bab i dan ii fix tb paru

Upload: igri-septian-risky-diaan

Post on 05-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    1/47

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh

     Micobacterium tuberculosis  dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada

     jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell-

    mediated-hypersensitivity).

    Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini TB

    masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Pada bulan Maret !!"

    W#$ mendeklarasikan TB sebagai global health emergen%y. TB dianggap

    sebagai masalah kesehatan dunia yang penting karena lebih kurang &" penduduk 

    dunia terinfeksi oleh Mi%oba%terium tuber%ulosis. Pada tahun !!' ada "..*+

    kasus TB yang ter%atat di seluruh dunia.

    ,ebagian besar dari kasus TB ini (!) dan kematiannya (!') terjadi di

    negara-negara yang sedang berkembang. /iantara mereka berada pada usia

     produktif yaitu 0*-+! tahun. 1arena penduduk yang padat dan tingginya prevalensi maka lebih dari dari kasus-kasus TB yang baru dan kematian yang

    mun%ul terjadi di 2sia

    Berdasarkan estimasi World Health Organization (W#$)3 daerah dengan kasus

    TB baru yang tertinggi pada tahun 0**! adalah di daerah 2sia Tenggara yang

    merupakan " dari insidensi global. ,ekitar 3" juta populasi meninggal akibat

    TB pada tahun 0**!. 4stimasi insidensi TB di 5ndonesia pada tahun 0**! adalah

    +"*.*** kasus dengan mortalitas sebesar .***.

    Penyakit ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan yang baik melalui

    anamnesis3 pemeriksaan fisik3 dan pemeriksaan penunjang. /iagnosis dapat

    ditegakkan jika ditemukan adanya Basil Tahan 2sam (BT2) di dalam sputum

     penderita atau dengan kultur di dapat hasil yang positif. ,elain itu foto thoraks

     juga dapat digunakan untuk menunjang hasil pemeriksaan BT2.

    Penyakit ini dapat sembuh dengan melakukan pengobatan dengan $bat 2nti

    Tuberkulosis ($2T) yang merupakan gabungan beberapa antibiotik. Pengobatan

    1

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    2/47

    2

    ini membutuhkan 6aktu yang panjang sehingga memerlukan perhatian yang

    serius dalam pemberiaannya. /i perlukan kerja sama antara penderita3 tenaga

    kesehatan dan keluarga yang terus memberikan motivasi selama pengobatan.

    Tujuannya adalah supaya TB dapat sembuh dan men%egah terjadinya resistensi

    $2T apabila tidak diminum sesuai dengan anjuran. /engan dilakukan pengobatan

    dengan baik3 maka kesembuhan penderita dapat di%apai sehingga penderita dapat

    sembuh dari TB.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    3/47

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Anatomi dan Fisiologi Paru

    Paru merupakan organ yang elastik3 berbentuk keru%ut3 dan terletak dalam

    rongga dada atau toraks. Mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa

     pembuluh darah besar memisahkan paru tersebut. ,etiap paru mempunyai apeks

    (bagian atas paru) dan dasar. Pembuluh darah paru dan bron%hial3 bronkus3 saraf3

    dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada bagian hilus dan membentuk akar 

     paru. Paru kanan lebih besar daripada paru kiri dan dibagi menjadi tiga lobus oleh

    fisura interlobaris. Paru kiri dibagi menjadi dua lobus. 7obus-lobus tersebut dibagi

    lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya. Paru kanan

    dibagi menjadi * segmen sedangkan paru kiri dibagi menjadi ! segmen. ,aluran

     penghantar udara yang memba6a udara ke dalam paru adalah hidung3 faring3

    laring3 trakea3 bronkus dan bronkiolus.

    8ambar . $rgan 9ongga Thoraks

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    4/47

    4

    ,uatu lapisn tipis kontinu yang mengandung kolagen dan jaringan elastik3

    dikenal sebagai pleura3 melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi

    setiap paru (pleura viseralis). /iantara pleura parietalis dan viseralis terdapat suatu

    lapisan tipis yaitu %airan pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua

     permukaan itu bergerak selama pernafasan dan untuk men%egah pemisahan toraks

    dan paru yang dapat dianalogkan sebagai dua buah ka%a objek yang akan saling

    melekat jika ada air.

    #al yang sama juga berlaku pada %airan pleura di antara paru dan toraks.

    Tidak ada ruangan yang sesungguhnya memisahkan pleura parietalis dan pleura

    viseralis sehingga apa yang disebut sebagai rongga pleura atau kavitas pleura

    hanyalah suatu ruang potensial. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari

    tekanan atmosfer3 sehingga men%egah kolaps paru. Bila terserang penyakit3 pleura

    mungkin mengalami peradangan3 udara atau %airan masuk ke dalam rongga

     pleura3 menyebabkan paru tertekan atau kolaps.

    Paru mempunyai dua sumber suplai darah3 yaitu dari arteria bronkialis dan

    arteria plumonalis. ,irkulasi bronkial menyediakan darah teroksigenasi dari

    sirkulasi sistemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru.

    2rteria bronkialis berasal dari aorta torakalis dan berjalan sepanjang dinding

     posterior bronkus. :ena bronkialis yang besar mengalirkan darahnya ke sistem

    a;igos yang kemudian bermuara pada vena kava superior dan mengembalikan

    aliran darah ke atrium kanan. :ena bronkialis yang lebih ke%il akan megalirkan

    darah ke vena pulmonalis.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    5/47

    5

    8ambar 0. 2natomi ,istem 9espirasi

    2rteria pulmonalis yag berasal dari ventrikel kanan mengalirkan darah

    vena %apuran ke paru3 yaitu darah yang mengambil bagian dalam pertukaran gas.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    6/47

    6

    Tabel . Pertahanan pada saluran pernafasan

    Mekanisme pertahanan fungsi

     pernafasan

    2kibat

    . Penyarngan udara Bulu hidung menyaring partikel berukuran > µm sehingga partikel tersebut tidak men%apai alveolus. ?dara yang

    mengalir melalui nasofaring sangat turbulen sehingga

     partikel yang lebih ke%il (- µm) akan terperangkap dalamsekresi nasofaring.

    0. Pembersihan mukosiliaris /i ba6ah laring3 eskalator mukosiliaris akan menjebak 

     partikel-partikel debu yang terinhalasi dan berukuran lebih

    ke%il serta bakteri yang mele6ati hidung= mu%us akan terus

    menerus memba6a partikel dan bakteri tersebut kea rah atas

    sehingga bisa ditelan atau dibatukkan.

    ". 9efleks batuk 9efleks pertahanan bekerja membersihkan jalan napas

    menggunakan tekanan tinggi3 udara yang mengalir dengan

    ke%epatan tinggi yang akan membantu keja pembersihan

    mukosiliaris.

    +. 9efleks menelan dan muntah Men%egah masuknya makanan atau %airan ke saluran

     pernafasan.

    . 9efleks bronkokontriksi Bronkokonstriksi merupakan respons untuk men%egah iritan

    terinhalasi dalam jumlah besar3 seperti debu atau aerosol.

