teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

16
i KHOWARIJ DAN MURJI’AH Makalahinidisusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Teologi islam” Dosen Pengampu : DR. MOHAMMAD ARIF, MA. Disusun oleh : KELOMPOK : 04 IMAM MUSLIH : 932107212 KELAS : PAI B JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI2012/2013

Upload: muhammad-izuddin

Post on 08-Jul-2015

1.707 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

i

KHOWARIJ DAN MURJI’AH

Makalahinidisusun guna memenuhi tugas mata kuliah

“Teologi islam”

Dosen Pengampu :

DR. MOHAMMAD ARIF, MA.

Disusun oleh :

KELOMPOK : 04

IMAM MUSLIH : 932107212

KELAS : PAI B

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

KEDIRI2012/2013

Page 2: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

ii

Kata Pengantar

Bismilahirrohmanirrohim.

Segala puji bagi Allah SWT karena dengan ridhoNya, sehingga kami dapat menyusun

makalah pengantar pendidikan yang bertemakan “khowarij dan murji’ah”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah teologiislam.Dalam penulisan

makalah ini kami banyak mendapat dukungandannasehat dari berbagai pihak.Oleh karena itu,

kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihakyang telah membantu

penulisan makalah ini.

Kami berharap makalah ini sedikit banyaknya memberikan manfaat khususnya bagi

penyusun sendiri dan umumnya bagi pembaca. Akhir kata kami sebagai penyusun makalah

mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.

Kediri, 6 april 2013

Penyusun

Page 3: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

iii

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

Bab I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1

Bab II : PEMBAHASAN

A. Pengertiankhowarijdanmurji’ah ..................................................... 2

B. Bagaimanasejarahmunculnyaalirankhowarijdanmurji’ah .............. 3

C. Siapakahtoklohalirankhowarijdanmurji’ah .................................... 6

D. Memahamidoktrinpokokkhowarijdanmurji’ah ............................... 7

Bab III : PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 11

Daftar pustaka ........................................................................................................... 13

Page 4: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teologi merupakan ilmu yang membahas tentang ketuhanan selain itu juga ,membahas

ajaran - ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang ingin mendalami sebuah agama secara

mendalam termasuk mendalami teologi yang ada dalam agama tersebut. Mempelajari teologi

akan memberi seseorang keyakinan dengan landasan kuat yang tidak mudah terpengaruh

oleh perekembangan zaman.

.

Aliran Khawarij muncul pertama kali sebagai gerakan politis yang kemudian beralih

menjadi gerakan teologis, sehingga Khawarij menjadi aliran dalam teologi Islam yang

pertama, kaum khawarij dikenal sebagai sekelompok orang yang melakukan pemberontakan

terhadap imam yang sah yang diakui oleh rakyat (ummat). Oleh karena itu, istilah Khawarij

bisa dikenakan kepada semua orang yang menentang para imam, baik pada masa sahabat

maupun pada masa-masa berikutnya.

Sedangkan Aliran Murji’ah muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat

dalam upaya “kafir mengkafirkan” terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana

yang dilakukan oleh aliran Khawarij. Apa yang ada dalam pemikiran golongan ini adalah

bahwa perbuatan bukan merupakan bagian dari iman, sebab iman adanya dalam hati.

Sekalipun melakukan dosa besar, tidaklah akan menghapus iman seseorang, tetapi terserah

Allah untuk menentukan hukumnya.

Dari sini penulis bisa melihat seluk beluk dan juga permasalahan-permasalahan yang

timbul akibat pemikiran yang digagas oleh orang-orang yang menganut khawarij maupun

murjiah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Khawarij dan Murji’ah?

2. Bagaimana sejarah munculnya aliran Khawarij dan Murji’ah?

3. Siapa sajakah tokoh-tokoh aliran Khawarij dan Murji’ah?

4..Memahami Doktrin - doktrin Pokok Khawarij dan Murji’ah?

