tingkat keberhasilan persilangan inter dan intra kacang …

53
TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG TUNGGAK (Vigna unguilata (L.)) DAN KACANG BERAS (Vigna umbellata (Thumb)) SKRIPSI OLEH EKA PARIANA C1M211041 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2017

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTERDAN INTRA KACANG TUNGGAK (Vigna unguilata (L.))

DAN KACANG BERAS (Vigna umbellata (Thumb))

SKRIPSI

OLEHEKA PARIANA

C1M211041

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS MATARAM

2017

Page 2: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

i

TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTERDAN INTRA KACANG TUNGGAK (Vigna unguilata (L.))

DAN KACANG BERAS (Vigna umbellata (Thumb))

OlehEka ParianaC1M211041

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Universitas Mataram

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS MATARAM

2017

Page 3: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

ii

Page 4: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat Keberhasilan

Persilangan Inter dan Intra Kacang Tunggak (Vigna unguilata (L.)) dan Kacang

Beras (Vigna umbellata (Thumb))” merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis telah dibantu oleh banyak pihak yang

didalamnya berupa bantuan tenaga, pikiran, saran, dan lain-lain. Untuk itu, penulis

menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr.Ir. Lestari Ujianto, M.Sc. Sebagai pembimbing utama.

2. Bapak Zaenal Arifin, SP., M.Sc. Sebagai pembimbing pendamping.

3. Ibu Dr. Ir. Ruth Stella Petrunella Thei, MS. Sebagai Penguji.

4. Bapak Ketua Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Mataram.

5. Bapak Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Mataram.

6. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

penulis dalam menyusun skripsi ini. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Namun penulis tetap berharap

semoga tulisan ini ada manfaatnya.

Mataram, Januari 2017Penulis

Page 5: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Denganini saya persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua tercinta AyahandaMuhammad dan Ibunda Hurniah . Ayahanda dan Ibunda tercinta, terimakasih ataslimpahan do’a dan kasih sayang yang tak terhingga dalam memberikan dukunganuntuk selalu menjadi yang terbaik.

Saya ucapkan terimakasih juga yang sebesar-besarnya kepada bapak H.Muh.Syar’i dan Hj. Juhdiah yang telah banyak berjasa selama ini, tidak pernah mengeluhdalam membimbing dan selalu memberikan motivasi-motivasi hidup yang luar biasaselama saya menempuh pendidikan hingga meraih gelar sarjana.

Ucapan terimakasih kepada saudara-saudara saya yang ganteng-ganteng :Yudi, Ojan, Oji, Hendri, Dayat, Mulki dan saudara saya yang cantik-cantik: Ema,Ayu dan Rahma yang selama ini turut membantu dalam menyelesaikan skripsi,walaupun terkadang semuanya nyebelin dan bikin sakit hati, tapi saya tetapmenyayangi kalian semua. Singkatnya ucapan terimakasih kepada seluruh keluargabesar saya.

Untuk orang spesial my love kodokku (Miq Bay) terimaksih telahmendukungku selama ini disaat saya susah, sedih, senang. Dukunganmu yang takterhingga selama ini sangat berarti buat saya dan memberikan dampak positif dihidup saya.

Teman-teman seperjuangan angkatan 2011, L. Sadam Husain, Ari, DesiKayanti dan Ervina dan yang banyak berjasa Ileeku terimakasih atas dukungannyaselama ni baik secara moril dan materil. Kalian memang orang-orang superior dalammembantu saya selama ini. Kalian adalah tempat saya untuk kembali, disaat sayabenar dan salah, disaat saya menang dan kalah, disaat saya suka dan duka.

Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari dan memberikankemudahan dalam segala hal, aaminn.

Page 6: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..

LEMBAR PERSEMBAHAN…………………………………………………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….

RINGKASAN……………………………………………………………………

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………

1.1. Latar Belakang ……………………………………….…….……………..

1.2. Tujuan Penelitian …………………………………………………………..

1.3. Kegunaan Penelitian ……………………………………………………….

1.4. Hipotesis …………………………………………………………………...

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………..

2.1. Sistematika Kacang Tunggak ……………………………………………….

2.2. Morfologi Kacang Tunggak ………………………………………………...

2.3. Syarat Tumbuh Kacang Tunggak……………………………………………

2.4. Komposisi Zat Gizi Kacang Tunggak ………………………………………

2.5. Kacang Beras ……………………………………………………………….

2.6. Persilangan Tanaman Kacang-kacangan..…………..……………................

2.7. Pemuliaan Tanaman Kacang-kacangan …………………………………….

BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………………...

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………………….

3.2. Rancangan Percobaan ……………………………………………………….

i

ii

iii

iv

v

viii

ix

x

xi

1

1

3

3

3

4

4

4

5

6

7

7

9

11

11

11

Page 7: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

vi

3.3. Prosedur Persilangan………………………………………………………...

3.4. Bahan dan Alat Penelitian ………………………………………………….

3.4.1. Alat-alat Percobaan ………………………………………………….

3.4.2. Bahan-bahan Percobaan ……………………………………………..

3.5. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………………..

3.5.1. Persiapan Benih ………………………………………..………........

3.5.2. Persiapan Media Tanam ………………………………..……………

3.5.3. Penanaman ……………………………………………..………........

3.5.4. Pemeliharaan Tanaman ……………………………………………...

3.5.4.1. Penyiraman ……………………………………………………...

3.5.4.2. Penyulaman ………………………………………………….….

3.5.4.3. Penyiangan ….…………………………………………………..

3.5.4.4. Pengendalian Hama dan Penyakit …….………………………...

3.5.4.5. Pemanenan ..……………………………………………………..

3.6. Parameter Pengamatan ………………………………………………………

3.6.1. Karakter Kualitatif …………………………………...……………..

3.6.2. Karakter Kuantitatif ……………………………………………........

3.7. Analisis Data …….…………………………………………………………..

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………..

4.1. Hasil………………………………………………………………………….

4.1.1. Warna Bunga………………………………………………………….

4.1.2. Warna Batang…………………………………………………………

4.1.3. Bentuk Polong………………………………………………………...

4.1.4. Warna Polong…………………………………………………………

4.1.5. Warna Biji……………………………………………………………..

4.1.6. Jumlah Polong Jadi……………………………………………………

4.1.7. Persentase Keberhasilan………………………………………………

4.1.8. Daya Kecambah.......………………………………………………….

11

12

12

13

13

13

13

13

14

14

14

14

14

15

15

15

15

17

18

18

18

18

19

19

19

20

21

22

Page 8: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

vii

4.2. Pembahasan………………………………………………………………….

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………..

5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………..

5.2. Saran…………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………

23

28

28

28

29

Page 9: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Komposisi Zat Gizi Pada Kacang Tunggak, Kacang Hijau, Gude dan

Kedelai……………………………………………………………………..

4.1. Warna Bunga, Warna Batang, Bentuk Polong, Warna Polong dan Warna

Biji..

4.2. Jumlah Bunga Disilangkan, Polong Jadi, Persentase Keberhasilan

Persilangan dan Daya Kecambah…………………………………………..

6

18

20

Page 10: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jumlah Bunga Disilangkan dan Polong Jadi ………………………….............

2. Persentase Keberhasilan Persilangan dan Daya Kecambah……………...........

20

22

Page 11: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tata Letak Percobaan………………………………………………………...

2. Jumlah Bunga yang Disilangkan Tanggal 16-31 Oktober 2015...……………

3. Jumlah Bunga yang Disilangkan Tanggal 01-20 November 2015…................

4. Jumlah Polong yang Jadi……………………………..………………………

5. Persentase Daya Kecambah…………………………………………………..

6. Foto-Foto Penelitian………………………………………………………….

32

33

34

35

36

37

Page 12: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

xi

RINGKASAN

EKA PARIANA. Tingkat Keberhasilan Persilangan Inter dan Intra Kacang

Tunggak (Vigna unguilata (L.)) dan Kacang Beras (Vigna umbellata (Thumb)).

Dibimbing oleh Dr.Ir. Lestari Ujianto, M.Sc. dan Zaenal Arifin, SP., M.Sc.

Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang penting dalam upaya

perbaikan gizi. Kacang tunggak dan kacang beras merupakan jenis kacang-kacangan yang

potensial untuk dikembangkan melalui program pemuliaan tanaman. Dalam rangka perakitan

varietas unggul baru kacang tunggak yang memiliki daya hasil tinggi dan tahan terhadap

hama dan penyakit, pemulia perlu sumber gen yang mengendalikan sifat tersebut untuk

digunakan sebagai tetua seperti kacang beras. Kacang beras (Vigna umbellata (Thumb) Ohwi

dan Ohashi) memiliki keunggulan yang tidak dimiliki kacang tunggak seperti relatif tahan

terhadap serangan hampir semua hama dan beberapa penyakit, relatif toleran terhadap kondisi

lingkungan yang kurang menguntungkan, jumlah polong pertanamanya sangat banyak bisa

mencapai lebih dari 100 polong pertanaman. Kacang beras memiliki kandungan karbohidrat

yang tinggi, lebih dari 50% untuk menggabungkan keunggulan kedua tetua hasil hibridisasi.