    . Makrofag alveolus Pertahanan pertama dalam tingkat alveolus= bakteri dan

     partikel-partikel debu difagosit= kerja makrofa dihambat oleh

    merokok3 infeksi virus3 kortikosteroid3 dan penyakit kronik.. :entilasi kolateral Melalui pori-pori 1oh yang dibantu oleh napas dalam3

    men%egah atelektasis.

    II.2 TB Paru

    A. Pngrtian TB Paru

    Tuber%ulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh

     Micobacterium tuberculosis  dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada

     jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell-mediated-hypersensitivity). Penyakit biasanya terletak diparu3 tetapi dapat

    mengenai organ lain. /engan tidak adanya pengobatan yang efektif untuk 

     penyakit yang aktif3 biasa terjadi perjalanan penyakit yang kronik3 dan berakhir 

    dengan kematian

    B. !or"ologi dan Fisiologi Kuman TB Paru

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    7/47

    7

    Basil tuberkulosis berukuran sangat ke%il berbentuk batang tipis3 agak 

     bengkok3 bergranular3 berpasangan yang hanya dapat dilihat di ba6ah mikroskop.

    Panjangnya -+ mikron dan lebarnya antara *3"-*3 mikron. Basil tuberkulosis

    akan tumbuh se%ara optimal pada suhu sekitar "@A dengan tingkat p# optimal

    (p# 3+-3*). ?ntuk membelah dari -0 kuman membutuhkan 6aktu +-0* jam.

    1uman tuberkulosis terdiri dari lemak lebih dari "* berat dinding kuman3

    asam strearat3 asam mikolik3 my%osides3 sulfolipid serta Cord factor  dan protein

    terdiri dari tuberkuloprotein (tuberkulin). TB Paru pada orang de6asa biasanya

    disebabkan oleh reaktivasi infeksi sebelumnya sedangkan pada anak-anak 

    menunjukkan penularan aktif M. tuberculosis.

    #. Patognsis

    Penyebaran TB paru dari penderita terjadi melalui nuklei droplet infeksius

    yang keluar bersama batuk3 bersin dan bi%ara dengan memproduksi per%ikan

    yangsangat ke%il berisi kuman TB. 1uman ini melayang-layang di udara yang

    dihirup oleh penderita lain. aktor utama dalam perjalanan infeksi

    adalahkedekatan dan durasi kontak serta derajat infeksius penderita dimana

    semakin dekat seseorang beradadengan penderita3 makin banyak kuman TB yang

    mungkin akan dihirupnya.

    A.. Tuberkulosis Primer

    Penularan tuber%ulosis paru dari orang ke orang terjadi karena kuman

    dibatukkan atau dibersinkan menjadi droplet nuclei (partikel berdiameter -Cm

    yang mengandung M. tuberculosis) dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini

    dapat menetap dalam udara bebas selama -0 jam3 tergantung pada ada tidaknya

    sinar ultraviolet3 ventilasi yang buruk3 dan kelembaban. /alam suasana lembab

    dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel

    infeksi ini terisap oleh orang sehat3 ia akan menempel pada saluran napas3 atau

     jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran parikel D

    mikrometer. 1uman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil3 kemudian baru

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    8/47

    8

    oleh makrofag. 1ebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag

    keluar per%abangan trakeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya.

    Bila kuman menetap dijaringan paru3 berkembang biak di dalam

    sitoplasma makrofag. Basil tuberkel tumbuh perlahan-lahan3 kira-kira tiap 0-"0

     jam di dalam makrofag. Pertumbuhan berlangsung 0-0 minggu3 hingga kuman

     berjumlah ***-****dimana%ukup untuk mendapatkan responimun selularyang

    terdeteksiolehtestuberkulin./isini ia dapat terba6a masuk ke organ tubuh lainnya.

    1uman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang tuberkulosis

     pneumonia ke%il dan disebut sarang primer atau efek primer atau sarang (fokus)

    Ghon. ,arang primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar 

    sampai ke pleura3 maka terjadilah efusi pleura. 1uman dapat juga masuk melalui

    saluran gastrointestinal3 jaringan limfe3 orofaring3 dan kulit3 terjadi limfadenopati

    regional kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh organ

    seperti paru3 otak3 ginjal3 dan tulang. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka akan

    terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.

    /ari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju

    hilus (limfangitis lo%al)3 dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus

    (limfadenitis regional). ,arang primer limfangitis lo%al bersama-sama limfadenitis

    regional dikenal sebagai kompleks primer (9anke). ,emua proses ini memakan

    6aktu "-' minggu. 1ompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi E

    ) ,embuh sama sekali tanpa meninggalkan %a%at (restitution ad integrum)3

    0) ,embuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik3

    kalsifikasi di hilus3 keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang luasnya >

    mm dan F* diantaranya dapat terjadi reaktivasi lagi karena kuman yang

    dormant (")3

    ") Berkomplikasi dan menyebar se%ara E

    a) Perkontinuitatum3 yakni menyebar ke sekitarnya. ,alah satu %ontoh adalah

    epituberkulosis3 yaitu suatu kejadian penekanan bronkus3 biasanya

     bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus yang membesar sehingga

    menimbulkan obstruksi pada saluran napas bersangkutan3 dengan akibat

    atelektasis. 1uman tuber%ulosis akan menjalar sepanjang bronkus yang

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    9/47

    9

    tersumbat ini ke lobus yang atelektasis dan menimbulkan peradangan pada

    lobus yang atelektasis tersebut3

     b) ,e%ara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru yang

    disebelahnya. 1uman dapat juga tertelan bersama sputum dan ludah

    sehingga menyebar ke usus3

    %) ,e%ara hematogen dan limfogen. Penyebaran ini berkaitan dengan daya

    tahan tubuh3 jumlah dan virulensi kuman. ,arang yang ditimbulkan dapat

    sembuh se%ara spontan3 akan tetapi bila tidak terdapat imunitas yang

    adekuat3 penyebaran ini akan menimbulkan keadaan yang %ukup ga6at

    seperti TB milier3 meningitis TB3 typhoba%hillosis 7andou;y.

    A.0. Tuberkulosis Post Primer

    1uman yang dormant   pada tuberkulosis primer akan mun%ul bertahun-

    tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis de6asa

    (tuberkulosis post primer  G TB pas%a primer G TB sekunder). Mayoritas reinfeksi

    men%apai !*. Tuberkulosis sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti

    malnutrisi3 al%ohol3 penyakit maligna3 diabetes3 25/,3 dan gagal ginjal.

    Tuberkulosis sekunder ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas

     paru (bagian api%al-posterior lobus superior atau inferior). 5nvasinya adalah ke

    daerah parenkim paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru.

    ,arang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia ke%il. /alam

    "-* minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari

    sel-sel #istiosit dan sel /atia-7anghans (sel besar dengan banyak inti) yang

    dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat.