Page 5: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

2

BAB II

PEMBAHASAN

1. pengertian khowarij dan murji’ah

Secara etimologis kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu kharaja yang berarti

keluar, muncul, timbul, atau memberontak.Berdasarkan pengertian etimologi ini pula,

khawarij berarti setiap muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat islam.

Adapun yang dimaksud khawarij dalam terminologi teologi islam adalah

sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Tholib yang keluar meniggalkan barisan

karena tidak sepakat terhadap keputusan Ali yang menerima keputusan arbitrase (tahkim),

dalam Perang Shiffin pada tahun 37 H/648 M, dengan kelompok pemberontak Mu’awiyah

bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.

Adapun dari golongan khawarij sendiri menyebut diri mereka syurah, yang berasal

dari kata yashri(menjual). Kemudian mereka juga menyebutnya dengan nama Harura'.

Sedangkan pengertianMurji’ah berasal dari kata irja atau arja’a yang bermakna

penundaaan, penagguhan, dan pengharapan atau memberi harapan. Maksud memberi

harapan adalah memberi harapan bagi para pelaku dosa besar untuk memperoleh

pengampunan dari Allah. Arja’a juga bermakna membuat sesuatu mengambil tempat

dibelakang dengan makna memandang kurang pentingnya amal perbuatan.Murji’ah dapat

diartikan orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yakni

Allah ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing di hari kiamat nanti.

Referensi lain menyebutkan, dari beberapa pengertian tentang murji’ah dapat

dipahami bahwa Murji’ah adalah merupakan suatu golongan umat Islam yang berpaham

menunda dan menyerahkan segala akibat amal perbuatan manusia dihadapan Allah kelak

dengan berharap mendapatkan ampunannya.1

1Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia ( 2011), 49.

Page 6: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

3

2. Sejarah Munculnya Aliran Khawarijdanmurji’ah

Khawarij adalah golongan yang keluar dari kelompok pengikut Khalifah Ali bin Abi

Tholib. Aliran khawarij timbul sebagai protes terhadap “majlis tahkim” di Danmatul Jandal

yang merupakan perjanjian damai antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Mu”awiyah bin

Abi Sufyan pada tahun 37 H.

Kelompok khawarij pada mulanya memandang Ali dan pasukannya berada di pihak yang

benar karena Ali merupakan khalifah sah yang telah dibai’at mayoritas umat Islam, sementara

Mu’awiyah berada di pihak yang salah karena memberontak khalifah yang sah. Lagi pula

berdasarkan estimasi Khawarij pihak Ali hampir memperoleh kemenangan pada peperangan

itu, tetapi karena Ali menerima tipu daya licik ajakan damai Mu’awiyah, kemenangan yang

hamper diraih itu raib.

Ali sebenarnya mencium kelicikan di balik ajakan damai Mu’awiyah sehingga ia

bermaksud untuk menolak permintaan itu. Namun, karena desakan sebagian pengikutnya,

terutama ahli qurro’ seperti Al-Asy’ats bin Qois, Mas’ud bin Fudaki At-Tamimi, dan Zaid bin

Husein Ath-Tho’I, dengan sangat terpaksa Ali memerintahkan Al-Asytar (komandan

pasukannya) untuk menghentikan peperangan.

Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan Abdulloh ibn Abbas

sebagai delegasi juru damai (hakam)nya, tetapi orang-orang Khawarij menolaknya. Mereka

beralasan bahwa Abdulloh ibn Abbas berasal dari kelompok Ali sendiri. Kemudian mereka

mengusulkan agar Ali mengirim Abu Musa Al-Asy’ari dengan harapan dapat memutuskan

perkara berdasarkan kitab Alloh. Keputusan Tahkim, yakni Ali diturunkan dari jabatannya

sebagai Khalifah oleh utusannya, dan mengangkat Mu’awiyah menjadi Khalifah pengganti

Ali sangat mengecewakan orang-orang khawarij. Mereka membelot dengan mengatakan,

“mengapa kalian berhukum kepada manusia. Tidak ada hukum selain hukum yang ada di sisi

Alloh”. Imam Ali menjawab, “itu adalah ungkapan yang benar, tetapi mereka artikan dengan

keliru.”

