smart taching strategy

Upload: sari-harianja

Post on 09-Jul-2015

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH SMART TEACHING STRATEGY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya bersifat individual, dalam arti bahwa proses perubahan d alam tingkah laku atau hasil belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor ind ividu, baik yang bersifat intrinstik maupun yang bersifat ekstrinstik. Demikian pula faktor dalam diri siswa antara lain faktor bakat dan kemampuan jelas ada pe rbedaan satu sama lain. Hal tersebut mendorong timbulnya pemikiran baru untuk me mperbaiki proses pembelajaran disekolah. Pemikiran ini mengarah pada perlunya pe nerapan strategy pembelajaran yang memberikan kesempatan luas kepada para siswa untuk berlatih dan belajar mandiri, dan melibatkan partisipasi siswa secara opti mal dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merupakan kegiat an yang dipilih pendidik dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudah an atau fasilitas kepada peserta didik dalam menuju tercapianya tujuan yang tela h ditetapkan . Menurut Alwi Suparman, (1999:57) bahwa strategy pembelajaran meru pakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembela jaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Dick dan Carey dalam Sujarwo (2003) strategy pembelajaran adalah suatu pendekatan dalam mengelola sec ara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga sasaran didik dapat mencapai isi p embelajaran atau tujuan seperti yang diharapkan. Sehubung an dengan pemikiran baru tersebut maka dimunculkan gagasan unutuk menerapkan str ategy pembelajaran smart teacing strategy. Menurut (Ron Fitzgerald, 2009),Smart Teaching Strategy adalah suatu metode untuk menfasilitasi proses belajar dengan memanfaatkan system pembelajaran smart. Sebaliknya (AgungWebe, 2010), berpendapa t bahwa Smart Teaching Strategy adalah suatu metode mengajar atau pembawaan diri seorang guru / pengajar untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dan men yenangkan. Dari hasil wawancara dengan guru biologi SMA Negeri 1 Onanrunggu diperoleh bahw a guru selalu menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam menyampaikan mater i pembelajaran. Pendekatan konvensional yang berupa metode ceramah merupakan met ode yang paling lama yang masih sangat mendominasi proses pembelajaran di hampir seluruh lembaga pendidikan. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X 2010/2 011 pada materi virus mencapai nilai 60, sedangkan di KKM (Kriteria Ketuntasan M inimal) adalah mencapai KKM dengan nilai 65 dan dari 40 siswa yang mencapai nila i ketuntasan sebanyak 30 orang. Hasil observasi dan wawancara dengan guru di SMA Negeri 1 Onanrunggu bahwa guru-guru pada umumnya menyajikan materi pelajaran de ngan konvensional, dimana dinilai kurang mampu meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa tidak ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dan kura ngnya perhatian peserta didik terhadap materi pelajaran yang diberikan. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya sikap pasof, apatis, kurang peduli, masa bodoh dari peserta didik sehingga penerimaan siswa terhadap materi pelajaran tidak terkesa n secara mendalam dan siswa cenderung menjadi bosan ditambah lagi jumlah guru bi ologi di sekolah tersebut masih minim. Dengan kehadiran Smart Teaching Strategy dalam proses pembelajaran diharapkan ak an memberi pengalaman belajar ynag menarik sehingga dapat tersimpan lama dalam m emori peserta didik. Namun, penggunaan Smart Teaching Strategy ini masih sangat jarang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar. Proses belajar mengajar yang b erjalan selama ini adalah komunikasi satu arah. Guru sebagai satu-satunya sumber informasi siswa selain buku pelajaran mereka. Dalam hal ini dapat juga dikataka n bahwa kurang dapat mendisain proses belajar mengajar sehingga berjalan kurang baik. Padahal kondisi yang diharapkan dengan kehadiran Smart Teaching Strategy d apat digunakan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih efisien, efektif, dan juga menyenangkan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil be lajar biologi di SMA 1 Onanrunggu. Beberapa penelitian terdahulu tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan Str ategy Smart Teaching, yakni (Aginta, 2006) pada sub materi struktur dan fungsi j aringan tumbuhan di kelas XI SMA Negeri 3 Binjai, ternyata hasil belajar siswa m

engalami peningkatan sebesar 72,5% dari pada memakai metode konvensional. Hal in i mengindikasikan bahwa penggunaan Smart Teaching Strategy efektif untuk diguna kan dalam penyampaian materi pelajaran di sekolah. Jadi untuk meningkatkan hasil belajar siswa, seorang guru harus mampu memilih se buah strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan. Strategi yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran virus adalah Smart Teaching Strategi. Smart Teaching adalah Suatu metode mengajar atau pem bawaan diri seorang guru / pengajar untuk menciptakan suasana belajar yang menar ik dan menyenangkan. Bertolak dari apa yang telah diuraikan di atas kaitan antara hasil belajar siswa sangat erat hubungannya dengan keterpaduan dan ketetapan dalam penggunaan metod e mengajar oleh seorang guru. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan peneliti an dengan judul: Pengaruh Smart Teaching Strategy Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Pokok Virus Di Kelas X SMA Negeri 1 Onanrungggu Tahun Pembel ajaran 2011/2012. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menja di identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adanya rasa jenuh terhadap materi pelajaran biologi yang diajarkan guru dengan metode ceramah tanpa didukung metode pembelajaran yang lain 2. Kurangnya kreatifitas dalam mendisain proses belajar mengajar di sekola h 3. Metode penyampain materi yang diterapkan guru kurang efektif sehingga pe rlu diterapkan metode/model pembelajaran yang lebih efektif. 4. Peran serta siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. 5. Kesulitan dalam memahami konsep yang berdampak pada ketidak pahaman dan berkurangnya minat siswa dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi t ersebut 6. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Biologi khususnya pada mate ri pokok virus, siswa memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimalnya 65. 1.3. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian : 1. Penelitian ini merupakan eksperimen yang dilakukan pada pokok materi vir us. 2. Dilakukan untuk melihat hasil belajar biologi pada materi pokok virus m enggunakan Smart Teaching Strategy. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang akan diteliti maka yang menjadi rumusan ma salah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Pengaruh Smart Teaching Strategy Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Pokok Virus di Kelas X SMA N egeri 1 Onanrunggu Tahun Pembelajaran 2011/2012. 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan Smart Teaching Strategy lebih tinggi dari pad a hasil belajar biologi siswa yang diajari dengan pengajaran metode konvensional terhadap materi pokok virus kelas X SMA Negeri 1 Onanrunggu. 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan pene litian serupa dengan materi pokok pelajaran yang berbeda. 2. Sebagai pengalaman belajar siswa yang dapat memudahkan siswa untuk memah ami materi pelajaran. 3. Sebagai strategi pembelajaran yang membantu guru untuk menentukan tahapa n-tahapan pembelajaran.