    Tergantung dari jumlah kuman3 virulensinya3 dan imunitas pasien3 sarang

    dini ini dapat menjadi E

    ) /ireabsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan %a%at3

    0) ,arang yang mula-mula meluas3 tetapi segera menyembuh dengan serbukan

     jaringan fibrosis. 2da yang membungkus diri menjadi keras3 menimbulkan

     perkapuran.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    10/47

    10

    ") ,arang dini yang meluas sebagai granuloma berkembang menghan%urkan

     jaringan ikat sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis3 menjadi

    lembek membentuk jaringan keju. Bila jaringan keju dibatukkan keluar 

    terjadilah kavitas. 1avitas ini mula-mula berdinding tipis3 lama-lama

    dindingnya menebal karena infiltrasi jaringan firbroblas dalam jumlah besar3

    sehingga menjadi kavitas sklerotik (kronik). Terjadinya perkijuan dan kavitas

    adalah karena adanya hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh en;im

    yang diproduksi oleh makrofag3 dan proses yang berlebihan sitokin dengan

    TH-nya. Bentuk perkijuan lain yang jarang terjadi adalah cryptic disseminate

    TB yang terjadi pada imunodefisiensi dan usia lanjut. /isini lesi sangat ke%il3

    tetapi berisi bakteri sangat banyak. 1avitas dapat menjadi E

    a) Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru. Bila isi kavitas

    ini masuk dalam peredaran darah arteri3 maka akan terjadi TB milier.

    /apat juga masuk ke paru sebelahnya atau tertelan masuk lambung dan

    selanjutnya ke usus menjadi TB usus. ,arang ini selanjutnya mengikuti

     perjalanan seperti yang disebutkan diatas. Bisa juga terjadi TB

    endobronkial dan TB endotrakeal atau empiema bila ruptur ke pleuraI

     b) Memadat dan membungkus diri (enkapsulasi) sehingga menjadi

    tuberkuloma. Tuberkuloma ini dapat mengapur dan menyembuh atau

    dapat aktif kembali menjadi %air dan jadi kavitas lagi. 1omplikasi kronik 

    kavitas ini adalah kolonisasi oleh fungus seperti 2spergillus dan kemudian

    menjadi my%etoma3

    Bersih dan menyembuh3 disebut open healed cavity. /apat juga meyembuh

    dengan membungkus diri menjadi ke%il. 1adang-kadang berakhir dengan kavitas

    yang terbungkus3 men%iut3 dan berbetuk seperti bintang yang disebut  stellate

     shape.

    D. Klasi"i$asi Pn%a$it

    Berdasarkan lokasi TB Paru diklasifikasikan menjadi 03 yaituE

    /.. Tuberkulosis Paru

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    11/47

    11

      Tuberkulosis paru yaitu tuberkulosis yang menyerang jaringan paru tidak 

    termasuk pleura. Berdasarkan pemeriksaan mikroskopis TB paru dapat

    dibagi3yaituE

    a. TB Paru BT2 Positif yaituE

    i. ,ekurang-kurangnya 0 dari " spesimen dahak menunjukkan BT2

     positif.

    ii. #asil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BT2 positif 

    dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis

    aktif.#asil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BT2

     positif dan biakan positif. b. TB Paru BT2 Hegatif yaitu

    i. #asil pemeriksaan dahak " kali menunjukkan BT2 negatif3

    gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis

    aktif.

    ii. #asil pemeriksaan dahak " kali menunjukkan BT2 negatif dan

     biakan menunjukkan tuberkulosis positif.

    /.0. Tuberkulosis ekstra paru

    Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru (misalnya selaput

    otak3 kelenjar limfe3 pleura3 peri%ardium3 persendian3 tulang3 kulit3 usus3 saluran

    kemih3 ginjal3 alat kelamin3 dan lain sebagainya).

    Berdasarkan tingkat keparahannya3 TB ekstra paru ini dibagi menjadi TB

    ekstra paru berat (severe) dan TB ekstra paru ringan (not&less severe). Aontohnya

    adalah tuberkulosis milier dimana patogen ke seluruh paru-paru dan memberikan

    gambaran bintik-bintik ke%il seperti mutiara.

    Tipe penderita berdasarkan ri6ayat pengobatan sebelumnya ada beberapa tipe

     penderita TB Paru3 yaituE

    a. 1asus baru

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    12/47

    12

    1asus baru adalah penderita yang belum pernah mendapat

     pengobatan dengan $2T atau sudah pernah menelan $2T kurang dari

    satu bulan. /imana $2T yang diberikan adalah $2T yang mempunyai

    efek dapat men%egah pertumbuhan kuman-kuman resisten seperti3

    isonia;id (#)3 rifampisin (9) dan pira;inamid (J).

     b. 1asus kambuh (relaps)

    1asus kambuh adalah penderita TB paru yang sebelumnya pernah

    mendapat pengobatan TB paru dan telah dinyatakan sembuh atau

     pengobatan lengkap3 kemudian kembali lagi berobat dengan hasil

     pemeriksaan dahak BT2 positif. ,ebelum ada hasil uji resistensi dapat

    diberikan 09#J4,&9#J4. ase lanjutan sesuai dengan hasil uji

    resistensi. Bila tidak terdapat hasil uji resistensi dapat diberikan obat

    9#4 selama bulan.

    %. 1asus defaulted atau drop out

    1asus drop out adalah penderita yang telah menjalani pengobatan K

    bulan dan tidak mengambil obat 0 bulan berturut-turut atau lebih

    sebelum masa pengobatannya selesai.

    d. 1asus gagal

    1asus gagal adalah penderita BT2 positif yang masih tetap positif 

    atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke- (satu bulan sebelum

    akhir pengobatan) atau akhir pengobatan. ,ejak BT2 dalam sputum

    negatif3 dengan memakai tiga obat setiap hari dalam jangka 6aktu "-+

     bulan pertama (yang belum pernah diberikan sebelumnya)E 9MP-4MB-

    PJ2- atau ,MLP2,L PJ2. $bat lain seperti etambutol atau

     prothionamid3 sikloserin3 thiaketa;one atau kanamisin dan kapreomisin

    dapat dipertimbangkan untuk diberikan.

    e. 1asus kronik

    1asus kronik adalah penderita dengan hasil pemeriksaan BT2 masih

     positif setelah selesai pengobatan ulang dengan pengobatan ulang

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    13/47

    13

    dengan pengobatan kategori 55 dengan penga6asan yang baik.

    Pengobatan kasus kronik3 jika belum ada hasil uji resistensi diberikan

    9#J4,.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    14/47

    14

     paru maka pada perokok jauh lebih buruk dibandingkan dengan yang

     bukan perokok.

    e. 1emiskinan

    1emiskinan menghalangi manusia mendapatkan kebutuhan dasar 

    untuk hidup dan mengurangi kemampuannya untuk mengatasi stres dan

    infeksi. #al ini dapat dilihat dari perumahan yang terlalu padat atau

    kondisi kerja yang buruk menyebabkan daya tahan tubuh turun yang

    memudahkan terjadinya penyakit infeksi. $rang yang hidup dengan

    kondisi ini juga sering menderita gi;i buruk yang memudahkan

    tuberkulosis berkembang.

    f. Penyakit lain

    Penyakit lain khususnya penyakit infeksi seperti #5:&25/,

    lebih mudah terserang penyakit TB Paru karena penderita

    mengalami daya tahan tubuh menurun sehingga tidak dapat

    mengendalikan kuman yang masuk ke dalam tubuh. /i beberapa negara

    di 2frika sub-,ahara 0*-* pasien dengan tuberkulosis menunjukkan

    #5: positif. Penyakit lain yang mempengaruhi TB paru juga adalah

     penyakit kronis lain (seperti /iabetes Melitus).