Hibridisasi umumnya tidak selalu berhasil karena adanya masalah inkompatibilitas yaitu

ketidak sesuain antara tetua jantan dan betina terutama pada saat penyerbukan dan

pembuahan. Hibridisasi antar spesis yang berbeda tingkat keberhasilannya lebih rendah

dibandingkan antar varietas yang berbeda. Tingkat inkompatibilitas pada persilangan antar

spesies lebih tinggi di bandingkan persilangan antar varietas yang berbeda pada spesies yang

sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan persilangan inter

dan intra kacang tunggak dan kacang beras dan tingkat viabilitas benih keturunannya.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2015

di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Mataram, melalui metode dialel

lengkap yaitu menyilangkan antar semua tetua yang memungkinkan. Tetua yang

digunakan yaitu dua genotip kacang beras dan dua genotip kacang tunggak. Adapun

genotip kacang beras yang digunakan yaitu kacang beras berbiji merah (KBM) dan

Page 13: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

xii

kacang beras berbiji kuning (KBK) sedangkan genotip kacang tunggak yang

digunakan yaitu kacang tunggak berbiji hitam (KTH) dan kacang tunggak berbiji

ungu (KTU). Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Statistik

Deskriptif terutama untuk menduga besarnya nilai rata-rata dan kesalahan baku (SE)

tingkat keberhasilan persilangan dihitung berdasarkan jumlah polong yang jadi dibagi

dengan jumlah bunga yang disilangkan dikalikan 100%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase keberhasilan tertinggi dengan

jumlah bunga yang disilangkan dan jumlah polong jadi terbanyak diperoleh dari

persilangan kacang beras kuning (KBK) dengan kacang beras merah (KBM) yaitu

26,19% keberhasilan persilangan dengan 42 bunga yang disilangkan dan 11 polong

jadi. Persentase daya kecambah tertinggi diperoleh dari hasil persilangan KBM X

KBK yaitu 100% dan persentase daya kecambah terendah diperoleh dari persilangan

KBM X KTU yaitu 53,8% serta hasil persilangan KBK X KTU, KTH X KTU, KTH

X KBM, KTH X KBK, KTU X KTH, KTU X KBM dan KTU X KBK tidak

berkecambah.

Kata Kunci: Kacang tunggak, Kacang beras, Persilangan inter dan intra spesies

Page 14: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang penting dalam

upaya perbaikan gizi. Kandungan protein yang tinggi dengan pengadaan yang mudah

dan relatif murah membuat pengembangan kacang-kacangan sangat sesuai terutama

dalam mendukung diversifikasi pangan yang sekaligus menyediakan sumber pangan

bergizi tinggi. Kacang tunggak dan kacang beras merupakan jenis kacang-kacangan

yang potensial untuk dikembangkan melalui program pemuliaan tanaman.

Kacang tunggak (Vigna unguiculata, L.Walp.) merupakan salah satu plasma

nutfah yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Kacang tunggak termasuk dalam

salah satu kacang-kacangan yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi, terutama

kandungan protein yang mencapai 34% (Maesen & Sadikin, 1993). Ditinjau dari segi

agronomis kacang tunggak memiliki beberapa keunggulan, diantaranya toleran

terhadap kekeringan, mudah dibudidayakan serta dapat berproduksi dengan baik pada

tanah yang mengandung unsur hara rendah (Rukmana & Yuniarsih, 2000). Kacang

tunggak memiliki beberapa karakteristik yaitu varietas yang beragam, mampu

beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrim, dan produksinya cukup tinggi.

Kacang tunggak memiliki kekurangan yaitu rentan terhadap serangan hama dan

penyakit serta jumlah polong pertanaman yang sedikit.

Dalam rangka perakitan varietas unggul baru kacang tunggak yang memiliki

daya hasil tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit, pemulia perlu sumber gen

yang mengendalikan sifat tersebut untuk digunakan sebagai tetua seperti kacang

beras. Kacang beras (Vigna umbellata (Thumb) Ohwi dan Ohashi) memiliki

keunggulan yang tidak dimiliki kacang tunggak seperti relatif tahan terhadap

serangan hampir semua hama dan beberapa penyakit, relatif toleran terhadap kondisi

lingkungan yang kurang menguntungkan, jumlah polong pertanamanya sangat

Page 15: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

2

banyak bisa mencapai lebih dari 100 polong pertanaman. Kacang beras memiliki

kandungan karbohidrat yang tinggi, lebih dari 50% (Van der Maesen dan

Somaatmadja, 1989; Smart, 1981 dalam Ujianto 2013). Disamping memiliki

kelebihan, kacang beras memiliki kekurangan yaitu kandungan proteinnya rendah,

kurang dari 20% dan polongnya mudah pecah. Untuk menggabungkan keunggulan

karakteristik kedua tanaman tersebut perlu di lakukan persilangan.

Persilangan merupakan teknik menggabungkan atau mengkombinasikan

beberapa karakter melalui persilangan dua tetua atau lebih yang memiliki karakter

berbeda untuk menghasilkan hibrida. Perubahan karakter pada hibrida diakibatkan

oleh adanya transfer gen dari tetua jantan kepada tetua betina. Pada tanaman

menyerbuk sendiri seperti tanaman kacang-kacangan, persilangan dikatakan berhasil

jika pada hibrida terdapat perbedaan karakter dengan tetua betinanya. Apabila

karakter hibrida sama dengan tetua betina dikatakan tidak berhasil karena

kemungkinan telah terjadi persilangan sendiri (selfing). Tujuan utama persilangan

pada tanaman kacang-kacangan atau tanaman menyerbuk sendiri lainnya adalah

untuk memindahkan gen-gen yang mengendalikan karakter-karakter unggul pada

tetua jantan pada keturunan hasil hibridisasi (Ujianto, 2013).

Persilangan umumnya dilakukan antara varietas atau genotipe yang berbeda

pada spesies yang sama. Apabila sifat-sifat yang akan di perbaiki tidak terdapat dalam

spesies yang sama maka dilakukan hibridisasi antar spesis yang berbeda pada jenis

yang sama. Hibridisasi umumnya tidak selalu berhasil karena adanya masalah

inkompatibilitas yaitu ketidak sesuai antara tetua jantan dan betina terutama pada saat

penyerbukan dan pembuahan. Hibridisasi antar spesis yang berbeda tingkat

keberhasilannya lebih rendah dibandingkan antar varietas yang berbeda. Tingkat

inkompatibilitas pada persilangan antar spesies lebih tinggi di bandingkan

persilangan antar varietas yang berbeda pada spesies yang sama. Oleh karena itu

dalam upaya mengetahui tingkat keberhasilan persilangan inter dan intra kacang

tunggak dan kacang beras, maka telah dilakukan penelitian dengan judul Tingkat

Page 16: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

3

Keberhasilan Persilangan Inter dan Intra Kacang Tunggak (Vigna unguilata (L.)) dan

Kacang Beras (Vigna umbellata (Thumb)).

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan

persilangan inter dan intra kacang tunggak dan kacang beras dan tingkat viabilitas

benih keturunannya.

1.3. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan keturunan hasil

persilangan inter dan intra kacang tunggak dan kacang beras yang memiliki

karakteristik unggul. Disamping itu hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

tentang tingkat keberhasilan persilangan inter dan intra kacang tunggak dan kacang

beras serta tingkat viabilitas benih keturunannya.

1.4. Hipotesis

Diduga hasil persilangan inter dan intra kacang tunggak dan kacang beras

memiliki tingkat keberhasilan yang beragam serta memiliki viabilitas keturunan yang

tinggi.

Page 17: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistematika Kacang Tunggak

Di Indonesia Vigna unguiculata (L.) Walp dikenal dengan kacang tunggak.

Tanaman ini termasuk salah satu anggota famili leguminosae (Trustinah, 1993),

dengan sistematika sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dycotyledoneae

Ordo : Polypetalae

Famili : Legominosae

Subfamili : Papilionaceae

Genus : Vigna

Spesies : V. unguiculata

Varietas : KT-1, KT-2, KT-3, KT-4, dsb.

2.2. Morfologi Kacang Tunggak

Kacang tunggak merupakan tanaman tahunan yang merambat, memanjat,

batang tegak hingga agak tegak, dengan sistem perakaran yang berkembang dengan

baik. Batang terdiri dari beberapa buku,dimana tiap buku tersebut menghasilkan satu

tangkai daun, dengan buku biasanya berwarna ungu. Daun kacang tunggak terdiri atas

tiga helaian daun, berbentuk bundar telur, menempel, daun berseling, berdaun tiga,

dua daun pertama berhadapan, daunnya bewarna hijau. Bunganya tersusun dalam

bentuk tandan yang muncul dari ketiak daun, beberapa bunga berkelompok dekat

bagian pucuk dan bewarna ungu. Bentuk dan ukuran polong bervariasi seperti bersegi

hingga melonjong dengan warna beragam. Polong menggantung atau tegak hingga

menjalar, bentuknya memita dengan panjang 10 - 100 cm (Trustinah, 1977).

