia di dunia ini ditugaskan-Nya kepada

gereja-Nya supaya gereja-Nya meneruskan pekerjaan itu.4 Gereja adalah komunitas

baru milik Tuhan. Tujuan-Nya yaitu untuk menyelamatkan setiap orang dari dosa

dan mendapatkan kehidupan dan kemerdekaan dalam Kristus. Dengan kehadiran

gereja, Tuhan memanggil dan menguduskan orang-orang dari tengah-tengah dunia

demi kemuliaan-Nya. Karena Tuhan telah memberi diri-Nya dan menyelamatkan

manusia dari dosa, maka kehadiran gereja menjadi sebuah wadah dimana Tuhan

memanggil umat manusia untuk bersama-sama berkomimen dalam sebuah pelayanan

yang sama seperti yang telah dilakukan oleh-Nya. Jadi dalam hal ini, bisa dikatakan

bahwa umat manusia terikat pada misi gereja. Gereja mempunyai identitas ganda, di

satu pihak, Tuhan memanggil umat untuk keluar dari dunia menjadi milik Tuhan,

dan di lain pihak, diutus kembali ke dunia untuk menjadi saksi dan melayani. Misi

gereja dimodelkan pada misi Kristus. Dia sungguh-sungguh memasuki dunia dan

mengambil kodrat manusia, menjalani kehidupan sama seperti manusia dan mati

seperti kematian manusia. Totalitas yang telah di tunjukan oleh Tuhan menjadi dasar

bagi pelayanan yang akan dilakukan oleh gereja, dimana Ia mengosongkan diri-Nya

demi kesetaraan dengan umat manusia. Melalui contoh yang telah dilakukan oleh

Yesus perlu juga dilakukan oleh gereja dan orang-orang yang telah diutus sebagai

4 Darell, W. Robinson, Total Church Life-Kehidupan Gereja yang Utuh, (Bandung:

Lembaga Literatur Babtis, 1997), 26.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

15

alat cinta kasih di tengah-tengah dunia ini. Sehingga pelayanan yang dilakukan

dapat dirasakan semua orang.

Sutarno menegaskan, gereja adalah wadah persekutuan dari para pengikut

Yesus Kristus, yaitu orang-orang percaya dan mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan

dan Juruselamatnya. Lahirnya gereja berdasarkan kehendak dan panggilan dari

Kristus sendiri, demi menjalankan misi-Nya. Dengan demikian keberadaan gereja

bukan merupakan tujuan dalam dirinya sendiri (not an end in itself), melainkan untuk

melaksanakan maksud tertentu, berupa misi Kristus yakni karya penyelamatan oleh

dan di dalam Kristus yang merupakan anugerah pengampunan dosa dan tuntutan

pembaharuan hidup. Selain itu, gereja merupakan tempat di mana karya dan

kekuasaan Kristus sebagai Raja Mesias, Juruselamat, diakui dan ditaati. Dengan kata

lain, gereja merupakan tempat dimana hukum-hukum Kerajaan Sorga/Allah

sebagaimana di amanatkan oleh Kristus diakui dan ditaati secara kolektif atau

bersama-sama. Sedangkan hukum-hukum Kristus itu pada intinya didasarkan pada

Hukum Kasih, di mana pelayanan, pengorbanan dan pengampunan merupakan

prinsip-prinsip dasar yang harus diupayakan pelaksanaannya.5 Keberadaan gereja

bukan merupakan tujuan dalam dirinya sendiri, tetapi kehadiran gereja sebagai

wadah dimana misi Tuhan di amanatkan supaya dilaksanakan. Kehadiran gereja

diharapkan dapat membawa sukacita, dan cinta kasih yang menjangkau semua aspek

dalam kehidupan jemaat maupun masyarakat sebagai ladang Allah.

5 Sutarno, Di Dalam Dunia, Tetapi Tidak dari Dunia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004),

169.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

16

Menurut Tom Jacob Gereja adalah umat Allah yang baru dengan pengertian

dalam Kristus, gereja dipersatukan Allah dalam iman.6 Karena itu hakekat gereja

dalam Alkitab digambarkan sebagai “tubuh Kristus. Karena Kristus menjadi kepala

yang menyebut diriNya gembala yang baik.7 Gereja dapat diartikan sebagai

persekutuan sukarela orang-orang percaya kepada Kristus.8 Oleh karena itu gereja

dapat terbentuk karena Yesus Kristus memanggil para pemercaya menjadi

pengikutNya. Dengan demikian persekutuan dengan Kristus berarti persekutuan

dengan sesama manusia. Karena gereja secara definitif adalah melampaui sebagai

institusi, pranata, atau organisasi di dunia ini.9 Namun kekuasaan gereja ada untuk

membangun suatu tanda baru di dunia yang berbeda dengan cara dunia.10

Tanda baru

untuk membangun dunia itu adalah untuk mendemonstrasikan kasih Allah sepanjang

waktu dalam dunia ini.11

Singkatnya gereja hadir atau lahir karena tugas panggilan.12

Tugas panggilan gereja itu adalah melakukan pelayanan (diakonia) di dunia ini.13

Karena pelayanan merupakan kehendak Allah dalam Kristus yang dilanjutkan oleh

gereja. Karena gereja itu dapat hidup dalam arti yang sesungguhnya apabila

melayani. Oleh karena itu dengan tegas Hendrik Kreamer berpendapat pelayanan

atau diakonia adalah roh, dan pola yang benar dari gereja yang berakar dalam wujud

6 Tom Jacobs, Gereja Menurut Vatikan II (Yogyakarta: Kanisius, 1987), 24.

7 S.M. Hutagalung, Peranan PAK dalam Rangka Meningkatkan Sumber daya manusia

Mengantisipasi Era Globalisasi Dalam membangun Tubuh Kristus, (Siantar: Yayasan STT, 1996),

551. 8 Agus Santosa, Agape dan Spiritualitas gereja dalam kepemimpinan Kristiani: Spiritualitas,

Etika, dan teknik-teknik kepemimpinan gereja dalam Era penuh perubahan, (Jakarta: STT Jakarta,

2001) 100. 9 Ibid., 100.

10 Ibid., 100.

11 Michael Griffiths, Gereja dan panggilannya (Jakart: BPK Gunung Mulia, 1995) 7.

12 Arlyyanus Larosa, Misi sosial Gereja (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999)9-10.

13 Norman E. Thomas, Teks-Teks Klasik Tentang Misi Dan Kekristenan Sedunia: Melengkapi

Adikarya David Bosch Transformasi Misi Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 359.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

17

dan pekerjaan Kristus, Tuhan gereja. Gereja adalah diakonia, yang harus dinyatakan

dalam semua bidang kehidupan sekuler. 14

Menurut Egune Bianchi, diakonia merupakan tugas fundamental gereja untuk

mewujudkan perdamaian atau pemulihan kembali mengatasi pelbagi alienasi yang

menindas umat manusia zaman ini.15

Oleh sebab itu dibutuhkan pendekatan yang

rendah hati dan menghamba kepada dunia yang telah ditebus. Supaya dapat

melakukan perintah Kristus dengan baik dan seimbang gereja harus melakukan tugas

tridarma gereja.16

Tugas tersebut, meliputi koinonia, marturia, dan diakonia.

Menurut B. Kieser, gereja bersifat adikodrati, tetapi konsekuensi logisnya Gereja

melakukan tugas kodrati.17

Tugas kodrati tersebut dikenal dengan diakonia gereja.

