tarekat tijaniyah di pondok pesantren al-umm dan ... · tarekat tijaniyah yang tumbuh dan...

92
TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN EKONOMI DI CEMPAKA PUTIH CIPUTAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Islam (S.Fil.I) Disusun Oleh: FITROTUL UYUN NIM:107033103716 JURUSAN AKIDAH DAN FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: others

Post on 21-Sep-2019

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM

DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN EKONOMI

DI CEMPAKA PUTIH CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Filsafat Islam (S.Fil.I)

Disusun Oleh:

FITROTUL UYUN

NIM:107033103716

JURUSAN AKIDAH DAN FILSAFAT

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDATULLAH

JAKARTA 1432 H/2011 M

Page 2: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM

DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN EKONOMI

DI CEMPAKA PUTIH CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Filsafat Islam (S. Fil.i)

Disusun Oleh:

Fitrotul Uyun

NIM : 107033103716

Di Bawah Bimbingan

Dr. Syamsuri, M.Ag

NIP : 19590405 198903 1 003

JURUSAN AKIDAH DAN FILSAFAT

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDATULLAH

JAKARTA 1432 H/2011 M

Page 3: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Tarekat Tijaniyah di Pondok Pesantren al-Umm dan

Pengaruhnya dalam Kehidupan Ekonomi di Cempaka Putih Ciputat” telah

diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada

hari Kamis, 29 September 2011 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu,

penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Filsafat Islam (S.Fil.I) Jurusan Akidah

Filsafat.

Jakarta, 29 September 2011

Sidang munaqasyah

Ketua Sekertaris

Drs. Agus Darmaji, M.Fils Dra. Tien Rohmatin, MA

NIP : 19610827 199303 1 002 NIP : 1968083 199403 2 002

Anggota

Penguji I Penguji II

Dr. Sri Mulyati, MA

NIP :19560417 198603 2 001

Prof. Dr. Masri Mansoer, MA

NIP : 19621006 199003 1 002

Di bawah bimbingan

Dr. Syamsuri, MA

NIP : 19590405 198903 1 003

Page 4: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang dilakukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar SI di Universitas

Islam Negeri Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

diberikan sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis

Fitrotul Uyun

Page 5: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis menghaturkan segala puji yang tidak terhingga

kepada Allah SWT. Karena Dialah satu-satunya yang memiliki segala kebesaran

dan keagungan. Ditangan-Nyalah bermula segala masalah dan ditangannyalah

terselesaikan segala masalah. Dia juga yang menciptakan kesedihan dikala

manusia sedang bergembira dan menciptakan kegembiraan disaat manusia sedang

berputusasa. Dia juga yang menyembuhkan penyakit manusia ketika mereka

sudah tidak mempunyai harapan untuk kesembuhannya dan Dia pulalah yang

memberikan rasa sakit kepada manusia ketika mereka dalam keadaan

menyombongkan kesehatan dirinya. Dialah yang membuat kesulitan ketika

manusia merasa sombong atas kemampuannya dan dia pulalah yang menjadikan

kemudahan ketika manusia berpasrah diri kepada-Nya.

“Katakanlah:Ya Allah, Tuhan yang memiliki kerajaan, Engkau berikan

kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki. Dan Engkau cabut kerajaan

(kekuasaan) dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang

Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan

Engkaulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala

sesuatu”. (Q.S. Ali ‘Imran : 26).

Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

juga keluarga serta sahabat-sahabat sekalian. Beliaulah utusan Allah SWT yang

telah merubah kebatilan menuju keimanan serta membawa umat manusia dari

tempat yang gelap gulita ke tempat yang terang benderang.

Setelah sekian lama bertahan antara harap dan cemas, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

Page 6: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

ii

menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan, dorongan dan

sumbangan baik moril maupun materil.

Pertama-tama, penulis haturkan terimakasih kepada ayahanda M. Ridwan

dan ibunda Daimah yang dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan tidak henti-

hentinya memanjatkan doa, memberikan dorongan dan memenuhi kebutuhan

materil selama penulis menjalankan perkuliahan. Salam buat kakanda M. Jazuli,

adinda Ifrokha Ulyanah dan Aflakha Munjiyati.

Terima kasih kepada K.H. Drs. Misbahul Anam selaku pimpinan Pondok

Pesantren al-Umm yang telah memberikan banyak waktu untuk memberi arahan

dan informasi atas penilitian yang penulis lakukan. Tak lupa pula penulis haturkan

terima kasih kepada bapak Anang selaku pimpinanan Koperasi Ubasyada yang

telah memeberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Koperasi

Ubasyada.

Terima kasih kepada Dr. Syamsuri MA, selaku pembimbing yang sangat

sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini, Dekan Fakultas

Ushuluddin Prof. Dr. Zainun Kamal MA, Ketua Jurusan Akidah Filsafat Drs.

Agus Darmaji. M.Fils, Sektretaris Jurusan Akidah Filsafat Dra. Tien Rohmatin,

MA.

Terima kasih kepada segenap civitas akademik Fakultas Ushuluddin yang

telah membantu kelancaran administrasi. Kepada pimpinan dan staf perpustakaan

Fakultas Ushuluddin dan Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 7: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

iii

Selanjutnya, terimakasih kepada kawan-kawan seperjuangan, Nanang

Sutrisna “titip salam”, Ida si kembang kelas di tunggu skripsinya, Ayu yang cantik

rapihin kuliah, Ipeh dan Amar yang suka komen di tunggu kabar wisudanya. Faiz

si anak Engkong, Maqin selamat wisuda, Abdul Muies, Rhiza Tegal, Rian, Hasan

(Acan), Verli, Dicky, Hambali, Fadilah al-Islami (Kadut), Nasrullah (Deul),

Gangsar si pendekar MENWA, Hamzah, dan Tanti.

Tak lupa penulis ucapkan salam perjuangan kepada seluruh guru TPA al-

Mizan, ka Ai Ramdonah, ka Syarifah Amini dan ka Any Arifaini semoga

perjuangan kita tidak sia-sia, sing penting berkah dunia dan akhirat serta selalu

legowo dalam mendidik anak.

Terima kasih kepada semua seluruh pihak yang telah membantu penulis,

namun tidak sempat di sebutkan satu persatu namanya. Semoga Allah SWT.

membalas dengan kebaikan kalian. Akhirnya, penulis menyelesaikan skripsi ini,

semoga bermanfaat dunia akhirat.

Jakarta, 9 September 2011

Page 8: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

iv

TRANSLITERASI

Dalam skripsi ini, sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke

dalam huruf latin, transliterasi dan cara penulisan yang penulis gunakan dalam

skripsi ini berdasarkan pada pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis, dan

disertasi) “ yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Develoment and

Assurance ) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007

Padanan Aksara

Berikut ini adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

b be ب

t te ت

ts te dan es ث

j je ج

h h dengan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sy es dan ye ش

s es dengan garis di bawah ص

d de dengan garis di bawah ض

t te dengan garis di bawah ط

z zet dengan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

gh ge dan ha غ

f ef ف

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و h ha

aspostrof ‘ ء

y ye ي

Page 9: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

v

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a fathah

i kasrah

u dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i ي

au a dan u

Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab di

lambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan a dengan topi di atas

î i dengan topi di atas

و û u dengan topi di atas

Kata sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu di alih aksarakan menjadi huruf/l/ baik diikuti huruf syamsiyyah ال

maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwan bukan ad-

dîwân.

Page 10: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………... i

TRANSLITERASI……………………………………………………………. iv

DAFTAR ISI……………………………………………………………………vi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah……………………………........................ . 5

C. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 5

D. Metode Penelitian………………………………………………. 6

E. Sistematika Penulisan…………………………………………... 8

BAB II : GAMBARAN UMUM DESA CEMPAKA PUTIH CIPUTAT

A. Keadaan Geografis…………………………………………… 10

B. Keadaan Demografis……………………………………….... 11

C. Kehidupan Keagamaan dan Kemasyarakatan………………… 13

D. Keadaan Ekonomi di Cempaka Putih ………...……………… 16

BAB III : TAREKAT TIJANIYAH DI CEMPAKA PUTIH CIPUTAT

A. Asal Usul Tarekat Tijaniyah………………………………….. 19

B. Sejarah Masuknya Tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih…….. 25

C. Perkembangan Tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih………… 29

D. Ajaran- Ajaran Tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih………… 33

E. Struktur Organisasi Tarekat Tijaniyah……………………….. 37

F. Hubungan Muqaddam dan Pengikutnya……………………… 42

Page 11: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

vii

BAB IV : PENGARUH TAREKAT TIJANIYAH DALAM KEHIDUPAN

EKONOMI DI CEMPAKA PUTIH

A. Ajaran Tarekat Tijaniyah dalam Kehidupan Ekonomi………. 46

B. Peran Pesantren Terhadap Perekonomian……………………. 52

C. Analisis………………………………………………………. 59

BAB V I: PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………... 66

B. Saran-saran…………………………………………………… 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kehidupan sufi mulai dilirik oleh para pecinta Tuhan yang

menginginkan agar dirinya berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Sehingga,

banyak sekali kegiatan moral keagamaan diadakan dan dikembangkan secara

besar-besaran. Seperti, majlis zikir dan pengajian-pengajian keagamaan yang

dilaksanakan secara rutin, termasuk perkembangan tarekat di berbagai wilayah.1

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri dalam dunia sufistik.

Kegiatan dan perkembangan keagamaan masa sekarang menunjukan

bahwa jiwa spiritual masyarakat tidak tertelan zaman. Zaman modern ternyata

tidak menyurutkan banyak orang untuk melakukan ritual keagamaan bahkan

melakukan “hijrah” sepenuhnya dalam menempuh kehidupan spiritual.

Hal ini menunjukan bahwa kehidupan spiritual khususnya tarekat tidak

lagi dianggap tabu dan mistik. Tarekat justu dianggap sebagai salah satu solusi

untuk menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat. Namun, tarekat

terkadang diartikan hanya sebagai perjalanan ruhani yang identik dengan

membunuh kebutuhan naluri dan mematikan kebutuhan insaniyah. Perbedaan

pemahaman inilah yang menambah fariasi dalam dunia tasawuf. Walaupun

demikian, tujuan tarekat itu sama yaitu usaha untuk membersihkan jiwa agar

1Berdirinya Majlis Az-Zikra pimpinan M. Arifin Ilham, Yayasan Wakaf Paramadina

arahan Nurcholis Madjid, Naqsabandiyah Haqqani dan Tazkia Sejati pimpinan Jalaludin Rahmat.

Page 13: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

2

menjadi lebih dekat dengan Tuhan dengan menempuh berbagai metode atau cara

untuk diamalkan sehingga mencapai keridaan Allah SWT.

Salah satu metode yang sering diajarkan oleh berbagai tarekat adalah

zuhud. Arti kata zuhud adalah tidak ingin kepada sesuatu dengan

meninggalkannya. Menurut istilah zuhud adalah berpaling dan meninggalkan

sesuatu yang disayangi yang bersifat material atau kemewahan duniawi dengan

mengharap dan menginginkan sesuatu wujud yang lebih baik dan bersifat spiritual

atau kebahagiaan akhirat. Ada 3 tingkatan zuhud yaitu :

1. Tingkat Mubtadi‟ (tingkat pemula) yaitu orang yang tidak memiliki

sesuatu dan hatinya pun tidak ingin memilikinya.

2. Tingkat Mutahaqqiq yaitu orang yang bersikap tidak mau mengambil

keuntungan pribadi dari harta benda duniawi karena ia tahu dunia ini

tidak mendatangkan keuntungan baginya.

3. Tingkat „alim Muyaqqin yaitu orang yang tidak lagi memandang dunia ini

mempunyai nilai, karena dunia hanya melalaikan orang dari mengingat

Allah SWT.2

Dalam keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa harta benda adalah

sesuatu yang harus dihindari karena dianggap dapat memalingkan hati dari

mengingat tujuan perjalanan sufi yaitu Allah SWT. Namun, ada yang berpendapat

bahwa zuhud bukan berarti semata-mata tidak mau memiliki harta benda dan tidak

suka mengenyam nikmat duniawi, tetapi sebenarnya adalah kondisi mental yang

tidak mau terpengaruh oleh harta dan kesenangan duniawi dalam mengabdikan

2Ahmad Daudy, Kuliah Ilmu Tasawuf (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), h. 51.

Page 14: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

3

diri kepada Allah SWT. Maksudnya, harta bukanlah penghalang untuk beribadah

kepada sang khaliq.3

Masing-masing tarekat mempunyai pandangan yang berbeda. Salah

satunya adalah tarekat Tijaniyah yang berada di Cempaka Putih Ciputat. Tarekat

Tijaniyah mengartikan zuhud bukan menghindar dari keduniawian. Akan tetapi,

lebih kepada pemanfaatan artinya mempergunakan harta untuk urusan akhirat.4

Hal ini dibuktikan banyaknya pengikut tarekat Tijaniyah yang bermacam-macam

profesi. Seperti pedagang, pegawai sipil, pengusaha, karyawan, mahasiswa dan

lain-lain.

Cempaka Putih adalah salah satu desa di Kecamatan Ciputat yang dapat

dikategorikan sebagai wilayah yang perkembangan perekonomiannya sangat pesat

baik dari segi fisik atau non fisik. Tidak hanya itu, di Cempaka Putih terdapat

tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya

majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren yang berbasis tarekat

Tijaniyah yaitu Pondok Pesantren al-Umm. Di Pondok Pesantren al-Umm inilah

sebagai tempat belajar mengajar baik ilmu fiqih, ilmu tauhid dan tasawuf. Para

pengikut tarekat Tijaniyah melakukan kegiatan tarekatnya di Pondok Pesantren al-

Umm sekaligus sebagai tempat perkembangan tarekat Tijaniyah di daerah Ciputat.

Kehadiran tarekat Tijaniyah di Desa Cempaka Putih erat hubungannya

dengan seorang tokoh Tijaniyah yang kharismatik, yaitu K.H. Misbahul Anam

yang berasal dari Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah. Adapun metode dakwah yang

disampaikan K.H. Misbahul Anam adalah lewat belajar mengajar di Pondok

3Ahmad Daudy, Kuliah Ilmu Tasawuf, h. 52.

4Wawancara Pribadi dengan K.H. Misbahul Anam Selaku Pimpinan Pondok Pesantren

al-Umm, Tangerang, 12 April 2011.

Page 15: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

4

Pesantren al-Umm, pengajian secara rutin, dan beliau dalam kesehariannya

menangani para murid atau pengikut tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih yang

ingin bertanya, bermusyawarah tentang perjalanan spiritualnya maupun persoalan-

persoalan hidup yang mereka hadapi.

K.H. Misbahul Anam tidak hanya menangani perjalanan spiritual, tetapi

juga memikirkan dan membantu masyarakat Cempaka Putih khususnya pengikut

tarekat Tijaniyah untuk memperbaiki keadaan perekonomiannya. K.H. Misbahul

Anam dan ikhwan Tijani mempelopori berdirinya organisasi yang dikenal dengan

nama al-Tujar. Kelompok al-Tujar membuat suatu wadah ekonomi dengan nama

Usaha Bersama al-Syuhada yang lebih dikenal dengan kata Ubasyada. Koperasi

ini dilatarbelakangi oleh keinginan yang besar untuk berperan serta dalam

meningkatkan taraf hidup masyarakat strata ekonomi lemah terutama kalangan

para pedagang.

Alasan tersebut mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut akan sebab

dan akibat yang terjadi. Berdasarkan penelusuran kepustakan yang telah penulis

lakukan, ada satu judul skripsi yang pernah melakukan riset (penelitian) tentang

tarekat Tijaniyah yaitu berjudul “Tarekat Tijaniyah di Pondok Pesantren Al-Umm

dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Masyarakat di Cempaka Putih”, Karya M.

Syahril Azhari. Menurut penulis, riset yang dilakukan masih bersifat umum dan

hanya sekilas membahas pengaruh dalam beberapa bidang. Oleh karena itu dalam

skripsi ini, penulis lebih menitikberatkan aspek perekonomian di daerah tersebut.

Page 16: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

5

Judul yang penulis angkat adalah “Tarekat Tijaniyah di Pondok

Pesantren al-Umm dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Ekonomi di Cempaka

Putih Ciputat”

B. Perumusan Masalah

Studi penelitian tasawuf ini ditekankan pada aspek perkembangan tarekat

Tijaniyah5 dan aspek perekonomian di lingkungan Cempaka Putih khususnya

pengikut tarekat Tijaniyah. Karena itu, dalam upaya menelusuri berbagai

peristiwa dan permasalahan, penulis membatasi perumusan masalah yang akan di

bahas mengenai apa hubungan tarekat Tijaniyah dengan kehidupan perekonomian

di Cempaka Putih?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada apa yang telah penulis kemukakan dalam latar belakang

masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat penelitian ini

sebagai berikut:

1. Memperkenalkan salah satu gerakan tarekat, dalam hal ini tarekat

Tijaniyah yang berkembang di perkotaan dan berada dalam lingkungan

akademik, yakni Universitas Islam Negeri Jakarta.

5Tarekat Tijaniyah adalah tarekat yang dikembangkan oleh Sayyid Syekh Ahmad bin

Muhammad al-Tijani. Ia dilahirkan pada Kamis 13 Shaffar 1150 H/1730 M di Maroko. Lihat

misalnya M. Yunus A. Hamid, Risalah Singkat Thariqah Al-Tijani (Jakarta: Yayasan Pendidikan

dan Dakwah Tarbiyah Al-Tijaniyah, 2008); Sholeh Basalamah dan Misbahul Anam, Tijaniyah

Menjawab dengan Kitab dan Sunnah (Jakarta: Kalam Pustaka, 2006); Misbahul Anam, dan Buya

Miftahudin. Sebuah penyejuk Umat dari Zaman ke Zaman (Jakarta: Gema Al Furqan, 2005). M.

Yunus A. Hamid, Meraih Mahkota Mutiara, Haqiqah dan Ma‟rifah (Jakarta: Yayasan Pendidikan

dan Dakwah Tarbiyah Al-Tijaniyah, 2008).

Page 17: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

6

2. Penulis dapat mengetahui dan memahami ajaran tarekat, khususnya

tarekat Tijaniyah tidak hanya pada tataran teoritis saja namun pada

tataran praktis.

3. Penulis ingin mengetahui sejauh mana ajaran tarekat Tijaniyah

mempengaruhi kehidupan perekonomian masyarakat di Desa Cempaka

Putih, Ciputat.

4. Penulis karya akademik ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana pada

Fakultas Ushuluddin, Program Studi Akidah dan Filsafat di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

C. Metode Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam skripsi ini melalui wawancara

terhadap pimpinan Pondok Pesantren al-Umm yakni K.H. Misbahul Anam

dan informan-informan lain. Pengumpulan data juga didapat dari kantor

Koperasi Usaha Bersama al-Syuhada (Ubasyada). Penelitian Lapangan ini

dilkukan selama enam bulan, dari bulan Apil sampai September 2011.

Penelitian ini dibantu dengan buku-buku tarekat Tijaniyah sebagai

sumber primer yaitu, Jawậhirul Ma‟ani wa bulủgh al-Amany fi faidli

sayyidi Abil Abbas al-Tijani. Karangan syaikh Ali Harazim al-Arabi yang

selesai pada tahun 1214 H. Kitab ini adalah pegangan pertama dan utama

tarekat Tijaniyah yang menjelaskan bahwa tarekat Tijaniyah bersumber

Page 18: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

7

dari guru-guru, sampai kepada Syekh Ahmad al-Tijani dari Sayid al-

Wujud Rasulullah SAW. Adapun isi kitab ini banyak menjelaskan tentang

fadail al-a‟mal tarekat Tijaniyah serta makna-makna yang tersirat.