Page 18: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

5

2.3. Syarat Tumbuh Kacang Tunggak

Kacang tunggak sangat membutuhkan cahaya matahari penuh dalam

pertumbuhannya, tetapi dapat toleran pada sedikit naungan. Suhu optimal yang

dikehendaki tanaman kacang tunggak berkisar antara 25 - 35°C. Penanaman kultivar

kacang tunggak terbatas pada dataran rendah dan sedang. Pada ketinggian lebih dari

700 m dpl pertumbuhan akan lebih lambat. Penaburan benih pada saat musim hujan

dapat menyebabkan kerusakan (tanaman membusuk). Pengaruh lebih jauh dari

kondisi lahan yang kelebihan air (tergenang) adalah terjadinya penurunan hasil.

Kemasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman kacang tunggak berkisar antara

5,5 - 7,5. Selain itu, kacang ini toleran pada lahan yang sedikit asam (Trustinah et al.,

1987).

Fase pertumbuhan kacang tunggak terdiri dari fase vegetatif dan fase

reproduktif. Pembagian fase tumbuh kacang tunggak mengacu pada fase tumbuh

tanaman kedelai, kacang tanah dan kacang hijau seperti yang dilakukan oleh (Fehr

dan Caviness, 1977; Boote, 1982; Trustinah et al., 1987; Trustinah, 1993) yang

didasarkan pada pertumbuhan jumlah buku dan perkembangan bunga hingga menjadi

polong masak.

Fase vegetatif kacang tunggak beragam antara 40-49 hari tergantung

varietasnya. Selama fase ini tanaman telah mengalami beberapa perkembangan mulai

dari perkecambahan, pertambahan jumlah daun, peningkatan tinggi tanaman yang

diikuti dengan pertambahan jumlah buku dan peningkatan berat tanaman. Pada

tanaman tersebut belum menghasilkan bunga. Pembungaan kacang tunggak dimulai

pada hari ke 41-50 setelah tanam tergantung varietasnya, begitu pula periode

pembungaan, jumlah hari berbunga, jumlah bunga yang dihasilkan serta jumlah

polong yang terbentuk. Pada kacang tunggak rata-rata periode reproduktif tergolong

singkat, yakni sekitar 35 persen dari seluruh umurnya (Trustinah et al., 1987).

Page 19: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

6

2.4. Komposisi Zat Gizi Kacang Tunggak

Mengingat secara umum penduduk Indonesia yang mengkonsumsi protein

sangat kurang, maka dari itu sangat perlu peningkatan produksi pangan sumber

protein yang murah, baik hewani maupun nabati. Kacang-kacangan, misalnya

tanaman kacang tunggak merupakan tanaman potensial untuk dikembangkan menjadi

produk yang bergizi, aman dan sesuai dengan selera masyarakat (Handayani, 1994).

Kacang tunggak merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung

protein cukup tinggi. Kadar protein kacang tunggak adalah setara dengan kacang

hijau dan kacang gude, bahkan kadar vitamin B1-nya relatif lebih tinggi dari pada

kacang hijau.

Zat gizi yang dihasilkan oleh tanaman kacang-kacangan sangat penting untuk

pertumbuhan dan perkembangan otak manusia, oleh karena itu sangat penting

mengetahui komposisi zat gizi tanaman kacang-kacangan. Adapun Komposisi zat gizi

yang terdapat pada kacang tunggak, kacang hijau, gude dan kedelai yaitu terangkum

dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1. Komposisi Zat Gizi pada Kacang Tunggak, Kacang Hijau, Gude dan

Kedelai.

No Komposisi Zat Gizi Kacang Tunggak Kacang Hijau Gude Kedelai

123456789

Protein (g)Lemak (g)Karbohidrat (g)Kalsium (mg)Fosfor (mg)Besi (mg)Vitamin (SI)Vitamin B (mg)Vitamin C (mg)

22,91,46,677,0

449,06,530,00,92,0

22,22,162,9

125,032,06,7

157,00,66,0

20,71,4

62,0125,0275,0

4,0150,0

0,55,0

34,918,134,82275858,01101.07

0

Sumber : Departemen Kesehatan RI (1979).

Page 20: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

7

2.5. Kacang Beras

Tanaman kacang beras mempunyai morfologi yaitu bentuk tanaman dengan

batang tegak, agak tegak atau melentur. Batang biasanya ditutupi dengan rambut

halus dan mudah rontok. Batang beralur dengan panjang 1-3 m. Karakteristik daun

kacang beras yaitu berdaun tiga, berbentuk bundar telur lebar hingga bundar telur

melanset, menyelaput, agak gundul. Tepi daun biasanya rata tetapi kadang-kadang

bercuping tiga (Ujianto, 2013).

Menurut Somta et al. (2006), kacang beras sangat tahan terhadap hama

kumbang bubuk. Karakteristik kacang beras yaitu batang berwarna hijau atau merah,

dengan daun berwana hijau. Jumlah polong per tanaman biasanya lebih dari 25

polong, dengan panjang polong 7 - 9 cm. Jumlah biji per polong rata - rata sekitar 10

biji. Warna bijinya beragam seperti kuning, kuning muda, coklat, hitam, hitam keabu-

abuan dan merah tua.

Wardiyono (2009), menambahkan bahwa tanaman kacang beras mempunyai

keunggulan seperti tahan terhadap kekeringan dan temperatur tinggi, mampu

beradaptasi pada lahan suboptimal, pertumbuhannya cepat, toleran (tahan) terhadap

serangan hama dan penyakit, dan kandungan gizinya cukup tinggi, sehingga perlu

dilakukan pengujian terhadap kacang beras di daerah tropis.

2.6. Persilangan Tanaman Kacang-Kacangan

Menurut Aremu et al. (2007), pemilihan tetua untuk disilangkan merupakan

suatu hal yang sangat penting bagi pemuliaan tanaman. Kesalahan dalam memilih

tetua biasanya mengakibatkan kegagalan dalam program pemuliaan tanaman.

Keputusan untuk memilih tetua dipengaruhi oleh tujuan pemuliaan jangka pendek,

tujuan jangka panjang dan metode pemuliaan yang diinginkan.

Persilangan antar spesies tanaman kacang-kacangan akan menghasilkan

keturunan baru yang mempunyai sifat sama seperti kedua tetuanya. Benih hasil

persilangan antar spesies seringkali tingkat viabilitas dan fertilitasnya rendah bahkan

Page 21: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

8

steril sempurna. Viabilitas merupakan kemampuan benih untuk berkecambah dan

menghasilkan bibit yang normal.

Persilangan antar spesies juga ditujukan untuk menambah keragaman genetik

atau untuk menimbulkan keragaman baru sehingga memperbesar keragaman di alam

atau koleksi yang sudah ada serta memperbanyak materi pemuliaan (Chen, et al.,

1983; Choudary, et al., 2000). Menurut Gomathinayagam et al., 1998, tujuan

persilangan antar spesies tergantung pada tujuan program pemuliaan yang ingin

dicapai. Oleh karena itu persilangan antar spesies dapat menyebabkan perubahan

karakter pada keturunannya baik kualitatif maupun kuantitatif.

Akibat adanya persilangan antar spesies, maka karakteristik keturunannya

akan beragam antara pasangan persilangan yang satu dengan yang lain. Keragaman

keturunan hasil persilangan dapat disebabkan oleh peran gen dari tetua yang

digunakan. Selain itu, persilangan antara spesies dapat menghasilkan hibrida yang

unggul sebagai bahan dasar dalam program pemuliaan kacang - kacangan untuk

merakit varietas baru yang unggul (Ujianto, 2013).

Persilangan antar spesies sering terjadi inkompatibilitas. Selain disebabkan

oleh perbedaan jumlah dan ukuran kromosom, disebabkan juga oleh perbedaan

biologi bunga, ketidak-mampuan tabung polen menembus kepala putik atau dapat

menembus tetapi pertumbuhannya lambat, sehingga terlambat atau tidak mencapai

ovule (Ujianto, 2013).

Karakter keturunan hasil persilangan merupakan kombinasi atau gabungan

dari karakter kedua tetuanya. Oleh karena itu akan ada perbedaan karakteristik

keturunan dengan kedua tetuanya. Tingkat perbedaannya tergantung pada seberapa

besar faktor genetik tetua yang diwariskan kepada keturunannya (Hadley dan

Openshaw, 1980).

Jumlah polong merupakan komponen utama hasil, dengan perbaikan jumlah

polong akan memperbaiki hasil selama komponen lain dapat dipertahankan. Oleh

karena itu kacang beras ini cocok digunakan sebagai tetua donor untuk merakit

varietas unggul kacang tunggak yang berdaya hasil tinggi dan tahan terhadap

Page 22: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

9

serangan hama dan penyakit. Untuk itu persilangan antar spesies kacang tunggak dan

kacang beras ini perlu dilakukan untuk menggabungkan keunggulan dari kedua

tanaman dalam keturunannya disamping untuk memperbesar keragaman genetik

terhadap sifat yang diinginkan (Thiyagu, Jayaman, dan Nadarajan, 2008; Somta,

Talekar dan Srinives, 2006).