Dengan arahan Abdulloh Al-Kiwa, mereka sampai di Harura. Di Harura, kelompok

khawarij ini melanjutkan perlawanan kepada Mu’awiyah dan juga kepada Ali. Mereka

mengangkat seorang pemimpin yang bernama Abdulloh bin Shahab Ar-Rasyibi, yang

berjumlah 12.000 orang.2

2Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia ( 2011),54.

Page 7: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

4

Sebagaimana halnya dengan kaum khawarij, kaum mur’jiah awalnya juga ditimbulkan

oleh persoalan politik, tegasnya persoalan khalifah yang membawa perpecahan dikalangan

umat islam setelah usman bin affan mati terbunuh. Seperti telah dilihat pada mulanya kaum

khawarij adalah penyokong ali.tetapi berbalik menjadi musuhnya, karena adanya perlawanan

ini, penyokong-penyokong yang tetap setia bertambah keras dan kuat membelanya dan

akhirnya mereka merupakan satu golongan lain dalam islam yang dikenal dengan nama

syi;ah.. kefanatikan golongan ini terhadap ali bertambah keras, setelah ia sendiri mati

terbunuh pula. Kaum khawarij dan syi’ah, sungguhpun merupakan dua golongan yang

bermusuhan, sama-sama menentang kekuasaan bani umayyah tetapi dengan motif yang

berlainan. Kalau khawarij menentang dinasti ini kerena memandang mereka menyeleweng

dari ajaran-ajaran islam, syi’ah menentang karena memandang mereka merampas kekuasaan

dari ali dan keturunannya.

Dalam suasana pertentangan serupa inilah timbul suatu golongan baru yang ingin

bersikap netral tidak mau turut dalam praktek kafir mengkafirkan yang terjadi antara golongan

yang bertentangan itu. Bagi mereka sahabat-sahabat yang bertentangan itu merupakan orang-

orang yang dapat dipercayai dan tidak keluar dari jalan yang benar. Oleh karena itu mereka

tidak mengeluarkan pendapat tentang siapa yang sebenarnya salah dan memandang lebih baik

menunda (arja’a)1 penyelesaian persoalan ini kehari perhitungan di depan tuhan.

Dengan demikian, kaum murji’ah pada mulanya merupakan golongan yang tidak mau

turut campur dalam pertentangan-pertentangan yang terjadi di ketika itu dan mengambil sikap

menyerahkan penentuan hukum kafir atau tidak kafirnya orang-orang yang bertentangan itu

kepada tuhan.

Dari lapangan politik mereka segera pula berpindah kelapangan teologi. Persoalan dosa

besar yang ditimbulkan kaum khawarij, mau tidak mau menjadi bahan perhatian dan

pembahasan pula bagi mereka. Kalau kaum khawarij menjatuhkan hukuman kafir bagi orang

yang melakukan dosa besar, kaum murji’ah menjatuhkan hukum mukmin 2 bagi orang yang

serupa itu. Adapun soal dosa besar yang telah mereka buat, itu ditunda penyelesaiannya kehari

perhitungan kelak. Argumentasi yang mereka majukan dalam hal ini adalah bahwa orang

islam yang melakukan dosa besar itu tetap mengaku, bahwa tiada tuhan selain Alloh dan

bahwa nabi Muhammad SAW adalah rosul-Nya.3

3Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia ( 2011),56.

Page 8: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

5

Dengan kata lain orang serupa itu tetap mengucapkan shahadat yang menjadi dasar

utama dalam iman. Oleh karena itu orang yang berdosa besar menurut golongan ini tetap

mukmin dan bukan kafir.

