tb pencegahan
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Tb Pencegahan
1/7
A. Prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi TB:Prinsip pencegahan infeksi adalah suatu upaya untuk mencegah risiko
penularan TB pada waktu kegiatan penemuan pasien TB, penegakan
diagnosis dini dan pengobatan secepatnya.
Salah satu risiko utama terkait dengan penularan TB di fasilitas kesehatan
berasal dari pasien TB yang belum teridentifikasi. Akibatnya pasien tersebut
belum sempat dengan segera diperlakukan sesuai kaidah PPI TB yang
tepat.
Semua fasilitas kesehatan perlu menerapkan upaya PPI TB untuk
memastikan dilaksanakannya deteksi dini, pemberian OAT secepat
mungkin, dan mencegah orang lain terinfeksi TB.PPI TB uga dilaksanakan pada tempat!tempat tertentu seperti pada
rutan"lapas, pondok pesantren, rumah penampungan sementara, barak!
barak militer, tempatpengungsian, asrama dan sebagainya.
B. Penatalaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Faskes
Pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan, terdiri dari #
pilar yaitu$ pengendalian manaerial, pengendalian administratif,
pengendalian lingkungan, pengendalian dengan alat pelindung diri.
1. Pilar Pengendalian Manajerial
Pilar Pengendalian manaerial adalah upaya untuk meningkatkan
komitmen dan dukungan manaerial terutama dari penentu kebiakan
dan pengambilan keputusan yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan
PPI TB di %&TP dan %&'T(. )ang dimaksud pihak manaerial adalah
pimpinan faskes, &epala *inas &esehatan Propinsi dan &abupaten
"&ota dan"atau atasan dari institusi terkait. *ukungan manaerial
pelaksanaan PPI TB merupakan bagian dari penguatan PPI secara
umum.
+paya manaerial bagi program PPI TB meliputi$
a. embuat kebiakan pelaksanaan PPI TBb. embuat SPO mengenai alur pasien untuk semua pasien batuk, alur
pelaporan dan sur-eilans
c. embuat perencanaan program PPI TB secara komprehensif
d. emastikan desain dan persyaratan bangunan serta
pemeliharaannya sesuai PPI TB
e. enyediakan sumber daya untuk terlaksananya program PPI TB
tenaga, anggaran, sarana dan prasarana/ yang dibutuhkan
f. onitoring dan 0-aluasi
g. elakukan kaian di unit terkait penularan TB
1
-
7/24/2019 Tb Pencegahan
2/7
h. elaksanakan promosi pelibatan masyarakat dan organisasi
masyarakat terkait PPI TB.
2. Pilar Pengendalian Administratif
Pilar Pengendalian Administratif adalah upaya yang dilakukan untukmencegah"mengurangi paanan kuman m.tuberkulosiskepada petugas
kesehatan, pasien, pengunung dan lingkungan dengan menyediakan,
mendiseminasikan dan memantau pelaksanaan standar prosedur dan
alur pelayanan.
+paya pengendalian administratif meliputi$
a. Strategi T0PO (TEMukan pasien secepatnya, Pisahkan secara
aman, bati secara tepat/
b. enempatkan semua terduga dan pasien TB di ruang tunggu yang
mempunyai -entilasi baik dan terpisah dengan pasien umum.
c. enerapkan etika batuk untuk mencegah penyebaran kuman
pathogen
d. Penyuluhan pasien mengenai etika batuk.
e. Penyediaan handrubs, tisu dan masker, tempat pembuangan tisu
serta pembuangan dahak yang benar.
f. Pemasangan poster, spanduk dan bahan untuk &I0.
g. Skrining bagi petugas yang merawat pasien TB.
!trategi TEMP
Strategi T0PO merupakan strategi pencegahan dan pengendalian TB
yang mengutamakan pada komponen administratif pengendalian infeksi
TB. Penerapannya mudah, tidak membutuhkan biaya besar, dan ideal.
*engan menggunakan strategi T0PO akan mengurangi risiko
penularan kasus TB dan TB resistan obat yang belum teridentifikasi.
