teknik persilangan zephyranthes sp.hortikultura.litbang.pertanian.go.id/iptek/2019/6. eka...

6
iptek hortikultura 35 Lili hujan ( Zephyranthes sp.) termasuk tanaman hias kelompok spesies tanaman bawang- bawangan, berasal dari Amerika selatan dan Amerika utara. Nama Zephyranthes berasal dari Zephyrus (Yunani), yang berarti dewa angin barat. Masa berbunga tanaman ini 1 sampai 2 hari saja akan tetapi kuntum bunga mekar secara bergantian setiap hari. Daun tanaman berbentuk memanjang menyerupai bawang, berwarna hijau tua, dan mengkilap. Bunga berbentuk terompet, dengan diameter bunga 4,5–5,5 cm serta memiliki petal bunga sebanyak 6–8 helai (Alonso & Groenendijk 2004). Tanaman lili hujan dikenal juga dengan nama lili peri. Morfologi tanaman memiliki tinggi 15–25 cm, bunga muncul secara serentak pada saat curah hujan dan kelembaban tinggi. Warna bunga umumnya merah muda, kuning,dan putih. Budidaya lili hujan relatif mudah, pemberian pupuk secara teratur dan kelembaban media tanam yang terjaga dengan baik dapat membuat kuntum bunga selalu muncul dan mekar secara kontinyu. Fertigasi secara teratur dapat menghasilkan persentase tanaman berbunga lebih tinggi dan waktu munculnya kuntum bunga lebih cepat (Vivedru et al. 2017). Lili hujan biasa dimanfaatkan sebagai tanaman taman. Susunan bunga rapat dan simetris. Tumbuhan perenial berumbi ini menyukai sinar matahari dan kelembaban yang tinggi. Lili hujan (Zephyranthes sp.) tumbuh dengan baik di tanah yang lembab, berdrainase baik dengan pH sedikit asam ke netral (Chowdhury & Hubstenberger 2006). Perkembangbiakan tanaman dari genus Zephyranthes ini biasanya dengan umbi dan biji. Perbanyakan menggunakan umbi akan Teknik Persilangan Zephyranthes sp.

Upload: others

Post on 29-Jul-2020

31 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Persilangan Zephyranthes sp.hortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2019/6. Eka Lily.pdf · (Zephyranthes sp.) tumbuh dengan baik di tanah yang lembab, berdrainase baik

iptek hortikultura

35

Lili hujan (Zephyranthes sp.) termasuk tanaman hias kelompok spesies tanaman bawang-bawangan, berasal dari Amerika selatan dan Amerika utara. Nama Zephyranthes berasal dari Zephyrus (Yunani), yang berarti dewa angin barat. Masa berbunga tanaman ini 1 sampai 2 hari saja akan tetapi kuntum bunga mekar secara bergantian setiap hari. Daun tanaman berbentuk memanjang menyerupai bawang, berwarna hijau tua, dan mengkilap. Bunga berbentuk terompet, dengan diameter bunga 4,5–5,5 cm serta memiliki petal bunga sebanyak 6–8 helai (Alonso & Groenendijk 2004).

Tanaman lili hujan dikenal juga dengan nama lili peri. Morfologi tanaman memiliki tinggi 15–25 cm, bunga muncul secara serentak pada saat curah hujan dan kelembaban tinggi. Warna bunga umumnya merah muda, kuning,dan putih.

Budidaya lili hujan relatif mudah, pemberian pupuk secara teratur dan kelembaban media tanam yang terjaga dengan baik dapat membuat kuntum bunga selalu muncul dan mekar secara kontinyu. Fertigasi secara teratur dapat menghasilkan persentase tanaman berbunga lebih tinggi dan waktu munculnya kuntum bunga lebih cepat (Vivedru et al. 2017).

Lili hujan biasa dimanfaatkan sebagai tanaman taman. Susunan bunga rapat dan simetris. Tumbuhan perenial berumbi ini menyukai sinar matahari dan kelembaban yang tinggi. Lili hujan (Zephyranthes sp.) tumbuh dengan baik di tanah yang lembab, berdrainase baik dengan pH sedikit asam ke netral (Chowdhury & Hubstenberger 2006).

Perkembangbiakan tanaman dari genus Zephyranthes ini biasanya dengan umbi dan biji. Perbanyakan menggunakan umbi akan

Teknik Persilangan Zephyranthes sp.