2.1 Pelayanan (Diakonia)

Gerhard Kittel (1874:81) menegaskan, Istilah “diakonia” berasal dari bahasa

Yunani, διακονια artinya pelayanan, sedangkan orang yang melakukan disebut

sebagai pelayan (δίακονος). Diakonia merupakan tindakan dari melayani (δίακονέίν),

yang dilakukan oleh pelayan.18

Biasanya diakonein diartikan juga sebagai pekerjaan

dalam melayani meja yaitu dengan mempersiapkan hidangan-hidangan atau

kebutuhan fisik para tuan atau orang-orang terhormat. Gambaran dalam melayani

14

Ibid., 359. 15

Avery Dulles, Model-model gereja (Flores: Nusa Indah, 1990), 90. 16

Emanuel Gerrit Singgih, Transformasi Gereja Menyongsong Abad-21 (Yogyakarta:

kanisius, 1997, 19-26. 17

B. Kieser, Moral Sosial: keterlibatan umat dalam hidup bermasyarakat (Yogyakarta:

kanisius, 1987), 17. 18

Gerhard Kittel, Theological Dictionary of The New Testament, (Michigan: Grand Rapids,

1874) , 81.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

18

adalah dengan merangkak, berlutut sampai ke tanah, yang diuntungkan adalah

penerimanya atau yang dilayani, sedangkan pelayan itu sendiri tidak memperoleh

jasa atau gaji.19

Lebih lanjut, melayani berarti melakukan sesuatu bagi orang lain

yang kedudukannya terhormat, baik secara sukarela ataupun terpaksa. Biasanya,

pekerjaan ini hanya dilakukan oleh budak atau orang yang kedudukannya dipandang

rendah ditengah masyarakat, sedangkan orang-orang merdeka tidak bersedia

melakukannya.

Hal tersebut terjadi karena arti hidup dalam kebudayaan Yunani dilihat dalam

perkembangan yang bebas dari diri sendiri, sedangkan melayani bertentangan dengan

kehendak sendiri karena harus merendahkan diri dan memberi diri kepada orang lain.

Oleh karena itu diakonia tersebut dipandang sebagai suatu pekerjaan hina.20

Istilah

diakonia yang dipandang rendah dan hina dalam kehidupan dunia Yunani tersebut,

menjadi salah satu istilah yang dihormati dalam kehidupan Kristen. Bahkan diakonia

merupakan salah satu dari tritugas panggilan gereja yang harus dijalankan dalam

rangka mewujudkan kerajaan Allah di dunia ini.

Menurut A. Noordegraaf istilah diakonia, melalui kedatangan Yesus Kristus

telah memiliki makna dan isi yang baru. Anak manusia datang bukan untuk dilayani

melainkan untuk melayani atau melakukan diakonia dan memberikan hidup-Nya

untuk menjadi tebusan bagi orang banyak. Yesus yang adalah Mesias dan Raja justru

hadir dan merendahkan diri-Nya untuk melayani umat-Nya. Dalam hal ini Yesus

menentang tata kehidupan duniawi yang cenderung memperlihatkan kekuasaannya,

19

Ibid., 82. 20

Ibid., 83.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

19

yang sifatnya selalu harus dilayani.21

Disini Yesus memberi contoh yang baik,

dimana Ia selalu merendahkan dirinya tanpa melihat statusnya sebagai Anak Allah

yang kita tahu bahwa Ia mempunyai kuasa. Tetapi Ia tidak memakai itu sebagai

patokan dalam pelayananNya. Bagi Yesus melayani itu tanpa memandang kuasa atau

memperlihatkan kekuasaan untuk menindas tetapi merangkul semua dengan cinta

kasih dan kerendahan hati.

Menurut P. G.van Hooijdonk, diakonia adalah bidang pelayanan pastoral:

gereja dan masyarakat yang tidak terbatas pada ranah sosial saja, tetapi meliputi

politik, pendidikan, medis, kebudayaan dan lain-lain. Oleh karena itu diakonia ialah

pelayanan yang dilakukan dengan sadar oleh gereja untuk ikut mewujudkan nilai-

nilai kerajaan Allah seperti perdamaian, keadilan, kebenaran, cinta kasih bagi

masyarakat. 22

Namun yang berlawanan dengan nilai-nilai kerajaan Allah adalah

kekerasan, kepalsuan, ketidakadilan, penindasan.23

Diakonia dipahami sebagai “pelayanan kasih” yaitu dengan memperhatikan

dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan fisik orang miskin, yang sakit, yang lemah

dan yang hidup dalam rupa-rupa kesusahan. Yang menjadi subjek pelayanan

diakonia adalah Allah sendiri melalui Yesus Kristus, orang yang melakukannya

(diakonos/diaken) berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pemberian-Nya

kepada manusia terutama yang sedang menderita atau yang sedang dalam

21

A. Noordegraaf , Orientasi Diakonia Gereja, ( Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2004), 4. 22

Martin Chen Pr. Teologi Gustavo Gutierrez: Refleksi dari praksis kaum miskin.

(Yogyakarta: Kanisius, 2002), 36. 23

Ibid., 36.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

20

kesusahan.24

Tugas panggilan gereja adalah pelayanan (diakonia) di dunia ini.

Karena pelayanan merupakan kehendak Allah dalam Kristus yang dilanjutkan gereja,

sehingga gereja dapat hidup dalam arti yang sesungguhnya apabila melayani.

Seperti yang dikatakan Hendrik Kraemer bahwa, konteks diakonia

menyangkut upaya pengentasan ketidakberdayaan umat yang terpinggirkan menuju

standar hidup yang berkualitas dan sejajar atau bahkan lebih dengan umat yang lain.

Diakonia secara khusus menjadi ciri khas pelayanan gereja yang langsung

menyentuh umat dan membumi. Diakonia agung Tuhan Yesus sebagai perwujudan

kasih bagi umatNya melalui karya penyaliban-Nya.25

Jadi, inti dari pelayanan

diakonia sudah sangat jelas dan lengkap seperti yang telah dikatakan oleh Hendrik

Kreamer, bagaimana seharusnya pelayanan (diakonia) itu dipahami dan dilakukan

oleh gereja.

Oleh karena itu, tujuan pelayanan diakonia adalah melihat realitas yang

terjadi sekarang ini, gereja belum sepenuhnya menjangkau anak-anak yang

berkebutuhan khusus dan bahkan belum ada pelayanan khusus yang dilakukan oleh

gereja terhadap mereka. Dalam konsep diatas sangat jelas bahwa diakonia

merupakan pelayanan yang melihat dan menjangkau orang-orang yang terpinggirkan

menuju hidup yang berkualitas dan sama dengan yang lain. Tetapi kenyataannya

belum dilakukan oleh gereja. Ini menjadi sebuah wacana yang masih terdengar asing

bagi gereja padahal hal ini menjadi salah satu tujuan utama.

24

J.L.Ch. Abineno, Sekitar Diakonia Gereja, (Jakarta:BPK-Gunung Mulia, 1976) , 54. 25

Thomas Norman, Teks-teks Klasik Tentang Misi dan Kekristenan Sedunia: Melengkapi

Adikarya David, J.Bosch Transformasi Misi Kristen. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 359.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

21

2.2.1 Tujuan Diakonia

Jon Sobrino, dan Juan Hernandez Pico mengatakan bahwa diakonia

dipandang sebagai sikap solidaritas yang mendalam terhadap orang lain berdasarkan

kasih. Solidaritas itu diwujudkan dalam diakonia. Artinya dalam diakonia ada sikap

tanpa pamrih, sikap yang menekankan hidup bersama dengan tidak mencari

keuntungan diri sendiri.26

Tujuan pekerjaan diakonal adalah membantu orang lain

dan menempatkannya pada posisi yang benar di hadapan sesama manusia dan Tuhan

Allah. Memperdulikan keberadaan umat manusia secara utuh yaitu kebutuhan rohani,

jasmani dan kebutuhan sosial. Tujuan diakonia juga mendukung realisasi sebuah

persekutuan cinta kasih dan membangun serta mengarahkan orang untuk hidup di

dalamnya. Oleh sebab itu, diakonia mempunyai fungsi kritis dalam jemaat maupun di

dalam masyarakat.27

Jadi, kasih merupakan inti dari pelayanan diakonia tanpa kasih

maka pelayanan yang dilakukan tidak akan berarti apa-apa bagi yang dilayani.