"am#ar 1. $%g% TEMP(keterangan EM pada TEM&kan har&s diper#aiki'
2
-
7/24/2019 Tb Pencegahan
3/7
&unci utama dari strategi T0PO adalah menaring, mendiagnosis, danmengobati TB segera dan tepat sehingga dapat mengurangi penularanTB secara efektif.
Pelaksanaan stategi T0PO dilakukan dengan skrining kepada semua pasien
dengan geala batuk. Pada pelaksanaan skrining ini perlu ditunuk seorangpetugas sur-eilans batuk.
Persyaratan petugas sur-eilans batuk$
Orang awam dan tidak harus seorang petugas kesehatan.
*ilatih untuk melakukan skrining batuk.
ampu memberikan edukasi kepada pasien dan pengunung
lainnya mengenai etika batuk.
Petugas sur-eilans batuk harus melakukan triase, yaitu menemukan
pasien batuk secara aktif, dan mengarahkan ke tempat khusus dengan-entilasi yang baik dan terpisah dari pasien lainnya untuk mendapatkan
prioritas pemeriksaan.
$angkah $angkah !trategi TemP se#agai #erik&t:
a. Tem&kan pasien secepatn)a.
Strategi TemPO secara khusus memanfaatkan petugas sur-eilans
batuk untuk mengidentifikasi terduga TB segera mencatat di TB 34
dan mengisi TB 35 dan diruuk ke laboratorium.
#. Pisahkan secara aman.
Petugas sur-eilans batuk segera mengarahkan pasien yang batuk ke
tempat khusus dengan area -entilasi yang baik, yang terpisah dari
pasien lain, serta diberikan masker. +ntuk alasan kesehatan
masyarakat, pasien yang batuk har&s didah&l&kan dalamantrian
prioritas/.
c. #ati secara tepat.
Pengobatan merupakan tindakan paling penting dalam mencegah
penularan TB kepada orang lain. Pasien TB dengan terkonfirmasibakteriologis, segera diobati sesuai dengan panduan nasional
sehingga menadi tidak infeksius
"am#ar *: +%nt%h Al&r penerapan TEMP di Faskes
6
-
7/24/2019 Tb Pencegahan
4/7
*. Pilar Pengendalian $ingk&ngan
Pilar Pengendalian (ingkungan adalah upaya peningkatan dan
pengaturan aliran udara"-entilasi dengan menggunakan teknologi untuk
mencegah penyebaran dan mengurangi" menurunkan kadar percik renik
di udara. +paya pengendalian dilakukan dengan menyalurkan percik
renik kearah tertentu directional airflow/ dan atau ditambah dengan
radiasi ultra-iolet sebagai germisida.
7entilasi yang baik dapat mengurangi risiko infeksi dengan mendilusi
atau menghilangkan paanan. Apabila udara bersih atau segar masuk ke
ruangan melalui sistem -entilasi alamiah maupun mekanik maka teradi
dilusi partikel di udara ruangan termasuk droplet nuclei, sehingga risiko
penularan menadi lebih kecil.
Sistem -entilasi ada 6 enis, yaitu$
a. 7entilasi Alamiah
b. 7entilasi ekanik
c. 7entilasi campuran
Pemilihan enis sistem -entilasi tergantung pada enis fasilitas dan
keadaan setempat. Pertimbangan pemilihan sistem -entilasi suatu
faskes berdasarkan kondisi lokal yaitu struktur bangunan, iklim!cuaca,
peraturan bangunan, budaya, dana dan kualitas udara luar ruangan
serta perlu dilakukan monitoring dan pemeliharaan secara periodik.