Pendapat serupa ini dapat membawa kepada pendapat bahwa yang penting serta yang

diutamakan adalah sebenarnya iman, sedang perbuatan hanya merupakan soal kedua. Ini

merupakan kesimpulan logis dari pendirian bahwa yang menentukan mukmin atau kafirnya

seseorang hanyalah kepercayaan atau imannya dan bukan perbuatan atau amalnya. Perbuatan

ini mendapat kedudukan yang kudian dari iman. Dengan kata lain perbuatan dikudiankan

kedudukannya dari iman. Dan kata arja’a memang mengandung arti membuat sesuatu

mengambil tempat dibelakang dalam makna memandang kurang penting. pendapat bahwa

perbuatan kurang penting akhirnya membawa beberapa golongan kaum murji’ah, sebagai

akan dilihat kepada faham-faham yang ekstrim.

Arja’a selanjutnya juga mengandung arti memberi pengharapan orang yang berpendapat

bahwa orang islam yang melakukan dosa besar bukanlah kafir tetapi tetap mukmin dan tidak

akan kekal dalam neraka, memang memberi pengharapan bagi yang melakukan dosa besar

untuk mendapatkan rahmat Allah SWT. Oleh karena itu ada pendapat yang mengatakan

bahwa nama Murji’ah diberikan kepada golongan ini bukan karena mereka menundakan

penentuan hukum terhadap orang islam yang berdosa besar kepada Allah SWT di hari

perhitungan kelak dan bukan pula karena mereka memandang perbuatan mengambil tempat

kudian dari iman tetapi karena mereka memberi pengharapan bagi orang yang melakukan

dosa besar untuk masuk surga.

Latar belakang firqoh murji’ah adalah politik, sewaktu pusat pemerintahan Islam pindah

ke Damaskus, maka mulai tampak kurang taatnya beragama kalangan penguasa Bani

Umayah, berbeda dengan Khulafaur Rosyidin. Tingkah laku penguasa tampak semakin kejam,

sementara umat islam bersikap diam saja. Timbul persoalan : “Bolehkah umat islam berdiam

saja dan wajibkah taat kepada khalifah yang dzalim? Orang-orang murji’ah berpendapat

bahwa seorang muslim boleh saja sholat dibelakang seorang yang shaleh ataupun dibelakang

orang yang fasiq. Sebab penilaian baik dan buruk itu terserah kepada Allah SWT. Soal ini

mereka tangguhkan sampai kiamat karena itu pulalah mereka dinamakan golongan murji’ah,

yang berarti melambatkan atau menangguhkan tentang balasan Allah SWT sampai akhirat

nanti.

Page 9: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

6

Dipandang dari sisi politik, pendapat golongan Murji’ah memang menguntungkan

penguasa Bani Umayyah, sebab dengan demikian berarti membendung kemungkinan

terjadinya pemberontakan terhadap Bani Umayah. Sekalipun khalifah dan pembantu-

pembantunya itu kejam ,toh mereka itu tetap muslim juga. Pendapat ini berbeda dengan

pendirian golongan Khawarij yang mengatakan bahwa berbuat dzalim, berdosa besar itu

adalah kafir.

a. kata arja’a dalam arti menunda dipakai oleh Ibn Asakir dalam uraiannya tentang asal usul

kaum murji’ah.

b. kata mu’min sebagai dipakai pada waktu itu kelihatannya masih identik dengan kata

muslim. Belum terdapat perbedaan arti seperti yang terdapat dizaman sesudahnya.4

3. Tokoh-tokoh Aliran Khawarijdanmurji’ah

Adapuntokoh-tokohalirankhowarijsebagaiberikut:

a. Al-Asy’at ibn Qais

b. Mas’ud al Fadaki

c. Ibn al-Kawa’(yang pertama kali keluar dari pasukan Ali ra)

dAbdullah bin Wahab al-Rasyidi, pimpinan rombongan sewaktu mereka berkumpul di Harura

(pimpinan Khawarij pertama)

e. Urwah bin Hudair

f. Mustarid bin sa’ad

g. Hausarah al-Asadi

h.Quraib bin Maruah

i. Nafi’ bin al-azraq (pimpinan al-Azariqah)

j. Abdullah bin Basyir

k. Zubair bin Ali

l. Qathari bin Fujaah

m. Abd al-Rabih

n. Abd al Karim bin ajrad

o. Zaid bin Asfar5

4Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia ( 2011),57. 5 Ahmad Jamil, Aqidah dan Akhlak (Gresik: CV Putra Kembar Jaya, 2008), 10.

