tentir epidemiologi
TRANSCRIPT
Annyeong, chingudeul! *ngikut ngalay Kpop* An himdeuleoyo? Capek kah belajar? Kay, karna udah capek belajar yang ribet-ribet, kita istirahat bentar belajar yang gampang, which is... Epidemiologi! :D Nah, berdasarkan judul
dari kuliah yang diberikan oleh dosen kita tercintah, sebenarnya kuliah ini adalah mengenai Infeksi Nosokomial dengan sedikit bumbu IKK seperti biasa (ya biasalah host agent environment and bla bla bla), so get your mindset straight first! Bagian yang (sepertinya) benar-benar penting adalah bagian Infeksi Nosokomialnya, jadi baca pendahuluannya boleh agak skimming aja kalo udah nggak ada waktu dan emang baca tentirnya baru 6 jam menjelang ujian #ups
Nah, sebelum masuk ke Infeksi Nosokomial, pertama kita bakal belajar mengenai overview umum epidemiologi infeksi. Ada beberapa hal nih, mengenai epidemiologi infeksi:
1. Epidemiologi Infeksi di Indonesia
2. Trias Epidemiologi dan Teori Roda
3. Definisi Sehat Perkins dan Definisi Infeksi
4. Riwayat Alamiah Penyakit (dalam hal ini infeksi lah ya)
5. Jenis Infeksi, Syarat Penularan Infeksi, Rantai Penularan Infeksi, dan Pencegahan Infeksi
Mari kita bahas satu persatu, chingudeul.
1. Epidemiologi Infeksi di Indonesia
Nah, seperti kita tahu Indonesia tercintah kaya budaya dan mikroorganisme ini masih merupakan negara berkembang. Oleh karena itu,
epidemiologiinfeksiK15
POIN 1: Infeksi masih menjadi masalah yang cukup besar di Indonesia.
Meskipun demikian, saat ini di jamrud khatulistiwa sedang terjadi suatu gerakan besar! Gerakan Indonesia Sehat? Bukan! Itu iya juga sih (makanya follow @gimanakabar di twitter), tapi gerakan tersebut adalah:
POIN 2: Transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke arah penyakit degeneratif.
Artinya, angka kejadian polio dan kolera semakin menurun, sedangkan diabetes dan jantung semakin meningkat.
2. Trias Epidemiologi dan Teori Roda
Setelah terpapar dokter-dokter ganteng dari IKK selama tiga tahun, tentu kita tahu apa itu trias epidemiologi. Ada tiga komponen dari trias epidemiologi, yaitu Host (pejamu), Agent (agen), dan Environment (lingkungan).
Nah, nah, nah, kali ini mau apa lagi trias HAE di modul Infeksi Imun? Yang penting dari sini adalah, bahwa
POIN 3: Agen yang ditopang dengan pejamu yang rentan dan lingkungan yang sesuai untuk transmisi dan perkembangannya akan menghasilkan penyakit
Sekarang kita masuk teori roda. Basically dia cuman mau bilang bahwa
POIN 4: Manusia bisa sakit atau sehat itu karena ada faktor genetik di dalam dirinya, dan dipengaruhi dari luar oleh faktor fisik, biologis, dan sosial
Maksudnya apa dan kenapa roda? Why roda, why?? Beta juga tidak mengerti ._.
3. Definisi Sehat Perkins dan Definisi Infeksi
Apa itu sehat? Menurut Perkins (Perkumpulan Instagram Socialites #boongdeng) sehat itu adalah suatu keseimbangan dinamis antara kekuatan instrinsik dan pengaruh ekstrinsik (lingkungan luar). Artinya
POIN 4: Sehat bukan berarti absence of microorganisms, karena adanya patogen jika disertai oleh pertahanan tubuh yang kuat maka orang tersebut sehat
Di sini dokter kita tercintah memberi contoh pada kasus TB. Basically
tuberculosis is not about Mycobacterium tuberculosis, it’s about M. tuberculosis’ infection with an ever-decreasing immune system.
Lalu, apa itu infeksi?
POIN 5: Infeksi berbicara mengenai suatu perjalanan, proses masuk dan berkembangbiaknya mikroorganisme patogen hingga menimbulkan gejala klinis
4. Riwayat Alamiah Penyakit
Dari gambar sudah sangat jelas yah, say :)
a. Riwayat alamiah dimulai dengan adanya fase prepatogenesis (patogenesa itu bukan bahasa Indonesia baku) di mana infeksi sudah dimulai, namun belum ada gejala klinis.
b. Fase berikutnya adalah fase patogenesis, di mana gejala mulai muncul, tingkat penyakit keluar dari treshold klinis, bisa ada kalor, dolor, tumor, rubor, functio laesa.
c. Nah, berikutnya adalah fase postpatogenesis, di mana ada tiga kemungkinan:
i. Pasien meninggalii. Pasien sembuh (uuuuu yeah, sumgyeodo twinkle eojjeona)iii. Pasien mengalami cacat
5. Jenis Infeksi, Syarat Penularan Infeksi, Rantai Penularan Infeksi, dan Pencegahan Infeksi
Nah, sekarang kita sampai di bagian terakhir di first half tentir ini. Aiyaa baru first half.
a. Jenis Infeksi
Berdasarkan jenisnya, infeksi dibedakan menjadi infeksi akut dan infeksi menahun.