1.7. Defenisi Operasional 1. Smart berasal dari bahasa Inggris yang berarti cerdas. Cerdas yang dimak sud adalah mampu mengkondisikan diri. Dalam dunia pendidikan Smart Teaching itu diartikan ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan rangkaian strategi atau cara yang dapat mengelola emosi siswa, dan menciptakan suasana yang hidup yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. 2. Strategi berarti cara, yakni cara untuk mencapai suatu tujuan. Jadi strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai cara mencapai suatu tujuan pengajaran 3. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa yang mengikut i program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapk an.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Mengajar 2.1.1. Pengertian Belajar Segala aktifitas yang dilakukan manusia dalam usaha memperbaiki diri atau dengan kata lain aktivitas yang bersifat positif disebut belajar. Belajar merupakan ke giatan rutinitas yang dilakukan manusia untuk menempuh hidup didalam kehidupanny a. Masi banyak masyarakat awam salah menafsirkan tentang pengertian belajar. Unt uk lebih jelasnya akan kita ambil beberapa pendapat para ahli pendidikan mengena i belajar. Menurut Slameto ( 2003:3 ) belajar ialah suatu proses usaha yang dil akukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru seca ra keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingk ungannya. Perubahan tingkah laku dapat disebut sebagai hasil belajar yang melipu ti peruahahan pengetahuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada beberapa perub abhan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu : (1) perubahan terjadi secara sadar; (2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional; (3) perubah an dalam belajar bersifat positif dan aktif; (4) perubahan dalam belajar bukan b ersifat sementara; (5) perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah; dan (6) pe rubahan mencakup seluruh aspek dan tingkah laku. Menurut Gage dalam Segala (2005) belajar merupakan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunnya sebagai akibat dari pengalaman. Dala m Sudjana (2005) mengatakan: Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan ada nya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai sikap, tingkah laku, ketera mpilan dan perubahan aspek-aspek lainnya yang dialami individu yang belajar. Menu rut Djamarah (2006) belajar adalah perubahan perilaku berkat pengalaman dan lati han. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan keterampilan maupun sikap babhkan meliputi aspek organnisme atas pri badi.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah pro ses perubahan tingkah laku yang diperolah melalui pendidikan dan latihan akibat pengalaman di dalam kehidupannya. Perubahan tingkah laku tersebut mencakup sebag ai aspek kepribadian seseorang dapat berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, m inat, kebiasaan, kecakapan, kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan p erubahan perubahan lainnya. 2.1.2. Pengertian Mengajar Guru sebagai tenaga pengajar diharapkan mampu memiliki strategi yang tepat agar siswa tidak berhenti belajar, tetapi akan terus mencari dan memperdalam pengetah uannya. Mengajar adalah kegiatan guru membimbing dan mendorong siswa agar memper oleh pengalaman yang berguna bagi perkembangan semua potensi yang dimilikinya se maksimal mungkin. Mengajar adalah kegiatan manusia dalam hubungan sesama manusia . Menurut Purwanto (2004), mengajar adalah kegiatan pengabdian yang sungguh-sunggu h yang dilakukan oleh guru terhadap anak didik agar memperoleh pengetahuan dan d apat menggembangkan semua potensi yang ada pada dirinya secara wajar. Agar prose s belajar dalam kelas lebih efektif maka guru harus mampu menggelola proses bela jar mengajar dengan baik, kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu: 1. Kemampuan merencanakan pembelajaran. 2. Kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar. 3. Kemampuan mengevaluasi atau menilai hasil pengajaran. 2.1.3 Proses Belajar Mengajar Menurut Bloom dalam Aqib (2007) mengatakan bahwa belajar diartikan sebag ai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Sed angkan mengajar merupakan seluruh kegiatan dan tindakan yang diupayakan oleh gur u untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Pada hakekatnya belajar mengajar adalah dua kegiatan yang berbeda dimana interaksi belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bersifat interaktif da ri berbagai komponen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran (Aqib,2007). 2.1.4. Pengertian Hasil Belajar Hasil ialah kemampuan atau sesuatu yang telah dicapai seseorang setelah melakukan sesuatu. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah me lalui kegiatan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil me ncapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Menurut Damyanti, M . (2002), hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan ti ndak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi h asil belajar merupakan berakhirnya pengalaman dan puncak proses belajar. Perubahan yang terjadi akibat proses belajar merupakan keberhasilan bela jar yang diorientasikan pada prestasi belajar. Dimana prestasi belajar merupakan gambaran hasil belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada suatu jenjang yang diikutinya. Menurut Gagne, ada lima kategori hasil belajar dan lima jalur belajar ya ng mencakup berbagai jenis prilaku. Setiap hasil belajar bersama dengan jalur be lajar yang sesuai membentuk suatu jenis belajar yang masing-masing mencakup suat u jenis prilaku tertentu, kelima hasil belajar tersebut antara lain: 1. Hasil belajar informasi Verbal Dalam belajar informasi verbal ini seringkali individu memanfaatkan hasil dari b elajar kemahiran intelektual dan belajar pengetahuan kognitif, dengan bantuan ke dua hasil belajar tersebut maka hasil belajar yang telah dipunyai sebelumnya aka n dihubungkan dengan hasil belajar yang baru, sehingga akan diwujudkan suatu has il yang bermakna. Belajar informasi verbal akan menghasilkan pengetahuan yang me ngandalkan kemampuan untuk menuangkan pengetahuan itu dalam bentuk bahasa, sehin gga dapat dikomunikasikan dengan orang lain.

