tentang pelaksanaan apbd perlu disusun pedoman 1 ......kerja dinas daerah (lembaran daerah kabupaten...

66
*~nM? .-•: $i •-•:•• BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR \0 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH ^ DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LIMA PULUH KOTA, a. bahwa dalam rangka pelaksanaan, monitoring, evaluasi, pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota agar terwujudnya tertib administrasi, tepat sasaran, efektif, efisien serta taat peraturan perundang-undangan agar program dan kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan rencana dan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan, maka perlu adanya pedoman pelaksanaan program dan kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota; b. bahwa untuk memenuhi maksud Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 pasal 5 angka 2, dimana Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKPKD) mempunyai kewenangan untuk menetapkan kebijaksanaan tentang pelaksanaan APBD perlu disusun pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati Lima Puluh Kota; 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Repubilk Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali

Upload: others

Post on 15-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • *~nM?

    .-•: $i •-•:••

    BUPATI LIMA PULUH KOTA

    PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA

    NOMOR \0 TAHUN 2014

    TENTANG

    PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

    ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

    ^ DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2014

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    Menimbang

    Mengingat

    BUPATI LIMA PULUH KOTA,

    a. bahwa dalam rangka pelaksanaan, monitoring, evaluasi,pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan programdan kegiatan yang dananya bersumber dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lima Puluh Kotaagar terwujudnya tertib administrasi, tepat sasaran, efektif,efisien serta taat peraturan perundang-undangan agarprogram dan kegiatan dapat terlaksana sesuai denganrencana dan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan, makaperlu adanya pedoman pelaksanaan program dan kegiatanAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di lingkunganPemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota;

    b. bahwa untuk memenuhi maksud Peraturan Pemerintah

    Nomor 58 tahun 2005 pasal 5 angka 2, dimana PemegangKekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKPKD)mempunyai kewenangan untuk menetapkan kebijaksanaantentang pelaksanaan APBD perlu disusun pedomanpelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan PeraturanBupati Lima Puluh Kota;

    1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang JasaKonstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3833);

    2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 TentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepubilk Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali

  • /fpy

    diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun2008 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4438);

    4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 TentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan (LembaranNegara Republik IndonesiaTahun 2011 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

    5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang PengadaanTanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5280);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 TentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4578);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 TentangPedoman Pembinaan dan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4503;);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 TentangPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang LaporanPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah,Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala DaerahKepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan InformasiPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4693);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 TentangPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 TentangPengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4738);

  • 12. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang SistemPengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4890);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 TentangStandar Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5165);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2012 TentangPenyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untukKepentingan Umum (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 156, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4890);

    15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimanatelah diubah dua kali, terakhir dengan Peraturan PresidenRepublik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 Tentang

    V Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

    2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

    16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah dua kali diubah terahir dengan PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 TentangPerubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah;

    17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

    18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008Tentang Tata Cara Penatausahan dan Penyusunan LaporanPertanggugjawaban Bendahara Serta Penyampaiannya;

    m\ 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014;

    20. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RepublikIndonesia Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Petunjuk TeknisPelaksanaan Pengadaan Tanah;

    21. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pokok-PokokPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah KabupatenLima Puluh Kota Tahun 2008 Nomor 1);

    22. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 5Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata KerjaSekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan RakyatDaerah, (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh KotaTahun 2008 Nomor 5), Sebagaimana Telah Dua Kali DiubahTerakhir Dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lima PuluhKota Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua AtasPeraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 5Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dan TataKerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan PerwakilanRakyat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh

  • Kota Tahun 2014 Nomor 1);

    23. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata KerjaDinas Daerah, (Lembaran Daerah Kabupaten Lima PuluhKota Tahun 2008 Nomor 6), Sebagaimana Telah Dua KaliDiubah Terakhir Dengan Peraturan Daerah Kabupaten LimaPuluh Kota Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Perubahan KeduaAtas Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 6Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dan TataKerja Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten LimaPuluh Kota Tahun 2014 Nomor 2);

    24. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 7Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata KerjaInspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Teknis Lainnya,(Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2008Nomor 7), Sebagaimana Telah Dua Kali Diubah TerakhirDengan Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh KotaNomor 7 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua AtasPeraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 7Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dan TataKerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Teknis Lainnya(Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014Nomor 3);

    25. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 5Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi Dan TataKerja Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Tahun2011 Nomor 5), Sebagaimana Telah Diubah DenganPeraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 8Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan DaerahKabupaten Lima Puluh Kota Nomor 5 Tahun 2011 TentangPembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Satuan PolisiPamong Praja (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 4)

    26. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 7Tahun 2011 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi DanTata Kerja Badan Penanggulangan Bencana DaerahKabupaten Lima Puluh Kota (Lembaran Daerah Tahun 2011Nomor 7);

    27. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 10Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka PanjangDaerah (RPJPD) Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2005 -2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun2005 Nomor 6);

    28. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 17Tahun 2011 Tentang Urusan Pemerintah yang MenjadiKewenangan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota(Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2011Nomor 17);

    29. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 1Tahun 2014 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

  • Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun Anggaran Tahun2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun2014 Nomor 5);

    30. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 8 Tahun 2007Tentang Pedoman Penatausahaan Keuangan DaerahKabupaten Lima Puluh Kota (Berita Daerah Kabupaten LimaPuluh Kota Tahun 2007 Nomor 8);

    31. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 8 Tahun 2009Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerahsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati LimaPuluh Kota Nomor 149 Tahun 2011 Tentang Perubahan AtasPeraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 8 Tahun 2009Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah;

    32. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 15 Tahun 2009Tentang Analisa Standar Biaya (Berita Daerah KabupatenLima Puluh Kota Tahun 2009 Nomor 15);

    33. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 39 Tahun 2009Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah(Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2009Nomor 39);

    34. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 44 Tahun 2009Tentang Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Berita DaerahKabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2009 Nomor 44);

    35. Peraturan Bupati Nomor 241 Tahun 2012 Tentang PerubahanAtas Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2009 TentangMekanisme Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Kabupaten Lima Puluh Kota;

    36. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 368 Tahun 2012Tentang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Lima PuluhKota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BupatiLima Puluh Kota Nomor 43 Tahun 2013 Tentang PerubahanAtas Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 368 Tahun2012 Tentang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten LimaPuluh Kota (Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh KotaTahun 2013 Nomor 40);

    37. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 40 Tahun 2013Tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2014 (Berita DaerahKabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2013 Nomor 40);

    38. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 41 Tahun 2013Tentang Perjalanan Dinas Dalam Daerah dan Luar DaerahTahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Kabupaten Lima PuluhKota Tahun 2013 Nomor 41);

    39. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 5 Tahun 2014Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun Anggaran 2014(Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014Nomor 5).

  • MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA TENTANG PEDOMANPELAKSANAAAN PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARANPENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DI LINGKUNGANPEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUNANGGARAN 2014.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Lima Puluh Kota.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota.3. Bupati adalah Bupati Lima Puluh Kota.4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Lima Puluh Kota.5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.6. Tim Pegendalian Program dan Kegiatan APBD adalah tim yang bertugas

    memberikan bimbingan, pedoman serta arahan tentang pengelolaan danpelaksanaan kegiatan, melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi untukmemberikan masukan kepada Bupati guna pengambilan kebijakanselanjutnya.

    7. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisisatu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakanuntuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.

    8. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebihunit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur padasuatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber dayabaik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasukperalatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemuajenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkankeluaran (keluaran) dalam bentuk barang/jasa.

    9. Pelaksanaan adalah proses, cara dan perbuatan melaksanakan semua rencanadan kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segalakebutuhan.

    10. Pengendalian adalah proses yang dirancang untuk pemantauan dan saranainformasi bagi Kepala Daerah/Bupati dalam meningkatkan kinerjatransparansi pengelolaan keuangan daerah serta pencapaian tujuanpemerintah daerah yang tercermin dari keandalan laporan fisik dan keuangan,efisiensi dan efektifltas pelaksanaan Program dan Kegiatan serta dipatuhinyaperaturan perundang-undangan.

    11. Pelaporan adalah proses kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan program dan kegiatan padaSatuan Kerja Perangkat Daerah.

    12. Pengawasan adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agarprogram dan kegiatan berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencanadan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    13. Monitoring adalah proses pengendalian yang bertujuan untuk mengumpulkandata dan mengetahui kemajuan pelaksanaan program dan kegiatan.

  • 14. Sekretariat Tim Monitoring dan Pengendalian Operasional PelaksanaanProgram dan Kegiatan APBD adalah Bagian Administrasi Pembangunan padaSekretariat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.

    15. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Bupati.16. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu Sekretaris Daerah yang

    berperan dan berfungsi dalam membantu kepala daerah menyusun kebijakandan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerahtermasuk pengelolaan keuangan daerah.

    17. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah atau SKPKD dalam hal ini adalahDinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau DPPKADKabupaten Lima Puluh Kota yaitu perangkat daerah pada Pemerintah Daerahyang melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan daerah.

    18. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalahkepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebutdengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaanAPBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

    19. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalahperangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku penggunaanggaran/pengguna barang dan jasa.

    20. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yangbertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah.

    21. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah atauselanjutnya disebut PPK SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tatausaha keuangan pada SKPD.

