televi si

4
TELEVISI DiZaman yang penuh modern ini, hampir di setiap rumah memiliki televisi. Akan tetapi tanpa kita sadari kita menjadi objek atau pangsa pasar oleh produksi televise, baik iklan maupun acara-acara tayangan televise tersebut. Bagaimana kita menyikapinya hal ini tentunya kita harus cerdas dalam menonton televisi, bisa memilih acara-acara yang benar-benar mendidik. Proses dalam mencerdaskan dalam menonton, Masyarakat Peduli Media melakukan pendampingan terhadap masyarakat di wilayah Yogyakarta agar paham dalam menonton televise,yaitu di kecamatan wirobrajan dan kecamatan Gadingsari. Televisi tak lepas dari mata kita, setiap hari berapa juta orang mata menonton televise baik acara sinetron,olahraga, berita ataupun lainnya. Program televise kita hanya sekedar menari ratting atau nilai berapa banyak yang menonton acara tersebut. Sehingga acara yang ditayangkan hanya untuk mendapatkan keuntungan belaka, tidak melihat kebutuhan masyarakat. Setiap acara program televise memiliki dampak posive dan negative, terutama dampak terhadap anak-anak dalam menonton televise. Adapun dampak positive dan negative yaitu : Dampak positif dan Ngative menonton Televisi Pertama, acara TV punya dampak pornografi. Ini saya dapat dari kelompok usia kelas 4-6 tahun. Kelompok ini mencatat pemeran dalam acara Superhero Kocak punya baju yang terlalu seksi. Anak tak pantas melihatnya. Kedua, konsumtif. Tayangan iklan merangsang anak-anak meminta/ membeli barang yang tidak dibutuhkan. Dampak konsumtif karena iklan ini muncul di setiap kelompok diskusi. Anak TK hingga kelas 6 SD rata-rata meminta mainan, makanan, sampai atribut-atribut yang dipakai aktor dan aktris. Sedangkan usia SMA meminta motor dan aksesoris mirip yang digunakan artis. Tidak hanya iklan, sinetron dan acara musik di TV turut membentuk keinginan anak meniru atribut yang dipakai aktor/ aktrisnya. Ketiga, menunda-tunda dan malas(perilaku). Malas belajar karena demen bahkan candu dengan acara TV favorit. Ujung-ujungnya, anak sering menunda mengerjakan pekerjaan rumah. Pada kelompok usia TK, anak bisa melanggar adab membaca doa karena menonton Islam KTP. Acara Amel Cemal Cemil bikin anak rakus, punya tata cara makan kurang baik. Keempat, kemampuan berbahasa (membentak,mengumpat). Saya mencatat ada anak usia kelas 1-3 SD suka berkata kasar dan kurang sopan pada yang lebih tua. Anak-anak usia ini sudah mengenal kata-kata seperti ‘kurang ajar’. Kartun Sinchan punya peran besar dalam kasus ini. Anak usia ini juga mudah melawan perintah orang tua, membentak. Semua kelompok sepakat bahwa acara musik, sinetron, iklan, dan kartun sinchan bikin anak mereka tidak berbahasa Indonesia dengan baik, banyak bahasa gaul yang dikenal. Acara Islam KTP jadi sorotan juga. Makian-makian

