bab i dan ii fix tb paru
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
1/47
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh
Micobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell-
mediated-hypersensitivity).
Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini TB
masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Pada bulan Maret !!"
W#$ mendeklarasikan TB sebagai global health emergen%y. TB dianggap
sebagai masalah kesehatan dunia yang penting karena lebih kurang &" penduduk
dunia terinfeksi oleh Mi%oba%terium tuber%ulosis. Pada tahun !!' ada "..*+
kasus TB yang ter%atat di seluruh dunia.
,ebagian besar dari kasus TB ini (!) dan kematiannya (!') terjadi di
negara-negara yang sedang berkembang. /iantara mereka berada pada usia
produktif yaitu 0*-+! tahun. 1arena penduduk yang padat dan tingginya prevalensi maka lebih dari dari kasus-kasus TB yang baru dan kematian yang
mun%ul terjadi di 2sia
Berdasarkan estimasi World Health Organization (W#$)3 daerah dengan kasus
TB baru yang tertinggi pada tahun 0**! adalah di daerah 2sia Tenggara yang
merupakan " dari insidensi global. ,ekitar 3" juta populasi meninggal akibat
TB pada tahun 0**!. 4stimasi insidensi TB di 5ndonesia pada tahun 0**! adalah
+"*.*** kasus dengan mortalitas sebesar .***.
Penyakit ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan yang baik melalui
anamnesis3 pemeriksaan fisik3 dan pemeriksaan penunjang. /iagnosis dapat
ditegakkan jika ditemukan adanya Basil Tahan 2sam (BT2) di dalam sputum
penderita atau dengan kultur di dapat hasil yang positif. ,elain itu foto thoraks
juga dapat digunakan untuk menunjang hasil pemeriksaan BT2.
Penyakit ini dapat sembuh dengan melakukan pengobatan dengan $bat 2nti
Tuberkulosis ($2T) yang merupakan gabungan beberapa antibiotik. Pengobatan
1
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
2/47
2
ini membutuhkan 6aktu yang panjang sehingga memerlukan perhatian yang
serius dalam pemberiaannya. /i perlukan kerja sama antara penderita3 tenaga
kesehatan dan keluarga yang terus memberikan motivasi selama pengobatan.
Tujuannya adalah supaya TB dapat sembuh dan men%egah terjadinya resistensi
$2T apabila tidak diminum sesuai dengan anjuran. /engan dilakukan pengobatan
dengan baik3 maka kesembuhan penderita dapat di%apai sehingga penderita dapat
sembuh dari TB.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
3/47
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Anatomi dan Fisiologi Paru
Paru merupakan organ yang elastik3 berbentuk keru%ut3 dan terletak dalam
rongga dada atau toraks. Mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa
pembuluh darah besar memisahkan paru tersebut. ,etiap paru mempunyai apeks
(bagian atas paru) dan dasar. Pembuluh darah paru dan bron%hial3 bronkus3 saraf3
dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada bagian hilus dan membentuk akar
paru. Paru kanan lebih besar daripada paru kiri dan dibagi menjadi tiga lobus oleh
fisura interlobaris. Paru kiri dibagi menjadi dua lobus. 7obus-lobus tersebut dibagi
lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya. Paru kanan
dibagi menjadi * segmen sedangkan paru kiri dibagi menjadi ! segmen. ,aluran
penghantar udara yang memba6a udara ke dalam paru adalah hidung3 faring3
laring3 trakea3 bronkus dan bronkiolus.
8ambar . $rgan 9ongga Thoraks
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
4/47
4
,uatu lapisn tipis kontinu yang mengandung kolagen dan jaringan elastik3
dikenal sebagai pleura3 melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi
setiap paru (pleura viseralis). /iantara pleura parietalis dan viseralis terdapat suatu
lapisan tipis yaitu %airan pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua
permukaan itu bergerak selama pernafasan dan untuk men%egah pemisahan toraks
dan paru yang dapat dianalogkan sebagai dua buah ka%a objek yang akan saling
melekat jika ada air.
#al yang sama juga berlaku pada %airan pleura di antara paru dan toraks.
Tidak ada ruangan yang sesungguhnya memisahkan pleura parietalis dan pleura
viseralis sehingga apa yang disebut sebagai rongga pleura atau kavitas pleura
hanyalah suatu ruang potensial. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari
tekanan atmosfer3 sehingga men%egah kolaps paru. Bila terserang penyakit3 pleura
mungkin mengalami peradangan3 udara atau %airan masuk ke dalam rongga
pleura3 menyebabkan paru tertekan atau kolaps.
Paru mempunyai dua sumber suplai darah3 yaitu dari arteria bronkialis dan
arteria plumonalis. ,irkulasi bronkial menyediakan darah teroksigenasi dari
sirkulasi sistemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru.
2rteria bronkialis berasal dari aorta torakalis dan berjalan sepanjang dinding
posterior bronkus. :ena bronkialis yang besar mengalirkan darahnya ke sistem
a;igos yang kemudian bermuara pada vena kava superior dan mengembalikan
aliran darah ke atrium kanan. :ena bronkialis yang lebih ke%il akan megalirkan
darah ke vena pulmonalis.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
5/47
5
8ambar 0. 2natomi ,istem 9espirasi
2rteria pulmonalis yag berasal dari ventrikel kanan mengalirkan darah
vena %apuran ke paru3 yaitu darah yang mengambil bagian dalam pertukaran gas.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
6/47
6
Tabel . Pertahanan pada saluran pernafasan
Mekanisme pertahanan fungsi
pernafasan
2kibat
. Penyarngan udara Bulu hidung menyaring partikel berukuran > µm sehingga partikel tersebut tidak men%apai alveolus. ?dara yang
mengalir melalui nasofaring sangat turbulen sehingga
partikel yang lebih ke%il (- µm) akan terperangkap dalamsekresi nasofaring.
0. Pembersihan mukosiliaris /i ba6ah laring3 eskalator mukosiliaris akan menjebak
partikel-partikel debu yang terinhalasi dan berukuran lebih
ke%il serta bakteri yang mele6ati hidung= mu%us akan terus
menerus memba6a partikel dan bakteri tersebut kea rah atas
sehingga bisa ditelan atau dibatukkan.
". 9efleks batuk 9efleks pertahanan bekerja membersihkan jalan napas
menggunakan tekanan tinggi3 udara yang mengalir dengan
ke%epatan tinggi yang akan membantu keja pembersihan
mukosiliaris.
+. 9efleks menelan dan muntah Men%egah masuknya makanan atau %airan ke saluran
pernafasan.
. 9efleks bronkokontriksi Bronkokonstriksi merupakan respons untuk men%egah iritan
terinhalasi dalam jumlah besar3 seperti debu atau aerosol.