Page 10: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

7

Adapun tokoh-tokoh aliran murji’ah adalah sebagai berikut:

a. Yunus bin ‘Awn Al-Numari (Yunusiyah)

b.Ubaid Al-Mukta’ib (Ubaidiyah)

c. Ghassan Kuffi (Ghasniyah)

d. Muhammad bin Shahib al- Shalihi dan al-Khalidi (Qadariyah Murjiah, yakni Ghailaniyah)

e. Jaham Ibn Sofwan (Jabariyyah Murjiah)

Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perbedaan pendapat di kalangan pengikut

Murji’ah sehingga aliran ini terpecah menjadi beberapa sekte:

a. Tokoh Murjia’ah Moderat adalah Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib

berpendapat bahwa bagaimanapun besarnya dosa seseorang, kemungkinan mendapat

ampunan dari Tuhan masih ada.

b. Tokoh Murji’ah eksterm adalah Jaham bin Shafwan. Berpendapat, sekalipun seseorang

menyatakan dirinya musyrik, orang itu tidak dihukumkan kafir6.

3. Doktin-doktrin pokok alirankhawarij danmurji’ahdiantaranya:

a . khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh umat islam

b. khalifah tdak hanya dari keturunan Arab, jadi orang yang bukan keturunan Arab pun boleh

menjadi khalifah.

c. khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersifat adil dan menjalankan

syariat islam. Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh jika melakukan kezaliman.

d. khalifah sebelum Ali adalah sah. Tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya,

ustman dianggap menyeleweng.

e. khalifah Ali sah tapi setelah terjadi tahkim i adianggap telah menyeleweng.

f. Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap penyeleweng dan

menjadi kafir.

g. pasukan perang jamal yang melawan Ali juga kafir.

h. seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga garus dibunuh. Yang

sangat kacau lagi, mereka menganggap bahwa bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir

6 Ahmad Jamil, Aqidah dan Akhlak (Gresik: CV Putra Kembar Jaya, 2008), 12.

Page 11: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

8

apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang tela dianggap menjadi kafir denagn

resiko ia menaggung beban pula dan harus dibunuh.

i. setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak mau

bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam dar al-harb (negara musuh

j. seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.

k. adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik masuk surga , sedangkan orang yang jahat

masuk ke neraka).

m. qur’an adalah makhluk.

n. memelingkan ayat-ayat yang tampak mutasyabihat (samar)

o. manusia bebas memutuskan perbuatannya, bukan dari Tuhan7.

Ajaran murjiah pada dasarnya terimplementasi dari asal kata namanya (irja’), baik dari

segi politik maupun teologis. Dalam ranah politik, golongan murjiah terkenal sebagai

golongan yang bungkam, tidak ikut campur masalah politik, hanya diam. Sedangkan di

bidang teologi, murjiah lagi-lagi mengembangkan teori irja’nya dalam menghadapi persoalan

ataupun perselisihan telogis pada masa itu sehingga mencakup masalah iman, kufur, dosa

besar dan ringan, pengampunan atas dosa besar, dan lain-lain.

Dalam hal itni, W. Montgomery Watt merincinya sebagai berikut:

A.Penangguhan kepuutusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah memutuskannya di

akhirat kelak.

B.Penangguhan Ali untuk menduduki rangking ke empat dalam susunan khalifah ar-

Rasyidun

C.Memberi harapan bagi orang yang berdosa besar untuk mendapatkan ampunan Allah.

D. Doktrin-doktrin murjiah menyerupai pengajaran madzhab para skeptis, empiris

dankalangan Helenis.