Salah satu hal yang sangat penting dalam program pemuliaan tanaman yaitu

adanya keragaman genetik terhadap sifat yang akan diperbaiki, karena tanpa adanya

keragaman maka sulit didapatkan kemajuan genetiknya. Oleh karena itu upaya-upaya

untuk meningkatkan keragaman genetik perlu terus dikembangkan. Salah satu

caranya yaitu dengan hibridisasi baik dalam spesies yang sama maupun antar spesies

yang berbeda asalkan masing-masing tetuanya memiliki keunggulan karakter yang

diinginkan.

Persilangan kacang tunggak dan kacang beras diharapkan dapat memberikan

hasil persilangan yang sesuai dengan sifat dan keunggulan secara genetik dari

masing-masing tetua yaitu berdaya hasil tinggi dan tahan terhadap serangan hama dan

penyakit (Trustinah, 1987).

2.7. Pemuliaan Tanaman Kacang-Kacangan

Program pemuliaan tanaman kacang-kacangan di Indonesia masih

memprioritaskan untuk memperbaiki daya hasil, ketahanan terhadap faktor biotik

terutama hama penyakit penting dan faktor abiotik terutama kekeringan dan

kemasaman. Tanaman kacang-kacangan di batasi pada empat spesies yang berbeda

karakter tetapi masih pada genus yang sama yaitu Vigna. Keempat spesies tersebut

yakni tanaman kacang tunggak (Vigna unguicullata L.walph. ), Tanaman kacang

panjang (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth), Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L,

Wilczek) dan kacang beras (Vigna umbellata (thumb.) Ohwi & Ohashi). Dari setiap

spesies tanaman ini memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing sehingga

sangat potensial untuk saling disilangkan dalam rangka menggabungkan keunggulan

karakter masing-masing spesies melalui hibridisasi (Ujianto, 2013).

Page 23: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

10

Dalam rangka perakitan varietas unggul tanaman kacang – kacangan yang

berdaya hasil tinggi, pemulia dapat melakukan perbaikan hasil dengan meningkatkan

jumlah polong per tanaman (Arshad, et al., 2009; Ghafoor, et al.,2002). Untuk itu

pemulia perlu sumber plasma nutfah yang memiliki jumlah polong per tanaman yang

tinggi. Kacang beras (Vigna umbellata (Thunb.) Ohwi & Ohashi) yang dikenal

dengan Rice bean memiliki jumlah polong per tanaman yang tinggi. Selain memiliki

jumlah polong yang tinggi, kacang beras tahan terhadap beberapa hama penting salah

satunya hama kumbang bubuk (Ullah, et al., 2007; Somta, et al., 2006). Oleh karena

itu kacang beras cocok dijadikan tetua donor untuk perakitan kacang hijau yang

berdaya hasil tinggi dan tahan terhadap hama. Untuk menggabungkan keunggulan

sifat tersebut perlu dilakukan persilangan antar spesies kacang tunggak dengan

kacang beras.

Page 24: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

11

BAB III. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental

dengan percobaan di rumah kaca.

3.1. Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Mataram

mulai bulan Agustus hingga Desember 2015.

3.2. Rancangan Persilangan

Penelitian dilakukan dengan persilangan inter dan intra kacang tunggak dan

kacang beras. Persilangan dilakukan melalui metode dialel lengkap yaitu

menyilangkan antar semua tetua yang memungkinkan. Tetua yang digunakan yaitu

dua genotip kacang beras dan dua genotip kacang tunggak. Adapun genotip kacang

beras yang digunakan yaitu kacang beras berbiji merah (KBM) dan kacang beras

berbiji kuning (KBK) sedangkan genotip kacang tunggak yang digunakan yaitu

kacang tunggak berbiji hitam (KTH) dan kacang tunggak berbiji ungu (KTU).

3.3. Prosedur Persilangan

Secara garis besar teknik persilangan pada tanaman kacang tunggak dan

kacang beras adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

- Mengumpulkan informasi mengenai : biologi bunga, asal usul dan sifat

tanaman, waktu penyerbukan yang baik

- Pemilihan induk jantan dan betina untuk disilangkan

- Pengamatan bunga tetua betina untuk diemaskulasi yaitu bunga yang

diperkirakan esok hari akan mekar.

Page 25: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

12

3.6.2. Emaskulasi

Emaskulasi dilakukan pada sore hari yaitu mulai pukul 15.00-18.30 WITA.

dengan cara menghilangkan sebagian mahkota bunga tetua betina, kemudian

dihilangkan kantong sarinya. Alat yang digunakan untuk emaskulasi adalah Pinset.

3.6.3. Polinasi

Polinasi dilakukan pada pagi hari antara jam 06.00-10.00 Wita dengan jalan

pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel dari tanaman tetua jantan yang sehat,

kemudian menyerbukannya ke kepala putik bunga tetua betina yang telah dilakukan

emaskulasi. Cara melakukan penyerbukan yaitu mengoleskan atau meletakan tepung

sari bunga jantan di kepala putik bunga betina menggunakan kuas, pinset, atau tusuk

gigi yang steril, yaitu dengan mencelupkan alat-alat tersebut ke alkohol 70%.

4. Pelabelan

Ukuran dan bentuk label berbeda-beda. Pada dasarnya label terbuat dari kertas

keras tahan air atau plastik. Pada label antara lain tertulis informasi tentang: 1)

tanggal penyerbukan, 2) Nama tetua jantan dan betina, 3) Kode pemulia/penyilang.

5. Pendeteksian Keberhasilan Persilangan Buatan

Keberhasilan suatu persilangan buatan pada tanaman kacang tunggak dan

kacang beras dapat dilihat kira-kira satu atau dua hari setelah dilakukan penyerbukan.

Jika calon polong mulai membesar dan tidak rontok maka persilangan dapat

dikatakan berhasil. Sebaliknya, jika calon polong tidak membesar atau rontok maka

kemungkinan telah terjadi kegagalan persilangan.

3.4.Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1.Alat-alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul, meteran, sabit,

penggaris, timbangan analitik dan alat tulis-menulis, pinset, gunting, benang label,

kertas minyak, kantong plastik.

Page 26: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

13

3.4.2.Bahan-bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang tunggak dan

benih kacang beras, Pupuk Phonska dosis 250 kg/ha dan alkohol 70%.

3.5. Pelaksanaan Penelitian

3.5.1.Persiapan Benih

Benih yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih yang diperoleh dari

koleksi Program Studi Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Benih yang disiapkan adalah benih yang bernas, sehat dan seragam.

3.5.2.Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam dilakukan dengan cara penyediaan tanah yang

diambil dari kebun percobaan. Tanah yang telah disiapkan dan digemburkan

kemudian dikering anginkan, dicampur secara merata dan dimasukkan kedalam

polibag sampai penuh secara merata, antar polibag yang satu dengan polibag yang

lain dengan jumlah 80 polybag. Setelah dilakukan pengisian polibag secara merata,

kemudian polibag diletakkan di petak percobaan secara teratur sebanyak 8 baris,

dimana setiap baris terdapat 10 polibag. Media tanam didiamkan selama 4 hari

sebelum melakukan penanaman.

3.5.3.Penanaman

Penanaman benih dilakukan secara periodik dengan cara ditugal, yaitu

minggu pertama dan minggu kedua dilakukan penanaman kacang beras berbiji

merah (KBM) dan kacang beras berbiji kuning (KBK). Selanjutnya minggu ke tiga

dan minggu keempat dilakukan penanaman kacang tunggak berbiji hitam (KTH) dan

kacang tunggak berbiji ungu (KTU). Setiap polibag dibuat sebanyak 3 lubang

dengan kedalaman 3 cm, dimana lubang satu dan dua ditanami benih kacang, dan

lubang ketiga tempat menaruh pupuk, setiap lubang berjarak 5 cm. Setiap lubang

tanam ditanami sebanyak 1 benih dan dilakukan secara bersamaan dengan

pemberian pupuk dasar disamping lubang tanam dengan menggunakan pupuk

Page 27: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

14

Phonska dosis 250 kg/ha atau setara 4,5 g/polibag , kemudian ditutup atau ditimbun

dengan tanah.

Penggunaan periode tanam dilakukan agar waktu berbunga bersamaan dan

periode persilangan lebih lama sehingga lebih banyak persilangan dapat dilakukan.

3.5.4.Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penjarangan, penyulaman,

penyiangan, pengendalian hama dan penyakit.

3.5.4.1. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 3 hari sekali pada sore hari atau tergantung kondisi

lingkungan.

3.5.4.2. Penyulaman

Penyulaman dilakukan dalam waktu 2 minggu setelah tanam jika tanaman

tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Penyulaman dilakukan dengan cara

tanaman dicabut beserta akarnya, kemudian disulam menggunakan bibit/tanaman

yang sejenis dan umurnya sama.

3.5.4.3. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut rumput atau gulma yang ada di

sekitar tanaman untuk tetap memelihara kebersihan.