. Makrofag alveolus Pertahanan pertama dalam tingkat alveolus= bakteri dan
partikel-partikel debu difagosit= kerja makrofa dihambat oleh
merokok3 infeksi virus3 kortikosteroid3 dan penyakit kronik.. :entilasi kolateral Melalui pori-pori 1oh yang dibantu oleh napas dalam3
men%egah atelektasis.
II.2 TB Paru
A. Pngrtian TB Paru
Tuber%ulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh
Micobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell-mediated-hypersensitivity). Penyakit biasanya terletak diparu3 tetapi dapat
mengenai organ lain. /engan tidak adanya pengobatan yang efektif untuk
penyakit yang aktif3 biasa terjadi perjalanan penyakit yang kronik3 dan berakhir
dengan kematian
B. !or"ologi dan Fisiologi Kuman TB Paru
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
7/47
7
Basil tuberkulosis berukuran sangat ke%il berbentuk batang tipis3 agak
bengkok3 bergranular3 berpasangan yang hanya dapat dilihat di ba6ah mikroskop.
Panjangnya -+ mikron dan lebarnya antara *3"-*3 mikron. Basil tuberkulosis
akan tumbuh se%ara optimal pada suhu sekitar "@A dengan tingkat p# optimal
(p# 3+-3*). ?ntuk membelah dari -0 kuman membutuhkan 6aktu +-0* jam.
1uman tuberkulosis terdiri dari lemak lebih dari "* berat dinding kuman3
asam strearat3 asam mikolik3 my%osides3 sulfolipid serta Cord factor dan protein
terdiri dari tuberkuloprotein (tuberkulin). TB Paru pada orang de6asa biasanya
disebabkan oleh reaktivasi infeksi sebelumnya sedangkan pada anak-anak
menunjukkan penularan aktif M. tuberculosis.
#. Patognsis
Penyebaran TB paru dari penderita terjadi melalui nuklei droplet infeksius
yang keluar bersama batuk3 bersin dan bi%ara dengan memproduksi per%ikan
yangsangat ke%il berisi kuman TB. 1uman ini melayang-layang di udara yang
dihirup oleh penderita lain. aktor utama dalam perjalanan infeksi
adalahkedekatan dan durasi kontak serta derajat infeksius penderita dimana
semakin dekat seseorang beradadengan penderita3 makin banyak kuman TB yang
mungkin akan dihirupnya.
A.. Tuberkulosis Primer
Penularan tuber%ulosis paru dari orang ke orang terjadi karena kuman
dibatukkan atau dibersinkan menjadi droplet nuclei (partikel berdiameter -Cm
yang mengandung M. tuberculosis) dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini
dapat menetap dalam udara bebas selama -0 jam3 tergantung pada ada tidaknya
sinar ultraviolet3 ventilasi yang buruk3 dan kelembaban. /alam suasana lembab
dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel
infeksi ini terisap oleh orang sehat3 ia akan menempel pada saluran napas3 atau
jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran parikel D
mikrometer. 1uman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil3 kemudian baru
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
8/47
8
oleh makrofag. 1ebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag
keluar per%abangan trakeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya.
Bila kuman menetap dijaringan paru3 berkembang biak di dalam
sitoplasma makrofag. Basil tuberkel tumbuh perlahan-lahan3 kira-kira tiap 0-"0
jam di dalam makrofag. Pertumbuhan berlangsung 0-0 minggu3 hingga kuman
berjumlah ***-****dimana%ukup untuk mendapatkan responimun selularyang
terdeteksiolehtestuberkulin./isini ia dapat terba6a masuk ke organ tubuh lainnya.
1uman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang tuberkulosis
pneumonia ke%il dan disebut sarang primer atau efek primer atau sarang (fokus)
Ghon. ,arang primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar
sampai ke pleura3 maka terjadilah efusi pleura. 1uman dapat juga masuk melalui
saluran gastrointestinal3 jaringan limfe3 orofaring3 dan kulit3 terjadi limfadenopati
regional kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh organ
seperti paru3 otak3 ginjal3 dan tulang. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka akan
terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.
/ari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju
hilus (limfangitis lo%al)3 dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus
(limfadenitis regional). ,arang primer limfangitis lo%al bersama-sama limfadenitis
regional dikenal sebagai kompleks primer (9anke). ,emua proses ini memakan
6aktu "-' minggu. 1ompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi E
) ,embuh sama sekali tanpa meninggalkan %a%at (restitution ad integrum)3
0) ,embuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik3
kalsifikasi di hilus3 keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang luasnya >
mm dan F* diantaranya dapat terjadi reaktivasi lagi karena kuman yang
dormant (")3
") Berkomplikasi dan menyebar se%ara E
a) Perkontinuitatum3 yakni menyebar ke sekitarnya. ,alah satu %ontoh adalah
epituberkulosis3 yaitu suatu kejadian penekanan bronkus3 biasanya
bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus yang membesar sehingga
menimbulkan obstruksi pada saluran napas bersangkutan3 dengan akibat
atelektasis. 1uman tuber%ulosis akan menjalar sepanjang bronkus yang
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
9/47
9
tersumbat ini ke lobus yang atelektasis dan menimbulkan peradangan pada
lobus yang atelektasis tersebut3
b) ,e%ara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru yang
disebelahnya. 1uman dapat juga tertelan bersama sputum dan ludah
sehingga menyebar ke usus3
%) ,e%ara hematogen dan limfogen. Penyebaran ini berkaitan dengan daya
tahan tubuh3 jumlah dan virulensi kuman. ,arang yang ditimbulkan dapat
sembuh se%ara spontan3 akan tetapi bila tidak terdapat imunitas yang
adekuat3 penyebaran ini akan menimbulkan keadaan yang %ukup ga6at
seperti TB milier3 meningitis TB3 typhoba%hillosis 7andou;y.
A.0. Tuberkulosis Post Primer
1uman yang dormant pada tuberkulosis primer akan mun%ul bertahun-
tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis de6asa
(tuberkulosis post primer G TB pas%a primer G TB sekunder). Mayoritas reinfeksi
men%apai !*. Tuberkulosis sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti
malnutrisi3 al%ohol3 penyakit maligna3 diabetes3 25/,3 dan gagal ginjal.
Tuberkulosis sekunder ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas
paru (bagian api%al-posterior lobus superior atau inferior). 5nvasinya adalah ke
daerah parenkim paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru.
,arang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia ke%il. /alam
"-* minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari
sel-sel #istiosit dan sel /atia-7anghans (sel besar dengan banyak inti) yang
dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat.