Pelayanan yang dilakukan juga harus melihat kebutuhan secara menyeluruh atau

holistik dari yang dilayani sehingga dengan demikian maka pelayanan yang

dilakukan menjadi sebuah pelayanan yang bermakna.

2.2.2 Bentuk-bentuk Diakonia Dalam Gereja Dan Perkembangannya

J. C. Sikkel mengatakan bahwa “The Church can live without buildings,

without diakonea the church dies”. Secara teologis ini berarti, bahwa diakonia adalah

nafas gereja, ia baru menjadi gereja bila ia melakukan diakonia. Diakonia, jika dilihat

26

Jon Sobrino dan Juan Hernandez Pico, Teologi Solidaritas, (Yogyakarta: Kanisius, 1988),

14-76. 27

Ibid., 76.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

22

dari segi karakteristik menghasilkan tiga model diakonia. Yang pertama diakonia

karitatif, kedua diakonia reformatif, dan yang ketiga diakonia transformatif. 28

1) Diakonia karitatif ini adalah model diakonia yang secara tradisional dilakukan

oleh beberapa gereja sampai saat ini. Pelayanan gereja dalam model diakonia ini

terutama pada tindakan-tindakan karitatif (amal). Ciri-ciri diakonia karitatif

adalah:

a. Diakonia ini dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan analisa sosial-politik

tentang penyebab kemiskinan.

b. Bantuan yang diberikan langsung dapat dirasakan oleh si korban.

c. Hanya cocok untuk membantu korban bencana alam saja.

d. Didukung oleh penguasa karena mempertahankan status quo.

e. Dilakukan dengan maksud yang sangat sempit, seperti agar korban pindah

agama atau mendukung suatu partai tertentu.

f. Mengandalkan kekuatan moral orang kaya.

2) Diakonia reformatif ini lebih menekankan pada aspek pembangunan, pendekatan

yang dilakukan adalah dengan community development, seperti pembangunan

pusat kesehatan, penyuluhan, bimas, dan koperasi. Karakteristik diakonia ini

dapat dilihat sebagai berikut:

28

Brahmana S, Diakonia Transformatif: Bentuk Kepedulian Umat Allah, (Majalah LINK

Jubilee School, Volume 4, 2008), 1-2.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

23

a. Lebih berorientasi pada pembangunan lembaga formal, tanpa perombakan

struktur san sistem yang ada.

b. Sudah menggunakan analisa sosial-kultural, namun tidak menggunakan

analisis struktural.

c. Pendekatan pelayanan ini masih bersifat top down, dalam model ini

masyarakat belum sepenuhnya menjadi pelaku sejarah yang menentukan

masa depannya sendiri.

3) Diakonia transformatif. Diakonia ini dipelopori oleh gereja di Amerika Latin

untuk menjawab kemiskinan yang sangat parah di situ. Dalam diakonia ini,

bukan hanya memberi makan, minum, pakaian, pembangunan, dan seterusnya,

namun bagaimana bersama masyarakat memperjuangkan hak-hak hidup seperti

hak makan, minum, pakaian, nafas, kerja, lingkungan yang sehat, yang telah

hilang karena dirampas oleh pihak lain atau yang menindas. Intinya melihat akses

untuk mengontrol kebijakan public, yang menyangkut nasib hidup mereka. Kita

butuh nasi, namun kita ingin memperolehnya dengan keadilan. Kita butuh nasi,

namun kita ingin memperolehnya dengan kebebasan. Kita butuh nasi, namun kita

ingin memperolehnya dengan martabat dan pengharapan (dignity and hope). Hak

hidup yang lebih manusiawi dan beradap inilah yang menjadi orientasi diakonia

transformatif.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

24

2.3 Pelayanan Holistik

Bentuk pelayanan holistik semata-mata bukanlah milik dari gereja atau

lembaga pelayanan Kristen, tetapi juga dilakukan oleh lembaga-lembaga lain di

luar kekristenan. Tetapi, dari pelayanan yang dilakukannya, ada hal yang sangat

penting yang membuat pelayanan holistik gerejawi berbeda dengan pelayanan

lainnya. Hal prinsipil yang membuat pelayanan holistik gerejawi berbeda dari

pelayanan holistik lainnya, yaitu:29

Pertama, motivasi dari pelayanan itu sendiri. Motivasi pelayanan kristiani

adalah pelayanan Kristus sendiri. Artinya sebelum pelayanan ini dilakukan

karena keinginan untuk melayani Kristus, atau lebih tepat lagi melayani Kristus

melalui pelayanan kepada sesama, oleh karena Kristus telah lebih dahulu

melayani umat-Nya.

Kedua, yang harus menjadi pendorong melakukan sesuatu pelayanan adalah

karena ketaatan kepada Kristus. Allah menghendaki supaya orang percaya

saling melayani satu sama lain. Tuhan Yesus di dalam Yohanes 13:14-15

mengatakan, “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan

Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah

memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti

yang telah Kuperbuat kepadamu.” Pelayanan adalah suatu kewajiban yang harus

dilakukan oleh setiap orang Kristen. Dengan demikian, tidak melakukan

29

Reinhard Jeffray Berhiu, Peran Gembala Jemaat Terhadap Pengembangan Pelayanan

Holistik di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Yegar Sahaduta Jayapura. (Jurnal: Sekolah Tinggi

Teologi Levinus Rumaseb Jayapura, 2014), 274-275

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

25

pelayanan adalah contoh ketidaktaatan kepada Kristus. Melayani bukan supaya

memperoleh sesuatu, tetapi sebaliknya, karena telah memperoleh sesuatu dari

Allah.

Ketiga, yang membuat pelayanan Kristiani itu berbeda adalah karena

pelayanan Kristiani berpola pada pelayanan Kristus sendiri (Yohanes 12:26;

13:14). Adapun pola pelayanan Yesus adalah: (a) Pelayanan Kristus ditentukan

oleh ketaatan yang sepenuhnya kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia.

Orientasi pelayanan Kristiani adalah kehendak Allah dan kebutuhan mereka

yang dilayani. Bukan kepentingan pribadi.; (b) Pelayanan Kristus diwujudkan

dalam bentuk identifikasi dan solidaritas (Yohanes 1:12; Filipi 2:7). Tidak

berdiri lebih tinggi (filantropis), tetapi juga tidak duduk lebih rendah daripada

yang dilayani, melainkan menempatkan diri sepenuhnya pada tempat mereka

yang dilayani. Ikut merasakan apa yang dirasakan oleh mereka yang dilayani.

Oleh karena itu pelayanan kristiani harus disertai dengan respek, simpati, dan

empati yang dalam; (c) Pelayanan Kristus adalah pelayanan yang holistik,

artinya pelayanan yang utuh dan menyeluruh. Oleh karena itu, pelayanan

Kristiani adalah mewujudkan Injil yang utuh bagi manusia yang utuh. Holistik

artinya melihat kebutuhan manusia baik kebutuhan-kebutuhan individualnya

maupun sosialnya baik kebutuhan-kebutuhan fisik, psikis maupun kebutuhan

spiritualnya, baik kebutuhan-kebutuhan sekarang di bumi ini maupun nanti

setelah mati, dan sebagainya.

