tentir dermatofarmakologi

11
SiePend FKUIN 2011 DERMATOFARMAKOLOGI Semangat Uyeeeah 1 Alhamdulillah sampai tentir farmakologi, yuk tancap terus maang!! Sebelum memulai marilah kita berdoa untuk kesuksean pemahaman dalam tentir ini, berdoa mulai………amin. Yook capcus mulai..bismillah.. Obat untuk penyakit kulit terbagi menjadi 2 berdasarkan tujuan  pengobatannya, ada yang bersifat kausatif dan simptomatis. Kausatif  berarti obat  bekerja untuk melaman agent penyebab sakit tersebut, contohnya adalah obat anti- virus, anti-biotik, anti-jamur, dan anti-anti yang lain.  Si m pt om at is berarti obat yang bekerja untuk mengatasi gejala pada kulit yang mengganggu orang tersebut, seperti gatal diberi obat anti-histamin. Pengobatan penyakit kulit bervariasinya banyak ya teman, maksudnya? Iya jadi karena setiap orang berbeda-beda euflorensi di kulitnya, missal terdapat ulkus dengan pus di tengah, maka kita tidak dapat langsung memberikan salep untuk ulkus tersebut, tetapi kita gunakan revanol untuk membersihkan pus nya,  baru seteah kering kita beri salep.  Prinsipnya bila luka basah kita tangani secara  basah, dan luka kering kita tangani secara kering. Mengapa? Karena obat membutuhkan keadaan tertentu untuk dapat masuk menembus barrier kulit, seperti salep ngga bisa kan diberikan kepada luka yang masih basah… Pembuatan obat topical memperhatikan beberapa factor, dilihat secara empiris. Dari segi anatomi bisa dilihat apakah dibagiaan lipatan atau dibagian yang sering kontak dengan lingkungan. Dari segi obatnya sendiri dilihat dari farmakologinya, apakah obat tersebut lebih pas dalam bentuk bedak, sale, atau lotio. Prinsip dalam pembuatan ada 2, prinsip khusus dan umum. Prinsip Umum  Status medis penderita. Kalau sedang keadaan shock atau coma kan sulit diberikan obat per oral, jadi bisa dengan intravena.   Berikan kesempatan alam menyembuhkan penyakit . Secara fisiologis, kulit kita memiliki pertahanan dan regenerasi sendiri, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya, tapi terkadang kita butuh obat untuk membantu penyembuhan.  Segi fisiologis dan anatomi tubuh. Di lipatan? tempat terbuka? Tebalnya kulit berpengaruh   Individu. Setiap individu berbeda penyakitnya. Bisa terjadi interaksi obat  bila individu mengalami penyakit lain   Kesederhanaan terapi . Obat nya tidak perlu banyak, diberi yang sesuai kebutuhan saja  Tingkat ekonomi. Macam-macam obat kan banyak tuh, dipilih lah yang sesuai dengan kemampuan ekonomi pasien Prinsip Khusus   Memilih vehikulum. Sesuai dengan kebutuhan tubuh, mau salep apa lotio (distribusinya luas atau local), daerah liapatan atau terbuka?  Semakin akut penyakit, semakin rendah konsentrasi bahan aktif.   Kelainan produktif . Luka basah dengan obat basah, kering dengan kering.  Perubahan obat topical sesuai tingkat perubahan penyakit.   Diagnosis penyakit yang benar dan edukasi pemberian obat kepada  pasien yang benar juga.  Sensitizer . Dilihat dari alergi pasien, apaah sensitive terhadap obat tertentu atau tidak.  Obat yang kurang stabil . Setiap obat bisa sensitive terhadap factor tertentu, seperti obat yang menjadi tidak aktif pada paparan sinar UV, sehingga waktu penggunaan obat (missal malam hari) dan vehikulumnya harus diperhatikan. Macam Cara pengobatan  Topical  Sistemik . baik oral maupun injeksi. Injeksi bila membutuhkan reaksi obat yang cepat.

Upload: rasyad-wicaksono

Post on 08-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rangkuman singkat mengenai obat-obatan pada sistem kulit dan integumen

TRANSCRIPT

Page 1: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 1/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 1

Alhamdulillah sampai tentir farmakologi, yuk tancap terus maang!!

Sebelum memulai marilah kita berdoa untuk kesuksean pemahaman dalam tentir

ini, berdoa mulai………amin. Yook capcus mulai..bismillah.. 