POIN 6: Infeksi akut dilihat dari masa tunasnya (inkubasi) yang hanya dalam hitungan jam, hari, atau minggu), sedangkan infeksi menahun masa tunasnya bisa tahunan (seperti TB atau HIV/AIDS)
b. Syarat penularan infeksi
Infeksi dapat menular ketika terdapat agen biologis patogen yang dibawa melalui media transmisi (bisa direk maupun melalui vehikulum, baik melalui vektor atau man to man). Agen dalam media transmisi tersebut hanya akan masuk ke pejamu yang rentan, dan tentu saja untuk masuk dia memerlukan port of entry (bisa melalui pernapasan, pencernaan, maupun kulit). Setelah main-main di tubuh kita dan bikin onar, akhirnya agen tersebut merasa bosan dan pengen juga menginfeksi yang lain. Akhirnya keluarlah dia melalui port of exit. Nah, di luar dia ditampung pada reservoir, seperti cacing, tikus, dll.
c. Rantai penularan infeksi
Untuk menjamin infeksi terus berjalan, maka penderita akan memproduksi agen hehe (misalnya, penderita TB akan terus memproduksi bakteri tahan asam), lalu agen ini akan masuk ke pejamu yang rentan.
d. Program pencegahan infeksi
POIN 7: Ingat dari lima poin syarat penularan infeksi: agen, host, ports dan transmisi, dan reservoir. Berarti, jika kita ingin mencegah infeksi, putuskan saja rantai penularan dengan cara mengintervensi salah satu faktor itu.
How? Ya untuk agen, lakukan case finding dan terapi. Teorinya, jika kita bisa menemukan semua penderita, dan diterapi secara adekuat, maka kita bisa hentikan produksi agen.
Untuk pejamu yang rentan, kita perkuat: imunisasi.
Untuk ports dan transmisi, kita bisa adakan penyuluhan untuk mengubah perilaku kesehatan.
Untuk reservoir, yah yang terpenting ya kesehatan lingkungan.
Kay, that’s for the overview! Jaemi isseoyo? Setelah ini kita lanjutkan ke Infeksi Nosokomial. Capek? Liat si ganteng dulu :)
INFEKSI NOSOKOMIAL
DEFINISI Infeksi Nosokomial adalah rawat inap di rumah sakit yang maksudnya menyembuhkan, eh malah menginfeksi. Nah, di sini,
POIN 8: Harus terbukti bahwa penyakit ini tidak ditemukan, dan tidak sedang dalam masa tunas sewaktu masuk rumah sakit.
ASAL INFEKSI nosokomial ada dua yah beb:
1. Endogen: merupakan bagian flora normal dari pasien. We know already bahwa ada flora komensal lah ya, pada kondisi tertentu seperti infeksi HIV daya tubuh kita jadi lemah sekali, sehingga apatogen ini bisa menimbulkan penyakit
2. Eksogen: dapetnya dari petugas, peralatan, ataupun lingkungan rumah sakit. Tau engga sih, kita bisa swab tembok RSCM loh terus dikultur dan tiba-tiba tumbuhlah monster Gomera, makanya anak di bawah 12 tahun sebenarnya engga boleh masuk RS!
LOKASI infeksi nosokomial ada empat kategori utama:
1. UTI (urinary tract infection): Terutama karena pemakaian kateter. Bahkan di ICU yang sebegitu dijaganya, bisa terjadi UTI gara-gara pemakaian kateter (walaupun faktor terbesar sebenarnya karena pasien ICU biasanya memiliki derajat penyakit dasar yang berat).
2. SWI (surgical wound infection): Akibat operasi yang dilakukan di rumah sakit, bisa sectio caesarea, apendisitis, dll. Tapi walaupun kesannya serem, infeksi nosokomial akibat surgical wound biasanya engga menjadi masalah kok.
3. LRI (lower respiratory infection): didominasi oleh kasus pneumonia akibat infeksi, cukup berbahaya, apalagi kalo kita sudah mulai bicara soal Acetinobacter baumanii yang drug-resistant itu T-T My friend’s senior just recently died from nosocomial A. baumanii infection. Sedih ya :”(
4. BSI (bullsh- eh salah blood stream infection): ya septisemia biasa aja, bahaya sich sich sich
*sebenarnya ada kategori kelima: infeksi pada kulit seperti tinea versicolor, tapi penting banget lah ya panu dibahas ._.
