tbi 41 strategy limbah industri

14
STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI Oleh BASTIAN ARIFIN 1. Analisis pembangkitan limbah industri Penjelasan tentang mengapa hasil samping dan limbah dapat terbentuk dalam suatu kegiatan industri dapat diketahui dengan menganalisis proses transformasi dan konversi bahan baku (input) menjadi produk (output) sebagaimana tercantum pada Gambar 1. Mengetahui akar penyebab terbentuknya limbah merupakan bagian terpenting dalam merumuskan strategi yang tepat dalam mengelola limbah industri. Bahan baku Produk Proses Komponen Utama Komponen Utama (Kehilangan hasil) Komponen samping dan kotoran Komponen samping dan kotoran Hasil samping Bahan pembantu Residu

Upload: rahmat-sunarya

Post on 23-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

TBI

TRANSCRIPT

Page 1: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

OlehBASTIAN ARIFIN

1. Analisis pembangkitan limbah industri

Penjelasan tentang mengapa hasil samping dan limbah dapat terbentuk dalam suatu kegiatan industri dapat diketahui dengan menganalisis proses transformasi dan konversi bahan baku (input) menjadi produk (output) sebagaimana tercantum pada Gambar 1. Mengetahui akar penyebab terbentuknya limbah merupakan bagian terpenting dalam merumuskan strategi yang tepat dalam mengelola limbah industri.

Bahan baku

Produk

Proses

Komponen Utama

Komponen Utama

(Kehilangan hasil)

Komponen samping

dan kotoran

Komponen samping

dan kotoran

Hasil samping

Bahan pembantu

Bahan pembantu

Residu

Page 2: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

Gambar 1. Diagram Skematik proses transformasi dan konversi input menjadi produk output

Sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 1, ada 5 tipe sumber pembangkitan limbah industri. Bahan baku hasil pertanian umumnya terdiri dari komponen-komponen utama bahan dan komponen-komponen samping serta kotoran. Komponen utama bahan adalah bagian bahan yang akan ditransformasi dan dikonversi menjadi produk. Komponen samping dan kotoran akan menjadi residu yang harus dipisahkan dari proses produksi dan dibuang sebagai limbah cair, gas atau padat (Tipe 1). Selanjutnya dalam proses, komponen utama bahan juga tidak sepenuhnya dapat ditransformasi dan dikonversi menjadi produk, sehingga sebagian komponen utama bahan ini juga akan ditemukan dalam residu sebagai “kehilangan yield” (Tipe 2). Tingkat kehilangan ini akan semakin tinggi jika proses tidak berlangsung pada kondisi optimumnya. Input proses seringkali juga secara tidak disengaja dan tidak dikehendaki telah mengubah komponen utama bahan bukan menjadi produk, melainkan menjadi “by product” (Tipe 3) yang seringkali juga tidak berguna. Pada gambar tersebut juga terlihat bahwa dalam proses konversi dan transformasi bahan baku menajdi produk juga diperlukan bahan-bahan pembantu proses. Bahan pembantu ini bukan bagian dari produk; kalaupun ada didalam produk maka statusnya adalah sebagai kotoran. Dengan demikian bahan pembantu ini akan ditemukan sebagai limbah cair, gas, atau padat (Tipe 4). Perlu dicatat disini bahwa sebenarnya produk itu sendiri suatu ketika juga akan menjadi limbah (Tipe 5), misalnya karena sudah berakhir masa pakainya atau sudah hilang nilai manfaatnya, maka desain dan spesifikasi suatu produk hendaknya juga mempertimbangkan kemudahan proses pembuangannya.

2

Page 3: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

Paragraf berikut menguraikan secara ringkas evolusi cara pandang, pendekatan dan strategi industri dalam mengelola limbahnya, termasuk manfaat internal bagi perusahaan dan eksternal (lingkungan secara umum) yang dapat dihasilkan oleh masing-masing pendekatan. Secara garis besar hal ini dikategorikan kedalam tiga pendekatan, yaitu pasif, reaktif dan proaktif.

2. Pendekatan Pasif

Kalau diperhatikan sejarah perkembangan pengelolaan lingkungan industri, maka tahap paling awal yang dilakukan oleh industri adalah membiarkan terbentuknya limbah dan hanya memperhatikan produknya saja. Namun hal ini tidak dapat bertahan lama karena akumulsi limbah menyebabkan berbagai permasalahan internal industri, misalnya estetika, kesehatan dan sebagainya. Maka tahap berikutnya adalah mengupayakan agar limbah tersebut tidak menumpuk di lingkungan industri dan membuangnya ke tempat lain. Biasanya pembuangan limbah ini dilakukan pada saat hujan karena dengan begiu konsentrasi polutan menjadi rendah (mengalami pengenceran) dan limbah seger ahilang dari lokasi industri. Meskipun kelihatan seperti yang diharapkan, pengenceran sebenarnya bukan jalan keluar, karena beban limbah total yang diterima oleh lingkungan adalah tetap. Apalagi kalau limbah yang dibuang tersebut bersifat sulit terdegradasi, maka polutan tersebut tetap saja akan terakumulasi di suatu lokasi dan mencemarinya. Demikianlah pendekatan pasif pengelolaan lingkungan

3

Page 4: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

seperti ini tidak memberikan manfaat sama sekali bagi lingkungan.