Obat untuk penyakit kulit terbagi menjadi 2 berdasarkan tujuan

 pengobatannya, ada yang bersifat kausatif dan simptomatis. Kausatif   berarti obat

 bekerja untuk melaman agent penyebab sakit tersebut, contohnya adalah obat anti-

virus, anti-biotik, anti-jamur, dan anti-anti yang lain. Simptomatis   berarti obat

yang bekerja untuk mengatasi gejala pada kulit yang mengganggu orang tersebut,

seperti gatal diberi obat anti-histamin.

Pengobatan penyakit kulit bervariasinya banyak ya teman, maksudnya?

Iya jadi karena setiap orang berbeda-beda euflorensi di kulitnya, missal terdapat

ulkus dengan pus di tengah, maka kita tidak dapat langsung memberikan salep

untuk ulkus tersebut, tetapi kita gunakan revanol untuk membersihkan pus nya,

 baru seteah kering kita beri salep.  Prinsipnya bila luka basah kita tangani secara

 basah, dan luka kering kita tangani secara kering. Mengapa? Karena obatmembutuhkan keadaan tertentu untuk dapat masuk menembus barrier kulit, seperti

salep ngga bisa kan diberikan kepada luka yang masih basah… 

Pembuatan obat topical memperhatikan beberapa factor, dilihat secara

empiris. Dari segi anatomi bisa dilihat apakah dibagiaan lipatan atau dibagian

yang sering kontak dengan lingkungan. Dari segi obatnya sendiri dilihat dari

farmakologinya, apakah obat tersebut lebih pas dalam bentuk bedak, sale, atau

lotio.

Prinsip dalam pembuatan ada 2, prinsip khusus dan umum.

Prinsip Umum

  Status medis penderita. Kalau sedang keadaan shock atau coma kan sulit

diberikan obat per oral, jadi bisa dengan intravena.

   Berikan kesempatan alam menyembuhkan penyakit . Secara fisiologis,

kulit kita memiliki pertahanan dan regenerasi sendiri, sehingga dapat

sembuh dengan sendirinya, tapi terkadang kita butuh obat untuk

membantu penyembuhan.

  Segi fisiologis dan anatomi tubuh. Di lipatan? tempat terbuka? Tebalnya

kulit berpengaruh

   Individu. Setiap individu berbeda penyakitnya. Bisa terjadi interaksi obat

 bila individu mengalami penyakit lain   Kesederhanaan terapi . Obat nya tidak perlu banyak, diberi yang sesuai

kebutuhan saja

  Tingkat ekonomi. Macam-macam obat kan banyak tuh, dipilih lah yang

sesuai dengan kemampuan ekonomi pasien

Prinsip Khusus

   Memilih vehikulum. Sesuai dengan kebutuhan tubuh, mau salep apa lotio

(distribusinya luas atau local), daerah liapatan atau terbuka?

  Semakin akut penyakit, semakin rendah konsentrasi bahan aktif.

   Kelainan produktif . Luka basah dengan obat basah, kering dengan

kering.

  Perubahan obat topical sesuai tingkat perubahan penyakit.

   Diagnosis  penyakit yang benar dan edukasi  pemberian obat kepada

 pasien yang benar juga.

  Sensitizer . Dilihat dari alergi pasien, apaah sensitive terhadap obat

tertentu atau tidak.

  Obat yang kurang stabil . Setiap obat bisa sensitive terhadap factor

tertentu, seperti obat yang menjadi tidak aktif pada paparan sinar UV,

sehingga waktu penggunaan obat (missal malam hari) dan vehikulumnya

harus diperhatikan.

Macam Cara pengobatan

  Topical

 

Sistemik . baik oral maupun injeksi. Injeksi bila membutuhkan reaksi obat

yang cepat.

Page 2: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 2/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 2

 

 Physical modalities. missal dengan laser. Untuk kasus-kasus

hiperkeratosis

 

 Psikoterapi. Penyakit-penyakit tertentu disebabkan gangguan

 psikologi, ex: psoriasis, neurodermatitis

Macam-macam obat topical bergantung vehiculumnya. 

Kenapa diberikan dalam bentuk berbeda2? Karena menempelnya obat dikulit bergantung pada vehikulumnya, begitu juga daya serap obat ke kulit.

PEMILIHAN VEHIKULUM BEDASARKAN SISTRIBUSI DAN

LOKALISASI. *nyontek dari ppt maaf ya, ihihihi*

MACAM OBAT BERGANTUNG EFEK OBAT YANG DIINGINKAN

1. Protetif Salep, pasta, pata pendingin, krim

2. Absorbsi bedak, bedak kocok

3. Mengeringakan Cairan, bedak kocok

4. Penetrasi yang baik dan cepat Salep, krim, tintura

5. Melemaskan kulit kering salep, krim

Page 3: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 3/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 3

6. Membersihkan lesi Cairan

7. Mendinginkan Cairan, bedak kocok

8. proteksi UV Bedak

9. Memanaskan Kompres tertutup

Obat topical masuk ke kulit melalui tiga tempat: 1. stratum Corneum, 2.folikel

sebasea, 3.saluran

keringat

Kecepatan obat

topical menimbulkan

respon dipengaruhi

oleh beberapa factor, yaitu :

1. 