INTERAKSI EPIDEMIOLOGI
Intinya yadong HAE (host, agent, environment); paling yang disoroti adalah derajat penyakit awal (artinya ICU pun justru rentan infeksi nosokomial ya), penyakit penyerta yang menyebabkan imun pasien turun, lokasi RS yang mestinya jangan dekat-dekat pencemaran laaah, dan paparan pasien lain: seyogyanya RS punya bangsal-bangsal khusus untuk penyakit tertentu, tapi kita miskin gimanski dong :”( Yang penting lagi, kita sebagai anak-anak cupu yang udah mulai mau kerja+belajar di RSCM, jangan lupa untuk selalu melakukan tindakan a/antiseptik. Pake dance yang waktu itu dikasih liat videonya ama Bu Ari, beib! :D
Terus kenapa emangnya kalo infeksi nosokomial?
BEBAN KESEHATAN MASYARAKAT akibat infeksi nosokomial mencapai 5-10% di negara maju loh. Dan 10-30% di negara berkembang, dan ini menjadi beban pembiayaan kesehatan terus. Apalagi dengan Kartu Jakarta Sehat yang memberatkan RS, aish! Terus, apa sih SJSN itu? Makanya follow twitter @gimanakabar untuk tahu lebih lanjut mengenai isu kesehatan nasional! #intermezzo :P
Nah, tingkat infeksi nosokomial inisebenarnya bervariasi antarnegara, antarpropinsi, antarkabupaten, bahkan di dalam RS sendiri, di RSCM itu ada berbagai departemen yang tingkat infeksi nosokomialnya berbeda antara satu departemen dengan departemen lain. Hal itu disebabkan oleh faktor pencampuran pasien, terus terapi agresif justru menimbulkan infeksi nosokomial loh, praktik setempat yang kurang bersih, general precaution yang kurang baik seperti engga dance dulu sebelum pegang pasien.
ANGKA INSIDENSI infeksi nosokomial mencapai 5-10%, dan mencapai 28% di ICU. Kenapa ICU menjadi lebih berat? Karena derajat penyakit lebih berat, tindakan medis juga lebih agresif (aish jangan agresif-agresif dong qaqa), sehingga ICU yang sebenarnya untuk intensive care justru menjadi jalan masuk dari mikroorganisme untuk terjadinya infeksi nosokomial. Angka kejadian infeksi nosokomial UTI dan pemakaian kateter ada 28%; Surgical Site or Wound -> 19%; pneumonia LRI -> 17%; Blood Stream -> 7-16%
TINGKAT INSIDENSI ini sangat tergantung pada keseimbangan antara faktor intrinsik pasien dan faktor lingkungan keseimbangan dinamisnya sangat menentukan (kembali ke Perkumpulan Instagram Socialites), dan keseimbangan ini pada pasien rawat sering tergoncang, selain lingkungan RS yang penuh kuman dan imunnya dia juga cupu, tingkat sensitivitas dan spesifisitas dari program surveilans di RS juga kadang kurang cihuy ya beb: kadang-kadang di RS tertentu angka insidensi infeksi nosokomial engga diketahui! Bukan karena ditutup-tutupi, tapi karena emang engga tahu bahwa infeksi yang terjadi itu nosokomial sehingga ya dianggap kasus biasa.
KONSEKUENSI dari infeksi nosokomial ya jelas ya:
1. Memperpanjang lama perawatan, dan lama perawatannya bervariasi menurut lokasi, beda pneumonia dan surgical wound infection tadi udah aku jelasin ya
2. Akan timbul juga penyakit penyerta
3. Kematian meningkat dengan urutan LRI (pneumonia)> BSI (septisemia) > UTI.
4. Selain mati, bisa juga konsekuensinya gangguan fisik dan neurologis jangka panjang (balik lagi ke ambang batas klinis yang tadi).
5. Dan yang nyata sekali, tentu saja akan terjadi peningkatan biaya perawatan.
6. Jangan lupa juga pemberitaan media terhadap profesi dokter makin buruk lol http://sosbud.kompasiana.com/2013/03/18/apa-bedanya-kambing-dengan-dokter-di-indonesia-538220.html
Masalah ekonomi dari infeksi nosokomial ini terutama penambahan biaya akibat tempat tidur ya say, terus lama perawatan ICU juga, pemeriksaan hematologis, biokimia, mikrobiologis, dan radiologis, pemakaian antibiotika dan obat lain (aish jadi inget kasus MDR-TB, pemberian obatnya bisa seumur hidup loh :”( uwaa), tindakan operatif tambahan, dan jangan lupa juga hilangnya jam kerja pasien.