2. Hasil belajar kemahiran intelektual Menurut Gagne hasil belajar kemahiran intelektual terdiri dari: a. Presepsi adalah kemampuan untuk mengadakan diskriminatif antar objek-obj ek berdasarkan ciri-ciri fisik yang berbeda antara objek itu. b. Konsep adalah kemampuan untuk mengadakan diskriminasi antara golongan-go longan objek dan sekaligus mengadakan generalisasi dengan mengelompokkan objek-o bjek yang memiliki satu atau lebih ciri yang sama. c. Kaidah adalah kemampuan untuk menghubungkan beberapa konsep sehingga t erbentuk suatu pemahaman baru yang mewakili kenyataan yang biasa terjadi. d. Prinsip adalah kemampuan untuk menggembangkan beberapa kaidah sehingga p emahaman yang lebih tinggi yang membantu memecahkan suatu masalah. 3. Hasil belajar pengaturan kegiatan kognitif. Hasil belajar pengaturan kegiatan kognitif antara lain: a. Hasil belajar pengaturaan kegiatan kognitif terdapatnya pengaturan kegia tan kognitif yang sistematisasi arus pikiran sendiri dan sistematisasi proses be lajar dalam diri sendiri. b. Belajar pengaturan kegiatan kognitif jelas terpengaruh oleh taraf kemamp uan belajar yang dimiliki siswa, termasuk didalamnya taraf intelegensia. 4. Hasil belajar keterampilan motorik. Hasil belajar keterampilan motorik ini sering juga disebut dengan psycomotoric s kill. contohnya jika seseorang ingin belajar memainkan gitar, harus memegang git ar secara tepat, menempatkan jari-jari tangan pada dawai itu, sambil mengatur pa njang pendek dawai itu dengan jari-jari tangan lain, membedakan antara nada dasa r dengan mendengarkan bunyi petikan dari dawai, memahami sifat khas dari gitar s ebagai alat musik petik. 5. Hasil belajar sikap. Hasil belajar jenis ini banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari atau kehidup an setelah semua yang berhasil baik dalam belajar akan memberikan penguatan kepa da diri sendiri. Hal ini menunjang sikap positif terhadap hasil belajar. Slameto (2003) mengemukakan, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adala h: 1. Faktor Internal ( Dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut a dalah faktor fisiologis, antara lain yaitu: Motivasi, perhatian, pengamatan, tan ggapan dan lain sebagainya. 2. Faktor Eksternal (Dari luar individu yang belajar) Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar kond usif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang m empengaruhi adalah mendapatkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman, dan pem bentukan sikap. 2.1.5. Strategi Mengajar Strategi berarti cara, yakni cara untuk mencapai suatu tujuan. Jadi strategi pem belajaran dapat diartikan sebagai cara mencapai suatu tujuan pengajaran. Keberha silan suatu pembelajaran ditentukan oleh proses pengajaran itu sendiri, berkenaa n dengan ini terkait dengan strategi atau cara belajar bagaimana cara pengajar tersebut menyampaikan bahan ajarnya. Disamping itu strategi yang digunakan penga jar haruslah dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran atau dengan kata lain strategi pengajaran haruslah mempu meberikan rangsangan (stimulus) dan se mangat terhadap peserta didik sehingga proses belajar mengajar tersebut berlangs ung interaktif edukatif dan pada akhirnya tujuan pembelajaran yang dicapai akan berhasil. Strategi mengajar adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-k egiatan dalam suatu kegiatan belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan sesuai yang diharapkan. Penggunaan strategi yang sesuai dan tepat akan dapat membuat ke giatan belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efisien yang diharapkan d apat mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan pemilihan metode yang kurang tepa