Adapun buku-buku sekunder yang dipakai penulis diantaranya:

Thariqah Tijaniyah, Mengemban Amanat Lil „Alamin karya A.Fauzan

Adhiman Fathullah berisi tentang doa dan dzikir-dzikir ulama sufi. Al-

Faidh Al-Rabbani karangan Syekh Idris bin Abdullah Hasan al-Syafi‟i al-

Tijani, berisi tentang biografi Syekh Ahmad bin Muhammad al-Tijani.

Tijaniyah Menjawab dengan Kitab dan Sunnah karya Syekh

Sholeh Basalamah dan K.H. Misbahul Anam. Berisi tentang ajaran-ajaran

tarekat Tijaniyah yang berkenaan dengan aqidah Syekh Ahmad al-Tijani,

tingkatan tauhid, tarbiyah ta‟lim Rasulullah SAW. menurut Syekh Ahmad

al-Tijani dan aturan-aturan dalam melaksanakan amalan tarekat Tijaniyah

seperti wirid Lazimah, wirid Wadzifah dan wirid Hailallah.

2. Metode Pembahasan

Adapun pembahasannya, penulis menggunakan pendekatan

deskriptif analitis yaitu pendekatan dengan cara mengumpulkan data-data

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti kemudian dideskriptifkan

secara aktual, akurat dan sistematik untuk memperoleh kejelasan masalah

yang diteliti dan dapat menjawab permasalahan-permasalahan tersebut

serta menganalisisnya. Penulis juga menggunakan metode kualitatif yaitu

suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada

Page 19: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

8

metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.

Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, laporan

terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang

di alami.

3. Metode Penulisan

Tehnik penulisan yang akan digunakan penulis adalah mengacu

pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)

yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

D. Sistematika Penulisan

Penelitian dalam bentuk skripsi ini akan disajikan dalam lima bagian.

Bagian pertama adalah bagian pengantar yang membicarakan tentang

pendahuluan dari skripsi ini. Didalamnya dibahas mengenai beberapa

permasalahan pokok seperti latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bagian kedua yang berisi hasil penelitian. Penulis mencoba untuk

memaparkan pokok bahasan yang berkenaan dengan gambaran umum daerah

penelitian yakni Desa Cempaka Putih, seperti keadaan geografis dan demografis,

kehidupan masyarakat dan keagamaan serta keadaan perekonomian di Cempaka

Putih

Bagian ketiga memaparkan beberapa hal yang berhubungan asal usul

tarekat Tijaniyah, sejarah masuknya tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih,

perkembangan tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih, ajaran tarekat Tijaniyah,

Page 20: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

9

struktur organisasi pada tarekat Tijaniyah serta hubungan Mursyid dan

pengikutnya.

Bagian keempat penulis akan mencoba untuk melakukan pembahasan

yang bersifat analisis kritis terhadap tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih, yakni

ajaran tarekat Tijaniyah dalam perekonomian, peran pesantren terhadap

perekonomian dan analisis.

Bagian terakhir yaitu sebagai kesimpulan atau penutup bagi keseluruhan

permasalahan penelitian dalam bentuk skripsi ini.

Page 21: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

10

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA CEMPAKA PUTIH CIPUTAT

A. Keadaan Geografi

Ciputat merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah

Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Secara geografis, Ciputat terletak di

sebelah selatan Kabupaten Tangerang dengan luas 3.626 Ha. Daerah ini

mengalami kemajuan yang cukup berarti dari berbagai sektor, baik ekonomi,

pembangunan fisik dan non fisik, sosial, budaya dan politik. Ciputat juga

memiliki peluang untuk pembangunan ekonomi, pendidikan, pusat pemerintahan

dan pemukiman.

Tarekat Tijaniyah yang penulis teliti berada di Pondok Pesantren al-Umm

di jalan WR. Supratman, gang Jamblang nomor 30, Desa Cempaka Putih,

Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang. Desa Cempaka Putih yang memiliki

luas 240 hektar ini di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kampung Sawah.

Sedangkan di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rempoa. Sebelah Timur

berbatasan dengan Desa Cirendeu dan sebelah Selatan berbatasan dengan Desa

Pisangan. Secara umum, struktur geografis Desa Cempaka Putih termasuk dataran

rendah. Suhu udara berkisar antara 30-32 derajat Celcius, suhu rata-rata bagi

penduduk Jakarta dan sekitarnya. Menurut data yang diperoleh dari profil desa

Cempaka Putih, desa tersebut berada pada ketinggian 150 meter di atas

permukaan laut. Lingkungan di sekeliling pusat gerakan tarekat Tijaniyah yakni di

seputar Pondok Pesantren al-Umm sangat beraneka ragam. Sebagian besar

Page 22: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

11

penduduknya merupakan kaum urban (pendatang). Kebanyakan mereka

bermukim di beberapa perumahan seperti Graha Hijau I, Graha Hijau II, Pondok

Karya Permai dan Lain-lain. Kawasan pemukinan ini direspon secara positif oleh

masyarakat Desa Cempaka Putih untuk mengembangkan ekonomi yang lebih baik

dengan menjadi pembantu rumah tangga, membuka warung-warung kecil, sektor

jasa, pertukangan, dan sektor informal lainnya.

Selain daerah pemukiman, Desa Cempaka Putih juga berdekatan dengan

perguruan tinggi seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ)

Jakarta. Keberadaan perguruan tinggi ini memiliki pengaruh positif terhadap

kemajuan intelektualitas masyarakat dan kemajuan ekonomi dengan berbagai

peluang usaha bagi masyarakat setempat.

Berdasarkan deskripsi geografi di atas, dapat disimpulkan bahwa pusat

gerakan tarekat Tijaniyah terletak di daerah yang sangat strategis dan memiliki

potensi untuk berkembang dalam berbagai aspek kehidupan. Letak yang

berdekatan dengan perguruan tinggi juga mempengaruhi persepsi masyarakat,

gaya hidup dan tingkat intelektual yang tinggi.

B. Keadaan Demografi

Berdasarkan data monografi Desa Cempaka Putih pada tahun 2011,

jumlah penduduk secara keseluruhan 3.0621 jiwa. Mereka terdiri dari 24.496

beragama Islam, 3.062 beragama Kristen, 1.531 beragama Katholik, 765

beragama Hindu, dan 767 beragama Budha. Jumlah pemeluk agama tersebut

Page 23: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

12

diimbangi dengan fasilitas ibadah seperti 10 Masjid dan 12 Musallah. Sedangkan

untuk pemeluk agama Kristen terdapat 2 gereja yang dapat dijangkau di Ciputat.1

Dari data tersebut menunjukan bahwa agama Islam merupakan agama

mayoritas di Desa Cempaka Putih, terbukti pemeluk agama Islam sampai 81 %.

Dengan jumlah pemeluk Islam yang besar itu, maka agama Islam menduduki

posisi yang penting dalam percaturan sosial keagamaan masyarakat Cempaka

Putih dan kehidupan beragama semakin semarak dengan memunculkan berbagai

lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ditunjang dari pemerintah maupun

masyarakat Desa Cempaka Putih sendiri. Seperti 23 Majelis Ta’lim, 9 Taman

Pendidikan al-Qur’an serta adanya Pondok Pesantren al-Umm sebagai pendidikan

keagamaan dan dijadikan central perkembangan serta peribadatan pengikut tarekat

Tijaniyah.

Mengenai jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan masyarakat

Cempaka Putih adalah 437 tamat Sekolah Dasar, 1.536 tamat Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama, 3.337 tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, 1685 tamat

Diploma I, II dan III, serta 888 tamat sebagai Sarjana Strata I, II dan III. Adapun

sarana pendidikannya adalah 1 TK, 7 SD, 3 SLTP, 2 SLTA dan 1 Perguruan

Tinggi, 2 Lembaga Pendidikan Keagamaan dan 2 Perpustakaan.2

Dalam hal mata pencaharian, penduduk Cempaka Putih memiliki berbagai

profesi dan mayoritas berprofesi sebagai pegawai swasta berjumlah 4.873 jiwa,

sebagai pedagang berjumlah 2.161 jiwa dan sebagai pegawai negeri berjumlah

1Daftar Isian Tingkat Perkembangan Kelurahan, Badan Perkembangan Masyarakat

Provinsi Banten 2010. h. 5-7. 2Daftar Isian Tingkat Perkembangan Kelurahan, Badan Perkembangan Masyarakat

Provinsi Banten 2010, h. 11.

Page 24: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

13

976. Selebihnya berprofesi sebagai dokter, supir, montir, penjahit, dan lain-lain.3

Kondisi perekonomian yang ada membawa tarekat Tijaniyah ikut serta dalam

pembangunan ekonomi baik dalam segi pembangunan fisik maupun kualitas

sumberdaya manusia khususnya dalam bidang moral keagamaan. Tarekat

Tijaniyah tidak lagi hanya sebagai ajaran mistis, namun sudah melembaga yang

memberi warna kehidupan masyarakat. Dengan dukungan masyarakat sekitar,

tarekat Tijaniyah mempunyai pengaruh yang baik dalam kehidupan sosial maupun

keagamaan.

C. Kehidupan Keagamaan dan Kemasyarakatan

Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai sifat ketergantungan pada

manusia lainnya dan lingkungannya, baik biotik maupun abiotik, material maupun

immaterial yang mengitarinya. Manusia juga secara alamiah mempunyai sifat

saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh siklus kehidupan mereka sendiri.

Masyarakat sosial merupakan kesatuan sosial yang terdiri dari kumpulan individu-

individu yang hidup bersama dengan mengadakan hubungan timbal balik yang

cukup intensif dan teratur, sehingga dari mereka diharapkan adanya pembagian

tugas, struktur, serta norma-norma tertentu yang berlaku bagi mereka.4

Aktifitas sosial sebagai masyarakat memiliki identitas dan karakteristik

masing-masing yang dibentuk oleh lingkungannya melalui simbol-simbol dan

sosialisasi. Sehingga, pengambilan peranan seseorang, kelompok atau lembaga

3Daftar Isian Tingkat Perkembangan Kelurahan, Badan Perkembangan Masyarakat

Provinsi Banten 2010, h. 17. 4J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta:

Kencana, 2007), h. 23.

Page 25: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

14

akan memberikan ciri khas yang nyata dalam masyarakat. Peranan ini selalu

terkait dengan sistem, adat-istiadat, ritus dan hukum bersifat khas. Perbedaan

suku, etnis, agama dan bangsa tertentu juga mempengaruhi pembentukan identitas

sosial.

Masyarakat Cempaka Putih merupakan kelompok sosial yang bersifat

heterogen sekaligus berperan secara langsung dalam siklus kehidupan, baik dalam

pendidikan, budaya, politik, dan ekonomi. Dalam konteks ini, manusia yang

secara fitri merupakan makhluk rasional dan makhluk spiritual juga membutuhkan

agama sebagai kebutuhan dasar, disamping kebutuhan lain yang bersifat fisikal-

kuantitatif dan rasional-saintifik. Agama yang difahami secara utuh oleh umat

manusia diharapkan dapat menghadirkan kemanfaatan bagi penyempurnaan

kehidupan dan eksistensi mereka.

Proses internalisasi dalam konteks Desa Cempaka Putih, dilakukan

melalui pendidikan secara formal, seperti di sekolah-sekolan dan pendidikan

informal, seperti pengajian yang diselenggarakan oleh berbagai Majlis Ta’lim di

wilayah Desa Cempaka Putih. Pondok Pesantren al-Umm juga berperan positif

dalam masyarakat, baik dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan. Tarekat

Tijaniyah sebagai bagian dari Pondok Pesantren al-Umm secara tidak langsung

mempengaruhi sistem kehidupan masyarakat Desa Cempaka Putih.

Kehidupan masyarakat dan kehidupan tarekat tidak bisa terlepas dari figur

seorang pemimpin. K.H. Misbahul Anam sebagai tokoh masyarakat Desa

Cempaka Putih memposisikan dirinya sebagai pimpinan Pondok Pesantren al-

Umm sekaligus pimpinan tarekat Tijaniyah mampu dalam pengambilan keputusan

Page 26: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

15

untuk kemaslahatan umat dan memberikan dampak yang cukup luas bagi

perkembangan masyarakat. Figur kyai juga mampu menciptakan simbol-simbol

budaya baru yang fungsional dan operasional dalam masyarakat.

Indikasi kian berkembangnya kegiatan keagamaan karena adanya tarekat

Tijaniyah di Pondok Pesantren al-Umm adalah dengan berkembangnya

kelompok-kelompok pengajian. Selain itu terbukti dengan dibangunnya Masjid

Bait al-Rahman yang terletak di gang Jamlang yang merupakan bukti nyata dari

meningkatnya kesadaran keagamaan masyarakat Desa Cempaka Putih, padahal

masjid itu awalnya hanya musallah kecil tempat K.H. Misbahul Anam mengajar.

Selain itu juga telah lahir organisasi seperti Front Pembela Islam (FPI) dari

pesantren yang berhaluan tarekat ini. FPI yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1998

dibentuk dengan dasar kian maraknya ketidakadilan hukum serta kian banyaknya

penindasan terhadap rakyat kecil dan bebasnya praktik prostitusi dan kemaksiatan.

Ide dan format gagasan itu berawal dari pertemuan-pertemuan yang dilakukan

K.H. Misbahul Anam dan Habib Rizieq Shihab yang kemudian keduanya terpilih

menjadi ketua dan sekjen.5

Deskripsi di atas menunjukan bahwa K.H. Misbahul Anam dan kehidupan

tarekat Tijaniyah bukanlah suatu ajaran yang bersifat statis, anti sosial dan anti

masyarakat. Tetapi tarekat Tijaniyah dapat menyeimbangkan diri dengan

perubahan zaman dan selalu melakukan upaya perbaikan-perbaikan dalam

kehidupan masyarakat.

5Wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren al-Umm, Tangerang, 12 Mei 2011.

Lihat juga M. Syahril Azhari, “Tarekat Tijaniyah di Pondok Pesantren al-Umm dan Pengaruhnya

dalam Kehidupan Masyarakat di Cempaka Putih,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas

Islam Hegeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2001), h. 53.

Page 27: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

16

D. Keadaan Ekonomi di Cempaka Putih

Keadaan ekonomi Indonesia yang semakin terpuruk mengakibatkan tujuan

negara untuk memakmurkan dan mensejahterakan rakyat belum terpenuhi.

Kesengsaraan, kemelaratan, kebodohan, pertikaian antar warga, kriminalitas,

peledakan bom dan lain-lain semakin marak di penjuru wilayah Indonesia. Gempa

bumi, kebakaran, banjir, tanah longsor seakan melengkapi berbagai permasalahan-

permasalah yang ada. Keadaan ini membuat rakyat merasa pesimis untuk

mendapatkan kehidupan yang layak.

Krisis kepercayaan pun semakin tinggi karena perilaku tokoh masyarakat

dan institusi negara yang tidak bertanggung jawab atas kebijakan-kebijakan yang

diambil. Masyarakat tidak percaya lagi kepada penegak hukum, politisi, pejabat,

intelektual dan pemimpinnya. Tidak percaya kepada pemerintah, partai politik,

media masa bahkan masyarakat mulai tidak percaya kepada para Kyai dan tokoh

agama. Hal ini disebabkan ketidakmampuannya dalam melaksanakan

kewajibannya sebagai pemimpin.

Dari permasalahan yang kompleks ini, maka butuh solusi dan kerja sama

yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Dalam konteks ini, tarekat Tijaniyah

di Pondok Pesantren al-Umm sebagai bagian dari agama dan bagian dari

manyarakat ikut serta dalam perbaikan spiritual dan meningkatkan sejahterakan

rakyat. Sehingga, tarekat Tijaniyah tidak lagi dianggap sebagai ajaran mistis

belaka, tetapi sudah melembaga secara terorganisasi yang membawa warna

kehidupan masyarakat. Tarekat Tijaniyah yang hidup dan berkembang di

lingkungan pesantren ikut serta dalam menjalankan fungsi pesantren. Suhartini

Page 28: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

17

dalam bukunya yang berjudul “Problem Kelembagaan Pengembangan Ekonomi

Pondok Pesanren” menyatakan bahwa pesantren memiliki tiga fungsi utama

yaitu: pertama, sebagai pusat pengkaderan dan pencetak pemikir-pemikir agama;

kedua, sebagai lembaga pencetak sumberdaya manusia handal dan ketiga, sebagai

lembaga yang memiliki kekuatan melakukan pemberdayaan masyarakat.6 Hal ini

dapat dipahami bahwa pondok pesantren sekaligus tarekat Tijaniyah termasuk

dalam lembaga yang memproses perubahan sosial dengan tidak hanya

menekankan pada salah satu aspek saja yaitu agama, namun telah memasuki

berbagai lini dalam proses transformasi sosial. Pada tataran ini tarekat Tijaniyah

di Pondok Pesantren al-Umm mempunyai pengaruh yang baik bagi kehidupan

sosial maupun kehidupan masyarakat Desa Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat,

Kabupaten Tangerang.

Cempaka Putih adalah sebuah desa yang mempunyai peluang yang tinggi

untuk mengembangkan kehidupan ekonomi mereka. Indikasi ini terlihat dari

beberapa fakor antara lain.

1. Letak geografis Desa Cempaka Putih yang sangat strategis, terutama

dalam bidang ekonomi. Letaknya yang mudah dijangkau dari berbagai

penjuru memudahkan akses dalam informasi, komunikasi dan tansportasi.

2. Kian melebarnya areal perdagangan baik berupa pasar tradisional maupun

modern, sehingga masyarakat bisa dengan mudah melakukan transaksi

perdagangan baik dalam skala kecil maupun besar.

6Husen Hasan Basri, dkk., Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Umat (Jakarta:

Prasasti, 2007), h. 2.

Page 29: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

18

3. Jumlah tenaga kerja semakin meningkat dan menyebar dalam berbagai

lembaga ekonomi. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Desa Cempaka Putih itu sendiri.

4. Jumlah pendidikan yang meningkat dan banyaknya penduduk Desa

Cempaka Putih yang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi,

sehingga dapat diharapkan mereka akan memiliki kehidupan ekonomi

yang lebih baik.

5. Desa Cemaka Putih mempunyai komplek perumahan, pendidikan,

perkantoran yang cukup luas sehingga dapat dipastikan masyarakat dapat

menawarkan jasa yang dimiliki sebagai pekerjaan.

Indikasi di atas dapat dipahami bahwa Desa Cempaka Putih mempunyai

potensi untuk mengembangkan diri menjadi desa yang maju dan masyarakat yang

berkecukupan dalam ekonomi tanpa mengesampingkan kehidupan agama.

Page 30: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

19

BAB III

TAREKAT TIJANIYAH DI DESA CEMPAKA PUTIH CIPUTAT

A. Asal Usul Tarekat Tijaniyah

Tarekat Tijaniyah adalah salah satu Thariqah al-Auliya yang dirintis oleh

wali besar akhir zaman yaitu Syekh Ahmad bin Muhammad al-Tijani1 yang lahir

pada hari Kamis, 13 Shafar 1150 H/1730 M di „Ain Madi, Aljazair Selatan. Ia

adalah seorang bangsawan yang tergolong ahlulbait Rasulullah SAW. yaitu

keturunan ke 24 dari Rasulullah SAW. dengan nasab dari Siti Fatimah dan

Sayyidina Ali bin Abi Thalib dari garis Sayyidina Hasan. Sedangkan ayahnya

bernama Muhammad bin Mukhtar, seorang yang saleh yang tinggal dan mengajar

di „Ain Madi. Kata al-Tijani berasal dari sebuah nama suku kelahiran dan

keluarga besar beliau yang bernama Tijanah.2

Pada usia 7 tahun, Syekh Ahmad al-Tijani telah hafal al-Qur‟an dalam

Qira‟at Imam Nafi di bawah bimbingan Sayyid Muhammad bin Hamawi Al-

Tijani. Kemudian ia menyibukan diri dengan mendalami ilmu ushul (akidah),

furu‟ (fikih) dan adab (etika). Selain itu, Ahmad bin Muhammad al-Tijani

mempelajari ilmu zahir yaitu Mukhtashar al-Syaikh Khalil (ringkasan

yurisprudensi Imam Malik), ar-Risalah al-Jama‟ah al-Sufiyah bi Bilad al-Islam

1Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad bin Muhtar bin Ahmad bin

Muhammad bin Salim bin Ahmad Ali al-Wanny bin Ahmad bin Ali bin Abdillah bin Abbas bin

Abdul Jabbar bin Idris bin Ishaq bin Zainal Abidin bin Ahmad bin Muhammad al-Nafsuz Zakiyah

bin Abdullah al-Kamil bin Hasan al-Muasanna bin Hasan al-Sibti bin Ali bin Abi Thalib dari

Sayyidina Fatimah al-Zahra r.a binti Rasulullah SAW. Lihat Sholeh Basalamah dan Misbahul

Anam, Tijaniyah Menjawab dengan Kitab dan Sunnah (Jakarta: Kalam Pustaka, 2006), h. 22. 2Al-Faidh ar-Rabbani, Manaqib al-Qutubul Kamil Khotmul Auliya al-Maktum Sayyidina

Syekh Ahmad bin Muhammad al-Hasani al-Tijani, Penerjemah al-Fakir Miftahuddin asy-Syafi‟i

al-Tijani bin Qusthoni (T.tp., T.pn., 2009), h. 5.