3.5.4.4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama pada tanaman kacang tunggak dan kacang beras

dilakukan dengan menggunakan insektisida Mipcinta 50 WP dengan konsentrasi 2,5

g/l dan pengendalian penyakit dilakukan dengan menggunakan fungisida Antracol

70 WP 50 %. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada saat terlihat gejala-

gejala yang timbul pada tanaman.

Page 28: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

15

3.5.4.5. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman sudah memasuki kriteria panen

yaitu saat polong berwarna hitam kecoklatan, sebagian daun menguning dan gugur.

3.6. Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan meliputi karakter kualitatif dan kuantitatif yang terdiri

atas :

3.6.1. Karakter Kualitatif

a. Warna Bunga

Warna bunga diamati pada saat tanaman sudah mulai berbunga.

b. Warna Batang

Warna batang kacang tunggak dan warna batang kacang beras dapat

diamati pada saat menjelang panen.

c. Bentuk Polong

Bentuk polong kacang tunggak dan kacang beras diamati saat polong

sudah terbentuk sempurna.

d. Warna Polong

Warna polong diamati setelah terbentuknya polong sampai polong

sudah tua.

e. Warna Biji

Pengamatan warna biji untuk kacang tunggak dan kacang beras dapat

dilihat setelah melakukan pemanenan atau setelah biji terpisah dari

polongnya.

3.6.2. Karakter Kuantitatif

a. Umur Muncul Bunga (hst)

Pengamatan umur munculnya bunga dilakukan dengan menghitung

hari sejak penanaman sampai munculnya bunga.

Page 29: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

16

b. Jumlah Bunga

Perhitungan jumlah bunga dilakukan secara komulatif setelah

munculnya bunga sampai dengan panen.

c. Jumlah Bunga yang Diemaskulasi

Jumlah bunga yang diemaskulasi untuk kacang tunggak dan kacang

beras ditentukan dengan cara menyeleksi bunga yang bagus dan sehat serta

bunga belum mekar dan diperkirakan besok harinya akan mekar.

d. Jumlah Bunga yang Disilangkan

Jumlah bunga yang disilangkan ditentukan pada saat bunga sudah jadi

sempurna.

e. Jumlah Polong Jadi

Jumlah polong jadi kacang tunggak dan kacang beras dihitung pada

saat berumur 51-54 hst atau saat sudah terbentuknya polong dan menjelang

panen.

f. Jumlah Polong yang Masak

Jumlah polong masak untuk kacang tunggak dan kacang beras

dihitung setiap harinya pada saat polong sudah masak hingga menjelang

panen. Alat yang digunakan untuk menghitung jumlah polong yang masak

adalah Hand Counter.

g. Daya Kecambah Benih Hasil Persilangan (%)

Daya kecambah untuk benih kacang-kacangan hasil persilangan

ditentukan dengan cara menghitung hari dari saat tanam hingga munculnya

kecambah. Semakin tinggi persentase daya kecambah benih maka semakin

bagus benih untuk tumbuh. Daya kecambah benih yang bagus

persentasinya harus diatas 90%.

Page 30: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

17

3.7. Analisis Data

Tingkat keberhasilan persilangan dihitung berdasarkan jumlah polong yang

jadi dan dibagi dengan jumlah bunga yang disilangkan dikalikan 100%. Data hasil

pengamatan dianalisis dengan menggunakan Statistik Deskriptif terutama untuk

menduga besarnya nilai rata-rata dan kesalahan baku (SE).

Page 31: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

18

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan karakter kualitatif pada genotip kacang beras

merah (KBM), kacang beras kuning (KBK), kacang tunggak hitam (KTH) dan

kacang tunggak ungu (KTU) yaitu warna bunga, warna batang, bentuk polong, warna

polong dan warna biji dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Warna Bunga, Warna Batang, Bentuk Polong, Warna Polong dan Warna

Biji

Karakter KBM KBK KTH KTUWarna Bunga Kuning Kuning Ungu UnguWarna Batang Merah Merah Hijau

kecoklatanHijaukecoklatan

Bentuk Polong Panjang danLampai

Panjang danLampai

Panjangmelonjong

Panjangmelonjong

Warna Polong Coklat Coklat Keunguan KeunguanWarna Biji Merah Kuning Hitam Ungu

4.1.1. Warna Bunga

Warna bunga yang diamati pada saat tanaman mulai berbunga terlihat bahwa

pada genotip kacang beras merah dan kacang beras kuning warna bunganya kuning

sedangkan pada kacang tunggak hitam dan kacang tunggak ungu warna bunganya

ungu.

4.1.2. Warna Batang

Warna batang tanaman kacang-kacangan yang telah diamati dilapangan pada

saat menjelang panen nampak terlihat bahwa warna batang tanaman kacang beras

merah dan kacang beras kuning adalah merah sedangkan warna batang kacang

tunggak hitam dan kacang tunggak ungu adalah hijau kecoklatan.

Page 32: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

19

4.1.3. Bentuk Polong

Bentuk polong pada tanaman kacang beras merah dan kacang beras kuning

adalah panjang dan lampai sedangkan bentuk polong kacang tunggak hitam dan

kacang tunggak ungu adalah panjang melonjong.

4.1.4. Warna Polong

Warna polong kacang beras dan kacang tunggak yang diamati setelah

terbentuknya polong secara sempurna, nampak terlihat bahwa tanaman kacang beras

merah dan kacang beras kuning polongnya berwarna coklat sedangkan pada tanaman

kacang tunggak hitam dan kacang tunggak ungu polongnya berwarna keunguan.

4.1.5. Warna Biji

Warna biji kacang beras dan kacang tunggak dapat dilihat setelah melakukan

pemanenan atau setelah biji terpisah dari polongnya, warna biji untuk kacang beras

berwarna merah dan kuning sedangkan warna biji untuk kacang tunggak bewarna

hitam dan ungu.

Jumlah bunga yang disilangkan, jumlah polong jadi, persentase keberhasilan

dan daya kecambah dari empat jenis kacang-kacangan yaitu kacang beras berbiji

merah (KBM), kacang beras berbiji Kuning (KBK), kacang tunggak berbiji hitam

(KTH) dan kacang tunggak berbiji ungu (KTU) disajikan pada Tabel 4.1. Jumlah

bunga yang disilangkan seluruhnya sebanyak 315 dan jumlah polong yang jadi

sebanyak 40 buah dari keempat jenis kacang-kacangan tersebut. Data hasil

persilangan keempat jenis tanaman kacang-kacangan tersebut secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran 2 - 3.

Page 33: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

20

Tabel 4.2. Jumlah Bunga Disilangkan, Polong Jadi, Persentase KeberhasilanPersilangan dan Daya Kecambah

PERSILANGAN PersentaseKeberhasilan

(%)

DayaKecambah

%KBM X KBK 42 3 7,14 100KBM X KTH 24 3 12,50 83,3KBM X KTU 36 7 19,44 53,8KBK X KBM 42 11 26,19 68,8KBK X KTH 14 2 14,28 62,5KBK X KTU 16 2 12,50 0KTH X KTU 19 2 10,52 0KTH X KBM 29 6 20,68 0KTH X KBK 15 2 13,33 0KTU X KTH 21 0 0 0KTU X KBM 39 2 5,12 0KTU X KBK 18 0 0 0Total 315 40

Gambar 4.1. Grafik Jumlah Bunga Disilangkan dan Polong Jadi

4.1.6. Jumlah Polong JadiJumlah polong jadi hasil persilangan keempat macam kacang-kacangan

beragam berkisar antara 0 hingga 11. Berdasarkan jumlah bunga yang disilangkan

42

24

36

42

14 1619

29

15

21

39

18

3 37

11

2 2 26

2 0 2 0

JUMLAH BUNGA DISILANGKAN DAN JUMLAH POLONG JADI

Jumlah bunga yangdisilangkan

Jumlah polong jadi

Page 34: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

21

(315) hanya sebagian kecil yang jadi polong (40) yaitu sekitar 12,69%. Sedangkan

bunga yang gagal membentuk polong (275) yaitu sekitar 87,31%. Jumlah polong jadi

diperoleh dari persilangan KBM X KBK=3 polong, KBM X KTH=3 polong, KBM

X KTU=7 Polong, KBK X KBM= 11 polong, KBK X KTH= 2 polong, KBK X

KTU= 2 polong, KTH X KTU= 2 polong, KTH X KBM= 6 polong, KTH X KBK= 2

polong, KTU X KBM= 2 polong. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa jumlah

polong jadi tertinggi diperolah dari persilangan KBK dengan KBM yaitu 11 polong

dengan jumlah bunga yang disilangkan sebanyak 42 bunga. Sedangkan jumlah

polong jadi terendah diperoleh dari persilangan KBK dengan KTH, KBK dengan

KTU, KTH dengan KTU, KTH dengan KBK dan KTU dengan KBK yaitu masing-

masing 2 polong. Jumlah polong yang jadi merupakan salah satu bukti keberhasilan

dalam melakukan kegiatan persilangan yang diperoleh ketika serangkaian metode

dalam kegiatan persilangan telah benar dilakukan.