t (Djamarah, 2002). 2.1.6.Metode Konvensional Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran yang biasa dipakai g uru pada saat melakukan proses belajar-mengajar di kelas.Biasanya metode-metode mengajar yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Dima na pada saat guru menggunakan metode ceramah aktifitas siswa mendengarkan, saat guru menggunakan metode tanya jawab aktifitas siswa bertanya , saat guru menggu nakan metode diskusi aktifitas siswa menjawab dan saat guru mengguanakan metode penugasan maka akifitas siswa mengerjakan tugas. A.Metode Ceramah Seperti halnya yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad M. Ed, yang di maksud dengan ceramah sebagai metode mengajar adalah penerangan dan penuturan se cara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar bagan, agar uraiannya menj adi lebih jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid-murid a dalah berbicara. Sedangkan peranan murid dalam metode ceramah yang penting adalah mendengarkan de ngan teliti serta mencatat yang pokok pokok yang dikemukakan oleh guru. Berkenaa n dengan sifatnya metode yang demikian maka biasannya secara wajar metode ceram ah dilaksanakan dalam hal apabila: 1. Guru akan menyampaikan fakta-fakta/kenyataan atau pendapat-pendapat di m ana tidak ada bahan bacaan yang menerangkan fakta-fakta tersebut. 2. Guru harus menyampaikan fakta kepada murid-murid yang besar jumlahnya, s ehingga metode lain tak mungkin dipakai. 3. Guru menghendaki berbicara yang bersemangat untuk unutk merangsang murid -murid mengerjakan sesuatu. 4. Guru akan menyimpulkan pokok penting yang telah dipelajari untuk memperj elas murid dalam melihat hubungan antara hal-hal yang penting lainnya. 5. Guru akan memperkenalkan hal-hal baru dalam rangka pelajaran yang lalu. B. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbinca ngan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyususun berba gai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Sehubungan dengan itu maka peranan guru dalam diskusi adalah guru sebagai ahli dim ana dalam diskusi yang hendak (belajar) memecahkan masalah misalnya, maka guru d apat bertindak (berperan) sebagai seorang ahli yang mengetahui lebih banyak meng enai berbagai hal daripada siswannya. Di sini guru dapat memberi tahu, menjawab pertanyaan atau mengkaji (menilai) segala sesuatu yang sedang didiskusikan oleh para siswa. Sesuai dengan tugas utamanya disini guru sebagagi agent of intruction (Suryosubroto, 2009). 2.2. Smart Teaching 2.2.1.Pengertian Smart Teaching Smart berasal dari bahasa Inggris yang berarti cerdas. Cerdas yang dimak sud adalah mampu mengkondisikan diri. Dalam dunia pendidikan Smart Teaching itu diartikan ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan rangkaian strategi atau cara yang dapat mengelola emosi siswa, dan menciptakan suasana yang hidup yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Upaya peningkatan ini dicapai dengan be rbagai disiplin ilmu antara lain, apersepsi, motivasi atau penguatan, penampilan , cara kerja otak, emosi, kesadaran, cara penyampaian materi pembelajaran. Smart teaching merupakan suatu sistem yang terancang dengan satu jalinan yang sangat efisien yang meliputi, Guru, Siswa, Proses pembelajaran. Dalam Smar t Teaching guru memegang peranan yang penting untuk membuat suasana kelas menjad i menyenangkan dan nyaman. Agar para siswa tidak merasa bosan pada saat mengikut i pelajaran di dalam kelas. Melalui Smart Teaching, seorang guru tidak hanya melakukan transfer of k

owladge, melainkan melakukan transformasi. Apabila seorang guru hanya melakukan transfer of knowladge atau meneruskan ilmu pengetahuan, hal ini dapat digantika n oleh Internet, buku-buku, media elektronik dan lain-lain. Tetapi sebuah transf ormasi hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah mengalami transformasi itu s endiri. Webe, A (2010) juga menambahkan bahwa seorang guru harus dapat memunculk an 5 potensi terpendam yang ada di dalam dirinya, yaitu: 1. Dapat berefleksi tentang keberadaan dirinya sebagai pengajar. 2. Dapat berkomunikasi yang efektif dan efisen serta luar biasa. 3. Memiliki jiwa leadership dalam memimpin murid-muridnya. 4. Menetapkan pelayanan yang prima dan penuh integritas. 5. Penuh motivasi. 2.2.2. Tahapan Smart Teaching Para guru dan pengajar harus menjadi sosok yang menarik, dikagumi, penuh kharisma, dan kehadirannya selalu ditunggu. Maka dari semua pemikiran itu lahir lah ( Recollection Smart Teaching) RST. Recollection itu sendiri merupakan progr am dasar dalam penataan pikiran. Dengan RST kita tidak hanya melakukan transfer of knowledge, namun kita melakukan transformasi. Metode sederhana RST secara khusus dibagi menjadi 7 bagian: 1) Bagian pertama adalah : Manual Tubuh 2) Bagian kedua adalah : Basic 3) Bagian ketiga adalah : Magical Opening 4) Bagian keempat adalah : Emotional Shyncronizing 5) Bagian kelima adalah : Telling 6) Bagian keenam adalah : Kharisma Metode atau bagian pertama dan kedua sebagai awalan untuk mempersiapkan segala s esuatunya seperti memperhatikan jam atau waktu saat kita mengajar, dengan begitu kita bisa mempersiapkan bagaimana cara mengajar yang efektif. Sedangkan metode atau bagian ketiga, keempat, kelima, keenam, merupakan langkah-langkah dari RST itu sendiri. Pada bagian Manual Tubuh dibahas 3 bagian, yaitu: DNA, otak, dan kesadaran. Di b agian pembahasan DNA, kita bisa memahami satu hal penting bahwa apa yang kita pi kirkan akan mempengaruhi cara kerja gen pada tubuh kita. Pada pembahasan bagian otak, terdapat pernyataan dari Ber Bahrani : Guru yang biasa adalah menceritakan, guru yang baik adalah menjelaskan, guru yang terbaik adalah mendemostrasikan, d an guru yang besar adalah menginspirasi. Jik kita mampu keluar dari rutinitas leb ah, itu akan menjadi isnpirasi bagi murid. Kemudian di pembahasan kesadaran, ter bagi menjadi 2, yaitu sadar dan bawah sadar. 12 % tindakan kita dipengaruhi oleh sadar kita, sedangkan 88% tindakan kita dipengaruhi oleh bawah sadar kita. Kondisi pikiran manusia terbagi menjadi 4 bagian yang dapat dimanfaatkan: 1. Kondisi pikiran Beta Pada kondisi ini, gelombang pikiran mencapai 15-30 Hz. Ini adalah pikiran sadar. Kegiatan sadar kita menempati kondisi gelombang pikiran ini. 2. Kondisi pikiran Alpha Pada kondisi ini, gelombang pikiran mencapai 9-14 Hz. Ini adalah pikiran rileks, tenang, dan santai. 3. Kondisi pikiran Theta Pada kondisi ini, gelombang pikiran mencapai 4-8 Hz. Ini adalah pikiran tenang y ang dalam, kodisi meditasi yang mendalam. 4. Kondisi pikiran Delta Pada kondisi ini, gelombang pikiran mencapai 1-3 Hz. Ini adalah pikiran tenang t erdalam, tidur tanpa mimpi. Karena 88% tindakan dipengaruhi oleh bawah sadar manusia dan supaya dapat memasu kkan program ke dalam bawah sadar yaitu dengan mengajak kondisi pikiran dari Bet a ke Alpha. Pada bagian basic RST dijelaskan dasar dari RST ada 2, yaitu time base dan perfo rmance. Di dalam time base dijelaskan bahwa dalam 24 jam waktu yang kita miliki, dapat dibagi-bagi menjadi 6 bagian, yaitu: 1. Jam 06.00 am 09.00 am Kurun waktu ini dinamakan green stage.