Page 31: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

20

karya Abu Qasim al-Qusyairi, Muqaddimah karya Ibn Rusyd dan Muqaddimah

karya al-Akhdari. Dengan karunia Allah SWT. yang melimpah, ia dapat

menguasai berbagai ilmu dengan sempurna. Sehingga pada usia yang relatif

muda, Ia sudah bisa menjawab berbagai pertanyaan dari masyarakat dan bisa

mengajarkan beberapa cabang ilmu keislaman seperti tafsir, hadits, fikih, tauhid

dan yang lainnya.3

Pada usia 21 tahun, ia mulai terpanggil untuk mengikuti jejak kehidupan

para sufi dalam dunia tasawuf dan mengunjungi berbagai daerah di Faz, Maroko

pada tahun 1171 H/1757 M. Pertemuan dengan para tokoh sufi inilah Syekh

Ahmad al-Tijani mempelajari berbagai tarekat yang berkembang pada masa itu.

Seperti, tarekat Qadariyah, Khalwatiyah, Syadziliyyah, Nashiriyah dan tarekat

yang bersumber dari Ahmad al-Habib bin Muhammad.4

Proses lawatan inilah yang mempertemukan Syekh al-Tijani dengan

beberapa wali-wali besar. Seperti Abu Muhammad al-Thoyib bin Muhammad bin

Ibn Abdillah r.a, yang masyhur dengan panggilan Sayyid Alwani. Ia juga bertemu

dengan Muhammad Wanjali r.a di gunung Zabib, salah seorang tokoh dari tarekat

Syadziliyah. Ia membukakan banyak visual (kasyaf) yang ada dalam batin al-

Tijani dan memberikan pernyataan bahwa al-Tijani akan menemukan kedudukan

Imam Syadzili (pendiri tarekat Syadziliyah).5

3Ahmad Rohman, ed., Ensiklopedi Tasawuf (Jakarta: Angkasa, 2008), h. 1325.

4Ahmad Rohman, ed., Ensiklopedi Tasawuf , h. 1325.

5Fakhrudin Ahmad al-Uwaisi dan Sholeh Basalamah Syekh Ahmad Al-Tijani: Keturunan

Rasulullah yang Mirip Rasulullah SAW (Jatibarang: TIM Santri Pondok Pesantren Darussalam,

2009), h. 10.

Page 32: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

21

Selanjutnya, Syekh bertemu dengan Sayyid Abdullah bin al-Arabi bin

Ahmad bin Muhammad bin Abdullah al-Andalusi. Pertemuan ini banyak

memperbincangkan masalah. Konon sebelum berpisah, Sayyid Abdullah bin al-

Arabi berkata kepada Ahmad al-Tijani bahwa “Allah akan selalu menuntunmu

(menolongmu)” sampai tiga kali. Kemudian bertemu Abul Abbas Ahmad al-

Thawasy dan Syekh Abdul Qadir al-Jailani sehingga mengambil tarekat

Qadiriyah.6

Pada tahun 1187 H/1773 M, Syekh Ahmad al-Tijani menuju Tunisia terus

ke Mekah untuk ibadah haji. Dalam perjalanannya, ia singgah di Azwawi, dekat

Aljazair dan belajar tarekat Khalwatiyah pada Abu Abdillah bin Abdurrahman al-

Azhary. Ia menetap di Tunisia. Kemudian ia pergi ke Mesir untuk menemui

Syekh Mahmud al-Kurdi, pemimpin Khalwatiyah di Kairo.7 Abu Abbas Ahmad

al-Tijani sampai di Mekah pada bulan Syawal 1187 H untuk mengerjakan haji.

Sufi besar India Ahmad bin Abdullah al-Hindy ditemuinya secara ruhani.

Maksudnya guru sufi tersebut secara mistis telah memberikan pelajaran kepada

Ahmad al-Tijani, cukup melalui risalah-risalah yang disampaikan oleh khadamnya

yang mengatakan bahwa: “Engkau yang mewarisi ilmuku, asrorku, wibawaku,

dan cahayaku.”8

Setelah melaksanakan ibadah haji, Ahmad al-Tijani pergi ke Madinah

untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad dan bertemu dengan Syekh Abdul

Karim al-Saman, seorang pemimpin tarekat Samaniyah, salah satu cabang

6Sholeh Basalamah dan Misbahul Anam, Tijaniyah Menjawab dengan Kitab dan Sunnah

(Jakarta: Kalam Pustaka, 2006), h. 22. 7Ahmad Rohman, ed., Ensiklopedi Tasawuf (Jakarta: PT. Anakasa, 2008), h. 1325.

8M. Yunus A. Hamid, Risalah Singkat Thariqah al-Tijany (Jakarta: Yayasan Pendidikan

dan Dakwah Tarbiyah Al-Tijaniyah, 2008), h. 11.

Page 33: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

22

Khalwatiyah. Syekh itu mengatakan bahwa Ahmad al-Tijani mempunyai potensi

sebagai wali qutub9 yang dominan. Ahmad al-Tijani meninggalkan tanah Arab

pada tahun 1191 H, Ahmad al-Tijani menetap di Tilmisan. Setelah itu, ia pergi ke

Syalalah dan tinggal di Sidi Abi Samghun.10

Deskripsi di atas menggambarkan bahwa Syekh Ahmad al-Tijani telah

memiliki berbagai keilmuan yang cukup mendalam sebagai seorang pemimpin

tarekat dan berbagai isyarat yang diterima oleh guru-guru tarekat semakin

mempertegas dirinya menjadi seseorang yang mempunyai tingkat derajat yang

agung di sisi Allah SWT. Akan tetapi, Syekh Ahmad al-Tijani nampaknya tidak

mengambil salah satu tarekat yang di pelajari sebagai tarekatnya, walaupun guru-

gurunya telah memberikan izin talkin kepadanya.

Puncak perjalanannya dalam berimplementasi dengan berbagai bentuk

tarekat baik wirid, amalan-amalan tarekat, puasa dan uzlah (mengasingkan diri

dari kehidupan sosial) membawa Syekh Ahmad al-Tijani berjumpa dengan

Rasulullah SAW. dalam keadaan terjaga, sadar (Yaqzah), bukan mimpi.

Dalam tradisi tasawuf, melihat Rasulullah SAW. walaupun sudah wafat

bisa terjadi dan bisa dilakukan oleh seorang wali. Paham demikian didasarkan

pada beberapa hadis yang menyebutkan bahwa seorang wali dapat melihat

Rasulullah SAW. secara sadar (Yaqzah) ataupun dalam mimpi. Melihat

9Wali qutub adalah manusia terbaik yang mengumpulkan seluruh keutamaan. Baik dalam

sifat kemanusiaan, ibadah dan kedekatannya dengan Allah. Seorang qutub merupakan khalifah

Rasulallah SAW. dalam menjaga keseimbangan alam. Kedudukan wali qutub merupakan

kedudukan tertinggi yaitu sebagai poros dan markas dari seluruh wali dan dalam setiap masa

hanya ada satu orang qutub. Lihat Sholeh Basalamah dan Misbahul Anam, Tijaniyah Menjawab

dengan Kitab dan Sunnah (Jakarta: Kalam Pustaka, 2006), h. 27 dan Usman Said, dkk., Pengantar

Ilmu Tasawuf (Sumatera Utara: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Institut Agama

Islam Negeri, 1982), h. 126. 10

Ahmad Rohman, ed., Ensiklopedi Tasawuf (JakartaAnakasa, 2008), h. 1325.

Page 34: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

23

Rasulullah SAW. secara sadar ataupun dalam mimpi berarti melihat Rasulaullah

SAW. secara benar, bukan khayalan. Hadis yang dijadikan sebagai sumber acuan

para sufi dan ahli tarekat tentang paham melihat Rasulullah SAW. adalah Hadis

dari Imam Bukhari11 dan Hadis dibawah inilah yang dijadikan referensi oleh para

jamaah tarekat Tijaniyah yang meyakini bahwa seseorang dapat bertemu dengan

Rasulullah SAW.

هن رانى فى الونام فسيرنى فى اليقظة

Artinya: “Siapa yang melihatku dalam tidurnya, maka akan melihatku dalam

terjaga”.(HR. Imam Bukhari)

ها هن احذ يسلن علي اال رد اهلل علي روحي حتى ارد عليه السالم

Artinya: “Tidak ada seorangpun yang menyampaikan salam kepadaku, kecuali

Allah mengembalikan ruhku. Sehingga aku dapat menjawab

salamnya”. (HR. Abu Daud)

Ketika pertemuan itu, Rasulullah SAW. mentalkinkan zikir/wirid berupa

istighfar 100 kali dan shalawat 100 kali. Pada waktu itu, Syekh Ahmad al-Tijani

mendapatkan izin penuh dari Rasulullah SAW. untuk mentalkinkan wirid tarekat

Tijaniyah kepada setiap orang yang memintanya dan sejak saat itu juga Rasulullah

SAW. selalu mendampinginya dan tidak pernah hilang dari pandangannya.

Peristiwa ini kemudian dikenal dengan sebutan al-Fath al-Akbar yaitu

terbukanya tirai yang menghalangi antara seseorang dengan Rasulullah SAW. Hal

ini terjadi pada usia 46 tahun bertepatan dengan tahun 1196 H/1776 M, sewaktu

beliau melakukan perjalanan dari Desa Tilmisan ke Syalalah dan Abi Samghun.

11

Sholeh Basalamah dan Misbahul Anam, Tijaniyah Menjawab dengan Kitab dan

Sunnah. (Jakarta: Kalam Pustaka, 2006), hal. 118.

Page 35: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

24

Syalalah dan Abi Samghun adalah sebuah desa yang berdekatan dengan sahara

timur Negara Maroko. Syekh Ahmad al-Tijani tinggal di Syalalah sampai tahun

1199 H, kemudian ke Abi Samghun.

Pada tahun 1200 H, Rasulallah SAW. menemui Syekh Ahmad al-Tijani

lagi dengan menyempurnakan pengajaran wiridnya dengan bacaan tahlil. Wirid

inilah yang merupakan embrio (cikal-bakal) tarekat Tijaniyah, yang kemudian

para jamaah tarekat Tijaniyah mengamalkannya dan menyebutnya dengan wirid

lazim yaitu

Istighfar

Shalawat Nabi

Hailallah

Sejak peristiwa itu, Syekh Ahmad Tijani mengakhiri afiliasinya dengan

berbagai tarekat yang sebelumnya telah ia jalani yakni Qadariyah, Khalwatiyah,

Syadziliyyah, Nashiriyah dan tarekat yang bersumber dari Ahmad al-Habib bin

Muhammad. Keputusannya ini ia ambil dengan alasan Rasulullah SAW.

memerintahkan dirinya untuk memutuskan afiliasinya dengan empat tarekat ini

dan mendapatkan perintah untuk mengajarkan wirid yang ia peroleh dari

Rasulullah SAW. secara Yaqzah (Sadar). Al-Tijani mengaku hanya Rasulullah

SAW. satu-satunya guru baginya.

الهنة لوخلوق عليل هن هشايخ الطريق فأنا واسطل وهوذك على التحقيق فاترك

.عنل جويع هاأخذت هن جويع الطريق

Page 36: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

25

Artinya : “Tak ada pemberian untuk guru-guru tarekat atas kamu. Maka akulah

wasithah (perantaramu) dan pemberi (pembimbingmu). Karena itu,

tinggalkanlah semua yang kamu ambil dari semua tarekat”.12

Pada bulan Muharram tahun 1214 H/1794 M, Syekh Ahmad Al-Tijani

telah sampai pada martabat kutub teragung al-Quthbaniyat al-„udhma yang

artinya ia telah memperoleh derajat tertinggi diantara yang tinggi dalam hirarki

wali yang ada. Pada tanggal 18 tahun 1214 H, ia juga di anugrahi sebagai al-

Khatmu al-Auliya al-Maktum (penutup para wali yang tersembunyi). Kedudukan

ini menyiratkan bahwa tidak ada lagi wali yang lebih tinggi dari pada dirinya.

Peristiwa inilah yang diperingati setiap tahun sekali yang lazim disebut Iedul

Khatmi al-Tijani. Akhirnya Syekh Ahmad Al-Tijani melakukan perjalanan ke

kota Fez kemudian tinggal disana sampai meninggal dunia pada tanggal 12

Syawal 1230 H/22 September 1815 pada usia 80 tahun dan dimakamkan di Fez,

Maroko.

B. Sejarah Masuknya Tarekat Tijaniyah Di Cempaka Putih

Keberadaan tarekat Tijaniyah di Pondok Pesantren Al-Umm Cempaka

Putih Kecamatan Ciputat erat kaitannya dengan hadirnya K.H. Misbahul Anam13

sejak tahun 1994 sampai sekarang. Sebelum menjadi Muqaddam, beliau sempat

belajar berbagai ilmu dzahir seperti tafsir, hadits, fikih, kalam dan ilmu-ilmu

bahasa arab. Ia pernah belajar di Pondok Pesantren al-Islah Semarang pada tahun

12

A.Fauzan Adhiman Fathullah, Thariqah Tijaniyah: Mengemban Amanat Lil „Alamin.

(Kalimantan Selatan: Yayasan Al-Ansari Banjarmasin, 2007), hal. 108. 13

Nama lengkapnya adalah Misbahul Anam bin Tirmidzi al-Syafi‟i. Lahir di Jatirokeh,

Jatibarang Brebes, Jawa Tengah pada tanggal 4 Maret 1966. Sejak kecil dalam asuhan langsung

ayahnya, K.H. Turmudzi. Baik dalam ibadah, berakhlak maupun memahami kitab-kitab salaf.

Page 37: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

26

1987 dan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 1991. Dari berbagai keilmuan yang ia peroleh, K.H. Misbahul Anam mulai

mengajarkan dan mengembangkan tarekat Tijaniyah di Tangerang, Ciputat dan

Jakarta. Keyakinan yang kuat dan usaha keras membuat tarekat ini dapat diterima

oleh masyarakat dan mendapat sambutan yang positif dalam berbagai kegiatan

ketarekatan, khususnya Desa Cempaka Putih.

Perkembangan tarekat ini berawal dari diangkatnya K.H. Misbahul Anam

menjadi muqaddam14

atau dalam istilah lain disebut Mursyid. Beliau dibai‟at atau

ditalqin menjadi muqaddam oleh K.H. Syaikh Muhammad bin Ali Basalamah dari

Jatibarang Brebes. Berbagai pengalaman spiritual dan amanat yang diperoleh

memberikan motivasi untuk lebih banyak mengamalkan dan mengembangkan

tarekatnya. Hal ini tidak disia-siakan oleh K.H. Misbahul Anam ketika beliau

mulai tinggal dan menetap di desa Cempaka Putih beserta keluarganya.

Tarekat Tijaniyah disebar luaskan dengan cara pendekatan-pendekatan

secara personal terhadap orang yang dikenal dengan baik, memberikan berbagai

tausiah di berbagai tempat, dari berbagai pengajian, dari masjid ke masjid, dan

mushalla ke mushalla. Ketika beliau menyampaikan ceramah dalam berbagai

kesempatan, kerap kali memberikan ajaran-ajaran Syeikh Ahmad al-Tijani dan

dilanjutkan dengan gerakan keagamaan yang lain. Cara seperti ini sangat efektif

untuk menarik perhatian dan secara cepat menarik banyak pengikut.

Kehadiran K.H. Misbahul Anam memberikan warna baru dalam dunia

tasawuf dengan ajaran-ajaran tarekat Tijaniyah. Sehingga masyarakat merasa ada

14

Muqaddam adalah seseorang yang diberi otoritas sebagai Syaikh. Maksudnya

muqaddam memiliki otoritas untuk membai‟at para penempuh awal jalan spiritual baru (murid) ke

dalam tarekat yang dipimpinnya dan memberikan amalan spiritual.

Page 38: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

27

sesuatu yang berbeda dan mulai tumbuh rasa ingin tahu tentang tarekat Tijaniyah

hingga akhirnya mereka tertarik dan melakukan bai‟at (dibai‟at). Perkembang

tarekat Tijaniyah terbilang cukup cepat15 tetapi tidak dipungkiri bahwa

perjalanannya juga mendapatkan hambatan dari kalangan yang kurang respek

pada ajaran-ajaran al-Tijani. Beliau kerap kali mendapatkan isu-isu yang kurang

menyenangkan. Salah satunya adalah tarekat Tijaniyah dianggap sangatlah mistis

dan tidak masuk akal. Tarekat Tijaniyah dicurigai sebagai gerakat tarekat yang

diindikasi sebagai ajaran sesat. Tetapi prasangka itu akhirnya dapat dicairkan

manakala diketahui bahwa tarekat Tijaniyah adalah bagian dari tarekat mu‟tabarah

yang diakui oleh para ulama NU.16

Hal ini disebabkan adanya perbedaan ide pemikiran dan masyarakat

Cempaka Putih yang mulai berfikir secara kritis dan berintelektualitas yang cukup

tinggi. Pemahaman tentang tasawuf atau tentang tarekat yang berbeda menambah

kesenjangan pada setiap kalangan. Faktor wilayah dan tradisi kebudayaan juga

sangat menentukan adanya permasalahan, apalagi Desa Cempaka Putih tergolong

daerah perkotaan yang jauh dari hal-hal mistik dan wilayah yang diselimuti oleh

pendidikan (banyaknya perguruan tinggi).

Problem-problem yang muncul tidak terlalu ditanggapi oleh K.H.

Misbahul Anam karena menurutnya hal itu adalah bentuk respon masyarakat dan

efek dari munculnya tarekat Tijaniyah yang terbilang baru di kalangan masyarakat

15

Perkembang tarekat Tijaniyah terbilang cukup cepat karena dalam kurun waktu 3

tahun, K.H. Misbahul Anam dapat merekrut pengikutnya dan mendirikan Pondok Pesantren al-

Umm yang notabennya beliau masih tergolong muda, baru berumur 28 tahun. 16

Keputusan muktamar NU ke-6 di Cirebon pada bulan Agustus 1931 dan dipimpin oleh

KH. Hasyim Asy‟ari yang menyatakan bahwa tarekat Tijaniyah dengan segala bentuk prakteknya

dinyatakan mu‟tabarah atau sah. Keputusan ini didukung oleh ulama lain seperti KH. Wahab

Khasbullah, KH. Ma‟sum dari Lasem, dan KH. Ali Ma‟sum mantan Rais Am NU.

Page 39: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

28

mereka. Ia hanya melakukan pendekatan secara pribadi dan memberikan

penjelasan-penjelasan yang secara logika dapat diterima atau masuk akal. Lambat

laun, mereka mulai memahami apa itu tarekat Tijaniyah dan menerimanya.