Tergantung dari jumlah kuman3 virulensinya3 dan imunitas pasien3 sarang
dini ini dapat menjadi E
) /ireabsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan %a%at3
0) ,arang yang mula-mula meluas3 tetapi segera menyembuh dengan serbukan
jaringan fibrosis. 2da yang membungkus diri menjadi keras3 menimbulkan
perkapuran.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
10/47
10
") ,arang dini yang meluas sebagai granuloma berkembang menghan%urkan
jaringan ikat sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis3 menjadi
lembek membentuk jaringan keju. Bila jaringan keju dibatukkan keluar
terjadilah kavitas. 1avitas ini mula-mula berdinding tipis3 lama-lama
dindingnya menebal karena infiltrasi jaringan firbroblas dalam jumlah besar3
sehingga menjadi kavitas sklerotik (kronik). Terjadinya perkijuan dan kavitas
adalah karena adanya hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh en;im
yang diproduksi oleh makrofag3 dan proses yang berlebihan sitokin dengan
TH-nya. Bentuk perkijuan lain yang jarang terjadi adalah cryptic disseminate
TB yang terjadi pada imunodefisiensi dan usia lanjut. /isini lesi sangat ke%il3
tetapi berisi bakteri sangat banyak. 1avitas dapat menjadi E
a) Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru. Bila isi kavitas
ini masuk dalam peredaran darah arteri3 maka akan terjadi TB milier.
/apat juga masuk ke paru sebelahnya atau tertelan masuk lambung dan
selanjutnya ke usus menjadi TB usus. ,arang ini selanjutnya mengikuti
perjalanan seperti yang disebutkan diatas. Bisa juga terjadi TB
endobronkial dan TB endotrakeal atau empiema bila ruptur ke pleuraI
b) Memadat dan membungkus diri (enkapsulasi) sehingga menjadi
tuberkuloma. Tuberkuloma ini dapat mengapur dan menyembuh atau
dapat aktif kembali menjadi %air dan jadi kavitas lagi. 1omplikasi kronik
kavitas ini adalah kolonisasi oleh fungus seperti 2spergillus dan kemudian
menjadi my%etoma3
Bersih dan menyembuh3 disebut open healed cavity. /apat juga meyembuh
dengan membungkus diri menjadi ke%il. 1adang-kadang berakhir dengan kavitas
yang terbungkus3 men%iut3 dan berbetuk seperti bintang yang disebut stellate
shape.
D. Klasi"i$asi Pn%a$it
Berdasarkan lokasi TB Paru diklasifikasikan menjadi 03 yaituE
/.. Tuberkulosis Paru
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
11/47
11
Tuberkulosis paru yaitu tuberkulosis yang menyerang jaringan paru tidak
termasuk pleura. Berdasarkan pemeriksaan mikroskopis TB paru dapat
dibagi3yaituE
a. TB Paru BT2 Positif yaituE
i. ,ekurang-kurangnya 0 dari " spesimen dahak menunjukkan BT2
positif.
ii. #asil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BT2 positif
dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis
aktif.#asil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BT2
positif dan biakan positif. b. TB Paru BT2 Hegatif yaitu
i. #asil pemeriksaan dahak " kali menunjukkan BT2 negatif3
gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis
aktif.
ii. #asil pemeriksaan dahak " kali menunjukkan BT2 negatif dan
biakan menunjukkan tuberkulosis positif.
/.0. Tuberkulosis ekstra paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru (misalnya selaput
otak3 kelenjar limfe3 pleura3 peri%ardium3 persendian3 tulang3 kulit3 usus3 saluran
kemih3 ginjal3 alat kelamin3 dan lain sebagainya).
Berdasarkan tingkat keparahannya3 TB ekstra paru ini dibagi menjadi TB
ekstra paru berat (severe) dan TB ekstra paru ringan (not&less severe). Aontohnya
adalah tuberkulosis milier dimana patogen ke seluruh paru-paru dan memberikan
gambaran bintik-bintik ke%il seperti mutiara.
Tipe penderita berdasarkan ri6ayat pengobatan sebelumnya ada beberapa tipe
penderita TB Paru3 yaituE
a. 1asus baru
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
12/47
12
1asus baru adalah penderita yang belum pernah mendapat
pengobatan dengan $2T atau sudah pernah menelan $2T kurang dari
satu bulan. /imana $2T yang diberikan adalah $2T yang mempunyai
efek dapat men%egah pertumbuhan kuman-kuman resisten seperti3
isonia;id (#)3 rifampisin (9) dan pira;inamid (J).
b. 1asus kambuh (relaps)
1asus kambuh adalah penderita TB paru yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan TB paru dan telah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap3 kemudian kembali lagi berobat dengan hasil
pemeriksaan dahak BT2 positif. ,ebelum ada hasil uji resistensi dapat
diberikan 09#J4,&9#J4. ase lanjutan sesuai dengan hasil uji
resistensi. Bila tidak terdapat hasil uji resistensi dapat diberikan obat
9#4 selama bulan.
%. 1asus defaulted atau drop out
1asus drop out adalah penderita yang telah menjalani pengobatan K
bulan dan tidak mengambil obat 0 bulan berturut-turut atau lebih
sebelum masa pengobatannya selesai.
d. 1asus gagal
1asus gagal adalah penderita BT2 positif yang masih tetap positif
atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke- (satu bulan sebelum
akhir pengobatan) atau akhir pengobatan. ,ejak BT2 dalam sputum
negatif3 dengan memakai tiga obat setiap hari dalam jangka 6aktu "-+
bulan pertama (yang belum pernah diberikan sebelumnya)E 9MP-4MB-
PJ2- atau ,MLP2,L PJ2. $bat lain seperti etambutol atau
prothionamid3 sikloserin3 thiaketa;one atau kanamisin dan kapreomisin
dapat dipertimbangkan untuk diberikan.
e. 1asus kronik
1asus kronik adalah penderita dengan hasil pemeriksaan BT2 masih
positif setelah selesai pengobatan ulang dengan pengobatan ulang
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
13/47
13
dengan pengobatan kategori 55 dengan penga6asan yang baik.
Pengobatan kasus kronik3 jika belum ada hasil uji resistensi diberikan
9#J4,.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
14/47
14
paru maka pada perokok jauh lebih buruk dibandingkan dengan yang
bukan perokok.
e. 1emiskinan
1emiskinan menghalangi manusia mendapatkan kebutuhan dasar
untuk hidup dan mengurangi kemampuannya untuk mengatasi stres dan
infeksi. #al ini dapat dilihat dari perumahan yang terlalu padat atau
kondisi kerja yang buruk menyebabkan daya tahan tubuh turun yang
memudahkan terjadinya penyakit infeksi. $rang yang hidup dengan
kondisi ini juga sering menderita gi;i buruk yang memudahkan
tuberkulosis berkembang.
f. Penyakit lain
Penyakit lain khususnya penyakit infeksi seperti #5:&25/,
lebih mudah terserang penyakit TB Paru karena penderita
mengalami daya tahan tubuh menurun sehingga tidak dapat
mengendalikan kuman yang masuk ke dalam tubuh. /i beberapa negara
di 2frika sub-,ahara 0*-* pasien dengan tuberkulosis menunjukkan
#5: positif. Penyakit lain yang mempengaruhi TB paru juga adalah
penyakit kronis lain (seperti /iabetes Melitus).