Holistik adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa sistem alam

semesta, baik yang bersifat fisik, mental, sosial dan spiritual, serta segala

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

26

kelengkapannya harus dipandang sebagai sesuatu yang utuh dan bukan

merupakan kesatuan dari bagian-bagian yang terpisah. Dari kelengkapannya

tersebut, maka permasalahan yang menerpa merupakan masalah kompleks. Oleh

karena itu, solusi atau cara yang ditawarkan dalam memberikan jawaban atas

permasalahannya harus tepat pada sasaran berkenaan dengan kebutuhan manusia

tersebut.

Manusia merupakan makhluk holistik berasal dari kata sifat wholistic (huruf

w tidak terbaca dalam penuturannya) dalam bahasa Inggris. Kemudian dalam

bahasa Inggris logat Amerika disederhanakan menjadi holistik (dalam beberapa

dialek lokal Amerika huruf h tidak terbaca dalam penuturannya). Dalam bahasa

Indonesia menjadi holistik.30

Kata ini mempunyai arti lengkap, utuh, dan

sempurna. Dalam kaitannya dengan menolong sesama, pertolongan yang

diberikan hendaknya merupakan suatu pertolongan yang lengkap dan utuh,

sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia.

Holistik adalah satu pendekatan praktis dari konsep holisme yang

menjelaskan fenomena dalam kaitan dengan fungsi (maksud, kegiatan) dari

suatu keseluruhan (bentuk, totalitas, kesatuan) yang menjadi prinsip penuntun

bagian-bagiannya. Menjelaskan kegiatan bagian-bagian dari suatu keseluruhan

dalam kaitan dengan fungsi keseluruhan itu. 31

Holisme adalah cara pandang

yang juga melihat individu sebagai satu sistem organisme. Sebagai satu

organisme maka individu dianggap lebih daripada kumpulan dari bagian-

30

Aart Van Beek, Pendampingan Pastoral, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 35. 31

Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1996), 293.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

27

bagiannya. Menurut prinsip ini, sebuah gangguan kecil pada bagian tubuh

manusia dapat mengganggu perkembangan dan tingkah laku.32

Menurut Abraham Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu

bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian

dari suatu kesatuan, dan apa yang terjadi pada bagian yang satu akan

mempengaruhi bagian yang lain. Pandangan holistik dalam kepribadian yang

terpenting adalah:33

a. Kepribadian normal ditandai dengan unitas, integrasi, konsistensi, dan

koherensi. Organisasi adalah keadaan normal dan disorganisasi adalah

keadaan petologis (sakit).

b. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak

ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi.

c. Organisme memiliki suatu dorongan yang berkuasa, yaitu aktualisasi diri.

d. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal.

Potensi organisme jika bisa terkuak di lingkungan yang akan menghasilkan

kepribadian yang sehat dan integral.

Bagi Maslow, manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk

menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya. Namun demikian perubahan tersebut

membutuhkan persyaratan, yaitu adanya lingkungan yang bersifat mendukung.

32

Robert Gwinn, The New Encyclopedia Britanica-Vol.25 (Chicago: The University of

Chicago, 1989), 686. 33

Kunjojo, Pendidikan Bimbingan dan Konseling, (Kediri: Universitas Nusantara PGRI,

2009), 37-38.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

28

Selanjutnya Erikson, Tomlin dan Swain (dalam Marriner-Tomey, 1994) juga

mengemukakan tentang holism, yang memandang bahwa manusia adalah individu

secara keseluruhan yang terdiri dari banyak subsistem yang saling ketergantungan

dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini terkait dengan pembawaan yang berhubungan

dengan keturunan dan pengendalian spiritual. Tubuh, pikiran, emosi dan semangat

merupakan unit keseluruhan yang sifatnya dinamis. Bersifat saling mempengaruhi

dan mengendalikan satu sama lain. Interaksi dari berbagai subsistem ini tidak dapat

dipisahkan, yang akhirnya menghasilkan holism.34

Berdasarkan berbagai pandangan perihal konsep holistik, maka secara

teologis dimensi holistik telah tampak melalui istilah shalom dalam Perjanjian lama.

Istilah ini mempunyai arti yang sangat luas berkenaan dengan keadaan sejahtera pada

seseorang. Secara literal, kata shalom mempunyai arti sehat, aman, dan sejahtera.

Bila memiliki akar kata Ibrani, kata shalom berasal dari kata ‘sh-l-m’. Menurut

Evans, ada tiga konsep dalam kata shalom, yaitu “totality (the adjective shalem is

translated ‘whole’), well-being, and harmony”.35

Konsep tersebut merupakan

cakupan dari kata shalom, yang menyangkut keseluruhan aspek hidup manusia

secara total, tetapi tetap selaras dengan ciptaan Tuhan, baik sesama dan alam sekitar.

Shalom menunjuk pada waktu yang sama secara keseluruhan, berdasarkan fakta yang

utuh.

Aspek holistik lain pada manusia tampak dalam kisah penciptaan yang

tertuang dalam Kejadian pasal 1. Pada kisah tersebut tampak dengan jelas bahwa

34

Rufaidah, Konsep Holistik dalam keperawatan melalui pendekatam model adaptasi sister

Callista Roy, (Sumatra Utara: Jurnal Keperawatan, 2006), 2. 35

Evans, CF. “Peace”, (A theological Word Book of the Bible, 1950), 165.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

29

Tuhan menetapkan manusia dengan unik dan disertai dengan berbagai macam aspek

kemanusiaannya.36

Konsep manusia sebagai makhluk holistik tidak dapat

dikesampingkan. Berbagai gejala yang terjadi dalam hidup manusia, baik berupa

permasalahan maupun penyakit selalu berhubungan dengan beberapa aspek dalam

hidup manusia.

Wiryasaputra mencoba menformulasikan keberagaman aspek hidup manusia

ke dalam empat aspek yaitu37

:

1) Aspek fisik: aspek ini berkaitan dengan bagian yang tampak dari hidup manusia.

Aspek fisik mengarah kepada apa yang dapat disentuh, dilihat dan diraba. Hal ini

berkaitan pula dengan kebutuhan jasmani dari manusia. Bila dirinci maka aspek

itu meliputi pelayanan medis, sistematik tubuh atau metabolisme tubuh, gerak

badan, rileks-istirahat, dan lingkungan alam sekitar.

2) Aspek mental: Aspek ini berkaitan dengan pikiran , emosi dan kepribadian

manusia. Hal ini juga menyangkut dengan cipta, rasa karsa, motivasi, dan

integrasi dari manusia. Bagian ini meliputi pula pada hubungan seseorang dengan

bagian dalam dirinya (batin, jiwa). Adapun rincian dalam aspek ini adalah kasih

sayang baik memberi atau menerima, kedewasaan emosional, integritas diri,

kemampuan intelektual, kreativitas diri, ekspresi diri, kebanggaan diri, rasa

keindahan atau estetika, identitas seksualitas, dan perasaan aman serta nyaman.

36

Fibry Jati Nugroho, Pendampingan Pastoral Holistik di Megachurch, (Tesis: Fakultas

Teologi 2010), 29. 37

Ibid., 31.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

30

3) Aspek Spiritual: bagian ini menyangkut tentang hubungan dengan jati diri

manusia. Manusia secara khusus dapat berhubungan dengan sang pencipta.

Aspek ini mengacu kepada sesuatu yang berada jauh di luar jangkauan nya. Pada

bagian ini memungkinkan manusia untuk berhubungan dengan dunia lain (gaib).