Pada kurun waktu ini otak masih rileks dan masih segar untuk menerima segala mac am informasi yang masuk. 2. Jam 09.00 am 12.00 pm Kurun waktu ini dinamakan yellow stage. Pada kurun waktu ini otak di ambang muali jenuh untuk menerima segala macam info rmasi yang masuk. 3. Jam 12.00 pm 15.00 pm Kurun waktu ini dinamakan red stage. Pada kurun waktu ini otak dalam keadaan jenuh untuk menerima segala macam inform asi yang masuk. 4. Jam 15.00 pm 18.00 pm Kurun waktu ini dinamakan white stage. Pada kurun waktu ini otak dalam keadaan netral. Otak sedang mempersiapkan diri u ntuk rileks pada fase selanjutnya. 5. Jam 18.00 pm 24.00 am Kurun waktu ini dinamakan black stage. Pada kurun waktu ini otak dalam keadaan rileks yang bisa berubah. Maksudnya adal ah bisa mejadi Green, Yellow, Red, ataupun White. 6. Jam 24.00 am 06.00 am Kurun waktu ini dinamakan grey stage. Pada kurun waktu ini otak dalam keadaan rileks yang dalam karena harus beristira hat setelah beraktifitas pada stage sebelumnya. Di bagian performance terdapat 4 gaya. Gaya tersebut adalah sebagai berikut: 1. Water Style Penampilan ini adalah penampilan yang dingin, serius dan memperlihatkan kematang an. Banyak menggunakan tatapan mata dalam berkomunikasi untuk menajamkan perhati an pada satu per satu audiens. 2. Fire Style Penampilan ini ditandai dengan penampilan yang penuh semangat dan berapi-api. Ba nyak teriakan yang harus dikeluarkan dan gerakan-gerakan tegas yang menyimbolkan bahwa kita penuh energy. 3. Earth Style Penampilan ini lebih banyak memunculkan cerita, kelucuan dan banyak menggunakan metafora dalam pembicaraan. Banyak menggunakan permainan dan mengadakan diskusi untuk memahami sesuatu. 4. Sky Style Penampilan ini banyak mengajak untuk refleksi. Bicara tentang spiritualitas dan kebijaksanaan. Setelah mengetahui bagian waktu dan macam-macam gaya, di buku ini juga menjelask an dan menggabungkan atau memadukan waktu dan gaya-gaya tersebut dengan tepat. Pembahasan selanjutnya menjelaskan tentang langkah-langkah dalam RST. 1. Magical Opening. Magical opening adalah senam otak yang bertujuan untuk merilekskan pikiran dari proses pembelajaran yang berlangsung sebelumnya dengan memberikan instruksi untuk dilakukan secara bersama sama. 2. Telling ( menyampaikan pesan inti). 3. Kharisma adalah kesempatan yang digunakan untuk bertanya. 4. Positive word, langkah ini adalah memberikan suatu arahan yang positif. 2.3.Materi Virus 2.3.1.Sejarah Penemuan Virus Penemuan virus melalui perjalanan panjang dan melibatkan penelitian dari banyak ilmuan. Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1883 dengan adanya penyakit ya ng menimbulkan bintik kekuningan pada daun tembakau. Seorang ilmuan Jerman berna ma Adolf Mayer mendapatkan bahwa penyakit itu menulari tanaman tembakau lain. Ma yer melakukan percobaan dengan mnyemprotkan getah tanaman sehat, ternyata tanama n sehat menjadi tertular. Percobaan itu diulang oleh ilmuan Rusia, Dmitri Ivanovski pada tahun 1893. Pada saat itu, lembaga Pasteur di Paris telah berhasil menemukan suatu filter (sarin