Menurut Abu a’la Al-Maududi pokok doktrin Murjiah ialah:

1. Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan amal atau perbuatan

bukanlah merupakan sebuah keharusan. Jadi, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun

meninggalkan perkara yang fardhu dan melakukan dosa besar.

7Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia ( 2011),58.

Page 12: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

9

2. Dasar keselamatan hanyalah iman. Jadi maksiyat bukanlah mudharat. Hanya saja, untuk

mendapatkan ampunan manusia harus menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan

beriman.

Kemunculan sekte-sekte dalam kelompok Murji’ah tampaknya dipicu oleh perbedaan

pendapat (bahkan hanya dalam hal intensitas) dikalangan para pendukung Murji’ah sendiri.

Ibnul Jauzi mengatakan bahwa Murji’ah terbagi menjadi 11 bagian:

1. At Tarikah

Mereka mengatakan: “Tidak ada kewajiban bagi seorang hamba kepada Allah selain

hanya beriman saja. Barang siapa yang telah beriman kepada-Nya dan telah mengenal-Nya

maka dia boleh berbuat sesukanya.”

2. As Saibiah

Mereka mengatakan: “Sesungguhnya Allah membiarkan hamba-Nya untuk berbuat

sesukanya.”

3. Ar Raji’ah

Mereka mengatakan: “Kami tidak mengatakan taat bagi orang yang taat, dan juga tidak

menyebut maksiat bagi orang yang melakukan perbuatan maksiat karena kami tidak

mengetahui kedudukan mereka di sisi Allah.”

4. Asy- Syakiah

Mereka mengatakan: “Sesungguhnya ketaatan itu bukanlah dari iman.”

5.Baihasyiah (nisbah pada Baihasy bin Haisham)

Mereka mengatakan: “Iman itu adalah ilmu, barang siapa yang tidak mengetahui yang hak

dan yang batil, juga tidak mengetahui halal dan haram maka dia telah kafir.”

6. Manqushiah

Mereka mengatakan: “Iman itu bertambah tapi tidak berkurang.”

7. Mustatsniah

Mereka adalah orang-orang yang menafikan, atau “istitsna’“ (pengecualian) dalam hal

keimanan.

8. Musyabbihah

Mereka mengatakan: “Allah mempunyai penglihatan sebagaimana penglihatanku dan juga

mempunyai tangan sebagaimana tanganku.”8

8Muhammad Ahmad TAUHID ILMU KALAM , Bandung : CV Pustakasetia ( 1998 ) 160.

Page 13: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

10

9. Hasyawiah

Mereka menjadikan hukum hadits semuanya adalah satu, dan menurut mereka orang-

orang yang meninggalkan amalan sunnah sama halnya dengan orang yang meninggalkan

amalanfardhu.

10. Dzahiriyah

Mereka adalah orang-orang yang menafikan (tidak menggunakan) qiyas.

11. Bid’iyyah

Mereka adalah orang pertama yang memulai bid’ah pada ummat ini.

Ghalib Ali Awwaji dalam firaq muashirah membagi Murji’ah I’tiqadiyah (secara

keyakinan) menjadi beberapa bagian yang sangat banyak

Sedangkan menurut Harun Nasution, Murji’ah terbagi menjadi dua golongan, yaitu

golongan moderat dan golongan ekstrim. Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang

berdosa besar bukanlah kafirdan tidak kekal dalam neraka, tetapi akan dihukum dalam neraka

sesuai dengan besarnya dosa yang mereka lakukan, dan ada kemungkinan tuhan mengampuni

dosanya sehingga tidak akan dimasukkan ke neraka sama sekali.9

9Muhammad Ahmad TAUHID ILMU KALAM , Bandung : CV Pustakasetia ( 1998 ) 161.

Page 14: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Khawarij dalam terminologi teologi islam adalah sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin

Abi Tholib yang keluar meniggalkan barisan karena tidak sepakat terhadap keputusan Ali yang

menerima keputusan arbitrase (tahkim), dalam Perang Shiffin pada tahun 37 H/648 M, dengan

kelompok pemberontak Mu’awiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.