F. Klu'an dan ()ala Tu&r$ulosis Paru
1eluhan pada penderita tuberkulosis paru dapat dibagi menjadi gejala lokal di
paru dan keluhan pada seluruh tubuh se%ara umum.
a. Batuk
8ejala batuk timbul paling a6al dan merupakan gangguan yang
paling sering dikeluhkan. Biasanya batuknya ringan sehingga dianggap
batuk biasa atau akibat rokok. Proses yang paling ringan ini
menyebabkan sekret akan terkumpul pada 6aktu penderita tidur dan
dikeluarkan saat penderita bangun pagi hari. Bila prosesdestruksi
berlanjut3 sekret dikeluarkan terus menerus sehingga batuk menjadi
lebih dalam dan sangat mengganggu penderita pada 6aktu siang
maupun malam hari. Bila yang terkena trakea dan&atau bronkus3 batuk
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
15/47
15
akan terdengar sangat keras3lebih sering atau terdengar berulang-ulang
(paroksismal). Bila laring yang terserang3 batuk terdengar sebagai
hollow sounding cough3 yaitu batuk tanpa tenaga dan disertai suara
serak.
b. Batuk /arah
/arah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau ber%ak-
ber%ak darah3 gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah
sangat banyak (profus). Batuk darah jarang merupakan tanda permulaan
dari penyakit tuberkulosis karena batuk darah merupakan tanda telah
terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding
kavitas. Batuk darah pada pemerisaan radiologis tanpak ada kelainan.
,eringkali darah yang dibatukkan pada penyakit tuberkulosis
ber%ampur dahak yang mengandung basil tahan asam. Batuk darah juga
dapat terjadi pada tuberkulosis yang sudah sembuh karena robekan
jaringan paru atau darah berasal dari bronkiektasis yang merupakan
salah satu penyulit tuberkulosis paru. Pada saat seperti ini dahak tidak
mengandung basil tahan asam (negatif).
%. Hyeri /ada
Hyeri dada pada tuberkulosis paru termasuk nyeri pleuritik yang
ringan. Bila nyeri bertambah berat berarti telah terjadi pleuritis luas
(nyeri dikeluhkan di daerah aksila3 di ujung skapula atau tempat-tempat
lain).
d. ,esak Hapas
,esak napas pada tuberkulosis disebabkan oleh penyakit yang luas
pada paru atau oleh penggumpalan %airan di rongga pleura sebagai
komplikasi TB paru.Penderita yang sesak napas sering mengalami
demam dan berat badan turun.
e. /emam
Merupakan gejala paling sering dijumpai dan paling penting. ,ering
kali panas badan sedikit meningkat pada siang maupun sore hari. Panas
badan meningkat atau menjadi lebih tinggi bila proses berkembang
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
16/47
16
menjadi progresif sehingga penderita merasakan badannya hangat atau
muka terasa panas.
f. Menggigil
/apat terjadi bila panas badan naik dengan%epat3 tetapi tidak diikuti
pengeluaran panas dengan ke%epatan yang sama atau dapat terjadi
sebagai suatureaksi umum yang lebih berat.
g. 1eringat Malam
1eringat malam bukan gejala yang patognomonis untuk penyakit
tuberkulosis paru. 1eringat malam umumnya baru timbul bila proses
telah lanjut3 ke%uali pada orang-orang dengan vasomotor labil3 keringat
malam dapat timbul lebih dini. Hausea3 takikardi dan sakit kepala
timbul bila ada panas.
h. 2noreksia
2noreksia yaitu tidak selera makan dan penurunan berat badan
merupakan manifestasi toksemia yang timbul belakangan dan lebih
sering dikeluhkan bila proses progresif. 9endahnya asupan makanan
yang disebabkan oleh anoreksia3 menyebabkan peningkatan
metabolisme energi dan protein dan utilisasi dalam tubuh. 2supan yang
tidak kuat menimbulkan pemakaian %adangan energi tubuh yang
berlebihan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan mengakibatkan
terjadinya penurunan berat badan dan kelainan biokimia tubuh.
i. 7emah Badan
8ejala ini dapat disebabkan oleh kerja berlebihan3 kurang tidur dan
keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan. $leh sebab itu harus
dianalisa dengan baik apabila dijumpai perubahan sikap dan
tempramen3 perhatian penderita berkurang atau menurun pada
pekerjaan3 penderita yang kelihatan neurotik.
(. Diagnosis
a.) ,putum
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
17/47
17
Pemeriksaan sputum adalah penting3 karena dengan ditemukannya
kuman BT23 diagnosis tuber%ulosis sudah dapat dipastikan. /isamping itu
pemeriksaan sputum juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan.
Tetapi kadang-kadang tidak mudah untuk mendapat sputum3 terutama pasien
yang tidak batuk atau batuk yang non produktif. /alam hal ini dianjurkan satu
hari sebelum pemeriksaan sputum3 pasien dianjurkan minum air sebanyak 0
liter dan diajarkan melakukan refles batuk. /apat juga dengan memberikan
tambahan obat-obat mukolitik selama 0*-"* menit. Bila masih sulit3 sputum
dapat diperoleh dengan %ara bronkoskopi diambil dengan brushing atau
bronchial washing atau B27 broncho alveolar lavage!. (")
Ariteria sputum BT2 positif adalah bila sekurang-kurangnya
ditemukan " batang kuman BT2 pada satu sediaan. /engan kata lain
diperlukan *** kuman dalam m7 sputum. (")1uman berbentuk batang
yang ramping (diameter kurang dari *3 Cm)3 kadang melengkung3 sering
bermanik-manik polikromatik3 seringkali tampak pada spe%imen klinis sebagai
pasangan atau kelompok beberapa organism yang terletak bersisian. (+)
?ntuk pe6arnaan sediaan dianjurkan memakai %ara Tan Thiam #ok
yang merupakan modifikasi gabungan %ara pulasan 1inyoun dan 8abbet.
Aara pemeriksaan sediaan sputum yang dilakukan adalah E
a) Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop biasa3
b) Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop fluoresens
(pe6arnaan khusus)3
%) Pemeriksaan dengan biakan (kultur)3
d) Pemeriksaan terhadap resistensi obat.
Pemeriksaan dengan mikroskoskop fluoresens dengan sinar ultraviolet
6alaupun sensitifitasnya tinggi sangat jarang dilakukan3 karena pe6arnaan
yang dipakai (auramin-rhodamin) di%urigai bersifat karsinogenik. Pe6arnaan
yang lebih pasti adalah dengan karbofluksin3 pe6arnaan ini membutuhkan
pemba%aan yang teliti dengan mikroskop imersi minyak3 basilus tuberkulosa
dapat dilihat dengan pembesaran *** kali.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
18/47
18
Pada pemeriksaan dengan biakan3 setelah +- minggu penanaman
sputum dalam medium biakan3 koloni kuman tuberkolosis mulai tampak. Bila
setelah ' minggu penanaman koloni tidak juga tampak3 biakan dinyatakan
negative. Medium biakan telur yang sering dipakai yaitu 7o6enstein
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
19/47
19
b.) 9adiologis
Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan %ara yang praktis
untuk menemukan lesi tuberkulosis serta memberikan keuntungan seperti pada
tuberkulosis anak-anak dan tuberkulosis milier. Pada kedua hal ini diagnosis dapat
diperoleh melalui pemeriksaan radiologis dada3 sedangkan pemeriksaan sputum
selalu negatif.
Pemeriksaan standar adalah foto toraks posterior-anterior. 8ambaran yang
di%urigai sebagi lesi tuberkulosis aktif adalah E
) Pada segmen apikal dan posterior lobus atas paru serta segmen superior lobus
ba6ah paru ditemukan berupa ber%ak-ber%ak seperti a6an & nodular3
0) Pada kavitas bayangannya berupa %in%in yang mula-mula berdinding tipis.
7ama-lama dinding jadi sklerotik dan terlihat menebal3
") Bayangan ber%ak milier3 berupa ber%ak-ber%ak halus yang umumnya tersebar
merata pada seluruh lapangan paru3
+) 4fusi pleura unilateral atau bilateral.
8ambaran radiologis yang di%urigai lesi tuberkulosis inaktif adalah E
) ibrotik3 terlihat bayangan yang bergaris-garis3
0) 1alsifikasi3 terlihat seperti ber%ak-ber%ak padat dengan densitas tinggi3
") "chwarte atau penebalan pleura.
8ambaran radiologis lain yang sering menyertai tuberkulosis paru adalah
bayangan hitam radio-ulsen di pinggir paru atau pleura (pneumotoraks) dan
atelektasis yang terlihat seperti fibrosis yang luas disertai pen%iutan yang dapat
terjadi pada sebagian atau satu lobus maupun pada satu bagian paru.
Berdasarkan luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan
pengobatan dapat dinyatakan sebagai berikut E
) Tuberkulosis minimal. Terdapat sebagian ke%il infiltrat nonkavitas pada satu
paru maupun kedua paru3 tetapi jumlahnya3 tidak melebihi satu lobus paru.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
20/47
20
0) Moderately advanced tuberculosis. 2da kavitas dengan diameter tidak lebih
dari + %m. mm E MantouN positif kuat
) ?ntuk pasien dengan #5: positif3 tes mantous F mm3 dinilai positif.
Tes MantouN hanya menyatakan apakah seseorang individu sedang atau
pernah mengalami infeksi M. tuber%ulosis3 M. bovis3 vaksinasi BA8 dan
My%oba%teria patogen lainnya. /asar tes tuberkulin ini adalah reaksi alergi tipe
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
21/47
21
lambat. Biasanya hampir seluruh pasien tuberkulosis memberikan reaksi MantouN
yang positif (!!3'). 1elemahan tes ini juga terdapat positif palsu yakni pada
pemberian BA8 atau terinfeksi My%oba%terium lain. Hegatif palsu lebih banyak
dijumpai daripada positif palsu.
#al-hal yang memberikan reaksi tuberkulin berurang (negatif palsu yakni E
) Pasien yang baru 0-* minggu terpajan tuberkulosis.
0) Penyakit sistemik berat (,arkoidosi3 74)3
") Penyakit eksantematous dengan panas yang akut E morbili3 %a%ar air3
poliomielitis3
+) 9eaksi hipersensitivitas menurun pada penyakit #odgkin.
) Pemberian kortikosteroid yang lama3
) ?sia tua3 malutrisi3 uremia3 penyakit keganasan.
,etiap orang dengan batuk produktif selama 0-" minggu atau lebih yang tidak
jelas penyebabnya3 harus dievaluasi untuk tuberkulosis. ,emua orang tersebut
harus melakukan pemeriksaan dahak dalam 6aktu dua hari yaitu se6aktu-pagi-
se6aktu (,P,). /iagnosis TB pada orang de6asa di tegakkan dengan
ditemukannya kuman TB (BT2). Penemuan BT2 melalui pemeriksaan dahak
mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti pemeriksaan
radiologi dada3 biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang
diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya.
(am&ar 1. Alur Diagnosis TB Paru
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
22/47
22
Pada sebagian besar TB paru3 diagnosis terutama ditegakkan dengan
pemeriksaan dahak se%ara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Hamun
pada kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan
indikasi sebagai berikut E
i. #anya dari " spesimen dahak ,P, hasilnya BT2 positif. Pada
kasus ini pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk
mendukung diagnosis TB paru BT2 positif
ii. 1etiga spesimen dahak hasilnya tetap negative setelah " spesimen
dahak ,P, pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BT2 negatif
dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non $2T.
iii. Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat
yang memerlukan penanganan khusus (seperti pneumothoraN3
pleuritis eksudativa3 efusi perikarditis atau efusi pleura) dan pasien
yang mengalami hemoptisis berat (untuk menyingkirkan
bronkiektasis atau aspergiloma).
H. Pngo&atan
1. Pngo&atan TB D*asa
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien3 men%egah
kematian3 men%egah kekambuhan3 memutuskan rantai penularan dan
men%egah terjadinya resistensi kuman terhadap $2T.
Terdapat 0 ma%am aktivitas & sifat obat terhadap tuber%ulosis3 yakni E
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
23/47
23
i. 2ktivitas bakterisid3 obat bersifat membunuh kuman-kuman
yang sedang tumbuh (metabolismenya masih aktif). 2ktivitas
bakterisid biasanya diukur dari ke%epatan obat tersebut
membunuh atau melenyapkan kuman sehingga pada
pembiakan akan didapatkan hasil yang negatif (0 bulan dari
permulaan pengobatan).
ii. 2ktivitas bakteriostatik3 obat ini hanya menghambat
pertumbuhan kuman-kuman tersebut tetapi tidak membunuh
kuman tersebut.
Ta&l 2. Jnis+ Si"at+ dan Dosis ,AT
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai
berikit E
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
24/47
24
i. $2T harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis
obat3 dalam jumlah %ukup dan dosis tepat sesuai dengan
kategori pengobatan.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
25/47
25
Paduan $2T yang digunakan oleh Program Hasional Penanggulangan
Tuberkulosis di 5ndonesia E
− 1ategori E 0(#9J4)&+ (#9)"
− 1ategori 0 E 0(#9J4)&(#9J4)&(#9)"4"
− 1ategori anak E 0 #9J&+#9
/i samping kategori ini3 disediakan pasuan obat sisipan (#9J4).
Paduan $2T kategori dan 0 disediakan dlam bentuk paket berupa
kombinasi dosis tetap ($2T-1/T)3 sedangkan kategori anak sementara
disediakan dalam bentuk $2T kombipak. Tablet $2T-1/T ini terdiri dari
kombinasi 0 (5sonia;id dan 9ifampisin) atau + (5sonia;id3 9ifampisin3
Pira;inamid3 dan 4tambutol) jenis obat dalam satu tablet. /osisnyadisesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu
paket untuk satu pasien. ,edangkan paket kombipak adalah paket obat
lepas yang terdiri dari 5sonia;id3 9ifampisin3 Pira;inamid3 dan 4tambutol
yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan $2T ini disediakan program
untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami efek samping
$2T-1/T.
Paduan $2T disediakan dalam bentuk paket3 dengan tujuan untuk
memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas)
pengobatan sampai selesai. ,atu paket untuk satu pasien dalam satu masa
pengobatan.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
26/47
26
1/T mempunyai beberapa keuntungan dalam pengobatan TB E
. /osis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga
menjamin efektifitas obat dan mengurangi efek samping.
0. Men%egah penggunaan obat tunggal sehingga menurunkan
resiko terjadinya resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan
penulisan resep.
".
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
27/47
27
Ta&l . Dosis Paduan ,AT4Kom&i5a$ Katgori41
&- Katgori 2 2H/0ESH/0E6H3/3E3-
Paduan $2T ini diberikan untuk pasien BT2 positif yan telah diobati
sebelumnya E
− Pasien kambuh
− Pasien gagal
− Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
28/47
28
Ta&l 6. Dosis 5aduan ,AT4KDT Katgori42
Berat
Badan
Tahap 5ntensif
tiap hari
9#J4 (*&&+**&0) ,
Tahap 7anjutan
" kali seminggu
9#(*&*) 4
(+**)
,elama hari,elama 0'
hari,elama 0* minggu
"* L "
kg
0 tab +1/T ** mg
,treptomisin 5nj.0 tab +1/T
0 tab 01/T 0 tab
4tambutol
"' L +
kg
" tab +1/T * mg
,treptomisin inj." tab +1/T
" Tab 01/T " Tab
4tambutol
L *
kg
+ tab +1/T *** mg
,treptomisin inj.+ tab +1/T
+ tab 01/T + tab
4tambutol
K kg tab +1/T *** mg
,treptomisin inj. tab +1/T
tab 01/T tab
4tambutol
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
29/47
29
T
Ta&l 7. Dosis Paduan ,AT4Kom&i5a$ Katgori42
Aatatan E
• ?ntuk pasien yang berumur * tahun ke atas dosis maksimal
untuk ,treptomisin adalah ** mg tanpa memperhatikan berat
badan.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
30/47
30
• Aara melarutkan ,treptomisin vial gram yaitu dengan
menambahkan "3 ml sehingga menjadi + ml. ( ml G 0* mg)
8- ,AT Sisi5an H/0E-
Paket sisipan 1/T adalah sama seperti paduan paket untuk tahap
intensif kategori yang diberikan selam sebulan (0' hari).
Ta&l 7. Dosis KDT untu$ sisi5an
Ta&l 9. Dosis ,AT4Kom&i5a$ untu$ sisi5an
2. Pngo&atan TB Ana$
/iagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis
baik overdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak-anak batuk bukan
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
31/47
31
merupakan gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya
sulit3maka diagnosis TB anak perlu kriteria lain dengan menggunakan
sistem skor. ?nit 1erja 1oordinasi 9espirologi PP 5/25 telah membuat
Pedoman Hasional Tuberkulosis 2nak dengan menggunakan sistem skor
( scoring system)3 yaitu pembobotan terhadap gejala atau tanda klinis yang
dijumpai. Pedoman tersebut se%ara resmi digunakan oleh program nasional
penanggulangan tuber%ulosis untuk diagnosis TB anak.
,etelah dokter melakukan anamnesis3 pemeriksaan fisik3 dan
pemeriksaan penunjang3 maka dilakukan pembobotan dengan sistem skor.
Pasien dengan jumlah skor yang lebih atau sama dengan ( K )3 harus
ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat $2T. Bila skor kurang dari
(D ) tetapi se%ara klinis ke%urigaan ke arah TB kuat maka perlu
dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi3 seperti bilasan
lambung3 patologi anatomi3 pungsi lumbal3 pungsi pleura3 foto tulang dan
sendi3 funduskopi3 AT-s%an dan lain-lain.
Ta&l :. Sistm S$oring ()ala dan Pmri$saan Pnun)angTB
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
32/47
32
(am&ar 2. Alur Tatala$sana Pasin TB Ana$
Pada sebagian besar kasus TB anak pengobatan selama bulan %ukup
adekuat. ,etelah pemberian obat bulan3 lakukan evaluasi baik klinis
maupun pemeriksaan penunjang. 4valuasi klinis pada TB anak merupakan
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
33/47
33
parameter terbaik untuk menilai keberhasilan pengobatan. Bila dijumpai
perbaikan klinis yang nyata 6alaupun gambaran radiologik tidak
menunjukkan perubahan yang berarti3 $2T tetap dihentikan.
Katgori Ana$ 2H/0/H-
Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal " ma%am obat dan
diberikan dalam 6aktu bulan. $2T pada anak diberikan setiap hari3 baik
pada tahap intensif maupun tahap lanjutan dosis obat harus disesuaikan
dengan berat badan anak.
Ta&l ;. Dosis ,AT4Kom&i5a$ 5ada Ana$
Ta&l 1
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
34/47
34
• 2nak dengan BB -! kg diberikan " tablet
• 2nak dengan BB K "" kg3 dirujuk ke rumah sakit
• $bat harus diberikan se%ara utuh3 tidak boleh dibelah
• $2T-1/T dapat diberikan dengan %ara E ditelan se%ara utuh
atau digerus sesaat sebelum diminum.
Pngo&atan Pn8ga'an Pro"ila$sis- untu$ Ana$
Pada semua anak3 terutama balita yang tinggal serumah atau kontak erat
dengan penderita TB dengan BT2 positif3 perlu dilakukan pemeriksaan
menggunakan sistem skoring. Bila hasil evaluasi dengan sistem skoring
didapat skor D 3 kepada anak tersebut diberikan 5sonia;id (5H#) dengan
dosis -* mm&kg&BB&hari selama bulan. Bila anak tersebut belum
pernah mendapat imunisasi BA83 imunisasi BA8 dilakukan setelah
pengobatan pen%egahan selesai.
3. Pngo&atan TB 5ada Kadaan K'usus
a. 1ehamilan
Pada prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda dengan
pengobatan TB pada umumnya. Menurut W#$3 hampir semua $2T
aman untuk kehamilan3 ke%uali ,treptomisin. ,treptomisin tidak dapat
dipakai pada kehamilan karena bersifat permanent ototo'ic dan dapat
menembus barrier placenta. 1eadaan ini dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap
pada bayi yang akan dilahirkan. Perlu dijelaskan kepada ibu hamil
bah6a keberhasilan pengobatannya sangat penting artinya supaya
proses kelahiran dapat berjalan lan%ar dan bayi yang akan dilahirkan
terhindar dari kemungkinan tertular TB.
b. 5bu Menyusui dan Bayinya
Pada prinsipnya pengobatan TB pada ibu menyusui tidak berbeda
dengan pengobatan pada umumnya. ,emua jenis $2T aman untuk ibu
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
35/47
35
mnyusui. ,eorang ibu mnyusui yang menderita TB harus mendapat
paduan $2T se%ara adekuat. Pemberian $2T yang tepat merupakan
%ara terbaik untuk men%egah penularan kuman TB kepada bayinya. 5bu
dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus disusui.
Pengobatan pen%egahan dengan 5H# diberikan kepada bayi tersebut
sesuai dengan berat badannya.
%. Pasien TB pengguna 1ontrasepsi
9ifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal (pil 1B3 suntikan
1B3 susuk 1B)3 sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi
tersebut. ,eorang pasien TB sebaiknya menggunakan kontrasepsi non-
hormonal3 atau kontrasepsi yang mengandung estrogen dosis tinggi (!
m%g).
d. Pasien TB dengan infeksi #5:&25/,
Tatalaksana pengobatan TB pada pasien dengan infeksi #5:&25/,
adalah sama seperti pasien TB lainnya. $bat TB pada pasien #5:&25/,
sama efektifnya dengan pasien TB yang tidak disertai #5:&25/,.
Prinsip pengobatan pasien TB-#5: adalah dengan mendahulukan
pengobatan TB. Pengobatan 29: (antiretroviral) dimulai berdasarkan
stadium klinis #5: sesuai dengan standar W#$. ,elain itu juga
dilakukan pemeriksaan untuk menilai jumlah A/+.
• Bila A/+ D 0** maka pengobatan 29: dimulai setelah
penggunaan $2T selama 0 minggu-0 bulan
• Bila A/+ 0**-"*3 pemberian 29: diberikan setelah selesai
pengobatan dengan $2T.
• Bila A/+ > "*3 maka pengobatan 29: tidak perlu diberikan
Pada pasien TB dengan infeksi #5: seharusnya diberikan
AotrimoNa;ole3 seebagai pen%egahan infeksi lainnya.
e. Pasien TB dengan #epatitis 2kut
Pemberian $2T pada pasien TB dengan hepatitis akut atau klinis
ikterik3 ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhan.
Pada keadaan dimana pengobatan TB sangat diperlukan dapat diberikan
,treptomisin dan 4tambutol maksimal " bulan sampai hepatitisnya
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
36/47
36
menyembuh dan dilanjutkan dengan 9ifampisin dan 5sonia;id selama
bulan.
f. Pasien TB dengan 1elainan #ati 1ronik
Bila ada ke%urigaan gangguan faal hati3 dianjurkan pemeriksaan faal
hati sebelum pengobatan TB.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
37/47
37
,elama fase akut3 Prednison diberikan dengan dosis "*-+* mg per hari3
kemudian diturunkan se%ara bertahap. 7ama pemberian disesuaikan
dengan jenis penyakit dan kemajuan pengobatan.
j. 5ndikasi $perasi
Pasien-pasien yang perlu mendapat tindakan operasi (reseksi paru)3
adalah E
. ?ntuk TB paru
• Pasien batuk darah berat yang tidak dapat diatasi dengan
%ara konservatif
• Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak
dapat diatasi se%ara konservatif • Pasien M/9-TB dengan kelainan paru yang terlokalisir
0. ?ntuk TB ekstra paru E
Pasien TB ekstra paru dengan komplikasi3 misalnya pasien TB
tulang yang disertai dengan kelainan neurologik.
I. E"$ Sam5ing Pngo&atan
/alam pemakaian $2T tidak jarang ditemukan efek samping yang
mempersulit sasaran pengobatan. Bila efek samping ini ditemukan3 mungkin $2T
yang bersangkutan masih dapat diberikan dalam dosis terapeutik yang ke%il3 tetapi
bila efek samping ini sangat mengganggu3 $2T yang bersangkutan harus
dihentikan pemberiannya3 dan pengobatan $2T dapat diteruskan dengan obat lain.
Tabel berikut menjelaskan efek samping ringan maupun berat dengan
pendekatan gejala.
Ta&l 12. E"$ Sam5ing /ingan ,AT
Ta&l 13. E"$ Sam5ing Brat ,AT
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
38/47
38
*)
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
39/47
39
Tindak lanjut dari pemeriksaan dahak mikroskopis tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut.
Ta&l 1. Tinda$ Lan)ut Hasil Pmri$saan Da'a$
Ta&l 16. Tatala$sana Pasin %ang Bro&at Tida$ Tratur
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
40/47
40
O) Tindakan pada pasien yang putus berobat antara -0 bulan dan lama
pengobatan sebelumnya kurang dari bulan E lanjutkan pengobatan dulu
hingga seluruh dosis selesai dan bulan sebelum akhir pengobatan harus
diperiksa dahak.
b. #asil Pengobatan Pasien TB BT2 positif
i. ,embuh
Pasien telah menyelesaikan pengobatannya se%ara lengkap dan
pemeriksaan ulang dahak ( follow-up) hasilnya negatif pada 2P dan
pada satu pemeriksaan follow-up sebelumnya.
ii. Pengobatan 7engkap
2dalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya se%ara lengkap
tetapi tidak memenuhi persyaratan sembuh atau gagal.
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
41/47
41
iii. Meninggal
2dalah pasien yang meninggal dalam masa pengobatan karena sebab
apapun.
iv. Pindah
2dalah pasien yang pindah berobat ke unit dengan register TB *" yang
lain dan hasil pengobatannya tidak diketahui.
v. /efault (Putus Berobat)
2dalah pasien yang tidak berobat 0 bulan berturut-turut atau lebih
sebelum masa pengobatnnya selesai.
vi. 8agal
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya positif atau kembali menjadi
positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.
D%s55sia
DEFINISI
/ispepsia merupakan sindrom atau kumpulan gejala atau keluhan yang
terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati3 kembung3 mual3 muntah3
senda6a3 rasa %epat kenyang3 perut rasa penuh atau begah.
/ispepsia berasal dari bahasa unani (/ys-)3 berarti sulit3 dan
(Pepse)3berarti pen%ernaan (H.Talley3 et al.3 0**). /ispepsia merupakan
kumpulan keluhan&gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak&sakit di perut
bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. 1eluhan refluks
gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam
lambung3 kini tidak lagi termasuk dispepsia."