 Daerah penetrasi kulit . Seperti di muka daya serapnya di tangan

2. 

Gradient konsentrasi. Semakin tinggi konentrasi, semakin cepat penetrasi

3. 

 Jadwal pemberian obat . Bergantung pada waktu paruh obat dalam tubuh.

4.   Zat pembawa/vehikulumnya. Apakah cepat meresap atau tidak.

Pemilihan vehikulum juga ngga sembarangan temaan. Selain dilihat dari

cocok tidaknya zat aktif dengan vehikullum, ia juga harus dicek apakah dapatmenembus lapisan kulit sampai stratum apa? Dan bagaimana pengeluaran zat

aktifnya, bertahap atau seperti apa…dengan begitu kita dapat mengetahui

menggunakan vehikulum apa yang tepat untuk dapat menembus lapisan kulit

tertentu.

Page 4: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 4/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 4

Glukokortikoid

Anti-inflamasi, immunosupressor

Ada yang topicalHidrokortison, Triamsinolon, Mometason

Sistemik Hidrokortison, Triamsinolon, Dexametason

Mekanisme kerja:

1.  Apoptosis limfosit –  biar ngga radang

2. 

Menghambat kaskade arachidonat –  biar eikosanoid yang dapat memicu

radang misalnya prostaglandin tidak terbentuk

3. 

Menekan produksi sitokin –  ngga manggil mediator-mediator yang lain

4. 

Mempengaruhi sel mast. Kortikosteroid melindungi membrane sel mast,tida mudah pecah.

5.  Anti-mitosis epidermis manusia –  reaksi non spesifik imun dengan

mitosis epidermis yang cepat, nah si kortiko ini mengurangi kecepatan

mitosisnya

Pada kortikosteroid topical, banyak digunakan untuk penyakit kulit yang

inflamasi, umumnya pada muka dan aksila. Penggunaan steroid topical jangka

 pendek dapat terjadi strie. Jangka panjangnya dapat terjadi katarak, telangektasis,

atrophy.

Kortkosteroid itu adalah hormone agonis pada tubuh, pemberiaan jangka

 panjang akan mempengaruhi keadaan tubuh. Makanya kalau ingin menghentikan

kortikosteroid pemberian jangka panjang, harus dengan perlahahan-lahan

dikuranginya hingga benar-benar berhenti (tapering off ), bila tidak dapat

menyebabkan withdraw syndrome.

Page 5: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 5/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 5

Kortikosteroid responsive pada dermatitis atopic, psoriasis genital dan muka.

Tetapi kurang responsive terhadp pemphigus, psoriasis tangan dan kaki.

Efek samping.

Topicalkulit atrofi, acne steroid, purpura, hipopigmentasi, naiknya tekanan

intra-okuler, dermatitis kontak alergika

Sistemik menekan aksis hipofisis kelenjar adrenal, syndrome cushing, pada anak

dapat menghambat pertumbuhan karena mempengaruhi hormonal

Pemberian sistemik pada dermatitis kontak alergi. Untuk mengurangi

efek samping, dosis diberikkan tiap hari dan lakukan tapering off   pada saat

 penghentian obat.

TIDAK DIBERIKAN PADA PASIEN DENGAN HIPERSENSITIFITAS

DENAN KORTIKOSTEROID.

ANTI-PRURITUS

1. 

ANTIHISTAMIN PENGHAMBAT RESEPTOR H1

Jadi seperti yang sudah kita ketahui, gatal karena terlepasnya granul histamine

akibat rusaknya sel mast. Ketika granul – granul histamine keluar, akan berikatan

dengan reseptornya yaitu H1 dan H2. Di kulit terdapat kedua reseptor itu, cuma

yang lebih terlibat pada pruritus adalah H1. H2 banyak terdapat pada tukak

lambung. Selain prurits, histamine juga berperan dalam urtikaria gigitan serangga,

dan kaligata.