Bila dirinci, maka bagian ini meliputi, doa, kontemplasi, rasa manunggal

bersekutu dengan sang maha kuasa, pengharapan akan masa depan, visi hidup,

rasa bersyukur, identifikasi komunitas, relasi dengan komunitas percaya, nilai-

nilai mulia, dan kesalehan.

4) Aspek sosial: aspek ini berkaitan dengan keberadaan manusia yang tidak

mungkin berdiri sendiri. Manusia harus dilihat dalam hubungannya dengan pihak

luar secara horizontal, yakni Dunia sekelilingnya. Manusia dalam kaitannya

dengan aspek sosial tidak dapat terlepas dari relasi dan interaksi. Aspek sosial

meliputi kondisi ekonomi yang memungkinkan seseorang hidup layak,

kemampuan keuangan dan pekerjaan, kualitas pendidikan untuk menopang

kehidupan, kondisi perpolitikan yang memungkinkan seseorang bertumbuh guna

mengekspresikan diri, identifikasi kultural, kondisi adat istiadat, hubungan

dengan anggota keluarga, hubungan dengan teman, hubungan dengan lingkungan

sosial, serta keterlibatan dalam aktivitas lingkungan.38

Keempat aspek tersebut di atas saling berkaitan satu dengan yang lain,

serta saling mempengaruhi secara sistemik dan sinergik membentuk eksistensi

manusia sebagai keutuhan dan bertumbuh kepada aktualisasi dirinya. Gambar

dari kesatuan aspek tersebut tampak dalam diagram berikut:

38

Ibid, 39.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

31

Pada keempat aspek tersebut ada beberapa bagian yang saling berumpitan.

Gambar diatas menunjukkan bahwa aspek-aspek hidup manusia dapat dibedakan,

tetapi tidak dapat dipisahkan. Keempat aspek itu saling berkaitan dan

mempengaruhi.39

Oleh sebab itu dalam melakukan pelayanan perlu memperhatikan

keempat aspek ini sebagai sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena

apabila dipisahan maka pelayanan yang dilakukan belum bersifat holistik.

Terkait dengan apa yang telah dijelaskan oleh Totok mengenai empat aspek

holistik diatas maka Clinebell menambahkan sebuah konsep pendampingan pastoral

holistik. Seperti diketahui bahwa gereja merupakan alat perpanjangan tangan Tuhan

yang di dalamnya memiliki tugas untuk melayani umat dengan berbagai latar

belakang kehidupan. Untuk menjalankan misi pelayanan yang holistik maka sudah

pasti bahwa pelayan atau pastor harus memiliki tanggung jawab yang besar dalam

membangun sebuah pelayanan yang utuh sama seperti yang telah di lakukan oleh

Yesus. Pastor memiliki peranan yang sentral dalam kehidupan gereja. Tetapi

pelayanan yang dilakukan akan berjalan dengan baik ketika pastor tidak bekerja

sendiri tetapi melibatkan semua pihak yang ada di dalam gereja untuk membantu

mewujudkan pelayanan yang utuh.

39

Ibid., 41.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

32

Clinebell menegaskan bahwa duniawi gerejawi mengenal pendampingan

pastoral hanya sebatas sebagai tugas pendeta. Pendeta dijadikan sebagai orang yang

bertanggung jawab dalam pengembalaan. Seiring dengan perkembangan zaman,

permasalahn manusia yang semakin kompleks dan pertumbuhan jemaat yang

semakin meningkat, maka paradigma tentang pendampingan pun semakin

berkembang agar dapat menjawab tantangan dan kebutuhan jemaat. Clinebell

kemudian memberi pernyataan, bahwa pendampingan pastoral mencakup pelayanan

yang saling menyembuhkan dan menumbuhkan di dalam suatu jemaat dan

komunitasnya sepanjang perjalanan hidup mereka.40

Sejalan dengan hal ini, Janse

van Rensburg berpendapat bahwa this means that pastoral care and the other aspects

of ministry, including Christian charity, evangelism and actions of empowerment

should be see as aspects of the same action, as the expression goes, two sides of the

same coin.41

Dari pendapat kedua tokoh tersebut semakin memperkuat bahwa

diperlukan orang lain yang membantu pendeta dalam melakukan pendampingan

pastoral secara utuh.

Clinebell merupakan tokoh konseling pastoral yang gemar mendengungkan

pendampingan pastoral holistik. Pada beberapa tulisannya, Clinebell menyatakan

bahwa pendampingan dan konseling pastoral harus menekankan pada pembebasan

dan pertumbuhan diri manusia secara menyeluruh. Clinebell menyatakan

pemikirannya di dalam bukunya yang berjudul Grow Counseling bahwa ada enam

40

Howard Clinebell, Tipe-tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral, (Yogyakarta:

Kanisius, 2002), 32. 41

Janse Van Rensburg, J.,2010, ‘ A Holistic approach to pastoral care and poverty,’ Verbum

et Ecclesia 31 (1), Art. #386,7 pages.DOI: 10.4102/ve.v3 1i1.386.,Education Research Complete,

EBSCOhost (accessed March 11, 2015).

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

33

dimensi dalam pertumbuhan manusia. Adapun dimensi ini meliputi Inner growth

enlivening one’s mind, revitalizing one’s body, renewing our relationships, growth in

relating to the biosphere, growth in relation to organizations and institutions,

spiritual growth.42

Clinebell berpendapat bahwa keenam dimensi ini yang

merupakan dimensi yang harus ditumbuhkan dengan seimbang guna terwujudnya

keutuhan diri manusia.

Clinebell menekankan bahwa melalui pendampingan yang dilakukan oleh

gereja, jemaat dapat menemukan keutuhan di dalam hidupnya. Oleh Sebab itu,

Pendampingan pastoral dan konseling harus bersifat holistik (menyeluruh)

artinya berusaha untuk memungkinkan penyembuhan dan pertumbuhan keutuhan

manusia dalam dimensinya. Model itu berorientasi pada sistem-sistem, artinya

keutuhan orang dilihat dalam keterlibatannya dalam hubungan-hubungannya yang

penting dan saling ketergantungannya dengan orang-orang, kelompok-kelompok dan

institusi-institusi.43

Keutuhan tersebut dapat diperoleh, apabila paradigma pendampingan pastoral

ini dimengerti pula oleh pendeta. Pendeta merupakan pelatih yang bertanggung

jawab untuk memampukan anggota jemaat saling melayani, disamping menjalankan

pelayanan diri sendiri yang unik dan berharga. 44

Clinebell mengemukakan, bahwa keenam aspek dalam kehidupan manusia

tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Apabila salah satu aspek belum

42

Howard Clinebell, Growth Counseling, (Nashville: Abingdon, 1982), 19. 43

Howard Clinebell,ed.Anne Homes, Tipe-tipe Dasar Pendanpingan dan Konseling Pastoral

(Yogyakarta: Kanisius, 2002) 33. 44

Ibid., 33.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

34

dapat terpenuhi, maka akan berdampak pada laju pertumbuhan hidup seseorang.

Pendampingan pastoral yang dilakukan oleh gereja dimaksudkan membantu

seseorang untuk dapat menemukan keutuhan hidup. Oleh sebab itu, penanganan yang

dilakukan oleh gereja harus meliputi keenam aspek hidup manusia. Teori Clinebell

menyatakan bahwa pendampingan pastoral holistik merupakan tugas dari gereja,

yang membawa keutuhan dalam kehidupan manusia.

