tb fix kompre

23
UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA Nn. SH DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA TB PARU AKTIF Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Km!"ehensi# $i RS Remani Muhamma$i%ah Sema"ang Disusun &eh' A&$it"a Fau(% H)A**+**) De,i Pu"namasa"i H)A**+*- Ri$h Mui$ R H)A**+*/* An$ika Retn A H)A**0**1 FAKULTAS KED2KTERAN UNI3ERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG )*-1 1

Upload: dikka

Post on 08-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan TB pendekatan kedokteran keluarga

TRANSCRIPT

UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA Nn. SHDALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA TB PARU AKTIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Komprehensif di RS Roemani Muhammadiyah Semarang

Disusun oleh:Alditra FauzyH2A009002Dewi Purnamasari H2A009013Ridho Muid RH2A009040Andika Retno AH2A008005

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2015

UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA An. SHDALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA TB PARU AKTIF

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGANama kepala keluarga: TN. KAlamat: KendalBentuk keluarga: Extended family

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumahNo.NamaKedudukanL/PUmurPendidikanPekerjaanPasienKeterangan

1.Tn. K kakekL80 thSDpetani--

2Ny. SnenekP75 thSDpetani--

3.Tn. ABpakdheL50 thSMAswasta--

4. Ny. SBu dheP45 thSMAIbu rumah tangga--

5.Tn. WpamanL44 thSMAswasta--

6.Ny. AbibiP43 thSMAIbu rumah tangga--

7.An. JsepupuP15 thSMPpelajar--

8.Nn. SHcucu P18 thSMPpelajarPasien TB Paru Aktif

Kesimpulan tahap I :Di dalam keluarga Tn. K berbentuk extended family didapatkan pasien atas nama Nn SH usia 18 tahun, seorang pelajar dengan penyakit TB Paru Aktif.

TAHAP II. STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PENDERITANama : Nn. SHUmur: 18 tahun Jenis kelamin: Perempuan Alamat: Kendal Agama: Islam Status Marital: Belum kawin Pendidikan: SMPRM: 03812xxMRS tanggal: 26 Januari 2015

B. ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis kepada bibi (budhe) pasien pada hari pertama di rawat di bangsal. Keluhan Utama : Batuk dan sesak nafas Riwayat Penyakit Sekarang1 bulan SMRS pasien mengeluh batuk, batuk muncul secara tiba-tiba dan dirasakan sepanjang hari. Batuk terkadang disertai dahak (+) berwarna kuning kental, darah (-). Batuk dirasakan semakin lama semakin mengganggu aktivitas pasien. Batuk tidak di pengaruhi oleh kondisi tertentu. Batuk terasa lebih ringan saat pasien meminum air hangat dan obat batuk namun hanya sesaat kemudian batuk kembali timbul. 1 minggu SMRS keluhan pasien semakin memberat. Pasien juga mengeluh sesak nafas. Sesak nafas dirasakan hilang timbul. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh posisi maupun aktivitas pasien. Selain sesak nafas pasien juga mengeluh demam, demam dirasakan naik turun namun tidak pernah mencapai suhu normal, demam meningkat terutama pada malam hari, demam disertai dengan keluarnya keringat dingin . Demam turun saat pasien meminum obat penurun panas, demam turun kurang lebih 3 jam namun demam kembali naik , selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas, penurunan nafsu makan, pusing kepala dan nyeri punggung pada saat batuk. Karena keluarga pasien sangat mengkuatirkan kondisi pasien akhirnya keluarga pasien membawa pasien ke IGD RS Roemani Muhammadiyah Semarang

Riwayat Penyakit Dahulu Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya Riwayat penyakit jantung: disangkal Riwayat trauma: disangkal Riwayat penyakit asma: disangkal Riwayat keganasan: disangkal Riwayat pengobatan lama: disangkal Riwayat alergi obat: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluhan serupa :diakui (Pakdhe pasien memiliki keluhan batuk lama) Riwayat Hipertensi : disangkal Riwayat jantung: di sangkal Riwayat pengobatan lama :diakui (pakdhe minum obat-obatan selama 6 bulan) Riwayat Pribadi Dan Sosial Saat ini pasien tinggal bersama kakek, nenek, paman, bibi, pak dhe, budhe dan sepupu. Ayah dan ibu pasien tinggal dan bekerja di luar kota. Ventilasi kamar pasien terdapat 1 jendela namun tidak pernah di buka. Pasien sekamar dengan sepupu. Pasien tidak pernah merokok maupun mengkonsumsi alkohol. Biaya pengobatan pasien di tanggung BPJS

C. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos Mentis (GCS : E4V5M6)Tanda Vital: Tekanan Darah: 120/85 mmHg Nadi : 92x/menit (Reguler, isi dan tegangan kuat) RR : 30 x/menit, reguler Suhu : 37oC (axilla) BB : 45 kg TB : 150 cmStatus Gizi: BMI 20 (normal weight)Kepala: mesocephal, rambut berwarna hitam, dan tidak mudah dicabutMata: konjungtiva palpebra pucat (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor 3mmTelinga: sekret (-/-), darah (-/-)Hidung : simetris, deviasi septum (-), napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), keluar darah (-/-)Mulut dan Tenggorok : bibir tidak sianosis, mukosa normal, lidah normal, gusi berdarah (-), gigi sudah tidak lengkap, tonsil (T1/T1), faring hiperemis (-)Leher : trakea di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid, nyeri tekan (-), JVP tidak meningkatThorax: simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)Jantung Inspeksi: ictus cordis tidak tampak Palpasi: ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-) Perkusi: batas jantung kesan tidak melebar Auskultasi : bunyi jantung I-II normal, regular, bising(-) Pulmo Inspeksi: pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri Palpasi: fremitus taktil kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-/-) Perkusi: sonor/sonor Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+) normal, ronki (+/+), wheezing (-/-)Abdomen Inspeksi: distended (-), massa (-), luka bekas operasi (-) Auskultasi: bising usus (+) normal Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen Palpasi : supel, nyeri tekan (+) daerah epigastrium, defense muscular (-) Ekstremitas: superior inferior Akral dingin -/- -/- Oedem -/- -/- Cappilary refill < 2/< 2 < 2/< 2

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. LaboratoriumTanggal 25-1-2015Darah RutinNilaiNilai Normal

Hb1211,5-16 g/dl

Lekosit8,8 4-12 ribu/mm3

Eritrosit4,33,8-5,2 juta

Trombosit430150ribu-450ribu

2. X-Foto Rontgen Thorax 25-1-2015

Kesan : TB paru disertai Efusi Pleura Kiri Masif

E. RESUMEPasien Nn SH 18 tahun datang ke RS dengan keluhan batuk sejak 1 bulan SMRS, Batuk sepanjang hari disertai dahak (+). Sejak 1 minggu SMRS pasien mengeluh sesak nafas, febris naik turun, keringat dingin malam hari, disertai penurunan nafsu makan. Dari keluarga ada yang menderita batuk lama yaitu paman pasien.Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva pucat (+/+), frekuensi nafas meningkat 23 x/menit dan pada pemeriksaan paru didapatkan suara dasar vesikuler (+/+) dan didapatkan suara ronkhi pada kedua lapang paru.Dari pemeriksaan foto thorax PA kesan TB paru dan efusi pleura kiri masif.PATIENT CENTERED DIAGNOSIS1. Diagnosis HolistikAn. SH usia 18 tahun, extended family, TB Paru Aktif, status gizi cukup. Hubungan keluarga cukup harmonis dan hubungan dengan masyarakat sekitar terjalin baik. Status ekonomi kurang.2. Diagnosis BiologisTB Paru Aktif3. Diagnosis PsikologisHubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung.4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, BudayaPasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status ekonomi kurang.