3. Pendekatan Reaktif

Setelah disadari bahwa upaya pengelolaan pasif ternyata tidak memperbaiki keadaan lingkungan bahkan memperburuknya, maka mulai disadari pentingnya melakukan upaya untuk menangani limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Bahan organik yang dikandung oleh limbah cair industri, misalnya, diolah dahulu dalam suatu instalasi penanganan biologis sehingga berubah menjadi gas (terbuang ke atmosfir) dan biomas (sludge) dan menyisakan air limbah yang sudah relatif bersih dan polutan dan aman dibuang ke lingkungan. Hanya saja upaya penanganan (end-of-pipe treatment) seperti ini memerlukan biaya yang cukup besar sehingga menjadi beban bagi industri.

4. Pendekatan Proaktif

Meningkatnya biaya perusahaan akibat penanganan limbah industri telah memacu berbagai pemikiran untuk melakukan upaya-upaya efisiensi pada berbagai aspek produksi. Sebagai ilustrasi, air limbah yang telah mengalami penanganan (treatment) ternyata dapat didaur ulang (recycle) untuk keperluan lain yang tidak menuntut kualitas air yang sangat aik. Atau bahkan dengan sedikit input teknologi tambahan, air tersebut malahan dapat digunakan kembali (reuse) untuk proses produksi. Dengan demikian kebutuhan air untuk industri secara keseluruhan berkurang dan efisiensi meningkat (m3 air yang dibutuhkan / ton produk yang dihasilkan menurun). Serupa dengan upaya di atas, industri mungkin juga melihat potensi daur ulang yang lain,

4

Page 5: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

misalnya, pemanfaatan energi panas yang selama ini terbuang untuk digunakan dalam suatu unit proses atau operasi, sehingga ton bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan setiap ton produk menjadi lebih sedikit.

Pemikiran semacam inilah yang kemudian mengantarkan kita kepada suatu pendekatan pengelolaan limbah industri yang lebih bersifat proaktif dan integratif yang sering dikenal dengan berbagai istilah diantaranya Minimisasi Limbah, Produksi Bersih, atau istilah umumnya Pengendalian Polusi Input (Input Pollution Control). Pada pendekatan ini upaya pengelolaan ditekankan pada sisi input, yaitu sebelum limbah itu sendiri terbentuk. Ini berbeda dengan pendekatan sebelumnya yang baru melakukan suatu upaya setelah limbahnya terbentuk atau yang dikenal dengan Pendekatan Polusi Output (Output Pollution Control).

Pada pendekatan pasif, karena industri praktis tidak melakukan sesuatu kecuali membuang dan mengencerkan limbahnya, maka tidak ada implikasi terhadap biaya produksi. Demikian pula dari segi lingkungan, kalaupun ada manfaatnya, maka sifatnya sangat lokal. Pada pendekatan reaktif, ada proteksi terhadap lingkungan karena limbah yang dibuang sudah relatif tidak berbahaya. Namun industri harus mengeluarkan biaya penanganan yang cukup mahal.

Pada pendekatan proaktif salah datu karakteristik pentingnya adalah adanya pengurangan riil terhadap penggunaan sumber daya, baik bahan baku, pembantu, ataupun utilitas (misalnya adalah konsumsi air dan bahan bakar pada contoh kasus di atas) dan dengan demikian berarti pengurangan limbah. Penurunan penggunaan bahan juga berimplikasi terhadap penurunan biaya (peningkatan efisiensi). Inilah yang sering disebut dengan “win-win

5

Page 6: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

situation”, yaitu bahwa upaya proteksi terhadap lingkungan akibat kegiatan produksi tidak dilakukan dengan mengeluarkan ekstra biaya untuk penanganan, tetapi dengan mengefisienkan konsumsi input yang diperlukan. Saat ini sudah mulai didasari bahwa kunci persoalan lingkungan terletak pada inefisiensi penggunaan sumberdaya.