Kerja histamine adalah dengan memblok reseptor H1 dengan metode competitive

inhibitor. Efek samping dari antihistamin adalah rasa ngantuk, Cuma itu yang

golongan 1 generasi lama saja. Ada antihistamin golongan 1 generasi baru yang

tidak menimbulkan rasa ngantuk. Perbedaan generasi tersebut hanya ada struktur

obatnya. Contohnya loratadin dan cetrizin, dia bekerja lebih lama dan tidak

menyebabkan ngantuk, hanya saja harganya lebih mahal, hehe. Dalam pemilihan

obat selain melihat bagus tidaknya obat, tetapi kita juga melihat keadaan social

ekonomi pasien.

Masa kerja obat oral 30 menit- 1 jam. Antihistamin yang umum dipakai per oral

adalah klorfeniramin dan defehidramin.

2. 

DOXEPIN

Pemberian obat ini via topical terutama untk penderita dermatitis atopic.

Mekanismenya masih dipertanyakan, Cuma diperkirakan antagonis dengan

reseptor H1 dan H2. Efek sampingnya rasa tertusu dan terbakar. Dapat

menyebabkan ngantuk juga dan antikoligernik.

3. 

PRAMOXINEYaitu anastesik local, menaikan ambang batas gatal. Menghilangkan pruritus pada

dermatozus eczematus ringan. Berbentuk krim, lotion dan gel. Efek sampingnya

yaitu rasa terbakar dan ditusuk-tusuk sementara.

KERATOLITIK

 

Untuk Hiperkeratosis

1.  Asam Salisilat

 

Mengandung 3-6 % keratolitik. Lebih dari 6% menyebabkan efek

kerusakan jaringan.

 

Mekanismenya adalah dengan melarutkan protein permukaan sel yang

akhirnya memicu deskuamasi atau pengelupasan keratin.

 

Efek samping menyebabkan alergi sehingga timbul utikaria, inflamasiakut, iritasi. Pada kadar yang tinggi menyebabkan ulserasi jaringan.

Pemakaian dosis asam salisilat PERLU DIPERHATIKAN, karena efek

destruktifnya. Bila pasien DM terluka sedikit saja bisa terjadi ulkus,

terlebih lagi bila diberikan obat ini.

2. 

Prophylene Glycol

  Efeknya keratolitik pada kadar 40-70%.

 

Biasa digunakan polyethylene oklusi atau asam salisilat 6% untuk

 pengobatan keratoderma (kapalan) palmar dan plantar, psoriasis

ANTIFUNGI

Sekarang kita mulai membahas fungsi yaa, semangaattt!!

Yap jadi obat anti-fungi itu ada yang topical dan ada yang oral.

1.  Oral

a. 

Griseovulvin (dermatofit +, candida -)

Page 6: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 6/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 6

Mekanisme: menghambat sintesis dinding sel, sintesis asam nukeat

dan menghambat mitosis

Lama kerja

Kulit kepala : 4-6 minggu

Tidak berambut : 3-4 minggu

Kuku tangan : 6 bulanKuku kaki : 8-18 bulan

-  Efek samping : sakit kepala, mual, muntah, diare,

fotosensitivitas, neuritis perifer, bingung, leukopeni, proteinuria

Terapi jangka perlu dilakukan evaluasi penting pada fungsi hati,

ginjal, dan hematopoetik karena obat ini toksik terhadap hati dan

ginjal

Obat ini tidak cocok   pada pasien porfiria atau gagal hati, atau

 pernah reaksi hipersensitivitas

 b. 

Derivat azol (dermatofit +, candida -)

Untuk mikosis sistemik

-  Mekanisme : menghambat pembentukan ergosterol, yaitu

komponen membrane penting membrane sel jamur

 

Ketokonazole

  Kandidiasis mukokutan sistemik kronik, 1 dosis dewasa, 16

minggu bersih

 

Dermatofit pada kulit tak berambut 2-3 mg, telapak tangan

kaki 4-6 mg, rambut dan kuku membutuhkan waktu yang lama

 

Efek samping : nausea, pruritus, ginekomastia, peningkatan

enzim hati karena itu perlu dilakukan evaluasi rutin fungsi

hati

 

Flukonazol

  Oral, masa paruh 30 jam

 

Kandidiasis mukokutan: 100 mg DD

 

Dermatofitofit: selang sehari

 

Itrakonazol

  Masa paruhnya panjang, setelah stop terapi bisa sampai 28 hari

*beda tipis sama ramadhan*

 

Cocok untuk onkomikosis (tinea pada kuku) dengan dosis 200

mg 1 kali DD selama 3 minggu

 

Sering terjadi gagal jantung, tidak dianjurkan pada pasien

gangguan ventrikel

  Evaluasi fungsi hati jangan lupa, oke?

