tea

7
tea-edit.jpg Sejak dulu teh merupakan minuman favorit banyak orang. Selain rasanya yang menyenangkan, minum teh juga dipercaya dapat menimbulkan perasaan rileks, apalagi jika diminum bersama keluarga dan kerabat, teh menjadi teman asyik dalam setiap suasana kebersamaan. Lain halnya dengan orang dewasa konsumsi teh pada bayi atau balita sebaliknya justru memberi dampak buruk bagi mereka. Apa saja dampak negatif teh bagi bayi anda, yuks kita bahas! Teh = Kafein Banyak orangtua yang berpendapat bahwa memberi teh pada anak lebih baik dibanding memberi kopi lantaran kandungan kafein dalam teh lebih sedikit dibanding kopi. Anggapan tersebut ternyata dipatahkan oleh sebuah penelitian oleh IPB pada tahun 2007, yang menyatakan bahwa kadar kafein teh dan kopi ternyata relatif sama besar yakni o,6 persen. Kafein sendiri membawa dampak buruk bagi pertumbuhan bayi anda, dimana zat ini bisa mempengaruhi susunan syaraf otak anak, dalam hal ini kafein mempengaruhi kerja sistem syarafnya. Kafein juga bisa membuat anak gelisah dan sulit tidur sementara bagi bayi dan balita tidur adalah aktifitas yang sangat penting bagi tumbuh kembangnya. Kafein juga berbahaya bagi jantung si kecil, karena dapat merangsang pernafasan dan mengganggu kerja jantungnya. Teh = Tannin Selain kafein, teh juga mengandung zat berbahaya yang disebut Tannin. Tannin yang terkandung dalam teh dapat menurunkan penyerapan zat besi oleh tubuh. Mineral besi dalam teh akan diikat oleh Tannin, yang menimbulkan reaksi terbentuknya Tannat

Upload: nia-kurnia

Post on 24-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

bhbhbub

TRANSCRIPT

Page 1: Tea

tea-edit.jpg

Sejak dulu teh merupakan minuman favorit banyak orang. Selain rasanya yang menyenangkan, minum teh juga dipercaya dapat menimbulkan perasaan rileks, apalagi jika diminum bersama keluarga dan kerabat, teh menjadi teman asyik dalam setiap suasana kebersamaan. Lain halnya dengan orang dewasa konsumsi teh pada bayi atau balita sebaliknya justru memberi dampak buruk bagi mereka. Apa saja dampak negatif teh bagi bayi anda, yuks kita bahas!

Teh = Kafein

Banyak orangtua yang berpendapat bahwa memberi teh pada anak lebih baik dibanding memberi kopi lantaran kandungan kafein dalam teh lebih sedikit dibanding kopi. Anggapan tersebut ternyata dipatahkan oleh sebuah penelitian oleh IPB pada tahun 2007, yang menyatakan bahwa kadar kafein teh dan kopi ternyata relatif sama besar yakni o,6 persen.

Kafein sendiri membawa dampak buruk bagi pertumbuhan bayi anda, dimana zat ini bisa mempengaruhi susunan syaraf otak anak, dalam hal ini kafein mempengaruhi kerja sistem syarafnya. Kafein juga bisa membuat anak gelisah dan sulit tidur sementara bagi bayi dan balita tidur adalah aktifitas yang sangat penting bagi tumbuh kembangnya. Kafein juga berbahaya bagi jantung si kecil, karena dapat merangsang pernafasan dan mengganggu kerja jantungnya.

Teh = Tannin

Selain kafein, teh juga mengandung zat berbahaya yang disebut Tannin. Tannin yang terkandung dalam teh dapat menurunkan penyerapan zat besi oleh tubuh. Mineral besi dalam teh akan diikat oleh Tannin, yang menimbulkan reaksi terbentuknya Tannat yang selanjutnya terbuang melalui feses, reaksi tersebut bisa menyebabkan anemia pada bayi. Asam Tannat dalam teh juga dapa mempengaruhi penyerapan vitamin B oleh tubuh, akibatnya bayi akan mengalami defisiensi vitamin yang dibutuhkan otak untuk proses tumbuh kembang.

Lebih lama mengendap

Kafein adalah zat yang mudah diserap oleh usus. Bahkan, lebih dari 99% kafein yang dikonsumsi akan segera diserap oleh darah dan didistribusikan keseluruh bagian tubuh hingga ke otak. Sebaliknya kafein adalah zat yang tidak mudah dikeluarkan oleh tubuh melalui urin. Kadar kafein dalam darah akan lama mengendap sebelum nantinya terbuang bersama urin. Pada orang dewasa Dibutuhkan waktu hingga 5-6 jam untuk menggeluarkan setengah dari kadar kafein dalam darah. Sedangkan pada bayi membuthkan waktu hingga 14 jam untuk mengeluarkan kadar kafein. Hal tersebut dikarenakan tubuh bayi masih sukar memetabolisme kafein yang masuk.