    22. Unit pelaksana teknis daerah yang selanjutnya disebut UPTD adalah lembagapelaksana teknis dinas yang dibentuk dengan peraturan kepala daerah danmempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas SKPD yang berada di bawahdan bertanggung jawab kepada kepala SKPD.

    23. Bendahara Pengeluaran adalah Pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkanuang untuk keperluan belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD padaSKPD.

    24. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah petugas yang ditunjuk oleh PPKDuntuk membantu bendahara pengeluaran melaksanakan tugas kebendaharaandalam rangka pelaksanaan anggaran SKPD.

    25. Pembantu Bendahara Pengeluaran adalah petugas yang ditunjuk olehPengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk membantu BendaharaPengeluaran sebagai kasir, pembuat dokumen pengeluaran dari satu ataubeberapa kegiatan SKPD.

    26. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat di lingkunganPemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai pemegang kewenanganpenggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPDyang dipimpinnya.

    27. Pengguna Barang/Jasa adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaanBarang/Jasa jasa milik Negara/Daerah.

    28. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yangdiberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan Pengguna Anggarandalam melaksanakan sebagian Program dan Kegiatan.

    29. Pejabat Pembuat Komitmen atau selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yangbertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

    30. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalahpejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatandari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.

  • 31. Pembantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau selanjutnya disebutPembantu PPTK adalah pegawai yang ditunjuk untuk membantu PPTK dalampengendalian pelaksanaan kegiatan, baik fisik maupun administrasi kegiatandan tugas lainnya yang diberikan oleh PPTK.

    32. Pejabat Pengadaan adalah satu orang personil yang memiliki sertifikat keahlianpengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.

    33. Unit Layanan Pengadaan selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasiPemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota yang berfungsi melaksanakanpengadaan barang/jasa yang bersifat permanen, melekat pada BagianAdministrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.

    34. Panitia/Pejabat Peneliti Kontrak adalah Tim yang membantu PPK (PejabatPembuat Komitmen) melakukan penelitian terhadap hal-hal yang berkaitandengan perjanjian/kontrak serta perubahannya.

    35. Tim Asistensi adalah Tim Yang membantu PPK untuk memeriksa hasilperencanaan yang sedang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi.

    36. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah Panitia/Pejabat yangditetapkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang bertugasmemeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

    J** 37. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau Pengawas intern yang selanjutnyadisebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit,review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadappenyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.

    38. Pengawas Lapangan adalah petugas teknis yang membantu PPK untukmelakukan pengawasan teknis dan administrasi terhadap pelaksanaankegiatan konstruksi/perencanaan oleh penyedia barang/jasa.

    39. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yangmenyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.

    40. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegahdan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme dalam pengadaanbarang/jasa.

    41. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalahrencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujuibersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturandaerah.

    p^ 42. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagaiv pengurangan nilai kekayaan bersih.

    43. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPDadalah Dokumen yang memuat Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan yangdigunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.

    44. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut denganPengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa olehSatuan Kerja Perangkat Daerah yang prosesnya dimulai dari perencanaankebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperolehBarang/Jasa.

    45. Barang adalah setiap benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud,bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.

    46. Pekerjaan konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan denganpelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

    47. Jasa konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahliantertentu di berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir(brainware).

    48. Jasa lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yangmengutamakan keterampilan (skilware) dalam suatu sistem tata kelola yang

    8

  • telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atausegala pekerjaan dan/atau penyedia jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaanpekerjaan konstruksi dan pengadaan Barang.

    49. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan,dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh SKPD sebagai penanggung jawabanggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.

    50. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan ULP/PejabatPengadaan Barang/Jasa yang memuat informasi dan ketentuan yang harusditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.

    51. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut kontrak adalahperjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksanaSwakelola.

    52. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/PekerjaanKonstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti olehsemua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhisyarat.

    53. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksiuntuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampumelaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

    54. Pelelangan sederhana adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa lainnyauntuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliarrupiah).

    55. Pemilihan langsung adalah metode pemilihan penyedia konstruksi untukpekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

    56. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk JasaKonsultansi yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yangmemenuhi syarat.

    57. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untukJasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,- (dua ratus jutarupiah).

    58. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakangagasan orisinal, kreativitas, dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidakdapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.

    59. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakanBarang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yangharga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.

    60. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengancara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.

    61. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepadaPenyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan /Seleksi /PenunjukanLangsung.

    62. Surat Jaminan adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dantidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh BankUmum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan olehPenyedia Barang/Jasa kepada PPK/Panitia Pengadaan Barang/Jasa untukmenjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia Barang/Jasa.

    63. Pekerjaan kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi,mempunyai risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khususdan/atau pekerjaan yang bernilai di atas Rp. 100.000.000.000,00 (seratusmiliar rupiah).

    64. Pengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalah PengadaanBarang/Jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dantransaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

  • 65. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE adalahunit kerja pemerintah daerah yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistempelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.

    66. E-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukansecara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yangterdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.

    67. Portal Pengadaan Nasional adalah pintu gerbang sistem informasi elektronikyang terkait dengan informasi Pengadaan Barang/Jasa secara nasional yangdikelola oleh LKPP.

    68. Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah tanda buktipengakuan dari pemerintah atas kompetensi dan kemampuan profesi dibidangPengadaan Barang/Jasa.

    69. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnyadisingkat LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkandan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksuddalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga KebijakanPengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

    0* 70. Instansi Pemerintah Lain adalah intansi yang berada diluar instansiPenanggung Jawab Anggaran.

    71. Unit Kerja adalah Bagian dari SKPD yang melaksanakan satu atau beberapaprogram.

    72. Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksanan tugas teknis pada dinas danbadan yang melaksanakan 1 (satu) atau beberapa Program dan Kegiatan.

    BAB II

    MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

    Pasal2

    (1) Maksud dari pedoman ini adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan,pengendalian dan pengawasan Program dan Kegiatan di lingkunganPemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota yang dananya berasal dari sebagianatau seluruhnya dibebankan pada APBD.

    v (2) Tujuan dari pedoman ini adalah:a. Pelaksanaan Program dan Kegiatan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

    Lima Puluh Kota dapat dilakukan secara tertib administrasi, tepat sasaran,taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, efektif, ekonomis,transparan, akuntabel dengan memperhatikan asas berkeadilan, kepatutandan manfaat untuk masyarakat;

    b. Keseluruhan Program dan Kegiatan yang dilaksanakan secara kuantitasdan kualitas keluaran sesuai dengan rencana dan tolok ukur kinerja yangtelah ditetapkan.

    (3) Sasaran yang diharapkan adalah:a. Terlaksananya kegiatan secara terencana dan baik.b. Tersedianya petunjuk dalam pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan

    pembangunan di Kabupaten Lima Puluh Kota.

    10

  • BAB III

    SISTEMATIKA

    Pasal 3

    (1) Pedoman Pelaksanaan Program dan Kegiatan Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kotasebagaimana tercantum pada lampiran yang merupakan satu kesatuan yangutuh dengan Peraturan Bupati ini.

    (2) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengansistematika sebagai berikut:

    I.

    II.

    III.

    IV.

    V.

    VI.

    STRUKTUR PELAKSANA PROGRAM DAN KEGIATANPERENCANAAN PELAKSANAAN PROGRAMKEGIATAN

    PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

    DAN

    DAN

    DAN

    PENGENDALIAN

    KEGIATAN

    PENGAWASAN

    KEGIATAN

    PENUTUP

    PELAKSANAAN PROGRAM

    PELAKSANAAN PROGRAM

    BAB IV

    PENUTUP

    Pasal 4

    Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai teknispelaksanaannya, akan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

    Pasal 5

    Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiaporang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati inidengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.

    Ditetapkan di SarilamakPada tanggal 7 f/\^et 2014

    iPlUMDANQKAN Dl:$A**UM*fcPADA TANGGAL 1.1..S2***. £?.'.!

    SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN .LIMA PWLUH KOTA

    oA-DRI TO1

    161050

    MAS. SE, MM198503 1 017

    BERITA DAERAH KA&Up\tEN LIMA PULUH KOTATAWUN: 5W.4..-XV^MORj W-

    L BUPAlfi LIMA PULUH KOTA,

    \ ALIS MARAJO

    '•

    - J.. :'. •. *\K to)1)

    1

    .

    11

  • C. TINDAKLANJUT PENGAWASAN

    1. Wakil Bupati dibantu oleh tim tindak lanjut bertanggungjawab ataspelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan eksternal danbertanggungjawab terhadap pelaksanaan hasil gelar pengawasaninternal:

    2.

    3.

    4.

    5.

    PA wajib melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan;

    Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan ataspenyelenggaraan Pemeintah Daerah dikoordinasikan oleh WakilBupati;

    Pelaksanaan pemutahiran data hasil tindak lanjut pengawasansebagaimana dimaksud pada angka 3) dapat dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun;

    Pihak yang ternyata terbukti melanggar ketentuan dan prosedurpelaksanaan dan pengendalian pekerjaan, maka :

    Dikenakan sanksi administrasi;a.b.

    c.

    Dituntut ganti rugi/digugat secara perdata;Dilaporkan untuk diproses secara pidana.