Bahkan, mereka ikut serta dalam kegiatan ketarekatan yang dilakukan secara

rutin. Perjalanan tarekat Tijaniyah pun terus dilakukan bahkan semakin gencar

sampai ke wilayah-wilayah yang lain.

Menurut K.H. Misbahul Anam, penyebaran ajaran tarekat Tijaniyah

dilakukan tiga tahun sebelum berdirinya Pondok Pesantren al-Umm.17

Dengan

kata lain masuknya tarekat Tijaniyah di Desa Cempaka Putih tiga tahun lebih awal

ketimbang berdirinya Pondok Pesantren al-Umm yang kini menjadi pusat

pendidikan gerakan tarekat Tijaniyah.

K.H. Misbahul Anam selain sebagai muqaddam, beliau juga dikenal luas

sebagai pengasuh banyak Majlis Ta‟lim yang diselenggarakan masyarakat.

Misalnya, Majlis Ta‟lim Masjid Ittihad al-Muslimin (Ancol) Jakarta Utara, Masjid

al-Inayah Ciganjur, Masjid Halimah al-Sa‟diyah Cikokol, Masjid Baitur Rahim

Ciputat dan lain-lain. Sehingga pengajian rutin ini mampu menjadi wadah

pengembangan ajaran tarekat Tijaniyah. Perkembangan selanjutnya barulah

mendirikan Pondok Pesantren al-Umm.

Sejak tanggal 17 Agustus 1997, Pondok Pesantren al-Umm didirikan dan

menjadi pusat tarekat Tijaniyah yang saat ini memiliki pengaruh di lingkungan

masyarakat Ciputat, bahkan Jabodetabek. Dari pengamatan penulis, Pondok

17

Menurut K.H. Misbahul Anam, ia sempat mengajar dan menyebarkan tarekat Tijaniyah

ke berbagai tempat, misalnya di Masjid al-Ikhlas Tanah Abang tiga tahun sebelum berdirinya

Pondok Pesantren al-Umm, wawancara pribadi dengan pimpinan Pondok Pesantren al-Umm,

Tangerang, 12 April 2011.

Page 40: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

29

Pesantren al-Umm berdiri di atas tanah seluas 600 meter persegi akan tetapi

memegang pimpinan sentral tarekat ini di wilayah tersebut. Hal ini didasarkan

pada beberapa faktor, seperti model kepemimpinan K.H. Misbahul Anam yang

sangat progresif, letak Pondok Pesantren al-Umm yang sangat strategis, tarekat

yang terbuka, merespon perkembangan dan tidak ekslusif.

C. Perkembangan Tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih

Tarekat Tijaniyah yang berkembang secara cepat di masyarakat Cempaka

Putih disebabkan adanya hubungan yang baik antara tarekat dengan berbagai

faktor. Seperti faktor sosial, ekonomi, politik dan keagamaan. Faktor-faktor ini

sangat berpengaruh pada dinamika kultural yang menyertai kehidupan masyarakat

di daerahnya.

Hubungan yang baik antara tarekat dengan berbagai faktor mewujudkan

berdirinya Pondok Pesantren al-Umm pada tanggal tanggal 17 Agustus 1997.

Berdirinya Pondok Pesantren al-Umm juga memudahkan K.H. Misbahul Anam

untuk menerapkan berbagai bentuk keagamaan layaknya pondok-pondok

pesantren di wilayah lain yang mengajarkan berbagai disiplin ilmu baik ilmu

keagamaan atau ilmu kebatinan. Tetapi K.H. Misbahul Anam juga mewarnai

pondok pesantrennya dalam ajaran-ajaran tarekat Tijaniyah atau terselubung

dalam Tarbiyah al-Tijani.

Pondok Pesantren al-Umm bersifat dwi fungsi artinya Pesanren al-Umm

sebagai lembaga pendidikan secara formal yang berfungsi mengembangkan ilmu-

Page 41: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

30

ilmu syariat Islam dan pengembangan tarekat untuk membangun esoterik Islam

baik kalangan muda maupun tua.

Pondok Pesantren al-Umm mengajarkan berbagai disiplin ilmu agama.

Seperti tauhid, akhlak, ulumul qur‟an, ulumul hadist, tafsir, usul fiqh dan lain-

lain. Ajaran tarekat Tijaniyah yang diambil dari kitab-kitab pokok Tijaniyah pun

kerap kali dibahas dalam waktu-waktu tertentu oleh K.H. Misbahul Anam dengan

berbagai referensi seperti Jawahirul Ma‟ani wa Bulugh al-Amâny fi Faidli Sayyidi

Abil Abbas al-Tijani, Bughiyatul Mustafidz, Al-Faidh Al-Rabbani, Al-Ahzab wa

Aurad dan lain-lain. Kitab-kitab ini juga dijadikan rujukan oleh para muqaddam

dan pengikut tarekat Tijaniyah di pesantren-pesantren yang lain. Sehingga Pondok

Pesantren al-Umm boleh dikatakan bercorat tasawuf (tarekat).

Bimbingan tarekat atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Tarbiyyah al-

Tijani”18 dilakukan secara rutin setiap hari Jumat untuk melakukan amalan-amalan

tarekat yaitu zikir bersama dan diselingi tausiyah oleh K.H. Misbahul Anam

sebagai pimpinan pondok pesantren sekaligus muqaddam Tijaniyah di Cempaka

Putih. “Tarbiyyah al-Tijani” dikuti oleh para santri Pondok Pesantren al-Umm

dan dibuka untuk umum, baik pengikut tarekat Tijaniyah maupun yang bukan

pengikut tarekat Tijaniyah.

Saat ini dipesantren tersebut bermukim 100 orang santri sekaligus ikhwan

Tijani. Sedangkan jumlah keanggotaan pengikut tarekat Tijaniyah di luar

pesantren yaitu Desa Cempaka Putih sendiri tidak dapat diketahui dengan pasti

karena penerimaan anggota baru dilaksanakan secara alamiah, tidak melalui

18

Tarbiyah al-Tijani adalah sebuah istilah yang dipakai oleh kalangan tarekat Tijaniyah

untuk memberikan pendidikan pada jam‟ahnya. Muqaddam akan memberikan pendidikan secara

bertahap dan terus menerus sampai pada tingkat ma‟rifat.

Page 42: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

31

proses administrasi yang bersifat birokratis. Sebab, seseorang yang akan

memasuki tarekat ini tidak diwajibkan memenuhi syarat-syarat administrasi.

Seperti, mengisi formulir pendaftaran, mengumpulkan foto, fotokopi KTP, dan

lain-lain.

Pengikut tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih mempunyai latar belakang

yang beragam, mulai dari pengusaha, pedagang, pegawai negeri, sopir dan lain-

lain. Mereka memang membutuhkan ketenangan, kedamaian, penyelesaian dari

persoalan baik lahiriyah maupun batiniyah, terutama ingin lebih dekat dengan

Allah SWT. Akan tetapi ada juga yang masuk tarekat Tijaniyah yang tidak

didasari oleh persoalan yang terjadi pada dirinya. Mereka sadar dan ingin

memperdalam tarekat Tijaniyah yang sudah dikenal bahkan dicintainya. Seperti

dari santri Pondok Pensantren al-Umm itu sendiri yang mayoritas dari kalangan

pelajar, baik pelajar SMU atau mahasiswa yaitu perguruan tinggi agama seperti

UIN Jakarta, IIQ, PTIQ atau Universitas Muhamadiyah Jakarta.

Seorang murid telah dianggap resmi menjadi pengikut atau ikhwan Tijani

dengan adanya ritual bai‟at dari muqaddam dan untuk menjadi pengikut tarekat

Tijaniyah tidak dibatasi usia, intelegensi dan syarat-syarat umum lainnya. Akan

tetapi, K.H. Misbahul Anam biasanya akan mempertanyakan apakah seseorang itu

sudah melaksanakan salat lima waktu dengan baik atau belum, sejauh mana

seseorang telah menjalankan syariat agama Islam dan berhubungan dengan

keinginan sesorang untuk masuk tarekat Tijaniyah. Muqaddam akan mentalqinnya

jika seseorang telah memenuhi syarat pertama dan utama untuk bisa masuk tarekat

Tijaniyah yaitu menjalankan salat lima waktu.

Page 43: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

32

Pada awalnya, ritual pembaiatan dilakukan oleh Syekh Sholeh Basalamah

sebagai muqaddam sekaligus guru dari K.H. Misbahul Anam atau muqaddam

yang lain. Akan tetapi, sekarang ritual pembaiatan dilakukan oleh K.H. Misbahul

Anam sendiri sejak mendapatkan amanat dan restu guru untuk mentalqin.

K.H. Misbahul Anam mempunyai banyak alasan kenapa mendirikan

Pondok Pesantren al-Umm sekaligus menerapkan pengajaran dalam corak tarekat

Tijaniyah. Ia mengatakan Pondok Pesantren al-Umm berdiri untuk kemaslahatan

umat, menyebarkan nilai-nilai Islam kedalam kehidupan aktual masyarakat dan

visi misinya adalah membentuk ulama plus dengan maksud mencetak ulama yang

berintelektual sunni dan berintelektual yang salafi.19 Adanya generasi muda yang

berintelektual tinggi, diharapkan dapat memperbaiki masa depan jangka panjang

yaitu akhirat tanpa mengesampingkan tanggungjawabnya sebagai generasi Islam

yang ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai peran kemasyarakan. Keterlibatan

pesantren sekaligus tarekat Tijaniyah dalam tranformasi sosial sebenarnya muncul

karena kebutuhan masyarakat sehingga pesantren tidak akan terlepas dari berbagai

kepentingan masyarakat.

Tarekat Tijaniyah dalam nuansa pesantren selalu berhubungan erat dengan

masyarakat. Hal ini mematahkan argumen yang mengatakan bahwa tarekat

bersifat mistik dan tertutup, ternyata tarekat Tijaniyah sangatlah terbuka. Oleh

karena itu, kehadiran Pondok Pesantren al-Umm sekaligus tarekat Tijaniyah

mudah diterima dan berkembang di masyarakat Cempaka Putih. Baik kalangan

pemuda, pelajar sampai orang tua.

19

Wawancara Pribadi dengan K.H. Misbahul Anam Sebagai Pimpinan Pondok Pesantren

al-Umm, Tangerang, 12 April 2011.

Page 44: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

33

D. Ajaran-ajaran Tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih

Semua tarekat mu‟tabarah mempunyai sanad yang sambung sampai

dengan baginda Rasulullah SAW. dan masing-masing mempunyai wirid dan

keutamaan sendiri-sendiri. Jika diperhatikan, semua tarekat mempunyai kesamaan

yaitu wirid yang wajib diamalkan tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan

sunnah Nabawiyah, dengan tujuan yang sama yaitu mendekatkan diri kepada

Allah SWT. (sampai pada Ma‟rifat ilallah). Sedangkan perbedaannya adalah dari

segi metode atau melakukan wirid yang diajarkan guru atau mursyid. Semua

tarekat yang ada, zikir yang dibaca tidak menyimpang yaitu istighfar, shalawat,

hailallah, asmaul husna dan ayat-ayat Al Qur‟an. Metode melakukan wirid dan

penekanan terhadap komponen juga berbeda, ada yang menekankan pada

shalawat saja, atau hanya hailallah saja atau lafad Allah saja, ada juga yang

kombinasi dan lain-lain. Wirid tarekat al-Tijani sendiri meliputi kesemuanya yaitu

istighfar, shalawat dan hailalah.

Amalan wirid dalam tarekat Tijaniyah terdapat tiga unsur pokok, yaitu

istighfar, shalawat dan hailallah.

Ketiga unsur pokok dalam tarekat Tijaniyah yaitu istighfar, shalawat dan

hailallah adalah substansi dalam kerangka teori tasawuf yang menjadi kerangka

yang saling berkesinambungan dalam proses-proses pencapaiannya. Istighfar pada

intinya menjadi proses upaya menghilangkan noda-noda rohaniah dan

menggantinya dengan nilai-nilai suci. Sebagai tahap pemula dan sarana untuk

memudahkan sasaran pendekatan diri kepada Allah SWT. Shalawat, sebagai

unsur kedua menjadi materi pengisian setelah penyucian jiwa yang mengantarkan

Page 45: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

34

manusia yang bermunajat mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan menjadi

media perantara antara manusia sebagai salik dengan Allah SWT. sebagai zat

yang dituju. Sedangkan materi (substansi) yang sangat efektif untuk

mengantarkan manusia menghadap dan menyatukan diri dengan Allah SWT.

adalah kalimat zikir yang mempunyai makna dan fungsi tertinggi di sisi Allah

SWT, yaitu Tahlil (makna lain dari inti tauhid) yaitu Lâilâha Illa Allah.20

Ketiga unsur ini menunjukan struktur tahapan upaya berada di sisi Tuhan.

K.H. Ikhyan Badruzzaman mengatakan bahwa tiga unsur wirid tarekat Tijaniyah

yang dimaksud yakni istighfar, shalawat dan tahlil merupakan satu rangkaian

tahap persiapan yang berkesinambungan. Tahap pertama: istighfar, berfungsi

sebagai tahap pembersihan jiwa dari noda-noda maksiat dan perilaku yang

bertentangan dengan perintah Allah SWT. Pembersihan ini, sebagai tahap

persiapan menuju tahap pengisian jiwa dengan rahasia-rahasia shalawat. Tahap

kedua: shalawat, berfungsi sebagai cahaya penerang hati, pembersih sisa-sisa

kotoran, dan pelebur kegelapan hati. Tahap ketiga: Tauhid (makna lain dari inti

tahlil), sebagai tahap menuju berada disisi Tuhan sedekat mungkin.21

Bentuk amalan wirid tarekat Tijaniyah terdiri dari dua jenis yaitu (1) wirid

lazimah (kewajiban), yakni wirid-wirid yang wajib diamalkan oleh setiap murid

Tijaniyah dan memiliki ketentuan pengamalan dan waktu tertentu serta menjadi

ukuran sah tidaknya menjadi murid Tijaniyah. (2) Wirid ikhtiariyah yakni wirid

yang tidak mempunyai ketentuan kewajiban untuk diamalkan dan tidak menjadi

ukuran sah atau tidaknya menjadi murid Tijaniyah.

20

Ikhyan Badruzzaman, Thariqat Tijaniyah di Indonesia (Garut: Zawiyah Thariqat

Tijaniyah, 2007), h. 15 21

Ikhyan Badruzzaman, Thariqat Tijaniyah di Indonesia, h. 115

Page 46: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

35

Adapun 2 macam amalan dalam tarekat Tijaniyah antara lain:

A. Wirid Lazimah (kewajiban)22

1. Wirid Lazimah yaitu istighfar 100 kali, shalawat 100 kali, hailallah 100 kali

Wirid Lazimah, harus dikerjakan 2 kali setiap hari (pagi dan sore) dan

dilaksanakan secara munfarid (perseorangan), bacaannya tidak boleh

dikeraskan. Untuk waktu pagi, pelaksanaannya adalah setelah shalat subuh

sampai datangnya waktu duha. Untuk waktu sore, pelaksanaannya setelah

shalat asar sampai datangnya waktu shalat isa. Jika ada uzur, waktu wirid

lazimah pagi bisa dimajukan sampai datangnya waktu magrib. Sedangkan,

wirid lazimah sore hari bisa dimajukan sampai datangnya waktu subuh. Jika

seseorang meninggalkannya, maka dia wajib mengqadha.

2. Wirid Wazifah,23 yaitu istighfar 30 kali, shalawat fatih 50 kali24, hailallah

100 kali, jauharotul kamal 12 kali.25

Wirid wazifah dilakukan cukup 1 kali dalam sehari semalam dan tidak

dibatasi oleh ketentuan waktu, boleh pagi atau sore. Jika mampu istiqamah,

bisa dua kali sehari semalam. Pelaksanaan wirid wazifah sebaiknya secara

berjama‟ah. Tetapi, boleh dilakukan sendiri-sendiri. Orang yang

meninggalkan wirid wazifah tidak wajib mengqadanya.

3. Zikir Hailallah (lâilâha illa allah) sebanyak 1000 / 1200 / 1600 kali atau

tanpa hitungan sampai menjelang adzan magrib.

22

A. Fauzan Adhiman Fathullah, Thariqah Tijaniyah: Mengemban Amanat Lil „Alamin

(Kalimantan Selatan: Yayasan al-Ansari Banjarmasin, 2007), h. 195. 23

Tentang teks wirid ini lihat lampiran. 24

Tentang teks shalawat fatih lihat lampiran. 25

Tentang teks jauharatul kamal lihat lampiran.

Page 47: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

36

Dikerjakan satu minggu sekali, yaitu setiap hari Jum‟at selesai salat

asar. Diutamakan zikir secara berjama‟ah. Jika wirid hailallah dilakukan

munfarid (sendirian) karena ada halangan, maka harus dilaksanakan dengan

ketentuan membaca zikir sebanyak 1600 kali atau minimal 1000 kali dan tidak

di haruskan sampai datangnya waktu magrib.

B. Aurad Ikhtiyari

Wirid ini adalah wirid tambahan, tidak wajib dilakukan, hanya saja sangat

dianjurkan bagi mereka yang bisa memeliharanya dengan istiqamah, seperti

istighatsah, berbagai macam shalawat, hizib-hizib seperti hizbus saifi, hizbul

mughni, hizbul bahar dan lain-lain. Jika ingin mengamalkan harus ada izin dari

muqaddam yang berhak memberi izin .

Tradisi tarekat Tijaniyah, terdapat syarat-syarat, dan peraturan seperti

syarat masuk tarekat Tijaniyah, kewajiban atas Ikhwan Tijani, larangan atas

Ikhwan Tijani, peraturan dan cara melaksanakan zikir tarekat Tijaniyah. Syarat

untuk masuk dan dibaiat menjadi ikhwan Tijani antara lain a). Tidak mempunyai

wirid tarekat lain. Jika calon Ikhwan Tijani itu telah masuk tarekat selain tarekat

Tijaniyah, maka tarekatnya itu harus dilepas, sebab tarekat Tijaniyah tidak boleh

dirangkap dengan tarekat lain, b). Yang mentalqinnya telah mendapat izin yang

sah untuk memberi wirid, c). Mendapatkan izin mengamalkan wirid tarekat

Tijaniyah.

Selain aturan-aturan di atas, bagi pengikut tarekat yang telah menjadi

ikhwan tarekat Tijaniyah, maka ada beberapa kewajiban yang harus dipatuhi yaitu

harus menjaga syari‟at, harus menjaga salat lima waktu, harus mencintai Syekh

Page 48: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

37

Ahmad al-Tijani selama-lamanya, harus menghormati siapa saja yang ada

hubungannya dengan Syekh Ahmad al-Tijani, harus menghormati semua wali

Allah SWT. dan semua tarekat, harus mantap pada tarekat (tidak ragu-ragu),

selamat dari mencela tarekat Tijaniyah, harus berbuat baik dengan kedua orang

tuanya, harus menjauhi orang yang mencela tarekat Tijaniyah, harus

mengamalkan tarekat Tijaniyah sampai akhir hayatnya.

Larangan atas ihwan tarekat Tijaniyah yaitu: a). Tidak boleh mencaci,

benci, dan memusuhi Syekh Ahmad bin Muhammad a-Tijani. b). Tidak boleh

ziarah kepada wali yang bukan Tijani. c). Tidak boleh memberikan wirid tarekat

Tijaniyah pada orang lain tanpa izin yang sah (sebelum dilantik jadi muqaddam).

d). Tidak boleh meremehkan wirid tarekat Tijaniyah, seperti mengakhirkan

waktunya tanpa udzur syar‟i, atau mengerjakan secara asal-asalan. e) Tidak boleh

memutuskan hubungan dengan siapapun tanpa ada izin syar‟i terutama kepada

ikhwan. f) Tidak boleh merasa aman dari makrillah (ancaman murka Allah SWT).