Upload: m-athieq-al-ghiffari

Post on 25-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

debat

TRANSCRIPT

TELEVISIDiZaman yang penuh modern ini, hampir di setiap rumah memiliki televisi. Akan tetapi tanpa kita sadari kita menjadi objek atau pangsa pasar oleh produksi televise, baik iklan maupun acara-acara tayangan televise tersebut. Bagaimana kita menyikapinya hal ini tentunya kita harus cerdas dalam menonton televisi, bisa memilih acara-acara yang benar-benar mendidik. Proses dalam mencerdaskan dalam menonton, Masyarakat Peduli Media melakukan pendampingan terhadap masyarakat di wilayah Yogyakarta agar paham dalam menonton televise,yaitu di kecamatan wirobrajan dan kecamatan Gadingsari.Televisi tak lepas dari mata kita, setiap hari berapa juta orang mata menonton televise baik acara sinetron,olahraga, berita ataupun lainnya. Program televise kita hanya sekedar menari ratting atau nilai berapa banyak yang menonton acara tersebut. Sehingga acara yang ditayangkan hanya untuk mendapatkan keuntungan belaka, tidak melihat kebutuhan masyarakat. Setiap acara program televise memiliki dampak posive dan negative, terutama dampak terhadap anak-anak dalam menonton televise. Adapun dampak positive dan negative yaitu :Dampak positif dan Ngative menonton TelevisiPertama,acara TV punya dampak pornografi. Ini saya dapat dari kelompok usia kelas 4-6 tahun. Kelompok ini mencatat pemeran dalam acaraSuperhero Kocakpunya baju yang terlalu seksi. Anak tak pantas melihatnya.Kedua,konsumtif. Tayangan iklan merangsang anak-anak meminta/ membeli barang yang tidak dibutuhkan. Dampak konsumtif karena iklan ini muncul di setiap kelompok diskusi. Anak TK hingga kelas 6 SD rata-rata meminta mainan, makanan, sampai atribut-atribut yang dipakai aktor dan aktris. Sedangkan usia SMA meminta motor dan aksesoris mirip yang digunakan artis. Tidak hanya iklan, sinetron dan acara musik di TV turut membentuk keinginan anak meniru atribut yang dipakai aktor/ aktrisnya.Ketiga,menunda-tunda dan malas(perilaku). Malas belajar karenademenbahkan candu dengan acara TV favorit. Ujung-ujungnya, anak sering menunda mengerjakan pekerjaan rumah. Pada kelompok usia TK, anak bisa melanggar adab membaca doa karena menontonIslam KTP.AcaraAmel Cemal Cemilbikin anak rakus, punya tata cara makan kurang baik.Keempat, kemampuan berbahasa (membentak,mengumpat). Saya mencatat ada anak usia kelas 1-3 SD suka berkata kasar dan kurang sopan pada yang lebih tua. Anak-anak usia ini sudah mengenal kata-kata seperti kurang ajar. KartunSinchanpunya peran besar dalam kasus ini. Anak usia ini juga mudah melawan perintah orang tua, membentak. Semua kelompok sepakat bahwa acara musik, sinetron, iklan, dan kartunsinchanbikin anak mereka tidak berbahasa Indonesia dengan baik, banyak bahasa gaul yang dikenal. Acara Islam KTP jadi sorotan juga. Makian-makian seperti ente bahlul, kurang ajar, busuk jadi dibiasakan pada anak. Anak jadi berbicara dengan bahasa yang biasaDemikian televise juga ada dampak positifnya yaitu acara TV dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Seperti acarabolang, laptop si unyil, koki cilik, asal-usul, dunia ikan, Hand Made. George.Acara tersebut membuat anak mengenal daerah geografis dunia, mengenal negara, mengetahui proses pembuatan barang-barang, tahu permainan tradisional, dan adat istiadat. Ibu-ibu berpendapat acara TV yang memberikan dampak positif perlu dilestarikan.Selain itu, anak diajak untuk kreatif. Acara macamHand Made, Koki Cilik,danPanji Si petualangmerangsang anak kreatif membuat mainan dengan barang bekas, daur ulang, kreasi memasak. Dampak ketiga, acara TV juga dapat membuat perilaku anak paham agama, menghormati orang lain, punya empati, menolong orang lemah, dan menepati janji. Acara TV yang menginspirasi perilaku tersebut sepertiPanji Si petualang, upin-ipin, Islam KTP, krisna, tolong.Islam KTPsaya catat jadi acara yang punya dua sisi muka. Buruk untuk kemampuan berbahasa anak, namun baik karena memberikan pemahaman agama pada anak.Saya juga mencatat bahwa tayangan TV bisa diakali oleh ibu-ibu. Ada pengakuan salah satu warga bahwa ia menerapkan peraturan. Sehingga kita sebagai orang tua tentunya perlu mendampingi anak-anaknya dalam menonton televisi.