    VI. PENUTUP

    1. Peraturan bupati ini dibuat sebagai pedoman bagi SKPD dalammelaksanakan program dan kegiatan.

    2. Hal/ketentuan yang belum diatur dalam peraturan bupati ini, dapatmerujuk dan menggunakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    PADA TANGGAL :.JL!*££T ™HSEKRETARIS DAERAHKABUPATEN U.IMA PUjLUH KOTA

    BERITA DAERAHTAHUN: fa/A

    EN UV!A FULUH KOTA- I: (0

    46

    Ditetapkan di SarilamakPada tanggal ? t****T

    K

    ALISMARAJDv

    TELAH DITELITI \

    201 !

    3UPATI LIMA PULUH KOTA,

    -3

  • LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA

    NOMOR

    TANGGAL

    TENTANG

    10 TAHUN 2014

    7 MA££T 2014PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN

    KEGIATAN ANGGARAN DAN PENDAPATAN

    BELANJA DAERAH DI LINGKUNGAN

    PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH

    KOTA TAHUN 2014

    I. STRUKTUR PELAKSANA PROGRAM DAN KEGIATAN

    Organisasi pelaksana program dan kegiatan terdiri dari :

    I. PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    (PKPKD)

    1. Bupati selaku Kepala Daerah adalah Pemegang KekuasaanPengelolaan Keuangan Daerah dan mewakili Pemerintah Daerahdalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pemegangkekuasaan keuangan daerah mempunyai kewenangan:

    a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;

    b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;

    c. Menetapkan kuasa pengguna anggaran/kuasa penggunabarang;

    d. Menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendaharapengeluaran;

    e. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutanpenerimaan daerah;

    f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaanutang dan piutang daerah;

    g. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaanbarang milik daerah; dan

    h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atastagihan dan memerintahkan pembayaran.

    2. Bupati selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerahmelimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yangditetapkan dengan Keputusan Bupati dan berpedoman kepadaperaturan perundang-undangan yang berlaku, kepada:

    a. Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelola KeuanganDaerah;

    b. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan AsetDaerah selaku PPKD; dan

    c. Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.

    II. KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    1. Sekretaris Daerah selaku koordinator Pengelolaan KeuanganDaerah berkaitan dengan peran dan fungsinya dalam membantuBupati menyusun kebijakan dan mengkoordinasikanpenyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah termasuk urusanpengelolaan keuangan daerah. Koordinator Pengelolaan KeuanganDaerah mempunyai tugas koordinasi di bidang:

    12

  • a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;b. Penyusunan dan Pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang

    daerah;

    c. Penyusunan Rancangan APBD dan Rancangan PerubahanAPBD;

    d. Penyusunan Ranperda APBD dan Rancangan Perubahan APBD;

    e. Tugas-tugas Pejabat Perencana Daerah, Pejabat PengelolaKeuangan Daerah; dan

    f. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangkapertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

    2. Tugas Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah dalam halPenyusunan dan Pelaksanaan kebijakan pengelolaan barangdaerah adalah sebagai berikut:

    a. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milikdaerah;

    b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhanpemeliharaan/perawatan barang milik daerah;

    c. mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan danpemindahtanganan BMD yang telah disetujui oleh Bupati ;

    d. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barangmilik daerah dan melakukan pengawasan dan pengendalianatas pengelolaan barang milik daerah.

    3. Koordinator Pengelola Keuangan Daerah juga mempunyai tugas:

    a. Memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah;

    b. Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD;

    c. Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah;

    d. Memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;dan

    e. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangandaerah lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan olehBupati.

    4. Sekretaris Daerah selaku Koordinator pengelolaan keuangandaerah dan Pengelola Barang Milik Daerah bertanggung jawab ataspelaksanaan tugasnya kepada Bupati.

    III. PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)

    1. Kepala DPPKAD selaku PPKD mempunyai tugas sebagai berikut:a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan

    daerah;

    b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah

    ditetapkan dengan Peraturan Daerah;d. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD);e. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka

    pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; danf. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang

    dilimpahkan oleh Bupati.2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang:

    a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;

    13

  • c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

    d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaandan pengeluaran kas daerah;

    e. menetapkan SPD;

    f. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjamanatas nama Pemerintah Daerah;

    g. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangandaerah;

    h. menyajikan informasi keuangan daerah; dan

    i. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan sertapenghapusan barang milik daerah.

    PPKD selaku BUD dalam melaksanakan fungsinya sebagaimanadimaksud angka 1 hruf d menunjuk pejabat di lingkunganDPPKAD selaku Kuasa BUD. Penunjukan Kuasa BUD ditetapkandengan Keputusan Bupati;

    a. Kuasa BUD seagaimana maksud angka 3 mempunyai tugas :

    1) menyiapkan anggaran kas;

    2) menyiapkan SPD;

    3) menerbitkan SP2D;

    4) menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaandaerah;

    5) memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBDoleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yangditunjuk;

    6) mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalampelaksanaan APBD;

    7) menyimpan uang daerah;

    8) melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelolamenatausahakan investasi;

    9) melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabatpengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;

    10) melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintahdaerah;

    11) melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan12) melakukan penagihan piutang daerah.

    b. Kuasa BUD bertanggungjawab kepada BUD.PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya di lingkunganDPPKAD untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:a. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;b. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

    c. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminanatas nama pemerintah daerah;

    d. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangandaerah;

    e. menyajikan informasi keuangan daerah; danf. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta

    penghapusan barang milik daerah.PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepadaBupati melalui Sekretaris Daerah.

    14

  • JP*»

    0P\

    IV. PENGGUNA ANGGARAN (PA)

    1. Bupati menetapkan Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran yangmempunyai tugas sebagai berikut:

    a. Menyusun RKA-SKPD;

    b. Menyusun DPA-SKPD;

    c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atasbeban anggaran belanja;

    d. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;e. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

    pembayaran;

    f. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

    g. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak laindalam batas anggaran yang telah ditetapkan;

    h. Menandatangani SPM;

    i. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggungjawabSKPD yang dipimpinnya;

    j. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yangdipimpinnya;

    k. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang di pimpinnya;

    1. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran lainnyaberdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Bupati; dan

    m. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupatimelalui Sekretaris Daerah.

    2. Pengguna Anggaran menetapkan personil pengelola kegiatanuntuk membantu pelaksanaan Program dan Kegiatan yangditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD selaku PenggunaAnggaran sesuai dengan kewenangannya untuk mengangkat:

    a. Pejabat Pengadaan Barang/Jasa;

    b. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;c. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK SKPD);

    d. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK);

    e. Pembantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (Pembantu PPTK);

    f. Pengawas Teknis Lapangan; dang. Pembantu Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (Pembantu

    PPK SKPD).

    3. Pengguna Anggaran dalam melaksanakan tugas-tugas dapatmelimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerjapada SKPD selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang ditetapkan olehBupati atas usulan kepala SKPD.

    4. Tugas dan kewenangan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sesuaidengan pelimpahan yang diberikan oleh Pengguna Anggaran.

    5. Pelimpahan kewenangan berdasarkan pertimbangan tingkatandaerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, bebankerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali danpertimbangan objektif lainnya;

    6. Pertimbangan sebagaimana dimaksud angka 5 dapat dilakukanapabila Kepala SKPD yang dipimpin oleh pejabat Eselon IIdan/atau SKPD yang mempunyai kantor unit pelaksana teknisterpisah minimal berjarak lebih dari 5 km dari kantor induknya.

    15

  • 7. Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana angka 5, meliputi:a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas

    beban anggaran belanja;b. melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;c. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

    pembayaran;d. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain

    dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;e. menandatangani SPM-LS dan SPM-TU;f. mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;

    dan

    g. melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnyaberdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh pejabat penggunaanggaran.

    8. Pelaksanaan tugas-tugas KPA lainnya sebagaimana dimaksuddengan angka 7 huruf g adalah sebagai akibat kuasa yangdilimpahkan dari bupati kepada PA seperti yang tertuang padaangka 1 huruf 1.

    9. UPT yang ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) padabadan/dinas, harus disertai dengan Dokumen PelaksanaanAnggaran (DPA) Unit yang merupakan bagian dari DPA SKPD induk

    10. Setiap 1 (satu) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dapat ditetapkan 1(satu) Bendaharawan Pengeluaran pembantu kecuali di lingkunganSekretariat Daerah dapat ditetapkan sesuai dengan Bagian yangada;

    11. Pengusulan pelimpahan kewenangan mempertimbangkanketersediaan biaya honorarirum pada DPA SKPD.

    12. Dalam hal PA dan/atau KPA tidak dapat melaksanakan tugas,antara lain karena sedang melakukan kunjungan ke daerah lainatau ke luar negeri, mengikuti pendidikan atau pelatihan/kursus,menunaikan ibadah haji, sakit, cuti, atau alasan lainnya, selama:

    a. 7 (tujuh) hari sampai dengan 1 (satu) bulan maka harusmenunjuk pejabat struktural sebagai pelaksana harian;

    b. diatas satu bulan sampai dengan tiga bulan harus menunjukpejabat sementara sebagai PA dan/atau KPA dan sebelumnyadidahului dengan berita acara serah terima;

    c. lebih dari tiga bulan atau berhalangan tetap, maka PAdan/atau KPA dianggap telah mengundurkan diri danselanjutnya ditunjuk pejabat pengganti;

    d. Khusus untuk ketentuan huruf a dan b, jika PA berhalanganmaka dijabat oleh KPA dan jika KPA yang berhalangan, makadijabat oleh PA SKPD yang bersangkutan.