Page 2: Tea

Minuman Teh Tak Dianjurkan Bagi Bayi dan Anak Kecil

Dr. Ir. Deddy Muchtadi, MS

Tulisan pertama menyebutkan tradisi minum teh terdapat dalam legenda kekaisaran Cina, Shen Nung, pada tahun 2737 sebelum Masehi. Tetapi sumber yang lebih dapat dipercaya terdapat pada suatu kamus Cina yang dibuat pada tahun 350 masehi. Sejak dulu teh sebagai minuman penyegar telah populer di daratan Asia. Teh baru dikenal bangsa Eropa setelah orang Belanda melakukan perdagangan dengan Asia pada sekitar tahun 1600-an.

Bila kita amati, terdapat perbedaan mendasar dalam tata cara minum teh baik antarbangsa maupun antarsuku. Di Indonesia pada umumnya teh diminum kapan saja; hampir di setiap rumah tangga selalu tersedia satu teko air teh untuk keperluan minum keluarga. Lain halnya dengan negara-negara Barat, di mana teh hanya diminum pada saat tertentu saja yang disebut tea time, yaitu pada waktu sore hari.

Adalah merupakan suatu sopan santun dari tuan rumah di Indonesia untuk menjamu tamunya dengan secangkir air teh kapan saja ia datang. Demikian juga, kelihatannya hanya terjadi di Indonesia di mana bila kita duduk di warung atau rumah makan kecil, langsung disuguhi segelas air teh yang tidak usah dibayar alias gratis. Begitu mendalamnya adat kebiasaan minum teh ini menjadikan makin berkembangnya usaha produksi minuman teh dalam botol karton, karena merupakan minuman favorit bagi tua dan muda, dan konon sanggup mengalahkan pasaran minuman ringan lainnya di dalam negeri

Sampai saat ini tidak ada peraturan di negara mana pun yang membatasi konsumsi air teh. Akan tetapi para peneliti baru-baru ini menganjurkan agar minuman teh tidak diberikan pada bayi dan anak-anak kecil, karena dapat mengganggu pertumbuhan badannya maupun kecerdasannya. Suatu survei terbatas yang baru-baru ini kami lakukan, menunjukkan bahwa minuman teh selain dikonsumsi oleh anak-anak kecil juga diberikan pada bayi sebagai pengganti susu; terutama pada keluarga golongan kurang mampu. Mengingat kenyataan ini, di bawah ini akan dibahas mengenai pengaruh negatif dari minuman teh tersebut bagi bayi dan anak-anak kecil.

Kafein dan kecerdasan anak

Rasa nikmat atau segar sehabis minum teh sesungguhnya disebabkan oleh kafein. Banyak orang menyangka bahwa kafein hanya terdapat pada kopi; padahal teh, cokelat, dan minuman ringan jenis cola, juga mengandung kafein. Analisis yang telah dilakukan terhadap beberapa merek teh dan kopi yang beredar di Bogor menunjukkan bahwa kadar kafeinnya tidak berbeda, yaitu sekitar 0,6 persen. Kafein mempunyai efek menyegarkan

Page 3: Tea

karena zat ini mampu menstimulir kerja sistem syaraf pusat.

Kafein dapat dengan mudah diserap dari usus, lebih dari 99 persen kafein yang dikonsumsi akan diserap oleh darah. Setelah diserap, kafein secara cepat didistribusikan ke seluruh bagian tubuh, tidak ada zat penghalang bagi kafein dari drah untuk sampai ke otak. Sifat lain kafein adalah zat ini tidak mudah dikeluarkan kembali dari tubuh oleh ginjal bersama urin. Lebih dari 98 persen kafein yang sampai ke tubula ginjal akan diserap kembali oleh darah. Penghilangan kafein hanya terjadi bila zat ini telah mengalami biotransformasi dalam hati menjadi zat lain yang lebih mudah dibuang bersama urin.

Indeks yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan metabolisme dan pengeluaran kafein dari tubuh adalah “waktu paruh”nya dalam plasma darah, yaitu waktu yang diperlukan oleh kadar kafein untuk berkurang sebanyak 50 persen. Pada orang dewasa rata-rata sekitar 5-6jam, sedangkan pada bayi dan anak-anak berkisar antara 2,3 – 14 jam, di mana pada bayi kafein tersebut lebih sulit untuk dimetabolisasi.

Pada dosis rendah efek negatif kafein yang paling menonjol adalah menyebabkan sulit tidur. Pada dosis yang lebih tinggi kafein dapat menimbulkan rasa gelisah, merangsang pernapasan, mempengaruhi kerja jantung, mengakibatkan sering buang air kecil, dan meningkatkan sekresi cairan lambung. Keracunan kafein yang dapat berakibat fatal jarang terjadi, karena hal ini hanya dapat terjadi bila seseorang mengkonsumsi sebanyak 75 cangkir kopi dalam waktu 30 menit.