gan) yang dapat menyaring bakteri. Ivanovski menyaring getah tanaman tembakau ya ng sakit dengan menyaring bakteri. Hasil penyaringan kemudian dioleskan pada tan aman sehat. Tanaman sehat tersebut kemudian menjadi tertular. Ivanovski menyimpu lkan bahwa partikel yang menyerang tembakau tersebut adalah bakteri pathogen yan g berukuran sangat kecil. Pada tahun 1897, Martinus Beijerinck, ahli mikrobiologi Belanda menemukan fakta bahwa partikel mikroskopis penyerang tembakau dapat bereproduksi pada tanaman te mbakau, tetapi tidak dapat dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri. Pada tahun 1936, seorang ilmuan Amerika, Wendell Stanley, berhasil mengkristalka n partikel yang menyerang tanaman tembakau tersebut. Partikel mikroskopis terseb ut dinamakan TMV (Tobacco Mosaic Virus). Atau virus mosaic tembakau. Sejak itu, penelitian tentang virus terus berkembang. 2.3.2.Ciri-Ciri Virus Berikut ini adalah struktur virus secara umum. 1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel) 2. Virus berukuran jauh lebih kecil daripada bakteri, yakni berkisar antara 20 milimikron-300 milimikron. 3. Struktur tubuh terdiri atas asam nukleat (RNA atau DNA) dan kapsid. 4. Virus umumnya berupa hablur (kristal) 5. Bentuk virus bervariasi. Ada virus berbentuk oval, silinder, polyhedral, dan kompleks 6. Hanya dapat berkembang biak di dalam tubuh makluk hidup.

Gambar 2.1 Bentuk virus Sumber: www.lolakartika.blogspot.com 2.3.3.Perkembangbiakan Virus Pada prinsipnya, cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun pada tumbuhan mir ip dengan yang berlangsung pada bakteriofagseperti yang diuraikan berikut ini. 1. Infeksi secara litik a. Fase absorpsi dan Penetrasi Kontak pertama antara partikel virus (fage) dan bakteri E.coli terjadi k etika ekor fage menempel pada daerah reseptor spesifik di permukaan tubuh bakter i. Siklus ini disebut tahap adsorpsi. Setiap virus memiliki daerah reseptor spes ifik sebagai tempat untuk berikatan denga sel inang. Setelah itu, fage harus melewati membrane sel bakteri agar dapat melepas kan materi genetiknya ke dalam tubuh bakteri. Untuk itu, fage melubangi (melisis kan) dinding sel bakteri dengan enzim lisozim yang terdapat pada ekor fage-ya. S etelah terbentuk lubang, virus memasukkan DNA ke dalam sitoplasma sel bakteri. T ahap ini disebut penetrasi. b. Tahap replikasi Begitu berada di dalam sel inang, DNA fage menonaktifkan DNA bakteri. Ke mudian fage menggunakan mesin metabolism bakteri untuk bereplikasi dan membuat s elubung protein. Hasil akhirnya adalah terbentuk ratusan fage baru. c. Tahap Lisis Fage baru berkumpul dan menghancurkan dinding sel bakteri dengan menggun akan enzim lisozim. Setelah dinding bakteri hancur atau lisis, keluarlah ratusan fage . tahap ini diakhiri dengan kematian sel bakteri akibat infeksi yan g parah. Fage-fage yang bebas akan meginvasi sel bakteri yang lain. Fage pun men gulangi siklus litik kembali.

Gambar 2.2 Reproduksi virus Sumber: www.lolakartika.blogspot.com 2. Siklus Lisogenik a. Tahap adsorpsi dan pentrasi Fage menempel (adsorpsi) pada tempat yang spesifik di permukaan tubuh bakteri E.coli. setelah melisiskan dinding sel, fage memasukkan materi genetik DNA ke d alam sitoplasma sel bakteri. b. Tahap penyisipan gen virus DNA fage yang telah menembus sitoplasma bakteri kemudian menyisip ke dalam DNA b akteri. Tahap penyisipan tersebut membentuk profage. c. Tahap pembelahan. Profage berlaku sebagaiman halnya materi genetik bakteri, yaitu mengalami replik asi. Setiap kali bakteri membelah diri, profage diberikan ke dalam setiap anakan bakteri. Dengan demikian, setiap anakan sel bakteri mengandung profage. Hal ter sebut berlangsung secara terus-menerus sehingga jumlah bakteri yang mengandung p rofage menjadi sangat banyak. 2.3.4. Peranan Virus Dalam Kehidupan Manusia Pada umumnya, virus bersifat merugikan. Virus dapat menginfeksi tumbuhan,hewan d an manusia sehingga menimbulkan penyakit. 1. Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus Berikut ini adalah beberapa penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh virus. a. Mosaik, penyakit yang menyebabkan bercak kuning pada daun tumbuhan tem bakau, kacang, kedelai, tomat, kentang, dan beberapa jenis labu. Penyakit ini di sebabkan oleh Tobacco Mosaic Virus (TMV). b. Penyakit kuning pada cabai dan tomat yang disebabkan oleh Begomovirus (b ean golden mosaic virus). c. Daun menggulung, terjadi pada tembakau , kapas, dan lobak yang diserang Turnip Yellomosaik Virus (TYMV).

Gambar 2.3 Penyakit Mozaik Sumber: www.bukusoal.blogspot.com 1. Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus a. Influenza Penyebab influenza adalah virus golongan orthomyxovirus yang berbentuk seperti b ola. Virus influenza ditularkan lewat udara dan masuk ketubuh manusia melalui al at pernapasan yaitu trakea. Virus influenza pada umumnya hanya menyerang sistem pernafasan. b. Flu Burung

Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh vir us yang biasanya menjangkiti unggas dan manusia. Penyebab penyakit ini termasuk golongan virus influenza tipe srain H5N1.