    13. Dalam hal Kepala SKPD defmitif berhalangan tetap, maka ditunjukpelaksana tugas selaku PA.

    V. PENGGUNA BARANG (PB)

    1. Bupati menunjuk kepala SKPD selaku Pengguna Barang (PB) yangmemiliki tugas sebagai berikut:a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi

    Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dipimpinnya kepadaBupati melalui Pengelola ;

    b. mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaandan penggunaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban

    16

  • APBD dan perolehan lainnya yang syah kepada Bupati melaluipengelola;

    c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerahyang berada dalam penguasaannya;

    d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalampenguasaannya untuk kepentingannya penyelenggaraantupoksi SKPD yang dipimpinnya;

    e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yangdalam penguasaannya;

    f. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerahberupa tanah dan atau bangunan yang tidak memerlukanpersetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah danatau bangunan kepada Bupati melalui pengelola;

    g. menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkanuntuk kepentingan penyelenggaraan tupoksi SKPD yangdipimpinnya kepada Bupati melalui pengelola;

    h. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaanbarang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan

    i. menyusun dan menyampaikan laporan barang penggunansemesteran (LBPS) dan laporan barang pengguna tahunan(LBPT) yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola.

    j. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan asetlainnya kepada Bupati cq. Sekretaris Daerah dengan BeritaAcara Penyerahan;

    k. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjaditanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;

    1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupatimelalui Sekretaris Daerah.

    2. Kepala unit pelaksana teknis daerah bertindak selaku KuasaPengguna Barang (KPB).

    3. Tugas dan kewenangan Kuasa Pengguna Barang (KPB) adalah:

    a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unitkerja yang dipimpinnya kepada Kepala SKPD yangbersangkutan ;

    b. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerahyang berada dalam penguasaannya;

    c. menggunakan barang milik daerah yang berada dalampenguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tupoksiunit kerja yang dipimpinnya;

    d. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yangberada dalam penguasaannya;

    e. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaanbarang milik daerah yang ada dalam penguasaannya

    f. menyusun dan menyampaikan laporan barang kuasapengguna semesteran (LBKPS) dan laporan barang kuasapengguna tahunan (LBKPT) yang berada dalam penguasaannyakepada kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yangbersangkutan.

    4. Dalam hal PB dan/atau KPB tidak dapat melaksanakan tugas,antara lain karena sedang melakukan kunjungan ke daerah lainatau ke luar negeri, mengikuti pendidikan atau pelatihan/kursus,menunaikan ibadah haji, sakit, cuti, atau alasan lainnya, selama:

    17

  • a. 7 (tujuh) hari sampai dengan 1 (satu) bulan maka harusmembuat surat kuasa mutlak sebagai PB dan/atau KPB sesuaiperaturan yang berlaku;

    b. diatas satu bulan sampai dengan tiga bulan harus menunjukpejabat sementara sebagai PB dan/atau KPB dan sebelumnyadidahului dengan berita acara serah terima;

    c. lebih dari tiga bulan atau berhalangan tetap, maka PBdan/atau KPB dianggap telah mengundurkan diri danselanjutnya ditunjuk pejabat pengganti;

    d. Khusus untuk ketentuan huruf a dan b, jika PB berhalanganmaka dijabat oleh KPB dan jika KPB yang berhalangan, makadijabat oleh PB SKPD yang bersangkutan.

    VI. PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN (PPK SKPD)

    1. Dalam rangka pelaksanaan fungsi pengujian atas suatu tagihanserta melaksanakan anggaran yang dimuat dalamDPA/DPPA/DPA-L SKPD, PA menetapkan pejabat yangmelaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagaiPPK SKPD;

    2. PPK SKPD adalah pejabat eselon IV pada Sekretariat SKPD;

    3. PPK SKPD sebagaimana dimaksud pada angka 1 mempunyaitugas:

    a. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yangdisampaikan oleh bendahara pengeluaran dengan diketahuioleh PPTK dan disetujui oleh PPK;

    b. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gajidan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkansesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukanoleh bendahara pengeluaran;

    c. melakukan verifikasi SPP;

    d. menyiapkan SPM;

    e. melakukan verifikasi harian ata penerimaan;

    f. melaksanakan akuntansi SKPD;

    g. menyiapkan laporan keuangan SKPD.

    4. PPK SKPD dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawabkepada PA;

    5. PPK SKPD dilarang merangkap sebagai pejabat yang bertugasmelakukan pemungutan penerimaan daerah, bendahara dan/atauPPTK;

    6. Dalam melaksanakan tugasnya, PPK SKPD dapat dibantu stafsebagai Pembantu PPK SKPD;

    7. Staf yang ditunjuk sebagai Pembantu PPK SKPD, harus memenuhipersyaratan, sebagai berikut:

    a. berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil;b. memiliki kompetensi yang cukup di bidang penatausahaan

    keuangan daerah;

    c. memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalammelaksanakan tugas.

    8. Dalam hal PPK SKPD berhalangan, maka:

    a. apabila melebihi 7 (tujuh) hari sampai selama-lamanya 1 (satu)bulan, PPK SKPD tersebut wajib memberikan surat kuasa

    18

  • kepada orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas dankewenangan PPK SKPD dengan diketahui oleh PA;

    b. lebih dari 1 (satu) bulan, harus ditunjuk PPK SKPD penggantidan diadakan berita acara serah terima.

    VII. BENDAHARA

    1. PA/KPA mengusulkan Bendahara Pengeluaran kepada KepalaDPPKAD selaku PPKD dalam rangka pelaksanaan Anggaran SKPD;

    2. Bupati atas usul PPKD menetapkan Bendahara Pengeluaran untukmelaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaananggaran SKPD yang merupakan pejabat fungsional.

    3. Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud angka 2 harusmemenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a. Berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil;

    b. Memiliki kompetensi yang cukup di bidang penatausahaankeuangan daerah yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihankebendaharaan daerah;

    c. Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalammelaksanakan tugas.

    4. Jika tidak ada personil yang memenuhi peryaratan sebagaimanadimaksud pada angka 3 huruf b, maka Bendahara Pengeluarandapat diangkat dari unsur PNS yang dianggap mampu;

    5. Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada angka 2secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukankegiatan perdagangan, pekerjaan/pemborongan dan penjualan jasaatau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening atau menyimpan uang padasuatu bank atas nama pribadi;

    6. Bendahara Pengeluaran secara fungsional bertanggungjawab ataspelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD sedangkan secaraoperasional bertanggung jawab kepada PenggunaAnggaran/Pengguna Barang.

    7. Bendahara Pengeluaran tidak boleh merangkap sebagai personilpengelola kegiatan yang lain.

    8. Bendahara pengeluaran SKPD bertugas untuk menerima,menyimpan, membayarkan, menatausahakan, danmempertanggungjawabkan pengeluaran uang dalam rangkapelaksanaan APBD pada SKPD.

    9. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud angka 8bendahara pengeluaran SKPD berwenang:

    a. mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPPUP/GU/TU dan SPP-LS;

    b. menerima dan menyimpan uang persediaan;

    c. melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yangdikelolanya;

    d. menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/KuasaPengguna Anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuanperaturan;

    e. meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yangdiberikan oleh PPTK;

    19

  • f. mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikanoleh PPTK, apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syaratdan/atau tidak lengkap.

    10. Dalam hal Pengguna Anggaran melimpahkan sebagian kewenangankepada Kuasa Pengguna Anggaran, Bupati menetapkan BendaharaPengeluaran pembantu pada SKPD yang bersangkutan;

    11. Bendahara Pengeluaran Pembantu dapat ditunjuk berdasarkanpertimbangan besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola,beban tugas, lokasi, kompensasi dan/atau rentang kendali danpertimbangan obyektif lainnya;

    12. PA/KPA mengusulkan Bendahara Pengeluaran Pembantu kepadaKepala SKPKD selaku PPKD dalam rangka pelaksanaan anggaranSKPD;

    13. Bupati atas usul PPKD menetapkan Bendahara PengeluaranPembantu untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalamrangka pelaksanaan anggaran SKPD;

    14. Bendahara Pengeluaran Pembantu sebagaimana dimaksud padaangka 12 secara langsung maupun tidak langsung dilarangmelakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan/pemborongan danpenjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin ataskegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening ataumenyimpan uang pada suatu bank atas nama pribadi;

    15. Untuk melaksanakan sebagian tugas sebagaimana dimaksud padaangka 13 bendahara pengeluaran pembantu SKPD berwewenang:

    a. mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-TUdan SPP-LS;

    b. menerima dan menyimpan uang persediaan yang berasal dariTambahan Uang dan/atau pelimpahan UP dari bendaharapengeluaran;

    c. melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yangdikelolanya;

    d. menolak perintah bayar dari Kuasa Pengguna Anggaran yangtidak sesuai dengan ketentuan peraturan;

    e. meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yangdiberikan oleh PPTK;

    f. mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikanoleh PPTK, apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syaratdan/atau tidak lengkap.