INITIAL PLANIp. Dx : S : (-)O : sputum BTA, pemeriksaan analisa caira pleura,bronkoskopi, uji tuberculin,PCR, ELISAIp. Tx:1. Non medikamentosa Rawat di ruang isolasi Pasien diberi edukasi untuk meneruskan pengobatannya dan rutin kontrol2. Medikamentosa Infus RL 20 tpm OAT FDC (RHZE) 1x 2tab Imuno modulator 2x1tab O2 nasal canul 3 Lpm Konsul Sp. B untuk dilakukan pemasangan WSDIp. Mx : Keadaan umum, Tanda vital, monitoring X Foto thoraxIp. Ex : Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakin yang diderita pasien mulai dari penyebab, cara penularan, gejala dan tanda, serta komplikasi Menggunakan masker saat kontak dengan orang lain Tidak membuang ludah sembarangan Makan makanan yang bergizi Menjelaskan pada pasien dan keluarga untuk meminum obat secara rutin dan teratur selama 6 bulan

FOLLOW UPTanggalSOAP

26-1-2015Batuk (+) dahak (+), sesak (+) berkurang, lemasCP +/+Pulmo SDV+/+ Ronkhi +/+TB Paru AktifTerapi Lanjut

27-1-2015Batuk (+) dahak (+), sesak (+) berkurangCP +/+Pulmo SDV +/+ Ronki +/+TB paru AktifTerapi Lanjut

28-1-2015Batuk sudah berkurang, sesak (-)CP -/-Pulmo SDV +/+ Ronkhi +/+TB Paru AktifTerapi Lanjut

29-1-2015Keluhan batuk sudah berkurangCP +/+Pulmo SDV +/+Ronki -/-TB Paru AktifPasien pulangObat pulang FDC 1x2Imunomodulator 2x1

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

1. FUNGSI HOLISTIKa. Fungsi BiologisKeluarga terdiri atas kakek (Tn. K, 80 Tahun), Nenek (Ny. S., 75 tahun) Pakdhe (Tn. AB, 50 tahun), Budhe (Ny. S, 45 tahun), paman (Tn. W, 44 tahun), Bibi (Ny. A, 43 tahun), Sepupu (An. J, 15 tahun), penderita (Nn. SH,18 tahun) tinggal bersama dalam satu rumah.b. Fungsi PsikologisHubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan perhatian satu sama lain.c. Fungsi SosialPenderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan KebutuhanPenderita seorang pelajar, kebutuhan sehari-hari ditanggng oleh ayah penderita, paman dan pakdhe. status ekonomi kurange. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan BeradaptasiKomunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan dengan cara dimusyawarkan bersama-sama.

2. FUNGSI FISIOLOGISTabel 3. APGAR score keluarga Ny.MKodeAPGARTn.KNy.STn. ABNy.STn.WNy.AAn.JAn.SH

ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya mendapat masalah.22222222

PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya.22222222

GSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.22222222

ASaya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll.22222222

RSaya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama.22222222

Total (kontribusi)1010101010101010

Rata-rata APGAR score keluarga An. A = 10 + 10 + 10+10+ 10 + 10 + 10+10 = 10 8Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga An SH baik

3. FUNGSI PATOLOGISTabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga An. SHSumberPatologiKeterangan

SocialInteraksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.-

CulturalKepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti.-

ReligionBeragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah cukup baik-

EconomicPenghasilan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan +

EducationTingkat pendidikan keluarga sudah cukup untuk mampu mengetahui tentang informasi kesehatan.-

MedicalKesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.-

Kesimpulan : Terdapat 1 fungsi patologis pada keluarga An. SH

4. GENOGRAM

Diagram 1. Genogram keluarga An SHKeterangan :

: pasien: laki-laki

: Menderita batuk lama dan pengobatan 6 bulan: perempuan

: tinggal serumah : laki-laki, perempuan meninggal

Kesimpulan : penyakit yang diderita pasien ditemukan pada anggota keluarganya. Dari genogram tersebut tidak ada penyakit yang diturunkan tapi yang ditularkan ada.

5. POLA INTERAKSI KELUARGA

Tn. KTn. ABTn. WNy. SNy. SAn. JAn. SHKeterangan : : Hubungan baik : Hubungan tidak baik

Diagram 2. Pola interaksi keluarga An. SHKesimpulan : Pola interaksi dua arah antar anggota keluarga berjalan baik dan harmonis.