    F. Klu'an dan ()ala Tu&r$ulosis Paru

    1eluhan pada penderita tuberkulosis paru dapat dibagi menjadi gejala lokal di

     paru dan keluhan pada seluruh tubuh se%ara umum.

    a. Batuk

    8ejala batuk timbul paling a6al dan merupakan gangguan yang

     paling sering dikeluhkan. Biasanya batuknya ringan sehingga dianggap

     batuk biasa atau akibat rokok. Proses yang paling ringan ini

    menyebabkan sekret akan terkumpul pada 6aktu penderita tidur dan

    dikeluarkan saat penderita bangun pagi hari. Bila prosesdestruksi

     berlanjut3 sekret dikeluarkan terus menerus sehingga batuk menjadi

    lebih dalam dan sangat mengganggu penderita pada 6aktu siang

    maupun malam hari. Bila yang terkena trakea dan&atau bronkus3 batuk 

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    15/47

    15

    akan terdengar sangat keras3lebih sering atau terdengar berulang-ulang

    (paroksismal). Bila laring yang terserang3 batuk terdengar sebagai

    hollow sounding cough3 yaitu batuk tanpa tenaga dan disertai suara

    serak.

     b. Batuk /arah

    /arah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau ber%ak-

     ber%ak darah3 gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah

    sangat banyak (profus). Batuk darah jarang merupakan tanda permulaan

    dari penyakit tuberkulosis karena batuk darah merupakan tanda telah

    terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding

    kavitas. Batuk darah pada pemerisaan radiologis tanpak ada kelainan.

    ,eringkali darah yang dibatukkan pada penyakit tuberkulosis

     ber%ampur dahak yang mengandung basil tahan asam. Batuk darah juga

    dapat terjadi pada tuberkulosis yang sudah sembuh karena robekan

     jaringan paru atau darah berasal dari bronkiektasis yang merupakan

    salah satu penyulit tuberkulosis paru. Pada saat seperti ini dahak tidak 

    mengandung basil tahan asam (negatif).

    %. Hyeri /ada

     Hyeri dada pada tuberkulosis paru termasuk nyeri pleuritik yang

    ringan. Bila nyeri bertambah berat berarti telah terjadi pleuritis luas

    (nyeri dikeluhkan di daerah aksila3 di ujung skapula atau tempat-tempat

    lain).

    d. ,esak Hapas

    ,esak napas pada tuberkulosis disebabkan oleh penyakit yang luas

     pada paru atau oleh penggumpalan %airan di rongga pleura sebagai

    komplikasi TB paru.Penderita yang sesak napas sering mengalami

    demam dan berat badan turun.

    e. /emam

    Merupakan gejala paling sering dijumpai dan paling penting. ,ering

    kali panas badan sedikit meningkat pada siang maupun sore hari. Panas

     badan meningkat atau menjadi lebih tinggi bila proses berkembang

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    16/47

    16

    menjadi progresif sehingga penderita merasakan badannya hangat atau

    muka terasa panas.

    f. Menggigil

    /apat terjadi bila panas badan naik dengan%epat3 tetapi tidak diikuti

     pengeluaran panas dengan ke%epatan yang sama atau dapat terjadi

    sebagai suatureaksi umum yang lebih berat.

    g. 1eringat Malam

    1eringat malam bukan gejala yang patognomonis untuk penyakit

    tuberkulosis paru. 1eringat malam umumnya baru timbul bila proses

    telah lanjut3 ke%uali pada orang-orang dengan vasomotor labil3 keringat

    malam dapat timbul lebih dini. Hausea3 takikardi dan sakit kepala

    timbul bila ada panas.

    h. 2noreksia

    2noreksia yaitu tidak selera makan dan penurunan berat badan

    merupakan manifestasi toksemia yang timbul belakangan dan lebih

    sering dikeluhkan bila proses progresif. 9endahnya asupan makanan

    yang disebabkan oleh anoreksia3 menyebabkan peningkatan

    metabolisme energi dan protein dan utilisasi dalam tubuh. 2supan yang

    tidak kuat menimbulkan pemakaian %adangan energi tubuh yang

     berlebihan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan mengakibatkan

    terjadinya penurunan berat badan dan kelainan biokimia tubuh.

    i. 7emah Badan

    8ejala ini dapat disebabkan oleh kerja berlebihan3 kurang tidur dan

    keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan. $leh sebab itu harus

    dianalisa dengan baik apabila dijumpai perubahan sikap dan

    tempramen3 perhatian penderita berkurang atau menurun pada

     pekerjaan3 penderita yang kelihatan neurotik.

    (. Diagnosis

    a.) ,putum

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    17/47

    17

    Pemeriksaan sputum adalah penting3 karena dengan ditemukannya

    kuman BT23 diagnosis tuber%ulosis sudah dapat dipastikan. /isamping itu

     pemeriksaan sputum juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan.

    Tetapi kadang-kadang tidak mudah untuk mendapat sputum3 terutama pasien

    yang tidak batuk atau batuk yang non produktif. /alam hal ini dianjurkan satu

    hari sebelum pemeriksaan sputum3 pasien dianjurkan minum air sebanyak 0

    liter dan diajarkan melakukan refles batuk. /apat juga dengan memberikan

    tambahan obat-obat mukolitik selama 0*-"* menit. Bila masih sulit3 sputum

    dapat diperoleh dengan %ara bronkoskopi diambil dengan brushing   atau

    bronchial washing  atau B27 broncho alveolar lavage!. (")

    Ariteria sputum BT2 positif adalah bila sekurang-kurangnya

    ditemukan " batang kuman BT2 pada satu sediaan. /engan kata lain

    diperlukan *** kuman dalam m7 sputum. (")1uman berbentuk batang

    yang ramping (diameter kurang dari *3 Cm)3 kadang melengkung3 sering

     bermanik-manik polikromatik3 seringkali tampak pada spe%imen klinis sebagai

     pasangan atau kelompok beberapa organism yang terletak bersisian. (+)

    ?ntuk pe6arnaan sediaan dianjurkan memakai %ara Tan Thiam #ok 

    yang merupakan modifikasi gabungan %ara pulasan 1inyoun dan 8abbet.

    Aara pemeriksaan sediaan sputum yang dilakukan adalah E

    a) Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop biasa3

     b) Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop fluoresens

    (pe6arnaan khusus)3

    %) Pemeriksaan dengan biakan (kultur)3

    d) Pemeriksaan terhadap resistensi obat.