    16. Bendahara Pengeluaran pembantu dalam melakukanpenatausahaan sebagaimana dimaksud pada poin3) menggunakanbukti pengeluaran yang sah.

    17. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah pejabat fungsional dandalam pelaksanaan tugasnya secara fungsional bertanggung jawabkepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku BUD,sedangkan secara operasional bertanggung jawab kepadaPengguna Anggaran/Pengguna Barang.

    18. Bendahara Pengeluaran Pembantu tidak diperbolehkan merangkapsebagai personil pengelola kegiatan yang lain.

    19. Untuk mendukung kelancaran tugas perbendaharaan, BendaharaPengeluaran dapat dibantu oleh Pembantu Bendahara Pengeluaranyang ditetapkan dengan Keputusan Pengguna Anggaran dandiangkat dari staf yang dianggap mampu.

    20

  • 20. Pembantu Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud angka19 mempunyai tugas membantu Bendahara Pengeluaran sebagaikasir, pembuat dokumen pengeluaran uang dari satu ataubeberapa kegiatan SKPD, pembuat SPP gaji.

    21. Dalam hal Bendahara Pengeluaran dan Bendahara PengeluaranPembantu berhalangan, maka:

    a. apabila melebihi 7 (tujuh) hari sampai selama-lamanya 1 (satu)bulan, Bendahara Pengeluaran atau Bendahara PengeluaranPembantu tersebut wajib memberikan surat kuasa kepadapejabat yang ditunjuk untuk melakukan pembayaran dantugas-tugas bendahara pengeluaran atas tanggung jawabbendahara pengeluaran yang bersangkutan dengan diketahuikepala SKPD;

    b. apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga)bulan, harus ditunjuk pejabat bendahara pengeluaran atauBendahara Pengeluaran Pembantu dan diadakan berita acaraserah terima;

    c. apabila Bendahara Pengeluaran atau Bendahara PengeluaranPembantu sesudah 3 (tiga ) bulan belum juga dapat

    f^ melaksanakan tugas, maka dianggap yang bersangkutan telahmengundurkan diri atau berhenti dari jabatan sebagaibendahara pengeluaran dan oleh karena itu segera diusulkanpenggantinya.

    VIII. PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN (PPTK)

    1. Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan Kuasa PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Barang dalam melaksanakan programdan kegiatan menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selakuPejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), yang memiliki tugassebagai berikut:

    a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;

    b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;

    c. menyiapkan dokumen administrasi kegiatan maupun dokumenadministrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yangditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas bebanpengeluaran pelaksanaan kegiatan.

    2. Penunjukan pejabat sebagaimana dimaksud angkat (1)berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggarankegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali danpertimbangan obyektif lainnya;

    3. Pejabat yang ditunjuk sebagaimana angka 2 di atas minimal eselonIV pada SKPD yang bersangkutan.

    4. PPTK dalam melaksanakan program dan kegiatan menyusunpetunjuk operasional yang ditetapkan oleh PA dan disampaikan keBagian Administrasi Pembangunan pada Sekretariat DaerahKabupaten Lima Puluh Kota paling lambat 1 (satu) bulan setelahDPA-SKPD ditetapkan dengan tembusan disampaikan kepadaDPPKAD dan Bappeda;

    5. PPTK bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas-tugasnya kepadaPA/KPA;

    6. PPTK ditunjuk dengan ketentuan :

    a. PPTK tidak boleh merangkap menjadi Pejabat Pengadaan/ PokjaULP, Pejabat/Penerima Penerima Hasil Pekerjaan pada kegiatan

    21

  • yang dikelolanya, dan sebagai bendaharawan pengeluaran danpenerimaan;

    b. PPTK bertanggungjawab baik dari segi keuangan maupunkeluaran (output;)

    c. Pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan DPA-SKPD danbertanggungjawab atas kelancaran dan penyelesaian kegiatantepat pada waktunya.

    7. PPTK yang sedang melakukan perjalanan dinas, cuti, sakit ataukarena alasan lain sehingga tidak bisa melaksanakan tugasnya,maka:

    a. Bila melebihi tujuh hari sampai 1 (satu) bulan, PPTK yangbersangkutan wajib menguasakan kepada pejabat sementarapada SKPDnya atau unit SKPDnya diketahui oleh PA/PB untukmelaksanakan tugas-tugas PPTK namun tanggung jawab tetapberada pada PPTK pemberi kuasa;

    b. Surat Kuasa sebagaimana dimaksud angka 7 huruf aditandatangani oleh kedua belah pihak;

    c. Surat kuasa sebagaimana dimaksud angka 7 huruf a meliputipengendalian dan pelaporan pelaksanaan kegiatan;

    d. bila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga)bulan, PA/KPA menunjuk Pejabat sementara PPTK dan PPTKyang bersangkutan membuat Berita Acara Serah Terimakeadaan realisasi fisik dan keuangan dengan diketahui KepalaSKPD selaku PA;

    e. berita acara serah terima dimaksud angka 7 huruf c meliputipenyerahan pelimpahan kewenangan sebagai PPTK;

    f. bila melebihi 3 (tiga) bulan belum dapat melaksanakan tugas,maka dianggap yang bersangkutan telah mengundurkandiri/berhenti dari jabatan sebagai PPTK dan oleh karena ituKepala SKPD/Unit Kerja harus segera menetapkanpenggantinya;

    g. dalam hal pelaksanaan kegiatan terdapat perikatan denganpenyedia barang/jasa maka harus dilakukanperubahan/amandemen kontrak.

    8. PPTK yang pada tahun anggaran bersangkutan dimutasi keluardari SKPD/Unit kerja, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerjaKepala SKPD/Unit kerja harus menetapkan penggantinya dandiadakan Berita Acara Serah Terima keadaan fisik dan keuanganyang ditandatangani kedua belah pihak dengan diketahui KepalaSKPD/Unit kerja;

    9. Penggantian PPTK karena mengundurkan diri/berhenti darijabatan/dimutasi keluar dari SKPD/unit kerja, diikuti denganperubahan Keputusan PA.

    10. Dengan mempertimbangkan kompetensi jabatan, anggarankegiatan, beban kerja, lokasi dan atau rentang kendali sertapertimbangan obyektif lainnya PA mengangkat Pembantu PPTKdengan Keputusan PA;

    11. Pembantu PPTK adalah pejabat eseon IV di bidang kegiatan yangbersangkutan, yang memiliki tugas membantu PPTK dalam hal:

    a. Dalam proses pelaksanaan dan administrasi kegiatan;b. Mempersiapkan bahan laporan perkembangan pelaksanaan

    kegiatan;

    22

  • c. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaranpelaksanaan kegiatan.

    12. Dalam hal kepala unit kerja mendapat pelimpahan kewenangansebagai KPA, maka pembantu PPTK dapat ditunjuk dari unsur stafyang dianggap mampu.

    13. Dalam melaksanakan tugasnya, Pembantu PPTK bertanggungjawab kepada PPTK.

    Khusus untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang mengandungpengadaan barang/jasa, diperlukan struktur organisasinya sebagaiberikut:

    A. PENGGUNA ANGGARAN (PA)

    1. Pengguna Anggaran, mempunyai tugas :

    a. Menetapkan Rencana Umum Pengadaan;

    b. Mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan palingkurang di website Pemerintah Kabupaten/SKPD;

    c. Menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

    d. Menetapkan Pejabat Pengadaan;

    e. Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;

    f. Menetapkan:

    1) Pemenang pada Pelelangan atau penyedia padaPenunjukan Langsung untuk paket PengadaanBarang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatasRp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan

    2) Pemenang pada Seleksi atau penyedia pada PenunjukanLangsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansidengan nilai diatas Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliarrupiah).

    g. Mengawasi pelaksanaan anggaran;

    h. Menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

    i. Menyelesaikan perselisihan antara PPK denganULP/Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaanpendapat; dan

    j. Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh DokumenPengadaan Barang/Jasa.

    2. Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada angka1, dalam hal diperlukan, PA dapat:

    a. Menetapkan tim teknis; dan/atau

    b. Menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan Pengadaanmelalui Sayembara/Kontes.

    3. Atas dasar pertimbangan besaran beban pekerjaan atau rentang kendaliorganisasi PA dapat mengusulkan 1 (satu) atau beberapa orang KPAkepada Bupati untuk ditetapkan.

    4. Kewenangan PA yang tidak dapat dilimpahkan kepada KPA adalah:a. Mengawasi pelaksanaan anggaran sebagaimana tercantum dalam

    pasal 8 ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 TentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya.

    23

  • b. Menetapkan Pemenang pada Pelelangan atau penyediapada Penunjukan Langsung untuk paket PengadaanBarang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatasRp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau

    c. Menetapkan Pemenang pada Seleksi atau penyedia padaPenunjukan Langsung untuk paket Pengadaan JasaKonsultansi dengan nilai diatas Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluhmiliar rupiah).