Jika pada pendekatan “end-of pipe” upaya pemanfaatan, penanganan dan pembuangan limbah memerlukan informasi tentang karakteristik, komposisi dan sifat fisiko kimia limbah, maka pada pendekatan proaktif yang paling diperlukan adalah informasi tentang tipe pembangkitan limbah sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Dalam konteks industri, maka strategi pengolahan limbah yang dapat dilakukan mencakup tiga hal, yaitu upaya pada tahap proses, Pemanfaatan Internal dan Pemanfaatan Eksternal sebagaimana diilustrasikan pada gambar 2. Pada tahap Proses perlu dilakukan berbagai upaya yang menjamin minimumnya kehilangan produk (yield loss). Ini meliputi penentuan tipe dan jenis teknologi yang digunakan, kondisi operasi dan proses yang optimum (misalnya suhu, tekanan, lama waktu, dan lain-lain), jenis dan tingkat kemurnian bahan baku dan reagen, dan desain serta spesifikasi produk yang akan dihasilkan.

6

ProsesA

B C

Komponen Utama

Bahan baku Komponen Utama

Produk

(Kehilangan hasil)

Komponen samping

dan kotoran

Komponen samping

dan kotoran

Hasil samping

Bahan pembantu

Bahan pembantu

Residu

Page 7: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

A : Strategi Pencegahan Limbah yang Terintegrasi dalam PsosesB : Pemanfaatan limbah internalC : Pemanfaatan limbah eksternal

Gambar 2. Diagram Skematik Strategi Pengelolaan Limbah

Upaya kedua yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan secara internal bahan-bahan yang masih bernilai ekonomi ataupun bahan yang masih dapat ditingkatkan nilai tambahnya, baik melalui proses daur ulang, pakai ulang ataupun perolehan kembali (recovery).

Upaya ketiga pada dasarnya serupa dengan yang kedua, hanya saja pemanfaatannya secara eksternal. Hal ini memungkinkan pemanfaatan bahan-bahan yang masih berguna dalam suatu skala usaha yang lebih besar sehingga lebih layak secara ekonomi. Strategi dan rincian teknik

7

Page 8: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

pengelolaan limbah secara proaktif ini diberikan pada Gambar 3 dan Tabel 1.

8

Produksi bersih

Minimisasi limbahDan emisi

Reduksi darisumber

Daur ulangeksternal

Siklus biologis

Daur ulanginternal

Level 1 Level 2 Level 3

Penggunaan kembaliLimbah dan emisi

Modifikasipupuk

Struktur Bahan Modifikasiproses

GoodHouskeping

Substitusi material

Modifikasiteknologi

Page 9: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

Gambar 3. Strategi pengelolaan limbah secara proaktif

Tabel 1 Teknik Pengelolaan limbah

Strategi Ilustrasi TeknikModifikasi Ubah spesifikasi, tingkatkan umur

pakai, ganti bahan (baku) modifikasi desain produk, gunakan bahan yang dapat di daur ulang, hindari komponen kritis, upayakan kemudahan pengembalian produk

Good Houskeeping

Ubah dosis/konsentrasi, tingkatkan kapasitas proses, atur interval pembersihan/pemeliharaan hindari hilangnya akibat penguapan dan kebocoran perbaiki sistem pengadaan penyimpanan dan pengiriman teknik

9

Page 10: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

FIFO

Substitusi Ganti solvan organik dengan soevan berbasis air ganti soeval terhalogenasi, ganti produk Petrokimia dengan biokimia, pilih bahan dengan tingkat kemurnian tinggi, manfaatkan residu sebagai bahan baku, gunakan bahan-bahan yang “biodegradable”, kurangi jumlah jenis komponen gunakan energi alternatif, gunakan bahan-bahan bebas logam berat.

Modifikasi Teknologi

Ganti proses termokimia dengan alternatif proses mekanik, gunakan teknik “counter current” pisahkan pengelolaan limbah B3 dan limbah cair, perbaiki kondisi proses, tingkatkan efisiensi energi, gunakan limbah panas, recovery dan gunakan kembali bahan (air), tingkatkan daya pakai bahan-bahan kimia, kurangi kemungkinan kontaminasi dengan “impurities”

Daur ulang internal

Penggunaan kembali material. Penggunaan lebih lanjut material, recovery

Setelah membahas dan menekankan pentingnya pendekatan sisi input dalam pengelolaan limbah industri

10

Page 11: TBI 41 Strategy Limbah Industri

STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI

sebagaimana dilakukan diatas, perlu ditegaskan bahwa ini sama sekali tidak berarti kita boleh mengesampingkan peranan pendekatan sisi output (end-of-pipe treatment). Sebagaimana dipahami dari hukum konservasi masa, maka kegiatan konversi bahan menjadi produk dalam kenyataannya tetap menghasilkan limbah (residu) yang mungkin memerlukan upaya penanganan agar tidak mencemari bila dibuang ke lingkungan. Hanya saja upaya ini baru boleh dilaksanakan setelah upaya-upaya pencegahan (avoidance), pengurangan (reduction), dan pakai ulang (reuse) serta daur ulang (recycle) telah dilaksanakan seoptimum mungkin.

11