6. FAKTOR PERILAKUa. PengetahuanTingkat pendidikan keluarga baik. Tn.K (kepala kelurga) tamat SD dan Ny.S tidak tamat SD, Tn. AB tamat SMA, Ny. S tamat SMA, Tn. W tamat SMA, Ny. A tamat SMA, An. J pelajar SMP, An SH (Penderita) pelajar SMP.b. SikapPenderita dan keluarganya sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehatan dari menjaga pola makan dan rutinnya olahraga.c. Tindakan Penderita dan keluarga segera datang berobat ke puskesmas saat sakit.

7. FAKTOR NON PERILAKUa. LingkunganRumah tertata kurang rapi dan kurang bersih. ventilasi dan pencahayaan kurang. Saluran pembuangan limbah lancar, sampah keluarga dibuang di tempat sampah. Lingkungan sekitar bersih.b. Keturunan Tidak terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita.c. Pelayanan Kesehatan Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini jika sakit adalah puskesmas.

8. LINGKUNGAN INDOOR Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 10 x 10 m2, rumah menghadap ke selatan. Rumah memiliki pagar pembatas. Terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, empat kamar tidur, satu kamar mandi yang bergabung dengan wc, dan ruang makan yang menjadi satu dengan dapur. Pintu masuk dan keluar ada dua, di bagian depan dan di bagian belakang rumah. Dinding terbuat batu bata yang sudah di cat, lantai rumah berupa keramik. Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang. Atap rumah tersusun dari genteng dan ditutupi langit-langit. Masing-masing kamar tidur dilengkapi dengan sebuah ranjang dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan air sumur. Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor gas.Gambar denah rumah pasien

Ruang keluargaDapur Ruang tamuRuang makanRuang makanDapur Kamar mandi & WCKamar tidur kamar tidurRuang tamuKamar tidur kamar tidur

Gambar 1. Denah rumah pasien

9. LINGKUNGAN OUTDOOR Lingkungan sekitar rumah berupa perumahan dengan kondisi masyarakat akrab dan baik. Rumah satu dengan yang lainnya saling berdempetan. Terdapat selokan untuk menyalurkan limbah rumah yang terdapat di belakang rumah dan alirannya lancar. Sampah dibuang di tempat sampah.

RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA1. Fungsi Holistik (biopsikososial): baik2. Fungsi Fisiologis (APGAR): baik3. Fungsi Patologis (SCREEM): kesan ekonomi kurang4. Fungsi Genogram Keluarga: terdapat penyakit menular5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga: baik6. Fungsi Perilaku Keluarga: baik7. Fungsi Non Perilaku Keluarga: baik8. Fungsi Lingkungan Indoor: jendela dan pencahayaan kurang9. Fungsi Lingkungan Outdoor: baik

DAFTAR MASALAH1. Masalah MedisTuberculosis paru2. Masalah Nonmedisa. Ekonomi kurang b. kurang sadarnya akan pentingnya pencahayaan rumah dan ventilasi rumah

PRIORITAS MASALAHTabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalahNoDaftar MasalahITRJumlahIxTxR

PSSBMnMoMa

1.Ekonomi kurang

555344424000III

2.kurang sadarnya akan pentingnya pencahayaan rumah dan ventilasi rumah

5554445 40.000 (I)

Keterangan :I: Importancy (pentingnya masalah)P: Prevalence (besarnya masalah)S: Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)SB: Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)T: Technology (tehnologi yang tersedia)R: Resources (sumber daya yang tersedia)Mn: Man (tenaga yang tersedia)Mo: Money (sarana yang tersedia)Ma: Material (pentingnya masalah)

Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain : 1= tidak penting 2= agak penting 3= cukup penting 4= penting 5= sangat penting

DIAGRAM PERMASALAHAN PASIENEkonomi kurang Kurang sadarnya akan pentingnya pencahayaan rumah dan ventilasi rumah An. SH 18tahun TB

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien.