    5. Kewenangan PA yang tidak dapat dilimpahkan kepada KPA yangbertindak sebagai PPK atau Kepala ULP adalah :

    a. Menyelesaikan perselisihan antara Pejabat Pembuat komitmen (PPK)dengan Kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan/PejabatPengadaan atau Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaansebagaimana tercantum dalam pasal 8 ayat 1 Peraturan PresidenNomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahdan perubahannya.

    b. Memberikan sanksi pencantuman dalam daftar hitam pada Paketkegiatan terkait sebagaimana tercantum dalam pasal 118 ayat 4Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah dan perubahannya.

    c. Menyatakan pelelangan/seleksi/pemilihan langsung gagalsebagaimana tercantum dalam pasal 83 ayat 3 Peraturan PresidenNomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahdan perubahannya.

    d. Menyetujui penggunaan metode penunjukan langsung, dalam halpelelangan/seleksi/pemilihan langsung ulang gagal sebagaimanatercantum dalam pasal 84 ayat 6 Peraturan Presiden Nomor 54Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah danperubahannya.

    B. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

    1. Dalam rangka pengadaan barang/jasa, Pengguna Anggaran bertindaksebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai peraturan perundang-undangan di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

    2. Pengguna Anggaran dalam melaksanakan tugas-tugas sebagaimanadimaksud dalam angka 1 dapat melimpahkan sebagian kewenangannyakepada kepala unit kerja pada SKPD selaku Kuasa Pengguna Anggaran.

    3. Kuasa Pengguna Anggaran sebagaimana dimaksud pada angka 2,sekaligus bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen.

    4. PPK memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:

    a. menyusun dan menetapkan perencanaan pelaksanaan pekerjaan,termasuk pengadaan barang/jasa dan dapat berkoordinasi denganUnit Layanan Pengadaan (Procurement Unity yang meliputi:

    1) Spesifikasi teknis barang/jasa;

    2) Harga Perkiraan sendiri (HPS);

    3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;

    4) Rancangan Kontrak.

    b. mengusulkan paket-paket pekerjaan dan/atau perubahannyakepada PA untuk ditetapkan;

    c. mendampingi Unit Layanan Pengadaan pada saat melaksanakanpenjelasan pekerjaan dengan penyedia barang/jasa;

    d. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

    24

  • e. menandatangani kontrak;

    f. melaksanakan kontrak dengan penyedia barang/jasa;

    g. mengendalikan pelaksanaan kontrak;

    h. menyetujui bukti pembelian atau menandatangani kuitansi/suratperintah kerja/surat perjanjian;

    i. melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan pengadaanbarang/jasa kepada PA termasuk penyerapan anggaran danhambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA setiap triwulan;

    j. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasakepada PA/KPA;

    k. menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa dan asetlainnya kepada PA dengan berita acara penyerahan;

    1. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaanbarang/jasa dimulai;

    m. menyimpan dan menjaga keutuhan rekaman dokumen pelaksanaanpengadaan barang/jasa;

    5. Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada angka4, dalam hal diperlukan, PPK dapat:

    a. Mengusulkan kepada PA dalam hal :

    1) Perubahan paket pekerjaan; dan/atau

    2) Perubahan jadwal kegiatan pengadaan.

    b. Menetapkan Tim Pendukung;

    c. Menetapkan tim atau ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer)untuk membantu pelaksanaan tugas ULP; dan

    d. Menetapkan besaran Uang Muka yang akan dibayarkan kepadaPenyedia Barang/Jasa apabila diperlukan.

    C. POKJA ULP/PEJABAT PENGADAAN

    1. Unit Layanan Pengadaan (ULP), melaksanakan :

    a. Pengadaan barang/jasa untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaankonstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai di atas Rp.200.000.000,00(dua ratus juta rupiah);

    b. Pengadaan barang/jasa untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansiyang bernilai di atas Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);

    c. Jika tidak tersedia personil yang memiliki sertifikat keahlianPengadaan Barang/Jasa untuk ditunjuk sebagai Pejabat Pengadaanyang melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan nilai palingtinggi Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pengadaanbarang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dan dengan nilai palingtinggi Rp. 50.000.000 (lima puluh juta) untuk pekerjaan jasakonsultansi, maka:

    1) ULP melaksanakan proses pemilihan penyedia barang/jasadimaksud melalui Pokja ULP; atau

    2) Kepala SKPD mengajukan permohonan kepada kepala ULP agarmenunjuk salah seorang anggota Pokja ULP untuk ditunjuk sebagaiPejabat Pengadaan pada SKPD/unit kerja.

    2. Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) melalui Kelompok Kerjamelaksanakan :

    a. Pelelangan Umum, yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/PekerjaanKonstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti

    25

  • oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yangmemenuhi syarat.

    b. Pelelangan Terbatas, yaitu metode pemilihan Penyedia BarangPekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampumelaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

    c. Pelelangan Sederhana, yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/JasaLainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggiRp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

    d. Pemilihan Langsung, yaitu metode pemilihan Penyedia PekerjaanKonstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggiRp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

    e. Seleksi Umum, yaitu metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansiuntuk pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia JasaKonsultansi yang memenuhi syarat.

    f. Seleksi Sederhana, yaitu metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansiuntuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00(dua ratus juta rupiah).

    g. Sayembara, yaitu metode pemilihan Penyedia Jasa yangmemperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentuyang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan HargaSatuan.

    h. Kontes, yaitu metode pemilihan Penyedia Barang yangmemperlombakan barang/benda tertentu yang tidak mempunyaiharga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkanberdasarkan Harga Satuan.

    i. Penunjukan Langsung, yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/Jasadengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.

    j. Pengadaan Langsung, yaitu Pengadaan Barang/Jasa langsung kepadaPenyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/PenunjukanLangsung.

    3. Pejabat pengadaan melaksanakan :

    a. Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/PekerjaanKonstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggiRp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah); dan

    b. Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi yangbernilai paling tinggi Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

    4. Pejabat Pengadaan berasal dari pegawai Negeri Sipil dari SKPD sendirimaupun dari Anggota Pokja ULP;

    5. Pejabat pengadaan sebagaimana dimaksud pada angka 1), harusmemenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a. memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalammelaksanakan tugas;

    b. memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan;

    c. memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas pejabatpengadaan yang bersangkutan;

    d. memahami isi dokumen pengadaan/metode dan prosedur pengadaan;

    e. memiliki sertifikat nasional keahlian pengadaan barang/jasapemerintah yang masih berlaku;

    f. menandatangani Pakta Integritas.

    6. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab pejabat pengadaan sebagaiberikut:

    a. menyusun rencana pemilihan penyedia barang/jasa melalui metodepengadaan langsung;

    26

  • >^*s

    b. menetapkan dokumen pengadaan;

    c. membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua) sumberinformasi yang berbeda;

    d. menilai kualifikasi penyedia barang/jasa;e. melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap

    penawaran yang masuk;

    f. melakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga untukmendapatkan harga yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan;

    g. menetapkan pemenang/penyedia barang/jasa;

    h. menyampaikan hasil pemilihan dan salinan Dokumen PemilihanPenyedia Barang/Jasa kepada PPK;

    i. menyerahkan dokumen asli pemilihan penyedia barang/jasa kepadaPA/KPA;

    j. membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepadaPA/KPA;

    k. dapat mengusulkan perubahan HPS dan/atau spesifikasi teknispekerjaan kepada PPK.

    7. Pejabat pengadaan hanya 1 (satu) orang dan wajib memahami tata carapengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidanglain yang diperlukan, baik dari unsur-unsur di dalam maupun dari luarSKPD yang bersangkutan.

    8. Penetapan pejabat pengadaan pada SKPD diatur dengan ketentuan,sebagai berikut:

    a. 1 (satu) orang pada setiap SKPD untuk melaksanakan seluruh prosespemilihan penyedia barang/jasa lainnya yang ada pada SKPD denganbukti perjanjian berupa bukti pembelian atau kuitansi;

    b. Untuk paket pekerjaan pengadaan barang/jasa lainnya yangmenggunakan bukti perjanjian berupa SPK/surat perjanjianditetapkan berdasarkan paket pekerjaan;

    9. Pejabat pengadaan dilarang merangkap sebagai:

    a. PA/KPA;

    b. PPTK;

    c. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;

    d. PPK SKPD;

    e. Bendahara;

    f. Pegawai pada Inspektorat dan Perbendaharaan, kecuali untuklingkungan SKPD sendiri.

    10. Larangan sebagaimana dimaksud pada angka 9 huruf a s/d e tidakberlaku pada paket pekerjaan yang bukan merupakan objek tanggungjawabnya.

    D. PANITIA/PEJABAT PENERIMA HASIL PEKERJAAN (PPHP)

    1. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari Pegawai NegeriSipil, baik dari instansi sendiri maupun instansi lainnya;

    2. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud padaangka (1), harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a. memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalammelaksanakan tugas;

    b. memahami jenis dan spesifikasi pekerjaan yang menjadi tugasPanitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan yang bersangkutan;

    27

  • c. memahami isi Kontrak;

    d. memiliki kualifikasi teknis;

    e. menandatangani Pakta Integritas;

    f. tidak menjabat sebagai:

    1) PA/KPA2) PPTK3) Bendahara;4) PPK SKPD;5) Anggota Pokja ULP/Pejabat Pengadaan;6) Kepala Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit)/Anggota Unit

    Layanan Pengadaan (Procurement Unit).3. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokok

    dan kewenangan untuk:

    a. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasasesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;

    b. Menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melaluipemeriksaan/pengujian; dan

    c. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima HasilPekerjaan.