Page 2: Teknik Persilangan Zephyranthes sp.hortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2019/6. Eka Lily.pdf · (Zephyranthes sp.) tumbuh dengan baik di tanah yang lembab, berdrainase baik

No. 15 - November 2019

36

menghasilkan tanaman yang sama persis dengan induknya sedangkan melalui biji memerlukan waktu relatif panjang untuk menghasilkan bunga (8–12 bulan) (Gary 2016).

Pemuliaan Lili Hujan (Zephyranthes sp.)Hibridisasi merupakan metode dalam

menghasilkan kultivar tanaman baru dengan cara menyilangkan dua atau lebih tanaman yang memiliki konstitusi genetik berbeda. Informasi pola pewarisan sifat tetua jantan dan tetua betina ikut berkontribusi dalam menghasilkan hibrid baru dengan karakter yang unik (Oktarisna et al. 2013).

Persilangan bunga lili hujan banyak dilakukan, dengan menghasilkan hibrida bunga warna-warni dan corak petal bunga baru. Beberapa hasil penelitian lili hujan sebelumnya antara lain Alonso & Groenendijk (2004), hasilnya spesies Zephyranthes memiliki morfologi dan karakter yang unik sesuai dengan habitat aslinya. Gary (2016), benih F1 hasil persilangan Zephyranthes membutuhkan waktu 8–12 bulan setelah semai untuk menghasilkan bunga. Chowdhury & Hubstenberger (2006), hasilnya adalah persilangan Z. grandiflora menghasilkan pesentase perkembangan kantong benih normal sebesar 55%. Perbedaan fenotifik cukup besar pada spesies induk, terkait dengan poliploidi dan heterogenitas masing-masing Zephyranthes

menyebabkan hibrida F1 yang dihasilkan sangat berbeda (Raymond 2014).

Tahapan persilangan lili hujan meliputi, (1) pemilihan tetua persilangan, (2) persiapan serbuk sari, (3) persilangan bunga yang siap diserbuki, (4) pemberian label persilangan, (5) pembuahan, (6) pemanenan buah dan penyemaian biji.

Pemilihan Tetua Lili HujanPersilangan pada lili hujan bertujuan

untuk mendapatkan turunan F1 yang membawa perpaduan/gabungan karakter-karakter unggul dari kedua tetuanya. Kultivar lili hujan yang digunakan sebagai tetua persilangan adalah kultivar Zephyranthes rosea (merah muda), Z. pulchella (kuning), Z. candida (putih), Z. minuta, dan Z. carinata (merah muda) (Gambar 1).

Persiapan Serbuk SariPengambilan serbuk sari dilakukan

sebelum antesis. Masa viabilitas serbuk sari umumnya hanya berlangsung beberapa hari bahkan beberapa jam setelah antesis. Serbuk sari (polen) merupakan bagian alat kelamin jantan pada bunga yang memiliki peranan yang sangat penting untuk tujuan pemuliaan (Card 2007). Pengetahuan mengenai viabilitas serbuk sari sangat berguna bagi pemulia tanaman karena kualitas serbuk sari dapat ditentukan dari tingkat viabilitasnya. Polen/serbuk sari dengan

Gambar 1. Tetua persilangan Zephyranthes sp. (A) Z. carinata. (B) Z. candida; (C) Z. rosea; (D) Z. minuta; (E) Z. pulchella (Dokumentasi : Eka Fibrianty 2019)

A B C

D E

Page 3: Teknik Persilangan Zephyranthes sp.hortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2019/6. Eka Lily.pdf · (Zephyranthes sp.) tumbuh dengan baik di tanah yang lembab, berdrainase baik

iptek hortikultura

37

viabilitas tinggi akan lebih dahulu membuahi sel telur sehingga akan menghasilkan buah dengan mutu yang baik dan benih dengan viabilitas yang tinggi pula (Widiastuti 2005). Serbuk sari merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam kegiatan hibridisasi. Kegiatan pengelolaan serbuk sari mencakup pemanenan dan penyimpanan. Pengumpulan serbuk sari di mulai beberapa jam sebelum kuncup bunga mekar, mahkota bunga dibuka perlahan-lahan satu persatu dengan menggunakan pinset. Kemudian serbuk sari di simpan dalam petridish supaya viabilitasnya tetap terjaga (Gambar 2).