Ada kontraindikasinya nih si azol ini:

azol dengan midazolam /triazolam berpotensi efek hipnotik

sedative (tidur lebih panjang karena metabolism midazolam

dihambat)

azol dengan HMG-COA reductase inhibitor (obat penurun

kolestrol) menyebabkan rhabdomyolisis (lisis otot)

c. 

Terbinafin (onkomikosis)

-  Termasuk alilamin yang bekerja mirip untuk menghambat

sintesis ergosterol dengan menghambat squalene epoksidase

Jari tangan : 6 minggu

Jari kaki : 12 minggu

Toksik pada hati, evaluasi fungsi hati wajib yoo

2. 

Topical

a.  Gol. Amidazol (dermatofit +, candida +)

Hampir sama dengan ketokonazol, mikonazol, klotrimazol,

eonazol. spectrum luas

Efek samping: kerasa ketusuk, pruritus, eritema, iritasi local, dan

dermatitis kontak alergi

 b. 

Tolnaftat (dermatofit +, P. orbiculare +, candida -)

- Spectrum sempit, sering kambuh

Infeksi pada stratum korneum tebal (ex. Telapak tangan dan kaki)

tidak cukup tolnaftat saja

Secara umum tidak menimbulkan efek samping

c. 

 Nistatin dan Amfotericin B (dermatofit -, candida +)

 

 Nistatin

Spectrum sempit

Hanya untuk kandidiasis kulit dan mukosa (mulut,

vagina, etc)

Page 7: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 7/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 7

 Non iritatif, alergi kontak jarang

 

Amfotericin B

Spectrum lebih luas

Pengobatan sistemik mikosis melalui intra vena

Pemberian topical memberikan efek iritasi local dan

warna kuning sementara ( Kevin “Schroder”) 

ANTIBIOTIK

Infeksi kulit kebanyakan disebabkan oleh Streptokokus beta-

hemolytikus, group A Staphylococcus aureus, atau kedua-duanya.Penggunaan antibiotik :

 

secara topikal digunakan untuk infeksi bakteri superfisial

 

secara sistemik digunakan untuk infeksi bakteri yang lebih dalam

Keduanya juga bisa digunakan untuk mengobati acne.

ANTIBIOTIK SISTEMIKYang biasa digunakan adalah antibiotik golongan:

 

Golongan Penicillin : untuk mengobati penyakit Pyoderma, gonorrhea

 

Golongan Cephalosporin : untuk mengobati penyakit folikulitis, furuncle,

carbuncle, dan cellulitis

1. Generasi 1 : efektif untuk bakteri gram positif (seperti staph. Danstrep.) dan juga anaerob oral

2. Generasi 2 : untuk cellulitis karena gram negatif

3. Generasi 3 : untuk abses jaringan lunak dan ulkus kaki diabetik

Antibiotik golongan cephalosporin yang biasanya digunakan adalah yang

generasi pertama. Karena antibiotik generasi kedua dan ketiga makinefektif untuk bakteri gram negatif (meskipun kata dosennya bisa juga

 buat bakteri gram positif).

 

Golongan Fluroquinolon : digunakan untuk infeksi bakteri gram negatif

multiresisten, misalnya untuk abses dan ulkus pada kaki penderita

diabetes

 

Golongan Tetrasiklin : untuk pengobatan infeksi kuman penyebab

 jerawat (propionibacteria). Selain itu juga dapat digunakan untukmengobati dermatititis perioral (dermatitis yang terjadi umumnya pada

wanita dengan eritema polimorf, papul, dan pustul di sekitar mulut yang

 bersifat gatal) dan infeksi ricketsia.

 

Golongan Rifamycin : untuk penyakit TBC kulit

  Golongan Clindamycin : untuk bakteri gram positif dan anaerob.Golongan ini biasa digunakan untuk mengobati acne, cellulitis,

folliculitis, furunculosis, carbuncles, impetigo, dan yang termasuk juga di

sini adalah ulkus kaki diabetik. Namun, biasanya ada efek samping pada

antibiotik golongan ini, yaitu risiko terjadinya colitis pseudomembranosa –  diare yang kadang-kadang disertai pendarahan karena adanya gangguan pada kolon. 

ANTIBIOTIK TOPIKAL

Digunakan untuk mengobati luka dan dermatosis terinfeksi. Selain itu,

akne vulgaris juga dapat diobati dengan menggunakan antibiotik topikal.Macam-macam antibiotik topikal

 

Bacitracin :  biasanya hanya untuk topikal, dan tidak digunakan untuk

antibiotik sistemik (mengapa? Karena pada pemberian sistemik dapat

merusak ginjal –  bersifat nefrotoksik *Farmakologi jilid 5)

- Untuk bakteri gram positif, basil tetanus dan coccus anaerobik

- Biasanya diberikan secara tunggal ataupun dikombinasikan denganneomycin atau polumyxin B

- Dapat terjadi resistensi apabila digunakan secara jangka panjang

- Efek samping yang dapat muncul adalah dermatitis kontak, urtikaria

kontak, dan anaphylaxis.