    4. Larangan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf f angka 5) tidakberlaku bagi Pejabat Pengadaan/anggota Pokja ULP yang menjadiPanitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan pada paket pekerjaan yangakan diterimanya adalah bukan merupakan objek hasil pekerjaannya;

    5. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan berjumlah gasal denganketentuan, sebagai berikut:

    a. 1 (satu) orang Pejabat Penerima Hasil pekerjaan untuk pekerjaanpengadaan barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi dan jasalainnya dengan nilai paling tinggi Rp.50 000.000 (lima puluh jutarupiah);

    b. 3 (tiga) orang Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk pekerjaanpengadaan barang, pekerjaan konstruksi, Jasa Konsultansi dan jasalainnya dengan nilai diatas Rp.50 000.000 (lima puluh juta rupiah)sampai dengan Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah);

    r~ c. 5 (lima) orang panitia penerima hasil pekerjaan untuk pekerjaan jasalainnya dengan nilai di atas Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah)dan pekerjaan pengadaan barang, Jasa Konstruksi dan jasakonsultansi dengan nilai di atas Rp.200.000.000 (dua ratus jutarupiah) sampai dengan Rp. 10 M (Sepuluh miliar rupiah).

    d. 7 (tujuh) orang panitia penerima hasil pekerjaan untuk pekerjaanpekerjaan pengadaan barang, Jasa Konstruksi dan jasa konsultansidengan nilai di atas Rp. 10 M (Sepuluh miliar rupiah).

    6. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan terdiri dari Ketua merangkap anggota,Sekretaris merangkap anggota dan Anggota;

    7. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari SKPD Pelaksana, BidangAsset DPPKAD, Bagian Administrasi Pembangunan Setda denganmempertimbangkan obyek yang akan diterimanya;

    8. Keanggotaan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, meliputi:

    a. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk pekerjaan pengadaan barangharus memenuhi unsur:

    1)SKPD pelaksana sebagai ketua;2) Bidang Asset pada DPPKAD sebagai Sekretaris; dan3) Bagian Administrasi Pembangunan sebagai anggota.

    28

    1I1V11IUUI «^KA.V7CU

    29

  • b. Panitia Penerima Hasil pekerjaan untuk Pekerjaan Konstruksi, JasaLainnya dan Jasa Konsultansi, harus memenuhi unsur:

    1)SKPD pelaksana sebagai ketua;2) SKPD teknis sebagai sekretaris; dan3) Bagian Administrasi Pembangunan sebagai anggota.

    9. SKPD teknis sebagaimana dimaksud angka 7 huruf b angka 2) adalahSKPD yang memiliki tugas dan fungsi sesuai dengan obyek yangdiserahterimakan;

    10. Khusus untuk pekerjaan yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi danTugas Pembantuan personil Panitia Penerima Hasil Pekerjaan salahsatu unsurnya dari Bappeda disamping unsur lain yang terkait.

    11. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan bertugas membantu PA/KPAdalam hal:

    a. melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasapada saat pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai denganketentuan yang tercantum dalam Kontrak;

    b. menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melaluipemeriksaan/pengujian dan;

    c. membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil

  • pejabat/panitia penerima hasil pekerjaan dalam menerima hasilPengadaan Barang/Jasa;

    18. Untuk pekerjaan konstruksi, maka Panitia/Pejabat Penerima HasilPekerjaan wajib meneliti laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dariPenyedia pekerjaan konstruksi;

    19. Dalam hal pemeriksaan Jasa Konstruksi, Konsultan Pengawas /Pengawas Lapangan membuat keterangan yang menerangkan :

    a. Pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yangdipersyaratkan sebagaimana yang tertuang dalam dokumen kontrak;

    b. Dalam hal dilakukan uji laboratorium, KonsultanPengawas/Pengawas Lapangan menerangkan bahwa hasil ujilaboratoriumyang dilakukan telah dijadikan dasar bagi PenyediaJasa dalam melaksanakan setiap satuan pekerjaan;

    c. Selanjutnya angka a) dan b) sebagai lampiran Berita AcaraPemeriksaan;

    20. Pengguna anggaran menyampaikan permohonan personil PanitiaPenerima Hasil Pekerjaan secara tertulis kepada Kepala SKPD terkait.

    21. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan bertanggung jawab kepadaPengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

    \_>- 22. Apabila personil Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaanmutasi, dapat diganti oleh personil yang ditunjuk.

    23. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan bertanggung jawab kepadaPA/KPA sampai pekerjaan diserahterimakan untuk tahap akhir (ke-dua)dan tidak terikat kepada Tahun Anggaran.

    E. TIM PENDUKUNG

    1. PANITIA/PEJABAT PENELITI PELAKSANAAN KONTRAK

    a. Apabila diperlukan Pengguna Anggaran dapat membentukPanitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

    b. Unsur-unsur Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak berasaldari unsur SKPD pelaksana, unsur bagian AdministrasiPembangunan dan unsur SKPD terkait lainnya;

    c. Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak bertugas membantu4-s PA/KPA selaku PPK:

    1) Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, jika diperlukanmelakukan pemeriksaan bersama dengan PPK dan penyediaguna memeriksa lokasi pekerjaan dengan melakukanpengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaanuntuk setiap mata pembayaran;

    2) Bersama Petugas pengawas lapangan, melakukan penelitian danpenilaian terhadap lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaandengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumenkontrak;

    3) Melakukan penelitian kelayakan usaha perpanjangan waktupelaksanaan;

    4) Melakukan penilaian usulan pengantian personil dan/atauperalatan pada pelaksanaan jasa konsultansi;

    5) Hasil pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud huruf a, hurufb, huruf c dan/atau huruf d dituangkan dalam Berita Acara dandiserahkan kepada PPK;

    30

  • 6) Apabila Berita Acara sebagaimana dimaksud huruf emengakibatkan perubahan isi kontrak, maka harus dituangkandalam adendum kontrak antara PPK dengan Penyedia.

    d. Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak bertanggung jawabterhadap hasil pelaksanaan penelitian dan perubahan/addendumkontrak kepada Pejabat Pembuat komitmen;

    e. Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak dapat diangkat daripejabat eselon III, IV dan/atau unsur staf dan harus memenuhipersyaratan sebagai berikut:

    1) Memiliki sertifikat/keahlian yang berkaitan dengan pelaksanaankontrak yang bersangkutan;

    2) Pendidikan Minimal Dili;

    2. TIM ASISTENSI

    1. Apabila diperlukan Tim Asistensi ditetapkan oleh PA/KPA, untukmeneliti hasil perencanaan yang dibuat oleh konsultan perencanaagar hasil perencanaan tersebut dapat diimplementasikan secaratepat dan benar;

    f0* 2. Tim Asistensi terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, 1(satu) orang Sekretaris merangkap anggota dan Anggota yangberasal dari unsur dalam instansi dan unsur terkait lainnya;

    3. Tim Asistensi berjumlah gasal beranggotakan maksimal 7 (tujuh)orang dan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang;

    4. Tim Asistensi bertugas :

    a. Memeriksa kebenaran, ketepatan dan akurasi produk yangdibuat oleh konsultan sehingga dapat diimplementasikan secaratepat dan benar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai darihasil perencanaan tersebut;

    b. Merekomedasikan kepada PA/KPA selaku PPK bahwa pekerjaantelah dapat diserah terimakan.

    5. Tim Asistensi melaksanakan tugas asistensi minimal 2 (dua) kaliselama Kontrak perencanaan berjalan, pertama pada saat bobotpekerjaan mencapai lebih kurang 50%, kedua pada saat pekerjaanselesai 95 %;

    6. Hasil pelaksanaan tugas Tim Asistensi dituangkan dalam suatuBerita Acara Hasil Asistensi;

    7. Berita Acara Hasil Asistensi sebagaimana dimaksud poin6)ditandatangi oleh Tim Asistensi dan diketahui oleh PPK danmerupakan dasar Surat Rekomendasi Tim Asistensi kepada PPK;

    8. Pemberian rekomendasi sebagaimana dimaksud poin 7 disertaidengan pembubuhan tandatangan/paraf oleh Tim Asistensi padaLembaran dokumen perencanaan yang diserahkan oleh penyediajasa konsultansi;

    9. Tim Asistensi bertanggung jawab terhadap hasil rekomendasi yangdiberikan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;

    10. Persyaratan Tim Asistensi adalah sebagai berikut:

    a. Pejabat struktural eselon III/IV atau Staf yang mempunyaipengalaman pada bidang kegiatan; atau

    b. Pendidikan Minimal Dili;

    c. Pembantu PPTK bertindak sekaligus sebagai Tim Asistensi hasilperencanaan konsultansi.