2da berbagai ma%am definisi dispepsia. ,alah satu definisi yang
dikemukakan oleh suatu kelompok kerja internasional adalahE ,indroma yang
terdiri dari keluhan - keluhan yang disebabkan karena kelainan traktus digestivus
bagian proksimal yang dapat berupa mual atau muntah3 kembung3 dysphagia3 rasa
penuh3 nyeri epigastrium atau nyeri retrosternal dan ruktus3 yang berlangsung
lebih dari " bulan. /engan demikian dispepsia merupakan suatu sindrom klinik
yang bersifat kronik.0
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
42/47
42
/alam klinik tidak jarang para dokter menyamakan dispepsia dengan
gastritis. #al ini sebaiknya dihindari karena gastritis adalah suatu diagnosa
patologik3 dan tidak semua dispepsia disebabkan oleh gastritis dan tidak semua
kasus gastritis yang terbukti se%ara patologi anatomik disertai gejala dispepsia.
1arena dispepsia dapat disebabkan oleh banyak keadaan maka dalam menghadapi
sindrom klinik ini penatalaksanaannya seharusnya tidak seragam."
Pengertian dispepsia terbagi dua3 yaitu E
. /ispepsia organik3 bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya. ,indroma dispepsia organik terdapat kelainan yang nyata terhadap
organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung3 usus dua belas jari3 radang pankreas3
radang empedu3 dan lain-lain.3
0. /ispepsia non organik atau dispepsia fungsional3 atau dispesia non ulkus3 bila
tidak jelas penyebabnya. /ispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau
gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis3 laboratorium3 radiologi3
dan endoskopi setelah " bulan dengan gejala dispepsia.
Manifestasi 1linis
1lasifikasi klinis praktis3 didasarkan atas keluhan&gejala yang dominan3
membagi
dispepsia menjadi tiga tipe E
. /ispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia)3 dengan gejalaE
a. Hyeri epigastrium terlokalisasi
b. Hyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid
%. Hyeri saat lapar
d. Hyeri episodik
0. /ispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia)3 dengan
gejalaE
a. Mudah kenyang
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
43/47
43
b. Perut %epat terasa penuh saat makan
%. Mual
d. Muntahe. e.?pper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)
f. 9asa tak nyaman bertambah saat makan
". /ispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas).0
2.2 ETI,L,(I
8angguan atau penyakit dalam lumen saluran %erna= tukak gaster atau
duodenum3 gastritis3 tumor3 infeksi Helicobacter pylori.
$bat L obatan seperti anti inflamasi non steroid ($25H,)3 aspirin3
beberapa antibioti%3 digitalis3 teofilin dan sebagainya.
Penyakit pada hati3 pankreas3 system bilier3 hepatitis3 pan%reatitis3
kolesistetis kronik. Penyakit sistemikE diabetes mellitus3 penyakit tiroid3 penyakit
jantung koroner.
Bersifat fungsional3 yaitu dispepsia yang terdapat pada kasus yang tidak terbukti adanya kelainan atau gangguan organi% atau stru%tural biokimia3 yaitu
dispepsia fungsional atau dispepsia non ulkus.
Klasi"i$asi Dis55sia Brdasar$an Etiologi
A. ,rgani$
. ,&at4o&atan
$bat 2nti 5nflamasi Hon ,teroid ($25H,)3 2ntibiotik (makrolides3
metronida;ole)3 Besi3 1Al3 /igitalis3 4strogen3 4tanol (alkohol)3
1ortikosteroid3 7evodopa3 Hia%in3 8emfibro;il3 Harkotik3 Quinidine3
Theophiline.'-*
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
44/47
44
0. Idiosin$rasi ma$anan intolransi ma$anan-
a. 2lergi susu sapi3 putih telur3 ka%ang3 makanan laut3 beberapa jenis
produk kedelai dan beberapa jenis buah-buahan
b. Hon-alergi
• Produk alam E laktosa3 su%rosa3 gala%tosa3 gluten3 kafein.
• Bahan kimia E monosodium glutamate (vetsin)3 asam ben;oat3
nitrit3 nitrat.
Perlu diingat beberapa intoleransi makanan diakibatkan oleh
penyakit dasarnya3 misalnya pada penyakit pankreas dan empedu tidak
bisa mentoleransi makanan berlemak3 jeruk dengan p# yang relatif
rendah sering memprovokasi gejala pada pasien ulkus peptikum atau
esophagitis.*
". Klainan stru$tural
a. Penyakit oesophagus
• 9efluks gastroesofageal dengan atau tanpa hernia
• 2khalasia
• $bstruksi esophagus
b. Penyakit gaster dan duodenum
• 8astritis erosif dan hemorhagik= sering disebabkan oleh $25H,
dan sakit keras (stres fisik) seperti luka bakar3 sepsis3
pembedahan3 trauma3 sho%k
• ?lkus gaster dan duodenum
• 1arsinoma gaster
%. Penyakit saluran empedu
• 1holelitiasis dan 1holedokolitiasis
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
45/47
45
• 1holesistitis
d. Penyakit pankreas
• Pankreatitis
• 1arsinoma pankreas
e. Penyakit usus
• Malabsorbsi
• $bstruksi intestinal intermiten
• ,indrom kolon iritatif
• 2ngina abdominal
• 1arsinoma kolon
+. Pn%a$it mta&oli$ sistmi$
a. Tuber%ulosis
b. 8agal ginjal
%. #epatitis3 sirosis hepatis3 tumor hepar
d. /iabetes melitius
e. #ipertiroid3 hipotiroid3 hiperparatiroid
f. 1etidakseimbangan elektrolit
g. Penyakit jantung kongestif
. Lain4lain
a. Penyakit jantung iskemik
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
46/47
46
b. Penyakit kolagen-
B. Idio5ati$ atau Dis55sia Non Ul$us
/ispepsia fungsional
1eluhan terjadi kronis3 tanpa ditemukan adanya gangguan struktural atau
organik atau metabolik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran
makanan.Termasuk ini adalah dispepsia dismotilitas3 yaitu adanya gangguan
motilitas diantaranya= 6aktu pengosongan lambung yang lambat3 abnormalitas
kontraktil3 abnormalitas mioelektrik lambung3 refluks gastroduodenal. Penderita
dengan dispepsia fungsional biasanya sensitif terhadap produksi asam lambung
yaitu kenaikan asam lambung.
1elainan psikis3 stress dan faktor lingkungan juga dapat menimbulkan
dispepsia fungsional.0
1elainan non organik saluran %ernaE
o 8astralgia
o /ispepsia karena asam lambung
o
/ispepsia flatuleno /ispepsia alergik
o /ispepsia essensial
o Pseudoobstruksi intestinal kronik
o 1elainan susunan saraf pusat (A:/3 epilepsi).
o Psikogen E #isteria3 psikosomatik
-
8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru
47/47
47