 

Polymixin B : untuk bakter gram negatif

- Hanya sebagai obat topikal (alasannya sama seperti bacitracin)

- Efek samping yang dapat muncul yaitu alergi kontak (jarang) dan

sistemik (sangat jarang)

Page 8: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 8/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 8

- Tambahan dari saya : Obat ini bekerja dengan cara mengganggufungsi pengaturan osmosis oleh membran sitoplasma kuman. Selain

itu resistensi juga jarang terjadi pada obat ini.

 

Neomisin dan gentamycin

- Obat ini termasuk dalam golongan aminoglikosida  –   golongan

antibiotika bakterisidal yang dikenal toksik terhadap saraf otak VIII(nervus vestibulokoklearis) dan juga ginjal.

- Keduanya efektif untuk kuman gram negatif

- Neomisin dapat digunakan untuk daerah luas seperti luka bakar dan

dapat menimbulkan efek sistemik

- Dapat menyebabkan gagal ginjal, dan ketika berakumulasi dapat

menyebabkan nefrotoksisitas, neurotoksisitas dan ototoksisitas.

ANTIBIOTIK TOPIKAL UNTUK ACNE

Efektivitas topikal lebih rendah daripada efektivitas sistemik. Antibiotik

topikal diberikan untuk inflammatory acne yang ringan-sedang.

Macam-macam antibiotik topikal untuk acne :1. Klindamisin

- Aktif terhadap : P. acnes

- Efek samping : kulit kering, iritasi (terdapat rasa terbakar, sepertiditusuk-tusuk), dan dermatitis kontak alergi (kadang-kadang)

- Selain itu terkadang dapat terjadi diare berdarah (colitis

 pseudomembranosa)

2. Eritromisin

- Melakukan inhibisi terhadap P. acnes dengan cara menghambat

sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversibel

dengan ribosom subunit 50S.

- Dapat terjadi komplikasi pada terapi topikal, yaitu dapat terbentuk

galur resisten termasuk staphylococcus

- Efek samping lokal : rasa terbakar, kulit kering, iritasi, dan terkadangalergi

- Tersedia dalam bentuk tunggal ataupun kombinasi dengan benzoyl peroxide.

3. Metronidazole

- Efektif untuk acne rosacea- Mekanismenya belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan

inhibisi ter hadap Demodex brevis atau sebagai anti inflamasi

- Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui!

- Efek samping lokal yang dapat timbul yaitu kulit kering, rasa

terbakar, dan tertusuk-tusuk

4. Sodium sulfacetamide

- Bentuknya lotion 10%, dan terkadang dikombinasikan dengan sulfur

- Digunakan untuk terapi acne vulgaris dan acne rosacea

- Mekanisme kerja diduga dengan menghambat secara kompetitif

 penggunaan p-aminobenzoic acid (PABA)

- Jumlah obat yang diabsorbsi kulit sekitar 4 %- Kontraindikasi obat ini adalah pasien dengan hipersensitivitas

terhadap sulfonamid

ANTIBIOTIK SISTEMIK UNTUK ACNE

Pemberian antibiotik sistemik untuk mengobati acne dilakukan apabila

terdapat banyak acne dan sudah resisten terhadap terapi topikal.

Macam-macam antibiotik sistemik untuk acne yaitu : tetrasiklin,

minosiklin, eritromisin, klindamisin, dan trimetoprim-sulfametoksazol.

PREPARAT LAIN UNTUK ACNE

1. Retinoic Acid (RA)

- Disebut juga tretinoin

- Pemberiannya secara topikal, dan efektif untuk acne vulgaris

- Obat ini peka terhadap oksidasi terutama bila terpapar cahaya

Page 9: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 9/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 9

- Kebanyakan obat ini tinggal di epidermis, dan hanya sekitar <10%

yang diabsorpsi

- Mekanisme kerja : ekspulsi komedo (mengeluarkan komedo) terbuka

dan mengubah komedo tertutup menjadi terbuka. Hal ini disebabkan

kohesi antar sel epidermis berkurang dan laju malih epidermis

meningkat akibat RA

- Terapi dimulai dengan kadar yang cukup untuk menimbulkan

eritema ringan dan sedikit peeling (pengelupasan)

- Frekuensi dan kadar disesuaikan dengan kondisi pasien

- Pada 4-6 minggu terapi, akan terkesan akne yang dialami pasien

semakin memberat, tetapi dalam 8-12 minggu lesi menjadi bersih

- Efek samping topikal dapat berupa : eritema, kekeringan dalam

 beberapa minggu pertama, dan dermatitis kontak alergi (jarang).