    31

  • 3. PENGAWAS TEKNIS LAPANGAN

    1. Pengawas Teknis Lapangan mempunyai tugas membantu PPKmengawasi pelaksanaan pekerjaan dan memverifikasi perhitungankuantitas dan kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis yangditetapkan dalam kontrak;

    2. Pengawas Teknis Lapangan dilakukan oleh unsur SKPD yangbersangkutan, kecuali untuk pekerjaan jasa konstruksi/konsultansi(perencanaan), pengawasan dilakukan oleh SKPD yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan teknis jasa konstruksi (Dinas PekerjaanUmum);

    3. Untuk pekerjaan jasa konstruksi yang hasilnya dimanfaatkan olehSKPD/Unit Kerja lainnya, maka pelaksanaan pengawasan teknisdilakukan secara bersama-sama oleh SKPD/Unit Kerja pelaksanapekerjaan dan SKPD/Unit Kerja pemakai hasil pekerjaan;

    4. Dalam rangka efektifitas pelaksanaan pengawasan teknis untukpaket pekerjaan jasa konstruksi, maka Pelaksana PengawasanTeknis Lapangan sebagaimana dimaksud Angka 2 dapat digantikanoleh Konsultan Pengawas;

    5. Untuk pekerjaan jasa konstruksi, maka Pelaksana PengawasanTeknis Lapangan wajib memberikan laporan kemajuan pelaksanaanpekerjaan secara periodik dalam mingguan dan bulanan kepadaPejabat Pembuat Komitmen (PPK);

    6. Pelaksana Pengawasan Teknis Lapangan berfungsi mewakili PejabatPembuat Komitmen dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dilapangan;

    7. Tugas Pengawas Teknis Lapangan adalah :

    a Mengadakan pengukuran (stack out) bersama PenyediaBarang/Jasa dan pihak terkait lainnya sebelum pekerjaandimulai pelaksanaannya;

    b Memberikan arahan agar pelaksanaan pekerjaan dapat sesuiadegan dokumen kontrak;

    c Memberikan petunjuk-petunjuk teknis kepada pihakpenyedia/pelaksana guna menjaga hasil pelaksanaan pekerjaansesuai dengan spesifikasi teknis dan jadwal waktu yangditetapkan;

    d Melakukan Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaandilapangan agar tidak menyimpang dari ketentuan teknis dangambar teknis rencana sesuai aturan yang tercantum di dalamkontrak;

    e Merekomendasikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melaluiPejabat Pelaksana Teknis Kegiatan apabila dalam merealisasikanpekerjaan di lapangan diperlukan perubahan teknis serta itempekerjaan, sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan;

    f Memeriksa laporan harian, laporan mingguan serta laporanbulanan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh penyediabarang/jasa atau pelaksana pekerjaan, dalam rangkapenyusunan laporan berkala tentang kemajuan fisik pekerjaan;

    g Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran dalam setiaptahapan pelaksanaan teknis kontruksi; dan

    h Memberikan laporan sesegeranya kepada Pejabat PembuatKomitmen melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan apabilaterdapat hambatan-hambatan yang ditemui di lapangan.

    32

  • 8. Dalam pelaksanaan tugasnya Pengawas Teknis Lapanganbertanggung jawab terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan yangdiawasinya kepada Pejabat Pembuat Komitmen;

    9. Persyaratan pengawas teknis adalah sebagai berikut.

    a. Pendidikan minimal SLTA;

    b. Mempunyai sertfikat pendidikan dan pelatihan pengawasan;atau

    c. Staf yang sudah berpengalaman minimal 3 tahun pada bidangpekerjaan yang akan diawasi.

    II. PERENCANAAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

    1. Perencanaan pelaksanaan program dan kegiatan meliputi perangkat yangharus disiapkan setelah DPA SKPD di sahkan. Hal ini meliputi penyiapanpetunjuk operasional dan Rencana Umum Pengadaan (RUP) program dankegiatan yang akan dilaksanakan dan penyiapan administrasi pendukungpelaksanaan program dan kegiatan.

    2. PA menetapkan Petunjuk Operasional Kegiatan, yang meliputi antara lain:a. Pendahuluan

    1) Latar belakang

    2) Dasar hukum pelaksanaan kegiatan3) Tujuan

    4) Sasaran kegiatan

    5) Lokasi kegiatan

    6) Penjelasan istilah

    7) Waktu pelaksanaan

    8) Pembiayaan

    b. Mekanisme pelaksanaan kegiatan : langkah-langkah pelaksanaankegiatan mulai dari perencanaan kegiatan sampai dengan tercapainyakeluaran (output) kegiatan

    c. Evaluasi dan Pelaporan

    d. Penutup

    e. Lampiran

    3. PA menetapkan dan mengumumkan RUP (semua kegiatan belanja langsung)pada portal pengadaan nasional (www.lkpp.go.id).

    4. Administrasi pendukung kegiatan sebagaimana dimaksud angka 1, antaralain surat keputusan, surat perjanjian kerjasama (MoU dan MoA), dandokumen lain sesuai dengan kebutuhan kegiatan.

    5. Khusus untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa yang akan diproses olehULP, maka ditindaklanjuti dengan menyiapkan rencana umum pengadaan(RUP) yang terdiri dari identifikasi kebutuhan barang/jasa yang diperlukan,penyusunan dan penetapan rencana penganggaran, penetapan kebijakanumum pengadaan dan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

    III. PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

    A. PELAKSANAAN KEGIATAN

    1. Pelaksanaan kegiatan harus mempedomani rencana capaian target(fisik/keuangan) yang disusun paling lambat satu bulan setelah DPAditetapkan.

    33

  • jpfi\

    2. Keluaran dari semua kegiatan yang dilaksanakan harus sesuai dengandokumen yang telah direncanakan (DPA).

    3. Untuk kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa,dilaksanakan melalui:

    a. Pelaksanaan Kegiatan melalui Penyediab. Pelaksanaan Kegiatan Secara Swakelola

    4. Penyedia sebagaimana dimaksud angkat 3 huruf a dilaksanakan melaluimetode :

    a. Pelelangan Umum, yaitu metode pemilihan PenyediaBarang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaanyang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/PekerjaanKonstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.

    b. Pelelangan Terbatas, yaitu metode pemilihan Penyedia BarangPekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampumelaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

    c. Pelelangan Sederhana, yaitu metode pemilihan Penyedia Barang/JasaLainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggiRp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

    d. Pemilihan Langsung, yaitu metode pemilihan Penyedia PekerjaanKonstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggiRp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

    e. Seleksi Umum, yaitu metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansiuntuk pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia JasaKonsultansi yang memenuhi syarat.

    f. Seleksi Sederhana, yaitu metode pemilihan Penyedia JasaKonsultansi untuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggiRp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

    g. Sayembara, yaitu metode pemilihan Penyedia Jasa yangmemperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentuyang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan HargaSatuan.

    h. Kontes, yaitu metode pemilihan Penyedia Barang yangmemperlombakan barang/benda tertentu yang tidak mempunyaiharga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkanberdasarkan Harga Satuan.

    i. Penunjukan Langsung, yaitu metode pemilihan PenyediaBarang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) PenyediaBarang/Jasa.

    j. Pengadaan Langsung, yaitu Pengadaan Barang/Jasa langsungkepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melaluiPelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung.

    5. Swakelola dapat dilaksanakan oleh:

    a. Penanggung jawab Anggaran dengan ketentuan sebagai berikut:1) Direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri oleh SKPD

    Penanggung Jawab Anggaran; dan2) Mempergunakan pegawai sendiri, pegawai SKPD lain dan/atau

    dapat mempergunakan tenaga ahli.b. Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola dengan ketentuan

    sebagai berikut:1) Direncanakan dan diawasi oleh SKPD Penanggung Jawab

    Anggaran; dan2) Pelaksanaan pekerjaannya dilakukan oleh Instansi Pemerintah

    yang bukan Penanggung Jawab Anggaran.

    34

  • c. Kelompok Masyarakat dengan ketentuan sebagai berikut:1) Direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh Kelompok

    Masyarakat pelaksana swakelola;2) Sasaran ditentukan oleh SKPD Penanggung Jawab Anggaran.3) Pekerjaan utama dilarang untuk dialihkan ke pihak lain (sub

    kontrak).

    6. Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola meliputi:

    a. Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuandan/atau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusiaserta sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan

    b. Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasilangsung masyarakat setempat atau dikelola oleh SKPD yangbersangkutan.

    c. Pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi ataupembiayaannya tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa

    d. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukanterlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh PenyediaBarang/Jasa akan menimbulkan ketidakpastian dan risiko yangbesar

    r e. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, ataupenyuluhan

    f. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yangbersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yangbelum dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa

    g. Pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakanpemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistemtertentu

    h. Pekerjaan yang bersifat rahasia bagi SKPD yang bersangkutani. Pekerjaan industri kreatif, inovatif dan budaya dalam negerij. Penelitian dan pengembangan dalam negeri

    7. Untuk pekerjaan Swakelola dapat dibentuk Tim Swakelola yang terdiridari: tim perencana, tim pelaksana dan tim pengawas yang diangkat olehPA/KPA;

    8. Tugas dan tanggung jawab Tim Swakelola adalah sebagai berikut:^•n a. Tim perencana mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam

    menyusun KAK, membuat gambar rencana kerja dan/atau spesifikasiteknis;

    b. Tim pelaksana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalammelaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan,membuat gambar pelaksanaan serta membuat laporan pelaksanaanpekerjaan; dan

    c. Tim pengawas mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalammelaksanakan pengawasan terhadap pelaksanan dan pelaporan, baikfisik maupun administrasi pekerjaan swakelola.

    9. Kegiatan perencanaan Swakelola meliputi:a. penetapan sasaran, rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan;b. penyusunan jadwal pelaksanaan dengan mempertimbangkan waktu

    yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan/kegiatan;c. perencanaan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan yang tepat

    agar diperoleh rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan yangsesuai;

    d. penyusunan rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan