telaah jurnal.docx

18
TELAAH JURNAL PENGARUH PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT KLIEN ISOLASI SOSIAL Oleh : Kelompok I : 1. Sr.Ansfrida .FSE 2. Agus Putra Waruwu 3. Agus Putri Harefa 4. Annice W. Hia 5. Arjun Tambunan 6. Christine Sihombing 7. Cindy Zega PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN 2015/2016

Upload: agus-emonine

Post on 01-Feb-2016

377 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: telaah jurnal.docx

TELAAH JURNAL PENGARUH PSIKOEDUKASI KELUARGA

TERHADAP KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT

KLIEN ISOLASI SOSIAL

Oleh :

Kelompok I :

1. Sr.Ansfrida .FSE

2. Agus Putra Waruwu

3. Agus Putri Harefa

4. Annice W. Hia

5. Arjun Tambunan

6. Christine Sihombing

7. Cindy Zega

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMI SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

2015/2016

Page 2: telaah jurnal.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan kasih setia-Nya kami dapat menyelesaikan

makalah dengan judul “Telaah jurnal Pengaruh Psikoedukasi terhadap Kemampuan Keluarga dalam Merawat Klien Isolasi Sosial ”

dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa/i STIKes Santa Elisabeth Medan untuk memudahkan menjalankan dan

melaksanakan tugas keperawatan komunitas.

Dalam penyusunan makalah ini, kami juga mengucapkan terimaksih kepada dosen pembibing kami yang telah mengajari dan

mengarahkan kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu besar harapan kami makalah ini dapat membantu para pembaca dalam melakukan tugasnya. Kami menyadari

bahwa penyususnan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun

dari pembaca agar menjadi perbaikan bagi kami dimasa yang akan datang.

Atas perhatian saudara/i kami mengucapkan terima kasih.

Medan, Oktober 2015

Kelompok I

2

Page 3: telaah jurnal.docx

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penulisan................................................................................. 2

1.2.1 Tujuan Umum................................................................... 2

1.2.2 Tujuan Khusus.................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................... 3

2.1 Konsep Dasar Medis .................................................................................. 3

2.1.1 Pengertian............................................................................................. 3

2.1.2 Etiologi................................................................................................. 3

2.1.3 Teori Perkembangan............................................................................. 4

2.1.4 Pohon Masalah ..................................................................................... 18

2.1.5 Manifestasi Klinis................................................................................. 19

3

Page 4: telaah jurnal.docx

2.1.6 Rentang Respon Hubungan Sosial…………………………………… 19

2.1.7 Komplikasi…………………………………………………………… 21

2.1.8 Penatalaksanaan Medis......................................................................... 21

2.2 Konsep Dasar Keperawatan...................................................................... 23

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 21

3.1. Kesimpulan.......................................................................................... 28

3.2. Saran.................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 29

4

Page 5: telaah jurnal.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu

berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu

membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat. 2011).

Isolasi sosial dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu factor perkembangan dalam berhubungan social berkembang

sesuai proses tumbuh kembang mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut untuk dapat mengembangkan hubungan sosial yang

positif; factor biologis dimana faktor genetic dapat berperan dalam respon social maladaptif; factor sosiokultural dimana

diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak mempunyai anggota masyarakat yang

kurang produktif seperti lanjut usia, orang cacat dan penderita penyakit kronis; factor dalam keluarga dimana komunikasi

dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam gangguan berhubungan bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang

negative akan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah (Dalami,dkk. 2009).

Menurut data Departemen Kesehatan tahun 2007, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini, mencapai lebih

dari 28 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 11,6 persen dari populasidan 0,46 persen menderita gangguan jiwa

berat. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Diah Setia Utami mengatakan bahwa laporan yang diterima saat

ini baru 2.378 jiwa, karena yang mengirimkan data baru 16 provinsi, artinya masih separuh yang melaporkan dan itu belum

seluruhnya. Maka perkirakaan jumlahnya mencapai 18 ribuan.(Nova 2013).

5

Page 6: telaah jurnal.docx

Dalam upaya penyembuhan pasien gangguan jiwa adalah pengetahuan masyarakat dan keluarga. Keluarga dan

masyarakat menganggap gangguan jiwa penyakit yang memalukan dan membawa aib bagi keluarga. Penilaian masyarakat

terhadap gangguan jiwa sebagai akibat dari dilanggarnya larangan, guna –guna, santet, kutukan dan sejenisnya berdasarkan

kepercayaan supranatural. Dampak dari kepercayaan mayarakat dan keluarga, upaya pengobtan pasien gangguan jiwa dibawa

berobat ke dukun atau paranormal. Kondisi ini diperberat dengan sikap keluarga yang cenderung memperlakukan pasien

dengan disembunyikan, diisolasi, dikucilkan bahkan sampai ada yang dipasung. Keluarga merupakan faktor yang sangat

penting dalam proses kesembuhan klien yang mengalami gangguan jiwa. Kondisi keluarga yang terapeutik danmendukung

klien sangat membantu kesembuhan klien dan memperpanjang kekambuhan.

Berdasarkan evidance based practice psikoedukasi keluarga adalah terapi yang digunakan untuk memberikan informasi

pada keluarga untuk meningkatkan ketrampilan mereka dalam merawat anggota keluarga mereka yang mengalami gangguan

jiwa, sehingga diharapkan keluarga akan mempunyai koping yang positif terhadap stress dan beban yang dialaminya

(Goldenberg&Goldengerg, 2004).

1.2 Tujuan

Berdasakan latar belakang tersebut di atas,maka tujuan penulis ini adalah :

Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menerapkan psikoedukasi keluarga dalam klien isolasi sosial.

6

Page 7: telaah jurnal.docx

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Isolasi Sosial

2.1.1 Defenisi

Isolasi sosial adalah keadaan seseorang mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan

orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidk mampu membina hubungan yang

berarti dengan orang lain (Keliat, 2011).

Menurut Rawlins (1993) dalam buku Yusuf (2015) menarik diri merupakan suatuu percobaan untuk menghindari

interaksi dari orang lain.

Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu

berinteraksi dengan orang lain sekitarnya (Farida,2010).

Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang

lain dan sebagai pernyataan negative atau mengancam (Mukhripah,2008) .

2.1.2 Etiologi

Faktor predisposisi isolasi sosial yaitu:

1. Faktor perkembangan. Dalam berhubungan social dan sesuai tumbuh kembang. Mulai dari usia bayi sampai dewasaa

lanjut untuk mengembangkan hubungan social yang positif.

7

Page 8: telaah jurnal.docx

2. Faktor biologis. Dimana faktor genetik dapat berperan dalam respon social maladaptif.

3. Faktor sosio kultural. Dimana diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak

mempunyai anggota masyarakat yang kurang produktif seperti lanjut usia orang cacat dan penderita penyakit kronis.

4. Faktor dalam keluarga. Dimana komunikasi dalam keluarga dapat menghantar seseorang dalam gangguan berhubungan

biar keluarga menginformasikan hal-hal yang negatif akan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah.

5. Faktor Presipitasi

a. Stres SosioKultural

Stress dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti

misalnya karena dirawat di RS.

b. Stressor Psikologis

Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan dalam mengatasi masalah. Tuntuta dari

orang orang terdekat ataupu kegagalan untuk memenuhi sesuatu dapat menimbulkan anxietas tingkat tinggi.

(Dalami,dkk, 2009)

2.1.3 Manifestasi Klinis

1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

2. Menghindari orang lain, tampak menyendiri, dan memisahkan diri dari orang lain

8

Page 9: telaah jurnal.docx

3. Komunikasi kurang atau tidak ada, pasien tidak tampak bercakap-cakap dengan orang lain

4. Tidak ada kontak mata dan sering menunduk

5. Berdiam diri dikamar

6. Menolak berhubungan dengan orang lain, memutuskan pembicaraan, atau pergi saat bercakap

7. Tidak tampak melakukan kegiatan sehari-hari, perawatan diri kutrang dan pekerjaan rumah tangga tidak dikerjakan.(Yusuf,

2015).

2.1.4 Komplikasi dari Isolasi Sosial

Isolasi sosial apabila tidak ditangani secara komprehensif melalui asuhan keperawatan dan terapi medik maka keadaan

tersebut akan berlanjut menjadi :

a)    Asupan makanan dan minum klien terganggu.

b)   Klien kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.

c)    Aktivitas klien menurun.

d)   Defisit perawatan diri dan curiga.

e)    Tidak ada atau kurang komunikasi verbal.

f)     Halusinasi.