4.1.7. Persentase Keberhasilan

Persentase keberhasilan persilangan merupakan suatu landasan/dasar untuk

menilai sejauh mana tingkat keberhasilan dari kegiatan persilangan yang dilakukan

oleh pemulia. Tingkat keberhasilan persilangan dari keempat jenis kacang-kacangan

dapat dilihat pada tabel 4.1. Persentase keberhasilan persilangan dari tingkat tertinggi

hingga terendah diperoleh dari persilangan KBK dengan KBM yaitu 26,19%,

persilangan KTH X KBM yaitu 20,68%, persilangan KBM X KTU yaitu 19,44%,

persilangan KBK X KTH 14,28%, persilangan KTH X KBK yaitu 13,33%,

persilangan KBM X KTH dan persilangan KBK X KTU yaitu 12,50%, persilangan

KTH X KTU yaitu 10,52%, persilangan KBM X KBK yaitu 7,14%, Persilangan KTU

X KBM yaitu 5,12% dan persentase keberhasilan persilangan terendah diperoleh dari

persilangan KTH X KTU dan (KBK X KTU) yaitu 0 %.

Page 35: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

22

Gambar 4.2. Grafik Persentase Keberhasilan Persilangan dan Daya Kecambah

4.1.8. Daya Kecambah

Hasil persilangan keempat jenis kacang-kacangan yaitu KBM, KBK, KTH,

KTU diperoleh 100 biji yang ditanam kembali sehingga dapat diketahui jumlah benih

berkecambah adalah 68 benih dan jumlah benih tidak berkecambah adalah 32 benih.

Persentase daya kecambah tertinggi sampai terendah hingga benih tidak berkecambah

berturut-turut yaitu persilangan KBM X KBK (100%), KBM X KTH (83,3%),

persilangan KBK X KBM (68,8%), persilangan KBK X KTH (62,5%) dan persentase

daya kecambah terendah diperoleh dari persilangan KBM X KTU (53,8%).

Sedangkan untuk beberapa hasil persilangan yang tidak berkecambah terjadi pada

hasil persilangan antara KBK X KTU, KTH X KTU, KTH X KBM, KTH X KBK,

KTU X KTH, KTU X KBM dan KTU X KBK.

7.14 12.519.44

26.1914.28 12.5 10.52

20.6813.33

0 5.12 0

100

83.3

53.8

68.862.5

0 0 0 0 0 0 00

102030405060708090

100

PERSENTASE KEBERHASILAN DAN DAYA KECAMBAH

Persentase Keberhasilan (%) Daya Kecambah %

Page 36: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

23

4.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa 10

keturunan hasil persilangan dari 2 genotip kacang beras yaitu KBM dan KBK dan 2

genotip kacang tunggak yaitu KTU dan KTH (Tabel 4.1) terlihat bahwa karakter

kualitatif seperti warna bunga, warna batang, bentuk polong dan warna polong dari 2

genotip kacang beras nampak sama dan hanya berbeda pada warna biji saja yaitu

kacang beras merah bijinya berwarna merah dan kacang beras kuning bijinya

berwarna kuning. Begitupula halnya dengan 2 genotip kacang tunggak yang memiliki

karakter kualitatif seperti warna bunga, warna batang, bentuk polong dan warna

polong yang sama hanya warna bijinya yang berbeda yaitu kacang tunggak hitam

bijinya berwarna hitam dan kacang tunggak ungu bijinya berwarna ungu.

Penentuan jumlah bunga yang disilangkan dapat dilihat dari kondisi bunga

yang memungkinkan yaitu bunga yang masih segar, tidak cacat dan belum mekar.

Jumlah bunga yang disilangkan tertinggi diperoleh dari persilangan kacang beras

merah sebagai tetua betina dengan kacang beras kuning sebagai tetua jantan (KBM X

KBK) yaitu 42 bunga dengan jumlah polong jadi 3 yaitu sekitar 7,14% keberhasilan

persilangan dari total bunga yang disilangkan. Selain itu, persilangan KBK X KBM

juga memiliki jumlah bunga yang disilangkan sama dengan persilangan KBM X

KBK yaitu 42 bunga, namun berbeda pada jumlah polong jadi yang dihasilkan yaitu

11 polong jadi atau sekitar 26,19% keberhasilan persilangan dari total bunga yang

disilangkan. Persilangan KBK X KBM merupakan persilangan dengan jumlah bunga

yang disilangkan tertinggi kemudian menghasilkan jumlah polong jadi tertinggi dan

persentase keberhasilannya juga tinggi.

Jumlah polong jadi terendah dari kegiatan persilangan nampak terlihat pada

lima jenis persilangan yaitu persilangan KBK X KTH, KBK X KTU, KTH X KTU,

KTH X KBK dan persilangan KTU X KBM yang masing-masing menghasilkan 2

polong jadi. Sedangkan persilangan KTU X KTH dan Persilangan KTU X KBK tidak

berhasil membentuk polong. Hal ini terjadi karena dalam kegiatan persilangan

Page 37: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

24

kacang-kacangan seringkali terjadi kegagalan dalam proses pembuahan dan terjadi

gugurnya bunga yang disilangkan sehingga menyebabkan tidak terbentuknya polong.

Banyak bunga yang telah disilangkan antar genotip kacang beras dengan kacang

tunggak yang tidak terbuahi kemudian gugur dan tidak menjadi polong sehingga

menyebabkan berkurangnya persentase keberhasilan dari kegiatan persilangan.

Ujianto et al.(2012) menjelaskan bahwa persilangan antara spesies tanaman yang

berbeda dapat menjadi sebab seringnya terjadi kegagalan dalam proses pembentukan

polongnya.

Persentase tingkat keberhasilan persilangan diukur dari jumlah polong jadi

kemudian dibagi dengan jumlah bunga yang disilangkan dikalikan 100%.

Pengamatan selama proses persilangan hingga terbentuknya polong, persentase

keberhasilan terendah terjadi pada persilangan KTU X KTH dengan jumlah bunga

disilangkan 21 bunga dan KTU X KBK yaitu 18 bunga yang semuanya gugur dan

tidak terbuahi sehingga bunga betina KTU yang disilangkan dengan bunga jantan

yang berbeda yaitu KTH dan KBK tidak ada yang berhasil membentuk polong.

Persentase keberhasilan tertinggi terjadi pada persilangan KBK X KBM dengan

jumlah bunga yang disilangkan 42 bunga dengan jumlah polong jadi yaitu 11 polong.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah bunga yang disilangkan dan

banyak yang berhasil membentuk polong maka semakin tinggi persentase

keberhasilan hasil persilangan.

Persilangan antar spesies memainkan peranan penting dalam perbaikan sifat

tanaman melalui program pemuliaan. Tekhnik ini digunakan jika keragaman genetik

yang diinginkan tidak ditemukan pada spesies yang dibudidayakan tetapi berada pada

kerabat liarnya yang berbeda spesiesnya. Persentase keberhasilan persilangan sangat

ditentukan oleh beberapa hal yaitu pemilihan tetua, pelaksanaan hibridisasi, faktor

lingkungan dan faktor genetik. Menurut Aremu et al. (2007), pemilihan tetua untuk

disilangkan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi program pemuliaan

tanaman. Kesalahan dalam memilih tetua bisa mengakibatkan kegagalan dalam

program pemuliaan tanaman. Selanjutnya Belanger et al., (2003) mengemukakan

Page 38: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

25

bahwa sebagian besar pemulia tanaman lebih menyukai tetua-tetua yang digunakan

berasal dari spesies yang sama, karena mewakili spesies yang sama biasanya

persilangan dapat menghasilkan persilangan yang fertil dan sedikit atau tidak ada

hambatan untuk kombinasi genetiknya. Kosmiatin dan Mariska (2005) juga

menambahkan bahwa hambatan genetik berpengaruh setelah fertilisasi. Gugurnya

polong muda dapat disebabkan oleh terjadinya inkompatibilitas setelah fertilisasi,

karena endosperma gagal berkembang sehingga tidak dapat mendukung pertumbuhan

dan perkembangan embrio.

Dalam kegiatan persilangan seringkali ada suatu kegagalan atau

ketidakberhasilan dalam pembentukan polong. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor

internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan). Faktor internal atau faktor

genetik dianggap berperan dominan dalam keberhasilan persilangan ini sesuai dengan

yang disampaikan Ujianto et. al. (2012) bahwa hambatan dalam hibridisasi dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu eksternal dan internal dan hambatan internal yang

lebih dominan dibanding hambatan eksternal. Polong yang jadi merupakan salah satu

bukti keberhasilan persilangan terhadap bunga-bunga yang disilangkan karena tidak

semua bunga yang disilangkan/dipolinasi dapat terbentuk menjadi polong.