    Pemeriksaan dengan mikroskoskop fluoresens dengan sinar ultraviolet

    6alaupun sensitifitasnya tinggi sangat jarang dilakukan3 karena pe6arnaan

    yang dipakai (auramin-rhodamin) di%urigai bersifat karsinogenik. Pe6arnaan

    yang lebih pasti adalah dengan karbofluksin3 pe6arnaan ini membutuhkan

     pemba%aan yang teliti dengan mikroskop imersi minyak3 basilus tuberkulosa

    dapat dilihat dengan pembesaran *** kali.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    18/47

    18

    Pada pemeriksaan dengan biakan3 setelah +- minggu penanaman

    sputum dalam medium biakan3 koloni kuman tuberkolosis mulai tampak. Bila

    setelah ' minggu penanaman koloni tidak juga tampak3 biakan dinyatakan

    negative. Medium biakan telur yang sering dipakai yaitu 7o6enstein

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    19/47

    19

     b.) 9adiologis

    Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan %ara yang praktis

    untuk menemukan lesi tuberkulosis serta memberikan keuntungan seperti pada

    tuberkulosis anak-anak dan tuberkulosis milier. Pada kedua hal ini diagnosis dapat

    diperoleh melalui pemeriksaan radiologis dada3 sedangkan pemeriksaan sputum

    selalu negatif.

    Pemeriksaan standar adalah foto toraks posterior-anterior. 8ambaran yang

    di%urigai sebagi lesi tuberkulosis aktif adalah E

    ) Pada segmen apikal dan posterior lobus atas paru serta segmen superior lobus

     ba6ah paru ditemukan berupa ber%ak-ber%ak seperti a6an & nodular3

    0) Pada kavitas bayangannya berupa %in%in yang mula-mula berdinding tipis.

    7ama-lama dinding jadi sklerotik dan terlihat menebal3

    ") Bayangan ber%ak milier3 berupa ber%ak-ber%ak halus yang umumnya tersebar 

    merata pada seluruh lapangan paru3

    +) 4fusi pleura unilateral atau bilateral.

    8ambaran radiologis yang di%urigai lesi tuberkulosis inaktif adalah E

    ) ibrotik3 terlihat bayangan yang bergaris-garis3

    0) 1alsifikasi3 terlihat seperti ber%ak-ber%ak padat dengan densitas tinggi3

    ") "chwarte atau penebalan pleura.

    8ambaran radiologis lain yang sering menyertai tuberkulosis paru adalah

     bayangan hitam radio-ulsen di pinggir paru atau pleura (pneumotoraks) dan

    atelektasis yang terlihat seperti fibrosis yang luas disertai pen%iutan yang dapat

    terjadi pada sebagian atau satu lobus maupun pada satu bagian paru.

    Berdasarkan luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan

     pengobatan dapat dinyatakan sebagai berikut E

    ) Tuberkulosis minimal. Terdapat sebagian ke%il infiltrat nonkavitas pada satu

     paru maupun kedua paru3 tetapi jumlahnya3 tidak melebihi satu lobus paru.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    20/47

    20

    0)  Moderately advanced tuberculosis. 2da kavitas dengan diameter tidak lebih

    dari + %m. mm E MantouN positif kuat

    ) ?ntuk pasien dengan #5: positif3 tes mantous F mm3 dinilai positif.

    Tes MantouN hanya menyatakan apakah seseorang individu sedang atau

     pernah mengalami infeksi M. tuber%ulosis3 M. bovis3 vaksinasi BA8 dan

    My%oba%teria patogen lainnya. /asar tes tuberkulin ini adalah reaksi alergi tipe

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    21/47

    21

    lambat. Biasanya hampir seluruh pasien tuberkulosis memberikan reaksi MantouN

    yang positif (!!3'). 1elemahan tes ini juga terdapat positif palsu yakni pada

     pemberian BA8 atau terinfeksi My%oba%terium lain. Hegatif palsu lebih banyak 

    dijumpai daripada positif palsu.

    #al-hal yang memberikan reaksi tuberkulin berurang (negatif palsu yakni E

    ) Pasien yang baru 0-* minggu terpajan tuberkulosis.

    0) Penyakit sistemik berat (,arkoidosi3 74)3

    ") Penyakit eksantematous dengan panas yang akut E morbili3 %a%ar air3

     poliomielitis3

    +) 9eaksi hipersensitivitas menurun pada penyakit #odgkin.

    ) Pemberian kortikosteroid yang lama3

    ) ?sia tua3 malutrisi3 uremia3 penyakit keganasan.

    ,etiap orang dengan batuk produktif selama 0-" minggu atau lebih yang tidak 

     jelas penyebabnya3 harus dievaluasi untuk tuberkulosis. ,emua orang tersebut

    harus melakukan pemeriksaan dahak dalam 6aktu dua hari yaitu se6aktu-pagi-

    se6aktu (,P,). /iagnosis TB pada orang de6asa di tegakkan dengan

    ditemukannya kuman TB (BT2). Penemuan BT2 melalui pemeriksaan dahak 

    mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti pemeriksaan

    radiologi dada3 biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang

    diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya.

    (am&ar 1. Alur Diagnosis TB Paru

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    22/47

    22

    Pada sebagian besar TB paru3 diagnosis terutama ditegakkan dengan

     pemeriksaan dahak se%ara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Hamun

     pada kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan

    indikasi sebagai berikut E

    i. #anya dari " spesimen dahak ,P, hasilnya BT2 positif. Pada

    kasus ini pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk 

    mendukung diagnosis TB paru BT2 positif 

    ii. 1etiga spesimen dahak hasilnya tetap negative setelah " spesimen

    dahak ,P, pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BT2 negatif 

    dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non $2T.

    iii. Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat

    yang memerlukan penanganan khusus (seperti pneumothoraN3

     pleuritis eksudativa3 efusi perikarditis atau efusi pleura) dan pasien

    yang mengalami hemoptisis berat (untuk menyingkirkan

     bronkiektasis atau aspergiloma).

    H. Pngo&atan

    1. Pngo&atan TB D*asa

    Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien3 men%egah

    kematian3 men%egah kekambuhan3 memutuskan rantai penularan dan

    men%egah terjadinya resistensi kuman terhadap $2T.

    Terdapat 0 ma%am aktivitas & sifat obat terhadap tuber%ulosis3 yakni E

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    23/47

    23

    i. 2ktivitas bakterisid3 obat bersifat membunuh kuman-kuman

    yang sedang tumbuh (metabolismenya masih aktif). 2ktivitas

     bakterisid biasanya diukur dari ke%epatan obat tersebut

    membunuh atau melenyapkan kuman sehingga pada

     pembiakan akan didapatkan hasil yang negatif (0 bulan dari

     permulaan pengobatan).

    ii. 2ktivitas bakteriostatik3 obat ini hanya menghambat

     pertumbuhan kuman-kuman tersebut tetapi tidak membunuh

    kuman tersebut.

    Ta&l 2. Jnis+ Si"at+ dan Dosis ,AT

    Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai

     berikit E

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    24/47

    24

    i. $2T harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis

    obat3 dalam jumlah %ukup dan dosis tepat sesuai dengan

    kategori pengobatan.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    25/47

    25

    Paduan $2T yang digunakan oleh Program Hasional Penanggulangan

    Tuberkulosis di 5ndonesia E

    − 1ategori E 0(#9J4)&+ (#9)"

    − 1ategori 0 E 0(#9J4)&(#9J4)&(#9)"4"

    − 1ategori anak E 0 #9J&+#9 

    /i samping kategori ini3 disediakan pasuan obat sisipan (#9J4).

    Paduan $2T kategori dan 0 disediakan dlam bentuk paket berupa

    kombinasi dosis tetap ($2T-1/T)3 sedangkan kategori anak sementara

    disediakan dalam bentuk $2T kombipak. Tablet $2T-1/T ini terdiri dari

    kombinasi 0 (5sonia;id dan 9ifampisin) atau + (5sonia;id3 9ifampisin3

    Pira;inamid3 dan 4tambutol) jenis obat dalam satu tablet. /osisnyadisesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu

     paket untuk satu pasien. ,edangkan paket kombipak adalah paket obat

    lepas yang terdiri dari 5sonia;id3 9ifampisin3 Pira;inamid3 dan 4tambutol

    yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan $2T ini disediakan program

    untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami efek samping

    $2T-1/T.

    Paduan $2T disediakan dalam bentuk paket3 dengan tujuan untuk 

    memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas)

     pengobatan sampai selesai. ,atu paket untuk satu pasien dalam satu masa

     pengobatan.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    26/47

    26

    1/T mempunyai beberapa keuntungan dalam pengobatan TB E

    . /osis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga

    menjamin efektifitas obat dan mengurangi efek samping.

    0. Men%egah penggunaan obat tunggal sehingga menurunkan

    resiko terjadinya resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan

     penulisan resep.

    ".

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    27/47

    27

    Ta&l . Dosis Paduan ,AT4Kom&i5a$ Katgori41

    &- Katgori 2 2H/0ESH/0E6H3/3E3-

    Paduan $2T ini diberikan untuk pasien BT2 positif yan telah diobati

    sebelumnya E

    − Pasien kambuh

    − Pasien gagal

    − Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    28/47

    28

    Ta&l 6. Dosis 5aduan ,AT4KDT Katgori42

    Berat

    Badan

    Tahap 5ntensif 

    tiap hari

    9#J4 (*&&+**&0) ,

    Tahap 7anjutan

    " kali seminggu

    9#(*&*) 4

    (+**)

    ,elama hari,elama 0'

    hari,elama 0* minggu

    "* L "

    kg

    0 tab +1/T ** mg

    ,treptomisin 5nj.0 tab +1/T

    0 tab 01/T 0 tab

    4tambutol

    "' L +

    kg

    " tab +1/T * mg

    ,treptomisin inj." tab +1/T

    " Tab 01/T " Tab

    4tambutol

    L *

    kg

    + tab +1/T *** mg

    ,treptomisin inj.+ tab +1/T

    + tab 01/T + tab

    4tambutol

    K kg tab +1/T *** mg

    ,treptomisin inj. tab +1/T

    tab 01/T tab

    4tambutol

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    29/47

    29

    T

    Ta&l 7. Dosis Paduan ,AT4Kom&i5a$ Katgori42

    Aatatan E

    • ?ntuk pasien yang berumur * tahun ke atas dosis maksimal

    untuk ,treptomisin adalah ** mg tanpa memperhatikan berat

     badan.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    30/47

    30

    • Aara melarutkan ,treptomisin vial gram yaitu dengan

    menambahkan "3 ml sehingga menjadi + ml. ( ml G 0* mg)

    8- ,AT Sisi5an H/0E-

    Paket sisipan 1/T adalah sama seperti paduan paket untuk tahap

    intensif kategori yang diberikan selam sebulan (0' hari).

    Ta&l 7. Dosis KDT untu$ sisi5an

    Ta&l 9. Dosis ,AT4Kom&i5a$ untu$ sisi5an

    2. Pngo&atan TB Ana$  

    /iagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis

     baik overdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak-anak batuk bukan

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    31/47

    31

    merupakan gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya

    sulit3maka diagnosis TB anak perlu kriteria lain dengan menggunakan

    sistem skor. ?nit 1erja 1oordinasi 9espirologi PP 5/25 telah membuat

    Pedoman Hasional Tuberkulosis 2nak dengan menggunakan sistem skor 

    ( scoring system)3 yaitu pembobotan terhadap gejala atau tanda klinis yang

    dijumpai. Pedoman tersebut se%ara resmi digunakan oleh program nasional

     penanggulangan tuber%ulosis untuk diagnosis TB anak.

    ,etelah dokter melakukan anamnesis3 pemeriksaan fisik3 dan

     pemeriksaan penunjang3 maka dilakukan pembobotan dengan sistem skor.

    Pasien dengan jumlah skor yang lebih atau sama dengan ( K )3 harus

    ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat $2T. Bila skor kurang dari

    (D ) tetapi se%ara klinis ke%urigaan ke arah TB kuat maka perlu

    dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi3 seperti bilasan

    lambung3 patologi anatomi3 pungsi lumbal3 pungsi pleura3 foto tulang dan

    sendi3 funduskopi3 AT-s%an dan lain-lain.

    Ta&l :. Sistm S$oring ()ala dan Pmri$saan Pnun)angTB

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    32/47

    32

    (am&ar 2. Alur Tatala$sana Pasin TB Ana$ 

    Pada sebagian besar kasus TB anak pengobatan selama bulan %ukup

    adekuat. ,etelah pemberian obat bulan3 lakukan evaluasi baik klinis

    maupun pemeriksaan penunjang. 4valuasi klinis pada TB anak merupakan

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    33/47

    33

     parameter terbaik untuk menilai keberhasilan pengobatan. Bila dijumpai

     perbaikan klinis yang nyata 6alaupun gambaran radiologik tidak 

    menunjukkan perubahan yang berarti3 $2T tetap dihentikan.

    Katgori Ana$ 2H/0/H-

    Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal " ma%am obat dan

    diberikan dalam 6aktu bulan. $2T pada anak diberikan setiap hari3 baik 

     pada tahap intensif maupun tahap lanjutan dosis obat harus disesuaikan

    dengan berat badan anak.

    Ta&l ;. Dosis ,AT4Kom&i5a$ 5ada Ana$ 

    Ta&l 1

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    34/47

    34

    • 2nak dengan BB -! kg diberikan " tablet

    • 2nak dengan BB K "" kg3 dirujuk ke rumah sakit

    • $bat harus diberikan se%ara utuh3 tidak boleh dibelah

    • $2T-1/T dapat diberikan dengan %ara E ditelan se%ara utuh

    atau digerus sesaat sebelum diminum.

    Pngo&atan Pn8ga'an Pro"ila$sis- untu$ Ana$ 

    Pada semua anak3 terutama balita yang tinggal serumah atau kontak erat

    dengan penderita TB dengan BT2 positif3 perlu dilakukan pemeriksaan

    menggunakan sistem skoring. Bila hasil evaluasi dengan sistem skoring

    didapat skor D 3 kepada anak tersebut diberikan 5sonia;id (5H#) dengan

    dosis -* mm&kg&BB&hari selama bulan. Bila anak tersebut belum

     pernah mendapat imunisasi BA83 imunisasi BA8 dilakukan setelah

     pengobatan pen%egahan selesai.