- Penderita harus menghindari atau mengurangi kemungkinan paparan

sinar matahari, misalnya dengan menggunakan sunscreen

- Ada juga obat yang disebut adapalene, yang digunakan untuk akneyang ringan-sedang. Efektifitas dan iritasinya lebih sedikit dibanding

isotretinoin

2. Isotretinoin

- Disebut juga 13-cis-retinoic acid, yang merupakan analog vitamin A

- Digunakan untuk akne kistik yang berat yang sulit dengan terapi

standar

- Diberikan secara oral

- Mekanisme kerjanya : kemungkinan dengan menghambat besar dan

fungsi dari kelenjar sebasea

3. Benzoyl Peroxide

- Pemberiannya secara topikal

- Dimetabolisme menjadi asam benzoat pada epidermis dan dermis

- Mekanisme kerja : berhubungan dengan aktivitas antimikrobanya

terhadap P. acnes, efek peeling dan comedolyticnya

- Kombinasi benzoyl peroxide 5% dengan eritromisin 3% atau

klindamisin 1% lebih efektif daripada efek benzoyl peroxide saja

- Efek samping : benzoyl peroxide merupakan contact sensitizer bagi

sekitar 1% pasien dengan acne. Kontak terhadap mata dan membran

mukosa harus dihindari.

- Benzoyl peroxide merupakan oksidan dan terkadang dapatmenyebabkan bleaching rambut atau bahan berwarna.

ANTIVIRUS TOPIKAL - Misalnya acyclovir dan pencyclovir

- Antivirus topikal ini bekerja dengan menghambat virus herpes (HSV-1, HSV-2, varicela-zoster virus)

- Mekanisme kerjanya : menghambat polimerase dan replikasi DNA virus

oleh acyclovir trifosfat yang diperoleh dari hasil fosforilasi acyclovir oleh

thymidine kinase virus

- Antivirus ini memperpendek masa pembelahan virus dan masa penyembuhan

- Reaksi lokal yang dapat timbul termasuk pruritus, nyeri ringan, rasa ditusuk-tusuk, atau rasa terbakar sementara

OBAT PSORIASISSelain kortikosteroid, ada obat lain yang dapat digunakan untuk mengatasi

 psoriasis, yaitu :

1. Acitretin : derivat dari vitamin A

- Efektif untuk psoriasis terutama bentuk pustular

- Diberikan secara oral

- Efek samping : mirip hipervitaminosis, hepatotoksisitas, dan bersifat teratogenik

- Tidak boleh diberikan pada wanita hamil. Pada wanita yang pernahmenjalani terapi obat ini, disarankan tidak boleh hamil dalam jangka

waktu minimal 3 tahun setelah penghentian terapi obat ini.

2. Tazarotene

Page 10: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 10/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 10

- Merupakan prodrug (obat inaktif yang akan diaktifkan setelahdimetabolisme oleh tubuh) yang memiliki bentuk aktif tazarotenic

acid setelah dihidrolisis oleh esterase.

- Tazarotenic acid kemudian berikatan dengan reseptor retinoic acid,

sehingga menyebabkan perubahan ekspresi gen.

- Mekanismenya berhubungan dengan antiinflamasi danantiproliferasi.

- Tazarotene diabsorpsi melalui kulit. Kadar teratogenik dapat

dicapai apabila pemakaian >20% luas permukaan tubuh

- Efek samping lokal : rasa terbakar atau ditusuk-tusuk, peeling,

eritema, dan edema lokal pada kulit.

- Pasien harus dianjurkan untuk menghindari paparan matahari

3. Calcipotriene

- Merupakan derivat vitamin D3 sintetik

- Memiliki efek lokal, efektif untuk psoriasis vulgaris tipe plaque- Terjadi peningkatan serum kalsium sementara pada kurang dari 1%

 penderita

- Perbaikan terjadi setelah 2 minggu s/d 8 minggu

- Pada kurang dari 10% pasien, terjadi total clearing (sembuh total)

setelah menggunakan calcipotriene sebagai single agent therapy.

- Efek samping yang dapat muncul seperti rasa terbakar, gatal, iritasi

ringan, dengan kekeringan dan eritema

- Kontak muka harus dihindari agar iritasi mata tidak terjadi.