Kegagalan pertumbuhan endosperma dapat disebabkan oleh rendahnya atau

terhentinya laju pembelahan sel sehingga mengakibatkan degradasi jaringan

endosperma yang sudah terbentuk. Ujianto et al. (2012) mengemukakan bahwa

persilangan dimungkinkan dapat terjadi dengan memiliki jumlah kromosom yang

sama. Hibridisasi antar spesies lebih baik jika sudah diketahui jumlah kromosomnya,

sehingga dapat diperkirakan tingkat kesulitan yang dihadapi. Selain jumlah

kromosom, ukuran kromosom juga perlu diketahui ukuran kromosom yang berbeda

menyebabkan gangguan metabolisme pada proses pembentukan polong dan polong

gugur. Jumlah polong jadi dari hasil persilangan (Tabel 4.1) dapat diketahui bahwa

jumlah polong jadi tertinggi diperoleh dari persilangan antara KBK X KBM yaitu 11

polong. Jumlah polong jadi terendah dan jumlah bunga yang disilangkan terbanyak

terjadi pada persilangan KTU X KBM yaitu 39 jumlah bunga yang disilangkan dan 2

Page 39: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

26

polong jadi hasil persilangan. Selain itu ada dua jenis persilangan yang tetua

betinanya sama namun tetua jantannya berbeda yaitu persilangan KTU X KBK dan

KTU X KTH, kedua jenis persilangan tersebut gagal dalam pembentukan polong.

Ujianto et al. (2007) menjelaskan bahwa faktor keterampilan, waktu pelaksanaan, alat

dan cuaca juga dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan persilangan.

Persentase daya kecambah merupakan salah satu penilaian untuk mengetahui

sejauh mana benih yang disemaikan dapat berkecambah. Persentase daya kecambah

dapat dilihat pada tabel 4.1. yang menunjukkan bahwa persentase daya kecambah

tertinggi diperoleh dari persilangan KBM X KBK yaitu 100%, selanjutnya

persilangan KBM X KTH yaitu 83,3%, KBK X KBM yaitu 68,8%, KBK X KTH

yaitu 62,5% dan persentase daya kecambah terendah diperoleh dari persilangan KBM

X KTU yaitu 53,8%. Hartmann et al., (1975) mengemukakan bahwa dalam peristiwa

perkecambahan akan terjadi beberapa proses yang berpengaruh terhadap keberhasilan

perkecambahan yaitu penyerapan air (imbibitions), aktivitas enzim, pertumbuhan

embrio, pecahnya kulit biji dan kemudian membentuk tanaman kecil, selanjutnya

akan memperkuat tubuh tanaman kecil tersebut. Selanjutnya, Copeland (1976)

menambahkan bahwa dalam peristiwa perkecambahan jaringan-jaringan yang

mengandung karbohidrat, lemak dan protein mengalami proses hidrolisis dan

didegradasi yang hasilnya ditranslokasikan ke titik tumbuh embrio dan disintesakan

kembali ke dalam jaringan baru. Produk baru dari proses hidrolisa dimanfaatkan pula

di dalam proses respirasi yaitu sejak oksigen berperan dalam oksidasi sehingga

menimbulkan CO2, air dan energi.

Ada beberapa benih hasil persilangan yang tidak berkecambah yaitu benih

hasil persilangan antara KBK X KTU, KTH X KTU, KTH X KBM, KTH X KBK,

KTU X KTH, KTU X KBM dan KTU X KBK. Hal ini disebabkan oleh benih masih

dalam masa dorman. Dormansi benih adalah kemampuan benih untuk menangguhkan

perkecambahannya sampai pada saat dan tempat yang menguntungkan baginya untuk

tumbuh. Abidin (1991), mengemukakan bahwa terjadinya dormansi benih disebabkan

oleh 5 faktor yaitu adanya impermeabilitas kulit biji, kulit biji yang keras,

Page 40: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

27

rudimentary embrio, embrio yang mengalami dormansi karena belum mencapai

pematangan secara fisiologis dan terdapatnya zat penghambat di dalam biji.

Page 41: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

28

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil persilangan inter dan intra kacang tunggak dan kacang beras memiliki

tingkat keberhasilan yang beragam, dan juga keturunan hasil persilangan

memiliki viabilitas yang beragam. Tingkat keberhasilan tertinggi pada

persilangan KBK X KBM sebesar 26,19% dan terendah pada persilangan

KTU X KTH dan KTU X KBK sebesar 0%.

2. Persilangan keempat jenis kacang-kacangan dengan total bunga yang

disilangkan 315 bunga dan hanya 40 bunga persilangan yang berhasil

membentuk polong yaitu sekitar 12,69% dari total bunga yang disilangkan.

3. Persentase daya kecambah tertinggi diperoleh dari hasil persilangan KBM X

KBK yaitu 100% dan persentase daya kecambah terendah diperoleh dari

persilangan KBM X KTU yaitu 53,8% serta hasil persilangan KBK X KTU,

KTH X KTU, KTH X KBM, KTH X KBK, KTU X KTH, KTU X KBM dan

KTU X KBK tidak berkecambah.

5.2. Saran

Hasil persilangan kacang beras dengan kacang tunggak perlu dievaluasi lebih

lanjut untuk mendapatkan informasi genetik dan untuk mendapatkan galur-galur

unggul.

Page 42: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

29

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1991. Dasar pengetahuan ilmu tanaman. Angkasa. Bandung.

Aremu, C.O., Adebayo, M.A., Ariyo, O.J. and Adewale, B.B.2007. Classification ofgenetic diversity and choice of parent for hybridization in cowpea (Vignaunguiculata L. Walp.) for humid savanna ecology. African J. ofBiotechnoloy 6(20): 2333-2339.

Arshad, M., Aslam M, dan Irshad M. 2009. Genetic variability and characterassociation among morphological traits of mungbean, Vigna radiate L.wilczek genotypes. J. Agric. Res. Vol. 47(2): 121-126.

Belanger, F. C., Plumley, K.A. Day, P.R. and Meyer, W.A. 2003. Interspecifichybridization as a potential method for improvement of agrostis species. 43(6):2172-2176

Boote, K.J. 1982. Growth stages of peanut (Arachis hypogaea L.). Peanut Sci. 9:35-39.

Chen, N.C., Baker, L.R. and Honma, S. 1983. Interspecific crossability among fourspecies of vigna food legumes. Euphytica Vol. 32: 925-937.

Choudhary, B.R., Joshi, P. and Ramaraq, S. 2000. Interspecific hybridization betweenBrassica carinata and Brassica rapa. Plant Breeding 119: 417-420.

Copeland L.O. (1976) Principles of seed science and technology. Burgess PublishingCompany. Minnesota.

Fehr, W. R., and Caviness, C. E. 1977. Stages of soybean development. SpecialReport No. 80. Cooperative Extension Service Agric. And Home Econ. Wxp.St. lowa State Univ. of Sci. and Tech., Ames Iowa, USA.

Ghafoor, A, Z., Ahmad, A.S. Qureshi and Bashir, M. 2002. Genetic relationship inVigna mungo (L.) Hepper and V. radiate (L.) R. Wilczek based onmorphological traits and SDS-PAGE. Euphytica 123: 367-378.

Gomathinayagam, P., Ram, S.G., Rathaswamy, R. and Ramaswamy, N.M. 1998.Interspecific hybridization between Vigna unguiculata (L.) Walp. and V.vexillata (L.) A.Rich. through in vitro embryo culture. Euphytica 102: 203-209.

Page 43: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

30

Hadley, H.H. and Openshaw, S.J. 1980. Interspecific and intergeneric hybridization.p. 133-160. In: W.R. Fehr and H.H. Hadley (eds.), Hybridization of cropplants. American Society of Agronomy and Crop Science Society ofAmerica, Wisconsin, USA.

Handayani, S.1994. Pangan dan Gizi.Surakarta : UNS

Hartmann. R.W. and Ahn, C.S. 1978. Interspecific hybridization between mungbeanvigna radinta (L.) Wikzek). And adzukn benn (vigna angualaris (wild) ohwi,ohashi) J. Amer. Soc. Hort. Sci. 103:3-6.

Kosmiatin, M dan L. Mariska.2005. Kultur embrio dan penggandaan kromosom hasilpersilangan kacang hijau dan kacang hitam. Jurnal Bioteknologi Pertanian10(1): 24-34.

Maesen, V.D dan Sadikin. 1993. Prosea Kacang-Kacangan Asia Tenggara I.Gramedia. Jakarta.

Rukmana, R. & Yuniarsih. 2000. Kacang Tunggak Budidaya Dan Prospek UsahaTani. Kanisius Yogyakarta.

Somta, P., Talekar, N.S. and Srinives, P. 2006. Characterization of Callosobruchuschinensis (L.) riesistance in vigna umbellata (Thumb.) Ohwi & Ohashi.Journal of Stored Product Research Vol. 42(3): 313-327.

Somta, P., Kaga, A., Tomooka, N., Kashiwaba, K., Isemura, T., Chaitieng, B.,Srinives, P. and Vaughan, D.A. 2006. Development of an interspecific Vignalinkage map between Vigna umbellata (Thumb) Ohwi & Ohashi dan Vignanakashimae (Ohwi) Ohwi & Ohasi and its use in analysis of bruchidresistance and comparative genomics. Plant Breeding J. Vol. 125 (1): 77-84

Trustinah, E., Guhardja, dan Gunarso, W. 1987. Identifikasi Fase pertumbuhanBeberapa Varietas Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L. Merr.). PenelitianPalawija 2(2):68-74.