Oleh karena itu dalam pembahasan ini dapat dikatakan bahwa gereja adalah

wadah dimana Allah mengutus umat-Nya untuk melanjutkan misi-Nya yang telah

dilakukan untuk menyelamatkan dan membebaskan manusia dari belenggu dosa dan

mendapat kehidupan yang sejahtera. Sehingga kehadiran gereja diharapkan dapat

menerapkan pelayanan yang totalitas sama seperti yang dilakukan oleh Yesus semasa

pelayanan-Nya. Gereja berfungsi sebagai garam dan terang dunia yang membawa

damai dan sukacita bagi sekelilingnya. Pelayanan yang dilakukan harus menjangkau

semua.

Keutuhan itulah yang menjadi visi kedatangan, kehidupan dan pelayanan

Yesus hingga memberikan nyawa-Nya, yakni agar domba-domba-Nya mengalami

kelimpahan dalam segala aspek hidup. Pendekatan Yesus tidak pernah menunjukan

penyakit sebagai hukuman Allah, tidak pernah menekankan soal atau sumber

penyebab. Tetapi Ia menekankan pentingnya setiap orang memiliki relasi dengan

Allah dan mengalami kelimpahan baik fisik, mental, sosial maupun rohani. Dengan

melihat pelayanan yang dilakukan oleh Yesus maka gereja pun terpanggil untuk

dapat menolong dan melayani semua orang tanpa melihat apa yang dialami sebagai

sesuatu yang perlu dihindari tetapi harus dilayani dengan sepenuh hati. Pelayanan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

35

yang dilakukan tidak hanya kepada orang yang sehat saja tetapi harus juga kepada

mereka yang menderita sakit penyakit atau yang mengalami keterbelakangan mental

sehingga melalui pelayanan yang di lakukan mereka dapat merasakan sukacita dan

penghargaan sebagai manusia yang berharga sama seperti yang sehat.

2.4 Anak Autis

2.4.1 Anak dan perkembangan

Anak (jamak: anak-anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum

dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak merupakan keturunan kedua, di

mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari

orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Menurut psikologi, anak adalah

periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam

tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian

berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar.45

Dalam tulisan ini saya akan

melakukan penelitian kepada anak-anak khususnya yang berusia 6-12 tahun di mana

anak-anak dalam usia ini diharuskan untuk bisa menjalin interaksi dan membangun

komunikasi dengan teman sebaya di lingkungan bermain, sekolah maupun dalam

masyarakat dimana mereka tinggal.

Secara pribadi setiap anak akan mengembangkan pola reaksi masing-masing

terhadap rangsangan/kejadian yang dialaminya, dan setiap anak akan berkembang

45 http://id.wikipedia.org/wiki/Anak . Diakses 22/10/2014 13:26 AM

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

36

sesuai dengan tempo dan kecepatan masing-masing. Manusia merupakan suatu

keutuhan dimana perkembangan aspek fisik, mental, sosial dan spiritual saling

berkaitan. Perkembangan itu sendiri merupakan rangkaian perubahan yang bersifat

maju berkelanjutan, teratur, mulai dari yang global sebelum menuju kepada yang

paling sederhana kemudian terarah ke yang majemuk. Perkembangan ini terjadi

karena faktor belajar yang dikarenakan pengaruh lingkungan. Perkembangan setiap

manusia selalu melalui beberapa tahapan, dimana setiap tahap kehidupan mempunyai

ciri masing-masing. Anak berkembang melalui tahapan dan setiap peningkatan usia

kronologis akan menampilkan ciri-ciri perkembangan yang khas.

Perkembangan dalam artian yang sempit bisa disebutkan sebagai proses

pematangan fungsi-fungsi yang non-fisik. Perkembangan anak tidak berlangsung

secara mekhanis-otomatis. Sebab perkembangan tersebut sangat bergantung pada

beberapa faktor secara simultan. Yaitu: (1) faktor herediter (warisan sejak lahir), (2)

faktor lingkungan yang menguntungkan, (3) kematangan fungsi-fungsi organis dan

fungsi-fungsi psikhis, dan (4) aktivitass anak sebagai subyek bebas yang

berkemauan (anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, dan

mempunyai emosi).46

Jadi setiap fenomena perkembangan yang terjadi pada anak tidak dapat

dilepaskan dari beberapa faktor tadi apabila salah satu terabaikan maka akan terjadi

penyimpangan perilaku pada anak karena perkembangan yang dinamis itu didasari

oleh faktor-faktor tadi.

46

Kartini Kartono, Psikologi Anak, (Bandung: Penerbit Alumni, 1979) , 32.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

37

2.4.2 Prinsip-prinsip perkembangan anak47

a. Pertumbuhan sebagai proses menjadi

Pertumbuhan dan perkembangan pada setiap organisme itu mempunyai

prinsip: selalu berproses untuk “menjadi”. Sehubungan dengan ini, organisme

tersebut merupakan sistem yang hidup. Dan merupakan sistim yang terbuka, karena

selalu mengalami kemajuan dan perubahan. Sifatnya tidak statis, akan tetapi dinamis.

Perkembangan yang dinamis itu didasari oleh faktor-faktor hereditas (pembawaan

kodrati), distimulir oleh pengaruh lingkungan atau alam sekitar, dan diperlancar oleh

usaha belajar.

b. Panduan antara dorongan-dorongan mempertahankan diri dan

pengembangan diri

Pada setiap proses perkembangan terdapat perpaduan antara dorongan

mempertahnkan diri dan dorongan mengembangkan diri. Pada setiap orang itu

terdapat dorongan fisis dan psikhis untuk mempertahankan diri dan mempertahankan

hidupnya.

c. Individualitas anak dan perbedaan individual

Sejak saat kelahirannya, bayi itu sudah menampakkan ciri-ciri dan tingkah

laku karakteristik yang individuil. Anak menampilkan nilai dan martabat sendiri.

Yaitu memiliki sistim-penilaian kanak-kanak, menurut kriteria dan norma anak

sendiri. Oleh karena itu tugas pendidikan ialah: melengkapkan martabat-manusiawi

47

Ibid., 46-50.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

38

anak, sehingga lambat laun anak sanggup mengangkat diri dan mampu mencapai

martabat manusiawinya secara penuh.

d. Anak sebagai makhluk sosial

Teori tentang perkembangan dan pertumbuhan tidak hanya memperhatikan

individualitas anak tetapi juga memperhatikan masyarakat atau lingkungan

anak dimana ia diasuh dan didewasakan. Lingkungan sosial inilah yang

memberikan fasilitas dan arena-bermain pada anak untuk pelaksanaan

realisasi-diri. Oleh sebab itu, humanitas atau kemanusiaan itu bukan “murni

milik pribadi”, akan tetapi sesuatu taraf yang berproses di dalam lingkungan

manusia. Anak akan menemukan diri sendiri dalam relasinya dengan manusia

lain; terutama dalam relasi dengan ibu, ayah, kakak-kakak, keluarga dekat dan

lingkungan tetangga. Anak manusia itu tidak mungkin bertahan hidup

(survive) tanpa masyarakat, tanpa lingkungan sosial tertentu.

2.4.3 Autis

Pada masa perkembangannya, anak-anak akan menjalani proses belajar yang akan

mengarahkan pada pertumbuhan yang sempurna. Namun berbagai kendala tidak menutup

kemungkinan menghalangi perkembangan anak. Seperti adanya gangguan autis yang sampai

saat ini menjadi salah satu gangguan yang banyak dialami oleh anak-anak tanpa memandang

etnis atau ras. Beberapa kriteria yang menunjukkan gejala autis antara lain, adanya gangguan

sosial dan emosional, gangguan komunikasi dan terdapat tindakan repetitif. Autis

merupakan suatu gangguan perkembangan pada anak yang sifatnya kompleks dan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

39

berat, biasanya telah terlihat sebelum berumur 3 tahun, anak tidak mampu untuk

berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan maupun keinginannya. Akibatnya

perilaku dan hubungannya dengan orang lain menjadi terganggu, sehingga keadaan

ini akan sangat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.