Peraturan melakukan zikir yaitu 1) Suara dalam keadaan normal, bacaan

zikir harus terdengar oleh telinga si pembaca. 2) Harus suci dari najis, baik

pakaian, tempat, dan apa saja yang dibawanya. 3) Harus suci dari hadast (hadast

besar maupun hadast kecil). 4) Harus menutupi aurat sebagaimana shalat bagi pria

maupun perempuan. 5) Tidak boleh berbicara. 6) Harus menghadap qiblat. 7)

Harus duduk. 8) Harus ijtima‟ dalam melaksanakan wirid wadzifah dan hailallah

setelah shalat asar pada hari Jumat apabila di daerahnya ada ikhwan.

KH. Misbahul Anam telah melaksanakan syarat dan peraturan-peraturan

al-Tijani di Pondok Pesantren al-Umm. Hal ini terlihat ketika K.H. Misbahul

Page 49: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

38

Anam dan ikhwan Tijani melaksanakan wirid bersama setiap Jumat dari setelah

salat asar sampai magrib. Peraturan melakukan zikir diterapkan dengan baik. Para

ikhwan Tijani melakukan amalan wirid dengan bersilah kemudian berkonsentrasi

untuk melakukan tawasulan yaitu megirimkan fatihah kepada guru-guru atau

mursyid dan membaca berbagai zikir.

Pelaksanaan wirid wazifah atau hailallah yang dilakukan setiap Jumat

secara rutin dimulai dengan duduk melingkar atau berhadap-hadapan membentuk

segi empat dan tidak boleh ada yang kosong, maksudnya harus rapat antara lutut

dengan lutut. Dibaca dengan sedang dengan ukuran ikhwan sebelahnya dengar,

kompak dan teratur. Pembacaan wirid memang dianjurkan secara sedang karena

jika membaca dengan keras dianggap tidak baik. Wirid wazifah dilakukan setelah

salat asar sampai magrib yang dipimpin oleh KH. Misbahul Anam selaku

muqaddam.

E. Struktur Organisasi Tarekat Tijaniyah

Semua tarekat pasti mempunyai struktur kepemimpinan secara tersusun

dari Kyai atau guru yang memimpin suatu gerakan tarekat sampai kepada murid-

muridnya dan semua pengikut tarekat harus mengetahui susunan mata rantai

(silsilah) tarekat itu. Karena, ajaran tarekat diyakini berasal dari Allah SWT,

kemudian malaikat Jibril yang bertugas menyampaikan kepada Nabi Muhammad

SAW. dan dari Nabi Muhammad SAW. diteruskan kepada salah seorang

sahabatnya. Dari sahabat Nabi itu, ajaran tarekat diwariskan berturut-turut

sedemikian rupa sehingga membentuk mata rantai atau silsilah yang bertujuan

Page 50: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

39

pada Kyai atau guru tarekat kemudian kepada para pengikutnya26. Pengikut atau

murid yang tidak diberi ijazah tidak diperkenankan meneruskan ajaran itu kepada

orang lain. Pelanggaran ketentuan ini merupakan penghianatan.

Adanya silsilah dan ijazah itu merupakan akibat dari doktrin kerahasiaan.

Doktrin itu bertitik-tolak dari ajaran bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW

datang ke dunia membawa dua macam ajaran, yaitu ajaran umum dan ajaran

khusus. Ajaran yang umum adalah agama Islam sebagaimana dianut oleh kaum

muslim seluruhnya. Sedangkan ajaran khusus adalah ajaran tentang bagaimana

mendekatkan diri kepada Allah SWT. yang disampaikan Nabi Muhammad SAW.

kepada salah seorang sahabat yang berkenan di hati beliau.27 Ajaran yang khusus

ini maksudnya adalah ajaran tarekat seperti tarekat Tijaniyah, Qadiriyah,

Sydziliyah, Naqsabandiyah, Khalwatiyah, Syattariyah, Qadiriyah wa

Naqsabandiyah dan tarekat-trekat lain yang telah diakui kemuktabarahannya.

Tarekat Tijaniyah memiliki beberapa istilah dalam keanggotaan tarekat

yang menggambarkan perbedaan tugas, fungsi, hak dan kewajiban mereka

masing-masing. Beberapa istilah tersebut adalah Syaikh, Khalifah, Muqaddam,

dan murid atau ikhwan.

Syaikh dalam arti formal merupakan kedudukan bagi guru utama yang

mendirikan tarekat Tijaniyah yaitu Syaikh Ahmad al-Tijani yang disebut juga

Shahib al-Thariqah. Khalifah adalah orang yang diberi wewenang dan tugas

untuk menyampaikan apa yang diajarkan oleh Syekh kepada muridnya.

26

Nurcholish Madjid, Pesantren dan Pembaharuan: Pesantren dan Tasawuf (Jakarta:

LP3ES, 1988), h. 108. 27

Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan (Jakarta:

Paramadina, 1997), h. 60.

Page 51: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

40

Muqaddam adalah orang yang diberi tugas dan wewenang untuk mentalkin wiri-

wirid yang harus dilakukan oleh murid Tijaniyah. Sedangkan, murid adalah orang

yang menerima talqin dan ijazah tarekat Tijaniyah dari muqaddam secara sah.28

Mursyid dalam tarekat Tijaniyah lebih dikenal dengan muqaddam

sedangkan muridnya lebih dikenal dengan istilah ikhwan Tijani. Ikhwan secara

bahasa artinya saudara. Bagi pengikut Tijaniyah yang baru dibaiat (al-bay‟ah)29

dinamakan ikhwan. Hal ini tidak berbeda dengan tarekat-tarekat yang lain.

Sehingga kata ihkwan menjadi penghubung antara pengikut tarekat yang lama

maupun yang baru. Jika ditinjau dari segi strata sosial, kata ikhwan ini tidak

menunjukan adanya perbedaan kelas.

Adanya silsilah atau mata rantai dalam tarekat bukan suatu hal yang harus

ditutupi tetapi justru harus diketahui, khususnya oleh pengikut tarekat Tijaniyah.

K.H. Misbahul Anam sebagai muqaddam telah dibai‟at oleh Syekh Muhammad

bin Ali Basalamah dari Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah. Berikut ini adalah sanad

dari guru ke guru yang dimiliki K.H. Misbahul Anam sebagai muqaddam tarekat

Tijaniyah.

1. Allah SWT.

2. Nabi Muhammad SAW.

3. Al-Kutbi al-Kamil Syekh Ahmad bin Muhammad al-Tijani

4. Syekh Muhammad al-Basyir bin Muhammad al-Habib

5. Syekh Muhammad al-Kabir bin Muhammad al-Basyir

28

Syamsuri, ed., Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia

(Jakarta: Kencana, 2005), h. 247. 29

Bay‟at adalah ikrar atau pentasbihan untuk masuk dalam sebuah tarekat sufi. Sejatinya,

ikrar dilakukan antara Allah dan hamba-Nya. Tetapi secara praktik, bai‟at senantiasa mengikat

sang murid secara bersama-sama.

Page 52: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

41

6. Syekh Muhammad al-Hafid bin Abdul Latif

7. Syekh Muhammad Hawi bin Anwar

8. Syekh Muhammad bin Ali Basalamah

9. Syekh Misbahul Anam bin Tirmizi al-Syafi‟i al-Tijani.

Struktur kelembagaan menunjukan hirarki kepemimpinan. Struktur

kepemimpinan dalam tarekat Tijaniyah tidak terlembagakan secara istimewa

tetapi hanya menentukan lapisan-lapisan kepemimpinan yang menunjukan

hubungan murid dengan guru atau sesama murid. Bentuk hubungan dalam hirarki

kepemimpinan terdiri dari dua macam: pertama, hubungan vertikal yaitu

hubungan murid dengan guru. Hubungan murid dengan guru yang lebih tinggi

yang dimaknakan muqaddam, khalifah, dan syekh. Kedua, hubungan horizontal

yaitu hubungan sesama murid yang dinamakan “ikhwan” atau “ahli”. Struktur

kelembagaan tersebut berlangsung secara turun temurun, termasuk struktur

kelembagaan yang diterapkan di Pondok Pesantren al-Umm.

Struktur organisasi yang diterapkan di Pondok Pesantren al-Umm tidak

terlembagakan secara sistematis. Maksudnya adalah dasar strukturnya hanya

ditentukan oleh hubungan murid dengan guru atau sesama murid. Walaupun

demikian stuktur yang dilakukan secara tradisional ini ternyata dapat dilakukan

dengan baik tanpa mengurangi tata karma kesopanan yang diajarkan tarekat

Tijaniyah itu sendiri. Dalam praktek, penulis menyaksikan hal itu dalam

kehidupan murid tarekat Tijaniyah di Pondok Pesantren al-Umm. Misalnya

terdapat kerjasama bekerja, pemberi wewenang dan tanggungjawab dan termasuk

usaha untuk mengembangkan diri dan profesi.

Page 53: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

42

F. Hubungan Muqaddam dengan Pengikutnya.

Tujuan tasawuf secara umum adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tetapi apabila diperhatikan, karakteristik tasawuf secara umum terlihat adanya 3

sasaran dari tasawuf. Pertama, tasawuf bertujuan untuk pembinaan aspek moral.

Tasawuf ini pada umumnya bersifat praktis. Kedua, tasawuf bertujuan untuk

ma‟rifatbillah melalui penyingkapan langsung atau metode al-Kasyaf al-hijab.

Tasawuf jenis ini bersifat teoritis. Ketiga, tasawuf bertujuan untuk membahas

sistem pengenalan dan pendekatan diri kepada Allah SWT. secara mistis yaitu

hubungan antara Tuhan dengan makhluk30. Tujuan tasawuf dapat dicapai jika

seorang murid dibantu oleh seorang guru/mursyid yang piawai dalam memahami

jiwa manusia, memahami kekurangan, aib dan penyakit seorang murid.

Mursyid adalah seorang pemimpin kelompok kerohanian, pengawas

murid-murid dalam segala kehidupannya, petunjuk jalan dan sebagai perantara

seorang murid dengan Tuhannya. Seorang guru harus mempunyai tingkat

kerohanian yang tinggi, sempurna ilmu syariatnya, matang ilmu hakikat dan ilmu

ma‟rifatnya. Dengan kata lain seorang mursyid adalah orang yang telah mencapai

rijalul kamal.31 Definisi ini menunjukan betapa pentingnya peranan seorang

mursyid dalam perjalanan spiritul seorang murid. Oleh karena itu, jabatan seorang

mursyid tidak boleh sembarangan orang. Mursyid merupakan orang pilihan yang

telah berhasil mencapai ma‟rifat kepada Allah SWT. dengan kemampuan ilmu

syari‟at, kebersihan jiwa dan hati.

30

Ahmad Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1999), h. 57. 31

Usman Said, dkk., Pengantar ilmu Tasawuf (Sumatera Utara: Proyek Pembinaan

Perguruan Tinggi Agama Institut Agama Islam Negeri, 1982), h. 124.

Page 54: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

43

Hubungan antara murid dengan mursyid seperti pasien dengan

psikoanalisis.32 Guru mengetahui berbagai kerusakan dan aib jiwa muridnya serta

cara yang tepat untuk menerapi jiwa murid dengan berbagai riyadhah,

mujahadah, wirid, zikir dan perbuatan baik lainnya. Sehingga, murid dapat

membersihkan dan menyucikan jiwanya dari berbagai kotoran.

Hubungan antara murid dengan mursyid adalah hubungan penyerahan diri

sepenuhnya, seorang murid harus tunduk, setia dan rela dengan perlakuan apa saja

yang diterima dari mursyidnya. Penyerahan diri dengan sebulat hati dan

keyakinan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi seorang murid dalam

tasawuf. Dalam bentuk apapun, murid tidak boleh membantah karena mursyidlah

yang akan mengantarkan hubungan murid dengan Allah SWT.33 Seorang guru

dalam aliran ini mempunyai kedudukan yang sangat penting dan benar-benar

merupakan pimpinan yang dihormati, dipatuhi atau yang tidak boleh terbantahkan.

Seseorang yang telah dibai‟at menjadi murid, secara sistematis berbagai

aturan atau adab akan berlaku. Baik dalam konteks hubungan guru dengan

mursyid, adab secara pribadi, keluarga dan adab sesama ikhwan serta masyarakat

luas. Ketentuan adab dan proses perjalanan spiritual, dalam praktek tidak

semuanya berlaku sama bagi semua murid, tetapi tergantung pada potensi,

tahapan-tahapan, keadaan murid dan tingkatan murid. Seorang guru akan

menentukan bagaimana jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT. yang akan

32

Amir an-Najar, Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern (Jakarta: Mizan, 2002),

h. 94. 33

Usman Said, dkk., Pengantar Ilmu Tasawuf (Sumatera Utara: Proyek Pembinaan

Perguruan Tinggi Agama Institut Agama Islam Negeri, 1982), h. 124.

Page 55: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

44

ditempuh dengan berbagai metode. Murid hendaknya mencari mursyid yang

benar-benar telah memiliki pengalaman dalam menempuh jalan tersebut.

Hubungan guru dengan murid dalam tarekat Tijaniyah di Pondok

Pesantren al-Umm dibangun berdasarkan tradisi turun-temurun di kalangan Islam

di Jawa. Penghormatan seorang murid terhadap guru sangat dijunjung tinggi

sebagai bakti murid pada guru. Figur seorang guru yang kharismatik sekaligus

pemimpin Pondok Pesantren menjadi alasan kuat seorang murid untuk mematuhi

semua aturan dan etika yang ada. Sehingga terlihat sangat absolut dalam satu

kepemimpinan. Menurut K.H. Misbahul Anam, beliau tidak pernah

mengklasifikasikan muridnya dalam strata sosial. Artinya, K.H. Misbahul Anam

tidak pernah menjaga jarak dan tidak pernah menganggap derajat murid dibawah

dirinya. Menurutnya, guru dan murid itu sama dalam derajat seorang manusia.

Sedangkan dalam tingkatan kerohaniyan, tidak ada yang lebih mengetahui kecuali

Allah SWT. bisa jadi murid lebih tinggi derajat kerohaniannya dari pada guru.34

Hal ini terlihat jelas dalam kegiatan-kegiatan pesantren dan kegiatan ketarekatan

yaitu kerjasama antara K.H. Misbahul Anam dengan murid yang cukup bagus dan

akrab. Jadi penghormatan dan kepatuhan seorang murid terhadap gurunya bukan

karena kepemimpinannya yang absolut, tetapi karena pola fakir yang bersifat

guru-sentris.

Hubungan mursyid dengan murid juga terstruktur karena adanya ajaran-

ajaran Tijaniyah yang mengajarkan pola sikap seorang murid terhadap

34

Wawancara Pribadi dengan K.H. Misbahul Anam Pimpinan Pondok Pesantren al-Umm,

Tangerang, 12 April 2011.

Page 56: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

45

mursyidnya. Seperti yang tercantum dalam syarat dan kewajiban seseorang masuk

tarekat Tijaniyah. Yaitu:

1. Harus mencintai Sayyidina Syekh Ahmad al-Tijani, khalifah, muqaddam

dan penerusnya sampai wafat.

2. Harus menghormati siapa saja yang ada hubungan nasab dengan Sayyidina

Syekh Ahmad al-Tijani.

3. Harus berbakti kepada, ibu, bapak atau suami.

4. Menjaga hubungan baik dengan sesama muslim, apalagi sesama ikhwan

Tijani.

5. Tidak diperkenankan memaki-maki, membenci, atau melakukan

permusuhan kepada guru dan murid-muridnya.

6. Menjauhkan diri dari orang-orang yang mengkritik Syekh Ahmad al-

Tijani.

Ajaran-ajaran tersebut membentuk pola pikir seorang murid yang

mempunyai kewajiban untuk menghormati dan menjaga nama baik seorang guru.

Kewajiban ini diberlakukan untuk semua pengikut Tijani yaitu khalifah,

muqaddam, dan ikwan Tijani sekaligus sebagai syarat masuk tarekat Tijaniyah.

Page 57: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

46

BAB IV

PERAN TAREKAT TIJANIYAH DALAM KEHIDUPAN EKONOMI DI

CEMPAKA PUTIH

A. Ajaran Tarekat Tijaniyah Dalam Kehidupan Ekonomi

Antara agama dan tarekat dengan dunia ekonomi nampakanya ada sesuatu

perbedaan yang mendasar. Ilmu ekonomi selalu menfokuskan pada aktivitas

jasmani, mempelajari bagaimana kita memperoleh kepuasan maksimum melalui

barang dan jasa-jasa meteril. Sedangkan agama menarik perhatian manusia ke

arah yang bertolak belakang yaitu kepada Tuhan, yang berada di atas dan di luar

segala materi; gaib, tidak dapat dilihat, didengar, atau disentuh. Tujuan agama

adalah memulihkan kontak dalam diri manusia yang paling dalam dengan

spiritualnya. Agama bersangkut paut dengan kehidupan spiritual manusia,

sedangkan ekonomi berkaitan dengan kehidupan duniawi kita.1

Perbedaan ini terekspresikan dalam berbagai bentuk ajaran-ajaran agama

yang kerap kali merintangi kemajuan ekonomi. Contoh agama Islam

memberitahukan pada orang-orang muslim bahwa hidup di akhirat lebih baik dari

pada hidup di dunia. Hidup didunia memberikan sedikit kenyamanan di banding

dengan hidup di akhirat. Hal ini menggambarkan perhatian dan kerinduan seorang

muslim pada arah yang berlawanan dengan kehidupan duniawi. Cita-cita spiritual

yang tinggi ini tentu saja berlawanan dengan kerja ekonomi untuk memperoleh

kepuasan materi.

1J. Witteveen, Tasawuf In Action (Jakarta: PT. Serambi, 2004), h. 63.

Page 58: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

47

Dunia tasawuf juga mengenal adanya zuhud. Zuhud menurut Al-Ghazali

diartikan sebagai sikap mengurangi keterikatan kepada dunia dengan penuh

kesadaran. Al-Ghazali melihat bahwa zuhud dimaksudkan untuk tidak tergantung

kepada duniawi, dan hal ini hanya bisa diperoleh melalui tarbiyah ruhani. Al-

Qusyairi mengartikan zuhud sebagai suatu sikap menerima rizki apa adanya.

Apabila seseorang diberi kekayaan, maka ia tidak merasa bangga diri dan apabila

miskin ia pun tidak bersedih karenanya. Pengertian ini menunjukan bahwa zuhud

berarti menanamkan sikap rasa tidak mengikatkan diri terhadap duniawi dan tidak

diikat nafsu duniawi. Sedangakan Ibnu Taymiyah berpendapat bahwa zuhud

adalah meninggalkan segala hal yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat

kelak.2

Tarekat Tijaniyah sendiri tidak menafikan adanya ajaran zuhud. Al-Tijani

mengatakan bahwa zuhud adalah “kosongnya tangan dan hati dari kepemilikan”.3

Zuhud dalam pandangan tarekat Tijaniyah, bukan berarti semata-mata tidak mau

memiliki harta benda dan tidak suka mengenyam nikmat duniawi, tetapi

sebenarnya adalah kondisi mental yang tidak mau terpengaruh oleh harta dan

kesenangan duniawi dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT. Zuhud bukan

menghindar dari keduniawian akan tetapi lebih kepada pemanfaatan yaitu

mempergunakan harta untuk urusan akhirat.4 Seperti yang disampaikan oleh K.H.

Misbahul Anam sebagai berikut :

2Ahmad Khalil, Merengkuh Bahagia dengan Al-Qur’an, Tasawuf, dan Psikologi,

(Malang: UIN Malang Press, 2007), h. 68 3Ali Harazim Ibnu „Arabi, Jawahirul Ma’ani (Mesir: Abbas ibn Salam, 1937), h. 43

4Wawancara dengan K.H. Misbahul Anam Sebagai Pimpinan Pondok Pesantren al-Umm,

Tangerang, 12 April 2011.