'ekomendasi 89O saat ini untuk ruangan dengan risiko tinggi
penularan melalui udara adalah minimal 12 A:9 yang berarti ;3
liter"detik"pasien untuk -olume 2# m6
. +ntuk fasilitas yang menggunakan
#
-
7/24/2019 Tb Pencegahan
5/7
-entilasi alamiah, perlu dipastikan angka ventilation rateper am yang
minimal tercapai yaitu $a. 143 liter"detik"pasien untuk ruangan yang memerlukan kewaspadaan
airbornedengan -entilation terendah adalah ;3 liter"detik"pasien/b. 43 liter"detik"pasien untuk ruangan perawatan umum dan poliklinik
rawat alanc. 2.5 liter"detik untuk alan atau selasar atau koridor yang hanya dilalui
sementara oleh pasien. Bila pada suatau keadaan tertentu ada
pasien yang dirawat di selasar 'S maka berlaku ketentuan yang
sama untuk ruang kewasapadaan airborne atau ruang perawatan
umum
*esain ruangan harus memperhitungkan fluktuasi dalam besarnya
ventilation rate. Bila -entilasi alamiah saa tidak dapat menamin angka
-entilasi yang direkomnedasikan maka dianurkan menggunakan-entilasi campuran atau -entilasi mekanik saa.
,. Pilar Perlind&ngan -iri Pet&gas
Penggunaan alat pelindung diri pernapasan oleh petugas kesehatan
ditempat pelayanan sangat penting untuk menurunkan risiko terpaan,
sebab kadar percik renik tidak dapat dihilangkan dengan upaya
administratif dan lingkungan.
Petugas kesehatan menggunakan respiratordan pasien menggunakan
masker bedah. Pasien atau terduga TB tidak perlu menggunakanrespirator tetapi cukup menggunakan masker bedah untuk melindungi
lingkungan sekitarnya dari droplet.
Petugas kesehatan perlu menggunakan respirator particulat pada saat
melakukan prosedur yang berisiko tinggi, misalnya bronkoskopi,
intubasi, induksi sputum, aspirasi sekret saluran napas, dan
pembedahan paru. Selain itu, respirator particulat ini uga perlu
digunakan saat memberikan perawatan kepada pasien atau saat
menghadapi"menangani pasien terduga *'!TB dan
-
7/24/2019 Tb Pencegahan
6/7
berat. 9arga masker =!>5 lebih mahal daripada masker bedah. 9al yang
perlu diperhatikan saat menggunakan respirator antara lain$
a. +kuran respirator perlu disesuaikan dengan ukuran waah.
b. emeriksa sisi masker yang menempel pada waah untuk melihat
adanya cacat atau lapisan yang tidak utuh. ika cacat atau terdapatlapisan yang tidak utuh, maka tidak dapat digunakan dan perlu
diganti.
c. emastikan tali masker tersambung dan menempel dengan baik di
semua titik sambungan.d. emastikan klip hidung yang terbuat dari logam dapat disesuaikan
bentuk hidung petugas
+ntuk mengetahui apakah penggunaan respirator =!>5 lihat lampiran
B/ sudah terpasang dan berfungsi dengan baik sebagai berikut$
a. Pemeriksaan segel positif9embuskan napas kuat!kuat. Tekanan positif di dalam respirator
berarti tidak ada kebocoran. Bila teradi kebocoran atur posisi
dan"atau ketegangan tali. +i kembali kerapatan respiratorb. Pemeriksaan segel negatif
Tarik napas dalam!dalam. Bila tidak ada kebocoran, tekanan negatif
di dalam respirator menyebabkan hilangnya tekanan negatif di dalam
respirator akibat udara masuk melalui celah!celah pada segelnya.
"am#ar . Ber#agai jenis alat pelind&ng diri masker /0 (kiri' dan
masker #edah (kanan'
Prognosis
Prognosis umumnya baik jika infeksi terbatas di paru, kecuali jika infeksi
disebabkan oleh strain resisten obat atau pasien berusia lanjut dengan
debilitas atau mengalami gangguan kekebalan yang beresiko tinggi
menderita tuberkulosis milier
4
-
7/24/2019 Tb Pencegahan
7/7
sumber :- kementerian kesehatan r.i. direktorat jenderal pengendalian penyakitdan penyehatan lingkungan akarta 2315!