Persilangan BungaKegiatan persilangan pada lili hujan

diawali dengan emaskulasi polen jantan (serbuk sari) pada tetua betina pada saat bunga belum mekar sempurna (Gambar 2B dan Gambar 2C). Serbuk sari sebagai polen donor diambil dan disimpan pada suhu ruang sampai siap digunakan untuk persilangan (Gambar 3B). Proses penyerbukan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 7 – 10 pagi, serbuk sari dioleskan pada bagian kepala putik yang sudah reseptif (Gambar 3A). Pemberian label persilangan, berupa kode persilangan, merupakan identitas

Gambar 2. Kastrasi dan pengambilan serbuk sari bunga lili hujan. (A) bunga siap dikastrasi, (B dan C) emaskulasi polen jantan, (D) serbuk sari tanaman lili hujan varietas Z. carinata, (E) bunga yang sudah dikastrasi (Dokumentasi : Eka Fibrianty 2019)

tetua betina dan tetua jantan serta tanggal dan waktu dilakukannya kegiatan persilangan (Gambar 3D dan 3E). Pelabelan bertujuan untuk memudahkan pemulia untuk menelusuri silsilah tetua dan turunan F1 hasil persilangan (Kurniati 2018).

Fertilisasi merupakan proses penting dalam pembentukan biji dan buah yang diawali dengan penyerbukan. Proses pernyerbukan dikatakan berhasil apabila serbuk sari yang menempel ke putik dapat membentuk tabung polen yang terus membesar seiring dengan berjalannya waktu dan berkembang menjadi buah (Gambar 3F). Proses terbentuknya buah sampai bisa dipanen umumnya terjadi 3,5 minggu setelah proses polinasi. Pembentukan biji dan buah hasil persilangan adakalanya mengalami kegagalan, di mana meskipun terjadi polinasi tetapi zigot tidak terbentuk sehingga buah tidak berkembang, buah dapat berkembang tetapi biji yang terbentuk tidak memiliki embrio. Perkembangan buah dan biji normal, akan tetapi embrio hidup tidak selalu terbentuk, karena beberapa spesies Zephyranthes bersifat apomiktik dan memiliki jumlah kromoson 2n bervariasi (Chowdhury & Hubstenberger 2006).

A B C

D E

Page 4: Teknik Persilangan Zephyranthes sp.hortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2019/6. Eka Lily.pdf · (Zephyranthes sp.) tumbuh dengan baik di tanah yang lembab, berdrainase baik

No. 15 - November 2019

38

Penyemaian Biji Hasil PersilanganBiji memiliki struktur kering dengan kadar

air sedikit. Buah lili hujan hasil persilangan berbentuk segitiga dengan biji berbentuk pipih dan berwarna hitam (Gambar 4 dan 5A). Biji bunga lili hujan harus segera ditanam agar tidak kehilangan viabilitasnya. Sebelum disemai sebaiknya biji direndam terlebih dahulu dalam larutan fungisida untuk menghindari munculnya cendawan pada kondisi lembab. Media tanam

Gambar 3. Tahapan persilangan. (A) kepala putik yang siap diserbuki, (B) serbuk sari yang sudah matang dan siap digunakan, (C) penempelan serbuk sari pada putik, (D dan E) pemberian label tanaman yang sudah disilangkan, dan (F) pembentukan buah 4 hari setelah polinasi (Dokumentasi : Eka Fibrianty 2019)

Gambar 4. Buah hasil persilangan. (A) Buah yang belum matang, (B dan C) buah matang fisiologis (Dokumentasi : Eka Fibrianty 2019)

yang baik adalah campuran humus bambu dengan sekam bakar, perbandingan komposisinya adalah 1:1. Pada saat penyemaian biji, media tanam dalam keadaan lembab. Kondisi fisiologis benih merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas dan mutu benih (Kiyoto et al. 2017). Pertumbuhan biji memerlukan waktu selama 10–14 hari untuk berkecambah (Gambar 5). Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan embrio biji menjadi tanaman baru, biji akan

A B C

D E F

A B C

Page 5: Teknik Persilangan Zephyranthes sp.hortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2019/6. Eka Lily.pdf · (Zephyranthes sp.) tumbuh dengan baik di tanah yang lembab, berdrainase baik

iptek hortikultura

39

mulai berkecambah setelah menyerap air baik dari media tanam maupun lingkungan sekitar. Buah matang fisiologis memiliki viabilitas dan daya kecambah yang tinggi (Syarovy et al. 2013).

Penyiraman benih bunga dilakukan secara teratur pada waktu pagi hari. Air di dalam sel akan mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Air yang masuk ke dalam biji akan memicu hormon untuk bekerja sehingga embrio dalam biji mulai tumbuh (Sumiasri et al. 2010).