Gambar 2.4 Proses penularan flu burung Sumber: www.ilpma.com c. Campak Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus. Gejala campak adalah demam tinggi, b atuk, dan rasa nyeri diseluruh tubuh. d. Cacar Air dan Herpers Zoster Cacar air dan herpers zoster disebabkan oleh virus yang sama, yaitu Varicella Zo ster Virus (VCV). Virus ini dapat langsung menyebabkan penyakit atau dapat menet ap selama beberapa tahun,baru kemudian meninbulkan penyakit. e. Hepatitis Hepatitis (pembengkakan hati) disebabkan oleh virus hepatitis. Beberapa virus he patitis yng telah dikenali adalah virus hepatitis A,B,C ,D dan E.Gejala umumnya adalah demam, mual, dan muntah, serta perubahan warna kulit dan selaput lendir t erlihat kuning. f. Polio Polio (poliomyelitis) disebabkan oleh virus polio. Serangan virus polio menyebabkan lumpuh jika virus menginfeksi selaput otak (meninges) dan sumsum tul ang belakang. g. Gondong Penyakit gondong disebabkan oleh golongan paramyxovirus. Virus ini hanya memiliki RNA. Paramyxovirus dapat tumbuh di jaringan otak, selaput otak, pankre as, testis, glandula parotid,dan kadang di hati. h. AIDS AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah penurunan system kekeba lan tubuh yang disebabkan oleh HIV (humanimmonodeficiency virus). HIV adalah vir us golongan retrovirus yang mempunyai 2 golongan RNA. Virus tersebut diduga kuat berasal dari virus kera Afrika yang mengalami mutasi. i. Ebola Virus Ebola ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zair. Habitatnya di alam belu m diketahui, demikian pula prosesnya menjadi epidemik. Virus ebola dapat hidup d i atmosfer selama beberapa menit, kemudian akan mati oleh sinar ultraviolet. j. Herpes Simpleks Penyakit ini disebabkan oleh virus anggota family Herpesviridae, yang me nyerang kulit dan selaput lendir. Virus herpes simpleks dapat menyerang bayi, an akanak, dan orang dewasa. k. Rabies Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies. Rabies sebenarnya merupakan p enyakit yang menyerang hewan, anjing, kucing, dan kelelawar pengisap darah. Hewa n yang menunjukkan rabies menunjukkan perilaku agresif atau kelumpuhan.

Gambar 2.5 Penyakit rabies

Sumber: www.puskesmaskutasatu.com 2. Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus Jenis virus yang menyebabkan penyakit pada hewan, antara lain: a. Polyoma, penyebab tumor pada hewan b. Adenovirus, penyebab tumor pada hewan tertentu c. Rhabdovirus, penyakit rabies d. Retrovirus, misalnya HIV e. Avian influenza A (H5N1), penyebab penyakit flu burung yang menyerang un ggas dan mamalia. 2.4. Kerangka konseptual Pelajaran biologi adalah ilmu sains yang membutuhkan fakta atau realita secara nyata untuk menghadirkan satu materi pelajaran membutuhkan data yang obje ktif. Artinya, siswa harus benar-benar dapat melihat dengan jelas serta memahami materi yang diajarkan sehingga tercapai tujuan pembelajaran khusus dari materi tersebut. Smart Teaching merupakan suatu sistem yang terancang dengan satu jalinan yang sangat efisien yang meliputi, Guru, Siswa, Proses pembelajaran. Dalam Smar t Teaching guru memegang peranan yang penting untuk membuat suasana kelas menjad i menyenangkan dan nyaman. agar para siswa tidak merasa bosan pada saat mengikut i pelajaran didalam kelas. Melalui Smart Teaching, seorang guru tidak hanya melakukan transfer of k owladge, melainkan melakukan transformasi. Apabila seorang guru hanya melakukan transfer of knowladge atau meneruskan ilmu pengetahuan, hal ini dapat digantika n oleh Internet, buku-buku, media elektronik dan lain-lain. Tetapi sebuah transf ormasi hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah mengalami transformasi itu s endiri. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan atau hasil yang dipe roleh siswa setelah mengalami pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan Sm art Teaching Strategy.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA 1 Onanrunggu, yang beralamat di jala n Pakpahan Onanrunggu. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustu s 2011. 3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Onanrung gu Tahun pembelajaran 2011/2012 yang berjumlah 160 orang yang terdistribusi pada empat kelas. 3.2.2 Sampel Sampel ditentukan secara purposive sampling, kelas pertama diberi per lakuan dengan Smart teaching Strategy dengan jumlah 40 siswa yaitu kelas X3, sed angkan kelas kedua diberi perlakuan konvesional dengan jumlah 40 siswa yaitu kel as X2. 3.3. Variabel Penelitian Variabel ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode Smart Teaching Strategy. Sehingga yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas : Variabel bebas dari penelitian ini adalah pembelajaran Smart Teaching strategy. b. Variabel terikat : Hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan p ada Materi Pokok virus.

3.4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data adalah Instrumen test dalam bentuk objektif sebanyak 60 soal dalam bentuk pilihan ganda. Data dalam pe nelitian ini termasuk data kuantitatif yaitu berupa hasil belajar siswa pada pok ok bahasan virus. Sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini digunakan tes t soal (item). Sebelum Instrumen tersebut diujikan terlebih dahulu dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran soal. 3.5. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis peneli tian eksperimen. Dalam pelaksanaan penelitian melibatkan dua perlakuan yang berb eda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian perlakuan dalam kelas e ksperimen adalah pengajaran dengan menggunakan metode Smart Teaching Strategy, s edangkan kelas kontrol adalah tanpa menggunakan metode Smart Teaching Strategy . Adapun desain penelitiannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Desain Penelitian Sampel Pre-test Perlakuan Kelas Eksperimen T1 X1 Kelas kontrol T1 X2 T2 Post-test T2

Keterangan: T1 : Pre-test T2 : Post-test X1 : Pembelajarn dengan Smart Teaching Strategy X2 : Pembelajaran tanpa menggunakan Smart Teaching Strategy

3.6.