IMMUNOMODULATOR

1. Imiquimod

- Obat ini digunakan untuk wart (kutil) genitalia eksternal dan

 perianal pada dewasa, keratoses, maupun pada carcinoma sel basal

 primer.

- Mekanisme kerjanya : sebagai immunomodulator yangmerangsang sel-sel mononuklear untuk menghasilkan interferon

alfa dan menstimulasi makrofag untuk menghasilkan sitokin-

sitokin (IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF-alfa)

- Cara penggunaannya untuk wart : dioleskan 3X per minggu,dibiarkan pada kulit selama 6-10 jam, dan kemudian dicuci dengan

sabun lunak dan air. Biasanya tidak lebih dari 16 minggu.

- Untuk carcinoma sel basal superfisial : dioleskan 5X per minggu

dan hanya selama 6 minggu saja.

- Obat ini bisa diserap melalui kulit, meskipun jumlahnya tidak

 banyak (<0.9%).

- Efek samping : reaksi inflamasi lokal, pruritus, eritema, dan erosi

superfisial

EKTOPARASITICIDES

1. Lindane (hexachlorocyclohexane)

- Merupakan pediculisida dan skabisida

- Bentuk sediaan berupa lotion atau shampoo

- Untuk pediculosis capitis atau pubis, dosis pemakaiannya 30ml 1X,

 biarkan 5 menit, lalu cuci

- Untuk scabies : 1X seluruh tubuh mulai leher ke bawah, biarkan 8-12

 jam, lalu cuci

- Jika penyebab masih ada, ulangi setelah 1 minggu

- Dapat terjadi kemungkinan neurotoksisitas dan hematotoksisitas, oleh

karena itu hati-hati penggunaan pada bayi, anak dan wanita hamil

- Tidak dianjurkan untuk bayi yang mengalami prematur

- Risiko yang timbul sangat kecil jika digunakan secara tepat

- Efek samping : iritasi lokal

2. Sulfur

Page 11: Tentir dermatofarmakologi

7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi

http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 11/11

SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI

Semangat Uyeeeah 11

- Merupakan skabisida yang sudah lama dikenal, tidak iritasi, tetapimenimbulkan bau yang tidak enak , oleh karena itu banyak

ditinggalkan

- Merupakan alternatif untuk bayi dan wanita hamil

3. Permetrin

- Neurotoksik terhadap pediculus humanus, pthirus pubis, dan

sarcoptes scabiei

- Efek samping : rasa terbakar, ditusuk-tusuk, dan pruritus sementara

OBAT YANG MEMENGARUHI PIGMENTASI

1. Hidrokinon dan monobenzon :

- Mengurangi hiperpigmentasi kulit

- Hidrokinon topikal hanya bersifat memudarkan sementara,

sementara monobenzon membuat depigmentasi irreversibel

- Mekanisme kerjanya dengan menghambat tirosinase

- Monobenzon bersifat toksik terhadap melanosit, itulah sebabnya

monobenzon menyebabkan depigmentasi permanen. Hipopigmentasi

 juga dapat terjadi pada tempat yang jauh dari tempat pemakaian.

- Efek samping : iritasi lokal dan alergi

2. Trioksalen dan metoksalen

- Untuk repigmentasi vitiligo

- Harus diaktifkan oleh sinar UV A

- Merupakan photo-chemotherapy (gabungan antara terapi foto dan

obat)

- Efek samping jangka panjang : katarak dan kanker kulit.

SUNSCREENPemakaiannya secara topikal, untuk memproteksi terhadap sinar

matahari.Jenis-jenis dari sunscreen adalah : p-aminobenzoic acid (PABA)  danbenzofenon.

Sunscreen tersebut merupakan absorber paling efektif terhadap sinar UV

B (280-320 nm). UV B dapat menyebabkan eritema, tanning, dan kalau terpajan

secara kronik dapat menyebabkan penuaan kulit dan fotokarsinogenesis.

Efektifitas sunscreen  dinyatakan sebagai protection factor (PF) yangartinya adalah efektivitas dalam mengabsorbsi sinar UV yang eritrogenik .

 Nilai PF merupakan rasio (perbandingan) dari minimal erythema dose (MED)

dengan sunscreen dibandingkan dengan MED tanpa sunscreen.Individu yang mudah sunburn dianjurkan untuk menggunakan produk

dengan PF > 15

*Alhamdulillah sudah selesai tentir dermatofarmako, maaf ya kalau aga samakayak slides-_-, mohon maaf atas kekurangan dan kelebihannya*