Khawarij adalah golongan yang keluar dari kelompok pengikut Khalifah Ali bin Abi

Tholib. Aliran khawarij timbul sebagai protes terhadap “majlis tahkim” di Danmatul Jandal

yang merupakan perjanjian damai antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Mu”awiyah bin

Abi Sufyan pada tahun 37 H.

Adapun tokoh-tokoh aliran khawarij ialah Al-Asy’at ibn Qais, Mas’ud al Fadaki, Ibn al-

Kawa’(yang pertama kali keluar dari pasukan Ali ra), Abdullah bin Wahab al-Rasyidi, pimpinan

rombongan sewaktu mereka berkumpul di Harura (pimpinan Khawarij pertama), Urwah bin

Hudair, Mustarid bin sa’ad, Hausarah al-Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi’ bin al-azraq (pimpinan

al-Azariqah), Abdullah bin Basyir, Zubair bin Ali, Qathari bin Fujaah, Abd al-Rabih, Abd al

Karim bin ajrad, Zaid bin Asfar, dan Abdullah bin ibad.

Madzhab khawarij telah tumbuh dan berkembang dengan cara yang keras dan ekstrim

dalam memahami ajaran Islam. Hal itu terutama disebabkan oleh keinginan mereka yang kuat

agar kebaikan dapat terlaksana, baik dari diri mereka sendiri maupun dengan mengajak orang

lain untuk turut bersama mereka. Orang yang beriman secara benar tidak akan dapat

mengkafirkan penganut madzhab khawarij, walaupun khawarij memandang orang lain sesat.

Itulah sebabnya Ali berwasiat kepada para pengikutnya agar tidak memerangi khawarij setelah ia

wafat, dengan alasan bahwa orang yang mencari kebenaran tetapi salah, berbeda dengan orang

yang mengusahakan kebatilan dan mencapainya. Jadi Ali memandang bahwa penganut madzhab

khawarij sebagai para pencari kebenaran yang menjauhi jalan menuju kebenaran itu, sedangkan

Umawi adalah orang-orang yang mengusahakan kebatilan dan berhasil mencapainya.

Page 15: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

12

Masalahnya, di samping Khawarij yang ekstrim itu, timbul aliran-aliran yang

pendapatnya sedikitpun tidak termasuk ajaran islam serta bertentangan dengan Al-Quran dan

Hadits Nabi yang mutawatir.

Murji;ah berasal dari kata Arja’a yang berarti menunda atau mengembalikan umpamanya

bagi orang yang sudah mu’min. Arja’a juga berarti memberi pengharapan. Sebagaimana halnya

dengan kaum khawarij, kaum mur’jiah awalnya juga ditimbulkan oleh persoalan politik.

Adapun tokoh-tokoh aliran murji’ah adalah Yunus bin ‘Awn Al-Numari (Yunusiyah), ‘Ubaid

Al-Mukta’ib (Ubaidiyah), Ghassan Kuffi (Ghasniyah), Muhammad bin Shahib al- Shalihi dan al-

Khalidi (Qadariyah Murjiah, yakni Ghailaniyah),dan Jaham Ibn Sofwan (Jabariyyah Murjiah).

Kaum murji’ah memiliki beberapa doktrin salah satunya seperti yang telah disebutkan

oleh Harun Nasution bahwa menunda hokum atas Ali Mu’awiyah dan yang lainnya setra

menyerahkan persoalan kepada Allah sampai pada hari kiamat. Kaum murji’ah memiliki 2 sekte

besar yaitu moderat dan ektrim.

Page 16: Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013

13

DAFTAR PUSTAKA

Rozak, Abd dan Rosihon Anwar. ILMU KALAM. Bandung: CV Pusaka Setia, 2011.

Jamil, Ahmad et. al.AQIDAH DAN AKHLAK. Gresik: CV Putra Kembar Jaya, 2008.

Drs. H. Muhammad Ahmad, TAUHID ILMU KALAM. Bandung : CV Pustaka Setia, 1996.