Prosedur Penelitian Agar tujuan penelitian yang telah ditetapkan tercapai, perlu disusun pro

sedur yang sistematis. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1. Tahap persiapan a. Menentukan tempat dan jadwal pelaksanaan penelitian. b. Menentukan populasi dan sampel. c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. d. Menetapkan kelas eksperimen dan control. e. Mempersiapkan instrument penelitian. 2. Tahap pelaksanaan a. Melaksanakan tes awal (Pre test), yang dilakukan untuk melihat sejauh ma na kemampuan siswa memahami konsep/materi pelajaran virus. b. Melaksanakan pengajaran dengan menggunakan metode Smart Teaching Strateg y pada materi pokok irus di kelas X SMA Negeri 1 Onan Runggu Tahun Pembelajaran 2011/2012. c. Melaksanakan tes akhir (Post Test), yang dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa memahami konsep/materi dengan menggunakan metode Smart Teac hing Strategy. d. Pengelolahan hasil tes belajar. 3.7. Teknik Pengumpulan Data Hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan cara memberikan tes. Alat pengumpul d ata dalam penelitian ini adalah tes objektif yang berjumlah 40 soal dalam bentuk pilhan ganda. Dengan ketentuan, apabila jawaban siswa benar beri skor 1 dan jik a salah diberi skor 0. Adapun kisi-kisi tes kognitif dapat dilihat pada tabel 3. 2 berikut ini.

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Kognitif pada materi virus No. Indikator Kriteria soal kognitif Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6 1. Menjelaskan sejarah penemuan virus 1,2,28, 37,42, 49,50 7 2. Mengklasifikasikan ciri-ciri virus 33 24,30,45,47,53,54 3,23,43 22,51 44 13 3. Membedakan struktur virus dengan mahluk lainnya 6,10 4,5,7,8, 36 29 8 4. Menjelaskan cara replikasi virus 12,25,26,48 31,38,39 13 9,32 11 11 5.55. 5 5. Menjelaskan peranan virus yang menguntungkan dan merugikan 15,16,17,27,41,55,57 20,21,46,56,58,60 34,40,59 19,35,52 18, 14 21 Jumlah 21 20 8 7 4 0 60 Sumber: Arikunto, (2003) Keterangan: C1 : Pengetahuan C3 : Penerapan C5 : Evaluasi C2 : Pemahaman C4 : Analisis- Sintesis C6 : Kreasi Menurut Sudiyono (2007), adapun dari segi taraf kompetensinya, taraf pen getaguan (C1) diberi bobot 35%, taraf pemahaman (C2) diberi bobot 25%, taraf pen erapan diberi bobot (C3) 20%, taraf analisis-sintesis (C4) diberi bobot 10%, tar af evaluasi (C5) diberi bobot 5%, taraf kreasi (C6) diberi bobot 5%. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, tes yang akan diujikan tersebut harus diuji coba kelayakannya meliputi uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesuk aran soal dan pembeda soal. 1. Validitas Tes Rumus untuk menghitung validitas soal (validitas item) adalah: (Arikunto, 2003) dimana:

rxy X Y N

= Koefisien korelasi item/soal = Skor tes = Skor total tes = Banyaknya item/soal

Dengan kriteria apabila r hitung > r tabel pada taraf signifikan 5% atau alpha 0,05 tersebut maka instrumen dianggap valid dan apabila r hitung < r tabel ma ka instrumen dianggap tidak valid. Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebaga i berikut : 0,8 s/d 1,0 = Validitas sangat tinggi 0,6 s/d 0,8 = Validitas tinggi 0,4 s/d 0,6 = Validitas cukup 0,2 s/d 0,4 = Validitas rendah 0,0 s/d 0,2 = Validitas sangat rendah 2. Reliabilitas Tes Untuk menghitung reliabilitas soal digunakan rumus K-R 20 yakni sebagai berikut: (Arikunto, 2003) Dimana: r11 = Reliabilitas soal secara kseluruhan n = Banyaknya item soal St = Standar deviasi skor total tiap subjek p = Propersi siswa yang menjawab benar q = Proporsi siswa yang menjawab salah Untuk menafsirkan harga reliabilitas test, maka harga tersebut dikonfirmasikan d engan harga kritik rtabel product moment dengan = 0,05. Jik rhitung > rt bel , m k test tersebut diny t k n reli bel y ng ber rti d p t diperc y . Ad pun kr iteri reli bilit s su tu test seb g i berikut : 0,8 r t bel m k tes diny t k n reli bel. Deng n mengkonsult sik n h rg r11 = 0,923 d n rt bel =0,312, deng n cu n ngk re bilit s d p t diket hui b hw reli bilit s tes y ng digun k n term s uk d l m k tegori s ng t tinggi . 4.1.3. Tingk t Kesuk r n So l Tingk t kesuk r n so l digun k n untuk menget hui k tegori so l y ng digun k n term suk ke d l m k tegori suk r, sed ng d n mud h. Deng n menggun k n rumus untuk menentuk n tingk t kesuk r n so l p d b b III, m k h sil perhitun g n selengk pny d n ketegori tingk t kesuk r n seti p butir so l d p t dilih t p d l mpir n 8. Berd s rk n perhitung n d t p d l mpir n 8 m k p d T bel 4. 1. dis jik n k tegori tingk t kesuk r n so l. T bel 4.1 Tingk t Kesuk r n So l (TKS) No. K tegori Tingk t Kesuk r n So l K tegori TKS Juml h So l Persent se

1 2 3 Juml h Berd s seb ny l y ng 4.1.4.

0,0P