Page 59: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

48

“Pengikut Tijaniyah boleh memiliki harta, mempunyai mobil,

menjadi pemimpin, berpenampilan layak dan lain-lain dengan alasan untuk

mendekatkan diri kepada Allah. Jadi, zuhud bukan menghindar dari

keduniawian akan tetapi lebih kepada pemanfaatan yaitu mempergunakan

harta untuk urusan akhirat”.5

Pemahaman al-Tijani tentang zuhud, dapat dibuktikan dengan menelusuri

kehidupan sehari-hari Syekh Ahmad al-Tijani. Ia pernah menduduki “Dewan

Ulama” (Penasihat Sultan) ketika ia berada di Maroko. Selain itu, kebiasan hidup

al-Tijani yang dijalaninya sehari-hari sama seperti yang dilakukan orang biasa. Ia

memiliki rumah cukup besar dan memakai pakaian yang layak. Al-Tijani juga

dikenal sebagai seorang dermawan yang banyak menyedekahkan hartanya. Dalam

kitab Jawahir al Ma’ani ditemukan riwayat yang mengisahkan kedermawanan al-

Tijani. Ia selalu melayani tamunya dengan rasa gembira, dan setiap waktu ia

menghidangkan makanan dan minuman.6 Selanjutnya dinyatakan bahwa pada

setiap hari Jum‟at ia mengumpulkan fakir miskin untuk kemudian ia membagi-

bagikan makanan. Bahkan pada setiap hari ketika memasuki waktu duha ia

mempunyai kebiasaan menjamu masyarakat yang datang dan fakir miskin yang

ada di sekitar tempat tinggalnya.7

Gambaran umum tentang sikap hidup al-Tijani di atas, mengantarkan pada

satu pemahaman bahwa menurut al-Tijani, zuhud bukanlah ajaran untuk menjauhi

dan menolak duniawi. Tetapi lebih kepada pemanfaatan dan bersikap tidak terikat

pada duniawi. Seorang sufi tidak tertutup untuk mempunyai harta kekayaan yang

banyak. Walaupun demikian, kebahagiaan bagi seorang sufi adalah senantiasa

5 Wawancara pribadi dengan K.H. Misbahul Anam, Tangerang, 12 Mei 2011.

6Ali Harazim Ibnu „Arabi, Jawahirul Ma’ni (Mesir: Abbas ibn Salam, 1937), h. 45.

7http://arbiakbar.blogspot.com. Tanggal 13 Juni 2011.

Page 60: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

49

tetap berada pada lingkungan taqarrub ilallah sehingga harta benda atau duniawi,

bukan merupakan hal yang utama dalam kehidupan. Para sufi biasanya merasa

bahagia, apabila mendermakan hartanya kepada orang yang membutuhkan dengan

penuh keikhlasan.

Pemahaman zuhud dalam tarekat Tijaniyah memberikan efek dalam

kehidupan bermasyarakat. Tarekat Tijaniyah melarang pengikutnya untuk

menjauhkan diri dari masyarakat. Syekh Ahmad al-Tijani sendiri selalu

mengaitkan persoalan sosial. Rasulullah SAW. telah memerintahkan kepada

Syekh Ahmad al-Tijani untuk menyebarkan ajaran Tijaniyah dengan cara hidup

bermasyarakat tanpa mengisolasikan diri dari kehidupan sosial masyarakat.

إلزم ىذه الطرٌقة من غٍر خلوة وال اعحزل من الخلٍفة ححى جصل مقامل الذي وعدت بو و

. انث على حالل من غٍر ضٍق وال حرج وال مشرة مجاىدة فاجرك عنل جمٍع االولٍاء

( ٤٣:جواىر المعانً ج اول )

Artinya: “Tekunilah tarekat ini tanpa berkhalwat atau mengisolirkan diri dari

kehidupan sosial kemasyarakatan, sampai kamu mencapai kedudukan

yang telah dijanjikan kepadamu dengan tanpa merasa sempit, sedih

dan tidak pula banyak berusaha keras maka tinggalkanlah semua

wali”.8

Ajaran tarekat Tijaniyah tentang zuhud, nampaknya sangat berpengaruh

terhadap pengikutnya. Pengikut tarekat Tijaniyah di Pondok Pesantren al-Umm

sendiri, tidak pernah mengisolasikan diri mereka dari kehidupan sosial. Justru

terlihat sangat akrab dengan masyarakat. Santri Pondok Pesantren al-Umm

menganggap kehidupan masyarakat sebagai ajang transformasi Islam termasuk

ajaran tarekat Tijaniyah. Berbaurnya santri dengan masyarakat membawa dampak

8Ali Harazim Ibnu Arabi, Jawahirul Ma’ni, h. 43.

Page 61: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

50

positif dalam memperbaiki kehidupan moral masyarakat. Karena ilmu-ilmu Islam

dapat disampaikan (dakwah) secara langsung dan riil, tanpa diskriminasi antara

kaya atau miskin, tua atau muda, berpendidikan atau tidak dan lain-lain.

Tampaknya, K.H. Misbahul Anam sebagai pimpinan tarekat Tijaniyah di

Pondok Pesantren al-Umm juga ingin menegaskan bahwa zuhud bukan berarti

melepaskan diri dari permasalahan kehidupan sosial, apalagi kehidupan zaman

sekarang yang penuh dengan berbagai konflik, baik ekonomi, sains, teknologi,

politik atau persoalan agama itu sendiri. Akan tetapi, bagaimana mencari harta

dan memposisikan harta sebagai perantara mendekatkan diri kepada Allah SWT.

K.H. Misbahul Anam juga berulang kali mengatakan kepada para santri

dan ikhwan tarekat Tijaniyah yang tinggal di sekitar Pondok Pesantren al-Umm

bahwa seseorang itu tidak dilarang untuk memiliki harta yang banyak, hanya saja

ia menekankan agar jangan sampai para ikhwan dan santri terjebak dalam

kesenangan harta kekayaan tersebut. Sebab dengan kekayaan itu seseorang dapat

melakukan ibadah dengan lebih banyak. Hanya dengan tersedianya sarana dan

prasarana, maka seluruh aspek sosial ekonomi dapat diwujudkan. Hal itu

merupakan realisasi dari ibadahnya kepada Allah SWT. K.H. Misbahul Anam

memandang bahwa urusan dunia tidak harus dipisahkan dengan urusan ibadah

yang berdimensi transendental. Karena itu, harta kekayaan sangat penting untuk

mendukung kontinuitas ibadah dalam pengertian luas, kepada Allah SWT. secara

totalitas.

Kyai juga sering menekankan agar setiap ikhwan Tijani untuk melakukan

setiap langkah dimulai dari diri sendiri, baru kemudian melihat pada orang lain.

Page 62: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

51

Dengan demikian, setiap orang telah berlomba-lomba melakukan kebajikan sesuai

dengan kemampuan.

Berbagai macam strategi digunakan untuk melembagakan tarekat dalam

kehidupan sehari-hari. Sehingga akan memberikan dukungan bagi kemajuan

masyarakat. Para pengikut tarekat Tijaniyah di Pesantren al-Umm berasal dari

kalangan majemuk, baik ekonomi, sosial pendidikan maupun strata kehidupan

lainnya. Karena itu, Kyai Misbah selaku mursyid atau muqaddam berupaya

memberikan kemudahan-kemudahan bagi pengikut Tijaniyah dalam melakukan

kehidupan tarekat. Seperti dalam bidang ekonomi, Kyai Misbah dan ikhwan tijani

mendirikan Usaha Bersama al-Syuhada (Ubasyada) yang terhimpun dalam

kelompok al-Tujar. Koperasi ini adalah Salah satu wadah ekonomi yang

berbentuk koperasi dan bertujuan untuk memberikan bantuan modal kepada

masyarakat, khususnya para pedagang.

Kehadiran tarekat Tijaniyah dengan dukungan Pesantren yang dipimpin

oleh Kyai Misbahul Anam serta berdirinya koperasi Ubasyada menjadi pelengkap

dalam perubahan dan pembaharuan pada kehidupan keberagaman masyarakat,

serta mempunyai dampak positif dalam kehidupan sosial ekonomi yang

menyangkut kesejahteraan hidup. Hal ini dirasakan oleh bapak Asep dengan

ungkapan sebagai berikut:

“Pada awalnya saya merasa berat menjalani zikir dan ajaran tarekat

Tijaniyah. Tetapi setelah diamalkan, saya merasa tenang dan damai dalam

menjalani hidup. Adanya Koperasi Ubasyada juga memudahkan dalam

mencari modal untuk usaha sehingga ekonomi saya menjadi lebih baik”.9

9 Wawancara Pribadi dengan Bapak Asep sebagai Ikhwan Tijani dan anggota Koperasi

Usaha Bersama al-Syuhada, Tangerang 19 Agustus 2011.

Page 63: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

52

B. Peran Pesantren Terhadap Perekonomian

Pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran mengembangkan

misi universal Islam dengan tujuan mewujudkan cita-cita sosial sebagaimana yang

dikehendaki Islam yaitu sebagai rahmatan lil’alamîn. Tujuan ini pada gilirannya

mengantarkan pesantren untuk beperan secara multidimensional dalam

lingkungannya. Lembaga ini bukan hanya menggeluti bidang pendidikan bagi

santri, menyebarkan nilai-nilai di masyarakat saja. Tetapi, pesantren juga ikut

serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan

perekonomian. Misi besar ini membutuhkan seorang pemimpin yang dapat

membantu tercapainya cita-cita. Figur pemimpin dalam pesantren sangatlah

dibutuhkan sebagai agen perubahan.

Pesantren pada umumnya dipimpin oleh seorang figur kharismatik yang

menjadi pusat dalam penentuan arah dan pengambilan kebijakan. Secara

tradisional adanya seorang tokoh yang biasa disebut Kiyai (ulama) merupakan

aspek mutlak dalam sistem kepesantrenan, selain aspek santri, masjid, dan

pondok. Meskipun secara formal terdapat organisasi dan struktur kepengaruhan

dalam pesantren, kehadiran dan pengaruh seorang tokoh pimpinan kharismatik itu

tetap dipandang menonjol. Adapun karisma seorang tokoh di lingkungan

pesantren sedikitnya ditentukan oleh tiga faktor: keturunan, keluasan ilmu, dan

ketaatan beribadah. Dalam konteks seperti inilah akhirnya diketahui bahwa tokoh

pemimpin pesantren dalam praktiknya tidak saja bertanggung jawab dalam urusan

pengelolaan pesantren, tetapi juga sebagai guru dalam berbagai aspek ilmu agama,

sosial masyarakat dan ekonomi.

Page 64: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

53

Pondok Pesantren al-Umm sebagai lembaga pendidikan dan pusat tarekat

Tijani, tidak terlepas dari seorang pemimpin yaitu K.H. Misbahul Anam. Kyai

mempunyai peranan strata sosial sebagai perumus aspirasi dari kesadaran

masyarakat. Faktor kepemimpinan seorang Kyai, seperti Kyai Misbah sangat

menentukan dalam pengambilan keputusan bagi masyarakat. Dalam dunia tarekat,

seorang Kyai mempunyai sisi yang sangat menentukan. Berbeda dengan

lingkungan non tarekat yang mana pemimpin tidak bisa memaksakan

kehendaknya tanpa dilandasi alasan kuat.

Secara lebih terperinci, peran Pondok Pesantren al-Umm dalam usaha

pengembangan masyarakat, di antaranya sebagai berikut: pertama, kegiatan

tabligh kepada masyarakat yang dilakukan dalam konteks pesantren. Kegiatan ini

dihadiri bukan saja oleh jamaah tarekat Tijaniyah yang tinggal diseputar Pondok

Pesantren al-Umm, melainkan dari berbagai wilayah Jakarta. Kedua, Majelis

Ta‟lim atau pengajian yang bersifat umum yang diselenggarakan di luar kompleks

Pondok Pesantren al-Umm. Dan ketiga, bimbingan hikmah berupa nasihat dari

K.H. Misbahul Anam kepada orang yang datang minta diberikan amalan-amalan

yang harus dilakukan untuk mencapai hajat, seperti nasihat-nasihat agama dan

sebagainya.

Dalam bidang perekonomian, pemimpin tarekat dan ikhwan tarekat

Tijaniyah membentuk suatu wadah ekonomi dengan nama Usaha Bersama al-

Syuhada (Ubasyada) yang didirikan pada tanggal 4 Agustus 1999. Koperasi ini

pada awalnya didirikan oleh 22 (dua puluh dua) anggota yang berhasil

mengumpulkan modal awal sebesar Rp. 2.750.000,00 (dua juta tujuh ratus lima

Page 65: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

54

puluh ribu rupiah). Modal awal ini mulai dikelola dengan meminjamkan kepada

anggota atau peminjam lain yang membutuhkan.10

Alasan dan tujuan awal dirintisnya Usaha Bersama al-Syuhada adalah

menolong mansyarakat yang tidak mempunyai modal untuk membuka usaha

sendiri, memperbaiki perekonomian masyarakat yang saat itu mayoritas

perekonomiannya pada posisi menengah ke bawah. Hal ini terlihat jelas pada

kondisi masyarakat yang semakin terpuruk akibat kurang tercukupinya kebutuhan

hidup. Perubahan zaman yang semakin modern dan menantang mengakibatkan

sulitnya mendirikan usaha sendiri. Sehingga masyarakat semakin terpinggirkan

oleh kaum urban (pendatang) yang lebih maju dan berkehidupan layak. Letak

geografis yang sangat strategis, lokasi yang terbilang cukup ramai dan pusat

perbelanjaan yang mudah dijangkau mendorong kemajuan perekonomian

masyarakat. Hal ini menjadi alasan penting mengapa ikhwan tijani dan K.H.

Misbahul Anam merintis koperasi Ubasyada.

Adanya koperasi Ubasyada, ternyata masyarakat merespon dengan cukup

baik dan menambah semangat untuk meneruskan perjuangan ini yang memang

masyarakat sangat membutuhkan. Syarat dan kewajiban yang harus dipenuhipun

tidaklah sulit. Tidak ada syarat-syarat khusus, layaknya koperasi atau bank simpan

pinjam yang syarat akan dokumen. Peminjam cukup mengisi formulir

permohonan menjadi anggota dan perjanjian secara kekeluargaan saja. Seperti

kapan peminjam harus melunasi dan berapa jumlahnya dan lain-lain. Bapak

10

Kumpulan berkas yang diperoleh dari Koperasi Usaha Bersama al-Syuhada (Ubasyada),

Tangerang, 13 September 2011

Page 66: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

55

Anang mengatakan bahwa “peminjam terkadang ada yang tidak mengembalikan

modal dengan semestinya dan ada juga yang tidak melunasi sama sekali”.11

Keadaan semacam ini mengakibatkan banyaknya kendala, terutama modal

yang semakin berkurang sehingga untuk mengatasinya peminjam akan diberikan

modal sesuai dengan modal yang ada. Sistem yang dipergunakan adalah sistem

syirkah. K.H. Misbahul Anam mengatakan bahwa kelompok al-Tujar dan

Ubasyada ingin memperbaiki perekonomian masyarakat dengan memberikan

kemudahan dalam mencari modal supaya masyarakat terlepas dari kungkungan

riba yang sangat menjebak masyarakat. Seperti, bank-bank yang ada saat ini.

Hambatan yang lain adalah kurangnya pengalaman dalam menejemen

koperasi karena semua anggota Ubasyada tidak berpengalaman dalam hal itu.

Oleh karena itu, pihak koperasi memperluas jaringan usaha, bekerjasama dengan

bank-bank lain untuk menambah modal dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang

berkenaan dengan menejemen perkoperasian.

Pada tahun 2003, Ubasyada melakukan kerjasama dengan Bank

Muamalat, Bank Syariah, Bank Bukopin, dan Bank JABAR. Ubasyada juga

melaksanakan berbagai pelatihan-pelatihan. Seperti, pelatihan tentang

peningkatan SDM Koperasi yang diadakan oleh Dinas UMKM Provinsi Banten,

pelatihan tetang Bussines Plan yang diadakan oleh Yayasan MICRA, pelatihan

tentang prinsip Syari‟ah yang diadakan oleh Microfin, dan lain-lain. Kerjasama

dan berbagai pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas

kerja masing-masing karyawan menjadi lebih baik.

11

Wawancara dengan Bapak Anang Pimpinan Koperasi Ubasyada, Tangerang, 11 Juli

2011.

Page 67: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

56

Pengalaman, pelatihan, respon masyarakat dan semakin banyak

masyarakat yang membutuhkan modal, semakin berkembanglah Usaha Bersama

al-Syuhada ini. Hal ini dapat diketahui dari bertambahnya jumlah anggota yang

tercatat sejumlah 5.785 (data tahun 2010) yang terdiri dari anggota penuh dan

calon anggota. Modal yang dikelola oleh Ubasyada bertambah hingga saat ini

sebesar + Rp. 4.000.000.000.000,00 (empat milyar rupiah).12

Pada tanggal 5 Maret 2003, Ubasyada yang merupakan lembaga usaha

berbadan hukum kopersi yang menerapkan prinsip-prinsip syari‟ah dalam

kegiatan usahanya telah disahkan Menteri Koperasi dengan dikeluarkan Surat

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil Menengah

Republik Indonesia dengan Nomor 518/7/BH/Dis. KUK dengan nama Koperasi

Serba Usaha (KSU) UBASYADA yang beralamat di Jalan Dewi Sartika Gang.

Nangka Cimanggis No: 2 RT 001/010 Desa Ciputat, Kecamatan Ciputat,

Kabupaten Tanggerang (sekarang Kota Tanggerang Selatan), Provinsi Banten.13

Ada beberapa faktor yang melatar belakangi berkembangnya Usaha

Bersama al-Syuhada. Pertama, visi dan misi usaha ini sangatlah baik yaitu

menegakkan syariat islam dalam sektor perekonomian dan membangum

masyarakat ekonomi (pedagang) yang Islami. Tujuan utama Ubasyada adalah

untuk membangun, memberdayakan dan meningkatkan ekonomi umat Islam.

Kedua, tidak terlalu banyak persyaratan. Ketiga, memperkenalkan suatu

12

Kumpulan berkas yang diperoleh dari Koperasi Usaha Bersama al-Syuhada

(Ubasyada), Tangerang, 13 September 2011 13

Kumpulan berkas yang diperoleh dari Koperasi Usaha Bersama al-Syuhada

(Ubasyada), Tangerang, 13 September 2011

Page 68: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

57

kedamaian dengan ajaran tarekat Tijaniyah yang berkecimpung dalam dunia

ekonomi.

Tarekat Tijaniyah memang tidak secara langsung mengatakan adanya

ajaran-ajaran perekonomian. Menurut bapak Anang (pimpinan Ubasyada), sejarah

kehidupan Syekh Ahmad Tijani yang tidak melarang mencari harta dunia dan

sikap hidup Syekh Ahmad Tijani sudah dapat dijadikan referensi bahwa tarekat

Tijaniyah tidak melarang pengikut Tijaniyah untuk berhubungan dengan dunia

materi dan hal ini menjadi salah satu motivasi agar pengikut Tijaniyah

berkehidupan layak.14 K.H. Misbah juga menegaskan ungkapan pa Anang sebagai

berikut :

“Tidak ada ajaran yang mendetail tentang perekonomian dalam

tarekat Tijaniyah. Akan tetapi, Syekh Ahmad al-Tijani tidak pernah

melarang untuk mencari harta dunia, bahkan Syekh Tijani dalam

sejarahnya pernah menikahkan 100 orang dan dipenuhi kebutuhan

hidupnya. Hal ini menunjukan bahwa Syekh memperbolehkan pengikut

Tijani untuk memiliki harta asalkan tidak rakus akan hartanya”.15

Kelompok al-Tujar dan Ubasyada mempunyai hubungan yang kuat dengan

tarekat Tijaniyah yang dipimpin K.H. Misbahul Anam. Karena, para pendiri

Ubasyada adalah ikhwan tijani yang merupakan murid dari K.H. Misbahul Anam.

Ajaran atau ilmu-ilmu tentang tarekat Tijaniyah terserap dan terealisasi dalam

kehidupan masyarakat secara langsung melalui Koperasi Usaha Bersama

(Ubasyada).