TAHAP IV.HUBUNGAN ANTARA VENTILASI RUMAH YANG KURANG DENGAN TERJADINYA TB

Penyakit Tuberculosis (TBC) merupakan masalah yang serius bagi dunia, karena menjadi penyebab kematian terbanyak dibanding dengan penyakit infeksi lain. Diperkirakan 95% dari kasus TBC, terbanyak di negara berkembang. Indonesia merupakan penyumbang penyakit TBC terbesar ketiga di dunia setelah India dan China. Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian peringkat ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta menjadi peringkat pertama dari golongan penyakit infeksi. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja dan dimana saja. Setiap tahunnya, WHO memperkirakan terjadi 583.000 kasus TBC baru di Indonesia dan kematian karena TBC sekitar 140.000 orang. TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah penderita TBC BTA (Basil Tahan Asam) positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet. Orang dapat terinfeksi kalau droplet terhirup ke dalam saluran pernafasan. Sebagian besar kuman ini menyerang paru (TB paru), dan dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (TB ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan lain-lain. TB dapat disembuhkan dengan berobat secara tepat dan teratur minimal 6 bulan. Kuman TB menular dari seorang pasien TB menular (BTA positif) yang batuk dan bakteri tersebut menyebar melalui udara yang terhirup orang sehat.Faktor fisik rumah (ventilasi, pencahayaan alami, kepadatan hunian, dan lantai rumah) memiliki hubungan terhadap kejadian tuberkulosis paru. Ventilasi pada rumah memiliki banyak fungsi, selain menjaga agar aliran udara dalam rumah tetap segar juga membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri pathogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu dalam kelembaban yang optimum. Ventilasi yang tidak mencukupi akan menyebabkan peningkatan kelembaban ruangan karena terjadinya proses penguapan dan penyerapan cairan dari kulit. Kelembaban ruangan yang tinggi akan menjadi media yang baik untuk tumbuh dan berkembangbiaknya bakteri-bakteri patogen termasuk kuman tuberculosis. Ventilasi yang baik pada ruang tidur adalah dapat berupa lubang angin yang berseberangan sehingga pertukaran udara akan berjalan terus dan ruangan menjadi segar, atau jendela yang dapat dibuka sehingga udara segar dan sinar matahari dapat masuk. Cara praktis untuk memperoleh ventilasi alami adalah jika dengan ventilasi tetap/lubang angin minimal 5% dari luas lantai, sedangkan jika menggunakan ventilasi variabel/jendela juga minimal 5% dari luas lantai. Secara umum penilaian ventilasi rumah dengan membandingkan antara luas ventilasi dengan luas lantai rumah, dengan menggunakan roll meter. Menurut indikator penghawaan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah 10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah < 10%luas lantai rumah. Luas ventilasi rumah yang < 10% dari luas lantai (tidak memenuhi syarat kesehatan) akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi oksigen dan bertambahnya konsentrasi karbondioksida yang bersifat racun bagi penghuninya.

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN Diagnosis Holistik :1. Diagnosis BiologisTuberculosis paru2. Diagnosis PsikologisPenderita tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya. Hubungan penderita dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung.3. Diagnosis SosialHubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah kurang sehat, status ekonomi kurang.

B. SARANSaran Komprehensif1. PromotifPromosi kesehatan tentang penyakit TBC kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit, cara penularan, faktor risiko, penanganan, serta pencegahan penyakit. 2. Preventif Pendidikan kesehatan : kebersihan perorangan, peningkatan gizi, kebersihan lingkungan, cara minum obat dll. Pemeriksaan kesehatan awal, berkala & khusus (anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium rutin, tuberculin test) Pengawasan dan penyuluhan untuk mendorong pasien TBC bertahan pada pengobatan yang diberikan (tingkat kepatuhan) dilaksanakan oleh seorang Pengawas Obat atau juru TBC Case-finding secara aktif, mencakup identifikasi TBC pada orang yang dicurigai dan rujukan pemeriksaan dahak dengan mikroskopis secara berkala.3. Kuratif Menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat penularan. Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis yang tepat selama 6-8 bulan dengan menggunakan OAT standar yang direkomendasikan oleh WHO dan IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease)4. Rehabilitatif Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik. Olahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran tubuh serta istirahat yang cukup.

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, Arthur C., dkk. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.2. Sarwono, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. Balai Penerbit : FK UI.3. Mansjoer, Arif. Et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.4. Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis Paru. In: Sudoyo AW, Setiyobadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2007. 988-994

LAMPIRAN

8