Awas! Dampak Negatif Televisi

TELEVISI, media audio-visual yang mampu menyedot pemirsa dari berbagai kalangan. Tidak hanya anak-anak, dan remaja, tetapi juga kalangan dewasa dan orang tua. Bukan hanya kaum perempuan, tetapi juga kaum lelaki. Ketika ditanya apa yang menarik dari televisi? Kebanyakan mereka menjawab, televisi bisa menghibur. Televisi diakuinya, juga bisa membuat mereka menangis, tertawa, atau pun marah.Bagi kalangan akademisi, kotak ajaib ini mendapat perhatian khusus. Menurut penelitian yang dilakukan, ternyata di balik dampak positif yang diberikan televisi, seperti informasi yang menyebabkan bertambahnya pengetahuan, namun di balik semuanya itu, televisi juga menyimpan banyak pengaruh buruk.Secara fisik, televisi bisa menyebabkan gangguan penglihatan, karena pancaran cahaya pada mata. Itulah sebabnya dianjurkan menonton televisi dengan jarak yang ideal, antara 5 6,25 kali lebar layar TV. Pancaran sinar televisi pada mata dalam waktu lama, dan berulang-ulang dapat menyebabkan gangguan penglihatan seperti mata minus.Tak hanya itu. Televisi juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Apalagi, jika volume suara siaran televisi tidak stabil, naik turun, dan mengagetkan. Kadang kecil, kadang besar. Volume yang tidak stabil ini membuat gendang telinga pemirsa menjadi terganggu.Pengaruh buruk juga terjadi, karena televisi menyebabkan rasa malas, sehingga banyak waktu terbuang sia-sia. Sekadar duduk bermalas-malasan di depan televisi. Ini menyebabkan rasa sakit pada tulang belakang, terlebih ketika posisi duduk tidak baik.Efek PsikologisDampak negatif televisi, tentunya tak hanya sampai di situ. Bukan hanya berdampak buruk terhadap fisik pemirsa, televisi juga bisa mempengaruhi segi psikologis. Selain penghilangan perasaan tertentu, televisi juga menimbulkan budaya konsumtif yang tinggi. Meskipun tidak terjadi pada setiap orang, namun prilaku konsumtif ini kerap muncul, karena bujuk rayu iklan yang menggoda luar biasa.Pengaruh lain juga pada penggunaan bahasa gaul, dan gaya berpakaian. Ini dapat dimaklumi, setiap orang memiliki kecenderungan untuk meniru idolanya. Terutama di kalangan remaja dan kawula muda. Beragam cara kerap dilakukan untuk meniru idolanya. Ambil contoh ketika gayaboybandbanyak ditayangkan televisi, tak sedikit remaja yang menirunya.Ada yang lain? Tentu, televisi pun mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Apa yang dicontohkan dalam tayangan televisi, sangat cepat ditiru dalam keseharian. Seperti gaya bercanda yang berlebihan dalam tayanganOpera Van Java, misalnya, harus diakui banyak ditiru anak anak.Efek lainnya soal menjadwal ulang kegiatan. Tak sedikit yang menyusun agenda keseharian, justru disesuaikan dengan acara televisi. Cukup banyak yang menunda shalat, misalnya, hanya karena tanggung acara yang ditonton tengah ramai-ramainya. Bahkan terkadang, yang biasa shalat awal waktu, karena tanggung tengah asik menonton televisi, menjadi di akhir waktu.Dari semua efek negatif tersebut, tentu sudah seharusnya kita berhati hati. Jangan sampai pengaruh negatifnya lebih banyak berpengaruh dibanding positifnya. Jika suatu tayangan dianggap kurang bermanfaat, maka lebih baik jangan ditonton. Di sinilah pentingnya orang tua memantau anak-anaknya, agar dampak buruk televisi dapat diminimalisir.