Kegiatan-kegiatan yang bersifat ketarekatan dapat dibuktikan dengan

adanya tausiah dan zikir bersama yang dilakukan secara rutin setiap malam Senin

14

Wawancara Pribadi dengan Bapak Anang sebagai Pimpinan Koperasi Ubasyada

Tangerang, 11 Juli 2011. 15

Wawancara Pribadi dengan K.H. Misbahul Anam sebagai Pimpinan Pondok Pesantren

al-Umm, Tangerang, 12 Mei 2011.

Page 69: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

58

dan malam Jumat. Kegiatan ini telah terjadwal dan biasanya dilaksanakan di

kantor Ubasyada sendiri atau di Pondok Pesantren al-Umm sampai sekarang.

Keberanian para ikhwan tijani untuk membentuk koperasi Ubasyada dan

berbgai kegiatan ketarekatan membuktikan bahwa doktrin-doktrin tarekat

Tijaniyah tidak menjadikan mereka jumud akan kehidupan dunia. Tetapi, mereka

tetap berkecimpung dalam keduniawian dengan berpegang pada syari‟at sebagai

benteng moral dan tidak menjadikan mereka lupa akan dirinya untuk

bermasyarakat, dalam artian mencari sumber kehidupan. Dengan demikian,

prilaku yang dilakukan oleh sebagian ikhwan tijani sejalan dengan pesan

Rasulallah SAW. kepada Syekh Ahmad al-Tijani yaitu:

إلزم ىذه الطرٌقة من غٍر خلوة وال اعحزل من الخلٍفة ححً جصل مقامل الذي وعدت بو و

(٤٣:جواىر المعانً ج اول ). انث علً حالل من غٍر ضٍق وال حرج وال مشرة مجاىدة

Artinya: “Tekunilah tarekat ini tanpa berkhalwat atau mengisolirkan diri dari

kehidupan sosial kemasyarakatan, sampai kamu mencapai kedudukan

yang telah dijanjikan kepadamu dengan tanpa merasa sempit, sedih

dan tidak pula banyak berusaha keras”.16

Pemahaman zuhud dalam kalangan al-Tijani juga sangat mempengaruhi.

Kebutuhan ruhiyah sebagai manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

dapat terpenuhi dengan ajaran dan zikir Tijani, serta perubahan zaman modern

yang syarat akan tuntutan harta juga dapat dilaksanankan dengan dasar al-Qur‟an

dan Hadits.

Kelompok al-Tujar dan Ubasyada ini juga secara tidak langsung

mengajarkan kepada para santri Pondok Pesantren al-Umm yang mayoritas

16

Ali Harazim Ibnu Arabi, Jawahirul Ma’ni, h. 43.

Page 70: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

59

seorang mahasiswa untuk berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya dengan layak

tanpa mengabaikan kehidupan ruhiyahnya. Bahkan, K.H. Misbahul Anam sendiri

mengatakan bahwa Kyai atau penda‟wah itu haruslah mapan dan kaya agar tujuan

dakwah lebih mudah terealisasi. Walaupun itu bukan satu-satunya cara untuk

mensyiarkan syari‟at Islam.

Tarekat Tijaniyah yang terjun di bidang ekonomi dalam bentuk Usaha

Bersama al-Syuhada (Ubasyada) juga menegaskan bahwa tarekat Tijanyah

bukanlah tarekat yang eksklusif (tertutup) dan tidak memikirkan berbagai konflik

di masyarakat tetapi terbuka dan mengikuti zaman tanpa mengabaikan syariat

Islam. K.H. Misbahul Anam sendiri menginginkan agar pengikut Tijaniyah lebih

kritis dalam semua persoalan. Seperti yang dikemukakan beliau sebagai berikut:

“Visi misi didirikannya Pesantren al-Umm adalah membentuk

ulama plus dengan maksud mencetak ulama yang berintelektual sunni dan

berintelektual yang salafi”.17

C. Analisis

Selama ini tasawuf memang dipandang sebelah mata oleh sebagian

kalangan umat Islam. Bahkan, tidak jarang hujatan dan cacian dialamatkan pada

tasawuf dengan mengatakan tasawuf membuat keberagaman umat Islam stagnan,

tasawuf membuat orang ekslusif, tasawuf mengukung pemikiran umat Islam,

tasawuf hanya monopoli kaum marginal dan lain sebagainya.

Stetmen ini terlontar diakibatkan karena adanya perbedaan pemahaman

dan perbedaan pola pikir. Sekilas, tampaknya memang akan sulit bagi kita untuk

17

Wawancara Pribadi dengan K.H. Misbahul Anam Sebagai Pimpinan Pondok Pesantren

al-Umm, Tangerang, 12 Mei 2011.

Page 71: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

60

menghubungkan antara tradisi tasawuf dengan kehidupan politik, demokrasi,

kebudayaan dan ekonomi. Tasawuf adalah cara hidup atau jalan mistik.

Bagaimana bentuknya dan ajarannya, apa saja yang mendasarinya, tasawuf

menitikberatkan pada upaya untuk mengembangkan potensinya sehingga

mencapai tahap kesempurnaan, dan cenderung mengabaikan keduniawian.

Sedangkan ekonomi mengharuskan untuk bersentuhan langsung dengan

kehidupan duniawi yang syarat akan berlimpahnya harta, kebutuhan materi dan

pencapaian kekuasaan. Tradisi tasawuf ini lebih bersifat transendental, sedangkan

politik, kebudayaan dan ekonomi lebih bersifat horizontal.

Hubungan antara tasawuf dengan ekonomi masih dianggap tabu oleh

kalangan masyarakat karena sifat mistik yang dimiliki tasawuf cukup mentradisi.

Dalam kehidupan mistik dikenal dengan metode berkhalwat yaitu mengasingkan

diri dari kehidupan ramai untuk mencapai taraf kesempurnaan ruhani. Para mistik

memusatkan perhatiannya kepada upaya untuk mencapai kebenaran melalui

mujahadah, zikir, dan lain-lain. Mereka menekankan pentingnya pelepasan diri

dari berbagai ikatan dengan yang selain Dia (Allah). Jadi antara kedua aspek itu,

ekonomi dan mistik, tampak sangat kontradiktif.

Al-Qur‟an maupun Hadist Rasulallah SAW. sebenarnya banyak yang

menjelaskan tentang perekonomian dalam kehidupan dunia, baik yang bernada

mendeskreditkan dunia dan ada pula yang menganggapnya positif. Turunnya ayat-

ayat yang bernada mendeskripsikan dunia, seperti dalam firman Allah SWT:

Page 72: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

61

Artinya: “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang

kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”.18

Sedangkan ajaran-ajaran yang memandang positif tehadap dunia, seperti

dalam firman Allah SWT:

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada

orang lain) sebaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka bumi). Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”19

Dari pemahaman terhadap ajaran-ajaran tadi, lahirlah pemaknaan yang

menumbuhkan konsep zuhud dalam tasawuf. Dalam rentang sejarahnya,

pengaplikasian dari konsep ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam: yakni

zuhud sebagai maqam dan zuhud sebagai akhlak Islam.20

Konsep zuhud sebagai maqam adalah dunia dan Tuhan dipandang sebagai

dua hal yang harus dipisahkan. Sedangkan zuhud sebagai akhlak Islam, bisa diberi

makna sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Sikap tersebut merupakan

reaksi terhadap ketimpangan sosial, politik, dan ekonomi yang mengitarinya, yang

pada suatu saat dipergunakan untuk memotivasi masyarakat dari keterpurukan

ekonomi dan memobilisasi gerakan masa untuk menumpas berbagai macam

18

QS. Al-a‟laa: 16-17 19

QS. Al-qashash: 77. 20

Moh Toriquddin, Sekularitas Tasawuf: Membumikan Tasawuf dalam Dunia Modern

(Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 222.

Page 73: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

62

bentuk ketidakadilan di muka bumi ini. Sehingga, formulasinya bisa berbeda-beda

sesuai dengan tuntunan zamannya.21

Sebagian orang, zuhud dianggap sebagai faham asketisme. Sekitar abad

ke-1 dan ke-2 Hijriyah, asketisme Islam pada waktu itu mempunyai beberapa

karakteristik. Pertama, asketisme ini berdasarkan ide yang berakar menjauhi hal-

hal duniawi, demi meraih pahala akhirat, ide berakar pada al-Qur‟an dan al-

Sunnah. Kedua, asketisme bercorak praktis dan para pendirinya tidak menaruh

perhatian terhadap penyusunan prinsip-prinsip. Saran praktisnya adalah hidup

dalam ketenangan dan kesederhanaan, secara penuh, tidak makan dan minum,

banyak beribadah dan mengingat Allah SWT. Sehingga dapat dikategorikan pada

tujuan moral.

Abad ke-3 Hijriyah terjadi peralihan yang cukup signifikan. Para penganut

asketisme mulai cenderung memperbincangkan konsep-konsep yang sebelumnya

tidak dikenal pada zaman Nabi. Selain itu, mereka sudah mulai menyusun aturan-

aturan praktis bagi tarekat mereka dan mempunyai bahasa simbolik khusus yang

hanya dikenal dalam kalangan mereka sendiri, yang asing bagi kalangan diluar

mereka.

Dalam konteks zuhud dan asketisme, tarekat Tijaniyah di Pondok

Pesantren al-Umm tidak mengarah pada kejumudan umat Islam. Justru,

memberikan pemahaman baru dalam konsep zuhud yang berkaitan dengan

kahidupan duniawi.

21

Moh Toriquddin, Sekularitas Tasawuf: Membumikan Tasawuf dalam Dunia Modern, h.

223.

Page 74: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

63

Zuhud dikalangan tarekat Tijaniyah di Pondok Pesantren al-Umm tidak

lagi beranggapan bahwa seseorang harus meninggalkan kehidupan duniawi, baik

sosial, ekonomi, maupun politik. Akan tetapi, pengikut tarekat Tijaniyah diajarkan

untuk menyeimbangkan antara kehidupan jasmani dan kehidupan ruhani. Seperti

yang disampaikan oleh K.H. Misbahul Anam sebagai pimpinan Pondok Pesantren

al-Umm menegaskan bahwa zuhud bukan berarti melepaskan diri dari

permasalahan kehidupan sosial, apalagi kehidupan zaman sekarang yang penuh

dengan berbagai konflik, baik ekonomi, sains, teknologi, politik atau persoalan

agama itu sendiri. Akan tetapi, bagaimana mencari harta dan memposisikan harta

sebagai perantara mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Penulis juga berpendapat bahwa tarekat Tijaniyah di Pondok Pesantren al-

Umm dapat dikategorikan pada aliran neo-sufisme. Menurut Fazlur Rahman

selaku penggagas istilah ini, neo-sufisme adalah “reformed sufism”, sufisme yang

diperbaharui. Neo-sufisme mengalihkan pusat pengamatan kepada rekonstruksi

sosio-moral masyarakat muslim, sedangkan sufisme terdahulu terkesan lebih

bersifat individual dan “hampir” tidak melibatkan diri dalam hal-hal

kemasyarakatan. Oleh karena itu, karakter keseluruhan neo-sufisme adalah

“puritanis dan aktivis”.22

Tujuan neo-sufisme adalah penekanan yang lebih intens pada penguatan

iman sesuai dengan prinsip-prinsip akidah Islam dan penilaian terhadap kehidupan

duniawi sama pentingnya dengan kehidupan ukhrawi. Sehingga, neo-sufisme

selalu mendorong dan memotivasi pengikutnya agar aktif dan kreatif dalam

22

A. Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme (Jakarta: Rajawali Pers,

1999 ), h. 314

Page 75: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

64

kehidupan ini, baik yang bersifat karya-karya praktis maupun dalam kreativitas

intelektual.23

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan referensi untuk menguatkan bahwa

tarekat Tijaniyah di Pondok Pesantren al-Umm termasuk dalam aliran neo-

sufisme. Yaitu:

1. KH. Misbahul Anam selaku pimpinan Pondok Pesantren al-Umm, ikut

serta dalam organisasi Front Pembela Islam (FPI) yang lahir pada tanggal 17

Agustus 1998. Ide dan format gagasan itu berawal dari pertemuan-pertemuan

yang dilakukan K.H. Misbahul Anam dan Habib Rizieq Shihab. Organisasi ini

dibentuk dengan dasar kian maraknya ketidakadilan hukum serta kian banyaknya

penindasan terhadap rakyat kecil dan bebasnya praktik prostitusi dan kemaksiatan.

Tarekat Tijanyahi disini ikut berperan dalam memperjuangkan syari‟at Islam dan

sekaligus memperkenalkan bahkan menyebarkan tarekat secara perlahan. Hal ini

dapat membuktikan bahwa tarekat dapat berhubungan dengan dunia perpolitikan.

2. K.H. Misbahul Anam dan pengikut tarekat Tijaniyah mendirikan

koperasi Usaha Bersama al-Syuhada (Ubasyada) dalam kelompok al-Tujar dengan

visi dan misi yaitu menegakan syariat Isam dalam sektor perekonomian dan

membangun masyarakat ekonomi yang Islami. Koperasi ini dapat memberikan

kemudahan dalam mendapatkan modal dan masyarakat terlepas dari kungkungan

riba yang sangat menjebak masyarakat. Seperti, bank-bank yang ada saat ini.

Usaha ini adalah perubahan dan keberanian tarekat Tijaniyah untuk bersikap lebih

terbuka dalam berbagai hal dan berusaha menghilangkan pandangan bahwa

23

A. Rivay Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, h. 315

Page 76: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

65

tarekat sebagai pemicu kejumudan umat Islam. Gerakan ini menjadi aspirasi baru

bagi pemahaman penganut tarekat yang notabennya bersifat mistis.

3. Pengikut tarekat Tijaniyah mempunyai profesi yang cukup beragam dari

pedagang, wirausaha, pegawai negeri bahkan mahasiswa. Banyaknya mahasisiwa

yang menjadi ikhwan Tijani dari berbagai jurusan menjadi pemicu tumbuhnya

gerakan-gerakan baru tanpa menyalahi aturan-aturan syari‟at dan tarekat

Tijaniyah.

Penulis mengamati dan menyimpulkan bahwa Tarekat Tijaniyah juga

menjadi tumpuan dalam berbagai permasalah yang muncul di masyarakat yang

diakibatkan adanya perubahan dan tuntutan zaman yang semakin modern.

Kebutuhan masyarakat akan ketenagan, kedamaian dan pendekatan spiritual

menjadi alasan penting tarekat Tijaniyah untuk terjun dalam dunia sosial, ekonomi

maupun politik.

Page 77: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tarekat Tijaniyah adalah salah satu gerakan tarekat yang berpengaruh

bagi kehidupan keagamaan, sosial, politik dan ekonomi masyarakat Ciputat.

Keberadaannya tersebut memiliki urgensitas bagi pembangunan kualitas

kagamaan masyarakat Ciputat, baik pada tataran konseptual maupun praktik

keagamaan. Keberadaan tarekat Tijaniyah tampak dalam aktifitas para pengikut

Tijaniyah dan muqaddam di lembaga-lembaga pendidikan yaitu Pondok Pesantren

al-Umm dan sosial kemasyarakatan, termasuk juga dalam lembaga yang didirikan

langsung oleh K.H. Misbahul Anam yaitu Front Pembela Islam (FPI).

Adapun sepak terjang mursyid atau muqaddam dan ikhwan tarekat

Tijaniyah dalam bidang ekonomi adalah terbentuknya kelompok pedagang yang

menamakannya sebagai kelompok al-Tujar. Wadah ekonomi dengan nama Usaha

Bersama al-Syuhada ini mampu membantu masyarakat khususnya pedagang

lemah untuk memperbaiki kehidupan ekonomi dengan memberikan modal usaha.

Adanya koperasi Ubasyada seakan melengkapi peran seorang ikhwan Tijani

sebagai bentuk transformasi Islam dan penerapan syariat berdasarkan al-Quran

dan Hadits.

Usaha Tarekat Tijaniyah dalam berbagai bidang, baik kegiatan sosial,

politik atau ekonomi adalah wujud dari penentangan adanya ajaran tasawuf yang

memandang sebelah mata tentang duniawi, tasawuf membuat keberagaman umat

Islam stagnan, tasawuf membuat orang eksklusif dan tasawuf mengukung

Page 78: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

67

pemikiran umat Islam. Namun, Tarekat Tjaniyah menyamakan kedudukan antara

kepentingan Ruhiyah dengan jasmaniah dalam hal ini duniawi.

Koperasi Usaha Bersama al-Syuhada (Ubasyada) yang didirikan pada

tahun 1999 oleh Ikwan Tijani menggambarkan bahwa ajaran tentang Zuhud yang

banyak dipahami oleh sebagian kalangan sebagai penolakan duniawi, ternyata

dipahami oleh pengikut tarekat Tijaniyah dengan berbeda yakni zuhud bukan

menghindar dari dari keduniawian akan tetapi lebih kepada pemanfaatan yaitu

mempergunakan harta untuk urusan akhirat. Ajaran ini mempunyai pengaruh

besar dalam pola pikir dan sikap para pengikut tarekat Tijaniyah dalam

memandang harta dunia. Sekaligus sebagai motivator yang besar dalam

menghadapi persoalan duniawi. Koperasi Ubasyada inilah sebagai realisasi

pemikiran mereka dalam memahami ajaran-ajaran tarekat Tijaniyah.

B. Saran-saran

1. Perkembangan tarekat Tijaniyah di Pondok Pesantren al-Umm cukup

pesat. Oleh karena itu, diharapkan kepada pihak pengelola tarekat untuk

meningkatkan menejemen organisasi.

2. Alangkah baiknya jika semua lapisan tokoh sentral tarekat Tijaniyah bisa

menyesuaikan diri dengan semua lapisan masyarakat, agar terjalin

hubungan yang harmonis antara keduanya dan meningkatkan

perkembangan tarekat lebih lanjut.

Page 79: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

68

3. Mengenai kitab-kitab yang diajarkan di kalangan tarekat Tijaniyah,

sebaiknya diajarkan pula di masyarakat umum. Sehingga, pengetahuan

masyarakat mengenai tarekat Tijaniyah cukup memadai.

4. Perbanyaklah mengadakan pengajian khusus tentang tarekat Tijaniyah

sebagai usaha sosialisasi tarekat terhadap masyarakat. Sehingga tarekat

tidak lagi dianggap suatu ajaran yang sesat, mistik dan tabu.

5. Usaha bersama al-Syuhada membutuhkan menejeman yang baik untuk

merelokasikan modal yang ada dan bekerja sama dengan intansi-intansi

yang mendukung dalam perkembangan Usaha Bersama al-Syuhada.

6. Koperasi harus sering mengadakan studi banding dengan lembaga-

lembaga simpan pinjam yang lain dan mengikuti berbagai pelatihan-

pelatihan yang mendukung untuk meningkatkan kinerja dalam koperasi

baik.

Page 80: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

DAFTAR PUSTAKA

Adilin Sila, Moh. dkk. Sufi Perkotaan: Menguak Fenomena Spiritualitas Tengah

Kehidupan Modern. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama,

2007.

Ali, Yunasril. Jalan Kearifan Sufi: Tasawuf Sebagai Terapi Derita Manusia. Jakarta :

Seambi, 2002.

Anam, Misbahul dan Miftahudin, Buya. Sebuah Penyejuk Umat dari Zaman ke

Zaman. Jakarta: Gema Al Furqan, 2005.

------- , Mutiara Terpendam: Khazanah Spiritual Wali Agung Syeh Ahmad bin

Muhammad al-Tijani. Jakarta: al-Husna, 2003.

Arabi, Ali Harazim Ibnu. Jawahirul Ma’ni. Mesir: Abbas bin Salam, 1937.

Badruzzaman, Ikhyan. Thariqat Tijaniyah di Indonesia. Garut: Zawiyah Thariqat

Tijaniyah, 2007.