    3. Pngo&atan TB 5ada Kadaan K'usus

    a. 1ehamilan

    Pada prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda dengan

     pengobatan TB pada umumnya. Menurut W#$3 hampir semua $2T

    aman untuk kehamilan3 ke%uali ,treptomisin. ,treptomisin tidak dapat

    dipakai pada kehamilan karena bersifat  permanent ototo'ic dan dapat

    menembus barrier placenta.  1eadaan ini dapat mengakibatkan

    terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap

     pada bayi yang akan dilahirkan. Perlu dijelaskan kepada ibu hamil

     bah6a keberhasilan pengobatannya sangat penting artinya supaya

     proses kelahiran dapat berjalan lan%ar dan bayi yang akan dilahirkan

    terhindar dari kemungkinan tertular TB.

     b. 5bu Menyusui dan Bayinya

    Pada prinsipnya pengobatan TB pada ibu menyusui tidak berbeda

    dengan pengobatan pada umumnya. ,emua jenis $2T aman untuk ibu

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    35/47

    35

    mnyusui. ,eorang ibu mnyusui yang menderita TB harus mendapat

     paduan $2T se%ara adekuat. Pemberian $2T yang tepat merupakan

    %ara terbaik untuk men%egah penularan kuman TB kepada bayinya. 5bu

    dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus disusui.

    Pengobatan pen%egahan dengan 5H# diberikan kepada bayi tersebut

    sesuai dengan berat badannya.

    %. Pasien TB pengguna 1ontrasepsi

    9ifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal (pil 1B3 suntikan

    1B3 susuk 1B)3 sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi

    tersebut. ,eorang pasien TB sebaiknya menggunakan kontrasepsi non-

    hormonal3 atau kontrasepsi yang mengandung estrogen dosis tinggi (!

    m%g).

    d. Pasien TB dengan infeksi #5:&25/,

    Tatalaksana pengobatan TB pada pasien dengan infeksi #5:&25/,

    adalah sama seperti pasien TB lainnya. $bat TB pada pasien #5:&25/,

    sama efektifnya dengan pasien TB yang tidak disertai #5:&25/,.

    Prinsip pengobatan pasien TB-#5: adalah dengan mendahulukan

     pengobatan TB. Pengobatan 29: (antiretroviral) dimulai berdasarkan

    stadium klinis #5: sesuai dengan standar W#$. ,elain itu juga

    dilakukan pemeriksaan untuk menilai jumlah A/+.

    • Bila A/+ D 0** maka pengobatan 29: dimulai setelah

     penggunaan $2T selama 0 minggu-0 bulan

    • Bila A/+ 0**-"*3 pemberian 29: diberikan setelah selesai

     pengobatan dengan $2T.

    • Bila A/+ > "*3 maka pengobatan 29: tidak perlu diberikan

    Pada pasien TB dengan infeksi #5: seharusnya diberikan

    AotrimoNa;ole3 seebagai pen%egahan infeksi lainnya.

    e. Pasien TB dengan #epatitis 2kut

    Pemberian $2T pada pasien TB dengan hepatitis akut atau klinis

    ikterik3 ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhan.

    Pada keadaan dimana pengobatan TB sangat diperlukan dapat diberikan

    ,treptomisin dan 4tambutol maksimal " bulan sampai hepatitisnya

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    36/47

    36

    menyembuh dan dilanjutkan dengan 9ifampisin dan 5sonia;id selama

     bulan.

    f. Pasien TB dengan 1elainan #ati 1ronik 

    Bila ada ke%urigaan gangguan faal hati3 dianjurkan pemeriksaan faal

    hati sebelum pengobatan TB.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    37/47

    37

    ,elama fase akut3 Prednison diberikan dengan dosis "*-+* mg per hari3

    kemudian diturunkan se%ara bertahap. 7ama pemberian disesuaikan

    dengan jenis penyakit dan kemajuan pengobatan.

     j. 5ndikasi $perasi

    Pasien-pasien yang perlu mendapat tindakan operasi (reseksi paru)3

    adalah E

    . ?ntuk TB paru

    • Pasien batuk darah berat yang tidak dapat diatasi dengan

    %ara konservatif 

    • Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak 

    dapat diatasi se%ara konservatif • Pasien M/9-TB dengan kelainan paru yang terlokalisir 

    0. ?ntuk TB ekstra paru E

    Pasien TB ekstra paru dengan komplikasi3 misalnya pasien TB

    tulang yang disertai dengan kelainan neurologik.

    I. E"$ Sam5ing Pngo&atan

    /alam pemakaian $2T tidak jarang ditemukan efek samping yang

    mempersulit sasaran pengobatan. Bila efek samping ini ditemukan3 mungkin $2T

    yang bersangkutan masih dapat diberikan dalam dosis terapeutik yang ke%il3 tetapi

     bila efek samping ini sangat mengganggu3 $2T yang bersangkutan harus

    dihentikan pemberiannya3 dan pengobatan $2T dapat diteruskan dengan obat lain.

    Tabel berikut menjelaskan efek samping ringan maupun berat dengan

     pendekatan gejala.

    Ta&l 12. E"$ Sam5ing /ingan ,AT

    Ta&l 13. E"$ Sam5ing Brat ,AT

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    38/47

    38

    *)

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    39/47

    39

    Tindak lanjut dari pemeriksaan dahak mikroskopis tersebut dapat

    dilihat pada tabel berikut.

    Ta&l 1. Tinda$ Lan)ut Hasil Pmri$saan Da'a$ 

    Ta&l 16. Tatala$sana Pasin %ang Bro&at Tida$ Tratur

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    40/47

    40

    O) Tindakan pada pasien yang putus berobat antara -0 bulan dan lama

     pengobatan sebelumnya kurang dari bulan E lanjutkan pengobatan dulu

    hingga seluruh dosis selesai dan bulan sebelum akhir pengobatan harus

    diperiksa dahak.

     b. #asil Pengobatan Pasien TB BT2 positif 

    i. ,embuh

    Pasien telah menyelesaikan pengobatannya se%ara lengkap dan

     pemeriksaan ulang dahak ( follow-up) hasilnya negatif pada 2P dan

     pada satu pemeriksaan follow-up sebelumnya.

    ii. Pengobatan 7engkap

    2dalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya se%ara lengkap

    tetapi tidak memenuhi persyaratan sembuh atau gagal.

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    41/47

    41

    iii. Meninggal

    2dalah pasien yang meninggal dalam masa pengobatan karena sebab

    apapun.

    iv. Pindah

    2dalah pasien yang pindah berobat ke unit dengan register TB *" yang

    lain dan hasil pengobatannya tidak diketahui.

    v. /efault (Putus Berobat)

    2dalah pasien yang tidak berobat 0 bulan berturut-turut atau lebih

    sebelum masa pengobatnnya selesai.

    vi. 8agal

    Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya positif atau kembali menjadi

     positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.

    D%s55sia

    DEFINISI

    /ispepsia merupakan sindrom atau kumpulan gejala atau keluhan yang

    terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati3 kembung3 mual3 muntah3

    senda6a3 rasa %epat kenyang3 perut rasa penuh atau begah.

    /ispepsia berasal dari bahasa unani (/ys-)3 berarti sulit3 dan

    (Pepse)3berarti pen%ernaan (H.Talley3 et al.3 0**). /ispepsia merupakan

    kumpulan keluhan&gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak&sakit di perut

     bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. 1eluhan refluks

    gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam

    lambung3 kini tidak lagi termasuk dispepsia."