9

Page 10: telaah jurnal.docx

2.2 Telaah Jurnal

2.2.1 Ringkasan Jurnal

Prevalensi Ganggguan jiwa di Indonesia cenderung meningkat secara bermakna terutama di RSUD Banyumas dimana

pada bulan februari 2009 klien yang diarawat di psikiatri 90% terdiagnosis skizofrenia (80 orang dari jumlah total 90 orang)

berdasarkan alasan masuk dengan PK 62 kasus(68%), isolasi sosial 24 kasus (26%) dan halusinasi 14 kasus(16 %). Menurut

hawari (2003) salah satu kendala dalam penyembuhan klien gangguan jiwa adalah pengetahuan masyrakat dan keluarga.

Keluarga menganggap ganggguan jiwa merpakan penyakit yang memalukan dan membawa aib bagi keluarga. Keluarga yng

merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kesembuhan kl.ien yang mengalami ganggua jiwa. Kondisi kelurga yang

terapeutik dan mendukung klien aka sangat membantu kesembuhan klien mengurangi kekambuhan.

Berdasarkan evidance based practice psikoedukasi keluarga adalah terapi yang diberikan untuk memberikan informasi

pada keluarga untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam merawat anggota keluarga mereka yang mengalami ganggguan

jiwa, sehingga diharapkan keluarga akan mempunyai koping yang positif terhadap stress dan beban yang dialaminya. Mengacu

pada hal tersebut, penulis memfokuskan pada psikoedukasi yang dilakukan pada keluarga klien dengan. ganggguan isolasi sosial

Metode Penelitian ini menggunakan metode penilitian kuantitarif dengan desain penelitian eksperimen semu (quasi

ekpermant pre dan post test with control group). Besar sample dengan purposive sample yaitu 24 kelompok intervensi yang

diberikan terapi psikoedukasi keluarga dan 24 keluarga sebagai kelompok kontrol yang diberikan terapi generalis.

Hasil dan bahasan menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien isolasi sosial baik

kognitif dan psikomotor sesudah pemberian terapi psikoedukasi keluarga.

2.2.2 Kekurangan Jurnal

Pada jurnal ini tidak begitu dijelaskan cara pengaplikasian terapi psikoedukasi terhadap 24 keluarga intervensi.

10

Page 11: telaah jurnal.docx

2.2.3 Kelebihan Jurnal

Setelah dilakukan penelitian dalam pemberian terapi psikoedukasi terhadap keluarga ada peningkatan kognitif dan

psikomotor dalam merawat klien isolasi sosial.

2.2.4 Solusi/Saran

Perlu penelitian lebih lanjut pada kasus lain untuk melengkapi informasi tentang sejauh mana terapi psikoedukasi keluarga

dapat memabantu klien dengan masalah selain isolasi sosial dalam meningkatkan kemampuan pengetahuan kognitif.

BAB III

PENUTUP11

Page 12: telaah jurnal.docx

3.1 Kesimpulan

Isolasi sosial merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami suatu kebutuhan atau mengharapkan untuk melibatkan

orang lain,akan tetapi tidak dapat membuat hubungan baik dan menurut kelompok mengenai isolasoi sosial itu merupakan suatu

situasi atau kondisi seseorang yang kurang baik dan mengalami pola pikir sehingga menarik diri sendiri atau menutup diri untuk

tidak bergaul terhadap lingkungan atau terhadap orang lain.

Berdasarkan evidance based practice psikoedukasi keluarga adalah terapi yang diberikan untuk memberikan informasi

pada keluarga untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam merawat anggota keluarga mereka yang mengalami ganggguan

jiwa, sehingga diharapkan keluarga akan mempunyai koping yang positif terhadap stress dan beban yang dialaminya. Mengacu

pada hal tersebut, penulis memfokuskan pada psikoedukasi yang dilakukan pada keluarga klien dengan. ganggguan isolasi sosial

3.2 Saran

Diharapkan mahasiswa/i mampu menerapkan terapi psikoedukasi pada keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo,Sulistyo.2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

12

Page 13: telaah jurnal.docx

Keliat, B.A. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (basic course). Jakarta : EGC

Stuart, G.W. (2006). Keperawatan Jiwa. (Edisi 5.). Jakarta: EGC.

Yusuf, Ah. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Videbeck (2008). Buku Ajar keperawtan Jiwa. Jakarta : EGC

13