2.4.4 Pengertian Autis

Monks dkk. (1988) menuliskan bahwa autis berasal dari kata “Autos” yang

berarti “Aku”. Dalam pengertian non ilmiah dapat diinterpretasikan bahwa semua

anak yang mengarah kepada dirinya sendiri disebut autis”. Berk (2003) menuliskan

autis dengan istilah absorbed in the self” (keasyikan dalam dirinya sendiri). Wall

(2004) menyebutnya sebagai “aloof atau withdrawan” dimana anak-anak dengan

gangguan autis ini tidak tertarik dengan dunia di sekitarnya. Hal yang senada

diungkapkan oleh Titon (2004) bahwa pemberian nama autis karena hal ini diyakini

dari “keasyikan yang berlebihan” dalam dirinya sendiri. Jadi, autis dapat diartikan

secara sederhana sebagai anak yang suka menyendiri/asyik dengan dunianya sendiri.

48 Sedangkan dalam istilah Autisme, jika Autos berarti diri sendiri dan akhiran “Isme”

berarti suatu aliran, maka autisme adalah suatu aliran paham yang tertarik hanya

pada dunianya sendiri.49

Menurut Zelan (2004) seperti yang dikutip oleh Ginanjar,

berpendapat bahwa individu autistik berbeda dengan individu lain sehingga perlu

didekati dengan pendekatan humanistik yang memandang mereka sebagai individu

yang utuh dan unik.50

48

Hasdianah HR, Autis Pada Anak Pencegahan, Perawatan, dan Pengobatan, (Yogyakarta:

Nuha Medika, 2013), 64-65. 49

Rudy Sutadi, dkk, Penatalaksanaan Holistik Autisme, ( Jakarta: PIPIPD Fak. Kedokteran

UI, 2003), 3-5. 50

Adriana Soekandar Ginanjar, Memahami Spectrum Autisme Secara Holistik, (Makara:

Sosial Humaniora, VOL. 11, NO. 2, 2007), 88.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

40

Autisme merupakan sebuah gangguan dalam perkembangan mental yang

ditengarai oleh tiga kerusakan yaitu, gangguan sebuah komunikasi, sosialisasi, dan

imajinasi serta perilaku-perilaku yang repetitive. Efek selanjutnya yakni timbulnya

keterbelakangan mental dan inteligensi. Namun demikian, penyandang autis ini

dapat dideteksi sejak dini dan dapat diperbaiki. Artinya yang disandangnya dapat

dikurangi bahkan bisa dihilangkan perlahan-lahan, sehingga mereka dapat berbaur

dengan masyarakat normal. 51

Berdasarkan beberapa pengertian yang diungkapkan diatas, dapat

disimpulkan bahwa autis adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks,

berkaitan dengan gangguan pertumbuhan otak yang menyangkut bidang

komunikasi, interaksi sosial, aktivitas imajinasi, konsentrasi, dan gangguan terhadap

stabilitas sampai kehilangan keseimbangan. Sehingga menyebabkan anak autis

terbentuk sebagai pribadi yang menyendiri dan tidak dapat menjalin interaksi sosial

dengan orang-orang disekitarnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa

penyakit ini dapat disembuhkan.

2.4.5 Penyebab Autis

Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli dan dokter di

dunia masih memperdebatkannya. Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat

gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autis disebabkan oleh gangguan

jiwa. Ahli lainnya berpendapat karena kombinasi makanan yang salah atau

lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun sehingga mengakibatkan kerusakan

51

Mirza Maulana, Anak Autis Mendidik Anak Autis dan gangguan Mental lain menuju Anak

Cerdas dan sehat, (Yogyakarta: Katahati, 2007), 1.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

41

pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik

termasuk autis.52

Penyebab autisme hingga saat ini belum diketahui pasti. Namun,

para ahli telah sepakat bahwa kelainan ini berawal dari terganggunya perkembangan

sistem saraf penderita dan faktor genetik. Ada lagi faktor gabungan antara psikologi,

fisik, dan lingkungan sosial. Penderita autis sangat sedikit berkomunikasi, sekaligus

tidak bereaksi terhadap kontak fisik.

Anak autis menunjukan kegagalan membina hubungan interpersonal yang

ditandai dengan kurangnya respon terhadap dan atau kurangnya minat kepada orang-

orang atau anak-anak disekitarnya. Kekhususan pada anak autis adalah sulitnya

berkonsentrasi dan memiliki dunia sendiri, sehingga anak autis sulit berinteraksi

dengan lingkungan. Anak autis memiliki cara berpikir yang dikendalikan oleh

kebutuhan personal atau diri sendiri, menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan

harapan sendiri, menolak realitas dan memiliki keasyikan yang ekstrim dengan

pikiran dan fantasinya sendiri.

Secara garis besar, penyebab terjadinya kecacatan dapat disebabkan karena

faktor dari luar (lingkungan atau eksogen) dan faktor dari dalam (keturunan atau

heredity).

a. Faktor Lingkungan

1. Prenatal adalah masa anak sebelum akan dilahirkan atau sebelum

anak dilahirkan atau selama anak dalam kandungan, penyebabnya

52

Widodo Judarwanto, Deteksi Dini dan Skrening Autis, www.Alergianak.com, diakses 25-

Maret 2015. 22:12 PM

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

42

antara lain: pada saat ibu mengandung menderita penyakit infeksi

misalnya, campak influenza, TBC, panas yang sangat tinggi dan lain

sebagainya. Pada waktu ibu mengandung terlalu banyak minum obat-

obatan tanpa resep dokter, keracunan selama ibu mengandung, ketika

ibu mengandung jatuh sedemikian rupa sehingga janin menderita sakit

otak, penyebab cacat mental pada masa prenatal ini juga karena

penyiaran radiasi dengan sinar roentgen dan juga radiasi atom.53

2. Masa natal (masa kelahiran) sebab cacat mental pada saat lahir

disebabkan ketika pada saat lahir, proses kelahirannya terlalu lama,

akibatnya otaknya kurang oksigen dan sel-sel dalam otak akan

mengalami kerusakan, penyebab cacat mental pada masa ini juga bisa

karena lahir sebelum atau bisa premature.

3. Post natal (setelah lahir) penyebab cacat pada masa ini disebabkan

adanya gangguan di otak. Anak menderita avitaminosis, sakit yang

lama pada masa anak-anak.

4. Faktor kultus. Yang dimaksud dengan kebudayaan yaitu faktor yang

berlangsung dalam lingkungan hidup manusia secara keseluruhan

meliputi segi-segi kehidupan sosial, psikologis, religious dan

sebagainya. Faktor ini mempunyai daya dorong terhadap

perkembangan kepribadian anak.54

Faktor sosio cultural ini juga

53

Farhan Setyawan, Skripsi: Pola Penanganan anak Autis Di Yayasan Sayab Ibu (YSI)

Yogyakarta, 2010, 14. 54

Ibid.,15

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

43

meliputi obyek dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang

dapat berakibat tekanan pada individu dan selanjutnya melahirkan

berbagai gangguan, seperti: suasana perang dan suasana kehidupan

yang diliputi kekerasan, menjadi korban prasangka dan diskriminasi

berdasarkan suku, agama, ras, politik, dan sebagainya, perubahan

sosial dan iptek yang sangat cepat, sehingga kemampuan wajar untuk

penyesuaian.55

b. Faktor keturunan

Pewarisan sifat-sifat induk berlangsung melalui kromosom. Kromosom

manusia normal mengandung 46 kromosom, atau dapat di katakana 23

kromosom dari laki-laki dan 23 kromosom dari perempuan. Sedangkan manusia

yang tidak normal, memiliki 45 atau 47 buah kromosom. Kromosom yang tidak

normal inilah yang membawa sifat keturunan gangguan mental.56

Gangguan Autistik dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling

mempengaruhi dalam munculnya gangguan tersebut, baik itu secara biologis,

psikologis dan sosial. Tekanan psikologis yang dialami ibu dalam masa

kehamilan dapat menyebabkan permasalahan pada janin yang dikandungnya,

terutama dalam perkembangannya. Terkait dengan pernyataan yang telah

disampaikan ini, maka dapat diketahui bahwa faktor psikologis ibu pada saat

55

A Supratiknya. Mengenal Prilaku Abnormal, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 35. 56

Farhan Setyawan , Skripsi: Pola Penanganan anak Autis Di Yayasan Sayab Ibu (YSI)

Yogyakarta, 2010), 15.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

44

mengandung membawa kerentanan pada diri subjek untuk mengalami gangguan

pada masa-masa perkembangannya.