Sampai saat ini belum ada peraturan yang membatasi jumlah konsumsi kafein. Di Amerika Serikat sendiri yang terkenal dengan peraturan-nya yang ketat, kafein oleh FDA (Food and Drug administration) masih digolongkan sebagai senyawa GRAS (Generally Regognized as Safe), yang berarti aman untuk dikonsumsi. Akan tetapi, hasil-hasil penelitian toksikologi yang mutakhir memberikan kecenderungan untuk menarik status kafein dari GRAS, sehingga akan berarti bahwa jumlah penggunaannya (konsumsi)akan dibatasi.

Masalah yang diutarakan para ahli di Amerika Serikat tentang usul penarikan kafein dari daftar GRAS terutama menyangkut efeknya terhadap anak-anak kecil. Kafein dapat mempengaruhi kerja sistem syaraf pusat, dan ank-anak lebih sensitif terhadap pengaruh tersebut. Para ahli tersebut mensinyalir adanya efek negatif kafein terhadap perkembangan otak anak-anak, sehingga akan mempengaruhi kecerdasannya.

Anemi gizi

Selain rasa nikmat menyegarkan, dalam air teh juga terdapat rasa sepat. Rasa sepat ini timbul karena adanya zat tanin di dalam air teh yang kemudian bereaksi dengan protein mukosa di dalam mulut. Sama halnya bila kita makan buah salak atau jambu biji, kadang-kadang timbul rasa sepat, karena keduanya juga mengandung tanin.

Yang dipermasalahkan dengan adanya tanin dalam air teh bukan rasa sepatnya, tetapi karena sifat zat ini yang dapat mengikat mineral. Barangkali sering kita lihat adanya

Page 4: Tea

lapisan tipis di permukaan air teh, bila air yang dipergunakan banyak mengandung mineral (air sadah). Lapisan tipis tersebut sesungguhnya adalah hasil reaksi antara mineral dengan tanin, membentuk tanat. Pabila tanin tersebut bereaksi dengan mineral-mineral dalam makanan, maka mineral tersebut akhirnya tidak dapat digunakan tubuh dan terbuang bersama feses.

Suatu studi yang dilakukan oleh dr.Yona Amitai dari Children’s Hospital Medical Center di Boston, menemukan bahwa anak bayi di Jerusalem yang meminum air teh sebanyak 250 ml per orang per hari, mempunyai kadar besi yang rendah dalam darahya. Disimpulkan bahwa hal ini terjadi karena adanya pengikatan besi oleh tanin dari air teh, sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh tubuh. Ditegaskan bahwa mineral besi yang dapat diikat oleh tanin tersebut adalah apa yang disebut non heme iron, yaitu yang berasal dari serealia, sayuran atau buah-buahan. Sedangkan yang berasal dari daging adalah heme iron, yang dapat segera digunakan oleh tubuh. Mengingat bahwa umumnya di Indonesia konsumsi daging masih sangat rendah, terutama pada golongan kurang mampu, maka pengaruh konsumsi air teh pada bayi/anak patut diwaspadai sebagai salah satu penyebab anemi gizi yang masih merupakan salah satu maslah gizi nasional.

Air putih bagi anak-anak

Pada keluarga golongan kurang mampu, pemberian air teh pada bayinya kelihatannya dilakukan karena terpaksa, sebagai pengganti air susu (bubuk) yang tidak terbeli, sedangkan ASI-nya tidak keluar lagi. Untuk hal ini usaha-usaha peningkatan kesejahteraan keluarga hendaknya perlu lebih digalakkan lagi. Akan tetapi untuk anak-anak kecil, hendaknya kebiasaan minum teh ini perlu dikurangi. Barangkali kebiasaan untuk menyediakan air putih dalam kendi di tiap-tiap keluaraga kurang mampu perlu dihidupkan kembali.

Beban bagi ginjal

Fungsi organ-organ tubuh bayi belum sempurna, oleh karena itu memberikan teh pada bayi khususnya mereka yang berusia dibawah 6 bulan sangat mempengaruhi kinerja ginjalnya. Rasa sepat teh yang dikonsumsi oleh bayi anda akan memberatkan kerja ginjalnya dan mengganggu sistem penyerapan saluran cerna lainnya. Nah, jika sistem saluran cernanya sudah terganggu maka bisa dipastikan penyerapan nutrisi yang penting bagi pertumbuhannya akan terganggu pula. Kalau sudah begitu bukan tak mungkin proses tumbuh kembangnya akan terganggu.

Jadi, agar si kecil terhindar dari bahaya kafein dan Tannin, hindari memberinya teh, baik teh manis atau pun teh pahit. Rasa nikmat teh manis memang kadang disukai sikecil, namun jangan biasakan sikecil mengkonsumsi teh, apalagi dalam porsi yang berlebihan