Terus, bagaimana sih SEBARAN MIKROORGANISME penyebab infeksi? Paling sering itu staph, terus e coli, terus coag neg staph, terus entero, terus pseudomonas. Ingetnya CECEP aja ya (Ctaph, E coli, Coag neg staph, Entero, Pseudomonas). Keliatan ya dari penyebab-penyebabnya, kebanyakan bersifat coccus. Kenapa infeksi nosokomial sering coccus? Beta juga tidak tahu. Risetkanlah.
Nah, selain bakteri perkokusan tadi, INFEKSI JAMUR bisa juga nih! Peningkatan pemakaian antibiotik jangka panjang bisa menjadi negara api bagi keseimbangan ekosistem (membuat semuanya berubah), tergantung kerentanan pejamu juga sih. Nah, khususnya spesies kandida inilah si Raja Api Ozai, menyebabkan BLOOD STREAM INFECTION -> 38% mortalitas. Nah, perubahan spektrum bakteri dan jamur di RS akibat peningkatan pemakaian antibiotika generasi baru akan langsung menekan bakteri, tetapi tidak mengatasi jamur, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem! Peningkatan resistensi, kepadatan pasien, dan kekurangan tenaga perawat juga meningkatkan risiko infeksi jamur!
INFEKSI VIRUS seperti CMV, herpes simpleks, V-Z virus, hepatitis ABC, HIV, influenza, parainfluenza, RSV, rotavirus (terutama pada bayi-bayi OENYOE) bisa mengakibatkan infeksi nosokomial loh. Nah, infeksi virus ini terutama mengenai saluran pernapasan dan GI (90%), apalagi rotavirus yang bikin boker-boker anak beb, biasanya bakteri yang di pernapasan dan GI ini cuman 15%. Selain itu, pada pasien anak, insidensi URI dan LRI virus JAUH melampaui infeksi bakterial. Jadi jangan buru-buru kasih antibiotik ya!
RISIKO PERAWATN ICU terutama akibat lama rawat yang panjang di ICU menambah risiko. Kenapa? Karena di ICU ada pemakaian peralatan pernafasan (ventilator), adanya trauma, pemakaian kateter baik saluran kencing ataupun vaskuler, ada luka dekubitus (pressure ulcer akibat kelamaan tidur). Jelaslahya.
RISK FACTOR terjadinya infeksi nosokomial antara lain:
- Malnutrition- Jenis kelamin (ingatlah pendeknya ureter wanita dan hubungkanlah dengan
UTI oh noes)- Usia lanjut- Infeksi pada organ lain- Penggunaan antibiotik, H2 blocker, sedatif- Diabetes, renal failure, imunosupresi- Gangguan mental- Tindakan operatif- Endotracheal intubation+ventilasi mekanik
Ga gitu dibahas juga ama dokternya ya say, jadi ya cupstaw aja.
CARA PENULARAN dari infeksi nosokomial sendiri bisa:
1. Kontak langsung – yah karena kehidupan sosial di Indonesia, begitu ada pasien baru, kenalan dulu salam-salam cipika cipiki kecup basah antarpasien dan pasien-perawat
2. Kontak tak langsung – peralatan medis, droplet
3. Vehikulum – makanan, produk darah, reagens diagnostik, obat-obatan
4. Airborne – legionellosis–high fever and pneumonia akibat legionella, aspergillosis
5. Vectorborne – lalat, nyamuk, dll
6. Jasonbourne – boong deng
Ada cara penularan, ada juga...
CARA PENCEGAHAN! Bisa dilakukan dengan
1. Pelatihan universal precaution;
2. terus RS-nya juga harus menyediakan sarana logistik pencegah infeksi;
3. terus jangan lupa tindakan a/antiseptiknya ya, RSCM sekarang harus sesuai GCI loh (lol internal joke);
4. pengawasan ketat demi keamanan pasien; dan
5. antibiotik profilaksis (loh, kandida tadi? Kata dokternya kalau dalam kasus-kasus tertentu seperti precaution preoperatif seperti sebelum sirkum boleh kita kasih antibiotik profilaksis kalo kita engga yakin dengan kebersihannya)
Yang juga penting kita ingat adalah bahwa PERUBAHAN PERILAKU tidak semudah memanjat Monas! Perlu pemantauan dan supervisi ketat, ditambah semangat dan rela berkorban serta rajin menabung!
Nah selesailah tentir Epidemiologi Infeksi kali ini! Miina-san shigoto ganbatte ne!
Seeing your patient getting nosocomial infection is like driving a new Maserati down a dead end street,
Faster than the wind,
Passionate as sin, ended so suddenly.
Seeing them whither with resistant microorganisms infecting is like trying to change your mind
once you’re already flying through the free fall.
Like the colors in autumn,
So bright just before they lose it all.