KESIMPULAN

Hibrid baru yang dihasilkan dari persilangan dapat meningkatkan keragaman genetik dan menciptakan varian baru lili hujan. Kultivar baru lili hujan memiliki karakter unik dan adaptif di wilayah Indonesia.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada DR. Ridho Kurniati, SP., M.Si atas bantuannya memberikan saran dan masukan sehingga dapat tersusunnya tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alonso, JLF & Groenendijk, JP 2004, ‘A new species of Zephyranthes herb. S.L. with notes on the genus in Colombia. Red Acad Colomb. Cienc’, Botanica, vol. XXVII, no. 107, pp. 177-186.

2. Card, SD, Pearson, MN & Clover, GRG 2007, ‘Plant pathogents transmitted by pollen’, Australasian Plant Pathology, vol. 36, no. 5, pp. 455–461.

Gambar 5. Penyemaian biji hasil persilangan. (A) Biji, (B) perkecambahan biji, (C) penjarangan benih (Dokumentasi : Eka Fibrianty 2019)

3. Chowdhury, M & Hubstenberger, J 2006, ‘Evaluation of cross pollination of Zephyranthes and Habranthus species and hybrids’, Journal of the Arkansas Academy of Science, vol. 60, pp. 113–118.

4. Gary, W, Knox 2016, Rainlily, Zephyranthes and Habranthus spp.: Low aintenance flowering bulbs for Florida gardens, Environmental Horticulture Department, UF/IFAS North Florida Research and Education Center, Quincy, FL, <http://edis.ifas.ufl.edu>.

5. Kiyoto, I, Haryati & Purba, E 2017, ‘Pengaruh lama pengeringan dan lama perendaman dalam krioprotektan terhadap viabilitas benih rosela (Hibiscus sabdariffa L.) secara kriopreservasi’, Jurnal Agroteknologi, FP USU, vol. 5, no. 98, pp. 762–767.

6. Kurniati, R 2018, ‘Perakitan varietas baru mawar melalui persilangan konvensional’, Iptek Hortikultura, no. 14, pp. 1–8.

7. Oktarisna, FA, Soegianto, A & Sugiharto, AN 2013, ‘Pola pewarisan sifat warna polong pada hasil persilangan tanaman buncis varietas intoduksi dengan varietas lokal’, Jurnal Produksi Tanaman, vol. 1, no. 2, pp. 81–89.

8. Raymond, O, Flagg 2014, ‘Rain-l i l ies (Amaryllidaceae) of USA and Mexico’, SE Biology, vol. 61, no. 1, pp. 84–100.

9. Sumiarsi, N, Priadi, D & Kabinawa, INK 2010, ‘Pertumbuhan biji palem putri (Veitchis merilli) h.f. moors) pada berbagai media tumbuh’, Jurnal Agrikultura, vol. 21, no. 1, pp. 51–55.

10. Syarovy, M, Haryati & Sitepu, FET 2013, ‘Pengaruh beberapa tingkat kemasakan terhadap viabilitas benih tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa L.)’, Jurnal Agroekoteknologi, vol. 1, no. 3, pp. 354–359.

11. Vika, TO, Purwantoro, A & Wulandari, RA 2015, ‘Keragaman molekuler pada tanaman lili hujan (Zephyranthes spp.)’, Jurnal Vegetalika, vol. 4, no. 1, pp. 70–77.

Page 6: Teknik Persilangan Zephyranthes sp.hortikultura.litbang.pertanian.go.id/IPTEK/2019/6. Eka Lily.pdf · (Zephyranthes sp.) tumbuh dengan baik di tanah yang lembab, berdrainase baik

No. 15 - November 2019

40

12. Widiastuti, A 2005, ‘Studi media pengecambahan serta pengaruh lama penyimpanan dan jumlah serbuk sari terhadap pembentukan buah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)’, Skripsi, Jurusan Budidaya Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor, 40 p.

13. Vivedru, FA, Guritno, B & Sitawati 2017, ‘Upaya pembungaan Zephyrantes candida dengan perlakuan interval pemberian air dan aplikasi GA3’, Jurnal Produksi Tanaman, vol. 5, no. 12, pp. 1959–1965.

Eka Fibrianty Balai Penelitian Tanaman Hias

Jln. Raya Ciherang- Segunung, Pacet, Cianjur, Jawa Barat, Indonesia 43253

E-mail : [email protected]