2.4.6 Ciri-ciri Autis

Ciri-ciri anak-anak autistik yang dapat diamati sebagai berikut:57

1. Perilaku

a. Cuek terhadap lingkungan, mondar-mandir, lari-lari, manjat-manjat,

berputar-putar, lompat-lompat.

b. Kelekatan terhadap benda tertentu

c. Perilaku tidak terarah

d. Terpukau terhadap benda yang berputar atau benda yang bergerak

2. Interaksi Sosial

a. Tidak mau menatap mata.

b. Dipanggil tidak menoleh.

c. Tidak mau bermain dengan teman sebayanya.

d. Asyik/bermain dengan dirinya sendiri.

e. Tidak ada empati dalam lingkungan sosial.

57

Joko Yuwono (2012), Memahami Anak Autistik, (Bandung: Alfabeta, 2012), 28-29.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

45

3. Komunikasi dan bahasa

a. Terlambat bicara.

b. Tidak ada usaha untuk berkomunikasi secara non verbal dengan bahasa

tubuh.

c. Meracau dengan bahasa yang tidak dapat dipahami.

d. Membeo (echolalia).

e. Tidak memahami pembicaraan orang lain.

2.4.7 Tingkat Kecerdasan Anak Autis

Pusponegoro dan solek (2007) menyebutkan bahwa tingkat kecerdasan anak

autis dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:58

a. Low Functioning (IQ rendah)

Apabila penderitanya masuk dalam kategori low functioning (IQ rendah),

maka kemudian hari hamper dipastikan penderita ini tidak dapat diharapkan untuk

hidup mandiri, sepanjang hidup penderita memerlukan bantuan orang lain.

b. Medium Functioning (IQ sedang)

Apabila penderita masuk ke dalam kategori medium functioning (IQ sedang),

maka dikemudian hari masih bias hidup bermasyarakat dan penderita ini masih bias

masuk sekolah khusus yang memang dibuat untuk anak penderita autis.

58

Nadhia Ramadhani. Perilaku Pencarian Informasi Siswa Autisme Tingkat SMA: Studi

Kasus Di SLB Negeri Semarang, 2013, 25.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

46

c. High Functioning (IQ tinggi)

Apabila penderitanya masuk ke dalam kategori high functioning (IQ

“tinggi”), maka dikemudian hari bisa hidup mandiri bahkan mungkin sukses dalam

pekerjaannya, dapat juga hidup bekeluarga.

Manusia dipandang memiliki potensi untuk berperilaku baik atau buruk, tepat

atau salah. Manusia mampu melakukan refleksi atas tingkah lakunya sendiri, dapat

mengatur serta mengotrol perilakunya dan dapat belajar tingkah laku baru atau dapat

mempengaruhi perilaku orang lain.59

Begitu juga dengan yang terjadi pada anak-anak

autis, dimana mereka sangat sulit dalam berperilaku yang sesuai dengan yang

diharapakan terjadi. Sehingga dari situ dibutuhkan sebuah tindakan baru yang

diterapkan untuk membantu anak autis dapat merubah tingkah lakunya yang dinilai

buruk atau tidak normal.

Pendekatan tingkah laku atau behavioral menekankan pada dimensi kognitif

individu dan menawarkan berbagai metode yang berorientasi pada tindakan (action-

oriented) untuk membantu mengambil langkah yang jelas dalam mengubah tigkah

laku.60

Dalam menyikapi problem tingkah laku, ABA adalah sebuah teknik yang

digunakan sebagai treatment untuk penderita autis.

2.4.8 Penanganan Autis

59

Gantina Komalasari dkk, Teori dan Teknik Konseling. (Jakarta: PT Indeks, 2011), 152. 60

Gantina Komalasari dkk, Teori dan Teknik Konseling. (Jakarta: PT Indeks, 2011), 141.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

47

Terapi Applied Behavior Analysis (ABA) sering digunakan untuk

penanganan anak autistik. Terapi ini sangat representatif bagi penanggulangan anak

spesial dengan gejala autisme. Sebab, memiliki prinsip yang terukur, terarah dan

sistematis; juga variasi yang diajarkan luas; sehingga dapat meningkatkan

keterampilan komunikasi, sosial dan motorik halus maupun kasar. Terapi ABA

adalah metode tatalaksana perilaku yang berkembang sejak puluhan tahun,

ditemukan psikolog Amerika, Universitas California Los Angeles, Amerika Serikat,

Ivar O. Lovaas. Sekitar tahun 1970, ia memulai eksperimen dengan cara

mengaplikasikan teori B.F. Skinner, Operant Conditioning. Di dalam teori ini

disebutkan suatu pola perilaku akan menjadi mantap jika perilaku itu diperoleh si

pelaku (penguat positif) karena mengakibatkan hilangnya hal-hal yang tidak

diinginkan (penguat negatif). Sementara suatu perilaku tertentu akan hilang bila

perilaku itu diulang terus-menerus dan mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan

(hukuman) atau hilangnya hal-hal yang menyenangkan si pelaku (penghapusan).61

Modifikasi perilaku intensif yang menggunakan teknik operant counditioning

yang disebut Applied Behavior Analysis (ABA) (analisis perilaku terapan)

merupakan pendekatan paling menjanjikan untuk manangani autisme. Terapis ABA

memfokuskan pada menangani simtom spesifik autisme, termasuk defisit

komunikasi, tidak adanya ketrampilan mengurus diri, dan perilaku menstimulasi-diri

atau merusak-diri. Jika tujuan pertama ABA adalah untuk mengidentifikasi perilaku

target yang sangat spesifik, tujuan yang kedua adalah untuk mendapatkan control

atas perilaku ini melalui penggunaan reinforcement ( penguatan) dan hukuman.

61

https://sittaresmiyanti.wordpress.com/2009/04/03/terapi-aba-anak-autistik/ diunduh 15-05-

2015 Pukul 17:06 PM

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI PELAYANAN HOLISTIK GEREJA … · 2.1 Pengertian Gereja Gereja secara literer muncul dalam Perjanjian Baru.1 Tetapi munculnya gereja dalam Perjanjian Baru tidak

48

Berbeda dengan anak-anak normal, yang diperkuat oleh minat dan persetujuan sosial,

anak-anak penderita autisme sering kali tidak merespon pujian wajar, atau mereka

mungkin menganggap segala jenis interaksi sosial tidak menyenangkan. Untuk

ulasan ini, usaha sukses anak harus di-reward berulang-ulang dengan penguat primer

seperti makanan kesukaan, peling tidak di fase-fase awal penanganan.62

62

Thomas F. Oltmanns. Psikologi Abnormal. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 238.