Trustinah, 1993. Biologi tanaman kacang hijau, p. 12-24. Dalam Adisarwanto, T.,Sugiono, Sunardi, dan A. Winarto (Eds.). Kacang Hijau. Monograf BalittanMalang No. 9.

Trustinah dan kasno, A. 1994. Evaluasi sifat-sifat kualitatif dan kuantitatif kacangtunggak.prosiding simposium pemuliaan tanaman 11. PPTI Komda Jatim.

Thiyagu, K., Jayamani, P. and Nadarajan, N. 2008. Polen pistil interaction ininterspecific crosses of Vigna sp. Cytologia, Vol. 73(3): 251-257.

Page 44: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

31

Ujianto L., Idris, T. Mulyaningsih. 2007. Kajian Genetik Tentang Pewarisan SifatJumlah Biji per polong dan jumlah polong pertanaman kacang tunggak(vigna unguiculata (L.,) walp.) varietas lokal NTB. Jurnal penelitian unramVol.2 No.12.

Ujianto L., Idris, Yakop U.M. 2012. Kajian Heritabilitas dan Heterosis padapersilangan antara kacang tunggak dengan kacang panjang. Buletin plasmanutfah Vol. 18 No.1.

Ujianto L. 2013. Pemuliaan Tanaman Kacang-Kacangan Melalui Hibridisasi AntarSpesies. Arga Puji Press. Mataram. Lombok Barat. Nusa Tenggara Barat.

Ullah, M.A., Tariq, A.N. and Razzaq, A. 2007. Effect of rice bean (Vigna umbellata)intercropping on the yield of perennial grass, Panicum maximum CV. Gatonunder rainfed conditions. Journal of Agriculture & Social Sciences. J. Agri.Soc. Sci., Vol. 3(2): 70-72.

Wardiyono, 2009. Detil data Vigna umbellata (Thunb.) Ohwi & Ohashi. 1: Pulsesp.75-77 (author(s): Oers, CCCM van).

Page 45: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

31

LAMPIRAN

Page 46: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

32

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Tata Letak Percobaan

Periode I Periode II Periode III Periode IVKBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4KBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4KBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4KBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4KBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4KBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4KBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4KBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4KBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4KBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4KBM

1KBK

1KBM

2KBK

2KTH

3KTU

3KTH

4KTU

4

Keterangan:

KBM 1 : Kacang Beras Merah ditanam minggu pertama

KBK 1 : Kacang Beras Kuning ditanam minggu pertama

KBM 2 : Kacang Beras Merah ditanam minggu kedua

KBK 2 : Kacang Beras Kuning ditanam minggu kedua

KTH 3 : Kacang Tunggak Hitam ditanam minggu ketiga

KTU 3 : Kacang Tunggak Ungu ditanam minggu ketiga

KTH 4 : Kacang Tunggak Hitam ditanam minggu keempat

KTU 4: Kacang Tunggak Ungu ditanam minggu keempat

B T

S

U

Page 47: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

33

Lampiran 2. Jumlah Bunga yang Disilangkan Tanggal 16-31 Oktober 2016

Persilangan Tanggal Persilangan / Bulan / Tahun Jumlah

16/10/15 17/10/15 18/10/15 19/10/15 20/10/15 21/10/15 22/10/15 23/10/15 24/10/15 25/10/15

KBM X KBK 2 1 1 4KBM X KTH 1 1 1 3KBM X KTU 1 1 2 1 1 6KBK X KBM 1 1 2KBK X KTHKBK X KTUKTH X KTUKTH X KBM 1 1 2 1 1 3 9KTH X KBK 1 1 1 3KTU X KTH 1 1 2KTU X KBM 2 1 2 1 3 1 1 11KTU X KBK

Persilangan Tanggal Persilangan / Bulan / Tahun Jumlah

26/10 /15 27/10/15 28/10/15 29/10/15 30/10/15 31/10/15

KBM X KBK 2 1 1 1 5KBM X KTH 1 3 1 5KBM X KTU 1 3 3 2 1 2 12KBK X KBM 2 1 1 3 7KBK X KTH 1 1 2KBK X KTU 1 1 2KTH X KTU 3 3KTH X KBM 1 3 1 1 6KTH X KBK 1 1 1 3KTU X KTH 1 3 4KTU X KBM 2 4 2 1 1 10KTU X KBK 1 2 1 1 5

Page 48: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

34

Lampiran 3. Jumlah Bunga yang Disilangkan Tanggal 01-20 November 2016

PersilanganTanggal Persilangan / Bulan / Tahun Jumlah

01/11/15 02/11/15 03/11/15 04/11/15 05/11/15 06/11/15 07/11/15 08/11/15 09/11/15 10/11/15

KBM X KBK 2 6 5 5 1 2 3 2 26KBM X KTH 1 1 3 1 2 8KBM X KTU 2 1 1 2 6KBK X KBM 1 6 5 5 1 3 3 2 26KBK X KTH 3 1 1 1 3 9KBK X KTU 2 1 2 1 1 7KTH X KTU 2 1 2 2 2 2 11KTH X KBM 1 1 3 2 7KTH X KBK 2 1 1 1 2 7KTU X KTH 2 1 2 1 2 2 10KTU X KBM 2 1 1 2 6KTU X KBK 1 1 2 1 1 6

PersilanganTanggal Persilangan / Bulan / Tahun Jumlah

11/11/15 12/11/15 13/11/15 14/11/15 15/11/15 16/11/15 17/11/15 18/11/15 19/11/15 20/11/15

KBM X KBK 2 1 2 1 1 7KBM X KTH 2 1 2 3 8KBM X KTU 1 1 1 1 2 1 3 2 12KBK X KBM 2 1 2 1 1 7KBK X KTH 1 2 3KBK X KTU 1 1 2 1 1 1 7KTH X KTU 1 2 1 1 5KTH X KBM 1 1 1 1 3 7KTH X KBK 1 1 2KTU X KTH 2 1 1 1 5KTU X KBM 1 1 1 1 2 1 3 2 12KTU X KBK 1 1 2 1 1 1 7TOTALPERSILANGAN 315

Page 49: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

35

Lampiran 4. Persentase Daya Kecambah dan Jumlah Polong Jadi

No Tanggal PenanamanHasil

persilanganWaktu

BerkecambahDaya

KecambahJumlah

Polong Jadi

1

8 Desember 2015

KBK X KBM 11 -12- 2015 100% 02 KBK X KBM 11 -12- 2015 100% 03 KBK X KBM 11 -12- 2015 100% 114 KBK X KBM Tidak tumbuh 0 05 KBK X KBM Tidak tumbuh 0 06 KBK X KBM 11 -12- 2015 100% 07 KBK X KBM 11 -12- 2015 100% 08 KBK X KBM 12 – 12- 2015 62,5% 29 KBK X KTH 12 – 12- 2015 100% 0

10 KBM X KTH 11 -12- 2015 72% 311 KBM X KTH 11 -12- 2015 100% 012 KBM X KTU 11 -12- 2015 0% 213 KBM X KTU 11 -12- 2015 60% 014 KBM X KTU 11 -12- 2015 100% 015 KBM X KTU Tidak Tumbuh 100% 716 KBM X KBK 12 -12- 2015 100% 3

Total Biji yang ditanam 100Total Biji Berkecambah 68Total Biji Tidak Berkecambah 32

Page 50: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

36

Lampiran 5. Foto-Foto Penelitian

Persiapan Benih dan Media Tanam Tanaman 1 Minggu Setelah Tanam

Tanaman 4 Minggu Setelah Tanam Tanaman 5 Minggu Setelah Tanam

Tanaman 6 Minggu Setelah Tanam Tanaman 6 Minggu Setelah Tanam

Page 51: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

37

Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian Hama dan Penyakit

Emaskulasi Persilangan

Bunga Kacang Tunggak Polong Muda Kacang Tunggak

Page 52: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

38

Panen

Pengumpulan Hasil Persilangan

Page 53: TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER DAN INTRA KACANG …

39

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis (EKA PARIANA ) dilahirkan di PRINGGABAYA pada Tanggal 12

SEPTEMBER 1990 dari Ayah Muhammad dan Ibu Hurniah. Penulis adalah anak

pertama dari lima bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh adalah lulus pendidikan dasar

dari SDN 2 Pringgabaya Tahun 2003. Lulus Pendidikan Menengah Pertama dari

SMPN 1 Pringgabaya Tahun 2006. Dan lulus Pendidikan Menengah Atas dari SMA 1

Pringgabaya Tahun 2009. Pada Bulan Agustus 2011 mulai tercatat sebagai

mahasiswa pada program studi Agroekoteknologi di Fakultas Pertanian Universitas

Mataram.

Tugas Akhir yang penulis selesaikan untuk meraih gelar Sarjana Pertanian

adalah skripsi berjudul “TINGKAT KEBERHASILAN PERSILANGAN INTER

DAN INTRA KACANG TUNGGAK (Vigna unguilata (L.)) DAN KACANG

BERAS (Vigna umbellata (Thumb)).