    2da berbagai ma%am definisi dispepsia. ,alah satu definisi yang

    dikemukakan oleh suatu kelompok kerja internasional adalahE ,indroma yang

    terdiri dari keluhan - keluhan yang disebabkan karena kelainan traktus digestivus

     bagian proksimal yang dapat berupa mual atau muntah3 kembung3 dysphagia3 rasa

     penuh3 nyeri epigastrium atau nyeri retrosternal dan ruktus3 yang berlangsung

    lebih dari " bulan. /engan demikian dispepsia merupakan suatu sindrom klinik 

    yang bersifat kronik.0

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    42/47

    42

    /alam klinik tidak jarang para dokter menyamakan dispepsia dengan

    gastritis. #al ini sebaiknya dihindari karena gastritis adalah suatu diagnosa

     patologik3 dan tidak semua dispepsia disebabkan oleh gastritis dan tidak semua

    kasus gastritis yang terbukti se%ara patologi anatomik disertai gejala dispepsia.

    1arena dispepsia dapat disebabkan oleh banyak keadaan maka dalam menghadapi

    sindrom klinik ini penatalaksanaannya seharusnya tidak seragam."

    Pengertian dispepsia terbagi dua3 yaitu E

    . /ispepsia organik3 bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai

     penyebabnya. ,indroma dispepsia organik terdapat kelainan yang nyata terhadap

    organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung3 usus dua belas jari3 radang pankreas3

    radang empedu3 dan lain-lain.3

    0. /ispepsia non organik atau dispepsia fungsional3 atau dispesia non ulkus3 bila

    tidak jelas penyebabnya. /ispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau

    gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis3 laboratorium3 radiologi3

    dan endoskopi setelah " bulan dengan gejala dispepsia.

     

    Manifestasi 1linis

    1lasifikasi klinis praktis3 didasarkan atas keluhan&gejala yang dominan3

    membagi

    dispepsia menjadi tiga tipe E

    . /ispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia)3 dengan gejalaE

    a. Hyeri epigastrium terlokalisasi

     b. Hyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid

    %. Hyeri saat lapar

    d. Hyeri episodik

    0. /ispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia)3 dengan

    gejalaE

    a. Mudah kenyang

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    43/47

    43

     b. Perut %epat terasa penuh saat makan

    %. Mual

    d. Muntahe. e.?pper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)

    f. 9asa tak nyaman bertambah saat makan

    ". /ispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas).0

    2.2 ETI,L,(I

    8angguan atau penyakit dalam lumen saluran %erna= tukak gaster atau

    duodenum3 gastritis3 tumor3 infeksi Helicobacter pylori.

    $bat L obatan seperti anti inflamasi non steroid ($25H,)3 aspirin3

     beberapa antibioti%3 digitalis3 teofilin dan sebagainya.

    Penyakit pada hati3 pankreas3 system bilier3 hepatitis3 pan%reatitis3

    kolesistetis kronik. Penyakit sistemikE diabetes mellitus3 penyakit tiroid3 penyakit

     jantung koroner.

    Bersifat fungsional3 yaitu dispepsia yang terdapat pada kasus yang tidak terbukti adanya kelainan atau gangguan organi% atau stru%tural biokimia3 yaitu

    dispepsia fungsional atau dispepsia non ulkus.

    Klasi"i$asi Dis55sia Brdasar$an Etiologi

      A. ,rgani$ 

    . ,&at4o&atan

    $bat 2nti 5nflamasi Hon ,teroid ($25H,)3 2ntibiotik (makrolides3

    metronida;ole)3 Besi3 1Al3 /igitalis3 4strogen3 4tanol (alkohol)3

    1ortikosteroid3 7evodopa3 Hia%in3 8emfibro;il3 Harkotik3 Quinidine3

    Theophiline.'-*

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    44/47

    44

    0. Idiosin$rasi ma$anan intolransi ma$anan-

    a. 2lergi susu sapi3 putih telur3 ka%ang3 makanan laut3 beberapa jenis

     produk kedelai dan beberapa jenis buah-buahan

     b. Hon-alergi

    • Produk alam E laktosa3 su%rosa3 gala%tosa3 gluten3 kafein.

    • Bahan kimia E monosodium glutamate (vetsin)3 asam ben;oat3

    nitrit3 nitrat.

    Perlu diingat beberapa intoleransi makanan diakibatkan oleh

     penyakit dasarnya3 misalnya pada penyakit pankreas dan empedu tidak 

     bisa mentoleransi makanan berlemak3 jeruk dengan p# yang relatif 

    rendah sering memprovokasi gejala pada pasien ulkus peptikum atau

    esophagitis.*

    ". Klainan stru$tural

    a. Penyakit oesophagus

    • 9efluks gastroesofageal dengan atau tanpa hernia

    • 2khalasia

    • $bstruksi esophagus

     b. Penyakit gaster dan duodenum

    • 8astritis erosif dan hemorhagik= sering disebabkan oleh $25H,

    dan sakit keras (stres fisik) seperti luka bakar3 sepsis3

     pembedahan3 trauma3 sho%k

    • ?lkus gaster dan duodenum

    • 1arsinoma gaster

    %. Penyakit saluran empedu

    • 1holelitiasis dan 1holedokolitiasis

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    45/47

    45

    • 1holesistitis

    d. Penyakit pankreas

    • Pankreatitis

    • 1arsinoma pankreas

    e. Penyakit usus

    • Malabsorbsi

    • $bstruksi intestinal intermiten

    • ,indrom kolon iritatif

    • 2ngina abdominal

    • 1arsinoma kolon

    +. Pn%a$it mta&oli$ sistmi$ 

    a. Tuber%ulosis

     b. 8agal ginjal

    %. #epatitis3 sirosis hepatis3 tumor hepar

    d. /iabetes melitius

    e. #ipertiroid3 hipotiroid3 hiperparatiroid

    f. 1etidakseimbangan elektrolit

    g. Penyakit jantung kongestif

    . Lain4lain

    a. Penyakit jantung iskemik

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    46/47

    46

     b. Penyakit kolagen- 

    B. Idio5ati$ atau Dis55sia Non Ul$us

    /ispepsia fungsional

    1eluhan terjadi kronis3 tanpa ditemukan adanya gangguan struktural atau

    organik atau metabolik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran

    makanan.Termasuk ini adalah dispepsia dismotilitas3 yaitu adanya gangguan

    motilitas diantaranya= 6aktu pengosongan lambung yang lambat3 abnormalitas

    kontraktil3 abnormalitas mioelektrik lambung3 refluks gastroduodenal. Penderita

    dengan dispepsia fungsional biasanya sensitif terhadap produksi asam lambung

    yaitu kenaikan asam lambung.

    1elainan psikis3 stress dan faktor lingkungan juga dapat menimbulkan

    dispepsia fungsional.0

    1elainan non organik saluran %ernaE

    o 8astralgia

    o /ispepsia karena asam lambung

    o

    /ispepsia flatuleno /ispepsia alergik

    o /ispepsia essensial

    o Pseudoobstruksi intestinal kronik  

    o 1elainan susunan saraf pusat (A:/3 epilepsi).

    o  Psikogen E #isteria3 psikosomatik 

  • 8/15/2019 BAB I Dan II Fix Tb Paru

    47/47

    47