Basalamah, Sholeh dan Anam, Misbahul. Tijaniyah Menjawab dengan Kitab dan

Sunnah. Jakarta: Kalam Pustaka, 2006.

Basri, Husen Hasan. dkk. Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Umat. Jakarta:

Prasasti, 2007

Daudy , Ahmad. Kuliah Ilmu Tasawuf Jakarta: Bulan Bintang, 1998.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesntren : Studi Tentnag Pandangan Hidup Kyai.

Jakarta: LP3ES, 1983.

Fathullah, A. Fauzan Adhiman. Thariqah Tijaniyah: Mengemban Amanat Lil

‘Alamin. Kalimantan Selatan: Yayasan Al-Ansari Banjarmasin, 2007.

Hamid, M.Yunus A. Risalah Singkat Thariqah al-Tijani. Jakarta: Yayasan

Pendidikan dan Dakwah Tarbiyah Al-Tijaniyah, 2008.

------- , Meraih Mahkota Mutiara, Haqiqah dan Ma’rifah. Jakarta: Yayasan

Pendidikan dan DakwahTarbiyah Al-Tijaniyah, 2008.

J. Witteveen. Tasawuf In Action. Jakarta: Serambi, 2004.

Page 81: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

Khalil, Ahmad. Merengkuh Bahagia dengan Al-Qur’an, Tasawuf, dan Psikologi.

Malang: UIN Malang Press, 2007.

Madjid, Nurcholish. Pesantren dan Pembaharua: Pesantren dan Tasawuf. Jakarta:

LP3ES, 1988.

------- , Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina, 1997.

Mulyati, Sri. Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indones.

Jakarta: Pranada Media, 2005.

Narwoko, J. Dwi. dan Bagong Suyanto. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan.

Jakarta: Kencana, 2007.

Najar, Amir. Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern. Jakarta: Mizan, 2002.

Nasr, Sayyed Hussein. Ensiklopedi Tematis Spiritual. Bandung: Mizan, 2003.

Rabbani, Al-Faidh. Manaqib al-Qutubul Kamil Khotmul Auliya al-Maktum Sayyidina

Syekh Ahmad bin Muhammad al-Hasani Al-Tijani, Penerjemah al-Fakir

Miftahuddin asy-Syafi’i al-Tijani bin Qusthoni (T.tn., T.tp., 2009).

Rohman, Ahmad, ed. Ensiklopedi Tasawuf. Jakarta: Angkasa, 2008.

Siregar, Ahmad Rivay. Tasawuf dari sufisme klasik ke Neo-sufisme. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1999.

Siroj, Sayid Aqil. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam Sebagai

Inspirasi: Bukan Aspirasi. Bandung: Mizan, 2006.

Taftazani, Abu al-Wafa. Sufi dari Zaman ke Zaman. Bandung: Pustaka, 1997.

Toriquddin, Moh. Sekularitas Tasawuf, Membumikan Tasawuf dalam Dunia Modern.

Malang: UIN Malang Press. 2008.

Usman Said, dkk. Pengantar ilmu Tasawuf. Sumatera Utara: Proyek Pembinaan

Perguruan Tinggi Agama Institut Agama Islam Negeri, 1982.

Uwaisi, Fakhrudin Ahmad dan Basalamah, Sholeh. Syekh Ahmad Al-Tijani:

Keturunan Rasulallah yang Mirip Rasulallah SAW. Jatibarang: TIM Santri

Pondok Pesantren Darussalam, 2009.

Page 82: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

BUKTI WAWANCARA DENGAN PIMPINAN

PONDOK PESANTREN AL-UMM

Nama : KH. Misbahul Anam

Profesi/kedudukan : Mursyid atau muqaddam

Tanggal wawancara : 12 Mei 2011

Alamat : Pondok Pesantren al-Umm

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Kapan dan siapa yang membawa tarekat Tijaniyah masuk ke Cempaka Putih?

Jawab: Sejak tahun 1994 sampai sekarang dan K.H. Misbahul Anam sebagai

muqaddam yang di bai’at oleh Syekh Sholeh Basalamah dari Jatibarang Brebes.

2. Berapa anggota Tijaniyah di Cempaka Putih?

Jawab: Jumlah keanggotaan pengikut tarekat Tijaniyah di luar pesantren yaitu

Desa Cempaka Putih sendiri tidak dapat diketahui dengan pasti karena

penerimaan anggota baru dilaksanakan secara alamiah, tidak melalui proses

administrasi yang bersifat birokratis. Sedangkan santri Pondok Pesantren al-Umm

yang telah menjadi ikhwan Tijani sekitar 100 santri.

3. Siapakah orang yang dibolehkan mengikuti Tijaniyah dan mayoritas berprofesi

sebagai apa?

Jawab: Semua kalangan masyarakat dapat menjadi ikhwan dan pengikut tarekat

Tijaniyah. Pengikut tarekat Tijaniyah di Cempaka Putih mempunyai latar

belakang yang beragam, mulai dari pengusaha, pedagang, pegawai negeri, sopir

dan mahasiswa perguruan Tinggi, terutama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Syarat-syarat apa saja untuk menjadi pengikut Tijaniyah di Cempaka Putih?

Jawab: Seseorang yang hendak menjadi ikhwan Tijani harus menjalankan sholat

lima waktu dengan baik terlebih dahulu dan siap menjalankan syari’at Islam.

Page 83: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

Syarat-syarat selanjutnya dapat dilihat pada buku-buku pedoman tarekat

Tijaniyah.

5. Bagaimana metode untuk mengembangkan Tijaniyah di Cempaka Putih?

Jawab: Sebenarnya tarekat Tijani telah disebarkan 3 tahun sebelum berdirinya

Pondok Pesantren al-Umm. Tarekat Tijaniyah disebar luaskan dengan cara

pendekatan-pendekatan secara personal terhadap orang yang dikenal dengan baik,

memberikan berbagai tausiah di berbagai tempat, dari berbagai pengajian, dari

masjid ke masjid, atau ketika menyampaikan ceramah dalam berbagai

kesempatan dengan menyisipkan ajaran-ajaran tarekat Tijaniyah.

6. Apakah Tijaniyah di Cempaka Putih mempunyai struktur organisasi dalam

penyebarannya?

Jawab: Struktur organisasi yang diterapkan di Pondok Pesantren al-Umm tidak

terlembagakan secara sistematis. Maksudnya adalah dasar strukturnya hanya

ditentukan oleh hubungan murid dengan guru atau sesama murid.

7. Pada hal/persoalan apa yang paling diprioritaskan, perdagangan, sosial, politik,

atau keagamaanya saja?

Jawab: Yang paling diperioritaskan adalah persoalan keagamaan, dalam hal ini

pendekatan diri kepada Allah SWT. Persoalan ekonomi, ikhwan Tijani

membentuk koperasi yang dinamakan Usaha Bersama al-Syuhada dan Ubasyada

yang bertujuan untuk meminjamkan modal khususnya pedagang-pedagang lemah.

8. Adakah ajaran Tijaniyah yang menjelaskan tentang perekonomian (persoalan

mencari harta dunia)?

Jawab: Tidak ada ajaran yang mendetail tentang perekonomian dalam tarekat

Tijaniyah. Akan tetapi, Syekh Ahmad al-Tijani tidak pernah melarang untuk

mencari harta dunia, bahkan Syekh Tijani dalam sejarahnya pernah menikahkan

100 orang dan dipenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini menunjukan bahwa Syekh

memperbolehkan pengikut Tijani untuk memiliki harta asalkan tidak rakus akan

hartanya.

Page 84: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

9. Adakah dzikir-dzikir khusus untuk seseorang yang mempunyai profesi yang

berbeda-beda (pedagang, pegawai sipil, wirausaha dan mahasiswa)?

Jawab: Tidak ada zikir-zikir khusus untuk meningkatkan perdagangan atau

memudahkan usaha. Tarekat Tijani hanya mengajarkan wirid-wirid yang ada.

Insyaallah bermanfat.

10. Ritual/ajaran keagamaan apa saja yang biasa dilakukan?

Jawab: Melakukan zikir yang terdiri dari wirid Lazimah, wirid Wazifah, wirid

Hailallah dan wirid ikhtiariyah. Setiap hari Jum’at dilaksanakan zikir bersama,

setelah shalat ashar dilanjutkan ceramah yang dilakukan pimpinan Pondok

Pesantren al-Umm.

11.Adakah kendala yang dialami selama menyebarkan ajaran Tijaniyah? tarekat

Tijaniyah dianggap sangatlah mistis dan tidak masuk akal. Tarekat Tijaniyah di

curigai sebagai gerakat tarekat yang diindikasi sebagai ajaran sesat. Lambat laun

masyarakat mulai sadar bahwa Tijani bukanlah ajaran sesat, bahkan mereka mulai

ikut dan menjadi ikhwan Tijani.

12. Apa misi dan visi tarekat Tijaniyah dan harapan dari bapak kyai sendiri?

Jawab: Visi misinya adalah membentuk ulama plus dengan maksud mencetak

ulama yang berintelektual sunni dan berintelektual yang salafi.

13. Bagaimana pandangan Tijani dan Kyai KH. Misbahul Anam sendiri tentang

Zuhud?

Jawab: Pengikut Tijani boleh memiliki harta, mempunyai mobil, menjadi

pemimpin, berpenampilan layak dan lain-lain dengan alasan untuk mendekatkan

diri kepada Allah. Jadi, zuhud bukan menghindar dari keduniawian akan tetapi

lebih kepada pemanfaatan yaitu mempergunakan harta untuk urusan akhirat.

Ciputat, 07 Juli 2011

Narasumber

KH. Misbahul Anam

Muqaddam Ciputat

Page 85: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

BUKTI WAWANCARA DENGAN PIMPINAN

PONDOK PESANTREN AL-UMM

Nama : KH. Misbahul Anam

Profesi/kedudukan : Mursyid atau muqaddam

Tanggal wawancara : Kamis, 7 Juli 2011

Alamat : Jl. Wr. Supratman Gang Jamlang No. 30 Cempaka Putih

Ciputat Tangerang Selatan.

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Kapan berdirinya koperasi Ubasyada dalam kelompok al-Tujar ?

Jawab: Sekitar tahun 1999.

2. Sistem apa yang dipakai dalam koperasi al-Syuhada?

Jawab: Sistem yang dipakai adalah Syirkah, peminjaman tanpa riba.

3. Apa syarat dan kewajiban jika hendak masuk koperasi al-Syuhada?

Jawab: Tidak ada persyaratan khusus kecuali mengisi formulir dan perjanjian

secara kekeluargaan, serta mau menjalankan syari’at Islam.

4. Apa alasan dan tujuan awal ketika hendak mendirikan kopersi Ubasyada?

Jawab: Tujuan utama adalah menolong dan memperbaiki kehidupan masyarakat

yang memang mayoritas kalangan menengah kebawah, termasuk santri Pondok

Pesantren al-Umm.

5. Bagaiman respon masyarakat Cemapaka Putih dengan adanya al-Syuhada?

Jawab: Sangat senang dan antusias sekali karena masyarakat Cempaka Putih dan

sekitarnya memang membutuhkan bantuan dalam persoalan modal.

6. Bagaimana perkembangan koperasi Ubasyada dari mulai berdiri sampai

sekarang?

Jawab: Koperasi Ubasyada berjalan denga baik. Akan tetapi kendalanya pada

modal yang cukup minim sedangkan peminjam semakin hari semakin banyak.

Page 86: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

Untuk itu, koperasi hanya meminjamkan modal secukupnya dengan disesuaikan

modal.

7. Bagaimana pandangan bapak Kyai tentang ekonomi Islam ?

Jawab: Ekonomi Islam adalah sistem perekonomian yang berlandaskan Islam.

Zaman sekarang masyarakat terjebak dam sistem riba yang ditawarkan oleh

sejumlah bank. Oleh kerena itu kelompok al-Tujar, ikhwan Tijani membentuk

wadah ekonomi dengan nama Usaha Bersama al-Syuhada untuk menghindari

sistem riba dan rentenir.

8. Apakah seorang Tijaniyan diperbolehkan mencari harta sedangkan tarekat identik

dengan ajaran zuhudnya?

Jawab: Tidak masalah mempunyai harta dunia asal jangan rakus karena harta

salah satu alat untuk merealisasikan ibadah.Walaupun tarekat Tijani tidak

menafikan adanya ajaran zuhud.

9. Pedoman/dasar apa yang saja yang dipakai untuk menjelaskan tentang pencarian

harta dunia?

Jawab: Ajaran tarekat Tijaniyah adalah ajaran al-Qur’an dan al-Sunnah. Jadi,

pedoman mencari hartapun berpedoman pada al-Qur’an dan al-Sunnah.

10. Apa saja yang dilakukan Ubasyada dalam perbaikan ekonomi, terutama

masyarakat Cempaka Putih ?

Jawab: Memberikan kemudahan dalam pencarian modal supaya masyarakat

terlepas dari kungkungan riba dan membantu sebaik-baiknya.

11. Adakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam koperasi al-Syuhada yang

bercorak tarekat. Misalnya mengadakan pengajian rutin, zikir bersama atau

kegiatan lain?

Jawab: Awal berdirinya koperasi Ubasyada adalah para ikhwan Tijani dan banyak

anggota Ubasyada ikut dalam zikir bersama hari jum’at yang dilakukan secara

rutin di Pondok Pesantren al-Umm dan setiap seminggu sekali mengadakan

pengajian-pengajian yang dihadiri penceramah secara bergantian.

12. Keinginan apa yang hendak Kyai Misbahul Anam sampaikan dan apa cita-cita

Kyai dengan adanya tarekat Tijaniyah dan al-Tujar ?

Page 87: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

Jawab: Secara keseluruhan “menginginkan Indonesia menjalankan syari’at Islam

dan bertarekat Tijani”

Ciputat, 07 Juli 2011

Narasumber

KH. Misbahul Anam

Page 88: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

BUKTI WAWANCARA DENGAN PIMPINAN

KOPERASI UBASYADA

Nama : Bapak Anang

Profesi/kedudukan : Ketua koperasi Ubasyada dan anggota kelompok al-Tujar

Tanggal wawancara : Senin, 11 Juli 2011

Alamat : Jl. Dewi Sartika Gang. Nangka Cimanggis No:2 RT 001/010

Ciputat, Tangerang, Banten.

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Kapan koperasi Ubasyada didirikan (profil) ?

Jawab: Koperasi Ubasyada secara resmi berdiri pada tahun 1999.

2. Siapa pelopor awal berdirinya koperasi Ubasyada?

Jawab: Pelopor awal berdirinya koperasi Ubasyada adalah pengikut tarekat Tijani

yang berjumlah 22 orang, mengumpulkan dana sebesar Rp. 2.750.000,00 dan

sepakat mendirikan koperasi simpan pinjam.

3. Sistem apa yang digunakan dalam koperasi Ubasyada ?

Jawab: Sistem yang digunakan koperasi Ubasyada yaitu Syirkah.

4. Apa syarat dan kewajiban jika hendak masuk koperasi Ubasyada?

Jawab: Tidak banyak persyaratan yang diajukan. Ttetapi, peminjam cukup

mengisi formulir permohonan menjadi anggota dan perjanjian secara

kekeluargaan saja. Seperti kapan peminjam harus melunasi dan berapa jumlahnya

dan lain-lain.

5. Apa alasan dan tujuan awal ketika hendak mendirikan kopersi Ubasyada?

Jawab: Tujuan awal berdirinya koperasi Ubasyada adalah mensejahterakan

anggota Ubasyada. Karena koperasi Ubasyada semakin dikenal dan dibutuhkan

Page 89: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

maka tujuan itu pun semakin melebar yaitu untuk membantu kepentingan

masyarakat dalam soal usaha.

6. Bagaimana perkembangan koperasi Ubasyada dari mulai berdiri sampai

sekarang?

Jawab: Koperasi Ubasyada berdiri karena adanya kesulitan modal usaha untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu ikhwan Tijani yang terdiri dari 22

orang berinisiatif untuk mengumpulkan modal dengan menabung dan dapat

mengumpulkan modal sebesar Rp.2.750.000,-. Setelah berjalan cukup lama

akhirnya menambah menjadi 27 orang dan tahun 2010 modal terkumpul hingga

empat Milyar dari berbagai kerjasama dengan bank-bank lain.

7. Apa yang paling menghambat dalam koperasi Ubasyada?

Jawab: Kesulitan awal adalah modal tetapi sekarang alhamdulillah modal sudah

dapat dibilang mencukupi. Hambatan yang lain adalah kurangnya pengalaman

dalam menejemen koperasi karena semua anggota Ubasyada tidak berpengalaman

dalam hal itu.

8. Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengembangkan koperasi Ubasyada ?

Jawab: Memperluas jaringan usaha, bekerjasama dengan bank-bank lain untuk

menambah modal dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkenaan dengan

menejemen perkoperasian.

9. Apakah Ubasyada diperuntukan semua kalangan dan mayoritas berprofesi sebagai

apa?

Jawab: Untuk semua kalangan.

10. Bagaimana hubungan koperasi Ubasyada dengan KH. Misbahul Anam selaku

pimpinan Pondok Pesantren al-Umm ?

Jawab: Pendiri koperasi Ubasyada adalah murid sekaligus ikhwan Tijani sehingga

hubungan koperasi Ubasyada dengan KH. Misbahul Anam sangatlah dekat. Kyai

juga ikut andil dalam pengelolaan koperasi.

11. Bagaimana pandangan bapak tentang tarekat Tijaniyah apakah tarekat Tijaniyah

ada kaitannya dengan perekonomian ?

Page 90: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

Jawab: Tarekat Tijaniyah tidak secara langsung mengatakan adanya ajaran

perekonomian. Akan tetapi, sejarah kehidupan Syekh Ahmad Tijani yang tidak

melarang mencari harta dunia adalah salah satu motivasi agar pengikut Tijani

berkehidupan layak. KH. Misbah juga sering memberikan motivasi dalam

pekerjaan.

12. Kerjasama apa saja yang dilakukan Ubasyada dengan KH. Misbahul Anam dalam

mewujudkan perekonomian masyarakat?

Jawab: Selain sebagai penanam modal dan ikut dalam pengelolaan koperasi, kyai

juga sering memberikan siraman rohani setiap seminggu sekali, karena kita butuh

kedamaian hati.

13. Sebagai apa (posisi) bapak KH. Misbahul Anam di Ubasyada ?

Jawab: Penasehat koperasi Ubasyada, akan tetapi sekarang sudah lepas dengan

alasan koperasi Ubasyada sudah mandiri dan bisa berjalan dengan baik.

14. Adakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam koperasi Ubasyada yang

bercorak tarekat.

Jawab: Setiap seminggu sekali mengadakan pengajian rutin diantaranya tentang

tarekat Tijani.

Ciputat, 12 Juli 2011

Narasumber

Anang

(Ketua Koperasi Ubasyada)

Page 91: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren

Bacaan ritual dalam tarekat Tijaniyah yang lazim dilakukan oleh murid

dan ikhwan Tijaniyah.yaitu:

1. Wirid Lazim

Dalam sehari semalam wirid lazim diamalkan 2 kali yaitu pagi dan sore.

Pagi dimulai setelah sholat subuh sampai waktu zuhur paling lambat; waktu sore

dimulai setelah sholat asar sampai terbit fajar, bacaannya adalah :

a. Istigfar

b. shalawat Nabi

c. Hailallah

2. Wirid Wadzifah

Dalam sehari semalam dikerjakan satu kali, jika mampu istoqomah bisa

dua kali sehari semalam, sedangkan waktunya tidak mengikat dari selesai

sholat ashar sampai sholat ashar besoknya. Bacaannya adalah :

a. Istigfar

b.Shalawat Fatih

c. Hailallah

d. Jauharotul kamal

Page 92: TAREKAT TIJANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL-UMM DAN ... · tarekat Tijaniyah yang tumbuh dan berkembang yang dibuktikan dengan adanya majlis-majlis pengajian dan berdirinya pondok pesantren